• Tidak ada hasil yang ditemukan

Racik Kue Tradisional Penuh Gizi, Oskar Karyantono Lulus Terbaik S-2 FKM UNAIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Racik Kue Tradisional Penuh Gizi, Oskar Karyantono Lulus Terbaik S-2 FKM UNAIR"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Racik Kue Tradisional Penuh Gizi, Oskar Karyantono Lulus Terbaik S-2 FKM UNAIR

UNAIR NEWS – Kue Lepa adalah makanan tradisional Rote, Nusa Tenggara Timur. Makanan itu banyak dikonsumsi oleh semua kalangan, terutama anak sekolah. Karena itu kue lepa dapat dengan mudah ditemukan di kantin-kantin sekolah. Namun, kue ini masih memiliki kekurangan, yaitu miskin zat gizi karena bahannya hanya terdiri gula air, kelapa parut dan tepung jagung. Formulasi dengan menambahkan tepung daun kelor, tepung ikan teri, wijen, dan kacang tanah akan membuat kue kaya akan zat gizi, terutama energi, protein dan zink.

Hal inilah yang mengilhami Oskar Karyantono, S.Gz., M.Kes, melakukan penelitian tesis bertajuk “Kue Lepa Dengan Berbagai Formulasi Sebagai Alternatif Makanan Tambahan untuk Anak Sekolah Dasar”. Tesis tersebut menunjang kelulusan Oskar menjadi wisudawan terbaik jenjang S-2 Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UNAIR, dengan IPK 3,94.

”Kami diwanti-wanti dosen dan pembimbing, agar jangan membuat tesis atau penelitian hanya untuk mendapatkan gelar. Jadi penelitian saya harus bermanfaat untuk masyarakat Rote Ndao, sederhana, dan mudah diaplikasikan masyarakat,” kata pria kelahiran Dompu, NTB, 13 Januari 1974 ini.

Dalam memulai penelitian, Oskar belajar membuat kue lepa yang baik dan benar. Ia belajar ke beberapa orang ahli membuat kue.

Lalu menyiapkan bahan di Laboratorium Gizi FKM sebelum diuji organoleptik ke panelis terbatas untuk memilih beberapa formula terbaik.

“Secara umum tidak ada kendala berarti, karena selama penelitian saya selalu mendapat bantuan dari teman-teman, dosen dan pembimbing saya di FKM UNAIR,” ujarnya.

(2)

Oskar berharap, kue lepa itu dapat dijadikan alternatif makanan tambahan atau camilan sehat untuk memenuhi gizi anak- anak. Oskar juga berencana menemui bupati dan Ketua PKK Kabupaten Rote Ndao untuk mengadvokasi hasil penelitiannya ini. Ia berharap diberi izin dan mendapat fasilitas untuk mensosialisasikan ke anggota PKK dan masyarakat.

“Untuk meraih keberhasilan itu tidak bisa hanya dengan berandai-andai. Lakukan kerja nyata! Ilmu itu simpanan, kuncinya adalah pertanyaan, maka bertanyalah. Kemudian Allah memberikan pahala kepada empat orang, orang yang bertanya, yang menjawab, yang mendengar dan orang yang mencintai mereka,” katanya memberikan motivasi. (*)

Penulis : Lovita Marta Fabella Editor : Dilan Salsabila

3 Prodi di UNAIR Siap Akreditasi Tingkat ASEAN

UNAIR NEWS – Berbagai upaya terus digalakkan oleh Universitas Airlangga untuk mencapai target menuju 500 kampus kelas dunia di tahun 2020. Salah satunya yakni dengan meningkatkan jumlah Program Studi (Prodi) yang mendapatkan akreditasi.

Kali ini tim akreditasi ASEAN University Network (AUN) siap untuk menilai perkembangan tiga prodi di UNAIR. Tiga prodi yang diakreditasi yaitu Manajemen, Ilmu Kesehatan Masyarakat, dan Sastra Inggris. Akreditasi tingkat ASEAN tersebut akan berlangsung selama tiga hari, mulai tanggal 20 hingga 22 Desember 2016.

Acara pembukaan yang dilangsungkan di Ruang 301 Gedung

(3)

Kahuripan, pada Selasa (20/12) dihadiri oleh Rektor UNAIR Prof. Dr. Moh. Nasih, SE., MT., Ak., CMA. bersama jajaran pejabat di lingkungan kantor manajemen dan fakultas di lingkungan UNAIR. Di hadapan para asesor, Prof. Nasih menyatakan bahwa akreditasi AUN ini menjadi sebuah kehormatan besar bagi UNAIR. Pasalnya, tidak semua perguruan tinggi memiliki kesempatan untuk dinilai oleh AUN.

Guru Besar FEB UNAIR tersebut juga menambahkan bahwa hingga saat ini, ada enam prodi tingkat S1 di UNAIR yang telah diakreditasi oleh AUN. Keenam prodi tersebut yakni Pendidikan Dokter, Ilmu Hukum, Pendidikan Dokter Hewan, Pendidikan Apoteker, Biologi, dan Kimia.

“UNAIR telah merencanakan bahwa nantinya lebih banyak program S1 yang akan diakreditasi oleh AUN. Sehingga lebih banyak prodi yang akan diakui secara internasional di kawasan ASEAN,”

jelas Prof. Nasih. “Dengan ini saya harap nantinya akan membawa beberapa dampak terutama untuk peringkat UNAIR di tingkat internasional,” imbuhnya.

Ditemui seusai acara pembukaan, salah satu asesor dari University of Santo Tomas Filipina Dr. Patricia Empeleo mengungkapkan, kali ini pihaknya sangat memberikan apresiasi dengan berlangsungnya akreditasi AUN di UNAIR.

“UNAIR telah menyiapkan dengan baik untuk penilaian AUN ini, dan selamat atas pencapaiannya selama ini. UNAIR sudah berada di langkah yang tepat,” ungkapnya.

Hal senada diungkapkan oleh salah satu asesor dari Srinakharinwirot University Thailand Prof. Dr. Kunyada Anuwong. Baginya, UNAIR telah memiliki berbagai keunggulan, utamanya dalam nilai berbagai akreditasi yang telah dilakukan UNAIR selama ini.

“Saya melihat kalau UNAIR sudah dapat nilai tinggi dalam penilaian MBA QA. Tidak banyak universitas yang saya lihat di dunia ini punya nilai yang tinggi,” jelasnya.

(4)

Mewakili prodi yang diakreditasi, Kepala Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat FKM UNAIR Corie Indria Prasasti, S.KM., M.Kes, mengungkapkan, dengan adanya akreditasi AUN ini prodi yang dipimpinnya tersebut bisa terus berkembang lebih baik.

Baginya, dengan peningkatan kualitas prodi, hal itu akan berdampak pada kualitas mahasiswa dan lulusan yang akan terjun di dunia kerja.

Disinggung mengenai target skor yang didapat, Corie pun optimis bisa mencapai angka yang baik. “Semoga bisa dapat skor 5, atau mendekati itu,” pungkasnya. (*)

Penulis: Nuri Hermawan Editor: Dilan Salsabila

Departemen Gizi FKM UNAIR Gelar Seminar Gizi Olahraga

UNAIR NEWS – Seorang atlet membutuhkan perhitungan gizi yang sesuai dengan kondisi fisik dan jenis olahraga yang ditekuni.

Itulah yang menjadi intisari dari seminar “Sportsnutrition:

Penatalaksanaan Gizi Olahraga pada Atlet untuk Meningkatkan Performa dalam Bertanding”, Sabtu (17/12).

Seminar diselenggarakan oleh akademisi Departemen Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, di Aula Kahuripan 300. Seminar itu dihadiri oleh peserta dari berbagai kalangan yang menggeluti dunia olahraga dan gizi, seperti atlet, mahasiswa pendidikan olahraga, dan umum.

Seminar itu dihadiri berbagai pakar di bidangnya di antaranya adalah Dr. Sri Adiningsih, dr., MS, MCN sebagai ahli gizi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur yang juga

(5)

dosen Gizi FKM UNAIR, Dr. Bambang Purwanto, dr., M.Kes dosen Fakultas Kedokteran UNAIR dan pengurus KONI Jatim, Prof. Dr.

Hardinsyah., MS Ketua Umum PERGIZI PANGAN, Mury Kuswari, M.Si Ketua Umum Asosiasi Nutrisionis Olahraga dan Kebugaran Indonesia (ANOKI), Nazhif Gifari, S.Gz, M.Si dan Albert Juwono atlet dance sport peraih tiga medali emas PON XIX Jawa Barat.

Dekan FKM UNAIR Prof. Dr. dr. Tri Mariana, MS, yang turut hadir dan membuka acara itu menjelaskan, penatalaksanaan gizi sudah terbukti pada pelaksanaan PON XIX Jabar. “Dengan jumlah 47 medali yang diperoleh oleh mahasiswa UNAIR, salah satunya dari FKM yang memperoleh satu medali perak,” imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Departemen Gizi Dr. Annis Catur Adi, Ir., M.Si, menyampaikan, gizi diperlukan untuk mencapai kecerdasan dan kesehatan fisik. “Sangat perlu asupan gizi apalagi untuk atlet karena yang harus kita ingat atlet bukan sebagai alat, namun sebagai aset,” ungkap Annis.

Dosen FK UNAIR memaparkan, tentang acid atau alkali water dalam kaitannya dengan rehidrasi pasca olahraga. “Sekarang ini banyak sekali kemasan minuman mengklaim menjadi minuman yang cocok untuk diminum setelah olahraga. Hal tersebut terjadi karena ketidaktahuan masyarakat,” imbuhnya. (*)

Penulis: Akhmad Janni Editor: Defrina Sukma S

Meneliti HIV-AIDS, Imelda

Manurung Lulus Terbaik S-3

(6)

FKM UNAIR

UNAIR NEWS – Tren kasus HIV dan AIDS masih terus meningkat di seluruh wilayah di Indonesia, termasuk di seluruh kabupaten di Provinsi NTT. Data tahun 2015 menunjukkan, distribusi kasus HIV dan AIDS berdasarkan pekerjaan pengidapnya, paling tinggi berasal dari ibu rumah tangga.

Hal inilah yang mendorong Imelda Februati Ester Manurung, SKM., M.Kes, mengangkat topik penelitian disertasi dengan judul “Model Pemberdayaan Hamba Tuhan dalam Mendukung Individu Berisiko HIV dan AIDS untuk Melakukan Voluntary Counselling Testing (VCT) di Provinsi Nusa Tenggara Timur”. Tesis itu ikut mengantarkan wanita kelahiran Laras, 20 Februari 1979, meraih predikat wisudawan terbaik dengan IPK hampir sempurna, 3,98.

Pelaksanaan penelitian diawali dengan pengusulan izin penelitian mulai di tingkat provinsi, lalu ke tingkat Kabupaten dan Kota Kupang, sampai akhirnya ke Kantor Sinode GMIT untuk memperoleh data di setiap gereja GMIT di Kota Kupang.

Kemudian pada tahap kedua, ia melihat pengaruh pelatihan pemberdayaan HIV terhadap health literacy (pengetahuan tentang HIV dan AIDS, keterampilan mengidentifikasi individu berisiko HIV dan keterampilan memberikan dukungan VCT) hamba Tuhan.

“Dari hasil pelatihan menunjukkan terdapat peningkatan yang bermakna tingkat health literacy pada hamba Tuhan bila dibandingkan sebelum dan sesudah pelatihan,” katanya.

Selanjutnya, penelitian Imelda diakhiri dengan koordinasi bersama hamba Tuhan pada kelompok intervensi, yaitu yang mengikuti pelatihan. Selama melakukan penelitian, perempuan yang juga dosen di Universitas Udayana (Undana) Kupang ini mengaku mengalami sedikit kendala.

“Awalnya ada stigma yang berasal dari hamba Tuhan, namun

(7)

dengan sharing yang lebih dalam berkaitan penelitian, mendorong hamba Tuhan bersedia berpartisipasi,” tutur Imelda.

Ke depan, wanita penggemar nonton dan membaca ini berharap agar pemerintah melaksanakan program pencegahan HIV berbasis masyarakat dengan memberdayakan hamba Tuhan. Cara yang disarankan, dengan melakukan intervensi terhadap faktor kepemimpinan melayani health literacy dan trust. Khusus pada faktor health literacy, pemerintah dapat melakukan intervensi dengan menggunakan modul pelatihan dari hasil penelitian ini.

Pemerintah juga dapat melibatkan hamba Tuhan yang sudah dilatih pada penelitian ini untuk kegiatan dukungan VCT di masyarakat.

“Hamba Tuhan yang sudah dilatih agar tetap memberikan dukungan pada individu berisiko HIV dan AIDS untuk melakukan VCT dan tetap terlibat mensosialisasikan isu HIV dan AIDS untuk meningkatkan kesadaran masyarakat,” pungkasnya.

Sebagai wisudawan terbaik, pesan dan motivasi dari Imelda untuk mahasiswa UNAIR yang masih studi, bahwa berdoa dan bekerja adalah kunci keberhasilannya. “Tetap semangat dan jangan mudah menyerah. Meskipun ide kita masih ditolak pembimbing, revisi masih banyak, jadikanlah semua itu sumber semangat untuk lebih banyak belajar mencapai yang terbaik,”

katanya. (*)

Penulis: Lovita Marta Fabella Editor: Dilan Salsabila.

Kepala Pusat Kesehatan TNI

(8)

AD: Waspadai Bioterorism di Indonesia

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga (UNAIR) kembali menggelar seminar nasional. Kali ini, Jumat (16/12), Prodi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (AKK) Program Magister Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) mengundang Kepala Pusat Kesehatan TNI Angkatan Darat, Mayor Jenderal dr. Bambang Pratomo Sulistyanto, M.M, sebagai narasumber dalam seminar tersebut.

Seminar yang dihelat di Aula Garuda Mukti, Kantor Manajemen, Kampus C tersebut bertajuk “Upaya Meningkatkan Ketahanan Nasional Bidang Kesehatan Melalui Upaya Internalisasi Sistem Kesehatan Nasional”. Turut hadir Wakil Rektor I Prof. Djoko Santoso, dr., Ph.D., Sp.PD., K-GH., FINASIM, mewakili Rektor UNAIR memberikan sambutan dihadapan ratusan peserta seminar.

Dalam sambutannya, Prof. Djoko menyampaikan 5 mandat dari UNESCO.

“Yaitu To Know, To Do. Jadi gak hanya mengerti, tapi juga dilaksanakan, dikerjakan. Setelah itu To Be, artinya menjadi manusia bukan secara personal, tetapi sebagai makhluk sosial,”

jelasnya.

M a y j e n T N I d r .

(9)

B a m b a n g P r a t o m o Sulistyanto, M.M, (Foto: UNAIR NEWS)

“Yang keempat To Live Together. Sebagai makhluk sosial, kita harus mampu hidup bersama dengan human being di seluruh dunia.

Yang terakhir, Iqro, artinya membaca. Membaca bukan hanya ketika belajar membaca di awal saja, tapi juga mulai membaca dan belajar apapun bidang ilmunya sepanjang hayat,” imbuhnya.

Prof. Djoko mengatakan, seminar nasional ini merupakan bentuk keberlanjutan dari sebuah kegiatan yang memiliki pengaruh positif. “Karena segala kegiatan positif yang mendukung peningkatan ketahanan nasional harus dipertahankan, maka sustainability itu perlu dan harus dijaga,” ujarnya.

Mengawali pembicaraan Mayjen Bambang mengatakan, sebagai seorang militer dirinya paham betul bahwa peperangan tidak hanya di bidang militer, namun juga nir militer, salah satunya adalah kesehatan.

Akhir-akhir ini, Mayjen Bambang menyoroti penggunaan senjata biologi sebagai media teror atau biasa disebut bioterorism.

“Dalam masalah kesehatan, kita harus mewaspadai terkait ancaman senjata biologi,” ujarnya.

Mayjen Bambang mengingatkan bahwa peperangan dengan senjata biologi bisa berdampak fatal. Pasalnya, perang dengan m e n g g u n a k a n s e n j a t a p a d a u m u m n y a a k a n l e b i h m u d a h diidentifikasi. Namun bioterorism akan sangat sulit dilacak.

“Kalau pakai senjata perang, akan sangat mudah ketahuan. Tapi kalau sudah berbahan biologi seperti virus atau bakteri, sulit diketahui siapa yang buat, dari mana asalnya. Biaya produksinya juga murah, tapi sangat mematikan dan berdampak,”

jelasnya.

Mayjen Bambang memberikan contoh pengembangan senjata biologi yang digunakan sebagai senjata pembunuh massal, salah satunya

(10)

adalah perang di Suriah. Banyak dugaan yang menganggap bahwa Suriah menggunakan salah satu senyawa berbahaya bernama Gas Sarin, cairan tidak berwarna, tidak berbau, yang berpotensi ekstrim sebagai agen saraf.

“Korbannya 70 ribu orang. Ini sudah merupakan kejahatan perang,” tandasnya.

Di akhir pemaparannya, Mayjen Bambang mengingatkan bahwa ketahanan nasional dimulai dari semangat individu dalam membangun ketahanan pribadi.

“Mari kita bangun kembali semangat untuk membangun ketahanan pribadi, yang diawali dengan profesionalisme diri, yang akan mendorong ketahanan keluarga, dan akhirnya bermuara pada ketahanan negara,” serunya.

“Ke depan, perkembangan ketahanan kesehatan nasional itu akan bergantung pada para pemuda Indonesia saat ini,” imbuhnya mengakhiri. (*)

Penulis : Dilan Salsabila Editor : Binti Q. Masruroh

Pengmas Mahasiswa Magister Keperawatan Sosialisasikan Optimalisasi Bank Sampah

UNAIR NEWS – Dalam tiga bulan terakhir ini silih berganti mahasiswa Fakultas Keperawatan (FKp) Universitas Airlangga aktif melaksanakan pengabdian kepada masyarakat (Pengmas).

Perwujudan salah satu Tri Darma perguruan tinggi itu dilakukan oleh mahasiswa program professi (S-1) dan Program Magister

(11)

Keperawatan yang terdiri empat peminatan: minat jiwa, komunitas, medical bedah, dan manajemen.

Pengmas yang terbaru, Senin (5/12) 2016 dilaksanakan mahasiswa Program Magister Keperawatan minat komunitas di Balai RW V Kelurahan Dupak Bangunsari, Kec. Krembangan Surabaya. Pada waktu yang sama di Balai RW IV Dupak Bangunsari juga ada PKL lanjutan mahasiswa program professi S-1 kelompok B gelombang II FKp UNAIR. Sebelum ini PKL mahasiswa professi kelompok B gelombang I di Kel. Dupak Bandarejo, 16 Oktober 2016. Kemudian 8 November 2016 kelompok B-17 gelombang II membuka pelayanan kesehatan (tujuh layanan) di RW IV Dupak ketika 43 mahasiswa profesi S1 melanjutkan praktik kuliah lapangan (PKL) selama tujuh minggu di wilayah itu.

Kemudian disusul pengmas 19 mahasiswa Program Magister Keperawatan minat jiwa di Rumah Sakit PHC Surabaya (15/11) 2016. Bahkan sebelum melaksanakan di RW V Dupak Bangunsari kemarin, 16 mahasiswa S-2 Keperawatan minat komunitas ini melaksanakan baksos di Banyuwangi. Yang ini juga dibenarkan oleh Bagus Sholeh Apriyanto, ketua kelompok minat komunitas ini.

Pengmas di RW V Dupak Bangunsari ini, mahasiswa menginisiasi

“Perilaku Kecendekiawanan Sosialisasi dan Optimalisasi Program Bank Sampah”. Topik itu dipilih, menurut Bagus, untuk mengupayakan kebersihan lingkungan di kawasan yang padat penduduk ini. Apalagi sebelumnya di kawasan sekitar Rusun Dupak ini sudah pernah ada bank sampah, tetapi kemudian mati, dan sekarang dimotivasi untuk berdiri lagi.

Kepada anggota PKK RT dan RW serta tokoh masyarakat, mahasiswa S-2 FKp itu antara lain memberi penyuluhan tentang sampah.

Sebab jika tidak terorganisir, sampah bisa menimbulkan dampak negatif. Jika dibiarkan menumpuk dan menimbulkan bau, bisa mengundang tikus dan menyebabkan penyakit diare, desentri, pes, tipus, dsb. Jika terbuang masuk selokan air (got) bisa menyumbat got dan membuat air tergenang, sehingga bisa jadi

(12)

sarang berkembangbiaknya nyamuk. Gigitan nyamuk bisa menyebabkan demam berdarah dan malaria. Jika sampah dibakar maka asap pembakarannya mengganggu pernafasan serta mencemari lingkungan.

WARGA RW V Dupak Bangunsari bersama mahasiswa Program Magister Keperawatan FKp UNAIR, usai acara sosialisasi bank sampah.

(Foto: Bambang Bes)

Guna meyakinkan warga bahwa keberadaan bank sampah sangat positif, untuk segi teknis pendirian dan keberadaannya, mahasiswa menghadirkan Pudjiati, fasilitator Bank Sampah Manyar Mandiri asal Manyar Sabrangan. Dipamerkan oleh Pudjiati, bahwa bank sampah di tempatnya pernah dalam setahun bisa menghasilkan uang Rp 32 juta.

”Sasaran mendirikan bank sampah hendaknya bukan karena uang, tetapi penyelamatan lingkungan. Jika tujuannya uang, bila harga sedang turun, bisa-bisa malas dan tutup. Tapi kalau tujuannya penyelamatan lingkungan, maka akan awet dan bahkan langgeng,” kata Pudjiati.

Karena itu disarankan mencari pengurus yang “tahan banting”,

(13)

karena pada tahap rintisan itu butuh sosok yang mau berkorban dan kerja keras. Untuk itu sebagai pengurus RT-RW dan tokoh warga, diharapkan menjadi pioner yang mau memberi contoh dalam memilah-milah sampah di rumahnya.

“Ingat, bank sampah bukan menganjurkan warga untuk menjadi pemulung, tetapi memilah sampah di rumahnya sendiri. Sampah kering untuk bank sampah, sampah basah untuk kompos, saya jamin lingkungan akan menjadi bersih dan sehat,” kata Pudjiati.

Sampah kering yang bisa dipilah antara lain botol plastik bening, botol plastik bersablon, kertas grenjeng, kardus/kertas, dan segala logam. Mekanismenya, paling awal memilah sampah, kemudian menyetorkan ke bank sampah. Lalu penimbangan tidak perlu menunggu sampai banyak. Berapapun timbangannya dicacat di buku tabungan nasabah. Bila sudah memenuhi jumlah tertentu, barulah disetor ke pengepul.

Selain sosialisasi bank sampah, mahasiswa juga mengajari warga untuk membuat “jebakan nyamuk” (perangkap nyamuk) yang terbuat dari botol minuman bekas untuk menampung air gula dicampur ragi roti. Campuran ini akan bereaksi menjadi karbon-dioksida yang aromanya disukai nyamuk. Karena suka, nyamuk akan mencari dan masuk ke dalam perangkap tetapi tidak bisa keluar, sehingga mati di dalamnya. (*)

Penulis: Bambang Bes

Tigapagi dan Silampukau

(14)

Ramaikan Acara RECUSIA

UNAIR NEWS – Gelaran acara pentas seni RECUSIA (Reculture Indonesia) yang diselenggarakan di Atrium Surabaya Town Square pada Minggu, (4/12), berlangsung meriah. RECUSIA merupakan rangkaian acara dari program kerja Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UNAIR yaitu Project of Public Health (POPH), program kerja tahunan BEM FKM untuk memeriahkan Dies Natalis FKM ke-23.

Pada malam puncak, gelaran RECUSIA dimeriahkan dengan penampilan dua band Indie yakni Silampukau dan Tigapagi. Kedua band tersebut berhasil memukau pengunjung yang hadir dengan menyanyikan lagu andalan mereka. Grup band asal Bandung Tigapagi menampilkan lantunan melodi Sunda dan membawakan lagu andalan, salah satunya yang berjudul Alang – alang. Sedangkan Silampukau menampilkan beberapa lagu, salah satunya adalah Si Pelanggan. Selain menyuguhkan hiburan musik, sesekali personil kedua band juga turut melontarkan humor segar untuk menambah semaraknya acara tersebut.

Selain mengundang band untuk menghibur, BEM FKM juga menyelenggarakan beragam kegiatan lainnya. Diawali demo home work out oleh klub olahraga Indobarian, dilanjutkan dengan talkshow kesehatan bersama Indah Kusuma, S. Ked (Finalis Miss Indonesia 2014) dan Triska Susila Nindya, S. Km, M.Ph (dosen FKM UNAIR).

Tidak hanya itu, pada acara tersebut juga dilengkapi Zumba dance, talkshow kewirausahaan dan kompetisi fotografi.

Sebelumnya, acara POPH juga diramaikan dengan berbagai kompetisi olahraga pada acara DEKAN CUP yang berlangsung pada pertengahan Oktober.

Dalam gelaran RECUSIA, juga dimeriahkan dengan adanya bazar makanan, pakaian, pernak-pernik hingga kaset lawas. Menurut Lidya selaku panitia RECUSIA mengatakan bahwa tema yang

(15)

dipilih diharapkan mampu menghidupkan dan menyampaikan kembali nilai-nilai budaya kepada para remaja yang sekarang sudah mulai terkikis.

“Harapannya kedepan supaya FKM lebih dikenal di masyarakat dan acara POPH akan lebih baik dan meriah dari sebelumnya,”

pungkas Lidya.(*)

Penulis : Faridah Hari Editor : Dilan Salsabila

Waspadai Virus Zika, FKM UNAIR Gelar Simposium “Virus Zika Kepung Indonesia”

UNAIR NEWS – Indonesia perlu memproteksi sejak dini dari ancaman virus zika. Pasalnya, virus tersebut sekarang sudah menyerang ke negara tetangga seperti beberapa kawasan di Singapura dan Malaysia. Meningkatnya prefalensi wabah dari setiap tahunnya ini, mengakibatkan status Indonesia saat ini berubah menjadi darurat nasional, meskipun saat ini masih di wilayah Jambi yang terindikasikan adanya virus ini.

Menanggapi kasus ini, sejumlah akademisi dan peneliti dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas bersama Airlangga Health Science Institute (AHSI) menggelar 1s t International Symposium of Public Health dengan mengusung tema

“Emerging and Re-emerging Disease” di Mercure Hotel Surabaya, Rabu (30/11).

Pertemuan yang melibatkan 164 peserta ini berasal dari berbagai kalangan seperti Mahasiswa S1, S2 dan S3 FKM UNAIR,

(16)

FKM Universitas Diponegoro, Universitas Brawijaya, Universitas Soedirman, UMI Makassar, Rumah Sakit Muji Rahayu dan Mahasiswa asing UNAIR asal Nigeria, Namibia, Yaman, dan Thailand. Turut hadir pula tiga pembicara utama yaitu Prof. Dr. Nasronudin, dr., Sp.PD., K-PTI, FINASIM., dengan materinya tentang The Role of Universitas Airlangga, Prof. Cordia Chu dengan materinya Managing and Handling Zika in Community Setting dan Dr. Pang Junxiong Vincent dari University of Singapore dengan materi epidemology of Zika.

“Kami mengundang praktisi kesehatan dari Singapura juga, karena disana sudah banyak penyebaran dari Virus Zika.

Sehingga hal ini dapat kita jadikan sebagai langkah untuk mewaspadai virus ini serta dapat dijadikan bahan penelitian pula bagi praktisi di Indoneia,” tutur siti Sumarni selaku ketua Panitia Simposium.

Sri Sumarni mengungkapkan bahwa, sebanyak 164 orang baik itu mahasiswa atau praktisi ikut andil dalam penelitian ini dan sebanyak 89 abstraksi diterima, 52 diantaranya siap untuk dipresentasikan untuk memperebutkan Best Oral dan Best Poster.

Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah dalam mencegah datangnya virus yang dibawa oleh nyamuk bergenus Aedes seperti Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus salah satunya yaitu di bandara. Untuk meminimalisir penyebaran penyakit, seperti yang diutarakan oleh Pimpinan AHSC di sela simposium tersebut.

“Orang yang baru datang dari wilayah endemik dan ada tanda- tanda terinveksi virus dilakukan pemisahan, kemudian dilakukan pemeriksaan kepada penderita Dangue Virus. Jika sedang hamil lebih baik tidak keluar negeri atau terpenting jangan samapai digigit nyamuk. Sejauh ini di Indonesia baru ditemukan satu wilayah yang diserang Virus Zika yaitu Jambi, di Jawa Timur dan Kalimantan masih nol” jelasnya. (*)

Penulis: Disih Sugianti Editor: Nuri Hermawan

(17)

Gali Ilmu di Lapangan, Mahasiswa PDD Banyuwangi Adakan ‘My Trip My Education’

UNAIR NEWS – Mahasiswa dituntut untuk lebih proaktif dalam mencari informasi dan relasi untuk kelancaran karirnya kelak setelah lulus menjadi sarjana. Selain mendapatkan ilmu pengetahuan melalui perkuliahan, studi literature dari jurnal- jurnal ilmiah, mahasiswa juga dituntut untuk dapat melakukan observasi langsung ke lapangan sehingga pengetahuan dunia kerja sebagai faktor penting yang harus diperhatikan dalam belajar sebagai mahasiswa.

Menurut Diansanto Prayoga S.KM.,M.Kes., Pembina Banyuwangi Public Health Assosiation (B-PHA) dalam rangka meningkatkan pengetahuan mahasiswa terkait dunia kerja, maka Divisi Career Preparation B-PHA sebagai himpunan mahasiswa (hima) prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat PDD Banyuwangi mengadakan kegiatan My Trip My Education (MTME) di PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (Sari Roti) dan Wisata Bhakti Alam di Tutur, Kab. Pasuruan, Jawa Timur, Minggu (8/11).

“Sejumlah 100 orang mahasiswa yang terdiri dari perwakilan angkatan 2014, 2015 dan 2016 yang didampingi oleh dosen dan bagian kemahasiswaan UNAIR PDD Banyuwangi bersama-sama mengunjungi dua lokasi sasaran tersebut,” tegasnya.

(18)

PESERTA kegiatan kunjungan MTME IKM PDD Universitas Airlngga di PT Nippon Indosari Corpindo Tbk di Pasuruan, Salasa (8/11).

(Foto: Laili Zarah M.)

Menurut Nur Risca Azizah (20), ketua pelaksanaan kegiatan, kegiatan MTME ini bertujuan untuk memfasilitasi mahasiswa jurusan kesehatan masyarakat di PDD Banyuwangi untuk menambah dan meningkatkan bekal keilmuan dan pengetahuannya, khususnya mengenai penerapan ilmu kesehatan lingkungan, ilmu kesehatan dan keselamatan kerja (K3), ilmu promosi kesehatan dan ilmu gizi di lapangan, yang didukung dengan penguasaan teori yang didapat selama proses belajar di kelas.

Studi ilmu K3 dan kesehatan lingkungan di PT Nippon Indosari Corpindo itu dipandu oleh narasumber Soffahmi Pratama Susanti, staf departemen Quality Assurance (QA) dan Quallity Control (QC). Ia merasa bangga dan senang mendapat kunjungan mahasiswa Universitas Ailangga ini. Karena itu ia berharap kunjungan di perusahaan ini bisa menjadi sebuah proses edukasi yang berkelanjutan.

Rochmad Ardiansyah P, (19), wakil ketua panitia menambahkan

(19)

bahwa sepulang dari kegiatan MTME ini para peserta diharapkan mampu memahami lebih mendalam tentang bagaimana bentuk-bentuk aplikasi ilmu kesehatan masyarakat secara langsung. “Agar tidak hanya berpacu pada teori semata,” kata Rochmad. (*) Penulis: Siti Mufaida

Editor : Bambang Bes

Tiap Individu Mesti Peduli dengan Potensi Kebakaran di Sekitarnya

UNAIR NEWS – Pelatihan Upaya Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja dilaksanakan di Aula Sumarto Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), Senin pagi (14/11). Event yang menurut rencana akan digelar selama dua hari berturut-turut ini merupakan rangkaian kegiatan Dies Natalis UNAIR ke-62. Para peserta dan undangan yang hadir tidak hanya dari internal kampus, ada juga peserta dari perguruan tinggi dan institusi lain, serta masyarakat umum. Pelatihan ini terselenggara atas kerja sama FKM UNAIR dengan Sub Direktorat K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) UNAIR.

Hadir sebagai pembicara di hari pertama, Dr. A. Siswanto (pengenalan potensi bahaya kebakaran di tempat kerja), Sho’im Hidayat, dr., M.KKK (analisis risiko bahaya kebakaran), Dr.

Setya Haksama drg., M.Kes dan M. Farid Dimyati Lusno, dr., M.KL., (keduanya berbicara tentang manajemen bencana), serta Mulyono S.KM., M.Kes (pengenalan sarana proteksi kebakaran aktif dan pasif). Sedangkan di hari kedua, hadir sebagai pemateri Dr. M. Nurtam., Drs., MM. dan Dani Nasirul Haqi, S.KM., M.KKK. Mereka akan menyampaikan soal tanggap darurat

(20)

kasus kebakaran serta memandu simulasi penanganan kebakaran.

“Dengan pelatihan ini, para peserta akan memiliki wawasan yang baik tentang cara pencegahan, hingga penanganan kebakaran.

Yang tak kalah penting, meningkatnya pengetahuan untuk mengidentifikasi potensi bahaya kebakaran,” kata Dr. Setya Haksama, panitia kegiatan ini.

Dia menjelaskan, banyak pihak yang masih belum peduli pada potensi kebakaran di tempat dia berada. Khususnya, bila yang bersangkutan tengah ada di dalam sebuah gedung. Semestinya, dia memiliki kesadaran tentang apa yang akan dilakukannya bila tiba-tiba terjadi kebakaran. “Sehingga, bila bencana itu memang terjadi, kerugian bisa diminimalkan,” ungkap dia.

Kesadaran tentang jalur evakuasi, titik kumpul, dan lainnya, masih belum terlampau baik. Maka itu, melalui pelatihan ini, topik ini terus digelorakan. Biar menjadi pemicu kepedulian yang bersifat konstruktif. (*)

Penulis: Rio F. Rachman Editor : Dilan Salsabila

Referensi

Dokumen terkait

dianggap kuno, dan kaum muda belum ada keinginan untuk mempelajari kesenian tersebut. Hanya orang-orang tertentu yang memiliki rasa peduli dan memiliki keinginan untuk

Syarat perlu agar suatu persamaan teridentifikasi adalah banyaknya variabel yang diketahui dan yang dikeluarkan dari persamaan lebih besar atau sama dengan banyaknya

Penelitian tersebut menggunakan metode algoritme genetika untuk menghasilkan kombinasi kromosom terbaik sehingga akan diperoleh susunan bahan makanan untuk ibu hamil

Apabila limit dari bee yang melakukan improvement solution melebihi maximum limit yang ditetapkan, maka solusi dari bee tersebut akan dihilangkan dan diganti dengan

Dengan simulasi ini, akan diperoleh jumlah order stok produk AS, Simpati, IM3, Mentari, dan XL yang optimum sehingga total laba yang diperoleh Graha Cellular menjadi

Hasil penelitian menunjukan bahwa penggantian sebagian tepung terigu dengan tepung jagung dalam pembuatan nugget sampai 30% tidak berpengaruh nyata

Karya tulis ilmiah berupa Tesis dengan judul “Analisis Perspektif Tenaga Kesehatan Tentang Implementasi Akreditasi dan Kualitas Pelayanan Puskesmas di Kota Palembang”

T4 dibuat teras gulud yang salurannya diisi mulsa vertikal sebanyak 4 ton jerami padi kering per hektar untuk musim tanam jagung dan biomassa jagung untuk musim tanam padi gogo