SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Diajukan oleh :
NIEKA AYU ANGGARENY PENDIT 0813010110 / FE / AK
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
2012
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
SKRIPSI
Diajukan oleh :
NIEKA AYU ANGGARENY PENDIT 0813010110 / FE / AK
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
2012
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI
Yang diajukan :
NIEKA AYU ANGGARENY PENDIT 0813010110/FE/AK
disetujui untuk ujian lisan oleh:
Pembimbing Utama:
DRA. EC. ANIK YULIATI. MAKS Tanggal: ... NIP. 196108311992032001
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
Drs. Ec. Rahman A. Suwaidi, MSi NIP. 196003301986031003
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
TERDAFTAR DI BEI Disusun Oleh :
NIEKA AYU ANGGARENY PENDIT 0813010110/FE/AK
telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
pada tanggal 15 Juni 2012
Pembimbing : Tim Penguji :
Pembimbing Utama Ketua
Dra.Ec.Anik Yuliati, M.Aks Dra. Ec. Siti Sundari, MSi
Sekretaris
Drs. Ec. Muslimin, MSi
Anggota
Dra.Ec.Anik Yuliati, M.Aks
Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM NIP. 196309241989031001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
i
Dengan mengucapkan Alhamdulillah dan puji syukur atas kehadirat Allah
SWT dan RasulNya Nabi Muhammad SAW, karena dengan rahmat dan hidayah-
Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul: “Analisis Pengaruh
Operating Leverage, Return On Investment dan Biaya Utang Terhadap
Struktur Keuangan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang
Terdaftar Di BEI”
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian
persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Keberhasilan menyelesaikan
penulisan skripsi ini tentu tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu
dalam kesempatan yang baik ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs. Ec. Rahman A. Suwaidi, Msi, selaku Wakil Dekan I Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
ii
5. Ibu Dra. Ec. Anik Yuliati, MAks, selaku Dosen Pembimbing yang telah
telaten, dan sabar dalam memberikan bimbingan serta pengarahan selama
penyusunan penelitian ini.
6. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur, yang telah mendidik saya selama menjadi
mahasiswa.
7. Papi, bunda dan mbak Ayu tercinta yang selalu berdoa dan telah
memberikan dukungan baik moral maupun material dari mulai awal kuliah
sampai skripsi ini terselesaikan.
8. Seseorang yang istimewa dan selalu memberi semangat, Fariech Al Fikkri.
Cepat lulus sayank. Good Luck!!!☺♥
9. Teman seperjuangan “de granad” yang selalu mewarnai hari-hari selama
masa perkuliahan, Annisa W. S. (Cubbay), Wiwin Erfina (Wineng), Dita
Ika P. (Keceng), M. Fadel Farid, Dedi Purnomo H., Nesya S., dan Riandi
T.N. (Bebek). Best friend forever ☺
10.Teman-teman seangkatan Akuntansi 2008 yang tidak dapat ditulis satu
persatu.
11.Kakak-kakak angkatan atas yang juga turut memberikan wawasan di masa
awal perkuliahan hingga bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
iii
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna dan penuh
keterbatasan. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
dan pihak lain yang membutuhkan. Kritik dan saran yang membangun akan
sangat dibutuhkan untuk memperbaiki kekurangan yang ada.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Surabaya, Juni 2012
Penulis
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
iv
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI... iv
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
ABSTRAKSI ... xi
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang... 1
1.2. Perumusan Masalah... 6
1.3. Tujuan Penelitian... 6
1.4. Manfaat Penelitian... 7
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1. Penelitian Terdahulu... 8
2.2. Landasan Teori ... 14
2.2.1. Pengertian Manajemen Keuangan... 14
2.2.2. Pengertian Laporan Keuangan ... 16
2.2.3. Pengertian Struktur Keuangan ... 18
2.2.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Keuangan... 21
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
v
2.2.5. Pengertian Struktur Keuangan (SK) dan
Struktur Modal (SM)... 29
2.2.6. Pengaruh Operating Leverage Terhadap Struktur Keuangan. ... 31
2.2.7. Pengaruh Return On Investment Terhadap Struktur Keuangan. ... 33
2.2.8. Pengaruh Biaya Utang Terhadap Struktur Keuangan. ... 35
2.2.9. Pengaruh Operating Leverage, ROI, dan Biaya Utang Terhadap Struktur Keuangan. ... 36
2.3. Kerangka Pikir... 37
2.4. Hipotesis ... 38
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN... 39
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 39
3.1.1. Definisi Operasional ... 39
3.1.2. Pengukuran Variabel... 40
3.1.2.1. Variabel Terikat. ... 40
3.1.2.2. Variabel Bebas. ... 40
3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 41
3.2.1. Populasi.. ... 41
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
vi
3.3.2. Sumber Data... 44
3.3.3. Pengumpulan Data. ... 44
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis... 45
3.4.1. Uji Normalitas... 45
3.4.2. Uji Asumsi Klasik. ... 45
3.4.2.1. Multikolinearitas. ... 46
3.4.2.2. Heteroskedastisitas... 47
3.4.2.3. Autokorelasi. ... 47
3.4.3. Teknik Analisis. ... 48
3.4.4. Uji Hipotesis. ... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ... 51
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 62
4.2.1 Deskripsi Variabel Operating Leverage (X1) ... 62
4.2.2 Deskripsi Variabel Return On Investment (X2) ... 64
4.2.3 Deskripsi Variabel Biaya Utang (X3) ... 67
4.2.4 Deskripsi Variabel Struktur Keuangan (Y) ... 69
4.3 Analisis Hasil Penelitian ... 71
4.3.1 Uji Normalitas ... 71
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
vii
4.4.2 Uji Hipotesis ... 78
4.4.2.1 Uji Kesesuaian Model atau Uji F ... 78
4.4.2.2 Uji Parsial atau Uji t ... 79
4.5 Pembahasan ... 82
4.5.1 Perbedaan Dengan Penelitian Sebelumnya ... 85
4.5.2 Konfirmasi Hasil Penelitian dengan Tujuan dan Manfaat... 88
4.5.3 Keterbatasan Penelitian ... 88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 90
5.1 Kesimpulan ... 90
5.2 Saran ... 91
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
viii
Tabel 1.1. Struktur Keuangan Perusahaan Makanan dan Minuman
yang Terdaftar di BEI Periode 2007-2010 ... 5
Tabel 2.1. Perbandingan Peneliti Terdahulu dengan Peneliti Sekarang ... 13
Tabel 3.1 Populasi... 42
Tabel 3.2 Klasifikasi Durbin Watson... 48
Tabel 4.1 Rekapitulasi Data Operating Leverage (X1) 2007-2010 ... 63
Tabel 4.2 Rekapitulasi Data Return On Investment (X2) 2007-2010 ... 65
Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Biaya Utang (X3) 2007-2010 ... 67
Tabel 4.4 Rekapitulasi Data Struktur Keuangan (Y) 2007-2010 ... 70
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas... 72
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas ... 74
Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas... 75
Tabel 4.8 Hasil Pendugaan Parameter Regresi Linier Berganda... 76
Tabel 4.9 Hasil Analisis Hubungan Kesesuaian Model ... 78
Tabel 4.10 Koefisien Determinasi (R square / R²)... 79
Tabel 4.11 Hasil Analisis Varians Hubungan Secara Parsial ... 80
Tabel 4.12 Perbedaan Peneliti Terdahulu dengan Peneliti Sekarang... 87
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
ix
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pikir ... 37
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
x
Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2007-2010
Lampiran 2 Tabulasi Data Return On Investment (X2) Perusahaan Makanan
dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2007-2010
Lampiran 3 Tabulasi Data Biaya Utang (X3) Perusahaan Makanan dan
Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2007-2010
Lampiran 4 Tabulasi Data Struktur Keuangan (Y) Perusahaan Makanan dan
Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2007-2010
Lampiran 5 Uji Normalitas dan Uji Asumsi Klasik, dengan Program SPSS 16.0
For Windows
Lampiran 6 Uji Regresi Linier Berganda, dengan Program SPSS 16.0 For
Windows
Lampiran 7 Tabulasi Data Keuangan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
xi
NIEKA AYU ANGGARENY PENDIT
ABSTRAK
Struktur keuangan merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh suatu perusahaan. Apabila suatu perusahan menginginkan suatu struktur keuangan yang optimum, maka perusahaan tersebut harus dapat menyeimbangkan antara modal sendiri dengan modal asing. Oleh karena itu, tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh operating leverage, return on investment dan biaya utang terhadap struktur keuangan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.
Penggunaan data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan yang tersedia di perusahaan. Dalam hal ini, penelitian menggunakan analisis regresi linier berganda dan untuk menganalisis pengaruh operating leverage, return on investment dan biaya utang terhadap struktur keuangan dilakukan dengan menggunakan uji t dan uji F.
Dari hasil penelitian ini, maka dapat dikemukakan bahwa secara uji kesesuaian model, operating leverage, return on investment dan biaya utang berpengaruh terhadap struktur keuangan. Namun, secara parsial, hanya variabel operating leverage dan return on investment yang berpengaruh terhadap struktur keuangan. Operating leverage berpengaruh positif dan return on investment berpengaruh negatif, sedangkan variabel biaya utang tidak berpengaruh terhadap struktur keuangan.
Kata kunci: Struktur Keuangan, Operating Leverage, Return On Investment dan Biaya Utang.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
xii
NIEKA AYU ANGGARENY PENDIT
Abstract: Financial structure is one factor that must be considered by a company. If a company wants an optimum financial structure, then the company should be able to balance their own capital to foreign capital. Therefore, the purpose of this study was to analyze the effect of operating leverage, return on investment and cost of debt to the financial structure of the food and beverage companies listed on the Stock Exchange.
The use of the data in this study using secondary data from financial reports that is available in the company. In this regard, studies using multiple linear regression analysis and to analyze the effect of operating leverage, return on investment and cost of debt to finance the structure is done using t test and F test.
From these results, it can be argued that the test the suitability of the model, operating leverage, return on investment and debt of cost affect financial structure. However, partial, only the variable operating leverage and return on investment that affects the financial structure. Operating leverage has positive and negative impact on investment return, while the variable debt of cost has no effect on the financial structure.
Keywords:Financial structure, Operating Leverage, Return On Investment and Debt of Cost.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Persaingan dalam dunia bisnis yang semakin ketat telah
membuat suatu perusahaan khususnya perusahaan manufaktur berusaha
meningkatkan nilai dari perusahaan. Meningkatkan nilai perusahaan
dapat dilakukan melalui peningkatan kemakmuran kepemilikan atau para
pemegang saham. Keberadaan para pemegang saham dan peranan
manajemen sangatlah penting dalam menentukan besar keuntungan yang
nantinya akan diperoleh. Suatu keputusan yang diambil manajer dalam
suatu pembelanjaan harus dipertimbangkan secara teliti sifat dan biaya
dari sumber dana yang akan dipilih, karena masing-masing sumber dana
tersebut memiliki konsekuensi finansial yang berbeda.
Pada dasarnya pemenuhan dana suatu perusahaan dapat
diperoleh dari modal sendiri yaitu sumber dana yang dihasilkan sendiri di
dalam perusahaan, misalnya dana yang berasal dari laba yang ditahan di
dalam perusahaan. Makin besar dana intern yang berasal dari laba
ditahan, maka akan memperkuat posisi keuangan perusahaan dalam
menghadapi kesulitan keuangan di waktu mendatang.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Laba yang ditahan pemilik perusahaan akan digunakan sebagai
cadangan untuk menghadapi kesulitan yang akan timbul di waktu
mendatang dan untuk melunasi hutang perusahaan. Di samping modal
sendiri, dalam memenuhi kebutuhan dana suatu perusahaan dapat
diperoleh dari modal asing yaitu sumber dana yang berasal dari tambahan
penyertaan modal saham dan hutang. Jika dalam pemenuhan kebutuhan
dana perusahaan berasal dari modal asing, lebih mengutamakan hutang
saja, maka ketergantungan pada pihak luar akan semakin besar dan resiko
keuangannya juga semakin besar. Sebaliknya jika berdasarkan pada
modal saham saja, biayanya akan sangat mahal. Hal ini dikarenakan
timbulnya pembagian keuntungan kepada pemilik saham.
Oleh karena itu perlu diusahakan adanya keseimbangan yang
optimal antara modal asing dengan modal sendiri. Dalam memperoleh
struktur keuangan yang optimal, suatu perusahaan harus mendasarkan
pada aturan struktur keuangan konservatif yang vertikal. Pada aturan
struktur keuangan konservatif yang vertikal menghendaki agar
perusahaan tidak mempunyai jumlah modal asing yang lebih besar
daripada modal sendiri.
Untuk mengetahui struktur keuangan suatu perusahaan, maka
perlu mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya.
Menurut Brigham dan Houston (2001:39) serta Weston dan Copeland
(1997:35) menyatakan bahwa variabel-variabel yang mempengaruhi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
struktur keuangan adalah struktur aktiva, pertumbuhan penjualan,
operating leverage, return on investment, karakteristik industri, sikap
manajemen, sikap pemberi pinjaman, kondisi pasar dan pengendalian.
Penulis membatasi penelitian dengan mengambil tiga variabel saja untuk
mengetahui apakah ketiga variabel tersebut mempunyai pengaruh berarti
terhadap struktur keuangan.
Operating leverage adalah penggunaan aktiva dengan biaya tetap
yaitu harapan bahwa pendapatan yang dihasilkan oleh penggunaan aktiva
itu akan cukup untuk menutupi biaya tetap dan biaya variabel. (Riyanto
2001 : 375). Operating leverage yang besar dari perusahaan ditentukan
oleh struktur aktiva yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Semakin
besar proporsi aktiva tetap terhadap total aktiva, maka semakin besar
pula operating leverage-nya. Semakin tinggi operating leverage, maka
semakin tinggi struktur keuangan. Hal ini dikarenakan perusahaan dapat
beroperasi dengan biaya variabel yang rendah dan dapat melakukan
penghematan biaya operasi (Sartono, 2006).
Return On Investment adalah analisis keuangan yang bersifat
keseluruhan (Munawir, 2006). Return on investment mengukur tingkat
pengembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan
menggunakan seluruh dana (aktiva) yang dimilikinya. Semakin tinggi
return on investment, maka semakin tinggi pula pengembalian investasi
dan kepercayaan investor terhadap perusahaan. Apabila return on
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
investment yang diperoleh perusahaan semakin tinggi, maka semakin
kecil hutang yang diperlukan dalam membelanjai usahanya. Return On
Investment yang tinggi akan membuat struktur keuangan suatu
perusahaan semakin sehat. Hal ini disebabkan karena adanya return on
investment yang tinggi, maka profit yang dihasilkan akan semakin tinggi
pula, sehingga dengan profit yang tinggi, maka akan menunjang
perusahaan dalam membelanjai aktivitasnya (Houston dan Brigham,
2001:40).
Biaya utang adalah biaya yang terkait dengan utang baru yang
telah memperhitungkan dampak penghematan pajak akibat adanya beban
bunga (Weston dan Brigham, 1989:106). Biaya utang mempunyai
pengaruh positif terhadap struktur keuangan (Jaelani, 2000 dalam Jurnal
Ekonomi UNMER Vol. 10, N0. 2, Juni 2006). Peningkatan rasio biaya
utang merupakan pertimbangan manajemen dalam mengurangi
komponen-komponen yang membentuk struktur keuangan. Biaya utang
merupakan biaya yang dapat dikurangkan untuk tujuan perpajakan dan
pengurangan tersebut sangat bernilai bagi perusahaan yang terkena tarif
pajak yang tinggi (Weston dan Brigham, 1989:175).
Namun pada penelitian ini, fenomena yang terjadi pada
perusahaan makanan dan minuman yang go public di Bursa Efek
Indonesia periode 2007-2010 adalah bahwa perusahaan makanan dan
minuman cenderung menggunakan modal asing dalam pemenuhan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
kebutuhan dananya. Dengan demikian perusahaan memiliki jumlah
hutang yang lebih besar daripada jumlah modal sendiri dan hal ini tidak
sesuai dengan teori struktur modal yang optimal dimana seharusnya
jumlah hutang perusahaan tidak boleh lebih besar daripada modal sendiri.
Tabel 1.1 Struktur Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2007-2010
Struktur Keuangan (%) Periode Penelitian No Perusahaan
2007 2008 2009 2010
1 PT. Akasha Wira International, Tbk 166.39 256.50 161.35 224.89
2 PT. Aqua Golden Mississippi, Tbk. 74.43 70.92 73.20 82.59*
3 PT. Cahaya Kalbar, Tbk. 180.17 157.65 88.59 175.45
4 PT. Davomas Abadi, Tbk 226.62 437.30 527.82 195.94
5 PT. Delta Djakarta, Tbk. 28.69 33.54 27.25 19.95
6 PT. Fast Food Indonesia, Tbk. 66.82 62.63 62.95 54.18
7 PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. 261.38 308.37 245.06 133.59
8 PT. Mayora Indah, Tbk. 72.57 132.27 102.64 118.47
9 PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk. 214.46 173.49 844.13 141.27
10 PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. 91.89 136.08 106.73 24.77
11 PT. Pioneerindo Gourmet International, Tbk. 6,443.99 1,527.92 409.34 186.09
12 PT. Prasidha Aneka Niaga, Tbk. 213.59 163.39 144.02 160.23
13 PT. Sekar Laut, Tbk. 89.53 99.67 72.90 68.53
14 PT. Siantar Top, Tbk. 44.29 72.45 35.65 45.16
PT. Sinar Mas Agro Resource And . 15
Technology (SMART), Tbk 128.53 117.14 112.82 113.94
16 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk. 126.24 160.22 146.10 233.93
17 PT. Tunas Baru Lampung, Tbk. 162.38 214.78 209.15 195.23
PT. Ultrajaya Milk Industry &. 18
Company, Tbk. 63.83 53.20 45.16 54.35
Sumber : Laporan Keuangan per 31 Desember Perusahaan Makanan dan Minuman yg terdaftar di BEI
(*) per 31 Juli 2010
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat sepanjang periode
2007-2010 bahwa lebih dari 50% perusahaan makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki hutang yang lebih besar
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
dibandingkan dengan modal sendiri. Hal ini tampak pada perusahaan
yang prosentase struktur keuangannya melebihi 100%.
Sesuai dengan latar belakang dan fenomena yang terjadi pada
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia, maka judul yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah
“Analisis Pengaruh Operating Leverage, Return On Investment dan
Biaya Utang Terhadap Struktur Keuangan Pada Perusahaan
Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di BEI”.
1.2. Perumusan Masalah
a. Apakah operating leverage mempunyai pengaruh terhadap struktur
keuangan ?
b. Apakah return on investment mempunyai pengaruh terhadap
struktur keuangan ?
c. Apakah biaya utang mempunyai pengaruh terhadap struktur
keuangan ?
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang telah dikemukakan, tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
a. Untuk menganalisis pengaruh operating leverage terhadap struktur
keuangan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
b. Untuk menganalisis pengaruh return on investment terhadap struktur
keuangan.
c. Untuk menganalisis pengaruh biaya utang terhadap struktur
keuangan.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat :
a. Bagi Perusahaan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai
sumbangan pemikiran dan memberikan informasi tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi struktur keuangan bagi manajemen
perusahaan dalam rangka mengambil kebijakan yang berkaitan
dengan pendanaan melalui hutang.
b. Bagi Pihak Lain
Sebagai bahan informasi tambahan bagi pembaca lain yang ingin
lebih mengetahui tentang faktor-faktor yang mempengaruhi struktur
keuangan.
c. Bagi Peneliti Lain
Sebagai referensi bagi peneliti lain yang tertarik ingin
melakukan penelitian di bidang yang sama.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian dari peneliti-peneliti terdahulu yang relevan
untuk dikaji dalam penelitian penulis adalah sebagai berikut:
1) Andjarwati, Sri dan Chandrarin, Grahita (Jurnal Ekonomi
UNMER, Vol. 10, No. 2, Juni 2006)
a. Judul
“Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur
Keuangan pada Perusahaan-perusahaan Manufaktur yang Go
Public di BEJ”
b. Perumusan Masalah
Apakah struktur aktiva, tingkat pertumbuhan penjualan,
ukuran perusahaan, derajat operating leverage, biaya utang, laba
ditahan dan risiko keuangan berpengaruh signifikan terhadap
struktur keuangan perusahaan manufaktur yang go public di BEJ
periode 1999-2002.
c. Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi
berganda.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
d. Hasil Penelitian
Hasil penelitian secara parsial maupun simultan, ketujuh
variabel tersebut berpengaruh terhadap struktur keuangan.
2) Hidayati, Laili (2001)
a. Judul
“Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur
Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Go Public di Indonesia”
b. Perumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh masing-masing variabel fixed aset
ratio, market to book ratio, firm size, corporation tax rate,
non debt tax shields ratio, profitability, firm age, volatility,
dan asset uniqueness, terhadap faktor leverage?
2. Bagaimana pengaruh semua variabel fixed aset ratio,
market to book ratio, firm size, corporation tax rate, non
debt tax shields ratio, profitability, firm age, volatility, dan
asset uniqueness, terhadap faktor leverage?
c. Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan adalah cross section.
d. Hasil Penelitian
Membuktikan bahwa firm size dan profitability secara
konsisten signifikan dan negatif terhadap faktor leverage. fixed
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
aset ratio, market to book ratio, corporation tax rate, non debt
tax shields, firm age, dan volatility memberikan hasil yang tidak
konsisten pada delapan persamaan regresi. Sedangkan, non debt
tax shields ratio dan asset uniqueness tidak terbukti
berpengaruh terhadap keputusan struktur keuangan.
3) Sunarwi (2010)
a. Judul
“Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur
Modal pada serta Dampak Struktur Modal terhadap Return
Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2006-2008 (Studi Kasus pada Sektor Food
And Beverage)”
b. Perumusan Masalah
Apakah pertumbuhan asset, ukuran perusahaan,
profitabilitas, dan risiko bisnis, terhadap struktur modal serta
pengaruh struktur modal terhadap return saham perusahaan
manufaktur pada sektor food and beverage
c. Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier
berganda
d. Hasil Penelitian
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Hasil analisis data atau analisis jalur pada model pertama
menunjukkan bahwa pertumbuhan asset dan profitabilitas tidak
memiliki pengaruh signifikan, sedangkan risiko bisnis memiliki
pengaruh signifikan, dan ukuran perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan pada
model kedua menunjukkan bahwa struktur modal tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap return saham.
4) P., Ni Putu Ayu E. P (2008)
a. Judul
“Analisis Pengaruh Operating Leverage, ROI dan Biaya
Utang Terhadap Struktur Keuangan pada Perusahaan Makanan
dan Minuman yang Go Public di BEJ”
b. Perumusan Masalah
Apakah operating leverage, return on investment, dan biaya
utang mempunyai pengaruh terhadap struktur keuangan ?
c. Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier
berganda
d. Hasil Penelitian
Bahwa secara simultan, operating leverage, return on
investment dan biaya utang berpengaruh signifikan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
terhadap struktur keuangan. Namun, secara parsial, hanya
variabel return on investment dan biaya utang yang
berpengaruh signifikan terhadap struktur keuangan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Tabel 2.1 Perbandingan Peneliti Terdahulu dengan Peneliti Sekarang
No Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian
1. Andjarwati, Sri dan
Chandrarin, Grahita
Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Keuangan pada Perusahaan-perusahaan
Manufaktur yang Go Public di BEJ
(X): struktur aktiva, tingkat pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan, derajat operating leverage, biaya utang, laba ditahan dan risiko keuangan
(Y): Struktur Keuangan
2. Hidayati, Laili
(2001)
Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Keuangan
Perusahaan Manufaktur yang Go
Public di Indonesia
(X): fixed aset ratio, market to book ratio, firm size, corporation tax rate, non debt tax shields ratio,
profitability, firm age, volatility, dan asset uniqueness
(Y): Struktur Keuangan
3. Sunarwi (2010)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada serta Dampak Struktur Modal terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftardi Bursa Efek
Indonesia Periode 2006-2008 (Studi Kasus pada Sektor Food And Beverage)
(X): pertumbuhan asset, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan risiko bisnis
(Y): Struktur Modal dan Return Saham
4 P., Ni Putu
Ayu I. E. P (2008)
Analisis Pengaruh Operating Leverage, ROI dan Biaya Utang Terhadap Struktur Keuangan pada Perusahaan Makanan dan
Minuman yang Go Public di BEJ
(X): Operating Leverage, ROI dan Biaya Utang
(Y): Struktur Keuangan
5. P., Nieka Ayu
A. P. (2012)
Analisis Pengaruh Operating Leverage, ROI dan Biaya Utang Terhadap Struktur Keuangan pada Perusahaan Makanan dan
Minuman yang Terdaftar di BEI
(X): Operating Leverage, ROI dan Biaya Utang
(Y): Struktur Keuangan
Sumber : Peneliti
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
2.2. Landasan Teori
Pada dasarnya setiap kegiatan operasi perusahaan dilakukan
untuk mencapai tujuan perusahaan, yaitu maksimalisasi kemakmuran
pemilik melalui peningkatan nilai perusahaan. Dalam rangka pencapaian
tujuan perusahaan tersebut, tentunya tidak lepas dari aspek keuangan.
Oleh karena itu, dalam mengelola keuangan perusahaan perlu
menerapkan manajemen yang baik yaitu terjadi perimbangan antara
aktiva dan pasiva.
2.2.1. Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan menurut Suad Husnan (2004:3)
merupakan manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. Fungsi-fungsi
keuangan mempunyai berbagai kegiatan yang perlu dijalankan. Meskipun
kegiatan-kegiatan ini mungkin berbeda-beda antara suatu perusahaan
dengan perusahaan lain, tetapi sebenarnya kita bisa mengambil fungsi
pokoknya yang merupakan kegiatan utama bagi seorang manajer.
Menurut Hardjopranoto (2000:15), fungsi pokok seorang manajer
keuangan adalah melakukan analisa dan perencanaan keuangan,
membuat putusan investasi dan pendanaan. Analisa dan perencanaan
keuangan berkaitan dengan pengawasan kondisi keuangan perusahaan,
melakukan investasi kenaikan atau penurunan kapasitas produksi dan
menentukan berapa besarnya dana yang dibutuhkan untuk membiayai
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
kegiatan perusahaan. Analisis ini dilakukan berdasarkan neraca dan
laporan laba rugi perusahaan.
Fungsi lainnya adalah melakukan putusan investasi. Aktivitas
putusan investasi yang dilakukan manajer keuangan adalah menentukan
tipe dan komposisi aktiva perusahaan, baik berupa aktiva lancar maupun
aktiva tetap. Aktivitas ini berkaitan dengan mengelola tingkat optimal
dari tipe-tipe aktiva lancar, serta pembelian dan penggantian aktiva tetap.
Fungsi selanjutnya adalah putusan pembiayaan. Putusan pembiayaan
berkaitan dengan komposisi pembiayaan jangka panjang dan jangka
pendek yang paling tepat. Selain itu juga menentukan sumber dana secara
efektif.
Manajer keuangan melakukan fungsi dalam rangka membantu
pencapaian tujuan perusahaan. Penjabaran tujuan tersebut di dalam suatu
formulasi yang tegas dan jelas dapat membantu bahkan dapat menjadi
kunci berhasilnya perusahaan untuk memperoleh posisi di masa depan.
Menurut Indriyo (1994:4), dalam hal ini tujuan yang diperhitungkan oleh
perusahaan adalah memaksimumkan nilai dari perusahaan. Tujuan ini
dapat pula diartikan sebagai maksimilisasi dari kesejahteraan, dan
kesejahteraan adalah merupakan nilai sekarang dari perusahaan ini
terhadap prospek masa depannya. Bila perusahaan dapat memberikan
harapan nilai yang besar di masa depan, maka perusahaan akan
memperoleh nilai yang tinggi pada saat itu. Namun sebaliknya, bila
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
perusahaan tidak mampu memberikan harapan yang mantap terhadap
nilai di masa depan, tentu saja akan dinilai rendah oleh pemilik
perusahaan. Oleh sebab itu, penentuan tujuan memaksimumkan nilai
perusahaan ini sangat penting. Hal ini disebabkan karena tanpa tujuan ini,
seorang manajer tidak bisa menyatakan apakah fungsi-fungsi tersebut
tepat atau tidak. Dengan kata lain, apakah analisa dan perencanaan
keuangan, membuat putusan investasi dan membuat putusan pendanaan
tepat atau tidak. Jadi, semua fungsi tersebut harus diartikan dengan tujuan
memaksimumkan nilai perusahaan tersebut.
2.2.2. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan (financial statement) merupakan gambaran
untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan di waktu tertentu.
Menurut Munawir (1998:1), pada mulanya laporan keuangan bagi suatu
perusahan hanyalah sebagai alat penguji dari pekerjaan bagian
pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya
sebagai alat penguji. Namun, juga sebagai dasar untuk dapat menentukan
atau menilai posisi keuangan suatu perusahaan, di mana dengan hasil
analisa tersebut diketahui keadaan dan perkembangan keuangan, serta
dapat mengetahui hasil-hasil keuangan yang telah dicapai di waktu-waktu
yang lalu dan waktu yang berjalan. Selain itu juga, dengan adanya
laporan keuangan, kita dapat mengetahui kelemahan-kelemahan dari
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
suatu perusahaan. Seperti yang ada pada penelitian ini, yang menyatakan
bahwa kelemahan perusahaan makanan dan minuman adalah penggunaan
modal asing yang lebih besar dari modal sendiri. Setelah mengetahui
kelemahan-kelemahan yang dimiliki, maka diusahakan agar dalam
penyusunan rencana untuk tahun mendatang kelemahan-kelemahan
tersebut dapat diperbaiki.
Laporan keuangan suatu perusahaan terdiri dari laporan posisi
keuangan dan laporan laba rugi. Umumnya kedua laporan keuangan
tersebut disajikan setahun sekali (akhir tahun atau pada bulan Desember),
meskipun sekarang ada kecenderungan untuk makin sering penyajiannya
(misalnya setiap triwulan). Berikut penjelasan dari kedua laporan
keuangan tersebut.
1. Neraca (Laporan Posisi Keuangan)
Menurut Sutojo (2000:1), neraca adalah laporan keuangan yang
melaporkan secara ringkas jenis dan jumlah harta atas aktiva,
kewajiban atau hutang dan modal. Jadi, dengan adanya neraca, dapat
diperoleh atau diketahui gambaran mengenai posisi keuangannya.
2. Laporan laba rugi
Menurut Sutojo (2000:2), laporan laba rugi adalah laporan
ringkas tentang jenis dan hasil penjualan yang diperoleh perusahaan
pada masa tertentu, pengeluaran pada masa itu dan kerugian yang
diderita. Jadi, dengan laporan laba rugi, dapat memberikan gambaran
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
tentang perkembangan usaha perusahaan yang bersangkutan dalam
suatu periode.
2.2.3. Pengertian Struktur Keuangan
Menurut Sawir (2005 : 10), struktur keuangan adalah bagaimana
cara perusahaan mendanai aktivanya. Aktiva perusahaan didanai dengan
hutang jangka pendek, jangka panjang, dan modal pemegang saham,
sehingga seluruh sisi aktiva dari neraca memperlihatkan struktur
keuangan. Sedangkan struktur modal adalah pendanaan permanen yang
terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang
saham. Nilai buku dari modal pemegang saham terdiri dari saham biasa,
modal disetor atau surplus modal dan akumulasi laba ditahan. Struktur
modal merupakan bagian dari struktur keuangan.
Menurut Riyanto (2001: 22) struktur modal adalah pembelanjaan
permanen dimana mencerminkan perimbangan antara hutang jangka
panjang dengan modal sendiri. Struktur modal tercermin pada hutang
jangka panjang dengan unsur-unsur modal sendiri. Menurut Riyanto
(2001:22) berpendapat bahwa struktur keuangan mencerminkan cara
bagaimana aktiva-aktiva perusahaan dibelanjai dan merupakan
perimbangan antara keseluruhan modal asing (jangka panjang maupun
jangka pendek) dengan jumlah modal sendiri.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Salah satu masalah penting yang dihadapi oleh suatu perusahaan
adalah hubungan antara struktur keuangan dan nilai perusahaan.
Keputusan untuk memilih sumber pembiayaan merupakan keputusan
bidang keuangan yang penting bagi perusahaan. Apabila dana yang
dimiliki perusahaan tidak mencukupi (modal sendiri), maka perusahaan
haruslah mencari perubahan dana untuk menjalankan usahanya.
Dalam hubungannya dengan struktur keuangan, maka tekanan
yang diberikan adalah pada penentuan komposisi modal jangka panjang,
yaitu perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri
yang digunakan perusahaan. Struktur keuangan dalam akuntansi adalah
jumlah relatif dari kewajiban dan modal perusahaan untuk memperoleh
gambaran dari mana perusahaan tersebut dibiayai.
Jika masing-masing pendapat tersebut di atas diamati dengan
seksama, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa, yang dimaksud dengan
struktur keuangan adalah perimbangan antara modal sendiri baik yang
berasal dari sumber internal maupun eksternal dengan modal sendiri,
modal asing atau hutang jangka panjang serta sumber-sumber dana lain
yang dipergunakan dalam pembelanjaan perusahaan. Dalam batasan
tersebut tidak termasuk di dalamnya hutang jangka pendek yang bersifat
sementara.
Struktur keuangan tersebut merupakan suatu proses yang
dinamis atau interpendensi budgeting dan keputusan pembelian
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
(financial decision) yang akan memaksimumkan rentabilitas perusahaan,
yang diharapkan pemilik perusahaan dengan perimbangan-perimbangan
yang ada. Pilihan struktur permodalan sangat penting, dikarenakan
adanya suatu perbandingan antara hutang dan modal sendiri pada tingkat
arus operasi, yang mampu di dalam meningkatkan atau memaksimumkan
keuntungan suatu perusahaan.
Dalam menentukan struktur keuangan, ada dua macam
pengukuran. Pertama, adalah rasio modal sendiri dan total hutang, yaitu
rasio yang mengukur hubungan antara jumlah modal sendiri (termasuk
saham preferen) dengan total hutang (hutang lancar maupun hutang
jangka pendek). Kedua, struktur keuangan adalah rasio antara modal
sendiri dan hutang jangka panjang, yaitu rasio yang mengukur kontribusi
relatif dan modal sendiri serta hutang jangka panjang dalam struktur
permodalan perusahaan. Struktur keuangan dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
Struktur Keuangan = Total Hutang x 100 %
Modal Sendiri
Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa hutang jangka
pendek tidak termasuk komponen struktur modal. Jadi, perbedaan pokok
antara struktur modal dengan struktur keuangan adalah bagian neraca
secara keseluruhan, sedangkan struktur modal merupakan bagian kanan
neraca dikurangi hutang jangka pendek..
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Struktur keuangan mencerminkan bagaimana aktiva-aktiva
perusahaan dibelanjai. Dengan demikian, struktur keuangan tercerminkan
pada keseluruhan pasiva dalam neraca. Selain itu, struktur keuangan juga
mencerminkan perimbangan antara keseluruhan modal asing dan jumlah
modal sendiri.
2.2.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Keuangan
Menurut Brigham dan Houston (2001:39) serta menurut Weston
dan Copeland (1997:35), ada beberapa faktor yang mempengaruhi
struktur keuangan yaitu karakteristik industri, pertumbuhan penjualan,
struktur aktiva, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman, operating
leverage, return on investment, kondisi pasar dan pengendalian. Dari
sekian banyak faktor yang mempengaruhi struktur keuangan, namun
dalam penelitian kali ini, peneliti hanya menggunakan perbedaan
literatur, maka penelitian membatasi variabel yang digunakan.
Faktor-faktor tersebut adalah operating leverage, return on investment dan biaya
utang. Faktor-faktor yang tidak diukur diantaranya adalah
karakteristik industri, kondisi pasar, pertumbuhan penjualan,
pengendalian, sikap manajemen dan sikap pemberi pinjaman tidak
dianalisa dalam penelitian ini.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
2.2.4.1. Operating Leverage
Operating leverage adalah penggunaan aktiva dengan biaya tetap
yaitu harapan bahwa pendapatan yang dihasilkan oleh penggunaan aktiva
itu akan cukup untuk menutupi biaya tetap dan biaya variabel. (Riyanto
2001 : 375).
Dengan mengetahui besarnya operating leverage, perusahaan
dapat menentukan proporsi hutang yang harus digunakan. Menurut
Weston dan Copeland (1997:30), operating leverage dapat didefinisikan
sebagai berikut: “Seberapa jauh perubahan tertentu dari volume
penjualan berpengaruh pada laba operasi bersih.”
Besarnya operating leverage dari perusahaan ditentukan oleh
stuktur aktiva yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Semakin besar
proporsi dari aktiva tetap terhadap total aktiva, maka semakin besar pula
operating leverage-nya. Sebab semakin besar proporsi aktiva tetap yang
dimiliki, maka semakin besar beban tetap berupa pengukuran yang
ditanggung perusahaan. Menurut Firdiansyah (1998:10), semakin tinggi
operating leverage yang dicapai oleh perusahaan, maka perusahaan yang
bersangkutan akan semakin sedikit menggunakan hutang untuk
membelanjai usahanya.
Perusahaan-perusahaan yang dapat beroperasi dengan biaya
variabel yang rendah, maka perusahaan tersebut akan dapat melakukan
penghematan-penghematan biaya operasi di mana operating leverage
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
tinggi, maka perusahaan memiliki resiko usaha yang kecil sehingga
struktur keuangan perusahaan tersebut akan semakin baik. Hal ini
sejalan dengan pendapat Sartono (1998), yang menyatakan bahwa
perusahaan menggunakan peralatan yang bersifat labour saving atau
capital intense ve dalam operasi variabel yang relatif rendah. Keadaan
ini akan menghasilkan operating leverage tinggi, sehingga perubahan
penjualan mengakibatkan perubahan laba bersih sebelum bunga dan
pajak dalam persentase yang lebih besar.
Menurut Suad Husnan (2004), operating leverage terjadi pada
saat perusahaan menggunakan aktiva yang menimbulkan beban tetap
yang harus ditutup dari hasil operasinya. Jadi, semakin besar aktiva
yang dimiliki perusahaan, maka akan semakin besar pada pengaruhnya
operating leverage. Hal ini disebabkan karena semakin besar aktiva,
maka semakin besar beban tetap berupa penyusutan.
Menurut Lukman Syamsuddin (2007 : 107) operating leverage dapat
didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan di dalam menggunakan
fixed operating cost untuk memperbesar pengaruh dari perubahan
volume penjualan terhadap earning before interest and tax (EBIT).
Operating leverage selalu ada jika perusahaan memiliki biaya
operasional tetap, berapapun volumenya. Perusahaan menanggung biaya
operasional tetap dengan harapan volume penjualan akan menghasilkan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
pendapatan lebih dari cukup untuk menutup semua biaya operasional
tetap dan variabel.
Dengan demikian, penggunaan operating leverage terjadi pada
setiap perusahaan yang di dalam operasinya dibebani biaya tetap, seperti
biaya penyusutan, biaya administrasi dan biaya penjualan. Hanya saja,
intensitasnya lebih besar terjadi pada perusahaan yang operasinya
banyak menggunakan aktiva tetap, seperti mesin, gedung dan alat
angkut. Jadi, dapat dikatakan bahwa operating leverage akan terjadi
pada setiap perusahaan yang di dalam operasinya mempunyai biaya
tetap yang harus ditutup dengan volume produksi yang dihasilkan.
Menurut Gitman (2000:513), operating leverage dapat dihitung dengan
rumus:
Operating Leverage = Laba Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT) x 100 %
Penjualan
Dengan kata lain, biaya tetap merupakan leverage yang dapat
mengakibatkan pendapatan menjadi lebih besar, jika terjadi peningkatan
dalam volume penjualan. Perubahan penjualan sebelum bunga dan pajak
yang besar ini terjadi, jika penggunaan operating leverage didukung
oleh pemasaran hasil produksi yang lancar (Weston dan Brigham,
1981:229). Sebaliknya, mengakibatkan pendapatan semakin berkurang
bahkan kerugian apabila pemasaran hasil produksinya mengalami
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
hambatan (Weston dan Brigham, 1981:290). Menurut Van Horne
(1997:772), operating leverage merupakan komponen dari resiko usaha.
2.2.4.2. Return On Investment (ROI)
Menurut Munawir (2002:89), return on investment dalam analisa
keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik
analisa keuangan yang bersifat menyeluruh. Return on investment
merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di
dalam menghasilkan laba dengan jumlah keseluruhan aktiva yang
tersedia di dalam perusahaan. Semakin tinggi return on investment,
maka semakin baik keadaan suatu perusahaan (Syamsudin, 1992:70).
Return on investment merupakan teknik analisa yang lazim digunakan
oleh manajer perusahaan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan
operasi perusahaan. Return on investment mengukur tingkat
pengembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan
menggunakan seluruh dana (aktiva) yang dimilikinya.
Return on investment adalah salah satu bentuk rasio
profitabilitas yang dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan
keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk
operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Return on
investment adalah rasio yang digunakan untuk mengukur hubungan
antar laba yang diperoleh dan investasi yang diinginkan untuk
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
menghasilkan laba. Return on investment adalah kemampuan
perusahaan menghasilkan keuntungan yang digunakan untuk menutup
investasi yang dikeluarkan laba. Semakin tinggi return on investment,
maka semakin tinggi tingkat kepercayaan investor terhadap perusahaan
Return on investment yang tinggi membuat struktur keuangan
perusahaan semakin sehat. Hal ini disebabkan karena adanya return on
investment yang tinggi, profit yang dihasilkan juga semakin tinggi,
sehingga dengan profit yang tinggi, akan menunjang perusahaan dalam
membelanjai aktivitasnya (Houston dan Brigham, 2001:40). Menurut
Syamsudin (1992:63), return on investment dapat dihitung dengan
rumus:
Return On Investment = Laba Setelah Pajak (EAT) x 100 %
Total Aktiva
Dalam hal ini, dituntut penggunaan sumber-sumber dalam
perusahaan berupa tenaga kerja dan fasilitas-fasilitas yang dimiliki
perusahaan secara tepat, sehingga modal di dalam perusahaan dapat
digunakan secara efisien. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat
diambil kesimpulan, bahwa tingkat return on investment yang dicapai
perusahaan adalah penting, karena efisien tidaknya penggunaan modal
kerja dalam perusahaan dapat diukur dari besarnya tingkat return on
investment. Menurut Riyanto (1998:336), semakin tinggi return on
investment yang diperoleh perusahaan, maka semakin kecil hutang yang
diperlukan oleh perusahaan dalam membelanjai usahanya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Menurut Firdiansyah (1998:10), menyatakan bahwa bila
keuntungan perusahaan semakin besar, maka struktur keuangan semakin
baik, karena pos aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan semakin
besar dan perusahaan semakin sedikit menggunakan hutang untuk
membelanjai usahanya. Hal ini sejalan dengan pendapat Munawir
(2002:88), pada perusahaan dagang yang menunjukkan hubungan
tingkat keuntungan dengan struktur keuangan negatif. Perusahaan
dengan rate of return yang tinggi akan cenderung menggunakan
proporsi hutang relatif kecil, karena kebutuhan dana dapat dibelanjai
dari laba ditahan.
2.2.4.3. Biaya Utang (BIHUT)
Biaya utang adalah biaya yang terkait dengan utang baru yang
telah memperhitungkan dampak penghematan pajak akibat adanya
beban bunga (Weston dan Brigham, 1989:106). Biaya utang mempunyai
pengaruh positif terhadap struktur keuangan (Jaelani, 2000 dalam Jurnal
Ekonomi UNMER Vol. 10, No. 2, Juni 2006). Peningkatan rasio biaya
utang merupakan pertimbangan manajemen dalam mengurangi
komponen-komponen yang membentuk struktur keuangan. Biaya utang
merupakan biaya yang dapat dikurangkan untuk tujuan perpajakan dan
pengurangan tersebut sangat bernilai bagi perusahaan yang terkena tarif
pajak yang tinggi (Weston dan Brigham, 1989:175). Perubahan biaya
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
utang akan diikuti naiknya struktur keuangan, karena bunga (biaya
utang) bersifat deductible, maka hal itu memperkecil biaya utang yang
sesungguhnya. Perusahaan yang menggunakan utang akan mendapatkan
penghematan pajak dari beban bunga utang, akibatnya perusahaan
menggunakan sumber dana dari utang lebih besar. Menurut Jaelani
(2000), biaya utang dapat dihitung dengan rumus:
Biaya Utang = Beban Bunga x 100 % Beban Pajak
Menurut Gordon dan Lintner dalam Weston dan Copeland
(1997: 222), biaya modal laba ditahan (ks) akan naik jika pembagian
dividen jumlahnya diperkecil. Hal ini terjadi karena investor lebih yakin
terhadap pembagian dividen daripada peningkatan nilai modal (capital
gain) yang dihasilkan dari laba ditahan pada masa yang akan datang.
Awat (1999: 115) menyebutkan bahwa financial leverage merupakan
ukuran bagi risiko keuangan dan dapat diketahui dari biaya tetap dari
dana hutang (fixed financing charges) yang digunakan. Semakin besar
penggunaan financial leverage, maka semakin tinggi financial risk
sehingga biaya modal juga akan tinggi.
Total biaya modal menunjukkan besarnya kompensasi atau
pengembalian yang dituntut oleh investor atas modal yang
diinvestasikan di perusahaan. Besarnya kompensasi tergantung pada
tingkat risiko perusahaan yang bersangkutan, dengan asumsi bahwa
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
investor tidak suka dengan risiko (risk averse), semakin tinggi tingkat
risiko, semakin tinggi tingkat pengembalian yang dituntut investor.
Modal berasal dari dua sumber dana yaitu hutang dan ekuitas.
Kompensasi yang diterima oleh pemilik ekuitas adalah dalam bentuk
dividen dan capital gain. Besarnya tingkat biaya modal pada persamaan
di atas ditentukan berdasarkan rata-rata tertimbang dari tingkat bunga
setelah pajak dan tingkat biaya modal atas ekuitas, sesuai dengan
proporsi hutang dan ekuitas pada struktur modal perusahaan. Beban
bunga atas hutang tercermin di dalam laporan rugi-laba sedangkan biaya
modal atas ekuitas tidak diperhitungkan di dalam laporan tersebut.
Melalui penilaian perusahaan dapat memilih strategi dan struktur
keuangannya, menentukan pemangkasan terhadap unit-unit bisnis yang
tidak produktif, menetapkan balas jasa (reward) internal dan
menentukan harga saham secara wajar.
Stern and Stewart (1998: 2) menyatakan sebagai berikut: Selama
ini belum dirasakan adanya suatu metode penilaian yang secara akurat
dan komprehensif mampu memberikan penilaian secara wajar atas
kondisi suatu perusahaan.
2.2.5. Pengertian Struktur Keuangan (SK) dan Struktur Modal (SM)
Dalam pembahasan mengenai struktur modal, maka yang terjadi
perhatian utama adalah penggunaan modal berdasarkan jenisnya, karena
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
persoalan struktur modal adalah persoalan penentuan komposisi antara
modal asing yang berupa hutang jangka panjang dan modal sendiri. Akan
tetapi, struktur modal mempunyai hubungan dengan struktur keuangan.
Hal ini disebabkan struktur modal merupakan bagian dari struktur
keuangan. Menurut Riyanto (1998:22), struktur modal adalah
pembelanjaan permanen di mana mencerminkan perimbangan antara
hutang jangka panjang dan modal sendiri.
Apabila struktur keuangan tercermin pada keseluruhan pasiva
dalam neraca, maka struktur modal hanya tercermin pada hutang jangka
panjang dan modal sendiri. Struktur modal adalah paduan sumber dana
jangka panjang yang digunakan oleh perusahaan. Struktur keuangan
adalah paduan semua pos yang muncul di sisi kanan neraca perusahaan
(Keown, 2000:542). Menurut Weston dan Copeland (1997:3), struktur
keuangan adalah bagaimana cara perusahaan membiayai aktivanya.
Struktur keuangan dapat dilihat pada seluruh sisi kanan neraca yang
terdiri dari hutang jangka pendek, jangka panjang dan modal pemegang
saham.
Struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari
hutang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham.
Struktur modal adalah perimbangan antara hutang dan modal sendiri
(Gitman, 1988:442). Jadi, struktur modal suatu perusahaan merupakan
sebagian dari struktur keuangannya. Menurut Sartono (1998:179),
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
struktur modal adalah perimbangan jangka panjang dan saham preferen
dengan modal sendiri di luar jangka pendek. Modal sendiri termasuk
saham biasa dan laba ditahan. Struktur keuangan tercermin dalam sisi
kanan suatu neraca yang mencerminkan komposisi sumber dana yang
dipergunakan untuk biaya asset perusahaan (Riyanto, 2001;22).
Dengan demikian, dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa yang
dimaksud struktur modal adalah bagian dari struktur keuangan di mana
mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal
sendiri.
2.2.6. Pengaruh Operating Leverage Terhadap Struktur Keuangan
Menurut Weston dan Brigham (1989:175), operating leverage
mempunyai pengaruh positif terhadap struktur keuangan. Alokasi dana
yang diinvestasikan pada sejumlah besar aktiva tetap akan berdampak
pada meningkatnya biaya operasi tetap dan depresiasi, karena keputusan
investasi berkaitan dengan keputusan penentuan sumber dana. Perusahaan
dengan leverage operasi yang lebih kecil, lebih mampu untuk
memperbesar leverage keuangan, karena interaksi leverage operasi dan
leverage keuanganlah yang mempengaruhi penurunan penjualan terhadap
laba operasi dan arus kas bersih secara keseluruhan.
Menurut Suad Husnan (1997:611), operating leverage terjadi pada
saat perusahaan menggunakan aktiva yang menimbulkan beban tetap yang
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
harus ditutup dari hasil operasinya. Jadi, semakin besar aktiva yang
dimiliki perusahaan, maka akan semakin besar pada pengaruhnya
operating leverage.
Menurut Weston dan Copeland (1997:229), mengatakan bahwa
operating leverage menunjukkan sebagian besar biaya tetap operasi
perusahaan, yang merupakan bagian dari biaya total operasi suatu
perusahaan, seperti biaya tetap pabrikasi, biaya administrasi dan biaya
penjualan.
Penelitian yang dilakukan oleh Andjarwati, Sri dan Chandrarin,
Grahita (Jurnal Ekonomi UNMER, Vol. 10, No. 2, Juni 2006)
menunjukkan hubungan yang signifikan positif antara operating leverage
terhadap struktur keuangan. Bahwa sumbangan penjualan terhadap profit
diimbangi dengan peningkatan struktur keuangan artinya perusahaan
mempunyai kemampuan likuiditas yang memadai untuk memenuhi
kewajiban-kewajibannya dengan adanya keuntungan yang diharapkan
oleh perusahaan telah tercapai.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa biaya
tetap merupakan leverage yang dapat mengakibatkan pendapatan menjadi
lebih besar, jika terjadi peningkatan dalam volume penjualan. Perubahan
penjualan sebelum bunga dan pajak yang besar ini terjadi, jika
penggunaan operating leverage didukung oleh pemasaran hasil produksi
yang lancar. Sebaliknya, mengakibatkan pendapatan semakin berkurang
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
bahkan kerugian apabila pemasaran hasil produksinya mengalami
hambatan.
2.2.7. Pengaruh Return On Investment Terhadap Struktur Keuangan
Menurut Munawir (1998:89), return on investment dalam analisa
keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik
analisa keuangan yang bersifat menyeluruh. Return on investment
merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di
dalam menghasilkan laba dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia
di dalam perusahaan
Tingkat return on investment dapat berpengaruh baik positif
maupun negatif pada struktur keuangan. Menurut Brigham dan Houston
(2001:40), perusahaan dengan tingkat return on investment yang tinggi,
maka struktur keuangan suatu perusahaan akan kecil. Hal ini dikarenakan
perusahaan sedikit menggunakan hutang (baik hutang jangka panjang
maupun hutang jangka pendek). Untuk membelanjai usahanya, semakin
sedikitnya hutang yang digunakan, karena kebutuhan dana dapat
dibelanjai dari keuntungan yang diperoleh biasanya dalam bentuk laba
ditahan. Dengan laba ditahan yang semakin besar, maka perusahan akan
semakin senang menggunakan laba ditahan daripada menggunakan
hutang.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Pada umumnya, masalah tingkat return on investment bagi suatu
perusahaan adalah lebih penting daripada tingkat laba yang dicapai
perusahaan. Laba yang besar belum merupakan ukuran yang tepat bahwa
perusahaan telah dapat bekerja secara efisien. Dari tingkat return on
investment yang dicapai perusahaan-lah, dapat dipakai sebagai ukuran
penilaian efisien tidaknya suatu perusahaan. Return on investment adalah
rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dari modal yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan
netto. Laba merupakan elemen yang sangat penting dalam pengukuran
tingkat return on investment perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh P., Ni Putu Ayu E. P (2008)
menunjukkan bahwa return on investment berpengaruh positif terhadap
struktur keuangan. Hal ini dikarenakan profit yang dihasilkan rendah dan
menyebabkan perusahaan banyak menggunakan hutang untuk membiayai
usahanya. Semakin banyak hutang yang digunakan karena kebutuhan tidak
dapat dibelanjai dari laba ditahan tetapi dari hutang.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat
return on investment yang dicapai perusahaan adalah penting, karena
efisien tidaknya penggunaan modal kerja dalam perusahaan dapat diukur
dari besarnya tingkat return on investment.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
2.2.8. Pengaruh Biaya Utang Terhadap Struktur Keuangan
Biaya utang merupakan biaya yang dapat dikurangkan untuk tujuan
perpajakan dan pengurangan tersebut sangat bernilai bagi perusahaan yang
terkena tarif pajak yang tinggi (Weston dan Brigham, 1989:175).
Menurut Andjarwati, Sri dan Chandrarin, Grahita (dalam Jurnal
Ekonomi UNMER Vol. 10, No. 2, Juni 2006) biaya utang mempunyai
pengaruh positif terhadap struktur keuangan. Peningkatan rasio biaya
utang merupakan pertimbangan manajemen dalam mengurangi
komponen-komponen yang membentuk struktur keuangan. Perubahan
biaya utang akan diikuti naiknya struktur keuangan, karena bunga (biaya
utang) bersifat deductible, maka hal itu memperkecil biaya utang yang
sesungguhnya. Perusahaan yang menggunakan utang akan mendapatkan
penghematan pajak dari beban bunga utang, akibatnya perusahaan
menggunakan sumber dana dari utang lebih besar.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa biaya
utang akan diikuti naiknya struktur keuangan, karena bunga (biaya utang)
bersifat deductible, maka hal itu memperkecil biaya utang yang
sesungguhnya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
2.2.9. Pengaruh Operating Leverage, ROI, dan Biaya Utang Terhadap
Struktur Keuangan
Menurut Weston dan Copeland (1997:3), struktur keuangan adalah
bagaimana cara perusahaan membiayai aktivanya. Struktur keuangan
dapat dilihat pada seluruh sisi kanan neraca yang terdiri dari hutang jangka
pendek, jangka panjang dan modal pemegang saham. Struktur keuangan
dalam akuntansi adalah jumlah relatif dari kewajiban dan modal
perusahaan untuk memperoleh gambaran dari mana perusahaan tersebut
dibiayai.
Salah satu masalah penting yang dihadapi oleh suatu perusahaan
adalah hubungan antara struktur keuangan dan nilai perusahaan.
Keputusan untuk memilih sumber pembiayaan merupakan keputusan
bidang keuangan yang penting bagi perusahaan. Apabila dana yang
dimiliki perusahaan tidak mencukupi (modal sendiri), maka perusahaan
haruslah mencari perubahan dana untuk menjalankan usahanya.
Menurut Brigham dan Houston (2001:39) serta menurut Weston
dan Copeland (1997:35), ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur
keuangan yaitu karakteristik industri, pertumbuhan penjualan, struktur
aktiva, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman, operating leverage,
return on investment, kondisi pasar dan pengendalian.
Penelitian yang dilakukan oleh Andjarwati, Sri dan Chandrarin,
Grahita (Jurnal Ekonomi UNMER, Vol. 10, No. 2, Juni 2006)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
menunjukkan bahwa faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi
struktur keuangan di antaranya adalah operating leverage, return on
investment, dan biaya utang. Di mana ketiga faktor tersebut berhubungan
dengan leverage.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Struktur
keuangan mencerminkan bagaimana aktiva-aktiva perusahaan dibelanjai.
Dengan demikian, struktur keuangan tercerminkan pada keseluruhan
pasiva dalam neraca. Selain itu, struktur keuangan juga mencerminkan
perimbangan antara keseluruhan modal asing dan jumlah modal sendiri.
2.3. Kerangka Pikir
Gambar 2.1
Kerangka Pikir
Uji Regresi Linier Berganda Operating Leverage (X1)
Return On Investment (X2)
Biaya Utang (X3)
Struktur Keuangan (Y)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
2.4. Hipotesis
Berdasarkan permasalahan yang ada dan teori yang telah
diuraikan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
H1 : Diduga bahwa operating leverage mempunyai pengaruh positif
terhadap struktur keuangan perusahaan makanan dan minuman di
Bursa Efek Indonesia.
H2 : Diduga bahwa return on investment mempunyai pengaruh negatif
terhadap struktur keuangan perusahaan makanan dan minuman di
Bursa Efek Indonesia.
H3 : Diduga bahwa biaya utang mempunyai pengaruh positif terhadap
struktur keuangan perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek
Indonesia.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Untuk membatasi konsep-konsep operating leverage, return on
investment, biaya utang dan struktur keuangan ke dalam pengertian yang
sesuai dengan ruang lingkup penelitian ini, maka dikemukakan definisi
operasional dan pengukuran variabel. Tujuannya adalah agar konsep
yang digunakan dapat diukur secara empiris, untuk menghindari
terjadinya kesalahan penafsiran dan pengertian yang berbeda.
3.1.1. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu:
1. Variabel terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas
yang sifatnya tidak dapat berdiri sendiri serta menjadi perhatian utama
peneliti. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah
struktur keuangan.
2. Variabel bebas (Independent Variable)
Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel terikat,
baik itu secara positif atau negatif, serta sifatnya dapat berdiri sendiri.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah operating
leverage, return on investment, dan biaya hutang.
3.1.2. Pengukuran Variabel
3.1.2.1. Variabel Terikat (Y)
Struktur keuangan (Y) adalah besarnya penggunaan total hutang
oleh perusahaan atau rasio total hutang dengan modal sendiri. Skala
pengukuran yang digunakan adalah skala rasio. Struktur keuangan dapat
dihitung dengan rumus:
Struktur Keuangan = Total Hutang x 100 %
Modal Sendiri
3.1.2.2. Variabel Bebas (X)
a. Operating leverage (X1) adalah perbandingan antara laba bersih
sebelum bunga dan pajak dengan perubahan volume penjualan.
Semakin tinggi operating leverage, maka semakin tinggi struktur
keuangan. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio.
Operating leverage dapat dihitung dengan rumus:
Operating Leverage = (EBIT) x 100%
Penjualan
b. Return On Investment (X2) adalah rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
aktiva untuk menghasilkan keuntungan. Skala pengukuran yang
digunakan adalah skala rasio. Return On Investment dapat dihitung
dengan rumus:
Return On Investment = Laba Setelah Pajak (EAT) x 100 %
Total Aktiva
c. Biaya Utang (X3) adalah biaya yang terkait dengan utang baru yang
telah memperhitungkan dampak penghematan pajak akibat adanya
beban bunga. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio.
Biaya utang dapat dihitung dengan rumus:
Biaya Utang = Beban Bunga x 100 %
Beban Pajak
3.2. Teknik Penentuan Sampel
3.2.1. Populasi
Menurut Sumarsono (2004: 44) populasi merupakan kelompok
subyek/obyek yang memiliki ciri-ciri/karakteristik-karakteristik tertentu
yang berbeda deangan kelompok subyek/obyek yang lain, dan kelompok
tersebut akan dikenai generalisasi dan hasil penelitian. Penelitian ini
dilakukan di Bursa Efek Indonesia.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
terdaftar yang bergerak di bidang makanan dan minuman. Adapun
perusahaan yang bergerak di bidang makanan dan minuman pada tahun
2007 sampai dengan tahun 2010 berjumlah 18 perusahaan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Tabel 3.1 Populasi
1 PT. Akasha Wira International, Tbk 2 PT. Aqua Golden Mississippi, Tbk. 3 PT. Cahaya Kalbar, Tbk.
4 PT. Davomas Abadi, Tbk 5 PT. Delta Djakarta, Tbk. 6 PT. Fast Food Indonesia, Tbk. 7 PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. 8 PT. Mayora Indah, Tbk.
9 PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk. 10 PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk.
11 PT. Pioneerindo Gourmet International, Tbk. 12 PT. Prasidha Aneka Niaga, Tbk.
13 PT. Sekar Laut, Tbk. 14 PT. Siantar Top, Tbk.
15 PT. Sinar Mas Agro Resource And Technology (SMART), Tbk 16 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk.
17 PT. Tunas Baru Lampung, Tbk.
18 PT. Ultrajaya Milk Industry & Company, Tbk Sumber : Bursa Efek Indonesia
3.2.2. Sampel
Menurut Sumarsono (2004: 44) sampel adalah bagian dari sebuah
populasi yang mempunyai karakteristik yang sama dengan populasi
tersebut, karena itu sebuah sampel harus merupakan representatif dari
sebuah populasi.
Sampel dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
empat tahun yaitu dari tahun 2007-2010. Teknik yang digunakan dalam
penentuan sampel adalah menggunakan pendekatan non probability
sampling dengan menggunakan metode purposive sampling, yait