• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Responden berdasarkan Modal Usaha

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Responden berdasarkan Modal Usaha"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

25 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Responden Penelitian

1. Deskripsi Responden berdasarkan Modal Usaha

Jumlah modal yang dimiliki oleh responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Jumlah Modal

Modal (Juta) Responden Persentase

10 – 100 13 40,63%

>100 – 300 15 46,88%

>300 4 12,50%

Jumlah 32 100%

Sumber : Data Diolah, Tahun 2022

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki jumlah modal yaitu sebanyak >100 juta – 300 juta dengan jumlah responden yaitu sebanyak 15 responden atau 46,88%. Responden yang memiliki jumlah modal sebanyak 10 juta – 100 juta yaitu sebanyak 13 responden atau 40,63%

dan sebanyak 4 responden atau 12,50% memiliki jumlah modal sebanyak

>300 juta. Secara sistematis deskripsi responden berdasarkan jumlah modal dapat disajikan pada Gambar 4.1.

(2)

26 Gambar 4.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Jumlah Modal

Sumber: Data Diolah, Tahun 2022 2. Deskripsi Responden berdasarkan Luas Lahan

Luas lahan yang dimiliki oleh responden sebagai tempat produksi garam dapat dilihat pada Tabel 4.2

Tabel 4.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Jumlah Luas Lahan Luas Lahan (Ha) Responden Persentase

1 – 20 12 37,50%

>20 – 40 14 43,75%

>40 6 18,75%

Jumlah 32 100%

Sumber: Data Diolah, Tahun 2022

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki luas lahan yaitu sebesar 20 Ha – 40 Ha yaitu sebanyak 14 responden atau 43,75%.

Responden yang memiliki luas lahan sebesar >1 Ha – 20 Ha yaitu sebanyak 12 responden atau 37,50% dan sebanyak 6 responden atau 18,75% memiliki luas lahan yaitu sebanyak >40 Ha. Secara sistematis deskripsi responden berdasarkan luas lahan dapat disajikan pada Gambar 4.2

0 5 10 15 20

10 - 100 Juta >100 - 300 Juta > 300 Juta

Modal

(3)

27 Gambar 4.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Luas Lahan

Sumber: Data Diolah, Tahun 2022 3. Deskripsi Responden berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja

Deskripsi responden berdasarkan jumlah tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 4.3

Tabel 4.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja Tenaga Kerja (Orang) Responden Persentase

5 – 20 13 40,63%

>20 – 40 14 43,75%

>40 5 15,63%

Jumlah 32 100%

Sumber: Data Diolah, Tahun 2022

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki jumlah tenaga kerja yaitu sebanyak >20 – 40 orang yaitu sebanyak 14 responden atau 43,75%. Responden yang memiliki jumlah tenaga kerja sebanyak 5 – 20 orang yaitu sebanyak 13 responden atau 40,63% dan sebanyak 5 responden atau 15,63% memiliki jumlah tenaga kerja sebanyak

>40 orang. Secara sistematis deskripsi responden berdasarkan jumlah tenaga kerja dapat disajikan pada Gambar 4.3.

0 2 4 6 8 10 12 14 16

1 - 20 Ha >20 - 40 Ha > 40 Ha

Luas Lahan

(4)

28 Gambar 4.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja

Sumber: Data Diolah, Tahun 2022 4. Deskripsi Responden berdasarkan Jumlah Produksi

Deskripsi responden berdasarkan jumlah produksi dapat dilihat pada Tabel 4.4

Tabel 4.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Jumlah Produksi Produksi (Ton/musim) Responden Persentase

500 –1000 12 37,50%

>1000 – 3000 15 46,88%

>3000 5 15,63%

Jumlah 32 100%

Sumber: Data Diolah, Tahun 2022

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki jumlah produksi sebanyak >1000 – 3000 ton yaitu sebanyak 15 responden atau 46,88%. Responden yang memiliki jumlah produksi sebanyak 500 –1000 ton yaitu sebanyak 12 responden atau 37,50% dan sebanyak 5 responden atau 15,63% memiliki jumlah produksi yaitu sebanyak >3.000 Ton. Secara sistematis deskripsi responden berdasarkan jumlah produksi dapat disajikan pada Gambar 4.4

0 2 4 6 8 10 12 14 16

5 - 20 Orang >20 - 40 Orang > 40 Orang

Tenaga Kerja

(5)

29 Gambar 4.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Jumlah Produksi

Sumber: Data Diolah, Tahun 2022 B. Analisis Data

1. Persamaan Regresi Linier Berganda

Dalam bagian ini disajikan hasil statistik mengenai pengaruh antara variabel bebas yang meliputi modal, luas lahan, jumlah tenaga kerja dan cuaca terhadap tingkat produksi garam di Desa Pangarengan Kecamatan Pangarengan Kabupaten Sampang. Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui hasil analisis regresi linier berganda (multiple regression) secara parsial dan simultan yang dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Sumber: Data Diolah (2022)

0 2 4 6 8 10 12 14 16

500 - 1000 Ton/musim >1000 - 3000 Ton/musim > 3000 Ton/musim

Produksi

(6)

30 Berdasarkan hasil analisis regresi pada Tabel 4.5, maka dapat dirumuskan suatu persamaan regresi berganda sebagai berikut:

Y = a + b1 X1 + b2X2 + b3 X3 + e

Berdasarkan persamaan garis regresi linier berganda tersebut, maka diperoleh bahwa:

a = 1.802.192,931 merupakan nilai konstanta, yaitu estimasi dari tingkat produksi garam di Desa Pangarengan Kecamatan Pangarengan Kabupaten Sampang, jika variabel bebas yang terdiri dari variabel modal, luas lahan dan jumlah tenaga kerja mempunyai nilai sama dengan nol.

b1 = 7,718 merupakan slope atau koefisien arah variabel Modal (X1) yang mempengaruhi tingkat produksi garam di Desa Pangarengan Kecamatan Pangarengan Kabupaten Sampang, koefisien regresi (b1) sebesar 7,718 dengan tanda positif. Dengan hasil tersebut berarti bahwa tingkat produksi garam di Desa Pangarengan Kecamatan Pangarengan Kabupaten Sampang akan naik sebesar 7,718, dengan sifat hubungan yang searah dengan asumsi variabel luas lahan dan jumlah tenaga kerja mempunyai nilai sama dengan nol.

b2 = 98.621,464 merupakan slope atau koefisien arah variabel luas lahan (X2) yang mempengaruhi tingkat produksi garam di Desa Pangarengan Kecamatan Pangarengan Kabupaten Sampang, koefisien regresi (b2) sebesar 98.621,464 dengan tanda positif. Hal ini berarti bahwa tingkat produksi garam di Desa Pangarengan Kecamatan Pangarengan Kabupaten Sampang akan naik sebesar 98.621,464, dengan sifat

(7)

31 hubungan yang searah dengan asumsi variabel modal dan jumlah tenaga kerja mempunyai nilai sama dengan nol.

b3 = 103.897,708 merupakan slope atau koefisien arah variabel jumlah tenaga kerja (X3) yang mempengaruhi tingkat produksi garam di Desa Pangarengan Kecamatan Pangarengan Kabupaten Sampang, koefisien regresi (b3) sebesar 103.897,708 dengan tanda positif. Hal ini berarti bahwa tingkat produksi garam di Desa Pangarengan Kecamatan Pangarengan Kabupaten Sampang akan naik sebesar 103.897,708, dengan sifat hubungan yang searah dengan asumsi variabel modal dan luas lahan mempunyai nilai sama dengan nol.

e = merupakan nilai residu atau kemungkinan kesalahan dari model persamaan regresi, yang disebabkan karena adanya kemungkinan variabel lainnya yang dapat mempengaruhi tingkat produksi garam di Desa Pangarengan Kecamatan Pangarengan Kabupaten Sampang tetapi tidak dimasukkan dalam model persamaan.

Y = 1.802.192,931 + 7,718 X1 + 98.621,464X2 + 103.897,708 X3 + e 2. Nilai Koefisien Determinasi (R2)

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi linier berganda yang telah dilakukan menunjukkan pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent adalah cukup besar, hal tersebut dapat dilihat pada nilai koefisien determinasi (R2) yaitu sebesar 0,679. Dengan demikian berarti bahwa pengaruh modal, luas lahan dan jumlah tenaga kerja terhadap tingkat produksi garam di Desa Pangarengan Kecamatan Pangarengan Kabupaten

(8)

32 Sampang dapat dijelaskan sebesar 67,9%, sedangkan sisanya sebesar 32,1%

dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

Tabel 4.6 Nilai Koefisien Determinasi (R2)

Sumber: Data Diolah (2022

Koefisien korelasi berganda R (multiple corelation) menggambarkan kuatnya hubungan antara variabel independent yang meliputi variabel modal, luas lahan dan jumlah tenaga kerja secara bersama-sama terhadap variabel dependent yaitu tingkat produksi garam di Desa Pangarengan Kecamatan Pangarengan Kabupaten Sampang adalah sebesar 0,824. Hal ini berarti hubungan antara keseluruhan variabel adalah lemah karena nilai R tersebut tidak mendekati 1.

3. Hasil Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan metode uji sampel Kolmogorov-Smirnov dengan test distribution normal, dimana kriteria yang digunakan yaitu: jika Sig > taraf signifikansi (α= 0,05), maka data penelitian berasal dari populasi yang bersidistribusi normal. Hasil uji normalitas data dapat disajikan pada Tabel 4.7.

(9)

33 Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas Data

Sumber: Data Diolah (2022)

Hasil uji normalitas data dapat diperoleh nilai sig. sebesar 0,168 berdasarkan hasil tersebut maka data yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independent. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Deteksi multikolinearitas adalah dari besarnya VIF (Variance Inflating Factor) dan tolerance. Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah:

1) Mempunyai nilai VIF disekitar angka 1 2) Mempunyai angka tolerance mendekati 1

Berikut ini akan disajikan hasil pengujian multikolinearitas yang dilakukan dengan bantuan SPSS for windows, secara lengkap hasil tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut:

(10)

34 Tabel 4.8 Hasil Pengujian Multikolinearitas

Sumber: Data Diolah (2022)

Berdasarkan hasil pengujian multikolinearitas dapat diketahui bahwa nilai VIF masing-masing variabel bebas di sekitar angka satu dan nilai tolerance mendekati angka 1. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan bebas multikolinearitas.

Nilai VIF (Variance Inflating Factor) pada variabel Modal (X1) yaitu sebesar 1,051 hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai VIF disekitar angka 1, sedangkan nilai tolerance mendekati angka 1 yaitu sebesar 0,966.

Dengan demikian menunjukkan bahwa pada variabel Modal (X1) tidak terjadi multikolinearitas.

Pada variabel luas lahan (X2) menunjukkan bahwa nilai VIF (Variance Inflating Factor) sebesar 1,032 yang berarti disekitar angka 1 dan nilai tolerance sebesar 0,976 yang berarti mendekati 1, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada variabel luas lahan tidak terjadi multikolinearitas. Pada variabel jumlah tenaga kerja (X3) menunjukkan bahwa nilai VIF (Variance Inflating Factor) sebesar 1,032 yang berarti disekitar angka 1 dan nilai tolerance sebesar 0,976 yang berarti mendekati

(11)

35 1, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada variabel jumlah tenaga kerja tidak terjadi multikolinearitas. Berdasarkan hasil uji multikolinieritas menunjukkan bahwa secara keseluruhan variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi variabel modal, jumlah tenaga kerja dan jumlah tenaga kerja tidak terjadi multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homokedastisitas.

Sebaliknya jika varian berbeda, disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dalam model regresi bisa dilihat dari pola yang terbentuk pada titik-titik yang terdapat pada grafik scaterplot. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur, maka telah terjadi heteroskedastisitas.

2) Jika ada pola yang jelas serta titik-titik yang mengembang si atas dan di bawah nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Adapun grafik scaterplot dapat digambarkan sebagai berikut:

(12)

36 Gambar 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Data Diolah, Tahun 2022

Berdasarkan hasil pengujian heteroskedastisitas diketahui bahwa titik-titik yang terbentuk pada grafik scaterplot tidak membentuk pola yang jelas, serta tersebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa model regresi yang digunakan bebas heteroskedastisitas. Hasil tersebut membuktikan bahwa pengaruh variabel independent yaitu variabel modal, luas lahan dan jumlah tenaga kerja mempunyai varian yang sama. Dengan demikian membuktikan bahwa persamaan regresi yang dihasilkan dalam penelitian ini efisien dan kesimpulan yang dihasilkan tepat.

4. Hasil Uji Hipotesis a. Hasil Uji F

Pengujian berikutnya dengan menggunakan uji F, untuk mengetahui variabel modal, luas lahan dan jumlah tenaga kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap tingkat produksi garam di Desa Pangarengan Kecamatan Pangarengan Kabupaten Sampang. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.9.

(13)

37 Tabel 4.9 Hasil Analisis Uji F

Sumber: Data Diolah (2022)

Berdasarkan hasil analisis uji F pada Tabel 4.9 dengan menggunakan df1 = 3 dan Df2 =28 dengan signifikansi 0,000 dengan nilai F hitung sebesar 19,731, sehingga dapat diketahui bahwa tingkat signifikansi lebih kecil dari α. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel modal, luas lahan dan jumlah tenaga kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap tingkat produksi garam di Desa Pangarengan Kecamatan Pangarengan Kabupaten Sampang.

b. Hasil Uji t

Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independent, yaitu modal, luas lahan dan jumlah tenaga kerja berpengaruh terhadap tingkat produksi garam di Desa Pangarengan Kecamatan Pangarengan Kabupaten Sampang, maka digunakan uji t (t- test) dua arah (two side atau 2 – tail test) dengan cara membandingkan nilai signifikansinya dengan α, dengan derajat kebebasan (degree of freedom) sebesar 95% (

= 5%).

Secara lengkap hasil uji t dapat disajikan pada Tabel 4.10.

(14)

38 Tabel 4.10 Hasil Analisis Uji t

Sumber: Data Diolah (2022)

Berdasarkan uji t pada Tabel 4.10 secara statistik analisis regresi secara parsial dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Variabel Modal (X1)

Dari hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel Modal (X1) yaitu sebesar 0,001 < α, (5%) hasil tersebut menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan variabel Modal (X1) terhadap tingkat produksi garam di Desa Pangarengan Kecamatan Pangarengan Kabupaten Sampang dengan asumsi variabel luas lahan dan jumlah tenaga kerja konstan.

2) Variabel luas lahan (X2)

Dari hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel luas lahan (X2) yaitu sebesar 0,034 < α, (5%) hasil tersebut menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan variabel luas lahan (X2) terhadap tingkat produksi garam di Desa Pangarengan Kecamatan Pangarengan Kabupaten Sampang dengan asumsi variabel modal dan jumlah tenaga kerja.

(15)

39 3) Variabel jumlah tenaga kerja (X3)

Dari hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel jumlah tenaga kerja (X3) yaitu sebesar 0,035 < α, (5%) hasil tersebut menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan variabel jumlah tenaga kerja (X3) terhadap tingkat produksi garam di Desa Pangarengan Kecamatan Pangarengan Kabupaten Sampang dengan asumsi variabel luas lahan dan jumlah tenaga kerja konstan.

Adapun untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independent, yaitu variabel modal, luas lahan dan jumlah tenaga kerja terhadap tingkat produksi garam di Desa Pangarengan Kecamatan Pangarengan Kabupaten Sampang dapat dilihat dari koefisien regresi masing-masing. Koefisien regresi masing-masing variabel independent dapat disajikan pada Tabel 4.11 berikut:

Tabel 4.11 Standardized Coefficients Masing-Masing Variabel

Variabel Standardized

Coefficients

Modal 0,480

Luas lahan 0,274

Jumlah tenaga kerja 0,272

Sumber: Data Diolah (2022)

Berdasarkan hasil standardized coefficients masing-masing variabel maka dapat diketahui bahwa variabel modal memiliki pengaruh dominan apabila dibandingkan dengan variabel luas lahan dan jumlah tenaga kerja terhadap tingkat produksi garam di Desa Pangarengan Kecamatan Pangarengan Kabupaten Sampang.

(16)

40 C. Pembahasan

1. Pengaruh Modal terhadap tingkat produksi garam di Desa Pangarengan Kecamatan Pangarengan Kabupaten Sampang.

Hasil analisis dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Modal terhadap tingkat produksi garam di Desa Pangarengan Kecamatan Pangarengan Kabupaten Sampang. Artinya bahwa dengan semakin meningkatkan jumlah modal maka jumlah produksi garam di Desa Pangarengan Kecamatan Pangarengan Kabupaten Sampang juga akan mengalami peningkatan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nurul Komaryatin (2012) dan Lestina (2016) yang diperoleh hasil bahwa modal memiliki pengaruh terhadap jumlah produksi.

2. Pengaruh Luas Lahan terhadap tingkat produksi garam di Desa Pangarengan Kecamatan Pangarengan Kabupaten Sampang.

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara luas lahan terhadap tingkat produksi garam di Desa Pangarengan Kecamatan Pangarengan Kabupaten Sampang. Artinya bahwa dengan semakin meningkatkan luas lahan maka jumlah produksi garam di Desa Pangarengan Kecamatan Pangarengan Kabupaten Sampang juga akan mengalami peningkatan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dolly Alfonso B. (2014) dan Lestina (2016) yang diperoleh hasil bahwa luas lahan memiliki pengaruh terhadap jumlah produksi.

(17)

41 3. Pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap produksi garam di Desa Pangarengan

Kecamatan Pangarengan Kabupaten Sampang.

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara jumlah tenaga kerja terhadap tingkat produksi garam di Desa Pangarengan Kecamatan Pangarengan Kabupaten Sampang. Artinya bahwa dengan semakin meningkatkan jumlah tenaga kerja maka produksi garam di Desa Pangarengan Kecamatan Pangarengan Kabupaten Sampang akan mengalami peningkatan. Hasil penelitian Nurul Komaryatin (2012) dan Lestina (2016) menemukan bahwa semakin jumlah tenaga kerja yang digunakan maka semakin meningkatnya jumlah produksi.

Referensi

Dokumen terkait

Keraf (1981) meninjau reduplikasi dari segi morfologis dan semantis yaitu melihat reeduplikasi dari segi bentuk, fungsi dan makna. Keempat ahli bahasa diatas mengkaji reduplikasi

Penelitian Elangovan dkk melaporkan bahwa walaupun menggunakan dializer yang luas, kec epatan aliran darah dan aliran dialisat yang tinggi penderita berat badan ³80 kg

Kesiapsiagaan yang dimaksud adalah tindakan cepat masyarakat untuk menyelamatkan diri dan mengamankan harta yang dimiliki saat ada peringatan dini ataupun fenomena

NO NO.PESERTA NAMA INSTANSI/TEMPAT BERTUGAS

Dan yang terakhir narasumber ke tujuh Sella Amalia adalah mahasiswa Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Dasar-dasar Audit Internal Sektor Publik, Tim Penyusun Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik STAN Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK)

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan dalam penelitian ini yaitu bagaimana gambaran tingkat pengetahuan pada guru Sekolah Dasar yang telah

(2) Materi LPPD dan LKPJ Kepala Desa disampaikan oleh pejabat pengganti atau pelaksana tugas Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini,