STRATEGI BERTAHAN HIDUP KOMUNITAS PEDAGANG ASONGAN
DI TERMINAL AMPLAS MEDAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH
MIHADI MANGARAJA PUTRA 3102122003
JURUSAN PENDIDIKAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
ABSTRAK
MIHADI MANGARAJA PUTRA, NIM: 3102122003, STRATEGI
BERTAHAN HIDUP KOMUNITAS PEDAGANG ASONGAN DI
TERMINAL AMPLAS MEDAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang kehidupan para pedagang asongan di sekitar Terminal Amplas Medan, dan mengetahui strategi pedagang asongan untuk bertahan hidup, serta hambatan/kendala yang dialami oleh para pedagang asongan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian ini akan dilakukan di Terminal Amplas Kecamatan Amplas Medan. Dalam penelitian ini memiliki 7 informan dengan 6 informan dari pedagang asongan dan 1 informan merupakan pegawai dinas perhubungan di terminal Amplas. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, pemaparan data, dan simpulan melalui hasil penelitian dan verifikasi data.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi ekonomi para pedagang asongan ini relatif stagnan (tidak berkembang), hal ini ditunjukkan dengan lamanya mereka bekerja sebagai pedagang asongan, serta minimnya variasi strategi yang mereka jalankan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dalam hal ini mengindikasikan bahwa kurang adanya peningkatan yang signifikan pada kondisi perekonomian keluarga para pedagang asongan tersebut. Para pedagang menganggap bahwa pekerjaan yang dijalaninya merupakan salah satu usaha untuk bertahan hidup di kota. Saat ini, upaya realistis yang banyak dikembangkan penduduk miskin untuk bertahan hidup adalah, berupaya memperkecil rasio ketergantungan dengan cara seluruh anggota keluarga berusaha untuk bekerja dan mencari sumber-sumber penghasilan alternatif yang dapat memperkuat tiang penyangga ekonomi keluarga.
Penulis pada akhirnya menyimpulkan Pedagang asongan yang berjualan di sekitar Terminal Terpadu Amplas Medan mempunyai strategi bertahan hidup yang monoton dan tidak berkembang bahkan hanya menjalankan kelangsungan perekonomian keluarga, diantaranya dengan pengelolaan keuangan keluarga dengan memprioritaskan kebutuhan yang penting serta mengelola agar pengeluaran tidak melebihi pemasukan, pendistribusian alokasi keuangan untuk pendidikan, makan sehari-hari dan lainnya, melalui pinjaman, ada pula dengan menabung. Kondisi ini ditemukan pada pedagang asongan di Terminal Terpadu Amplas Medan.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
senantiasa menyertai dan memberikan rahmat yang begitu besar sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Strategi Bertahan Hidup Komunitas
Pedagang Asongan di Terminal Amplas Medan. Shalawat beruntaikan salam juga
tidak pernah lupa penulis hanturkan untuk baginda Rasulullah SAW beserta
keluarga dan para sahabatnya, semoga kelak mendapatkan safaat dari beliau.
Tulisan ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
pendidikan pada Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan
Penulis berharap tulisan ini bisa bermanfaat kepada semua pihak yang
membacanya baik untuk tujuan pemahaman maupun untuk penelitian lebih lanjut.
Meskipun demikian, penulis juga berharap untuk diberikan saran masukan
berguna, karena Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih terdapat banyak
kekurangan di dalamnya, hal ini tentunya disebabkan karena segala keterbatasan
Penulis telah banyak menerima bimbingan, bantuan, dan motivasi dari
berbagai pihak dalam menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan, penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Rektor Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. Ibnu Hajar
Damanik, M.Si
2. Bapak Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, Dr. H.
Restu M.Si.
3. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu
Sosial (FIS) yang telah banyak memberi bantuannya dalam bidang
Akademis selama ini.
4. Ibu Dra. Puspitawati, M.Si selaku ketua Program Studi Pendidikan
Antropologi dan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
memberikan perhatian dan dukungannya kepada mahasiswa/mahasiswi
stambuk 2010 dalam menyusun skripsi.
5. Bapak Bakhrul Khair Amal, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi
yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan, dan ilmu yang
sangat bermanfaat sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
6. Ibu Dra. Nurjannah, M.Pd selaku Penguji I yang telah memberikan
masukkan dan bimbingan untuk menjadikan tulisan ini lebih baik.
7. Ibu Murni Eva Marlina, M.Si selaku Dosen Penguji II yang telah
memberikan masukan dan bimbingan yang berguna bagi penulis untuk
8. Ibu Noviy Hasanah, M.Hum selaku Dosen Penguji III yang telah
memberikan masukan dan bimbingan untuk menjadikan tulisan ini
lebih baik.
9. Seluruh Dosen dan civitas akademik Program Studi Pendidikan
Antropologi terima kasih atas ilmu, pengalaman dan motivasi selama
ini.
10.Ayahanda Sangkot Pohan dan Ibunda Sugiarti yang telah
membesarkan dan mencurahkan segalanya untuk anak-anaknya, baik
secara materi maupun nonmateri.
11.Keluarga besar Ayahanda dan Ibunda yang telah banyak berjasa dalam
segala hal serta doa dan dukungan yang tidak henti-hentinya.
12.Bapak BUS selaku sekretaris dishub terminal Amplas yang telah
membantu dalam penyelesaian Skripsi ini sebagai informan pembantu
dan pemandu yang sangat terbuka.
13.Sahabat-sahabat seperjuangan Agusman Telaumbanua, Jan Milson
Ginting, dan semua angkatan 2010 serta seluruh mahasiswa
Pendidikan Antropologi baik Kakanda maupun Adinda.
14.Reny Widya Barus yang telah memberikan motivasi, doa dan
perhatiannya dalam penyelesaian Skripsi ini.
15.Dan semua orang yang telah menjadi bagian dalam hidup penulis yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapkan banyak
Penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.
Medan, Januari 2014
DAFTAR ISI
1.2 Identifikasi Masalah ... 5
1.3 Pembatasan Masalah ... 6
1.4 Rumusan Masalah ... 6
1.5 Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 6
1.5.1 Tujuan Penelitian ... 6
1.5.2 Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1Kajian Pustaka ... 8
2.1.1 Penelitian Terdahulu ... 8
2.2Kerangka Konseptual ... 12
2.2.1 Masyarakat ... 12
2.2.2 pedagang Asongan ... 14
2.2.3 Pengertian Sektor Informal ... 15
2.2.4 Semangat Kerja dan Interaksi ... 17
2.2.5 Strategi Bertahan Hidup ... 17
2.3 Landasan Teori ... 20
2.3.1 Teori Kemiskinan ... 20
2.3.2 Teori Survival ( Bertahan Hidup ) ... 23
2.3.3 Teori Struktural Fungsional ... 26
2.4 Kerangka Berpikir ... 31
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 32
3.2 Subjek Penelitian ... 32
3.3 Lokasi Penelitian ... 33
3.4Teknik Pengumpulan Data ... 33
3.4.1 Observasi ... 34
3.4.2 Wawancara ... 35
3.4.3 Dokumentasi ... 35
3.5 Teknik Analisis Data ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 37
4.1.1 Terminal Amplas ... 37
4.1.2 Fasilitas yang Tersedia ... 41
4.2 Latar Belakang Kehidupan Sosial Komunitas Pedagang Asongan ... 46
4.2.1 Tingkat Pendidikan Rendah ... 47
4.2.2 Tidak Ada Pekerjaan Lain ... 48
4.2.3 Ekonomi Rendah ... 49
4.3 Strategi Bertahan Hidup Pedagang Asongan ... 51
4.3.1 Strategi Pemasaran Barang Dagang ... 51
4.3.2 Perilaku Kerja Komunitas Pedagang Asongan ... 57
4.3.3 Strategi Bertahan Hidup ... 63
4.3.4 Pedagang Bertahan Karena Mereka Bekerja ... 66
4.4 Kendala Yang dialami Pedagang Asongan ... 69
4.4.1 Lokasi berdagang ... 70
4.4.2 Jenis Dagangan ... 71
4.4.3 Tanggungan Keluarga ... 72
4.4.4 Tingkat Penghasilan ... 75
4.4.5 Pungutan Liar ... 76
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan dan Saran ... 79
5.1.1 Simpulan ... 79
5.1.2 Saran ... 80 Daftar Pustaka
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Terminal Terpadu Amplas ... 37
Gambar 2 Kegiatan Di Terminal Amplas ... 42
Gambar 3 Bapak Damanik Sedang Berdagang ... 53
Gambar 4 Ibu Boru Sihaloho ... 54
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Perkembangan kota yang semakin pesat tidak diikuti dengan pertambahan
lapangan kerja yang memadai, menjadikan masyarakat yang tidak mendapatkan
tempat pada sektor formal akan beralih ke sektor informal yang tidak menuntut
banyak keahlian dan pendidikan yang memadai. Sektor informal yang paling banyak
diminati oleh masyarakat Indonesia pada umumnya dan kota Medan pada khususnya
adalah pedagang.
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30621/4/Chapter%20I.pdf)
Beberapa jenis pekerjaan yang termasuk di dalam sektor informal, salah
satunya adalah pedagang kaki lima, seperti warung nasi, penjual rokok, penjual koran
dan majalah, penjual makanan kecil dan minuman, dan lain-lainnya. Keberadaan
sektor informal terkadang memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat di beberapa
tempat. Walaupun keberadaannya seringkali dapat mengganggu ketertiban umum dan
seringkali ada upaya untuk menggeser keberadaan pelaku sektor informal seperti
operasi penertiban dan penetapan aturan yang melarang eksistensi pedagang asongan.
Pedagang asongan menjadi stimulan yang muncul dan berkembangnya
usaha-usaha mikro dengan menjadi penyedia barang-barang dagangan yang dijajakan
pedagang asongan. Peluang ini dimanfaatkan oleh kalangan industri menengah.
pedagang asongan sebagai tenaga pemasar yang dapat secara langsung menyentuh
konsumen.
Saat ini sektor informal berkembang pesat di Indonesia, khususnya di
kota-kota besar termasuk Medan. Hal itu disebabkan sektor informal memberi ruang
kepada masyarakat yang tidak memiliki skill dalam sektor ekonomi formal. Pedagang
asongan tidak hanya ditemukan di pinggir-pinggir jalan, jembatan, terminal bis,
angkutan umum, bis kota, kereta, kampus, instasi pemerintah dan swasta dengan
beragam bentuk. Di satu sisi kegiatan ekonomi dan sosial penduduk yang dibarengi
dengan kebutuhan yang tinggi semakin memerlukan ruang untuk meningkatkan
kegiatan penduduk sehingga menyebabkan semakin bertambahnya ruang untuk
mendukung kegiatan sektor informal.
Karakteristik sektor informal yaitu bentuknya tidak terorganisir, kebanyakan
usaha sendiri, cara kerja tidak teratur, biaya dari diri sendiri atau sumber tidak resmi,
dapatlah diketahui betapa banyaknya jumlah anggota masyarakat memilih tipe usaha
ini, karena mudah dijadikan sebagai lapangan kerja bagi masyarakat strata ekonomi
rendah yang banyak terdapat di negara kita terutama pada kota besar maupun kecil.
Sekarang ini pedagang asongan yang terjadi di Medan semakin
lama-semakin banyak. Pedagang asongan menjamur di jalanan kota Medan. Hal ini tentu
berimplikasi pada ketertiban dan kenyamanan pengguna jalan, sebab biasanya
memberi kesan bahwa jalan raya di kota Medan tidak hanya dipakai oleh pengendara
saja. Jalan raya ini juga dijadikan sebagai tempat usaha yang dapat memberikan
keuntungan ekonomis, salah satunya dengan berjualan (pedagang asongan).
Kota Medan sebagai salah satu kota terbesar di Sumatera dan menjadi
tempat yang sangat potensial bagi sektor informal untuk mencari rezeki terutama
bagi pedagang asongan. Selain faktor wilayah yang luas dan memungkinkan para
pekerja di sektor informal untuk beroperasi, jumlah pengguna jalan yang tergolong
besar, menjadi faktor penarik bagi pedagang asongan.
Banyak cara dan usaha ditempuh pedagang asongan dalam menunjang
kondisi sosial ekonominya di tengah derasnya arus perkembangan kota yang setiap
hari selalu menuntut persaingan dan kerja keras dari seluruh elemen masyarakat.
Komunikasi dengan sesama pedagang asongan belum tentu baik. Hal ini disebabkan
adanya persaingan dan ambisi untuk mendapatkan keuntungan.
Dengan kondisi yang serba kekurangan, dan tidak didukung aset produksi
yang memadai, maka yang dapat dilakukan keluarga miskin saat ini pada akhirnya
hanyalah bagaimana mereka bisa bertahan hidup, dan berusaha semaksimal mungkin
agar tidak tergerus pusaran krisis yang akan semakin menyengsarakan mereka. Bagi
keluarga miskin di kota, mereka sebetulnya tidak pernah terlalu berani berharap
bahwa mereka akan dapat melakukan mobilitas vertikal dengan cepat atau menjadi
asalkan mereka dapat bertahan hidup dan tidak makin miskin, sesungguhnya hal itu
sudah merupakan kemewahan tersendiri.
Di kalangan penduduk miskin di kota, utang boleh dikatakan adalah hal yang
lazim dan paling populer. Mekanisme gali lubang tutup lubang bagi penduduk miskin
adalah sesuatu hal yang biasa dilakukan, karena memang hanya dengan cara itu
mereka dapat memperpanjang nafas untuk melangsungkan kehidupannya. Berbeda
dengan keluarga yang secara ekonomi mapan dan biasanya memiliki tabungan untuk
memenuhi kebutuhan yang sifatnya mendadak. Yang namanya keluarga miskin di
kota rata-rata kehidupan sehari-harinya sangat rentan, tidak memiliki tiang penyangga
atau tabungan yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya
mendadak, sehingga ketika kebutuhan itu sudah ada di depan mata, maka tidak ada
cara lain yang dapat dilakukan kecuali utang ke sana-sini, termasuk utang ke rentenir
yang acapkali meminta beban bunga yang tinggi.
Bagi penduduk miskin, keberadaan kelompok dan kohesi sosial yang kuat,
merupakan sesuatu yang fungsional – semacam garansi sosial untuk mendukung
kelangsungan penduduk miskin, terutama ketika mereka menghadapi masalah.
Dengan modal yang terbatas atau bahkan sama sekali tidak ada, dan juga karena
koneksi yang serba terbatas, disadari responden bahwa ruang gerak mereka untuk
berkembang dan mengembangkan usahanya menjadi sangat sempit. Di tengah
Alih-alih maju, bahkan sebagian besar responden khawatir justru usaha yang mereka
tekuni collapse akibat daya beli masyarakat yang menurun drastis, sementara biaya
produksi yang dikeluarkan justru naik karena efek domino dari krisis ekonomi.
Selama ini belum banyak studi yang mengkaji pedagang asongan di
terminal Amplas, padahal fenomena pedagang asongan semakin marak dengan
bertambahnya pedagang asongan. Berdasarkan pemikiran tersebut maka penulis
ingin mengetahui tentang keberadaan pedagang asongan, khususnya di terminal
angkutan umum Amplas Medan. Untuk itu penulis mengangkat judul Strategi
Bertahan Hidup Komunitas Pedagang Asongan di Terminal Amplas Medan. 1.2 IDENTIFIKASI MASALAH
1. Dampak positif dan negativ kehadiran pedagang asongan bagi pengguna
jalan maupun terminal Amplas tersebut
2. Interaksi yang terjadi antara pedagang asongan dengan sesamanya maupun
dengan pembeli
3. Kehidupan sosial ekonomi pedagang asongan di terminal Amplas
4. Latar belakang sosial budaya pedagang asongan di sekitar terminal amplas
5. Permasalahan yang dialami oleh para pedagang asongan
6. Strategi yang di bangun oleh komunitas pedagang asongan dalam
1.3 PEMBATASAN MASALAH
Berdasarkan deskripsi pada latar belakang di atas, penulis mencoba
mengerucutkan persoalan agar lebih memudahkan objek penelitian dan menghindari
luasnya pembahasan yang dilakukan. Berkenaan dengan itu penulis berupaya
membatasi masalah yang diteliti, maka pokok yang akan dibahas adalah
bagaimanakah strategi bertahan hidup masyarakat pedagang asongan di terminal
Amplas.
1.4 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan dalam
penelitian ini adalah sebagi berikut :
1. Apa latar belakang kehidupan para pedagang asongan di sekitar terminal
Amplas Medan ?
2. Apa strategi pedagang asongan untuk bertahan hidup ?
3. Apa hambatan yang dialami oleh para pedagang asongan ?
1.5 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1.5.1 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui latar belakang kehidupan para pedagang asongan di
3. Untuk mengetahui hambatan/kendala yang dialami oleh para pedagang
asongan.
1.5.2 Manfaat Penelitian 1. Kegunaan Akademis
Dari hasil penelitian ini, diharapakan berfungsi sebagai sumbangan bagi
perkembangan ilmu sosial pada umumnya dan Sosiologi pada khususnya.
2. Kegunaan Praktis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan penambah
wawasan peneliti mengenai gambaran kehidupan sosial dan ekonomi para pedagang
asongan di terminal Amplas Medan.
3. Manfaat Teoritis
penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau perbandingan
bagi peneliti lain yang hendak mengkaji tentang kehidupan sosial, budaya dan
ekonomi para pedagang asongan di terminal Amplas Medan maupun di lokasi
BAB V PENUTUP 1.1Simpulan dan Saran
5.1.2 Simpulan
Pedagang asongan sebagai salah satu sektor informal berfungsi sebagai
sektor alternatif bagi para migran cukup memberikan sumbangan bagi
pembangunan perkotaan. Selain membuka kesempatan kerja, kegiatan tersebut
juga dapat meningkatkan pendapatan bagi masyarakat kota.
Pedagang asongan yang berjualan di sekitar Terminal Terpadu Amplas
Medan mempunyai strategi bertahan hidup yang kurang bervariasi, diantaranya
adalah dengan menjalankan kelangsungan perekonomian keluarga, diantaranya
dengan pengelolaan keuangan keluarga dengan memprioritaskan kebutuhan yang
penting serta mengelola agar pengeluaran tidak melebihi pemasukan,
pendistribusian alokasi keuangan untuk pendidikan, makan sehari-hari dan
lainnya, melalui pinjaman, ada pula dengan menabung. Kondisi ini ditemukan
pada pedagang asongan di Terminal Terpadu Amplas Medan.
Apabila ditinjau lebih jauh lagi, kondisi ekonomi para pedagang asongan
ini relative stagnan, hal ini ditunjukkan dengan lamanya mereka bekerja sebagai
pedagang asongan, serta sedikitnya variasi strategi yang mereka jalankan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dalam hal ini mengindikasikan bahwa
kurang adanya peningkatan yang signifikan pada kondisi perekonomian keluarga
Pelaku sektor informal di terminal menjalankan rutinitasnya dengan
berbagai profesi disebabkan karena adanya keterbatasan dalam aspek ekonomi
keluarga sebagai faktor utama yang mendorong mereka memilih sektor informal
menjadi lahan basah peruntungan ekonomi bagi mereka untuk bisa memenuhi
kebutuhannya, dan bertahan hidup. Selain itu faktor lain yang menyebabkan
seseorang menjadi pedagang asongan adalah faktor usia kerja, tidak adanya
pendidikan yang lebih memadai dan tidak adanya pekerjaan lain.
Untuk menjaga kelangsungan usaha para pelaku sektor informal ada
berbagai cara yang ditempuhnya. Modal usaha menjadi salah satu faktor penentu
kelangsungan usaha pedagang asongan, strategi lokasi, pendapatan/keuntungan,
kiat berjualan, waktu berjualan dan semangat pentang menyerah.
5.1.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang telah
diuraikan diatas maka dapat dikemukakan saran bahwa:
1.Bagi komunitas pedagang asongan penulis memberikan saran supaya lebih
semangat lagi dalam menjalan aktivitas kerjanya, jangan mudah menyerah
dalam menghadapi kesulitan-kesulitan dalam melakukan aktivitas kerja serta
penghasilan yang rendah dan tidak menentu. Karena semangat dan ketegaran
dalam bekerja merupakan merupakan suatu cermin bagi para pedagang
Asongan untuk tidak menyerah menghadapi kenyataan hidup, demi mencukupi
kebutuhan keluarga dan demi masa depan anak-anaknya.
2.Sebaiknya kepada pihak terminal agar memperlakukan pedagang asongan
yang mempunyai harkat dan martabat serta nilai tertentu, agar tidak
sewenag-wenang dalam membinanya sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang
yang pada akhirnya menjadi kegiatan ekonomi formal.
3.Bagi masyarakat yang bekerja di sektor formal seharusnya memberikan
pengarahan dan pembinaan kepada para pedagang asongan agar tidak
menganngu tata tertib aktifitas terminal dan lalu lintas.
4.Untuk Pemerintah medan dalam hal ini terminal disarankan agar tetap
memberikan hak atau kebebasan kepada setiap pedagang asongan yang ada di
Terminal Terpadu Amplas Medan untuk menjalankan aktivitasnya sebagai
pedagang dengan mentaati peraturan dan ketertiban yang telah ada. Karena
pekerjaan tersebut merupakan satu-satunya pekerjaan yang bisa dan mampu
mereka lakukan dalam usaha memperoleh penghasilan guna mencukupi
kebutuhan keluarganya.
5.Pertumbuhan sektor informal yang pesat tanpa mendapat penanganan yang
baik dan terencana akan menimbulkan persoalan bagi kota. Untuk itu,
pemerintah kota harus jeli dalam menangani masalah sektor informal itu.
Sehingga, sektor informal dapat tumbuh dengan subur tanpa mengganggu
kepentingan umum, terutama tidak mengganggu keamanan, ketertiban dan
Daftar Pustaka
Bandoro, Bantarto dan Permita Banyu. Pengantar Kajian Strategis, Graha Ilmu
Damsar. 2009. Pengantar Sosiologi Ekonomi, Jakarta: Kencana Prenata Media
Group
Endraswara, Suwardi, 2006. Metodologi Penelitian Kebudayaan. Yogyakatra:
Gadjah Mada University Press.
Giddens Anthony. 2007. Kapitalisme dan Teori Sosial Modern. Edisi
Indonesia-Malaysia. Jakarta: Universitas Indonesia Press
Herimanto, Winarno, 2011. Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Cetakan ke-4,
Jakarta: Bumi Aksara.
Koenjaraningrat, 1982. Aspek Manusia Dalam Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT
Gramedia.
Lestari, Prapti, Endah. Pemasaran Strategik (bagaimana meraih keunggulan
kompetitif). Graha Ilmu
Moleong, Lexy J. (1998). Metode Penelitian Kualitatif. Cetakan ke-9. Bandung :
Rosda Karya.
Poloma, Margaret. Sosiologi Kontemporer, Cetakan ke-8. Jakarta: Pt
RajaGrafindo Persada.
Ritzer, George dan Goodman, Douglas J. 2007. Teori Sosiologi Modern (Edisi
VI). Jakarta: Kencana.
Simanjuntak, Antonius, Bungaran, 2008. Kapita Selekta ( Teori-Teori Antropologi
Dan Sejarah Sosiologi ). Medan: Bina Media Perintis.
Spradley, James, 2007. Metode Etnografi. Edisi ke-2, Yogyakarta: Tiara Wacana.
Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R Dan D. Cetakan
ke-3. Bandung: Alfabeta.
Sukanto, Soerjono. (1982). Teori Sosiologi tentang Pribadi dan Masyarakat.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Suyanto, Bagong.2010. sosiologi ekonomi, Jakarta: Prenada Media Group.
Sztompka, Piotr. 1993. Sosiologi Perubahan Sosial, cetakan ke-1. Jakarta:
Sumber Lain
Arjun Appadurai dalam artikelnya yang berjudul “DEEP DEMOCRACY: URBAN GOVERNMENTALITY AND THE HORIZON OF POLITICS”
Paulus Rudolf Yuniarto dalam jurnalnya yang berjudul “ DARI PEKERJA KE
WIRAUSAHA: MIGRASI INTERNASIONAL, DINAMIKA TENAGA
KERJA, DAN PEMBENTUKAN BISNIS MIGRAN INDONESIA DI TAIWAN ”
Rokhmad Prastowo dalam skripsinya yang berjudul “KARAKTERISTIK
SOSIAL EKONOMI DAN PERILAKU KERJA PEREMPUAN PEDAGANG ASONGAN”.
Retno Mardelia Sari dalam skripsinya yang berjudul “REALITA KONDISI
SOSIAL DAN EKONOMI PARA PEDAGANG ASONGAN
TERMINAL SEBAGAI PENOPANG KEHIDUPAN KELUARGA”
Zulkifli Al-Humami dalam tesisnya yang berjudul “ KAPITA SOSIAL
PEDAGANG KAKI LIMA”.
“THE JOURNAL OF DESIGN STRATEGIES CHANGE DESIGN” © The New School 2010. All rights reserved. ISSN: 1935-0112.ISSN: 1935-0120
(online).