EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PROBLEM SOLVING DAN CONTEKSTUAL TEACHING AND LEARNING
TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI TINGKAT KEMANDIRIAN
( Pada Siswa Kelas VIII semester II SMP Negeri 2 Kartasura Tahun pelajaran 2012/2013)
NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Diajukan Oleh:
ALVIAN HIDAYAT WIBOWO A410090171
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PROBLEM SOLVING DAN CONTEKSTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI TINGKAT KEMANDIRIAN
( Pada Siswa Kelas VIII semester II SMP Negeri 2 Kartasura Tahun pelajaran 2012/2013)
Oleh
Alvian Hidayat Wibowo1 , Idris Harta2 .
1
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta.
2
Staf Pengajar UMS Surakarta. Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan dan menganalisis: (1) perbedaan efek penggunaan strategi problem solving dan contekstual teaching and learning terhadap hasil belajar matematika, (2) perbedaan efek kemandirian siswa terhadap hasil belajar matematika, dan (3) efek interaksi antara strategi pembelajaran dan kemandirian siswa terhadap hasil belajar matematika siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 2 Kartasura Tahun Ajaran 2012/2013 sebanyak 8 kelas paralel. Sampel dari penelitian ini kelas VIII A sebagai kelas eksperimen menggunakan strategi problem solving dan kelas VIII B sebagai kelas kontrol menggunakan strategi pembelajaran contekstual teaching and learning. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster random sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan angket sebagai metode pokok dan dokumentasi sebagai metode bantu. Tehnik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis variansi dua jalur dengan sel tak sama yang sebelumnya dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Dari hasil penelitian pada = 5%, diperoleh : (1) tidak terdapat pengaruh strategi problem solving dan contekstual teaching and learning terhadap hasil belajar dengan FA = 0,048, (2) tidak terdapat pengaruh kemandirian siswa terhadap hasil belajar matematika dengan FB = 1,328, dan (3) tidak terdapat interaksi
antara strategi pembelajaran dengan kemandirian siswa terhadap hasil belajar
matematika dengan FAB = 0,087.
PENDAHULUAN
Salah satu masalah yang dihadapi dalam sistem pendidikan di Indonesia
adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran siswa
hanya ditekankan pada penghafalan materi sehingga siswa belum menguasai materi
secara keseluruhan. Sistem pembelajaran tersebut menyebabkan pemahaman siswa
terhadap materi belum dicapai secara maksimal sehingga akan berpengaruh terhadap
hasil belajar.
Data UNESCO menunjukkan, peringkat matematika Indonesia berada di
deretan 34 dari 38 negara. Sejauh ini, Indonesia masih belum mampu lepas dari
deretan penghuni papan bawah. Sementara itu, menurut peneliti Trends in
Intenational Mathematics and Science Study (TIMMS) yang sudah agak lawas yaitu
tahun 1999, matematika Indonesia berada di peringkat ke-34 dari 38 negara. Padahal
jam pembelajaran di Indonsia adalah 169 jam rata-rata setiap tahun sedangkan
Malaysia 120 jam dan Singapura hanya 112 jam. Tetapi kenyataannya tingkat prestasi
Indonesia masih berada jauh dibawah negara tersebut. (http://zainuriewordpress.com
diakses pada pukul 14:30, pada tanggal 14 oktober 2012).
Hasil belajar merupakan suatu hal yang paling pokok, karena berhasil
tidaknya tujuan pembelajaran tergantung dari hasil belajar siswa. Berhasilnya siswa
merupakan bagian dari berhasilnya tujuan pendidikan artinya bahwa apabila hasil
apabila hasil belajar siswa kurang baik maka tujuan pendidikan belum dapat
dikatakan berhasil secara optimal. Pentingnya hasil belajar dapat dilihat dari dua sisi
yakni bagi guru maupun bagi siswa dalam pengelolaan pendidikan pada umumnya
dan khususnya mengenai tujuan dari pendidikan.
Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar matematika perlu dikembangkan dan
diterapkan inovasi pembelajaran matematika yang mengaitkan pengalaman
kehidupan nyata siswa. Strategi problem solving adalah penggunaan metode dalam
kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik
itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan
sendiri atau secara bersama – sama. Model pembelajaran ini juga mengacu pada
model pembelajaran yang lain, seperti “pembelajaran berdasarkan proyek (project –
based instruction)”, “pembelajaran berdasarkan pengalaman (experience – based
instruction)”, “belajar otentik (authentic learning)” dan “pembelajaran bermakna
(anchored instruction)”. (Dalam Agus Suprijino, 2009 : 68).
Contextual Theaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran
yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat
menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan
nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan
mereka. Dari konsep tersebut ada tiga hal yang harus kita pahami. Pertama, CTL
menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi. Kedua, CTL
dengan situasi kehidupan nyata. Ketiga, CTL mendorong siswa untuk dapat
menerapkannya dalam kehidupan. (Wina Sanjaya, 2009 : 255).
Hasil konkret dari penerapan strategi problem solving adalah peningkatan
hasil belajar matematika dengan semakin meningkatnya nilai yang diperoleh siswa
pada pembelajaran matematika.
Selain strategi yang digunakan dalam pembelajaran, sikap siswa juga berperan
penting dalam menentukan hasil belajar siswa. Salah satunya adalah sikap
kemandirian, siswa mempunyai tingkat kemandirian yang berbeda. Menurut Masrun
(1986:8) kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk
bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan sendiri dan untuk kebutuhannya
sendiri tanpa bantuan dari orang lain, maupun berpikir dan bertindak original/kreatif,
dan penuh inisiatif, mampu mempengaruhi lingkungan, mempunyai rasa percaya diri
dan memperoleh kepuasan dari usahanya. (Dalam Avan Areev (2010) diakses pada
pukul 14:12 pada tanggal 14 oktober 2012).
Melalui gambaran tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan
dan menganalisis (1) perbedaan efek penggunaan strategi problem solving dan
contekstual teaching and learning terhadap hasil belajar matematika, (2) perbedaan
efek kemandirian siswa terhadap hasil belajar matematika, (3) efek interaksi antara
strategi pembelajaran dan kemandirian siswa terhadap hasil belajar matematika.
H1A : Ada pengaruh strategi problem solving dan contekstual teaching and learning
terhadap hasil belajar matematika.
H1B : Ada pengaruh kemandirian siswa terhadap hasil belajar matematika.
H1AB : Ada interaksi antara strategi pembelajaran dan kemandirian siswa terhadap
hasil belajar matematika.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Metode
penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan
untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan. (Sugiyono, 2011: 72). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil
belajar siswa dan variabel bebasnya adalah strategi pembelajaran dan kemandirian
siswa. Strategi pembelajaran yang diterapkan adalah strategi problem solving sebagai
perlakuan pada kelas eksperimen, dan strategi contekstual teaching and learning
sebagai perlakuan pada kelas kontrol. Kedua kelas tersebut akan dibandingkan
dengan meninjau pada kemandirian siswa. Dengan membandingkan kedua kelas
tersebut, diharapkan dapat diketahui perbedaan hasil belajar matematika siswa antara
strategi problem solving dengan contekstual teaching and learning.
Sebelum perlakuan diberikan, terlebih dahulu masing – masing kelompok
ini adalah masing – masing kelompok diberikan tes untuk mengukur tingkat hasil
belajar setelah mendapat perlakuan.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Cluster Random Sampling, yaitu teknik sampling yang digunakan untuk menentukan
sampel bila objek yang diteliti atau sumber data sangat luas. Dari kedelapan kelas
yang ada diambil dua kelas yaitu kelas VIIIA sebagai kelas eksperimen dengan
menggunakan strategi Problem Solving dan kelas VIIIB sebagai kelas kontrol dengan
menggunakan strategi Contekstual Teaching and Learning.
Metode pengumpulan data pada penelitian ini ada dua jenis, yaitu metode
pokok dan metode bantu. Metode pokok berupa metode angket dan metode tes,
sedangkan metode bantu berupa metode dokumentasi.
Perbedaan hasil belajar siswa diketahui melalui metode tes dalam
mengevaluasi keberhasilan strategi problem solving dan contekstual teaching and
learning. Namun sebelumnya, soal tes harus diuji apakah layak digunakan dalam
penelitian. Pengujian yang dilakukan adalah uji validitas dan uji reliabilitas soal.
Untuk mengetahui validitas tiap item instrumen digunakan rumus korelasi product
moment, yaitu :
Sedangkan untuk mengetahui reliabilitas soal digunakan rumus alpha sebagai
berikut :
Setelah itu, dilakuka uji normalitas menggunakan uji liliefors dengan taraf
signifikasi 5% dan uji homogenitas menggunakan metode leverne’s dengan taraf
signifikasi 5% antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan bantuan SPSS 17.0.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada 20 soal tryout, instrumen
tersebut dinyatakan reliabel dengan hasil reliabilitas yang sangat tinggi, yaitu 0,912.
Tabel 1
Nilai Validitas Instrumen
No. item
rxy rtabel Keterangan No. item
rxy rtabel keterangan
1 0,542 0,349 Valid 11 0,799 0,349 Valid
2 0,799 0,349 Valid 12 0,799 0,349 Valid
3 0,542 0,349 Valid 13 0,128 0,349 Tidak valid 4 0,676 0,349 Valid 14 0,288 0,349 Tidak valid 5 -0,084 0,349 Tidak valid 15 0,291 0,349 Tidak valid 6 0,008 0,349 Tidak valid 16 0,441 0,349 Valid
7 0,530 0,349 Valid 17 0,350 0,349 Valid
8 0,415 0,349 Valid 18 0,494 0,349 Valid
9 0,690 0,349 Valid 19 0,658 0,349 Valid
10 0,152 0,349 Tidak valid 20 0,799 0,349 Valid
Berdasarkan tabel 1 didapatkan 6 item tidak valid dan 14 item valid. Ini
berarti terdapat 14 soal yang nilai validitasnya lebih dari nilai validitas tabel dengan
jumlah subyek sebanyak 14, yaitu rtabel = 0,349.
Strategi pembelajaran problem solving mendapat tanggapan positif dari siswa
dan guru. Hal ini terbukti dari pengolahan hasil tes yang dilakukan diakhir
pembelajaran. Strategi pembelajaran problem solving memiliki rata – rata nilai yang
lebih tinggi yaitu 75,80484 daripada strategi contekstual teaching and learning.
Hasil analisis variansi dua jalan sel tak sama dapat dilihat pada tabel 2 berikut
Tabel 2
Hasil analisis variansi dua jalan sel tak sama
Sumber variansi Fhitung Ftabel Sig keputusan Strategi (A) 0,048 4,010 0,827 H0A diterima Kemandirian (B) 1,328 3,159 0,273 H0B diterima Interaksi (AB) 0,087 3,159 0,917 H0AB diterima
Dari hasil anava dua jalan sel tak sama dengan taraf signifikasi 5% pada
hipotesis pertama diperoleh FA = 0,048 < Ftabel = 4,010 dan nilai Sig 0,827 > 0,05,
maka H0A diterima artinya tidak terdapat pengaruh strategi problem solving dan
contekstual teaching and learning terhadap hasil belajar matematika. Artinya tidak
ada dampak yang berarti dari penggunaan strategi pembelajaran dengan
menggunakan strategi problem solving dan contekstual teaching and learning
terhadap hasil belajar matematika pokok bahasan kubus dan balok. Ini bertolak
belakang dengan hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh strategi pembelajaran
terhadap hasil belajar matematika.
Dengan hasil penelitian yang menunjukkan hasil tidak adanya pengaruh
problem solving terhadap hasil belajar matematika, namun tidak seharusnya menjadi
masalah yang berarti terhadap penggunaan strategi problem solving dalam
pembelajaran. Dengan hasil diantara kedua kelas dimana kelas eksperimen lebih baik
daripada kelas kontrol. Secara rinci hasil penelitian memang menunjukkan tidak ada
Untuk hipotesis kedua, berdasarkan hasil pengujian uji analisis variansi dua
jalur sel tak sama diperoleh hasil bahwa nilai FB = 1,328 dan nilai Ftabel = 3,159 dan
nilai signifikansi atau nilai probabilitas antar tingkat kemandirian menunjukkan hasil
sebesar 0,273 > 0,05. Karena FB < Ftabel maka H0B diterima, sehingga diperoleh
kesimpulan tidak terdapat pengaruh kemandirian terhadap hasil belajar matematika.
Hal ini dimungkinkan karena siswa pada saat pengisian angket kemndirian,
mereka tidak dengan sungguh – sungguh mengisi angket kemandirian tersebut,
mereka kurang memahami petunjuk yang diberikan serta ada sebagian siswa yang
melihat jawaban milik temannya. Siswa tidak memahami pentingnya penelitian ini,
dan kurang kerjasama antara peneliti dan siswa pada saat penelitian.
Sedangkan untuk hipotesis ketiga, berdasarkan hasil pengujian uji analisis
variansi dua jalur sel tak sama diperoleh hasil bahwa nilai FAB = 0,087 dan nilai Ftabel
= 3,159 dan nilai signifikansi atau nilai probabilitas interaksi strategi pembelajaran
dan kemandirian menunjukkan hasil sebesar 0,917 > 0,05. Karena FAB < Ftabel maka
H0AB diterima, sehingga diperoleh kesimpulan strategi pembelajaran dan kemandirian
tidak berpengaruh terhadap hasil belajar matematika. Tidak terdapat interaksi ini
dapat dilihat bahwa pengaruh strategi pembelajaran terhadap hasil belajar tidak
bergantung pada kemandirian siswa.
Beberapa kemungkinan yang menyebabkan tidak adanya interaksi strategi
masih mengalami kesulitan belajar dalam proses pembelajaran dikelas, baik siswa
maupun peneliti belum terjadi kerjasama yang berarti yang mendukung penelitian.
Dengan demikian pembahasan hasil penelitian mengenai tidak adanya
interaksi strategi pembelajaran dan kemandirian siswa terhadap hasil belajar
matematika, dapat disimpulkan secara umum bahwa hasil penelitian seperti ini
mungkin terjadi dengan alasan yang telah dijelaskan di atas.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, dengan mengacu pada hipotesis = 5% yang telah dirumuskan dapat
disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh strategi problem solving dan contekstual
teaching and learning terhadap hasil belajar matematika terlihat dari analisis FA =
0,048 < Ftabel = 4,010 dan nilai Sig 0,827 > 0,05. Tidak ada pengaruh kemandirian
siswa terhadap hasil belajar matematika terlihat dari analisis data diperoleh FB =
1,328 < Ftabel = 3,159 dan nilai Sig 0,273 > 0,05. Serta tidak ada efek pengaruh
strategi pembelajaran dan kemandirian siswa terhadap hasil belajar matematika. Hal
ini berdasarkan analisis data diperoleh FAB = 0,087 < Ftabel = 3,159 dan nilai Sig
DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya,Wina.2009.Strategi Pembelajaran Orientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:Kencana Media Group.
Sugiyono.2011.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D.Bandung: Alfabeta.
Suprijono,Agus.2009.Cooperative Learning.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Masrun.1986.”Makna Kemandirian”. Dalam http://tugasavan.blogspot.com/2010/10 /kemandirian.html.(diakses pada pukul 14:12, pada tanggal 14 oktober 2012). http://zainuriewordpress.com. (diakses pada pukul 14:30, pada tanggal 14 oktober