• Tidak ada hasil yang ditemukan

Volume 13 Nomor 1 Maret 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Volume 13 Nomor 1 Maret 2016"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN 0216-8537

9 77 0 21 6 8 5 3 7 21

Volume 13

Nomor 1

Maret 2016

13 1

Hal.

Maret 2016

Tabanan

(2)
(3)

PEMANGKASAN DAN PEMBERIAN ZPT SODIUM NITROFENOL

PADA TANAMAN TOMAT (LYCOPERSICUM ESCULENTUM MILL)

ANAK AGUNG GEDE PUTRA PANDE GEDE GUNAMANTA

I NENGAH KARNATA

PS. Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Tabanan ABSTRAK

Tomat merupakan salah satu tanaman sayuran yang banyak mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Mengingat berbagai zat yang terkandung di dalamnya maka selayaknyalah apabila ditanam, dikembangkan dan diintensifkan pembudidayaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari pemangkasan serta pemberian zpt sodium nitrofenol terhadap tanaman Tomat.

Penelitian dilaksanakan dalam pot di subak Pesiapan, Kelurahan Dauh Peken, Kecamatan/Kabupaten Tabanan merupakan penelitian faktorial dengan rancangan dasar Rancangan Acak Kelompok (RAK). Faktor perlakuan yang diteliti meliputi perlakuan pemangkasan (P) yang terdiri dari tiga dan faktor dosis zpt sodium nitrofenol (D) yang terdiri dari empat tingkat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi interaksi nyata antara kedua perlakuan terhadap variabel jumlah bunga tanaman-1, berat buah butir-1, diameter buah butir-1, sedangkan variabel yang

lain menunjukkan interaksi yang tidak nyata. Berat buah butir-1 dan diameter buah butir-1 tertinggi

diperoleh pada pemangkasan berbatang tunggal dengan pemberian zpt sodium nitrofenol 500 cc ha-1

(P1D2) masing-masing sebesar 61,01 g dan 5,33 cm.

Perlakuan pemangkasan berpengaruh sangat nyata pada hampir semua variabel yang diamati, kecuali berat segar dan kering oven akar tanaman-1. Berat segar buah dan berat kering oven buah

tanaman-1 tertinggi diperoleh pada perlakuan tanpa pemangkasan (P

0) masing-masing sebesar

1989,44 g dan 113,61 g tidak berbeda nyata dengan pemangkasan batang dua (P2).

Perlakuan pemberian dosis zpt sodium nitrofenol berpengaruh sangat nyata pada hampir semua variabel yang diamati, kecuali waktu mulai berbunga, jumlah buah tandan-1, berat segar dan

kering oven akar tanaman-1. Berat segar dan berat kering oven buah tanaman-1 tertinggi diperoleh

pada pemberian zpt sodium nitrofenol 500 cc ha-1 (D2) masing-masing sebesar 2176,26 g dan 125,79

g berbeda nyata dengan perlakuan dosis yang lain.

Kata kunci : pemangkasan batang, dosis zpt sodium nitrofenol, tomat (lycopersicum esculentum Mill).

PENDAHULUAN

Tanaman Tomat ( Lycopersicum

esculentum Mill) adalah salah satu tanaman

sayuran yang mempunyai arti penting karena kandungan berbagai macam zat yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Disamping itu Tomat juga mempunyai rasa yang lezat dan memiliki komposisi zat yang cukup lengkap dan baik untuk tubuh. Komposisi yang paling menonjol adalah vitamin A dan C sehingga tomat dapat digunakan untuk menyembuhkan penyakit.

Kebutuhan pasar akan tomat terus meningkat. Hal ini tidak lepas dari peranan tomat sebagai salah satu komoditas hortikultura yang sangat penting, yaitu terutama sebagai tanaman sayur. Bahkan saat ini tomat tidak sekedar untuk sayuran, tetapi sudah menjadi komoditas buah. Tidak hanya untuk pasar dalam negeri, tetapi juga untuk pasar ekspor.

Peningkatan produksi tomat menjelaskan bahwa peluang bisnis buah tomat ini masih terbuka lebar, karena suplai dari tahun ke tahun belum mencukupi. Dengan melihat potensi pasar dalam negeri maupun luar negeri

1 Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 1 Maret 2016

(4)

penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Subak Pesiapan, kelurahan Dauh Peken, kecamatan/Kabupaten Tabanan dengan waktu penelitian mulai dari 2 Agustus sampai dengan 26 Desember 2015.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih tomat, media tanam tanah, pupuk organik, pupuk urea, fungisida Dithane M-45, insektisida Bayrusil 250 EC, zpt Dekamon 22,43 L sebagai sumber Sodium Nitrofenol. Alat-alat yang digunakan adalah rumah plastik, bak pembenihan, polibag, ajir, ember, gelas ukur, sprayer, timbangan, gunting, oven, alat tulis dan lain-lain.

Pelaksanaan penelitian meliputi persiapan sebelum tanam yaitu pembuatan tempat penelitian, penyiapan media tanam, penyiapan pesemaian, pemberian zat pengatur tumbuh, penanaman, pemasangan ajir, pemeliharaan tanaman dan panen. Benih disemai dalam bak pembenihan. Setelah 10 hari bibit disapih ke dalam kantong plastik sebelum ditanam di pot. Media tanam berupa campuran tanah, pasir dan pupuk organik dimasukkan ke dalam pot dengan masing-masing pot berisi 12 kg. Setelah bibit berumur 30 hari, bibit kemudian ditanam kedalam pot. Masing-masing pot ditanam satu bibit. Pada setiap pot dipasang ajir untuk membantu tegaknya tanaman. Pemeliharaan tanaman berupa penyiraman dan pemupukan, untuk mencegah serangan hama dan penyakit diberikan Dithane M-45 2 g liter-1 air dan insektisida Bayrusil 250

EC 2 ml liter-1 air diberikan setiap satu minggu.

Penyiangan dilakukan setiap ada gulma yang tumbuh disekitar tanaman. Pemangkasan dilakukan saat tanaman berumur 2 minggu setelah tanam dengan cara memotong tunas-tunas cabang yang tumbuh dari ketiak daun sehingga didapat batang tanaman sesuai dengan perlakuan. Pemberian zat pengatur tumbuh dilakukan dengan cara penyemprotan terhadap tanaman yang dilakukan setiap minggu sekali sesuai dengan dosis perlakuan. Panen dilakukan secara bertahap dan dimulai pada waktu tanaman berumur 81 hst dengan interval petik setiap lima hari sekali. Pengamatan dilakukan terhadap variabe-variabel antara lain : waktu mulai berbunga, jumlah bunga tandan -1, jumlah bunga tanaman-1, jumlah buah tandan

-1, jumlah buah tanaman-1, berat buah butir-1,

diameter buah butir-1, berat buah ekonomis

tanaman-1, berat kering oven buah ekonomis

tanaman-1, berat total buah tanaman-1, berat

segar bagian tanaman di atas tanah tanpa buah, berat kering oven bagian tanaman di atas tanah tanpa buah.

Data dianalisis secara statistik sesuai dengan rancangan yang dipergunakan. Apabila terdapat perlakuan tunggal yang berbeda nyata atau sangat nyata dilanjutkan dengan uji BNT 5% dan jika interaksi menunjukkan pengaruh yang nyata atau sangat nyata dilanjutkan dengan uji Duncan 5% (Gomez dan Gomez, 1995).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis menunjukkan bahwa interaksi antara perlakuan pemangkasan dengan dosis zpt sodium nitrofenol berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah bunga tanaman-1, berat buah butir-1, diameter

buah butir-1. Jumlah bunga tanaman-1 tertinggi

diperoleh pada tanpa dipangkas dengan pemberian zpt 500 cc ha-1 sebesar 154,33 buah

(Tabel 1). Dengan semakin tingginya jumlah bunga tanaman-1, maka akan semakin besar

peluang terbentuknya buah, dimana pada penelitian ini buah yang terbentuk tanaman-1

tertinggi juga dicapai pada perlakuan yang sama.

Berat buah dan diameter buah butir-1

tertinggi diperoleh pada perlakuan pemangkasan batang tunggal dengan pemberian dosis zpt 500 cc ha-1 (P1D2)

masing-masing sebesar 61,01 g dan 5,33 cm (Tabel 2 dan Tabel 3) mengalami peningkatan masing-masing sebesar 75,01 % dan 41,00 % dibandingkan dengan tanpa dipangkas dan tanpa pemberian zpt (P0D0) masing-masing

sebesar 34,86 g dan 3,78 cm. Hal ini disebabkan karena berkurangnya dominasi pertumbuhan vegetatif pada perlakuan P1D2 sehingga terjadi

keseimbangan antara fase vegetatif dengan fase generatif. Harjadi (1983) menyatakan apabila antara fase vegetatif dengan generatif tidak seimbang, maka penggunaan karbohidrat lebih besar dari pada yang disimpan, sehingga pembuahan akan tertekan.

yang cukup besar, terlihat bahwa bisnis tomat ini mempunyai prospek yang cukup cerah. Selain itu juga diperlukan penguasaan teknik budidaya dan kiat memanfaatkan peluang pasar yang baik.

Peningkatan jumlah cabang tanaman tomat sampai batas tertentu dapat meningkatkan jumlah buah yang terbentuk. Dipihak lain tanaman tomat yang dibiarkan tumbuh dengan jumlah cabang yang terlalu banyak umumnya akan menghasilkan buah yang kecil-kecil dengan kualitas buah yang rendah (Sunarjono, 1977). Hasil penelitian menyatakan buah tomat akan menjadi lebih besar dan terhindar dari serangan cendawan bila dilakukan pemangkasan (Thompson dan Kelly, 1957). Kusumo (1978) menyatakan bahwa penjarangan bunga dan buah serta pemangkasan cabang-cabang dan pucuk tanaman, mampu meningkatkan buah menjadi lebih besar, serta masaknya buah lebih cepat. Pemangkasan merupakan salah satu cara budidaya untuk memperoleh pertumbuhan dan bentuk tanaman yang lebih baik, buah yang lebih besar dan memudahkan dalam pengendalian hama dan penyakit (Edmond et

al., 1957). Lewis (1990 dalam Ari, 2014) menyatakan bahwa pemangkasan dapat menjaga keseimbangan antara pertumbuhan cabang dan buah. Jumlah cabang pada tanaman tomat akan berpengaruh terhadap mutu buah. Cabang tanaman yang sedikit dimungkinkan mutu buah dapat meningkat. Asimilat yang terbentuk sepenuhnya dapat disimpan pada buah maupun biji menjadi lebih besar, sehingga mempengaruhi mutu buah. Sebaliknya, apabila jumlah cabang pada tanaman tomat banyak, maka asimilat banyak dipergunakan untuk pertumbuhan tunas-tunas baru, sehingga asimilat yang tersimpan pada buah maupun biji menjadi berkurang dan selanjutnya menyebabkan asimilat yang disimpan pada buah dan biji lebih sedikit. Oleh karena asimilat yang disimpan buah atau benih sedikit, dapat mengakibatkan mutu buah menurun. Hal ini telah terbukti dalam penelitian Melulosa (2002 dalam Ari, 2014), tanaman tomat dengan dua cabang utama memberikan berat buah dan ukuran terbaik.

Dewasa ini mulai banyak digunakan bahan-bahan sintetis sebagai zat pengatur tumbuh yang dapat memanipulasi proses-proses biologis tanaman. Pemberian zat pengatur tumbuh yang sesuai merupakan salah satu alternatif teknologi yang dapat memperbaiki proses biologis dalam upaya peningkatan produksi pertanian. Penggunaan zat pengatur tumbuh telah berhasil merangsang pembentukan buah tomat (Tukey, 1954 dalam Sumiati, 1982).

Sodium nitrofenol yang dikandung oleh Dekamon 22,43 L adalah merupakan salah satu zat tumbuh sintetis yang dapat mencegah gugurnya bunga dan buah, merangsang pertumbuhan tunas-tunas baru, meningkatkan jumlah buah dan memperbaiki kualitas buah (Anon., ?). pemberian zpt Dekamon 22,43 L pada tomat dan cabai selain dapat meningkatkan hasil, juga dapat merangsang tumbuhnya tunas-tunas baru sehingga meningkatkan jumlah cabang (Pekerti, 1980; Mariyati, 1983).

Di kalangan petani, melakukan pemangkasan dan penggunaan zat pengatur tumbuh belum sepenuhnya diketahui. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang bagaimana dan kapan dilakukan pemangkasan dan tentang dosis, waktu dan cara pemberian zat pengatur tumbuh.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian pot yang menggunakan polibag dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan pola faktorial. Perlakuan yang diteliti adalah pemangkasan dan dosis zat pengatur tumbuh sodium nitrofenol. Perlakuan pemangkasan terdiri dari tiga yaitu : P0 = Tanpa dipangkas; P1 =

Dipangkas berbatang tunggal; P2 = Dipangkas

berbatang dua; Perlakuan dosis zat pengatur tumbuh terdiri dari empat tingkat yaitu : D0 = 0

cc ha-1; D

1 = 250 cc ha-1 dilarutkan dalam

konsentrasi 0,1%; D2 = 500 cc ha-1 dilarutkan

dalam konsentrasi 0,1%; D3 = 750 cc ha-1

dilarutkan dalam konsentrasi 0,1%; Kombinasi kedua perlakuan memperoleh 12 perlakuan, dimana masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali sehingga diperoleh 36 pot

(5)

penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Subak Pesiapan, kelurahan Dauh Peken, kecamatan/Kabupaten Tabanan dengan waktu penelitian mulai dari 2 Agustus sampai dengan 26 Desember 2015.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih tomat, media tanam tanah, pupuk organik, pupuk urea, fungisida Dithane M-45, insektisida Bayrusil 250 EC, zpt Dekamon 22,43 L sebagai sumber Sodium Nitrofenol. Alat-alat yang digunakan adalah rumah plastik, bak pembenihan, polibag, ajir, ember, gelas ukur, sprayer, timbangan, gunting, oven, alat tulis dan lain-lain.

Pelaksanaan penelitian meliputi persiapan sebelum tanam yaitu pembuatan tempat penelitian, penyiapan media tanam, penyiapan pesemaian, pemberian zat pengatur tumbuh, penanaman, pemasangan ajir, pemeliharaan tanaman dan panen. Benih disemai dalam bak pembenihan. Setelah 10 hari bibit disapih ke dalam kantong plastik sebelum ditanam di pot. Media tanam berupa campuran tanah, pasir dan pupuk organik dimasukkan ke dalam pot dengan masing-masing pot berisi 12 kg. Setelah bibit berumur 30 hari, bibit kemudian ditanam kedalam pot. Masing-masing pot ditanam satu bibit. Pada setiap pot dipasang ajir untuk membantu tegaknya tanaman. Pemeliharaan tanaman berupa penyiraman dan pemupukan, untuk mencegah serangan hama dan penyakit diberikan Dithane M-45 2 g liter-1 air dan insektisida Bayrusil 250

EC 2 ml liter-1 air diberikan setiap satu minggu.

Penyiangan dilakukan setiap ada gulma yang tumbuh disekitar tanaman. Pemangkasan dilakukan saat tanaman berumur 2 minggu setelah tanam dengan cara memotong tunas-tunas cabang yang tumbuh dari ketiak daun sehingga didapat batang tanaman sesuai dengan perlakuan. Pemberian zat pengatur tumbuh dilakukan dengan cara penyemprotan terhadap tanaman yang dilakukan setiap minggu sekali sesuai dengan dosis perlakuan. Panen dilakukan secara bertahap dan dimulai pada waktu tanaman berumur 81 hst dengan interval petik setiap lima hari sekali. Pengamatan dilakukan terhadap variabe-variabel antara lain : waktu mulai berbunga, jumlah bunga tandan -1, jumlah bunga tanaman-1, jumlah buah tandan

-1, jumlah buah tanaman-1, berat buah butir-1,

diameter buah butir-1, berat buah ekonomis

tanaman-1, berat kering oven buah ekonomis

tanaman-1, berat total buah tanaman-1, berat

segar bagian tanaman di atas tanah tanpa buah, berat kering oven bagian tanaman di atas tanah tanpa buah.

Data dianalisis secara statistik sesuai dengan rancangan yang dipergunakan. Apabila terdapat perlakuan tunggal yang berbeda nyata atau sangat nyata dilanjutkan dengan uji BNT 5% dan jika interaksi menunjukkan pengaruh yang nyata atau sangat nyata dilanjutkan dengan uji Duncan 5% (Gomez dan Gomez, 1995).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis menunjukkan bahwa interaksi antara perlakuan pemangkasan dengan dosis zpt sodium nitrofenol berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah bunga tanaman-1, berat buah butir-1, diameter

buah butir-1. Jumlah bunga tanaman-1 tertinggi

diperoleh pada tanpa dipangkas dengan pemberian zpt 500 cc ha-1 sebesar 154,33 buah

(Tabel 1). Dengan semakin tingginya jumlah bunga tanaman-1, maka akan semakin besar

peluang terbentuknya buah, dimana pada penelitian ini buah yang terbentuk tanaman-1

tertinggi juga dicapai pada perlakuan yang sama.

Berat buah dan diameter buah butir-1

tertinggi diperoleh pada perlakuan pemangkasan batang tunggal dengan pemberian dosis zpt 500 cc ha-1 (P1D2)

masing-masing sebesar 61,01 g dan 5,33 cm (Tabel 2 dan Tabel 3) mengalami peningkatan masing-masing sebesar 75,01 % dan 41,00 % dibandingkan dengan tanpa dipangkas dan tanpa pemberian zpt (P0D0) masing-masing

sebesar 34,86 g dan 3,78 cm. Hal ini disebabkan karena berkurangnya dominasi pertumbuhan vegetatif pada perlakuan P1D2 sehingga terjadi

keseimbangan antara fase vegetatif dengan fase generatif. Harjadi (1983) menyatakan apabila antara fase vegetatif dengan generatif tidak seimbang, maka penggunaan karbohidrat lebih besar dari pada yang disimpan, sehingga pembuahan akan tertekan.

yang cukup besar, terlihat bahwa bisnis tomat ini mempunyai prospek yang cukup cerah. Selain itu juga diperlukan penguasaan teknik budidaya dan kiat memanfaatkan peluang pasar yang baik.

Peningkatan jumlah cabang tanaman tomat sampai batas tertentu dapat meningkatkan jumlah buah yang terbentuk. Dipihak lain tanaman tomat yang dibiarkan tumbuh dengan jumlah cabang yang terlalu banyak umumnya akan menghasilkan buah yang kecil-kecil dengan kualitas buah yang rendah (Sunarjono, 1977). Hasil penelitian menyatakan buah tomat akan menjadi lebih besar dan terhindar dari serangan cendawan bila dilakukan pemangkasan (Thompson dan Kelly, 1957). Kusumo (1978) menyatakan bahwa penjarangan bunga dan buah serta pemangkasan cabang-cabang dan pucuk tanaman, mampu meningkatkan buah menjadi lebih besar, serta masaknya buah lebih cepat. Pemangkasan merupakan salah satu cara budidaya untuk memperoleh pertumbuhan dan bentuk tanaman yang lebih baik, buah yang lebih besar dan memudahkan dalam pengendalian hama dan penyakit (Edmond et

al., 1957). Lewis (1990 dalam Ari, 2014) menyatakan bahwa pemangkasan dapat menjaga keseimbangan antara pertumbuhan cabang dan buah. Jumlah cabang pada tanaman tomat akan berpengaruh terhadap mutu buah. Cabang tanaman yang sedikit dimungkinkan mutu buah dapat meningkat. Asimilat yang terbentuk sepenuhnya dapat disimpan pada buah maupun biji menjadi lebih besar, sehingga mempengaruhi mutu buah. Sebaliknya, apabila jumlah cabang pada tanaman tomat banyak, maka asimilat banyak dipergunakan untuk pertumbuhan tunas-tunas baru, sehingga asimilat yang tersimpan pada buah maupun biji menjadi berkurang dan selanjutnya menyebabkan asimilat yang disimpan pada buah dan biji lebih sedikit. Oleh karena asimilat yang disimpan buah atau benih sedikit, dapat mengakibatkan mutu buah menurun. Hal ini telah terbukti dalam penelitian Melulosa (2002 dalam Ari, 2014), tanaman tomat dengan dua cabang utama memberikan berat buah dan ukuran terbaik.

Dewasa ini mulai banyak digunakan bahan-bahan sintetis sebagai zat pengatur tumbuh yang dapat memanipulasi proses-proses biologis tanaman. Pemberian zat pengatur tumbuh yang sesuai merupakan salah satu alternatif teknologi yang dapat memperbaiki proses biologis dalam upaya peningkatan produksi pertanian. Penggunaan zat pengatur tumbuh telah berhasil merangsang pembentukan buah tomat (Tukey, 1954 dalam Sumiati, 1982).

Sodium nitrofenol yang dikandung oleh Dekamon 22,43 L adalah merupakan salah satu zat tumbuh sintetis yang dapat mencegah gugurnya bunga dan buah, merangsang pertumbuhan tunas-tunas baru, meningkatkan jumlah buah dan memperbaiki kualitas buah (Anon., ?). pemberian zpt Dekamon 22,43 L pada tomat dan cabai selain dapat meningkatkan hasil, juga dapat merangsang tumbuhnya tunas-tunas baru sehingga meningkatkan jumlah cabang (Pekerti, 1980; Mariyati, 1983).

Di kalangan petani, melakukan pemangkasan dan penggunaan zat pengatur tumbuh belum sepenuhnya diketahui. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang bagaimana dan kapan dilakukan pemangkasan dan tentang dosis, waktu dan cara pemberian zat pengatur tumbuh.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian pot yang menggunakan polibag dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan pola faktorial. Perlakuan yang diteliti adalah pemangkasan dan dosis zat pengatur tumbuh sodium nitrofenol. Perlakuan pemangkasan terdiri dari tiga yaitu : P0 = Tanpa dipangkas; P1 =

Dipangkas berbatang tunggal; P2 = Dipangkas

berbatang dua; Perlakuan dosis zat pengatur tumbuh terdiri dari empat tingkat yaitu : D0 = 0

cc ha-1; D

1 = 250 cc ha-1 dilarutkan dalam

konsentrasi 0,1%; D2 = 500 cc ha-1 dilarutkan

dalam konsentrasi 0,1%; D3 = 750 cc ha-1

dilarutkan dalam konsentrasi 0,1%; Kombinasi kedua perlakuan memperoleh 12 perlakuan, dimana masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali sehingga diperoleh 36 pot

3 Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 1 Maret 2016

(6)

Tabel 1

Rata-rata jumlah bunga tanaman-1 karena pengaruh faktor P pada taraf D dan faktor D pada taraf P

Jumlah bunga tanaman-1 (buah)

Perlakuan Dosis zpt sodium nitrofenol (cc ha-1)

0 (D0) 250 (D1) 500 (D2) 750 (D3)

Pemangkasan

Tanpa dipangkas (P0)

Dipangkas batang tunggal (P1)

Dipangkas batang dua (P2)

99,33 d (a) 48,00 b (c) 60,67 c (b) 123,67 b (a) 61,00 a (c) 73,67 b (b) 154,33 a (a) 65,67 a (c) 83,67 a (b) 110,67 c (a) 59,67 a (c) 75,33 b (b)

Keterangan : Huruf yang berbeda di belakang nilai rata-rata pada baris yang sama adalah berbeda nyata untuk pengaruh faktor D pada taraf P, sedangkan huruf yang berbeda di bawah nilai rata-rata pada kolom yang sama adalah berbeda nyata untuk pengaruh faktor P pada taraf D.

Pemangkasan berpengaruh nyata terhadap waktu mulai berbunga, dimana tanaman berbatang tunggal memunculkan bunga paling awal (50,33 hari). Sedangkan tanaman berbatang dua munculnya bunga paling lambat (54,83 hari) (Tabel 4). Hal ini disebabkan karena pada perlakuan pemangkasan berbatang dua, batang utamanya dipangkas sehingga beberapa saat setelah dipangkas tanaman mengalami kelambatan pertumbuhan akibat titik tumbuh dipotong,

yang pada akhirnya umur tanaman berbunga akan menjadi lebih lambat. Pemberian zat pengatur tumbuh berpengaruh tidak nyata. Hal ini disebabkan karena pemberian zpt terlalu dekat waktunya dengan saat tanaman mulai berbunga, dan juga karena dosis yang diberikan pada tahap pertama rendah sehingga tidak banyak berpengaruh bagi tanaman. Disamping itu rangsangan pembungaan dipengaruhi pula oleh faktor lingkungan terutama lama penyinaran dan temperatur.

Tabel 2

Rata-rata berat buah butir-1 karena pengaruh faktor P pada taraf D dan faktor D pada taraf P

Berat buah butir-1 (g)

Perlakuan Dosis zpt sodium nitrofenol (cc ha-1)

0 (D0) 250 (D1) 500 (D2) 750 (D3)

Pemangkasan

Tanpa dipangkas (P0)

Dipangkas batang tunggal (P1)

Dipangkas batang dua (P2)

34,86 b (b) 42,07 d (a) 41,88 c (a) 39,28 a (c) 54,27 b (a) 49,98 b (b) 40,98 a (c) 61,01 a (a) 56,44 a (b) 38,82 a (b) 49,01 c (a) 48,44 b (a)

Keterangan : Huruf yang berbeda di belakang nilai rata-rata pada baris yang sama adalah berbeda nyata untuk pengaruh faktor D pada taraf P, sedangkan huruf yang berbeda di bawah nilai rata-rata pada kolom yang sama adalah berbeda nyata untuk pengaruh faktor P pada taraf D.

Tabel 3

Rata-rata diameter buah butir-1 karena pengaruh faktor P pada taraf D dan faktor D pada taraf P

Diameter buah butir-1 (cm)

Perlakuan Dosis zpt sodium nitrofenol (cc ha-1)

0 (D0) 250 (D1) 500 (D2) 750 (D3)

Pemangkasan

Tanpa dipangkas (P0)

Dipangkas batang tunggal (P1)

Dipangkas batang dua (P2)

3,78 c (b) 4,31 d (a) 4,32 d (a) 4,19 b (c) 4,76 b (a) 4,66 b (b) 4,27 a (c) 5,33 a (a) 4,88 a (b) 4,18 b (b) 4,57 c (a) 4,51 c (a)

Keterangan : Huruf yang berbeda di belakang nilai rata-rata pada baris yang sama adalah berbeda nyata untuk pengaruh faktor D pada taraf P, sedangkan huruf yang berbeda di bawah nilai rata-rata pada kolom yang sama adalah berbeda nyata untuk pengaruh faktor P pada taraf D.

Pemangkasan berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah buah tandan-1. Pemangkasan

berbatang tunggal (P1) dan berbatang dua (P2)

terjadi peningkatan masing-masing sebesar 36,22 % dan 30,81 % bila dibandingkan dengan tanpa pemangkasan (Tabel 4). Hal ini disebabkan karena jumlah bunga tandan-1nya

lebih tinggi dan persentase bunga menjadi buah pada tanaman yang dipangkas lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa dipangkas. Pada tanaman yang dipangkas terjadi penghematan penggunaan asimilat untuk pertumbuhan organ-organ vegetatif seperti pucuk, tunas dan daun sehingga kelebihan asimilat dipergunakan untuk pertumbuhan organ-organ generatif seperti bunga, bakal buah dan buah. Jumlah buah tanaman-1 dipengaruhi secara nyata oleh

perlakuan pemangkasan dan pemberian zpt (Tabel 4). Perlakuan pemangkasan mendapatkan bahwa semakin sedikit cabang yang disisakan tumbuh, jumlah buah tanaman-1

akan semakin menurun. Tanaman dipangkas berbatang tunggal (P1) dan berbatang dua (P2)

mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah buah tanaman-1 sebesar 42,56 % dan 25,73 %

dibandingkan dengan tanpa tanpa dipangkas. Hal ini disebabkan karena jumlah bunga yang terbentuk pada tanaman yang dipangkas lebih sedikit sebagai akibat dari tandan bunga yang sedikit, walaupun jumlah bunga tandan-1 cukup

tinggi. Sebaliknya pada tanaman yang tidak dipangkas jumlah buah tanaman-1 yang tinggi

didukung oleh jumlah tandan dan jumlah bunga

yang tinggi. Pemberian zpt sodium nitrofenol pada semua tingkat dosis terjadi peningkatan jumlah buah tanaman-1. Peningkatan dosis zpt

sampai 50cc ha-1 dapat meningkatkan

komponen hasil tanaman tomat, hal ini didukung oleh jumlah bunga tandan-1 maupun

jumlah bunga tanaman-1 tertinggi pada dosis

ini. Anon (1985) mendapatkan dengan pemberian zpt yang sama pada tanaman apel dapat meningkatkan persentase kuncup membuka, persentase bunga menjadi buah, jumlah bunga tandan-1 serta jumlah buah tunas -1. Berat segar dan kering oven buah ekonomis

tanaman-1 dipengaruhi sangat nyata oleh

pemangkasan dan pemberian zpt sodium nitrofenol. Perlakuan tanpa pemangkasan menghasilkan berat segar dan kering oven buah ekonomis tanaman-1 tertinggi masing-masing

sebesar 1989,44 g dan 113,61 g (Tabel 5). Hasil ini didukung oleh tingginya jumlah bunga dan jumlah buah tanaman-1. Hal ini disebebkan oleh

karena tanaman yang tidak dipangkas memungkinkan tumbuhnya tandan buah lebih banyak walaupun berat buah butir-1 dan jumlah

buah tandan-1 lebih sedikit. Bila dibandingkan

antara tanaman yang dipangkas berbatang dua (P2) dengan tanaman tanpa dipangkas (P0) hasil

tanaman-1 berbeda tidak nyata. Ini berarti

bahwa walaupun jumlah buah tanaman-1 pada

P2 lebih sedikit tetapi berat buah butir-1 lebih

tinggi, sehingga total berat yang dihasilkan tanaman-1 tidak jauh berbeda dibandingkan

(7)

Tabel 1

Rata-rata jumlah bunga tanaman-1 karena pengaruh faktor P pada taraf D dan faktor D pada taraf P

Jumlah bunga tanaman-1 (buah)

Perlakuan Dosis zpt sodium nitrofenol (cc ha-1)

0 (D0) 250 (D1) 500 (D2) 750 (D3)

Pemangkasan

Tanpa dipangkas (P0)

Dipangkas batang tunggal (P1)

Dipangkas batang dua (P2)

99,33 d (a) 48,00 b (c) 60,67 c (b) 123,67 b (a) 61,00 a (c) 73,67 b (b) 154,33 a (a) 65,67 a (c) 83,67 a (b) 110,67 c (a) 59,67 a (c) 75,33 b (b)

Keterangan : Huruf yang berbeda di belakang nilai rata-rata pada baris yang sama adalah berbeda nyata untuk pengaruh faktor D pada taraf P, sedangkan huruf yang berbeda di bawah nilai rata-rata pada kolom yang sama adalah berbeda nyata untuk pengaruh faktor P pada taraf D.

Pemangkasan berpengaruh nyata terhadap waktu mulai berbunga, dimana tanaman berbatang tunggal memunculkan bunga paling awal (50,33 hari). Sedangkan tanaman berbatang dua munculnya bunga paling lambat (54,83 hari) (Tabel 4). Hal ini disebabkan karena pada perlakuan pemangkasan berbatang dua, batang utamanya dipangkas sehingga beberapa saat setelah dipangkas tanaman mengalami kelambatan pertumbuhan akibat titik tumbuh dipotong,

yang pada akhirnya umur tanaman berbunga akan menjadi lebih lambat. Pemberian zat pengatur tumbuh berpengaruh tidak nyata. Hal ini disebabkan karena pemberian zpt terlalu dekat waktunya dengan saat tanaman mulai berbunga, dan juga karena dosis yang diberikan pada tahap pertama rendah sehingga tidak banyak berpengaruh bagi tanaman. Disamping itu rangsangan pembungaan dipengaruhi pula oleh faktor lingkungan terutama lama penyinaran dan temperatur.

Tabel 2

Rata-rata berat buah butir-1 karena pengaruh faktor P pada taraf D dan faktor D pada taraf P

Berat buah butir-1 (g)

Perlakuan Dosis zpt sodium nitrofenol (cc ha-1)

0 (D0) 250 (D1) 500 (D2) 750 (D3)

Pemangkasan

Tanpa dipangkas (P0)

Dipangkas batang tunggal (P1)

Dipangkas batang dua (P2)

34,86 b (b) 42,07 d (a) 41,88 c (a) 39,28 a (c) 54,27 b (a) 49,98 b (b) 40,98 a (c) 61,01 a (a) 56,44 a (b) 38,82 a (b) 49,01 c (a) 48,44 b (a)

Keterangan : Huruf yang berbeda di belakang nilai rata-rata pada baris yang sama adalah berbeda nyata untuk pengaruh faktor D pada taraf P, sedangkan huruf yang berbeda di bawah nilai rata-rata pada kolom yang sama adalah berbeda nyata untuk pengaruh faktor P pada taraf D.

Tabel 3

Rata-rata diameter buah butir-1 karena pengaruh faktor P pada taraf D dan faktor D pada taraf P

Diameter buah butir-1 (cm)

Perlakuan Dosis zpt sodium nitrofenol (cc ha-1)

0 (D0) 250 (D1) 500 (D2) 750 (D3)

Pemangkasan

Tanpa dipangkas (P0)

Dipangkas batang tunggal (P1)

Dipangkas batang dua (P2)

3,78 c (b) 4,31 d (a) 4,32 d (a) 4,19 b (c) 4,76 b (a) 4,66 b (b) 4,27 a (c) 5,33 a (a) 4,88 a (b) 4,18 b (b) 4,57 c (a) 4,51 c (a)

Keterangan : Huruf yang berbeda di belakang nilai rata-rata pada baris yang sama adalah berbeda nyata untuk pengaruh faktor D pada taraf P, sedangkan huruf yang berbeda di bawah nilai rata-rata pada kolom yang sama adalah berbeda nyata untuk pengaruh faktor P pada taraf D.

Pemangkasan berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah buah tandan-1. Pemangkasan

berbatang tunggal (P1) dan berbatang dua (P2)

terjadi peningkatan masing-masing sebesar 36,22 % dan 30,81 % bila dibandingkan dengan tanpa pemangkasan (Tabel 4). Hal ini disebabkan karena jumlah bunga tandan-1nya

lebih tinggi dan persentase bunga menjadi buah pada tanaman yang dipangkas lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa dipangkas. Pada tanaman yang dipangkas terjadi penghematan penggunaan asimilat untuk pertumbuhan organ-organ vegetatif seperti pucuk, tunas dan daun sehingga kelebihan asimilat dipergunakan untuk pertumbuhan organ-organ generatif seperti bunga, bakal buah dan buah. Jumlah buah tanaman-1 dipengaruhi secara nyata oleh

perlakuan pemangkasan dan pemberian zpt (Tabel 4). Perlakuan pemangkasan mendapatkan bahwa semakin sedikit cabang yang disisakan tumbuh, jumlah buah tanaman-1

akan semakin menurun. Tanaman dipangkas berbatang tunggal (P1) dan berbatang dua (P2)

mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah buah tanaman-1 sebesar 42,56 % dan 25,73 %

dibandingkan dengan tanpa tanpa dipangkas. Hal ini disebabkan karena jumlah bunga yang terbentuk pada tanaman yang dipangkas lebih sedikit sebagai akibat dari tandan bunga yang sedikit, walaupun jumlah bunga tandan-1 cukup

tinggi. Sebaliknya pada tanaman yang tidak dipangkas jumlah buah tanaman-1 yang tinggi

didukung oleh jumlah tandan dan jumlah bunga

yang tinggi. Pemberian zpt sodium nitrofenol pada semua tingkat dosis terjadi peningkatan jumlah buah tanaman-1. Peningkatan dosis zpt

sampai 50cc ha-1 dapat meningkatkan

komponen hasil tanaman tomat, hal ini didukung oleh jumlah bunga tandan-1 maupun

jumlah bunga tanaman-1 tertinggi pada dosis

ini. Anon (1985) mendapatkan dengan pemberian zpt yang sama pada tanaman apel dapat meningkatkan persentase kuncup membuka, persentase bunga menjadi buah, jumlah bunga tandan-1 serta jumlah buah tunas -1. Berat segar dan kering oven buah ekonomis

tanaman-1 dipengaruhi sangat nyata oleh

pemangkasan dan pemberian zpt sodium nitrofenol. Perlakuan tanpa pemangkasan menghasilkan berat segar dan kering oven buah ekonomis tanaman-1 tertinggi masing-masing

sebesar 1989,44 g dan 113,61 g (Tabel 5). Hasil ini didukung oleh tingginya jumlah bunga dan jumlah buah tanaman-1. Hal ini disebebkan oleh

karena tanaman yang tidak dipangkas memungkinkan tumbuhnya tandan buah lebih banyak walaupun berat buah butir-1 dan jumlah

buah tandan-1 lebih sedikit. Bila dibandingkan

antara tanaman yang dipangkas berbatang dua (P2) dengan tanaman tanpa dipangkas (P0) hasil

tanaman-1 berbeda tidak nyata. Ini berarti

bahwa walaupun jumlah buah tanaman-1 pada

P2 lebih sedikit tetapi berat buah butir-1 lebih

tinggi, sehingga total berat yang dihasilkan tanaman-1 tidak jauh berbeda dibandingkan

dengan tanaman tanpa dipangkas (P0).

5 Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 1 Maret 2016

(8)

Tabel 4

Rata-rata waktu mulai berbunga, jumlah bunga tandan-1, jumlah buah tandan-1 dan jumlah buah

tanaman-1 pada perlakuan pemangkasan dan pemberian dosis zpt sodium nitrofenol

Perlakuan Waktu mulai

berbunga (hst) Jumlah bunga tandan-1 (buah) Jumlah buah tandan -1

(butir) Jumlah buah tanaman -1 (butir) Pemangkasan Tanpa dipangkas (P0)

Dipangkas batang tunggal (P1)

Dipangkas batang dua (P2)

50,67 b 50,33 b 54,83 a 4,14 c 4,93 a 4,67 b 1,85 b 2,52 a 2,42 a 51,50 a 29,58 c 38,25 b BNT 5 % 0,87 0,15 0,17 2,99 Dosis zpt (cc ha-1) 0 (D0) 250 (D1) 500 (D2) 750 (D3) 52,33 a 52,00 a 51,22 a 52,22 a 4,20 c 4,69 ab 4,84 a 4,59 b 2,21 a 2,27 a 2,28 a 2,27 a 35,33 b 41,00 a 42,89 a 39,89 a BNT 5 % - 0,17 - 3,45

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada perlakuan dan kolom yang sama adalah tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.

Pemberian zpt sodium nitrofenol dapat meningkatkan hasil tanaman-1. Berat segar dan

kering oven buah tanaman-1 tertinggi diperoleh

pada dosis 500 cc ha-1 (D2) masing-masing

sebesar 2176,26 g dan 125,79 g (Tabel 5). Hasil ini didukung oleh meningkatnya jumlah buah

tanaman-1 dan berat buah butir-1. Peningkatan

hasil tersebut berkaitan dengan efektivitas zpt pada dosis tersebut dapat membantu aktivitas kerja endogenus plant hormone dalam hal meningkatkan laju fotosintesis sehingga tanaman akan lebih tinggi.

Tabel 5

Rata-rata waktu mulai berbunga, jumlah bunga tandan-1, jumlah buah tandan-1 dan jumlah buah

tanaman-1 pada perlakuan pemangkasan dan pemberian dosis zpt sodium nitrofenol

Perlakuan Berat segar buah ekonomis tanaman-1

(g)

Berat kering oven buah ekonomis tanaman-1 (g)

Berat total buah tanaman-1

(g) Pemangkasan

Tanpa dipangkas (P0)

Dipangkas batang tunggal (P1)

Dipangkas batang dua (P2)

1989,44 a 1555,60 b 1894,62 a 113,61 a 89,73 b 109,94 a 2087,46 a 1603,14 b 1973,18 a BNT 5 % 141,43 6,79 143,24 Dosis zpt (cc ha-1) 0 (D0) 250 (D1) 500 (D2) 750 (D3) 1374,69 c 1900,29 b 2176,26 a 1772,31 b 80,74 c 107,74 b 125,79 a 103,42 b 1468,22 c 1989,24 b 2242,25 a 1852,00 b BNT 5 % 163,31 7,85 165,39

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada perlakuan dan kolom yang sama adalah tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.

Perlakuan pemangkasan dan pemberian zpt berpengaruh sangat nyata terhadap berat segar dan berat kering oven bagian tanaman di atas tanah tanpa buah. Perlakuan pemangkasan, nilai tertinggi diperoleh pada tanaman tanpa dipangkas (P0) sebesar 396,30 g dan 83,58 g

(Tabel 6). Pemangkasan menurunkan berat segar dan berat kering oven bagian tanaman di atas tanah tanpa buah. Pemberian dosis zpt sodium nitrofenol, pada dosis 500 cc ha-1

menghasilkan berat segar dan berat kering oven bagian tanaman di atas tanah tanpa buah tertinggi yaitu masing-masing 357,25 g dan 73,48 g dan nilai terendah pada perlakuan dosis 0cc ha-1 sebesar 297,02 g dan 60,34 g.

Pemberian zpt sodium nitrifenol berpengaruh merangsang proses fisiologis dalam tubuh tanaman sehingga laju pembelahan sel bertambah cepat.

Tabel 6

Rata-rata berat segar bagian tanaman di atas tanah tanpa buah dan berat kering oven bagian tanaman di atas tanah tanpa buah pada perlakuan pemangkasan dan pemberian dosis zpt sodium

nitrofenol

Perlakuan Berat segar bagian tanaman di atas tanah tanpa buah (g) Berat kering oven bagian tanaman di atas tanah tanpa buah (g) Pemangkasan

Tanpa dipangkas (P0)

Dipangkas batang tunggal (P1)

Dipangkas batang dua (P2)

396,30 a 261,79 c 317,94 b 83,58 a 54,36 c 62,61 b BNT 5 % 15,05 2,57 Dosis zpt (cc ha-1) 0 (D0) 250 (D1) 500 (D2) 750 (D3) 297,02 c 319,55 b 357,25 a 327,55 b 60,34 d 68,46 b 73,48 a 65,12 c BNT 5 % 17,37 2,97

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada perlakuan dan kolom yang sama adalah tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Menurut hasil penelitian di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Interaksi antara perlakuan pemangkasan dan pemberian dosis zpt sodium nitrofenol sangat nyata pada variabel jumlah bunga tanaman-1, berat buah butir-1 dan diameter

buah butir-1. Sedangkan terhadap variabel

berat segar dan berat kering oven buah ekonomis tanaman-1 menunjukkan

interaksi yang tidak nyata.

2. Pemangkasan berpengaruh nyata terhadap variabel berat segar dan berat kering oven buah ekonomis tanaman-1. Perlakuan

tanpa pemangkasan menghasilkan berat segar dan kering oven buah ekonomis

tanaman-1 tertinggi masing-masing sebesar

1989,44 g dan 113,61 g

3. Pemberian dosis zpt sodium nitrofenol berpengaruh nyata dalam meningkatkan hasil tomat. Berat segar dan kering oven buah tanaman-1 tertinggi diperoleh pada

dosis 500 cc ha-1 masing-masing sebesar

2176,26 g dan 125,79 g. Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan level/tingkat perlakuan yang lebih tinggi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik untuk kelengkapan informasi tentang pengaruh masing-masing perlakuan.

(9)

Tabel 4

Rata-rata waktu mulai berbunga, jumlah bunga tandan-1, jumlah buah tandan-1 dan jumlah buah

tanaman-1 pada perlakuan pemangkasan dan pemberian dosis zpt sodium nitrofenol

Perlakuan Waktu mulai

berbunga (hst) Jumlah bunga tandan-1 (buah) Jumlah buah tandan -1

(butir) Jumlah buah tanaman -1 (butir) Pemangkasan Tanpa dipangkas (P0)

Dipangkas batang tunggal (P1)

Dipangkas batang dua (P2)

50,67 b 50,33 b 54,83 a 4,14 c 4,93 a 4,67 b 1,85 b 2,52 a 2,42 a 51,50 a 29,58 c 38,25 b BNT 5 % 0,87 0,15 0,17 2,99 Dosis zpt (cc ha-1) 0 (D0) 250 (D1) 500 (D2) 750 (D3) 52,33 a 52,00 a 51,22 a 52,22 a 4,20 c 4,69 ab 4,84 a 4,59 b 2,21 a 2,27 a 2,28 a 2,27 a 35,33 b 41,00 a 42,89 a 39,89 a BNT 5 % - 0,17 - 3,45

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada perlakuan dan kolom yang sama adalah tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.

Pemberian zpt sodium nitrofenol dapat meningkatkan hasil tanaman-1. Berat segar dan

kering oven buah tanaman-1 tertinggi diperoleh

pada dosis 500 cc ha-1 (D2) masing-masing

sebesar 2176,26 g dan 125,79 g (Tabel 5). Hasil ini didukung oleh meningkatnya jumlah buah

tanaman-1 dan berat buah butir-1. Peningkatan

hasil tersebut berkaitan dengan efektivitas zpt pada dosis tersebut dapat membantu aktivitas kerja endogenus plant hormone dalam hal meningkatkan laju fotosintesis sehingga tanaman akan lebih tinggi.

Tabel 5

Rata-rata waktu mulai berbunga, jumlah bunga tandan-1, jumlah buah tandan-1 dan jumlah buah

tanaman-1 pada perlakuan pemangkasan dan pemberian dosis zpt sodium nitrofenol

Perlakuan Berat segar buah ekonomis tanaman-1

(g)

Berat kering oven buah ekonomis tanaman-1 (g)

Berat total buah tanaman-1

(g) Pemangkasan

Tanpa dipangkas (P0)

Dipangkas batang tunggal (P1)

Dipangkas batang dua (P2)

1989,44 a 1555,60 b 1894,62 a 113,61 a 89,73 b 109,94 a 2087,46 a 1603,14 b 1973,18 a BNT 5 % 141,43 6,79 143,24 Dosis zpt (cc ha-1) 0 (D0) 250 (D1) 500 (D2) 750 (D3) 1374,69 c 1900,29 b 2176,26 a 1772,31 b 80,74 c 107,74 b 125,79 a 103,42 b 1468,22 c 1989,24 b 2242,25 a 1852,00 b BNT 5 % 163,31 7,85 165,39

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada perlakuan dan kolom yang sama adalah tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.

Perlakuan pemangkasan dan pemberian zpt berpengaruh sangat nyata terhadap berat segar dan berat kering oven bagian tanaman di atas tanah tanpa buah. Perlakuan pemangkasan, nilai tertinggi diperoleh pada tanaman tanpa dipangkas (P0) sebesar 396,30 g dan 83,58 g

(Tabel 6). Pemangkasan menurunkan berat segar dan berat kering oven bagian tanaman di atas tanah tanpa buah. Pemberian dosis zpt sodium nitrofenol, pada dosis 500 cc ha-1

menghasilkan berat segar dan berat kering oven bagian tanaman di atas tanah tanpa buah tertinggi yaitu masing-masing 357,25 g dan 73,48 g dan nilai terendah pada perlakuan dosis 0cc ha-1 sebesar 297,02 g dan 60,34 g.

Pemberian zpt sodium nitrifenol berpengaruh merangsang proses fisiologis dalam tubuh tanaman sehingga laju pembelahan sel bertambah cepat.

Tabel 6

Rata-rata berat segar bagian tanaman di atas tanah tanpa buah dan berat kering oven bagian tanaman di atas tanah tanpa buah pada perlakuan pemangkasan dan pemberian dosis zpt sodium

nitrofenol

Perlakuan Berat segar bagian tanaman di atas tanah tanpa buah (g) Berat kering oven bagian tanaman di atas tanah tanpa buah (g) Pemangkasan

Tanpa dipangkas (P0)

Dipangkas batang tunggal (P1)

Dipangkas batang dua (P2)

396,30 a 261,79 c 317,94 b 83,58 a 54,36 c 62,61 b BNT 5 % 15,05 2,57 Dosis zpt (cc ha-1) 0 (D0) 250 (D1) 500 (D2) 750 (D3) 297,02 c 319,55 b 357,25 a 327,55 b 60,34 d 68,46 b 73,48 a 65,12 c BNT 5 % 17,37 2,97

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada perlakuan dan kolom yang sama adalah tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Menurut hasil penelitian di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Interaksi antara perlakuan pemangkasan dan pemberian dosis zpt sodium nitrofenol sangat nyata pada variabel jumlah bunga tanaman-1, berat buah butir-1 dan diameter

buah butir-1. Sedangkan terhadap variabel

berat segar dan berat kering oven buah ekonomis tanaman-1 menunjukkan

interaksi yang tidak nyata.

2. Pemangkasan berpengaruh nyata terhadap variabel berat segar dan berat kering oven buah ekonomis tanaman-1. Perlakuan

tanpa pemangkasan menghasilkan berat segar dan kering oven buah ekonomis

tanaman-1 tertinggi masing-masing sebesar

1989,44 g dan 113,61 g

3. Pemberian dosis zpt sodium nitrofenol berpengaruh nyata dalam meningkatkan hasil tomat. Berat segar dan kering oven buah tanaman-1 tertinggi diperoleh pada

dosis 500 cc ha-1 masing-masing sebesar

2176,26 g dan 125,79 g. Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan level/tingkat perlakuan yang lebih tinggi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik untuk kelengkapan informasi tentang pengaruh masing-masing perlakuan.

7 Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 1 Maret 2016

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus, 1985. Pengaruh Dekamon 22,43 L Terhadap Pertumbuhan Vegetatif dan Generatif Tanaman Apel (Mulus sylvestris Mill) Varietas Rome Beauty di Batu Malang. Kerjasama Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang dengan PT. Kalatham Corp.

Anonimus. ? Dekamon. A Riviver for Plant Cells, to Stimulate Budding & Growth Advance Earlier Crops of Corn and Increase Product Quality.

Anonimus. ? Cara Budidaya Tomat. http://www.ruangtani.com/17-tahap-cara- budidaya-tomat-yang-baik-dan-benar-lengkap/ (Diakses tanggal 10 Januari 2016) Anonimus. ? Zat Pengatur Tumbuh.

https://bramsembiring.wordpress.com/2012 /03/03/zat-pengatur-tumbuh-root-up-atonik-super-gib-2/ (Diakses tanggal 10 Januari 2016)

Ari, A.A, 2014. Pengaruh Pemangkasan Pada Tanaman

Tomat.http://agronomiunhas.blogspot .com/ 2013/11/makalah-pengaruh-pemangkasan-pada.html (Diakses tanggal 6 Desember 2015)

Edmond,J.B., Musser,A.M.,Andrew,F.S. 1957.

Fundamental of Horticulture. McGraw-Hill

Book Company Inc. New York – Toronto – London.

Fitriana, M. 1996. Penggunaan zat pengatur tumbuh sodium nitrofenol dalam usaha peningkatan produksi kedelai (Glycine Max (L.) Merrill) varietas Wilis.

http://library.unej.ac.id/client/default/search /detailnonmodal/ent:$002f$002fSD_ILS$0 02f305$002fSD_ILS:305334/ada?qu=FITR IANA%2C+Maria&ic=true&ps=300

(Diakses tanggal 10 Januari 2016).

Gomez, K.A., Gomez, A. 1995. Prosedur

Statistik untuk Penelitian Pertanian. Jakarta:

Universitas Indonesia Press (terjemahan). Harjadi,S.S. 1983. Pengantar Agronomi.

Penerbit PT Gramedia.

Kusumo, S. 1978. Percobaan Pemangkasan pada Tanaman Tomat. Bulletin Penelitian Hortikultura, Vol. VI. No. 2.

Mariyati, E. 1983. Pengaruh Macam Hormon dan Dosis Atonik/Dekamon Terhadap Pertumbuhan Vegetatif dan Generatif Tanaman Lombok Rawit (Capsicum

annuum L.). Fakultas Pertanian Universitas

Brawijaya. Malang.

Noviantari, D.E.E. 2006. Pengaruh konsentrasi zat pengatur tumbuh sodium nitrofenol dan lama perendaman terhadap pertumbuhan setek tanaman soka (lxora coccinea l)

http://pustaka.iba.ac.id/index.php?p=show_ detail&id=10376 (Diakses tanggal 2 Januari 2016).

Pekerti, H., 1980. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Sodium Nitrofenol Terhadap Kualitas dan Hasil pada Cabai Merah. Lembaga Penelitian Hortikultura, Jakarta. Bulletin Penelitian Hortikultura, Vol. VIII. No. 11.

Sumiati, E. (1982). Respon Tanaman Tomat Kultivar Gondol dan Intan Terhadap Penggunaan Atonik, Cytozime Crop, 2,4 D dan NAA. Laporan Penelitian. Lembang: Balai Penelitian Tanaman Pangan.

Sunarjono, H. 1977. Budidaya Tomat (Lycopersicum esculentum Mill). Jakartaa: Lembaga Penelitian Hortikultura.

Thompson, Homer, C., Kelly, W.C. 1957.

Vegetable Crops. New Delhi: Tata McGraw

Hill Publishing Company Ltd.

PENINGKATAN KELIMPAHAN POPULASI PREDATOR DOMINAN

PENGGEREK BUAH KAKAO, CONOPOMORPHA CRAMERELLA

MELALUI PENGEMBANGAN METODE KONSERVASI

DALAM EKOSISTEM KAKAO

MADE SUKARATA

(POPT Ahli Madya) Unit Manajemen Lapangan (UML) Selemadeg Timur Dinas Perkebunan Provinsi Bali

ABSTRAK

Peningkatan kelimpahan populasi predator dominan penggerek buah kakao (PBK) dapat diupayakan melalui pengembangan metode konservasi, salah satunya pemberian mulsa daun kakao dan penggunaan pupuk kandang.

Pemberian mulsa memberikan arti penting dalam kelangsungan hidup arthropoda di dalam ekosistem karena dapat dijadikan tempat berlindung musuh alami terutama pada suhu tinggi, sedangkan pupuk kandang selain sebagai bahan organik bagi kesuburan tanaman diharapkan juga dapat menjadi tempat berlindung musuh alami. Penelitian dilaksanakan di Subak Abian Amerta Asih, Desa Selemadeg, Kecamatan Selemadeg, Kabupaten Tabanan mulai bulan Mei sampai September 2015. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok dengan perlakuan faktor tunggal yakni mulsa daun kakao 5 kg daun kering per pohon (A), pupuk kandang sapi 25 kg per pohon (B), dan cara petani sebagai kontrol (C) yang diulang sebanyak 10 kali per perlakuan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan tiga jenis predator dominan yang berasosiasi dengan hama PBK yaitu semut hitam, laba-laba, dan Cecopet, pemberian mulsa daun kakao dan pupuk kandang sapi disekitar pohon kakao mampu meningkatkan kelimpahan populasi predator semut hitam, laba-laba, dan Cecopet , kelimpahan populasi masing-masing predator cukup tinggi, dan kesamaan komunitas pada ekosistem kebun kakao hampir sama.

Kata Kunci : Peningkatan kelimpahan predator PBK, metode konservasi, kakao PENDAHULUAN

Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peran penting dalam perekonomian Indonesia, yang menjadi salah satu penyumbang terbesar devisa negara dari sektor non migas, sebagai sumber lapangan kerja maupun pendapatan bagi petani (Dinas Perkebunan Provinsi Bali, 2012).

Potensi untuk menggunakan industri kakao sebagai salah satu pendorong pertumbuhan dan distribusi pendapatan cukup terbuka dan sangat menjanjikan, namun hingga saat ini pencapaian produktivitas kakao masih tergolong rendah, yakni 550 kg/ ha/tahun, sedangkan standar produksi yang diharapkan 1.250 kg/ha/tahun. Rendahnya tingkat produktivitas kakao yang dicapai salah satu penyebabnya adalah adanya serangan hama dan

penyakit (Rubiyo dkk., 2010). Hama penting yang menjadi penyebab utama menurunnya produksi dan mutu kakao adalah penggerek buah kakao (PBK), Conopomorpha cramerelle (Snellen) (Lepidoptera : Gracillaridae). Stadium yang merusak dari hama tersebut adalah larvanya, yang dapat menyebabkan biji kempes (kurang bernas) dan lengket sehingga berpengaruh terhadap kriteria standar mutu biji terutama bean count dan kadar sampah biji yang secara keseluruhan mempengaruhi daya saing dan perlakuan harga (Supartha, 2008).

Pengendalian penggerek buah kakao yang dilakukan petani sampai saat ini masih mengandalkan penggunaan insektisida sintetis, karena mudah didapat dan praktis dalam penggunaannya, tetapi penggunaan yang berlebihan secara terus menerus dan tidak terkontrol dapat menimbulkan akibat negatif terhadap lingkungan seperti adanya residu

Referensi

Dokumen terkait

Bagi siapa saja yang dapat menaklukkannya maka ia tidak hanya sebagai penakluk esistensi dirinya tetapi juga akan menjadi penkluk segenap dunia, hal ini disebabkan

Hal ini mengandung pengertian bahwa Organizational Citizenship Behavior (OCB) karyawan akan mengalami peningkatan ketika terjadi peningkatan iklim organisasi dan

Berdasarkan kajian-kajian lepas yang telah dijalankan dan disokong oleh pendekatan yang kukuh menerusi aspek tingkah laku pengundi dalam pilihan raya, jelas

Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis nilai kecacatan produk Selada Romaine hidroponik dalam batas

Hasil penelitian menunjukkan: (1) siswa berkemampuan tinggi tidak melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal relasi dan fungsi; (2) siswa dengan kemampuan sedang

Hasil uji F dari uji ANOVA atau F test didapat nilai F hitung model regresi dapat digunakan untuk memprediksi bahwa religiusitas, pengetahuan, kepercayaan, promosi

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah: (1) Mengetahui peran Inspektorat Pembantu Kota dan Implementasi Good Government Governance di Kota

Sistem SCPC hanya memungkinan suatu kanal di transponder tertentu hanya bisa digunakan 1 kali dalam cakupan coverage satellite tertentu, dengan demikian untuk setiap