• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLA INTERAKSI MASYARAKAT DAN DAMPAKNYA TERHADAP EKSISTENSI IBUKOTA KECAMATAN (Studi Di Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "POLA INTERAKSI MASYARAKAT DAN DAMPAKNYA TERHADAP EKSISTENSI IBUKOTA KECAMATAN (Studi Di Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah)"

Copied!
160
0
0

Teks penuh

(1)

POLA INTERAKSI MASYARAKAT DAN DAMPAKNYA TERHADAP EKSISTENSI IBUKOTA KECAMATAN (Studi Di Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah)

SKRIPSI

Oleh:

SAFRUDIN ZEIN LESTALUHU NIM. 45 11 042 058

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR

2018

(2)

POLA INTERAKSI MASYARAKAT DAN DAMPAKNYA TERHADAP EKSISTENSI IBUKOTA KECAMATAN (Studi Di Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S.T)

Oleh:

SAFRUDIN ZEIN LESTALUHU NIM. 45 11 042 058

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR

2018

(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Safrudin Zein Lestaluhu, 2018. Pola Interaksi Masyarakat dan Dampaknya Terhadap Eksistensi Ibukota Kecamatan (Studi di Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah (dibimbing oleh Syahriar Tato dan Jufriadi).

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana pola interaksi masyarakat dan mengetahui dampak interaksi masyarakat yang berpengaruh terhadap eksistensi ibukota Kecamatan Salahutu.

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yang bersifat kualitatif yang dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu ingin mengetahui pola interaksi masyrakat di wilayah Kecamatan Salahutu, dengan menganalisis aspek-aspek yang saling berhubungan atau mempengaruhi satu dengan yang lain yaitu dengan menggunakan analisis triangulasi data dalam menjawab rumusan masalah.

Hasil analisis menunjukan bahwa gambaran atau pola interaksi masyarakat di wilayah Kecamatan Salahutu terjadi pada beberapa aspek yaitu Kondisi Sosial, Tatanan Sosial, Sistem Kepercayaan (Toleransi Beragama), Norma Sosial (Adat istiadat) dan Pembaruan sosial (Interaksi sosial) antara masyarakat di desa-desa. Analisis dampak interaksi masyarakat terhadap eksistensi ibukota Kecamatan Salahutu didapatkan bahwa pola interaksi masyarakat berdampak positif dan negatif terhadap ibukota Kecamatan Salahutu (Tulehu).

Saran dalam penelitian ini yaitu agar tidak terjadi pergeseran nilai-nilai budaya lokal (local wisdom) maka pemerintah daerah lewat dinas pariwisata dan dinas sosial Kabupaten Maluku Tengah terus mensosialisikan program-program yang berbasis local wisdom misalnya dengan membuat festival budaya Salahutu setiap tahun sekali. Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Maluku Tengah, sudah semestinya mempertimbangkan struktur tata ruang Kecamatan-kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Maluku Tengah dan disinkronkan dengan kebhinekaan kearifan lokal masyarakatnya. Hal ini bertujuan agar produk perencanaan tata ruang yang dihasilkan juga berbasis kearifan lokal.

Kata kunci : Pola Interaksi Masyarakat, Interaksi Wilayah.

(6)

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’ Alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang memiliki kehidupan ini, karena atas izin-Nya, akhirnya penyusunan Skripsi ini dapat terselesaikan dengan Judul “ Pola Interaksi Masyarakat dan Dampaknya Terhadap Eksistensi Ibukota Kecamatan (Studi di Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah)”. Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat wajib untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S-1) di Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar.

Kami sadar sebagai manusia biasa yang tidak luput dari salah dan lupa serta keterbatasan pengetahuan yang kami miliki, masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan dari tugas akhir ini.

Untuk itu, dengan penuh kerendahan hati, kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Ridwan. ST.,M.Si, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar.

2. Bapak Dr. Ir. Syahriar Tatto, MS. Selaku Pembimbing I, dan ayahanda Ir. Jufriadi, MSP Selaku pembimbing II. Yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta kesabaran dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada kami sejak awal penyusunan Skripsi ini hingga selesai.

3. Bapak Ir. Jufriadi, MSP, selaku Ketua Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota pada Fakultas Teknik Unversitas Bosowa Makassar.

4. Bapak dan Ibu Staf pengajar serta karyawan (i) jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Bosowa Makassar,

(7)

vi

(8)

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang ... ...1

B. Rumusan Masalah.... ... .9

C. Tujuan Penelitian... .10

D. Manfaat Penelitian.. ... .10

E. Ruang Lingkup Penelitian... ... 11

F. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...13

A. Pola Interaksi Sosial ... 13

B. Bentuk-bentuk Interaksi sosial.. ... 23

C. Proses-proses interaksi sosial.. ... 24

D. Interaksi Antar Wilayah... 35

E. Model Gravitai, Teori Titik Henti, Kekuatan Interaksi, dan Indeks Konektivitas ... 37

(9)

ix

F. Penelitian Terdahulu ... 57

G. Kerangka Pikir ... 61

BAB III METODE PENELITIAN...63

A. Jenis Penelitian.. ... 63

B. Lokasi Penelitian.. ... 63

C. Jenis dan Sumber Data.. ... 64

1. Jenis Data ... 64

2. Sumber Data ... 64

D. Metode Pengumpulan Data.. ... 65

1. Pendataan Instansional.. ... 65

2. Telaah Pustaka.. ... 65

3. Dokumentasi.. ... 65

4. Observasi.. ... 66

E. Metode Analisis. ... 66

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...69

A. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Halamahera Utara... ... 69

1. Aspek Fisik Dasar.. ... 69

a. Letak Geografis dan Batas Administrasi. ... 69

b. Kondisi Topografi dan Kelerengan. ... 72

c. Kondisi Geologi dan Jenis Tanah. ... 72

d. Kondisi Klimatologi. ... 72

e. Kondisi Kondisi. ... 72

2. Aspek Kependudukan. ... 73

(10)

x

a. Jumlah Penduduk Tahun 2017. ... 73

b. Distribusi dan Kepadatan Penduduk. ... 73

B. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Salahutu. ... 86

C. Rona Wilayah Penelitian Kecamatan Salahutu. ... 86

1. Ketersediaan Fasilitas Sosial dan Ekonomi ... 86

a. Jumlah Fasilitas Pendidikan. ... 86

b. Jumlah Fasilitas Kesehatan. ... 88

c. Jumlah Fasilitas Pemerintahan dan Pelayanan Publik. ... 89

d. Jumlah Fasilitas Perekonomian. ... 91

e. Jumlah Fasilitas Peribadatan. ... 93

2. Data Jarak Antar Desa Ke Ibukota Kecamatan ... 94

3. Potensi Unggulan Kecamatan Salahutu ... 98

D. Hasil Penelitian ... 105

1. Pola Interaksi Masyarakat Antar Desa di Kecamatan Salahutu ... 105

2. Pola Interaksi Masyarakat Desa Tulehu (Ibukota Kecamatan) Dengan Pedagang (Pendatang) ... 111

3. Faktor Toleransi (Agama) Sebagai Perekat Harmoni Sosial di Kecamatan Salahutu ... 114

4. Kehidupan Sosial, Adat dan Kebiasaan Masyarakat Salahutu ... 117

5. Perubahan Nilai Adat, Hukum dan Kebiasaan Masyarakat Lokal (Kecamatan Salahutu) ... 121

(11)

xi 6. Pola Interaksi Masyarakat terhadap Tatanan Sosial

Budaya ... 125

E. Analisis dan Pembahasan ... 128

1. Analisis Pola Interaksi Masyarakat di Kecamatan Salahutu ... 128

2. Analisis Dampak Interaksi Masyarakat Terhadap Eksistensi Ibukota Kecamatan Salahutu ... 132

BAB V PENUTUP ... 135

A. Kesimpulan. ... 135

B. Rekomendasi. ... 135 DAFTAR PUSTAKA

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Di Kabupaten Maluku Tengah

Tahun 2017... 73 Tabel 4.2 Distribusi dan Kepadatan Penduduk Di Kabupaten

Maluku Tengah Tahun 2016-2017... 74 Tabel 4.3 Luas Pulau dan Persentase Wilayah Kecamatan

Salahutu... 75 Tabel 4.4 Ketinggian Desa Dari Permukaan Laut Dirinci

Per Desa di Kec. Salahutu... 78 Tabel 4.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Dirinci Per Desa Di Kecamatan Salahutu 2017.... 80 Tabel 4.6 Jumlah Rumah Tangga, Kepadatan Penduduk,

Rata-Rata Jiwa Per RT Dirinci Per Desa Di Kec.

Salahutu Tahun 2017... 81 Tabel 4.7 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama, Jumlah

Rumah Ibadah Di Kecamatan Salahutu Tahun

2017... 82 Tabel 4.8 Tabel Jumlah Penduduk Lahir, Mati, Datang,

Pindah Dirinci Per Desa Di Kecamatan Salahutu

2016-2017... 83 Tabel 4.9 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat

Pendidikan Dirinci Per Desa/Negeri Di Kec.

Salahutu Tahun 2017... 84 Tabel 4.10 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis

Pekerjaan di Kecamatan Salahutu Tahun 2017... 85 Tabel 4.11 Jumlah Penduduk yang sedang bersekolah di

Kecamatan Salahutu tahun 2017... . 85 Tabel 4.12 Jumlah Fasilitas Pendidikan Di Kecamatan

Salahutu Tahun 2017... 86 Tabel 4.13 Jumlah Fasilitas KesehatanDi Kecamatan

Salahutu Tahun 2017... 88

(13)

xiii Tabel 4.14 Jumlah Fasilitas Pemerintahan dan Pelayanan

Publik Di Kecamatan Salahutu Tahun 2017... 90 Tabel 4.15 Jumlah Fasilitas Perekonomian Di Kecamatan

Salahutu Tahun 2017... 92 Tabel 4.16 Jumlah Fasilitas ibadah Di Kec. Salahutu

Tahun 2017... 93 Tabel 4.17 Jarak Antara Desa (Negeri) ke Ibukota

Kecamatan Salahutu... 95 Tabel 4.18 Analisis Dampak Interaksi Desa – Ibukota

Kecamatan Salahutu (Tulehu)... 132

(14)

xiii DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Pikir ... 62

Gambar 4.1. Peta Administrasi Kab. Maluku Tengah... ... 71

Gambar 4.2. Peta Administrasi Kecamatan Salahutu... ... 77

Gambar 4.3. MAN 1, SMAN 4 Salahutu dan Universitas Darussalam Tulehu, Maluku Tengah... 87

Gambar 4.4. RSUD dr. Ishak Umarela, Kec. Salahutu di Desa Tulehu .... 79

Gambar 4.5. Kantor Camat Salahutu dan Kantor Desa Suli ... 91

Gambar 4.6. Pasar Tulehu dan Kantor Kas BRI Tulehu ... 93

Gambar 4.7. Masjid Raya Tulehu dan Gereja Protestan Maluku Desa Waai ... 94

Gambar 4.8. Peta Jarak Antar Pusat Permukiman ke Ibukota Kecamatan ... 97

Gambar 4.9. Pantai Natespa, Desa Suli ... 99

Gambar 4.10. Waterboom Waitatiri ... 100

Gambar 4.11. Wisata Pasir Panjang, Desa Tial ... 101

Gambar 4.12. Pantai Batu Kuda, Tulehu ... 102

Gambar 4.13. Air Panas Hatuasa Desa Tulehu ... 102

Gambar 4.14. Wisata Kolam Wailatu, Desa Tulehu ... 103

Gambar 4.15. Wisata Morea Waiselaka, Desa Tulehu ... 104

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Hubungan antara individu dengan individu atau individu dengan kelompok juga disebut dengan interaksi sosial. Interaksi adalah dasar dari proses sosial, yang menuju pada hubungan yang dinamis antara individu dengan individu ataupun dengan kelompok. Manusia selalu hidup bersama-sama, hidup beikelompok membentuk suatu komunitas, yang mempunyai adat-istiadat yang mengatur tatanan kehidupan anggota komunitasnya. Norma-norma yang berlaku dalam kehidupan masyarakat mengikat kehidupan masyarakat, dan apabila ada yang melanggar aturan yang berlaku maka akan diberikan sanksi kepada individu ataupun kelompok yang melanggarnya (Fatmawati, 2008).

Pembangunan ekonomi adalah satu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber daya yang ada dan membentuk pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut (Arsyad, 1999).

Ekonomi suatu daerah baik itu Kabupaten maupun Kota yang berlangsung di Indonesia berjalan terus menerus dan tiap daerah

(16)

2 tersebut berusaha untuk memajukan daerahnya. Hal ini berkaitan dengan adanya kewenangan yang diberikan kepada daerah semenjak diberlakukannya kebijakan otonomi daerah oleh Pemerintah Republik Indonesia untuk mengembangkan wilayahnya. Dengan adanya kewenangan tersebut, maka daerah diharapkan akan terus memiliki kemampuan untuk melakukan pembangunan ekonomi di daerahnya tanpa menunggu bantuan dari pusat (Assagaf, 2018).

Nahrawi ( 2005), ciri-ciri dari daerah yang perekonomiannya meningkat secara terus menerus adalah; memiliki industri yang kuat dan maju, pertanian yang tangguh serta memiliki basis-basis pertumbuhan sektoral yang berpotensi besar selain itu, pertumbuhan juga diperlukan untuk menggerakkan dan memacu pembangunan dibidang lainnya yang akan meningkatkan pendapatan masyarakat.

Pertumbuhan yang ada jika diarahkan pada daerah-daerah yang telah memiliki potensi atau fasilitas wilayah juga akan mempercepat terjadinya kemajuan ekonomi, karena secara tidak langsung kemajuan daerah akan membuat masyarakat untuk mencari kehidupan yang lebih baik di daerah tersebut.

Masyarakat merupakan suatu kesatuan individu yang dipandang dalam keseluruhannya satu dengan yang lain, berada dalam interaksi yang berulang tetap. Interaksi itu terjadi kalau satu individu dalam masyarakat berbuat sedemikian rupa, sehingga menimbulkan suatu reaksi dan individu atau individu-idividu yang lain

(17)

3 Koentjaraninyat (1974) berpendapat bahwa pola interaksi sosial tertentu, termasuk yang dimiliki oleh penduduk lokal dalam menanggapi kehadiran warga pendatang, timbul atas dasar nilai-nilai yang berkembang dalam suatu golongan etnis yang berinteraksi.

Tidak jarang kejadian bahwa pola interaksi sosial yang menjadi golongan khas suku etnis tertentu, dipergunakan di dalam segala macam konteks pergaulan hidup. Hal semacam ini dapat dimengerti, sebab pola semacam ini melembaga di dalam diri seseorang atau suatu kelompok, ditumbuhkan oleh faktor pendidikan di rumah sejak kecil (pendidikan non fonnal). Dengan demikian agak sulit untuk mengetengahkan konsep pola interaksi sosial yang berlaku umum bagi semua warga masyarakat Indonesia.

Dengan adanya peran Pemerintah Daerah untuk menjaga stabilitas perekonomian, serta mengembangkan dan mempercepat perekonomian daerah yang ada, membuat pemerintah daerah harus dapat melihat dan menentukan wilayah-wilayah mana yang secara ekonomi, sosial, dan kultural memiliki potensi untuk dikembangkan, baik itu potensi yang ada secara alami maupun potensi yang telah tumbuh dikarenakan adanya pembangunan. Hal ini penting bagi pemerintah agar para pengambil kebijakan tersebut, dapat lebih menempatkan pembangunan infrastruktur dan fasilitas-fasilitas lainnya pada lokasi tepat yang akan memberikan dampak-dampak yang positif

(18)

4 terhadap perkembangan dan pertumbuhan pembangunan ekonomi, (Assagaf, 2018)

Terdapat dua perbedaan dalam suatu wilayah yang meliputi berbagai daerah, ada daerah yang penduduk/kegiatan yang terkonsentrasi pada suatu tempat dan ada juga yang kurang terkonsentrasi. (Tarigan, 2005). Tempat yang terkonsentrasi tersebut dikenal dengan berbagai istilah, yaitu kota, pusat perdagangan, pusat industri, simpul industri, pusat perdagangan, daerah perkotaan atau daerah nodal. Masing-masing istilah itu bersangkut paut dengan fungsi apa yang hendak ditonjolkan atas tempat-tempat konsentrasi tersebut. Sedangkan pada daerah di luar pusat konsentrasi juga dinamakan dengan berbagai istilah seperti daerah pedalaman, daerah pertanian, daerah pedesaan atau disebut sebagai wilayah belakang (hinterland). Dengan adanya perbedaan daerah yang ada pada suatu wilayah, hal ini menyebabkan adanya hubungan antara kedua daerah yang berbeda tersebut. Adanya penjelasan terhadap kedua daerah ini dapat bermanfaat dalam mengatur pembangunan dan menjamin suatu hubungan antar daerah-daerah tersebut, yang akan menciptakan keuntungan.

Pemahaman tentang interaksi sosial ini juga terjadi dalam Interaksi antarruang dimana pergerakan orang, barang atau informasi dari satu daerah ke daerah lain atau dari daerah asal menuju daerah tujuan.

(19)

5 Ada beberapa kondisi saling bergantung yang diperlukan untuk terjadinya interaksi keruangan yaitu saling melengkapi (complementarity), kesempatan antara (intervening opportunity) dan keadaan dapat diserahkan/dipindahkan (transferability).

Saling melengkapi (Complementarity) atau disebut pula Regional Complementary adalah kondisi saling melengkapi yang terjadi jika ada wilayah-wilayah yang berbeda komoditas yang dihasilkannya. Misalnya, wilayah A merupakan penghasil padi, sedangkan wilayah B merupakan penghasil sayuran. Wilayah A membutuhkan sayuran, sedangkan wilayah B membutuhkan padi.

Jika masing-masing memiliki kelebihan (surplus), maka wilayah A melakukan interaksi dengan wilayah B dalam melalui aktivitas perdagangan atau jual beli.

Kesempatan antara (Intervening opportunity) merupakan suatu lokasi yang menawarkan alternatif lebih baik sebagai tempat asal maupun tempat tujuan. Jika seseorang akan membeli suatu produk, maka ia akan memperhatikan faktor jarak dan biaya untuk memperoleh produk tersebut. Contohnya, pedagang beras dari Karawang biasanya membeli beras dari pasar Induk Ambon, tetapi sejak ada pasar induk di salahautu maka mereka lebih dekat membeli beras di salahautu sehingga terjadi interaksi antara wilayah salahautu.

(20)

6 Kemudahan transfer (transferability). Pengangkutan barang atau juga orang memerlukan biaya, biasanya biaya yang dicari adalah biaya yang lebih rendah. Jika biaya tersebut terlalu tinggi dibandingkan dengan keuntungannya, maka interaksi antar ruang tidak akan terjadi. Kemudahan transfer dan biaya yang diperlukan juga sangat tergantung pada ketersediaan infrastruktur (sarana dan prasarana) yang menghubungkan daerah asal dan tujuan. Sebagai contoh jika jalan dari desa ke kota rusak maka mereka sulit mendapatkan harga yang murah karena jalannya mengalami kerusakan, tetapi jika jalannya mudah dilalui maka barang-barang yang ada di daerah tersebut biasanya akan lebih murah.

Bertumbuhnya ekonomi suatu wilayah juga dipicu oleh adanya interaksi antar wilayah. Interaksi antar wilayah ini akan berdampak positif dan negatif terhadap wilayah tujuan (area of destination) juga berdampak pada wilayah asal (area of origin). Dampak negatif yang ditimbulkan akibat interaksi tersebut bisa mencakup berbagai persoalan lintas sektor. Salah satu yang bisa terjadi apabila pertumbuhan ekonomi berbanding lurus dengan bertambahnya jumlah penduduk adalah terjadinya migrasi penduduk besar-besaran ke kota, yang berakibat angka kemiskinan yang meningkat, kurangnya lapangan pekerjaan, banyaknya pengangguran, tingkat kriminalitas tinggi. Hal inilah yang sering disebut efek ganda atau beruntun (domino effect).

(21)

7 Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Maluku Tengah, Kawasan Perkotaan Tulehu di Kecamatan Salahutu yang merupakan salah satu kota di wilayah Kabupaten Maluku Tengah diarahkan sebagai sub pusat pengembangan wilayah, dengan fungsi sebagai pelayanan sosial, ekonomi perdagangan dan jasa, bagi kawasan Jazirah Salahutu-Leihitu. Posisinya yang lebih dekat dengan kota Ambon memberikan keuntungan secara sosial ekonomi terhadap masyarakatnya, ditunjang keadaan infrastruktur jalan yang baik memudahkan pergerakan penduduknya.

Data BPS Kabupaten Maluku Tengah mencatat, Pertumbuhan penduduk Kabupaten Maluku Tengah di tahun 2017 sebanyak 3677.189 jiwa yang terdiri atas 73,855 Rumah Tangga. Dengan luas wilayah 11.595,57 Km2 maka kepadatannya mencapai 7.180,57 jiwa/Km2. Jumlah penduduk terbanyak yaitu berada di Kecamatan Leihitu sebanyak 47.966 jiwa dan yang paling sedikit berada di Kecamatan Nusalaut yaitu sebanyak 5.434 jiwa.

Kecamatan Salahutu adalah bagian wilayah administrasi dari Kabupaten Maluku Tengah, Propinsi Maluku. Wilayah administrasi Kecamatan Salahutu terdiri dari enam (6) Desa yaitu Tulehu, Waai, Liang, Suli, Tengah-tengah dan Tial. Karakteristik wilayah kecamatan Salahutu secara geografis merupakan wilayah pesisir, desa-desa dengan pola permukiman linear mengikuti garis pantai sehingga cenderung bentuknya memanjang. Akan tetapi struktur sosial ekonomi

(22)

8 penduduk di wilayah ini cenderung heterogen dan menuju perilaku masyarakat perkotaan. Beberapa faktor yang diduga mempengaruhi karakteristik sosial ekonomi masyarakat yang heterogen di wilayah Kecamatan Salahutu yaitu secara geografis mereka lebih dekat dengan Kota Ambon (Ibukota Propinsi Maluku), infrastruktur wilayah yang cukup memadai, tingkat pendidikan masyarakat yang sudah baik, masyarakat yang cukup terbuka dengan informasi dan IPTEK.

Kecamatan Salahutu juga mengalami pertumbuhan dan peningkatan jumlah penduduk, dalam dua tahun terakhir yaitu sebesar 47.687 jiwa pada tahun 2016, mengalami peningkatan di tahun 2017 menjadi 52.145 jiwa. Hal ini menunjukan bahwa ada peningkatan jumlah penduduk sebesar 4.458 jiwa atau pertumbuhan sebesar 9,34 persen dalam dua tahun terakhir. Ada berbagai faktor yang diduga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan peningkatan jumlah penduduk di Kecamatan Salahutu, selain faktor alami yaitu angka kelahiran bayi, ada faktor-faktor lain seperti migrasi dan urbanisasi juga berkaitan erat.

Akses antara kota-kota Kecamatan di Kabupaten Maluku Tengah cukup sulit, memperhatikan keadaan geografisnya yang sangat luas dan terdiri dari wilayah daratan di Pulau Seram dan Pulau Ambon serta wilayah Kepulauan yaitu Kecamatan Banda, Kecamatan Hatuhaha, Kecamatan Saparua dan Kecamatan Kepulauan Lease.

Jarak terdekat antara ibu kota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten

(23)

9 (Masohi) yaitu ibukota Kecamatan Tehoru (Haya) berjarak kurang dari 25 km, atau bisa ditempuh kurang dari 15 menit pergi pulang (PP).

Konektfitas antara ibukota Kecamatan Salahutu (Tulehu) dengan Ibukota Kabupaten Maluku Tengah (Kota Masohi) sangat tergantung pada moda transportasi penyebrangan antar pulau. Ketersediaan moda transportasi penyebrangan seperti kapal feri dan kapal cepat sangat berguna dalam mobilitas masyarakat di Kecamatan Salahutu dan penduduk di Kota Masohi serta Kota-kota Kecamatan Lainnya di Kabupaten Maluku Tengah. Faktor ini berpengaruh pada mahalnya biaya perjalanan antar wilayah yaitu dari Tulehu (Kecamatan Salahutu) ke ibukota Kabupaten (Masohi).

Ada beberapa fakta realitas dan sekaligus tantangan tentang bagaimana kondisi antar wilayah kecamatan di Kabupaten Maluku Tengah. Misalnya, fakta bahwa Kecamatan-kecamatan yang berada di sebelah Utara Pulau Seram memiliki tingkat aksesibilitas paling sulit menuju Ibukota Kabupaten. Hal ini disebabkan karena medan atau kondisi jalan dari dan ke Seram Utara harus melewati Gunung Binaya dan Taman Nasional Manusela yang berada di ketinggian ±1.200 mdpl (puncak tertinggi di Maluku). Kondisi alam dan geografis wilayah Kabupaten Maluku Tengah, menyebabkan tingkat kenyamanan penduduk melakukan perjalanan cukup tergganggu.

Persoalan yang kemudian muncul yaitu, dengan adanya fasilitas pelayanan umum dan pelayanan sosial yang terdapat di

(24)

10 Ibukota Kecamatan Salahutu (Tulehu), misalnya, ketersediaan SLTA, SMK, dan Perguruan Tinggi, Perbankan, Pasar, Pelabuhan Penyeberangan, Rumah Sakit serta obyek wisata unggulan. Hal ini menunjukan bahwa terjadi pemusatan kegiatan masyarakat yang berkaitan dengan aktivitas masyarakat perkotaan. Selain itu Ibukota Kecamatan Salahutu (Tulehu) juga merupakan salah satu wilayah yang menyediakan pelayanan jasa dan industri (home industri, jasa perbankan), di Kabupaten Maluku Tengah.

Dengan terpusatnya beberapa fasiltas umum dan sosial di Tulehu sebagai ibukota Kecamatan Salahutu, diduga berdampak pada interaksi antar masyarakat. Kemudian dengan terjadinya interaksi antar masyarakat dalam kesatuan wilayah Salahutu dapat memicu yang melayani aktifitas masyarakat di Salahutu dan sekitarnya.

Bahkan masyarakat di Kota Ambon dan sekitarnya sering kali datang berkunjung ke Kota Tulehu dan wilayah Kecamatan lainnya di Salahutu.

Beranjak dari beberapa issue pada pembahasan latar belakang, yang menjadi potensi sekaligus tantangan bagi Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah dalam mengelolah issue dan menjadikannya sebagai program-program unggulan dalam memajukan dan mengembangkan wilayahnya, sekaligus menjadi pendorong kemajuan pembangunan di Wilayah Kabupaten Maluku Tengah, atas dasar pemetaan issue dan potensi di atas maka perlu dilakukan penelitian tentang “ Pola

(25)

11 Interaksi Masyarakat dan Dampaknya Terhadap Eksistensi Ibukota Kecamatan (Studi di Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah)”. dengan harapan bahwa hasil penelitian ini akan berkontribusi dalam perumusan rencana tata ruang yang komprehensif di Kabupaten Maluku Tengah.

B. Rumusan Masalah.

Berdasarkan gambaran pada latar belakang, maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pola interaksi masyarakat yang ada di wilayah Kecamatan Salahutu?

2. Apa dampak interaksi masyarakat yang berpengaruh terhadap eksistensi ibukota Kecamatan Salahutu?

C. Tujuan Penelitian.

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam studi ini adalah : a. Untuk mengidentifikasi bagaimana pola interaksi masyarakat yang

ada di wilayah Kecamatan Salahutu.

b. Untuk mengetahui dampak interaksi masyarakat yang berpengaruh terhadap eksistensi ibukota Kecamatan Salahutu.

D. Manfaat Penelitian.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

(26)

12 1. Manfaat teoritis, melalui hasil penelitian dalam penulisan skripsi ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam bidang Perencanaan Wilayah dan Kota, sekaligus memperkaya pengetahuan teoritis yang berkaitan dengan pola interaksi wilayah dan pergerakan penduduknya serta fungsi ibukota Kecamatan, Kabupaten, Propinsi sebagai Pusat Pelayanan.

2. Manfaat Praktis, menjadi gambaran tentang pola pergerakan masyarakat serta dapat diketahui daerah-daerah yang menjadi hinterland dan seberapa besar Ibukota Kecamatan Salahutu berperan sebagai pusat pelayanan yang ada di Kabupaten Maluku Tengah. Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat dalam pertimbangan kebijakan penentuan pusat pertumbuhan yang ada di Daerah Kabupaten Maluku Tengah.

E. Ruang Lingkup Penelitian.

1. Ruang Lingkup Wilayah.

Ruang lingkup wilayah dalam penelitian ini adalah semua pusat permukiman penduduk yang berada di dalam wilayah Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah.

2. Ruang Lingkup Materi.

Ruang lingkup materi dalam penelitian ini adalah, kajian tentang interaksi wilayah dan pola pergerakan penduduk dari satu permukiman ke permukiman lainnya yang berada di dalam wilayah

(27)

13 Kecamatan Salahutu, dengan memanfaatkan fasilitas pelayanan yang ada.

F. Sistematika Penulisan.

Penullisan Skripsi ini disusun secara sistematis, dalam bentuk sistematika penulisan yang secara garis besar menguraikan Bab dan Sub Bab dengan struktur, sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN, Pada bagian ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, Pada bagian ini menguraikan tentang teori Interaksi, teori tempat central, teori kutub pertumbuhan, teori lokasi dan kerangka pikir.

BAB III METODE PENELITIAN, Pada bagian ini menguraikan tentang jenis penelitian, lokasi penelitian, variabel penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, metode analisis data dan definisi operasional

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN, Pada bagian ini akan diuraikan mengenai gambaran umum Kabupaten Maluku Tengah, gambaran umum Kecamatan Salahutu, Tinjauan Rencana Tata Ruang Kabupaten Maluku Tengah, serta Hasil Analisis Penelitian.

BAB V PENUTUP, Pada bagian ini menguraikan tentang Kesimpulan dan Saran/Rekomendasi.

(28)

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pola Interaksi Sosial.

1. Pengertian Pola Interaksi Sosial.

Sebagai mahluk sosial, manusia dalam kehidupan sehari- hari membutuhkan hubungan dengan manusia yang lain.

Hubungan tersebut terjadi karena manusia saling membutuhkan untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Karena manusia tidak bisa lepas dari manusia lainnya dan tidak bisa melakukan seorang diri.

Kecenderungan manusia berhubungan melahirkan komunikasi dengan manusia yang lainnya. Komunikasi terjadi karena saling membutuhkan melalui sebuah interaksi. Interaksi merupakan hubungan antar manusia yang sifat dari hubungan tersebut adalah dinamis artinya hubungan itu tidak statis, selalu mengalami dinamika.

Hubungan antara manusia satu dan lainnya disebut interaksi.

Dari interaksi akan menghasilkan produk-produk interaksi, yaitu tata pergaulan yang berupa nilai dan norma yang berupa kebaikan dan keburukan dalam ukuran kelompok tersebut. Pandangan tentang apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk tersebut mempengaruhi perilaku sehari-hari. Interaksi adalah proses dimana orang-orang berkomunikasi saling mempengaruhi dalam pikiran

(29)

15 dan tindakan. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain. Ada beberapa pengertian interaksi sosial yang ada di lingkungan masyarakat, di antaranya; Menurut H. Booner dalam bukunya, Social Psychology, memberikan rumusan interaksi sosial, bahwa: “interaksi sosial adalah hubungan antara dua individu atau lebih, dimana kelakuan individu yang satu memengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu lain atau sebaliknya.”

Menurut Gillin yang menyatakan bahwa “interaksi sosial adalah hubungan antara orang-orang secara individual. Antar kelompok orang, dan orang perorang dengan kelompok”. Dengan demikian pada dasarnya, interaksi ialah hubungan antar inividu, kelompok, dimana dengan adanya hubungan itu dapat saling mempengaruhi, merubah baik dari yang buruk menjadi lebih baik atau sebaliknya.

Dalam Kamus Bahasa Indonesia, pola artinya adalah gambar, corak, model, sistem, cara kerja, bentuk, dan struktur.

Sedangkan interaksi artinya hal yang saling melakukan aksi, berhubungan, memengaruhi, dan antar hubungan. Apabila kata tersebut dikaitkan dengan interaksi maka dapat diartikan pola interaksi adalah bentuk dasar cara komunikasi individu dengan individu atau individu dengan kelompok atau kelompok dengan

(30)

16 individu dengan memberikan timbal balik antara pihak satu dengan yang lain dengan maksud atau hal-hal tertentu guna mencapai tujuan.

Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, M. Ali menyatakan bahwa pola adalah gambar yang dibuat contoh atau model. Jika dihubungkan dengan pola interaksi adalah bentuk- bentuk dalam proses terjadinya interaksi. Interaksi yang bernilai pendidikan dalam dunia pendidikan ataupun yang disebut dengan interaksi edukatif, sebagai contoh dari pola interaksi adalah dalam hal seorang guru menghadapi murid-muridnya yang merupakan suatu kelompok manusia di dalam kelas. Di dalam interaksi tersebut pada taraf pertama akan tampak bahwa guru mencoba untuk menguasai kelasnya supaya proses interaksi berlangsung dengan seimbang, di mana terjadi saling pengaruh-mempengaruhi antara kedua belah pihak. Sebagai contoh lain seorang guru mengadakan diskusi diantara anak didiknya untuk memecahkan sebuah persoalan, disinilah proses interaksi itu akan terjadi, adanya saling memberikan pendapat yang berbeda satu sama lain. Dapat disimpulkan bahwa pola interasksi merupakan suatu cara, model, dan bentuk-bentuk interaksi yang saling memberikan pengaruh dan mempengaruhi dengan adanya timpal balik guna mencapi tujuan.

Guru sebagai pengajar memiliki peran penting utuk dapat mengatur jalannya kegiatan belajar mengajar melalui pola interaksi dimana

(31)

17 guru berperan sebagai pemberi aksi melalui pengajaran dan juga bisa menjadi penerima aksi melalui pertanyaan-pertayaan yang diajukan oleh siswa. Sebaliknya siswa pun memiliki peran yang sama dengan guru bisa sebagai pemberi aksi melalui melalui pertanyaanpertayaan yang diajukan olehnya dan juga bisa menjadi menjadi penerima aksi melaui belajar dan mendengarkan. Namun, kerja sama dapat sangat membantu dalam proses kegiatan belajar mengajar yang diperlukan oleh guru dan siswa.

Terbentuknya pola dalam interaksi sosial tersebut melalui proses cukup lama dan berulang-ulang. Akhirnya, muncul menjadi model yang tetap untuk dicontoh dan ditiru oleh anggota masyarakat. Pola sistem norma pada masyarakat tertentu akan berbeda dengan pola sistem norma masyarakat lainnya karena pola interaksi masyarakat diterapkan berbeda-beda. Adanya pola interaksi dalam sebuah masyarakat tersebut nantinya akan menghasilkan sebuah keajegan, dimana keajekan adalah gambaran suatu kondisi keteraturan sosial yang tetap dan relatif tidak berubah sebagai hasil hubungan yang selaras antara tindakan, norma, dan nilai dalam interaksi sosial.

2. Pengertian Interaksi Sosial.

Sudah menjadi kenyataan bahwa manusia adalah mahluk sosial, mahluk yang mempunyai keterbatasan dan tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, sebagai mahluk sosial

(32)

18 manusia saling bergantung kehidupannya satu sama lain.

Depedensi manusia ini tidak saja terdapat pada awal kehidupannya, akan tetapi dialami manusia seumur hidupnya.

Interaksi merupakan syarat terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Didalam interaksi sosial terkandung makna-makna tentang kontak secara timbal-balik dan respon antara individuindividu atau kelompok. Interaksi sosial adalah istilah yang dikenal oleh parah ahli sosiologi secara umum sebagai aspek inti bagi berlangsungnya kehidupan bersama. Interaksi sosial berarti suatu kehidupan bersama yang menunjukkan dinamikanya, tanpa itu masyarakat akan kurang atau bahkan tidak mengalami perubahan.

Menurut Soerjono Soekanto dalam Zainuddin Ali, interaksi sosial merupakan “hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok- kelompok manusia maupun antar perorangan dengan kelompok manusia”. Bila menyimak pendapat Soerjono Soekanto tersebut, dapat dipahami bahwa interaksi sosial merupakan proses individu dalam melakukan hubungan sepanjang ia hidup sebagai anggota masyarakat, sehingga individu akan merasa menjadi sebagian dari masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, interaksi sosial merupakan suatu wadah yang berfungsi sebagai perekat dalam kehidupan sosial, baik dalam konteks kehidupan pranata keluarga

(33)

19 maupun dalam kehidupan masyarakat secara keseluruhan. Apabila interaksi sosial berjalan dengan baik, masyarakat dapat hidup dengan tenang. Mereka dapat memperoleh hubungan yang baik melalui interaksi antar sesamanya, baik dalam bentuk berkomunikasi melalui interaksi maupun dalam bentuk bekerja sama. Oleh karena itu, hubungan masyarakat dalam bentuk apapun dapat diselsaikan dengan interaksi, baik interaksi dengan masyarakat bawahan, menenengah, maupun sampai pada kalangan masyarakat paling atas.

Kontak sosial pada dasarnya merupakan aksi dari individu atau kelompok yang mempunyai makna bagi pelakunya yang kemudian ditangkap oleh individu atau kelompok lain.

Penangkapan makna tersebut yang menjadi pangkal tolak untuk memberikan reaksi.

Suatu interaksi sosial dimungkinkan terjadi karena dua hal yakni, kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial terjadi secara langsung maupun secara tidak langsung. Secara langsung misalkan melalui gerak fisik seseorang, misalnya dari berbicara, gerak isyarat. Secara tidak langsung misalkan melalui tulisan atau komunikasi jarak jauh yang menjadi syarat utama terjadinya kontak sosial.

Interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial, oleh karena itu tanpa adanya interaksi sosial tidak mungkin adanya

(34)

20 kehidupan. Bertemunya orang perorangan secara badaniyah belaka tidak akan menghasilkan pergaulan hidup suatu kelompok sosial. Pergaulan baru akan terjadi apabila individu atau kelompok bekerja sama, saling berkomunikasi untuk mencapai tujuannya masing-masing, bahkan mungkin terjadi persaingan, pertikaian, pertentangan diantara individu atau kelompok.

Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada berbagai faktor antara lain imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati.

Faktor-faktor tersebut dapat bergerak sendiri secara terpisah maupun dalam keadaan bergabung. Imitasi adalah kecendrungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain dengan kata lain secara tidak disadari seseorang mengambil sifat, sikap, norma, pedoman hidup sebagainya. Sugesti adalah dorongan yang berasal dari dalam dirinya dan kemudian diterima oleh orang lain dan dijadikan sebagai pedoman untuk berinteraksi.

Sedangkan identifikasi mempunyai peranan penting yaitu dapat mendorong seseorang untuk mematuhi nilai-nilai yang berlaku, tetapi juga dapat melemahkan atau dapat mematikan perkembangan daya kreasi seseorang. Simpati merupakan perasaan individu tertariknya dengan individu lain. Hal tersebut merupakan faktor minimal yang menjadi dasar bagi keberlangsungan proses interaksi sosial, walaupun kenyataan

(35)

21 proses tersebut sangat kompleks sehingga terkadang sulit mengadakan pembedaan tegas antara faktor-faktor tersebut.

3. Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial.

Suatu interaksi tidak mungkin dapat terjadi apabila tidak memenuhi kedua syarat yaitu adanya kontak sosial dan komunikasi.

1. Kontak Sosial.

Kontak sosial pada dasarnya merupakan aksi dari individu atau kelompok yang mempunyai makna bagi pelakunya, yang kemudian ditangkap oleh individu atau kelompok lain. Secara fisik kontak baru akan terjadi apabila terjadi hubungan badaniyah atau tanpa menyentuh seperti halnya berhubungan melalui telepon, telegraf, radio, televisi, internet dan lain-lain. Lebih jelasnya dijelaskan dengan bahasa lain adalah kontak sosial memiliki dua sifat yang pertama bersifat primer artinya terjadi apabila hubungan diadakan secara langsung dengan berhadapan muka. Yang kedua bersifat sekunder artinya suatu kontak memerlukan suatu perantara. Cara pertama bersifat verbal atau gestural, yaitu kontak yang terjadi akibat saling menyapa, berbicara dan berjabat tangan.

Cara kedua adalan nonverbal atau nongestural yaitu kontak yang terjadi dengan tidak menggunakan kata-kata atau bahasa melainkan dengan adanya isyarat. Misalkan dengan adanya timbul bau keringat, bau minyak wangi, lambaian tangan dan sebagainya.

(36)

22 2. Komunikasi.

Manusia merupakan mahluk yang saling menggantungkan satu sama lain. Keinginan dan kebutuhan yang dimilikinya tidak dapat dipenuhi tanpa bantuan orang lain. Untuk mewujudkannya, ia berupaya menyampaikan keinginan tersebut kepada orang lain baik secara verbal maupun simbol-simbol tertentu, sehingga orang lain dapat memahaminya dan meresponnya, ketika itu terjadilah komunikasi. Webster snew dictionary 1981: 225) dalam Abdul Chaer dan Leoni dikatakan, komunikasi adalah : Communication is process by which information is exchange between individualals through a common system of symbol, sign, or behaviour (Komunikasi adalah proses pertukaran informasi antar individu melalui sistem simbol, tanda, atau tingkahlaku yang umum).

Sedangkan dalam Bambang Pranowo ditegaskan hubungannya dengan bahasa adalah sistem komunikasi simbolik menggunakan kata-kata yang diucapkan sesuai dengan pola-pola tertentu serta memiliki makna yang telah distandarisasikan. Bahasa mencakup juga tanda (sign), dan simbol. Bahasa memiliki dua karakteristik utama sebagai sebuah sistem komunikasi. Pertama adalah kualitas simbolnya. Kedua adalah norma atau yang bisa disebut sebagai gramatikalnya. Oleh karena itu bahasa dan komunikasi mencakup juga tanda dan simbol yang memiliki karakteristik utama sebagai sebuah sistem komunikasi. Tafsiran tersebut dapat berwujud

(37)

23 melalui pembicaraan, gerak gerik badan atau sikap-sikap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.

Komunikasi terjadi apabila sesorang memberi arti pada kegiatan orang lain serta perasaan-perasaan apa saja yang ingin disampaikan oleh orang tersebut, orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan-perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Interaksi sosial mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Interaksi sosial baru bisa berlangsung apabila dilakukan minimal dua orang atau lebih.

2. Adanya interaksi dari pihak lain atas komunikasi dan kontak sosial.

3. Adanya hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara satu dan yang lainnya.

4. Interaksi cenderung bersifat positif dan dinamis, serta terlihat berkesinambungan.

5. Interaksi cenderung menghasilkan penyesuaian diri bagi subjek- subjek yang menjalin interaksi.

6. Berpedoman pada norma-norma atau kaidah sebagai acuan dalam interaksi.

(38)

24 B. Bentuk-bentuk Interaksi sosial

Bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama, persaingan bahkan pertentangan atau pertikaian. Suatu pertikaian mungkin mendapat suatu penyelesaian. Mungkin penyelsaian tersebut hanya akan dapat diterima untuk sementara waktu, proses ini dinamakan akomodasi. Dibawah ini akan dijelaskan bentuk-bentuk interaksi sosial, yaitu:

1. Kerja sama 2. Persaingan 3. Pertentangan

Kebiasaan-kebiasaan dan sikap-sikap demikian dimulai semenjak masa kanak-kanak dalam kehidupan keluarga atau kelompok-kelompok kekerabatan. Kerja sama timbul karena orientasi orang perorangan terhadap kelompoknya yaituin-group-nya dan kelompok lainnya yang merupakan out-group-nya. Kerja sama tersebut mungkin akan bertambah kuat apabila ada bahaya dari luar yang mengancam atau ada tindakantindakan dari luar yang menyinggung kesetiaan secara tradisionil atau institusionil telah tertanam di dalam kelompok-kelompok tersebut, dalam diri seorang atau segolongan orang.Persaingan atau compeetition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial, dimana orang perorangan atau suatu kelompok-kelompok manusia yang bersaing, mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa menjadi

(39)

25 pusat perhatian dari publik (Tidak perseorangan maupun kelompok manusia). Selanjutnya Pertentangan merupakan suatu proses sosial dimana individu atau kelompok berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan kekerasan.

C. Proses-proses interaksi sosial.

1. Proses Asosiatif.

a. Kerja sama.

Kerja sama timbul karena orientasi orang perorangan terhadap kelompoknya yaitu in- group dan kelompok lainnya yang merupakan out group. Kerja sama akan mungkin bertambah kuat apabila adanya bahaya-bahaya dari luar yang mengancam atau ada tindakan-tindakan dari luar yang menyinggung kesetiaan yang secara tradisional atau institusional yang mengancam terhadap suatu kelompok.

Betapa pentingnya kerja sama digambarkan oleh Charles H.

Cooley dalam Soerjono Soekanto dikatakan bahwa : Kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting

(40)

26 dalam kerja sama yang berguna. Dalam hubungannya dengan kebudayaan suatu masyarakat, maka kebudayaan itulah yang mengarahkan dan mendorong terjadinya kerja sama. Lain halnya dengan keadaan yang dijumpai pada msayarakat indonesia umumnya. Dikalangan masyarakat indonesia dikenal dengan nama gotong royong.

b. Akomodasi.

Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan, sehingga lawan- lawan tersebut kehilangan kepribadiannya. Menurut Gillin dan Gillin dalam Soerjono Soekanto dikatakan bahwa : Akomodasi adalah suatu pengertian yang dipergunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang sama artinya dengan pengertian adaptasi (adaptation) yang dipergunakan oleh ahli-ahli biologi untuk menunjuk pada suatu proses dimana mahluk-mahluk hidup menyesuaikan dirinya dengan alam sekitarnya.

Dengan pengertian tersebut dimaksudkan sebagai suatu proses dimana orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia yang saling mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Tujuan dari akomodasi dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapinya, yaitu:

(41)

27 1. Untuk mengurangi pertentangan antara orang-perorangan atau kelompok- kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham.

Untuk mencegah meledaknya suatu pertentangan, untuk sementara untuk atau secara temporer.

2. Akomodasi kadang-kadang diusahakan untuk memungkinkan terjadinya kerja sama antara kelompok-kelompok sosial yang sebagai akibat faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan, hidupnya terpisah seperti, misalnya yang dijumpai pada masyarakatmasyarakat yang mengenal sistem berkasta.

3. Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah, misalnya, melalui perkawinan campuran atau asimilasi dalam arti yang luas. Akomodasi sebagai suatu proses, dapat mempunyai beberapa bentuk, yaitu:

a. Coercion, adalah suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan oleh suatu paksaan. Coercion merupakan bentuk akomodasi, dimana salah satu pihak berada dalam keadaan yang lemah sekali, dibandingkan dengan pihak lawan. Pelaksanaannya dapat dilakukan secara fisik yaitu secara langsung, maupun secara psikologis yaitu secara tidak langsung. Misalnya perbudakan, adalah suatu coercion, dimana interaksi sosialnya didasarkan pada penguasaan majikan atas budak-budaknya, dimana yang

(42)

28 terakhir dianggap sama sekali tidak mempunyai hak-hak apapun juga.

b. Compromise, yaitu suatu bentuk akomodasi, dimana pihak- pihak yang terlibat masingmasing mengurangi tuntutannya, agar tercapai suatu penyelsaian terhadap perselisihan yang ada. Sikap untuk dapat melaksanakan compromise berarti bahwa salah satu pihak bersedia untuk merasakan dan mengerti pihak lainnya begitupun sebaliknya.

c. Arbitration, merupakan suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak-pihak yang berhadapan, masing- masing tidak sanggup untuk mencapainya sendiri.

Pertentangan diselsaikan oleh pihak atau oleh suatu badan yang kedudukannya lebih tinggi dari pihak-pihak yang bertentangan itu, seperti contohnya adalah penyelsaian suatu perselisihan suatu perselisihan perbuatan.

d. Mediation, hampir menyerupai arbitration. Pada mediation diundanglah pihak ketiga yang netral dalam soal perselisihan yang ada.

e. Conciliation, adalah suatu usaha untuk mempertemukan keinginan pihak-pihak yang berselisih, untuk mencapai persetujuan bersama.

f. Tolerantion, yang juga sering dinamakan tolerant- participation, ini merupakan suatu bentuk akomodasi tanpa

(43)

29 persetujuan yang formil bentuknya, kadang-kadang tolerantion timbul secara tidak sadar dan tanpa direncanakan, hal mana disebabkan karena adanya watak orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia.

g. Stalamete, merupakan suatu akomodasi, dimana pihak- pihak yang bertentangan karena mempunyai kekuatan yang seimbang, berhenti pada suatu titik tertentu dalam melakukan pertentangannya.

h. Adjudication. Yaitu penyelsaian perkara atau sengketa di pengadilan. Secara panjang lebar, Gillin dan Gillin mengurauikan hasil-hasil dari terjadinya proses akomodasi, dengan banyak mengambil contoh-contoh dari sejarah.

Antara lain hasilhasilnya sebagai berikut:

1. Akomodasi menyebabkan usaha-usaha untuk sebanyak mungkin menghindarkan diri dari benih-benih yang dapat menyebabkan pertentangan yang baru, untuk kepentingan integrasi masyarakat.

2. Menekan oposisi. Seringkali suatu persaingan dilaksanakan demi keuntungan suatu kelompok tertentu misalnya golongan produsen demi kerugian pihak lain misalnya golongan konsumen.

3. Akomodasi antara golongan produsen yang mula-mula bersaing akan dapat menyebabkan turunnya harga, oleh

(44)

30 karena barang-barang dan jasa lebih mudah sampai kepada konsumen.

4. Koordinasi berbagai keperibadian yang berbeda. Hal ini tampak dengan jelas apabila dua orang misalnya, bersaing untuk menduduki kedudukan atau sebagai pimpinan suatu partai politik.

5. Perubahan dari lembaga-lembaga kemasyarakatan agar sesuai dengan keadaan yang baru.

6. Perubahan-perubahankedudukan. Sebetulnya akomodasi menyebabkan suatu penetapan yang baru dari kedudukan orang perorangan dan kelompok-kelompok manusia.

7. Akomodasi membuka jalan kearah assimilalsi. Dengan adanya proses assimilasi, para pihak lebih sering mengenal dan dengan demikian juga lebih mudah untuk saling mendekati, oleh karena timbul benih-benih toleransi.

c. Assimilasi.

Assimilasi merupakan suatu proses sosial dalam taraf kelanjutan, yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat diantara orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan dan

(45)

31 tujuan bersama. Proses assimilasi timbul apabila ada kelompok- kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya. Memperjelas maksud di atas adalah:

1. Orang-perorangan sebagai warga kelompok-kelompok tadi saling bergaul secara langsung dan intensif untuk waktu yang lama.

2. Kebudayaan-kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri.

Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu assimilasi adalah antara lain:

a. Toleransi

b. Kesempatan-kesempatan di bidang ekonomi yang seimbang.

c. Suatu sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya.

d. Sikap yang terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat.

e. Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.

f. Perkawinan campuran (Amalgamations).

g. Adanya bersama dari luar.

Faktor-faktor yang dapat menjadi penghalang terjadinya assimilasi adalah antara lain:

(46)

32 1. Terisolirnya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat (Biasanya golongan minoritas). Suatu contoh misalnya orang-orang indian di Amerika Serikat yang diharuskan bertempat tinggal di wilayah-wilayah tertentu yang tertutup (Reservation) .

2. Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi itu.

3. Perasaan takut terhadap kekuatan kebudayaan yang dihadapi itu.

4. Perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu, lebih superior dari pada kebudayaan golongan atau kelompok biasanya.

5. Dalam batas-batas tertentu, perbedaan warna kulit atau perbedaan ciri-ciri badaniyah dapat pula menjadi salah satu penghalang terjadinya assimilasi. Faktor ini merupakan salah satu dari terhalangnya proses assimilasi.

6. Suatu in-group feeling yang kuat dapat pula menjadi penghalang terhadap terjadinya assimilasi. In-group feeling artinya bahwa suatu perasaan yang kuat sekali bahwa individu terkait pada suatu perasaan yang kuat sekali bahwa individu terikat pada suatu kelompok yang bersangkutan.Suatu hal lain yang dapat mengganggu proses assimilasi adalah apabila

(47)

33 golongan minoritas mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa.

2. Proses Disosiatif

Proses disosiatif sering juga disebut sebagai oppositional proces, persis halnya dengan kerja sama, dapat ditemukan pada setiap masyarakat, walaupun bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosial masyarakat bersangkutan. Proses- proses yang disosiatif dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu:

1. Persaingan.

Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial, dimana orang perorangan atau suatu kelompok-kelompok manusia yang bersaing, mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa menjadi pusat perhatian dari publik (Tidak perseorangan maupun kelompok manusia). Bentuk-bentuk persaingan, yaitu antara lain: Pertama, persaingan di bidang ekonomi.Kedua, persaingan dalam bidang kebudayaan. Ketiga, persaingan untuk mencapai kedudukan dan peranan yang tertentu dalam masyarakat. Keempat, kersaingan karena perbedaan ras.

2. Kontravensi.

Kontravensi pada hakekatnya merupakan suatu bentuk proses sosial antara persaingan dengan pertentangan atau pertikaian. Contravention terutama ditandai oleh gejala-gejala

(48)

34 adanya ketidak pastian mengenai seseorang atau suatu rencana dan perasaan tidak suka disembunyikan, kebencian atau keraguan-keraguan terhadap kepribadian seseorang. Dalam bentuk yang murni, contervention adalah suatu sikap mental yang tersembunyi terhadap orang-orang lain atau terhadap unsur-unsur kebudayaan suatu golongan tertentu.Proses contravention mencakup lima sub proses, yaitu :

a. Proses yang umum dari contravention meliputi perbuatan- perbuatan seperti penolakan, keengganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi protes, gangguan-gangguan, perbuatan kekerasan dan perbuatan mengacaukan rencana pihak lain.

b. Bentuk-bentuk dari contravention yang sederhana seperti misalnya menyangkal perbuatan orang lain dimuka umum, memaki-maki orang lain, melalui surat-surat selembaran, mencerca dan sebagainya.

c. Contravention yang bersifat rahasia, seperti umpamanya mengumumkan rahasia pihak lain, perbuatan khianat dan seterusnya.

d. Bentuk-bentuk contravention yang intensif yang mencakup penghasutan, menyebarkan desas-desus, mengecewakan pihak lain dan sebagainya.

(49)

35 e. Contravention yang bersifat taktis, misalnya mengejutkan lawan. Mengganggu atau atau membingungkan pihak lain, umpamanya dalam kampanye pemilihan umum. Hal itu sering terjadi antara partai-partai politik yang memperubutkan kedudukan melalui suatu pemilihan umum. Contoh lain adalah memaksa pihak-pihak lain untuk menyesuaikan diri (Conformity) dengan memakai kekerasan, mengadakan provokasi, dan sebagainya.

3. Pertentangan

Pertentangan merupakan suatu proses sosial dimana individu atau kelompok berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan kekerasan. Sebab musabab dari pertikaian ini antara lain:

a. Perbedaan antara orang perorangan. Perbedaan pendirian dan perasaan mungkin menyebabkan bentrokan antara orang- perorangan.

b. Perbedaan kebudayaan. Perbedaan kepribadian dari orang perorangan tergantung pula dari pola-pola kebudayaan yang menjadi latar belakang pembentukan serta perkembangan kepribadian tersebut.

c. Bentrokan antara kepentingan-kepentingan. Bentrokan- bentrokan kepentingan orang perorangan maupun kelompok- kelompok manusia merupakan sumber lain dari pertentangan.

(50)

36 d. Perubahan-perubahan sosial. Perubahan-perubahan sosial yang cepat dalam masyarakat, untuk sementara waktu merubah nilai-nilai dalam masyarakat tadidan menyebabkan terjadinya golongan-golongan yang berbeda pendiriannya mengenai reorganisasi dari sitem nilai-nilai yang sebagai akibat perubahan-perubahan sosial menyebabkan suatu disorganisasi

D. Dampak interaksi

a. Interaksi Manusia dengan Lingkungan Alam

Lingkungan alam adalah lingkungan yang terbentuk secara alamiah tanpa campur tangan manusia. Lingkungan alam mencakup semua benda hidup dan tak hidup yang terjadi secara alamiah di bumi. Lingkungan alam terdiri atas komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala sesuatu yang ada di lingkungan yang bukan makhluk hidup. Lingkungan biotik adalah segala benda hidup yang ada di lingkungan.

Dalam lingkungan alam terjadi interaksi antara lingkungan abiotik dengan lingkungan biotik atau sebaliknya. Bahkan, antar komponen lingkungan biotik dan antar komponen lingkungan abiotik juga terjadi saling keterkaitan. Contoh interaksi antara komponen abiotik dengan biotik adalah tanah, suhu dan curah

(51)

37 hujan yang memengaruhi jenis tanaman yang tumbuh suatu daerah.

Lingkungan biotik juga dapat memengaruhi lingkungan abiotik.

Contohnya daerah yang banyak tumbuhannya akan membuat suhu udara menjadi lebih sejuk. Daerah yang masih banyak tumbuhannya juga dapat menyimpan air tanah lebih banyak karena tanah di bawahnya dapat menyerap air lebih banyak.

Interaksi antara manusia dan alam dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu interaksi yang menyesuaikan diri dengan alam dan interaksi yang mendominasi alam.

 Interaksi manusia yang menyesuaikan diri dengan alam contohnya adalah hidup dekat dengan sumber makanannya. Manusia menyesuaikan waktu tanam dengan musim penghujan, waktu untuk berlayar menyesuaikan dengan keadaan cuaca, menghindari tinggal di daerah rawan bencana alam, dan lain-lain.

 Interaksi manusia yang mendominasi alam. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia cenderung melakukan upaya mengambil sumber daya alam. Bahkan, manusia berupaya memodifikasi cuaca dengan mengembangkan teknologi hujan buatan. Namun demikian, sampai saat ini manusia belum mampu memperkirakan kapan gempa bumi akan terjadi, jam

(52)

38 berapa gunung akan meletus, dan seterusnya. Manusia juga tidak mampu menghentikan gelombang tsunami, menghentikan banjir dan lain-lain. Dalam hal ini manusia cenderung berupaya menyesuaikan diri. Sebagai contoh, penduduk yang tinggal di daerah gempa mengembangkan teknologi rumah atau bangunan yang tahan gempa.

b. Interaksi Manusia dengan Lingkungan Sosial

Manusia perlu berhubungan atau berkomunikasi dengan yang lainnya. Maka terjadilah apa yang dinamakan proses sosial.

Proses sosial adalah suatu interaksi atau hubungan saling memengaruhi antarmanusia. Proses sosial ini akan terjadi kalau ada interaksi sosial. Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan antara orang perorangan, antara kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dan kelompok manusia.

Dalam interaksi sosial, hubungan yang terjadi harus secara timbal balik dilakukan oleh kedua belah pihak. Artinya kedua belah pihak harus saling merespon. Proses interaksi sosial akan terjadi apabila di antara pihak yang berinteraksi melakukan kontak sosial dan komunikasi.

Menurut Soerjono Soekanto (2003), kata “kontak” berasal dari bahasa Latin, yaitu berasal dari kata con dan tangere (bersama, menyentuh). Kontak berarti bersama-sama saling menyentuh secara fisik. Dalam pengertian gejala sosial, kontak sosial ini

(53)

39 dapat berarti hubungan masing-masing pihak tidak hanya secara langsung bersentuhan secara fisik, Kontak dapat dilakukan melalui surat-menyurat, telepon, sms, dan lain-lain. Dengan demikian hubungan fisik bukan syarat utama terjadinya interaksi sosial.

Menurut Karl Mannheim, (2003: 65) kontak dapat dibedakan ke dalam dua bagian, yaitu kontak primer dan kontak sekunder.

Kontak primer adalah kontak yang dikembangkan dalam media tatap muka, sedangkan kontak sekunder terjadi tidak dalam media tatap muka dan ditandai dengan adanya jarak. Kontak Sekunder dapat dibagi lagi ke dalam dua bagian:

a. Kontak Sekunder langsung, yaitu kontak yang terjadi antara masing-masing pihak melalui alat tertentu, misalnya telepon, internet, surat, sms, dan lain-lain.

b. Kontak Sekunder tidak langsung, yaitu kontak yang memerlukan pihak ketiga.

Kontak sosial juga dapat berlangsung dalam tiga kegiatan atau bentuk, yaitu:

a. Antara orang perorangan . Contohnya, seorang bayi yang baru lahir, ia akan melakukan kontak sosial dengan ibunya dan keluarga secara langsung.

(54)

40 b. Antara perorangan dengan kelompok. Misalnya seorang siswa sedang belajar bersama atau berdiskusi dalam kelompok belajarnya.

c. Antara kelompok dengan kelompok. Contohnya, seperti kelompok pelajar dari suatu sekolah melakukan studi banding ke sekolah yang lain.

Berlangsungnya suatu proses interaksi sosial didorong oleh beberapa faktor, antara lain sebagai berikut:

a. Faktor Imitasi

Menurut Gabriel Tarde (2003: 66), imitasi berasal dari kata imitation, yang berarti peniruan. imitasi merupakan proses seseorang mencontoh orang lain atau kelompok. Untuk dapat meniru, menurut Choros (2003: 66) ada syarat-syarat tertentu, antara lain: (1) Harus menaruh minat terhadap sesuatu yang akan diimitasi. (2) mengagumi hal-hal yang akan diimitasi. (3) memberikan penghargaan sosial yang tinggi terhadap objek yang akan menjadi objek imitasi kita. (4) memiliki pengetahuan tentang pihak atau sesuatu yang akan diimitasi.

b. Faktor Sugesti

Sugesti artinya pengaruh yang dapat menggerakan hati orang.

Faktor sugesti ini akan terjadi apabila kemampuan berpikir seseorang terhambat sehingga orang itu melakukan pandangan orang lain. Selain itu sugesti akan terjadi kalau orang yang

(55)

41 memberi sugesti memiliki wibawa/terpandang di bidangnya atau juga sugesti itu terjadi jika pandangan itu didukung oleh sebagian orang (mayoritas).

c. Faktor Identifikasi

Identifikasi merupakan kecenderungan-kecenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain. Proses ini dapat berlangsung dengan sendirinya, sehingga pandangan dan sikap orang lain bisa masuk ke dalam jiwanya. Misalnya, kita mengidolakan seseorang sehingga semua tingkah laku orang itu kita lakukan.

d. Faktor Simpati

Simpati merupakan suatu proses ketika seseorang merasa tertarik kepada orang lain. Simpati akan muncul melalui perasaan yang memegang peranan sangat penting. Faktor simpati yang utama adalah ingin mengerti dan ingin bekerjasama dengan orang lain.

c. Interaksi Manusia dengan Lingkungan Budaya

Manusia tidak bisa hidup sendiri untuk memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya. Manusia mempunyai kecendrungan untuk hidup berkelompok dan bermasyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat, kita harus dapat beradaptasi dengan lingkungan, termasuk dalam hal perilaku, aturan, nilai, norma, kepercayaan dan adat istiadat yang berlaku di lingkungan tersebut.

(56)

42 Perilaku, aturan, nilai, norma, kepercayaan dan adat istiadat merupakan bagian dari kebudayaan. Kebudayaan merupakan salah satu unsur penting yang dimiliki oleh suatu masyarakat.

Melalui kebudayaan itu, dapat terlihat ciri khas setiap suku. Kita seharusnya mengetahui tentang kebudayaan bangsa yang beranekaragam hingga dapat menyesuaikan diri terhadap aturan-aturan dan cara-cara beradaptasi terhadap lingkungan.

Hal ini bertujuan agar keberadaan kita dapat diterima dalam suatu kelompok masyarakat.

d. Interaksi Manusia dengan Lingkungan Ekonomi

Lingkungan ekonomi adalah faktor ekonomi yang memengaruhi jalannya usaha atau kegiatan ekonomi. Faktor pendukung kegiatan ekonomi adalah kebijakan ekonomi pemerintah, pendapatan masyarakat, sumber daya ekonomi yang tersedia dan sebagainya.

Manusia dalam kehidupan sehari-hari melakukan interaksi dengan lingkungan ekonominya. Mereka melakukan aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan sumber daya ekonomi yang tersedia. Sumber daya ekonomi adalah alat yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia, baik berupa barang maupun jasa. Sumber daya alam, tenaga kerja, modal dan kewirausahaan merupakan sumberdaya ekonomi. Sumber daya

(57)

43 alam dapat berupa lahan, bahan tambang, hewan, tumbuhan dan sebagainya. Tenaga kerja merupakan sumber daya untuk menghasilkan barang dan jasa.

E. Interaksi Antar Wilayah.

Interaksi merupakan hubungan yang saling berpengaruh antara dua wilayah atau lebih yangdapat menimbulkan fenomena baru. Faktor yang mempengaruhi interaksi antar wilayah antara lain ketersediaan dan keadaan sarana transportasi dan prasarana, jarak antar wilayah, ada tidaknya kendala baik fisik, sosial maupun budaya, maupun politik diantara wilayah tersebut. Terjadinya interaksi wilayah juga dipicu oleh adanya saling membutuhkan di antara dua wilayah atau lebih.

1. Interaksi Antara Desa Dengan Desa.

Interaksi antar desa terjadi ketika suatu desa belum bisa memenuhi kebutuhannya sendiri. Interaksi bisa terjadi antara lain misalnya karena adanya perbedaan potensi yang dimilikinya. Desa- desa yang ada di pedalaman yang mata pencahariannya sebagai petani sawah, akan membutuhkan ikan yang dihasilkan oleh desa nelayan yang menghasilkan ikan. Sebaliknya desa nelayan akan berinteraksi dengan desa di pedalaman untuk memenuhi kebutuhan beras, atau hasil bumi yang lain. Kedua desa saling berinteraksi untuk memenuhi kebtuannya.

2. Interaksi Antara Desa Dengan Kota.

Referensi

Dokumen terkait

elastic SCAD SVM terbukti mampu menangani prediksi data berdimensi tinggi, khususnya data penyakit kanker payudara yang berasal dari DNA Microarray. Hal ini dapat

Analisis akan relasi pragmatis dari suatu ornamen dan ragam hias dengan cara bekerjanya dalam sistem tanda sebagai bahasa rupa dari berbagai sampel dari era

Kejadian ini pernah ane alami, ketika mau print laporan dengan format Exel eh malah gak bisa di print malahan print preview juga tidak bisa sedangkan format yang lain seperti

Di Indonesia sendiri penginderaan jauh yang diintegrasikan dengan Sistem Informasi Geografi banyak digunakan untuk pengelolaan aspek kelautan yang luasnya seperti

PENGARUH PENERAPA.N TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) TERHADAP FUNGSI AUDIT INTERNAL PADA PJB.. UNIT

peningkatan pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Karangsari Tahun Ajaran 2013/2014, dapat disimpulkan bahwa (1) Langkah-langkah penggunaan Model

1) Faktor psikologis, merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan pegawai yang meliputi minat, ketentraman dalam kerja, sikap terhadap kerja, bakat dan

(1) If the chain begins in a given transient state, and before we reach an absorbing state, what is the expected number of times that each state will be entered.. How many periods do