• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peralihan Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan (PBB-P2) Sebagai Pajak Daerah Di Kota Surakarta bab1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peralihan Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan (PBB-P2) Sebagai Pajak Daerah Di Kota Surakarta bab1"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Dinas Pendapatan Daerah Surakarta

Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, sampai

dengan tahun 1946 di Surakarta terjadi konflik sehubungan dengan adanya

pertentangan pendapat antara pro dan kontra Daerah Istimewa. Hal ini

dapat diredam untuk sementara waktu oleh pemerintah dengan

mengeluarkan surat penetapan pemerintah tanggal 15 Juli 1946 Nomor

16/S-D yang menetapkan daerah Surakarta sebagai daerah karesidenan dan

dibentuk daerah baru dengan nama Kota Surakarta.

Peraturan yang telah ada tersebut disempurnakan dengan

dikeluarkan Undang-Undang Nomor 16 tahun 1947 yang menetapkan

Kota Surakarta menjadi Haminte kota Surakarta. Kota Surakarta pada

waktu itu terdiri dari 5 wilayah kecamatan dan 44 kelurahan, karena 9

kelurahan di wilayah karanganyar itu baru terlaksana pada tanggal 9

September 1950. Pelaksana teknis pemerintah haminte kota Surakarta

terdiri atas jawatan. Jawatan tersebut antara lain jawatan Sekretariat

Umum, Keuangan, Pekerjaan Umum, Sosial, Kesehatan, Perusahaan

P.D.&.K, Pamong Praja, dan jawatan Perekonomian. Penerimaan

Pendapatan Daerah waktu itu diurusi oleh jawatan keuangan. Dengan

dikeluarkannya keputusan DPRDS Kota Besar Surakarta Nomor 4 Tahun

(2)

commit to user

diganti menjadi Dinas Pemerintahan Umum yang terbagi dalam

urusan-urusan dan setiap urusan-urusan-urusan-urusan tersebut terbagi lagi dalam bagian-bagian.

Dengan adanya perubahan tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk

penanganan pajak sebagai pendapatan daerah yang sebelumnya ditangani

oleh Jawatan Keuangan kini ditangani lebih khusus oleh Urusan Pajak.

Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Kepala Daerah Kota

Surakarta tanggal 23 Februari 1970 No. 259/ X.10/ Kp.70 tentang Struktur

Organisasi kotamadya Surakarta termasuk Dinas Kepentingan Umum

diganti menjadi bagian dan bagian itu membawahi urusan-urusan sehingga

dalam Dinas Pemerintahan Umum Urusan Pajak diganti menjadi Bagian

Pajak. Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Kepala daerah Kotamadya

Surakarta tanggal 30 Juni 1972 No. 162/ Kep/ Kdh. IV/ Kp.72 tentang

Penghapusan Bagian Pajak dari Dinas Pemerintahan Umum karena

bertalian dengan pembentukan dinas baru. Dinas baru tersebut adalah

DIPENDA.

Dinas Pendapatan Daerah dipimpin oleh Kepala Dinas yang

berkedudukan langsung dan bertanggung jawab kepada Walikota. Pada

saat itu Dinas Pendapatan Daerah dibagi menjadi empat seksi diantaranya

Seksi Umum , Seksi Pajak Daerah, Seksi Pajak Pusat/Propinsi yang

diserahkan kepada daerah dan Seksi Doleansi/ P3 serta Retribusi dan

Leges. Masing-masing seksi Dipimpin oleh Kepala seksi yang dalam

menjalankan tugasnya langsung dibawah pimpinan dan bertanggung jawab

(3)

Tugas pokok Dinas Pendapatan Daerah waktu itu adalah sebagai

pelaksana Walikota dibidang perencanaan, penyelenggaraan dan kegiatan

dibidang pengelolaan sektor-sektor yang merupakan sumber pendapatan

daerah. Berdasarkan Undang-Undang Darurat No. 11 Tahun 1957 tentang

Pajak Daerah terdapat 13 macam Pajak Daerah di Kota Surakarta yang

wewenang pemungutan dan pengelolaannya ada pada DIPENDA. Tetapi

saat itu baru empat macam Pajak Daerah yang dijalankan dan telah

ditetapkan dengan Peraturan Daerah, yaitu dapat disebutkan sebagai

berikut:

a. Pajak Pertunjukan yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 1 Tahun

1992.

b. Pajak Reklame yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 11 Tahun

1971.

c. Pajak Anjing yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 54 Tahun 1953.

d. Pajak Penjualan Minuman Keras yang diatur dalam Peraturan Daerah

No. 12 Tahun 1971.

Disamping itu DIPENDA juga bertugas mengelola Pajak Negara

yang diserahkan kepada daerah, yaitu sebagai berikut:

a. Pajak Potong Burung yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 6 Tahun

1959.

b. Pajak Pembangunan I yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 8 Tahun

(4)

commit to user

c. Pajak Bangsa Asing yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 1 Tahun

1970.

d. Pajak Radio yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 5 Tahun 1957.

Terbitnya Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No. KUPD

7/12/ 41 – 101 Tahun 1978 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten/ Kotamadya Daerah Tingkat II

makin memperjelas keberadaan Dinas Pendapatan Daerah disesuaikan

dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri tanggal 26 Mei 1988 No. 473 –

442 tentang Sistem dan Prosedur Perpajakan, Retribusi Daerah dan

Pendapatan Daerah lainnya telah mengakibatkan pembagian tugas dan

fungsi dilakukan berdasarkan tahapan kegiatan pemungutan pendapatan

daerah yaitu pendataan, pemetaan, pembukuan dan seterusnya. System dan

prosedur tersebut dikenal dengan MAPADA (Manual Pendapatan Daerah).

Sistem ini diterapkan di kotamadya Surakarta dengan terbitnya peraturan

daerah No. 6 Tahun 1990 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II.

Dengan berjalannya waktu penataan pemerintahan kota Surakarta

mengalami banyak perubahan dan perbaikan, berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan peraturan daerah No, 6 Tahun 1990 tentang susunan

Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II dirubah

menjadi Peraturan Daerah No. 6 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta. Pada peraturan baru tersebut

(5)

Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) peraturan baru

tersebut mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2009.

Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset. Dinas

Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset dipimpin oleh seorang kepala

dinas yang berkedudukan dan bertanggung jawab kepada walikota melalui

sekretaris daerah. Saat ini Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan

Aset atau DPPKA dibagi kedalam beberapa bagian atau bidang yang

dipimpin langsung oleh seorang kepala bagian yang dalam menjalankan

tugasnya langsung dibawah pimpinan dan langsung bertanggung jawab

kepada Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset.

Berdasarkan surat keputusan walikota kepala daerah kotamadya

Surakarta tanggal 30 Juni 1972 No. 162/ kep/kdh. IV/ kp.72 tentang

penghapusan bagian pajak dari dinas pemerintahan umum karena

berkaitan dengan pembentukan dinas baru. Dinas baru tersebut yaitu

DIPENDA atau Dinas Pendapatan Daerah yang dipimpin oleh kepala

dinas yang kedudukan dan tanggung jawabnya langsung kepada walikota.

Seiring berjalannya waktu tata pemerintahan kota Surakarta mengalami

banyak perubahan dan perbaikan, berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan peraturan daerah No. 6 tahun 1990 tentang Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II dirubah

menjadi Peraturan Daerah No. 6 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata

(6)

commit to user

Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Peraturan baru

tersebut mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2009.

Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset dipimpin oleh

seorang kepala dinas yang berkedudukan dan bertanggung jawab kepada

walikota melalui sekretaris daerah. Saat ini Dinas Pendapatan Pengelolaan

Keuangan dan Aset atau DPPKA dibagi kedalam beberapa bagian atau

bidang yang dipimpin langsung oleh seorang kepala bagian yang dalam

menjalankan tugasnya langsung dibawah pimpinan dan langsung

bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan

Keuangan dan Aset.

2. Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi DPPKA

Adapun kedudukan, tugas pokok, dan fungsi Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Aset adalah sebagai berikut:

a. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset dalam

melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang

berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada walikota

melalui Sekretaris Daerah.

b. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset mempunyai tugas

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendapatan,

pengelolaan keuangan dan aset daerah.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset menyelenggarakan

(7)

a. Penyelenggaraan kesekretariatan dinas;

b. Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi dan pelaporan;

c. Penyelenggaraan pendaftaran dan pendataan wajib pajak dan wajib

retribusi;

d. Pelaksanaan perhitungan, penetapan dan angsuran pajak dan retribusi;

e. Pengelolaan dan pembukuan penerimaan pajak dan retribusi serta

pendapatan lain;

f. Pelaksanaan penagihan atas keterlambatan pajak, retribusi dan

pendapatan lain;

g. Penyelenggaraan pengelolaan anggaran, perbendaharaan dan akutansi;

h. Pengelolaan aset barang daerah;

i. Penyiapan penyusunan, perubahan dan perhitungan anggaran

pendapatan dan belanja daerah;

j. Penyelenggaran administrasi keuangan daerah;

k. Penyelenggaraan sosialisasi;

l. Pembinaan jabatan fungsional;

(8)

commit to user

(9)

a. Susunan Organisasi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset,

terdiri dari :

1)Kepala

2)Sekretariat, membawahkan :

a)Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;

b)Subbagian Keuangan;

c)Subbagian Umum dan Kepegawaian.

3)Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Dokumentasi, membawahkan :

a)Seksi Pendaftaran dan Pendataan;

b)Seksi Dokumentasi dan Pengelolaan Data.

4)Bidang Penetapan, membawahkan :

a)Seksi Perhitungan;

b)Seksi Penerbitan Surat Ketetapan.

5)Bidang Penagihan, membawahkan :

a)Seksi Penagihan dan Keberatan;

b)Seksi Pengurangan Pajak Daerah

6)Bidang Anggaran, membawahkan :

a)Seksi Anggaran I;

b)Seksi Anggaran II.

7)Bidang Perbendaharaan, membawahkan :

a)Seksi Perbendaharaan I;

(10)

commit to user 8)Bidang Akutansi, membawahkan :

a)Seksi Akutansi I;

b)Seksi Akutansi II.

9)Bidang Aset, membawahkan :

a)Seksi Perencanaan Aset;

b)Seksi Pengelolaan Aset.

10) Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).

11) Kelompok Jabatan Fungsional.

a. Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

b. Bidang-bidang sebagaimana dimaksud pada ayat 1, masing-masing

dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Kepala Dinas yang bersangkutan.

c. Sub bagian sebagaimana dimaksud pada ayat 1, masing-masing

dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Sekretaris yang bersangkutan.

d. Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat 1,

dipimpin oleh seorang Tenaga Fungsional Senior sebagai Ketua

Kelompok dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

e. Bagan Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

sebagaimana tersebut dalam lampiran XVII merupakan bagian yang

(11)

b. Deskripsi Tugas, Jabatan, dan Struktural

a. Kepala Dinas

Kepala Dinas mempunyai tugas pokok menyelenggarakan

urusan pemerintah di bidang pendapatan. Uraian tugas seorang kepala

dinas adalah sebagai berikut:

1) Menyusun rencana strategis dan rencana kerja dinas.

2) Memberikan petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas pada

bawahan.

3) Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan, keputusan,

petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program kegiatan dinas

sesuai dengan bidang tugas.

4) Menyelenggarakan sistem pengendalian intern pelaksanaan kegiatan

agar efektif dan efisien sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

5) Menerapkan standar pelayanan minimal.

6) Menyelenggarakan pengelolaan Kesekretariatan meliputi

Perencanaan, Evaluasi, Pelaporan, Keuangan, Umum dan

Kepegawaian.

7) Menyusun kebijakan teknis di bidang pendaftaran, pendataan, dan

dokumentasi.

8) Menyusun kebijakan teknis di bidang penetapan, penagihan,

(12)

commit to user b. Sekretariat

Sekretariat yang posisinya dibawahi langsung oleh Kepala Dinas

mempunyai tugas melaksanakan administrasi umum, perijinan,

kepegawaian, dan keuangan sesuai dengan kebijakan teknis yang

ditetapkan oleh Kepala Dinas. Sekretariat juga bertugas untuk

melaksanakan penyusunan rencana strategis dan program kerja tahunan

Dinas, mengadakan monitoring dan pengendalian serta evaluasi, dan

pelaporan sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala

Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset.

Sekretariat membawahi subbagian-subbagian sebagai berikut:

1. Subbagian perencanaan, evaluasi dan pelaporan

Subbagian ini mempunyai tugas untuk mengumpulkan,

mengolahdan menyajikan data sebagai bahan penyusunan rencana

strategis dan program kerja tahunan dinas, selain itu juga bertugas

sebagai administrasi keuangan.

2. Subbagian Umum dan Kepegawaian

Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas yang cukup

banyak yaitu melaksanakan urusan, surat menyurat, kearsipan,

penggandaan, administrasi perijinan, perjalanan dinas, rumah

tangga, pengelolaan barang inventaris, pengatuuran penggunaan

kendaraan dinas dan perlengkapannya, hubungan masyarakat,

sistem jaringan dokumentasi, informasi hukum dan administrasi

(13)

c. Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Dokumentasi

Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Dokumentasi mempunyai

tugas pokok melakukan penyiapan perumusan kebijakan teknis di

bidang pendaftaran dan pendataan serta dokumentasi dan pengelolaan

data seperti melaksanakan kegiatan pendataan wajib dan obyek pajak

daerah serta wajib dan obyek retribusi daerah yang dikelola oleh Dinas,

melaksanakan pengelolaan Dokumentasi wajib dan obyek pajak daerah

serta wajib dan obyek retribusi daerah yang dikelola oleh Dinas. Bidang

pendaftaran, pendataan dan dokumentasi membawahi seksi-seksi

sebagai berikut.

1)Seksi Pendaftaran dan Pendataan

Kepala Seksi Pendaftaran dan Pendataan mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di

bidang pendaftaran dan pendataan meliputi pendaftaran, pendataan,

dan pemeriksaan di lapangan terhadap Wajib Pajak Daerah (WPD)

dan Wajib Retribusi Daerah (WRD).

2)Seksi Dokumentasi dan Pengolahan Data

Kepala seksi Dokumentasi dan Pengolahan mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang

dokumentasi dan pengolahan data meliputi menghimpun,

mendokumentasi, menganalisa dan mengolah data wajib pajak

(14)

commit to user d. Bidang Penetapan

Bidang Penetapan bertugas melaksanakan penyiapan perumusan

kebijakan teknis di bidang perhitungan dan penerbitan surat ketetapan.

Seperti melaksanakan penetapan pajak dan retribusi daerah,

melaksanakan perhitungan jumlah Surat Pemberitahuan Pajak Terutang

(SPPT) dan jumlah ketetapan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang

penagihannya dilimpahkan kepada daerah berdasarkan Surat

Pemberitahuan Pajak Terutang dan Daftar Himpunan Ketetapan Pajak

Bumi dan Bangunan (DHKP PBB).

Bidang Penetapan membawahi seksi-seksi sebagai berikut:

1)Seksi Perhitungan

Kepala Seksi Perhitungan mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang perhitungan,

meliputi perhitungan dan penetapan besarnya pajak dan retribusi

daerah.

2)Seksi Penerbitan Surat Ketetapan

Kepala Seksi Penerbitan Surat Ketetapan mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang

Penerbitan Surat Ketetapan, meliputi menerbitkan Surat Ketetapan

Pajak Daerah (SKPD), Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD),

(15)

e. Bidang Penagihan

Kepala Bidang Penagihan mempunyai tugas melakukan

perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pelaksanaan di bidang

penagihan dan keberatan dan pengelolaan penerimaan sumber

pendapatan lain. Seperti melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada

atasan sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugasi. Bidang

Penagihan membawahi seksi-seksi sebagai berikut:

1)Seksi Penagihan dan Keberatan

Kepala Seksi penagihan dan keberatan mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang

penagihan dan keberatan, meliputi penagihan tunggakan pajak

daerah, retribusi daerah dan sumber pendapatan lainnya serta

melayani permohonan keberatan dan penyelesaiannya.

2) Seksi Pengurangan Pajak Daerah

Kepala Seksi Pengurangan Pajak Daerah mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang

pengurangan pajak daerah, meliputi mengumpulkan dan mengolah

data sebab-sebab pengurangan pajak daerah dengan ketentuan

peraturan perundangan yang berlaku.

f. Bidang Anggaran

Kepala Bidang Anggaran mempunyai tugas pokok

(16)

commit to user

Bidang Anggaran terdiri dari dua seksi yang merupakan satu

kesatuan tim kerja.

1)Seksi Anggaran I

Kepala Seksi Anggaran I mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang anggaran I.

2)Seksi Anggaran II

Kepala Seksi Anggaran II mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang anggaran II.

g. Bidang Perbendaharaan

Kepala Bidang Perbendaharaan mempunyai tugas pokok

melaksanakan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan

di bidang pengelolaan perbendaharaan I dan II. Bidang Perbendaharaan

terdiri dari dua Seksi.

1)Seksi Perbendaharaan I

Kepala Seksi Perbendaharaan I mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang

perbendaharaan I, seperti melakukan penyiapan bahan perumusan

penetapan Uang Persediaan (UP) dari semua SKPD, melakukan

penyiapan bahan pembuatan Daftar Gaji Pegawai Negeri Sipil,

melakukan penyiapan bahan penerbitan Surat Perintah Pencairan

(17)

2)Seksi Perbendaharaan II

Kepala Seksi Perbendaharaan II mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang

perbendaharaan II, seperti melakukan penyiapan bahan perumusan

penetapan Uang Persediaan (UP) dari semua SKPD, melakukan

penyiapan bahan pembuatan Daftar Gaji Pegawai Negeri Sipil,

melakukan penyiapan bahan penerbitan Surat Perintah Pencaran

Dana (SP2D).

h. Bidang Akuntansi

Kepala Bidang Akutansi mempunyai tugas pokok melaksanakan

perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang

akutansi, seperti merumuskan laporan realisasi anggaran Pemerintah

Kota Surakarta secara keseluruhan.

Bidang Akuntansi membawahi seksi-seksi sebagai berikut:

1) Seksi Akuntansi I

Kepala Seksi Akuntansi I mempunyai tugas penyiapan bahan

perumusan kebijakan teknis di bidang akuntansi I, seperti

melakukan penyiapan bahan perumusan laporan arus kas

Pemerintah Kota Surakarta secara keseluruhan.

2) Seksi Akuntansi II

Kepala Seksi Akuntansi II mempunyai tugas melakukan

(18)

commit to user

II, seperti melakukan penyiapan bahan perumusan laporan arus kas

Pemerintah Kota Surakarta secara keseluruhan.

i. Bidang Aset

Kepala Bidang Aset mempunyai tugas pokok melaksanakan

perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang

perencanaan aset dan pengelolaan aset, seperti menginventarisasi data

barang milik daerah.

Bidang Aset membawahi seksi-seksi sebagai berikut:

1)Seksi Perencanaan Aset

Kepala Seksi Perencanaan Aset mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang perencanaan

aset, seperti memproses pengadaan tanah.

2)Seksi Pengelolaan Aset

Kepala Seksi Pengelolaan Aset mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan

aset, seperti melakukan pengawasan barang milik daerah.

j. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

UPTD bertugas untuk memungut dan mengelola Pajak Retribusi

Daerah Kota Surakarta.

k. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok ini bertugas melaksanakan sebagian tugas Kepala

(19)

4. Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Surakarta

Sesuai dengan perda no. 6 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta yang ditindaklanjuti dengan

Perwali no. 24 tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan

Tata Kerja Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset.

Untuk Kebijakan program yang ditetapkan kaitannya dengan tugas

pokok dan fungsi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

adalah sebagai berikut :

a. Dalam usaha untuk mencapai tingkat pendapatan yang telah ditetapkan,

diupayakan dengan mengintesifikasikan sumber – sumber pendapatan

daerah yang dikelola Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan

Aset, baik dengan jemput bola, pendekatan pelayanan melalui wilayah

– wilayah terdekat, sosialisasi kepada masyarakat langsung dengan

pembagian leaflet, maupun melalui media elektronik (TA TV). Bahkan

sampai dengan pembagian hadiah bagi wajib pajak bumi dan bangunan

yang melakukan pembayaran tepat waktu.

b. Dalam mengelola keuangan daerah harus dilaksanakan secara tertib,

taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif,

transparan dan bertanggungjawab dengan meperhatikan azas keadilan,

kepatutan dan manfaat untuk masyarakat.

c. Dalam usaha meningkatkan pengelolaan aset daerah diupayakan dengan

(20)

commit to user

5. Rencana Strategis Dinas Pendapatan Daerah Surakarta

Visi DPPKA

Terwujudnya peningkatan pendapatan daerah yang optimal dalam

rangka menjamin likuiditas keuangan daerah untuk mendukung

pembangunan daerah.

Misi DPPKA

a. Pengembangan pola intensifikasi dan ekstensifikasi pengelolaan

pendapatan daerah

b. Peningkatan kualitas pelayanan yang bertumpu pada standar pelayanan

c. Mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional

d. Menciptakan sistem pengawasan yang efektif.

Tujuan dan Sasaran

Tujuan :

a. Mengoptimalkan sumber – sumber pendapatan daerah untuk mencapai

target pendapatan yang ditetapkan.

b. Mewujudkan efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaan keuangan

daerah berdasarkan peraturan yang berlaku.

c. Menyelamatkan dan memberdayakan aset pemerintah kota secara

optimal.

d. Meningkatkan profesionalisme dan peningkatan pelayanan kepada

(21)

Sasaran :

a. Terwujudnya pencapaian pendapatan daerah sesuai target yang

ditetapkan.

b. Terwujudnya manajemen keuangan daerah yang efektif, efisien,

transparan dan akuntable.

c. Terwujudnya pembakuan status hukum / pensertifikatan dan

perlindungan aset daerah.

d. Peningkatan kesadaran masyarakat sebagai wajib pajak.

B. Latar Belakang Masalah

Mendengar kata pajak sering dikaitkan dengan pungutan uang.

Sehingga masyarakat sering menghindari pungutan pajak, karena ini akan

mengurangi penghasilan. Tetapi sebaliknya msayarakat tidak memahami

bahwa pungutan pajak akan di kembalikan kembali lagi melalui

pengeluaran-pengeluaran pembangunan yang seluruhnya bermanfaat bagi

rakyat baik yang membayar maupun tidak. Pajak (Waluyo, 2003) adalah

iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan tanpa imbalan

langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan menurut peraturan

perundang–undangan yang berlaku dan digunakan untuk membiayai

penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan.

Perkembangan Kota Surakarta dari tahun ke tahun semakin pesat,

hal ini ditandai dengan pembangunan gedung-gedung bertingkat maupun

(22)

commit to user

semakin banyak, di karenakan angka kelahiran lebih besar daripada

angka kematian. Sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan bangunan

di kota Surakarta yang akhirnya menjadi perhatian Pemerintah Daerah.

Pemerintah daerah selalu melakukan sosialisai tentang Pajak Bumi dan

Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) kepada masyarakat.

Sehingga masyarakat di tuntut untuk membayar Pajak Bumi dan

Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang dibayarkan ke Pemerintah

Daerah.

Menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009, Bumi adalah

permukaan bumi yang meliputi tanah dan perairan pedalaman serta laut

wilayah kabupaten/kota, sedangkan Bangunan adalah konstruksi teknik

yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan/atau perairan

pedalaman dan/atau laut. Menurut Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun

2011, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak

atas bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau

dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan untuk sektor perdesaan dan

perkotaan kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha

perkebunan, perhutanan, dan pertambangan. Peraturan Daerah tentang

Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan perkotaan ini akan menjadi

pedoman dalam upaya penanganan dan pengelolaan pajak daerah

berguna untuk meningkatkan penerimaan daerah, membiayai

(23)

masyarakat dan kemandirian daerah, yang terwujud dalam kesejahteraan

dan kemakmuran rakyat.

Setiap kepemilikan, penguasaan, dan/atau pemanfaatan bumi

dan/atau bangunan akan ditarik pajak bumi dan bangunan perdesaan dan

perkotaan. Pajak Bumi dan Bangunan memberikan kontribusi yang besar

terhadap penerimaan negara. Penerimaan PBB-P2 setiap tahunnya selau

meningkat, hal ini dapat dilihat dari banyaknya pembangunan yang

dilakukan oleh masyarakat dan nilai jual objek pajak yang ditetapkan

setiap tiga tahun sekali, kecuali daerah tertentu yang mengalami

perkembangan pesat ditetapkan satu tahun sekali.

PBB-P2 sekarang menjadi pajak daerah. Awalnya PBB dikelola

oleh KPP Pratama Surakarta. Dengan adanya Peraturan Daerah Nomor

13 Tahun 2011, segala yang berhubungan dengan PBB-P2 dikelola oleh

Pemerintah Daerah yang dalam hal ini adalah Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) kota Surakarta sejak tanggal

1 Januari 2013.

Seiring dengan peralihan PBB-P2 dari pusat ke daerah, sering

ditemukan banyak kekeliruan dalam hal pendataan dan kekeliruan

pencatatan. Sehingga menyebabkan dilakukannya pendaataan ulang.

Sehingga pihak pemungut pajak kesulitan dan harus melakukan

konfirmasi ulang. Contohnya, pada saat kekeliruan jumlah tagihan dan

(24)

commit to user

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah yang akan di

bahas adalah sebagai berikut;

1. Permasalahan apa saja yang dihadapi pihak pemungut pajak setelah

adanya peralihan PBB-P2 dari pusat ke daerah?

2. Bagaimana tindakan yang dilakukan oleh pihak pemungut pajak

ketika menghadapi kendala dalam menjalakan peralihan PBB-P2?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian diatas, maka tujuan dari obyek penelitian ini

adalah sebagai berikut;

1. Untuk mengetahui permasalahan yang ditimbulkan dari peralihan

PBB-P2.

2. Untuk mengetahui tindakan yang dilakukan oleh pihak pemungut

pajak dalam melaksanakan tugasnya.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian akan bernilai bila memberikan manfaat bagi semua

pihak. Adapun manfaatnya yang diinginkan sebagai berikut;

1. Bagi obyek penelitian

Memberikan sumbangan pikiran dalam mengatasi berbagai

permasalahan dan tindakan yang dilakukan oleh pihak pemungut

(25)

2. Bagi Penulis

Mempraktekkan ilmu yang diperoleh dari pelajaran yang diajarkan

dosen atau pengajar ke dalam dunia nyata yang dituangkan melalui

karya ilmiah.

3. Bagi Pihak Lain

Memberikan wawasan di bidang perpajakan dan dapat dijadikan

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini salah satu upaya yang dapat di tempuh Pemerintah Kabupaten Bekasi dalam rangka penyediaan ruang terbuka hijau yaitu pemerintah daerah

Dimana dalam mendapatkan hasil yang optimal dilakukannya strategi dalam pemasaran yang memiliki ruang lingkup yang sangat luas antara lain startegi analitis

Dalam hal ini berlakulah kaidah usul Al-Fiqh yang biasa disebut dengan Urf (al-urf). Undang-Undang Hak Cipta yang berlaku di negara kita sekarang ini bersifat mengikat bagi

Selain itu dalam penelitian ini juga dilakukan pengujian untuk memeriksa pengaruh investor asing dan keterbukaan ekonomi suatu negara terhadap pertumbuhan ekonomi

Kegiatan orientasi teknis model adalah memberikan pembekalan teknis penyelenggaraan dan pembelajaran penumbuhan minat baca peserta didik pendidikan multikeaksaraan

Beberapa hal yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan penelitian antara lain peneliti melakukan pengambilan data dengan cara membagikan kuesioner pengisian

(1) Asisten Administrasi Dan Pemerintahan, mempunyai tugas membantu Sekretaris Daerah dalam perumusan kebijakan, pengkoordinasian, fasilitasi, pembinaan, pengendalian,

Dalam proses pemisahan antara glukomanan dengan oksalat pada tepung iles-iles ini, tidak bisa langsung dikatakan terpisah antara kedua fraksi tersebut, karena