• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MOTIVASI DAN KOMITMEN PADA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PADA PT. KALIMANTAN STEEL DI SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MOTIVASI DAN KOMITMEN PADA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PADA PT. KALIMANTAN STEEL DI SURABAYA."

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Oleh :

ALFIN FIRMANSYAH 0712010061 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI

(2)

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Motivasi Dan

Komitmen Pada Organisasi Ter hadap Kepuasan Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada

PT. Kalimantan Steel Di Sur abaya”. Dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalam

menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S1) Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya.

Skripsi ini telah melalui beberapa diskusi dan mendapatkan masukan serta koreksi dari

para dosen maupun pelaku yang terlibat dalam pekerjaan dengan harapan skripsi ini dapat

mencapai tujuan dan sasaran.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan banyak terimah kasih kepada:

1.

Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur

2.

Dr. Dhani Ichsanuddin Nur,MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3.

Dr. Muhadjir Anwar, MM selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Manajemen Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4.

Dra. Ec. Dwi Widajati, MM selaku Dosen Pembimbing yang telah memberi saran,

nasihat serta bantuan bimbingan selama masa skripsi.

5.

Drs. Ec. Bowo Santoso, MM selaku Dosen Wali yang telah memberi saran, nasihat serta

(3)

dalam proses kuliah.

8.

Seluruh Sahabat, Teman, Kawan dan Rekan yang telah memberikan dukungan dan

bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.

9.

Pihak-pihak lain yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini memberikan manfaat dan dapat

menambah wawasan bagi kami dan pembaca umumnya. Semoga ALLAH SWT

senantiasa membimbing kita menuju jalannya dan melimpahkan rahmat serta hidayahnya

bagi semua pihak yang telah banyak membantu kami dalam penyusunan skripsi ini.

Surabaya, November 2011

(4)

KATA PENGANTAR ………...……….

i

DAFTAR ISI ………...

iii

DAFTAR TABEL ………...

viii

DAFTAR GAMBAR ………..

x

DAFTAR LAMPIRAN ………...

xi

ABSTRAKSI ………..

xii

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

1.1

Latar Belakang …….………. 1

1.2

Perumusan Masalah ……….

6

1.3

Tujuan Penelitian ……….. 7

1.4

Manfaat Penelitian ……… 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………..….

9

2.1

Hasil Penelitian Terdahulu ……….………...

9

2.2

Landasan Teori ……..……….….

11

2.2.1. Kepuasan Kerja ……….………. 11

2.2.1.1. Pengertian Kepuasan Kerja ………..…….. 11

(5)

2.2.2.2. Teori-Teori Motivasi …...………....

13

2.2.2.3. Tujuan Motivasi ...………...……….

15

2.2.2.4. Indikator Motivasi ...………....………...

16

2.2.3. Komitmen Organisasi ….…….………...………...…

17

2.2.3.1. Aspek-Aspek Komitmen Organisasi ………..…...….. 18

2.2.3.2. Indikator Komitmen Organisasi ….……...…………..… 18

2.2.4. Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja ...…… 19

2.2.5. Pengaruh Komitmen Organisasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja.. 20

2.3.

Kerangka Konseptual ……….... 21

2.4.

Hipotesis ……… 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………..………...…….…

23

3.1.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ……….……….. 23

3.1.1. Definisi Operasional ………..……… 23

3.1.2. Pengukuran Variabel ……….. 26

3.2.

Teknik Penentuan Sampel ………. 26

3.2.1. Populasi ….……….………… 26

3.2.2. Sampel ……….………..… 27

(6)

3.3.3. Pengumpulan Data ……….…….. 29

3.4.

Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis ………. 30

3.4.1. Teknik Analisis ……….. 30

3.4.2. Uji Realiabilitas dan Validitas ………..……… 32

3.4.3. Uji Outlier dan Multivariat ………..

32

3.4.3.1. Uji Outlier Univariat ………..…………. 33

3.4.3.2. Uji Outlier Multivariat ………..……. 33

3.4.4. Uji Normalitas Data ………....

34

3.4.5. Uji Hipotesis ………

34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….…

38

4.1.

Gambaran Umum Obyek Penelitian ……….. 38

4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan ……….

38

4.1.2. Visi Dan Misi Perusahaan ……...………. 39

4.1.3. Lokasi Perusahaan ……….………..…. 39

4.1.4. Sturktur Organisasi ………....……… 40

4.2.

Deskripsi Hasil Penelitian ………. 41

4.2.1. Hasil Jawaban Responden Tentang Motivasi ...…...……….. 43

(7)

4.3.1. Uji Validitas ………. 46

4.3.2. Uji Reliabilitas ………..……… 47

4.3.3. Uji Construct Reliability & Variance Extracted ……….…

48

4.3.4. Uji Normalitas ……….. 49

4.3.5. Uji Multicoloniarity dan Singularity ………..……….. 50

4.3.6. Uji Outlier ………. 51

4.3.7. Confirmatory Factor Analysis ………...… 52

4.3.7.1. Confirmatory Factor Analysis Motivation …...…. 52

4.3.7.2. Confirmatory Factor Analysis Organizational Commitment52

4.3.7.3. Confirmatory Factor Analysis Job Satisfaction …...… 53

4.3.8. Structural Equation Modeling dan Pengujian Hipotesis ……….. 54

4.3.8.1. Evaluasi Model One-Step Approach to SEM ……….….. 54

4.3.8.2. Uji Kausalitas ……….. 55

4.4.

Faktor Loading Masing-Masing Indikator ………..

56

4.4.1. Motivasi …...…….

56

4.4.2. Komitmen Organisasi ...…..….….. 57

4.4.3. Kepuasan Kerja ……....………...…..…… 58

4.5.

Pembahasan ... 58

(8)

BAB V Kesimpulan dan Saran ………. 61

5.1.

Kesimpulan ……… 61

(9)

Oleh :

Alfin Fir mansyah

ABSTRAKSI

Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi perusahaan dituntut untuk bekerja lebih

efisien dan efektif. Persaingan yang semakin ketat menyebabkan perusahaan dituntut untuk

mampu meningkatkan daya saing dalam rangka menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Untuk

memperoleh kontribusi yang optimal, perusahaan harus dapat memperlakukan sumber daya

manusia sebagai layaknya faktor jasa dan pelayanan lainnya yang dimiliki perusahaan. Oleh

karenanya wajib dilindungi dan dipelihara sehingga mampu memberikan kontribusi bagi

perusahaan.

Pada saat ini PT. Kalimantan Steel mengalami peningkatan pada jumlah absensi

karyawan, hal ini menunjukkan bahwa karyawan kurang termotivasi dalam bekerja. Tujuan dari

penelitian ini untuk membuktikan pengaruh positif antara hubungan motivasi, komitmen

organisasi dan kepuasan kerja pada karyawan PT. Kalimantan Steel. Dari beberapa teori diatas,

maka penelitian ini mengambil objek pada PT. Kalimantan Steel yang ada pada saat ini tengah

menghadapi masalah pada jumlah karyawan yang absen. PT. Kalimantan Steel adalah

perusahaan yang bergerak dibidang logam dan baja.

Variabel penelitian adalah Motivasi (X1), Komitmen Organisasi (X2) dan Kepuasan

Kerja (Y). Teknik pengambilan samplenya menggunakan simple random sampling / yaitu

dimana semua anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama besar untuk dijadikan

sample penelitian. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah SEM (

Structural

Equation Modeling

).Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diketahui hasil dari

penelitian ini bahwa : (a) Faktor motivasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja tidak

dapat diterima. (b) Faktor komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja

tidak dapat diterima.

(10)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi perusahaan dituntut untuk bekerja lebih efisien dan efektif. Persaingan yang semakin ketat menyebabkan perusahaan dituntut untuk mampu meningkatkan daya saing dalam rangka menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Untuk memperoleh kontribusi yang optimal, perusahaan harus dapat memperlakukan sumber daya manusia sebagai layaknya faktor jasa dan pelayanan lainnya yang dimiliki perusahaan. Oleh karenanya wajib dilindungi dan dipelihara sehingga mampu memberikan kontribusi bagi perusahaan.

(11)

Sumber daya manusia merupakan harta yang paling penting bagi suatu organisasi Oleh karena itu perlu mendapatkan perhatian serius sehingga tujuan organisasi dapat tercapai baik jangka panjang maupun jangka pendek. Salah satu sasaran penting dicapai oleh perusahaan dalam rangka mengembangkan sumber daya manusia adalah menciptakan kepuasan kerja karyawan sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan dalam organisasi, sehingga karyawan dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan jabatan dan posisi mereka. Karyawan yang baik diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan komitmen mereka terhadap perusahaan secara keseluruhan.

PT. Kalimantan Steel merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang produksi stainles steel dan almunium. Saat ini perusahaan ini sedang menghadapi masalah dengan sumber daya manusia yang dimiliki, yaitu terjadinya kenaikan absensi karyawan. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya data absensi karyawan produksi dari tahun 2007 – 2010 adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1 Data Ketidakhadiran PT. Kalimantan Steel tahun 2007 – 2010

Tahun Sakit Ijin Alpha Total Persentasi

2007 115 131 52 298 2.11 %

2008 127 144 63 334 2.36 %

2009 121 153 57 331 2.34 %

2010 138 165 76 379 2.68 %

Sumber : PT. Kalimantan Steel

(12)

kurangnya kepuasan kerja. Dan menurut Prasetyo Edhi (2003:197) beberapa hal sebagai akibat tidak terpenuhinya kepuasan kerja antara lain pergantian karyawan, absensi. Tingkat kepuasan kerja karyawan akan tercermin pada perasaan karyawan terhadap pekerjaannya, yang diwujudkan dalam bentuk sikap positif terhadap segala sesuatu yang dihadapi maupun tugas yang diberikan kepadanya.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Handoko (2006:193) bahwa kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Dan Martoyo (2000:142) menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah keadaan emosional karyawan terjadi atau tidak terjadi titik temu antara nilai balas jasa kerja karyawan dari perusahaan dengan tingkat nilai balas tingkat nilai balas jasa yang memang diinginkan oleh karyawan perusahaan yang bersangkutan. Kepuasan kerja tidak hanya bisa dilihat oleh kondisi lingkungan dan rekan kerja tetapi juga kepuasan kerja merupakan pernyataan emosional yang positif yang merupakan hasil evaluasi dari pengalaman kerja. Sehingga motivasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja (Prabu,2005).

Tabel 1.2 Data Labourn Turn Over PT. Kalimantan Steel tahun 2007-2007.

Tahun Jumlah Karyaw an Karyaw an Keluar Karyw an M asuk

2007 133 12 9

2008 130 7 13

2009 136 9 14

2010 141 6 11

(13)

Pada tahun 2007 total karyawan 133, karyawan yang keluar 12 orang, karyawan yang masuk 9 orang. Pada tahun 2008 total karyawan 130 orang, karyawan yang keluar 7 orang, karyawan yang masuk 13 orang. Pada tahun 2009 total karyawan 136 orang, karyawan yang keluar 9 orang, karyawan yang masuk 14 orang. Dan pada tahun 2010 total karyawan 141 orang, karyawan yang keluar 6 orang, karyawan yang masuk 11 orang.

Tabel 1.3 Data Produksi PT. Kalimantan Steel tahun 2009-2010

Tahun Baja (Ton) Almunium (Ton) Target Realisasi Target Realisasi

2009 350 377 350 251

2010 350 284 350 236

Sumber : PT Kalimantan Steel

Dari tabel tersebut diatas dapat kita lihat bahwa tingkat produksi baja pada tahun 2009 adalah 377 ton sedangkan pada tahun 2010 menurun menjadi 284 ton. Sedangkan untuk tingkat produksi almunium yang pada tahun 2009 sebanyak 251 ton, pada tahun 2010 menurun menjadi 236 ton.

(14)

Pentingnya upaya motivasi adalah karena hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mereka mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Maka dari itu dibutuhkan komitmen yang tinggi dari organisasi agar karyawan tersebut termotivasi dalam menjalankan pekerjaannya.

Dalam menjalankan sebuah komitmen, komitmen tersebut merupakan sebuah kondisi psikologis yang mencirikan hubungan antara karyawan dengan organisasi dan memiliki implikasi bagi keputusan individu untuk tetap berada atau meninggalkan organisasi. Namun demikian sifat dari kondisi psikologis untuk tiap bentuk komitmen sangat berbeda.

Meningkatnya popularitas konsep komitmen kerja didasarkan pada keyakinan bahwa komitmen kerja memiliki implikasi, bukan saja pada pegawai dan organisasi, namun juga kepada masyarakat secara keseluruhan. Komitmen kerja menjadi pegawai lebih memungkinkan untuk menerima ganjaran eksintrik seperti penghasilan dan psikologis yang berhubungan dengan keanggotaan.

(15)

perusahaan yang bersangkutan, sehingga komitmen organisasi dapat tumbuh manakala harapan kerja dapat terpenuhi oleh organisasi dengan baik. Hingga pada akhirnya terpenuhinya harapan kerja ini akan menimbulkan kepuasan kerja. Maka dari itu dapat diambil kesimpulan bahwa komitmen organisasi berhubungan positif terhadap kepuasan kerja (Trianingsih, 2004)

(16)

Berdasarkan uraian tersebut maka akan dilakukan penelitian dan kajian yang lebih mendalam tentang pengaruh motivasi, komitmen organisasi, dan kepuasan kerja. Selanjutnya dijadikan sebagai penelitian dengan judul :

“Pengar uh Motivasi dan Komitmen Pada Or ganisasi ter hadap Kepuasan Ker ja Kar yawan Bagian Pr oduk si pada PT. Kalimantan Steel di Surabaya”

1.2 Per umusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas permasalahan pada penelitian ini adalah :

1. Apakah Motivasi berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja pada PT. Kalimantan Steel ?

2. Apakah Komitmen Organisasi berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja pada PT. Kalimantan Steel ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah diatas dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut :

(17)

2. Untuk menganalisis adanya pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Kepuasan Kerja pada PT. Kalimantan Steel.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian dan penyusunan skripsi ini diharapkan mampu memberikan masukan dan pengetahuan yang bermanfaat baik bagi penulis, perusahaan maupun ilmu pengetahuan, antara lain :

1. Bagi Peneliti

(18)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Ter dahulu

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang terkait dengan kepuasan kerja karyawan,telah dilakukan oleh :

1. Anwar Prabu (2005)

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Kabupaten Muara Enim”. Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa variabel – variabel bebas faktor motivasi yang terdiri dari lingkungan kerja, tingkat pendidikan, keinginan dan harapan pribadi, dan kebutuhan secara bersama – sama mempunyai pengaruh yang signifikan.

2. Amilin Rosita Dewi (2008)

(19)

terhadap kepuasan kerja auditor. Dengan kata lain ketidakjelasan peran bukanlah variabel yang memoderasi antara komitmen organisasi dengan kepuasan kerja.

2.2 Landasan Teor i 2.2.1 Kepuasan Ker ja

2.2.1.1. Penger tian Kepuasan Ker ja

Kepuasan karyawan merupakan ukuran sampai seberapa jauh perusahaan dapat memenuhi harapan karyawannya yang berkaitan dengan berbagai aspek dalam pekerjaan dan jabatannya, Kuswadi (2004:13).

Hal yang sama juga dikemukakan oleh Handoko (2006:193), kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan nama para karyawan memandang pekerjaan mereka, kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaan.

Sedangkan menurut Mangkunegara (2005:117), kepuasan kerja adalah suatu perasaan yang menyokong atau tidak menyokong dari pegawai yang berhubungan dengan pekerjaannya maupun dengan kondisi diri.

(20)

menuntut kesesuaian antara jasa dengan pelaksanaan pekerjaannya. Karyawan yang lebih menikmati kerja kombinasi luar dan dalam akan merasa puas jika hasil kerja dan balas jasanya adil dan layak.

Beberapa definisi diatas memiliki pendapat yang berbeda tetai memiliki makna dan tujuan yang sama, maka beberapa definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan apabila kepuasan kerja terjadi pada seseorang karyawan atau pegawai maka tercermin pada perasaan karyawan terhadap pekerjaannya dan segala sesuatu yang dihadapi ataupun ditugaskan kepadanya di lingkungan kerja atau lingkungan perusahaan.

2.2.1.2. Indikator -Indikator Kepuasan Ker ja

Kepuasan kerja sebagai suatu perasaan yang menyokong atau tidak menyokong diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaannya maupun kondisi dirinya, Mangkunegara (2005:117). Menurut Robbins (1994) dalam Maryanto (2004) indikator kepuasan kerja adalah sebagai berikut :

a. Sistem Upah

Kesesuaian antara pekerjaan yang dibebankan dengan upah yang dierima oleh karyawan perusahaan.

b. Kenyamanan

(21)

c. Lingkungan Kerja

Respon efektif dari anggota organisasi terhadap lingkungan kerja yang menarik, bersih dan nyaman sehingga dapat menimbulkan kepuasan dalam bekerja.

2.2.2 Motivasi

2.2.2.1 Penger tian Motivasi

Motivasi adalah proses yang dimulai dengan definisi fisiologis atau psikologis yang menggerakkan perilaku atau dorongan yang ditujukan untuk tujuan atau intensif, Luthans (2006:270).

Sedangkan menurut Martoyo (2000:165) motivasi adalah kondisi mental yang mendorong dilakukannya suatu tindakan (action/activities) dan memberikan kekuatan (energy) yang mengarah kepada pencapaian kebutuhan, member kepuasan ataupun mengurangi ketidak seimbangan.

2.2.2.2. Teor i-Teor i Motivasi

Teori Kebutuhan (Abraham H. Maslow)

(22)

mendesak dari pada yang lain. Kebutuhan yang timbul lebih dulu harus dipuaskan sebelum tingkat kebutuhan yang lebih tinggi muncul.

Teori tentang tingkat-tingkat kebutuhan manusia adalah sebagai berikut :

1. Kebutuhan jasmani

Kategori ini terdiri dari kebutuhan utama tubuh manusia, seperti makanan, air dan seks. Kebutuhan jasmani mendominasi apabila kebutuhan tersebut tidak terpuaskan, dan tidak ada kebutuhan lain yang menjadi landasan motivasi.

2. Kebutuhan rasa aman

Apabila kebutuhan jasmani telah cukup terpenuhi, tingkat kebutuhan yang lebih tinggi berikutnya menjadi penting. Kebutuhan rasa aman meliputi perlindunga dari sakit badani, kesehatan dari penyakit, kehancuran ekonomi dan hal yang tidak terduga. Dari sudut pandang manajerial kebutuhan rasa aman jelas terlihat dalam upaya seseorang pegawai untuk memastikan keamanan dan tunjangan kerja.

3. Kebutuhan sosial

(23)

4. Kebutuhan aktualisasi diri

Kebutuhan ini sebagai keinginan untuk menjadi kian lama kian tinggi tentang apa manusia itu, untuk menjadi segalanya manusia sanggup menyesuaikan. Hal ini berarti bahwa individu akan menyadari sepenuhnya potensi bakat dan kemampuannya.

5. Kebutuhan penghargaan

Kebutuhan ini adalah kebutuhan baik kesadaran akan kepentingan terhadap orang lain (harga diri) maupun penghargaan aktual dari orang lain. Pemuasan kebutuhan ini mengarah pada perasaan percaya diri dan gengsi.

2.2.2.3. Tujuan Motivasi

(24)

2.2.2.4. Indikator Motivasi

Adapun Indikator motivasi menurut Maryanto (2004) adalah :

a. Tingkat Kerja Keras Karyawan

Dimana kerja keras karyawan akan mempengaruhi mereka dalam mencapai kepuasan di dalam pekerjaannya dan proses terjadinya kepuasan akan tampak dari individu krayawan dalam menyelesaikan semua tugas - tugas pekerjaannya.

b. Niat Karyawan Terhadap Pekerjaan

Suatu proses yang dilalui oleh karyawan untuk mengembangkan potensi dalam diri melalui penerapan pekerjaannya di dalam perusahaan yang nantinya akan menghasilkan suatu prestasi dan kualitas kerja karyawan dan membawa perusahaan untuk lebih maju dan mempunyai etos kerja yang tinggi.

c. Kebanggaan Pada Lembaga

(25)

2.2.3 Komitmen Kar yawan

Komitmen karyawan dalam organisasi menunjukkan hasrat karyawan terhadap perusahaan untuk tetap tinggal dan bekerja serta mengabdikan diri bagi perusahaannya. Dalam dunia kerja komitmen karyawan terhadap organisasi menjadi hal yang sangat penting karena mereka berusaha memberikan yang terbaik bagi perusahaan, mengerjakan sesuatu melampaui batas yang telah diwajibkan oleh perusahaan.

Luthans (2006:249)) menyatakan bahwa sikap komitmen organisasi ditentukan menurut variabel orang (usia,kedudukan dalam organisasi,dan disposisi seperti ekeftivitas positif atau negatif, atau atribusi kontrol internal atau eksternal) dan organisasi (desain pekerjaan,nilai,dukungan,dan gaya kepemimpinan penyelia). Bahkan faktor non-organisasi seperti adanya alternatif lain setelah memutuskan untuk bergabung dengan organisasi, akan mempengaruhi komitmen selanjutnya.

Beberapa pengertian dari komitmen organisasi yang paling sering digunakan adalah berdasar pendapat Luthans (2006:249), yaitu :

1. Keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi tertentu.

2. Kesediaan untuk berusaha meningkatkan kemampuan diri atas nama organisasi.

(26)

2.2.3.1. Aspek-Aspek Komitmen Or ganisasi

Aspek yang mencakup komitmen organisasi sangat banyak, sehingga Meyer dan Allen (dalam Luthans, 2006:249) menyederhanakan aspek - aspek tersebut ke dalam tiga dimensi,yaitu:

1. Affective Commitment

Affective Commitment merupakan perasaan emosional karyawan, pengenalan karyawan dan keterlibatannya di dalam suatu organisasi.

2. Continuance Commitment

Continuance Commitment merupakan komitmen yang berdasarkan kerugian yang berhubungan dengan keluarnya karyawan dari organisasi. Hal ini mungkin karena kehilangan senioritas atas promosi atau benefit.

3. Normative Commitment

Normative Commitment merupakan perasaan wajib untuk tetap berada dalam organisasi karena memang harus begitu, tindakan tersebut merupakan hal benar yang harus dilakukan.

2.2.3.2. Indikator Komitmen Or ganisasi

Menurut Coroners (2010) mengemukakan bahwa Komitmen Organisasi diukur dengan menggunakan tiga indikator, antara lain :

1. Penerimaan Terhadap Tujuan Organisasi 2. Bangga Menjadi Bagian Organisasi

(27)

2.2.4. Pengar uh Motivasi Ter hadap Kepuasan Ker ja Kar yawan

Peningkatan kepuasan kerja karyawan dapat dikaitkan dengan sulitnya mencari pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan sehingga yang muncul lebih dulu adalah motivasi kerja dengan mendapatkan pekerjaan seadanya dalam mempertahankan hidupnya.

Menurut Kuswadi (2004:23) sarana kerja yang kurang memadai dapat menurunkan hasil kerja karyawan, walaupun sebenarnya karyawan bersangkutan masih mampu meningkatkan hasil kerja apabila diberikan sarana kerja yang lebih baik dari yang ada. Jadi sarana kerja yang kurang memadai dapat menurunkan hasil kerja, yag selanjutnya dapat menurunkan motivasi kerja. Pada akhirnya, motivasi kerja yang menurun juga dapat menurunkan kepuasan karyawan.

Menurut Prabu (2005) dalam penelitiannya menyatakan bahwa variabel motivasi memiliki pengaruh yang positif terhadap variabel kepuasan kerja, yang berarti apabila motivasi yang diberikan ke karyawan semakin tinggi, maka akan semakin tinggi pula kepuasan kerja karyawan.

Seorang karyawan apabila mendapatkan motivasi kerja yang tinggi maka karyawan tersebut akan merasakan kepuasan dalam bekerja.

(28)

didasari oleh penelitian yang dilakukan oleh Brahmasari dan Suprayetno (2007).

2.2.5. Pengar uh Komitmen Or ganisasi Ter hadap Kepuasan Ker ja Kar yawan

Kepuasan kerja seseorang juga dipengaruhi baik dari dalam maupun dari luar. Untuk sisi internal, tentu kepuasan kerja seseorang akan menyangkut komitmennya dalam bekerja, baik komitmen professional maupun komitmen organisasional. Sedangkan dari sisi eksternal, tentu kepuasan kerja dipengaruhi oleh lingkungan tempat mereka bekerja, baik dari atasan, bawahan, maupun setingkat. Karena semakin tinggi komitmen karyawan akan semakin tinggi pula kepuasan kerja yang mereka rasakan dan mereka jalani. Sehingga karyawan termotivasi untuk lebih giat bekerja (Luthans, 2004).

Amilin (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Akuntan Publik Dengan Role Stress Sebagai Variabel Moderating” menunjukkan bahwa secara individu variabel komitmen organisasi bepengaruh secara signifikan terhadap variabel kepuasan kerja,

Beberapa pengertian dari komitmen organisasi yang paling sering digunakan adalah berdasar pendapat Luthans (2006:249), yaitu :

(29)

2. Kesediaan untuk berusaha meningkatkan kemampuan diri atas nama organisasi.

3. Keyakinan yang pasti dan penerimaan nilai - nilai dan tujuan dari organisasi.

Dari teori dan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja, hal ini dilandasi oleh penelitian yang dilakukan oleh Setiawan (2009).

2.3 Ker angka Konseptual

M ot ivasi (X1)

Komit men Organisasi

(30)

2.4 Hipotesis

Berdasarkan pada perumusan masalah, tujuan penelitian dan landasan teori, maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut :

1. Motivasi Kerja berpengaruh positif terhadap Kepuasan Kerja Karyawan. 2. Komitmen Organisasi berpengaruh positif terhadap Kepuasan Kerja

(31)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Oper asional dan Pengukur an Var iabel

3.1.1 Definisi Operasional

Dalam penelitian ini digunakan dua variabel bebas (X) yaitu Motivasi (X1) dan Komitmen Organisasi (X2). Dan satu variabel terikat (Y) yaitu Kepuasan Kerja Karyawan (Y)

Adapun definisi operasional dari masing - masing variabel tersebut, yaitu sebagai berikut :

1. Motivasi (X1)

Motivasi adalah suatu ketrampilan dalam memadukan kepentingan karyawan dan kepentingan organisasi, sehingga keinginan karyawan dipuaskan bersamaan dengan tercapainya sasaran organisasi. Menurut Maryanto (2004) teori ini berfokus pada empat indikator yaitu:

1. Tingkat Kerja Keras Karyawan (X1.1)

(32)

2. Niat Karyawan Terhadap Pekerjaan (X1.2)

Suatu proses yang dilalui oleh karyawan untuk mengembangkan potensi dalam diri melalui penerapan pekerjaannya.

3. Kebanggaan Pada Lembaga (X1.3)

Kemauan karyawan mengakui dan bangga pada lembaga yang mereka jalankan sekarang.

2. Komitmen Or ganisasi (X2)

Komitmen Organisasi adalah menunjukkan hasrat karyawan terhadap perusahaan untuk tetap tinggal dan bekerja serta mengabdikan diri bagi perusahaannya. Dan menurut Coroners (2010) teori ini berfokus pada tiga aspek indikator yaitu :

1. Penerimaan Terhadap Tujuan Organisasi (X2.1)

Merasa bahwa nilai-nilai yang di anut sangat mirip dengan nilai - nilai yang ada pada organisasi

2. Bangga Menjadi Bagian Organisasi (X2.2)

(33)

3. Hasrat Untuk Bertahan Menjadi Bagian Organisasi (X2.3)

Organisasi ini benar-benar memberikan inspirasi yang terbaik bagi diri seseorang dalam mencapai prestasi kerja

3. Kepuasan Ker ja (Y)

Kepuasan adalah suatu perasaan yang menyokong atau tidak menyokong diri pegawai yang berhubungan terhadap pekerjaannya maupun kondisi dirinya. Adapun indikator kepuasan menurut Robbins dalam Maryanto (2004) yaitu :

1. Sistem Upah (Y1)

Kesesuaian antara pekerjaan yang dibebankan dengan upah yang dierima oleh karyawan perusahaan.

2. Kenyamanan (Y2)

Menciptakan kondisi yang nyaman dari tempat kerja sehingga karyawan bisa mersakan ketentraman dan kelancaran dalam bekerja.

3. Lingkungan Kerja (Y3)

(34)

3.1.2 Pengukuran Var iabel

Skala pengukuran yang digunakan untuk penelitian ini adalah skala interval yaitu skala yang menunjukkan jarak antara satu data dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang sama. Sedangkan teknik pengukurannya menggunakan skala semantic differential yaitu metode pengukuran sikap dengan menggunakan skala penilaian dinyatakan dengan member skor yang berada dalam rentang nilai 1 sampai 7 pada masing - masing skala, dimana nilai 1 menunjukkan sangat tidak setuju, dan nilai 7 sangat setuju.

1 7

3.2 Teknik Penentuan Sampling 3.2.1. Populasi

(35)

3.2.2. Sampel

Merupakan sebagaian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, menurut sugiyono (2001:57)

Teknik pengambilan sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling, yang setiap anggota populasinya memiliki probability yang dapat diketahui dan diambil secara acak dengan menggunakan Stratified Random Sampling dimana pengambilan sampel sebagai responden secara acak berdasarkan tingkat pendidikan yang ada. Adapun data tentang tingkat pendidikan karyawan bagian produksi PT. Kalimantan Steel adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Data Tingkat Pendidikan Karyawan. Tingkat

Populasi Sub Sampel

Pendidikan Sampel

SM P 11 7,80% 8

SM A/ SM K 103 73,04% 76

D1 16 11,34% 12

D3 11 7,80% 8

Tot al 141 100% 104

Sumber : PT. Kalimantan Steel Tahun 2011

Untuk mendapatkan sampel dari populasi yang ada, maka ditentukan sub sampel terlebih dahulu dengan cara :

Jumlah Populasi masing-masing tingkat pendidikan x Sampel Hasil Slovin Total Populasi

(36)

Agar sampel yang diambil dapat dikatakan representative maka dalam penelitian ini ditentukan jumlah sampel yang penentuannya menggunakan rumus Slovin sebagai berikut :

N n =

N.e2+1 Keterangan :

N = Jumlah populasi

n = Jumlah sampel

e = persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan

Populasi berjumlah 141 orang dan tingkat kelonggaran ketidak telitian yang digunakan adalah sebesar 5%, maka dengan menggunakan rumus diatas dapat diperolah sampel minimal sebesar :

141

n = = 104 (141x0,052)+1

(37)

3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 J enis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data premier yang diperoleh dengan menyebarkan kuisoner kepada karyawan PT. Kalimantan Steel.

3.3.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini berasal dari data yang diberikan dari pihak manajemen PT. Kalimantan Steel.

3.3.3 Metode Pengumpulan Data 1. Interview

Mengumpulkan data atau bahan-bahan keterangan dengan cara melakukan Tanya jawab secara langsung dengan pihak yang berwenang di PT. Kalimantan Steel.

2. Kuisioner

(38)

3.4 Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.4.1 Tek nik Analisis

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Structural equation Modelling (SEM) yang merupakan sekumpulan teknik statistik yang memungkinkan pengujian suatu hubungan yang rumit yaitu hubungan antara satu atau lebih variabel independent dengan satu atau lebih variabel dependent yang diestimasi secara simultan. Metode ini ditujukan bukan untuk menghasilkan teori melainkan untuk menguji teori.

Persamaan dari SEM terbagi menjadi dua persamaan

structural (structural equation) dan persamaan model pengukuran

(measurement model equation). (Ferdinand 2002:45). Dengan gambar model SEM dapat dilihat di gambar 3.1

(39)

Gambar 3.1 Model SEM

S

Tingkat Kerja Keras Karyaw an

(X1_1)

Kebanggaan Pada Lembaga

(X1_3) Niat Karyaw an

Terhadap Pekerjaan (X1_2) Penerimaan Terhadap Tujuan Organisasi (X2_1) Bangga M enjadi Bagian Organisasi (X2_2)

Hasrat Untuk

Bert ahan

M ot ivasi (X1) Kepuasan Kerja (Y) Komit men Organisasi (X2)

Sist em Upah

(Y_1)

Kenyamanan

(Y_2)

(40)

3.4.2 Uji Realibilitas dan Validitas

Variabel atau dimensi yang diukur melalui indikator-indikator dalam pertanyaan perlu dilihat realibilitasnya dan validitasnya, dimana hal ini dijelaskan Ferdinand (2002:193) sebagai berikut :

a. Uji Realibilitas

Uji ini ditafsir dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbach. Jika nilai alpha cukup tinggi (berkisar 0,50-0,60) dapat ditafsir suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih, dengan kata lain instrumen tersebut dapat diandalkan.

b. Uji Validitas

Validitas yang digunakan disini adalah validitas konsturk yang merujuk pada sejauh mana uji dapat mengukur apa yang sebenarnya kita ukur.

3.4.3. Uji Outlier dan Multivar iate

(41)

3.4.3.1. Uji Outlier Univar iate

Deteksi terhadap adanya outlier univariate dapat dilakukan dengan menentukan ambang batas yang akan dikategorikan sebagai outlier dengan cara mengkonversi nilai data penelitian kedalam standart score atau biasa yang disebut z-score yang mempunyai rata-rata nol dengan standart deviasi sebesar satu. Bila nilai-nilai itu dinyatakan dalam format yang standart, maka perbandingan antar besaran nilai dengan mudah dapat dilakukan. Untuk sampel besar (diatas 80 observasi) pedoman evaluasi adalah nilai ambang batas dari z-score itu berada pada rentang 3 sampai dengan 4 (Ferdinand, 2002:98). Oleh karena itu apabila ada observasi yang memiliki z-score >/3,0 maka akan dikategorikan sebagai outlier.

3.4.3.2 . Uji Outlier Multivar iate

Evaluasi terhadap outlier multivariate perlu dilakukan sebab walaupun data yang dianalisis menunjukkan tidak ada outlier pada tingkat

(42)

Apabila nilai jarak Mahalanobisnya lebih besar dari nilai X2 tabel adalah

outlier multivariate.

3.4.4. Uji Nor malitas Data

Adapun metode yang digunakan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak adalah menggunakan uji critical ratio dari Swekness dan Kurtosis dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Jika nilai critical yang diperoleh melebihi rentang +- 2,58, maka distribusi adalah titik normal.

b. Jika nilai critical yang diperoleh berada pada +- 2,58, maka distribusi adalah normal.

3.4.5. Uji Hipotesis

Analisis yang digunakan untuk menjawab hipotesis dalam penelitian ini menggunakan model persamaan struktur atau SEM dengan menggunakan paket program Amos 4,0 dan SPSS versi 13.0. SEM adalah teknik multivariat yang mengkombinasikan aspek multiple regression dan

(43)

Hair et al (2006:88) menjelaskan bahwa pola “confirmatory” menunjukkan prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas hipotesis dengan pengujian fit antara model teoritis dan data empiris. Jika model teoritis menggambarkan “good fit” dengan data maka model dianggap sebagai yang diperkuat. Sebaliknya suatu model teoritis tidak diperkuat jika teori tersebut mempunyai suatu “poor fit” dengan data. Amos dapat menguji apakah model “good fit” atau “poor fit”, jadi “good fit” model yang diuji sangat penting dalam penggunaan SEM.

Pengujian terhadap model yang dikembangkan dengan berbagai kriteria goodness of fit, yakni Chi-square, Probability, RMSEA, GFI, AGFI, CMIND/DF, TLI, CFI. Apabila model awal tidak good fit dengan data, maka model dikembangkan dengan pendekatan two step approach to

(44)

Tabel 3.2 Goodness Of Fit Indices

Goodness Of Fit

Index Keterangan Cut-Off Value

X2-Chi-Square

Menguji apakah covariance populasi yang

destimasi sama dengan covariance sample

Diharapkan kecil, 1 sampai

dengan 5 atau paling baik diantara 1 dan 2

Probability

Uji signifikan terhadap perbedaan matrics covariance data dan matrics covariance yang

destimasi

Minimum 0,1 atau 0,2 atau

>-0,05

RMSEA

Mengkompensasi kelemahan chi-square

pada sampel besar

<-0,08

GFI

Menghitung proporsi tertimbang varians dalam

matrics sample yang dijelaskan oleh matrics covariance populasi yang diestimasi

>-0,90

AGFI GFI yang disesuaikan

terhadap DF >-0,90 CMIND/DF Kesesuaian antara data

dan model <-2,00

TLI

Perbandingan antara model yang diuji terhadap

baseline model

>-0,95

CFI

Uji kelayakan model yang tidak sensitive terhadap

besarnya sampel dan kerumitan model

>-0,94

(45)

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.

Gambaran Umum PT. Kalimantan Steel

4.1.1. Sejar ah dan Latar Belakang PT. Kalimantan Steel

PT. Kalimantan Steel merupakan pendatang baru dalam memproduksi pelat baja.

Perusahaan yang didirikan pada tahun 1998 ini mulai berproduksi tahun 2000. Mesin

yang digunakan adalah mesin dari Swedia. Pada 2007 PT. Kalimantan Steel

meningkatkan kapasitas produksi HR Plate menjadi 450.000 ton per tahun dari

sebelumnya 350.000 ton. Sedangkan kapasitas HRC 150,000 ton per tahun. Produksi

HRC dari PT. Kalimantan Steel kebanyakan dipakai untuk kepentingan grupnya sendiri

yang memproduksi berbagai paroduk baja untuk konstruksi.

Baru-baru ini tiga anak perusahaan yang dikuasai oleh keluarga Taniwan dan

Tanoto diakuisisi oleh tiga investor asal Singapura, yaitu Metal Asia Group, Austin

Investment Group dan Orienstar Pte Ltd dengan total nilai mencapai Rp712,78 miliar.

Metal Asia Group akan mengambil alih 100% saham pabrik pengolahan baja dan ekstrusi

logam bukan besi yang berlokasi di Medan, Sumatra Utara milik PT Gunung Gahapi

Sakti (GCS), senilai Rp 221,75 miliar. Austin Investment Group akan mengakuisisi 100%

saham perusahaan pengolahan baja (steel rolling) yang berada di Bekasi, Jabar milik PT

(46)

Rajapaksi. Nilai akuisisi senilai Rp341,03 miliar.

PT. Kalimantan Steel saat ini sedang melakukan pembangunan pabrik baja kasar

(pig iron) berkapasitas 120.000 ton per tahun. Pabrik yang berlokasi di Tanah Laut,

Kalimantan Selatan menyerap investasi Rp 100 miliar dan direncanakan berproduksi

pada 2009.

4.1.2

Visi dan Misi PT. Kalimantan Steel

Pemenuhan kebutuhan akan logam dan besi adalah target dan kebanggaan, untuk

kebaikan pelanggan dan PT. Kalimantan Steel.

4.1.3. Lokasi PT. Kalimantan Steel

Lokasi PT. Surabaya Perdana Rotopack. berada di berlokasi di Jl. Raya Rungkut

Industri, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia. Pemilihan lokasi ini telah direncanakan secara

matang dengan mempertimbangkan beberapa hal, yaitu :

1.

Surabaya dipandang belum ada perusahaan pesaing sejenis, sehingga tingkat

persaingan masih rendah.

2.

Terletak di kawasan industri yang berada di tengah kota dan memilik akses jalan yang

(47)

adanya polusi baik udara, air dan suara.

4.1.4. Stuktur Organisasi PT. Kalimantan Steel

Sumber :PT. Kalimantan Steel.

Direkt ur Ut ama

Direkt ur

M anajer Um um

M anajer Produksi

Kepala Regu

Buruh

M anajer Pengadaan

M anajer Peraw at an

M anajer Keuangan

M anajer Personalia M anajer

(48)

Berikut ini adalah karakteristik responden yang ada di PT. Kalimantan Steel

Tabel 4.1 Umur Responden

Umur

Jumlah Persentase

20-25 tahun

23

22,11

26-30 tahun

31

29,80

31-35 tahun

21

20,19

36-40 tahun

17

16,34

> 41 tahun

12

11,53

Total

104

100

Sumber : Data Diolah

Dalam tabel ini dapat diketahui bahwa usia minimal responden adalah 20 tahun

dan usia maksimal adalah diatas 41 tahun.

Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki-Laki

87

83,65

Perempuan

17

16,34

Total

104

100

Sumber : Data Diolah

Dalam tabel ini dapat diketahui bahwa proporsi responden laki-laki berjumlah 87

(49)

Lama Bekerja Jumlah Persentase

2-5 tahun

21

20,19

6-10 tahun

28

26,92

11-15 tahun

31

29,80

> 16 tahun

24

23,07

Total

104

100

Sumber : Data Diolah

Dari tabel ini dapat diketahui bahwa lama bekerja responden paling rendah adalah

2 tahun dan paling tinggi diatas 16 tahun.

Tabel 4.4 Jenjang Pendidikan Responden

Jenjang Pendidikan

Jumlah Persentase

SMP

8

7,69

SMA/SMK

76

73,07

D1

12

11,53

D3

8

7,69

Total

104

100

Sumber : Data Diolah

Dari tabel ini dapat diketahui bahwa jenjang pendidikan responden yang terendah

(50)

Motivasi adalah proses yang dimulai dengan definisi fisiologis atau psikologis

yang menggerakkan perilaku atau dorongan yang ditujukan untuk tujuan atau intensif.

Tabulasi frekuensi dari hasil jawaban responden tentang motivasi dapat dilihat pada tabel

berikut ini.

Tabel 4.5 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Tentang Motivasi

Pernyataan

Skor

Total

1

2

3

4

5

6

7

Menjalankan tugas

0

0

5

29

32

19

18

103

dengan optimal dan

kerja keras

0% 0% 4,9%

28,2%

31,1% 18,4% 17,5% 100%

Memiliki niat dalam

0

0

0

5

32

42

24

103

menjalankan tugas

sehari-hari

0% 0%

0%

4,9%

31,1% 40,8% 23,3% 100%

Merasa bangga

0

0

0

10

9

43

41

103

pada organisasi ini

0% 0%

0%

9,7%

8,7%

41,7% 39,8% 100%

Sumber : Data Diolah

Dari tabel ini dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi atas pernyataan

“Menjalankan tugas dengan optimal dan kerja keras” sebanyak 32. Selanjutnya pada

pernyataan “Memiliki niat dalam menjalankan tugas sehari-hari” sebanyak 42. Dan pada

(51)

Komitmen organisasi adalah keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota

organisasi tertentu. Tabulasi frekuensi dari hasil jawaban responden tentang komitmen

organisasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.6 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Tentang Komitmen Organisasi

Pernyataan

Skor

Total

1

2

3

4

5

6

7

Mau menerima

0

0

1

5

10

37

50

103

dan menjalankan

tujuan organisasi

0% 0% 1,0%

4,9%

9,7%

35,9% 48,5% 100%

Merasa bangga

0

0

0

9

13

51

30

103

menjadi anggota

organisasi ini

0% 0%

0%

8,7%

12,6%

49,5% 29,1% 100%

Ingin bertahan

0

0

0

3

24

36

40

103

pada perusahaan

ini

0% 0%

0%

2,9%

23,3%

35,0% 38,8% 100%

Sumber : Data Diolah

Dari tabel ini dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi atas pernyataan “Mau

menerima dan menjalankan tugas organisasi” sebanyak 50. Selanjutnya pada pernyataan

“Merasa bangga menjadi anggota organisasi ini” sebanyak 51. Dan pada pernyataan

(52)

Kepuasan kerja adalah suatu perasaan yang menyokong atau tidak menyokong

diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaannya maupun kondisi dirinya. Tabulasi

frekuensi dari hasil jawaban responden tentang motivasi dapat dilihat pada tabel berikut

ini.

Tabel 4.7 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Tentang Kepuasan Kerja

Pernyataan

Skor

Total

1

2

3

4

5

6 7

Sistem pemberian upah

0

0

0

0

5

44 54

103

telah sesuai dengan

upah minimum regional

0% 0% 0%

0%

4,9%

42,7% 52,4%

100%

Kondisi kerja

0

0

0

2

15

45 41

103

sangat aman,

nyaman dan tentram

0% 0% 0%

1,9%

14,6%

43,7% 39,8%

100%

Lingkungan kerja sangat

0

0

0

3

16

44 40

103

kondusif untuk

menjalankan

pekerjaan sehari-hari

0% 0% 0%

2,9%

15,5%

42,7% 38,8%

100%

Sumber : Data Diolah

Dari tabel ini dapat diketahui bahwa jawaban tertinggi atas pernyataan “Sistem

pemberian upah telah sesuai dengan upah minimum regional” sebanyak 54. Selanjutnya

pada pernyataan “Kondisi kerja sangat aman, nyaman dan tentram” sebanyak 75. Dan

pada pernyataan “Lingkungan kerja sangat kondusif untuk menjalankan pekerjaan

(53)

4.3.1. Uji Validitas

Validitas yang digunakan disini adalah validitas konsturk yang merujuk pada

sejauh mana uji dapat mengukur apa yang sebenarnya kita ukur. Pengujian content

validity terhadap dua konstruk utama penelitian yang meliputi kualitas layanan dan

kepuasan konsumen telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang menggunakan

instrumen penelitian yang sama meskipun setting yang diteliti ada yang berbeda.

Tabel 4.8 Standart Factor Loading Dan Constuct Dengan Confirmatory Factor Analysis

Konstrak

Indikator

Faktor Loading

1

2

3

Motivation

X1.1

-0,202

X1.2

0,317

X1.3

0,998

Organizational

Commitment

X2.1

0,194

X2.2

0,040

X2.3

0,037

Job Satisfaction

Y1

0,995

Y2

0,499

Y3

0,205

Sumber : Data Diolah

Dari tabel ini dapat diketahui bahwa

factor loading

terbesar untuk tiap variabel

berada di : Motiasi pada X1.3 sebesar 0,998 sedangkan Komitmen Organisasi pada X2.1

sebesar 0,194 dan Kepuasan Kerja pada Y1 sebesar 0,995.

(54)

masing-baik.

4.3.2. Uji Reliabilitas

Uji ini ditafsir dengan menggunakan koefisien

Alpha Cronbach

. Jika nilai alpha

cukup tinggi (berkisar 0,50-0,60) dapat ditafsir suatu hasil pengukuran relatif konsisten

apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih, dengan kata lain instrumen tersebut

dapat diandalkan.

Tabel 4.9 Pengujian Relialibilitas

Konstrak

Indikator

Item to total

Koefisien

Correlation

cronbach's alpha

Motivation

X1.1

0,573

0,030

X1.2

0,656

X1.3

0,546

Organizational

Commitment

X2.1

0,551

-0,174

X2.2

0,568

X2.3

0,520

Job Satisfaction

Y1

0,718

0,302

Y2

0,661

Y3

0,592

Sumber : Data Diolah

(55)

Selain melakukan pengujian konsistensi internal Cronbach’s Alpha, perlu juga

dilakukan construct reliability dan variance extracted. Kedua pengujian tersebut masih

termasuk uji konsistensi internal yang akan memberikan penelitian kepercayaan diri yang

lebih besar bahwa indikator-indikator individual mengukur suatu pengukuran yang sama.

Tabel 4.10 Construct Reliability & Variance Extrated

Konstruk

Indikator

Standardize

SFL

Kuadrat

Error

[εj]

Construct Variance

Factor

Loading

Reliability Extrated

Motivation

X11

-0,202

0,041

0,959

0,399

0,379

X12

0,317

0,100

0,900

X13

0,998

0,996

0,004

Organizational

Commitment

X21

0,194

0,038

0,962

0,024

0,014

X22

0,040

0,002

0,998

X23

0,037

0,001

0,999

Job Satisfaction

Y1

0,995

0,990

0,010

0,627

0,427

Y2

0,499

0,249

0,751

Y3

0,205

0,042

0,958

Batas Dapat Diterima

0,7

0,5

Sumber : Data Diolah

Dari tabel ini dapat diketahui bahwa hasil pengujian reliabilitas instrument dengan

construct reliability

dan

variance extracted

menunjukan instrument kurang reliabel, yang

ditunjukan dengan nilai

construct reliability

belum seluruh ≥

0,7. Meskipun demikian

angka tersebut bukanlah sebuah ukuran “mati” artinya bila penelitian yang dilakukan

(56)

extracted

direkomendasikan pada tingkat 0,50.

4.3.4. Uji Nor malitas

Uji normalitas sebaran dilakukan dengan Kurtosis Value dari data yang digunakan

yang biasanya disajikan dalam statistic deskriptif. Nilai statistik untuk menguji

normalitas itu disebut Z-Value

.

Dan nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat

signifikansi 0,01 (1%) yaitu sebesar ± 2,58

Untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak adalah

menggunakan uji

critical ratio

dari Swekness dan Kurtosis dengan ketentuan sebagai

berikut :

a.

Jika nilai

critical

yang diperoleh melebihi rentang +- 2,58, maka distribusi adalah titik

normal.

(57)

Variable

Min

Max

Kurtosis

c.r.

X1.1

3

7

-0,923

-1,921

X1.2

4

7

-0,764

-1,589

X1.3

4

7

0,036

0,076

X2.1

3

7

1,397

2,908

X2.2

4

7

0,055

0,114

X2.3

4

7

-0,797

-1,659

Y1

3

7

4,738

9,862

Y2

3

7

1,210

2,519

Y3

4

7

-0,237

-0,494

Multivariate

3,065

1,111

Batas Normal

± 2,58

Sumber : Data Diolah

Dari tabel ini dapat diketahui bahwa hasil uji menunjukan bahwa nilai c.r.

multivariate berada diluar ± 2,58 itu berarti asumsi normalitas tidak terpenuhi.

4.3.5. Uji Multicollinier ity Dan Singularity

(58)

Deteksi terhadap adanya

outlier univariate

dapat dilakukan dengan menentukan

ambang batas yang akan dikategorikan sebagai

outlier

dengan cara mengkonversi nilai

data penelitian kedalam standart score atau biasa yang disebut z-score yang mempunyai

rata-rata nol dengan standart deviasi sebesar satu. Bila nilai-nilai itu dinyatakan dalam

format yang standart, maka perbandingan antar besaran nilai dengan mudah dapat

dilakukan. Untuk sampel besar (diatas 80 observasi) pedoman evaluasi adalah nilai

ambang batas dari z-score itu berada pada rentang 3 sampai dengan 4 (Ferdinand,

2002:98). Oleh karena itu apabila ada observasi yang memiliki z-score >/3,0 maka akan

dikategorikan sebagai

outlier

.

Tabel 4.12 Uji Outlier Multivariate

Minimum

Maximum

Mean

Std.

N

Deviation

Predicted Value

2,411

76,912

52,500

11,984

104

Std. Predicted Value

-4,180

2,037

0,000

1,000

104

Std. Error Of

5,877

16,875

8,812

1,768

104

Predicted Value

Adjusted Predicted Value

-3,023

81,617

52,486

12,597

104

Residual

-47,806

74,073

0,000

27,683

104

Std. Residual

-1,650

2,556

0,000

0,955

104

Stud. Residual

-1,770

2,718

0,000

1,005

104

Deleted Residual

-55,026

83,721

0,014

30,650

104

Stud. Deleted Residual

-1,791

2,816

0,002

1,012

104

Mahalanobis Distance

(MD)

3,246

33,938

8,913

4,358

104

Cook's Distance

0,000

0,096

0,011

0,014

104

Centered Leverage Value

0,032

0,329

0,087

0,042

104

(59)

karena Mahalanobis Distance Maksimum 33,938 ≥

27,877. Sehingga 1 case outlier ini

harus dieliminasi sehingga N pada analisis selanjutnya tinggal 104 - 1 = 103.

4.3.7. Confirmatory Factor Analysis

4.3.7.1. Confir matory Factor Analysis Motivation

Untuk mengetahui setiap indikator merupakan pembentukan variabel motivasi

(X1), digunakan analisis faktor konfirmasi dengan program AMOS.

Tabel 4.13 Standardized Regression Weights Untuk Motivation

Regression Weights

Ustd.

Std.

Prob

Estimate Estimate

X1.1

Motivation

-0,232

-0,202

0,037

X1.2

Motivation

0,268

0,317

0,001

X1.3

Motivation

1,000

0,998

0,000

Sumber : Data Diolah

4.3.7.2. Confir matory Factor Analysis Organizational Commitment

Untuk mengetahui setiap indikator merupakan pembentukan variabel komitmen

(60)

Tabel 4.14 Standardized Regression Weights Untuk Organizational Commitment

Regression Weights

Ustd.

Std.

Prob

Estimate Estimate

X2.1

Organizational

Commitment

0,173

0,194

0,047

X2.2

Organizational

Commitment

0,035

0,040

0,686

X2.3

Organizational

Commitment

0,031

0,037

0,712

Sumber : Data Diolah

4.3.7.3. Confir matory Factor Analysis J ob Satisfaction

Untuk mengetahui setiap indikator merupakan pembentukan variabel kepuasan

kerja (Y), digunakan analisis faktor konfirmasi dengan program AMOS.

Tabel 4.15 Standardized Regression Weights Untuk Job Satisfaction

Regression Weights

Ustd.

Std.

Prob

Estimate Estimate

Y1

Job_Satisfaction

1,000

0,995

0,000

Y2

Job_Satisfaction

0,606

0,499

0,000

Y3

Job_Satisfaction

0,234

0,205

0,035

(61)

4.3.8.1. Evaluasi Model One-Step Appr oach To SEM

Dalam model SEM, model pengukuran dan model structural

parameter-parameternya diestimasi secara bersama-sama. Cara ini agak mengalami kesulitan dalam

memenuhi tuntutan fit model. Kemungkinan terbesar disebabkan oleh terjadinya interaksi

antara measurement model dan structural model yang diestimasi secara bersama-sama

(

One Step Approach To SEM

). Ini digunakan apabila model diyakini bahwa dilandasi

teori yang kuat serta validitas & realibilitas data sangat baik.

Hasil estimasi dan

fit model one step approach to SEM

dengan menggunakan

program AMOS 40.1 terlihat pada tabel

Goodness of Fit

dibawah ini.

Gambar 4.2 Model Pengukuran & Structural Motivation, Organizational Commitment &

Job Satisfaction. Model Specification : One Step – Base Model

MODEL PENGUKURAN & STRUKTURAL Motivation, Organizaqtional Commitment, & Job Satisfaction

Model Specification : One Step Approach - Base Model

1 Organzational Commitment 1 Motivation Job Satisfaction 0,005 d_jp 1 Y1 0,005 er_7 1 1 X11 er_1 1

Y2 1 er_8

Y3 1 er_9 X21 er_4 1 X22 er_5 1 X23 er_6 1 X12 er_2 1 X13 0,005 er_3 1 1

(62)

Kriteria

Hasil

Nilai

Kritis

Evaluasi

Model

Cmin/DF

0,691

<2,00

Baik

Probability

0,887

>0,05

Baik

RMSEA

0,000

<0,08

Baik

GFI

0,961

>0,90

Baik

AGFI

0,938

>0,90

Baik

TLI

1,326

>0.95

Baik

CFI

1,000

>0,94

Baik

Sumber : Data Diolah

Dari hasil evaluative terhadap model

one step base model

ternyata dari semua

kriteria goodness of fit yang digunakan sudah seluruhnya menunjukan hasil evaluasi

model yang baik, berarti model belum sesuai dengan data. Artinya model konseptual

yang dikembangkan dan dilandasi dengan teori telah sepenuhnya didukung oleh fakta.

4.3.8.2. Uji Kausalitas

Berikut disajikan koefisien jalur yang menunjukan hubungan kausal antara

variabel tersebut. Hubungan tersebut ditunjukan dalam :

Tabel 4.17 Uji Kausalitas Antar Faktor

Regression Weights

Ustd.

Std.

Prob

Estimate Estimate

Job_Satisfaction

Motivation

1,091

0,621

0,327

Job_Satisfaction

Organizational

Commitment

1,237

0,838

0,188

Batas Signifikansi

0,10

(63)

menyatakan bahwa :

a.

Factor Motivation

berpengaruh positif terhadap

Factor Job Satisfaction

, tidak dapat

diterima. Probabilitas Kausal 0,327 > 0,10 [Tidak Signifikan [Positif].

b.

Factor Organizational Commitment

berpengaruh positif terhadap

Factor Job

Satisfaction,

tidak dapat diterima. Probabilitas Kausal 0,188 > 0,10 [Tidak Signifikan

[Positif].

4.4.

Faktor Loading Masing-Masing Indikator

4.4.1 Motivasi

Dari hasil uji validitas diatas dapat dilihat bahwa angka

factor loading

motivasi

menunjukan apa yang seharusnya dilakukan kedepan.

Tabel 4.18 Tabel Data Frekuensi Motivasi

Indikator

Frekuensi

Faktor

Loading

X11

Tingkat kerja keras

32

-0,202

X12

Niat terhadap pekerjaan

42

0,317

X13

Kebanggaan pada lembaga

43

0,998

Sumber : Data Diolah

(64)

dapat membuat karyawan merasa bangga terhadap organisasi. Keadaan ini minimal

dipertahankan tetapi kalau bisa ditingkatkan.

4.4.2 Komitmen Or ganisasi

Dari hasil uji validitas diatas dapat dilihat bahwa angka

factor loading

komitmen

organisasi menunjukan apa yang seharusnya dilakukan kedepan.

Tabel 4.19 Tabel Data Frekuensi Komitmen Organisasi

Indikator

Frekuensi

Faktor

Loading

X21

Penerimaan terhadap tujuan organisasi

50

0,194

X22

Bangga menjadi bagian organisasi

51

0,040

X23

Hasrat untuk bertahan

40

0,037

Sumber : Data Diolah

Dari tabel ini dapat diketahui bahwa nilai

factor loading

terbesar terdapat di X21

dengan nilai

factor loading

sebesar 0,194 dan frekuensi sebesar 50.

Hal ini menunjukan bahwa dalam perusahaan harus memperhatikan penerimaan

terhadap tujuan organisasi apakah sudah sesuai atau belum agar karyawan dapat bekerja

dengan baik dan senang supaya dapat tercapai apa yang diinginkan perusahaan. Keadaan

(65)

Dari hasil uji validitas diatas dapat dilihat bahwa angka

factor loading

kepuasan

kerja menunjukan apa yang seharusnya dilakukan kedepan.

Tabel 4.20 Tabel Data Frekuensi Kepuasan Kerja

Indikator

Frekuensi

Faktor

Loading

Y1

Sistem upah

54

0,995

Y2

Kenyamanan

45

0,499

Y3

Lingkungan kerja

44

0,205

Sumber : Data Diolah

Dari tabel ini dapat diketahui bahwa nilai

factor loading

terbesar terdapat di Y1

dengan nilai

factor loading

sebesar 0,995 dan frekuensi sebesar 54.

Hal ini menunjukan bahwa dalam perusahaan harus memperhatikan system upah

yang diberlakukan kepada karyawan apakah sudah sesuai atau belum agar karyawan

dapat bekerja dengan baik dan senang supaya dapat tercapai apa yang diinginkan

(66)

4.5.1 Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja

Dilihat dari tingkat probabilitas arah hubungan kausal, maka diperoleh hasil

penelitian bahwa faktor

Motivation

tidak berpengaruh (positif) terhadap faktor

Job

Satisfaction

.

Maka dalam penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Kuswadi

(2004:23) sarana kerja yang kurang memadai dapat menurunkan hasil kerja karyawan,

walaupun sebenarnya karyawan bersangkutan masih mampu meningkatkan hasil kerja

apabila diberikan sarana kerja yang lebih baik dari yang ada. Jadi sarana kerja yang

kurang memadai dapat menurunkan hasil kerja, yag selanjutnya dapat menurunkan

motivasi kerja. Pada akhirnya, motivasi kerja yang menurun juga dapat menurunkan

kepuasan karyawan. Dan sesuai pula dengan Hasil penelitian yang dilakukan oleh Prabu

(2005) dalam penelitiannya menyatakan bahwa variabel motivasi memiliki pengaruh

yang positif terhadap variabel kepuasan kerja, yang berarti apabila motivasi yang

diberikan ke karyawan semakin tinggi, maka akan semakin tinggi pula kepuasan kerja

karyawan. Dari hasil uji anaisis data yang dilakukan maka faktor motivasi tidak dapat

memberikan pengaruh terhadap variabel kepuasan kerja, maka dengan demikian besaran

motivasi tidak dapat dijadikan tolak ukur atau acuan pertimbangan untuk mengukur

kepuasan kerja. Hal ini lebih disebabkan karena karyawan PT. Kalimantan Steel belum

sepenuhnya termotivasi, karena masih terdapat beberapa karyawan yang masih kurang

bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya sehingga penyelesaian tugas tidak

(67)

sehari-hari, karena kondisi kerja yang ada dilapangan sangat kurang rapi. Sehingga

motivasi tidak dapat mempengaruhi kepuasan kerja.

4.5.2 Pengaruh Komitmen Or ganisasi Ter hadap Kepuasan Kerja

Dilihat dari tingkat probabilitas arah hubungan kausal, maka diperoleh hasil

penelitian bahwa faktor

Organizational Commitment

tidak berpengaruh (positif) terhadap

faktor

Job Satisfaction

.

Dari hasil uji anaisis data yang dilakukan maka faktor komitmen organisasi tidak

dapat memberikan pengaruh terhadap variabel kepuasan kerja, maka dengan demikian

besaran komitmen organisasi tidak dapat dijadikan tolak ukur atau acuan pertimbangan

untuk mengukur kepuasan kerja.

Hal ini lebih disebabkan karena karyawan PT. Kalimantan Steel belum

sepenuhnya mempunyai komitmen yang tinggi terhadap organisasi. Hal ini dibuktikan

dengan adanya karyawan yang keluar dari perusahaan. Selain itu karyawan juga belum

sepenuhnya mempunyai tanggung jawab terhadap pekerjaan masing-masing, hal ini

dibuktikan dengan adanya karyawan yang masih belum sepenuhnya memenuhi peraturan

dan pedoman kerja yang telah ditetapkan. Sehingga komitmen organisasi tidak

(68)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan analisis SEM untuk menguji pengaruh beberapa variabel terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Kalimantan Steel, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Motivasi tidak memberikan kontribusi terhadap kepuasan kerja. Karena karyawan PT. Kalimantan Steel belum sepenuhnya termotivasi, karena masih terdapat beberapa karyawan yang masih kurang bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya sehingga penyelesaian tugas tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Selain itu faktor kondisi kerja juga sangat memungkinkan karyawan menjadi kurang bersemangat dalam mengerjakan tugasnya sehari-hari, karena kondisi kerja yang ada dilapangan sangat kurang rapi.

(69)

Gambar

Tabel 1.3 Data Produksi PT. Kalimantan Steel tahun 2009-2010
Tabel 3.1 Data Tingkat Pendidikan Karyawan.
Gambar 3.1 Model SEM
Tabel 3.2  Goodness Of Fit Indices
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menyelesaikan studi di Fakultas Kedokteran Hewan, penulis melaksanakan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Conditioned Medium Rat Embryonic Fibroblast

Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan Daerah dan sesuai

Pada dasarnya pemikiran ini bertujuan pada satu hal, yaitu kemakmuran.Pemecahan masalah ini adalah dengan melakukan apapun yang dianggap perlu agar kemakmuran

Puji syukur patut kita panjatkan kehadiran Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan peneltian dengan judul “Perlakuan

Jika setelah mengirim permintaan untuk melakukan transaksi, Klien belum menerima konfirmasi grafis bahwa transaksi telah dilakukan, yaitu informasi mengenai

Hasil dari penelitian ini content kuliah memberikan pengaruh negatif yang signifikan dan keterkaitan mata kuliah memberikan pengaruh positif yang signifikan

Setelah peserta didik selesai mengerjakan lambar kerja peserta didik, guru mengajukan beberapa permasalahan berdasarkan lembar kerja peserta didik yang telah

F&#34;r&#34;tur&#34;n oaerarr tiaoupaten wakatobi Nomor 21 Tahun 2006 tentang Retribusi Jasa Pelayanan