ABSTRAK
ANALISIS VARIANS BIAYA PRODUKSI
(Studi Kasus pada Pabrik Gula Gondang Baru Klaten Tahun 2013)
Bernadette Yashinta Agnistyasti NIM: 112114049
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui varians biaya produksi pada Pabrik Gula Gondang Baru Klaten tahun 2013. Latar belakang penelitian ini adalah bahwa biaya produksi merupakan elemen utama dalam perusahaan yang harus diperhatikan demi kemajuan perusahaan. Varians dapat dianalisis untuk pengendalian biaya.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus pada Pabrik Gula Gondang Baru Klaten. Data dikumpulkan menggunakan teknik observasi, dokumentasi, dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan analisis varians.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa varians biaya produksi pada Pabrik Gula Gondang Baru Klaten menunjukkan selisih yang menguntungkan. Selisih tersebut dapat dilihat dari selisih biaya bahan baku yang bersifat menguntungkan, biaya tenaga kerja langsung bersifat tidak menguntungkan, dan biaya overhead pabrik yang bersifat menguntungkan. Varians biaya produksi tersebut juga masih terkendali karena berada di bawah batas yang ditetapkan oleh perusahaan.
ABSTRACT
ANALYSIS OF VARIANCE OF THE PRODUCTION COST (A Case Study at Pabrik Gula Gondang Baru Klaten for the year 2013)
Bernadette Yashinta Agnistyasti NIM: 112114049
Sanata Dharma University Yogyakarta
2016
The intention of this research is to identify the variance of cost production in Pabrik Gula Gondang Baru Klaten for the year 2013. Background of this research is the cost production is the important element in entity that must be considered for the progress of the entity. Variance analysis is a tool to control production cost.
The research is a case study at Pabrik Gula Gondang Baru Klaten. Data was collected by observation, documentation, and interview. The analysis was descriptive.
The result shows that variance of production cost in Pabrik Gula Gondang Baru Klaten is indicated as favourable. More specifically, raw material cost variance is favourable, direct labor cost is unfavourable, and factory overhead cost is favourable. The variance of production cost is controllable because below the limit set by entity.
Kata kunci: variance, cost, cost production.
i
ANALISIS VARIANS BIAYA PRODUKSI
(Studi Kasus pada Pabrik Gula Gondang Baru Klaten Tahun 2013)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Bernadette Yashinta Agnistyasti NIM : 112114049
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya
( Matius 21 : 22 )
Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu
(1 Petrus 5 : 7 )
Berdoalah kepada Tuhan, dan yakinlah bahwa Tuhan akan memenuhi permintaanmu di dalam upayamu
( Mario Teguh )
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan kasih-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi
dengan judul “Analisis Varians Biaya Produksi”.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma. Saya menyadari bahwa skripsi ini berhasil disusun berkat bantuan,
bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala
kerendahan hati pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu membimbing dan menuntun
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengikuti
segala proses dan kegiatan di kampus untuk berkembang secara akademik dan
non akademik.
3. Lisia Apriani, S.E., M.Si., Akt., QIA., C.A. selaku Dosen Pembimbing yang
telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi masukan
dalam penyusunan skripsi ini.
4. Ir. Drs. Hansiadi Yuli Hartanto M.Si. selaku Dosen Pendamping Akademik
yang selalu membantu dalam masa-masa perkuliahan saya.
5. Pak Tommy, Pak Hapsoro, Bu Yanti, Pak Hari, Pak Yudha, Pak Mulyadi serta
seluruh staf dan karyawan Pabrik Gula Gondang Baru Klaten yang telah
mengijinkan penulis melakukan penelitian dan berkenan mendampingi selama
penelitian.
6. Bapak YB. Agoes H. S. dan Ibu A. Hanis Winutami Y. tersayang yang selalu
mendukung dan mendoakan penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
7. Mas Agustinus Teguh Martanto yang selalu mendoakan, memberi semangat,
dukungan, nasehat, dan bantuan.
x DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING LAPANGAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... vi
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ... vii
HALAMAN KATA PENGANTAR ... viii
HALAMAN DAFTAR ISI ... x
E. Sistematika Penulisan ... 5
xi
C. Anggaran Biaya Produksi
1. Pengertian Anggaran Biaya Produksi ... 16
2. Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Produksi ... 17
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 22
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 22
D. Data-data yang Diperlukan ... 23
E. Teknik Pengumpulan Data ... 23
F. Teknik Analisis Data ... 24
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan ... 27
2. Anggaran Biaya Produksi Tahun 2013 ... 45
a. Biaya Bahan Baku ... 45
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 47
c. Biaya Overhead Pabrik ... 48
3. Realisasi Biaya Produksi Tahun 2013 ... 50
a. Biaya Bahan Baku ... 50
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 51
xii
B. Analisis Data
1. Menghitung Varians Biaya Produksi ... 52
a. Analisis Selisih Biaya Bahan Baku ... 53
b. Analisis Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 55
c. Analisis Selisih Biaya Overhead Pabrik ... 56
2. Menentukan Sifat Varians Biaya Produksi ... 58
3. Menghitung Presentase Varians Biaya Produksi ... 58
4. Menentukan Varians Biaya Produksi ... 59
C. Pembahasan ... 59
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ... 64
B. Keterbatasan Penelitian ... 65
C. Saran ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 66
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data penjualan Penjualan Tahun 2010-2012 ... 43
Tabel 2. Rencana Penjualan Tahun 2013 ... 44
Tabel 3. Perhitungan Rencana Produksi ... 45
Tabel 4. Anggaran Kebutuhan Bahan Baku ... 46
Tabel 5. Anggaran Biaya Bahan Baku ... 46
Tabel 6. Anggaran Jam Kerja Langsung ... 47
Tabel 7. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 47
Tabel 8. Anggaran Biaya Overhead Pabrik ... 49
Tabel 9. Anggaran Biaya Produksi ... 50
Tabel 10. Realisasi Kebutuhan Bahan Baku ... 50
Tabel 11. Realisasi Biaya Bahan Baku ... 51
Tabel 12. Realisasi Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 51
Tabel 13. Realisasi Biaya Overhead Pabrik ... 52
Tabel 14. Laporan Pelaksanaan Pembelian Bahan Baku ... 53
Tabel 15. Laporan Pelaksanaan Pemakaian Bahan Baku ... 54
Tabel 16. Laporan Pelaksanaan Pemakaian Jam dan Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 55
Tabel 17. Anggaran, Realisasi dan Tarif Biaya Overhead Pabrik ... 56
Tabel 18. Varians dan Sifat Varians Biaya Produksi ... 58
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Organisasi ... 33
xv ABSTRAK
ANALISIS VARIANS BIAYA PRODUKSI
(Studi Kasus pada Pabrik Gula Gondang Baru Klaten Tahun 2013)
Bernadette Yashinta Agnistyasti NIM: 112114049
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui varians biaya produksi pada Pabrik Gula Gondang Baru Klaten tahun 2013. Latar belakang penelitian ini adalah bahwa biaya produksi merupakan elemen utama dalam perusahaan yang harus diperhatikan demi kemajuan perusahaan. Varians dapat dianalisis untuk pengendalian biaya.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus pada Pabrik Gula Gondang Baru Klaten. Data dikumpulkan menggunakan teknik observasi, dokumentasi, dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan analisis varians.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa varians biaya produksi pada Pabrik Gula Gondang Baru Klaten menunjukkan selisih yang menguntungkan. Selisih tersebut dapat dilihat dari selisih biaya bahan baku yang bersifat menguntungkan, biaya tenaga kerja langsung bersifat tidak menguntungkan, dan biaya overhead pabrik yang bersifat menguntungkan. Varians biaya produksi tersebut juga masih terkendali karena berada di bawah batas yang ditetapkan oleh perusahaan.
xvi ABSTRACT
ANALYSIS OF VARIANCE OF THE PRODUCTION COST (A Case Study at Pabrik Gula Gondang Baru Klaten for the year 2013)
Bernadette Yashinta Agnistyasti NIM: 112114049
Sanata Dharma University Yogyakarta
2016
The intention of this research is to identify the variance of cost production in Pabrik Gula Gondang Baru Klaten for the year 2013. Background of this research is the cost production is the important element in entity that must be considered for the progress of the entity. Variance analysis is a tool to control production cost.
The research is a case study at Pabrik Gula Gondang Baru Klaten. Data was collected by observation, documentation, and interview. The analysis was descriptive.
The result shows that variance of production cost in Pabrik Gula Gondang Baru Klaten is indicated as favourable. More specifically, raw material cost variance is favourable, direct labor cost is unfavourable, and factory overhead cost is favourable. The variance of production cost is controllable because below the limit set by entity.
Kata kunci: variance, cost, cost production.
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan merupakan suatu organisasi yang di dalamnya terdapat
bagian-bagian yang saling berhubungan untuk mencapai sebuah tujuan. Setiap
perusahaan pasti menginginkan usahanya maju dan bekembang, selain itu
sebagian besar memiliki tujuan untuk memperoleh laba dengan cara menjual
produk yang dihasilkan maupun menjual jasa.
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatan utamanya
adalah menghasilkan atau menciptakan suatu produk atau biasa disebut dengan
proses produksi, kemudian produk yang dihasilkan tersebut dijual untuk
memperoleh penghasilan dan laba. Laba yang maksimal dapat dicapai oleh
perusahaan apabila penjualan sesuai dengan yang direncanakan dan biaya
produksi dapat ditekan seoptimal mungkin, tanpa mengurangi kualitas produk
yang sudah ada.
Aktivitas produksi tidak berdiri sendiri, melainkan sebagai aktivitas
penunjang dari rencana penjualan, sehingga untuk dapat menghasilkan anggaran
produksi yang tepat, manajer harus merencanakan koordinasi yang optimal antara
penjualan, persediaan dan tingkat produksi (Adisaputro dan Anggarini 2011:161).
Pada perusahaan manufaktur, biaya produksi merupakan komponen biaya yang
paling besar. Biaya produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
2
Fungsi manajemen sangat diperlukan agar proses produksi dapat berjalan
sesuai yang diharapkan, terutama fungsi perencanaan dan pengendalian.
Perencanaan merupakan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dimasa yang akan
datang, sedangkan pengendalian diperlukan agar kegiatan yang dilaksanakan tidak
menyimpang dengan yang telah direncanakan. Kedua fungsi ini saling berkaitan
dan tidak dapat dipisahkan. Suatu rencana akan terlaksana dengan baik dengan
adanya pengendalian.
Proses manajemen terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian. Proses pengendalian didefinisikan sebagai proses
mengukur dan mengevaluasi kinerja aktual dari setiap bagian organisasi suatu
perusahaan, kemudian melaksanakan tindakan perbaikan apabila diperlukan
(Adisaputro dan Anggarini, 2011: 6). Dengan pengendalian, berarti kita melihat
kebelakang, melihat apa yang terjadi dan membandingkan dengan yang sudah
direncanakan.
Anggaran merupakan salah satu rencana manajemen yang digunakan
untuk melakukan pengendalian dan dinyatakan dalam satuan uang untuk periode
tertentu. Anggaran produksi berfungsi sebagai alat perencanaan, koordinasi dan
pengendalian yang penting, yang menjabarkan rencana pemasaran ke dalam
program produksi yang konsisten dengan kebijakan manajerial dan sesuai dengan
batasan yang berlaku. Anggaran sebagai alat pengendalian berarti
membandingkan apa yang telah direncanakan dengan realisasinya. Pengendalian
yang maksimal terhadap biaya produksi melalui anggaran dapat menjadi pondasi
yang penting.
Keberadaan anggaran di perusahaan memungkinkan manajemen untuk
melakukan fungsi pengendalian atas aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan di
dalam perusahaan (Sasongko dan Parulian,2010: 3). Anggaran biaya produksi
bermanfaat untuk menunjang pengendalian biaya produksi karena sesuai dengan
kegunaan dan manfaat anggaran yaitu sebagai pedoman kerja, sebagai alat
pengkoordinasian kerja, dan sebagai alat pengawasan kerja. Anggaran biaya
produksi digunakan sebagai standar atau sasaran yang harus dicapai dalam
melaksanakan proses produksi.
Pengendalian biaya dilakukan untuk menilai prestasi dengan
membandingkan biaya standar yang ditetapkan dengan realisasi biaya yang
sesungguhnya terjadi, sehingga akan dapat ditentukan efisiensi biaya pada setiap
departemen di mana produk diolah (Supriyono 1999: 98).Efisiensi menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam menggunakan sumber daya dengan benar dan tidak
ada pemborosan. Pengendalian untuk biaya produksi yang efisien berarti
pengendalian biaya agar tidak terjadi pemborosan dalam proses pengolahan bahan
baku menjadi produk jadi. Salah satu cara untuk melakukan pengendalian biaya
produksi adalah dengan menggunakan analisis varians. Varians dapat dianalisis
untuk pengendalian biaya (Carter dan Ursy, 2005: 233). Pengendalian biaya
produksi dilakukan dengan cara membandingkan biaya standar dengan realisasi
biaya yang sesungguhnya terjadi, dari hasil perbandingan tersebut maka akan
diketahui varians yang terjadi. Terdapat dua varians yang terjadi melalui
4
menguntungkan. Batas persentase varians yang ditetapkan oleh Pabrik Gula
Gondang Baru Klaten adalah sebesar 5%.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang
akan dibahas adalah apakah varians biaya produksi di Pabrik Gula Gondang Baru
Klaten terkendali ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui apakah varians biaya produksi Pabrik Gula Gondang
Baru Klaten terkendali atau tidak.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada
Pabrik Gula Gondang Baru Klaten dalam kaitannya mengenai varians
biaya produksi.
2. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan wawasan,
pengetahuan dan informasi kepada mahasiswa.
3. Bagi Penulis
Sebagai sarana penerapan teori-teori yang telah diperoleh ke dalam
sebuah penelitian terutama mengenai varians biaya produksi.
E. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka
Bab ini berisi teori-teori yang akan digunakan sebagai dasar
penelitian dan pembahasan selanjutnya serta sebagai dasar
untuk mengolah data.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini meliputi deskripsi langkah-langkah dalam
penyelesaian rumusan masalah.
Bab IV Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini berisi sejarah singkat perusahaan, lokasi
perusahaan, struktur organisasi, personalia, produksi.
Bab V Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini berisi analisis data dan pembahasan.
Bab VI Penutup
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anggaran
1. Pengertian Anggaran
Anggaran merupakan suatu rencana biaya untuk melakukan
kegiatan. Anggaran memiliki beberapa pengertian menurut para ahli,
“Anggaran kerap diartikan secara luas sebagai suatu rencana yang dinyatakan dalam satuan moneter standar. Dalam konsep ini, anggaran dapat berupa rencana jangka panjang dan rencana jangka pendek yang
dinyatakan dalam satuan moneter standar.” (Adisaputro dan Anggarini,
2011: 22).
“Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang, tetapi dapat juga dinyatakan
dalam satuan barang/jasa.” (Nafarin, 2007: 11).
“Anggaran adalah rencana kegiatan yang akan dijalankan oleh manajemen
dalam satu periode yang tertuang secara kuantitatif.” (Sasongko dan
Parulian, 2010: 2)
“Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang
meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam satuan
keuangan (unit moneter), dan berlaku untuk jangka waktu tertentu yang
akan datang.” (Munandar, 2007: 1).
2. Syarat Anggaran
Ada beberapa syarat anggaran menurut Supriyono (2001: 346), yaitu:
a. Adanya organisasi perusahaan yang sehat
Organisasi yang sehat adalah organisasi yang membagi tugas
fungsional dengan jelas dan menentukan garis wewenang dan
tanggung jawab yang jelas.
b. Adanya sistem akuntansi yang memadai
Sistem akuntansi yang memadai meliputi:
1) Penggolongan rekening yang sama antara anggaran dan
realisasinya sehingga dapat diperbandingkan dan dihitung
penyimpangannya.
2) Pencatatan akuntansi memberikan informasi mengenai realisasi
anggaran.
3) Laporan didasarkan kepada akuntansi pertanggungjawaban.
c. Adanya penelitian dan analitis
Penelitian dan analisis diperlukan untuk menetapkan alat pengukur
prestasi sehingga anggaran dapat dipakai untuk menganalisis prestasi.
d. Adanya dukungan para pelaksana
Anggaran dapat dicapai sebagai alat yang baik bagi manajemen jika
ada dukungan aktif dari para pelaksana dari tingkat atas maupun
bawah.
Menurut Adisaputro dan Anggarini (2011: 22-23) keberhasilan program
perencanaan dan pengendalian laba mensyaratkan ketentuan-ketentuan
berikut:
a. Fleksibel
Untuk memenuhi syarat fleksibel, anggaran tidak boleh mendominasi
8
yang membolehkan untuk melakukan sedikit perubahan sehingga
anggaran tidak dipaksakan sebagai “jaket yang ketat”. Dengan syarat
fleksibel ini, diharapkan semua peluang menguntungkan dapat
dimanfaatkan walaupun “peluang tersebut tidak terdapat dalam
anggaran”.
b. Realistis
Untuk merencanakan dan mengendalikan laba (menyusun anggaran),
manajemen harus realistis dan menghindari optimisme yang berlebihan
atau tidak berdasar. Anggaran yang realistis adalah tidak terlalu tingi
(optimis) ataupun terlalu rendah (pesimis).
c. Kontinu/Terus-Menerus
Perencanaan sebagai fungsi pertama manajemen harus dilakukan
secara terus menerus (kontinu). Program anggaran harus senantiasa
dimonitor secara kontinu untuk mengevaluasi keberhasilan perusahaan
mencapai sasaran, tujuan, kebijakan, dan standar yang telah ditetapkan.
3. Ciri-ciri Anggaran
Menurut Rudianto (2006: 113) anggaran memiliki beberapa ciri khusus
yang membedakannya dengan sekedar rencana.
a. Dinyatakan dalam satuan moneter
Penulisan dalam satuan moneter tersebut dapat juga didukung oleh
satuan kuantitatif lain, misalnya unit. Penyusunan rencana kerja dalam
satuan moneter tersebut, bertujuan untuk mempermudah membaca dan
usaha untuk mengerti rencana tersebut.
b. Umumnya mencakup jangka waktu satu tahun
Batasan waktu di dalam penyusunan anggaran akan berfungsi untuk
memberikan batasan rencana kerja tersebut.
c. Mengandung komitmen manajemen
Anggaran harus disertai dengan upaya pihak manajemen dan seluruh
anggota organisasi untuk mencapai apa saja yang telah ditetapkan.
d. Usulan anggaran disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi dari pelaksana
anggaran
Anggaran tidak dapat disusun sendiri-sendiri oleh setiap bagian
organisasi tanpa persetujuan dari atasan pihak penyusun.
e. Setelah disetujui, anggaran hanya diubah jika ada keadaan khusus
Anggaran boleh diubah jika situasi internal dan eksternal organisasi
memaksa untuk mengubah anggaran anggaran tersebut.
f. Jika terjadi penyimpangan/varians di dalam pelaksanaannya, harus
dianalisis sebab terjadinya penyimpangan tersebut.
4. Fungsi Anggaran
Budget atau anggaran mempunyai 3 fungsi dan kegunaan pokok menurut
Munandar (2007: 10), yaitu:
a. Sebagai pedoman kerja
b. Sebagai alat pengkoordinasian kerja
c. Sebagai alat evaluasi (pengawasan kerja)
Menurut Rudianto (2006: 117) anggaran memiliki fungsi yang terkait erat
10
Pengorganisasian (Organizing), Menggerakkan (Actuating), dan
Pengendalian(Controlling).
Anggaran dengan keempat fungsi tersebut merupakan suatu fungsi yang
terintegrasi satu dengan yang lainnya. Berkaitan dengan keempat fungsi
utama manajemen tersebut, anggaran memiliki 2 fungsi utama, yaitu:
a. Alat Perencanaan
Sebagai bagian dari fungsi perencanaan, anggaran merupakan rencana
kerja yang menjadi pedoman bagi anggota organisasi dalam bertindak.
Anggaran merupakan rencana yang diupayakan untuk direalisasikan.
b. Alat Pengendalian
Sebagai bagian dari fungsi controlling, anggaran berguna sebagai alat
penilai apakah aktivitas setiap bagian organisasi telah sesuai dengan
rencana atau tidak.
5. Jenis-jenis Anggaran
Menurut Sasongko dan Parulian (2010: 4-7) perusahaan menyusun
anggaran induk (master budget) yang dapat dibagi ke dalam dua
kelompok, yaitu anggaran operasional dan anggaran keuangan. Anggaran
operasional terdiri atas anggaran penjualan sampai anggaran (proforma)
laba rugi. Adapun anggaran keuangan tediri atas anggaran neraca dan
anggaran (proforma) neraca.
Anggaran induk adalah gabungan dari seluruh anggaran yang disusun oleh
perusahaan setiap tahunnya.
Anggaran induk terdiri atas:
a. Anggaran Penjualan
Anggaran penjualan menyajikan jumlah unit barang atau jasa sekaligus
harganya yang diharapkan dapat dijual oleh perusahaan di masa depan.
b. Anggaran Produksi
Anggaran produksi memperlihatkan jumlah barang jadi yang harus
diproduksi oleh perusahaan dalam satu periode anggaran.
c. Anggaran Pemakaian dan Pembelian Bahan Baku
Anggaran pemakaian dan pembelian bahan baku menyajikan dua
informasi mengenai:
1) Jumlah kebutuhan pemakaian bahan baku
2) Nilai pembelian bahan baku dalam rupiah
d. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung
Anggaran biaya tenaga kerja langsung memperlihatkan jumlah jam
tenaga kerja langsung yang dibutuhkan untuk memproduksi barang
jadi yang ditetapkan dalam anggaran produksi. Selain itu, anggaran
biaya tenaga kerja langsung juga memperlihatkan perkiraan tingkat
upah yang akan diberikan oleh perusahaan kepada tenaga kerja
langsungnya.
e. Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Anggaran biaya overhead produksi memperlihatkan perkiraan biaya
12
mencapai target produksi seperti yang ditetapkan dalam anggaran
produksi.
f. Anggaran Biaya Produksi
Anggaran biaya produksi memperlihatkan seluruh biaya produksi yang
akan dikeluarkan pada suatu tahun anggaran.
g. Anggaran Beban Operasi
Anggaran beban operasi memperlihatkan perkiraan beban operasi yang
akan ddikeluarkan oleh perusahaan dalam satu periode.
h. Anggaran Laba Rugi
Anggaran laba rugi disusun untuk memberikan informasi kepada
manajemen tentang jumlah laba atau rugi bersih yang akan diperoleh
perusahaan dalam suatu periode anggaran.
i. Anggaran Kas
Anggaran kas disusun oleh perusahaan agar pihak manajemen
memperoleh informasi tentang likuiditas perusahaan pada periode
mendatang karena anggaran kas menyajikan informasi tentang
perkiraan jumlah penerimaan dan pengeluaran kas pada periode suatu
periode anggaran.
j. Anggaran Neraca
Anggaran neraca menyajikan informasi kepada manajemen tentang
hasil akhir dari seluruh anggaran yang telah disusun sebelumnya
(anggaran penjualan sampai anggaran kas). Anggaran neraca juga
memperlihatkan kepada manajemen tentang pengaruh kebijakan yang
diambil oleh manajemen terhadap aset, kewajiban, dan ekuitas
perusahaan dalam suatu periode anggaran.
Sedangkan menurut Nafarin (2007: 31) anggaran dapat dikelompokkan
dari beberapa segi, seperti dari segi dasar penyusunan, segi cara
penyusunan, segi jangka waktu, segi bidang, segi kemampuan menyusun,
segi fungsi, dan segi metode penentuan harga pokok produk.
a. Segi Dasar Penyusunan
1) Anggaran variabel (variable budget) adalah anggaran yang disusun
berdasarkan interval (kisaran) kapasitas (aktivitas) tertentu pada
intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada
tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda.
2) Anggaran tetap (fixed budget) adalah anggaran yang disusun
berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu.
b. Segi Cara Penyusunan
1) Anggaran periodik (periodic budget) adalah anggaran yang disusun
untuk satu periode tertentu.
2) Anggaran kontinu (continuous budget) adalah anggaran yang
dibuat untuk mengadakan perbaikan atas anggaran yang pernah
dibuat.
c. Segi Jangka Waktu
1) Anggaran jangka pendek (short-range budget) adalah anggaran
yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun.
14
yang dibuat dengan jangka waktu lebih dari satu tahun.
d. Segi Bidang
1) Anggaran operasional (operational budget) adalah anggaran untuk
menyusun anggaran laba rugi.
2) Anggaran keuangan (financial budget) adalah anggaran untuk
menyusun anggaran neraca.
e. Segi Kemampuan Menyusun
1) Anggaran komprehensif (comprehensive budget) adalah rangkaian
dari berbagai jenis anggaran yang disusun secara lengkap.
2) Anggaran parsial (partially budget) adalah anggaran yang disusun
secara tidak lengkap atau anggaran yang hanya menyusun bagian
anggaran tertentu saja.
f. Segi Fungsi
1) Anggaran tertentu (appropriation budget) adalah anggaran yang
diperuntukkan bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk
manfaat lain.
2) Anggaran kinerja (performance budget) adalah anggaran yang
disusun berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam
organisasi (perusahaan).
g. Segi Metode Penentuan Harga Pokok Produk
1) Anggaran tradisional (traditional budget) atau anggaran
konvensional (conventional budget) terdiri atas anggaran berdasar
fungsional dan anggaran berdasar sifat.
2) Anggaran berdasar kegiatan (activity based budget) adalah
anggaran yang dibuat dengan menggunakan metode
penghargapokokan berdasar kegiatan dan berfungsi untuk
menyusun anggaran variable dan anggaran induk.
B. Biaya Produksi
1. Pengertian
Menurut Mulyadi (2005: 387), “ Biaya produksi merupakan biaya-biaya
yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk yang siap
dijual.”
Menurut Nafarin (2007: 63), “ Biaya produksi (production cost) adalah
biaya yang dapat berupa biaya produksi dibebankan dan biaya produksi
diperhitungkan.”
2. Elemen biaya produksi
a. Biaya Bahan Baku
Menurut Rudianto (2006: 17), “Biaya bahan baku adalah biaya yang
dikeluarkan untuk membeli bahan baku yang telah digunakan untuk
menghasilkan suatu produk jadi tertentu dalam volume tertentu.”
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Menurut Nafarin (2007: 15), “Biaya tenaga kerja langsung (direct
material) adalah upah tenaga kerja langsung yang harus dibayar.”
c. Biaya Overhead Pabrik
16
biaya yang tidak terkait secara langsung dengan kegiatan produksi
barang dan jasa (Sasongko dan Parulian, 2010: 67).
C. Anggaran Biaya Produksi
1. Pengertian anggaran biaya produksi
Anggaran biaya produksi adalah anggaran yang disusun untuk mengetahui
biaya produksi yang akan dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka
memproduksi barang jadi (Sasongko dan Parulian, 2010: 54).
Anggaran biaya produksi meliputi:
a. Anggaran biaya bahan baku
Menurut Munandar (2007: 103)
“Anggaran biaya bahan baku atau budget-budget bahan mentah ialah
semua budget yang berhubungan dan merencanakan secara sistematis
serta lebih terperinci tentang penggunaan bahan mentah untuk proses
produksi selama periode tertentu yang akan datang.”
b. Anggaran biaya tenaga kerja langsung
Menurut Munandar (2007: 125)
“Anggaran biaya tenaga kerja langsung atau budget upah tenaga kerja langsung (direct labour budget) ialah budget yang merencanakan secara sistematis dan lebih terperinci tentang upah yang akan dibayarkan kepada para tenaga kerja langsung dari waktu ke waktu (bulan ke bulan) selama periode tertentu yang akan datang.”
c. Anggaran biaya overhead pabrik
Menurut Adisaputro dan Anggarini (2011: 234),
semua biaya-biaya pabrik yang dikeluarkan perusahaan dalam proses
produksi, kecuali biaya bahan mentah langsung dan biaya tenaga kerja
langsung.”
2. Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Produksi
Menurut Adisaputro dan Anggarini (2011: 162), “ Rencana produksi
adalah alat perencanaan, koordinasi, dan pengendalian yang penting.
Rencana produksi merupakan penjabaran rencana pemasaran ke dalam
program produksi yang konsisten dengan kebijakan manajerial dan sesuai
dengan batasan yang berlaku."
Rencana produksi dihitung dengan menggunakan formula (Adisaputro dan
Anggarini 2011: 163)
Tingkat penjualan (rencana penjualan) : xxx
Tingkat persediaan akhir barang jadi : xxx +
Jumlah : xxx
Tingkat persediaan awal barang jadi : xxx -
Tingkat produksi : xxx
Setelah menyusun anggaran produksi dilanjutkan dengan menyusun
anggaran biaya produksi yang terdiri dari anggaran biaya bahan baku,
anggaran biaya tenaga kerja langsung dan anggaran biaya overhead.
Anggaran biaya bahan baku menunjukkan besarnya biaya bahan baku
yang diperlukan untuk mengolah produk yang dianggarkan.
Menurut Adisaputro dan Anggarini (2011: 184), perencanaan bahan
18
anggaran berikut ini :
a. Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah
Untuk menyusun anggaran kebutuhan bahan mentah digunakan
formula berikut (Adisaputro dan Anggarini 2011: 185):
Kebutuhan Bahan Mentah = Unit Produksi x SUR (Standar Pemakaian
Bahan Mentah per unit)
b. Anggaran Pembelian Bahan Mentah
Untuk membuat anggaran pembelian digunakan formula berikut
(Adisaputro dan Anggarini 2011: 187):
Kebutuhan Bahan Mentah xxx
Persediaan Akhir Bahan Mentah xxx +
Jumlah Kebutuhan Sementara xxx
Persediaan Awal Bahan Mentah xxx –
Unit Bahan Mentah Yang Dibeli xxx
Pembelian Bahan Mentah = Unit Beli Bahan Mentah x Harga Beli per
Unit
c. Anggaran Persediaan Bahan Mentah
Anggaran persediaan bahan mentah ini merupakan rencana tentang
jumlah dan nilai bahan mentah yang menjadi persediaan dari waktu ke
waktu. Formula yang digunakan menurut Adisaputro dan Anggarini
(2011: 196) adalah:
Nilai Bahan Mentah = Unit Persediaan Bahan Mentah x Harga Bahan
Mentah per Unit
d. Anggaran Biaya Bahan Mentah yang digunakan untuk Produksi
Anggaran ini dapat diartikan sebagai rencana tentang besarnya biaya
bahan mentah yang diperlukan untuk proses produksi di masa yang
akan datang.
Formula yang digunakan menurut Adisaputro dan Anggarini (2011:
185) adalah:
Biaya Bahan Mentah = Unit Kebutuhan Bahan Mentah x Harga Bahan
Mentah per Unit
Selanjutnya adalah menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung.
Menurut Adisaputro dan Anggarini (2011: 218), sebelum menyusun
anggaran tenaga kerja perlu ditentukan terlebih dahulu dasar satuan utama
yang digunakan untuk menghitungnya. Seringkali ditemui dalam praktik
yakni satuan hitung atas dasar jam tenaga kerja langsung dan biaya tenaga
kerja langsung. Dalam persiapan penyusunan anggaran terlebih dahulu
dibuat Manning Table, merupakan daftar kebutuhan tenaga kerja yang
menjelaskan:
a. Jenis atau kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan
b. Jumlah masing-masing jenis tenaga kerja tersebut pada berbagai
tingkat kegiatan
c. Bagian-bagian yang membutuhkan
Manning Table disusun sebagai hasil perkiraan langsung
masing-masing kepala bagian.
20
tentang anggaran produksi dan standar jam tenaga kerja langsung.
Formula yang digunakan menurut Adisaputro dan Anggarini (2011: 221):
Jumlah Jam Kerja Langsung = Unit Produksi x Standar Jam Tenaga Kerja
Langsung
Untuk menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung diperlukan data
tentang jumlah jam tenaga kerja langsung dan standar tariff upah tenaga
kerja langsung per jam. Formula yang digunakan menurut Adisaputro dan
Anggarini (2011: 221):
Jumlah Biaya Tenaga Kerja Langsung = Jumlah Jam Kerja Langsung x
Tarif Upah TKL per Jam
Anggaran biaya overhead pabrik termasuk anggaran biaya produksi selain
biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Menurut Adisaputro
dan Anggarini (2011: 244), dalam menyusun anggaran BOP harus
diperhatikan tingkat kegiatan (kapasitas) yang akan dipakai sebagai dasar
penaksiran BOP.
Ada tiga macam kapasitas yang dipakai sebagai dasar pembuatan anggaran
BOP antara lain:
a. Kapasitas praktis
Untuk menentukan besarnya kapasitas praktis dan kapasitas normal,
terlebih dahulu harus ditentukan kapasitas teoritis, yakni volume
produksi maksimum yang dapat dihasilkan oleh pabrik.
b. Kapasitas normal
Adalah kemampuan perusahaan untuk memproduksi dan menjual
produknya dalam jangka panjang.
c. Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan
Adalah kapasitas sesungguhnya yang diperkirakan akan dapat dicapai
dalam tahun yang akan datang.
Langkah terakhir adalah menyusun anggaran biaya produksi. Menurut
Adisaputro dan Anggarini (2011: 249), secara umum unsur-unsur biaya
yang digunakan untuk menaksir biaya produksi mencakup:
Taksiran Biaya bahan mentah : xxx
Taksiran Biaya tenaga kerja langsung : xxx
Taksiran Biaya overhead pabrik : xxx +
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan studi kasus di Pabrik Gula Gondang
Baru Klaten dengan menggunakan metode penelitian lapangan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengumpulkan informasi dan data yang diperlukan dalam
analisis.
B.Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Pabrik Gula Gondang Baru Klaten
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus - September tahun 2015
C.Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
a. Bagian Administrasi, Keuangan, dan Umum
b. Kepala SDM
c. Kepala Pengolahan
2. Objek Penelitian
Anggaran dan realisasi biaya produksi pada tahun 2013
D. Data-data yang diperlukan
1. Data Kuantitatif
a. Rencana Produksi
b. Anggaran biaya bahan baku
c. Realisasi biaya bahan baku
d. Anggaran biaya tenaga kerja langsung
e. Realisasi biaya tenaga kerja langsung
f. Anggaran Biaya Overhead Pabrik
g. Realisasi Biaya Overhead Pabrik
h. Anggaran biaya produksi
i. Realisasi biaya produksi
2. Data Kualitatif
a. Gambaran umum perusahaan
b. Sejarah perusahaan
c. Struktur organisasi
d. Proses produksi
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data:
1. Wawancara
Merupakan metode pengumpulan data dengan cara melakukan tanya
24
2. Dokumentasi
Merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengmpulkan
data-data yang digunakan sebagai objek penelitian.
3. Observasi
Metode ini merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan
pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian.
F. Teknik Analisis Data
Untuk menjawab rumusan masalah menggunakan analisis varians dimana
akan dibandingkan antara anggaran biaya produksi yang telah disusun oleh
perusahaan dengan realisasinya.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Menghitung varians biaya produksi dengan cara:
a. Pengendalian Bahan Baku menggunakan rumus analisis varians
(Adisaputro dan Anggarini 2011: 200) sebagai berikut:
1) Pembelian Bahan Baku, dengan analisis varians:
a) Varians karena jumlah pembelian
= (jumlah rencana - jumlah riil) x harga rencana
b) Varians karena harga bahan baku
= (harga rencana - harga riil) x jumlah riil
c) Total varians
= varians karena jumlah + varians karena harga
2) Pemakaian Bahan Baku, dengan analisis varians:
a) Varians efisiensi
= (jumlah rencana - jumlah riil) x harga rencana
b) Varians harga
= (harga rencana – harga riil) x jumlah riil
c) Total varians
= varians efisiensi + varians harga
b. Pengendalian Biaya Tenaga Kerja Langsung
Pemakaian Tenaga Kerja Langsung, dengan analisis varians
(Adisaputro dan Anggarini 2011: 224) sebagai berikut:
1) Varians efisiensi
= (jam kerja rencana – jam kerja riil) x tarif upah rencana
2) Varians tarif upah
= (tarif upah rencana – tarif upah riil) x jam kerja riil
3) Total varians
= varians efisiensi + varians tarif upah
c. Biaya Overhead Pabrik, dengan metode tiga varians (Carter dan Usry,
2005: 171)
1) Selisih Pengeluaran
= Overhead pabrik aktual – kelonggaran anggaran berdasarkan jam
aktual [Overhead pabrik variabel (jam kerja aktual x tarif overhead
26
2) Selisih Efisiensi Variabel
= (Jam aktual yang digunakan – jam standar yang diperbolehkan
untuk unit aktual yang diproduksi) x tarif overhead pabrik variabel
3) Selisih Volume
= Overhead pabrik tetap yang dianggarkan – overhead pabrik tetap
yang dapat dibebankan ke produksi berdasarkan jam standar yang
diperbolehkan untuk unit yang diproduksi (jam standar x tarif
overhead tetap)
4) Total Varians
= Selisih Pengeluaran + Selisih Efisiensi + Selisih Volume
2. Menentukan sifat varians, jika realisasi biaya produksi lebih kecil dari
anggaran biaya produksi, maka varians menguntungkan. Jika realisasi
anggaran biaya produksi lebih besar dari anggaran biaya produksi, maka
varians tidak menguntungkan.
3. Menghitung persentase varians dengan cara membandingkan antara
varians dengan biaya yang telah dianggarkan. Maka akan diketahui
persentase varians yang terjadi.
4. Menentukan varians terkendali atau tidak dengan cara membandingkan
persentase yang didapat dari perhitungan dengan persentase yang
ditetapkan oleh perusahaan. Batas varians sebesar 5% menggunakan
persentase varians yang merupakan kebijakan dari Pabrik Gula Gondang
Baru Klaten.
27
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Pabrik Gula Gondang Baru merupakan salah satu pabrik gula di bawah
pengelolaan PTP Nusantara IX (Persero) Jawa Tengah. Wilayah kerjanya meliputi
Kabupaten Klaten, Sleman, Magelang, Gunung Kidul, Boyolali, Semarang dan
Grobogan.
Dalam memroses tebu menjadi gula, Pabrik Gula Gondang Baru
menggunakan system sulfitasi. System sulfitasi merupakan proses pengolahan gula
dimana untuk memurnikan nira menggunakan gas SO2, sehingga dapat menghasilkan
Kristal gula yang lebih berkualitas dan dapat memenuhi kelayakan standar industri.
A. Sejarah Perusahaan
Pabrik Gula Gondang Baru semula bernama Pabrik Gula Gondang
Winangoen, didirikan pada tahun 1860 oleh NV. Klatensche Cultuur
Maatscahappij yang berkedudukan di Amsterdam, Belanda. Pabrik ini
dikelola oleh NV. Mirandolle Voute & Co yang berkedudukan di Semarang.
Tahun 1930 – 1935 karena krisis ekonomi, pabrik tidak beroperasi dan mulai
beroperasi lagi pada tahun 1935 - 1942 di bawah kendali Boerman dan M.F.H
Bremmers, warga Negara Belanda.
Awalnya pabrik ini menggunakan turbin air sebagai penggerak
28
memperbesar kapasitas giling digunakan mesin uap sebagai penggerak utama.
Mesin uap tertua di pabrik ini adalah B. Lahaye & Brissoneauf buatan
Perancis tahun 1884 yang sampai saat ini masih berfungsi dengan baik.
Mesin-mesin yang lain juga merupakan peninggalan abad 19 yang masih
relative baik dan menghasilkan gula bermutu tinggi sehingga menciptakan
daya tarik bagi wisatawan.
Pada tahun 1992 – 1945 Jepang menduduki Indonesia dan menguasai
Pabrik Gula Gondang Winangoen dipimpin oleh Niskio dan Inogaki dibantu
oleh M.F.H. Gremmers. Pada tahun 1945 setelah revolusi kemerdekaan
Indonesia, pabrik gula Gondang Winangoen menjadi milik pemerintah
Republik Indonesia dan dikelola oleh Badan Penyelenggara Perusahaan
Negara (BPPGN) yang dipegang oleh Bapak Doekoest (1945 – 1948).
Pada tahun 1948 pabrik tidak beroperasi kembali karena adanya
Agresi Militer Belanda dan mulai beroperasi kembali pada tahun 1950. Pada
bula Desember 1957 nama Pabrik Gula Gondang Winangoen diubah menjadi
Pabrik Gula Gondang Baru dengan bentuk badan usaha Perseroan Terbatas
(PT) yang dikuasai dan diawasi oleh Unit Semarang dan dipimpin oleh R.
Imam Supeno. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 164 tanggal
1 Juli 1964, PT Pabrik Gula Gondang Baru dimasukkan ke dalam Perusahaan
Perkebunan Negara (PPN) Jateng V di Solo dan berganti nama menjadi
Pabrik Gula Gondang Baru.
Lalu, dengan adanya Peraturan Pemerintah No. 14 tanggal 13 April
1968, PPN Jateng V dibubarkan dan dibentuk Perusahaan Negara Perkebunan
(PNP) XVI yang berkedudukan di Solo, Pabrik Gula Gondang Baru masuk ke
dalam lingkungan PNP XVI. Namun, pada Peraturan Pemerintah No. 11
tanggal 1 April 1981 PNP XVI dibubarkan dan dilebur dalam PTP XV-XVI
(Persero) yang berkedudukan di Solo. Akhirnya PT Perkebunan Nusantara
XV-XVI dibubarkan dan dimasukkan ke dalam PT Perkebunan Nusantara IX
(Persero) melalui Peraturan Pemerintah No. 6 s/d 19 tahun 1996 pada tanggal
14 April 1996, dan mulai saat itu Pabrik Gula Gondang Baru menjadi bagian
dari PT Perkebunan Nusantara IX (Persero).
B. Status dan Landasan Hukum
Dasar hukum Pt Perkebunan Nusantara IX (Persero), akta pendirian
Perusahaan Perseroan (Persero) Terbatas “Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perkebunan Nusantara IX (PTPN IX (Persero))” No. 42 tanggal 11 Maret
1996 oleh Notaris Harun Kamil, SH.
PG Gondang Baru, Peraturan Pemerintah RI No. 14 tahun 1996.
Legalitas Perusahaan
NO. Akta Pendirian : 42/11 Maret 1996
No. Tdp : 283315100011
No. NPWP : 1.061.137.4-526
30
Spesifikasi Pabrik
Desain Kapasitas : 1.600 TCD
Kemampuan Produksi : 136 Ton GKP/hari
: 56 Ton Tetes/hari
Mutu Produk : Gula Putih GKP I A
Sitem Proses : Sulfitasi
Kemampuan Giling : 150 hari
Potensi Areal : 2.900 Ha
Produktifitas Tebu : 70 Ton/Ha
C. Lokasi Perusahaan
Pabrik Gula Gondang Baru terletak kurang lebih 5 km dari Kota Klaten ke
arah Kota Yogyakarta, tepatnya berada di Desa Plawikan, Kecamatan
Jogonalan, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah.
Faktor-faktor yang menjadi dasar pemilihan lokasi pabrik adalah :
1. Bahan Baku
Lokasi pabrik sangat strategis karena berdekatan dengan daerah penghasil
bahan baku, sehingga bahan baku mudah diperoleh dan kelancaran proses
produksi dapat terjaga.
2. Tenaga Kerja
Pabrik Gula Gondang Baru mudah memperoleh tenaga kerja yang berasal
dari daerah Klaten dan sekitarnya.
3. Sumber Air
Dalam proses produksi gula, pabrik membutuhkan cukup banyak air .
Lokasi pabrik berdekatan dengan sumber air, sehingga kebutuhan air
dapat tercukupi.
4. Transportasi
Pabrik Gula Gondang Baru terletak di tepi jalan raya dan ada sarana
transportasi yang menunjang seperti rel kereta sehingga dapat
memperlancar proses produksi dalam mengangkut bahan baku maupun
untuk memasarkan hasil produksi ke konsumen.
D. Tujuan, Visi dan, Misi Perusahaan
1. Tujuan
Berdasarkan Tata Nilai Perusahaan berusaha mencapai kemampulabaan
tinggi bagi stakeholder dan shareholder dengan kerja tim, dan
memperhatikan keseimbangan lingkungan dan masyarakat.
2. Visi
Visi perusahaan adalah menjadi Perusahaan Agrobisnis yang berdaya
saing tinggi dan tumbuh berkembang bersama mitra
3. Misi
Misis perusahaan, yaitu :
a. Memproduksi dan memasarkan produk karet, teh, kopi, kakao, gula
32
menghasilkan pertumbuhan laba (profit growth) dan mendukung
kelestarian lingkungan.
b. Mengembangkan cakupan bisnis melalui diversifikasi usaha, yaitu
produk hilir, wisata agro, dan usaha lainnya, untuk mendukung kinerja
perusahaan.
c. Mengembangkan sinergi dengan mitra usaha strategis dan masyarakat
lingkungan usaha untuk mewujudkan kesejahteraan
bersama.perkebunan, mendorong dinamika pembangunan daerah
sekitarnya, ikut menciptakan pemerataan kesempatan kerja serta usaha
untuk mencapai pemerataan pendapatan.
E. Struktur Organisasi
Gambar 1. Struktur Organisasi
ADMINISTRATUR
34
Keterangan :
Pabrik Gula Gondang Baru dikepalai oleh seorang Administratur yang
bertanggungjawab langsung kepada direksi terhadap semua persoalan yang
terjadi di perusahaan. Tugas-tugas administratur tersebut yaitu :
1. Mengadakan kebijakan perusahaan dalam rangka melaksanakan tugas dan
tanggung jawab selaku pimpinan pabrik.
2. Melaksanakan kebijakan yang telah ditentukan oleh direksi.
3. Melaksanakan hubungan kerja vertical dengan pimpinan maupun
karyawan.
4. Membuat program kerja.
5. Memimpin, mengkoordinir, mengarahkan cara kerja bawahannya dalam
melaksanakan kebijakan yang telah ditentukan.
6. Bertanggung jawab atas jalannya perusahaan dalam mencapai tujuan.
7. Mengevaluasi hasil kerja pabrik setiap tahun serta menetapkan kebijakan
untuk meningkatkan efisiensi pada tahun yang akan datang.
Dalam menjalankan tugas-tugasnya tersebut, administratur dibantu oleh 4
kepala bagian, yaitu :
a. Kepala Tanaman
Kepala tanaman bertugas penuh atas tanaman tebu sebagai bahan baku
dalam produksi gula. Tugas utamanya adalah :
1.) Menetukan program kerja untuk melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya.
2.) Bertanggung jawab atas kualitas tebu, meliputi penyediaan bibit,
pengolahan tanah, pemeliharaan tebu, dan penebangan.
3.) Merencanakan jumlah hasil panenan tebu dalam setiap musim tanam,
merencanakan tingkat rendaman tebu, merencanakan waktu dan
lamanya giling.
b. Kepala Administrasi, Keuangan dan Umum (AKU)
Bertugas mengelola dan bertanggung jawab atas arus keuangan
perusahaan, dalam menjalankan tugas-tugasnya dibantu oleh beberapa
karyawan. Tugas utamanya adalah :
1.) Bertanggung jawab kepada administratur di bidang tata usaha dan
keuangan perusahaan.
2.) Merumuskan rencana keuangan dan pembiayaan, akuntansi, serta
administrasi umum dan kepegawaian.
3.) Mengkoordinir dan memimpin kegiatan pengolahan dibidang
keuangan, anggaran dan biaya produksi.
4.) Melaksanakan, membina, dan mengendalikan unsure keuangan dan
akuntansi, serta unsure administrasi maupun kepegawaian.
c. Kepala Instalasi
Kepala instalasi bertanggung jawab atas kesiapan dan kelancaran mesin
atau alat proses, baik pabrik dalam keadaan giling maupun dalam
36
Tugas utamanya adalah :
1.) Mengkoordinir cara kerja pegawai.
2.) Meningkatkan keahlian para pegawai.
3.) Menjaga agar mesin-mesin dapat melakukan proses secara efektif dan
efisien.
4.) Memantau jalannya produksi secara keseluruhan, terutama yang
berhubungan dengan mesin-mesin pabrik.
d. Kepala Pengolahan
Kepala pengolahan bertanggung jawab atas proses pembuatan gula,
termasuk memantau kualitas gula yang dihasilkan pabrik. Dalam
melaksanakan tugasnya, kepala pengolahan dibantu oleh chemiker yang
bertanggung jawab atas laboratorium dan kelancaran giling. Tugas
utamanya adalah :
1.) Melaksanakan kegiatan-kegiatan teknik operasional dalam bidang
pengolahan, baik teknis, adminidtrasi, maupun financial guna
menjamin kelancaran dan ketertiban penyelenggaraan proses produksi
atau pengolahan sehingga memperoleh hasil yang memenuhi
persyaratan.
2.) Memberikan saran-saran umpan balik dan pendapat mengenai
persoalan dalam bidang pabrikasi sebagai bahan pertimbangan
administratur dalam usaha meningkatkan dan mengembangkan usaha
pabrik.
F. Personalia
Karyawan yang bekerja di Pabrik Gula Gondang Baru diklasifikasikan
menjadi 4 bagian, yaitu :
1. Karyawan Pimpinan
Karyawan pimpinan adalah karyawan yang melaksanakan kebijakan
direksi dan bertanggung jawab sepenuhnya dalam melaksanakan tugas.
Karyawan pimpinan sangat terikat pada jam kerja, tempet kerja dan tidak
berhak atas uang lembur.
2. Karyawan Pelaksana
Karyawan pelaksana adalah karyawan yang melakukan tugas-tugas dari
karyawan pimpinan. Sifat pekerjaannya mudah diukur, baik dari hasil
maupun waktu yang diperlukan, apabila pekerjaannya dilakukan di luar
jam kerja maka diberikan uang lembur.
3. PPKWT (Pekerja Perjanjian Kerja Waktu Tertentu) Kampanye
PPKWT kampanye sama dengan karyawan non staf atau karyawan
pelaksana namun hanya bekerja pada musim giling.
4. PPKWT (Pekerja Perjanjian Kerja Waktu Tertentu) HL (Harian Lepas)
PPKWT HL adalah karyawan yang hubungan kerjanya terbatas untuk
jangka waktu tertentu sampai pekerjaan selesai. PPKWT HL terbagi
menjadi 2, yaitu PPKWT HL di luar masa giling dan PPKWT HL di
38
Berdasarkan data realisasi tenaga kerja tahun 2015, PG Gondang Baru
mempunyai jumlah tenaga kerja dengan perincian sebagai berikut :
1. Karyawan Pimpinan : 25 orang
2. Karyawan Pelaksana : 200 orang
3. PPKWT Kampanye : 207 orang
4. PPKWT HL : 473 orang
Jumlah Karyawan : 905 orang
G. Produksi
1. Bahan Baku dan Penolong
Bahan-bahan yang digunakan dalam memproduksi gula adalah :
a. Batang Tebu
Merupakan bahan baku atau bahan utama dalam pembuatan gula.
Tebu yang digunakan sebagai bahan baku ini terdiri dari nira 80% dan
ampas yang berupa sabut, air, dan lain-lain sebanyak 20%.
b. Susu Kapur (Ca(OH)2)
Merupakan bahan penolong dalam proses pemurnian untuk menaikkan
derajat keasaman (PH) nira.
c. Gas SO2
Merupakan bahan penolong untuk menetralkan nira dan mereduksi zat
warna yang diberikan dalam proses pemurnian.
d. Gas CO2 (Karbondioksida)
Merupakan bahan bakar dalam proses pemasakan dan pemurnian gula
putih.
2. Proses Produksi
Proses pengolahan tebu menjadi gula pasir dilakukan dengan tahap-tahap
sebagai berikut :
a. Stasiun Gilingan
Proses awal yang dilakukan adalah pencacahan tebu. Tebu yang telah
ditebang dimasukkan ke dalam stasiun gilingan untuk memisahkan
antara nira dan ampas menggunakan 5 alat gilingan dibantu dengan air
imbibisi sebagai pelarut dalam pemerasan penggilingan. Hasil dari
stasiun gilingan adalah nira mentah dan ampas. Nira kemudian
dimasukkan ke dalam bak penampungan nira mentah untuk diproses
lebih lanjut di stasiun pemurnian, sedangkan ampas digunakan sebagai
bahan bakar di ketel uap.
b. Stasiun Pemurnian
Nira mentah hasil dari stasiun gilingan yang telah ditimbang dan
dimasukkan ke dalam bak penampungan diolah kembali di stasiun
pemurnian untuk memisahkan kotoran yang terkandung di dalam nira
mentah tersebut. Pabrik Gula Gondang Baru Klaten melakukan
pengolahan dengan system Sulfitasi, sehingga nira mentah tersebut
dipanaskan ke dalam pemanas dengan suhu 700
40
dimasukkan ke dalam defekator dicampurkan dengan susu kapur untuk
menaikkan Ph nira hingga 8,5. Nira tersebut kemudian dimasukkan ke
dalam alat sulfitasi dan diberi gas SO2 untuk menurunkan Ph hingga
7,0 – 7,2 dan dimasukkan kembali di alat pemanas dengan suhu 1050
C. Selanjutnya diendapkan dan dipisahkan antara nira jernih dan nira
kotor. Niar kotor disaring dengan Rotary Vacum Filter (RVF) untuk
memisahkan padatan dengan cairan, padatan yang dihasilkan berupa
blotong yang bisa digunakan sebagai pupuk organic, sedangkan
cairannya disebut nira tapis. Nira jernih dimasukkan dipengolahan
selanjutnya.
c. Stasiun Penguapan
Nira jernih hasil dari stasiun pemurnian dimasukkan ke stasiun
penguapan untuk menghilangkan air hingga kepekatan tertentu. Proses
ini menggunakan uap sebagai bahan pemanasnya dan air disisakan
hingga 35% saja. Hasil dari stasiun penguapan ini adalah nira kental
yang berwarna gelap, kemudian diberi gas SO2 untuk pemucatan
hingga pHnya 5,4. Nira kental siap untuk dikristalkan.
d. Stasiun Masakan
Stasiun ini biasa disebut sebagai stasiun pengkristalan. Dalam tahap
ini nira kental dari stasiun penguapan diuapkan lagi hingga
membentuk Kristal-kristal gula. System yang digunakan adalah ACD,
dimana gula A sebagai gula produk, gula C dan D digunakan sebagai
bibit. Hasil dari stasiun masakan ini adalah gula dan tetes. Gula akan
diolah lebih lanjut di stasiun puteran sedangkan tetes yang dihasilkan
akan dijual terpisah.
e. Stasiun Puteran
Di dalam puteran ini akan dipisahkan antara gula dengan larutannya,
dimana gula yang berbentuk Kristal merupakan produk utamanya
sedangkan klare SHS atau gula cair dimasak lagi distasiun masakkan.
Kristal gula dimasukkan ke dalam sugar dryer untuk memisahkan gula
kasar dan gula halus. Gula kasar akan dimasukkan ke dalam remelter,
sedangkan gula halus akan dimasukkan ke dalam karung-karung
dengan berat netto 50 kg per karung.
3. Hasil Produksi
Pabrik Gula Gondang Baru memiliki hasil produksi utama Superior
Hoopdesuiker (SHS) atau dalam istilah bahasia Indonesia adalah Pangkal
Utama (GPU). Hasil produksi tersebut berupa gula putih yang besarnya
ditentukan atas dasar besar butir 0,9 : 1,1 dan warna gulanya ditunjuk oleh
Pusat Penelitian Perusahaan Gula Indonesia (P3GI) Pasuruan.
Produk lain yang dihasilkan oleh Pabrik Gula Gondang Baru adalah
tetes, ampas, dan blotong. Tetes dapat digunakan untuk bahan bakar
pembuatan spritus, bumbu masak, dan lainnya. Tetes dijual oleh Pabrik
Gula Gondang Baru dengan cara dilelang oleh Direksi. Ampas dibakar
42
bahan dasar pembuatan pulp, sedangkan blotong dapat digunakan untuk
menimbun tanah atau dijadikan pupuk yang dikembangkan di daerah
Ceper.
43
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Langkah awal yang diperlukan sebelum melakukan analisis varians biaya
produksi adalah mengumpulkan data yang berkaitan dengan anggaran biaya
produksi dan realisasi biaya produksi. Dalam menentukan anggaran biaya
produksi, diperlukan rencana penjualan, untuk menyusun rencana penjualan
tahun 2013 maka diperlukan data penjualan 3 tahun terakhir.
Tabel 1. Data Penjualan Tahunan 2010-1012 Pabrik Gula Gondang Baru Klaten
Tahun Penjualan (dalam kuintal)
2010 66.728
2011 71.360
2012 89.629
Jumlah 227.717
Sumber : Pabrik Gula Gondang Baru Klaten
Perusahaan merencanakan penjualan untuk tahun 2013 sebesar 93.306
kuintal. Rincian penjualan bulanan Pabrik Gula Gondang Baru Klaten tahun
2013 dapat dilihat pada tabel 2. Pada bulan Januari – April tidak direncanakan
penjualan gula karena diasumsikan bahwa pada bulan tersebut belum dilakukan
penggilingan atau disebut sebagai masa tanam tebu. Masa giling dimulai dari
44
Tabel 2. Rencana Penjualan Gula Pabrik Gula Gondang Baru Tahun 2013
Bulan Rencana Penjualan (dalam kuintal) Triwulan I
Sumber : Pabrik Gula Gondang Baru Klaten
1. Anggaran Produksi
Anggaran produksi merupakan anggaran yang digunakan untuk
merencanakan secara rinci tentang jumlah unit barang yang akan
diproduksi oleh perusahaan selama periode yang telah direncanakan.
Anggaran produksi dapat dihitung dengan cara menjumlahkan rencana
penjualan dengan persediaan akhir yang diinginkan kemudian dikurangi
dengan persediaan awal. Persediaan awal untuk periode yang akan datang
dapat diperoleh dari persediaan akhir periode sebelumnya, karena
persediaan awal periode yang akan datang sama dengan persediaan akhir
periode sebelumnya.
Tabel 3. Perhitungan Rencana Produksi Pabrik Gula Gondang Baru Klaten
2. Anggaran Biaya Produksi Pabrik Gula Gondang Baru Klaten Tahuin 2013
Anggaran biaya produksi terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik. Berikut ini akan dipaparkan
penyusunan anggaran biaya produksi beserta realisasinya. Selanjutnya
akan dicari varians antara anggaran dan realisasi.
a. Biaya Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan oleh Pabrik Gula Gondang Baru
adalah tebu. Tebu tersebut berasal dari sawah para petani tebu di
daerah sekitar dan dari sawah petani yang juga bekerja di perusahaan.
Dalam membuat anggaran biaya bahan baku, Pabrik Gula Gondang
Baru terlebih dahulu menentukan standar pemakaian bahan baku.
Standar kebutuhan bahan baku yang dipakai untuk membuat 1 kuintal
gula adalah 18,65 kuintal tebu.
Produksi gula pada tahun 2013 dilakukan pada bulan Mei –
46
November – April adalah masa tanam tebu. Perincian kebutuhan tebu
setiap bulannya dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Anggaran Kebutuhan Bahan Baku Tebu Pabrik Gula Gondang Baru Klaten Tahun 2013
Bulan Rencana Agustus 15.222 18,65 283.890,30 September 23.997 18,65 447.544,05 Oktober 17.527 18,65 326.878,55 Jumlah 93.306 18,65 1.740.156,90
Sumber : Pabrik Gula Gondang Baru Klaten
Berdasarkan RKAP tahun 2013, diketahui bahwa Pabrik Gula
Gondang Baru direncanakan akan melakukan produksi gula sebanyak
93.306 kuintal. Dilihat pada tabel 4 tersebut maka dapat diketahui
bahwa untuk menghasilkan 93.306 kuintal gula diperlukan
1.740.156,90 kuintal tebu. Selanjutnya setelah diketahui jumlah
kebutuhan tebu, maka dapat disusun anggaran biaya pembelian bahan
baku tebu.
Tabel 5. Anggaran Biaya Bahan Baku Pabrik Gula Gondang Baru Klaten Tahun 2013 Mei 17.624,25 18.200,00 320.761.350,00 Juni 292.450,65 18.200,00 5.322.601.830,00 Juli 371.769,10 18.200,00 6.766.197.620,00 Agustus 283.890,30 18.200,00 5.166.803.460,00 September 447.544,05 18.200,00 8.145.301.710,00 Oktober 326.878,55 18.200,00 5.949.189.610,00 Jumlah 1.740.156,90 18.200,00 31.670.855.580,00
Sumber : Pabrik Gula Gondang Baru Klaten
Berdasarkan tabel 5, dapat diketahui bahwa harga tebu/unit adalah
Rp18.200,00 sedangkan kebutuhan bahan baku tebu adalah
1.740.156,90 Kwintal sehingga dapat diketahui bahwa biaya bahan
baku yang diperlukan adalah Rp31.670.855.580,00.
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tabel 6. Anggaran Jam Kerja Langsung Pabrik Gula Gondang Baru Klaten Tahun 2013 September 23.997 6,89 167.499,06 Oktober 17.527 6,89 122.338,46 Jumlah 93.306 651.275,88
Sumber : Pabrik Gula Gondang Baru Klaten
Anggaran jam kerja langsung Pabrik Gula Gondang Baru Klaten
tahun 2013 dapat dilihat dalam tabel 6. Melalui tabel 6 tersebut dapat
diketahui bahwa standar jam kerja langsung adalah 6,89 DLH/Ku,
maka total jam kerja langsung untuk memproduksi 93.306 kuintal gula
adalah 651.275,88 jam.
Tabel 7. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Pabrik Gula Gondang Baru Klaten Tahun 2013
Bulan JKL (DLH) Upah/Jam (Rp/DLH)
Biaya TKL (Rp)
Mei 6.596,10 7.300,00 48.151.530,00 Juni 109.453,38 7.300,00 799.009.674,00 Juli 139.139,32 7.300,00 1.015.717.036,00 Agustus 106.249,56 7.300,00 775.621.788,00 September 167.499,06 7.300,00 1.222.743.138,00 Oktober 122.338,46 7.300,00 893.070.758,00 Jumlah 651.275,88 4.754.313.924,00
48
Tabel 7 menunjukkan anggaran biaya tenaga kerja langsung Pabrik
Gula Gondang Baru Klaten. Tarif upah per jam sebesar Rp7.300,00
dan jumlah jam kerja langsung yang diperlukan sebesar 651.275,88
DLH sehingga biaya tenaga kerja langsung yang diperlukan adalah
sebesar Rp4.754.313.924,00.
c. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik dibedakan menjadi 2 macam biaya, yaitu biaya
variabel dan biaya tetap.
1) BOP Tetap, yang termasuk dalam komponen biaya tetap adalah:
a) Biaya pimpinan dan karyawan
b) Biaya pengangkutan
c) Retribusi air
d) Pemeliharaan mesin dan instalasi
e) Pemeliharaan gedung dan peralatan
f) Penyusutan
g) Biaya diluar perusahaan
2) BOP Variabel, yang termasuk dalam komponen biaya variable
adalah:
a) Bahan bakar mesin
b) Pengemasan gula
c) Bahan pembantu pengolahan
Anggaran BOP Pabrik Gula Gondang Baru Klaten ditunjukkan pada
tabel 8.
Tabel 8. Anggaran Biaya Overhead Pabrik Pabrik Gula Gondang Baru Klaten Tahun 2013
No Elemen Biaya Biaya Overhead Pabrik (dalam rupiah)
Tetap Variabel
1 Pimpinan dan TU 3.105.568.000
2 Pengangkutan 482.434.000
3 Retribusi air 310.944.000
4 Bahan bakar mesin 1.308.665.000
5 Pengemasan gula 921.202.000
6 Bahan pembantu pengolahan 6.696.532.000
7 Pemeliharaan mesin dan Instalasi 1.769.995.000 8 Pemeliharaan gedung dan peralatan 125.000.000 9 Biaya diluar perusahaan 558.206.000
10 Penyusutan 3.882.425.000
Jumlah 10.234.572.00
0
8.926.399.000
Total BOP 19.160.971.000,00
Sumber : Pabrik Gula Gondang Baru Klaten
Anggaran biaya overhead pabrik selanjutnya dihitung dasar
pembebanannya. Pembebanan biaya overhead pabrik ke produk atas
dasar jumlah jam kerja langsung, dengan kapasitas normal. Setelah
menentukan dasar pembebanannya kemudian mencari tarif standar
biaya overhead pabrik.
Tarif standar biaya overhead pabrik dihitung dengan cara sebagai
berikut:
a. Tarif BOP Tetap = Anggaran BOP Tetap / JKL
= Rp10.234.572.000,00 / 651.275,88
= Rp15.715,00
b. Tarif BOP Variabel = Anggaran BOP Variabel / JKL
= Rp8.926.399.000,00 / 651.275,88