• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Budaya Organisasi, Dan Ketrampilan Guru Terhadap Kinerja Guru SD Di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Sukorejo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Budaya Organisasi, Dan Ketrampilan Guru Terhadap Kinerja Guru SD Di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Sukorejo."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang M asalah

Kondisi dunia saat ini yang bert ipikal borderless w orld dan global

village sert a informat ion and communicat ions flow yang cepat dan mudah,

t elah m em baw a dunia kit a ke masa globalisasi. Globalisasi yang t erjadi ini,

t elah menyebabkan pergeseran sendi-sendi kehidupan w orld societ y yang

m eliput i ekonomi, polit ik dan budaya. Globalisasi, bagaim anapun juga t elah

m em baw a dunia saat ini ke arah pergaulan dunia t anpa bat as dan

persaingan dunia yang sem akin keras. Bangsa Indonesia sendiri sebagai

bagian dari w arga dunia dalam rangka mem pert ahankan eksist ensi dan

keberadaannya di m asyarakat dunia dituntut unt uk mam pu mengikuti

kem ajuan t ersebut . Hal ini sejalan dengan konsep yang dicanangkan oleh

UNESCO, bahw a pendidikan pada abad ini harus diorient asikan t erhadap

pencapaian empat pilar pem belajaran, yaitu; (1) leaming t o know (belajar

unt uk t ahu), (2) leaming t o do (belajar untuk melakukan), (3) leaming t o be

(belajar untuk m enjadi diri sendiri, dan (4) leaming t o live t oget her (belajar

unt uk bersama dengan orang lain) (Kunandar, 2007: 287).

Untuk m engant isipasi dan m enghadapi kondisi saat ini, bangsa

Indonesia perlu m eningkat kan kualit as sumber daya manusia (SDM ) yang

ada. (Ham zah, 2006: 14). Peningkat an kualit as SDM ini harus dilakukan

(2)

proses pem bangunan nasional. Pem bangunan nasional sendiri m erupakan

m anifest asi t anggungjaw ab kebangsaan dalam mew ujudkan cit a-cit a

kem erdekaan bangsa Indonesia. Pem bangunan bidang pendidikan yang

dilaksanakan oleh pem erint ah bersam a m asyarakat merupakan upaya

m ew ujudkan cita-cit a nasional, yaitu m encerdaskan kehidupan bangsa.

Berpijak pada cit a-cit a nasional t ersebut , upaya m ew ujudkan pendidikan

m enjadi basicneed bagi rakyat Indonesia dan upaya m encipt akan educat ion

for all bagi segenap rakyat Indonesia m enjadi suatu keharusan.

Dalam kont eks kekinian yang berke-Indonesiaan, sist em pendidikan

nasional berkewajiban m em persiapkan set iap w arga negara agar dapat

m enjadi produkt if yang mana t erlihat dalam kemampuannya berperan akt if

dalam seluruh lapangan kehidupan yang cerdas, akt if, kreat if, t erampil, jujur,

berdisiplin, dan berm oral t inggi, demokrat is dan t oleran dengan

m engut am akan persat uan bangsa. Komponen int em al pendidikan t idak

m ungkin lepas dari pengaruh lingkungan ekst em al baik pada skala regional

m aupun int em asional. Kont ribusi dari subsistem Nasional m erupakan

lingkungan ekst em al pendidikan, turut m enent ukan keberhasilan

pem berdayaan SDM Nasional melalui pendidikan yang berm ut u, yang pada

akhim ya bem uara pada kinerja guru.

M utu pendidikan m em egang peran yang sangat penting dalam

proses peningkat an kualit as sum berdaya manusia. Peningkat an m utu

(3)

peningkat an kualit as SDM itu sendiri. Upaya peningkat an mutu pendidikan

ini harus dilakukan secara m enyeluruh yang mencakup pengembangan

dim ensi m anusia lndonesia seut uhnya, yakni aspek moral, akhlak, budi

pekert i, penget ahuan, ket erampilan, seni, olahraga dan perilaku.

Upaya peningkat an mut u SDM (qualit y of human resources) m elalui

peningkat an mut u pendidikan (improvem ent of'educat ion qualit y), secara

nyat a t elah melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan. Langkah awal

dan bersilat fundam ent al t ercermin dalam Pem bukaan UUD 45 yang

m erupakan cit a- cit a bangsa Indonesia, yait u mencerdaskan kehidupan

bangsa Indonesia. Produk legal form al dan policy pendukung sebagai

pengjaw antahan cit a-cita bangsa Indonesia di at as t erlihat pada UUD 1945,

UU, RPJM maupun RPJP.

Berbagai lulusan pendidikan m enengah dan pendidikan t inggi t elah berkiprah dengan baik pula di berbagai profesi at au jabat an, w alaupun tidak t erkait dengan keahlian bidang pendidikannya. Ini m enunjukkan, bahw a selam a pendidikan m ereka t idak hanya m emperoleh ilmu, melainkan juga m em peroleh kearifan, mem iliki sikap dan m enyerap nilai-nilai yang ditumbuhkan selam a belajar, baik m elalui hakikat ilmu penget ahuan yang dipelajarinya, maupun m elalui proses belajar at au kehidupan yang bermakna yang mereka alami dalam m asyarakat kam pus at au sekolah mereka. (BSNP, Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI)

Kondisi nyat a dari usaha perbaikan mutu sum berdaya manusia

m elalui peningkat an m ut u pendidikan dapat dilihat dalam bent uk program

w ajar 9 t ahun dan program w ajib belajar 12 t ahun sebagai kelanjut annya.

(4)

sarpras, perbaikan kualit as t enaga kep endidikan, penyempum aan

m anajem en pemberharuan kurikulum, peningkat an anggaran dan lain-lain.

Nam un hingga saat ini mutu pendidikan sendiri pada dasamya dapat di lihat

dari aspek proses pendidikan, out com e pendidikan, dan isi at au kont en

pendidikan (Hamyah 2006:14). Ket iganya dapat dibedakan t et api tidak dapat

dipisahkan, bila proses pendidikan berkait an dengan bagai mana pendidikan

itu berlangsung dengan mengikut sert akan segenap pot ensi dan sumber

daya yang t ersedia maka out came pendidikan lebih m encerm inkan apa yang

sudah dicapai oleh proses t ersebut .

Proses pendidikan menentukan kualit as hasil pendidikan yang akan

diperoleh, sedangkan kualit as hasil pendidikan menjadi indikat or at au

feedback bagi perbaikan mutu proses perbaikan yang akan dilaksanakan

selanjutnya. Usaha untuk meningkat kan kinerja guru pada sekolah -sekolah

perlu memperhat ikan fakt or-fakt or yang m empengaruhinya. Fakt or-fakt or

t ersebut yait u kepem im pinan, pendidikan dan pelat ihan, budaya (iklim

organisasi) fokus pelanggan, met ode ilm iah dan alat -alatnya, dat a-dat a yang

berm akna, sert a t im penyelesaian m asalah (Syafarudin, 2002 :57)

Sekolah dasar sebagai bagian dari sekolah -sekolah t ersebut

m erupakan bentuk sat uan pendidikan yang diselenggarakan untuk

m em berikan pondasi at au dasar (m endasari) proses pendidikan selanjutnya.

(5)

baik, kuat dan berm ut u sehingga kualit asnya sebagai out put dapat serap

dan dit erima disekolah yang berkualit as baik juga.

Guru merupakan t iang t embok at au pelaksana t erd epan bidang

pendidikan mem punyai peranan yang pent ing dan st rat egis dan m erupakan

salah sat u fakt or penentu keberhasilan tujuan pendidikan yang langsung

bersinggungan dengan pesert a didik, untuk m emberikan bim bingan maupun

pem belajaran yang akan m enghasilkan lulusan yang diharapkan. Guru

m erupakan sum ber daya manusia yang m enjadi perencana, pelaku dan

penent u t ercapainya t ujuan organisasi sekaligus merupakan t ulang

punggung dalam kegiat an proses belajar mengajar. Tanpa kehadiran guru

kegiat an belajar m engajar kem ungkinannya sangat kecil akan berlangsum g

dengan baik, bahkan mungkin boleh dibilang m engalami kegagalan.

Sebagaimana pem yat aan (Jam es, l998) dalam NASS Bulet in Juni 2006 bahw a

m asa depan pendidikan para sisw a t ergant ung pada para guru yang

m em punyai daya cipt a dan kreat if yang t inggi (t he educat ional fut ure of t he

st udent depended on t he invent ive minds of t he t eacher). Oleh sebab itu

dalam manajemen at au pengelolaan pendidikan, peranan guru dalam usaha

m eningkat kan mutu pendidikan selalu dan harus ditingkat kan. Kinerja guru

at au prest asi kerja guru harus selalu ditingkat kan m engingat persaingan dan

t ant angan akademik bahw a pendidikan harus m enghasilkan kualit as sum ber

(6)

Berkait an dengan perm asalahan-permasalahan tersebut yang perlu

dikaji adalah sisi-sisi kerja. Kinerja m erupakan permasalahan yang cukup

kom plek bila dilihat dari ruang lingkup masalahnya. Depdiknas (2004) kinerja

adalah bent uk hasil kerja at au hasil usaha berupa t ampilan fisik maupun

gagasan. Kinerja seringkali dihubungkan dengan kom pet ensi maupun

prest asi kerja pada diri pelaksananya. Kinerja guru pada dasamya

m erupakan hasil kerja seseorang pada kurun w akt u t ert ent u.Untuk

m engukur prest asi kerja perlu adanya penilaian dengan dengan alat at au

sist em yang t elah dit ent ukan at au digunakan sehingga dapat diket ahui

apakah seorang karyaw an t elah m elaksanakan t ugas pekerjaan yang m enjadi

t anggung jaw abnya secara tunt as dan m enyeluruh sehingga penilaian

prest asi kerja dapat dijadikan pedom an oleh pimpinan untuk m enget ahui

dan m enilai prest asi kerja anak buah selam a periode t ert ent u.

Dem ikian halnya guru dalam mengerjakan t ugasnya dengan baik,

seringkali dit ent ukan oleh penilaian t erhadap kinerjanya. Penilaian tidak

hanya untuk mengawasi sumber daya organisasi namun juga digunakan

unt uk mengukur efisiensi penggunaan sumber daya yang ada dan

m engident ifikasi hal-hal yang perlu diperbaiki. Penilaian t erhadap kinerja

m erupakan hal yang penting untuk meningkat kan kinerja dan kepuasan

kerja guru.

Kepala sekolah sebagai pem im pin dalam pendidikan formal perlu

(7)

pendidikan adalah m em pert inggi m utu, mendukung sem ua st af yang

m enjalankan roda m ut u, m em berdayakan guru dan m em berikan w ew enang

yang luas untuk m eningkat kan pembelajaran para sisw a, tanpa

kepem im pinan proses peningkat an m ut u tidak dapat dijalankan dan

diw ujudkan.

Berdasarkan pendapat di at as m enunjukkan bet apa pent ingnya

peranan kepala sekolah. Kepala sekolah dituntut unt uk m enyiapkan dan

m ew ujudkan sumber daya manusia yang berkualit as. Karenanya dibut uhkan

seorang sosok kepala sekolah yang berw aw asan kedepan dan kem am puan

m em adai dalam menggerakkan orgasisasi sekolah (Wahjosum ijo, 2007: 125),

kepala sekolah dalam peranannya sebagai educat or (pendidik), kepala

sekolah harus m ampu menanamkan, mem ajukan dan m eningkat kan nilai

m ent al, fisik dan est it ika kepada guru at au t enaga fungsional lainnya, t enaga

adm inist rasi dan kelompok sisw a. Unt uk menanamkan peranannya tidak

dapat dipaksakan begit u saja m elainkan kepala sekolah harus

m enununjukkan sikap presuasif dan ket eladanan. Dijelaskan lebih lanjut oleh

W ahjosumijo (2007: 125) sikap presuasif dalam art i kepala sekolah mam pu

m enyakinkan secara halus. Sedangkan ket eladanan adalah hal-hal yang

patut, baik dan perlu dicontoh. Sikap inilah yang akan m enjadi w am a

kepem im pinan t erm asuk didalamnya pembinaan yang dilaksanakan oleh

kepala sekolah t erhadap para guru yang ada dalam organisasi sekolah

(8)

harus melaksanakan pem binaan kepada para karyaw an dan guru di sekolah

yang dipimpinnya karena fakt or m anusia adalah fakt or ut am a at au sent ral

yang menent ukan seluruh gerak akt ifit as suat u organisasi, karena secanggih

apapun alat at au t eknologi yang dipakai t et api fakt or manusia yang

m enent ukan. Bekerja t anpa motivasi akan cepat bosan karena t idak adanya

unsure pendorong. M ot ivasi mem persoalkan bagaim ana caranya gairah

kerja guru agar guru mau bekerja keras. Para guru mem punyai cadangan

energi pot ensial, bagaimana energi t ersebut akan dilepaskan at au digunakan

t ergant ung pada kekuat an dorongan motivasi seseorang dan situasi sert a

peluang yang t ersedia. M enurut M c. Clelland energi yang dilepaskan karena

dorongan oleh : kekuat an mot if dan kebutuhan dasar yang t erlihat , harapan

keberhasilannya, dan nilai int ensif yang m elekat pada tujuan. Selanjutnya

M c. Clelland dalam Sudrajat (2007) m enjelaskan bahw a hal-hal yang

m em ot ivasi seseorang adalah : (l) kebutuhan akan prest asi, (2) kebutuhan

akan afiliasi, dan kebutuhan akan kekuasaan.

Bam et (2000: ll) dalam jum al berjudul Leadership Behaviour of

Secondary School Principals, Teacher Out comes and School Cult ure

m enyat akan bahwa kepem im pinan memberikan dampak posit if t erhadap

kinerja guru, m em bant u berbagai variasi kinerja guru dalam m encapai

t ujuan pengajaran dan mem percepat proses hubungan ant ara guru, murid

(9)

ln conclucion, t his st udy suggest s t hat t ransformat ional leadership is

more posit ive t eacher out comes, t ask focus goals and excellence in

t eaching. How ever, bot h const ruct s of t ransformacional and

t ransact ional leadership help t o explain variat ion in t eachers

out comes, t ask focus goals and excellence in t eaching. It is also

apparent t hat leadership is a crit ical process in school t hat involves

one t o one relat ionship t eachers. St udent s, and parent s must consent

t o being led by a principal.

Dem ikian halnya apabila penampilan kepem im pinan kepala sekolah

kurang baik dapat m engakibat kan melemahnya gairah kerja guru

sebagaim ana pendapat Headley dalam jumal art ikelnya yang berjudul

Administ rat ors Challenge Encouraging Teachers t o Be Leader yang dimuat

pada Nat ional Associat ion of Secondary School Principals. NASSP Bulet in Juni

2006, 90,2 m enjelaskan bahw a a principals st yle and act ions have great

influence over t eacher leader mot ivat ion for performing t eacher leadership

roles effect ively, yait u kepemim pinan dan t indakan-t indakan dari para

kepala sekolah akan sangat berpengaruh t erhadap m otivasi para guru untuk

m elakukan dan m enerapkan peranan kepemimpinan m ereka secara efekt if

dan baik. lni berart i kurang baiknya penampilan kepala sekolah akan

berakibat m elemahnya kinerja w arga sekolah khususnya bagi para guru.

Hal ini dapat kit a jum pai gejala-gejala guru sering mem bolos, guru

m asuk kelas tidak t epat w akt u, guru m asuk kelas mengajar t anpa persiapan

m engajar, guru m engajar hanya t ugas rutinit as t anpa ada inovasi dan

pengembangan lebih lanjut , apatis t erhadap pem baharuan pendidikan

(10)

pem belajaran yang akt if, akan t et api yang t erjadi sisw a hanya duduk,

dengar, cat at lebih parah lagi duduk, cat at . Guru m engajar hanya sekedar

m em enuhi job dan jam m engajar.

Guru dalam m enjalankan t ugas pembelajaran hanya sebagai pengajar

saja, kem udian mendapat gaji/ honor t anpa mem perhat ikan fakt or-lakt or

pendidikan yang lain sepert i m elakukan bim bingan t erhadap sisw a,

m elaksanakan progam pengajaran dan perbaikan hasil belajar sisw

a,lebih-lebih dalam m elaksanakan evaluasi hanya asal-asalan yang penting sisw a

dapat nilai. Gejala-gejala it u t erjadi bisa dimungkinkan kepala sekolah belum

m elaksanakan kepemim pinan dengan baik dimana kepala sekolah belum

bisa m emperhat ikan karat erist ik para guru at au st af dalam situasi t ert ent u.

Kepala sekolah kurang melakukan kom unikasi timbal balik atau t erbuka

t erhadap guru m aupun st af yang m engakibat kan fungsi kepemimpinan

kepala sekolah kurang m endapat perhat ian at au kurang dihargai oleh para

guru dan st af, m asih banyak yang berkont ribusi yang menyebabkan

m enurunnya kinerja para guru, namun penulis hanya akan m elihat dari segi

at au fakt or penam pilan kepem im pinan t ransformasional kepala sekolah,

budaya organisasi t erhadap kinerja guru.

Kondisi akt ual di lapangan, SD di UPT Dinas Pendidikan Kecam at an

Sukorejo, m enunjukkan bahw a tingkat keberhasilan kinerja guru dipengaruhi

oleh kont ribusi kepemim pinan pada sekolahnya, kondisi budaya organisasi

(11)

SD di UPT Dinas Pendidikan Kecamat an Sukorejo cenderung m eningkat

seiring dengan sem akin efektif kepem im pinan kepala sekolah, sem akin

baiknya budaya organisasi dan ket eram pilan guru di sekolah t ersebut . Hal ini

bisa t erlihat pada perolehan rat a-rat a nilai UASBN yang m enempat i

peringkat kedua kabupat en dua t ahun bert urut -turut yaitu t ahun 2010

jum lah 3 m at a pelaiaran yang di UASBN-kan yait u M at emat ika, Bahasa

lndonesia dan IPA jum lahnya 26,00 dengan rat a-rat a 8,6. Tahun 2011 jumlah

nilai 26,35 dengan rat a-rat a 8,78. Hal ini juga dikarenakan kinerja guru

sangat baik hasil dari kenaikan PAK (penilaian angka kredit ) guru yang

dit empuh selam a 2 sam pai 3 t ahun m asa penilaian. Hal ini berart i bahw a

inst rum en dari penilaian PAK t elah bet ul-bet ul dilaksanakan oleh guru secara

profesional.

Budaya organisasi (school cult ure) adalah hal pent ing bagi organisasi,

t ermasuk dalam kinerja guru t ersebut . Hal ini selaras dengan pendapat

Syafarudin (2002: 57) yang m em andang budaya organisasi sebagai elem ent

pent ing yang m empengaruhi dan perlu dan perlu diperhat ikan dalam

m eningkat kan kinerja guru. Budaya organisasi m em berikan identit as

organisasi unt uk para pegaw ai, sum ber untuk st abilit as dan kontinyuit as

organisasi yang mana menjaga sebuah perasaan am an bagi anggot anya dan

m em bantu anggot a baru m engint erpret asikan apa yang harus dilakukan di

dalam organisasi sert a m em bant u menst imulasi antusiasm e anggot a untuk

(12)

yang dipegang olah anggot a-anggot a suatu organisasi dan yang

m em bedakan suat u organisasi dengan organisasi lain sert a m erupakan

serangkaian karakt er pent ing yang menjadi nilai bagi suatu organisasi.

Budaya organisasi bisa dalam kondisi kuat dan bias dalam kondisi

lem ah. Budaya organisasi dikat akan kuat jika budaya t ersebut nilai-nilai

int inya di pegang secara int ensif dan dianut bersam a secara m eluas budaya

kuat m em punyai dampak kepada perilaku pegaw ai karena t ingginya t ingkat

kebersamaan (shareness) dan int ensit as m enciptakan suat u budaya int em al

dari kendali perilaku yang t inggi, artinya budaya kuat dapat bert indak

sebagai suat u penggant i unt uk formulasi.

M em perhat ikan pentingnya kepemimpinan kepala sekolah dan

budaya organisasi dalam m eningkat kan kinerja guru yang m ana memiliki

t ujuan untuk m ew ujudkan pendidikan yang berm ut u yang pada

kelanjut annya ditujukan untuk mencipt akan sumber daya m anusia yang

berm ut u at au berkualitas, m aka dalam penelitian ini akan dit elit i t ent ang

“ Kont ribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Budaya

organisasi, dan Ket erampilan Guru Terhadap Kinerja Guru SD di UPT Dinas

Pendidikan Kecam at an Sukorejo."

Fokus penelitian adalah guru -guru SD di UPT Dinas Pendidikan

Kecamat an Sukorejo. Sekolah dasar m erupakan bent uk sat uan pendidikan

yang diselenggarakan untuk m enyiapkan pesert a didik yang siap diserap

(13)

Dengan penelit ian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi

kepala sekolah, guru, st akeholder, sisw a dan elem en-elem en lain yang

t erkait dengan pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung

dalam upaya m ew ujudkan pendidikan berm utu dan menghasilkan sumber

daya manusia yang berkualit as sehingga kinerja guru m eningkat .

B. Identifikasi M asalah

Berdasarkan paparan dan uraian pada lat ar belakang, m aka

diharapkan dengan kepem impinan t ransform asional kepala sekolah, budaya

organisasi dan ket eram pilan guru yang kondusif dan kuat , kinerja guru yang

t inggi yang bert ujuan dapat m engem bangkan sekolah m enjadi sekolah yang

berm ut u yang pada kelanjut an m am pu m enghasilkan SDM yang dapat

t ercapai.

Realit anya, kinerja guru di SD di UPT Dinas Pendidikan Kecam at an

Sukorejo pada saat ini belum maksimal sesuai dengan yang diharapkan yaitu

semua SD nilai UASBN-nya m am pu mencapai t arget yang lebih tinggi,

w alaupun pada perolehan nilai rat a-rat a UAS-BN. Tahun 2011/ 2012 mampu

m enduduki peringkat kedua kabupat en. Hal ini disebabkan masih adanya

perm asalahan-perm asalahan dalam proses pem belajaran t ersebut .

Ada beberapa hal yang dapat diident ifikasi dari permasalahan

(14)

1. Kepala sekolah punya peran yang penting dalam lingkungan sekolah.

Sebagai salah sat u pilar TQM , kepem im pinan punya peran yang sangat

pent ing t erut ama dalam hal ini mengat ur bawahan yang punya sifat ,

karakt erist ik dan kesibukan yang berbeda.

2. Kepala sekolah berhadapan dengan individu dengan segala keinginan,

kem auan, lat ar belakang dan karakt erist ik yang beragam . Dalam hal ini

seorang kepala harus memimpin secara efekt if, kreat if dan komunikat if

dan demokrat is dalam rangka m enciptakan suasana kerja yang kondusif

dan produkt if.

3. Profesi ganda guru berpengaruh pada budaya organisasi. Akt ifit as guru

yang berlangsung secara sim ult an dan berkelanjut an akan m encipt akan

pola-pola t ert ent u yang pada akhim ya akan berpengaruh pada budaya

organisasi yang berlangsung. Idealnya seorang guru harus mengikuti

budaya yang berlaku pada inst it usinya, t et api secara kom unal t em yat a

sebaliknya.

4. Guru belum sem uanya m em iliki kompet ensi sebagai guru profesional.

Kalau guru t idak m ampu m eluangkan w akt u untuk anak didiknya akan

berpengaruh negat if pada kualit as anak didiknya, sehingga seorang guru

m eskipun berprofesi ganda dituntut lebih disiplin dalam mem bagi

w akt unya.

5. Program sert ifikasi belum m enjam in kinerja guru menjadi lebih baik.

(15)

kegiat an sebagai guru, kinerja sisw a dilihat dari akt ivit as di sekolah baik

dengan guru, t eman sekolah dan pengelola sekolah.

C. Pembatasan M asalah

Pada penelit ian ini bat asan m asalah yang dapat dit uangkan adalah :

1. Ket ram pilan t ransform asional t erhadap kinerja guru.

2. Budaya organisasi t erhadap kinerja guru.

3. Ket eram pilan guru t erhadap kinerja guru

4. Kepem im pinan t ransform asional, budaya organisasi, dan ket erampilan

guru t erhadap kinerja guru.

D.Rumusan M asalah

1. Apakah t erdapat kont ribusi kepem im pinan t ransform asional kepala

sekolah t erhadap kinerja guru di UPT Dinas Pendidikan Kecam at an

Sukorejo Kendal?

2. Apakah t erdapat kont ribusi budaya organisasi t erhadap kinerja guru di

UPT Dinas Pendidikan Kecam at an Sukorejo Kendal?

3. Apakah t erdapat kont ribusi ket eram pilan guru t erhadap kinerja guru di

UPT Dinas Pendidikan Kecam at an Sukorejo Kendal?

4. Apakah t erdapat kont ribusi Kepem im pinan Transfomasional, budaya

organisasi dan ket eram pilan guru secara bersam a-sama t erhadap

(16)

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sesuai dengan

perm asalahan yang ada.

1. Untuk m endiskripsikan kont ribusi kepem im pinan t ransform asional

t erhadap kinerja guru SD di UPT Dinas Pendidikan Kecam at an Sukorejo.

2. Untuk m endiskripsikan kont ribusi budaya organisasi t erhadap kinerja

guru SD di UPT Dinas Pendidikan Kecamat an Sukorejo.

3. Kont ribusi ket eram pilan guru t erhadap kinerja guru SD di UPT Dinas

Pendidikan Kecam at an Sukorejo Kendal.

4. Kont ribusi Kepem impinan Transformasional,budaya organisasi dan

ket eram pilan guru t erhadap kinerja guru SD di UPT Dinas Pendidikan

Kecam at an Sukorejo Kendal.

F. M anfaat Penelitian 1. M anfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi unt uk

penelitian lebih lanjut m engenahi kinerja guru pada organisasi

sekolah.

b. Hasil penelit ian ini dapat digunakan sebagai bahan pust aka bagi

(17)

berkait an dengan kepem im pinan, budaya organisasi, dan kinerja

guru.

c. Bagi UPT Dinas Pendidikan hasil penelitian ini dapat m enjadi

pert imbangan dan acuan dalam menentukan kebijakan berkaitan

dengan pengelolaan SD yang ada di Kendal khususnya Kecam atan

Sukorejo dalam upaya m engarah ke sekolah yang berm utu dan

berprest asi.

2. M anfaat Praktis

a. Bagi kepala sekolah di UPT Dinas Pendidikan Kecam at an Sukorejo,

selaku t op m anajer dan pemimpin di sekolahnya, hasil penelitian ini

dapat m enjadi pert im bangan dan acuan dalam upaya memperbaiki

kepem im pinannya.

b. Bagi segenap dew an guru atau prakt isi di UPT Dinas Pendidikan

Kecamat an Sukorejo hasil penelit ian dan pengembangan budaya

organisasi di lingkungan sekolah m asing-masing.

c. Bagi UPT Dinas Pendidikan hasil penelitian ini dapat m enjadi pert im bangan dan acuan dalam m enentukan kebijakan berkait an

dengan pengelolaan SD yang ada di Kendal khususnya Kecam at an

Sukorejo dalam upaya mengarah ke sekolah yang berm ut u dan

Referensi

Dokumen terkait

Rataan yang diperoleh siswa-siswa berkemampuan akademik rendah lebih tinggi dibandingkan dengan rataan yang diperoleh siswa-siswa berkemampuan akademik sedang,

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang turut campur tangan melimpahkan berkat dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul Pendaftaran

[r]

(1) Setelah semua peta-pendaftaran dari sesuatu desa disahkan menurut pasal 5 ayat (3), pengukuran dan pemetaan bidang-bidang tanah yang belum dipeta dalam

meyakinkan PT X untuk memprioritaskan e-learning sebagai media pembelajaran yang penting dalam mendukung penerapan manajemen pengetahuan, karena. dengan e-learning karyawan

Saat ini pemakaian jasa internet sebagai sarana untuk memperoleh informasi semakin banyak digunakan karena jangkuannya yang luas, internet sangat ideal bila digunakan sebagai

Eksternalisasi membutuhkan penyajian tacit knowledge ke dalam bentuk yang lebih umum sehingga dapat dipahami oleh orang lain. Pada tahap eksternalisasi ini, individu

Inilah yang menjadi gejala baru dalam fenomena media massa dewasa ini. yakni, pemusatan kepemilikan media atau biasa