POTENSI PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM
SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK SISWA
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
(Study Kasus di SMA Negeri 1 Bergas)
ARTIKEL ILMIAH
Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer
Oleh:
AGNISA RIA LINDANI NIM: 702012102
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
1. Pendahuluan
Penemuan di bidang Teknologi Infomasi dan Komunikasi (TIK) dewasa ini berkembang sangat pesat dan jauh melampaui penemuan teknologi-teknologi lainnya. Bahkan sampai awal abad ke-21 ini, dipercaya bahwa bidang TIK masih akan terus pesat berkembang dan belum terlihat titik jenuhnya sampai beberapa dekade mendatang. Kemampuannya dalam mengolah dan menyebarluaskan infomasi tanpa kendala ruang dan waktu, menjadikannya pengaruh besar dalam berbagai bidang kehidupan manusia, termasuk bidang pendidikan. Pembangunan pendidikan berbasis TIK setidaknya memberikan dua keuntungan. Pertama, sebagai pendorong komunitas pendidikan (termasuk guru) untuk lebih apresiatif dan proaktif dalam maksimalisasi potensi pendidikan. Kedua, memberikan kesempatan luas kepada peserta didik dalam memanfaatkan setiap potensi yang ada, yang dapat diperoleh dari sumber-sumber yang tidak terbatas [1].
Salah satu bidang TIK yang berkembang pesat saat ini yaitu Internet. Seperti yang kita ketahui, saat ini, warnet (warung internet) mulai tergeser dengan adanya wifi id corner, yaitu tempat yang memungkinkan pengguna untuk menikmati internet dengan harga yang relatif lebih murah dibanding warnet. Tentunya dengan adanya wifi id corner ini akan lebih memudahkan kita dalam menikmati internet sebagai alat untuk mencari informasi, berbisnis, bersosialisasi lewat dunia maya, bertukar data serta informasi dan masih banyak lagi yang tentunya juga dapat menimbulkan dampak negatif bagi pengguna itu sendiri. Teknologi internet di kalangan pelajar juga dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi penggunanya. Salah satu dampak positif yang telah pengguna ketahui dari teknologi internet untuk pelajar adalah kesempatan untuk mengeksplor banyak informasi yang menambah wawasan dan pengetahuan mereka. Disisi lain, terdapat dampak negatifnya yakni dengan adanya internet, pelajar dapat menikmati jejaring sosial apa saja yang mereka inginkan dengan waktu yang tak terbatas. Memang sekilas tidak tampak dampak negatifnya, tetapi coba kita analisis kembali. Berdasarkan wawancara dengan beberapa siswa dalam Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA N 1 Bergas, mengenai pembelajaran yang mereka lakukan di rumah, tidak sedikit siswa yang menjawab bahwa mereka hampir tidak pernah belajar di rumah, dan justru lebih sering menggunakan waktu mereka di luar jam sekolah untuk mengakses media sosial dengan kepentingan di luar pendidikan menggunakan smartphone yang telah dimiliki oleh kebanyakan siswa.
belajar menggunakan gambar/video. Gambar/foto merupakan sebuah sarana yang sangat baik untuk situasi dunia luar ke dalam ruang kelas dan memanfaatkan minat untuk melihat gambar-gambar yang menjadikan siswa lebih fokus atau tertarik dalam belajar [3].
Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar potensi pemanfaatan media sosial Instagram dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk siswa SMA Negeri 1 Bergas, khususnya media sosial Instagram sebagai media untuk menyajikan materi dan sharing antara guru dengan siswa. Penelitian ini bertujuan agar siswa tidak hanya memanfaatkan media sosial hanya untuk kepentingan-kepentingan pribadi, tetapi juga dapat memanfaatkannya lebih maksimal di dalam bidang pendidikan dengan menjadikannya sebagai media pembelajaran.
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian terdahulu yang membahas mengenai media gambar untuk pembelajaran dilakukan oleh Alkhalim, mahasiswa S1 Pendidikan Ekonomi Koperasi dari Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya dengan jurnal yang berjudul “Penerapan Media Gambar atau Foto dengan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X pada Mata Pelajaran Ekonomi Pokok Bahasan Uang di SMA Negeri 4 Sidoarjo” [3]. Dalam jurnal tersebut dijelaskan bahwa berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti dalam KBM Ekonomi guru di SMA Negeri 4 Sidoarjo lebih banyak berceramah sehingga siswa mengalami kejenuhan dan kurang aktif. Hal ini menyebabkan aktifitas belajar siswa rendah dan menyebabkan hasil belajar siswa rendah pula. Upaya untuk menanggulangi masalah tersebut adalah dengan penerapan media gambar atau foto dengan metode diskusi yang diharapkan dapat meningkatan hasil belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru mampu menerapkan pembelajaran melalui penerapan media gambar atau foto dengan metode diskusi dengan baik.
Perbedaan antara kedua penelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu terletak pada media sosial Instagram dan metode pembelajaran. Kedua penelitian yang telah dijelaskan tersebut tidak menggunakan media sosial Instagram, melainkan hanya menggunakan media gambar. Selain itu, penelitian ini tidak menggunakan metode penelitian PTK (Penelitian Tindakan Kelas) seperti pada penelitian terdahulu, karena pada penelitian ini hanya ingin mengetahui seberapa besar potensi pemanfaatan media sosial Instagram sebagai media pembelajaran, sehingga tidak memerlukan metode pembelajaran yang digunakan dikelas, seperti pada penelitian terdahulu. Acuan yang digunakan dari kedua penelitian terdahulu yang telah dijelaskan adalah menggunakan media gambar/foto sebagai media pembelajaran.
dengan penelitian ini adalah terletak pada media sosial yang akan diteliti. Acuan yang digunakan dari penelitian terdahulu adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan instrumen yang akan digunakan untuk penelitian.
Media Sosial
Di jaman teknologi ini, penggunaan media sosial mulai dimanfaatkan dalam segala bidang kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Pada dasarnya media sosial merupakan perkembangan mutakhir dari teknologi-teknologi perkembangan web baru berbasis internet, yang memudahkan semua orang untuk dapat berkomunikasi, berpartisipasi, saling berbagi dan membentuk sebuah jaringan secara online, sehingga dapat menyebar luaskan konten mereka sendiri. Media jejaring sosial adalah situs yang menjadi tempat orang-orang berkomunikasi dengan teman-teman mereka, yang mereka kenal di dunia nyata dan dunia maya [6].
Adapun ciri-ciri media sosial yaitu pesan yang disampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa ke berbagai banyak orang contohnya pesan melalui SMS ataupun internet, pesan yang disampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu Gatekeeper, pesan yang disampaikan cenderung lebih cepat dibanding media lainnya, serta penerima pesan yang menentukan waktu interaksi.
Nama Instagram berasal dari pengertian dari keseluruhan fungsi aplikasi ini. Kata “insta” berasal dari kata “instan”, seperti kamera polaroid yang pada masanya lebih dikenal dengan sebutan “foto instan”. Instagram juga dapat menampilkan foto-foto secara instan, seperti polaroid di dalam tampilannya. Sedangkan untuk kata “gram” berasal dari kata “telegram”, dimana cara kerja telegram sendiri adalah untuk mengirimkan informasi kepada orang lain dengan cepat. Sama halnya dengan Instagram yang dapat mengunggah foto dengan menggunakan jaringan internet, sehingga informasi yang ingin disampaikan dapat diterima dengan cepat. Oleh karena itulah Instagram berasal dari instan-telegram. Fitur-fitur dalam media sosial Instagram ini adalah indikator yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pendapat Bambang dalam bukunya Instagram Handbook menyatakan indikator dari media sosial Instagram yaitu Hastag, Geotag, follow, share, like, komentar dan mention [6].
Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan salah satu faktor yang cukup berperan penting dalam menyampaikan materi pelajaran, karena media inilah yang akan menentukan menyenangkan atau tidaknya proses belajar mengajar, yang dapat berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Media pembelajaran merupakan media pengajaran dalam proses belajar mengajar yang dapat meningkatkan keinginan dan minat murid, membangkitkan motivasi murid, serta memberikan rangsangan dan juga pengaruh psikologis kepada para siswa yang menggunakannya [9]. Pendapat lain mengatakan, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik [10]. Ada pendapat lain yang menyebutkan bahwa media pembelajaran adalah alat atau bentuk stimulus yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran [11].
Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah alat bantu yang digunakan guru dalam bentuk stimulus untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa sehingga apa yang menjadi tujuan dari pengajaran akan tercapai.
3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Alasan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif karena penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan seberapa besar potensi pemanfaatan media sosial instagram sebagai media pembelajaran untuk siswa Sekolah Menengah Atas (SMA).
Adapun kisi-kisi instrumen yang akan digunakan untuk mengumpulkan data penelitian dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 1.Kisi-kisi Uji Kuesioner Penggunaan Jejaring Sosial Instagram
Variabel Indikator Sub Indikator No Jumlah
Mengakses instagram
Penggunaan instagram
Kepemilikan instagram 5,6 2 Tempat mengakses
7 1
Frekuensi mengakses instagram
8,9,10 3
Tujuan mengakses instagram
11,12,13,14 4
Media untuk mengakses instagram
15 1
Anggaran yang digunakan untuk mengakses instagram
16 1
Instagram dalam
pembelajaran
Instagram untuk pembelajaran
17,18,19,20, 23,24,25,26
8
Pengaruh waktu dan kebiasaan
21,22 2
Jumlah 22
Data-data yang diperoleh dari kuesioner dianalisis untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan penelitian. Data kuantitatif yang diperoleh dari kuesioner diolah menjadi bentuk prosentase dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut :
F
P = x 100% N
Keterangan: P = Prosentase
F = Frekuensi jawaban responden N = Jumlah responden
Untuk menentukan kriteria dari prosentase tersebut, perlu adanya langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menentukan prosentase tertinggi = 100% b. Menentukan prosentase terendah = 0%
e. Menghitung interval = 100% : 5 = 20
Berdasarkan perhitungan di atas, dihasilkan kriteria pada Tabel 2.
Tabel 2.Kriteria Penilaian
No Interval Kriteria
1.
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berikut ini merupakan hasil dari data kuesioner yang telah diperoleh dari penelitian yang berjudul “Potensi Pemanfaatan Media Sosial Instagram sebagai Media Pembelajaran untuk Siswa Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Bergas”. Adapun kisi-kisi untuk capaian pada penelitian ini adalah: 1) potensi dari segi karakteristik responden, 2) potensi dari segi aktivitas responden dalam mengakses instagram, dan 3) potensi instagram sebagai media pembelajaran menurut responden.
Hasil kuesioner yang pertama adalah berdasarkan potensi dari segi karakteristik responden. Dalam pembahasan ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum 99 responden berdasarkan usia dan jenis kelamin yang mendukung dan melengkapi hasil analisis dan penelitian.
Tabel 3. Jumlah responden
Jumlah
menggunakan media sosial instagram. Dengan demikian, jika media sosial instagram digunakan sebagai media pembelajaran, maka guru tidak perlu lagi menjelaskan mengenai cara penggunaan media sosial tersebut. Bagi siswa yang belum menggunakan media sosial instagram, guru dapat meminta siswa yang telah menggunakannya untuk menjelaskan cara penggunaan media sosial instagram, sehingga dapat memungkinkan terjadinya pembelajaran secara mandiri antar siswa. Kepemilikan jumlah akun instagram dari 99 responden akan dipaparkan dalam tabel 4.
Tabel 4. Jumlah Akun Instagram yang Dimiliki oleh Responden
Keterangan
Jumlah akun yang dimiliki 0 1 2 > 2 Jumlah Responden 17 64 10 8
Dari tabel 4, dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki 1 (satu) akun instagram dan minoritas responden memiliki akun instagram lebih dari 2 (dua). Sedangkan tempat yang paling sering digunakan responden untuk mengakses instagram dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5. Tempat Mengakses Instagram
No Alternatif Jawaban N F %
1 a. Rumah atau Kos b. Sekolah
c. Warnet
d. Public Hot Spot
82 73 5 0 4
89% 6,1% 0% 4,9%
Jumlah 82 82 100%
Dari tabel 5, dapat diketahui bahwa tempat yang paling sering digunakan responden untuk mengakses instagram adalah di rumah atau kos, dengan rincian sebagai berikut : responden yang mengakses instagram di rumah atau kos sebesar 89%, responden yang mengakses instagram di sekolah sebesar 6,1%, responden yang mengakses instagram di warnet 0%, dan responden yang mengakses instagram di Public Hot Spot sebanyak 4,9%. Disini dapat ditarik kesimpulan bahwa instagram dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran di rumah. Untuk jangka waktu kepemilikan akun instagram dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6. Jangka Waktu Menggunakan Instagram
No Alternatif Jawaban N F %
1 a. 1 minggu b. 1 bulan c. 1 tahun d. > 1 tahun
82 2 16 23 41
2,4% 19,5% 28,1% 50%
Berdasarkan tabel 6, dapat dilihat bahwa jangka waktu responden memiliki akun instagram rata-rata lebih dari 1 (satu) tahun adalah sebanyak 41 orang atau sebesar 50% dari keseluruhan responden yang memiliki akun instagram, sedangkan responden yang memiliki akun instagram selama 1 minggu sebesar 2,4%, responden yang memiliki akun instagram selama 1 bulan sebesar 19,5%, dan responden yang memiliki akun instagram selama 1 tahun sebesar 28,1%. Dengan melihat jawaban responden mengenai jangka waktu menggunakan instagram tersebut, dapat disimpulkan bahwa instagram bukan lagi hal baru bagi responden, dengan demikian, tentunya bukanlah hal yang sulit untuk menjelaskan kepada responden mengenai fitur-fitur instagram yang mungkin dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Untuk banyaknya frekuensi mengakses instagram dalam sehari dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7. Frekuensi Kegiatan Mengakses Instagram
No Alternatif Jawaban N F %
1 a. 1 – 2 kali b. 3 – 4 kali c. 5 – 6 kali d. > 6 kali
82 37 21 10 14
45,1% 25,6% 12,2% 17,1%
Jumlah 82 30 100 %
Dari tabel 7, dapat dilihat bahwa frekuensi responden dalam mengakses instagram dalam sehari mayoritas menjawab sebanyak 1-2 kali adalah terdapat 37 orang atau sebesar 45,1%, selanjutnya yang menjawab 3-4 kali sebesar 25,6%, 5-6 kali sebesar 12,2%, dan lebih dari 5-6 kali sebesar 17,1%. Melihat hasil dari tabel 5 dan 7, dapat disimpulkan bahwa jika instagram dimanfaatkan sebagai media pembelajaran, maka potensi responden belajar di rumah dalam sehari adalah 1-2 kali. Adapun frekuensi mengakses instagram dalam setiap online dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 8. Frekuensi Kegiatan Mengakses Instagram Setiap Online
No Alternatif Jawaban N F %
1 a. < 15 menit b. 15 – 30 menit c. 30 – 60 menit d. 1-3 jam e. selalu conect
82 38 24 11 4 5
46,4% 29,3% 13,4% 4,8% 6,1%
Jumlah 82 82 100%
sebanyak 38 orang atau sebesar 46,4%, lalu yang menjawab 15 sampai 30 menit sebesar 29,3%, 30 sampai 60 menit sebesar 13,4%, 1-3 jam sebesar 4,8%, dan yang menjawab selalu connect sebesar 6,1%. Jika hasil dari tabel 8 digabung dengan hasil tabel 5 dan 7, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa potensi responden memanfaatkan instagram untuk belajar di rumah dalam sehari adalah 1-2 kali walaupun hanya kurang dari 15 menit saja.
Hasil kuesioner yang kedua adalah berdasarkan potensi dari segi aktivitas responden dalam mengakses instagram. Dalam pembahasan ini yang pertama adalah tujuan responden dalam mengakses instagram, akan dipaparkan dalam tabel berikut :
Tabel 9. Tujuan Mengakses Instagram
No Alternatif Jawaban N F % 1 a. Mencari Teman
b. Mencari Pacar c. Hiburan
d. Berbisnis
e. Lainnya (Mencari Informasi dan Menambah Wawasan)
f. Mencari Teman dan Hiburan g. Mencari Teman dan Lainnya
(Mencari Informasi dan Menambah Wawasan)
h. Hiburan dan Lainnya (Mencari Informasi dan Menambah Wawasan)
i. Mencari Teman, Pacar, dan Hiburan
j. Mencari Teman, Pacar, Hiburan dan Berbisnis
Sedangkan fitur yang sering digunakan responden dalam mengakses instagram, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 10. Fitur yang Sering Digunakan dalam Mengakses Instagram
No Alternatif Jawaban N F %
1 a. Upload Foto / Video b. Comment atau like c. Share
d. Caption e. Inbox
f. Lainnya (melihat kiriman terkini) g. Upload Foto / Video dan Comment
atau Like
h. Upload Foto / Video dan Inbox i. Upload Foto / Video dan Lainnya
(melihat kiriman terkini) j. Upload Foto / Video, Comment
atau like, dan Share
k. Upload Foto / Video, Comment atau like, dan Caption
l. Upload Foto / Video, Comment atau like, dan Inbox
m.Upload Foto / Video, Comment atau like, Share, dan Inbox n. Upload Foto / Video, Comment
atau like, Share, Caption dan Inbox
Foto yang sering diupload oleh responden di instagram dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 11. Foto yang Sering Diupload
No Alternatif Jawaban N F %
1 a. Foto Selfie
b. Foto Pemandangan c. Meme
d. Barang dagangan / jasa e. Lainnya (Foto bersama
teman-teman, Foto resmi, Foto olahraga) f. Foto Selfie dan Foto
Pemandangan
g. Foto Pemandangan dan Meme h. Foto Pemandangan dan Lainnya
(Foto bersama teman-teman, Foto resmi, Foto olahraga)
i. Foto Selfie, Foto Pemandangan, dan Meme
j. Foto Selfie, Foto Pemandangan, dan Lainnya (Foto bersama teman-teman, Foto resmi, Foto olahraga)
Berdasarkan tabel 11, dihasilkan data bahwa foto yang sering diupload responden di instagram berbeda-beda. Hasil dari tabel 9 adalah mayoritas responden menggunakan instagram hanya untuk mencari hiburan. Hasil tersebut diperkuat dengan hasil dari tabel 11 bahwa foto yang sering diupload responden di instagram yang paling banyak adalah foto selfie yaitu sebanyak 45 orang atau sebesar 54,8%, dan foto yang sering diupload responden di instagram yang paling banyak kedua adalah foto pemandangan yaitu sebanyak 12 orang atau sebesar 14,7%.
Caption yang sering ditulis oleh responden di instagram dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 12. Caption yang Sering Ditulis
No Alternatif Jawaban N F %
1 a. Berbagi Informasi b. Kata-kata bijak c. Kata-kata lucu
d. Menawarkan barang/jasa e. Lainnya (lirik lagu, ungkapan
f. Berbagi Informasi dan Kata-kata bijak
g. Berbagi Informasi dan Kata-kata lucu
h. Kata-kata bijak dan Kata-kata Lucu
i. Kata-kata bijak dan Lainnya (lirik lagu, ungkapan perasaan dan sindiran)
j. Berbagi Informasi, Kata-kata bijak, dan Kata-kata lucu k. Kata-kata bijak, Kata-kata lucu,
dan Lainnya (lirik lagu, ungkapan perasaan dan sindiran)
l. Berbagi Informasi, Kata-kata bijak, Kata-kata lucu, dan Lainnya (lirik lagu, ungkapan perasaan dan sindiran)
1
1
5
1
3
1
1
1,2%
1,2%
6,1%
1,2%
3,7%
1,2%
1,2%
Jumlah 82 82 100%
Berdasarkan tabel 12, didapatkan data bahwa caption yang sering ditulis responden di instagram bermacam-macam. Dari alternatif jawaban yang disediakan, caption yang sering ditulis responden di instagram yang paling banyak adalah kata-kata bijak yakni sebanyak 28 orang atau sebesar 34,2%, caption yang sering ditulis responden di instagram yang paling banyak kedua adalah lainnya (lirik lagu, ungkapan perasaan dan sindiran) yakni sebanyak 23 orang atau sebesar 28,1%, dan caption yang sering ditulis responden di instagram yang paling banyak ketiga adalah lainnya (lirik lagu, ungkapan perasaan dan sindiran) yakni sebanyak 10 orang atau sebesar 12,2%. Fitur caption dalam instagram ini dapat dimanfaatkan guru untuk berbagi materi dengan cara menjelaskan setiap foto/video yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Selain itu, fitur ini tidak memiliki batasan jumlah font, sehingga guru dapat menulis materi atau penjelasan dari gambar / video yang diunggah dengan bebas.
Tabel 13. Media dalam Menggunakan Instagram
e. Mobile dan Laptop f. Mobile, PC, dan Laptop
82 74
Berdasarkan tabel 13, dapat diketahui bahwa media yang digunakan responden dalam mengakses instagram paling banyak adalah menggunakan mobile yaitu sebanyak 74 orang atau sebesar 90,3%, dan media yang tidak pernah digunakan responden untuk mengakses instagram adalah PC. Dengan menggunakan mobile dalam mengakses instagram tentunya akan lebih efisiensi waktu dan biaya, karena mobile dapat digunakan dimana saja dan kapan saja. Jika instagram dimanfaatkan sebagai media pembelajaran dengan memanfaatkan fitur-fitur yang ada, maka akan memungkinkan siswa untuk belajar dimana saja dan kapan saja tanpa harus bertatap muka dengan guru.
Sumber anggaran biaya yang digunakan untuk mengakses instagram dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 14. Sumber Anggaran Biaya dalam Menggunakan Instagram
No Alternatif Jawaban N F %
1 a. Uang saku
b. Meminta orang tua c. Pendapatan sendiri
d. Lainnya (menabung dan free hotspot)
e. Uang saku dan meminta orang tua f. Uang saku dan Lainnya
(menabung dan free hotspot)
82 62
Hasil kuesioner yang ketiga yaitu mengenai potensi instagram sebagai media pembelajaran menurut responden. Aspek-aspek yang terdapat dalam kuesioner mengenai potensi instagram sebagai media pembelajaran meliputi : 1) instagram sebagai media untuk mendiskusikan tugas sekolah, 2) instagram sebagai media untuk sharing interest atau komunitas, 3) instagram sebagai media untuk berkonsultasi dengan guru, 4) instagram sebagai media guru untuk berbagi referensi materi, 5) instagram tidak mempengaruhi waktu belajar, 6) instagram tidak membuat responden kecanduan, 7) instagram sebagai media guru untuk memberi pengumuman, 8) instagram sebagai media untuk berbagi video materi pembelajaran, 9) instagram sebagai media guru untuk membuat kuis atau tes sederhana, dan 10) instagram sebagai media pembelajaran bagi guru dan siswa. Hasil dari aspek-aspek tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 15. Instagram untuk Mendiskusikan Tugas Sekolah
No Alternatif Jawaban N F %
1 a. Sangat Setuju b. Setuju
c. Ragu-ragu d. Tidak Setuju e. Sangat tidak setuju
82 23 30 22 7 0
28,1% 36,6% 26,8% 8,5% 0%
Jumlah 82 82 100%
Berdasarkan tabel 15, dapat diketahui bahwa sebanyak 36,6% responden menjawab setuju jika instagram digunakan untuk mendiskusikan tugas sekolah, 28,1% menjawab sangat setuju, 26,8% menjawab ragu-ragu, 8,5% menjawab tidak setuju dan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju. Dengan menggunakan fitur comment yang ada di dalam instagram, tentunya akan lebih mempermudah guru dan siswa dalam mendiskusikan tugas sekolah.
Tabel 16. Instagram untuk Sharing Interest atau Komunitas
No Alternatif Jawaban N F %
1 a. Sangat Setuju b. Setuju
c. Ragu-ragu d. Tidak Setuju e. Sangat tidak setuju
82 11 63 8 0 0
13,4 % 76,8% 9,8% 0% 0%
Jumlah 82 82 100%
mengupload foto / video dan share. Berdasarkan tabel 16, dapat diketahui bahwa sebanyak 76,8% responden menjawab setuju jika instagram digunakan untuk sharing interest atau komunitas, 13,4% menjawab sangat setuju, 9,8% menjawab ragu-ragu, dan tidak ada responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Tabel 17. Instagram untuk Berkonsultasi dengan Guru
No Alternatif Jawaban N F %
1 a. Sangat Setuju b. Setuju
c. Ragu-ragu d. Tidak Setuju e. Sangat tidak setuju
82 6
Fitur lain instagram yang dapat dimanfaatkan untuk berkonsultasi dengan guru adalah fitur inbox. Berdasarkan tabel 17, dapat diketahui bahwa sebanyak 35,4% responden menjawab setuju dan dengan jumlah yang sama yaitu 35,4% menjawab ragu-ragu jika instagram digunakan untuk berkonsultasi dengan guru, 19,5% menjawab tidak setuju, 7,3% menjawab sangat setuju, serta 2,4% menjawab sangat tidak setuju. Dengan adanya fitur inbox, maka akan memudahkan siswa untuk berkonsultasi dengan guru melalui instagram dan juga terjamin kerahasiaannya karena hanya guru dan siswa yang berkonsultasi saja yang bisa membacanya.
Tabel 18. Instagram untuk Berbagi Referensi Materi
No Alternatif Jawaban N F %
1 a. Sangat Setuju b. Setuju
c. Ragu-ragu d. Tidak Setuju e. Sangat tidak setuju
dapat memanfaatkannya sebagai media untuk berbagi referensi materi dengan bebas karena tidak ada batasan jumlah font.
Tabel 19. Instagram Tidak Mempengaruhi Waktu Belajar No Alternatif Jawaban N F %
1 a. Sangat Setuju b. Setuju
c. Ragu-ragu d. Tidak Setuju e. Sangat tidak setuju
82 5 46 17 14 0
6,1% 56,1% 20,7% 17,1% 0%
Jumlah 82 82 100%
Meskipun di awal hasil kuesioner menjelaskan bahwa mayoritas responden menggunakan instagram hanya untuk hiburan, tetapi berdasarkan tabel 19, dapat diketahui sebanyak 56,1% responden menjawab setuju bahwa instagram tidak mempengaruhi waktu belajar, 20,7% menjawab ragu-ragu, 17,1% menjawab tidak setuju, 6,1% menjawab sangat setuju dan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju. Jika instagram dimanfaatkan untuk media pembelajaran, maka instagram tidak lagi mempengaruhi waktu belajar namun justru menjadi waktu belajar bagi siswa.
Tabel 20. Instagram Tidak Membuat Kecanduan
No Alternatif Jawaban N F %
1 a. Sangat Setuju b. Setuju
c. Ragu-ragu d. Tidak Setuju e. Sangat tidak setuju
82 5 33 12 30 2
6,1% 40,3% 14,6% 36,6% 2,4%
Jumlah 82 82 100%
Tabel 21. Instagram untuk Memberi Pengumuman
No Alternatif Jawaban N F %
1 a. Sangat Setuju b. Setuju
c. Ragu-ragu d. Tidak Setuju e. Sangat tidak setuju
82 8 38 13 22 1
9,8% 46,3% 15,9% 26,8% 1,2%
Jumlah 82 82 100%
Selain untuk berbagi referensi materi, fitur upload foto / video , share dan caption juga dapat dimanfaatkan guru untuk memberi pengumuman kepada siswa. Berdasarkan tabel 21, dapat diketahui bahwa sebanyak 46,3% responden menjawab setuju jika instagram digunakan untuk memberi pengumuman, 26,8% menjawab tidak setuju, 15,9% menjawab ragu-ragu, 9,8% menjawab sangat setuju dan 1,2% menjawab sangat tidak setuju.
Tabel 22. Instagram untuk Sharing Video Materi Pembelajaran
No Alternatif Jawaban N F %
1 a. Sangat Setuju b. Setuju
c. Ragu-ragu d. Tidak Setuju e. Sangat tidak setuju
82 17 40 16 9 0
20,7% 48,8% 19,5% 11% 0%
Jumlah 82 82 100%
Tabel 23. Instagram untuk Membuat Kuis atau Tes Sederhana
No Alternatif Jawaban N F %
1 a. Sangat Setuju b. Setuju
c. Ragu-ragu d. Tidak Setuju e. Sangat tidak setuju
82 6 40 14 21 1
7,3% 48,8% 17,1% 25,6% 1,2%
Jumlah 82 82 100%
Dengan memanfaatkan fitur-fitur instagram, guru dapat mendesain instagram untuk membuat kuis atau tes sederhana. Misal, guru meminta siswa untuk membuat video tutorial sebagai tes sederhana. Berdasarkan tabel 23, dapat diketahui bahwa sebanyak 48,8% responden menjawab setuju jika instagram digunakan untuk membuat kuis atau tes sederhana, 25,6% menjawab tidak setuju, 17,1% menjawab ragu-ragu, 7,3% menjawab sangat setuju dan 1,2% menjawab sangat tidak setuju.
Tabel 24. Instagram sebagai Media Pembelajaran
No Alternatif Jawaban N F %
1 a. Sangat Setuju b. Setuju
c. Ragu-ragu d. Tidak Setuju e. Sangat tidak setuju
82 27 28 3 24
0
32,9% 34,2% 3,6% 29,3% 0%
Jumlah 82 82 100%
Fitur-fitur yang ada dalam instagram seharusnya dapat dioptimalkan guru untuk mendesain suatu media pembelajaran. Berdasarkan tabel 24, dapat diketahui bahwa terdapat sebanyak 67,1% responden menjawab sangat setuju dan setuju jika instagram dimanfaatkan sebagai media pembelajaran, 29,3% menjawab tidak setuju, 3,6% menjawab ragu-ragu, dan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju.
Analisis Potensi Media Sosial Instagram sebagai Media Pembelajaran
ini rata-rata mereka online setiap harinya 1 – 2 kali, setiap online rata-rata hanya beberapa menit saja. Tujuan siswa dalam mengakses instagram paling banyak digunakan sebagai hiburan dan mencari teman. Media yang paling banyak digunakan yaitu mobile. Fitur-fitur instagram seperti mengupload foto / video, comment, share, caption, dan inbox dapat dimanfaatkan guru untuk berdiskusi, sharing, konsultasi, berbagi referensi materi, berbagi pengumuman, membuat kuis atau tes sederhana, serta dimanfaatkan secara optimal sebagai media pembelajaran bagi siswa. Pendapat responden mengenai potensi instagram yang dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran, 67,1% responden menjawab setuju dan sangat setuju jika instagram dimanfaatkan sebagai media pembelajaran, 3,6% menjawab ragu-ragu, 29,3% menjawab tidak setuju, dan 0% menjawab sangat tidak setuju.
Desain pembelajaran di rumah yang dapat di desain menggunakan media sosial instagram adalah guru mengunggah foto / video materi beserta caption sebagai penjelasan dari foto / video materi tersebut. Lalu guru meminta siswa untuk mendiskusikan materi tersebut dengan cara mengomentari foto / video tersebut. Dengan demikian, guru dan siswa dapat berdiskusi mengenai suatu materi tanpa harus bertatap muka dan dalam waktu yang bersamaan.
Diskusi
Pada penelitian ini, ditemukan hasil bahwa siswa yang menjawab sangat setuju dan setuju jika media sosial instagram digunakan sebagai media pembelajaran sebanyak 67,1% atau dapat dikatakan berpotensi tinggi berdasarkan Tabel 2. Sisanya, siswa yang menjawab ragu-ragu dan tidak setuju jika media sosial instagram digunakan sebagai media pembelajaran sebanyak 32,9% atau sekitar 27 siswa. Untuk menanggulangi hal tersebut, maka perlu adanya penjelasan mengenai desain pembelajaran menggunakan media sosial instagram kepada siswa. Dengan demikian siswa akan memiliki gambaran mengenai pembelajaran menggunakan media sosial instagram.
Daftar Pustaka
[1] Darmawan, Deni. 2012. Teknologi Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya.
[2] Qashmal,Zaim., Ahmadi,Dadi. 2015. “Hubungan Penggunaan Media Sosial Instagram terhadap Pembentukan Citra Diri”,
https://www.google.co.id/?gws_rd=cr&ei=32j3VtH4McXD0gSJk6iQCg#, diakses pada tanggal 22 Maret 2015.
[3] Alkhalim. 2013. “Penerapan Media Gambar atau Foto dengan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada Mata
Pelajaran Ekonomi Pokok Bahasan Uang di SMA Negeri 4 Sidoarjo”. Jurnal
Pendidikan Ekonomi (JUPE). Vol 1, No. 3, (2013), http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jupe/article/view/3744/baca-artikel, diakses pada 22 Maret 2016.
[4] Afriyanti, I. 2012. “Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Di Sekolah Dasar Negeri”,
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&c ad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwj0iqSsjeDLAhXJipQKHUNTCt0QFggjMAA &url=http%3A%2F%2Fjurnal.untan.ac.id%2Findex.php%2Fjpdpb%2Farticle %2FviewFile%2F1049%2Fpdf&usg=AFQjCNHPts6CXXSTj4z11D57dqqx5 UnjlQ&bvm=bv.117868183,d.dGY, diakses pada 22 Maret 2016.
[5] Rahayuningsih, Sri. 2014. “Potential Use Of Facebook As Learning Media For High School Students (Case Study In Sma Negeri 1 Salatiga)”.
[6] Aditya, R. Oktober 2015. “Pengaruh Media Sosial Instagram terhadap Minat
Fotografi pada Komunitas Fotografi Pekanbaru”. Jom FISIP. Volume 2, No.
2, https://www.google.co.id/?gws_rd=cr&ei=32j3VtH4McXD0gSJk6iQCg#, diakses pada 22 Maret 2016.
[7] Sentosa, Albert. 2014. “Penggunaan Media Sosial dalam Pendidikan yang Tepat di Sekolah”. http://www.kesekolah.com/solusi-pendidikan/penggunaan-media-sosial-dalam-pendidikan-yang-tepat-di-sekolah.html, diakses pada tanggal 24 Juli 2016.
[8] Watson, Roy. 2010. Strategi Pengajaran Kreatif. Penerbit Erlangga.
[9] Anonim. Pengertian Media Pembelajaran dan Fungsinya.
http://pengertiandefinisi.com/pengertian-media-pembelajaran-dan-fungsinya/, diakses pada tanggal 6 Oktober 2016.
[10]Anonim. Pengertian Media Pembelajaran.
[11]Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung : Penerbit Alfabeta.