• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Aromaterapi Sebagai Relaksan Alternatif Menghadapi Stres (Studi Pustaka).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Aromaterapi Sebagai Relaksan Alternatif Menghadapi Stres (Studi Pustaka)."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

(2)

ABSTRACT

The rapid development in science and technology demands higher attitude' and ability in almost every field of work. This causes the increase victim of stress in different seriousness of condition. Aromatherapy emerged as one of the alternative medication using aroma or fragrance from essential oil of plants jar its healing process, The essential oil enters the body through a variety of ways, through the inhalation tract, internal tract, and absorption through the skin. The essential oil will be carried through the circulatory system (blood and lymphatic circulation) then influences the nerve 5ystem and limbic system therefore cause body reaction (muscle relaxation, calm the mind, and to control emotion). The relaxation effects happen because the fiber of olfactory nerve carries impulse to brain parts and stimulates nucleus raphe to release neurochemical substance serotonin. Actually, aroma injluences emotion, mind, and physical activities wholly. Aromatherapy is better compared to synthetic chemical medicine because it comes from natural substance, although it works relatively slowly but the side effects are much less if used properly according to indication, dosage, and the length of usage. Indonesia also possesses the potential as the producer of essential oil from plans such as jasmine, sandalwood, nutmeg, camphor, clove, ylang-ylang, magnolia, coriander, anise seed, cinnamon, and maleleuca. Aromatherapy needs introducing, expanding, and applying especially in medical field and society in general along with furthermore research concern to others

aromatherapy virtues.

(3)

DAFT AR ISI

ABSTRAK

1

ABSTRACT ii

KAT A PENGANT AR .iii

DAFT AR ISI v

DAFT AR GAMBAR vii

BAB I PENDAHULU AN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 3

1.4 Kegunaan Penelitian 4

1.5 Metodologi Penelitian 4

1.6 Lokasi dan Waktu 4

BAB II TINJAUAN PUST AKA 5

2.1 Stres dan Distres 5

2.2 Dampak Pikiran dan Emosi Terhadap Tubuh 7

2.3 Arolnaterapi 10

2.4 Minyak Atsiri . 11

2.4.1 Cara-Cara Ekstraksi Minyak Atsiri 14

2.4.2 Minyak Atsiri di Indonesia 17

2.5 Bagaimana Minyak Atsiri Masuk ke Dalam Tubuh 18

2.5.1 JaIur Internal 18

2.5.2 JaIur InhaIasi 19

2.5.2.1 Fisiologi Olfactorius 21

2.5.2.2 Anosmia 22

2.5.2.3 Anosmia Total, SpesifIk, dan Temporer 22 2.5.2.4 Apakah Anosmia Menghalangi Aromaterapi? 23

2.5.2.5 Adaptasi Bau 23

2.5.3 JaIur Kulit 24

(4)

2.6 Bagaimana Minyak Atsill Beredar di Oalam Tubuh 25

2.6.1 Sistem Sirkulasi Oarah 28

2.6.2 Sistem Sirkulasi Limfatik 30

2.7 Aroma Mempengaruhi Emosi 32

2.8 Pemicu Respon Relaksasi 32

2.9 Pengaruh Aroma pada Pikiran 33

2.10 Efek Minyak Atsiri yang Tidak Oiinginkan 34

BAB III PEMBAHASAN 37

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 40

4.1 Kesimpulan 40

4.2 Saran 41

DAFT AR PUST AKA ... ... 42

LAMPIRAN 44

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Efek stres pada kineIja (Dr Kenneth Nixon) (Price, 1997) 6

Gambar 2.2 Oistilasi Uap (Primadiati, 2002) 15

Gambar 2.3 Nose Reseptor (\'i'Ww.webnat.comJaromatherapv/aromaolfactorv.htm)20

Gambar 2.4 Sistem Sirkulasi Oarah 28

Gambar 2.5 Sistem Sirkulasi Limfatik 31

(6)

BABI

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Oalam hidup ini, manusia mesti mengalami pergulatan yang semakin hari

semakin keras. Untuk tetap hidup dan eksis, manusia harns berhadapan dengan

berbagai kesulitan, hambatan, tekanan, dan persaingan. Karena itu manusia

dituntut untuk banyak berpikir dan berupaya dalam menghadapi talltangan hidup

ini. Walaupun demikian, kita seringkali mendapatkan hasil yang mengecewakan

atau bahkan

menemui kegagalan. Oleh karena itulab banyak orang yang

menderita stres.

Oewasa ini, semakin banyak penderita stres dengan tingkat atau kadar yang

berbeda-beda. Stres tentu akan menimbulkan efek-efek llegatif bagi penderitanya.

Misalnya saja, menurunnya kesehatan fisik dan kestabilan mental individu yang

bersangkutan. Semakin tinggi tingkat stres seseorang, akan mengakibatkan

semakin lemah daya taban fisik dan semakin tidak stabil kondisi mental penderita

itu. Hal ini berimplikasi pada semakin mudabnya penderita stres terkena penyakit.

Jika demikian, pennasalahan orang itu pun semakin bertambah.

Oleh karena itu penting adanya upaya pengembalian keseimbangan emosional.

Tujuannya adalah agar kondisi tubulI dan psikis melljadi rileks. Salah satu cara

yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan minyak atsiri tumbuhan

aromatik dalam aromaterapi. Pellggunaan minyak ini diprediksi memiliki efek

relaksasi bagi tubuh.

Sejak jaman dahulu ada berbagai tumbuban yang ekstraknya dipercaya

membantu dunia kesebatan untuk digunakan sebagai obat. Terdapat berbagaijenis

tumbuhan yang dapat meringankan rasa nyeri, membantu penyembuhan,

membunuh kuman, clanjuga untuk memulihkan serta mempertahankan kesehatan

tubuh. Kepercayaan mengenai tumbuhan obat ini telah ada sejak beribu-ribu tahun

yang lalu di berbagai belahan bumi dari peradaban yang satu ke peradaban

tainnya. Pada saat itu, pemahaman tentang mekanisme ketja biokimiawi

tumbuh-1

(7)

---2

tumbuhan belum semua diketahui. Namun demikian, penggunaan dan penelitian berbagai macam tumbuhan obat untuk kesejahteraan umat manusia tems dilakukan.

Bangsa Cina mempakan bangsa pertama yang menggunakan tumbuhan sebagai obat -obatan. Sedangkan bangsa Mesir Kunolah yang pertama kali menggunakan tumbuhan sebagai bahan aromaterapi. Lalu, India mengembangkan ayurveda, yang mempakan salah satu cara pengobatan kuno yaitu dengan menggunakan unsur pengobatan aromatik dari jahe, mawar, dan ketumbar. Minyak atsiri lainnya seperti oleum cinnamon (minyak kayu manis), oleum frankincense (minyak kemenyan), oleum juniper, dan oleum rose (minyak mawar) sudah dikenal dan dipakai di abad ke-15 (Pignatelli, 1991). Kurang lebih ada sekitar 60 macam minyak atsiri yang sudah diketahui dan digunakan sebagai parfum serta obat menjelang awal abad ke-17 (Valnet, 1980).

Seiring dengan kemajuan teknologi, pada abad ke-19 penggunaan minyak atsiri mulai mengalami kemunduran. Zat kimia sintetik dengan cepat menggantikan posisi tumbuhan sebagai bahan obat-obatan dan perawatan kecantikan. Keunggulan tumbuhan sebagai bahan kesehatan dan kecantikan alami mulai dilupakan banyak orang. Alasannya adalah karena bahan sintetik lebih murah dan mudah didapat.

Kemudian, setelah sekian lama terabaikan atau bahkan hampir terlupakan, beberapa tahun belakangan ini khasiat tumbuhan aromatik kembali mendapat perhatian. Hal ini terjadi berkat kerja keras seorang ahli kimia Perancis bernama Rene Maurice Gattefose yang mengabdikan hidupnya untuk meneliti efek pengobatan minyak atsiri dan menggali peninggalan leluhur yang sudah terlupakan itu. Beberapa tahun kemudian Jean Valnet, dokter bedah pada Perang Dunia II, menemukan bahwa minyak atsiri oleum chammomile, baik untuk mengobati gangguan kejiwaan. Selain itu, minyak ini juga berpengaruh terhadap

emosl seseorang.

Aromaterapi menjadi semakin populer. Berkat kemajuan teknologi, orang

telah berhasil menemukan metode yang canggih untuk menguraikan bahan

(8)

J

masyarakatnya sudah sadar akan bahaya obat-obatan kimiawi, keinginan untuk

kembali ke pengobatan alami semakin tinggi. Mereka mulai menyadari bahwa

menggunakan obat sintetis seperti abat tidur dan obat penenang lain untuk

mendapat efek relaksasi, memiliki efek samping dan bahaya yang jauh lebih

besar. Aromaterapi walaupun bekerja lebih lambat, tidak secepat obat kimia

sintetis, cara ini dapat memberi kbasiat relaksasi yang sarna tanpa merusak atau

mengganggu keseimbangan tubuh. Babkan aromaterapi dapat meningkatkan daya

tahan tubuh dari serangan penyakit.

1.2Identifikasi Masalah

Dari latar belakang pemikiran di atas, dapat dirumuskan pennasalahan sebagai

berikut:

1. Bagaimana aromaterapi dapat menimbulkan efek relaksasi sebagai altematif

menghadapi stres?

2. Apa kelebihan aromaterapi dibanding obat kimia sintetik?

3. Tumbuhan penghasil minyak atsiri apa di Indonesia yang dapat menimbulkan

efek relaksasi untuk menghadapi stres dalam aromaterapi?

1.3 Maksud dan Tujuan

Dari identifikasi masalah di atas, dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai

berikut:

1. Mendeskripsikan cara kerja aromaterapi sehingga dapat menimbulkan efek

relaksasi sebagai altematif menghadapi stres.

2. Menjelaskan kelebihan aromaterapi dibandingkan obat kimia sintetik.

(9)

4

1.4 Kegunaan

I. Kegunaan bagi Pembaca pada umumnya.

2. Memberikan informasi tentang

earn keIja

aromaterapi yang

dapat

menimbulkan efek relaksasi sebagai altematif menghadapi stres, pengaruh

aromaterapi terhadap jasmani dan rohani, dan kelebihan aromaterapi

dibanding obat kimia sintetik.

3. Agar pembaca dapat memanfaatkan prinsip aromaterapi sebagai relaksan

altematifpengobatan alarni dalam kehidupan sehari-hari.

4. Kegunaan dalam duma kedokteran dan kesehatan. Selain kegunaan seperti

tersebut di atas, penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam memperkaya

pengetahuan dan referensi tentang aromaterapi dalam duma kedokteran dan

kesehatan di Indonesia.

1.5 Metodologi

Karya tulis ilmiah ini merupakan studi pustaka. Penulis berusaha

mengumpulkan bahan pustaka baik dari buku, koran, majalah, jumal, makalah,

internet, dan sebagainya yang relevan dengan topik studi pustaka dalam rangka

menjawab permasalahan yang telah dirumuskan.

1.6 Lokasi dan Waktu

(10)

BABIV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Aromaterapi dapat dipergunakan sebagai relaksan alternatif menghadapi stres, dengan cara masuknya minyak atsiri ke dalam tubuh melalui inhalasi (earn yang paling efektif), internal, dan penyerapan lewat kulit Setelah itu molekul-molekul minyak atsiri akan diserap dan ikut terbawa oleh aliran darah dan limfatik ke selumh tubuh untuk kemudian menimbulkan efek relaksasi dengan kerja sarna sistem saraf dan sistem hormonal.

Ketika minyak atsiri yang beraroma sedatif seperti Origanum majorana, Lavandula angustifolia, Chamaemelum recutica, dan Citrus aurantium terhirup oleh hidung dan molekulnya terkunci pada silia hidung, timbul impuls yang ditransmisikan lewat bulbus dan tractus olfactorius ke dalam sistem limbic (amigdala dan hipokampus). Proses ini memicu respon memori dan emosional lewat hipotalamus, yang bekerja sebagai pemancar dan regulator, kemudian impuls terkirim ke otak. Serabut olfactorius membawa impuls ke bagian otak yang disebut nukleus raphe. Aroma sedatif menyebabkan stimlliasi nuklells raphe dan akan melepaskan zat nellrokimia serotonin, keadaan inilah yang menyebabkan timbulnya keadaan relaksasi.

Aromaterapi dianggap lebih aman dibandingkan obat kimia sintetik karena minyak atsiri yang digunakan berasal dari bahan alami yang walallpun bekerja relatif lebih lamb at namlID efek sampingnya jauh lebih kecil dan tidak menimbulkan ketergantungan serta gejala putus obat asalkan digunakan sesuai indikasi, dosis, dan lama waktu pemakaiannya.

Tumbuhan penghasil minyak atsiri untuk menghadapi stres yang terdapat di Indonesia diantaranya, melati (jasmine), cendana (sandalwood), pala (nutmeg), kamfer (camphor), cengkih (clove), kenanga (ylang-ylang), cempaka (magnolia),

(11)

41

akar manis (coriander), jintan manis (anise seed), kayu manis (cinnamon), dan kayu putih(mefafeuca).

4.2 Saran

Pengenalan lebih lanjut tentang aromaterapi serta penggunaannya di masyarakat secara luas, tepat, dan benar untuk menekan dan mengurangi efek negatifyang ditimbulkan obat-obatan kimia sintetik.

Penelitian lebih lanjut tentang apakah sistem limbik berperan dalam menghasilkan emosi ataukah hanya mengintegrasikannya saja.

(12)

DAFT AR PUST AKA

Apriadj, W H. 2003. Aromaterapi. Buku Populer Nirmala: Jakarta. Balkam, 1. 200 I.Aromaterapi. Dal1ara Prize: Semarang.

Benson, H. 1979. The Mind Body Effect. Simon & Schuster: New York. Borysenko,1. 1988.Mending The Mind, Mending The Body. Bantam: Toronto. Bruneton, 1. 1992. Pharmacognosy Phytochemistry Medical Plants. New York :

Londres.

Carlton, R R, Gray, A I & Waterman, P G. 1992. The Antifugal Activity of The Leaf Gland Oil ofSweer Gale (Myrica Gale). Chemecology 3:55-59

Dorland. 1996.Kamus Kedokteran. EGC: Jakarta. Edisi 26. Halaman 150, 1909. Engen, T. 1982.The Perception ofOdours. Academic Press: New York.

Godfrey, Hardinge. 1993. Emosions and Bodily Changes. Columbia University Press: New York. 4th edition.

Harrison, L, Skinner, R. 1992. Relaxfor Health. Nursing Times 88: 46-47.

Hesse, W R, Akerl, K. 1955. Experimental Data on The Role of The Hypothalamus in Mechanisms of Emotional Behaviour. American Medical Association Archieves of Neurology and Psychiatry 73.

Holley, A, Prof 1993. 12 ieme Journess Internationales Huiles Essentielles. Lee, W H and Lee, L. 1992. The Book of Practical Aromatherapy. Keats, New

Canaan: Connecticut. Page 125.

Passant, H. 1990.A Holistic Approach in The Ward.Nursing Times 86: 26-28. Pignatelli, M F. 1991. Viaggio Nel Mondo Della Essenze. Muzzio: Padora.

Price, S and Price, L. 1997. Aromatherapy for Health Professionals. Churchill Livingstone.

Primadiati, R, dr. 2002. Aromaterapi. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Schi1cher, H. 1994. British Medical Journal.

Stoddart, D M. 1990. The Scented Ape. Cambridge University Press: Cambridge. Page 132.

Valnet,1. 1980. The Practice of Aromatherapy. Saffron Walden. Page 28.

(13)

43

Van Toller, S. 1993.

The Sensory Evaluation of Odours.

Paper on Clinical

Practitioners Course. Shirley Price International College of Aromatherapy:

Hinckley.

Wood, C. 1990. Journal of Alternative and Complementary Medicine: Sad Cells.

October 15.

www.deeparomatherauy:comJinfo.htm

www.esentialoil.co.za

vvww.naturalhealthnotebook. comJaromatherapy/how aromatherapy works. ntm

www.soc.nii.ac.ip/isbba/e/e 05/bbindex e.html

Referensi

Dokumen terkait

1) Konstanta bernilai 9,747 maka dapat disimpulkan bahwa apabila semua variabel independen memiliki nilai 0, maka loyalitas konsumen sebesar 9,747. 2) Nilai koefisien regresi

Ancasipun panaliten inggih punika: (1) mindhakaken kwalitas proses pasinaon kaprigelan nyerat karangan narasi basa Jawa kanthi ngginakaken metode Think Pair Share

Bagi Formulir Penjualan Kembali Unit Penyertaan MANDIRI INVESTA SYARIAH BERIMBANG yang telah dipenuhi sesuai dengan syarat dan ketentuan yang tercantum dalam Kontrak

Dari hasil penelitian diketahui bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara konformitas kelompok dengan motivasi berprestasi pada remaja akhir yang berarti semakin

Kesulitan yang mereka alami dikarenakan mereka belum memahami materi sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) yang sudah diajarkan sebelumnya. Padahal materi

Jadi, tuturan BH (3) sesuai dengan maksim kedermawanan, yakni, meminimalkan keuntungan bagi diri sendiri dan memaksimalkan kerugian bagi diri... BH lebih

Seleksi 24 isolat aktinomiset menggunakan metode agar disk isolat potensial sebagai antipatoge bakteri patogen Streptococcus py isolat MH23, L18, L313, L223, Hasil uji

Larutan NaCl fisiologis sering digunakan sebagai bahan pengencer semen yang memberikan sifat buffer dan mampu mempertahankan pH semen ikan dalam suhu ruang serta pada suhu