• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Kecerdasan Emosi terhadap Komunikasi antar Pribadi pada Siswa Kelas X B Jurusan Perhotelan di SMK Pelita Salatiga T1 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Kecerdasan Emosi terhadap Komunikasi antar Pribadi pada Siswa Kelas X B Jurusan Perhotelan di SMK Pelita Salatiga T1 Full text"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KECERDASAN EMOSI TERHADAP KOMUNIKASI

ANTAR PRIBADI PADA SISWA KELAS X B JURUSAN

PERHOTELAN DI SMK PELITA SALATIGA

ARTIKEL TUGAS AKHIR

Oleh

Selvi Pertiwi

132013007

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(2)
(3)
(4)

LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH KECERDASAN EMOSI TERHADAP KOMUNIKASI

ANTAR PRIBADI PADA SISWA KELAS X B JURUSAN

PERHOTELAN DI SMK PELITA SALATIGA

ARTIKEL TUGAS AKHIR

Oleh

Selvi Pertiwi

132013007

Disetujui oleh:

Drs. Sumardjono Pm., M.Pd

Pembimbing I

Drs. Umbu Tagela, M.Si

(5)
(6)

PENGARUH KECERDASAN EMOSI TERHADAP KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA SISWA KELAS X B JURUSAN PERHOTELAN

DI SMK PELITA SALATIGA

Oleh : Selvi Pertiwi, 132013007 Pembimbing :

Drs. Sumardjono Pm., M.Pd dan Drs. Umbu Tagela, M.Si Program Studi Bimbingan dan Konseling

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifiksipengaruh kecerdasan emosi terhadap komunikasi antar pribadi pada siswa kelas X B jurusan perhotelan di SMK Pelita Salatiga. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampel keseluruhan, dengan jumlah subyek 54 peserta didik. Jenis penelitian yang digunakan adalah inferensial melalui analisis regresi linier sederhana dengan menggunakan bantuan program SPSS Windows 16.0. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan skala Kecerdasan Emosi jika di adaptasi oleh Nurmala Mangun (2013) berdasarkan Goleman. Berdasarkan analisis data, diperoleh hasil Thitung>Ttabel yaitu 0,625>0,464 dengan signifikansi sebesar 0,000

(=<0,05) yang berarti ada pengaruh yang signifikan kecerdasan emosi terhadap komunikasi antar pribadi pada siswa kelas X B jurusan perhotelan di SMK Pelita Salatiga. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi kecerdasan emosi yang dimiliki siswa maka semakin tinggi pengaruh yang signifikan pada komunikasi antar pribadinya.

Kata kunci : Kecerdasan Emosi, Komunikasi Antar Pribadi, siswa X B Perhotelan

PENDAHULUAN

Emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi perilaku individu. Perkembangan emosi yang positif, seperti perasaan senang, bergairah, bersemangat atau rasa ingin tahu akan mempengaruhi individu untuk mengonsentrasikan dirinya terhadap aktivitas belajar, seperti memperhatikan penjelasan guru,

membaca buku, aktif dalam berdiskusi, mengerjakan tugas, dan disiplin dalam belajar.

(7)

kondisi yang harus dimiliki oleh siswa, apabila seorang siswa mengharapkan prestasi yang optimal. Oleh karena itu dengan kecerdasan emosi yang tinggi, seorang siswa dapat ditumbuhkan rasa tenang dan percaya diri yang tinggi dalam mengkomunikasikan baik dengan sesama teman sebayanya maupun kepada guru di sekolah.

Seseorang yang mampu membaca emosi orang lain juga memiliki kesadaran diri yang tinggi. Semakin terbuka pada emosinya sendiri, mampu mengenal dan mengakui emosinya sendiri, maka orang tersebut mempunyai kemampuan untuk membaca perasaan orang lain. Kecerdasan emosi mencakup kemampuan untuk membedakan dan menanggapi dengan tepat suasana hati, temperamen, motivasi dan hasrat orang lain.

Dalam Komunikasi antarpribadi terjadi komunikasi secara dialogis, yang memiliki karakteristik interaksi yang intens. Dalam sebuah komunikasi dialogis masing-masing pihak yang terlibat menjadi pembicara dan pendengar secara bergantian. Komunikasi dialogis adalah upaya dari para pihak yang terlibat untuk mencapai pengertian bersama dengan didasarkan apda empati. Dalam komunikasi dialogis terdapat rasa saling menghormati bukan disebabkan status sosial ekonomi, melainkan didasarkan pada anggapan bahwa masing-masing adalah manusia yang wajib, berhak. pantas, dan wajar dihargai dan dihormati sebagai manusia (Effendy, 2002)

Komunikasi merupakan modal utama dalam berinteraksi atau bersosialisasi dimanapun kita berada.

Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa komunikasi sangatlah penting bagi kehidupan seseorang. Komunikasi menyentuh segala aspek kehidupan kita. Sebagaimana dipaparkan dalam penelitiaan Rahmah Attaymini di SMA N 5 Kota Tanjungpinang tahun 2014 yang mengatakan bahwa 70% waktu bangun kita digunakan untuk berkomunikasi. Salah satu jenis komunikasi yang frekuensi terjadinya cukup tinggi adalah komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi.

Proses komunikasi yang terjadi di Sekolah khususnya yang menyangkut komunikasi antara guru dan siswa merupakan faktor penting dalam menciptakan suatu proses belajar yang efektif. Komunikasi efektif tergantung dari hubungan guru yang memuaskan yang dibangun berdasarkan iklim dan kepercayaan atau suasana yang positif. Agar hubungan ini berhasil, harus ada kepercayaan dan keterbukaan antara siswa dan guru. Salah satu faktor pendukung kecerdasan yang dimiliki oleh setiap individu adalah kecerdasan interpersonal. Siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal ini mempunyai beberapa ciri antara lain mempunyai banyak teman, suka bersosialisasi baik di sekolah maupun di lingkungan sekitar, banyak terlibat dalam kegiatan positif di luar sekolah dan berprestasi di sekolah.

(8)

pembelajaran. Komunikasi antar pribadi siswa dalam pembelajaran mengandung arti adanya kegiatan komunikasi antara siswa dengan guru, dan komunikasi antara siswa dengan orang tua. Komunikasi antar pribadi siswa dengan guru dapat terjadi baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Siswa yang komunikasi antar pribadinya tinggi menjadi lebih aktif dalam bertanya ketika mengalami kesulitan belajar baik kepada guru dan teman yang lebih mengerti.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK SMK PELITA SALATIGA diperoleh gambaran bahwa komunikasi antar pribadi siswa kelas X jurusan perhotelan seperti sikap terbuka , empati , kenyamanan di pengaruhi oleh kecerdasan emosi . Atas dasar itu menggugah penulis untuk meneliti Pengaruh Kecerdasan Emosi terhadap Komunikasi Antar Pribadi.

Rumusan Masalahnya adakah pengaruh yang signifikan antara kecerdasan emosi dengan komunikasi antar pribadi siswa kelas X B Jurusan Perhotelan di SMK Pelita Salatiga?

LANDASAN TEORI

Menurut DeVito (2011), komunikasi antar pribadi adalah proses penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau satu kelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik yang dicirikan oleh adanya keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan.

Agus M. Hardjana (2003) mengatakan, komunikasi antar pribadi adalah interaksi tatap muka

antar dua atau beberapa orang, di mana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung pula.

Berdasarkan kedua pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa komunikasi antar pribadi adalah usaha seseorang untuk menyampaikan pesan kepada orang lain, secara tatap muka dan orang lain sebagai penerima pesan dapat memberikan umpan balik secara langsung.

2.1.2.Aspek –aspek Komunikasi Antar Pribadi

Menurut Devito (2011), aspek-aspekkomunikasi antar pribadidimulai dengan lima kualitas umum yang dipertimbangkan yaitu:

1. Keterbukaan (Openness) Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi antar pribadi. Pertama, komunikatorantar pribadi yang efektif harus terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya. Memang ini mungkin menarik, tapi biasanya tidak membantu komunikasi. Sebaliknya, harus ada kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut.

(9)

umumnya merupakan peserta percakapan yang menjemukan. Kita ingin orang bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita ucapkan. Dan kita berhak mengharapkan hal ini. Tidak ada yang lebih buruk daripada ketidakacuhan, bahkan ketidaksependapatan jauh lebih menyenangkan. Kita memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan terhadap orang lain.

Aspek ketiga menyangkut

“kepemilikan” perasaan dan

pikiran. Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang anda lontarkan adalah memang milik anda dan anda bertanggung – jawab atasnya.

2. Empati (empathy)

Berempati adalah merasakan sesuatus eperti orang yang mengalaminya, berada di kapal yang sama dan merasakan perasaan yang sama dengan cara yang sama. Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang.

3. Sikap mendukung (supportiveness)

Suatu konsep yang perumusannya dilakukan berdasarkan karya Jack Gibb. Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Kita memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap (1) deskriptif, bukan evaluatif, (2) spontan, bukan strategic, dan (3) provisional, bukan sangat yakin.

4. Sikap positif (positiveness) Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal dengan sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara positif mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi.

Perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif. Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada berkomunikasi dengan orang yang tidak menikmati interaksi atau tidak bereaksi secara menyenangkan terhadap situasi atau suasana interaksi.

5. Kesetaraan (Equality)

Komunikasi antar pribadi akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya, harus ada pengakuan bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Dalam suatu hubungan interpersonal yang ditandai oleh kesetaraan, ketidak-sependapatan dan konflik lebih dillihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada daripada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain. Kesetaraan tidak mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan nonverbal pihak lain.

(10)

kesetaraan. Apabila salah satu aspek tidak ada maka dapat dikatakan bahwa kualitas komunikasi antar pribadi tersebut tidak sempurna.

2.1.3.Manfaat Komunikasi Antar Pribadi

Menurut DeVito (2011) manfaat komunikasi antar pribadi antara lain :

Membantu perkembangan intelektual dan sosial

1. Menemukan identitas/jati diri

2. Memahami realitas di sekeliling kita

3. Mengembangkan

kesehatan mental.”

Berdasarkan pendapat penulis menyimpulkan bahwa manfaat komunikasi antar pribadi adalah sebagai alat pembantu untuk mengembangkan aktualisasi diri individu dalam rangka memahami keadaan / realitas sosial yang terjadi disekitar individu tersebut.

2.1.4. Faktor yang Berpengaruh dalam Komunikasi Antar Pribadi

Jalaludin Rakhmat (2007) meyakini bahwa komunikasi antar pribadi dipengaruhi oleh:

1) Persepsi Interpersonal

Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli inderawi, atau menafsirkan informasi inderawi. Persepi interpersonal adalah memberikan makna terhadap stimuli inderawi yang berasal dari. Seseorang (komunikan), yang berupa pesan verbal dan nonverbal. Kecermatan dalam persepsi

interpersonal akan berpengaruh terhadap keberhasilan komunikasi, seorang peserta komunikasi yang salah memberi makna terhadap pesan akan mengakibat kegagalan komunikasi.

2) Konsep Diri

Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Konsep diri yang positif, ditandai dengan lima hal, yaitu:

a. Yakin akan kemampuan mengatasi masalah

b. Merasa setara dengan orang lain

c. Menerima pujian tanpa rasa malu

d. Menyadari, bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat

e. Mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubah.

3) Atraksi Interpersonal

Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang. Komunikasi antarpribadi dipengaruhi atraksi interpersonal dalam hal:

a. Penafsiran pesan dan penilaian.

Pendapat dan penilaian kita terhadap orang lain tidak semata-mata berdasarkan

(11)

emosi. Karena itu, ketika kita menyenangi seseorang, kita juga cenderung melihat segala hal yang berkaitan dengan dia secara positif. Sebaliknya, jika membencinya, kita cenderung melihat karakteristiknya secara negatif.

b. Efektivitas komunikasi. Komunikasi

antarpribadi dinyatakan efektif bila pertemuan komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan. Bila kita berkumpul dalam satu kelompok yang memiliki kesamaan dengan kita, kita akan gembira dan terbuka. Bila berkumpul dengan denganorang-orang yang kita benci akan membuat kita tegang, resah, dan tidak enak. Kita akan menutup diri dan menghindari komunikasi.

4) Hubungan Interpersonal

Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain. Hubungan interpersonal yang baik akan menumbuhkan derajad keterbukaan orang untuk mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya, sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung di antara peserta komunikasi.

Berdasarkan pemaparan diatas penulis menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kmunikasi antar pribadi antara lain adalah : penafsiran makna dari informasi, pandangan dan perasaan terhadap diri kita, sikap positif dan daya tarik seseorang,dan yang terakhir yaitu hubungan antara seseorang dengan orang lain.

2.2. Kecerdasan Emosi

2.2.1. Pengertian Kecerdasan Emosi

Istilah kecerdasan emosi pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer dari University of New Hampshire untuk menerangkan kualitas-kualitas emosi yang tampaknya penting bagi keberhasilan.

Kecerdasan antar pribadi yaitu kemampuan untuk memahami orang lain, apa yang memotivasi mereka, bagaimana mereka bekerja, bagaimana bahu membahu dengan kecerdasan. Sedangkan kecerdasan intra pribadi adalah kemampuan yang korelatif, tetapi terarah ke dalam diri. Kemampuan tersebut adalah untuk menggunakan modal tadi sebagai alat untuk menempuh kehidupan secara efektif. (Goleman, 2002).

(12)

mencantumkan akses menuju perasaan-perasaan diri seseorang dan kemampuan untuk membedakan perasaan-perasaan tersebut, serta memanfaatkannya untuk menuntun tingkah laku. (Goleman,2002).

Menurut Goleman (2002), kecerdasan emosi adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pengenalan diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kecerdasan emosi adalah kemampuan siswa untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain.

2.2.2. Aspek-aspek Kecerdasan Emosi

Goleman (2002) mengemukakan kecerdasan emosi mempunyai 5 aspek utama dalam kecerdasan emosi yaitu :

1. Mengenali Emosi Diri Sendiri

Mengenali emosi diri sendiri merupakan suatu kemampuan untuk mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan ini merupakan dasar dari kecerdasan emosi, para ahli psikologi menyebutkan kesadaran diri sebagai metamood, yakni

kesadaran seseorang akan emosinya sendiri.

Menurut (Goleman, 2002) kesadaran diri adalah waspada terhadap suasana hati maupun pikiran tentang suasana hati, bila kurang waspada maka individu menjadi lebih larut dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi. Kesadaran diri memang belum menjamin penguasaan emosi, namun merupakan salah satu prasyarat penting untuk mengendalikan emosi sehingga individu mudah menguasai emosi.

2. Mengelola Emosi

Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani persaan agar dapat terungkap dengan tepat atau selaras, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu. Menjaga agar emosi yang merisaukan tetap terkendali merupakan kunci menuju kesejahteraan emosi. Emosi berlebihan yang meningkat dengan intensitas terlampau lama akan mengganggu kesetabilan seseorang (Goleman, 2002).

3. Memotivasi Diri Sendiri Prestasi harus dilalui dengan dimilikinya motivasi dalam diri yang berarti memiliki ketekunan untuk menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati, serta mempunyai perasaan motivasi yang positif, yaitu antusiasme, gairah, optimis dan keyakinan diri.

4. Mengenali Emosi Orang Lain

(13)

seseorang untuk mengenali orang lain atau peduli, menunjukan kemampuan ampati seseorang. Individu yang memiliki kemampuan empati lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan orang lain, sehingga ia lebih mampu menerima sudut pandang orang lain, peka terahadap perasaan orang lain dan lebih mampu untuk mendengarkan orang lain.

5. Membina Hubungan Kemampuan dalam membina hubungan merupakan suatu keterampilan yang menunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar pribadi (Goleman,2002). Keterampilan dalam komunikasi merupakan kemampuan dasar dalam keberhasilan membina hubungan. Individu sulit untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dan sulit juga memahami keinginan serta kemauan orang lain.

Berdasarkan pendapat Goleman (2002) di atas peneliti menyimpulkan bahwa aspek mengenali emosi diri sendiri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan berkaitan erat dengan aspek-aspek yang akan digunakan dalam kaitannya tentang kecerdasan emosi sehingga sesuai dengan penelitian penulis.

2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasaan Emosi

Reuven Bar-On (2002), merangkum kecerdasan emosi ke dalam lima area atau ranah yang menyeluruh, yaitu:

1) Ranah Intra Pribadi

Ranah intra pribadi terkait dengan kemampuan individu untuk mengenal dan mengendalikan diri sendiri. Ranah ini meliputi kesadaran diri, sikap asertif, kemandirian, penghargaan diri dan aktualisasi diri.

2) Ranah Antar Pribadi

Ranah antar pribadi berkaitan

dengan “keterampilan bergaul” yaitu kemampuan individu berinteraksi dan bergaul baik dengan orang lain. Ranah ini meliputi empati, tanggung jawab sosial dan hubungan antar pribadi.

3) Ranah Penyesuaian Diri

Ranah penyesuaian diri berkaitan dengan sikap individu yang lentur dan realistik dan untuk memecahkan aneka masalah yang muncul. Ranah ini meliputi kemampuan untuk melihat sesuatu sesuai dengan kenyataannya, sikap fleksibel dan kemampuan mendefinisikan perma-salahan, kemudian bertindak untuk mencari dan menerapkan pemecahan yang jitu dan tepat. Ranah ini meliputi uji realitas, sikap fleksibel dan pemecahan masalah.

4) Ranah Pengendalian Stres

(14)

menunda keinginan untuk bertindak tanpa menimbang dengan matang/sek-sama. Ranah ini meliputi ketahanan menanggung stres dan pengendalian impuls/dorongan nafsu.

5) Ranah Suasana Hati Umum

Ranah suasana hati umum berkaitan dengan pandangan individu tentang kehidupan, bergembira dalam bersendiri maupun bersama orang lain serta keseluruhan rasa puas atau lega yang dirasakan individu. Ranah ini meliputi kemampuan untuk mempertahankan sikap positif yang realistik, terutama dalam menghadapi masa sulit (optimistik) dan mensyukuri kehidupan, menyukai diri sendiri dan orang lain, serta semangat dan gairah melakukan tiap kegiatan (kebahagiaan). Berdasarkan pendapat Reuven di atas penulis simpulkan bahwa ranah kecerdasan emosi terdiri dari intra pribadi, ranah penyesuaian diri, ranah antar pribadi, ranah pengendalian stress dan ranahsuasana hati umum

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi menurut Goleman (2002) :

a. Faktor Internal.

Faktor internal adalah apa yang ada dalam diri individu yang mempengaruhi kecerdasan emosinya. Faktor internal ini memiliki dua sumber yaitu segi jasmani dan segi psikologis. Segi jasmani adalah faktor fisik dan kesehatan individu, apabila fisik dan kesehatan seseorang dapat terganggu dapat dimungkinkan mempengaruhi proses kecerdasan emosinya. Segi psikologis mencakup didalamnya pengalaman, perasaan, kemampuan berfikir dan motivasi. b. Faktor Eksternal.

Faktor ekstemal adalah stimulus dan lingkungan dimana kecerdasan emosi berlangsung. Faktor ekstemal meliputi: 1) Stimulus itu sendiri, kejenuhan stimulus merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam memperlakukan kecerdasan emosi tanpa distorsi dan 2) Lingkungan atau situasi khususnya yang melatarbelakangi proses kecerdasan emosi. Objek lingkungan yang melatarbelakangi merupakan kebulatan yang sangat sulit dipisahkan.

(15)

komunikasi interpersonal juga ikut tinggi, sebaliknya bila skor determinasi diri rendah maka skor komunikasi interpersonal juga ikut rendah. Dengan demikian tujuan penelitian dapat dicapai.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Ulfia Ardiana Zafiroh (2016) yaitu, Pengaruh Kecerdasan Emosi Terhadap Komunikasi antar

pribadi Siswa SMK NU Manba’ul

Falah Singojuruh Banyuwangi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui signifikansi pengaruh kecerdasan emositerhadap komunikasi antar pribadi siswa

SMK NU Manba’ul Falah

Singojuruh Banyuwangi. Hasil analisa yang menggunakan uji regresi linier sederhana untuk melihat pengaruh kecerdasan emosi terhadap komunikasi antar pribadi siswa diketahui bahwa ada korelasi sebesar 0,640 berpengaruh positif kecerdasan emosi terhadap komunikasi antar pribadi siswa. Dan pengaruh kecerdasan emosi terhadap komunikasi antar pribadi adalah siginifikan karena 0,000<0,01. Artinya ada pengaruh positif abtara kecerdasan emosi dan komunikasi antar pribadi. Semakin tinggi kecerdasan emosi maka semakin tinggi komunikasi interpersonal, dan sebaliknya semakin rendah kecerdasan emosi maka semakin rendah komunikasi interpersonal.

Hipotesisnya terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosi dengan komunikasi antar pribadi siswa kelas X B Jurusan Perhotelan di SMK Pelita Salatiga.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan Teknik Analisis Regresi Linier (Cornelius Trihendradi, 2009). Analisis regresi linier adalah hubungan secara linear antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010).Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Jurusan Perhotelan di SMK Pelita Salatiga yang berjumlah 54 siswa.

(16)

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto 2006). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua variable yaitu variable independen dan variable dependen.

3.3.1. Variabel Independen bebas (X) adalah variabel yang mempengaruhi atau penyebab.Pada penelitian sebagai variable bebas adalah kecerdasan emosi.

3.3.2. Variabel Dependen terikat (Y) adalah variabel yang keberadaannya bergantung pada variable bebas. Pada penelitian ini sebagai variable terikat adalah komunikasi antar pribadi.

3.4.1. Kecerdasan emosi adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi; menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya melalui keterampilan kesadaran diri, pengenalan diri, motivasi diri, empati dan keter

3.4.2. Komunikasi antar pribadi adalah proses penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau satu kelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik yang dicirikan oleh adanya keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan.

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data Uji Regresi Linier Sederhana yaitu untuk

memprediksikan seberapa jauh pengaruh variabel variabel dependen dengan satu variabel independen (Cornelius Trihendradi, 2009).

Alasan penulis menggunakan teknik analisis Regresi Linier Sederhana dikarenakan dapat digunakan mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel, juga dapat menunjukan arah hubungan antara satu variabel dependen dan satu variabel independen. Dalam analisis ini, penulis dibantu dengan program SPSS 17.0 for windows.

HASIL PENELITIAN

bahwa nilai dari Adjusted R Squarei-nya adalah 0,625 yang berarti 62,5% jadi dapat disimpulkan bahwa variabel Kecerdasan Emosi memberikan pengaruh terhadap Komunikasi Antar Pribadi sebesar 62,5% dan untuk 37,5% oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

(17)

PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini penulis ingin melihat apakah ada pengaruh yang signifikan kecerdasan emosi terhadap komunikasi antar pribadi pada peserta didik kelas X B Jurusan Perhotelan di SMK Pelita Salatiga sesuai dengan hipotesis yang sudah di bangun oleh penulis pada bab 2. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Pengujian ini dilakukan untuk melihat bahwa data variabel kecerdasan emosi dan variabel komunikasi antar pribadi yang telah disiapkan sudah berdistribusi normal. Pengujian normalitas Kolmogorov Smirnov pada data skor kecerdasan emosi menunjukkan hasil Asymp. Sig (2-tailed) 0,382>0,05 artinya bahwa distribusi skor kecerdasan emosi adalah (normal), sedangkan pengujian normalitas Kolmogorov Smirnov pada data komunikasi antar pribadi menunjukkan hasil Asymp. Sig (2-tailed) 0,214>0,05 (normal).

Berdasarkan data yang sudah diperoleh dari hasil penelitian dengan menggunakan teknik analisis regresi linier sederhana dengan bantuan SPSS windows 16.0 menunjukkan hasil signifikansinya diperoleh hasil 0,000<0,05 dengan T hitung 10.981 > T tabel 2.006 maka dapat di simpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan kecerdasan emosi terhadap komunikasi antar pribadi.

Kecerdasan emosi diindikasikan dengan adanya ketrampilan untuk mengendalikan dan mengelola emosi. Adapun ciri-ciri individu yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi adalah individu tersebut mampu untuk

mengenali, memantau ataupun mengelola emosinya. Individu yang memiliki kecerdasan emosi akan mampu untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi, hal ini dikarenakan ketika individu tersebut mengalami permasalahan maka yang terjadi adalah individu tersebut akan mencoba untuk mengendalikan emosi dan mencoba berfikir positif dalam mencari solusi yang tepat dari permasalahan yang sedang dihadapi. Komunikasi antar pribadi adalah proses penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau satu kelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik yang dicirikan oleh adanya keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan (Devito, 2011).

Komunikasi antar pribadi yang kebanyakan disebabkan karena adanya sikap kurang percaya pada diri individu itu sendiri maka dengan memiliki kecerdasan emosi yang dimiliki akan mampu untuk menghadapai kelima aspek yang ada di dalam komunikasi antar pribadi. Adanya pengaruh kecerdasan emosi terhadap komunikasi antar pribadi yaitu berkaitan dengan penanggulangan komunikasi antar pribadi dengan memberikan pemahaman tentang kecerdasan emosi.

(18)

dengan adanya kemampuan menghadapi kekurang percayaan diri maka paling tidak komunikasi antar pribadi yang kurang kondusif dapat dihindari atau diberikan tindakan pencegahan (preventif).

Berdasarkan hasil analisis regresi yang sudah dibahas di atas, terbukti secara statistik ada pengaruh yang sangat signifikan kecerdasan emosi terhadap komunikasi antar pribadi siswa kelas X SMK Pelita Salatiga. Pengaruh yang tercipta antara kedua variabel adalah positif, hal ini berarti semakin tinggi tingkat kecerdasan emosi siswa maka semakin tinggi tingkat komunikasi antar pribadi dan sebaliknya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian penelitian yang dilakukan Ulfia Ardiana Zafiroh (2014) yaitu, Pengaruh Kecerdasan Emosi Terhadap Komunikasi antar pribadi

Siswa SMK NU Manba’ul Falah

Singojuruh Banyuwangi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui signifikansi pengaruh kecerdasan emosi terhadap komunikasi antar pribadi siswa SMK NU Manba’ul Falah Singojuruh Banyuwangi. Hasil analisa yang menggunakan uji regresi linier sederhana untuk melihat pengaruh kecerdasan emosi terhadap komunikasi antar pribadi siswa diketahui bahwa ada korelasi sebesar 0,640 berpengaruh positif kecerdasan emosi terhadap komunikasi antar pribadi siswa. Dan pengaruh kecerdasan emosi terhadap komunikasi antar pribadi adalah siginifikan karena 0,000<0,01. Artinya ada pengaruh positif antara kecerdasan emosi dan komunikasi antar pribadi. Semakin tinggi kecerdasan emosi maka semakin

tinggi komunikasi interpersonal, dan sebaliknya semakin rendah kecerdasan emosi maka semakin rendah komunikasi antar pribadi.

Pengaruh kecerdasan emosi terhadap agresi dapat kita lihat dari beberapa penjelasan di atas bahwa sebuah kehidupan pastilah membutuhkan kesadaran diri dan ketrampilan untuk mengolah emosi ataupun perasaan. Komunikasi antar pribadi yang kebanyakan menjadi kebiasan yang dilakukan sebagai bentuk sosialisasi antar siswa-siswi akan sangat membutuhkan kecerdasan emosi untuk mengubahnya menjadi emosi yang positif.

PENUTUP

(19)

signifikan dan uji linieritasnya diterima

Kesimpulan dari penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

Ada pengaruh yang signifikan kecerdasan emosi terhadap komunikasi antar pribadi siswa kelas X SMK Pelita Salatiga.

5.2.Saran

5.2.1. Bagi Siswa

Memberikan masukan kepada siswa tentang pentingnya kecerdasan emosi terhadap komunikasi antar pribadi. Siswa dapat mengetahui untuk bagaimana mengembangkan diri untuk melatih kecerdasan emosinya agar lebih terasah. Kecenderungan melakukan kesalahan dalam komunikasi antar pribadi dapat dihindari ataupun diminimalisir. Kecerdasan emosi sangat penting untuk diterapkan sehari-hari oleh karena itu penting kiranya setiap individu untuk memiliki kesadaran diri mempelajari dan melatih kecerdasan emosinya. 5.2.2 Bagi Lembaga Sekolah

Sekolah merupakan tempat kedua seorang individu untuk memperoleh pengetahuan setelah keluarga. Oleh karena itu, sebaiknya sekolah juga memberikan perhatian serta bimbingan kepada siswa-siswinya untuk menerapkan dan melatih kecerdasan emosinya agar nantinya kesalahan dalam komunikasi antar pribadi dapat diminimalisir sehingga tidak terjadi masalah dan kesalahan-kesalahan yang dapat menghambat perkembangannya. Dengan cara memberikan informasi tentang pengaruh kecerdasan emosi terhadap komunikasi antar pribadi.

5.2.3 Bagi Guru BK

Bagi guru BK, penulis dapat memberikan saran untuk lebih banyak memberikan layananan kaitannya dengan kecerdasan Emosi dalam bidang pribadi-sosial agar peserta didik lebih meningkatkan komunikasi Antar Pribadi sehingga peserta didik dapat mengurangi kecenderungan komunikasi yang kurang baik.

5.2.4 Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya hendaknya dapat melanjutkan penelitian ini dalam lingkup yang lebih luas dan menyeluruh serta sampel dan populasi yang digunakan lebih banyak. Hasil yang didapatkan akan lebih lengkap. Karena sebuah penelitian akan lebih sempurna ketika terdapat pembandingnya

DAFTAR PUSTAKA

Agus M. Hardjana. 2003. Komunikasi intrapersonal & komunikasi interpersonal. Yogjakarta : Penerbit Kanisius

Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur

Penelitian Suatu

Pendekatan. Jakarta : Rineka cipta.

Azwar, Saifudin. 2012. Validitas dan

Reliabilitas. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Cialdini, Reuven Bar-On. (2002), & Goldstein, N. J. (2004).

Social Influence:

Compliance And

Conformity. Annual Review

Of Psychology, 55, 591-621.

(20)

Cooper, Robert K. & Ayman, Sawaf. 1998. Executive EQ: Emotional Intelligence in Leadership and Organization, Eksekutif EQ:

Kecerdasan Emosional

dalam Kepemimpinan dan

Organisasi, Terjemahan

Alex Tri Kantjono W. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Cornelius Trihendradi. 2009. Step by step SPSS 16 Analisis data statistik. Yogyakarta : CV Andi Offset

Cristianti, One Elsa. 2013. Hubungan

antara kecerdasan

emosional dengan

komunikasi antar pribadi siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Salatiga tahun ajaran 2012/2013. Skripsi. Salatiga : S1 BK UKSW

Devito, J.A. 2011. Komunikasi antar

manusia. (Diterjemahkan

oleh : Agus Maulana). Edisi kelima. Tanggerang : Karisma Publishing Group

Effendy, Onong Uchjana. 2002. Hubungan Masyarakat Suatu

Studi komunikologis.

Bandung : Remaja Rasdakarya

Goleman, Daniel. 2002. Emotional

Intelligence, Kecerdasan

Emosional, terjemahan T.

Hermaya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Jalaludin Rakhmat. 2007. Persepsi

dalam proses belajar

mengajar. Jakarta : Rajawali Press

Nurmala, Mangun. 2013. Hubungan

antara kecerdasan

emosional dan penyesuaian sosial siswa kelas X SMK PGRI 02 Salatiga tahun ajaran 2011/2012. Skripsi. Salatiga : S1 BK UKSW

Rahmah, Attaymini. 2014. Upaya

Membangun Komunikasi

Antar Pribadi Yang Efektif Antara Siswa & Guru. Skripsi.

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Zahiroh, Ulfia Ardina. 2016. Pengaruh kecerdasan emosi terhadap

komunikasi interpersonal

siswa SMK NU Manbaul

Falah Singojuruh

Referensi

Dokumen terkait

antara kecerdasan sosial dengan perilaku bullying pada siswa kelas X di SMK. Pelita Salatiga. 1.4

perilaku bullying siswa, begitu pula sebaliknya, semakin rendah kecerdasan rendah siswa maka akan semakin tinggi pula perilaku bullying siswa.. Dengan demikian dapat

Hal tersebut juga dapat menghambat perkembangannya dan proses pembelajaran siswa.Dengan cara memberikan informasi tentang hubungan kecerdasan sosial terhadap perilaku

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi hubungan antara kecerdasan sosial dengan perilaku bullying pada remaja siswa kelas XA Jurusan Perhotelan

e. Uang saku dan meminta orang tua f. Jadi, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menggunakan uang saku untuk mengakses instagram adalah sebanyak 62 orang atau

Hasil analisis menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosi dengan konformitas negatif siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Salatiga dengan arah negatif

tentang hubungan antara kecerdasan emosi siswa dengan

Berdasarkan hasil regresi linear sederhana dapat diketahui bahwa nilai dari Adjusted R squarenya adalah 0,014 yang berarti 0,14%, jadi dapat dilihat bahwa