ABSTRAK
KEBERAOAAN
Staphylococcus aureu:,'PAOA SAMBAL-SAMBAL YANG OlJVAL 01 RUMAH MAKAN 'X'
Christine Natalia, 2004. Pembimbing Utama: Philips Onggowidjaja, M.Si, S.Si. Pembimbing Kedua: Djaja Rusmana, dr., M.Si.
Sambal merupakan pelengkap makanan yang umurnnya disukai dan dikonsumsi oleh orang Indonesia. Sambal mempunyai komposisi yang mempakan media yang baik untuk pertumbuhan berbagai macam kuman, tennasuk yang menghasilkan toksin. Salah satu kuman yang dapat menghasilkan toksin penyebab keracunan makanan adalah Staphylococcus aureus. Sehubungan dengan hal tersebut itu telah dilakukan oenelitian untuk mengetahui kehadiran Staphylococcus pada 4 macam sambal yang uijual di Rumah Makan 'X'. Langkah-Iangkah yang dilakukan adalah melumatkan sambal dengan blender, diikuti mengencerkan secara berseri. Setelah itu hasil pengenceran ditanam k~ Manitolt Salt Agar dengan metode 'pour plate' dilakukan untuk mengetahui jumlah Stapf1.vlococcus/gram. Penanaman pada Agar Darah dan Tes Katalase dilakukan untuk memastikan bahwa bakteri yang tumbuh adalah Staphylococcus. Tes koagulase dilakukan untuk memastikan pertumbuhan Staphylococcus aureus. Hasi\ penelitian menunjukkan, bahwa jumlah coloni forming unit (cfit) /gram sambal (xI05) Staphylococcus dan kemungkinan kuman-kuman lain, pada survei yang pertama bertumt-tumt pada sambal oncom, sambal teras], sambal dadak, dan sambal kecap adalah 6.7, 84.5, 32.05, 5.75 dan hasil pada survei yang kedua adalah 54, 87.5, 17.3, 5.85 (Catatan: pada sambal kecap tidak ditemukan S'taphylococcus). Meskipun jumlah-jumlah tersebut di atas melebihi ambang FDA, tidak dilaporkan adanya keracunan, diduga karena Staphylococcus yang ditemukan Imkan strain yang menghasilkan toksin.
Kata kunci: Staphylococcus, sambal oncom, sambal terasi, sambal dadak, samba! kecap
ABSTRACT
THE PRESENCE OF Stap"ylococcU!~' aureu,'t IN CHILI SAUCES SOLD AT RESTAURANT 'X'
Christine Natalia, 2004. Tutor 1: Philips Onggowidjaja, M.Si, S.Si. Tutor 2: Djaja Rusmana, dr., M.Si.
Chili sauce is food complement usually chosen and cOn.\umed by Indonesian people. It '.'Icomponents are good medium for germ '.'Igrowth, including the toxin-producing ones. One (~l toxin-producing germs that causes food poisoning is Staphylococcus au reus. Research has been conducted to detect the presence of Staphylococcus in 4 kinds of chili sauces sold at restaurant 'X'. The procedures were blending each chili sauce sample, followed by serial dilution. The diluted suspensions ).1'ere inoculated into MSA using 'puur plate' method to ohtain the numbers (~lSlaphylococcusgram. Inoculation on Blood Agar and Catalase Test were perjimned to confirm the Staphylococcus. Coagulase Test was perjonned to confirm the growth (~l Staphylococcus au reus. lhe research showed, that the number olcolony.fi)rming unit (cfu}/gram chili sauce (xj()5) in 1" survey in oncom chili sauce, belacan chili sauce, immediate ch;/i sauce, and soybean sauce chili sauce were 6.7, !:54.5,32.05, 5.75 respectively and in 2nd sur,ley were 54, 87.5, 17.3, 5.85 (no Staphylococcus found in soyhean sauce chili sauce). Even though the numbers are exceeding the FDA safe("Y' standard, no fhod poisoning were reported. It is supposed that the pat~ogenic Staphylococcus fhund was not the toxin producing strain.
Key word..,: Staphylococcus, oncom chili sauce, belacan chili sauce, immediace ch;/i sauce, soybean sauce chili sauce
DAFT AR ISI
Halaman
Abstrak
... ... ...iv
Abstract ...v
Kata Pengantar... ... vi
Daftar lsi viii
Daftar Tabel x
Daftar Gambar xi
DaftarBagan
...xii
Daftar Lampiran _
_
Xlll
BAS I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2. Identifikasi Masalah 1
1.3. Maksud danTujuan 2
1.4 Kegunaan Penelitian _... ...2
1
1.5 Kerangka Pemikiran.. ... ... ... ...2
1.6 Metode Penelitian.. 3
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian 3
BAS II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 .Staphylococcus... 4
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4
Morfologi dan Beberapa Cui Staphylococclls 4
Epidemiologi ... ... ...5
Struktur Antigen 5
EnzimdanToksin
.6
2.2 Patogenesis dan InfeksiStaphylococcus 8
2.2.1 Keracunan Makanan 9
2.2.2 Gambaran Klinik 10
IX
2.3 Sambal... ... 11
2.3. I Umum... ... 1 I
2.3.2 Komposisi Sambal II
2.4 Sanitasi Makanan ... 12
BAB III BAHAN DAN CARA KERJA
3.1 Bahan 15
3.2 Alat... 16
3.3 Cara Kerja ... 17
3.3.1 Persiapan 17
3.3.1.1 Pembuatan Media... 17
3.3.1.2 Pembelian dan Persiapan Peralatan 17
3.3.1.3 Persiapan Sampel 18
3.3.2 Penelitian 18
3.3.2.1 Pengenceran dan Penanaman pada MSA 18
3.3.2.2 Pewamaan Gram 19
3.3.2.3 Penanaman pada Agar Darah 19
"
3.3.2.4 Tes Katalase dan Koagulase 19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasi\ 20
4.2 Pembahasan 25
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 27
5.2 Saran 27
Daftar Pustaka 28
Lampiran 29
Riwayat Hidup
,31
---DAFTAR TABEL
Tabel2.1 Kandungan Bahan Penyusun Sambal 12
Tabe14.1 Hasil Penghitungan Kuman 20
Tabel4.2 HasiI Hemolisis 23
Tabel 4.3 Hasil Tes Katalase 24
Tabel4.4 Hasil Tes Koagulase 24
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4. I. I Biakan Kuman yang Didapat dari Sambal Oncom pada Medium
MSA
...2I
Gambar 4. 1.2 Biakan Kuman yang Didapat dari Sambal Terasi pada Medium
MSA 2 I
Gambar 4. 1.3 Biakan Kuman yang Didapat dari Sambal Dadak pada Medium
MSA ... , 22
Gambar 4. 1.4 Biakan Kuman yang Didapat dari Sambal Kecap pada Medium
MSA 22
Gambar 4.2. I Hasil Penanaman Koloni ke Medium Agar Darah pada Medium
1\1SA ... '... ... ... 23
"
DAFT AR BAGAN
Bagan 2.1 Proses TeIjadinya Keracunan Makanan oleh Staphylococcus 10
Bagan 3.1 Garis Besar Kerja 17
DAFT AR LAMPIRAN
Lampiran I Tabel Data Mentah Hasil Penelitian pada Survei Pertama 29
Lampiran 2 Tabel Data Mentah Hasil Penelitian pada Survei Kedua 30
Bahan Cawan lumlah kuman
Petri ke- 1O-() 10-)
I
10-4 10-5 IO-L
Samba] 1 1 6 !~I 60 416
oneom 2 1 4
i
74 421
~Samba] 1 10 83 I~~I 620
terasi
j
2 9 86
I
599
~~Sambal ]
5 33 308
~~dadak
2 6 35 ~~I 295
Samba] 1 0 7 63 422 ~I
I keeap
I
2 0 "
[image:9.595.83.511.189.412.2]I 52 400 I :) ~i 1 I 29 LAMPIRAN 1
Tabel Data Mentah Hasil Penelitian pada Survei Pertama
Bahan
Cawan
Jumlah kuman
Petri ke-
10-<)I
10-5 10-4 10-3 10-2Sambal 1 11 I 48 1420
~~oncom
2 6 60 1354
-
~;ISambal 1 7 88 590
~~terasi
2 8
I
87
586
~~Sambal
1
2
!
18
166
1400
~dadak
2
2
22
180
1328
-I
Sambal 1 1
I
8 57 474
~kecap
2 1 !~! 9 60 417
30
[image:10.595.83.508.193.412.2]LAMPlRAN 2
Tabel Data Mentah Hasil Penelitian pada Survei Kedua
Catatan:
~ = jumlah tidak terhitung---31
RIWAVATHIDUP
- Nama: Christine Natalia
-
Nomor Pokok Mahasiswa: 0110047
- Tempat dan tanggallahir:
Tasikmalaya, 10 Desember 2004
-
Alamat: JI. Cihideung no. 51, Tasikmalaya
- Ri wayat Pendidikan:
SD Kristen BPK Penabur, Tasikmalaya, 1995
SMP Kristen BPK Penabur, Tasikmalaya, 1998
BABI
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kasus keracunan makanan dan penyakit-penyakit saluran pencemaan dapat
disebabkan oleh mikroorganisme yang dapat dipindahsebarkan melalui makanan,
yang dapat menunjang pertumbuhan bakteri dengan baik. Menurut Dwijoseputro
(1994), makanan yang disukai manusia umumnya disukai oleh mikroorganisme.
Menurut pene1itian kasus Spontaneous Bacterial Peritonitis 1999, sebanyak 12,4%
kasus disebabkan oleh Staphylococcus aureus (PKB FKUI, 2002). Jenis bakteri enterotoksigenik ini dapat tu~buh pada medium karbohidrat dan protein. Tidaklah
mengherankan, jika kasus keracunan makanan dapat terjacli setelah mengkonsll1nsi
jenis-jenis makanan yang mengandung bahan-bahan tersebut (Dwidjoseputro, 1994).
Pada KTI sebelumnya te1ah dilakukan peneJitian terhadap kehadiran Staphylococcus: pada daging hasil olahan (KTI '01 oleh Melfina); pad a nasi putih (KTI '01 oleh
Sienny); pada sosis sapi siap makan (KTI '02 oleh David Susilo). Sampai sa at ini
belum pernah dilakukan penelitian terhadap sambal, padahal beberapa sambal
memihki komponen karbohiclrat dan protein yang merupakan medium pertumbuhan
Staphylococcus sp. Selama ini sambal banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia sebagai pelengkap hidangan sehmi-hari, karena akan membuat hidangan menjadi
lebih nikmat dan kaya cita rasa.
Berdasarkan fakta di atas diperIukan penelitian untuk mengetahui kehadiran
Staphyloccus aureus pada sambal-sambal yang diperoleh dari Rumah Makan 'X'.
1.2 Identifikasi Masalah
Apakah sarnbal-sambal yang dijual di Rumah Makan 'X' mengandung
Staphylococcus aureus dan berpotensi menyebabkal1 keracunan?
2
1.3 Maksud dan Tuj uan
Maksud dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui kehadiran
Staphylococcus aureus
pada sambal-sambal yang dijual di Rumah Makan 'X'.
Tujuan
dari penelitian
ini adalah
untuk menentukan
jumlah
Staphylococcus
aureus/
gram tiap macam sambal.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan berguna :
·
Secara akademik : Agar dapat menambah wawasan baik untuk penelitian lanjutan / serupa maupun aplikasi praktis di bidang kedokteran.·
Secara praktik : Agar penjual dapat lebih memperhatikan cara pengolahan makanan yang baik dan kebersihannya, dan agar pembeli dapat lebih berhati-hatidalam memilih dan mengkonsumsi sambal.
1.5 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah :
1. Staphylococcus aureus
menyukai makanan dengan karbohidrat dan protein.
2. Sambal mengandung karbohidrat dan protein.
3. Staphylococcus aureus
hidup normal pada permukaan hidung dan tenggorokan
orang yang mengolah makanan.
4. Staphylococcus
aureus
dapat
mengkontaminasi
makanan
melalui
proses
persiapan, pengolahan bahan, sampai penyajian makanan yang kurang higienis.
Berdasarkan hal-hal tersebut, dapat disusun hipotesis, sebagai berikut :
1.6 Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat survei analitik. Metode yang digunakan adalah
pengenceran berseri, dilanjutkan penanaman dengan metode 'pour plate '.
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di laboratorium Mikrobiologi, kampus Universitas Kristen
Maranatha pada bulan Mei sampai dengan bulan Oktober 2004.
--BABV
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan :
.
Pada sambal oncom, sambal terasi, dan sambal dadak terdapat
Staphylococcus
aureus.
Jumlahnya melebihi batas yang ditetapkan FDA, namun belum
ditemukan kasus keracunan, diduga karena
Staphyloco::~lI<;
yang ditemukan pada
sampel sambal-sambal tersebut bukan strain yang menghasilkan toksin.
.
Pada sambal kecap tidak terdapat Staphylococcus, melainkan terdapat Bacillus.5.2 Saran
Saran-saran yang dapat diajukan adalah, sebagaj berikut :
]. Selain penelitian
Staphylococcus
yang terdapat dalam sambal, nasi putih, dan
daging seperti yang telah dilakukan pada KTI sebelumnya, perlu dilakukan pula
penelitian-penelitian lanjutan terhadap bahan lainnya misalnya susu dan ikan.
2. Produsen
diharapkan
dapat
lebih
memperhatikan
kebersihan
ketika
mempersiapkan
dan menyaj ikan makanan, misalnya: menggunakan
penutup
mulut dan hidung serta sarnng tangan selama mempersiapkan makanan.
3. Penjual diharapkan
untuk menjaga kebersihan tempat beIjualan, misalnya:
menggunakan penutup makanan (agar tidak dihinggapi vektor yang barn hinggap
pada lesi).
4. Konsumen
agar lebih berhati-hati
dalam memilih dan membeli makanan,
misalnya
dengan memperhatikan
kebersihan tempat dan cara penanganan
makanan.
5. Badan POM diharapkan dapat melakukan pengawasan melalui survei rutin pada
daerah yang endemik keracunan.
27
-~----DAFTAR PUSTAKA
Anonimus-l. 2004. (Kolom Pelayanan Farmasi). Departemen Kesehatan (Ministry (dHealth, Republic olIndonesia).
http://www.depkes.!!o.id/i ndexj2hp?option=news&tasks=viewartic le&sid=654& it emid=2., November 4th, 2004
Anonimus-2. Bacterial Pathogens in F'ood/Waterborne Disease. http://wwwhome.coquinetmvrna/food.htrn., October 26th, 2004
Anonimus-3.2004. Lauk Samba/. hJtp://www.ekuator.com/catalog.see.p?id=4957.. October 30th,2004
Brooks G.F., Butel J.S., & Morse S.A. 2001. Jawetz, Melnick, & Adelberg's Medical Microbiology. Jakarta: Salemba Medika. p.317-326
Cappucino J.G. & Sherman N. 1999. Microbiology a Laboratory Manual. 5th edition. California: Addison Wesley Longman.1nc. p.373-376
Dwijoseputro D. 1994. Dasar-dasar Mikrobiologi. Edisil2. Jakarta: Percetakan Anem Kosong Anem. p. 196-199
Indan Entjang. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: Citra Aditya Bakti.
p. 110-114
Johnson T.R. & Case c.L. 2001. Laboratory Experiments in Microbiology. 6th edition. California: Addison Wesley Longman.Inc. p.428-430
Turniani Laksmiarti. & Herti Mary".ni. 2002. Beberapa Resep dengan Buah dan Sayuran. http://w.v.v.tempo.co.id/medika/arsip/092002/hor-].htm.. October 26th, 2004
Usman Chatib Warsa. 1993. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Binarupa Aksara. p. 103-]24
28