• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEK COVID-19 PADA ORGAN JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH. Mia Puspitasari, dr., SpJP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFEK COVID-19 PADA ORGAN JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH. Mia Puspitasari, dr., SpJP"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

EFEK COVID-19

PADA ORGAN

JANTUNG DAN

PEMBULUH

DARAH

Mia Puspitasari, dr., SpJP

(2)

Apakah Pengertian Virus SARS-CoV-2

dan COVID-19?

Virus corona adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia

• Virus corona mengakibatkan infeksi pernafasan, dari flu ringan hingga

Middle East Respiratory Synfrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)

• Jenis corona virus baru, SARS-CoV-2, ditemukan di Wuhan China 31

Desember 2019, diidentifikasi dan dilaporkan ke WHO 7 Januari 2020, ditetapkan sebagai pandemic 11 Maret 2020

Corona Virus Disease - 19 (Covid-19) adalah istilah penyakit akibat virus SARS-CoV-2

https://pandemic.internationalsos.com/2019-ncov/ncov-education-and-communication#COVID-19%20Social%20Distancing%20Infographic World health Organization, 2020, Tatalaksana Klinis Infeksi Saluran Pernafasan AkutBerat (SARI) Suspek Penyakit COVID.

(3)

Bagaimana cara Penularan

COVID-19?

• Sumber penularan: penderita yang terinfeksi SARS-C0V-2. • Metode penularan:

Batuk, pilek, bicara, menyanyi  menghasilkan droplet (tetesan air liur)

Penularan terjadi jika droplet memasuki hidung atau mulut secara langsung atau tidak langsung (menyentuh benda yang terpapar droplet)

• Apakah COVID-19 menular lewat udara (airborne)?

Airborne terjadi jika terdapat droplet nuclei (ukuran ≤ 5 µm), umumnya timbul pada prosedur aerosol medis di fasilitas kesehatan, dapat bertahan di udara

9 Juli 2020 WHO: aerosol dimungkinkan timbul pula dari droplet yang mengalami penguapan atau pernafasan - bicara

https://www.who.int/news-room/commentaries/detail/criteria-for-releasing-covid-19-patients-from-isolation https://www.who.int/news-room/commentaries/detail/transmission-of-sars-cov-2-implications-for-infection-prevention-precautions

(4)

Demam Batuk Sesak

napas Sakit dan nyeripada otot Diare Sakit

tenggorokan

Bagaimana Gejala

COVID-19

?

Gejala sangat bervariasi, dari tidak ada gejala hingga gejala berat seperti gagal nafas dan syok

Gejala umum menyerupai penyakit flu biasa

sebagian besar orang terjangkit COVID-19 mengalami penyakit tanpa komplikasi atau ringan (81%), beberapa pasien akan mengalami penyakit parah serta memerlukan terapi oksigen (14%) dan sekitar 5% perlu masuk unit perawatan intensif.

https://pandemic.internationalsos.com/2019-ncov/ncov-education-and-communication#COVID-19%20Social%20Distancing%20Infographic World health Organization, 2020, Tatalaksana Klinis Infeksi Saluran Pernafasan AkutBerat (SARI) Suspek Penyakit COVID.

(5)

Penyakit Seribu

Wajah

(6)

Apa yang

menyebabkan

SARS-CoV-2

berbahaya?

Banyak didapatkan di organ paru-paru, jantung dan lapisan pembuluh darah

(7)

Apakah Manifestasi COVID-19 pada

Jantung dan Pembuluh Darah?

SARS-CoV-2

Jantung

Pembuluh darah

Keradangan otot jantung

Kerusakan otot jantung

Gagal jantung

Aritmia

Sindroma Koroner Akut (Serangan

Jantung) Peradangan berat (Badai sitokin)

Paru-paru

(8)

Tromboemboli dan Manifestasinya pada

Penderita COVID-19

• Kondisi hiperkoagulabilitas dari darah penderita COVID-19 • Manifestasi

1. Tromboemboli vena: deep vein thrombosis, emboli paru

2. Trombosis di arteri: stroke, iskemia tungkai

3. Trombus mikrovaskular

(9)

Apakah Penderita Penyakit Jantung

Lebih Rentan Terkena COVID-19

Semua orang memiliki resiko tertular COVID-19

Kerentanan penularan COVID-19 tergantung perilaku hidup bersih dan sehat

https://pandemic.internationalsos.com/2019-ncov/ncov-education-and-communication#COVID-19%20Social%20Distancing%20Infographic

(10)

1. USIA LANJUT: Semakin lanjut usia kemungkinan gejala semakin berat

Siapa saja yang Beresiko Memiliki Gejela

Lebih Berat Jika terinfeksi SARS-CoV-2?

(1)

https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/need-extra-precautions/older-adults.html

(11)

Bagaimana

Indonesia?

Siapa saja yang Beresiko Memiliki Gejela

Lebih Berat Jika terinfeksi SARS-CoV-2?

(2)

(12)

2. Penderita yang memiliki penyakit penyerta

Siapa saja yang Beresiko Memiliki Gejela

Lebih Berat Jika terinfeksi SARS-CoV-2?

(3)

https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/need-extra-precautions/people-with-medical-conditions.html?CDC_AA_refVal=https%3A%2F%2Fwww.cdc.gov%2Fcoronavirus%2F2019-ncov%2Fneed-extra-precautions%2Fgroups-at-higher-risk.html

Dalam Resiko Tinggi

Kanker

Gagal Ginjal Kronis

Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Pernah mendapatkan transplantasi organ Obesitas (Indeks Massa Tubuh 30 atau lebih)

Penyakit jantung berat seperti gagal jantung, penyakit jantung coroner, kardiomiopati, penyakit jantung bawaan biru

Diabetes Mellitus tipe II Penyakit Sickle Cell

(13)

2. Penderita yang memiliki penyakit penyerta

Siapa saja yang Beresiko Memiliki Gejela

Lebih Berat Jika terinfeksi SARS-CoV-2?

(4)

https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/need-extra-precautions/people-with-medical-conditions.html?CDC_AA_refVal=https%3A%2F%2Fwww.cdc.gov%2Fcoronavirus%2F2019-ncov%2Fneed-extra-precautions%2Fgroups-at-higher-risk.html

Dapat Meningkatkan Resiko

Asma sedang – berat

Stroke atau kondisi neurologis lain (mis. Dementia) Kondisi immunocompromised Hipertensi Kehamilan Penyakit liver Fibrosis paru Merokok Thalasemia

Diabetes Mellitus tipe I Cystic fibrosis

(14)

Bagaimana kondisi

penyakit penyerta pada penderita Covid-19 di Indonesia?

Siapa saja yang Beresiko Memiliki Gejela

Lebih Berat Jika terinfeksi SARS-CoV-2?

(5)

https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/need-extra-precautions/people-with-medical-conditions.html?CDC_AA_refVal=https%3A%2F%2Fwww.cdc.gov%2Fcoronavirus%2F2019-ncov%2Fneed-extra-precautions%2Fgroups-at-higher-risk.html

(15)

Apakah Obat Hipertensi Berpengaruh pada

Kerentanan Infeksi maupun Perburukan

Gejala COVID-19?

Cardiovascular Disease, Drug Therapy, and Mortality in Covid-19. N Engl J Med. DOI: 10.1056/NEJMoa2007621. Pengamatan terhadap 8910

penderita di 169 RS di Asia, Eropa, Amerika Utara

Prediktor peningkatan risiko mortalitas: • Usia lebih dari 65

tahun • PJK • Gagal Jantung • Aritmia • PPOK • Merokok Tidak didapatkan peningkatan risiko mortalitas pada penggunaan obat antihipertensi ACEI atau

ARB

Issue: Obat antihipertensi mengakibatkan perburukan kondisi penderita COVID-19 Apakah hal ini benar?

(16)

Bagaimana Cara Menegakkan Diagnosis

COVID-19?

 Pemeriksaan dasar Covid-19 adalah gejala demam, batuk kering, sesak nafas.  Konfirmasi dengan pemeriksaan radiologi sering diperlukan

 Swab/usapan mulut, tenggorokan dan hidung, dan pengambilan sampel dahak. Empat spesimen itu akan diperiksa dengan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR), yaitu untuk mencari kode genetik RNA virus.

 Untuk mendeteksi komplikasi ke orang jantung, dokter akan menanyakan gejala lain seperti terdapat nyeri dada, sesak nafas, cepat capek, dan jantung berdebar.

 Pemeriksaan jantung tambahan: rekam jantung (elektrokardiografi/EKG), enzim jantung, D-Dimer.  Jika diagnosis mengarah pada serangan jantung akut terkadang dilakukan kateterisasi jantung,

tergantung kondisi klinis pasien.

 Pemeriksaan ekokardiography (ultrasound jantung) dilakukan untuk melihat kekuatan pompa otot jantung dan menilai fungsi katup-katup jantung.

(17)

Rapid Test Positif atau Negatif Perlukah

Swab PCR?

Rapid test adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk memeriksa apakah ada antibodi SARS-CoV-2 di dalam tubuh.

 Akurasi pemeriksaan ini hanya berkisar 40-80%. Hasil yang negatif, belum tentu berarti tidak terinfeksi Covid-19. Antibodi SARS-CoV-2 baru terbentuk dalam 7-14 hari sejak terpapar.

 Hasil positif belum tentu pasti terinfeksi SARS-CoV-2, dapat diakibatkan reaktif

terhadap cross infection dengan virus corona lain yang lebih rendah daya infeksinya

Rapid test tidak bisa menggantikan swab PCR Rapid test negatif harus diulang 7 hari setelahnya

Rapid test negatif bila dari gejala dan pemeriksaan radiologis positif, belum tentu bebas dari infeksi SARS-CoV-2

(18)

Jika Swab PCR Negatif, Apakah Pasti

Covid Negatif?

 Swab PCR:

sensitivitas 71-98% spesifisitas 99%

False negative

Hasil PCR negative, tetapi sesungguhnya penderita terinfeksi SARS-CoV-2

False positif

Hasil PCR positif, tetapi sesungguhnya penderita tidak terinfeksi SARS-CoV-2 Penyebab false negative:

1. Waktu dan lokasi pengambilan sample

2. Mutasi virus

3. Skill, teknis, dan kit yang digunakan

Penyebab false positif: 1. Kontaminasi kit

Watson, Jessica, Penny F. Whiting, and John E. Brush. "Interpreting a covid-19 test result." Bmj369 (2020). Tahamtan, Alireza, and Abdollah Ardebili. "Real-time RT-PCR in COVID-19 detection: issues affecting the results." (2020): 453-454. Arevalo-Rodriguez, Ingrid, et al. "False-negative results of initial RT-PCR assays for COVID-19: a systematic review." medRxiv(2020).

(19)

Apa yang Perlu Dilakukan Jika Terkena

COVID-19?

 Hingga saat ini tidak ada terapi khusus

 Perawatan suportif diberikan bagi penderita dengan gejala sedang – berat  Isolasi mandiri bagi penderita tanpa gejala

(20)

1. Covid-19 memiliki banyak menifestasi klinis, gejalanya bermacam-macam

2. Semua orang dapat terkena infeksi SARS-CoV-2, kerentanan terinfeksi tergantung sebaik apa tindakan pencegahan yang dilakukan

3. Covid-19 dapat menyebabkan komplikasi berat pada organ jantung dan pembuluh darah

4. Penderita penyakit jantung yang terkena covid-19 memiliki resiko tinggi mengalami gejala yang lebih berat

(21)
(22)

Kapan Penderita

COVID-19 Berpotensi

Menularkan Penyakit

?

• Masa inkubasi COVID-19, yaitu waktu antara pajanan virus dan munculnya gejala, rata-rata adalah 5-6 hari, tetapi dapat mencapai 14 hari

• RNA SARS-CoV-2 dapat terdeteksi 1-3 hari sebelum munculnya gejala

Puncak viral load di saluran nafas atas terjadi di minggu pertama infeksi, sedangkan di saluran nafas bawah dan saluran cerna di minggu kedua infeksi

• Hasil swab PCR positif selama 1-2 minggu bagi penderita asimtomatis, 3 minggu bagi penderita dengan gejala ringan-sedang, dan dapat lebih lama lagi pada penderita dengan gejala berat

Kapan penderita dinyatakan bebas isolasi?

1. Penderita simtomatis: 10 hari dari saat timbul gejala + 3 hari bebas gejala

2. Penderita asimtomatis: 10 hari dari tanggal swab PCR positif

https://www.who.int/news-room/commentaries/detail/criteria-for-releasing-covid-19-patients-from-isolation https://www.who.int/news-room/commentaries/detail/transmission-of-sars-cov-2-implications-for-infection-prevention-precautions

(23)

Bagaimana cara Penularan

COVID-19? (2)

• Apakah terjadi penularan dari kontak dengan cairan tubuh penderita?

Beberapa penelitian menyatakan mendapatkan potongan RNA SARS-CoV-2 di urine dan feses penderita. Terdapat pula penelitian yang menemukan virus hidup di urin penderita

• Apakah terjadi penularan dari hewan ke manusia atau sebaliknya? o asal mula SARS-CoV-2 diduga terkait kelelawar

o Penderita COVID-19 dapat menularkan virus ke mamalia seperti kucing, anjing, dan cerpelai, tetapi hingga kini belum diketahui apakah hewan mamalia dapat menularkan ke manusia

https://www.who.int/news-room/commentaries/detail/criteria-for-releasing-covid-19-patients-from-isolation https://www.who.int/news-room/commentaries/detail/transmission-of-sars-cov-2-implications-for-infection-prevention-precautions

(24)

Bagaimana cara Penularan

COVID-19? (3)

• Apakah ibu hamil dapat menularkan SARS-CoV-2 ke janin?

Hingga saat ini belum ditemukan bukti SARS-CoV-2 dapat melewati plasenta menuju janin

• Apakah ibu menyusui dapat menularkan SARS-CoV-2 ke bayi?

Terdapat penelitian yang menyatakan menemukan fragmen RNA SARS-CoV-2 di air susu ibu, tetapi hingga saat ini belum didapatkan bukti adanya virus hidup di ASI. Meskipun demikian, demi keamanan WHO menganjurkan penderita COVID-19 untuk tidak menyusui sementara waktu

https://www.who.int/news-room/commentaries/detail/criteria-for-releasing-covid-19-patients-from-isolation https://www.who.int/news-room/commentaries/detail/transmission-of-sars-cov-2-implications-for-infection-prevention-precautions

Referensi

Dokumen terkait

Nilai-nilai pendidikan karakter bangsa yang terdapat dalam proses pembelajaran yaitu sikap jujur, sikap disiplin, sikap tanggung jawab, sikap santun, sikap peduli, dan sikap

[r]

Adapun manfa’at dari penelitian ini adalah adanya implementasi dukungan sosial yang diperoleh santri dalam lingkungan pesantren diharapkan mampu menunjang peningkatan self

Teori belajar sosiokultur memiliki prinsip-prinsip yaitu pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif, tekanan proses belajar mengajar terletak pada siswa, mengajar

penggunaan listrik - Tersentuh arus listrik langsung - Kegagalan alat pengaman - Isolasi tidak sempurna - Korsleting listrik listrik seperti terbakar, kejutan, kehilangan

Berdasarkan data - data yang tertera pada Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Pemda Semarang dapat dilihat bahwa realisasi penyerapan PAD (Pendapatan Asli Daerah) dan

bersama siswa yang menjadi rekannya.  Siswa menerima tugas dari guru.  Tiap siswa dalam kelompok membagi tugas, mengajarkan kepada teman kelompoknya yang belum memahami

Karena dalam penilaian sering terjadi banyaknya pengajar cara melaksanakan penilaian terhadap hasil belajar peserta didik tidak secara teratur dan menyambung dari waktu