• Tidak ada hasil yang ditemukan

bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 16 Peraturan Daerah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 16 Peraturan Daerah"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

WALIKOTA TANJUNGPINANG PROVINSI KEPULAUA.N RIAU

PERATURAN WALIKOTA TAI`r.uNGplNANG NOMOR 15 TAHUN 2021

TENTANG

PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAII TAHUN ANGGARAN 2021

DENGAN RAIIMAT TUHAN YJILNG MAHA ESA WALIKOTA TANJUNGPINANG ,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 16 Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2021 tentang Jinggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Tanjungpinang Tahun Anggaran 2021 perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja DaeraLh Tahun Anggaran 2021 sebagai landasan operasional pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2021;

Mengingat : 1.Undang-Undang Nomor 5 T€inun 2001 tentang Pembentukan Kota Tanjungpinang (Lemb€mn Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 85, Tambahan I+embaran Negara Republik Indonesia Nomor 4112);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Leml)aran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4.Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunari Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan ljembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

(2)

5.Undang-Undang 33 TahurL 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik lr]idonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Flepublik Indonesia Nomor 4438) ; 6. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak

Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan I.embaran Negara Republik Indonesia Nomor 504.9) ;

7. Undang-Undang Nomor 23 T€ihun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undar]ig~Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daenin (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

8.Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Lembaran Negara Republik IrLdonesia Tahun 2000 Nomor 210, Tambahan Lembaran Negara Fiepublik Indonesia Nomor 4028);

9.Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badar]. Layanan Umum (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Intlonesia Nomor 4575) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Badan hayanan Umum (I+embaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 171, Taml)ahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5340);

10.Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2009 tentang Laporan dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tainun 2019 Nomor 52, Tambahan I,cmbaran Negara Republik Indlonesia Nomor 6323) ;

(3)

12. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lellibaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Ifmbaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor6041);

14.Peraturan Pemerintah Nomo:r 18 Tahun 2017 tentang Hak Keuangan dan Administrasi Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6057) ;

15.Perafuran Pemerintah Nomor 33 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Gubemur Sebagai Wakil Pemerintah Pusat (I.embar€m Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 109, Tamlbahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6224) ;

16.Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (I,embaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6332);

17. Peraturan Menteri Dalam Negcri Nomor 16 Tahun 2007 tentang Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Anggaran Pendapatan dan ]Belanja Daerah dan Rancangan Peraturan Kepala Daerah Tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Da]lam Negeri Nomor 36 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas P{:raturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah dan Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 525);

18. Peraturan Menteri Dalam Negcri Nomor 52 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Inveslasi Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 754);

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentuhan Produk Hukull]. Daerah (Berita Negara Republik

(4)

Indonesia Tahun 2015 Nomo:I 2036) sebagalmana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018 tentang perubahan Atas Pet.aturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 TenlEang pembentukan produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018

Nomor 157);

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 62 Tahun 2017 tentang Pengelompokan Kemampu€m Keuangan Daerah Serta Pelaksanaan dan Pertanggun£5awaban Dana Operasional (Berita Negara Republik Indonesia Tihun 2017 Nomor 1067);

21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2019 tentang Sistem lnformasi Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1114);

22. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 19/PMK.07/2020 tentang Penyaluran dan Penggunaan Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, dan Dana lnsentif Daerah Tahun 2020 Dalam Rangka

Penanggulangan CoriorLa Vlrtt{} Diseczse 2019 (COVID-19) (Berita Negara Republik Indonesia Talhun 2020 Nomor 250);

23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2020 tentang Percepatan Penanganan Cc}rionci VIrtts Disease 2019 di lingkungan Pemerintah D€ierah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 249);

24.Peraturan Menteri KeuarLgan Nomor 35/PMK.07/2020 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun Anggaran 2020 Dalam Rangka Penanganan Pandemi Coroncz Vt.nts Disease 2019 (COVID-19) dan/atau Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 377);

25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Keria Pemerintah Daerah Tahun 2021 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 590);

26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyusunan Ang(3aran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 202 1 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 888);

(5)

27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1781);

28. Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (I,embaran Daerah Kota Tanjungpinang Tahun 2008 Nomor 4);

MEMUTUSEN.:

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2021.

Pasal 1

Dalam Peraturan Walikota ini, yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kota Tanjungpinang.

2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintah Daerah yang memimpin pelaksanaan unsur pemerintahan yang menjadi kewenangan otonom.

3. Kepala Daerah adalah Walikota Tanjungpinal].g.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang sel{mjutnya disingkat DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah.

5. Sekretaris Daerah adalah seorang yang menduduki jabatan perangkat daerah sesuai persyaratan kompetensi yang mempunyai tugas membantu kepala daerah dalam penyusunan kebijakan dan pengoordinasian administratif terhadap pelaksanaan tugas perangkat daerah serta pelayanan administratif.

6. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disin8kat ASN adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan peljanjian kelja yang bekelja pada instansi pemerintah.

7. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) adalah satuan unsur pembantu kepala daerah dan DPRD dalam penyelenggaraan U:rusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.

8. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Tanjungpinang.

9. Penerimaan Daerah adalah uang yang masuk ke kas daerah.

10. Pengeluaran Daerah adalah uang yang keluar dari kas daerah.

11. Pendapatan Daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.

(6)

12. Belanja Daerah adalah kewajiban pemerirLtah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.

13. Pembiayaan Daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahLm anggaran berikutnya.

14. Pinjaman Daerah adalah semua transaksi yang mengakibatkan daerah menerima sej.umlah uang atau menerima manfaat yang bemilai uang dari pihak lain sehingga daerah dibebani kewajiban untLik membayar kembali.

Pasal 2

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah terdiri atas pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah.

Pasal 3

Anggaran Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2021 direncanakan sebesar Rp 994.230.838.503 (sembilan ratus sembilan puluh empat miliar dua ratus tiga puluh juta delapan ratus tiga puluh delapan libu lima ratus tiga rupiah), yang bersumber dari:

a. pendapatan asli daerah;

b. pendapatan transfer; dan

c. lain-lain pendapatan daerah yang sah.

Pasal 4

Anggaran pendapatan asli daerah sebagainana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a direncanakan sebesar Rp 139.008.694.775 (seratus tiga puluh sembilan miliar delapan jufa enam ratus sembilan puluh empat ribu tujuh ratus tujuh puluh lima rupiah, yang terdiri atas:

a. pajak daerah;

b. retribusi daerah;

c. hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; dan d. lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

Pasal 5 (1) Anggaran pajak daerah terdiri atas:

a. pajak hotel;

b. pajak restoran;

c. pal.ak hiburan sebesar;

d. pajak reklane;

e. pajak penerangan jalan;

f. pajak Parkir;

(7)

9. pajak air tanah;

h. pajak mineral bukan logam dan batuan;

i. PajakBumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBBP2); dan j. Bea perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

(2) Retribusi daerah terdiri atas:

a. retribusi jasa umum;

b. retribusi jasa usaha; dan c. retribusi perizinan tertentu.

(3) Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang djlpisahkan.

(4) Lain-lain PAD yang sah terdiri atas:

a. hasil pemanfaatan BMD yang tidak dipisahkan;

b. jaca giro;

c. pendapatan denda pajak daerah;

d. pendapatan denda retribusi daerah; dan

e. pendapatan dana kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)I.

Pasal 6

(1) Anggaran pajak daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a direncanakan sebesar Rp 80.722.963.075 (de].apan puluh miliar tujuh ratus dua puluh dua juta sembilan ratus enam puluh tiga ribu tujuh puluh lima rupiah), yang terdiri alas:

a. Pajak hotel sebesar Rp 2.837.107.470 (dua miliar delapan ratus tiga puluh tujuh seratus tujuh ribu empat ratus tujuh puluh rupiah);

b. Pajak restoran sebesar Rp 12.140.844.847 (dua belas miliar seratus empat puluh juta delapan ratus empat ribu puluh empat delapan ratus empat puluh tujuh rupiah) ;

c. Pajak hiburan sebesar Rp 1.408.181.488 (satu miliar empat ratus delapan juta seratus delapan puluh satu ribu empat ratus delapan puluh delapan

rupiah);

d. Pajak reklame sebesar Rp 4.404.585.890 (empat miliar empat ratus empat juta lima ratus delapan puluh lima ribu delapan ratus sembilan puluh

rupiah);

e. Pajak penerangan jalan sebesar Rp 24.958.979.647 (dua puluh empat miliar sembilan ratus lima puluh delapan jufa sembilan ratus tujuh puluh sembilan ribu enam ratus empat puluh tujuh rupiah)i

(8)

f. Pajak Parkir sebesar Rp 880.668.350 (delapan ratus delapan puluh juta enam ratus enam puluh delapan ribu tiga ratus lima puluh rupiah);

9. Pajak air tanah sebesar Rp 8.222.656 (delapan juta dua ratus dua puluh dua ribu enam ratus lima puluh enam rupiah);

h. Pajak mineral bukan logam dan batuan sebesar Rp 227.288.973 (dua ratus dua puluh tujuh juta dua ratus delapan Fuluh delapan ribu sembilan ratus tujuh puluh tiga rupiah) ;

i. Pajak Bumidan Bangunan Perdesa€m dan Perkotaan (PBBP2) sebesar Rp 15.865.791.883 (lima belas mfliar delapan ratus enam puluh lima juta tujuh ratus sembilan puluh satu ribu delapan ratus delapan puluh tiga

rupiah) ; dan

j. Bea Perolehan Hak Atas Tanah d€m Bangunan (BPHTB) sebesar Rp 17.991.291.871 (tujuh belas miliar sembilan ratus sembilan puluh satu juta dua ratus sembilan puluh satu ribu delapan ratus tujuh puluh satu

rupiah).

(2) Retribusi daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b direncanakan sebesar Rp 5.016.350.000 (lima miliar enan]L belas juta tiga ratus lima puluh ribu rupiah), yang terdiri atas:

a. Retribusi jasa umum Rp 3.310.650.000 (1iga miliar tiga ratus sepuluh juta enam ratus lima puluh ribu rupiah);

b. Retribusi jasa usaha Rp 200.700.000 (d[ua ratus juta tujuh ratus ribu rupiah) ; dan

c. Retribusi perizinan tertentu Rp 1.505.00().000 (satu miliar lima ratus lima juta rupiah) .

(3) Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c direncanakan sebesar Rp 2.349.133.088 (dua miliar tiga ratus empat puluh sembilan juta seratus tiga puluh tiga ribu delapan puluh delapan rupiah).

(4) I,air-lain PAD yang sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf d direncanakan sebesar Rp 50.920.248.612 (lima puluh miliar sembilan ratus dua puluh juta dua ratus empat puluh delapan ribu enam ratus dua belas rupiah), yang terdiri atas:

a. Hasil pemanfaatan BMD yang tidak dipisahhan Rp 277.415.615 (dua ratus tujuh puluh tujuh juta empat ratus lima belas ribu enam ratus lima belas rupiah);

b. Jasa giro Rp 559.716.580 (lima ratus lima puluh sembilan juta tujuh ratus enam belas ribu lima ratus delapan puluh rupiah);

(9)

c. Pendapatan denda pajak daerah Rp 306.000.000 (tiga ratus enam jutarupiah);

d. Pendapatan denda retribusi daerah Rp 54().000 (lima ratus empat puluh ribu rupiah) ; dan

e. Pendapatan dana kapitasi jaminan kesehatan nasional (JKN) pada fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) Rp 9.145.900.417 (sembilan miliar seratus empat puluh lima juta sembilan r'atus ribu empat ratus tujuh belas rupiah).

Pasal 7

Anggaran belanja daerah Tahun Anggarari 2021 direncanakan sebesar Rp 994.230.838.503 (sembilan ratus sembilan puluh empat miliar dua ratus tiga puluh ].uta delapan ratus tiga puluh delapan ribu lima ratus tiga rupiah), yang terdiri atas:

a. belanja operasional;

b. belanja modal;

c. belanja tidak terduga; dan d. belanja transfer.

Pasal 8

(1) Anggaran belanja operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a direncanakan sebesar Rp 819.681.339.676 (delapan ratus sembilan belas miliar tujuh ratus delapan puluh satu juta tiga ratus tiga puluh sembilan ribu enam ratus tujuh puluh enam rupiah), yang terdiri €Ltas:

a. belanja pegawai;

b. belanja barang dan jasa;

c. belanja bunga;

d. belanja subsidi;

e. belanja hibah; dan f. belanj.a bantuan sosial.

(2) Belanja pegawai sebagaimana dimaksud pada Pasal 8 ayat (1) humf a direncanakan sebesar Rp 422.900.974.327 (€mpat ratus dua puluh dua miliar sembilan ratus juta sembilan ratus tujuh puhLh empat ribu tiga ratus dua puluh tujuh rupiah) .

(3) Belanja barang dan jasa sebagaimana cLimaksud pada ayat (1) humf b direncanakan sebesar Rp 374.575.048.327 (tiga ratus fujuh puluh empat miliar lima ratus tujuh puluh lima juta empat puluh delapan ribu tiga ratus dua puluh tujuh rupiah).

(10)

(4) Belanja bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c direncanakan sebesar Rp 0 (nol rupiah).

(5) Belanja subsidi sebagaimana dimaksud pa(la ayat (1) huruf d direncanakan sebesar Rp 638.520.000 (enam ratus tiga puluh delapan juta lima ratus dua puluh ribu mpiah).

(6) Belanja hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e direncanakan sebesar Rp 20.552.797.022 (dua puluh mili€ur lima ratus lima puluh dua juta tujuh ratus sembilan puluh tujuh ribu dua puluh dua rupiah).

(7) Belanja bantuan sosial sebagaimana diniaksud pada ayat (1) huruf f direncanakan sebesar Rp 1.014.000.000 (satu miliar empat belas juta rupiah).

Pasal 9

(1) Anggaran belanja pegawai sebagaima]ia dimaksud dalaln Pasal 8 ayat (1) huruf a, terdiri atas:

a. belanja gaji dan tunjangan;

b. belanja tambahan penghasilan Aparatur Si]pil Negara (ASN);

c. tambahan penghasilan berdasarkan pertimbangan objektif lainnya Aparatur Sipil Negara (ASN);

d. belanja gaji dan tunjangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD);

e. belanja gaji dan tunjangan Kepala Daerah (KDH)/Wakil Kepala Daerah

OvKDH);

f. belanja penerimaan lainnya pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) serta Kepala Daerah (KDH)/Wakil Kepala Daerah OvKDH); dan

9. belanja pegawai Badan Layanan umum Daerah q3LUD).

(2) Belanja gaji dan tunjangan sebagaimana djmaksud pada ayat (1) huruf a direncanakan sebesar Rp 216.283.111.628 ('dua ratus enam belas miliar dua rafts delapan puluh tiga juta seratus sebelas ribu enam ratus dua puluh delapan rupiah).

(3) Belanja tambahan penghasilan Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b direncanckan sebesar Rp 141.586.888.223 (seratus empat puluh satu miliar lima ratus delapan puluh enam juta delapan ratus delapan puluh delapan ribu dua ratus dlua puluh tiga rupiah).

(4) Tarnbahan penghasilan berdasarkan pendinbangan objektif lainnya ASN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c direncanakan sebesar Rp 34.484.514.000 (tiga puluh empat miliar empat ratus delapan puluh empat juta lima rafts empat belas ribu rupiah).

(11)

(5) Belanja gaji dan tunjangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d direncanakan sebesar Rp 13.554.363.760 (tiga belas mhiar lima ratus lima puluh empat juta tiga ratus enam puluh tiga ribu tujuh ratus enam pululL rupiah).

(6) Belanja gaji dan tunjangan Kepala Daerah (KDH)/Wakil Kepala Daerah (WKDH) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e direncanakan sebesar Rp 876.000 (delapan ratus tujuh puluh enam ribu rupiah).

(7) Belanja penerimaan lainnya pimpinan Dewan perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) serta Kepala Daerah (KDH)/Wakil Kepala Daerah (WKDH) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f direncanak€m sebesar Rp 723.600.000 (tujuh ratus dua puluh tiga juta enam ratus ribu rupiah).

(8) Belarija pegawai Badan lrayanan Umuln Daerah (BLUD) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) humf g direncanakan sebesar Rp 16.267.620.716 (enam belas miliar dua ratus enam puluh tujuh juta enam ratus dua puluh ribu tujuh ratus enam belas rupiah).

Pasal 10

(1) Anggaran gaji dan tunjangan sebagaimana djlmaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a terdiri atas:

a. belanja gaji pokok ASN;

b. belanja tunjangan keluarga ASN;

c. belanja tunjangan jabatan ASN;

d. belanja tunjangan fungsional ASN;

e. belanja tunjangan fungsional umum ASN;

f. belanja tunjangan beras ASN;

9. belanja tunjangan Pph/tunjangan khusus ASN;

h. belanja pembulatan gaji ASN;

i. belanja iuran jaminan kesehatan ASN;

j. belanja iuran jaminan kecelakaan keria;

k. belanja iuran jaminan kematian ASN; dan

I. belanja iuran simpanan peserta tabungan perumahan rakyat ASN.

Pasal 1 1

(1) Belanja gaji pokok ASN sebagaimana dilnaksud dalam Pasal 10 huruf a direncanakan sebesar Rp 155.256.918.536 (seratus lima puluh lima miliar dua ratus lima puluh enam juta sembilan I'atus delapan belas ribu lima ratus tiga puluh enam rupiah).

(12)

(2) Belanja tunjangan keluarga ASN sebagajlmana dimaksud dalam Pasal 10 huruf b direncanakan sebesar Rp 14.774.153.778 (empat belas miliar tujuh ratus tujuh puluh empat juta seratus lima puluh tiga ribu tujuh ratus tujuh puluh delapan rupiah).

(3) Belanja tunjangan jabatan ASN sebagainiana dimaksud dalam Pasal 10 huruf c direncanakan sebesar Rp 7.018.620.777 (tujuh miliar delapan belas juta enam ratus dua puluh ribu tjuh ratus tujuh puluh tujuh rupiah).

(4) Belanja tunjangan fungsional ASN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf d direncanakan sebesar ,Rp 8.192.500.400 (delapan miliar seratus sembilan puluh dua juta lima ratus> ribu empat ratus rupiah).

(5) Belanja tunjangan fungsional umum ASN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 hunrf e direncanakan sebesar Rp 3.934.351.722 (tiga miliar sembilan ratus tiga puluh empat juta tiga ratus lima puluh satu ribu tujuh ratus dua puluh dua rupiah).

(6) Belanja tunjangan beras ASN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 hunrf f direncanakan sebesar Rp 9.360.488.854 (sembilan mfliar tiga ratus enam puluh juta empat ratus delapan puluh delapan ribu empat ratus lima puluh delapan rupiah).

(7) Belanja tunjangan pph/tunjangan khusus ASN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf g direncanakan sebesar Rp 1.278.200.211 (satu miliar dua ratus tujuh puluh delapan juta dua ratus riibu dua ratus sebelas rupiah).

(8) Belanja pembulatan gaji ASN sebagain]Lana dimaksud dalam Pasal 10 huruf h direncanakan sebesar Rp 398.189.050 (tiga ratus sembilan puluh delapan juta seratus delapan puluh sembil€m ribu lima puluh rupiah).

(9) Belanja iuran jaminan kesehatan ASN sebagaimana dimaksud dalaln Pasal 10 huruf i direncanakan sebesar Rp 13.791.291.839 (tiga belas miliar tujuh ratus sembilan puluh satu juta dun ratus sembilan puluh satu ribu delapan ratus tiga puluh sembilan rupiah).

(10) Belanja iuran jaminan kecelakaan keria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf j direncanakan sebesar Rp 387.600.000 (tiga ratus delapan puluh tujuh juta enam ratus ribu rupiah).

(11) Belanja iuran jaminan kematian ASN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 hurufj direncanakan sebesar Rp 1.101.600.000 (satu miliar seratus satu juta enam ratus ribu rupiah).

(13)

(12) Belanja iuran simpanan peserta tabungan perumahan rakyat ASN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf j direncanakan sebesar Rp 789.196.461 (tujuh ratus delapan puluh sembilan juta seratus sembilan puluh enam ribu empat ratus enam puluh satu rupiah).

Pasal 12

Anggaran pembiayaan daerah Tahun Anggaran 2021 direncanakan sebesar Rp 123.800.000.000,00 (seratus dua puluh tiga miHar delapan ratus juta rupiah), yang terdiri atas:

a. penerimaan pembiayaan; dan b. pengeluaran pembiayaan.

Pasal 13

(1) Anggaran penerimaan pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf a direncanakan sebesar Rp 123.800.000.000 (seratus dua puluh tiga miliar delapan ratus juta rupiah) yang terdiri aLtas:

a. sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya;

b. pencairan dana cadangan;

c. hasil penjualan kekayaan daerah yang dipi{sahkan;

d. penerimaan pinjaman daerah;

e. penerimaan kembali pemberian pinjaman daerah; dan

f. penerimaan pembiayaan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Sisa lebih perhitungan anggaran tahun all.ggaran sebelumnya sebagainana dimaksud pada ayat (1) huruf a direncanakan sebesar Rp 123.800.000.000 (seratus dua puluh tiga miliar delapan ratus juta rupiah).

(3) Pencairan dana cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b direncanakan sebesar Rp 0 (nol rupiah).

(4) Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan sebagalmana dimaksud pada ayat (1) huruf c direncanakan sebesar Rp 0 (nol rupiah).

(5) Penerimaan pinjaman daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) humf d direncanakan sebesar Rp 0 (nol rupiah).

(6) Penerimaan kembali pemberian pinjaman daterah sebagaimana dimak§ud pada ayat (1) huruf e direncanakan sebesar Rp 0 (nol rupiah).

(7) Penerimaan pembiayaan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f direncanakan sebesar Rp 0 (nol rupiah).

(14)

Pasal 14

(1) Anggaran sisa lebih perhitungan anggar€m tahun anggaran sebelumnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf a direncanakan sebesar Rp 123.800.000.000 (seratus dua puluh tiga miliar delapan ratus juta rupiah), yang terdiri atas:

a. pelampauan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD);

b. pelampauan penerimaan pendapatan trams.fer;

c. penghematan berlanja; dan d. sisa belanja lainnya.

(2) Pelampauan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a direncanakan sebesar Rp 500.000.000 (lima ratus juta rupiah).

(3) Pelampauan penerimaan pendapatan transf 3r daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b direncanakan sebesar Rp 33.000.000.000 (tiga puluh tiga miliar rupiah).

(4) Penghematan belanja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c direncanakan sebesar Rp 85.600.000.000 (delapan puluh lima miliar enam ratus juta rupiah) .

(5) Sisa belanja lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d direncanakan sebesar Rp 4.700.000.000 (empat miliar tujuh ratus juta rupiah).

Pasal 15

(1) Anggaran pengeluaran pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 hunrf b direncanakan sebesar Rp 0 (nol rupiah), yang terdiri atas:

a. pembentukan dana cadangan;

b. penyertaan modal daerah;

c. pembayaran cicilan pokok utang yang jatuh tempo;

d. pemberian pinjaman daerah; dan

e. pengeluaran pembiayaan lainnya sesuai de]rigan ketentuan peraturan penmdang-undangan.

(2) Pembentukan dana cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hunif a direncanakan sebesar Rp 0 (nol rupiah).

(3) Penyertaan Modal Daerah sebagaimana djmaksud pada ayat (I) hunrf b direncanakan sebesar Rp 0 (nol rupiah).

(4) Pembayaran cicilan pokok utang yang jatuh tempo sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c direncanakan sebesar Rp 0 (nol rupiah).

(15)

(5) Pemberian pinjaman daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d direncanakan sebesar Rp 0 (nol rupiah).

(6) Pengeluaran pembiayaan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e direncanakan sebesar Rp 0 (nol rupiah).

Pasal 16

(1) Anggaran pembentukan dana cadangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf a direncanakan sebesar Rp 0 (nol rupiah), yang terdiri atas:

a. pembentukan dana cadangan; dan b. penyertaan Modal Daerah.

(2) Pembentukan dana cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a direncanakan sebesar Rp 0 (nol rupiah).

(3) Penyertaan Modal Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b direncanakan sebesar Rp 0 (nol rupiah).

Pasal 17

(1) Selisih antara anggaran pendapatan daerah dengan anggaran belanja daerah mengakibatkan teljadinya surplus/(defisit) sebesar Rp (123.800.000.000) (seratus dua puluh tiga miliar delapan ratus juta rupiah).

(2) Pembiayaan Netto yang merupakan selisih ]penerimaan pembiayaan terhadap pengeluaran pembiayaan direncanakan sebesar Rp 123.800.000.000 (seratus dua puluh tiga miliar delapan ratus juta rupi€h).

(3) Sisa lebih pembiayaan anggaran daerah tahun berkenaan Rp 0 (nol rupiah).

Pasal 18

Uraian lebih lanjut Anggaran Pendapatan d€m Belanja Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, tercantum dalam hampiran yang merupakan bagian tidak telpisah]ran dari Peraturan Walikota ini terdiri dari:

1. Lampiran I Ringkasan Penjabaran APBD Yang Diklasifikasi Menurut Kelompok, Jenis, Objek, Rincian Objek Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan;

2. Lampiran Il Penjabaran APBD Menurut Urusan Pemerintahan Daerah, Organisasi, Fhogram, Kegiatan, Sub Kegiatan, Kelompok, Jenis, Objek, dan Rincian Objek Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan.

3. Lampiran Ill Daftar Nana penerima, Alamat penerima, dan Besaran Hibah;

(16)

4. Lampiran Iv Daftar Nama Penerima, ALamat Penerima, dan Besaran Bantuan Sosial;

5. Lampiranv Daftar Nana Penerima, ALamat Penerima, dan Besaran Bantuan Keuangan bersifat umum dan bersifat khusus;

6. Lanpiran vI Daftar Nana Penerima, Alamat Penerima, dan Besaran belanja bagi hasil;

7. LampiranvII Rincian Dana Otonomi Khusus Menurut Urusan Pemerintahan Daerah, Organisasi, Program, Kegiatan, Sub Kegiatan, Kelompok, Jenis, Objek, dan Rincian Objek Pendapatan, Belanja dan Pelnbiayaan;

8. LanpiranvIII Rincian Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam (DBH-SDA) Pertambangan Minyak Bumi dan Pertambangan Gas Alam/tambahan DBH-Minyak dan Gas Bumi Menurut Urusan Pemerintahan Daerah, Organisasi, Program, Kegiatan, Sub Kegiatan, Kelompok, Jenis, Objek, dan Rincian Objek Belanja dan Pembiayaan;

9. Lampiran lx Rincian Dana Tambahan lnfrastruktur Menurut Urusan Pemerintahan Daerah, Organisasi, Program, Kegiatan, Sub Kegiatan, Kelompok, Jenis, Objek, dan Rincian Objek Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan; dan

10. Iampiran x Sinkronisasi Kebijakan pemerintah/ Provinsi/ Kabupaten/ Kota pada Daerah perbatasan Dalam Rancangan Peraturan daerah tentang APBD dan Rancangan Perkada tentang Penjabaran APBD dengan Fhogram ELoritas P;erbatasan Negara.

I

Pasal 19

hampiran sebagaimana tersebut dalam Pasal 18 merupakan bagian yang tidak teapisahkan dari Peraturan Walikota.

Pasal 20

Pelaksanaan penjabaran APBD yang ditetapkan dalam Peraturan ini dituangkan lebih lanjut dalam dokumen pelaksanaan an:ggaran satuan kelja perangkat daerah sesuai dengan ketentuan perundang-und€mgan.

(17)

Pasal 2 1

Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerint€inkan pengundangan Peraturan Walikota dengan penempatannya dalan Berita Diaerah Kota Tanjungpinang.

Ditetapkan di Tanjungpinapg

pada tanggal t.i"¢ ,,1 i \,r:-f'f\'L,`i£T,.{` i ?4=\ `A``, f

WALIKOTA TANJUNGPINANG ,

RAHMA

gis:d=g£Tg?i!Tq*T?,¥in®=gt

TANJUNGPINANG,

BERITA DAERAH KOTA TANJUNGPINANG TAHUN 2021 NOMOR ?`.\?

Referensi

Dokumen terkait

(5) Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d direncanakan sebesar Rp269.442.012.438,00 (dua ratus enam puluh sembilan miliar empat

Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu dilakukan pemeriksaan darah terhadap penduduk dan wawancara dengan tujuan mengidentifikasi perilaku masyarakat yang

(1) Anggaran Belanja Transfer sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf d direncanakan sebesar Rp.181.769.560.800 (seratus delapan puluh satu milyar tujuh ratus enam

Cerita Asal Mula Nama Nagari Guguak Sarai versi dua memiliki fungsi sosial sebagai tradisi karena, cerita ini memberitahukan kepada kita bahwa banyak yang bisa

(1) Anggaran penerimaan pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf a direncanakan sebesar Rp.74.281.366.520,00 (tujuh puluh empat milyar dua ratus delapan puluh satu juta

Berdasarkan perolehan nilai pretes dan postes baik dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol bahwa ternyata pembelajaran berbicara mahasiswa semester IV lebih

(1) Anggaran belanja operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a direncanakan sebesar Rp877.134.785.230(delapan ratus tujuh puluh tujuh milyar seratus

(1) Anggaran Belanja Modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b direncanakan sebesar Rp 467.292.451.334,00 (Empat Ratus Enam Puluh Tujuh Milyar Dua Ratus Sembilan Puluh