GRAFIK UNTUK ANALISIS DAN DESAIN KOLOM
BETON BERTULANG TERHADAP BEBAN AKSIAL
DAN LENTUR BERDASARKAN “TATA CARA
PERENCANAAN STRUKTUR BETON UNTUK
BANGUNAN GEDUNG” (RSNI 03-XXXX-2002)
Oleh : David Simon NRP : 0021002
Pembimbing : Winarni Hadipratomo, Ir.
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
BANDUNG
ABSTRAK
Perencana mengalami kesulitan dalam menganalisis maupun mendesain suatu struktur beton bertulang, misalnya kecepatan dalam mendesain. Oleh karena itu, perlu dikembangkan suatu perangkat yang dapat membantu perencana dalam mengatasi kesulitan yang akan dialami ketika menganalisis maupun mendesain suatu struktur beton bertulang. Selain itu juga dikarenakan pada “Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung” hanya terdapat rumus-rumus, tetapi belum terdapat grafik, sehingga perlu dibuat grafik dengan bantuan komputer.
Grafik yang dibuat pada tugas akhir ini merupakan alat bantu dalam menganalisis maupun mendesain suatu penampang kolom beton bertulang terhadap beban aksial dan lentur uniaksial. Jenis penampang kolom yang dibahas adalah kolom pendek penampang persegi panjang dengan tulangan memanjang dan sengkang.
DAFTAR ISI
Halaman
SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR ………i
SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR ………..ii
ABSTRAK ………iii
PRAKATA ………iv
DAFTAR ISI ……….…vi
DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN ………..viii
DAFTAR GAMBAR ………...xii
DAFTAR TABEL ……….…….xxi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ………...……….. 1
1.2Tujuan Penulisan ……….………. 2
1.3Ruang Lingkup Pembahasan ……… 2
1.4Sistematika Penulisan ……….……….. 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kolom …...……….. 5
2.2 Faktor Beban ………..………. 7
2.3 Faktor Reduksi Kekuatan (φ)………..……… 9
2.4 Metode Desain………..………..11
2.5 Asumsi dalam Desain………..……….……..11
BAB 3 BANTUAN DESAIN UNTUK MENDESAIN KOLOM BETON BERTULANG TERHADAP BEBAN AKSIAL DAN LENTUR UNIAKSIAL
3.1 Bantuan Desain untuk Kolom Berpenampang Persegi
Tulangan 2 Muka…...………...22
3.2 Bantuan Desain untuk Kolom Berpenampang Persegi Tulangan 4 Muka………..………33
3.3 Lebar Minimum Kolom ………...……….43
BAB 4 PEMAKAIAN BANTUAN DESAIN 4.1 Analisis dan Desain Kolom Menggunakan Bantuan Desain …...………..121
4.2 Kolom Tulangan 2 Muka ……...………..122
4.3 Kolom Tulangan 4 Muka ……...………..131
4.4 Pembahasan ………...……....137
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ………...140
5.2 Saran ………..141
DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN
A = beban atap
ACI = American Concrete Institute Ag = luas kotor penampang kolom, mm2 As = luas tulangan tarik, mm2
' s
A = luas tulangan tekan, mm2
" s
A = luas tulangan tekan pada baris berikutnya, mm2
Ast = luas tulangan total pada sisi tekan dan tarik, mm2
Ast,pakai = luas tulangan total dipakai pada sisi tekan dan tarik, mm2 Ast,perlu = luas tulangan total perlu pada sisi tekan dan tarik, mm2 a = tinggi blok tegangan segiempat ekivalen, mm
ab = tinggi blok tegangan segiempat ekivalen pada kondisi regangan seimbang, mm
b = lebar penampang melintang kolom, mm Cc = gaya tekan pada beton, kNm
Cs = gaya tekan pada tulangan, kNm Cs1 = gaya tekan pada tulangan, kNm
Cs2 = gaya tekan pada tulangan baris berikutnya, kNm c = jarak dari serat tekan terluar ke garis netral, mm
cb = jarak dari serat tekan terluar ke garis netral pada kondisi regangan seimbang, mm
D = beban mati
D = diameter tulangan, mm
d’ = jarak dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tekan, mm d” = jarak dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tekan baris berikutnya, mm
diam. = diameter, mm E = beban gempa
Es = modulus elastisitas baja, MPa
eb = perbandingan antara momen nominal penampang dan kuat beban aksial nominal pada kondisi regangan seimbang, mm
e = perbandingan antara momen nominal penampang dan kuat beban aksial nominal, mm
' c
f = kuat tekan beton, MPa
fs = tegangan tulangan tarik yang dihitung, MPa '
s
f = tegangan tulangan tekan yang dihitung, MPa
fy = kekuatan leleh tulangan tarik, MPa
g = perbandingan antara jarak dari pusat tulangan tekan ke pusat tulangan tarik dan tinggi total penampang melintang kolom
g.n. = garis netral
h = tinggi penampang melintang kolom, mm k = faktor panjang efektif
L = beban hidup
lu = panjang kolom yang tidak ditumpu
Mc = momen yang sudah diperbersar untuk mendesain kolom langsing, kNm MDL = momen akibat beban mati, kNm
MLL = momen akibat beban hidup, kNm
Mnb = kekuatan momen nominal penampang pada kondisi regangan seimbang, kNm
Mn,max = kekuatan momen nominal penampang pada kondisi lentur
murni, kNm
Mu = momen terfaktor yang dipakai pada penampang, kNm M1 = momen ujung yang lebih kecil, kNm
M2 = momen ujung yang lebih besar, kNm PDL = beban aksial akibat beban mati, kN PLL = beban aksial akibat beban hidup, kN
Pn = kuat tekan nominal pada eksentrisitas yang diberikan, kN Pnb = kuat tekan nominal pada kondisi regangan seimbang, kN Pn,max = kuat tekan nominal pada kondisi aksial murni, kN Pu = kuat tekan perlu pada eksentrisitas yang diberikan, kN R = beban hujan
RSNI = Rancangan Standar Nasional Indonesia r = jari-jari inersia penampang kolom Ts = gaya tarik pada tulangan, kN U = kuat perlu
W = beban angin WSD = Working Stress Design
Yo = jarak dari serat tarik terluar ke pusat tulangan tarik, mm
y = jarak dari serat terluar ke garis berat penampang pada arah sumbu y, mm β1 = koefisien yang berhubungan dengan tinggi blok tegangan segiempat
' s
ε = regangan pada tulangan tekan
φ = faktor reduksi kekuatan
ρ = rasio penulangan
ρt = rasio penulangan total = Ast/bd
ρt,aktual = rasio penulangan total aktual
ρt,pakai = rasio penulangan total yang dipakai
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kolom Persegi Panjang dengan Tulangan 2 Muka Kondisi Aksial Murni (a) Penampang Melintang Kolom
(b) Diagram Regangan (c) Diagram Tegangan...….…12
Gambar 2.2 Kolom Persegi Panjang dengan Tulangan 2 Muka Kondisi Seimbang (a) Penampang Melintang Kolom
(b) Diagram Regangan (c) Diagram Tegangan ...……12
Gambar 2.3 Kolom Persegi Panjang dengan Tulangan 2 Muka Kondisi Lentur Murni (a) Penampang Melintang Kolom
(b) Diagram Regangan (c) Diagram Tegangan ...……13
Gambar 2.4 Kolom Persegi Panjang dengan Tulangan 2 Muka
Kondisi Kontrol Tekan (a) Penampang Melintang Kolom
(b) Diagram Regangan (c) Diagram Tegangan ...……14
Gambar 2.5 Kolom Persegi Panjang dengan Tulangan 2 Muka Kondisi Tekan (a) Penampang Melintang Kolom
(b) Diagram Regangan (c) Diagram Tegangan ...….…15
Gambar 2.6 Kolom Persegi Panjang dengan Tulangan 2 Muka Kondisi Tarik (a) Penampang Melintang Kolom
(b) Diagram Regangan (c) Diagram Tegangan ...……16
Gambar 2.7 Kolom Persegi Panjang dengan Tulangan 4 Muka Kondisi Aksial Murni (a) Penampang Melintang Kolom
(b) Diagram Regangan (c) Diagram Tegangan ...…..…17
Gambar 2.8 Kolom Persegi Panjang dengan Tulangan 4 Muka Kondisi Seimbang (a) Penampang Melintang Kolom
(b) Diagram Regangan (c) Diagram Tegangan ...….…17
Gambar 2.9 Kolom Persegi Panjang dengan Tulangan 2 Muka Kondisi Lentur Murni (a) Penampang Melintang Kolom
(b) Diagram Regangan (c) Diagram Tegangan ...……18
Gambar 2.10 Kolom Persegi Panjang dengan Tulangan 2 Muka
Kondisi Kontrol Tekan (a) Penampang Melintang Kolom
(b) Diagram Regangan (c) Diagram Tegangan ...……19
Gambar 2.11 Kolom Persegi Panjang dengan Tulangan 2 Muka Kondisi Tekan (a) Penampang Melintang Kolom
Gambar 2.12 Kolom Persegi Panjang dengan Tulangan 2 Muka Kondisi Tarik (a) Penampang Melintang Kolom
(b) Diagram Regangan (c) Diagram Tegangan ...….…21
Gambar 3.1 Kolom Persegi Panjang dengan Tulangan 2 Muka
Kondisi Aksial Murni (a) Penampang Melintang Kolom
(b) Diagram Regangan (c) Diagram Tegangan ...….…23
Gambar 3.2 Kolom Persegi Panjang dengan Tulangan 2 Muka
Kondisi Seimbang (a) Penampang Melintang Kolom
(b) Diagram Regangan (c) Diagram Tegangan ...……24
Gambar 3.3 Kolom Persegi Panjang dengan Tulangan 2 Muka
Kondisi Lentur Murni (a) Penampang Melintang Kolom
(b) Diagram Regangan (c) Diagram Tegangan ...……25
Gambar 3.4 Kolom Persegi Panjang dengan Tulangan 2 Muka
Kondisi Kontrol Tekan (a) Penampang Melintang Kolom
(b) Diagram Regangan (c) Diagram Tegangan ...……26
Gambar 3.5 Kolom Persegi Panjang dengan Tulangan 2 Muka
Kondisi Tekan (a) Penampang Melintang Kolom
(b) Diagram Regangan (c) Diagram Tegangan ...….…27
Gambar 3.6 Kolom Persegi Panjang dengan Tulangan 2 Muka
Kondisi Tarik (a) Penampang Melintang Kolom
(b) Diagram Regangan (c) Diagram Tegangan ...……30
Gambar 3.7 Diagram Interaksi Tulangan 2 Muka .………...………32
Gambar 3.8 Kolom Persegi Panjang dengan Tulangan 4 Muka
Kondisi Aksial Murni (a) Penampang Melintang Kolom
(b) Diagram Regangan (c) Diagram Tegangan ...…..…34
Gambar 3.9 Kolom Persegi Panjang dengan Tulangan 4 Muka
Kondisi Seimbang (a) Penampang Melintang Kolom
(b) Diagram Regangan (c) Diagram Tegangan ...….…34
Gambar 3.10 Kolom Persegi Panjang dengan Tulangan 2 Muka Kondisi Lentur Murni (a) Penampang Melintang Kolom
(b) Diagram Regangan (c) Diagram Tegangan ...……36
Gambar 3.11 Kolom Persegi Panjang dengan Tulangan 2 Muka
Kondisi Kontrol Tekan (a) Penampang Melintang Kolom
Gambar 3.12 Kolom Persegi Panjang dengan Tulangan 2 Muka Kondisi Tekan (a) Penampang Melintang Kolom
(b) Diagram Regangan (c) Diagram Tegangan ...……38 Gambar 3.13 Kolom Persegi Panjang dengan Tulangan 2 Muka
Kondisi Tarik (a) Penampang Melintang Kolom
(b) Diagram Regangan (c) Diagram Tegangan ...….…40 Gambar 3.14 Diagram Interaksi Tulangan 4 Muka ...43 Gambar 3.15 Gambar Jarak Bersih Antar Tulangan …………...………44 Gambar 3.16 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan
2 Muka, dengan fy = 300 MPa; f = 25 MPa; g = 0.6 ..…….……45 c' Gambar 3.17 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan
2 Muka, dengan fy = 300 MPa; f = 30 MPa; g = 0.6 ..…….……46 c' Gambar 3.18 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan
2 Muka, dengan fy = 300 MPa; f = 35 MPa; g = 0.6 ..…….……47 c' Gambar 3.19 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan
2 Muka, dengan fy = 300 MPa; f = 40 MPa; g = 0.6 ..…….……48 c' Gambar 3.20 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan
2 Muka, dengan fy = 300 MPa; f = 25 MPa; g = 0.7 ..…….……49 c' Gambar 3.21 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan
2 Muka, dengan fy = 300 MPa; f = 30 MPa; g = 0.7 ..…….……50 c'
Gambar 3.22 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan
2 Muka, dengan fy = 300 MPa; f = 35 MPa; g = 0.7 ..…….……51 c' Gambar 3.23 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan
2 Muka, dengan fy = 300 MPa; fc'= 40 MPa; g = 0.7 ..…….……52 Gambar 3.24 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan
2 Muka, dengan fy = 300 MPa; f = 20 MPa; g = 0.8 ..…….……53 c' Gambar 3.25 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan
2 Muka, dengan fy = 300 MPa; f = 25 MPa; g = 0.8 ..…….……54 c' Gambar 3.26 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan
Gambar 3.27 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan
2 Muka, dengan fy = 300 MPa; f = 35 MPa; g = 0.8 ..…….……56 c'
Gambar 3.28 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan
2 Muka, dengan fy = 300 MPa; f = 40 MPa; g = 0.8 ..…….……57 c'
Gambar 3.29 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan
2 Muka, dengan fy = 300 MPa; f = 20 MPa; g = 0.9 ..…….……58 c'
Gambar 3.30 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan
2 Muka, dengan fy = 300 MPa; f = 25 MPa; g = 0.9 ..…….……59 c'
Gambar 3.31 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan
2 Muka, dengan fy = 300 MPa; f = 30 MPa; g = 0.9 ..…….……60 c'
Gambar 3.32 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan
2 Muka, dengan fy = 300 MPa; f = 35 MPa; g = 0.9 ..…….……61 c'
Gambar 3.33 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan
2 Muka, dengan fy = 300 MPa; f = 40 MPa; g = 0.9 ..…….……62 c'
Gambar 3.34 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan
2 Muka, dengan fy = 400 MPa; f = 25 MPa; g = 0.6 ..…….……63 c'
Gambar 3.35 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan
2 Muka, dengan fy = 400 MPa; f = 30 MPa; g = 0.6 ..…….……64 c'
Gambar 3.36 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan
2 Muka, dengan fy = 400 MPa; f = 35 MPa; g = 0.6 ..…….……65 c'
Gambar 3.37 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan
2 Muka, dengan fy = 400 MPa; f = 40 MPa; g = 0.6 ..…….……66 c'
Gambar 3.38 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan
2 Muka, dengan fy = 400 MPa; f = 25 MPa; g = 0.7 ..…….……67 c'
Gambar 3.39 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan
2 Muka, dengan fy = 400 MPa; f = 30 MPa; g = 0.7 ..…….……68 c'
Gambar 3.40 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan
Gambar 3.41 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan
2 Muka, dengan fy = 400 MPa; f = 40 MPa; g = 0.7 ..…….……70 c'
Gambar 3.42 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan
2 Muka, dengan fy = 400 MPa; f = 20 MPa; g = 0.8 ..…….……71 c'
Gambar 3.43 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan
2 Muka, dengan fy = 400 MPa; f = 25 MPa; g = 0.8 ..…….……72 c'
Gambar 3.44 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan
2 Muka, dengan fy = 400 MPa; f = 30 MPa; g = 0.8 ..…….……73 c'
Gambar 3.45 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan
2 Muka, dengan fy = 400 MPa; f = 35 MPa; g = 0.8 ..…….……74 c'
Gambar 3.46 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan
2 Muka, dengan fy = 400 MPa; f = 40 MPa; g = 0.8 ..…….……75 c'
Gambar 3.47 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan
2 Muka, dengan fy = 400 MPa; f = 20 MPa; g = 0.9 ..…….……76 c'
Gambar 3.48 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan
2 Muka, dengan fy = 400 MPa; f = 25 MPa; g = 0.9 ..…….……77 c'
Gambar 3.49 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan
2 Muka, dengan fy = 400 MPa; f = 30 MPa; g = 0.9 ..…….……78 c'
Gambar 3.50 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan
2 Muka, dengan fy = 400 MPa; f = 35 MPa; g = 0.9 ..…….……79 c'
Gambar 3.51 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan
2 Muka, dengan fy = 400 MPa; f = 40 MPa; g = 0.9 ..…….……80 c'
Gambar 3.52 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan 4 Muka Konfigurasi 8 Tulangan, dengan fy = 300 MPa;
' c
f = 20 MPa; g = 0.6 ...…….……81
Gambar 3.53 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan 4 Muka Konfigurasi 8 Tulangan, dengan fy = 300 MPa;
' c
Gambar 3.54 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan 4 Muka Konfigurasi 8 Tulangan, dengan fy = 300 MPa;
' c
f = 30 MPa; g = 0.6 ...…….……83
Gambar 3.55 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan 4 Muka Konfigurasi 8 Tulangan, dengan fy = 300 MPa;
' c
f = 35 MPa; g = 0.6 ...…….……84
Gambar 3.56 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan 4 Muka Konfigurasi 8 Tulangan, dengan fy = 300 MPa;
' c
f = 40 MPa; g = 0.6 ...…….……85
Gambar 3.57 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan 4 Muka Konfigurasi 8 Tulangan, dengan fy = 300 MPa;
' c
f = 20 MPa; g = 0.7 ...…….……86
Gambar 3.58 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan 4 Muka Konfigurasi 8 Tulangan, dengan fy = 300 MPa;
' c
f = 25 MPa; g = 0.7 ...…….……87
Gambar 3.59 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan 4 Muka Konfigurasi 8 Tulangan, dengan fy = 300 MPa;
' c
f = 30 MPa; g = 0.7 ...…….……88
Gambar 3.60 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan 4 Muka Konfigurasi 8 Tulangan, dengan fy = 300 MPa;
' c
f = 35 MPa; g = 0.7 ...…….……89
Gambar 3.61 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan 4 Muka Konfigurasi 8 Tulangan, dengan fy = 300 MPa;
' c
f = 40 MPa; g = 0.7 ...…….……90
Gambar 3.62 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan 4 Muka Konfigurasi 8 Tulangan, dengan fy = 300 MPa;
' c
f = 20 MPa; g = 0.8 ...…….……91
Gambar 3.63 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan 4 Muka Konfigurasi 8 Tulangan, dengan fy = 300 MPa;
' c
f = 25 MPa; g = 0.8 ...…….……92
Gambar 3.64 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan 4 Muka Konfigurasi 8 Tulangan, dengan fy = 300 MPa;
' c
Gambar 3.65 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan 4 Muka Konfigurasi 8 Tulangan, dengan fy = 300 MPa;
' c
f = 35 MPa; g = 0.8 ...…….……94
Gambar 3.66 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan 4 Muka Konfigurasi 8 Tulangan, dengan fy = 300 MPa;
' c
f = 40 MPa; g = 0.8 ...…….……95
Gambar 3.67 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan 4 Muka Konfigurasi 8 Tulangan, dengan fy = 300 MPa;
' c
f = 20 MPa; g = 0.9 ...…….……96
Gambar 3.68 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan 4 Muka Konfigurasi 8 Tulangan, dengan fy = 300 MPa;
' c
f = 25 MPa; g = 0.9 ...…….……97
Gambar 3.69 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan 4 Muka Konfigurasi 8 Tulangan, dengan fy = 300 MPa;
' c
f = 30 MPa; g = 0.9 ...…….……98
Gambar 3.70 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan 4 Muka Konfigurasi 8 Tulangan, dengan fy = 300 MPa;
' c
f = 35 MPa; g = 0.9 ...…….……99
Gambar 3.71 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan 4 Muka Konfigurasi 8 Tulangan, dengan fy = 300 MPa;
' c
f = 40 MPa; g = 0.9 ...…….…..100
Gambar 3.72 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan 4 Muka Konfigurasi 8 Tulangan, dengan fy = 400 MPa;
' c
f = 20 MPa; g = 0.6 ...…….…..101
Gambar 3.73 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan 4 Muka Konfigurasi 8 Tulangan, dengan fy = 400 MPa;
' c
f = 25 MPa; g = 0.6 ...…….…..102
Gambar 3.74 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan 4 Muka Konfigurasi 8 Tulangan, dengan fy = 400 MPa;
' c
f = 30 MPa; g = 0.6 ...…….…..103
Gambar 3.75 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan 4 Muka Konfigurasi 8 Tulangan, dengan fy = 400 MPa;
' c
Gambar 3.76 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan 4 Muka Konfigurasi 8 Tulangan, dengan fy = 400 MPa;
' c
f = 40 MPa; g = 0.6 ...…….…..105
Gambar 3.77 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan 4 Muka Konfigurasi 8 Tulangan, dengan fy = 400 MPa;
' c
f = 20 MPa; g = 0.7 ...…...……106
Gambar 3.78 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan 4 Muka Konfigurasi 8 Tulangan, dengan fy = 400 MPa;
' c
f = 25 MPa; g = 0.7 ...……...…107
Gambar 3.79 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan 4 Muka Konfigurasi 8 Tulangan, dengan fy = 400 MPa;
' c
f = 30 MPa; g = 0.7 ...…...……108
Gambar 3.80 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan 4 Muka Konfigurasi 8 Tulangan, dengan fy = 400 MPa;
' c
f = 35 MPa; g = 0.7 ...……...…109
Gambar 3.81 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan 4 Muka Konfigurasi 8 Tulangan, dengan fy = 400 MPa;
' c
f = 40 MPa; g = 0.7 ...……...…110
Gambar 3.82 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan 4 Muka Konfigurasi 8 Tulangan, dengan fy = 400 MPa;
' c
f = 20 MPa; g = 0.8 ...…….…..111
Gambar 3.83 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan 4 Muka Konfigurasi 8 Tulangan, dengan fy = 400 MPa;
' c
f = 25 MPa; g = 0.8 ...…….…..112
Gambar 3.84 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan 4 Muka Konfigurasi 8 Tulangan, dengan fy = 400 MPa;
' c
f = 30 MPa; g = 0.8 ...…….…..113
Gambar 3.85 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan 4 Muka Konfigurasi 8 Tulangan, dengan fy = 400 MPa;
' c
f = 35 MPa; g = 0.8 ...…….…..114
Gambar 3.86 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan 4 Muka Konfigurasi 8 Tulangan, dengan fy = 400 MPa;
' c
Gambar 3.87 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan 4 Muka Konfigurasi 8 Tulangan, dengan fy = 400 MPa;
' c
f = 20 MPa; g = 0.9 ...…….…..116
Gambar 3.88 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan 4 Muka Konfigurasi 8 Tulangan, dengan fy = 400 MPa;
' c
f = 25 MPa; g = 0.9 ...…….…..117
Gambar 3.89 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan 4 Muka Konfigurasi 8 Tulangan, dengan fy = 400 MPa;
' c
f = 30 MPa; g = 0.9 ...…….…..118
Gambar 3.90 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan 4 Muka Konfigurasi 8 Tulangan, dengan fy = 400 MPa;
' c
f = 35 MPa; g = 0.9 ...…….…..119
Gambar 3.91 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan 4 Muka Konfigurasi 8 Tulangan, dengan fy = 400 MPa;
' c
f = 40 MPa; g = 0.9 ...…….…..120
Gambar 4.1 Diagram Interaksi untuk Kolom Persegi Panjang Tulangan 2 Muka dan 4 Muka Konfigurasi 8 Tulangan, dengan
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Faktor Reduksi Kekuatan Menurut RSNI-03-xxxx-2002 ....…...10
Tabel 3.1 Hasil Perhitungan untuk Tulangan 2 Muka ..………32
Tabel 3.2 Hasil Perhitungan untuk Tulangan 4 Muka ……...………42
SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR
Sesuai dengan persetujuan dari Ketua Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Universitas Kristen Maranatha, melalui surat No.759/TA/FTS/UKM/VIII/2003
tanggal 11 Agustus 2003, dengan ini saya selaku Pembimbing Tugas Akhir
memberikan tugas kepada:
Nama : David Simon
NRP : 0021002
Untuk membuat Tugas Akhir dengan judul :
GRAFIK UNTUK ANALISIS DAN DESAIN KOLOM BETON BERTULANG TERHADAP BEBAN AKSIAL DAN LENTUR BERDASARKAN “TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BETON
UNTUK BANGUNAN GEDUNG” (RSNI 03-XXXX-2002)
Pokok-pokok pembahasan Tugas Akhir tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pendahuluan
2. Tinjauan Pustaka
3. Bantuan Desain untuk Mendesain Kolom Beton Bertulang terhadap
Beban Aksial dan Lentur Uniaksial
4. Pemakaian Bantuan Desain
5. Kesimpulan Dan Saran
Hal-hal lain yang dianggap perlu dapat disertakan untuk melengkapi Tugas Akhir
ini.
Bandung, 11 Agustus 2003
Winarni Hadipratomo,Ir.
SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR
Yang bertanda tangan di bawah ini, selaku Pembimbing Tugas Akhir dari :
Nama : David Simon
NRP : 0021002
menyatakan bahwa Tugas Akhir dari mahasiswa di atas dengan judul :
GRAFIK UNTUK ANALISIS DAN DESAIN KOLOM BETON BERTULANG TERHADAP BEBAN AKSIAL DAN LENTUR BERDASARKAN “TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BETON
UNTUK BANGUNAN GEDUNG” (RSNI 03-XXXX-2002)
dinyatakan selesai dan dapat diajukan pada Ujian Sidang Tugas Akhir (USTA).
Bandung, 17 Maret 2004
Winarni Hadipratomo,Ir.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Perkembangan pembangunan gedung bertingkat di Indonesia semakin
bertambah, baik untuk tujuan pemukiman maupun komersial. Pembangunan
tersebut pada umumnya menggunakan struktur beton bertulang karena dinilai
lebih ekonomis dari bahan lainnya. Seiring dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi, berkembanglah standar-standar untuk mendesian
Pemerintah Indonesia melalui departemen terkait menyiapkan Standar
Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku secara nasional. Standar yang berlaku saat
ini adalah RSNI 03-xxxx-2002 dengan judul “Tata Cara Perhitungan Struktur
Beton untuk Bangunan Gedung”.
Pada “Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung”
terdapat rumus-rumus untuk mendesain kolom, tetapi belum terdapat grafik
diagram interaksi kolom, sehingga perlu dibuat grafik diagram interaksi kolom
dengan bantuan komputer.
1.2Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk mempermudah perencana
dalam menganalisis dan mendesain kolom struktur beton bertulang. Analisis dan
desain yang dilakukan berdasarkan “Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung (RSNI 03-xxxx-2002)”. Untuk mempermudah perencana, akan
dibuat grafik diagram interaksi kolom persegi panjang dengan gaya aksial dan
lentur uniaksial.
1.3Ruang Lingkup Pembahasan
Ruang lingkup dalam tugas akhir ini meliputi :
1. Standar yang menjadi acuan dalam perencanaan struktur beton bertulang
(beban aksial dan lentur uniaksial pada kolom) adalah Tata Cara
Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (RSNI
2. Beton dengan nilai ' c
f sebesar 20, 25, 30, 35 dan 40 semuanya dalam
satuan N/mm2 atau MPa (Mega Pascal).
3. Baja tulangan dengan nilai fy bervariasi, yaitu 300 dan 400 semuanya
dalam satuan N/mm2 atau MPa (Mega Pascal).
4. Bantuan desain untuk beban aksial dan lentur uniaksial pada kolom, yang
meliputi kolom persegi panjang dengan konfigurasi tulangan 2 muka dan 4
muka.
5. Pada penampang kolom persegi panjang tulangan 2 muka, yang dibahas
adalah tulangan simetris di sisi tekan dan tarik.
6. Pada penampang kolom persegi panjang tulangan 4 muka, yang dibahas
adalah kondisi dimana konfigurasinya 8 tulangan.
7. Faktor reduksi kekuatan (φ) sebesar 0.65 untuk kolom dengan sengkang.
8. Rasio penulangan (ρt) berkisar dari 0.01 sampai dengan 0.08.
1.4Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan latar belakang penulisan tugas akhir, tujuan penulisan
tugas akhir, ruang lingkup pembahasan dan sistematika penulisan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini meninjau hal-hal yang berkaitan dengan struktur beton bertulang,
seperti definisi kolom, metode-metode yang berlaku, asumsi yang digunakan,
BAB 3 BANTUAN DESAIN UNTUK MENDESAIN KOLOM BETON BERTULANG TERHADAP BEBAN AKSIAL DAN LENTUR UNIAKSIAL
Bab ini menjelaskan cara pembuatan bantuan desain berupa grafik diagram
interaksi kolom akibat beban aksial dan lentur dalam satuan SI. Grafik bertujuan
untuk mempermudah proses pendesainan kolom beton bertulang. Selain itu juga
terdapat lebar kolom minimum yang harus dipenuhi ketika melakukan proses
desain.
BAB 4 PEMAKAIAN BANTUAN DESAIN
Bab ini memuat berbagai aplikasi pemakaian bantuan desain yang tercantum
di dalam bab 3 dan pembahasan. Aplikasi tersebut berupa contoh penyelesaian
desain kolom suatu struktur beton bertulang terhadap beban aksial dan lentur.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan kesimpulan dari proses penyusunan bantuan desain serta
aplikasinya yang telah dilakukan dan saran-saran yang dikemukakan dari hasil
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan-perhitungan dan pembahasan yang telah dilakukan
pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa :
4. Kesalahan mungkin terjadi pada saat menentukan nilai ρt dengan
menggunakan penggaris karena sulitnya mengukur dengan ketelitian kurang
dari 0.5 mm.
5. Diagram interaksi yang telah dibuat dapat digunakan dalam proses desain
6. Perhitungan menggunakan Pn dan Mn lebih sederhana dari pada
menggunakan Pu dan Mu.
5.2 Saran
Berdasarkan proses pembuatan, perhitungan-perhitungan dan pembahasan
yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, dapat disarankan :
4. Pada proses pembuatan diagram interaksi, sebaiknya dihitung titik-titik
diagram interaksi
n sebanyak mungkin sehingga
diperoleh diagram interaksi yang lebih baik.
5. Menggunakan Pn dan Mn pada proses desain karena proses pengerjaannya
DAFTAR PUSTAKA
1. ACI Committee 318, (2002), Building Code Requirements for Structural Concrete (ACI 318-02) And Commentary (ACI 318R-02) (Eighth Edition), Portland Cement Association, Illinois
2. ACI Committee 318, (1999), Building Code Requirements for Structural Concrete (Seventh Edition), Portland Cement Association, Illinois
3. ACI Committee 340, (1997), ACI Design Handbook, Design of Structural Reinforced Concrete Elements in Accordance With the Strength Design Method of ACI 318-95 (Sixth Edition), American Concrete Institute, Michigan.
4. Badan Standardisasi Nasional, (2002), Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, RSNI-03-xxxx-2002, Badan Standardisasi Nasional, Bandung.
5. MacGregor, James G., (2000), Reinforced Concrete Mechanics and Design (Third Edition), Prentice-Hall International, New Jersey.