Bioekologi Vektor Penyakit
ANA UTAMI ZAINAL UHAMKA
2022
Sub CP MK Pertemuan 2
Mahasiswa mampu menjelaskan bioekologi vector penyakit
Materi Pembelajaran
Bioekologi vektor
Ekologi vector
Epidemiologi vector
Pendahuluan
Keragaman vector sangat mempengaruhi insiden dan pengendalian penyakit akibat vector
Kemungkinan perbedaan penyebaran dan keanekaragaman vektor malaria di berbagai eksosistem yang berbeda
Banyak factor yang mempengaruhi suatu vector keberagaman, ekologi, dan penyebarannya
Bioekologi Vektor Penyakit
Section 1
Pengertian Bioekologi
Bioekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan atau interaksi makhluk hidup dengan lingkungan hidupnya
Kaitannya dgn vector pnykit: interaksi MH (vector dan pathogen) dgn lingkunganx
Bioekologi Vektor Penyakit
Morfologi
Bionomik (kebiasaan, habitat, dll)
Siklus hidup
Ekologi vector
Morfologi dan Siklus Hidup Vektor
Morfologi
nyamuk dewasa
Siklus Hidup Nyamuk
Morfologi Lalat
Siklus Hidup Lalat
Morfologi Kecoa
Siklus Hidup
Kecoa
BIONOMIK
Adalah kesenangan nyamuk yang meliputi: tempat bertelur (breedinghabit), kesenangan menggigit (feeding habit), kesenangan tempat istirahat (resting habit), jarak terbang
Kesehatan lingkungan akan mengurangi populasi vektor dan memutus siklus hidup vektor sehingga vektor tersebut tidak
dapat berkembang
untuk mempermudah menentukan strategi pengendalian vektor
Contoh Bionomik Vektor
Bionomik Vektor Nyamuk
Kebiasaan
Mengigit Perilaku Istirahat Kebiasaan
Berkembangbiak
Kebiasaan menggigit
Nyamuk yang aktif mengigit pada malam hari adalah anopheles dan culex sedangkan nyamuk yang aktif mengigit pada siang
hari menggigit yaitu Aedes.
Beberapa nyamuk lebih menyukai darah manusia
(anthropophilic) dan lainnya lebih menyukai darah hewan (zoophilic) atau bahkan menyukai keduanya
C. quinquefasciatus, A. aegypti dan A.albopictus merupakan beberapa spesies yang tergolong anthropophilic sedangkan C.
tritaeniorhynchus merupakan salah satu nyamuk yang tergolong
zoophilic
Tempat istirahat
Nyamuk akan melakukan istirahat selama 2 sampai 3 hari sesudah menggigit orang atau hewan
Memilih tempat yang teduh, lembab, dan aman untuk beristirahat
Lebih suka hinggap di tempat-tempat yang dekat tanah
Tempat istirahat (resting places) nyamuk
Culex di dalam rumah pada waktu siang hari. Nyamuk Culex akan memilih tempat-tempat yang gelap dan lembab di dalam rumah untuk beristirahat.
Tempat-tempat yang lembab dan kurang terang seperti
kamar mandi, dapur, dan WC
Habitat
Berdasarkan tempat bertelur:
container habitats : Aedes sp, Anopheles sp, Culex sp
ground water habitats (genangan air tanah): Anhopeles sp. dan Culex sp.
Tempat berkembang biak
Nyamuk cenderung memilih tempat
perkembangbiakan yang berwarna gelap, terlindung dari sinar matahari, permukaan terbuka lebar, berisi air tawar jernih, dan tenang
Tempat perkembangbiakan nyamuk bisa terletak di dalam maupun di luar rumah. Tempat-tempat
penampungan air seperti bak mandi, bak air WC,
tandon air minum, tempayan, gentong air, ember, dan lain-lain
Puncak kepadatan dipengaruhi oleh musim (>>kemarau)
Bionomik lalat
::Tempat berbau busuk, di dalam kotoran
Tempat
Berkembang Biak
:: Lalat lebih
menyukai tempat yang tidak
berangin, tetapi sejuk, dan kalau malam hari sering hinggap di
semak-semak di luar tempat
tinggal
Tempat Istirahat
:: saat hinggap lalat mempunyai mekanisme
mengeluarkan air liur & melakukan defekasi
Kebiasaan
Makan
Bionomik Kecoa
Habitat
• Tempat lembap, gelap (kamar mandi, saluran air, dapur dll)
Tempat Perindukan
• Tempat kotor, bau, sejuk/lembap
Cara Hidup
• Kebiasaan makan malam hari, siang bersembunyi
• Terancam: bersembunyi di celah dan mengeluarkan bau
Ekologi Vektor Penyakit
Section 2
Ekologi Vektor
Perubahan iklim dan lingkungan dapat berpengaruh terhadap keberadaan vektor di suatu wilayah (Dhimal et. al., 2014).
Setiap daerah memiliki kondisi ekosistem, perilaku dan keberadaan vektor yang berbeda. Diduga mempengaruhi distribusi, keanekaragaman dan potensi terjadinya penularan malaria
Adapun ekosistem yang menjadi tempat perkembangbiakan vektor dibagi menjadi tiga yaitu hutan, non hutan dan pantai. Pada masing-masing ekosistem dibedakan lagi menjadi ekosisten dekat dan jauh pemukiman. (B2P2VRP, 2017).
Contoh: Keberadaan ekosistem yang mendukung terbentuknya tempat perkembangbiakan nyamuk yang dapat meningkatkan risiko penularan malaria (Ayala et. al., 2009).
Kekuatan dan arah angin berpengaruh dalam penyebaran atau migrasi nyamuk (4 km/jam)
Parameter ekologi: kelembaban udara, temperatur udara, dan intensitas cahaya
Contoh
Cuaca memegang peranan penting dalam daur hidup nyamuk sebagai vector demam berdarah.
Faktor yang berpengaruh adalah curah hujan, suhu, kelembaban dan kecepatan angin.
Perkembangan telur nyamuk tampak telah mengalami embrionisasi lengkap dalam waktu 72 jam dalam temperature udara 25-30 C dan dijelaskan bahwa rata-rata suhu optimum untuk pertumbuhan nyamuk adalah 25- 27 C dan pertumbuhan nyamuk akan berhenti sama sekali Bila suhu kurang dari 10 C atau lebih dari 40 C.
Contoh (2)
Faktor lingk yg mempengaruhi hidup lalat
1. Temperatur
temperatur > 45 derajat C dan < 10 dejarat C.
suhu 20-25 derajat C lalat beraktivitas penuh
suhu 35 - 40 derajat C/ 15-20 derajat C aktivitas lalat mulai berkurang
kelembaban yang optimum 90 % 2. Cahaya
Lalat bersifat menyukai cahaya (fototropik) dan tempat yang hangat
Epidemiologi Vektor Penyakit
Section 3
Epidemiologi
Ilmu yang mempelajari distribusi frekuensi
masalah kesehatan dan factor-factor yang
mempengaruhi masalah kesehatan pada
manusia
Referensi
Dhimal, M., Ahrens, B., Kuch, U. Species composition, seasonal occurrence, habitat preference and altitudinal distribution of malaria and other disease vectors in eastern nepal. Parasites & Vectors. 2014; 7: 2–11.
Setiyaningsih, Riyani. dkk. (2019). BIOEKOLOGI VEKTOR MALARIA PADA
BERBAGAI EKOSISTEM DI KABUPATEN DONGGALA, PROVINSI SULAWESI TENGAH.
Bioekologi Vektor Malaria Pada Berbagai Ekosistem... (Riyani Setiyaningsih, et. al) DOI : 10.22435/vk.v11i1.1139.1-10
Muftiah, A. (2018). Distribusi Vektor Malaria Anopheles (Diptera: Cullicidae) di Kabupaten Bulukumba, Indonesia. Jurnal Vektor Penyakit, 12(1), 1-8.
https://doi.org/10.22435/vektorp.v12i1.225