• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Teknik Cerita Berantai Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sribit 2, Sidoharjo, Sragen, Tahun Ajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Teknik Cerita Berantai Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sribit 2, Sidoharjo, Sragen, Tahun Ajaran 2012/2013."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan saat ini. Dengan pendidikan, wawasan menjadi luas, keterampilan dan pengetahuan semakin berkembang. Pendidikan Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk manusia yang utuh dan mandiri sesuai dengan tujuan masional yang intinya termuat dalam alinea 4 pembukaan UUD 1945.

Berdasarkan pasal 3 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ditegaskan bahwa fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional yaitu sebagai berikut :

“Pendidikan Nasional berfungsi, mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta perasaban yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

(2)

termasuk didalamnya bidang studi Bahasa Indonesia, mempunyai beban yang sama untuk mewujudkan fungsi dari tujuan tersebut.

Bahasa Indonesia dalam dunia pendidikan mempunyai peranan penting. Hal ini dapat dirasakan pada waktu proses pembelajaran, karena bahasa Indonesia adalah bahasa yang digunakan dalam penyampaian materi pembelajaran. Pembinaan kemampuan menggunakan Bahasa Indonesia meliputi aspek keterampilan mendengarkan, menyimak, berbicara, dan menulis.

Salah satu aspek yang harus dikuasai oleh siswa adalah berbicara, sebab keterampilan berbicara menunjang keterampilan lainya. Keterampilan ini bukanlah satu jenis keterampilan yang dapat diwariskan secara turun temurun walaupun pada dasarnya secara alamiah setiap manusia dapat berbicara. Namun, keterampilan berbicara secara formal memerlukan latihan dangan pengarahan yang intensif.

Keterampilan berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa karena kompetensi keterampilan berbicara adalah komponen terpenting dalam tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran keterampilan berbicara perlu mendapat perhatian agar siswa mampu berkomunikasi dengan baik. Perkembangan informasi dan teknologi yang semakin canggih saat ini seperti media cetak, media elektronik dan berbagai hiburan telah menggusur kegiatan berbicara siswa.

(3)

nilai rata-rata siswa hanya berkisar 60. Hal ini diketahui pada saat siswa menyampikan pesan atau informasi yang bersumber dari teman dengan bahasa yang runtut, baik dan benar. Isi pembicaraan yang disampaikan oleh siswa tersebut kurang jelas. Siswa berbicara tersendat-sendat sehingga isi pembicaraan menjadi kurang jelas bahkan tidak jelas. Ada pula di antara siswa yang tidak mau bicara di depan kelas.

Selain itu, pada saat guru bertanya kepada seluruh siswa, umumnya siswa lama sekali untuk menjawab pertanyaan guru. Beberapa orang siswa ada yang tidak mau menjawab pertanyaan guru karena takut jawabannya salah. Apalagi untuk berbicara di depan kelas, para siswa belum menunjukkan keberanian. Oleh karena itu, pembinaan keterampilan berbicara harus dilakukan.

(4)

Dengan teknik ini, siswa termotivasi untuk berani berbicara dan berani mengutarakan pertanyaan ataupun menjawab pertanyaan. Siswa dirangsang untuk mengembangkan kemampuan berfikir dan berimajenasi. Disamping itu diharapkan pula siswa mempunyai keberanian dalam berkomunukasi dengan orang lain.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Masih rendahnya keterampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Negeri Sribit 2, Sidoharjo, Sragen.

2. Siswa kurang aktif untuk mengutarakan pendapat dan kurang berani dalam bertanya.

3. Guru kelas IV SD Negeri Sribit 2, Sidoharjo, Sragen kurang bervariasi dalam menggunkan teknik pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah

(5)

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan apakah melalui teknik cerita berantai dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas IV SD Negeri Sribit 2, Sidoharjo, Sragen.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keterampilan berbicara melalui teknik cerita berantai dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas IV SD Negeri Sribit 2, Sidoharjo, Sragen Tahun Ajaran 2012/2013.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini dibedakan dalam dua manfaat, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai upaya meningkatkan kemampuan berbicara siswa dengan menggunakan Teknik Cerita Berantai. 2. Manfaat praktis

a. Bagi Siswa

1) Siswa mendapat pengalaman langsung dalam proses pembelajaran berbicara dengan menggunakan teknik cerita berantai;

(6)

b. Bagi Guru

1) Sebagai bahan masukan untuk mengambil langkah kebijakan dalam memilih tenik, metode ataupun strategi pembelajaran;

2) Memotivasi guru untuk menggunakan metode inovatif diantaranya dengan teknik cerita berantai;

3) Meningkatkan kinerja guru dalam menjalankan profesinya;

4) Dapat menjadi bahan kajian untuk mengatasi berbagai masalah dalam mengajarkan berbicara;

c. Bagi Sekolah

Penelitian ini akan menjadi masukan bagi guru-guru lain untuk mencari inovasi pembelajaran yang lain. Dan berupaya menerapkan proses pembelajaran yang aktif, kualitas proses dan keterampilan berbicara di sekolah akan lebih meningkat dengan baik.

d. Bagi Peneliti

1) Menjadi suatu pengalaman dalam upaya meningkatkan keterampilan berbicara khususnya pada pembelajaran Bahasa Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi cendawan Entomophthorales dan nematoda yang menginfeksi trips dan kutudaun pada tanaman mawar dan krisan di Balai

didahului Resitasi dengan pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw tanpa didahului Resitasi dalam pembelajaran matematika. 2) Manakah yang

siswa. 3) Kurangnya motivasi guru terhadap siswa dalam pembelajaran. 4) Pengelolaan lingkungan belajar dan kinerja mengajar guru kurang optimal. terhadap motivasi belajar siswa.

Pola desain yang digunakan pada tapak P3A2 mengikuti pola irigasi dan drainase karena irigasi dan drainase adalah bagian terpenting dari kegiatan budidaya pertanian,

serta selaku Pembimbing I Tugas Akhir yang senantiasa sabar dalam membimbing dan. mengarahkan hingga terselesaikannya konsep dan karya Tugas

Untuk mendapatkan sinyal audio ini diberikan tapis lolos bawah pada umpan balik dan tapis yang dirancang adalah tapis lolos bawah orde 2 dengan tipe Butterworth..

Jika dilihat dari diagram alur proses MiLCA maka pada setiap tahapan prosesnya selalu terdapat jenis dan jumlah produk yang dihasilkan (Lampiran 15) sedangkan pada

Sumber : Direktorat LLAJ – Ditjen Perhubungan Darat, 2009.. • Studi Kebijakan Pengembangan Transportasi Sungai, Danau dan Penyeberangan. • Perencanaan umum, pradisain dan detail