• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEMANFAATKAN WAKTU YANG EFEKTIF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MEMANFAATKAN WAKTU YANG EFEKTIF"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

42 10 - 25 SHAFAR 1432 H

J

amaah yang meramaikan masjid-masjid Muhammadiyah dan musholla ‘Aisyiyah biasanya berada pada tempat-tempat yang menjadi kantong Muhammadiyah. Atau basis Muhammadiyah. Dan Muhammadiyah memiliki ciri dalam menggerakkan warganya. Salah satu ciri itu adalah menghargai waktu. Berkat pengajian Wal ‘Asri di zaman awal tumbuhnya Muhammadiyah, maka warga dan aktivis Muhammadiyah menjadi sadar waktu dan ketat dalam menjaga waktu. Ini dimulai dengan menjaga (1) waktu shalat, (2) waktu puasa dan (3) waktu rapat. Orang Muhammadiyah merasa (1) malu kalau shalatnya tidak di awal waktu, (2) malu puasanya tidak diperhitungkan waktunya, dan (3) sangat malu jika terlambat rapat atau molor dalam rapat. Berkembanglah ilmu hisab di Muhammadiyah. Berkat ilmu hisab ini maka perhitungan waktu shalat menjadi valid, juga arah menghadap kiblat.

Selain mampu menjaga waktu, warga dan aktivis Muhammadiyah sejati selalu dapat menghargai dalam arti mampu memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Di kalangan Muhammadiyah, kata jadwal amat popular. Sebab orang Muhammadiyah memiliki kebiasan untuk menjadwal kegiatan-kegiatannya. Maka ada (1) jadwal shalat, (2) jadwal pelajaran, (3) jadwal rapat, (4) jadwal pengajian, (5) jadwal menyumbang, (6) jadwal membuka dan menutup toko atau pasar, juga (7) jadwal dalam membayar zakat. Kalau ada orang Muhammadiyah tidak mengenal kata jadwal, itu keterlaluan.

Semua hal di atas menggambarkan kalau Islam yang dikembangkan oleh Muhammadiyah benar-benar Islam berkemajuan. Semua gerak hidup di arah ke depan, ke arah kemajuan, kemajuan (1) pribadi, (2) keluarga, (3) masyarakat, (4) umat Islam, (5) bangsa dan (6) seluruh umat manusia, Karena terbiasa menjadwal kegiatannya, dan memiliki orientasi arah hidup ke depan, bahkan sampai menjangkau ke akhirat maka biasanya orang atau aktivis Muhammadiyah selalu sibuk. Nyaris tidak ada waktu luang atau waktu kosong dalam hidupnya. Pada hari libur aktivis Muhamamdiyah biasa rapat, meresmikan amal usaha atau menyelenggarakan pengajian, atau melakukan aktivitas lain yang berguna bagi persyarikatan. Tentu saja hidup butuh keseimbangan. Dan itulah gunanya ada masjid dan musholla. Lewat masjid atau musholla kita semua melakukan upaya penyeimbangan

jiwa. Setelah seharian sibuk, ada saatnya istirahat, dan mengubah isi kegiatan. Kalau siang seharian kita isi dengan kegiatan duniawi, atau mencari rejeki, maka pada malam hari adalah saat yang paling indah untuk beribadah. Malam juga merupakan waktu yang paling indah untuk bergaul dengan keluarga dan tetangga. Ini dapat kita temukan antara lain di masjid atau musholla.

Waktu antara Maghrib dan Isyak adalah waktu yang efektif untuk melakukan semua itu. Membina hablu minallah dan hablu minannas sekaligus. Oleh karena itu antara Maghrib dan Isyak sebaiknya jangan diganggu atau diisi hal-hal yang kurang berguna, misalnya menonton televisi.

Dalam konteks inilah, para takmir masjid dan musholla Muhamamdiyah/Aisyiyah punya peluang untuk membina jamaahnya dan membina diirinya agar makin baik kualitas hidupnya. Peluang emas itu ada pada waktu antara Maghrib dan Isyak. Dulu, waktu utama atau prime time ini sudah dimanfaatkan oleh masyarakat Muslim dalam mendidik anak-anaknya, dan dalam membina jamaahnya. Kegiatan (1) anak-anak mengaji, (2) para orang tua bertadarus atau (3) mengaji ilmu tafsir, atau (4) diskusi, ngobrol, bersilaturahmi satu sama lain mewarnai masjid Muhammadiyah. Begitu mereka datang ke masjid sebelum Maghrib mereka tidak pulang sampai setelah shalat berjamaah Isyak. Masjid-masjid dan musholla pun tampak hidup dan makmur. Biasanya para jamaah juga merasa hidupnya tenteram, bermakna dan berguna.

Jadi, intinya adalah, kita harus melawan penjajahan atas waktu kita oleh media hiburan seperti televisi. Hidup ini terlalu berhaga untuk diisi dengan mendengarkan atau menonton hal-hal yang remeh-temeh seperti yang ditayangkan televisi pada jam antara Maghrib dan Isyak. Sebagai takmir, mari kita ajak dan kita tolong jamaah kita agar memiliki agenda hidup sendiri, agenda hidup yang dipandu ajaran agama. Yaitu dengan memanfaatkan waktu antara Maghrib dan Isyak di masjid atau musholla. Berdasar kesepakatan bersama dapat diatur apa saja kegiatan yang dilakukan takmir bersama jamaah pada jam-jam itu. Perlu dibuat jadwal kegiatan setiap malamnya.. Paling tidak, waktu efektif antara Maghrib dan Isyak ini dipergunakan membina kekuatan ruhani kita, dengan (1) bertadarus atau dengan (2) membaca doa-doa untuk keselamatan diri dan keluarga kita.l

MUSTOFA W HASYIM

MEMANFAATKAN WAKTU

YANG EFEKTIF

B I N A J A M A A H

De

m

o (Vi

si

t ht

tp:

//www.pdfspl

itm

erge

r.c

om

Referensi

Dokumen terkait

(g) explain the meaning of the term theory with reference to examples from the Subject Content (h) use the knowledge and understanding gained in this section in new situations, or

Maka dari itu, menurut penulis, konsep kepemimpinan yang melayani (Servant Leadership) yang ditawarkan oleh Eka Darmaputera bukan serta merta terlihat mudah untuk di

OVARIUM (INDUNG TELUR).. ORGAN YANG TERLIBAT DALAM SIKLUS HAID ) KORTERKS SEREBRI ) HIPOTALAMUS ) HIPOFISA ANTERIOR ) HIPOFISA ANTERIOR ) OVARIUM ) ENDOMETRIUM (UTERUS)... SIKLUS

Bagi warga sipil yang masih menganggap kepolisian yang penuh kekerasan. Karena pendidikan militer dilakukan memang harus keras. Kepolisian tidak akan terbentuk

Jika dokumen Anda muncul di laman hasil penelusuran, konten tag judul biasanya muncul pada baris pertama ( jika Anda tidak familier dengan bagian hasil penelusuran Google