• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Buku Diktat PMR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Contoh Buku Diktat PMR"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Tiap anggota PMI bangga bahwa sejarah perjalanan PMI siring sejalan dengan sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Untuk memahami Kepalangmerahan secara menyeluruh perlu lebih disimak keaktipan manusia PMI yang menjadi actor utamanya.

Dalam menanamkan jiwa kemanusia secara dini dirasakan sngat penting dan perlu para kader PMI dibekali pengetahuan tentang sejarah PMI.

Pembina PMR SMP 1 Kadungora telah menyusun buku pegangan sebagai sarana pendalaman kepalangmerahan yang disusun berdasarkan hasil lokakarya Pendidikan PMI tahun 1990 di Jakarta.

Maksud buku ini dijadikan pegangan dalam membina dan mengembangkan PMR sehingga tercapai keseragaman dalam pemahaman kepalangmerahan secara nasional. Buku ini diarahkan untuk PMR Madya, dan Pembina/Pelatih PMR.

Pengurus PMR Madya Ranting SMP 1 Kadungora

▸ Baca selengkapnya: contoh proposal kegiatan pmr

(2)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar. Daftar Isi

BAB I PALANG MERAH INTERNASIONAL A. Komite Palang Merah Internasional

B. Prinsif-prinsif Dasar Palang Merah dan Bulan Sabit Merah BAB II PALANGMERAH INDONESIA

A. Sejarah PMI

B. Tugas dan Kegiatan PMI C. Struktur Organisasi BAB III PALANGMERAHREMAJA

A. Ke-PMR-an

B. Dasar-dasar Kegiatan PMR C. Organisasi PMR

D. Keanggotaan PMR BAB IV PERAWATAN KELUARGA

BAB V PENANGGULANGAN PENDERITA GAWAT DARURAT BAB VI PENANGGULANGAN BENCANA

BAB VII PENYELENGGARAAN DAPUR UMUM (DU) BAB VIII USAHA TRANFUSI DARAH (UTD)

(3)

BAB I

PALANG MERAH INTERNASIONAL

Sejarah lahirnya Palang Merah berawal dengan pecahnya pereang dunia antara pasukan Prancis dengan Italia melawan Austria pada tahun 1859 di Seferino Italia Utara maka tercetuslah gagasan Henry Dunant untuk memberikan pertolongan bagi korban perang. Pengalaman selama beberapa hari ketika menolong korban perang dituangkan kedalam sebuah buku yang berjudul “KENENGAN SOLFERINO” pada tahun 1962 yang berkisah tentang kondisi yang ditimbulkan akibat perang dan mengusulkan agar segera dibentuk tenaga sukarelawan di bawah naungan suatu lembaga.

A. Komite Palang Merah Internasional

Pada tahun 1863 Henry Dunant berlima membentuk suatu komite bersama 4 orang Jenewa diantaranya: Dr. Appia, Dr. Maunoir, GL Dugour dan G. Moynier mereka merintis terbentuknya Komite Internasional Palang Merah di kenal dengan nama International Committee Of The Cross (ICRC) pada tahun itu juga. Pada tanggal 22 agustus 1864 dilaksanakan konperensi Jenewa I yang diikuti oleh 12 kepala Negara yang membahas tentang perbaikan nasib tentara yang terluka di medan perang dan menetapkan lambing Palang Merah diatas dasar putih sebagai lambing perlindungan para petugas penolong dimedan perang. Pada tahun 1899 terjadi peperangan dilaut, ICRC talah memberikan bantuan tidak hanya pada korban yang luka dan sakit tetapi juga pada tawanan perang yang berhasil dikembalikan ke tanah air masing-masing pada Perang Dunia I. ICRC mengunjungi para tawanan perang untuk berdialog dan membantu untuk menyampaikan berita kepada keluarga baik para tawanan maupun yang hilang.

Kegiatan ICRC bila perang telah berakhir selain mengunjungi tawanan perang mempersatukan keluarga yang terpisah perang, juga memberikan pertolongan kepada orang cacat perang dan menyalurkan bantuan untuk para korban perang.

(4)

B. Prinsif-prisif Dasar Palang Merah International dan Bulan Sabit Merah

Pada konperensi Palang Merah ke XX di Wina tahun 1965 telah melahirkan 7 prinsif Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. Teks tersebut telah diperbaharui pada konperensi XXV di Jenewa pada tahun1986.

7. Prinsif dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, yaitu:

1. Kemanusiaan : Kegiatan ini memberikan pertolongan tanpa membedakan korban yang teluka dalam peperangan, Palang Merah menumbuhkan saling pengertian, kerjasama persahabatan dan perdamaian abadi sesama manusia.

2. Kesamaan : Kegiatan ini tidak membedakan atas dasar kebangsaan, kesukuan agama tingkat atau pandangan politik.

3. Kenetralan : Gerakan ini tidak boleh memihak atau melibatkan diri dalam pertentangan politik, kesukuan agama atau idiologi.

4. Kemandirian : Gerakan ini bersifat mandiri, perhimpunan nasional yang membantu pemerintahan dalam bidang kemanusiaan.

5. Kesukarelaan : Gerakan pemberiannya secara sukarela yang tidak didasari oleh kinginan untuk mencari keuntungan apapun.

6. Kesatuan : Dalam satu Negara ada satu perhimpunan Palang Merah atau Bulan Sabit Merah yang terbuka untuk semua orang dalam melaksanakan kemanusiaan.

7. Kesemestaan : Gerakan ini bersifat semesta yaitu setiap perhimpunan mempunyai hak dan kewajiban serta tanggung jawab yang sama dalam menolong sesama manusia.

Palang Merah Internasional terdiri dari 3 komponen yaitu: 1. Komite Internasional Palang Merah

2. Liga perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah

(5)

BAB II

PALANG MERAH INDONESIA (PMI)

Masa sebelum Perang Dunia II tepatnya pada tanggal 22 oktober 1873 Kolonial Belanda membentuk Palang Merah Indonesia dengan nama Nederlans Rode Kruis Afdeling Indie (Nerkai). Pada tahun 1932 putera Indonesia mendirikan Palang Merah Indonesia diprakarsai oleh Dr. RCL Sinduk dan Dr. Bahder Johan. Pada siding konperensi Nerkai rancangan ini ditolak mentah-mentah oleh pemerintah Belanda karena bangsa Indonesia dianggap masih belum masak dan belum dapat mengatur Kepalangmerahaan atau dengan kat lain belum mengerti paham perikemanusiaan. Pada kedudukan Jepang pun sama rancangan ini ditolak mentah-mentah.

Pada tanggal 17 agustus 1945 Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, pada tanggal 3 september 1945 presiden Soekarno mengeluaran perintah untuk membentuk suatu badan Kepalangmerahaan Nasional. Pada tanggal 5 september 1945 Dr. Buntara sebagai menteri kesehatan kabinet I membentuk panitia 5 (lima) terdiri dari:

Ketua : Dr. R Moctah

Penulis : Dr Bahder Johan

Anggota : Juhana, Dr Marzuki, Dr Sitanala

Pada tanggal 27 september 1945 berhasil menyusun pengurus besar PMI dan dilanik oleh wakil presiden Moh Hatta. Moh Hatta menjadi ketua pengurus besar pleno. Kantor pertama di Departemen Kesehatan A.S Alatas, kantor pindah ke jalan Rywijk (kemudian menjadi hotel Du Pavillon lalu menjadi hotel Mojopahit sekarang Komplek Perkantoran Sekritariat Negara Bagian Barat) Jakarta.

Tugas dan Kegiatan PMI

Dalam tahun pertama didalam kemerdekaan PMI sudah menghadapi 2 tugas Kepalangmerahaan, yaitu:

1. Tugas Saat Perang

(6)

2. Tugas disaat Damai

Melenjutkan upaya meringankan penderitaan yang dipandang sebagai akibat perang.Menyelenggarakan kewajiban yang tidak atau belum dikerjakan oleh badan pemerintah atau swasta yang didasarkan pada tugas diman PMI menerima permintaan untuk memegang menjalankan usaha badan tersebut.

(7)

BAB III

PALANG MERAH REMAJA (PMR)

A. Dasar-dasar Ke-Palang Merah Remaja-an

Pada Perang Dunia I Astria mengalami peperang diman Palang Merah Ausria mengerahkan anak sekolah supaya turut membantu sesuai dengan kemampuannya mereka diberi tugas yang ringan seperti : mengumpulkan pakaian bekas, menghimpun majalah bekas dari para dermawan, mengulung pembalut dsb. Anak-anak tersebut dihimpun dalam sebuah organisasi yang dinamakan “Palang Merah Remaja” kemudian prakarsa ini diterima Liga Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. Pada siding umum pertama tahun 1919 diputuskan bahwa PMR menjadi satu bagian dari Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.

PMR adalah suatu bagian dari PMI disebut sebagai anggota remaja PMI. PMR Madya adalah anggota PMI yang berusia antara 13 tahun sampai dengan 16 tahun atau setaraf dengan anak SLTP. PMR Madya di didik menjadi insine yang berguna bagi sesama manusia dan membantu meleksanakan tugas Kepalang Merahaan dan kelak menjadi anggota PMI yang baik. Pendidikan PMR disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat yang sejalan dengan ketentuan anggaran dasar.

B. Dasar-dasar kegiatan PMR

PMR Mempunyai tugas dan kewajiban yaitu: a. Berbakti kepada masyarakat

b. Mempertinggi keterampilan dan memelihara kebersihan dan kesehatan c. Mempererat persahabatan nasional dan internasional

Tugas PMR Madya

(8)

d. Ikut serta dalam kegiatan meringankan penderitaan manusia akibat kecelakaan musibah/bencana.

Peranan PMR Madya

a.

Sebagai tenaga pembantu PMI dalam melaksanakan tugas kemanusiaan seperti P3K, kejadian musibah bencana dibidang dapur umum,pengungsian,penampungan sementara dan evakuasi korban.

b. Ikut membantu peerintah dalam rangka pembangunan kesehatan masyarakat desa PKMD seperi penimbangan balita,peningkatan gizi keluarga dan kesejahteraan masyarakat.

C. Keanggotaan PMR

Syarat-syarat anggota PMR

a. Warga Negara Rpublik Inonesia

b. Berusia natar 7 sampai degan 21 tahun/belum menikah c. Dapat membaca dan menulis

d.

Atas dasar kemauan sendiri tanpa paksaan atau tekanan dari pihak manapun juga e. Dapat persetujuan dari orang tua / wali

f. Sebelum menjadi anggota PMI remaja penuh, bersedia mengikuti pendidikan dan latihan dasar kepalang merahan

g.

Setelah resmi menjadi anggota Remaja PMI penuh bersedia bersedia melaksanakan tugas kepalangmerahan selaku anggota remaja remaja secara sukarela untuk itu harus memiliki kartu Tanda Anggota (KTA) Remaja PMI.

h.

Permintaan menjadi anggota disampaikan secara kolektif kepada pengurus cabang PMI setempat,melalui Pembinaan PMR di sekolah masing-masing bagi yang bersekolah,bagi yang tidak bersekolah langsung hubungi Sekretariat Cabang/Kepala Markas PMI Cabang di masing-masing tempat tinggalnya.

Keanggotaan PMR berakhir karena a. Minta berhenti

b. Meninggal dunia

c. Diberhentikan karena melakukan perbuatan yang jelas merugikan nama dan kedudukan PMR khususnya dan PMI umumnya.

Anggota MR dibagi menjadi 3 tingkatan: a. PMR Mula

(9)

Setara atau sederajat usia sekolah dasar usia 17 sampai dengan 21 tahun

BAB IV

PERAWATAN KELUARGA (PK)

Kesehatan diri adalah salah satu syarat mutlak untuk hidup,oleh karena itu perlu kita tekankan pada pemeliharaan kebersihan yaitu:

1) Mandi : kita perlu membersihkan diri dengan mandi karena dsekitar kita penuh dengan kuman penyakit, maka mandilah secara teratur dengan menggunakan air yang bersih serta sabun mandi.

2) Pakaian : Pakaian perlu dicuci bersih dengan sabun dijemur matahari dan disetrika untuk membunuh kuman yang melekat pada baju.

3) Tangan : Biasakanlah tangan selalu bersih dengan cara mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, mencuci tangan sesudah buang air besar dan kecil, memaai pelindung tangan bila memakai bahan kimia, menggunting pendek kuku dan memberihkannya agar tidak menjadi sumber infeksi.

4) Mulu dan Gigi : Keersihan alat pencernaan mulut dan gigi sangat penting bagi kesehatan maka untuk mencegah hal tersebut mulut dan gigi harus : menggosok gigi setiap habis makan, setiap enam bulan sekali harus memeriksa gigi kedokter.

5) Lubang Hidung dan Telinga : Hendaklah lubang hiung dan telinga selalu nampak bersih sehingga tidak menjijikan orang lain.

6) Rambut : Rambut adalah mahkota maka kita perlu mendapatkan perhatian seidaknya satu minggu sekali rabut harus keramas.

A. Kebersihan Lingkungan

Persyaratan rumah yang sehat adalah:

1. Sianar matahari dapat masuk kedalam semua kamar 2. Cukup ventilasi udara untuk semua kamar

3. Tidak ada hewan berkeliaran di dalam rumah 4. Disediakan tempat sampah yang tertutup 5. Tidak ada tempat persembunyian serangga

6. Tempat tando air minum harus dikuras seminggu sekali

B. Gizi

(10)

1.Zat Tenaga (Hidrat arang dan lemak karena memberikan tenaga yang dibutuhkan untuk melaksanakan berbagai kegiatan)

2.Zat Pembangun (Zat putih telur dan mineral karea memberikan bahan untuk membangun dan untuk memperbaiki yang rusak)

3.Zat Pengatur (Air Vitamin dan mineral karena memberikan bahan untuk mengatur pekejaan dan menjaga organ tubuh agar tetap pada kondisi yang baik)

C. Sumber Makanan

1. Karbohidrat/hidrat arang 2. Zat putih telur atau protein 3. Zat lemak

4. Mineral dan garam-garam 5. Vitamin

D. Beberapa gejala Penyakit dan tindakannya

Diare (berak-berak) sehari sampai 3x sehari jika dibiarkan akan mengakibatkan: 1. Kesadaran menurun

2. Rasa Haus

3. Denyut nadi dan pernapasan bertambah cepat 4. Ubun-ubun dan mata cekung

5. Air semi berkurang

6. Kekenyalan kulit menurun 7. Berat badan menurun cepat

E. Tindakan/Pengobatan

1. Tingkatan pemberian air (asi, susu buatan diencerkan, pemberian cairan seperti : air teh, air gula, air kelapa, air tajin,air larutan dsb)

2. Beri makanan (makanan mudah dicerna yang mengandung kalsium : sari buah-buahan

3. Apabila diare sering beri segera oralit

Cara pemberiannya

Anak-anak dibawah lima tahun (balita)

Jumlah cairan

(11)

Anak-anak diatas lima tahun 4 jam pertama 4-6 gelas, selanjutnya 1-2 gelas setiap kali mencret

F. Narkotika

Narkotika adalah obat dengan dosis tertentu digunakan dalam dunia kedokteran untuk mengurangi/menghilangkan rasa nyeri, obat ini dapat menimbulkan ketergantungan penggunaan narkotika terus menerus dapat meningkatkan:

1. Lesu

2. Mengantuk mudah tertidur dan akan banyak bermimpi 3. Tidak dapat memusatkan perhatian/sukar berpikir 4. Acuh

Penyalahgunaan biasanya dilakukan oleh para remaja: 1. Kepribadian labil

2. Ingin lari dari situasi yang tak dapat diterima 3. Kurang mendapat perhatian

4. Ingin sekedar mencoba

Orang yang mengalami ketergantungan terhadap narkotika suka menemukan gejala-gejala:

1. Perubahan kepribadian, suka marah, sering berbohong, suka mencuri karena membutuhkan uang untuk membeli narlotika.

2. Badan bertambah kurus 3. Ada tanda bekas suntikan.

BAB V

PENENGGULANGAN PENDERITAAN

GAWAT DARURAT (PPGD)

A. Pengertian

Pasen gawat darurat adalah pasen yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat) jika tidak mendapatkan pertolongan secepatnya.

(12)

1.

Mencegah kematian dan cacat pada penderita gawat darurat, hingga dapat hidup dan berfungsi kembali dalam masyarakat sebagaimana mestinya.

2. Merujuk penderita gawat darurat untuk memperoleh penanganan yang lebih memadai

3. Menanggulangi korban bencana

C. Pengorganisasian Pertolongan Resustasi Jantung Paru (PJR)

Kerangka pertolongan:

Bila kita ikuti seorang korban yang mendapatkan kecelakaan dari tempat kejadian (TPK) sampai pulang /sembuh kita dapat skemanya sbb:

Pase pra rumah sakit nasib korban tegantung pada 3 kecepatan: 1. Kecepatan diketemukannya korban

2. Kecepatan masa pertolongan

3. Kecepatan dan ketepatan pertolongan

Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan Dan Ketepatan Pertolongan 1. Faktor komunikasi

2. Faktor keterampilan 3. Faktor evakuasi korban

Faktor Komunikasi

Hal yang mendapatkan perhatian adalah bagaimana: 1. Masyarakat mudah minta tolong

2. Cara mengatur dan membingbing pertolongan ambulance

3. Cara mengatur rujukan dari puskesmas ke rumah sakit atau ke rumah sakit lain.

Cara masyarakat minta pertolongan:

1. Tradisional (kentungan, bedug, asap dan kurur)

2.

Modern (telepon, radio, telkom menentukan 118 untuk emergency) Faktor keterampilan

Dengan terampil memberikan RJP kita dapat menyelamatkan penderita yang mengalami henti nafas/jantung, karena kalau tidak ditolong dalam waktu 4-5 menit menyebabkan kerusakan jaringan otak.

5 Kemampuan yang dimiliki orang awam: 1. Cara minta tolong

2. Resustasi jantung paru

(13)

Evakuasi Korban

Syarat evakuasi korban dilaksanakan oleh:

1. Gangguan pernafasan dan kardiovaskular sudah ditanggulangi 2. pendarahan dihentikan

3. Luka di tutup

4. Patah tulang di bidai/fiksasi

Pengawasan selama evakuasi korban 1. Kesadaran

2. Pernafasan 3. Denyut Nadi 4. daerah luka/cidera Pengelolaan gawat darurat

Diutamakan pada system pernafasan dan peredaran darah melalui tindakan RJP

D. Pertolongan Resustasi Jantung Paru (RJP)

RJP adalah bantuan pernafasan dan penekanan jantung dari luar yang diberikan kepada korban dimana gerak pernafasan dan denyut nadi berhenti.

1. Seseorang dapat meninggal kalau terjadi kegagalan dari salah satu system dibawah ini: System susun saraf pusat (SSP)

2. System pernafasan 3. System kardiovuskular

Metode RJP

Ada 3 pase dan 9 langkah

Fase I Bantuan hidup dasar

A – Airway Control/jalan pernafasan (penguasaan jalan nafas)

B – Breathing (pernafasan) Support (ventilasi buatan oxigenisasi para darurat). C – Ciculation (sirkulasi) Support (pengenalan ada tidaknya denyut nadi)

Fase II Bantuan hidup lanjut

D – Drug and Fluids 9 (pemberian obat dan cairan) E – Electro Cardiograph

(14)

Fase III Bantuan hidup jangka lama (perawatan pasca resusitasi)

G – Gauging : memberi terapi secara kausal dan menentukan seberapa jauh korban dapat ditolong

H – Human Mentation : Resusitasi Saraf Pusat I – Intend = sive care

E. Prinsif RJP

Bila korban kolap, tingkat kesadaran segera tentukan bila tidak ada tanggapan dan tidak ada nafas spontas korban diletakkan pada posisi terlentang dan bantuan hidup dasar segera dilakukan, bila nafas sponyan korban posisikan miring stabil.

BAB VI

PENENGGULANGAN KORBAN BENCANA

A. Bencana

Adalah suatu peristiwa kejadian yang disebabkan oleh ulah manusia adab atau lain, yang mengakibatkan penderitaan manusia mengganggu aktivitasnya serta menimbulkan kerusakan harta benda beserta lingkungannya.

B. Penanggulangan Bencana

Adalah usaha manusia dalam menghadapi bencana melalui penncegahan dengan upaya memperkecil akibat bencana, kesiap siagaan, respon pada bencana, usaha meringankan beban korban akibat bencana dan pemulihan keadaan umum serta pembangunan kembali.

C. Pembagian bencana sesuai wawasan PMI

a. Bencan Ringan: Dapat dihadapi oleh cabang PMI yang bersangkutan sendiri tanpa membutuhkan bantuan PMI daerah/PMI yang lainnya. b. Bencana Sedang: Tidak dapat dihadapi oleh PMI cabang yang bersangkutan

tetapi harus memerlukan bantuan PMI daerah atau PMI lainnya

(15)

D. Bantuan PMI

Secara operasional PMI dalam penanggulangan bencana diarahkan oleh:

a. Azas Umum

Bantuan PMI tidak bertentangan dengan azas dan dasar Negara perhimpunan bersifat edukatif sehingga timbul harga diri dan kepercayaan dan jangan bersifat konsutif, masyarakat hanya menggantungkan diri pada bantuan saja.

b. Azas Operasional

1. Langsung : Bantuan PMI diberikan secara langsung tanpa perantara serta bantuan PMI berupa jasa atau natural harus dapat dirasakan langsung/dinikmati oleh korban. 2. Usaha memperhatikan panca lokasi, Kwantitas, sasaran, waktu dan kwalitas

3. Bersifat darurat: Bantuan PMI diberikan pada tahap darurat dan paling lama berangsur selama 14 hari, selanjutnya para korban sepenuhnya ditangani oleh pemerintah.

4. Beridentitas Palang Merah: Untuk memudahkan pengenal, pengwas demi menegakkan citra PMI maka petugas penanggulangan korban harus memakai tanda/lambang Palang Merah.

E. Peranan PMR Madya Dalam Penanggulangan Korban Bencana

1. Ikut membantu meringankan beban korban misalnya mengunjungi korban/menghibur korban

2. Sesuai dengan kemampuan membantu pemulihan seperti mendirikan tenda dan ikut memperbaiki tempat tinggal korban dll.

3. Membantu pelaksanaan Dapur Umum seperti memasak, membagikan makanan untuk para korban bencana.

4. Turut membantu membagi-bagikan bantuan dari PMI secara langsung. 5. Ikut membantu dalam usaha pencarian keluarga korban yang berceceran.

6. Membantu usaha kesehatan seperti peningkatan gizi keluarga korban, membagikan makanan tambahan bagi bayi/ibu hamil membantu administrasi P3K

(16)

BAB VII

PENYELENGGARAAN DAPUR UMUM

A. Penertian

Dapur Umum (DU) adalah intalasi lowongan yang menyedia- kan/menyiapkan makanan sederhana tetapi lanyak, memenuhi kesehatan dan cukup gizi untuk dibagikan kepada yang memerlukan secara tepat dan cepat.

B. Pembukaan Dapur Umum

1. Tempat Lokasi : ditentukan langsung oleh coordinator atau kepala kelompok, ketua regu. 2. Pembuatan dapur umum : tenda plenton/regu, bahan bangunan bekas yang ada dilokasi bencana, bahan dari pohon disekitar lokasi, bangunan utuh yang disediakan oleh masyarakat.

C Pendistribusian

Penbagian makanan sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan dilakukan dengan kartu jatah makan, pembagian makanan dilakukan sehari 2 kali pagi dan sore, pengambilan jatah oleh kepala keluarga/wakilnya, penduduk yang baru datang hendaknya diberitahukan sehari sebelumnya agar oleh ketua regu disiapkan makanan baginya.

D. Peralatan Dapur Umum

(17)

BAB VIII

USAHA TRANFUSI DARAH (UTD)

A. Pengertian

Usaha Tranfusi Darah adalah tindakan yang dilakukan dengan tujuan memungkinkan penggunaan darah bagi keperluan pengobatan dan pemulihan kesehatan yang menyangkut masalah pengadaan, pengolahan dan penyampaian darah kepada orang sakit.

B. Kegiatan Usaha Transfusi Darah:

1. Menyelenggarakan penyediaan darah dan penyiapan darah yang cukup dan pelestarian donor.

2. Menyelenggarakan kebutuhan darah yang siap pakai dengan pelanyanan yang cepat dan mudah.

3. Menyelenggarakan dan membangun mengenai darah, sarana dan prasaananya. 4. Menyelenggarakan pengadaan sarana dan prasarana.

(18)

5. Menyelenggarakan administrasikepeawaian tata usaha untuk menunjang keiatan di bidang usaha transfuse darah

C. Syarat-syarat untuk menjadi donor darah:

1. Berusia antara 17-60 tahun.

2. Mempunyai berat badan minimal 40 kg untuk wanita, dan 49 untuk pria.

3. Mempunyai tekanan darah 100/60-180/100mmhg dan kadar H sekurangnya 12 gr/sen.

4. Tidak menderita penyakit kuning (hepatitis, penyakit paru-paru(TBC) atau penyakit barat lainya).

5. Tidak mempunyai luka atau infeksi.

6. Tidak sedang menjalani pengobatan suatu penyakit. 7. Tidak hamil/sedang menyusui.

D. Prosedur Permintaan Darah

Bila pasen memerlukan darah, maka dokter Rumah Sakit menulis kebutuhan darahpada formulir permintaan darah PMI yang sudah tersedia bagi Rumah Sakit yang memerukan darah. Formulir permintaan darah dibawa oleh Rumah Sakit/keluarga pasen ke Bank Darah PMI yang ada di Rumah Sakit atau PUTD setempat dengan membawa contoh darah si sakit. Bank darah atau PUTD akan menyerahkan darah yang telah dicocokan kepada petugas Rumah Sakit/keluarga si sakit untuk dipakai pasen, tidak ada biaya untuk pengembalian darah tersebut namun bersama Rumah Sakit Pasen akan ditagih sedikit biaya untuk mengganti pengobatan darah, biaya tersebut dikenal sebagai “SRVUCE COST”. “SRVUCE COST” adalah biaya pengganti dalam mengolah darah yang diperhitungkan darah komponen biaya prodksi/pengolahan.

BAB IX

PERTOLONGAN PERTAMA (PP)

(19)

Pertolongan Pertama mencakup tindakan cepat atas tertentu dan dengan metode baku dalam mengatasi suatu kecelakaan sebelum korban dirujuk kepada intalasi keseatan terdekat.

B. Kecelakaan

1. Kejadian atau peristiwa yang menyebabkan orang celaka

2.

Suatu kejadian diluar kemampuan manusia, disebabkan oleh kekuatan dari luar, terjadi dalam sekejap dan dapat menimbulkan kerusakan baik jasmani maupun jiwa.

C. Tujuan PP

1. Mencegah bahaya maut 2. Mencegah penurunan kondisi 3. Menunjang upaya penyembuhan

D. Sasaran PP

Setiap korban kecelakaan karena berbagai sebab, pada setiap saat dan berbagi tempat.

E. Epidemiologi Kecelakaan

Unsur yang selalu berperan dalam setiap kecelakaan: 1. Korban (anak, dewasa, usia lanjut)

2. Penyebab (kimiawi, fisika, hayati)

3. Lingkungan social (ruh, pekerjaan, lalulintas, rekreasi) 4. Lingkungan fisik (pakaian, peralatan, material)

F. Sikap Pelaku PP

1. Tenaga propesional (dokter, perawat)

2. Tenaga semi propesional (KSR, TSR, PMR) yang telah terlatih dan memiliki diploma P3K yang masih berlaku.

3. Tanaga awan

G. Pedoman yang harus dipegang oleh pelaku PP

P = Penolong mengamankan diri sendiri lebih dahulu sebelum bertindak

(20)

U = Usahakan menghubungi ambulance, dokter, rumah sakit atau yang berwajib (polisi) keamanan setempa

T = Tindakan pertologan terhadap korban dalam urutan yang tepat.

H. Peralatan PP

Bahan minimal yang harus tersedia:

1. Bahan untuk membersihkan tangan: sabun, alcohol 70%

2.

Obat untuk mencuci luka: air bersih, borwater, povidone iodine. 3. Obat untuk mengurangi rasa sakit: Paracetamol

4. Bahan untuk menyadarkan: amoniak, eau de cologne.

Alat minimal yang disediakan:

1. Pembalut cepat 8. Gunting verband 2. embalut gulung/pita 9. Pinset peniti 3. Pembalut segitiga 10. Pembalut kassa

4. Kapas 11. Spalk

5. Kapas lemak 6. Plester 7. Kassa steril

Alat untuk mengangkut: Tandu permanent/tandu arurat

I. Pelaksanaan PP

Dalam menyelenggarakan PP ada satu prinsif yang perlu dipegang teguh:

Berpikir sebelum melangkah dan melangkah sesuai dengan rencana. Hal ini sangat perlu agar tidak terlupa sesuatu dan tujuan P3K tercapai secara cepat.

J. Rencana penanganan korban

Rencana yang dibuat tergantung dari ancaan yang akan dihadapi korban juga penolong, bahaya mengancam sbb:

(21)

3. Gangguan peredaran darah 4. Gangguan kesadaran 5. Infeksi

6. Cacat

K. Patokan pelaksanaan PP

1. Waspada terhadap ancaman bahaya

2. Usahakan keterangan cukup lengkap, dan amati korban secara cermat sebelum bertindak.

3. Usahakan agar pernafasan penderita terus dapat berlangsung 4. Hentikan peredaran darah

5. Lakukan tindakan perolongan yang tepat 6. Tentramkan korban yang sadar

7. Kirinkan berita (lengkap, padat, singkat) ke dokter, Rumah Sakit, PKM kepolisian terdekat.

L. Gangguan yang dihadapi

Gangguan Umum

Gangguan umum adalah gangguan yang mempengaruhi keadaan umum seseorang dan dapat menyebabkan ancaman maut tindakan pertolongan yang diprioritaskan.

Macamgangguanumum: 1. Gangguan pernafasan 2. Gangguan peredaran darah 3. Gangguan kesaradan

Gangguan Lokal

Gangguan local dimana pada umumnya jiwa tidak langsung terancam, namun infeksi dan cacat tetap mengancam.

Macam gangguan local: 1 Luka

(22)

Gangguan Khusus/kejadian khusus

Untuk PP pernafasan buatan yang dipakai antara lain: 1 Dari mulut ke mulut dan dari mulut ke hidung 2 Cara Holger Nielsen

3 Cara Sivester

M. Perdarahan

Keluarnya darah dari pembuluh darah karena kekerasan benda tajam atau tumpul. 1. Perdarhan pembuluh nadi/arteri

2 Perdarhan pembuluh vena/balik 3 Perdarhan pembuluh rambut/capiler

Pertlongan pada perdaraan dengan cara (T T T T T):

T 1 Tekan bagian yang berdarah 5-15 menit

T 2 Tinggikan anggota badan yang berdarah lebih tinggi dari jantung.

T 3 Tidurkan penderita dengan kepala lebih rendah, kecuali ada perdarahan kepala.

T 4 Tekan pembuluh nadi antara tempat perdarahan dengan jantung.

T 5 Tenangkan korban dan ajak bicara.

N. Macam-macamLuka

Adalah terputusnya jaringan tubuh oleh karena kekerasan. Macam-macam luka:

1 Bersihkan sekitar luka dengan air dan sabun apabila kotor

(23)

O. Pembalut/Ilmu balut

Adalah ilmu yang mempelajari tentang cara-cara membalut. Tujuannya:

1 Mengurangi rasa sakit 2 Mencegah cacat dan infeksi

3 Menutup/menekan bagian yang cidera 4 Mengistirahatkan bagian yang cidera

Maam-macam Pembalut: 1 Pembalut pita

2 Pembalut kassa 3 Pembalut elastis 4 Pembalut segitiga 5 Pembalut Plester 6 Pembalut otomatis 7 Pembalut Gips

P. Teknik pembalutan (dilakukan dengan Praktek langsung)

Patah Tulang

Adalah terputusnya jaringan tulang karena kekerasan. Ada 2 jenis patah tulang:

1 Patah tulang tertutup 2 Patah tulang terbuka

Pertolongan pada patah tulang = (harus dilakukan pembidaian) Pembidaian

Patah Tulang Paha:

1 Persediaan: Spalk 2 buah dengan ukuran panjang (dari ketiak sampai tumit dan dari lipatan paha sampai tumit)

(24)

1 Satu orang memegang kaki patah 2 Satu orang membalut/mengikat

3 Satu orang membantu dalam pembalutan/pembidaian Pelaksanaan

1 Pengikatan di atas yang patah Satu 2 Pengikatan di bawah yang patah satu 3 Pengikatan di bawah lutut satu

4 Pengikatan pada betis satu

5 Pengikatanpada daerah pinggang dan perut 6 Pengikatan pada pergelangan kaki disatukan 7 Pengikatan kedua belah tungkai (disatukan)

Patah Tulang Lengan Bawah Persediaan:

1 Spalk 2 buah dengan ukuran panjang (dari sikut sampai ujung jari) 2 Kapas lemak

3 Kain segitiga sebanyak 6 buah

Pelaku:

1 Satu orang memegang tangan yang patah 2 Satu orang memegang siku yang patah 3 Satu orang membalut/mengikat

Pelaksanaan:

1 Pengikatan di atas yang patah Satu 2 Pengikatan di bawah yang patah

3 Pengikatan pada pergelangan tangan satu 4 Tangan yang patah digendong

Patah Tulang Lengan Atas Persediaan:

1 Kain segitiga 1-2 buah 2 Kapas lemak

Pelaku:

1 Satu orang membalu/mengikat

2 Dua orang masing-masing memegang lengan kiri dan kanan

Pelaksanaan:

(25)

2 Segitiga dilingkarkan dari kuduk ke depan terus ke bawah ketiak, ikat dipunggung disatukan dengan bagian segitiga di kuduk

Patah Tulang Iga Persediaan: 1 Plester 2 Alkohol 70% 3 Kapas Pelaku:

Satu sampai dua orang Pelaksana:

1 Disinfektan kulit dengan alcohol 70% 2 Posisi penderta tidur terlentang atau duduk 3 Penderita menarik nafas dalam lalu dikeluarkan

4 Sewaktu nafas ditahan letakkan plester dari tulang dada sampai tulang pungung di atas tulang yang patah.

Patah Tulang Rahang Bawah Persediaan:

Pembalut segitiga atau Funda satu buah Pelaku:

Satu orang Pelaksanaan:

Balutlah dengan kain segitiga/funda

Patah Tulang Belakang

Pertolongan patah tulang pinggang belakang/punggung belakang, penderita ditidurkan pada alas yang keras (pintu, triplek, papan) bagian pinggang dialas dengan bantal kecil kemudian dibawa ke Rumah Sakit.

Pemindahan Korban Untuk Rujukan

Adalah pemindahan korban kecelakaan untuk dirujuk ialah pemindahan korban dari tempat kejadian dengan atau tanpa sarana angkutan guna mendapat pertolongan medis yang lebih memadai ditempat rujukan.

Dasar melakukan pemindahan korban: 1 Aman

(26)

3 Cepat

4 Pengawasan korban 5 Pelihara udara tetap segar

Persyaratan pemindahan korban:

1 Korban tenang dan keadaan umum cukup baik 2 Tidak ada gangguan pernafasan

3 Pendarahan sudah diatasi dengan baik 4 Luka sudah dibalut

5 Patah tulang sudah di bidai

Pelaksanaan membawa korban:

1 Untuk jarak pendek dengan cara manual/tanpa alat

2 Untuk jarak sedang diperlukan bantuan sarana misalnya tandu 3 Untuk jarak jauh menggunakan ambulance udara, darat, laut.

Pemantauan terhadap korban selama pengangkutan: 1 Keadaan umum korban

2 Keadaan kesadaran

3 Peredaran Darah (Denyut Nadi) 4 Pernafasan

5 Bagian yang mengalami cidera

Macam-macam tandu yang biasa digunakan:

Tandu Buatan:

1 Tandu dari tambang 2 Tandu dari baju/selimut 3 Tandu dari karung

Tandu Permanen:

1 Tandu furley 2 Tandu scope 3 Tandu Basket

Referensi

Dokumen terkait

Rooijakkers (1980, hlm 73) berpendapat hal ini dapat pula dicapai dengan cara menghubungkan bahan pengajaran dengan suatu berita sensasional yang sudah diketahui

Sedangkan yang dimaksud penelitian kualitatif menurut Sugiyono (dalam Pasolog, 2012 ) adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi

Rencana kelanjutan dan/atau pengakhiran kegiatan usaha UUS antara lain dengan mempertimbangkan rencana bisnis, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan mengenai sinergi perbankan

Namun, masih terdapat beberapa siswa yang mengalami masalah dalam penyelesaian tugasnya dengan menghabiskan waktu untuk urusan hiburan semata (jalan-jalan di mall,

Karena akan semakin banyak rumah sakit yang menggunakan jamu sebagai resp bagi pasienya. Pemerintah batasi Impor produk jamu dan obat

Dari serangkaian hasil pengujian yang telah dilakukan pada campuran aspal beton lapis permukaan dengan memakai sebuk bata merah sebagai filler maka dari kekuatan

Tari Piring atau dalam bahasa Minangkabau disebut dengan Tari Piriang adalah salah satu seni tari tradisonal di Minangkabau yang berasal dari kota Solok, provinsi Sumatera Barat..

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan berkat, rahmat dan talenta-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir