KOMPARASI PRESTASI BELAJAR DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA LAKI-LAKI DAN SISWA PEREMPUAN, DAN KORELASI
ANTARA MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI SMA NEGERI 1 PLAYEN PADA MATERI TRIGONOMETRI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh :
Hary Prasetio Utomo
NIM : 131414070
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
N uHALAMAN JUDUL
KOMPARASI PRESTASI BELAJAR DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA LAKI-LAKI DAN SISWA PEREMPUAN, DAN KORELASI
ANTARA MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI SMA NEGERI 1 PLAYEN PADA MATERI TRIGONOMETRI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh :
Hary Prasetio Utomo
NIM : 131414070
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
$KRIPSI
KOMPARASI PIIESITASI BELAJAR DA}t MINAT BELAJAR
MATEMAflKA
AITMA*A SffiWA LAKI.LAKI. DAN.SISWApEaEMPtIANn DAt\t
XOnrUSr
AIImARA l!ffNAT BET,AJARDATIrnnsr,lsl
rrlal,m
II{arf,MAlrr(A
srsw;
Dr s!rA-.xncgxrt
::
::...:
DosmPembiditrg
KOMPARASI PRESTASI BEI,AJAR DAI{ MINA'T BELAJAR M.ITEMATIKA
axranl
slswA LAKI-LAKI DAN SISIYA PEREIIIPUT, OOti KIOTE,LASI AI{TARA MINAT BELAJARDAI{ PRESTASI BELAJAR MATfiMATIKASISWA DI SMA NEGERI 1 PLAYEI{ PAI}A MATERI TRIGONOMETRI
Dipersiapkan dan disusun oleh:
,,
g51*
Sekretaris
AnSgota
A"ggea Anggota
Fakultaa Kegqqgqqdryr Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
lll
Z; .; t:;: Ii
..:-€
=i-
,;
pala tan€S*l3 Jdi 20+&j5 s: lE
= ;r
r=i1,.-"
dlin dinyatakan,@h memenuhi s?=; a-
-:r=":E
: ;
Susu**d*irifialeqgx
= i ::; n! 1 ... :l::"=
1
'F
Nama Eehrgkap, ,i ,,.i," l .,.-,=,i :Faa
E"+
iv
MOTTO HIDUP MOTTO
ِمْي ِح ّرلا
ِنَمْحّرلا
ِل
ِمــــــــــــــــــْس ِب
ََع ِ ْرَي
َ َ ت َ
َِ َّا
َِلْيِب َس
َ ِ ف
ََنا
ك
َ
َِم
ل ِع
ْ
لا
ْ
َ ِب
ل َط
َ
َ ِ ف
ََجَر َ
َْن َم
Barang siapa yang keluar untuk menuntut ilmu maka ia adalah seperti
berperang di jalan Allah hingga pulang.
PENTiTTATAAITT KEASIJAN I(ARYA
Saya men5atakan dengur sosmggohnla bahwa slaipsi ),lang sa){e tulis ini
ddam hrtipqn daa daftarpusdr4 sebasaimana lsyakn;n klrye ihniah
Yo,gyakart& 13 Juni
2016
'
@
PERIYYATAAN PERStrTUJUA}I PI]BLIKASI KARYA ILMIAII t}NTtJK
KEPENTINGAI\ AKADEMIS
yang bertanda tangan di bawatr ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama
: Hary Prasetio UtomoNomor
Mahasiswa
: 13141'*070Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Univsrsitas Sanata Dharma karyailmiah srrya yang berjudul:
KOMPARASI PRESTASI BELAJAR DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA
ANTARA SISWA LAIfl-L*KI IIAN SISWA PEREMPUAN; DAI\I I(OREL*SI
ANTARA MINAT BELAJAR DAN PRDSTASI BELAJAR MATEMATIKA
SISWA DI SMA NEGERI 1 PLAYEN PADA MATERI TRIGONOMETRI
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bennrk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data mendistribusikan secara terbatas, dan
memprblikasikannya di intenret atau media lain unhrk kepentingan akademis tanpa
perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap
mencantrmkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pemyataan ini saya buat dengan sebenamya.
Dibuatdi YogTakarta
Padatanggal: 13 Juli 2017
Yang menyatakan
46
I{ary Prasetio Utomo
vii
ABSTRAK
Hary Prasetio Utomo (131414070). “KOMPARASI MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA LAKI-LAKI DAN SISWA PEREMPUAN, DAN KORELASI ANTARA MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI SMA NEGERI 1
PLAYEN PADA MATERI TRIGONOMETRI”. Skripsi. Program Studi
Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji ada tidaknya perbedaan minat belajar dan prestasi belajar matematika siswa laki-laki dan siswa perempuan. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif minat belajar dan prestasi belajar siswa.
Populasi pada penelitian ini adalah kelas X IPS 2 dan X IPS 4 SMA Negeri 1 Playen. Sampel terdiri dari 43 siswa yang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan, sampel pada penelitian ini didapat dengan cara Cluster Random
Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara tes dan pengisian kuesioner.
Teknik analisis data untuk mencari perbedaan minat belajar dan prestasi belajar matematika siswa laki-laki dan siswa perempuan dengan menggunakan uji hipotesis beda dua mean data independen. Sedangkan untuk melihat ada tidaknya hubungan minat dan prestasi belajar menggunakan uji korelasi Pearson Product
Moment.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Tidak ada perbedaan minat belajar antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. (2) Tidak ada perbedaan prestasi belajar antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. (3) Ada hubungan positif minat belajar dan prestasi belajar.
viii
ABSTRACT
Hary Prasetio Utomo (131414070). The Comparison of Learning Interest and Mathematics Learning Achievement Between Male Students and Female Students; and The Correlation Between Students’ Learning Interest and Students’ Mathematics Learning Achievement on Trigonometry in SMAN 1 Playen. Thesis. Mathematics Education Study Program, Departement of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.
This research aims to examine whether or not there are differences between learning interest and mathematics learning achievement of male students and female students. It also addresses to find out if there is a positive correlation between students’ learning interest and students’ learning achievement.
The research population was students of X IPS 2 and X IPS 4 in SMAN 1 Playen. The samples consisted of 43 (21 males and 22 females) students. Furthermore, the samples of this research used cluster random sampling. The data gathering was conducted using tests and questionnaires. Moreover, the data gathering technique to compare between learning interest and mathematics learning achievement on male students and female students was hypothesis test of two independent means. Meanwhile, to find out whether there is a correlation between interest and attitude, the researcher employed Pearson product-moment correlation.
The results of this research showed that: (1) there were no differences between male and female students’ learning interest. (2) there were no differences between male and female students’ learning achievement. (3) there was a positive correlation between learning interest and learning achievement.
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin Puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah
memberikan Rahmatnya sehingga dimudahkanlah penyusunan skripsi ini. Skripsi
yang berjudul “Komparasi Minat Belajar dan Prestasi Belajar Matematika antara
Siswa Laki-laki dan Siswa Perempuan, dan Korelasi Minat Belajar dan Prestasi
Belajar Matematika di SMA Negeri 1 Playen pada Materi Trigonometri.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan penuh
rasa tulus peneliti mengucapkan banyak trimakasih atas segala bantuan, dorongan,
dukungan secara moral maupun dukungan secara materi kepada :
1. Prof. Dr. St. Suwarsono, selaku Dosen Pembimbing yang dengan penuh
perhatian memberikan dorongan dan bimbingan selama proses penyusunan
skripsi.
2. Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Playen yang telah memberikan ijin untuk
melaksanakan penelitian di SMA Negeri 1 Playen.
3. Kedua orang tua dan adek yang selalu memberikan dukungan secara moral
maupun materi.
4. Drs. Riyadi selaku guru mata pelajaran matematika.
5. Orang yang aku kasihi V. Fany Monica Yuniarti yang selalu memberikan
dukungan dan teman-teman Pendidikan Matematika 2013 yang telah bersedia
6. Semua
pihak yargtcrlih
dalam pyusumnfripi
ini.Semoga amal baik yeng telah mereka lakulffin senantiasa mendapatkan
ridho dari Allah SWT. Pe,nulis berirarap agar skripsi ini dapot bermanfaat bagi
pemha.
Yoryakarta, 13 Juni 2017
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
MOTTO HIDUP ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi masalah ... 4
C. Pembatasan masalah ... 5
D. Rumusan masalah ... 5
E. Tujuan penelitian ... 5
F. Definisi istilah ... 6
G. Manfaat penelitian ... 7
H. Sistematika penulisan ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9
A. Perbedaan Laki-laki dan Perempuan ... 9
B. Prestasi Belajar ... 12
C. Minat Belajar ... 13
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 17
E. Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar ... 21
xii
G. Kajian Penelitian yang Relevan... 36
H. Kerangka Berfikir ... 37
I. Pengajuan Hipotesis ... 38
BAB III METODE PENELITIAN... 39
A. Jenis Penelitian ... 39
B. Perencanaan Penelitian ... 39
C. Perumusan Variabel ... 41
D. Bentuk Data dan Metode Pengumpulan Data ... 42
E. Instrumen Pengumpulan Data ... 42
F. Uji Coba Instrumen Pengumpulan Data ... 43
G. Teknik Analisis Data... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52
A. Hasil Uji Coba Instrumen Tes ... 52
B. Hasil Uji Coba Instrumen Angket ... 53
C. Deskripsi Data Penelitian ... 55
D. Analisis Data ... 62
E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 77
F. Keterbatasan Penelitian ... 82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 83
A. Kesimpulan ... 83
B. Saran ... 83
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Perincian Populasi Penelitian ... 40
Tabel 3. 2 Perincian Sample Penelitian... 41
Tabel 3. 3 Alat Pengumpul Data ... 42
Tabel 3. 4 Kisis-kisi Angket Minat Belajar ... 43
Tabel 3. 5 Interpretasi Nilai rxy ... 44
Tabel 3. 6 Interpretasi Nilai r11 ... 45
Tabel 3. 7 Interpretasi Nilai rxy ... 50
Tabel 4. 1 Deskripsi Data Prestasi Belajar Matematika ... 56
Tabel 4. 2 Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Matematika ... 57
Tabel 4. 3 Deskripsi Data Minat Belajar Matematika ... 58
Tabel 4. 4 Distribusi Frekuensi Data Minat Belajar Matematika ... 59
Tabel 4. 5 Normalitas Data ... 63
Tabel 4. 6 Homogenitas Data ... 63
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Pengukuran Busur ... 23
Gambar 2. 2 Segitiga Siku-siku ABC ... 23
Gambar 2. 3 Perbandingan Trigonometri Sudut 300 dan 600 ... 25
Gambar 2. 4 Segitiga Siku-siku BDC ... 26
Gambar 2. 5 Perbandingan Trigonometri Sudut 450 ... 27
Gambar 2. 6 Perbandingan Sudut 00 dan 900 ... 28
Gambar 2. 7 Perbandingan Sudut di Berbagai Kuadran ... 29
Gambar 2. 8 Perbandingan Trigonometri Sudut di Kuadran Pertama ... 30
Gambar 2. 9 Perbandingan Trigonometri Sudut di Kuadran ke Dua ... 31
Gambar 2. 10 Perbandingan Trigonometri di Kuadran ke Tiga... 32
Gambar 2. 11 Perbandingan Trigonometri Sudut di Kuadran ke Empat ... 32
Gambar 2. 12 Segitiga Sembarang ABC... 33
Gambar 2. 13 Segitiga Sembarang ABC... 35
Gambar 4. 1 Histogram Data Prestasi Belajar Siswa Laki-laki ... 57
Gambar 4. 2 Histogram Data Prestasi Belajar Siswa Perempuan ... 58
Gambar 4. 3 Histogram Data Minat Belajar Siswa Laki-laki ... 59
Gambar 4. 4 Histogram Data Minat Belajar Siswa Perempuan ... 60
Gambar 4. 5 Diagram Pencar Minat Belajar dan Prestasi Belajar pada Siswa Laki-laki ... 61
Gambar 4. 6 Diagram Pencar Minat Belajar dan Prestasi Belajar pada Siswa Perempuan ... 61
Gambar 4. 7 Diagram Pencar Minat Belajar dan Prestasi Belajar Seluruh Siswa 62 Gambar 4. 8 Daerah Wilayah Kritis ... 66
Gambar 4. 9 Daerah Wilayah Kritis ... 67
Gambar 4. 10 Regresi Linear Minat Belajar dan Prestasi Belajar pada Siswa Laki-laki ... 70
Gambar 4. 11 Regresi Linear Minat Belajar dan Prestasi Belajar pada Siswa Perempuan ... 73
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bruner dalam Hudoyo (1988:56) menyatakan belajar matematika
pada dasarnya adalah belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur
matematika serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan
struktur-struktur matematika. Hal ini seperti yang terkandung dalam
hakekat matematika dimana matematika adalah suatu ilmu yang berkenaan
dengan ide-ide, struktur-struktur dan hubungan-hubungan yang diatur
menurut aturan logis. Belajar matematika sangat penting bagi kehidupan
manusia karena matematika merupakan ilmu yang mendasari ilmu-ilmu
lain. Namun, pada kenyataannya masih cukup banyak yang berpendapat
bahwa matematika merupakan pelajaran yang sangat membosankan dan
sangat sulit untuk dipahami, bahkan ada yang mengatakan matematika
merupakan pelajaran yang menyeramkan. Hal ini sangat berdampak pada
pemahaman dan prestasi belajar matematika siswa.
The Third International Mathematics and Science Study (TIMSS)
dalam Heru, Yunita dan Saefudin (2014: 356) menyebutkan bahwa prestasi
belajar anak Indonesia pada bidang matematika sangat rendah. Disamping
itu penilaian yang dilakukan International Association for the Evaluation
Indonesia berada pada urutan 38 dari 63 dengan skor 386. Hal ini
menggambarkan bahwa kemampuan matematis siswa di Indonesia masih
belum bisa dikatakan baik.
Menurut Slameto (2013: 54) ada dua faktor yang mempengaruhi
hasil belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor
internal yang sangat mempengaruhi hasil belajar adalah minat. Siswa yang
mempunyai minat kurang terhadap matematika akan berdampak pada
prestasi belajar yang kurang. Oleh karena itu untuk meningkatkan minat
siswa pada mata pelajaran matematika, guru harus mempunyai inovasi
dalam pembelajaran matematika. Inovasi yang digunakan guru bertujuan
untuk membuat pembelajaran lebih menyenangkan. Perasaan senang pada
anak akan menumbuhkan minat dalam dirinya. Minat yang bertambah pada
siswa akan membuat ketertarikan pada objek tersebut dan siswa tersebut
akan tertarik untuk mempelajarinya. Hal inilah yang dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa.
Belakangan ini perbedaan siswa laki-laki dan siswa perempuan di
kalangan pendidikan menjadi sorotan yang cukup menarik bagi masyarakat.
Heru, Yunita dan Saefudin (2014: 357) menyatakan bahwa dalam
melibatkan siswa laki-laki dan perempuan pada pembelajaran matematika,
tidak sedikit pendapat yang menyatakan bahwa perempuan tidak cukup
berhasil mempelajari matematika dibandingkan dengan laki-laki padahal
mereka memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh pembelajaran
Saefudin (2014: 357) menyatakan bahwa kemampuan matematika laki-laki
lebih unggul dibanding dengan perempuan.
Dilihat dari segi biologis, laki-laki dan perempuan berbeda.
Perbedaan cukup jelas terlihat pada reproduksi. Perbedaan dilihat dari segi
biologis lainnya adalah adanya hormon yang berbeda antara laki-laki dan
perempuan. Perbedaan hormon yang terkandung pada laki-laki dan
perempuan mengakibatkan pada perlakuan yang berbeda terhadap laki-laki
dan perempuan.
Bratanata dalam Aminah dan Shinta (2011: 19) mengatakan
perempuan pada umumnya lebih baik dalam ingatan dan laki-laki lebih baik
dalam berpikir logis. Sama halnya yang diungkapkan oleh Kartono dalam
Aminah dan Shinta (2011: 19) bahwa perempuan lebih tertarik pada
masalah-masalah kehidupan yang praktis kongkrit, sedangkan laki-laki
lebih tertarik pada segi-segi yang abstrak. Terlihat bahwa perempuan dan
laki-laki mempunyai kemampuan matematis yang berbeda. Berdasarkan
pendapat yang disampaikan oleh beberapa ahli tersebut menimbulkan
pendapat bahwa terdapat perbedaan dalam kemampuan matematis antara
siswa laki-laki dan siswa perempuan.
SMA Negeri 1 Playen merupakan salah satu sekolah yang
mengampu siswa laki-laki dan siswa perempuan. Sekolah ini berada di
Kabupaten Gunung Kidul. SMA Negeri 1 Playen merupaka salah satu
sekolah yang menerapkan kurikulum 2013. Sebelum melakukan penelitian
pelajaran matematika untuk mendapatkan informasi tentang kelas yang
akan digunakan sebagi tempat penelitian. Dari hasil wawancara terhadap
guru matematika di SMA Negeri 1 Playen, didapat bahwa prestasi belajar
disekolah ini masih cukup rendah. Masih banyak siswa yang mendapatkan
nilai ulangan harian dibawah KKM terutama pada siswa laki-laki. Di setiap
kelas X IPS hanya berjumlah tiga sampai tujuh siswa yang memenuhi nilai
KKM dan siswa perempuan yang sering mendapatkan nilai terbaik dalam
mata pelajaran matematika.
Sehubungan penjelasan diatas peneliti tertarik untuk meneliti lebih
lanjut mengenai komparasi prestasi belajar matematika, minat siswa
terhadap matematika antara siswa laki-laki dan siswa perempuan dan
korelasi antara minat belajar dengan prestasi belaja siswa. Peneliti
mengambil lokasi di SMA N 1 Playen sebagai tempat penelitian.
B. Identifikasi masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas dapat di
lihat identifikasi masalahnya sebagai berikut :
1. Siswa laki-laki dan perempuan mempunyai kesempatan yang sama
dalam memperoleh informasi tentang pembelajaran dari guru.
2. Ada beberapa pendapat mengenai kemampuan matematis siswa
laki-laki dan siswa perempuan berbeda.
C. Pembatasan masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini difokuskan pada
perbedaan prestasi belajar dan minat belajar siswa terhadap pembelajaran
matematika dan hubungan minat belajar dan prestasi belajar siswa di SMA
N 1 Playen pada materi trigonometri dikelas X IPS tahun ajaran 2016/2017.
D. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Apakah ada perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa laki-laki
dan siswa perempuan ?
2. Apakah ada perbedaan minat belajar matematika antara siswa laki-laki
dan siswa perempuan?
3. Apakah ada hubungan prestasi belajar dengan minat belajar siswa?
E. Tujuan penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan
dalam penelitian ini untuk:
1. Mengetahui apakah ada perbedaan prestasi belajar matematika antara
siswa laki-laki dan siswa perempuan.
2. Mengetahui apakah ada perbedaan minat belajar matematika antara
3. Mengetahui apakah ada hubungan prestasi belajar dengan minat belajar
siswa.
F. Definisi istilah
1. Prestasi belajar
Prestasi belajar adalah ukuran penguasaan pengetahuan dan
ketrampilan yang dikembangkan dan diperoleh melalui usaha siswa
dalam interaksi aktif subjek dengan lingkungan.
2. Minat belajar
Ketertarikan siswa dalam pembelajaran sebagai wujud kemauan
untuk melaksanakan suatu kegiatan belajar dengan disertai perasaan
senang, perhatian dan aktivitas dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran.
3. Perbedaan laki-laki dan perempuan
Sifat laki-laki dan perempuan ditentukan oleh khromosom dari
ayah dan ibu. Perempuan mempunyai kepribadian yang terintegrasi
antara aspek-aspek emosional, rasio dan suasana hati. Pada
laki-laki, tindakan yang dilakukan tidak dikuasai oleh emosi, perasaan
maupun suasana hati. Tindakannya cenderung lebih mementingkan
G. Manfaat penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Menambah khasanah ilmu bagi peneliti dan pembaca.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi lembaga
pendidikan secara umum dan pada lingkungan sekolah di mana
penelitian ini dilakukan untuk dijadikan bahan acuan dalam proses
belajar mengajar terutama antara siswa laki-laki dengan siswa
perempuan sesuai dengan keahlian dan kemampuannya.
3. Hasil penelitian ini diharapkan membantu para mahasiswa calon-calon
guru dan guru matematika dalam memilih dan menggunakan model
pembelajaran yang tepat khususnya dalam menghadapi siswa laki-laki
dan siswa perempuan guna meningkatkan hasil belajar matematika.
H. Sistematika penulisan
1. Bab I Pendahuluan
Pada bab ini membahas beberapa hal penting yang meliputi: latar
belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan pembelajaran,
manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
2. Bab II Kajian Pustaka
Pada bab ini dibahas beberapa hal penting yang meliputi: perbedaan
laki-laki dan perempuan, prestasi belajar, minat belajar, trigonometri,
3. Bab III Metode Penelitian
Pada bab ini dibahas beberapa hal penting yang meliputi: jenis
penelitian, setting penilitian, perumusan variabel-variabel, bentuk data,
metode, instrumen pengumpulan data, dan teknik analisis data
4. Bab IV Pelaksanaan
Pada bab ini dibahas beberapa hal penting yang meliputi: deskripsi
lokasi penelitian, hasil ujicoba instrumen, pelaksanaan pengumpulan
data atau kegiatan di lapangan, penyajian data penelitian, analisis data
dan penyajian hasil analisis, pembahasan hasil analisis, data
keterbatasan penelitian.
5. Bab V Penutup
Pada bab ini dibahas beberapa hal penting yang meliputi: kesimpulan
9 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Perbedaan Laki-laki dan Perempuan
Terlihat dengan jelas bahwa laki-laki dan perempuan sangat
berbeda. Pernyataan ini dapat dikatakan sebagai pernyataan universal. Arif
Budiman (1981:4) menyatakan, teori nature dan teori nurture merupakan
dua teori yang menjadi perdebatan tentang perbedaan laki-laki dan
perempuan. Teori nature dan nurture merupakan teori yang mengkaji
kepribadian dan biologis yang berkembang secara alami. Nature adalah
suatu kepribadian tentang kekuatan biologis yang mengatur perkembangan
manusia. Teori nature beranggapan bahwa perbedaan kepribadian antara
laki-laki dan perempuan yang berkembang secara alami dipengaruhi oleh
faktor-faktor biologis. Teori nurture adalah teori yang mengatakan adanya
perbedaan laki-laki dan perempuan merupakan hasil dari konstruksi sosial
budaya yang menimbulkan kepribadian yang berbeda antara laki-laki dan
perempuan. Perbedaan itu membuat perempuan menjadi terabaikan
konstribusinya daripada laki-laki dalam kehidupan berkeluarga. Konstruksi
sosial menempatkan laki-laki dan perempuan berada dalam tingkatan yang
Singgih dan Singgih dalam bukunya Psikologi Untuk
Muda-mudi (1991: 30) menyatakan bahwa ada dua segi dalam melihat
perbedaan laki-laki dan perempuan, yaitu :
1. Segi psikis
Pada segi psikis tidak bisa langsung dilihat sekali saja dan baru
akan tampak jika dilakukan pengamatan secara mendalam dan
dilakukan dengan waktu yang cukup lama. Segi psikis ini dapat
disimpulkan dari perilaku, tidak-tanduk, perkataan dan sikap dalam
cakupan kepribadian.
Banyak anggapan yang menyatakan wanita lebih menggunakan
perasaan dalam bertindak sedangkan laki-laki lebih menggunakan
logika dalam bertindak. Dari buku yang dijelaskan oleh Singgih dan
Singgih (1991:31) menyatakan perempuan mempunyai kepribadian
yang terintegrasi antara aspek-aspek emosional, rasio dan suasana hati.
Segala sesuatu yang dilakukan oleh perempuan akan dikuasai oleh
kepribadiannya. Dengan demikian segala sesuatu yang dilakukan oleh
perempuan seolah-olah berdasarkan perasaan dan dengan suasani hati.
Sedangkan laki-laki mempunyai kepribadian dengan menunjukkan
pembagian dan pembatasan yang jelas antara pikiran, rasio dan
emosionalitas. Pada laki-laki, tindakan yang dilakukan tidak dikuasai
lebih mementingkan pada pekerjaan dan kurang mempedulikan hal yang
kecil. Laki-laki cenderung lebih berinisiatif, keras dan tegas. Laki-laki
lebih tertarik dengan segala hal yang masuk akal daripada yang tidak
nyata.
2. Segi biologis
Laki-laki dan perempuan mempunyai bentuk tubuh yang
berbeda. Sangat jarang kita menemukan laki-laki dengan bentuk tubuh
seperti perempuan dan sebaliknya sangat jarang juga kita menemukan
perempuan dengan bentuk tubuh laki-laki.
Perbedaan biologis yang sangat jelas terlihat pada alat
reproduksinya. Perbedaan lain yang juga terlihat sangat jelas yaitu
perempuan mempunyai dada yang lebih besar, perempuan bisa
melahirkan dan sebagainya. Sifat masing masing individu ini ditentukan
oleh khromosom dari ayah dan ibu.
Heru, Yunita dan Saefudin (2014: 357) menyatakan berkaitan
dengan pembelajaran matematika di sekolah banyak anggapan yang
menyatakan bahwa perempuan tidak cukup berhasil mempelajari
matematika dibanding dengan laki-laki. Salah satu pendapat yang
menyatakan perempuan tidak cukup berhasil dari laki-laki adalah
pernyataan dari Fennema,dkk dalam Heru, Yunita dan Saefudin (2014: 357)
yang menyatakan bahwa inteligensi matematika laki-laki lebih maju
B. Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan tujuan utama pengajaran siswa. Untuk
mempermudah tercapainya tujuan pengajaran tersebut perlu adanya
kegiatan belajar mengajar yang melibatkan siswa, guru, materi pelajaran,
kurikulum dan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran serta didukungnya oleh lingkungan yang kondusif untuk
belajar.
W.S. Winkel (2004:59) merumuskan belajar sebagai berikut: “Suatu
aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam
pengetahuan-pemahaman, ketrampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat secara
konstan dan berbekas”. Sedangkan Howard L. Kingsley dalam Abu Ahmadi
dan Widodo Supriyono (1991: 120) menyatakan “learning the process by
which behavior (in the broarder sense) is originate or changed through
practice or training”.(Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti
luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan). Secara
psikologi belajar merupakan proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
Ahmadi dalam Roida (2015: 125) menyatakan prestasi belajar yang
dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang
mempengaruhinya baik dari dalam diri maupun dari luar diri. Sedangkan
merupakan salah satu ukuran tingkat keberhasilan siswa setelah menjalani
proses belajar. Dari semua penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar adalah ukuran penguasaan pengetahuan dan ketrampilan
yang dikembangkan dan diperoleh melalui usaha siswa dalam interaksi aktif
subjek dengan lingkungan.
Fatimah dalam Roida (2015: 124) menyatakan dalam konteks
pembelajaran ada beberapa tolak ukur yang dapat digunakan untuk
mengetahui prestasi belajar siswa. Salah satu tolak ukur yang digunakan
adalah prestasi belajar. Diharapkan dari hasil proses belajar siswa dapat
mengembangkan prestasi belajar, karena prestasi merupakan tolak ukur
pencapaian keberhasilan proses belajar.
C. Minat Belajar
Menurut Slameto (2013: 180) minat adalah suatu rasa lebih suka dan
rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri
sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan
tersebut, maka semakin besar pula minat.
Minat dapat diekspresikan dengan pernyataan yang menunjukan
perasaan lebih suka pada suatu hal daripada hal lainnya, minat juga dapat
memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung memberi perhatian lebih
pada subjek tersebut.
Minat merupakan hal yang tidak dibawa sejak lahir, melainkan
didapat kemudian. Minat terhadap suatu hal dapat mempengaruhi perlakuan
selanjutnya serta dapat mempengaruhi minat-minat baru. Dapat
disimpulkan minat adalah suatu hasil belajar dan menyongkong belajar
selanjutnya. Meskipun minat merupakan hal yang bukan hakiki dalam
belajar, tetapi asumsi umum menyatakan bahwa minat akan cukup
membantu seseorang dalam mempelajari sesuatu.
Kegiatan yang diminati seseorang biasanya cenderung diperhatikan
terus-menerus dengan rasa senang. Namun, minat berbeda dengan
perhatian. Perhatian mempunyai sifat sementara (tidak dalam waktu yang
lama) dan belum tentu perhatian diikuti dengan perasaan senang, sedangkan
minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari perasaan senang
tersebut diperoleh kepuasan.
Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli, minat belajar dapat
didefinisikan sebagai ketertarikan siswa dalam pembelajaran sebagai wujud
kemauan untuk melaksanakan suatu kegiatan belajar dengan disertai
perasaan senang, perhatian dan aktivitas dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran.
Menurut Abu Ahmadi dan Supriyono (1991:79) tidak adanya minat
Hasil belajar sangat dipengaruhi dengan minat. Jika siswa tidak mempunyai
perasaan minat terhadap pelajaran yang dipelajari, siswa tersebut tidak akan
belajar dengan sebaik-baiknya. Siswa tersebut tidak mempelajari dengan
baik disebabkan oleh tidak ada daya tarik baginya untuk mempelajari. Siswa
tersebut tidak mendapatkan kepuasan dari apa yang dipelajarinya. Bahan
pelajaran yang menarik minat siswa, dapat lebih mudah dipelajari dan
disimpan oleh siswa tersebut karena minat dapat menambah kegiatan
belajar.
Jika terdapat siswa mempunyai minat yang kurang, dapat
diupayakan untuk meningkatkan minat tersebut dengan cara membuat hal
yang dipelajarinya menjadi semakin menyenangkan. Hal itu dapat
diwujudkan dengan cara salah satunya membuat modul atau ringkasan
seperti memo harian sebagai bahan belajar. Selain itu, metode mengajar
guru tidak hanya menggunakan metode konvensional saja melainkan
menggunakan beberapa model pembelajaran yang inovatif sehingga
membuat minat siswa menjadi meningkat.
Mengembangkan minat pada dasarnya adalah membantu siswa
dalam melihat bagaimana hubungan antar materi yang diharapkan untuk
dipelajari dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini menunjukan
kepada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu sangat
mempengaruhi dirinya. Bila siswa merasa bahwa kegiatan belajar
merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mecapai beberapa tujuan
siswa tersebut mengalami kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar siswa
tersebut akan timbul rasa minat untuk mempelajarinya.
Dari penjabaran diatas, dapat dilihat bahwa minat merupakan faktor
yang sangat penting dalam pembelajaran. Belajar berlandaskan minat akan
memberikan motivasi tersendiri bagi siswa untuk lebih giat dan tekun dalam
pembelajaran sehingga materi yang dipelajari lebih mudah untuk dipahami
dan diserap.
Dari semua penjelasan diatas dapat diidentifikasikan beberapa
indikator minat belajar yang digunakan untuk pengukuran minat belajar
siswa. Indikator tersebut adalah perasaan senang, keterlibatan, ketertarikan
dan perhatian. Berikut penjelasan dari setiap indikator minat belajar :
1. Perasaan senang
Perasaan senang yang dimiliki siswa terhadap pembelajaran tidak akan
membuat siswa tersebut merasa terpaksa, bosan dalam mengiuti
pemebelajaran
2. Keterlibatan
Keikutsertaan siswa untuk melakukan kegiatan terhadap suatu objek
tertentu yang diakibatkan oleh ketertarikan siswa tersebut oleh objek
tersebut.
3. Ketertarikan
Berhubungan dengan ketertarikan seseorang terhadap suatu objek akan
4. Perhatian
Perhatian adalah kosentrasi terhadap pengamatan suatu objek, dengan
mengsampingkan objek lain yang dianggapnya kurang diminati.
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi belajar. Slameto (2013:
54) menggolongkan faktor yang mempengaruhi belajar menjadi dua
golongan yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
merupakan faktor yang berasal dari dalam individu itu sendiri sedangkan
faktor eksternal berasal dari luar individu tersebut.
1. Faktor internal
a. Faktor jasmaniah
1) Faktor kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik. Kesehatan merupakan
keadaan baik dari hal badan, jiwa dan sosial. Kesehatan pada
tubuh akan sangat mempengaruhi proses belajar. Jika kesehatan
seseorang terganggu, proses belajar tentunya juga akan
terganggu.
2) Cacat tubuh
Cacat merupakan gangguan dari anggota tubuh baik
dalam struktur maupun fungsinya. Keadaan cacat tubuh juga
disebabkan karena anggota tubuh yang mengalami gangguan
tidak bisa bekerja secara maksimal saat proses belajar.
b. Faktor psikologis
1) Inteligensi
Inteligensi mempunyai peran yang sangat besar dalam
proses belajar. Siswa yang mempunyai inteligensi yang tinggi
akan cenderung lebih berhasil daripada siswa yang memiliki
inteligensi rendah. Walaupun inteligensi mempunyai pengaruh
yang sangat besar, belum tentu siswa yang mempunyai
inteligensi yang tinggi lebih berhasil. Hal ini disebabkan karena
belajar dipengruhi oleh banyak faktor.
2) Perhatian
Hasil belajar juga dapat dipengaruhi oleh perhatian.
Siswa yang mempunyai hasil belajar baik cenderung
mempunyai perhatian yang besar terhadap hal yang
dipelajarinya, jika bahan pelajaran kurang menarik maka siswa
tersebut akan mengalami kebosanan dalam melakukan proses
belajar. Oleh karena itu bahan pelajaran harus selalu menarik
agar dapat meningkatkan hasil belajar yang baik terhadap siswa.
3) Minat
Minat adalah kecenderungan seseorang dalam
disertai perasaan senang. Dalam belajar, siswa yang belajar
disertai minat yang besar akan sangat senang melakukan proses
belajar. Hal ini kemudian akan meningkatkan hasil belajar siswa.
4) Bakat
Bakat merupakan kemampuan belajar. Jika bahan yang
dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajar akan
lebih maksimal.
5) Motif
Motif erat hubungannya dengan tujuan. Motif sangat
diperlukan dalam belajar, dalam membentuk motif dapat
dilakukan dengan cara latihan-latihan.
6) Kematangan
Kematangan merupakan suatu tingkat dalam
pertumbuhan seseorang. Belajar akan lebih berhasil jika siswa
tersebut sudah dikatakan siap (matang).
7) Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon. Jika
siswa melakukan proses belajar dan sudah mempunyai kesiapan
c. Faktor kelelahan
Kelelahan dapat dibedakan menjadi dua yaitu kelelahan
jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat apabila
tubuh terasa lemas dan lunglai. Kelelahan rohani dapat dilihat
dengan adanya kelesuan dan kebosanan, hal ini akan menghilangkan
minat dan dorongan untuk melakukan sesuatu. Kelelahan sangat
berpengaruh untuk proses belajar.
2. Faktor eksternal
a. Faktor keluarga
Keluarga merupakan hal yang sangat berpengaruh bagi
kondisi siswa. Keluarga adalah lingkungan pertama. Hal yang
sangat mempengaruhi belajar dari keluarga adalah cara orang tua
mendidik, relasi antar keluarga, suasana rumah tanggga, keadaan
ekonomi, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.
b. Faktor sekolah
Sekolah merupakan lingkungan kedua bagi siswa. Sekolah
merupakan tempat belajar bagi siswa. Beberapa hal yang
mempengaruhi belajar di lingkungan sekolah adalah metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan
siswa, disiplin sekolah, alat peraga,waktu sekolah, standar pelajaran
c. Faktor masyarakat
Lingkungan masyarakat juga mempengaruhi belajar siswa.
Hal-hal yang mempengaruhi belajar siswa di lingkungan
masyarakat adalah kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media,
teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.
E. Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Slameto
membagi faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menjadi dua, yaitu
faktor intern, dan faktor ekstern. Minat merupakan salah satu faktor intern
yang mempengaruhi prestasi belajar. Minat dapat diungkapkan dengan cara
perhatian yang cukup besar dan sama sekali tidak menghiraukan sesuatu
yang lain.
Menurut Dalyono (2010: 57), minat belajar yang cukup besar
cenderung menghasilkan prestasi belajar yang tinggi, dan sebaliknya jika
minat belajar kurang maka akan menghasilkan prestasi yang rendah. Sama
halnya yang diungkapkan oleh Dalyono, Slameto (2013: 57) berpendapat
bahwa minat belajar memiliki pengaruh yang besar terhadap prestasi
belajar, karena jika bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan
minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan baik. Jika siswa tidak
F. Trigonometri
Nama Trigonometri diturunkan dari dua kata Yunani trigon yang
berarti tiga-sudut atau “segitiga” dan metros atau “mengukur”. Disebut
dimikian sebab pada awal mulanya Trigonometri utamanya terkait erat
dengan pengukuran segitiga. Trigonometri merupakan bagian dari
matematika yang mempelajari hubungan antara sisi-sisi dan sudut-sudut
suatu segitiga.
1. Sudut
Sudut adalah dua sinar garis yang berpangkal pada satu titik, titik
tersebut dinamakan titik sudut.
a. Pengukuran sudut
1) Pengukuran seksagesimal
Pada pengukuran seksagesimal sudut yang dibentuk satu
putaran penuh dibagi dalam 360 bagian yang sama besar. Hasil
pembagian tersebut akan terbentuk 360 bagian sudut yang sama
besar. Masing-masing sudut kecil-kecil tersebut dinamakan satu
derajat yang dilambangkan dengan 10.Sudut-sudut kecil tersebut
dibagi lagi menjadi 60 bagian yang sama besar yang setiap
bagiannya dinamakan satu menit yang dilambangkan dengan 1’,
dan setiap menit dibagi lagi menjadi 60 bagian yang sama besar
yang setiap bagiannya dinamakan satu detik yang diberi lambang
1o= 60’
1’ = 60”
1o= 3600”.
2) Pengukuran sentisimal
Pengukuran dengan cara ini membagi lingkaran dalam
400 bagian yang sama, sehingga dalam satu kuadran mempunyai
100 bagian yang sama. Dari hasil pengukuran dengan cara dapat
dikatakan setiap sudut siku-siku dibagi menjadi 100 bagian yang
sama besar dan karena itu dalam satu lingkaran dibagi kedalam
400 bagian yang sama besar untuk mendapatkan derajat.
1 sudut siku-siku =100 derajat
1 derajat = 100 menit
1 menit = 100 detik
3) Pengukuran busur atau sirkular
Gambar 2. 1 Pengukuran Busur
Metode pengukuran sudut yang terakhir adalah metode
pengukuran busur atau sirkular. Dari gambar 2.1 jari-jari
dilukiskan oleh garis OB dan garis OA. Dari kedua jari-jari OB
dan OA membentuk sudut AOB yang jarak AB sedemikan
AOB yang terbentuk adalah satu satuan pengukuran. Satuan ini
disebut satu radian. Ukuran sudut ini akan sama besarnya
berapapun panjang jari-jari lingkaran. Ukuran ini adalah mutlak
dalam besarnya.
1 radian = 570 17 44,8 (pendekatan).
2. Perbandingan Trigonometri pada Segitiga Siku-Siku
Gambar 2. 2 Segitiga siku-siku ABC
Dari gambar 2.2 dapat didefinisikan :
a. Sinus C didefinsikan sebagai perbandingan panjang sisi depan
sudut dengan sisi miring segitiga, ditulis
sin C =
segitiga miring
sisi panjang
sudut depan sisi
panjang
b. Cosinus C didefinisikan sebagai perbandingan panjang sisi
disamping sudut dengan sisi miring segitiga,
cos C =
segitiga miring
sisi panjang
sudut samping di
sisi panjang
c. Tangen C didefinisikan sebagai perbandingan panjang sisi depan
sudut dengan sisi di samping sudut, ditulis
tan C =
sudut samping di
sisi panjang
sudut depan di sisi panjang
A
d. Cosecan C didefinisikan sebagai perbandingan panjang sisi
miring segitiga dengan sisi di depan sudut, ditulis
csc C =
sudut depan di
sisi panjang
segitiga miring
sisi panjang
e. Secan C didefinisikan sebagai perbandingan panjang sisi miring
segitiga dengan sisi di samping sudut, ditulis
sec C =
sudut samping di
sisi panjang
segitiga miring
sisi panjang
f. Cotangen C didefinisikan sebagai perbandingan sisi disamping
sudut dengan sisi di depan sudut, ditulis
cotan C =
sudut depan di sisi panjang
sudut samping di
sisi panjang
atau cot =
C tan
1
Jika diperhatikan aturan perbandingan di atas, prinsip matematika
lain yang perlu diingat kembali adalah Teorema Pythagoras.
3. Perbandingan Sudut-Sudut Istimewa
a. Perbandingan trigonometri sudut 300 dan 600
Diketahui segitiga sama sisi ABC.
Gambar 2. 3 Perbandingan Trigonometri Sudut 300 dan 600
Dari gambar 2.3 diperoleh gambar sebagai berikut :
D A
300
B 2 2
600 600
1 1
Gambar 2. 4 Segitiga Siku-siku BDC
Dengan menggunakan teorema Pythagoras diperoleh
panjang CD sebagai berikut :
2 2
BD BC
CD
3 1 4 1
22 2
CD
Berikut merupakan hasil yang diperoleh menggunakan
konsep perbandingan trigonometri dengan sudut 300 dan 600 :
1) Sin 300 =
2 1 BC BD
9) Sin 600 =
3 2 1 2 3 BC CD
2) Cos 300 = 3
2 1 2 3 BC CD
10) Cos 600 =
2 1 BC BD
3) Tan 300 = 3
3 1 3 1 CD BD
11) Tan 600 = 3
1 3 DB CD
4) Sec 300 = 3
3 2
CD BD
12) Sec 600 = 2
1 2 BD BC
5) Cosec 300 = 2
1 2 BD BC
13) Csc 600 = 3
6) Cotan 300 = 3 1 3 BD CD
14) Ctg 600 = 3
3 1 3 1 CD BD
b. Perbandingan trigonometri sudut 450
Gambar 2. 5 Perbandingan Trigonometri Sudut 450
Dari gambar 2.5 panjang AC dapat ditentukan dengan
teorema Phytagoras sebagai berikut:
2 2
BC AB
AC
2 2 1 1 AC 2 1
1
AC
Berikut merupakan hasil yang diperoleh menggunakan
konsep perbandingan trigonometri dengan sudut 450:
1) Sin 450 = 2
2 1
2 1
6) Ctg 450 = 1
1 1
2) Cos 450 = 2
2 1
2 1
3) Tan 450 = 1 1 1
4) Sec 450 = 2
1 2
B 1 C
A
1 450
5) Csc 450 = 2 1
2
c. Perbandingan trigonometri sudut 00 dan 900
Gambar 2. 6 Perbandingan Sudut 00 dan 900
Untuk menentukan nilai perbandingan sudut 00 digunakan
titik A(1,0). Dari titik A(1,0) didapat x =1 dan y = 0.
1 0 12 2
r
Berikut merupakan hasil yang diperoleh menggunakan
konsep perbandingan trigonometri dengan sudut 00:
1) Sin 00 = 0 1 0
4) Sec 00 = 1 1 1
2) Cos 00 = 1 1 1
5) Csc 00 =
0 1
= tidak terdefinisi
3) Tan 00 = 0
1 0
6) Ctg 00 =
0 1
= tidak terdefinisi
Untuk menentukan nilai perbandingan sudut 900 digunakan
titik B(0,1). Dari titik B(0,1) diperoleh x = 0 dan y = 1.
Y
X A (1,0) B (0,1)
o (0,0) C (-1,0)
1 1 02 2
r
Berikut merupakan hasil yang diperoleh menggunakan
konsep perbandingan trigonometri dengan sudut 900 :
1) sin 900 = 1 1 1
4) sec 900 =
0 1
= tak terdefinisi
2) cos 900 = 0
1 0
5) cosec 900 = 1
1 1
3) tan 900 =
0 1
= tak terdefinisi 6) tan 900 = 0 1 0
4. Perbandingan Trigonometri Sudut di Berbagai Kuadran
Gambar 2. 7 Perbandingan Sudut di Berbagai Kuadran
Seperti gambar 2.7 dalam satu putaran yaitu 3600, sudut dibagi
menjadi empat kuadran sebagai berikut :
Kuadran I : 00 θ900
Kuadran II : 900 θ1800
Kuadran III : 1800 θ2700
Y
X Kuadran I
Kuadran II
Kuadran IV : 2700 θ`3600
a. Perbandingan trigonometri sudut di kuadran pertama
Gambar 2. 8 Perbandingan Trigonometri Sudut di Kuadran Pertama
Pada gambar 2.8 didapat :
1) Sinα =
r y
4) Secα =
y r
2) Cosα =
r x
5) Cscα =
x r
3) Tanα =
x y
6) Ctgα = y x
Pada Gambar 2.8 besar AOB =α, dan A1OB =(900-α). Koordinat titik A1(y,x) merupakan hasil pencerminan y = x dari titik
P(x,y), maka diperoleh sudut α dan (900-α) :
1) Sin (900-α) =
r x
= Cosα 4) Sec (900-α) = y r
= Cscα
2) Cos (900-α) =
r y
= Sinα 5) Csc (900-α) =
x r
= Secα
3) Tan (900-α) = y x
= Ctgα 6) Ctg (900-α) =
x y
b. Perbandingan trigonometri sudut di kuadran ke dua
Gambar 2. 9 Perbandingan Trigonometri Sudut di Kuadran ke Dua
Titik A1(-x,y) adalah bayangan dari hasil pencerminan x = 0
terhadap titik A(x,y). Dari hasil pencerminan diperoleh AOB =α
dan A1OB =(1800-α)
Dengan demikian,
1) Sin (1800-α)=
r y
= Sinα 4) Sec (1800-α) =
-x r
= -Secα
2) Cos (1800-α)=
r x
-= -Cosα 5) Csc (1800-α) = y r
= Cscα
3) Tan (1800-α) =
x
-y
= -Tanα 6) Ctg (1800-α) = y
x
-= -Ctgα
Gambar 2. 10 Perbandingan Trigonometri di Kuadran ke Tiga
Titik A1(-x,-y) adalah bayangan dari hasil pencerminan x = 0 yang
dicerminkan kembali terhadap y = 0 terhadap titik A(x,y), sehingga
diperoleh AOB =α dan A1OB = (1800+α). Dengan demikian:
1) Sin (1800+α) =
r y
-= -Sinα 4) Sec (1800+α) =
x
-r
= -Secα
2) Cos (1800+α) =
r x
-= -Cosα 5) Csc (1800+α) = y
-r
= -Cscα
3) Tan (1800+α) =
x
-y
-= Tanα 6) Ctg (1800+α) =
x
-y
-= Ctgα
d. Perbandingan trigonometri sudut di kuadran ke empat
Gambar 2. 11 Perbandingan Trigonometri Sudut di Kuadran ke Empat
Dari gambaar 2.11 titik A1(x,-y) adalah hasil dari
pencerminan titik A(x,y) terhadap sumbu x, sehingga diperoleh
AOB =α dan A1OB = (3800-α). Dengan demikian :
1) Sin (3600-α) =
r y
-= -Sinα 4) Sec (3600-α) =
x r
= Secα
2) Cos (3600-α) =
r x
= Cosα 5) Csc (3600-α) = y
-r
= -Cscα
3) Tan (3600-α) =
x y
-= -Tanα 6) Ctg (3600-α) = y
-x
5. Penyelesaian Segitiga
Menetukan unsur-unsur dalam segitiga sembarang yang belum
diketahui dapat menggunakan aturan sinus dan cosinus.
b. Aturan sinus
Secara konsep, aturan sinus adalah perbandingan setiap
panjang sisi dengan sinus sudut di depan sisi itu mempunyai nilai
yang sama. Materi ini akan menunjukkan sebuah perbandingan
trigonometri yang diaplikasikan pada segitiga sembarang.
Gambar 2. 12Segitiga Sembarang ABC
Dari gambar 2.12 didapat ∆ACR, ∆BCR, ∆BAP dan ∆CAP
dengan demikian:
i. Pada ∆ACR didapat:
sin A =
b CR
CR = b sin A …(1)
ii. Pada ∆BCR didapat
sin B =
a CR
CR = a sin B … (2)
A B
C
a
Persamaan (1) = (2), maka diperoleh :
b sin A = a sin B
sinB b sinA
a
iii. Pada ∆BAP didapat:
sin B =
c AP
AP = c sin B … (3)
iv. Pada ∆CAP didapat:
sin C =
b AP
AP = b sin C … (4)
Persamaan (3) = (4), maka diperoleh :
c sin B = b sin C
sinC c sinB
b
Dapat disimpulkan bahwa :
sinC c sinB
b sinA
a
c. Aturan cosinus
Secara garis besar, aturan cosinus didefinisikan sebagai
segitiga dimana antara panjang sisi-sisi segitiga dan cosinus dari
salah satu sudut dalam segitiga yang dihitung.
Gambar 2. 13 Segitiga Sembarang ABC
Dari gambar diatas diperoleh :
a2 = h2 + (BD)2…(1)
pada ∆ACD, diperoleh :
h = b sin A ...(2)
dan AD = b cos A, sehingga
BD = AB – AD
BD = c – b cos A ...(3)
Subtitusi persamaan (2) dan persamaan (3) ke persamaan (1),
diperoleh:
a = (b sin A)2 + (c – b cos A)2
a2 = b2 sin2A + c2– 2bc cosA + b2 cos2A
a2 = b2 (sin2A + cos2A) + c2– 2bc cosA
a2 = b2 + c2– 2bc cosA
a
A B
C
Dengan menggunakan perhitungan yang sama didapat :
a2 = b2 + c2– 2bc cosA
b2 = a2 + c2– 2ac cosB
c2 = a2 + b2– 2ab cosC
G. Kajian Penelitian yang Relevan
1. Perbedaan Jenis Kelamin terhadap Kemampuan Siswa dalam Mata
Pelajaran Matematika (Studi Kasus Sekolah Dasar) oleh Aminah
Ekawati dan Shinta Wulandari. Hasil penelitian menunjukan nilai tes
siswa laki-laki 7,70 dan siswa perempuan 7,50. Dari hasil perhitungan
dapat disimpulkan tidak ada perbedaan kemampuan dalam mata
pelajaran matematika antara siswa laki-laki dan siswa perempuan.
2. Pengaruh Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar Matematika oleh
Erlando Doni Sirait. Hasil penelitian menunjukan koefisien korelasi
antara minat belajar dengan prestasi belajar matematika 0,706. Angka
ini menunjukan adanya hubungan positif yang lemah antara minat
belajar dengan prestasi belajar matematika, degan koefisien determinasi
sebesar 0,498 yang artinya minat memberikan kontribusi sebesar 49,8%
H. Kerangka Berfikir
Tidak sedikit yang mengungkapkan bahwa prestasi dari hasil belajar
matematika antara siswa laki-laki dan siswa perempuan tidak sama. Padahal
mereka mempunyai kesempatan yang sama dalam memperoleh informasi
dalam pembelajaran. Perbedaan ini salah satunya disebabkan oleh faktor
minat belajar terhadap matematika.
Dari pernyataan diatas, peneliti mencoba untuk mencari apakah ada
perbedaan prestasi belajar matematika, minat belajar antara siswa laki-laki
dan perempuan. Oleh sebab itu, peneliti mengangkat penelitian yang
berjudul Komparasi Prestasi Belajar Matematika, Minat Belajar antara
Siswa laki-laki dan Siswa Perempuan.
Untuk melihat apakah ada perbedaan prestai belajar matematika
antara siswa laki-laki dan perempuan, akan dilakukan pengujian tes
matematika dengan materi trigonometri dan dilakukan pengisian kuesioner
untuk melihat minat belajar siswa.
Sebelum instrumen digunakan untuk penelitian, instrumen tersebut
diuji cobakan di kelas yang tidak digunakan untuk penelitian guna untuk
melihat apakah instrumen tersebut sudah baik digunakan sebagai alat ukur
atau belum. Setelah instrumen tersebut sudah dikatakan baik sebagai alat
I. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kerangka berfikir diatas, hipotesis pada penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Ada perbedaan yang signifikan prestasi belajar matematika antara siswa
laki-laki dan siswa perempuan kelas X IPS di SMA Negeri 1 Playen.
2. Ada perbedaan yang signifikan minat antara siswa laki-laki dan siswa
perempuan kelas X IPS di SMA Negeri 1 Playen.
3. Ada hubungan positif minat belajar dengan prestasi belajar siswa
laki-laki kelas X IPS SMA Negeri 1 Playen.
4. Ada hubungan positif minat belajar dengan prestasi belajar siswa
perempuan kelas X IPS SMA Negeri 1 Playen.
5. Ada hubungan positif minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas
39 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunkan metode kuantitatif. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian komparatif, karena penelitian ini
dimaksudkan untuk melihat perbedaan prestasi belajar antara siswa
perempuan dan siswa laki-laki, penelitian ini juga dimaksudkan untuk
mengetahui sejauhmana hubungan minat siswa mempengaruhi prestasi
belajar siswa.
B. Perencanaan Penelitian
1. Tempat dan waktu penelitian
Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah SMA
Negeri 1 Playen yang beralamatkan di Jl. Playen Paliyan, Plembutan,
Playen, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55861.
Penelitian dilaksanakan di kelas X IPS. Penelitian dilaksanakan pada
bulan April 2017.
2. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah sekelompok siswa laki-laki kelas X
tersebut ditentukan dari pengambilan sampel dengan tehnik cluster
random sampling.
a. Populasi
Populasi adalah himpunan semua individu yang diteliti.
Dalam penelitian ini populasi yang dalam penelitian ini adalah
himpunan semua siswa kelas X IPS dari SMA Negeri 1 PLAYEN.
Populasi pada penelitian ini bersifat homogen. Homogenitas
populasi dapat terlihat dari keanggotaan populasi tersebut, dimana
anggota dalam populasi ini mempunyai karakteristik yang sama
seperti umur sebaya, pengetahuan yang hampir sama dan sudah
menempuh pembelajaran dengan materi yang sama. Berikut adalah
perincian populasi dalam penelitian ini
Tabel 3. 1 Perincian Populasi Penelitian
Kelas Siswa laki-laki Siswa perempuan Jumlah X IPS 1 12 10 22 X IPS 2 9 13 22 X IPS 3 9 12 21 X IPS 4 12 9 21 Jumlah 42 44 86
b. Sampel
Pada penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan
tehnik cluster random sampling karena populasi terbagi dalam
beberapa kelas. Sampel yang didapat dalam penelitian ini adalah X
Tabel 3. 2 Perincian Sample Penelitian
Kelas Siswa laki-laki Siswa perempuan Jumlah X IPS 2 9 13 22 X IPS 4 12 9 21 Jumlah 21 22 43
3. Objek penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah prestasi belajar dan minat
belajar siswa terhadap matematika antara kelompok siswa laki-laki dan
kelompok siswa perempuan.
C. Perumusan Variabel
Berdasarkan latar belakang dan penegasan hipotesis diatas, terdapat
dua variabel dalam peneliatian ini yaitu :
1. Variabel bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang dapat mempengaruhi
variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah minat belajar
siswa terhadap matematika.
2. Variabel terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh
variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi
D. Bentuk Data dan Metode Pengumpulan Data
1. Bentuk data
Bentuk data dalam penelitian ini adalah skor tes dari hasil tes
matematika. Selain skor dari hasil tes matematika, bentuk data yang
diperoleh adalah transkrip nilai dari hasil kuesioner tertutup.
2. Metode pengumpulan data
Seluruh data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari
pengambilan data yang dilakukan dengan cara tes matematika dan
kuesioner tertutup kepada subjek yang telah menjadi sampel penelitian
E. Instrumen Pengumpulan Data
Alat pengumpul data dibedakan menjadi dua, yaitu tes dan non tes
ungkap Suharsimi Arikunto (1991;122).
Tabel 3. 3 Alat Pengumpul Data
No Variabel Data Pengumpulan Instrumen
1 Prestasi belajar matematika
Nilai siswa yang
mengikuti tes Tes tertulis
Soal tes pilihan ganda
2 Minat terhadap matematika
Skor siswa yang mengisi kuesioner
Pengisian
kuesioner/ angket
Kuesioner/ angket
a. Instrumen tes prestasi belajar matematika
Tes prestasi belajar matematika ditujukan untuk mengukur
pencapaian siswa setelah mempelajari matematika. Soal terdiri dari 30
butir soal pilihan ganda. Tiap soal diberi skor 1 jika menjawab benar
b. Angket penelitian
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden, dalam arti laporan tentang
responden atau hal-hal yang diketahuinya.
Berikut kisi-kisi angket :
Tabel 3. 4 Kisi-kisi Angket Minat Belajar
Variabel Indikator No pernyataan Jumlah
Minat
Ketertarikan untuk belajar
(+) 5, 16, 19, 20, 22, 29, 31, 35 (-) 3, 8, 11, 17, 25, 26, 28
15
Perasaan suka dan senang
(+) 1, 4, 7, 12
(-) 2, 18 6
Perhatian (+) 13, 23,24, 34 (-) 6, 9, 21,,32 8
Partisipasi pada pelajaran matematika
(+) 10, 27, 30, 33 (-) 14,15, 6
F. Uji Coba Instrumen Pengumpulan Data
Untuk melihat bahwa instrumen tes prestasi belajar matematika
sudah layak digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa, instrumen
tersebut diuji terlebih dulu dan di analisis dengan menggunakan rumus
validitas dan reliabilitas untuk melihat kelayakan instrumen tersebut jika
digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa.
Agar data penelitian yang diperoleh mempunyai kualitas yang cukup
tinggi, maka instrumen penelitian harus memenuhi syarat sebagai alat
a. Validitas isi
Validitas yang diperoleh dari pertimbangan pakar
b. Validitas butir soal
Dalam instrumen penelitian ini digunakan rumus korelasi product
moment, yaitu:
2 2
2
2
Y Y N X X N Y X XY N rxy Keteranganrxy : Koefisien korelasi item dengan skor total
X : Skor item
Y : Skor total
N : Jumlah subjek
Dari hasil perhitungan koefisien korelasi (rxy) diinterpretasikan
pada tebel berikut (Jihad & Haris, 2013):
Tabel 3. 5 Interpretasi Nilai rxy
c. Uji reliabilitas
1) Instrumen tes
Pada uji reliabilitas instrumen tes menggunakan KR-21
2 11 11 kst
M k M k k r
Nilai r Interprestasi
0,80 ˂ rxy≤ 1,00 Sangat tinggi
0,60 ˂ rxy≤ 0,80 Tinggi
0,40 ˂ rxy≤ 0,60 Sedang
0,20 ˂ rxy≤ 0,40 Rendah
Keterangan
k = jumlah item dalam instrumen
2 t
s = varians skor total
M = rata-rata skor total
2) Instrumen kuesioner
Pada uji reliabilitas kuesioner menggunakan Alpha Cronbach
2 2
1
1 t
i i
s s k
k r
Keterangan
k = jumlah item dalam instrumen
2
i
s = jumlah varian skor tiap item
2
t
s = varians skor total
Dari hasil perhitungan, r11 diinterpretasikan pada tebel berikut
(Jihad & Haris, 2013):
Tabel 3. 6 Tabel Interpretasi Nilai r11
Nilai r Interprestasi
r11≤ 0,20 Sangat rendah
0,20 ˂ r11≤ 0,40 Rendah
0,40 ˂ r11≤ 0,70 Sedang
0,70 ˂ r11≤ 0,90 Tinggi
G. Teknik Analisis Data
1. Persyaratan analisis
a. Uji normalitas
Uji normalitas digunakan untuk melihat data yang diperoleh
berdistribusi normal atau tidak.
Berikut langkah-langkah uji normalitas :
1) H0 : F(x) = F0 (x) (normal)
H0 : F(x) ≠ F0 (x) (tidak normal)
2) Wilayah kritis :
D > D∝ (Kolmogorof Smirnov)
3) Statistik uji
a) Urutkan pengamatan (Xi) mulai dari yang sangat kecil
sampai terbesar
b) Hitunglah frekuensi kumulatif relative (Sn ( Xi )) untuk tiap
pengamatan
c) Hitunglah
s x X Zi i
, untuk tiap pengamatan
d) Tentukan F0 (Xi) = P (Z < Zi), untuk tiap pengamatan
e) Hitunglah SN
xi F0
xi dan SN
xi1
F0
xif) Tentukan
SN xi F xi SN xi F xi
Dmax max 0 ,max 1 0
• Jika nilai statistik uji masuk dalam wilayah kritis
maka tolak H0
• Jika nilai statistik uji tidak masuk dalam wilayah
kritis maka tidak cukup bukti menolak H0yang
artinya H0diterima
b. Uji homogenitas variansi
Uji homogenitas dilakukan untuk melihat variansi data
tersebut homogen atau tidak.
Berikut langkah-langkah uji homogenitas :
Uji kesamaan dua variansi
1) H0:12 22 (homogen)
2 2 2 1 0:
H (tidak homogen)
2) Statistik uji
2 2
2 1
S S
f
1
1 1 n
v
1
2 2 n
v
3) Wilayah kritis
2 1
f
f atau
2
f
4) Kesimpulan
• Jika nilai statistik uji masuk dalam wilayah kritis maka
tolak H0
• Jika nilai statistik uji tidak masuk dalam wilayah kritis
maka tidak cukup bukti menolak H0yang artinya H0
diterima
2. Uji hipotesis
Tujuan dari menggunakan uji hipotesis adalah untuk mengetahui
hipotesis kita diterima atau ditolak. Dalam penelitian ada dua jenis
pengujian yaitu pengujian komparasi dan korelasi. Pengujian komparasi
ditujukan untuk mencari apakah ada perbedaan sedangakan pengujian
korelasi ditujukan untuk mencari apakah ada hubungan.
Pengujian komparasi pada penelitian ini menggunakan uji
hipotesis mean dua populasi sebagai berikut :
1) H0 :1 2 (tidak ada perbedaan)
2 1 1:
H (ada perbedaan) 2) Statistik uji
n1, n2 < 30
2 2 2 1
(homogen tidak diketahui)
3) Wilayah kritis
Untuk yang menggunakan thit
2
t
thit atau
2
t thit
4) Kesimpulan
H0 ditolak jika thit memenuhi wilayah kritiks.
3. Uji korelasi
Tujuan dari menggunakan uji korelasi adalah untuk mengukur
kekuatan hubungan antar variabel. Uji korelasi pada penelitian ini <