• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB V

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan beberapa tahap proses pencarian makna hidup telah dilakukan oleh ketiga subjek dapat disimpulkan bahwa mereka memiliki beberapa kesamaan dan perbedaan dalam menjalani tahap tersebut. Adapun persamaan dan perbedaannya adalah:Dalam tahap derita, ketiganya mempunyai persamaan dalam tahap tersebut. Mereka semua sama-sama merasa malu dan minder setelah kembali bertugas sebagai anggota kepolisian. Dalam tahap pemahaman diri, ketiganya mempunyai perbedaan, terutama dalam masalah waktu bagi mereka sendiri bisa menerima semuanya. Subjek 1 membutuhkan waktu 3bulan, subjek 2 membutuhkan waktu 1tahun, dan subjek 3 membutuhkan waktu 1tahun. Dalam tahap penemuan makna hidup ketiganya mempunyai perbedaan. Dimana subjek 1 dan subjek 3 berhasil menemukan makna hidupnya. Sedangkan subjek 2 masih mencari makna hidupnya.

Proses keberhasilan makna hidup bermakna lewat penderitaan pada ketiga subjek sama-sama dimulai dengan adanya pengalaman tragis dan diikuti dengan penghayatan tanpa makna. Yang berbeda pada proses ini adalah urutan serta periode dimulainya proses.

(2)

2

Komponen pengalaman tragis, penghayatan tanpa makna, pemahaman diri, perubahan sikap, dukungan sosial, penemuan makna, keikatan diri, kegiatan terarah, tantangan, keberhasilan dan keimanan merupakan komponen-komponen yang muncul pada setiap subjek. 5.2 Diskusi

Pada penelitian ini ditemukan bahwa salah seorang subjek, suubjek 2, dia adalah subjek yang sampai sekarang masih mencari makna hidupnya, subjek merasa saat ini hidupnya sudah cukup bahagia dengan diberikannya kesehatan subjek serta keluarga yang tercinta dengan tidak berlebihan subjek sangat bersyukur atas nikmat dan selalu bersyukur atas hidupnya yang cukup dan tidak berlebihan subjek merasa kehidupannya yang sekarang adalah kehidupan yang selalu ia syukuri dan selalu bahagia atas nikmat yang diberikan oleh Tuhan. Penelitian diatas menunjukan bahwa subjek 2 terlihat bingung dan tidak memiliki tujuan serta makna hidupnya, padahal komponen pemahaman diri dan dukungan sosial dia memiliki. Subjek 2 tidak bisa menentukan tujuan hidupnya. Dia mengatakan bahwa dirinya cukup bersyukur dengan apa yang didapat sekarang, dan tidak ada keinginan untuk lebih memperbaiki keadaannya. Subjek 2 mengatakan bahwa dengan keadaan seperti sekarang sangat sulit untuk mempunyai sebuah tujuan untuk memperbaiki kehidupannya. Dirinya mengatakan bahwa dia sudah cukup bersyukur dengan apa yang didapatnya sekarang.

(3)

3

Bastaman (1996) berpendapat bahwa seseorang sudah memiliki pemahaman diri dan pengubahan sikap, seharusnya dia sudah bisa mengambil sikap dan menentukan tujuan dan harapan-harapan yang ingin di capainya, dan berkomitmen untuk memenuhinya. Penelitian terhadap subjek 2 tidak menunjukan hal sedemikian rupa. Subjek 2 menunjukan bahwa dia memiliki pemahaman terhadap dirinya, dia bisa beradaptasi dengan lingkungan pekerjaanya, dan sudah mulai menghilangkan perasaan-perasaan negatif seperti rasa malu, sedih dalam dirinya.

Penelitian ini juga menemukan bahwa salah satu subjek, yaitu subjek 3 tidak ingin memperbaiki kehidupannya sebagai anggota kepolisian. Subjek 3 sudah nyaman dengan profesinya sebagai anggota kepolisian, yang menurut dirinya bisa mendapat kebebasan dan tidak terkait kepada suatu aturan tertentu Bastaman (1996) menjelaskan bahwa seharusnya seseorang yang sudah mencapai tahapan kehidupan bermakna, ingin memperbaiki dirinya menjadi lebih baik. Pada subjek 3 tidak ditemukan hal tersebut., karena dirinya merasa nyaman dengan profesinya dan tidak ingin berpindah profesi selain menjadi anggota keploisian yang bisa membanggakan keluarga.

Pengumpulan data mengalami sedikit kendala akibat suasana yang

tidak kondusif. Tetapi informasi yang didapat lebih kaya karena ada wawancara yang dilakukan secara bersama, terhadap penemuan mengenai latar belakang subjek yang malah dipaparkan oleh subjek lainnya. Selain itu hal ini cukup membantu pada kejadian0kejadian yang dialami oleh

(4)

4

beberapa subjek yang sama. Terkadang apabila subjek lupa oleh pengalamannya temannya membantu mengingatkan kembali peristiwa itu, ini juga merupakan sarana untuk verifikasi data yang sudah dikumpulkan dari tiap subjek. Tetapi yang menjadi masalah adalah ketika semua subjek ingin berpendapat bersamaan, peneliti agak sulit dalam mnentukan subjek mana yang harus terlebih dahulu didengar. Pengalaman peneliti pada saat itu sempet tidak tega mendengar cerita yang dialami para subjek.

Buku tentang makna hidup masih sangat minim di Indonesia. Buku

Frankl yang berjudul man’s search for meaning saja sangat sulit didapat. Dan buku kedua yang sulit didapat adalah buku Bastaman tahun 1996 berjudul Meraih Hidup Bermakna: kisah pribadi dengan pengalaman tragis. Buku ini dijadikan sumber disetiap skripsi tentang makna hidup yang peneliti baca. Akan tetapi pada kenyataannya buku tersebut tidak ada ditoko buku. Akhirnya peneliti ke PERPUSNAS yang ada didekat Monas. Petugas disana menyatakan bahwa buku tersebut sudah tidak dicetak ulang. Untunglah diperpsutakaan yang ada disana masih menyimpan eksempar buku Meraih Hidup Bermakna: kisah pribadi dengan pengalaman tragis yang sudah lecek dan sudah berbau warnanyapun sudah coklat, tidak putih lagib seperti buku baru lainnya.

Dari buku ini, peneliti mendapatkan informasi bahwa tahap pencapaian makna hidup yang diteliti oleh skripsi-skripsi lainnya ternyata merupakan sebuah proposisi teoritis yang dikontruksi oleh Bastaman sendiri dengan mengadaptasi logoterapi Frankl. Hal tersebut bukanlah

(5)

5

sebuah teori tetapi hanya sebuah konstruk yang baru diujikan pada tahun tersebut. Komponen-komponen juga saling tumpang tindih dan terkadang muncul tanpa diberikan devinisi yang jelas. Pada buku yang ditulis oleh pengarang yang sama dengan tema yang sama pada tahun 2007 hanya mencakup teknik untuk menemukan makna hidup dan teknik tersebut diturunkan dari penelitian yang dilakukan ditahun 1996. Buku yang ditemukan diperpustakaan tersebut adalah buku karangan Koeswara. Buku ini bisa dikatakan kuno karena terbitan tahun 1987. Tetapi sama seperti buku Bastaman, buku ini adalah buku terbitan satu-satunya.

5.3Saran

Pada penelitian ini terdapat dua saran, yaitu: 1. Saran teoritis

Pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti, peneliti menyadari bahwa peneliti memiliki berbagai keterbatasan dan kekurangan pada penelitian yang dilakukannya. Pada penelitian selanjutnya, diharapkan melakukan wawancara lebih mendalam terhadap subjek penelitian, hendaknya wawancara dilakukan lebih dari satu kali. Pemilihan subjek juga sebaiknya dilakukan sendiri oleh peneliti, tidak melalui pihak ketiga seperti lembaga atau teman. Pihak ketiga mungkin bisa membantu dalam mengenalkannya saja, namun kriteria subjek belum tentu terpenuhi. Peneliti juga diharapkan memiliki subjek cadangan, sekiranya subjek tiba-tiba berhalangan atau mengundurkan diri.

(6)

6

Dalam informed consent sebaiknya peneliti menyampaikan bahwa subjek kemungkinan akan merasa sedih atau tidak nyaman karena harus mengingat pengalaman tragis. Hal ini digunakan untuk memberikan warning bagi subjek, membuat subjek tidak kaget jika masalah tersebut disinggung serta untuk memperkecil dampak dari kemungkinan adanya trauma akibat peristiwa.

Penelitian selanjutnya juga sebaiknya dilakukan dengan frekuensi wawancara lebih tinggi dari penelitian ini mengingat proses pencapaian makna hidup bukanlah sebuah proses yang singkat. Pedoman wawancara juga sebaiknya dibuat selengkap dan sedetail mungkin guna mempersiapkan peneliti dengan kemungkinan jawaban-jawaban yang muncul.

2. Saran Praktis

Bagi para pembaca yang pernah mengalami peristiwa tragis atau pengalaman yang tidak menyenangkan. penderitaan sebenarnya bisa menjadi faktor untuk menemukan makna hidup. Peristiwa yang menyedihkan, hambatan serta ketidakmampuan akan menjadi sebuah penderitaan yang sia-sia jika dimaknai secara negatif. Seseorang perlu mengubah pola pikir terhadap hambatan-hambatan yang ada untuk dapat mencapai makna hidup. Untuk mencapai makna hidup Blessing in disguise mungkin bisa menjadi kiasan akan penemuan makna hidup seseorang mampu mengambil hikmah dari kejadian buruk yang menimpanya.

(7)

7

Bagi warga sipil yang masih menganggap kepolisian yang penuh kekerasan. Karena pendidikan militer dilakukan memang harus keras. Kepolisian tidak akan terbentuk menjadi sebuah benteng atau pertahanan Negara jika tidak dibentuk dengan cara yang tegas dan keras meski tanpa kekerasan. Seorang kepolisian adalah orang yang bisa menyelesaikan masalahnya dengan tenang, bijak, cepat dan tepat. Itu semua tidak didapatkan dengan mudah, itu semua didapat dari pendidikan militer dan pengalaman-pengalaman.

- Subjek 1 merujuk pada tahap pencarian makna hidup berkaitan dengan kegiatan terarah dalam rangka memperbaiki diri, disarankan agar lebih banyak mencari kegiatan-kegiatan lain selain bertugas di kantor. Subjek dapat menggali diri lebih dalam untuk menemukan potensi-potensi positif yang ada di dalam diri, seperti terus melakukan usaha dalam rangka tujuan yang akan di capai.

- Subjek 2 merujuk pada proses pencarian makna hidup dan komponen makna hidup, hendaknya menentukan tujuan hidup dan subjek berusaha semaksimal mungkin untuk mencapainya, jangan cepat menyerah terhadap suatu hal.

- Subjek 3 merujuk pada proses pencarian makna hidup berkaitan dengan keikatan diri dan kegiatan terarah, subjek dapat mencari sesuatu yang lebih daipada yang sudah didapat. Masih banyak potensi yang dimiliki, galilah potensi tersebut dan maksimalkanlah, raih

(8)

8

sesuatu yang jauh lebih baik dan gapai tujuan hidup agar dapat membahagiakan keluarga.

- Bagi Subjek

1) Agar dapat menggali dirinya sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangan yang bias kita kembangkan atau tunjukan ke orang lain, dan mana yang harus kita tinggalkan.

2) Menerima diri seperti apa adanya. Orang yang dapat menerima diri sendiri apa adanya tidak akan menyesali segala yang terjadi dalam menghadapi kenyataan. Artinya, apa yang ada pada diri kita harus diterima dan dikembangkan.

3) Memanfaatkan kelebihan dengan cara mengenali yang kita miliki, selanjutnya digunakan dan dimanfaatkan soptimal mungkin.

4) Meningkatkan keahlian yang kita miliki. Kemampuan, keahlian, dan keterampilan yang kita miliki memberikan sumbangan untuk meningkatkan harga diri kita, semakin banyak dan beragam keahlian yang kita miliki, akan semakin besar kita menghargai diri kita.

5) Memperbaiki kekurangan. Kita harus mengenali kekurangan yang ada pada diri kita. Kalau kita tidak mengenalinya, maka keinginan untuk memotivasi dan mengembangkan diri kita kea rah yang lebih baik,kalau kita mengenali kekurangan kita, maka sebenarnya

(9)

9

kekurangan itu dapat juga kita manfaatkan untuk sesuatu yang berguna.

6) Mengembangkan pemikiran bahwa kita sama dan sederajat dengan orang lain. Setiap orang berbeda satu dengan yang lain. Perbedaan itu bisa dari sudut pandang ekonomi ataupun status sosial. Tetapi semuanya itu akan sama haknya dalam setiap kesempatan. Pemikiran itulah yang harus selalu dikembangkan bahwa semua orang punya hak dan derajat yang sama.

7) Terbuka mengenai masalah yang dihadapi kepada orang yang sudah dipercaya.

8) Selalu berhati-hati dalam melakukan sesuatu yang dapat membahayakan keselamatan dan membahayakan nyawa seseorang.

9) Tetap optimis dalam menjalankan hidup ini karena hidup akan selalu berputar tidak selamanya di atas dan tidak selamanya di bawah semua pasti ada hikmahnya.

10)Tidak berputus asa apabila mendapatkan musibah, karena Allah tidak akan memberikan cobaan di batas kemampuan manusia, tetap semangat dan selalu berpikir positif dalam segala hal, agar kehidupan ini menjadi damai dan tentram.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis data dan pembahasan pupuk organik cair kombinasi daun lamtoro, limbah tahu, dan feses sapi maka dapat disimpulkan bahwa kandungan makronutrien nitrogen

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI TAHUN 2021 PROVINSI ACEH.. JUMLAH PESERTA :

Selain dari staff, kami juga meminta bantuan dari para pengajar LTC untuk menjadi pembawa acara sekaligus juga ada yang menjadi pembuka dalam berdoa dan juga ada

1) Pencegahan primordardial : pencegahan munculnya faktor predisposisi terhadap PJK pada individu atau populasi sehat yang belum tampak. Faktor yang jadi risiko PJK atau

9 sifat seperti ini tidak hanya terdapat pada Bani Israil saja, akan tetapi, ini merupakan sifat semua golongan manusia yang belum matang pendidikan imannya,

Analisis parsial adalah analisis yang dilakukan untuk mendalami dua variabel secara terpisah, dalam hal ini untuk mendalami variabel tanggapan siswa terhadap penggunaan

Geschool adalah salah satu jejaring sosial edukasi yang dikembangkan untuk memajukan dunia pendidikan Indonesia, ini terlihat dari fitur-fitur dan reward menarik

Kami sampaikan dengan hormat bahwa dalam Program Peningkatan Mutu Pendidikan, Dinas Dikpora Kabupaten Jepara bermaksud akan melaksanakan kegiatan Evalusai Hasil UN 2013 serta