Sdamh
Perbudakan 0angan) Berlanjut!
Oleh:
Hendra Kurniawan
Jawa Barat hingga Panarukan, Jawa
Timur. Pembangunan
jalan
ini
me-manfaatkan tenaga
rakyat
dengan sistem kerja rodi. Di bawah ancaman dan .hukuman, rakyat bekerja dari menguruk tanah hingga menembusbukit
Cadas Pangeran yang sangatsulit harus mereka lakukan.
Meski-pun pada akhirnya Inggris tetap
ber-hasil masuk ke Pulau Jawa, namun bagi pemerintah jajahan, selesainya
pembuatan
jalan
ini
merupakansuatu keberhasilan. Bagi bangsa kita ,ini adalah
pil
pahit kekejaman yangluar biasa. Banyak
jiwa
yang mati dalam pembangunan jalan tersebut. Pada*urun
waktu
1830-1870, pemerintah Kolonial Belandamene-rapkan sistem
penanamanwajib
(cultuuurstelsel) bagi para petani di
bawah
ancaman penguasa desa sebagai 4lat birokrasi. Tanam paksayang dilakukan
di
daerah guber-nemendi
hampir seluruh wilayahJawa membuatpara petani yang tidak
memiliki
tanah harus rnemberikantenaganya sebagai
ganti
rugi.
Penguasadesa
yang haus
akan uang menuntut rakyatnya untuk be-kerja lebih agar dapat menyerahlcan hasil tanam yang semakin besar bagi pemerintahKolonial
Belanda.Dalam buku Sejarah
Perkebun-an
di
Indonesia:
Kajian
Sosial-Ekonomi(1991),
sejarahwanSar-tono Kartodirdjo dan
Djoko
SuryomenuliSkan mengenai
berbagaipenyimpangan tanam paksa. Pada
masa tanam paksa
ini
selain
ada kerja wajib di tanah-tanah peitanian,dilakukan
pula kerja
wajib
umum(he erendiensteit) y ang mencakup
pembuatan atau perbaikan jalan, pembuatan
gedung
perkantoran,penjagaan tawanan, dan sejenisnya. Pengerahan tenaga kerja seringkali dilakukan
jauh dari
tempat tinggaldan
tidak
mendapatkan upah yang layak. Justru kondisi keuangan yanglebih
baik
dirasakan
oheh parabirokrat
yang
rnendapatkan uanginsentif (cultuurprocenten)
ataskeberhasilannya mengeksploitasi
tenaga rakyat.
Praktik
Poenalb Sanctie Perbudakan tidak hanya berartieksploitasi tenaga manusia,
namun
Perjuanganhak
asasi manusiajuga lengkap dengan hukuman
apa-
yang
sudah
berlangsung
lamabila
budaknya bersalah ataume.
ternyatakinimasih sangatjauhdarilawan.PemerintahKolonialBelanda
hasil. Kenyataan bahwa masih ada mengeluarkan poenale sanctiepada
praktik
perbudakandi
negeri
ini
tahun 1880. Poendle sanctieyaitu
menjadi bukti. Dalam
kasus di
peraturan
yang
memuatancaman
.Tangerang tahunlalu,
parablrgh
Pendidikan Seiarah
Universitasirukuman badan (kurunsan dan
ou-
vang bekeria
di
pabrik
peralatan
SanataDharma
Yogyakarta.WACANA
.Y Yt---t-t-ll
Iif
l
BERNASJ'GJAi
- ----l
r
sabtu'"^";:Ji::i
HALAMAN4
,
SEWAKTU membuka kalender
bulan
Mei
2014, saya rnenemukan ada beberapa tanggal merah selaindi
hari Minggu
yang berarti libur.Salah satunya tanggal
I
Mei
2014 yang cukup menarik perhatian sayakarena ini pertama kalinya Hari Buruh dijadikan sebagai hari libur nasional. Keputusan ini diambil melalui Kep-pres Nomor
2{
Tahun 2OL3 tanggal 29 htli2013 yang isinya menetapkantanggal
I
Mei
sebagaihari
libur
untuk
memperingati
Hari
BuruhInternasional.
Salahsatu
pertim-bangan dalam mengambil keputusan
ini
bahwa Hari Buruh Internasionaltanggal
I
Mei
selalu
diperingatisecara
rutin
oleh para pekerja atauburuh
di
seluruh wilayah NKRI.Tentu
keputusanini
disambutbaik
oleh ,para pekerja atau buruh.Bagi
pengusaha atau para pemilikmodal
juga
semestinya tidak,mem-permasalahkan penambahan hariliburini,
tokhbiasanya setiap langgalI Mei kegiatan perusahaan juga tidak berjalan lantdr karena para pekerja-nya melakukan aksi demo. Selain
itu
peringatan Hari Buruh Internasional diharapkan berguna untuk memba-ngun kebersamaan antar pelaku
hu-bungan
industrial
agarlebih
har-monis
secara nasional.Jika dalarn
judul
saya menyebut istilah budak tentu memiliki maksudtertentu. Kaum buruh
bukanlahbudak. Akan tetapi, sangat miris
jika
di
dalam sebuah negara yang mer-dekaini,
kaum buruh masihdiper-lakukan seperti budak. Perbudakan biasa terjadi
di
negara yang dijajah atau negara yang masihjauh
darisentuhan perjuangan
hak
asasimanusia.
Akan
tetapi
masyarakatIndonesia pernah
beberapakali
dikejutkan
dengan
pemberitaanterbongkarnya
praktik
perbudakanentah
di
home
industry
maupunterhadap pembantu rumah tangga. Salah satunya, fenomena tidak ber-adab ini pernah terjadi di Tangerang sekitar awal tahun 2013, Tangerang notabene tidak jauh dari jangkauan pusat pemerintahan negeri
ini,
na-mun praktik
pelanggaran kemanu-siaan tetap saja dapat terjadi.Perbudakan di masa
kolonial
Sejenak pikiran kita melayang kemasa lalu. Sejarah bangsa ini pernah
mencatat bahwa sebelum
Indone-sia berdiri, ada banyak praktik
eks-ploitasi manusia yang
tidak
manu-siawi.
HermanWillem
Daend.els, orang Perancis yang menjadi guber-nurjenderal di Hindia Belanda antaratahun 1808-1$1
l,
pernah.memerin-+^!'Lan namlrrrofqn iqlqn dari Anver
kulan) bagi kuli-kuli yang melanggar peraturan kerja. Tujuan utama dari
aturan
ini
yaitu
menjamin tenaga buruh bagi majikan, juga membatasi kemerdekaan buruh untuk mening-galkan perkebunan tempat bekerja. Perlakuan buruk terhadap buruh kerap terjadi qrisalnya seorangkuli
dipaksa
beke{a
dengan kekerasandan
diperlakukan
sewenang-we-nang oleh majikan Belanda. Pukulan dengan rotan, penahanan, penelan-jangan, dan bentuk-bentuk
penyik-saan lainnya. Poenale sanctie me-nambah kesengsaraan rakyat
Indo-nesia
dan
memperpanjang daftarpelanggaran
HAM
yang dilakukan Belanda.Hal ini
menuai kecaman yangjuga datang dari kaum humanisBelanda sendiri.
Pada akhirnya, Majelis Rendah Belandamengaju-kan protes atas poenale sanctie
ini
yang baru dicabut tahun 1941.
Jan Breman dalam
b.ukunyayang berjudul
Menjinakkan SangKuli:
Politik
Kolonial,
TuanKebun, dnn
Kuli di
Sumatra Timurpada Awal Abad Ke-20
(199'7)menyebutkan
bahwa
PoenaleSanctie ternyata
juga
diterapkan dinegara jajahan Inggris dan Perancis.
Hukuman berupa pukulan dan ten-dangan semau-maunya dari majikan
kepada para budaknya dilakukan
atas nama penanaman kedisiplinan.
Terhadap
budak yang
membang-kang maka hukuman cambuk hinggatiang
gantungan siap menanti. Pada masa pendudukan Jepang(1942-1945) ternyata
praktik
per-budakan
tidak
juga
lenyap. Pada masaini rakyatdiminta mengerahkan tenaganyamelalui
romusha untuk melakukan pembangunal-pemba-ngunanfisik
dalam upayamendu-kung
Jepang menghadapi Sekutu dalam Perang Pasifik. Tidak hanya kaum pria, banyak pula wanita yangdi
usia masih belia dipaksa untukmenjadi budak
seksbagi
tentaraJepang. Seumur
hidupnya
bekasjugunianfu
ini
terus
menyisakansakit dan trauma akibat pelecehan dan kekerasan seksual yang
dilaku-kan
tentara Jepang.Perbudakanabad2l
rumah tangga
itu
tidakdiberi
upahsemestinya, makanan
dan
tempat tinggal yang ada tidak layak, kondisikamar rnandi yang
sangat mem-prihatinkan bahkan banyak di antaramereka
yang
selama empat bulan tidak bergan[ pakaian. Merekajuga'
mendapatkan hukuman danancam-an
bila
mereka melanggar aturan,melawan, atau mencoba melarikan
diri:
Demikian juga, dengan kasuspenyekapan terhadap
beberapapembantu rumah tangga yang
men-cuat
p4da
awal tahun 20L4 ini.
Berbagai kondisi tersebut tidak ada
bedanya
dengansistem
poenale 'sanctie yangsudah dihapuskan di Hindia Belanda 72 tahtn yang lalu.
Lebih ironis lagi ketika diberita-kan bahwa ternyata penduduk yang
tinggal
di
sekitar'rumah
pelakuternyata selama
ini
berusahamenu-tupi
kenyataan tersebut. Bahkanbeberapa di antara mereka rela
men-jadi
centeng yang siap mengancam dan memberikan hukuman bagi paraburuh'yang
berani melawan ataumelarikan
diri.
Pelakujuga
tidaksegan berlindung di balik kekuasaan
lurah
dan camat setempat hingga aparat yang banyak menjadi sahabatbaik
pelaku.Perilaku
masyardkatsekitar,
birokrat, dan
aparat yangturut
melanggengkanpraktik
eks-ploitasi manusia ini tentu tidak lepas dari permainan uang d4n kekuasaan.Hal ini
tidakjauh
berbeda dengan penerapan sistem insentif(cultuur-procenten) pada masa tanam paksa
hampir dua abad yang lalu.
Fenomena
tak
berbudaya
ini
bukan
hanyamenjadi
perjuanganKomnas
HAM
atau para pejuangHAM
saja.Ini
sentilanbagi
rasa kemanusiaan universal yang semesti-nya masihdimiliki
masyarakatIndo-nesia yang beradab.
Ini
tamparanuntuk
menyadarkanbirokrat
dan aparat negara pada tugasnya sebagaipengayom masyarakat yang tegas,
jujur, bersih, dan berwibawa. Harapan inilah yang tersisa ketika menyaksikan drama perbudakan
di
abad modern sekarangini
masih saja dipertunjuk-'kan, Tidak sekedar menjadikan Hari Buruhlntemasional sebagai hari libur, narRun sudah saatryauntuk
mulaimemberi ruang dan perhatian bagi
kemanusiaan dan kesejahteraan kaum buruh. Jangan sampai terjadi kelan-jutan sejarah perbudakan bagi bangsa
ki1a. Ingat Indonesia sudah merdeka
Bung!
x*r'