ANALISIS
PENGELUARAN DAN BIAYA PELAYANAN PASIEN
TAHUN 2018 – 2019
MEI 2020
Halaman
A. LATAR BELAKANG ……….. 1
B. MAKSUD DAN TUJUAN ……….. 2
C. RUANG LINGKUP ………. 2
D. HASIL ANALISIS ………. 2
1. HASIL ANALISIS TAHUN 2018 ……….. 2
2. HASIL ANALISIS TAHUN 2019 ………... 5
3. PERBANDINGAN HASIL ANALISIS TAHUN 2018 DAN 2019 ………. 7
E. SIMPULAN DAN SARAN ………. 8
1. SIMPULAN ………. 8
2. SARAN ………. 8
Lampiran:
1. Perhitungan Analisis Pengeluaran dan Biaya Pelayanan Pasien Tahun 2018;
2. Perhitungan Analisis Pengeluaran dan Biaya Pelayanan Pasien Tahun 2019.
1|
YAYASAN SAHABAT VALENCIA PEDULI
ANALISIS PENGELUARAN DAN BIAYA PELAYANAN PASIEN TAHUN 2018 - 2019
A. LATAR BELAKANG
Yayasan Sahabat Valencia Peduli didirikan berdasarkan akta notaris Nomor 493 tanggal 23 Desember 2014 yang dibuat dihadapan notaris Rosita Rianauli Sianipar, SH, MKn di Jakarta dan SK. Menhum & Ham Nomor C-74. TH. 03.02-TH. 2006 tanggal 9 Agustus 2006, selanjutnya disebut Rumah Harapan Indonesia (RHI).
Sejak berdiri tahun 2006 seperti tersebut di atas sampai dengan tahun 2019, atau sudah lebih dari 10 (sepuluh) tahun RHI telah melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan rumah singgah bagi anak-anak sakit dari keluarga kurang mampu.
Sumber pendanaan untuk operasional RHI berasal dari para donatur, baik dalam bentuk donasi kas/bank, donasi barang persediaan atau donasi lainnya. Seluruh donasi tersebut digunakan untuk keperluan pelayanan kesehatan kepada masyarakat terutama anak-anak sakit dari keluarga kurang mampu, baik untuk menunjang keperluan yang langsung dinikmati oleh pasien yang bersangkutan maupun keperluan lain untuk mendukung operasional pelayanan tersebut.
Sampai dengan saat ini, RHI sudah memiliki 5 (lima) lokasi kantor, yang semuanya menyewa kepada pihak ketiga, yaitu:
1. Kantor Pusat dan RHI Cabang Jakarta di Jakarta;
2. Kantor RHI Cabang Bandung, di Bandung;
3. Kantor RHI Cabang Semarang di Semarang;
4. Kantor RHI Cabang Bali di Denpasar;
5. Kantor RHI Cabang Makasar di Makasar.
Untuk menjaga kepercayaan bagi para donatur, RHI sudah beberapa tahun ini menyusun Laporan Keuangan RHI walaupun belum diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP). Di samping itu, untuk merespon perkembangan teknologi yang makin maju, RHI sedang membuat aplikasi sistem pencatatan berbasis web untuk mendukung operasional RHI.
Berkaitan dengan hal tersebut, sudah saatnya perlu dilakukan analisis struktur pengeluaran RHI untuk mengetahui jenis dan jumlah pengeluaran tersebut serta analisis besarnya biaya pelayanan setiap pasien untuk menilai efektifitas dan efisiensi biaya tersebut.
2|
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan dilakukan analisis tersebut adalah:
1. Untuk mengetahui struktur pengeluaran, jenis dan proporsi masing-masing jenis pengeluaran;
2. Untuk mengetahui besarnya biaya pelayanan setiap pasien per hari;
3. Untuk menilai efektifitas dan efisiensi pengeluaran dan biaya pasien tersebut;
4. Untuk memberikan masukan kepada pengurus RHI agar pengelolaan donasi lebih akuntabel, transparan dan lebih hati-hati.
C. RUANG LINGKUP
Analisis tersebut dilakukan terhadap jenis pengeluaran, jumlah pengeluaran, biaya pasien dan jumlah pasien pada periode 1 Januari – 31 Desember 2018 dan 1 Januari – 31 Desember 2019.
Data-data yang dibutuhkan tentang pengeluaran dan jumlah pasien tersebut bersumber dari pusat dan masing-masing cabang dan tidak dilakukan pengujian mengenai keabsahan atau kebenarannya.
D. HASIL ANALISIS
1. HASIL ANALISIS TAHUN 2018
Secara garis besar hasil analisis tahun 2018 dapat dibagi dalam dua jenis analisis, yaitu analisis terhadap pengeluaran selama tahun 2018 (termasuk biaya penyusutan) dan analisis terhadap biaya pelayanan per pasien per hari untuk tahun 2018. Analisis tersebut dilakukan baik untuk pengeluaran pusat dan masing-masing cabang maupun biaya pasien untuk masing-masing cabang.
Hasil analisis tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Jumlah pengeluaran biaya selama tahun 2018 sebesar Rp2.096.863.320,54 termasuk biaya penyusutan (non kas/bank) sebesar Rp83.640.941,67 atau sebesar 3,99% dari total pengeluaran.
b. Jumlah pengeluaran biaya tersebut belum termasuk pemakaian barang persediaan yang berasal dari donasi barang persediaan karena tidak ada datanya.
c. Jumlah pengeluaran biaya selama tahun 2018 sebesar Rp2.096.863.320,54 terdiri dari pengeluaran pusat sebesar Rp1.224.135.158,87 atau 58,38%
dan pengeluaran seluruh cabang sebesar Rp 872.728.161,67 atau 41,62%.
Dari hasil tersebut, nampak bahwa pengeluaran pusat lebih tingggi dari pada jumlah pengeluaran seluruh cabang. Artinya pengeluaran yang terkait
3|
langsung dengan pelayanan pasien oleh cabang lebih kecil dari pada pengeluaran operasional pendukung yang tidak terkait langsung dengan pelayanan pasien.
Dalam struktur biaya atau pengeluaran yang baik dan lazim sebaiknya jumlah biaya yang langsung terkait dengan pelayanan pasien lebih besar dari pada biaya operasional pendukung (tidak langsung terkait dengan pelayanan pasien). Apalagi sumber dana tersebut berasal dari masyarakat sebagai donatur yang harus dipertanggungjawabkan oleh RHI kepada publik.
d. Apabila jumlah pengeluaran pusat sebesar Rp1.224.135.158,87 tersebut diuraikan berdasarkan jenis dan jumlahnya maka sebagian besar pengeluaran tersebut adalah untuk gaji karyawan dan pengurus sebesar Rp621.672.680,00 atau 50,78% dan pengeluaran untuk sewa kantor sebesar Rp375.000.000,00 atau 30,63% dari jumlah pengeluaran pusat tersebut. Hal ini sebaiknya menjadi perhatian bagi pengurus yayasan agar pengelolaan dana keuangan lebih transparan, akuntabel dan penuh kehati- hatian.
e. Sedangkan hasil analisis terhadap pengeluaran seluruh cabang sebesar Rp872.728.161,67 sebagian besar untuk pengeluaran operasional kantor sebesar Rp714.926.231,00 atau 81,92% sementara pengeluaran untuk pendampingan pasien hanya sebesar Rp74.160.989,00 atau 8,50%. Bahkan apabila dilihat komposisi masing-masing cabang, terdapat pengeluaran kas/bank hanya untuk operasional kantor saja (tidak ada pengeluaran untuk pendampingan pasien), yaitu RHI Cabang Bali Rp109.758.381,00.
Hal ini menunjukan seolah-olah pengeluaran RHI cabang lebih diutamakan untuk operasional kantor masing-masing cabang bukan untuk pendampingan pasien. Padahal operasional kantor tersebut sebagian besar juga digunakan untuk membiayai kepentingan, keperluan dan pelayanan kepada pasien.
Untuk masa-masa kedepan sebaiknya digunakan istilah atau nomenklatur yang sesuai dengan kondisinya sehingga tidak menimbulkan persepsi yang salah kepada para pengguna informasi terutama bagi para donatur.
f. Kontribusi masing-masing cabang terhadap pengeluaran seluruh cabang sebesar Rp872.728.161,67 adalah sebagai berikut:
1) Pengeluaran RHI Jakarta sebesar Rp338.523.874,00 atau 38,79%;
2) Pengeluaran RHI Bandung sebesar Rp151.128.494,00 atau 17,32%;
3) Pengeluaran RHI Semarang sebesar Rp83.197.520,67 atau 9,53%;
4) Pengeluaran RHI Bali sebesar Rp114.445.881,00 atau 13,11%;
5) Pengeluaran RHI Makasar sebesar Rp 185.432.392,00 atau 21,25%.
Dari kontribusi tersebut, jelas terlihat bahwa pengeluaran RHI Jakarta jauh melebihi dari cabang yang lain bahkan ada yang sampai sekitar 4 kali lipat
4|
dari pengeluaran cabang yang terendah. Hal ini mencerminkan bahwa RHI Jakarta kurang efektif atau kurang efisien dibandingkan dengan cabang yang lain. Walaupun belum ditelusuri penyebab kondisi tersebut di atas.
Keadaan tersebut seharusnya menjadi perhatian khusus bagi pengurus untuk mengidentifikasi penyebabnya sehingga pengelolaan dana yayasan lebih efektif dan efisien.
g. Selanjutnya diuraikan hasil analisis biaya pelayanan setiap pasien yang dilayani masing-masing cabang.
Biaya pelayanan per pasien per hari diperoleh dari jumlah biaya yang dikeluarkan masing-masing cabang, seperti disebutkan di atas (tidak termasuk biaya yang dikeluarkan oleh kantor pusat), dibagi dengan jumlah pasien yang dilayani setiap hari dalam periode 1 Januari – 31 Desember 2018. Dengan demikian biaya pelayanan adalah jumlah biaya pelayanan yang dikeluarkan oleh RHI untuk melayani seorang pasien setiap hari.
Artinya semakin besar biayanya maka semakin kurang atau tidak efisien dan sebaliknya semakin kecil biayanya semakin efisien.
Analisis biaya pasien tersebut belum memperhatikan jenis atau kualitas pelayanan yang diberikan kepada masing-masing pasien.
Hasil analisis tersebut dapat disampaikan pada tabel berikut ini.
No. RHI Cabang Biaya Tahun 2018 (Rp)
Pasien Hari (OH)
Biaya Pelayanan (Rp/OH) 1. Jakarta 338.523.874,00 6.347,29 53.333,62 2. Bandung 151.128.494,00 4.369,63 34.586,10 3. Semarang 83.197.520,67 3.346,54 24.860,75 4. Bali 114.445.881,00 2.993,43 38.232,33 5. Makasar 185.432.392,00 5.130,39 36.143,91 Jumlah 872.728.161,67 22.187,28 39.334,61
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa RHI Jakarta mempunyai biaya pelayanan pasien yang paling tinggi yaitu Rp53.333,62/pasien/hari sehingga bisa dikatakan bahwa RHI Jakarta paling tidak efisien dibandingkan dengan cabang lainnya.
Bahkan biaya tersebut lebih dari 2x biaya pelayanan terendah di RHI Semarang sebesar Rp24.860,75/pasien/hari, yaitu paling efisien dibandingkan dengan cabang yang lain.
Kondisi tersebut seharusnya menjadi perhatian khusus bagi pengurus untuk mengidentifikasi penyebabnya sehingga pengelolaan dana yayasan lebih efektif dan efisien.
Perhitungan Analisis Pengeluaran dan Biaya Pelayanan Pasien Tahun 2018 disajikan pada Lampiran 1.
5|
2. HASIL ANALISIS TAHUN 2019
Sama dengan hasil analisis tahun 2018 dapat dibagi dalam dua jenis analisis, yaitu analisis terhadap pengeluaran selama tahun 2019 (termasuk biaya penyusutan dan pemakaian barang persediaan) dan analisis terhadap biaya pelayanan per pasien per hari untuk tahun 2019. Analisis tersebut dilakukan baik untuk pengeluaran pusat dan masing-masing cabang maupun biaya pasien untuk masing-masing cabang.
Hasil analisis tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Jumlah pengeluaran biaya selama tahun 2019 sebesar Rp3.323.864.305,94 termasuk pemakaian barang persediaan dan biaya penyusutan (non kas/bank) sebesar Rp1.021.307.564,71 atau sebesar 30,73% dan Rp83.777.895,83 atau 2,52% dari total pengeluaran.
b. Jumlah pengeluaran biaya selama tahun 2019 sebesar Rp3.323.864.305,94 terdiri dari pengeluaran pusat sebesar Rp1.343.473.436,39 atau 40,42%
dan pengeluaran seluruh cabang sebesar Rp1.980.390.869,55 atau 59,58%.
Dari hasil tersebut, nampak bahwa pengeluaran pusat sudah lebih kecil dari pada jumlah pengeluaran seluruh cabang.
Artinya pengeluaran yang terkait langsung dengan pelayanan pasien oleh cabang lebih besar dari pada pengeluaran operasional pendukung yang tidak langsung terkait dengan pelayanan pasien.
Namun demikian tetap harus menjadi perhatian pengurus karena hal tersebut disebabkan adanya penambahan pengeluaran atas pemakaian barang persediaan yang sangat material.
c. Apabila jumlah pengeluaran pusat sebesar Rp1.343.473.436,39 tersebut diuraikan berdasarkan jenis dan jumlahnya maka sebagian besar pengeluaran tersebut adalah untuk gaji karyawan dan pengurus sebesar Rp621.909.176,00 atau 46,29% dan pengeluaran untuk sewa kantor sebesar Rp335.000.000,00 atau 24,94% dari jumlah pengeluaran pusat tersebut. Hal ini sebaiknya menjadi perhatian bagi pengurus yayasan agar pengelolaan dana keuangan lebih transparan, akuntabel dan penuh kehati- hatian.
d. Sedangkan hasil analisis terhadap pengeluaran seluruh cabang sebesar Rp1.980.390.869,55 porsi yang paling besar adalah pemakaian barang persediaan sebesar Rp1.021.307.564,71 atau 51,57%, untuk pengeluaran operasional kantor sebesar Rp673.153.385,00 atau 33,99% sementara pengeluaran untuk pendampingan pasien hanya sebesar Rp202.152.024,00 atau 10,21%.
Untuk masa-masa kedepan sebaiknya digunakan istilah atau nomenklatur yang sesuai dengan kondisinya sehingga tidak menimbulkan persepsi yang salah kepada para pengguna informasi terutama bagi para donatur.
6|
e. Kontribusi masing-masing cabang terhadap pengeluaran seluruh cabang sebesar Rp1.980.390.869,55 adalah sebagai berikut:
1) Pengeluaran RHI Jakarta sebesar Rp788.403.723,77 atau 39,81%;
2) Pengeluaran RHI Bandung sebesar Rp254.382.841,28 atau 12,85%;
3) Pengeluaran RHI Semarang sebesar Rp259.021.834,17 atau 13,08%;
4) Pengeluaran RHI Bali sebesar Rp238.234.158,77 atau 12,03%;
5) Pengeluaran RHI Makasar sebesar Rp440.348.311,56 atau 22,24%.
Dari kontribusi tersebut, jelas terlihat bahwa pengeluaran RHI Jakarta jauh melebihi dari cabang yang lain bahkan ada yang sampai sekitar 3 kali lipat dari pengeluaran cabang yang terendah. Hal ini mencerminkan bahwa RHI Jakarta kurang efektif atau kurang efisien dibandingkan dengan cabang yang lain. Walaupun belum ditelusuri penyebab kondisi tersebut di atas.
Keadaan tersebut seharusnya menjadi perhatian khusus bagi pengurus untuk mengidentifikasi penyebabnya sehingga pengelolaan dana yayasan lebih efektif dan efisien.
f. Hasil analisis biaya pelayanan setiap pasien masing-masing cabang.
Biaya pelayanan per pasien per hari diperoleh dari jumlah biaya yang dikeluarkan masing-masing cabang, seperti disebutkan di atas (tidak termasuk biaya yang dikeluarkan oleh kantor pusat), dibagi dengan jumlah pasien yang dilayani setiap hari dalam periode 1 Januari – 31 Desember 2019. Dengan demikian biaya pelayanan adalah jumlah biaya pelayanan yang dikeluarkan oleh RHI untuk melayani seorang pasien setiap hari.
Artinya semakin besar biayanya maka semakin kurang atau tidak efisien dan sebaliknya semakin kecil biayanya semakin efisien.
Analisis biaya pasien tersebut belum memperhatikan jenis atau kualitas pelayanan yang diberikan kepada masing-masing pasien.
Hasil analisis tersebut dapat disampaikan pada tabel berikut ini.
No. RHI Cabang Biaya Tahun 2019 (Rp)
Pasien Hari (OH)
Biaya Pelayanan (Rp/OH) 1. Jakarta 788.403.723,77 5.352,00 147.310,11 2. Bandung 254.382.841,28 3.478,00 73.140,55 3. Semarang 259.021.834,17 3.917,00 66.127,61 4. Bali 238.234.158,77 3.448,00 69.093,43 5. Makasar 440.348.311,56 5.509,00 79.932,53 Jumlah 1.980.390.869,55 21.704,00 91.245,43
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa RHI Jakarta mempunyai biaya pelayanan pasien yang paling tinggi yaitu Rp147.310,11/pasien/hari sehingga bisa dikatakan bahwa RHI Jakarta paling tidak efisien dibandingkan dengan cabang lainnya.
7|
Bahkan biaya tersebut lebih dari 2x biaya pelayanan terendah di RHI Semarang sebesar Rp66.127,61/pasien/hari, yaitu paling efisien dibandingkan dengan cabang yang lain.
Kondisi tersebut seharusnya menjadi perhatian khusus bagi pengurus untuk mengidentifikasi penyebabnya sehingga pengelolaan dana yayasan lebih efektif dan efisien.
Perhitungan Analisis Pengeluaran dan Biaya Pelayanan Pasien Tahun 2019 disajikan pada Lampiran 2.
3. PERBANDINGAN TAHUN 2018 DAN 2019
Untuk memperdalam analisis dilakukan perbandingan hasil analisis tahun 2018 dan 2019 dengan uraian sebagai berikut:
a. Agar dapat diperbandingkan maka kondisi data yang dianalisis tahun 2018 harus sama dengan tahun 2019. Perbedaan data yang ada adalah pada tahun 2018 jumlah pengeluaran belum termasuk pemakaian barang persediaan sehingga untuk keperluaan perbandingan analisis jumlah pengeluaran tahun 2019 harus dikurangi dulu dengan pemakaian barang persediaan.
b. Perbandingan atau kenaikan jumlah pengeluaran, jumlah pasien yang dilayani dan biaya pelayanan ditampilkan pada tabel berikut ini.
No. Uraian Tahun 2018 Tahun 2019 Naik (Turun)
1. Pengeluaran Pusat 1.224.135.158,87 1.343.473.436,39 9,75%
2. Pengeluaran Cabang 872.728.161,67 959.083.304,83 9,89%
3. Jumlah pasien 22.187,28 21.704,00 (2,18%) 4. Biaya pelayanan 39.334,61 44.189,24 12,34%
Dari tabel tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Jumlah pengeluaran pusat yaitu pengeluaran operasional pendukung yang tidak terkait langsung dengan pelayanan pasien naik sebesar 9,75%, sedangkan jumlah pasien per hari yang dilayani mengalami penurunan sebesar 2,18%.
2) Jumlah pengeluaran cabang yaitu pengeluaran operasional yang terkait langsung dengan pelayanan pasien naik sebesar 9,89%, sedangkan jumlah pasien per hari yang dilayani mengalami penurunan sebesar 2,18%.
3) Biaya pelayanan pasien per hari mengalami kenaikan sebesar 12,34 %, sedangkan jumlah pasien per hari yang dilayani mengalami penurunan sebesar 2,18%.
Kondisi tersebut belum ditelusuri penyebabnya.
8|
E. SIMPULAN DAN SARAN 1. SIMPULAN
a. Istilah atau nomenklatur pengeluaran operasional kantor cabang dapat menimbulkan persepsi yang salah kepada pembaca dan pengguna laporan karena dalam istilah yang lazim hal tersebut menunjukan pengeluaran tidak langsung terkait dengan tugas pokoknya yaitu pelayanan kepada pasien.
Padahal realitasnya tidak demikian.
b. Struktur, jenis dan proporsi pengeluaran RHI baik tahun 2018 maupun 2019 belum menunjukan pengeluaran yang baik dan tidak lazim karena jumlah pengeluaran pusat yang merupakan pengeluaran operasional tidak terkait langsung dengan pelayanan pasien masih lebih tinggi dari pada jumlah pengeluaran seluruh cabang yang merupakan pengeluarn terkait langsung dengan pelayanan pasien.
c. Kontribusi pengeluaran RHI Jakarta jauh melebihi dari RHI Cabang lainnya, baik secara jumlah pengeluaran kas/bank, pemakaian barang persediaan maupun biaya pelayanan pasien. Hal ini menunjukan bahwa RHI Jakarta kurang efisien dibandingkan RHI Cabang lainnya.
d. Pada tahun 2019 jumlah pengeluaran kas/bank (baik pusat maupun cabang) dan biaya pelayanan pasien mengalami kenaikan sementara jumlah pasien yang dilayani mengalami penurunan. Kondisi tersebut dapat dikatakan terjadi pemborosan dan tidak efisien.
2. SARAN
a. Istilah pengeluaran diubah sesuai dengan realitasnya sehingga tidak menimbulkan persepsi yang salah bagi para pengguna;
b. Lakukan evaluasi lebih mendalam untuk memperbaiki struktur, jenis dan proporsi pengeluaran sehingga lebih baik, lazim dan efisien;
c. Membuat standar biaya pelayanan pasien untuk memantau biaya masing- masing cabang sehingga lebih efisien.
Jakarta, Mei 2020 Analis Keuangan
Ade Rusty Anandita Volunteer
Rp % Rp % Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %
Pengeluaran (Biaya) RHI Pusat
- Operasional Kantor Pusat 104,287,945.66 8.52 104,287,945.66 4.97
- Sewa kantor seluruh RHI 375,000,000.00 30.63 375,000,000.00 17.88
- PPh Pasl 4 (2) atas sewa rumah 0.00 - -
- Perbaikan kantor RHI Jakarta 32,000,000.00 2.61 32,000,000.00 1.53
- Gaji pengurus dan karyawan RHI 621,672,680.00 50.78 621,672,680.00 29.65
- BPJS dan asuransi pengurus RHI 19,406,500.00 1.59 19,406,500.00 0.93
- THR Idul fitri 38,626,977.00 3.16 38,626,977.00 1.84
- PPh Badan dan PPh Pasal 21 2,612,782.00 0.21 2,612,782.00 0.12
- Administrasi dan pajak bank 4,393,452.86 0.36 4,393,452.86 0.21
- Lain-lain 26,134,821.35 2.13 26,134,821.35 1.25
1,224,135,158.87 100.00 1,224,135,158.87 58.38
Pengeluaran (Biaya) RHI Cabang
- Operasional RHI Cabang 226,534,490.00 66.92 130,703,494.00 86.49 72,083,354.00 86.64 109,758,381.00 95.90 175,846,512.00 94.83 714,926,231.00 34.10
- Biaya Pendampingan Pasien 65,102,609.00 19.23 3,997,500.00 2.65 3,600,000.00 4.33 - 1,460,880.00 0.79 74,160,989.00 3.54
- Pemakaian Barang Persediaan - - - - - - -
- Biaya Penyusutan 46,886,775.00 13.85 16,427,500.00 10.87 7,514,166.67 9.03 4,687,500.00 4.10 8,125,000.00 4.38 83,640,941.67 3.99
338,523,874.00 100.00 151,128,494.00 100.00 83,197,520.67 100.00 114,445,881.00 100.00 185,432,392.00 100.00 872,728,161.67 41.62 38.79
17.32 9.53 13.11 21.25 2,096,863,320.54 100.00
Biaya Pelayanan kepada Pasien
6,347.29
4,369.63 3,346.54 2,993.43 5,130.39 22,187.28 53,333.62
34,586.10 24,860.75 38,232.33 36,143.91 39,334.61 OH = Orang Hari
Catatan:
Data yang tersedia untuk jumlah Pasien dan Hari Pelayanan selama tahun 2018 (OH) tidak lengkap seluruh hari, terdapat hari yang tidak tersedia datanya.
Untuk hari yang tidak tersedia jumlah pasien yang dilayani, digunakan rata-rata jumlah pasien per hari dari data yang tersedia.
Uraian
- Jumlah Pasien dan Hari pelayanan selama tahun 2018 (OH)
- Biaya per pasien per hari pelayanan (Rp/OH)
Rp % Rp % Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %
Pengeluaran (Biaya) RHI Pusat
- Operasional Kantor Pusat 216,603,184.00 16.12 216,603,184.00 6.52
- Sewa kantor RHI Jakarta 335,000,000.00 24.94 335,000,000.00 10.08
- PPh Pasl 4 (2) atas sewa rumah 71,000,000.00 5.28 71,000,000.00 2.14
- Perbaikan kantor RHI Jakarta 34,622,285.00 2.58 34,622,285.00 1.04
- Gaji pengurus dan karyawan RHI 621,909,176.00 46.29 621,909,176.00 18.71
- BPJS dan asuransi pengurus RHI 5,691,000.00 0.42 5,691,000.00 0.17
- THR Idul fitri 49,982,990.00 3.72 49,982,990.00 1.50
- PPh Badan dan PPh Pasal 21 4,214,471.00 0.31 4,214,471.00 0.13
- Administrasi dan pajak bank 4,450,330.39 0.33 4,450,330.39 0.13
- Lain-lain 0.00 - -
1,343,473,436.39 100.00 1,343,473,436.39 40.42
Pengeluaran (Biaya) RHI Cabang
- Operasional RHI Cabang 197,139,835.00 25.00 109,351,972.00 42.99 108,325,755.00 41.82 106,759,528.00 44.81 151,576,295.00 34.42 673,153,385.00 20.25
- Biaya Pendampingan Pasien 99,434,608.00 12.61 26,659,255.00 10.48 13,264,400.00 5.12 35,751,400.00 15.01 27,042,361.00 6.14 202,152,024.00 6.08
- Pemakaian Barang Persediaan 442,771,364.10 56.16 100,694,114.28 39.58 128,161,700.00 49.48 91,035,730.77 38.21 258,644,655.56 58.74 1,021,307,564.71 30.73
- Biaya Penyusutan 49,057,916.67 6.22 17,677,500.00 6.95 9,269,979.17 3.58 4,687,500.00 1.97 3,085,000.00 0.70 83,777,895.83 2.52
788,403,723.77 100.00 254,382,841.28 100.00 259,021,834.17 100.00 238,234,158.77 100.00 440,348,311.56 100.00 1,980,390,869.54 59.58 39.81
12.85 13.08 12.03 22.24 3,323,864,305.93 100.00
Biaya Pelayanan kepada Pasien
5,352.00
3,478.00 3,917.00 3,448.00 5,509.00 21,704.00 147,310.11
73,140.55 66,127.61 69,093.43 79,932.53 91,245.43 OH = Orang Hari
6,347.29
4,369.63 3,346.54 2,993.43 5,130.39 22,187.28 5,352.00
3,478.00 3,917.00 3,448.00 5,509.00 21,704.00
-15.68% -20.41% 17.05% 15.19% 7.38% -2.18%
- Biaya Pemakaian Barang Persediaan per OH 82,730.08 28,951.73 32,719.35 26,402.47 46,949.47 47,056.19
64,580.04
44,188.82 33,408.25 42,690.96 32,983.06 44,189.24 53,333.62
34,586.10 24,860.75 38,232.33 36,143.91 39,334.61
21.09% 27.76% 34.38% 11.66% -8.75% 12.34%
- Jumlah Pasien dan Hari pelayanan selama tahun 2018 (OH)
- Biaya per OH (tidak termasuk persediaan)
- Biaya per OH (tidak termasuk persediaan) tahun 2018
- Kenaikan Biaya per OH (tidak termasuk persediaan)
- Jumlah Pasien dan Hari pelayanan selama tahun 2019 (OH)
- Kenaikan Jumlah Pasien dan Hari Pelayanan (OH)
- Jumlah Pasien dan Hari pelayanan selama tahun 2019 (OH)
- Biaya per pasien dan hari pelayanan (Rp/OH)