• Tidak ada hasil yang ditemukan

Korelasi Body Fat Percentage terhadap rasio kolesterol total HDL pada mahasiswa dan mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Korelasi Body Fat Percentage terhadap rasio kolesterol total HDL pada mahasiswa dan mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta"

Copied!
201
0
0

Teks penuh

(1)

KORELASIBODY FAT PERCENTAGETERHADAPRASIOKADAR

KOLESTEROLTOTAL/HDLPADAMAHASISWADANMAHASISWI

KAMPUSIIIUNIVERSITASSANATADHARMAYOGYAKARTA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Novi Kiswanto

NIM : 098114001

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

KORELASIBODYFATPERCENTAGETERHADAPRASIOKADAR

KOLESTEROLTOTAL/HDLPADAMAHASISWADANMAHASISWI

KAMPUSIIIUNIVERSITASSANATADHARMAYOGYAKARTA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Novi Kiswanto

NIM : 098114001

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)
(6)

v PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus atas bimbingan

dan penyertaan-Nya yang tidak berkesudahan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul ―Korelasi Body Fat Percentage terhadap

Rasio Kadar Kolesterol Total/HDL pada Mahasiswa dan Mahasiswi Kampus III

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta‖ dan memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis banyak memperoleh

bantuan dan dorongan semangat dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku dekan Fakultas Farmasi yang telah

memberikan izin untuk melakukan penelitian.

2. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK. selaku dosen pembimbing skripsi utama yang telah

mendampingi penulis dan menyediakan waktu dan dukungan untuk berdiskusi

dan memberi masukan dari awal hingga akhir proses penyusunan skripsi.

3. Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt. selaku dosen penguji atas dukungan dan

masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku dosen penguji atas dukungan dan

(7)

vi

5. Ketua Komite Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran

Universitas Gadjah Mada, yang telah memberikan izin untuk melakukan

penelitian.

6. Seluruh mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta yang terlibat dalam penelitian.

7. Staf Universitas Sanata Dharma yang telah membantu saat berlangsungnya

penelitian baik langsung maupun tidak langsung.

8. Laboratorium Parahita Yogyakarta yang telah membantu pemeriksaan darah

responden penelitian.

9. Seluruh dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah

mendampingi dan membagikan ilmu kepada penulis.

10.Papa Lie Kiswanto dan Mama Imiati Kangarso Husodo yang selalu

memberikan doa, kasih sayang dan dukungan baik moril maupun materiil

selama penyusunan skripsi.

11.Kusniar Sri Rahmini, Hayu Ajeng Anggana Raras, Amelia Felicia C.P.,

Danny Trias Prisnanda, Fransiska Anggitha, Yansen Nama Hada, Silvia Dwita

Ristiana, Lidya Dinda, Yosin Guruh Herawati, Listya Purbarini, Bernadhea

Wikan, dan Diah Intan Sari merupakan rekan penulis dalam penelitian ini

yang telah bekerja sama dalam suka duka dalam penelitian ini, bertukar

pikiran dalam mengolah data dan memberikan dukungan selama proses

(8)

vii

12.Teman-teman Fakultas Farmasi angkatan 2009 yang telah berjuang bersama

dalam suka dan duka masa perkuliahan dan praktikum, khususnya

teman-teman kelas FKK A yang senantiasa memberikan dukungan.

13.Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan satu per

satu yang telah banyak membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna sehingga

penulis terbuka terhadap kritik dan saran dari pembaca. Kritik dan saran yang

membangun menjadi pembelajaran bagi penulis untuk menjadi lebih baik.

Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi sumbangan ilmu pengetahuan

untuk meningkatkan perhatian masyarakat terhadap kesehatan.

Yogyakarta, 18 Januari 2013

(9)
(10)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN . ... iii

PRAKATA ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xxi

GAMBAR LAMPIRAN ... xxv

INTISARI ... xxvi

ABSTRACT ... xxvii

BAB I PENGANTAR ... 1

A. Latar Belakang ... 1

1. Permasalahan ... 5

2. Keaslian Penelitian ... 5

3. Manfaat Penelitian ... 8

B. Tujuan Penelitian ... 9

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA...10

A. Metode Antropometri ...10

B. Kolesterol Total, HDL, dan Rasio Kolesterol Total/HDL ...15

(11)

x

D. Landasan Teori ... 18

E. Hipotesis ... 20

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 21

B. Variabel Penelitian ... 21

C. Definisi Operasional ... 22

D. Responden Penelitian ... 24

E. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 26

G. Teknik Sampling ... 26

H. Instrumen Penelitian ... 27

I. Tata Cara Penelitian ... 27

1. Observasi Awal ... 27

2. Permohonan Izin dan Kerja Sama ... 28

3. Pembuatan Leaflet dan Informed Consent ... 28

4. Pencarian Subjek Penelitian ... 29

5. Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian ... 30

6. Pengukuran Parameter ... 31

7. Pembagian Hasil Pemeriksaan dan Pengukuran Antropometri ... 33

8. Pengolahan Data ... 33

J. Analisis Data Statistik ... 33

(12)

xi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35

A. Karakteristik Responden Penelitian ... 35

1. Usia ... 36

2. Abdominal Skinfold Thickness ... 38

3. Triceps Skinfold Thickness ... 40

4. Suprailiac Skinfold Thickness . ... 42

5. Body Fat Percentage ... 43

6. Kolesterol Total ... 45

7. High Density Lipoprotein (HDL) ... 47

8. Rasio Kolesterol Total/HDL ... 50

B. Perbandingan Kolesterol Total, HDL, dan Rasio Kolesterol Total/HDL terhadap Abdominal Skinfold Thickness, Triceps Skinfold Thickness, Suprailiac Skinfold Thickness dan Body Fat Percentage ... 52

1. Perbandingan Kolesterol Total terhadap Abdominal Skinfold Thickness ... 56

2. Perbandingan HDL terhadap Abdominal Skinfold Thickness ... 57

3. Perbandingan Rasio Kolesterol Total/HDL terhadap Abdominal Skinfold Thickness ... 59

(13)

xii 5. Perbandingan HDL terhadap

Triceps Skinfold Thickness ... 61

6. Perbandingan Rasio Kolesterol Total/HDL terhadap

Triceps Skinfold Thickness ... 63

7. Perbandingan Kolesterol Total terhadap

Suprailiac Skinfold Thickness ... 64

8. Perbandingan HDL terhadap

Suprailiac Skinfold Thickness ... 65

9. Perbandingan Rasio Kolesterol Total/HDL terhadap

Suprailiac Skinfold Thickness ... 67

10. Perbandingan Kolesterol Total terhadap

Body Fat Percentage ... 68

11. Perbandingan HDL terhadap

Body Fat Percentage ... 69

12. Perbandingan Rasio Kolesterol Total/HDL terhadap

Body Fat Percentage ... 70

C. Korelasi Abdominal Skinfold Thickness, Triceps Skinfold Thickness,

Suprailiac Skinfold Thickness, dan Body Fat Percentage terhadap

Kolesterol Total, HDL, danRasio Kolesterol Total/HDL ... 72

1. Korelasi Abdominal Skinfold Thickness terhadap

Kolesterol Total ... 74

(14)

xiii

3. Korelasi Abdominal Skinfold Thickness terhadap

Rasio Kolesterol Total/HDL ... 79

4. Korelasi Triceps Skinfold Thickness terhadap Kolesterol Total ... 81

5. Korelasi Triceps Skinfold Thickness terhadap HDL ... 83

6. Korelasi Triceps Skinfold Thickness terhadap Rasio Kolesterol Total/HDL ... 85

7. Korelasi Suprailiac Skinfold Thickness terhadap Kolesterol Total ... 88

8. Korelasi Suprailiac Skinfold Thickness terhadap HDL ... 90

9. Korelasi Suprailiac Skinfold Thickness terhadap Rasio Kolesterol Total/HDL ... 92

10. Korelasi Body Fat Percentage terhadap Kolesterol Total ... 94

11. Korelasi Body Fat Percentage terhadap HDL ... 96

12. Korelasi Body Fat Percentage terhadap Rasio Kolesterol Total/HDL ... 98

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 101

A. Kesimpulan ... 101

B. Saran ... 101

DAFTAR PUSTAKA ... 102

LAMPIRAN ... 110

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel I Klasifikasi Nilai Normal Body Fat Percentage pada

Pria dan Wanita ... 15

Tabel II Klasifikasi Kolesterol Total... 16

Tabel III Klasifikasi HDL Kolesterol ... 16

Tabel IV Klasifikasi Rasio Kolesterol Total/HDL... 17

Tabel V Interpretasi Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan Kekuatan Korelasi, Nilai p, dan Arah Korelasi ... 34

Tabel VI Karakteristik Responden Penelitian ... 35

Tabel VII Perbandingan Jumlah Responden Pria Antara Kelompok Abdominal Skinfold Thickness, Triceps Skinfold Thickness, Suprailiac Skinfold Thickness, dan Body Fat Percentage terhadap Kelompok Kolesterol Total, HDL, dan Rasio Kolesterol Total/HDL ... 53

(16)

xv

Tabel IX Perbandingan Kolesterol Total, HDL, dan

Rasio Kolesterol Total/HDL terhadap

Abdominal Skinfold Thickness, Triceps Skinfold Thickness,

Suprailiac Skinfold Thickness, dan

Body Fat Percentage pada Responden Pria ... 55

Tabel X Perbandingan Kolesterol Total, HDL, dan

Rasio Kolesterol Total/HDL terhadap

Abdominal Skinfold Thickness, Triceps Skinfold Thickness,

Suprailiac Skinfold Thickness, dan

Body Fat Percentage pada Responden Wanita ... 55

Tabel XI Korelasi Abdominal Skinfold Thickness,

Triceps Skinfold Thickness,

Suprailiac Skinfold Thickness, dan

Body Fat Percentage terhadap Kolesterol Total,

(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Pengukuran Abdominal Skinfold Thickness ... 12

Gambar 2 Pengukuran Triceps Skinfold Thickness ... 13

Gambar 3 Pengukuran Suprailiac Skinfold Thickness ... 13

Gambar 4 Skema Responden Penelitian ... 25

Gambar 5 Histogram Distribusi Usia Responden Pria ... 36

Gambar 6 Histogram Distribusi Usia Responden Wanita... 37

Gambar 7 Histogram Distribusi Abdominal Skinfold Thickness Responden Pria ... 38

Gambar 8 Histogram Distribusi Abdominal Skinfold Thickness Responden Wanita ... 39

Gambar 9 Histogram Distribusi Triceps Skinfold Thickness Responden Pria ... 40

Gambar 10 Histogram Distribusi Triceps Skinfold Thickness Responden Wanita ... 41

Gambar 11 Histogram Distribusi Suprailiac Skinfold Thickness Responden Pria ... 42

Gambar 12 Histogram Distribusi Suprailiac Skinfold Thickness Responden Wanita ... 43

(18)

xvii

Gambar 14 Histogram Distribusi Body Fat Percentage

Responden Wanita ... 45

Gambar 15 Histogram Distribusi Kolesterol Total

Responden Pria ... 46

Gambar 16 Histogram Distribusi Kolesterol Total

Responden Wanita ... 47

Gambar 17 Histogram Distribusi HDL Responden Pria ... 48

Gambar 18 Histogram Distribusi HDLResponden Wanita ... 49

Gambar 19 Histogram Distribusi Rasio Kolesterol Total/HDL

Responden Pria ... 50

Gambar 20 Histogram Distribusi Rasio Kolesterol Total/HDL

Responden Wanita ... 51

Gambar 21 Diagram Sebar Korelasi Abdominal Skinfold Thickness terhadap

Kolesterol Total pada Responden Pria ... 74

Gambar 22 Diagram Sebar Korelasi Abdominal Skinfold Thickness terhadap

Kolesterol Total pada Responden Wanita ... 75

Gambar 23 Diagram Sebar Korelasi Abdominal Skinfold Thickness

terhadap HDL pada Responden Pria ... 77

Gambar 24 Diagram Sebar Korelasi Abdominal Skinfold Thickness

(19)

xviii

Gambar 25 Diagram Sebar Korelasi Abdominal Skinfold Thickness

terhadap Rasio Kolesterol Total/HDL pada

Responden Pria ... 79

Gambar 26 Diagram Sebar Korelasi Abdominal Skinfold Thickness terhadap

Rasio Kolesterol Total/HDL pada Responden Wanita ... 80

Gambar 27 Diagram Sebar Korelasi Triceps Skinfold Thickness terhadap

Kolesterol Total pada Responden Pria ... 81

Gambar 28 Diagram Sebar Korelasi Triceps Skinfold Thickness terhadap

Kolesterol Total Pada Responden Wanita ... 82

Gambar 29 Diagram Sebar Korelasi Triceps Skinfold Thickness terhadap

HDL Pada Responden Pria ... 84

Gambar 30 Diagram Sebar Korelasi Triceps Skinfold Thickness terhadap

HDL pada Responden Wanita ... 84

Gambar 31 Diagram Sebar Korelasi Triceps Skinfold Thickness terhadap

Rasio Kolesterol Total/HDL pada Responden Pria ... 86

Gambar 32 Diagram Sebar Korelasi Triceps Skinfold Thickness terhadap

Rasio Kolesterol Total/HDL pada Responden Wanita ... 87

Gambar 33 Diagram Sebar Korelasi Suprailiac Skinfold Thickness terhadap

Kolesterol Total pada Responden Pria ... 88

Gambar 34 Diagram Sebar Korelasi Suprailiac Skinfold Thickness terhadap

Kolesterol Total pada Responden Wanita ... 89

Gambar 35 Diagram Sebar Korelasi Suprailiac Skinfold Thickness terhadap

(20)

xix

Gambar 36 Diagram Sebar Korelasi Suprailiac Skinfold Thickness terhadap

HDL pada Responden Wanita ... 91

Gambar 37 Diagram Sebar Korelasi Suprailiac Skinfold Thickness terhadap

Rasio Kolesterol Total/HDL pada Responden Pria ... 92

Gambar 38 Diagram Sebar Korelasi Suprailiac Skinfold Thickness terhadap

Rasio Kolesterol Total/HDL pada Responden Wanita ... 93

Gambar 39 Diagram Sebar Korelasi Body Fat Percentage terhadap

Kolesterol Total pada Responden Pria ... 94

Gambar 40 Diagram Sebar Korelasi Body Fat Percentage terhadap

Kolesterol Total pada Responden Wanita ... 95

Gambar 41 Diagram Sebar Korelasi Body Fat Percentage terhadap

HDL pada Responden Pria ... 96

Gambar 42 Diagram Sebar Korelasi Body Fat Percentage terhadap

HDL pada Responden Wanita ... 97

Gambar 43 Diagram Sebar Korelasi Body Fat Percentage terhadap

Rasio Kolesterol Total/HDL pada Responden Pria ... 98

Gambar 44 Diagram Sebar Korelasi Body Fat Percentage terhadap

(21)

xx

Daftar Lampiran

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian... 111

Lampiran 2 Ethical Clearance ... 112

Lampiran 3 Informed Consent ... 113

Lampiran 4 Leaflet ... 114

Lampiran 5 Data Validasi Alat ... 116

Lampiran 6 Kartu Pemeriksaan Responden ... 117

Lampiran 7 Data Laboratorium Parahita ... 118

Lampiran 8 Gambar Pengambilan Darah ... 119

Lampiran 9 Gambar Pengukuran Skinfold Thickness ... 120

(22)

xxi INTISARI

Pengukuran antropometri merupakan pengukuran yang digunakan untuk menilai ukuran, proporsi dan komposisi tubuh manusia. Skinfold thickness

merupakan salah satu alternatif pengukuran antropometri dan hasilnya dapat dikonversi dalam bentuk body fat percentage untuk memperkirakan persebaran lemak di tubuh. Body fat percentage berkaitan dengan peningkatan kolesterol total dan penurunan HDL yang dapat meningkatkan rasio kolesterol total/HDL. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui korelasi antara body fat percentage

terhadap rasio kadar kolesterol total/HDL.

Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional dan teknik pengambilan sampel adalah non random

dengan jenis purposive sampling. Penelitian ini melibatkan 125 mahasiswa dan mahasiswi yang masih aktif di kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pengukuran antropometri yang dilakukan adalah abdominal skinfold thickness, triceps skinfold thickness, dan suprailiac skinfold thickness yang dikonversi dalam bentuk body fat percentage. Data dianalisis secara statistik dengan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov kemudian dilakukan uji hipotesis komparatif uji t tidak berpasangan pada data responden pria dan Mann-Whitney

pada data responden wanita, serta analisis korelasi Spearman dengan taraf kepercayaan 95%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya korelasi positif yang bermakna antara body fat percentage terhadap rasio kadar kolesterol total/HDL dengan kekuatan korelasi sedang (r=0,47; p=0,000 pada responden pria dan r=0,455; p=0,000 pada responden wanita).

(23)

xxii ABSTRACT

Anthropometry is a measurement used to assess the size, proportion, and composition of the human body. Skinfold thickness is one alternative anthropometric measurement and the result can be converted to body fat percentage to estimate distribution of fat in the body. Body fat percentage associated with increased total cholesterol and decreased HDL-cholesterol which can increase cholesterol total/HDL ratio. The objective of this study is to determine the correlation between body fat percentage and cholesterol total/HDL ratio.

This study used cross-sectional design as part of analytic observational study and sampling technique was non random with purposive sampling. This study include 125 male and female students who are still active in the 3rd Campus of Sanata Dharma University in Yogyakarta. Anthropometric was conducted by measuring abdominal skinfold thickness, triceps skinfold thickness, and suprailiac skinfold thickness were converted to body fat percentage. Data were analyzed statistically with Kolmogorov-Smirnov normality test and then tested the hypothesis comparative with unpaired t test in the male data and Mann-Whitney in the female data, and followed by Spearman correlation analysis with a level of 95%.

The result showed that there was a significant positive correlation between body fat percentage and total cholesterol/HDL ratio with moderate strength correlation (r = 0,47; p = 0,000 in men respondents and r = 0,455; p = 0.000 in female respondents).

(24)

1 BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Pengukuran antropometri ialah pengukuran yang digunakan untuk

menilai ukuran, proporsi dan komposisi tubuh manusia. Pada dewasa, pengukuran

antropometri ini digunakan untuk mengevaluasi status kesehatan dan diet, risiko

penyakit, dan perubahan komposisi tubuh yang terjadi selama dewasa (McDowell,

Fryar, Ogden, and Flegal, 2008). Pengukuran ini mudah dilakukan dengan

pelatihan yang tepat, tidak memerlukan peralatan yang canggih, tidak memerlukan

suatu tempat khusus untuk melakukannya, dan murah. Pengukuran antropometri

yang paling sering dilakukan adalah Body Mass Index (BMI), lingkar

pinggang-panggul, dan skinfold thickness (tebal lipatan kulit). Ketiga pengukuran ini dapat

digunakan untuk menunjukkan lemak di tubuh (Yusof, Ching, Ibrahim, and Lola,

2007).

Selama proses pertumbuhan dan perkembangan tubuh manusia, skinfold

thickness merupakan suatu indikator penting untuk mengevaluasi perkembangan

dan status gizi individu. Skinfold thickness dapat memberikan informasi mengenai

perkiraan cadangan lemak subkutan dan dapat digunakan untuk menentukan

akumulasi lemak dalam tubuh. Pada orang sehat, sepertiga dari total lemak tubuh

ditemukan pada bagian subkutan dan terdapat hubungan antara deposit lemak

yang ada di subkutan dan densitas tubuh (Cyrino, Okano, Glaner, Romanzini,

(25)

Pengukuran skinfold tickness ini merupakan salah satu pengukuran yang

praktis, cepat dan mudah dilakukan, biaya operasional yang rendah, dan aman

untuk dilakukan (Cyrino, et al., 2003). Skinfold thickness dapat diukur

menggunakan skinfold caliper. Skinfold caliper merupakan suatu alat untuk

mengukur tebal lipatan kulit yang sederhana dan murah. Alat ini diasumsikan

sebagai suatu lapisan ganda dalam jaringan adiposa subkutan dan akurasi dari

pengukuran ini dipengaruhi oleh tekanan pada kulit (Demura and Sato, 2007).

Beberapa bagian tubuh yang dapat digunakan untuk mengukur skinfold

thickness yaitu abdominal, biceps, triceps, subscapular, suprailiac, chest, thigh,

dan midaxillary. Perkembangan skinfold thickness pada manusia dipengaruhi oleh

jenis kelamin, umur, pola hidup dan aktivitas dari seseorang (Ye, Xiangjun,

Jingya, Jing, Jinquan, Yutang, et al., 2012). Untuk memperkirakan lemak yang

ada di dalam tubuh tidak dapat dilakukan dengan hanya mengukur satu bagian

skinfold thickness saja sehingga diperlukan beberapa bagian tempat pengukuran.

Untuk memperkirakan lemak tubuh, hasil pengukuran skinfold thickness

dikonversi dalam bentuk body fat percentage (%BF). Body fat percentage dapat

ditentukan menggunakan persamaan Jackson and Pollock dengan mengukur tiga

bagian abdominal skinfold thickness, triceps skinfold thickness, dan suprailiac

skinfold thickness. Ketiga bagian tersebut paling mudah untuk diukur dibanding

bagian lainnya (Peterson, Czerwinski, and Siervogel, 2003).

Body fat percentage merupakan salah satu pengukuran yang paling sering

(26)

sebagai penanda untuk menggantikan body fat percentage tetapi tidak

memberikan penilaian yang akurat mengenai lemak tubuh dan hal ini berlaku pada

anak-anak dan remaja (Kriemler, Puder, Zahner, Roth, Meyer, and Bedogni,

2010). Body Mass Index tidak memperhitungkan faktor-faktor seperti distribusi

lemak tubuh, obesitas pada perut, dan tidak dapat membedakan antara massa

tubuh tanpa lemak dan lemak (Garg, Vinutha, Karthiyanee, and Nachal, 2012).

Lingkar pinggang juga merupakan indikator obesitas tetapi lebih berhubungan

dengan lemak viseral dan kurang berhubungan dengan total lemak tubuh. Skinfold

thickness telah lama digunakan sebagai ukuran lemak subkutan yang lebih akurat

daripada BMI untuk mengukur body fat percentage (Kriemler, et al., 2010).

Abdominal skinfold thickness merupakan bagian lemak subkutan yang

paling terlihat nyata di tubuh (Peterson, et al., 2003). Triceps skinfold thickness

merupakan indikator yang baik untuk memprediksi cadangan energi yang

berkorelasi baik dengan body fat percentage pada dewasa (Moreno, Pigeot, and

Ahrens, 2011). Karakteristik distribusi lemak dan perubahan usia pada orang

Jepang memperlihatkan bahwa suprailiac dan abdominal skinfold thickness dapat

memberikan pengukuran densitas tubuh yang lebih akurat jika dibandingkan

lipatan kulit pada bagian tubuh lainnya (Demura and Sato, 2007).

Semakin tingginya body fat percentage seseorang, maka semakin tinggi

risiko terjadinya obesitas. Obesitas termasuk salah satu masalah global yang

mempengaruhi anak-anak dan remaja. Menurut WHO (2012) secara sederhana

mendefinisikan obesitas sebagai suatu kondisi abnormal atas akumulasi lemak

(27)

antara asupan energi dengan energi yang dikeluarkan sehingga kelebihan energi

yang ada di dalam tubuh ini akan disimpan dalam bentuk jaringan lemak.

Perubahan dalam distribusi lemak tubuh telah dikaitkan dengan

perubahan lipid dan lipoprotein, serta peningkatan risiko terjadinya penyakit

jantung koroner. Jumlah lemak yang tinggi di dalam tubuh dan obesitas

berhubungan dengan peningkatan risiko kejadian yang dapat mengganggu

kesehatan dan kematian. Obesitas dapat menyebabkan kadar kolesterol tubuh

menjadi tidak normal yang ditandai dengan peningkatan kolesterol total dan rasio

kolesterol total/HDL, serta penurunan kadar HDL (Shah and Braverman, 2012).

Penurunan kadar HDL merupakan salah satu tanda yang berhubungan dengan

terjadinya sindrom metabolik dan gangguan kardiovaskuler. Rasio kolesterol

total/HDL dianggap sebagai indikator yang lebih baik daripada kolesterol total

pada risiko terjadinya gangguan kardiovaskuler (Narayanan, Kahal, Mohammed,

and Kilpatrick, 2012). Beberapa lipoprotein, seperti HDL, LDL, dan trigliserida

telah digunakan untuk memprediksi risiko terjadinya penyakit jantung koroner.

Rasio kolesterol total/HDL memiliki nilai yang paling baik untuk memprediksi

gangguan kardiovaskuler yang lebih baik di masa depan (Bodhe, Jankar, Bhutada,

Patwardhan, and Patwardhan, 2011). Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Ghorbanian (2012) telah menunjukkan adanya korelasi antara body fat

percentage terhadap rasio kolesterol total/HDL dengan nilai r=0,202 pada

responden laki-laki berusia 23-59 tahun dan pada penelitian Chang, Wu, Yao,

Yang, Wu, and Lu (2000) didapatkan r=0,217 pada responden perempuan berusia

(28)

Menurut American Heart Association (2011) prevalensi terjadinya

penyakit jantung koroner tahun 2008 pada dewasa di Asia mencapai 4,9% dan

sebanyak 2.448 meninggal akibat penyakit jantung koroner. Mahasiswa dan

mahasiswi yang termasuk dewasa muda berusia 20-24 tahun memiliki risiko

untuk mengalami penyakit jantung koroner sehingga dengan dilakukan

pengukuran body fat percentage, dapat digunakan sebagai indikator awal

mengenai kondisi kesehatan, khususnya rasio kadar kolesterol total/ HDL

sehingga mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit jantung koroner sejak

dini. Berdasarkan uraian di atas, peneliti melakukan penelitian mengenai korelasi

antara body fat percentage terhadap rasio kadar kolesterol total/ HDL dalam darah

pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

1. Permasalahan

Apakah terdapat korelasi yang bermakna antara body fat percentage

terhadap rasio kadar kolesterol total/HDL pada mahasiswa dan mahasiswi

Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?

2. Keaslian Penelitian

Berdasarkan hasil pencarian informasi-informasi yang berkaitan dengan

penelitian mengenai korelasi body fat percentage terhadap rasio kolesterol

total/HDL, maka dapat dinyatakan bahwa penelitian seperti ini belum pernah

(29)

a. Korelasi BMI dan Abdominal Skinfold Thickness terhadap Rasio Kolesterol

Total/HDL pada Staf Wanita Universitas Sanata Dharma (Utami, 2012)

Penelitian ini melibatkan 57 responden yang merupakan staf wanita Kampus

III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berusia 30-50 tahun. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa korelasi antara BMI dengan rasio kolesterol

total/HDL adalah korelasi positif bermakna dengan kekuatan korelasi sedang

(r=0,455; p=0,000) dan terdapat korelasi positif bermakna antara abdominal

skinfold thickness dengan rasio kolesterol total/HDL dengan kekuatan korelasi

lemah (r=0,303; p=0,022).

b. ―Association of Body fat Percentage with Lipid Concentrations in Children

and Adolescents: United States, 1999–2004‖ (Lamb, Ogden, Carroll, Lacher,

and Flegal, 2011)

Penelitian ini menggunakan data NHANES pada tahun 1999-2004 dengan

responden yaitu anak-anak berusia 12-19 tahun. Anak-anak ini merupakan

bangsa kulit hitam non-Hispanic dan Mexico-Amerika. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui hubungan antara body fat percentage terhadap

kadar lemak pada anak-anak dan remaja. Pada responden laki-laki didapatkan

adanya korelasi antara body fat percentage terhadap kolesterol total dengan

nilai r yaitu 0,257. Pada responden perempuan didapatkan adanya korelasi

antara body fat percentage terhadap kolesterol total dengan nilai r yaitu 0,158.

c. ―Percent Body Fat and Its Relationship With Obesity and Hypertension in

(30)

Penelitian ini melibatkan 200 responden untuk mengetahui hubungan antara

body fat percentage dengan obesitas dan hipertensi pada populasi dewasa di

Mingora Swat. Pada laki-laki dewasa, body fat percentage pada kontrol dan

body fat percentage pada responden obesitas dan hipertensi adalah 13,26%

dan 21,9%, sedangkan pada wanita dewasa, body fat percentage pada kontrol

dan body fat percentage pada responden obesitas dan hipertensi adalah 22%

dan 25,6%. Dari hasil tersebut dapat diamati bahwa body fat percentage.

Dapat diamati bahwa body fat percentage secara singnifikan lebih tinggi pada

responden yang obesitas dan hipertensi jika dibandingkan dengan responden

kontrol.

d. ―Percentage Body Fat and Chronic Disease Risk Factors in U.S. Children and

Youth‖ (Going, Lohman, Cussler, Williams, Morrison, and Horn, 2011)

Penelitian ini menggunakan data dari National Health and Nutritional

Examination Surveys (NHANES) III dan IV yaitu 12.279 anak-anak dan

remaja kulit putih, kulit hitam, dan Mexico-Amerika. Dari penelitian tersebut

didapatkan bahwa body fat percentage memiliki hubungan yang signifikan

terhadap faktor risiko, seperti kadar HDL. Pada body fat percentage yang

lebih tinggi yaitu body fat percentage>20% pada laki-laki dan body fat

percentage >30% pada wanita, maka kadar HDL akan semakin kecil sehingga

prevalensi terjadinya risiko gangguan kardiovaskuler juga lebih tinggi.

e. ―Relationships of Age, Menopause and Central Obesity on Cardiovascular

Disease Risk Factors in Chinese Women‖ (Chang, Wu, Yao, Yang, Wu, and

(31)

Pada penelitian ini dilakukan pada 329 wanita Cina yang dilakukan dengan

studi cross sectional. Dari penelitian tersebut menghasilkan nilai r= 0,112

yang menunjukkan korelasi antara body fat percentage terhadap kolesterol

total dengan kekuatan korelasi lemah dan arah korelasi positif. Didapat juga

nilai r= -0,179 yang menunjukkan korelasi antara body fat percentage

terhadap HDL dengan kekuatan korelasi lemah dan arah korelasi negatif serta

nilai r= 0,217 yang menunjukkan korelasi antara body fat percentage terhadap

HDL dengan kekuatan korelasi lemah dan arah korelasi positif.

3. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai korelasi body

fat percentage terhadap rasio kadar kolesterol total/HDL pada mahasiswa dan

mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

b. Manfaat praktis

Pengukuran body fat percentage diharapkan mampu memberikan gambaran

awal mengenai kondisi kesehatan, khususnya rasio kadar kolesterol total/HDL

mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Unversitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Pengukuran body fat percentage merupakan salah satu pengukuran

antropometri yang mudah, praktis, dan dapat dilakukan oleh seluruh kalangan

(32)

B. Tujuan

Tujuan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

korelasi antara body fat percentage terhadap rasio kadar kolesterol total/HDL

pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma

(33)

10 BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Metode Antropometri

Antropometri merupakan metode paling umum yang digunakan untuk

menilai status gizi atau kesehatan seseorang (Preedy, 2012). Ukuran tubuh secara

khas dapat mencerminkan pejanan kumulatif terhadap pola makan seorang

individu. Ukuran ini dapat ditafsirkan dalam kaitannya dengan standar

internasional bagi pertumbuhan pada anak-anak dan bagi ukuran tubuh serta risiko

morbiditas dan mortalitas yang menyertai orang dewasa. Pengukuran antropometri

yang paling sering digunakan adalah tinggi badan, berat badan, massa tubuh,

lingkar/ sirkumferensia (misalnya lingkar pinggang/ perut, panggul, kepala, dada,

lengan), rasio lingkar (misalnya rasio pinggang-panggul atau WHR/ waist-hip

ratio), dan skinfold thickness (tebal lipatan kulit) (Gibney, Elia, Ljungqvist, and

Dowsett, 2005)

Skinfold thickness adalah suatu pengukuran untuk menilai persentase

lemak tubuh. Metode ini merupakan pengukuran yang biasa dilakukan untuk

menilai persentase lemak dalam tubuh karena metode ini sederhana untuk

dilakukan dan membutuhkan biaya yang rendah (Peterson, et al., 2003). Body

Mass Index (BMI) pada masa remaja dapat digunakan untuk memprediksi BMI

pada saat dewasa tetapi BMI tidak dapat digunakan untuk membedakan antara

massa tubuh tanpa dan dengan lemak. Skinfold thickness dapat memprediksi

(34)

dewasa. Kelebihan lemak dapat dinilai menggunakan skinfold thickness yang

dikaitkan dengan peningkatan kolesterol total dan penurunan HDL yang

menandakan peningkatan risiko terjadinya hipertensi, sindrom metabolik, dan

gangguan kardiovaskuler (Jaworski, Kułaga, Płudowski, Grajda, Gurzkowska, Napieralska, et al., 2012).

Pengukuran skinfold thickness dapat dilakukan dengan mengangkat

lipatan kulit dan lemak subkutan agar terpisah dari otot dan tulang dengan

menggunakan skinfold caliper. Umumnya, pengukuran skinfold thickness

memiliki rentang dari 5 mm-40 mm atau juga lebih (Sicar, 2008). Pengukuran

skinfold thickness dilakukan tiga kali dan dirata-rata untuk digunakan dalam

analisis. Pengukuran skinfold thickness distandarisasi untuk meyakinkan

reliabilitas dan pembacaan pada skinfold caliper dilakukan 4 detik setelah

mengaplikasikan skinfold caliper pada bagian tubuh (Bischof, Knechtle, Rust,

Knechtle, and Rosemann, 2012).

Pengukuran lemak tubuh melalui pengukuran tebal lemak subkutan ini

dapat dilakukan pada beberapa bagian tubuh yaitu biceps, triceps, subscapular,

midaxillary, chest, thigh, abdominal, suprailliac (Preedy, 2012). Abdominal

skinfold thickness menggambarkan persebaran lemak pada daerah abdominal.

Distribusi lemak, terutama lemak di abdominal dianggap penting dalam

perkembangan gangguan resistensi insulin, sindrom metabolik dan jantung

koroner. Lebih dari 80% dari total lemak tubuh didistribusikan dalam jaringan

adiposa subkutan dan 10-20% dalam viseral jaringan adiposa pada orang dewasa

(35)

Dua pusat jaringan adiposa di perut yaitu jaringan adiposa intra-abdominal

dan jaringan subkutan telah diselidiki dalam kaitannya dengan gangguan

metabolik. Pengukuran abdominal skinfold thickness hanya dapat memperkirakan

lemak pada jaringan subkutan dan tidak dapat digunakan untuk mengukur lemak

pada bagian yang lebih dalam, seperti lemak pada jaringan viseral. Orang

India-Asia menunjukkan bahwa peningkatan jaringan adiposa intra-abdominal, jaringan

subkutan, dan deposisi lemak pada liver, otot, dan lain-lain memiliki respon yang

tinggi terhadap terjadinya resistensi insulin, gangguna kardiovaskuler, dan

gangguan dysmetabolic. Respon tersebut penting dalam mengidentifikasi jaringan

adiposa intra-abdominal dan jaringan adiposa subkutan untuk mendeteksi

terjadinya risiko kardiovaskuler, menilai prognosis dan mengidentifikasi terapi

(Bhardwaj, et al., 2011). Pengukuran abdominal skinfold thickness dilakukan pada

bagian abdominal yang terletak 3 cm di sebelah kiri dan 1 cm di bagian bawah

pusar seperti pada gambar 1.

Gambar 1. Pengukuran Abdominal Skinfold Thickness (Mackenzie, 2002)

Triceps skinfold thickness merupakan suatu indikator penyimpanan lemak

subkutan dan total lemak tubuh yang menyediakan informasi mengenai pola

(36)

dengan lengan yang rileks di samping badan. Triceps skinfold thickness diukur

pada bagian titik tengah lengan atas, di atas pusat dari otot trisep pada bagian

belakang lengan tangan seperti pada gambar 2 di bawah ini (Duggan, Watkins,

and Walker, 2008). Rentang normal dari pengukuran triceps skinfold thickness

pada pria yaitu 7,3 mm-12,5 mm dan pada wanita yaitu 9,9 mm-16,5 mm (Timby,

2009).

Gambar 2. Pengukuran Triceps Skinfold Thickness (Gibson, 2005)

Suprailiac skinfold thickness merupakan suatu pengukuran untuk

mengetahui persebaran lemak pada daerah di atas iliac crest pada garis

mid-axillary yang diukur dengan posisi miring 45º seperti pada gambar 3. Nilai

suprailiac skinfold thickness dikatakan tinggi jika >17,9 mm pada pria dan >19,8

mm pada wanita (Junior, Scelza, Boaventura, Custodio, Moreira, and Oliveira,

2010).

(37)

Suatu pendekatan yang berbeda untuk mengambil pengukuran skinfold

thickness dan mengubah hasil skinfold thickness ke dalam body fat percentage.

Hasil yang berbeda mungkin terlihat dengan metode yang berbeda, dan sebagai

hasilnya, skinfold thickness merupakan monitoring perubahan komposisi tubuh

yang paling tepat pada suatu individu dari waktu ke waktu dimana pengukuran

dapat langsung dikonversikan dalam bentuk body fat percentage. Jika digunakan

untuk survei suatu populasi, penting untuk memastikan konsistensi metodologi

yang digunakan dalam memperkirakan body fat percentage (National Obesity

Obsevatory, 2009).

Body fat percentage merupakan salah satu pengukuran yang paling sering

diperkirakan dalam pengukuran antropometri untuk mengetahui perkiraan lemak

di tubuh. Skinfold thickness biasanya digunakan dalam pengukuran klinis dalam

penilaian body fat percentage karena metode ini sederhana untuk dilakukan dan

biayanya murah. Walaupun skinfold thickness bukan merupakan bentuk yang

paling akurat dalam menilai body fat percentage tetapi skinfold thickness

merupakan indikator yang lebih baik dalam menilai jumlah lemak pada tubuh

daripada Body Mass Index (BMI) (Junior, et al., 2010). Dua persamaan yang

paling sering digunakan dalam perhitungan body fat percentage dikembangkan

oleh Durnin dan Womersley, serta Jackson dan Pollock (Peterson, et al., 2003).

Rumus perhitungan body fat percentage:

Body fat percentage pada pria= 0,39287 (jumlah dari 3 skinfold

(38)

Body fat percentage pada wanita= 0,41563 (jumlah dari 3 skinfold

(abdominal, triceps, dan suprailiac skinfold))-

0,00112 (jumlah dari 3 skinfold)2+

0,03661(usia)+ 4,03653

(Schneider, Dennehy, and Carter, 2003)

Menurut American College of Sport Medicine, pengukuran skinfold

thickness pada perhitungan body fat percentage memiliki keakuratan hingga 98%,

khususnya jika pengukuran skinfold thickness dilakukan oleh orang yang terlatih

dan terampil (Rexhepi, and Brestovci, 2010). Berikut ini adalah klasifikasi nilai

normal body fat percentage pada pria dan wanita dengan usia di bawah 30 tahun:

Tabel I. Klasifikasi Nilai Normal Body Fat Percentage Pada Pria dan Wanita (Baumagartner, Jackson, Mahan, and Rowe, 2007)

Pria Wanita

Klasifikasi Usia <30 tahun Usia <30 tahun

Tinggi >28% >32%

Cukup tinggi 22%-28% 26%-32%

Optimal 11%-21% 15%-25%

Rendah 6%-10% 12%-14%

Sangat rendah ≤5% ≤11%

B. Kolesterol Total dan HDL

Kolesterol merupakan substansi lemak yang ada pada semua sel di dalam

tubuh. Suatu partikel yang memiliki fungsi dalam pengangkutan kolesterol di

dalam darah disebut lipoprotein. Tiga dari lipoprotein yang ada yaitu low density

lipoprotein (LDL), high density lipoprotein (HDL), dan very low density

lipoprotein (VLDL). Ketiga lipoprotein tersebut merupakan penjumlahan dari

kolesterol total dengan klasifikasi kadar kolesterol total yang dapat dilihat pada

tabel II. Tubuh membutuhkan kolesterol agar tubuh dapat bekerja dengan baik.

(39)

plak, dapat berkembang semakin besar dari waktu ke waktu sehingga dapat

menyebabkan aterosklerosis (Birtcher and Ballantyne, 2004).

Tabel II. Klasifikasi Kolesterol Total (American Heart Association, 2012)

Level Kolesterol Total Kategori

<200 mg/dL Diinginkan

200-239 mg/dL Batas atas

>240 mg/dL Tinggi

Partikel HDL sering disebut dengan kolesterol baik yang dapat

meningkatkan kesehatan pembuluh darah dengan mengeluarkan kolesterol dari

jaringan dan dikirim ke hati. Di dalam hati, kolesterol tersebut akan dipecah

menjadi asam empedu dan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui tinja sehingga

tidak terjadi kelebihan kolesterol di dalam tubuh (Uranga and Keller, 2010).

Menurut studi populasi yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa kadar HDL

merupakan suatu prediktor yang kuat untuk memprediksi terjadinya gangguan

pada kardiovaskuler. Pada Framingham Heart Study, kadar HDL lebih berpotensi

kuat sebagai faktor risiko untuk penyakit jantung koroner daripada LDL (Barter,

Gotto, Phil, Larosa, Maroni, Szarek, et al., 2007). Rendahnya kadar HDL

berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit jantung koroner, sedangkan

tingginya kadar HDL berguna untuk melindungi jantung dari risiko penyakit

jantung koroner (Maphephu, and Kasvos, 2011). Berikut klasifikasi HDL

kolesterol:

Tabel III. Klasifikasi HDL Kolesterol (American Heart Association, 2012)

Level HDL Kolesterol Kategori

<40 mg/dL (untuk pria)

<50 mg/dL (untuk wanita) Rendah

(40)

Rasio kolesterol total/HDL merupakan indeks yang sederhana dan

berguna untuk memprediksi penyakit jantung iskemik (Lemieux, Benoit,

Couillard, Pascot, Cantin, Bergeron, et al., 2001). Rasio kolesterol total/HDL ini

diperoleh dengan membagi kadar kolesterol total dengan kadar HDL dengan

klasifikasi rasio kolesterol total/HDL yang dapat dilihat pada tabel IV. Walaupun

tidak terdapat kesepakatan secara universal, tetapi banyak ahli percaya bahwa

rasio kolesterol total/HDL dapat memprediksi penyakit jantung lebih tepat

dibandingkan dengan kolesterol saja atau HDL saja. Konsep rasio kolesterol

total/HDL dengan lebih memberikan makna karena pada rasio tersebut digunakan

dua jenis kolesterol dalam darah berupa kolesterol total dan HDL yang dapat

digunakan sebagai suatu prediktor kuat dalam menentukan risiko terjadinya

penyakit kardiovaskuler (Marquette General Health System, 2010).

Tabel IV. Klasifikasi Rasio Kolesterol Total/HDL (Marquette General Health System, 2010)

Kategori Pria Wanita

Paling rendah <3,8 <2,9

Rendah 3,9-4,7 3,0-3,6

Rata-rata 4,8-5,9 3,7-4,6

Sedang 6,0-6,9 4,6-5,6

Tinggi ≥7,0 ≥5,7

C. OBESITAS

Obesitas sering didefinisikan sebagai kondisi abnormal atau akumulasi

lemak berlebih pada jaringan adiposa untuk mengetahui terjadi gangguan

kesehatan pada tubuh seseorang. Obesitas seseorang tidak hanya berdasarkan

(41)

sepanjang tubuh. Distribusi lemak akan mempengaruhi risiko pertambahan berat

badan sehingga dapat menimbulkan obesitas dan bermacam-macam gangguan

kesehatan (WHO, 2004).

Obesitas terjadi ketika seseorang mengkonsumsi makanan yang memiliki

kalori yang lebih banyak daripada kalori yang ia bakar. Tubuh membutuhkan

kalori untuk bertahan hidup dan aktif secara fisik tetapi untuk menjaga berat

badan, seseorang perlu menyeimbangkan asupan energi yang dimakan dengan

energi yang digunakan karena keseimbangan energi ini akan berujung pada

penambahan berat badan, bahkan obesitas. Ketidakseimbangan antara kalori yang

masuk dan kalori yang keluar akan berbeda pada masing-masing orang. Faktor

genetik, lingkungan, dan faktor sosial juga berpengaruh terhadap terjadinya

obesitas (National Institute of Health, 2008).

Secara umum, obesitas lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan

dengan pria. Sedangkan pada pria, prevalensi terjadinya overweight lebih tinggi.

Pada wanita, ketidakseimbangan telah diidentifikasi sebagai prediktor kenaikan

berat badan. Pada pria, faktor utama terkait penambahan berat badan merupakan

fase transisi dari gaya hidup selama remaja (latihan fisik, olah raga, dan lain-lain)

ke gaya hidup yang lebih konstan (Mataix, Frıas, Victoria, Jurado, Aranda, and

Llopis, 2005).

D. LANDASAN TEORI

Metode antropometri dapat digunakan untuk mengetahui status gizi dan

(42)

distribusi lemak tubuh (Preedy, 2012). Skinfold thickness merupakan salah satu

alternatif dari pengukuran antropometri yang digunakan untuk mengetahui

persebaran lemak pada suatu bagian tubuh. Hasil pengukuran skinfold thickness

biasanya diubah dalam bentuk body fat percentage untuk memperkirakan

distribusi lemak dalam tubuh.

Body fat percentage merupakan salah satu pengukuran yang paling sering

diperkirakan dalam pengukuran antropometri. Kelebihan lemak yang dinilai

menggunakan body fat percentage berkaitan dengan peningkatan kolesterol total

dan penurunan HDL yang menandakan peningkatan risiko terjadinya hipertensi,

sindrom metabolik, dan gangguan kardiovaskuler (Jaworski, et al., 2012). Peningkatan kolesterol total dan penurunan HDL akan mempengaruhi nilai rasio kolesterol total/HDL sehingga akan terjadi peningkatan rasio tersebut. Peningkatan rasio kolesterol total/HDL dapat menyebabkan peningkatan risiko terjadinya gangguan kardiovaskuler (Marquette General Health System, 2010).

Pada penelitian Ghorbanian (2012) telah menunjukkan adanya korelasi

antara body fat percentage terhadap rasio kolesterol total/HDL dengan nilai

r=0,202 pada responden laki-laki berusia 23-59 tahun dan pada penelitian Chang,

et al. (2000) didapatkan r=0,217 pada responden perempuan berusia 21-47 tahun.

Gambaran tentang profil lipid seseorang dapat ditentukan dari pengukuran

antropometri berupa body fat percentage dengan melihat korelasi antara dua

variabel tersebut sehingga dapat dijadikan sebagai prediktor terjadinya gangguan

(43)

E. HIPOTESIS

Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat korelasi positif yang

bermakna antara body fat percentage terhadap rasio kadar kolesterol total/HDL

pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta yang didukung oleh hasil penelitian Ghorbanian (2012) telah

menunjukkan adanya korelasi antara body fat percentage terhadap rasio kolesterol

total/HDL dengan nilai r=0,202 pada responden laki-laki berusia 23-59 tahun dan

pada penelitian Chang, et al. (2000) didapatkan r=0,217 pada responden

(44)

21 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik, yaitu

suatu penelitian yang menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan

terjadi. Rancangan penelitian yang digunakan adalah potong lintang/

cross-sectional, yaitu penelitian yang mempelajari dinamika korelasi antara faktor risiko

dan faktor efek dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data yang

dilakukan satu kali pada satu saat. Faktor efek adalah suatu akibat dari adanya

faktor risiko, sedangkan faktor risiko adalah suatu fenomena yang mengakibatkan

terjadinya efek (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini akan menganalisis korelasi

antara body fat percentage sebagai faktor risiko terhadap rasio kadar kolesterol

total/ HDL dalam darah sebagai faktor efek. Data penelitian yang diperoleh

kemudian diolah secara statistik untuk menganalisis korelasi antara faktor risiko

dengan faktor efek.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas

Body fat percentage.

2. Variabel tergantung

(45)

3. Variabel pengacau

a. Variabel pengacau terkendali : umur dan keadaan puasa.

b. Variabel pengacau tak terkendali : aktifitas dan gaya hidup responden.

C. Definisi Operasional

1. Responden penelitian adalah responden yang memenuhi kriteria inklusi dan

eksklusi penelitian.

2. Karakteristik penelitian meliputi pengukuran antropometri dan hasil

pemeriksaan laboratorium. Pengukuran antropometri meliputi pengukuran

abdominal, suprailiac, dan triceps skinfold thickness untuk perhitungan body

fat percentage. Hasil pemeriksaan laboratorium yang diteliti adalah kadar

kolesterol total dan kadar HDL dalam darah.

3. Pengukuran abdominal, suprailiac, dan triceps skinfold thickness adalah

pengukuran tebal lipatan kulit (dalam satuan mm), terutama pada bagian

abdominal, suprailiac, dan triceps dengan menggunakan alat skinfold caliper.

4. Body fat percentage adalah persentase lemak tubuh yang didapat dari

perhitungan rumus dengan menggunakan abdominal, suprailiac, dan triceps

skinfold sebagai variabel perhitungan.

Body fat percentage pada pria= 0,39287 (jumlah dari 3 skinfold

(abdominal, triceps, dan suprailiac skinfold)) - 0,00105 (jumlah dari 3

skinfold)2+ 0,15772(usia)- 5,18845

Body fat percentage pada wanita= 0,41563 (jumlah dari 3 skinfold

(abdominal, triceps, dan suprailiac skinfold)) - 0,00112 (jumlah dari 3

(46)

5. Kolesterol total adalah kadar kolesterol dalam darah yang diperoleh dari hasil

pemeriksaan laboratorium dengan kondisi responden berpuasa 8-10 jam

sebelum pengambilan darah dan dinyatakan dalam satuan mg/dL.

6. Kadar HDL adalah kadar HDL dalam darah yang diperoleh dari hasil

pemeriksaan laboratorium dengan kondisi responden berpuasa 8-10 jam

sebelum pengambilan darah dan dinyatakan dalam satuan mg/dL.

7. Rasio kolesterol total/HDL adalah perbandingan antara kadar kolesterol total

terhadap kadar HDL hasil pemeriksaan laboratorium.

8. Standar yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

a. Kadar kolesterol total. Kadar kolesterol total menggunakan standar

American Heart Association pada tahun 2012 bagi populasi pria dan

wanita.

b. Kadar HDL. Kadar HDL menggunakan standar American Heart

Association pada tahun 2012 bagi populasi pria dan wanita.

c. Rasio kadar kolesterol total/ HDL. Nilai normal untuk rasio kolesterol

total/HDL pada pria dan wanita menggunakan standar pada Marquette

General Health System pada tahun 2010.

d. Abdominal skinfold thickness. Nilai normal untuk abdominal skinfold

thickness pada pria dan wanita menggunakan nilai median abdominal

skinfold thickness dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti.

e. Triceps skinfold thickness. Nilai normal untuk triceps skinfold thickness

pada pria dan wanita menggunakan standar pada buku Fundamental

(47)

f. Suprailiac skinfold thickness. Nilai normal untuk suprailiac skinfold

thickness pada pria dan wanita menggunakan standar pada jurnal dengan

judul ‖Relation Between Oral Health and Nutritional Condition in The

Elderly‖ tahun 2010.

g. Body fat percentage. Nilai normal untuk body fat percentage pada pria dan

wanita menggunakan standar pada buku Measurement for Evaluation pada

tahun 2007.

D.Responden Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah responden penelitian yang

memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Responden penelitian yang

memenuhi kriteria inklusi yaitu mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta yang masih aktif, berusia 18-24 tahun, bersedia untuk

ikut serta dalam penelitian dengan menandatangani informed consent dan bersedia

untuk berpuasa 8-10 jam. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini antara lain yang

sedang menderita penyakit hati akut maupun kronis, penyakit jantung koroner,

hipertensi, mengkonsumsi obat antihipertensi, kontrasepsi dan penurun kadar

(48)

Gambar 4. Skema Responden Penelitian

Pengambilan data dilakukan sebanyak dua kali. Pengambilan data

pertama dan kedua dilaksanakan di Kampus III Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta. Pada pengambilan data pertama, jumlah responden yang dapat

mengikuti penelitian hingga akhir adalah 19 responden pria dan 33 responden

wanita dari 26 responden pria dan 48 wanita yang menandatangani informed

consent. Pada pengambilan data kedua, jumlah responden yang dapat mengikuti

penelitian hingga akhir adalah 39 responden pria dan 34 responden wanita dari 56

responden pria dan 41 wanita yang menandatangani informed consent. Dari data

responden yang menanda tangani informed consent, 7 data diekslusi karena 1

responden pria tidak puasa, 1 responden wanita tidak tidur, 2 responden pria dan 3

responden wanita tidak dapat diukur secara antropometri, serta 21 responden pria

(49)

E.Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kampus III Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta yang berlokasi di Paingan. Penelitian ini berlangsung pada bulan

Juni-September 2012. Pengambilan data penelitian pertama dilaksanakan pada 8

September 2012 sedangkan pengambilan data kedua dilaksanakan pada 15

September 2012.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian payung Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta dengan judul ―Korelasi Parameter Antropometri

Terhadap Profil Lipid, Glukosa Darah dan Tekanan Darah pada Mahasiswa dan

Mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta‖. Penelitian

paying ini bertujuan untuk mengkaji korelasi antara pengukuran antropometri

yang meliputi Body Mass Index (BMI), lingkar pinggang (LP), rasio lingkar

pinggang-panggul (RLPP) serta body fat percentage terhadap profil lipid, glukosa

dalam darah dan tekanan darah. Penelitian ini dilakukan secara berkelompok

sebanyak 13 orang dengan kajian yang berbeda-beda. Peneliti mengkaji korelasi

body fat percentage terhadap rasio kadar kolesterol total/HDL dalam darah.

G. Teknik Sampling

Teknik sampling yang dilakukan dalam penelitian ini adalah non random

(50)

non random karena responden yang digunakan pada penelitian ini hanya mereka

yang dijumpai di sekitar kampus, memenuhi kriteria inklusi dan bersedia menjadi

responden penelitian sehingga tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama

untuk dijadikan responden penelitian. Purposive sampling dilakukan berdasarkan

ciri atau sifat populasi yang telah diketahui sebelumnya sehingga menjadi suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti. Setelah itu, peneliti menetapkan

sebagian dari anggota populasi yang menjadi sampel berdasarkan

pertimbangannya sendiri (Notoatmodjo, 2010).

H.Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa skinfold caliper

dengan merk pi zhi hou du ji®, leaflet, dan informed consent. Pemeriksaan kadar kolesterol total/ HDL dilakukan oleh Laboratorium Parahita. Alat yang digunakan

dalam pengukuran kadar kolesterol total dan HDL dalam darah adalah Architect c

System dan Aeroset System. Reagen yang digunakan dalam pengukuran kadar

kolesterol diperoleh dari Abbott Laboratories, USA. Reagen yang digunakan

dalam pengukuran kadar HDL dalam darah diperoleh dari Sekisui Medical

CO.LTD, Japan.

I. Tata Cara Penelitian

1.Observasi awal

Observasi awal dilakukan dengan mencari informasi tentang jumlah

(51)

Dharma Yogyakarta dan tempat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan

responden pada saat pengukuran.

2. Permohonan izin dan kerja sama

Permohonan izin penelitian dilakukan dengan mengajukan Ethical

Clearance ke Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas

Kedokteran Universitas Gajah Mada Yogyakarta untuk memenuhi etika penelitian

yang menggunakan sampel darah manusia. Permohonan izin yang kedua

ditujukan ke Wakil Rektor I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta untuk

mendapatkan izin melakukan penelitian di Kampus III Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta. Permohonan kerja sama diajukan ke calon responden berupa

informed consent dan Laboratorium Parahita selaku laboratorium yang mengambil

darah responden penelitian.

3. Pembuatan leaflet dan informed consent

a. Leaflet. Leaflet digunakan untuk membantu peneliti memberikan

penjelasan kepada calon responden. Leaflet berisi informasi tentang

pengukuran antropometri (body mass index, skinfold thickness, dan lingkar

pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul), serta pemeriksaan

laboratorium seperti kadar glukosa darah puasa, dan profil lipid sebagai

metode untuk mendeteksi kesehatan yang mudah dan praktis.

b. Informed consent. Informed consent adalah suatu bukti tertulis yang berisi

tentang kesediaan calon subjek penelitian untuk ikut serta dalam

penelitian. Informed consent yang dibuat dalam penelitian ini sesuai

(52)

Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Subjek

penelitian yang bersedia untuk ikut serta dalam penelitian diminta untuk

menuliskan nama, usia dan alamat rumah/ kost.

4.Pencarian subjek penelitian

Pencarian subjek penelitian dilakukan setelah peneliti mendapatkan surat

izin penelitian dari Wakil Rektor I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Teknik pengambilan sampling pada awal penelitian adalah random sampling.

Peneliti meminta nama dan nomor induk mahasiswa di sekretariat masing-masing

fakultas Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Setelah peneliti

mendapatkan nama dan nomor induk mahasiswa, peneliti melakukan random

secara manual terhadap data yang didapat dengan mengambil potongan-potongan

kertas yang telah tertulis nomor induk mahasiswa. Setelah didapatkan hasil

random tersebut, peneliti meminta data kepada kepala BAPSI Kampus III

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta berupa nomor handphone untuk

menghubungi responden. Tidak semua nomor handphone tersimpan dalam data

BAPSI dan banyak nomor handphone yang tidak dapat dihubungi karena banyak

mahasiswa yang mengganti nomor handphone. Hal tersebut menyebabkan peneliti

tidak dapat melakukan teknik sampling secara random sehingga peneliti

mengubah teknik sampling dalam penelitian ini menjadi non-random sampling.

Peneliti tetap menghubungi responden yang masih dapat dihubungi dan

didapatkan sebanyak 76 responden. Non-random sampling dilakukan dengan

mencari dan melakukan penawaran kepada mahasiswa dan mahasiswi yang

(53)

secara non-random ini, didapatkan sebanyak 135 responden. Responden yang

didapatkan secara random dan non-random sampling sebanyak 211 responden.

Calon responden penelitian yang bersedia ikut serta diberikan penjelasan

mengenai maksud dan tujuan penelitian. Maksud dan tujuan penelitian dijelaskan

melalui presentasi dan leaflet yang diberikan kepada calon responden. Dari 211

calon responden yang didapatkan, hanya 169 responden yang bersedia untuk ikut

serta dalam penelitian dan menandatangani informed consent sebagai suatu bentuk

pernyataan tertulis atas kesediaan responden untuk ikut serta dalam penelitian.

Responden yang telah menandatangani informed consent akan dihubungi satu hari

sebelum pengukuran parameter untuk memberikan informasi ulang terkait tempat

dan waktu pelaksanaan pengukuran parameter serta mengingatkan untuk berpuasa

8-10 jam sebelum pengukuran parameter dilakukan.

5. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian

Salah satu parameter yang harus dipenuhi dalam validitas dan reliabilitas

instrumen penelitian adalah presisi yang dinilai dengan cara menghitung

Coefficient of Variation (CV). Validasi dan uji reliabilitas instrumen penelitian

dilakukan dengan mengukur skinfold thickness satu individu sebanyak tiga kali

berturut-turut menggunakan instrumen penelitian yang sama. Menurut

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2011), alat kesehatan dikatakan baik

jika memenuhi nilai CV≤5%. Instrumen yang divalidasi dalam penelitian yang

dilakukan pada responden pria adalah skinfold caliper. Nilai CV pada pengukuran

abdominal skinfold thickness, triceps skinfold thickness, dan suprailiac skinfold

(54)

pada pengukuran abdominal skinfold thickness, triceps skinfold thickness, dan

suprailiac skinfold thickness pada wanita menggunakan skinfold caliper secara

berurutan adalah 1,07%; 0%; dan 2,11%. Berdasarkan nilai CV tersebut maka

dapat disimpulkan bahwa instrumen berupa skinfold caliper memenuhi

persyaratan validasi.

6. Pengukuran parameter

Pengukuran parameter dilakukan dengan dua tahap yaitu tahap pertama

dan kedua dilakukan di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Parameter yang diukur adalah body fat percentage yang didapat dengan

pengukuran abdominal, suprailiac dan triceps skinfold thickness serta rasio kadar

kolesterol total/ HDL dalam darah. Sehari sebelum pelaksanaan penelitian,

peneliti mengingatkan responden untuk berpuasa selama 8-10 jam sebelum

pengukuran parameter dilakukan.

a. Abdominal skinfold thickness. Pengukuran abdominal skinfold thickness

dilakukan dengan menggunakan skinfold caliper. Peneliti menggunakan ibu

jari dan jari telunjuk untuk memegang lipatan kulit. Rahang skinfold caliper

menjepit lipatan kulit dengan posisi vertikal. Pada saat pengukuran, responden

berada dalam posisi berdiri dan lipatan kulit bagian abdominal yang terletak 3

cm di sebelah kiri dan 1 cm di bagian bawah pusar (Malina, Bouchard, and

Bar-Or, 2004).

b. Suprailiac skinfold thickness. Pengukuran suprailiac skinfold thickness

dilakukan dengan menggunakan skinfold caliper. Peneliti menggunakan ibu

(55)

responden berada dalam posisi berdiri. Rahang skinfold caliper menjepit

lipatan kulit yang terletak 2 cm dari bagian atas tulang panggul pada garis

midaxillary dengan posisi miring 45º. Hasil pengukuran dibaca 2-3 detik

setelah pengukuran dilakukan (Gibson, 2005).

c. Triceps skinfold thickness. Pengukuran triceps skinfold thickness dilakukan

dengan menggunakan skinfold caliper. Peneliti menggunakan ibu jari dan jari

telunjuk untuk memegang lipatan kulit. Pada saat pengukuran, responden

berada dalam posisi berdiri dan lipatan kulit pada bagian posterior yang

berada pada pertengahan antara bahu dan siku tangan ditarik secara vertikal.

Pembacaan hasil pengukuran dilakukan selama 2-3 detik (Aniteli, Florindo,

and Martini, 2006).

d. Body fat percentage. Body fat percentage ini didapat melalui perhitungan

menggunakan rumus.

e. Kadar kolesterol total, HDL, dan rasio kadar kolesterol total/HDL.

Pengukuran kadar kolesterol total dan HDL dalam darah dilakukan oleh pihak

Laboratorium Parahita. Kadar kolesterol total yang didapat kemudian

dibandingkan dengan kadar HDL sehinggga diperoleh rasio kadar kolesterol

total/ HDL. Cara pengambilan darah dilakukan dengan memasang ikatan

pembendungan (toniquet) di lengan tangan bagian atas. Lokasi penusukan

pada lipatan siku bagian dalam responden diberi alkohol, kemudian spuit

injeksi disuntikkan dengan posisi 45º ke pembuluh vena yang terdapat pada

siku bagian dalam. Darah diambil perlahan dan dimasukkan ke dalam tabung

(56)

menekan lubang penusukan dengan kapas alkohol. Tempat bekas suntikan

ditutup dengan plester kain.

7. Pembagian hasil pemeriksaan laboratorium dan pengukuran

antropometri

Hasil pemeriksaan laboratorium dan pengukuran antropometri diberikan

kepada masing-masing responden, terutama responden yang memiliki risiko

gangguan profil lipid. Pembagian hasil disertai dengan pemberian penjelasan

mengenai hasil pemeriksaan laboratorium dan pengukuran antropometri.

8. Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan dengan kategorisasi data sejenis yaitu

menyusun data yang sejenis, menggolongkannya dalam kategori-kategori, dan

melakukan interpretasi. Cara pengolahan data dilakukan secara komputerisasi.

J. Analisis Data Statistik

Langkah awal adalah dilakukan uji normalitas dengan

Kolmogorov-Smirnov untuk melihat distribusi normal suatu data. Digunakan uji

Kolmogorov-Smirnov karena jumlah data lebih dari 50 sampel. Sebaran data dikatakan

terdistribusi normal bila nilai Asymp. Sig > 0,05. Setelah mengetahui distribusi

data, dilakukan uji hipotesis komparatif antara dua kelompok data dan uji korelasi

(57)

Dilakukan uji komparatif pada responden dengan menggunakan uji

t-tidak berpasangan apabila data terdistribusi normal atau menggunakan uji

Mann-Whitney jika data terdistribusi tidak normal. Data tersebut kemudian diuji

korelasinya dengan menggunakan analisis Pearson apabila data terdistribusi

normal atau analisis Spearman apabila data terdistribusi tidak normal. Taraf

kepercayaan yang digunakan sebesar 95% dan data dikatakan memiliki korelasi

yang bermakna jika nilai p<0,05. Interpretasi dari kekuatan, nilai p, dan arah

korelasi dapat dilihat pada tabel V (Dahlan, 2009).

Tabel V. Interpretasi Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan Kekuatan Korelasi, Nilai p, dan Arah Korelasi (Dahlan, 2009)

No Parameter Nilai Interpretasi

1 Kekuatan

korelasi (r) 0,00-0,199 0,20-0,399 0,40-0,599 0,60-0,799 0,80-1,000 Sangat lemah Lemah Sedang Kuat Sangat kuat

2 Nilai p P<0,05

p>0,05

Terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji

Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji

3 Arah korelasi + (positif)

- (negatif)

Searah, semakin besar nilai satu variabel, semakin besar pula nilai variabel lainnya

Berlawanan arah, semakin besar nilai satu variabel, semakin kecil nilai variabel lainnya

K. Kesulitan Penelitian

Kesulitan penelitian ini adalah sulitnya mendapatkan responden yang

mau diajak untuk ikut serta dalam penelitian ini karena mayoritas

mahasiswa/mahasiswi takut terhadap jarum. Kesulitan lain yang dihadapi adalah

penyesuaian jadwal para responden karena para responden memiliki jadwal

kegiatan yang berbeda-beda dan terdapat beberapa responden yang perlu diekslusi

(58)

35 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden Penelitian

Penelitian ini melibatkan mahasiswa dan mahasiswi Kampus III

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang masih aktif berkuliah. Profil

karakteristik 125 responden yang dianalisis secara statistik meliputi usia,

abdominal skinfold thickness, triceps skinfold thickness, suprailiac skinfold

thickness, body fat percentage, kadar kolesterol total, kadar HDL, dan rasio

kolesterol total/HDL yang dapat dilihat pada tabel VI. Karakteristik data

responden dianalisis menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov terlebih

dahulu. Uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dilakukan jika responden penelitian

lebih dari 50 sampel. Suatu data dikatakan normal jika memiliki nilai signifikansi

(p)>0,05 dan melalui gambar histogram yang simetris, tidak miring ke kiri atau ke

kanan, tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah (Dahlan, 2009)

Gambar

Gambar 1. Pengukuran  Abdominal Skinfold Thickness (Mackenzie, 2002)
Gambar 2. Pengukuran Triceps Skinfold Thickness (Gibson, 2005)
Tabel IV.  Klasifikasi Rasio Kolesterol Total/HDL (Marquette General Health System, 2010)
Gambar 4. Skema Responden Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh metode tipe jigsaw terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA Swasta Setia Budi Abadi Perbaungan

Agar tidak keluar dari permasalahan yang diteliti penulis membatasi permasalahannya hanya pada jenis- jenis kesalahan yang dilakukan mahasiswa bahasa Jepang,

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIDOARJO Jumlah  rumah tangga usaha  pertanian di Kabupaten Sidoarjo  Tahun 2013 sebanyak 41.287 rumah  tangga   

Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan mengumpulkan data curah hujan yang diperlukan kemudian mencari hujan maksimum setiap tahunnya, melakukan analisis

Salah satu upaya yang dilakukan selama ini dalam meminimalkan gangguan lalu lintas kendaraan dan mengurangi tingkat resiko kecelakaan bagi pejalan kaki di daerah perkotaan

Salah satu pendekatan pembelajaran tersebut adalah apa yang disebut “Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)” atau “Problem Based Learning (PBL)”. Pendekatan pembelajaran ini

Mahasiswa yang tidak melakukan proses pembayaran kuliah/registrasi Semester Genap 2014/2015 sampai dengan tanggal 2 Maret 2015 dan tidak melakukan cuti akademik sampai

Skripsi yang berjudul &#34;Analisis Penilaian Kewajaran Harga Saham (Studi Pada Sektor Industri Pertambangan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia