• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Konformitas Negatif Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Salatiga T1 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Konformitas Negatif Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Salatiga T1 BAB III"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

26 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian korelasional. Menurut Arikunto (2006), penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, seberapa eratnya hubungan tersebut. Berarti dalam penelitian ini dicari adanya hubungan antara Tingkat Kecerdasan Emosi Dan Konformitas Negatif Pada Siswa Kelas XI IPS SMAN 1 Salatiga. Dengan teknik korelasional peneliti dapat mengetahui hubungan variasi dalam sebuah bentuk variabel lain. Besar atau tingginya hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi.

3.2. Variabel penelitian

(2)

27

Y

X : Kecerdasan Emosi

Y : Konformitas Negatif

: Korelasi / Hubungan

3.3. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel adalah penegasan arti dari konstrak atau variabel penelitian Kerlinger, dalam Hapsari (2007) variabel operasional itu adalah sebagai berikut:

3.3.1. Kecerdasan Emosi

Kecerdasan emosi adalah kemampuan serta kompetensi yang dimiliki manusia dalam kaitannya mengekspresikan emosi secara akurat, penilaian dan pemahaman terhadap perasaan-perasaan dalam dirinya dan orang lain, penggunaan perasaan dalam memperlancar kinerja, serta mengatur emosi yang berpengaruh terhadap keberhasilan seseorang dalam memenuhi proses perkembangan dirinya.

3.3.2. Konformitas Negatif

(3)

28 3.4. Populasi dan Sampel

3.4.1. Populasi

Arikunto (2006), menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan sebagai subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMAN 1 Salatiga yang terdiri dari tiga kelas berjumlah 70 orang siswa.

3.4.2. Sampel

Sugiyono (2004), menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Pengambilan sampel penelitian ini adalah sampel keseluruhan.

Teknik sampel keseluruhan adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel diambil keseluruhan dari populasi (Sugiyono, 2004). Pada penelitian ini sampelnya adalah siswa kelas XI IPS SMAN 1 Salatiga yang berjumlah 70 siswa.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

(4)

29 3.5.1. Skala Kecerdasan Emosi

Penelitian ini menggunakan instrumen Wong & Law (Law, Wong & Song, 2004) yang dinamai WLEIS (Wong and Law Emotional Intelligence Scale) yang mengacu pada definisi berdimensi empat yang mengadopsi dari teori Salovey dan Mayer dengan deskripsi sebagai berikut.

Kisi-kisi Skala Kecerdasan Emosional adalah sebagai berikut: Tabel 1. Kisi-Kisi Skala Kecerdasan Emosional

No

1. Saya punya alasan kuat mengapa saya memiliki

perasaan-perasaan tertentu hampir sepanjang waktu. 1 2. Saya sangat paham tentang perasaan-perasaan saya

sendiri. 2

3. Saya sungguh memahami apa yang kurasakan. 3 4. Saya selalu tahu apakah saya senang atau susah. 4 2. OEA

(Others- Emotional Appraisal)

1. Saya selalu dapat mengenali perasaan-perasaan

teman saya berdasarkan perilakunya. 5 2. Saya mampu mengamati dengan baik

perasaan-perasaan orang-orang lain. 6

3. Saya peka dengan perasaan dan emosi orang-orang

lain. 7

4. Saya sangat paham dengan perasaan-perasaan

orang-orang di sekitar saya. 8

3. UOE (Use of Emotion)

1. Selalu tetapkan tujuan bagi diriku sendiri lalu saya

berupaya berbuat yang terbaik untuk mencapainya. 9 2. Saya selalu mengatakan kepada diriku sendiri bahwa

saya orang yang berkemampuan atau berkompetensi. 10 3. Saya orang yang mampu memotivasi diri sendiri. 11 4. Saya akan selalu mendorong diri berbuat yang

terbaik. 12

4. ROE (Regulation of Emotion)

1. Saya cakap mengendalikan emosi sehingga saya

dapat menangani situasi sulit dengan rasional. 13 2. Saya sangat mampu mengendalikan

perasaan-perasaan saya sendiri. 14

3. Saya selalu dapat segera mendinginkan emosi saya

ketika saya sedang amat marah. 15

4. Saya punya kendali yang bagus atas

(5)

30 3.5.2. Skala Konformitas Negatif

Skala konformitas teman sebaya menurut Sears (1999) yaitu kekompakan, kesepakatan dan ketaatan. Jawaban dari setiap pertanyaan dalam skala ini yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2009).

Tabel 2. Kisi-Kisi Skala Konformitas Negatif

Aspek Indikator F UF Total

Kekompakan Memiliki kekuatan yang menyebabkan remaja tertarik dan tetap menjadi anggota kelompok, disebabkan perasaan suka antar kelompok. Harapan mendapat manfaat dari keanggotaannya, semakin besar memperoleh manfaat semakin besar kesetiaan mereka sehingga makin kompak kelompok tersebut.

Kesepakatan Pendapat kelompok memiliki tekanan yang kuat sehingga menjadi anggotanya royal.

Anggota kelompok harus menyesuaikan pendapatnya dengan pendapat kelompok.

(6)

31 3.6. Uji Coba Instrumen

Peneliti melakukan uji coba instrumen dengan menyebarkan skala kecerdasan emosi dan skala konformitas negatif pada 30 siswa kelas XI IPS SMAN 1 Salatiga. Uji instrumen ini dilakukan untuk mengetahui validitas item dan reliabilitas instrumen tersebut.

3.6.1. Uji Validitas

Menurut Azwar (2012) Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Untuk mengukur validitas item instrumen menggunakan rumus statistic Corected item total correlation dengan bantuan SPSS 20.0 for windows. Untuk menentukan validitas item digunakan acuan menurut Ali (1984) yang menyatakan bahwa suatu item dikatakan valid jika koefisien korelasi teruji dengan batas bawahnya sama dengan 0,20 (validitas rendah). Berikut ini adalah kreteria untuk menentukan validitas item menurut Ali (1984), sebagai berikut:

1. 0,00-0,20 : tidak ada validitas 2. 0,20-0,40 : validitas rendah 3. 0,40-0,60 : validitas sedang 4. 0,60-0,80 : validitas tinggi 5. 0,80-1,00 : validitas sempurna

(7)

32 dalam skala konformitas negatif dinyatakan semua valid dengan hasil minimal 0,833 sesuai dengan acuan Ali (1984).

3.6.2. Uji Reliabilitas

Azwar (2012) mengemukakan reliabilitas berasal dari kata reliability yang mempunyai berbagai nama lain seperti keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, konsistensi, dan sebagainya, namun ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.

Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrument atau keajegan jawaban responden terhadap pernyataan dalam instrument digunakan teknik Cronbach’s Alpa dengan bantuan program SPSS 20.0 for windows. Untuk mengetahui tingkat

reliabilitas instrument menggunakan kreteria yang dikemukakan oleh George dan Mallery (dalam Azwar, 2012) sebagai berikut:

α>0,9 = Istimewa

0,8<α≤0,9 = Baik

0,7<α≤ 0,7 = Dipertanyakan

α< 0,6 = Tidak dapat diterima

(8)

33 Tabel 3

Hasil uji reliabilitas kecerdasan emosi

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.953 16

Sedangkan hasil uji reliabilitas konformitas negatif memperoleh nilai

Crobbach’s Alpha sebesar 0,890 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4

Hasil uji reliabilitas konformitas negatif

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.890 30

Berdasarkan uji reliabilitas diatas maka dapat disimpulkan bahwa skala kecerdasan emosi dan kuisioner konformitas negatif tersebut reliabel sehingga dapat dikategorikan bagus.

3.7. Tekhnik Analisis Data

(9)

Gambar

Tabel 1. Kisi-Kisi Skala Kecerdasan Emosional
Tabel 2. Kisi-Kisi Skala Konformitas Negatif

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung (BAHPL) Nomor 083/PPBJ/PL/SEKR.DPPKAD/2015 tanggal 21 Oktober 2015, serta Surat Penetapan Pemenang/Penyedia Pengadaan Langsung

Dari penelitian yang telah dilaksanakan, diperoleh kesimpulan yaitu ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Togeter (NHT) terhadap

telah Allah ajarakan kepada Nabi Adam pada saat di surge yang nantinya menjadi. pengetahuan bagi Adam ketika dia hidup di

Adapun yang menjadi tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara kompetensi guru matematika

Tujuan dari penelitian yang peneliti lakukan adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematik peserta didik yang menggunakan model Creative Problem Solving

Penerapan strategi Quantum Teaching dilakukan dengan berpedoman pada kerangka pembelajarannya yang dikenal dengan sebutan TANDUR yang merupakan singkatan

Bagian ini digunakan untuk menjelaskan evaluasi terkait pelaksanaan program kegiatan 2016/2017 dan tindak lanjut yang akan dilaksanakan. Program Kerja 2016/2017

penelitian ini didukung oleh temuan yang menunjukkan bahwa besarnya nilai setiap indikator dan nilai rata-rata indikator variabel implementasi SIA telah memberikan