• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Konformitas Negatif Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Salatiga T1 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Konformitas Negatif Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Salatiga T1 BAB I"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kecerdasan awalnya dianggap sebagai kemampuan general manusia untuk

melakukan tindakan-tindakan yang mempunyai tujuan dan berpikir dengan cara

yang rasional. Dalam diri manusia terdapat kecerdasan intelektual, kecerdasan

emosi, kecerdasan spiritual, kecerdasan pengambilan keputusan, kecerdasan

dalam berperilaku dan masih banyak lagi yang mungkin belum kita ketahui

hingga saat ini karena dalam perjalanan kehidupan ini selalu menyimpan rahasia

yang seolah-olah ingin digali secara terus-menerus (Syaiful, 2009).

Menurut Sugiyono (2009), kecerdasan dianggap sebagai kesempurnaan

perkembangan akal budi seseorang untuk berfikir, mengerti, ketajaman pikiran,

serta penopang dalam berperilaku dan bertindak. Sangat erat kaitannya kecerdasan

dengan cara berpikir secara rasional dan bertindak sesuai dengan pernyataan dari

Stein, dkk (2002), yang menganggap bahwa kecerdasan merupakan suatu

kapasitas umum dari individu untuk bertindak, berpikir rasional dan berinteraksi

dengan lingkungan secara efektif.

Berkaitan dengan kecerdasan yang dianugerahkan Tuhan untuk manusia,

maka sebagai yang diberi kelebihan ini seharusnya dapat menjaga serta berusaha

untuk mengembangkannya kearah yang lebih baik dari sebelumnya. Merujuk pada

kecerdasan yang dimiiki ini, ada salah satu kecerdasan yang mungkin mudah

(2)

2 dialami individu dalam perjalanan hidupnya yang akan berdampak pada pola pikir

dan cara bertindak individu itu sendiri yang semuanya itu bermuara pada

kecerdasan emosi.

Salah satu komponen penting untuk bisa hidup ditengah-tengah

masyarakat dan lingkungan disekitar seperti disekolah dan tempat berkumpul

dengan teman sebaya yaitu dengan memiliki kemampuan dalam mengarahkan

emosi secara baik dan tertata . Dengan pengarahan yang tepat serta sikap yang

benar dalam mengembangkan emosi yang dimiliki maka secara tidak langsung

dapat ikut serta menjaga kondisi tempat tinggal agar tetap terkendali dan melatih

dalam pengendalian diri agar dapat diterima dengan baik dilingkungan sosial

tanpa harus mengikuti aturan-aturan yang menyimpang agar diakui dan dianggap

sebagai anggota masyarakat dan kelompok.

Kecerdasan dalam mengemukakan emosi merupakan suatu proses

kemampuan individu menempatkan segala perasaannya dengan tepat dan benar.

Umumnya masa remaja banyak menghabiskan waktunya di sekolah, sehingga

apabila aktivitas yang dijalaninya di sekolah tidak memadai untuk memenuhi

tuntutan gejolak energinya, maka remaja seringkali meluapkan kelebihan

energinya ke arah yang negatif. Hal ini menunjukkan betapa besar gejolak emosi

yang ada dalam diri remaja bila berinteraksi dengan lingkungannya. Rendahnya

kecerdasan emosional juga bisa berpengaruh terhadap perilaku konformitas, hal

ini disebabkan karena rendahnya tingkat kecerdasan emosional menjadikan tidak

mampu mengendalikan dorongan emosi dan tidak mampu menghargai atau

(3)

3 Berkaitan dengan hubungan sosial, remaja harus menyesuaikan diri

dengan orang di luar lingkungan keluarga, seperti kelompok teman sebaya.

Kuatnya pengaruh kelompok sebaya terjadi karena remaja lebih banyak berada di

luar rumah bersama dengan teman sebaya sebagai kelompok. Kelompok teman

sebaya memiliki aturan tertentu yang harus dipatuhi oleh remaja sebagai anggota

kelompoknya. Penyesuaian remaja terhadap norma dengan berperilaku sama

dengan kelompok teman sebaya disebut konformitas Monks (dalam Haditono,

2002).

Menurut Sarwono (2009), pengaruh sosial dapat memberikan dampak

positif dan negatif terhadap perilaku individu. Individu dapat mengikuti

aturan-aturan yang ada lingkungan sosial, namun lingkungan sosial bukan hanya berisi

hal-hal yang bersifat positif saja. Namun, individu juga bisa terpengaruh oleh

lingkungan sosial untuk melakukan perilaku negatif.

Hurlock (2000), menjelaskan kebutuhan untuk diterima dalam kelompok

sebaya menyebabkan remaja melakukan perubahan dalam sikap dan perilaku

sesuai dengan perilaku anggota kelompok teman sebaya. Demikian pula bila

anggota kelompok mencoba minum alkohol, obat-obat terlarang atau berperilaku

agresif, maka remaja cenderung mengikutinya tanpa memperdulikan akibatnya

bagi diri mereka sendiri. Hal tersebut tidak mengherankan, karena terkadang

remaja begitu ingin diterima sehingga akan melakukan apapun sesuai penilaian

dan persetujuan dari kelompok teman sebaya agar diterima dan diakui

(4)

4 Konformitas adalah satu tuntutan yang tidak tertulis dari kelompok teman

sebaya terhadap anggotanya namun memiliki pengaruh yang kuat dan dapat

menyebabkan munculnya perilaku-perilaku tertentu pada remaja anggota

kelompok tersebut (Zebua dan Nurdjayadi, 2001). Konformitas dapat berperan

secara positif atau negatif pada seorang remaja, peran negatif biasanya berupa

penggunaan bahasa yang hanya dimengerti oleh para anggota kelompoknya saja

dan keluar dari norma yang baik, melakukan pencurian, pengrusakan terhadap

fasilitas umum, meminum minuman keras, merokok dan bermasalah dengan

orang tua dan guru.

Di pihak lain, banyak konformitas remaja pada kelompoknya juga dapat

berperan positif, seperti mengenakan pakaian yang sama untuk memberikan

identitas tentang kelompoknya, remaja juga mempunyai keinginan yang besar

untuk meluangkan waktu untuk bersama dengan kelompoknya, sehingga tidak

jarang menimbulkan aktivitas yang juga bermanfaat bagi lingkungannya

(Santrock, (2007).

Berdasarkan dari penelitian Nia Kurniawati (2008), yang berjudul

hubungan kecerdasan emosi dengan konformitas negatif remaja di SMAN 2

Surakarta, menghasilkan nilai signifikansi (P) = 0,003 dan koefisien korelasi (R) =

-0,654 yang berarti P < 0,05 maka dapat diketahui bahwa ada hubungan antara

kecerdasan emosi dengan konformitas negatif ke arah negatif yang artinya

semakin tinggi kecerdasan emosi maka semakin rendah konformitas negatif

(5)

5 Berdasarkan penelitian dari Fema Rachmawati (2013), yang berjudul

hubungan kecerdasan emosi dengan konformitas pada remaja di SMA

Muhammadiyah 3 Yogyakarta, menghasilkan koefisien korelasi R = 0,278 dengan

taraf signifikansi {(P) 0,002 (P < 0,05)} dan dapat diketahui bahwa adanya

hubungan positif yang sangat signifikansi antara kecerdasan emosi dengan

konformitas pada remaja yang artinya semakin tinggi kecerdasan emosi semakin

tinggi konformitas negatif pada remaja sehingga hipotesa, diterima.

Berdasarkan wawancara dengan guru BK di SMA Negeri 1 Salatiga pada

tanggal 5 Oktober 2016, dikatakan bahwa siswa menyukai kegiatan bersama

dengan teman-temannya dan membentuk suatu kelompok yang saling

mempengaruhi antar anggota kelompok, seperti ketika sekelompok siswa yang

menyukai motor menuntut anggota kelompoknya yang lain melakukan modifikasi

dan saling adu kecepatan didalam kelompok, maka individu tersebut akan

mematuhi keinginan kelompoknya sebagai wujud kesetiaan dan loyalitas terhadap

kelompoknya agar dirinya bisa diterima dalam suatu kelompok yang diinginkan.

Berdasarkan uraian di atas, maka berdasarkan dari kedua penelitian

sebelumnya yang hasilnya saling bertolak belakang tersebut penulis tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul hubungan antara tingkat kecerdasan emosi

siswa dengan konformitas negatif kelas XI IPS SMAN 1 Salatiga.

1.2. Rumusan Masalah

Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah adakah hubungan

yang signifikan antara tingkat kecerdasan emosi siswa dengan konformitas

(6)

6 1.3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui signifikansi hubungan antara tingkat kecerdasan emosi

siswa dengan konformitas negatif untuk kelas XI IPS SMAN 1 Salatiga.

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi

misalnya seperti penelitian dari Nia Kurniawati yang mengarah kepada hubungan

ke arah negatif, sedangkan penelitian dari Fema Rachmawati yang mengarah

kepada hubungan yang positif dalam kaitannya tentang hubungan antara tingkat

kecerdasan emosi siswa dengan konformitas negatif.

b. Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya pada

kajian yang sama tetapi pada ruang lingkup yang lebih luas.

1.4.2. Manfaat Praktis

a. Bagi penulis, dapat menambah pengalaman dan keterampilan dalam

mengetahui hubungan antara tingkat kecerdasan emosi siswa dengan konformitas

negatif untuk kelas XI IPS SMAN 1 Salatiga.

b. Bagi siswa-siswi, untuk informasi tentang hubungan antara tingkat

kecerdasan emosi siswa dengan konformitas negatif.

c. Bagi peneliti lain, untuk menambah pengetahuan tentang hubungan

antara tingkat kecerdasan emosi siswa dengan konformitas negatif.

d. Bagi guru, khususnya guru bimbingan dan konseling, untuk

(7)

7 emosi siswa dengan konformitas negatif sehingga guru bimbingan dan konseling

dapat melakukan tindak lanjut yang sesuai dengan persoalan yang dihadapi.

e. Bagi sekolah, untuk menambah pengetahuan dan sumber informasi

Referensi

Dokumen terkait

konformitas negatif terhadap penggunaan minuman beralkohol pada siswa. jurusan Permesinan SMK Muhammadiyah

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa : tidak ada hubungan yang signifikan antara konformitas negatif dengan tindakan vandalisme pada

antara konformitas negatif dengan perilaku seks bebas remaja pada siswa kelas XI.. di SMK Kristen Salatiga dengan r = 0,738 dengan koefisian signifikan 0,000

Dari analisis korelasi diperoleh hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara konformitas negatif dengan perilaku seks bebas remaja pada siswa kelas XI di SMK Kristen

antara konformitas negatif dengan perilaku konsumsi minuman beralkohol.. siswa kelas XI SMK N 2 Salatiga Tahun Ajaran

kemudian diolah dengan bantuan SPSS 16.0 untuk mengetahui hubungan antara konformitas negatif dengan prokrastinasi akademik di SMK Diponegoro Salatiga dan untuk menguji

hubungan antara konformitas teman sebaya dengan prokrastinasi akademik pada. remaja (r = 0,380 dengan p = 0.000 (p&lt;0.05)

positif yang signifikan antara konformitas negatif dengan perilaku konsumsi. minuman beralkohol maka penelitian ini searah dengan penelitian