11. Optimalisasi BMN melalui Perjanjian Kerjasama antara PT Humpuss Pengolahan Minyak dengan Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi Belum Sesuai Ketentuan
Kondisi
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM Migas) menyajikan saldo Aset Tetap pada Neraca Unaudited per 31 Desember 2021 dan 31 Desember 2020 masing-masing sebesar Rp2.593.468.564.532,00 dan Rp2.608.435.293.267,00. Rincian Aset Tetap PPSDM MIGAS per 31 Desember 2021 dan 31 Desember 2020 adalah sebagai berikut:
Tabel 1 Rincian Aset Tetap PPSDM Migas per 31 Desember 2021 dan 31 Desember 2020
Jenis 31 Desember 2021
(Rp)
31 Desember 2020 (Rp)
Naik / Turun (Rp) Tanah 2.325.203.960.059,00 2.325.203.960.059,00
Peralatan dan Mesin 340.852.593.278,00 331.386.307.399,00 9.466.285.879,00 Gedung dan Bangunan 196.095.387.722,00 195.293.537.137,00 801.850.585,00 Jalan, Irigasi dan Jaringan 88.447.622.110,00 88.447.622.110,00
Aset Tetap Lainnya 2.472.132.760,00 2.472.132.760,00
Akum. Penyusutan Aset Tetap (359.603.131.397,00) (334.368.266.198,00) (25.234.865.199,00) Nilai Buku Aset Tetap 2.593.468.564.532,00 2.608. 435.293.267,00 (14.966.728.735,00)
Diantara Aset Tetap PPSDM Migas diketahui terdapat tanah seluas 235.113 m2 senilai Rp843.561.933.000,00yangberlokasi di Kelurahan Cepu, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah dengan Sertifikat Hak Pakai 00282 atas nama Pemerintah RI dan tercatat dalam Barang Milik Negara (BMN) PPSDM Migas dengan kode barang 2.01.01.04.001.11. Hasil pemeriksaan fisik di lapangan menunjukkan bahwa terdapat kilang mini milik PT Humpuss Pengolahan Minyak (PT HPM) yang didirikan di atas tanah milik PPSDM Migas. Kilang mini tersebut berdiri di atas tanah seluas 35.520 m2 yang merupakan bagian dari aset tanah seluas 235.113 m2.
Tanah tersebut dikerjasamakan dengan PT HPM berdasarkan Perjanjian Kerjasama antara PT HPM dengan PPSDM Migas tentang Pendirian dan Pengoperasian Kilang Mini PT Humpuss Pengolahan Minyak Nomor 013/341/Perj/DMC/1996 tanggal 16 Desember 1996. Perjanjian berlaku untuk jangka waktu 25 tahun terhitung mulai tanggal 16 Desember 1996 dan berakhir tanggal 16 Desember 2022.
Pemeriksaan lebih lanjut atas Kerjasama Pemanfaatan Aset Tanah PPSDM Migas Dengan PT HPM menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
a. Kerjasama Pemanfaatan Aset Tanah PPSDM Migas dengan PT HPM Tidak Sesuai Tujuannya
Bangun Guna Serah adalah Pemanfaatan Barang Milik Negara/Daerah berupa tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati, untuk selanjutnya diserahkan kembali tanah beserta bangunan dan atau sarana berikut fasilitasnya setelah berakhirnya jangka waktu.
Dalam klausul pada perjanjian Kerjasama Pemanfaatan Aset Tanah PPSDM Migas dengan PT HPM antara lain menyatakan bahwa:
1) PT HPM menghibahkan unit kilang berikut peralatan penunjangnya kepada PPSDM Migas setelah jangka waktu 25 tahun sejak saat beroperasi komersilnya kilang tersebut; dan
2) PPSDM Migas berhak memanfaatkan kilang sebagai sarana pendidikan dengan ketentuan bahwa pemanfaatan tersebut tidak mengganggu kelancaran dan mutu produksi serta kondisi fisik kilang.
Berdasarkan hasil konfirmasi dengan Sub Koordinator Keuangan PPSDM Migas diketahui bahwa sampai dengan tahun 2022 kilang mini PT HPM tersebut belum beroperasi, sehingga PPSDM Migas belum pernah memanfaatkan kilang sebagai sarana pendidikan serta belum terdapat kejelasan terkait penyerahan unit kilang berikut peralatan penunjangnya kepada PPSDM Migas.
b. Biaya Sewa Tanah dalam Perjanjian Kerjasama Pemanfaatan Aset Tanah PPSDM Migas dengan PT HPM Belum Mencerminkan Harga yang Wajar Pada tanggal 28 Agustus 2001, PPSDM Migas dengan PT HPM telah menandatangani Amandemen Pertama Perjanjian Kerjasama tentang Pendirian dan Pengoperasian Kilang Mini PT HPM Nomor 03/34.01/Perj/BDM/2001.
Amandemen tersebut mengubah ketentuan terkait Fixed Fee I dalam perjanjian, yaitu imbalan terhadap penggunaan lahan, sarana, dan fasilitas lainnya selama 25 tahun sebesar Rp1.250.000.000,00 diubah menjadi sebesar Rp151.692.999,00 per tahun selama 25 tahun yang pembayarannya dilakukan setiap awal tahun sewa, secara tunai atau angsuran sesuai kesepakatan kedua pihak.
Penetapan tarif didasarkan pada Laporan Hasil Kerja Tim Penetapan Tarif Sewa Menyewa Aset Negara pada PPT Migas Departemen Pertambangan dan Energi Tahun 1999. Adapun ketentuan yang digunakan sebagai acuan dalam menetapkan tarif yaitu Peraturan Daerah Jawa Tengah Nomor 7 Tahun 1994 dan Surat Edaran Bersama Menteri Keuangan dan Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 604/DVI/02/1998. Rincian tarif Fixed Fee I dijelaskan dibawah ini:
Tabel 2 Rincian Tarif Fixed Fee I
Jenis biaya Tarif
Luas Tanah
(mc)
Biaya Sewa 1 Tahun (Rp)
Biaya Sewa Tanah Rp1.500,00/m2/tahun 35.520 53.280.000,00 Biaya Sewa Gedung untuk Kantor Rp15.000,00/m2/tahun 132 23.760.000,00 Biaya Sewa Halaman Gedung
untuk Kantor
Rp1.500,00/m2/tahun 68 102.000,00
Biaya Sewa Bengkel Rp11.250,00/m2/tahun 200 27.000.000,00 Biaya Sewa Halaman Bengkel Rp1.500,00/m2/tahun 500 750.000,00 Biaya Sewa Gudang/ Logistik Rp11.250,00/m2/tahun 240 32.400.000,00 Biaya Sewa Rumah (2 rumah) Rp600.000,00/rumah/bln - 14.400.000,00
Jumlah 151.692.000,00
Hasil konfirmasi kepada Sub Koordinator Keuangan PPSDM Migas menunjukkan bahwa dari rincian tarif diatas yang dibayarkan kepada PPSDM Migas hanya biaya
sewa tanah sebesar Rp53.280.000,00 per tahun. Sedangkan biaya lain tidak dibayarkan karena Kilang Mini PT Humpuss Pengolahan Minyak tidak beroperasi.
Dalam Perjanjian Kerjasama terdapat pasal-pasal yang menyatakan bahwa pelaksanaan hak dan kewajiban akan diatur tersendiri setiap tahun dalam perjanjian penyelenggaraan pengoperasian kilang sesuai kepentingan dan perhitungan kedua belah pihak dan perjanjian akan ditinjau kembali setiap lima tahun. Namun demikian hasil konfirmasi dengan Sub Koordinator Keuangan PPSDM Migas menjelaskan bahwa sejak tahun 2001 PPSDM Migas belum melakukan evaluasi kembali atas Perjanjian Kerjasama dengan PT HPM.
Hasil perbandingan dengan pemanfaatan BMN lainnya, diketahui bahwa biaya pemanfaatan tanah yang diperoleh dari hasil perjanjian kerjasama dengan PT HPM hanya sebesar Rp1.500,00/m2/tahun jauh lebih rendah dari biaya pemanfaatan tanah untuk Anjungan Tunai Mandiri (ATM) sebesar Rp812.500,00/m2/tahun yang diperoleh dari hasil perjanjian kerjasama dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk berdasarkan Perjanjian Kerjasama Operasional Pengelolaan Tanah dan Bangunan antara PPSDM Migas dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Nomor 07Pj/05/BPM/2020.
c. Kerjasama Pemanfaatan Aset Tanah PPSDM Migas dengan PT HPM Belum Tercatat dalam Aset Lainnya Kemitraan Dengan Pihak Ketiga
PPSDM Migas Tahun 2021 menyajikan saldo Aset Lainnya Kemitraan Dengan Pihak Ketiga senilai Rp0,00. Berdasarkan hasil konfirmasi dengan Sub Koordinator Keuangan PPSDM Migas menjelaskan bahwa tanah yang dikerjasamakan dengan PT HPM tersebut tidak dicatat dalam Aset Lainnya Kemitraan Dengan Pihak Ketiga sehingga masih tercatat pada Aset Tetap dan tergabung nilai aset tanah pada Sertifikat Hak Pakai 00282 atas nama Pemerintah RI dengan luas total 235,113 m2.
Sehubungan dengan akan berakhirnya perjanjian pada tanggal 16 Desember 2022, Kepala PPSDM Migas telah menyampaikan surat kepada PT HPM melalui surat Nomor B-019/KS.01.01/BPM/2021 tanggal 30 Juni 2021 perihal Tindak Lanjut Perjanjian Kerjasama. Atas surat tersebut, PT HPM telah menyampaikan Surat Nomor 32/HPM- S/XII/2021 tanggal 27 Desember 2021 perihal Usulan Tindak Lanjut Perjanjian Kerjasama.
Melalui surat tersebut PT HPM menyampaikan bahwa PT HPM akan mendukung program pemerintah untuk implementasi B40 dan/atau green fuel, sehingga PT HPM akan berfokus untuk green fuel untuk reaktivasi kilang, dimana saat ini PT HPM masih mempelajari dan menjajaki kerjasama dengan beberapa calon partner untuk green fuel tersebut.
Pada tanggal 14 Februari 2022, melalui Surat Nomor B-133/KS.01/BPMU/2022, Kepala PPSDM Migas telah menyampaikan surat perihal Tanggapan Usulan Tindak Lanjut Perjanjian Kerjasama kepada PT HPM. Dalam surat tersebut Kepala PPSDM Migas menyampaikan bahwa PPSDM Migas memutuskan untuk tidak memperpanjang kerjasama dan meminta PT HPM untuk dapat mempersiapkan langkah-langkah dalam pemindahtanganan aset kilang mini tersebut sampai dengan batas waktu berakhirnya perjanjian. Atas surat Kepala PPSDM Migas tersebut sampai dengan tanggal 13 Maret 2022, PT HPM belum memberikan jawaban.
Kriteria
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, pada:
1) Pasal 1 angka 13 yang menyatakan bahwa Kerja Sama Pemanfaatan adalah pendayagunaan Barang Milik Negara/Daerah oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dalam rangka peningkatan penerimaan negara bukan pajak/pendapatan daerah dan sumber pembiayaan lainnya;
2) Pasal 1 angka 13 yang menyatakan bahwa Bangun Guna Serah adalah Pemanfaatan Barang Milik Negara/Daerah berupa tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati, untuk selanjutnya diserahkan kembali tanah beserta bangunan dan atau sarana berikut fasilitasnya setelah berakhirnya jangka waktu.
a) Huruf c, melakukan pencatatan dan inventarisasi Barang Milik Negara yang berada dalam penguasaannya;
b) Huruf e, mengamankan dan memelihara Barang Milik Negara yang berada dalam penguasaanya;
c) Huruf i, melakukan pengawasan dan pengendalian atas penggunaan BMN yang berada dalam penguasaannya.
3) Pasal 42:
a) Ayat (1) yang menyatakan bahwa Pengelola Barang, Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang wajib melakukan pengamanan Barang Milik Negara yang berada dalam penguasaannya;
b) Ayat (2) yang menyatakan bahwa Pengamanan Barang Milik Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pengamanan administrasi, pengamanan fisik, dan pengamanan hukum;
b. Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-211/PB/2018 tentang Kodefikasi Segmen Akun pada Bagan Akun Standar yang menyatakan bahwa Aset Lainnya Kemitraan Dengan Pihak Ketiga dengan kode akun 161111 digunakan untuk mencatat Aset Lainnya berupa Kemitraan Dengan Pihak Ketiga berupa perjanjian antara dua pihak atau lebih yang mempunyai komitmen untuk melaksanakan kegiatan yang dikendalikan bersama dengan menggunakan aset dan/atau hak usaha yang dimiliki. Bentuk kemitraan tersebut antara lain berupa Bangun, Kelola, Serah (BKS) dan Bangun, Serah, Kelola (BSK);
c. Perjanjian Kerjasama antara PT Humpuss Pengolahan Minyak dengan Pusat Pengembangan Tenaga Perminyakan dan Gas Bumi tentang Pendirian dan Pengoperasian Kilang Mini PT Humpuss Pengolahan Minyak Nomor 013/341/Perj/DMC/1996 tanggal 16 Desember 1996, pada:
1) Pasal 5 ayat (1) yang menyatakan bahwa Pelaksanaan hak dan kewajiban akan diatur tersendiri setiap tahun dalam perjanjian penyelenggaraan pengoperasian kilang tersebut sesuai perhitungan dan kepentingan kedua belah pihak;
2) Pasal 12 ayat (3) yang menyatakan bahwa Perjanjian ini akan ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun.
Akibat
Kondisi tersebut mengakibatkan:
a. Saldo Aset Tetap dan Aset Lainnya pada Neraca belum menggambarkan kondisi yang sebenarnya;
b. PPSDM Migas kehilangan kesempatan untuk memperoleh pendapatan yang optimal atas perjanjian kerja sama pemanfaatan aset;
c. Potensi ketidakjelasan status kepemilikan aset kilang mini PT HPM pada saat berakhirnya perjanjian.
Sebab
Kondisi tersebut disebabkan:
a. Kepala Bagian Umum PPSDM Migas belum melakukan pencatatan aset yang menjadi objek perjanjian kerja sama sesuai dengan ketentuan;
b. Kepala PPSDM Migas belum melakukan peninjauan kembali Perjanjian Kerjasama dengan PT HPM tentang Pendirian dan Pengoperasian Kilang Mini PT HPM Nomor 013/341/Perj/DMC/1996 setiap lima tahun.
Komentar Instansi (Terlampir)