VI - 1
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
(RKL RPL)
5.1. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL)
NO DAMPAK
LINGKUNGAN YANG
DIKELOLA SUMBER DAMPAK
INDIKATOR KEBERHASILAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
BENTUK PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
LOKASI PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
INSTITUSI PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP A. Dampak Penting Yang Dikelola (Hasil Kajian Pada ANDAL)
I TAHAP PRA KONSTRUKSI (tidak ada dampak penting)
II TAHAP KONTRUKSI (tidak ada dampak penting)
III TAHAP OPERASI 1 Peningkatan
kebisingan Kegiatan
Pengolahan Kernel Menjadi PKO
Kegiatan PKS Kapasitas 100 Ton
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup adalah jika tingkat kebisingan di unit PKO tidak melebihi
Pendekatan Teknologi : - Penggunaan alat
pelindung diri berupa ear plug
- Pemeliharaan mesin- mesin sumber bising
Lokasi pengelolaan lingkungan di lingkungan unit PKO dan PKS
Periode pengelolaan lingkungan hidup adalah setiap hari kerja dan atau setiap kegiatan PKO dan PKS
Pelaksana adalah PT WKP
Pengawas adalah Badan
Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten
VI - 2
Per Jam nilai ambang batas di tempat kerja dengan waktu pemaparan selama 8 jam yaitu 85 dBA. Hal ini berdasarkan
Lampiran I Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per.
13/Men/X/2011 Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika Dan Faktor Kimia Di Tempat Kerja
secara rutin.
- Menambah alat peredam bising pada mesin-mesin PKS - Melakukan
penanaman pohon dari jenis-jenis berbentuk jarum (misal pinus, casuarina, akasia, glodogan tiang) di sekitar PKS untuk meredam kebisingan ke luar lingkungan PKS.
Pendekatan Sosial Ekonomi:
- Memberikan sanksi kepada tenaga kerja yang tidak menaati menggunakan APD - Melakukan giliran
kerja antar karyawan misalnya setiap 2 jam sekali, hal ini untuk mengurangi lama pemaparan kebisingan
Pendekatan Institusi : - Membentuk divisi
Safety Health And Environment (SHE) yang bertanggung jawab di bidang pengadaan dan pengawasan
berlangsung Penajam Paser Utara
Penerima Laporan adalah BLH Kabupaten Penajam Paser Utara, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Penajam Paser Utara dan Bupati Penajam Paser Utara.
VI - 3
karyawan agar disiplin dalam menggunakan APD.
Kegiatan Transportasi.
Indikator keberhasilan pengelolaan
lingkungan hidup adalah jika tingkat kebisingan di kanan kiri jalan kurang dari 70 dBA. Hal tersebut mengacu kepada SK Menteri Negara Lingkungan Hidup No: Kep.Men- 48/MEN.LH/11/1996 tanggal 25 November 1996, pemerintah Indonesia telah menetapkan baku tingkat kebisingan untuk industri adalah sebesar 70 dB (A)
Pendekatan Teknologi : - Memberi rambu-
rambu batas
kecepatan pada jalan angkutan, untuk membatasi laju kendaraan truk sehingga timbulnya kebisingan dapat diminimalkan - Menggunakan truk
yang sehat, dan tidak memodifikasi knalpot sehingga tidak menimbulkan suara bising.
- Melakukan perawatan rutin sesuai dengan SOP terhadap
kendaraan angkutan, agar suara-suara mesin tidak melebihi baku mutu.
- Tidak membunyikan klakson pada tempat- tempat tertentu yaitu di dekat sarana ibadah dan sekolahan.
- Menggunakan atau membunyikan klakson seperlunya dan diusahakan tidak
Lokasi pengelolaan lingkungan di jalan utama kebun
Periode pengelolaan lingkungan hidup adalah setiap kegiatan transportasi berlangsung
Pelaksana adalah PT WKP
Pengawas adalah Badan
Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Penajam Paser Utara
Penerima Laporan adalah BLH Kabupaten Penajam Paser Utara, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Penajam Paser Utara dan Bupati Penajam Paser Utara.
VI - 4
membuat kaget atau suara bising yang bertubi-tubi.
- Melakukan
penanaman pohon- pohon di lingkungan PKS dan juga pada kanan kiri jalan yang masih terdapat ruang penanaman, sehingga fungsi tajuknya dapat meredam kebisingan yang timbul.
Pendekatan Sosial Ekonomi:
- Melakukan briefing berkala kepada seluruh awak kendaraan truk agar senantiasa mematuhi peraturan berlalu lintas.
- Memberikan sanksi kepada pengemudi truk yang melampaui batas kecepatan - Memberhentikan atau
melarang truk yang knalpotnya
dimodifikasi
Pendekatan Institusi : -
VI - 5
2 Penurunan kualitas
udara Kegiatan pengolahan TBS menjadi CPO Kapasitas 100 ton Per Jam.
Pemanfaatan limbah cangkang dan serabut sebagai bahan bakar pada boiler berlangsung terus menerus selama PKS beroperasi yaitu 20 jam dalam sehari dan 6 hari dalam seminggu. Kegiatan ini bisa menimbulkan gas buang ke udara
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan adalah jika parameter kualitas udara masih berada di bawah baku mutu yang ditentukan. Adapun parameter kualitas udara adalah : SO2
(900 µg/Nm3) CO
(30.000 µg/Nm3) NO2
(400 µg/Nm3) Debu
(230 µg/Nm3)
Pendekatan Teknologi : Menjaga agar kualitas udara tetap baik dengan menjaga kadar SO2, CO, NO2 dan debu tetap berada di bawah nilai baku mutu, yaitu dengan cara memeliharan secara rutin mesin- mesin PKS sumber emsisi, pada boiler dilengkapi dengan cerobong yang tinggi (25 m) dan juga dust collector (pengumpul debu/abu) sisa pembakaran, serta melakukan
penanaman pohon- pohon di lingkungan PKS yang berguna untuk filter atau penyaring polutan.
Pendekatan Sosial Ekonomi:
-
Pendekatan Institusi : -
Lokasi pengelolaan lingkungan di cerobong boiler
Periode pengelolaan lingkungan hidup adalah setiap kegiatan
pembakaran pada boiler berlangsung
Pelaksana adalah PT WKP
Pengawas adalah Badan
Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Penajam Paser Utara,
Penerima Laporan adalah BLH Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Bupati Penajam Paser Utara.
Sumber dampak adalah Kegiatan Transportasi.
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan adalah jika parameter
Pendekatan Teknologi : - Setiap kendaraan
truk wajib dilakukan perawatan secara
Lokasi pengelolaan lingkungan di jalan utama dalam kebun kelapa
Periode pengelolaan lingkungan hidup adalah setiap terdapat kegiatan
Pelaksana adalah PT WKP
VI - 6
kualitas udara masih berada di bawah baku mutu yang ditentukan. Adapun parameter kualitas udara adalah : SO2
(900 µg/Nm3) CO
(30.000 µg/Nm3) NO2
(400 µg/Nm3) Debu
(230 µg/Nm3)
teratur dan dilakukan uji KIR untuk
mengetahui emisinya, sehingga akan dapat ditentukan jenis perawatannya.
- Memberi rambu- rambu batas
kecepatan pada jalan angkutan
- Membatasi laju kendaraan truk sehingga timbulnya debu dapat
diminimalkan - Melakukan
penanaman pohon- pohon di lingkungan PKS dan juga pada kanan kiri jalan yang masih terdapat ruang penanaman, sehingga fungsi tajuk dapat membantu pengurangan pencemaran udara.
Pendekatan Sosial : - Melakukan briefing
berkala kepada seluruh awak kendaraan truk agar senantiasa mematuhi segala peraturan berlalu lintas.
- Memberikan sanksi kepada pengemudi
sawit transportasi dan terutama pada musim kemarau
Pengawas adalah Badan
Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Penajam Paser Utara,
Penerima Laporan adalah BLH Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Bupati Penajam Paser Utara.
VI - 7
truk yang
mengendarai truk melampaui batas kecepatan yang ditentukan.
Pendekatan Institusi : -
3 Penurunan kualitas
air permukaan Kegiatan
Pemanfaatan Limbah.
Kegiatan
pemanfaatan limbah cair untuk aplikasi lahan berpotensi terjadinya limpasan limbah cair ke perairan, yang disebabkan oleh adanya aliran permukaan ketika hujan turun. Peluang bisa terjadi mengingat curah hujan dan hari hujan di wilayah studi relatif tinggi.
Rata-rata curah hujan bulanan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir adalah bervariasi dari 131 mm sampai 398 mm, sedangkan hari hujan rata-rata bervariasi dari 8,7 sampai 18,9 hari.
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan adalah jika kadar dari parameter-paramerer kualitas air
permukaan masih berada di bawah nilai baku mutu yang ditetapkan.
Pendekaan Teknologi : - Berpedoman kepada
Standar Operating Procedure (SPO) dalam setiap tahapan pelaksanaan
pengelolaan lingkungan.
- Menggunakan air limbah untuk LA yang berasal dari IPAL setelah diuji atau dipantau kondisi kadar BOD nya tidak melebihi 5.000 mg/l, sehingga fungsi limbah sebagai pupuk organik tetap terjaga, namun terhadap lingkungan sudah aman (bukan racun).
- Membuat rorak-rorak di dalam lahan kebun sebagai penampung air hasil IPAL untuk LA
- Memasang pipa-pipa ke seluruh lokasi
Lokasi pengelolaan lingkungan di lahan yang dilakukan aplikasi limbah cair
Periode pengelolaan lingkungan hidup adalah selama kegiatan aplikasi lahan dilakukan
Pelaksana adalah PT WKP
Pengawas adalah Badan
Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Penajam Paser Utara,
Penerima Laporan adalah BLH Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Bupati Penajam Paser Utara.
VI - 8
lahan sasaran LA yang terhubung dengan IPAL, sehingga aliran air limbah dapat dijamin tidak tercecer atau mengalir ke lahan yang tidak direncanakan - Mengurangi atau
tidak melakukan LA pada lahan kebun yang berdekatan dengan sepandan sungai. (Radius 50 - 100 m dari garis sempadan sungai).
- Melakukan kegiatan LA pada hari panas (tidak hujan) untuk mencegah terjadinya pengaliran air LA bersama dengan run off.
- Melakukan kontrol terkait debit pembuangan air untuk LA,
pengawasan terus menerus sehingga tidak terjadi over flow saat penerapannya.
Pendekatan Sosial : - Melakukan pelatihan
secara berkala kepada para karyawan terutama
VI - 9
yang terkait dengan LA
- Memberikan sanksi yang tegas kepada para karyaan yang teledor/ ceroboh di dalam tugasnya - Membatasi orang
atau pihak lain selain petugas untuk masuk ke lingkungan yang dianggap rawan terhadap kesehatan.
- Mendampingi pihak lain/ tamu PKS jika ada keperluan ke lingkungan PKS atau LA
- Melakukan safety induction kepada semua pihak yang akan masuk ke dalam lingkungan kebun dan PKS
- Meninggalkan identitas diri dan melapor ke security jika ada tamu atau pihak lain yang akan masuk ke lingkungan PKS dan LA
Pendekatan Institusi : - Memproses perijinan
yang diperlukan
VI - 10
terkait LA ke pada instansi pemerintah yang berwenang.
- Berkoordinasi dengan Kepala Desa Di Wilayah Studi
- Berkoordinasi dengan Dinas Perkebunan Kabupaten Penajam Paser Utara terkait dengan implementasi LA
B. Dampak Tidak Penting Yang Tetap Harus Dikelola I TAHAP PRA
KONSTRUKSI (Tidak ada dampak yang harus dikelola) II TAHAP PRA
KONSTRUKSI (Tidak ada dampak yang harus dikelola) III TAHAP OPERASI 1 Menurunnya kualitas
air tanah (Air bersih) Kegiatan
Pemanfaatan Limbah.
Limbah cair yang dimanfaatkan untuk aplikasi lahan berkemungkinan
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan adalah jika kadar dari parameter-paramerer kualitas air tanah
Pendekaan Teknologi : - Lokasi LA berjarak
minimal 300 meter dari sumur penduduk atau sumur sumber air bersih
Lokasi pengelolaan lingkungan di lahan yang dilakukan aplikasi limbah cair
Periode pengelolaan lingkungan hidup adalah selama kegiatan aplikasi lahan berlangsung
Pelaksana adalah PT WKP
Pengawas adalah Badan
Lingkungan Hidup
VI - 11
berdampak kepada penurunan kualitas air tanah, karena limbah cair yang diaplikasikan akan terus menerus berlangsung di dalam
lahan yang
dicadangakan untuk diaplikasi
(Air bersih)masih berada di bawah nilai baku mutu yang ditetapkan Permenkes nomor 416 tahun 1990 untuk Air Bersih (Lampiran II), atau disesuaikan dengan peraturan yang berlaku pada tahun berjalan.
Pendekatan Sosial : -
Pendekatan Institusi : - Memproses perijinan
yang diperlukan terkait LA ke pada instansi pemerintah yang berwenang.
- Berkoordinasi dengan Dinas Perkebunan Kabupaten Penajam Paser Utara terkait dengan implementasi LA
(BLH) Kabupaten Penajam Paser Utara,
Penerima Laporan adalah BLH Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Bupati Penajam Paser Utara.
2 Timbulnya
kecelakaan kerja Kegiatan Pengolahan Kernel Menjadi PKO.
Kecelakaan kerja akan semakin tinggi peluang terjadinya karena volume produksi yang semakin tinggi, sehingga merupakan DPH.
Kegiatan PKS Kapasitas 100 Ton Per Jam.
Kecelakaan kerja akan semakin tinggi peluang terjadinya karena volume
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup adalah jika tidak terjadi kecelakaan kerja pada saat kegiatan pengolahan kernel menjadi PKO dan juga pada saat kegiatan PKS berlangsung (zerro accident).
Pendekatan Teknologi : - Penggunaan
peralatan yang memadai untuk mencegah kelelahan - Setiap pekerja wajib
menggunakan alat perlindungan diri yang memenuhi standar keselamatan Pendekatan Sosial Ekonomi:
- Menggunakan tenaga kerja yang terampil dan sudah
berpengalaman di bidangnya
- Memberikan waktu
Lokasi pengelolaan lingkungan di dalam PKS dan di dakan unit PKO
Periode pengelolaan lingkungan hidup adalah selama kegiatan PKS dan unit PKO
berlangsung
Pelaksana adalah PT WKP
Pengawas adalah Badan
Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Penajam Paser Utara,
Penerima Laporan adalah BLH Kabupaten Penajam Paser Utara, Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten
VI - 12
produksi yang semakin tinggi, sehingga merupakan DPH
istirahat yang cukup bagi para tenaga kerja
- Briefing keselamatan kerja setiap pagi sebelum kegiatan dimulai
Pendekatan Institusi : - Membentuk divisi
Safety Health And Environment (SHE) yang bertanggung jawab di bidang pencegahan kecelakaan kerja
Penajam Paser Utara dan Bupati Penajam Paser Utara.
3 Peningkatan
kesempatan kerja Kegiatan
pengolahan CPO dan PKO menjadi produk
turunannya.
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup adalah jika sebagian besar tenaga kerja berasal dari
penduduk di wilayah studi
Pendekatan Teknologi : -
-
Pendekatan Sosial : - Memberikan
bimbingan atau pelatihan kerja kepada penduduk sekitar kebun - Mengutamakan
penduduk lokal di dalam penerimaan tenaga kerja Pendekatan Institusi:
- Berkoordinasi dengan Kepala Desa di dalam penerimaan tenaga kerja terkait dan asal
Lokasi
pengelolaan di kantor PT WKP
Periode pengelolaan adalah setiap periode
penerimaan tenaga kerja.
Pelaksana adalah PT WKP
Pengawas adalah Badan
Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Penajam Paser Utara,
Penerima Laporan adalah BLH Kabupaten Penajam Paser Utara, Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Penajam Paser Utara dan Bupati
VI - 13
calon tenaga kerja Penajam Paser
Utara.
4 Terbukanya kesempatan berusaha
Kegiatan Transportasi.
Kesempatan
berusaha akan timbul karena dengan peningkatan
kapasitas PKS menjadi 100 ton TBS per jam akan membutuhkan penambahan armada truk, sehingga masyarakat dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk membuka atau meningkatkan usaha di bidang angkutan.
Kesempatan
masyarakat untuk berusaha di bidang pengadaan armada angkutan semakin besar karena kebijakan
perusahaan yang berkomitmen untuk bermitra dengan masyarakat di dalam pengadaan armada truk tersebut
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup adalah jika
penggunaan armada truk untuk
pengangkutan TBS, CPO dan PKO sebagian besar adalah kemitraan dengan masyarakat
Pendekatan Teknologi : -
Pendekatan Sosial Ekonomi:
- Menjalin kemitraan dengan masyarakat di dalam penggunaan truk untuk
pengangkutan TBS, CPO dan PKO Pendekatan Institusi : -
Lokasi pengelolaan lingkungan di kantor PT WKP
Periode pengelolaan lingkungan hidup adalah selama kegiatan transportasi berlangsung
Pelaksana adalah PT WKP
Pengawas adalah Badan
Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Penajam Paser Utara.
Penerima Laporan adalah BLH Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Bupati Penajam Paser Utara.
5 Timbulnya
kemacetan lalu lintas Kegiatan transportasi.
Jumlah trip pengangkut TBS adalah 334 trip per
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup
Pendekatan Teknologi : -
Di lingkungan PKS PT WKP dan juga di sepanjang jalan yang dilalui
Periode
pengelolaan setiap saat dilakukan kegiatan
Pelaksana adalah PT WKP
Pengawas adalah
VI - 14
hari dan
pengangkutan CPO sebesar 84 trip dan PKO adalah 10 trip, sehingga total akan terdapat 428 trip atau 856 lintasan truk keluar dan masuk area PKS
adalah jika tidak terjadi kemacetan lalulintas yang disebabkan oleh kendaraan dari PT WKP
Pendekatan Sosial : - Memberikan
penyadaran kepada para pengemudi truk agar tidak
melakukan konvoi yang jaraknya teralu dekat antara truk satu dengan truk yang lainnya.
Pendekatan Institusi - Pengaturan jam
keberangkan truk PKO dan CPO yaitu paling kurang selisih 15 menit agar tidak terjadi konvoi dengan jarak yang rapat antara truk satu dengan yang lainnya, sehingga kendaraan lain bisa mendahului dengan mudah dan aman.
kendaraan truk PT
WKP transportasi Badan
Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Penajam Paser Utara, Dan Dinas Perhubungan Kabupaten Penajam Paser Utara.
Penerima Laporan adalah BLH Kabupaten Penajam Paser Utara, Dan Dinas Perhubungan Kabupaten Penajam Paser Utara , dan Bupati Penajam Paser Utara.
6 Menurunnya kesehatan masyarakat
Kegiatan Transportasi.
Kegiatan transportasi akan berdampak kepada penurunan kualitas udara karena tingginya kadar debu.
Tingginya kadar debu menjadi penyebab timbulnya penyakit ISPA
Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup adalah jika angka kesakitan ISPA tidak meningkat dari waktu ke waktu
Pendekatan Teknologi : - Melengkapi masker
bagi para tenaga kerja kebun yang berada di sekitar jalan utama - Pemeriksaan
kesehatan secara berkala di ploklinik kebun
Pendekatan Sosial
Lokasi pengelolaan lingkungan di poliklinik kebun
Periode pengelolaan lingkungan hidup adalah setiap jam kerja
Pelaksana adalah PT WKP
Pengawas adalah Badan
Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Penajam Paser Utara,
Penerima Laporan adalah BLH Kabupaten Penajam Paser
VI - 15
Ekonomi:
-
Pendekatan Institusi : -
Utara, Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara dan Bupati Penajam Paser Utara.
VI - 16
NO INSTITUSI
PEMANTAU JENIS
DAMPAK LINGKUNGAN
YANG DIPANTAU
KOMPONEN KEGIATAN (SUMBER
DAMPAK)
INDIKATOR/
PARAMETER PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP
METODE PENGUMPULAN &
ANALISIS DATA LOKASI PANTAU WAKTU DAN FREKWENSI
A Pemantauan Lingkungan Sesuai Dengan Kajian Dampak Penting di dalam ANDAL I TAHAP PRA
KONSTRUKSI (tidak ada dampak penting) II TAHAP
KONTRUKSI (tidak ada dampak penting) III TAHAP
OPERASI
1 Peningkatan
kebisingan Kegiatan
Pengolahan Kernel Menjadi PKO
Kegiatan PKS Kapasitas 100 Ton Per Jam
Kegiatan trasnportasi
Indikator/
parameter pemantauan lingkungan adalah tingkat kebisingan
Metode pengumpulan data : - Pengukuran langsung di
lapangan terhadap tingkat kebisingan, menggunakan alat ukur kebisingan yang sesuai dengan
perkembangan jaman. Saat ini alat yang relevan adalah sound level meter.
Lokasi pantau adalah :
St. Loading Ramp St. Sterilizer St. Press St. Cainman St. Clarificasi
Dipantau pada saat kegiatan PKS, unit PKO dan kegiatan transportasi beroperasi, dengan frekwensi 1 kali dalam 6 bulan
Pelaksana adalah PT WKP
Pengawas adalah Badan Lingkungan Hidup (BLH)
Kabupaten Penajam Paser Utara
VI - 17
NO INSTITUSI
PEMANTAU JENIS
DAMPAK LINGKUNGAN
YANG DIPANTAU
KOMPONEN KEGIATAN (SUMBER
DAMPAK)
INDIKATOR/
PARAMETER PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP
METODE PENGUMPULAN &
ANALISIS DATA LOKASI PANTAU WAKTU DAN FREKWENSI
Metode analisis data : Analisis dibandingkan dengan Peraturan yang diacu adalah PermenNakertrans Nomor Per.13/Men/X/2011 Tahun 2011 Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika Dan Faktor Kimia Di Tempat Kerja. (Nilai Ambang Batas Kebisingan untuk waktu Pemaparan 8 Jam, yaitu 85 dBA)
St. Power House St. Polishing Drum St. Kernel Bagging St. Boiler Lt 1 St. Boiler Lt. 2 Jembatan Timbang Gudang Kernel
Penerima Laporan adalah BLH
Kabupaten Penajam Paser Utara, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Penajam Paser Utara dan Bupati Penajam Paser Utara.
2 Penurunan
kualitas udara - Kegiatan pengolahan TBS menjadi CPO Kapasitas 100 ton Per Jam.
- Kegiatan transportasi
Indikator/
parameter pemantauan lingkungan adalah parameter kualitas udara.
Adapun parameter kualitas udara adalah : SO2 CO NO2 Debu
Metode pengumpulan data - Grap sampler
Metode analisis data : - Analisis kualitas udara di
laboratorium yang telah terakreditasi KAN - Analisis kualitas udara
akan dilakukan dengan cara menghitung sesuai Indeks Standar
Pencemaran Udara (ISPU).
- Analisis menggunakan Pedoman ISPU: Kep.Men.
LH No. 45 tahun 1997 dan Kep. Ka BAPEDAL No. 107
Di tapak PKS, dan di kanan kiri jalan utama kebun
Dipantau pada saat kegiatan PKS
beroperasi, dan kegiatan transportasi berlangsung dengan frekwensi 1 kali dalam 6 bulan
Pelaksana adalah PT WKP
Pengawas adalah Badan Lingkungan Hidup (BLH)
Kabupaten Penajam Paser Utara
Penerima Laporan adalah BLH
Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Bupati Penajam Paser Utara.
VI - 18
NO INSTITUSI
PEMANTAU JENIS
DAMPAK LINGKUNGAN
YANG DIPANTAU
KOMPONEN KEGIATAN (SUMBER
DAMPAK)
INDIKATOR/
PARAMETER PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP
METODE PENGUMPULAN &
ANALISIS DATA LOKASI PANTAU WAKTU DAN FREKWENSI
tahun 1997
3 Penurunan kualitas air permukaan
Kegiatan
Pemanfaatan Limbah.
Kegiatan
pemanfaatan limbah cair untuk aplikasi lahan berpotensi terjadinya limpasan limbah cair ke perairan, yang disebabkan oleh adanya aliran permukaan ketika hujan turun. Peluang bisa terjadi mengingat curah hujan dan hari hujan di wilayah studi relatif tinggi. Rata- rata curah hujan bulanan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir adalah bervariasi dari 131 mm sampai 398 mm, sedangkan hari hujan rata-rata bervariasi dari 8,7 sampai 18,9 hari.
Indikator/
parameter pemantauan lingkungan adalah kadar dari parameter- paramerer kualitas air permukaan
Metode pengumpulan data : - Dilakukan sampling, grap
sampling
Metode analisis data : - Sampel dianalisis
dilaboratorium yang telah terkakreditasi KAN.
- Cara pengukuran, perhitungan dan evaluasi kualitas air sungai
berpedoman pada Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air dan Kep.Men LH No. 37 Tahun 2003 tentang Metode Analisis Kualitas Air
Permukaan dan
Pengambilan Contoh Air Permukaan.
Perairan pada lokasi :
Afdeling Bravo Blok 22
Afdeling Bravo Blok 23/24
Afdeling Bravo Blok 28
Afdeling Bravo Blok 24
Afdeling Bravo Blok 24/ Charli 1 Bibitan Afd. OH Waduk Sesulu Jembatan Tunan
Dipantau pada saat kegiatan LA
berlangsung, lebih baik pada saat musim hujan atau hari habis hujan, frekwensi 1 kali dalam 6 bulan
Pelaksana adalah PT WKP
Pengawas adalah Badan Lingkungan Hidup (BLH)
Kabupaten Penajam Paser Utara,
Penerima Laporan adalah BLH
Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Bupati Penajam Paser Utara.
VI - 19
NO INSTITUSI
PEMANTAU JENIS
DAMPAK LINGKUNGAN
YANG DIPANTAU
KOMPONEN KEGIATAN (SUMBER
DAMPAK)
INDIKATOR/
PARAMETER PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP
METODE PENGUMPULAN &
ANALISIS DATA LOKASI PANTAU WAKTU DAN FREKWENSI
B. Dampak Tidak Penting Yang Tetap Harus Dipantau I TAHAP PRA
KONSTRUKSI
(Tidak ada dampak yang harus dikelola) II TAHAP PRA
KONSTRUKSI
(Tidak ada dampak yang harus dikelola) III TAHAP
OPERASI
1 Menurunnya kualitas air tanah
Kegiatan
Pemanfaatan Limbah.
Limbah cair yang dimanfaatkan untuk aplikasi lahan berkemungkinan berdampak kepada penurunan kualitas air tanah, karena limbah cair yang diaplikasikan akan terus menerus
Indikator/
parameter pemantauan lingkungan adalah kadar dari parameter- paramerer kualitas air tanah
Metode pengumpulan data : - Grap sampling.
Metode analisis data : - Sampel dianalisis
dilaboratorium yang telah terkakreditasi KAN.
Lokasi LA, yaitu
sumur pantau. Dipantau pada saat operasi dengan frekwensi 1 kali dalam 6 bulan.
.
Pelaksana adalah PT WKP
Pengawas adalah Badan Lingkungan Hidup (BLH)
Kabupaten Penajam Paser Utara,
Penerima Laporan
VI - 20
NO INSTITUSI
PEMANTAU JENIS
DAMPAK LINGKUNGAN
YANG DIPANTAU
KOMPONEN KEGIATAN (SUMBER
DAMPAK)
INDIKATOR/
PARAMETER PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP
METODE PENGUMPULAN &
ANALISIS DATA LOKASI PANTAU WAKTU DAN FREKWENSI
berlangsung di dalam
lahan yang
dicadangakan untuk diaplikasi
adalah BLH
Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Bupati Penajam Paser Utara.
2 Timbulnya kecelakaan kerja
Kegiatan Pengolahan Kernel Menjadi PKO.
Kecelakaan kerja akan semakin tinggi peluang terjadinya karena volume produksi yang semakin tinggi, sehingga merupakan DPH.
Kegiatan PKS Kapasitas 100 Ton Per Jam.
Kecelakaan kerja akan semakin tinggi peluang terjadinya karena volume produksi yang semakin tinggi, sehingga merupakan DPH
Indikator/
parameter pemantauan lingkungan adalah angka kecelakaan kerja pada saat kegiatan pengolahan kernel menjadi PKO dan juga pada saat kegiatgan PKS berlangsung
Metode pengumpulan data : Melakukan wawancara kepada SHE terkait angka kecelakaan.
Telaah laporan K3 yang dibuat oleh perusahaan
Metode analisis data : Menghitung atau mencatat angka kecelakaan kerja yang terjadi.
Di kantor PT WKP Dipantau pada saat jam kerja dengan frekwensi 1 kali dalam 6 bulan
Pelaksana adalah PT WKP
Pengawas adalah BLH Kabupaten Penajam Paser Utara.
Penerima Laporan adalah Dinas Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi Kabupaten Penajam Paser Utara, Bupati Penajam Paser Utara
VI - 21
NO INSTITUSI
PEMANTAU JENIS
DAMPAK LINGKUNGAN
YANG DIPANTAU
KOMPONEN KEGIATAN (SUMBER
DAMPAK)
INDIKATOR/
PARAMETER PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP
METODE PENGUMPULAN &
ANALISIS DATA LOKASI PANTAU WAKTU DAN FREKWENSI
3 Peningkatan kesempatan kerja
Kegiatan
pengolahan CPO dan PKO menjadi produk
turunannya.
4 Terbukanya kesempatan berusaha
Kegiatan Transportasi.
Kesempatan
berusaha akan timbul karena dengan peningkatan
kapasitas PKS menjadi 100 ton TBS per jam akan membutuhkan penambahan armada truk, sehingga masyarakat dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk membuka atau meningkatkan usaha di bidang angkutan.
Kesempatan
masyarakat untuk berusaha di bidang pengadaan armada angkutan semakin besar karena kebijakan
perusahaan yang berkomitmen untuk
Indikator/
parameter pemantauan lingkungan adalah bentuk kemitraan dengan masyarakat terkait penggunaan armada truk untuk transportasi TBS, CPO dan PKO
Metode pengumpulan data : Melakukan wawancara kepada para sopir truk tentang kepemilikan aramada truk, dan juga melakukan wawancara dengan perusahaan terkait kepemilikan truk.
Metode analisis data : Melakukan rekapitulasi pemilikan armada truk dan menelaah kontrak atau kemitraan penggunakan jasa angkutan truk
Di kantor PT WKP Dipantau pada saat kegiatan tansportasi berlangsung, dengan frekwensi 1 kali dalam 6 bulan
Pelaksana adalah PT WKP
Pengawas adalah BLH Kabupaten Penajam Paser Utara.
Penerima Laporan adalah Bupati Penajam Paser Utara
VI - 22
NO INSTITUSI
PEMANTAU JENIS
DAMPAK LINGKUNGAN
YANG DIPANTAU
KOMPONEN KEGIATAN (SUMBER
DAMPAK)
INDIKATOR/
PARAMETER PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP
METODE PENGUMPULAN &
ANALISIS DATA LOKASI PANTAU WAKTU DAN FREKWENSI
bermitra dengan masyarakat di dalam pengadaan armada truk tersebut
5 Timbulnya kemacetan lalu lintas
Kegiatan
transportasi. Jumlah trip pengangkut TBS adalah 334 trip per hari dan
pengangkutan CPO sebesar 84 trip dan PKO adalah 10 trip, sehingga total akan terdapat 428 trip atau 856 lintasan truk keluar dan masuk area PKS
6 Menurunnya kesehatan masyarakat
Kegiatan Transportasi.
Kegiatan transportasi akan berdampak kepada penurunan kualitas udara karena tingginya kadar debu.
Tingginya kadar debu menjadi penyebab timbulnya penyakit ISPA
Indikator/
parameter pemantauan lingkungan adalah angka kesakitan ISPA yang ada di Polibun
Metode pengumpulan data : Melakukan wawancara kepada SHE terkait angka kesakitan ISPA di Poliklinik.
Telaah laporan Poliklinik yang dibuat oleh perusahaan
Metode analisis data : Menghitung atau mencatat angka kesakitan ISPA yang terjadi.
Di Poliklinik PT
WKP Dipantau pada
saat jam kerja dengan frekwensi 1 kali dalam 6 bulan
Pelaksana adalah PT WKP
Pengawas adalah BLH Kabupaten Penajam Paser Utara.
Penerima Laporan adalah Dinas
Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara, Bupati Penajam Paser Utara