BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan, saling
memberikan pengaruh dan memiliki keinginan untuk saling berkumpul dan saling
berinteraksi satu dengan yang lainnya. Dalam proses sosialisasi, remaja biasanya
akan mendapatkan pengaruh sosial lebih banyak dari teman-teman sekolahnya
atau teman sebayanya dibandingkan dengan keluarga dan masyarakat. Hal ini
dikarenakan remaja lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah bersama
dengan teman-temannya dengan lamanya jam sekolah yang memakan waktu
kurang lebih selama delapan jam, belum lagi jika siswa mengikuti ekstrakulikuler
di sekolah maka akan semakin lama ia berada di sekolah dan waktu untuk
bersosialisasi banyak digunakan remaja pada teman sekolahnya dan teman
sebayanya.
Menurut Cialdini (1994 dalam Baron, Brandscombe, Byrne 2008) pengaruh
sosial adalah usaha untuk mengubah sikap, kepercayaan, persepsi ataupun tingkah
laku satu atau beberapa orang lainnya. Dalam hal itu bukannya hanya hal-hal
positif saja yang dapat dipengaruhi tetapi juga hal-hal negatif, seperti konformitas
Kasus yang dimuat dalam Detiknews kamis, 06 Oktober 2016 tawuran terjadi
antara pelajar SMK PGRI Lembah Abang Wadas dengan pelajar SMK Negeri
Purwasari, tawuran dipicu karena aksi saling ejek antar siswa dari dua sekolah.
Dalam aksi tawuran tersebut satu orang harus meregang nyawanya yang mana
korban berasal dari sekolah SMK PGRI Lembah Abang Wadas.
Menurut Cialdini & Goldstein (Sears, dkk 2009), konformitas adalah tendensi
untuk mengubah keyakinan atau perilaku seseorang agar sesuai dengan perilaku
orang lain. Konformitas terhadap teman sebaya mengandung keinginan untuk
terlibat dalam dunia kelompok sebaya seperti berpakaian sama dengan teman, dan
menghabiskan sebagian waktunya bersama dengan anggota kelompok.
Menurut Sears, dkk (2009) apabila seseorang menampilkan perilaku tertentu
karena orang lain juga menampilkan perilaku tersebut disebut konformitas.
Perilaku konformitas dapat membuat siswa melakukan hal yang menyimpang,
sulit menemukan identitas dirinya, dan menggantungkan dirinya pada orang lain.
Hal tersebut akan menghambat siswa mencapai perkembangan optimal. Menurut
Joyce (2010) konformitas dapat mengakibatkan remaja terpengaruh untuk
melakukan perilaku negatif seperti merokok, minum-minuman keras, dan
melakukan kekerasan. Semua itu dilakukan agar diterima dalam suatu kelompok.
Selain itu konformitas juga berpengaruh pada identitas diri seseorang dan
mengakibatkan seseorang sulit mendefinisikan dirinya karena semua hal yang
Berdasarkan dari hasil pengamatan dan observasi serta wawancara yang
dilakukan penulis dengan guru BK kelas XI di SMK Diponegoro Salatiga yang
didapat oleh penulis, ada banyak siswa yang senang menunda-nunda untuk
mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh guru. Siswa lebih memilih untuk
melakukan aktivitas lain seperti bermain kartu, memainkan handphone, jajan di
kantin dan bercerita dengan teman sebangku. Tugas yang telah diberikanpun
akhirnya dikerjakan secara mendadak saat ingin dikumpulkan atau diperiksa oleh
guru. Perilaku menunda-nunda atau menghindari tugas dan membiarkannya
hingga waktu yang akan datang serta memilih untuk melakukan hal kegiatan
berprioritas rendah disebut prokrastinasi (Triexs, 2008).
Siswa yang saat ini sedang menempuh bangku sekolah merupakan generasi
penerus yang akan menghadapi persaingan yang lebih luas, bila perilaku
prokrastinasi akademik sering dilakukan dapat menimbulkan masalah tersendiri,
sehingga dapat pula dikatakan bahwa tingkat kedisiplinan dan daya saing siswa
masih rendah. Permasalahan prokrastinasi akademik merupakan permasalahan
yang kompleks dan cenderung akan terus menerus muncul pada tiap generasi.
Bila konselor tidak memahami permasalahan prokrastinasi secara tepat, bisa jadi
permasalahan prokrastinasi akademik akan dikesampingkan. Prokrastinasi akan
dianggap sebagai hal yang biasa. Perilaku buruk yang terus dibiarkan ini kelak
berkualitas, tentu adalah siswa yang perilakunya sesuai dengan yang diharapkan,
bukan siswa yang merupakan seorang procrastinator.
Hasil penelitian Istyanti (2009) tentang hubungan antara konformitas teman
sebaya dengan prokrastinasi akademik pada remaja, menunjukkan bahwa ada
hubungan antara konformitas teman sebaya dengan prokrastinasi akademik pada
remaja (r = 0,380 dengan p = 0.000 (p<0.05) hipotesis diterima). Hasil penelitian
Yuniwati (2011) tentang hubungan antara pemalasan sosial dengan prokrastinasi
akademik, menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pemalasan sosial
dengan prokrastinasi akademik.
Berdasarkan observasi terhadap siswa SMK Diponegoro Salatiga dan
wawancara dengan guru BK kelas XI SMK Diponegoro Salatiga pada tanggal 21
dan 26 Juli 2017, dikatakan bahwa siswa menyukai kegiatan bersama dengan
teman-temannya dan membentuk suatu kelompok yang saling mempengaruhi
antar anggota kelompok, seperti ketika kelompok menuntut anggota kelompoknya
yang lain melakukan hal sama didalam kelompok, maka individu tersebut akan
memenuhi keinginan kelompoknya sebagai wujud kesetiaan terhadap
kelompoknya agar dirinya bisa diterima dalam suatu kelompok yang diinginkan.
Contohnya saja ada anggota kelompok yang belum mengerjakan pekerjaan rumah
(PR) karena takut akan dihukum/ dimarahi guru maka ia memutuskan untuk tidak
masuk sekolah dan mengajak serta anggota kelompoknya yang lain untuk
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul Hubungan antara konformitas negatif teman sebaya dengan
prokrastinasi akademik SMK Diponegoro Salatiga.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
Adakah hubungan yang signifikan antara konformitas negatif teman
sebaya dengan prokrastinasi akademik siswa kelas XI di SMK
Diponegoro Salatiga?
1.3. Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan
yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui signifikansi hubungan antara konformitas negatif
teman sebaya dengan prokrastinasi akademik siswa kelas XI di SMK
Diponegoro Salatiga.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
Apabila dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa ada hubungan yang
signifikan antara konformitas negatif teman sebaya dengan prokrastinasi akademik
yang signifikan antara konformitas negatif dengan prokrastinasi akademik maka
sejalan dengan penelitian Yuniawati (2011).
1.4.2. Manfaat Praktis
1. Bagi guru BK : dapat memberikan sumbangan yang dapat dijadikan
masukkan bagi guru bimbingan dan konseling dalam menerapkan bimbingan
dan konseling yang tepat khususnya mengenai hubungan antara konformitas
negatif dengan prokrastinasi akademik.
2. Bagi siswa : Dapat memahami diri sendiri dan melatih konformitas kearah
yang positif dan mengetahui dampak dari prokrastinasi akademik.
3. Bagi sekolah : sebagai bahan evaluasi dalam pembuatan program bimbingan
dan konseling.
1.5. Sistematika Penelitian
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI
berisi teori-teori dan konsep yang akan digunakan sebagai kerangka
BAB III METODE PENELITIAN
berisi jenis penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian,
definisi operasional, teknik pengumpulan data, uji coba instrumen,
serta teknik analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN
berisi deskripsi subjek penelitian , pelaksanaan penelitian, uji
hipotesis, serta pembahasan hasil penelitian.
BAB V PENUTUP