• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN KELOMPOK TANI DALAM MENUNJANG USAHATANISALAKDI DESATAULO KECAMATANALLAKABUPATEN ENREKANG ZULKIPLI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PERANAN KELOMPOK TANI DALAM MENUNJANG USAHATANISALAKDI DESATAULO KECAMATANALLAKABUPATEN ENREKANG ZULKIPLI"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN KELOMPOK TANI DALAM MENUNJANG USAHATANISALAKDI DESATAULO

KECAMATANALLAKABUPATEN ENREKANG

ZULKIPLI

105960 1214 12

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2016

(2)

PERANAN KELOMPOK TANI DALAM MENUNJANG USAHATANI SALAKDI DESA TAULO

KECAMATAN ALLAKABUPATEN ENREKANG

ZULKIPLI

105960 1214 12

SKRIPSI

Sebagai Salah SatuSyaratuntukMemperolehGelarSarjanaPertanian Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2016

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

JudulSkripsi : PerananKelompokTanidalamMenunjangUsahataniSalak di DesaTauloKecamatanAllaKabupatenEnrekang NamaMahasiswa : Zulkipli

NomorIndukMahasiswa : 105960121412

Konsentrasi : Penyuluhan Dan KomunikasiPertanian (PKP) Program Studi : Agribisnis

Fakultas : Pertanian

Disetujui Pembimbing I

Prof. Dr. Syafiuddin, M. Si

Pembimbing II

Syatir, S.P., M. Si

Diketahui

Dekan

Ir. SalehMolla, M.M.

Ketua Prodi

Amruddin, S.Pt.,M.Si

(4)

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI

JudulSkripsi : PerananKelompokTanidalamMenunjangUsahataniSalak di DesaTauloKecamatanAllaKabupatenEnrekang NamaMahasiswa : Zulkipli

NomorIndukMahasiswa : 105960121412

Konsentrasi : Penyuluhan Dan KomunikasiPertanian (PKP) Program Studi : Agribisnis

Fakultas : Pertanian

KOMISI PENGUJI

Nama TandaTangan

1. Prof. Dr. Syafiuddin, M.Si.

KetuaSidang 2. Syatir, S.P., M.Si.

Sekertaris

3. Ir. Siti Wardah, M.Si.

Anggota

4. Reni Fatmasari, S.P., M.Si.

Anggota

TanggalLulus : …...

iii

(5)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul Peranan Kelompok Tani Dalam Menunjang Usahatani Salak Di Desa Taulo Kecamatan Alla kabupaten Enrekang Adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun.

Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan di cantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Makassar, Juni 2016 ZULKIPLI

105960121412

iv

(6)
(7)
(8)

ABSTRAK

ZULKIPLI.105960121412. Peranan Kelompok Tani dalam Menunjang Usahatani Salak di Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang. Dibimbing oleh SYAFIUDDIN dan SYATIR.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran kelompok tani dalam menunjang usahatani salak di Desa Taulo, Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang.

Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara sengaja (Purposive Sampling) yaitu dipilih 2 orang dalam tiap kelompok tani dengan pertimbangan orang yang dipilih adalah petani atau anggota kelompok tani yang aktif, memiliki pengetahuan yang banyak mengenai usahatani salak dan pengalaman yang baik dalam berusahatani salak dengan jumlah keseluruhan responden adalah 12 orang.

Analisis data yang digunakan adalah Deskriptif kuantitatif yaitu tiap variabel yang diukur terdiri dari tiga pilihan jawaban masing-masing bernilai skor.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran kelompok tani dalam menunjang usahatani salak di Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang diperoleh nilai rata-rata keseluruhan 1,83 yaitu kategori sedang atau dengan kata lain kelompok tani kurang berperan penting dalam menunjang usahatani salak di Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang. Peran kelompok tani sebagai media belajar 1,87, sebagai media kerjasama 1,77, sebagai unit produksi 2,00 dan sebagai unit bisnis 1,69. Peran kelompok tani sebagai kelas belajar meliputi bidang penyuluhan, pelatihan, konsultasi, dan pemberi informasi. Peran sebagai media kerja sama meliputi kegiatan rapat, sumbang saran, dan penyelenggaraan kegiatan bersama kelompok tani.

Kegiatan sebagai unit produksi meliputi penyediaan sarana pertanian murah dan pengembangan produk-produk pertanian dari hasil budidaya salak. Kegiatan sebagai unit bisnis meliputi pengembangan relasi, pengembangan jenis usaha dan kesinambungan usaha

Kata kunci : Kelompok tani, peranan usahatani, salak.

(9)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Peranan Kelompok Tani dalam Menunjang Usahatani Salak di Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. Syafiuddin, M. Si. selaku pembimbing I dan Syatir, S.P., M.Si. selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi dapat diselesaikan.

2. Bapak Ir. Saleh Molla, M.M. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Amruddin, S.Pt., M.Si. selaku ketua Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

(10)

vi 4. Kedua orang tua ayahanda Mustafa dan ibunda Jumiati, serta kakakku Jusri,

Yusnaeni, dan adik-adikku tercinta Mujuriah, Mutmainnah, Nurul Khaeriah dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan bantuan, baik moril maupun material sehingga skripsi ini dapat terselesaiikan.

5. Teman-teman HPMM (Himpunan Pelajar Mahasiswa Massenrempulu) Komisariat Unismuh, Masdin, Suparman, Saharuddin, Pernitasari, Surahmadiyah, Alamsyah, dan teman-teman lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

6. Teman-teman seperjuangan Darmawati Pratiwi, S.P, Titi Ulviana Abdullah, S.P., Sarifuddin S.P, Muhammad Furqan,S.P, Muhardi, S.P, Masdil,S.P, Khaerul,S.P,, Asman,S.P, Alamsyah,S.P dan Wisnu Wardana, S.P. Serta teman-teman KKP Malino angkatan IX, dan seluruh teman-teman Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

7. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada penulis.

8. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir yang penulis tidak dapat sebut satu persatu.

Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terkait dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan. Semoga kristal- kristal Allah SWT senantiasa tercurah kepdanya. Amin.

Makassar, 2016 Zulkipli

(11)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ...iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ...viii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Kegunaan Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Kelompok Tani... 5

2.2. Peranan Kelompok Tani ... 11

2.3. Usahatani Agribisnis ... 18

2.4. Salak ... 19

2.5. Kerangka Pikir ... 20

(12)

viii III. METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 22

3.3. Jenis dan Sumber Data ... 22

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 23

3.5. Teknik Analisis Data ... 24

3.6. Definisi Operasional ... 25

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 27

4.1. Luas dan Letak Geografis ... 27

4.2. Letak Wilayah ... 27

4.3. Keadaan Penduduk ... 28

4.4. Sarana dan Prasarana ... 33

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBEHASAN ... 35

5.1. Identitas Responden ... 35

5.1.1. Umur Responden ... 35

5.1.2. Pendidikan Responden ... 36

5.1.3. Jumlah Tanggungan Keluarga Responden ... 37

5.1.4. Luas Lahan Responden ... 39

5.1.5. Pengalaman Berusahatani ... 40

5.2. Peranan Kelompok Tani ... 41

5.2. Kegiatan Kelompok Tani ... 42

5.2.1. Peranan Kelompok Tani Sebagai Media Belajar ... 43

5.2.2. Peranan Kelompok Tani Sebagai Media Kerja Sama ... 44

(13)

ix

5.2.3. Peranan Kelompok Tani Sebagai Unit Produksi ... 47

5.2.4. Peranan Kelompok Tani Sebagai Unit Bisnis ... 48

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 52

6.1. Kesimpulan ... 52

6.2. Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(14)

x

DAFTAR TABE

Nomor Halaman

Teks

1. Jumlah Penduduk di Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang ... 29 2. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Taulo Kecamatan

Alla Kabupaten Enrekang ... 31 3. Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Taulo

Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang ... 31 4. Mata Pencaharian Penduduk di Desa Taulo Kecamatan Alla

Kabupaten Enrekang ... 32 5. Sarana dan Prasarana di Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten

Enrekang ... 34 6. Umur Responden di Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang ... 35 7. Pendidikan Responden di Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten

Enrekang ... 37 8. Jumlah Tanggungan Keluarga Responden di Desa Taulo Kecamatan Alla

Kabupaten Enrekang ... 38 9. Luas Lahan Responden di Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten

Enrekang ... 39 10. Pengalaman Berusahatani Responden di Desa Taulo Kecamatan Alla

Kabupaten Enrekang ... 40 11. Tanggapan Responden Terhadap Peranan Kelompok Tani Sebagai Media

Belajar ... 42

(15)

xi

12. Tanggapan Responden Terhadap Peranan Kelompok Tani Sebagai Media Kerja Sama ... 44 13. Tanggapan Responden Terhadap Peranan Kelompok Tani Sebagai

Unit Produksi ... 46 14. Tanggapan Responden Terhadap Peranan Kelompok Tani Sebagai

Unit Bisnis ... 48 15. Nilai Rata-rata Keseluruhan Peran Kelompok Tani dalam Peningkatan

Usahatani Salak di Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang ... 49

(16)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan kelompok tani di Indonesia telah lama ada sebagai lembaga komunikasi antar petani dalam menjalankan aktifitasnya. Secara teoritis kelompok tani diartikan sebagai kumpulan petani yang terikat secara informal atas dasar kepentingan dan keserasian bersama dalam usahatani. Kementerian Pertanian mendefinisikan kelompok tani sebagai kelompokpetani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota.

Idealnya, kelompok tani dibentuk oleh dan untuk petani, guna mengatasi masalah bersama dalam usaha tani serta menguatkan usaha tawar petani, baik dalam pasar sarana maupun dalam pasar produk pertanian. Organisasinya bersifat non-formal namun sangat kuat, karena dilandasi kesadaran bersama dan azas kekeluargaan (Anonimus, 2009).

Pentingnya peranan kelompok tani sangat beralasan karena kalau kita perhatikan keberadaan kelompok tani akhir-akhir ini, terutama sejak era otonomi daerah dilaksanakan ada kecenderungan perhatian pemerintah daerah terhadap kelembagaan kelompok tani sangat kurang bahkan terkesan diabaikan sehingga kelembagaan kelompok tani yang sebenarnya merupakan aset sangat berharga dalam mendukung pembangunan ketahanan pangan belum berfungsi secara optimal seperti yang diharapkan. Mengingat semakin kompleks dan besarnya tantangan pembangunan ketahanan pangan mendatang, terutama untuk mencapai

(17)

2 kemandirian pangan, maka kelembagaan kelompok tani yang tersebar di seluruh pelosok pedesaan perlu dibenahi dan diberdayakan, sehingga mempunyai keberdayaan dalam melaksanakan usahataninya.

Perubahan paradigma pembangunan pertanian Indonesia, dari peningkatan produksi menjadi pendekatan agribisnis, membutuhkan petani dengan posisi tawar yang kuat. Hal ini hanya dapat dicapai jika petani mampu berhimpun dalam suatu kekuatan bersama, seperti halnya kelompoktani. Kelompok tani yang berfungsi sebagai media belajar, unit produksi usahatani nelayan dan wahana kerjasama antar anggota kelompok atau antara anggota kelompok dengan pihak lain (Departemen Pertanian, 2001) merupakan salah satu kebutuhan dalam proses industrialisasi pertanian. Kelompoktani merupakan sarana untuk menggali potensi sumberdaya manusia, baik potensi mental psikologisnya maupun potensi fisik teknis yang dimiliki petani (Adjid, 2003).

Sedikitnya ada tiga alasan mengapa diperlukan kelompok tani dalam pembangunan pertanian di pedesaan Indonesia.Pertama, rendahnya rasio jumlah Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dibandingkan dengan jumlah petani sehingga diperlukan wadah yang dapat mempermudah kerja PPL dalam melaksanakan tugas penyuluhan mereka. Kedua, terbatasnya sumberdaya yang dimiliki petani secara individual sehingga dengan bekerjasama dalam kelompok akan mendorong petani untuk menggabung sumberdaya mereka menjadi lebih ekonomis. Ketiga, perilaku berkelompok sudah merupakan budaya Indonesia, terutama di pedesaan.

Sebagian besar aktivitas masyarakat pedesaan sangat dipengaruhi oleh keputusan kelompok (Martaamidjaja, 2000). Oleh karena itu kinerja kelompok tani

(18)

3 merupakan salah satu aspek penunjang yang penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan agribisnis, terutama di pedesaan.

Salah satu tanaman buah-buahan yang berpotensi dan mendapat prioritas untuk dikembangkan di Propinsi Sulawesi Selatan khususnya di Kabupaten Enrekang adalah buah salak. Budidaya tanaman salak yang dilakukan oleh masyarakat Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang berkembang dengan baik karena wilayah ini snagat cocok untuk perkembangan budidaya salak dimana Desa Taulo karena memiliki topografi yang miring pada umumnya topografi miring cocok untuk tanaman salak, karena memiliki drainase yang baik, kesuburan tanah dan faktor biotik sangat mendukung, sehingga menghasilkan buah salak yang melimpah sehingga mulai diolah menjadi berbagai macam produk makanan maupun kerajinan tangan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yakni Bagaimana Peranan Kelompok Tani dalam menunjang usahatani salak di Desa Taulo, Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui peran kelompok tani dalam menunjang usahatani salak di Desa Taulo, Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang.

(19)

4 1.4. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai Tambahan pengalaman, pembelajaran, sebelum memasuki dunia kerja, dan saranadalam menerapkan teori-teori yang diperoleh dibangku kuliah. Serta hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan atau bahan masukan bagi pihak lain atau penulis dalam melakukan penelitian dengan tema sejenis.

2. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang ingin mengetahui peranan kelompok tani dalam menunjang usahatani salak di Desa Taulo, Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang.

3. Bagi penulis untuk menambah wawasan terutama yang berhubungan dengan peranan kelompok tani dalam pengembangan usahatani agribisnis salak, serta berguna sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya terutama dalam ruang lingkup yang sama.

(20)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kelompok Tani

Kelompok tani adalah kumpulan petani yang terikat secara non formal dan dibentuk atas dasar kesamaan, kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya), keakraban dan keserasian, serta mempunyai pimpinan untuk mencapai tujuan bersama (Dinas Pertanian Tanaman Pangan, 2002).

Kelompok tani merupakan suatu bentuk perkumpulan petani yang berfungsi sebagai media penyuluhan. Kelompok tani sebagai media penyuluhan bertujuan untuk mencapai petani tangguh yang memiliki keterampilan dalam menerapkan inovasi, mampu memperoleh tingkat pendapatan guna meningkatkan kualitas hidup sejajar dengan profesi yang lain, mampu menghadapi resiko usaha, mampu memanfaatkan asas skala usaha ekonomi, memiliki kekuatan mandiri dalam menghadapi pihak-pihak lain dalam dunia usaha sebagai salah satu komponen untuk membangun pertanian maju, efisien dan tangguh.

Menurut Santoso (2004), pengertian kelompok tani tersebut mengandung unsur:

a. Kelompok tani merupakan wadah sekumpulan petani yang mempunyai kepentingan bersama dalam mencapai tujuan.

b. Atas dasar kesadaran, keakraban, kepentingan bersama dan saling percaya dan mempercayai merupakan dasar terbentuknya angggota kelompok tani.

c. Sebagai wadah pernyataan aspirasi yang murni dari petani tersebut.

(21)

6 Ada banyak kegiatan yang dapat digunakan dalam rangka menumbuhkan dan memperkuat kelompok tani dan ada banyak topik materi pelatihan yang sesuai untuk pelatihan organisasi petani.Seperti dikemukakan oleh Daniaty (2003), bahwa kelompok yang dinamis ditandai oleh selalu adanya kegiatan ataupun interaksi baik didalam maupun dengan pihak luar kelompok secara efektif dan efisiensi mencapai tujuan-tujuannya. Selanjutnya bahwa kelompok sosial seperti kelompok tani bukan merupakan kelompok yang statis, karena pasti mengalami perkembangan serta perubahan sebagai akibat proses formasi ataupun reformasi dari pola-pola di dalam kelompok tersebut dan pengaruh dari luar. Selain itu, keadaan yang tidak stabil tersebut juga dapat terjadi karena adanya konflik antar individu dalam kelompok atau karena adanya konflik antar bagian kelompok tersebut sebagai akibat tidak adanya keseimbangan antara kekuatan –kekuatan didalam kelompok itu sendiri.

Sebagai tantangan, petani dituntut kemauan dan kemampuannya dalam menghadapi era globalisasi ini dapat meraih peluang dan keuntungan pada posisi tersebut. Buhaerah (2008), menerangkan bahwa petani sebagai pelaku utama pembangunan pertanian memerlukan : (1) Peningkatan pengetahuan dan keterampilannya, (2) Pemberian nasehat teknis dan informasi, (3) Peningkatan mutu organisasi dan kepemimpinannya, dan (4) Penanaman motivasi dan percaya diri dalam menangani usahataninya.

Menurut Purwanto (2007), dinamika kelompok tani adalah seluruh aktivitas dari kekuatan interen dan eksteren secara interaktif dari seluruh anggota kelompok. Sedangkan kelompok dikatakan dinamis apabila semua unsur yang

(22)

7 ada dalam kelompok berinteraksi dan berperan sesuai fungsinya, Selanjutnya untuk mengukur kedinamisan dalam suatu kelompok dapat dilihat dari segi:

1. Pertemuan Kelompok;

2. Produksi Usahatani Meningkat;

3. Adanya Rencana Kerja;

4. Pengurus Aktif (Berfungsi);

5. Norma Kelompok Ditaati;

6. Adanya Tabungan;

7. Pendapatan dan Kesejahteraan.

Penilaian kelas kemampuan kelompoktani dilaksanakan berdasarkan lima jurus kemampuan kelompok, yang selanjutnya dinilai dengan menggunakan indikator-indikator tertentu, Pusluhtan (2001), yaitu:

a. Kemampuan merencanakan kegiatan untuk meningkatkan produktivitas usahatani (termasuk pasca panen dan analisis usahatani) para anggotanya, dengan penerapan rekomendasi yang tepat dan memanfaatkan sumberdaya alam secara optimal, Indikator:

 Kemampuan merencanakan pemanfaatan SDA yang tersedia;

 Kemampuan merencanakan usaha kelompok guna mencapai skala usaha;

 Kemampuan merencanakan pelaksanaan rekomendasi teknologi;

 Kemampuan merencanakan pengadaan sarana produksi;

 Kemampuan merencanakan pengadaan atau pengembalian kredit;

 Kemampuan merencanakan pengolahan dan pemasaran hasil;

 Kemampuan merencanakan kegiatan dalam meningkatkan PSK; dan

(23)

8

 Kemampuan melakukan analisis usahatani.

b. Kemampuan melaksanakan dan mentaati perjanjian dengan pihak lain, Indikator :

 Kemampuan memperoleh kemitraan usaha yang menguntungkan bagi usahatani kelompok;

 Mampu membuat perjanjian kerjasama dengan mitra usaha/pihak lain;

 Mampu memperoleh hak kelompok sesuai perjanjian dengan pihak lain;

 Kemampuan melaksanakan kewajiban kelompok sesuai perjanjian dengan pihak lain;

 Mampu saling memberi informasi dalam kerjasama dengan pihak lain;

 Kemampuan menerapkan 5 tepat (kualitas, kuantitas, harga, waktu dan tempat) dalam kerjasama dengan pihak lain;

 Kemampuan mentaati peraturan/perundangan yang berlaku.

c. Kemampuan pemupukan modal dan pemanfaatan pendapatan secara rasional, Indikator :

 Kemampuan memupuk modal, baik dari tabungan anggota, penyisihan hasil usaha, simpan pinjam maupun pendapatan dari usaha kelompok;

 Kemampuan mengembangkan modal usaha di bidang produksi, pengolahan hasil dan atau pemasaran untuk mencapai skala ekonomi;

 Kemampuan memanfaatkan pendapatan secara produktif;

 Kemampuan mengadakan dan mengembangkan fasilitas atau sarana kerja;

(24)

9

 Kemampuan mendapatkan dan mengembalikan kredit dari Bank atau pihak lain.

d. Kemampuan meningkatkan hubungan yang melembaga antar kelompoktani- nelayan dengan KUD, Indikator:

 Kemampuan mendorong anggotanya menjadi anggota koperasi/KUD;

 Kemampuan meningkatkan pengetahuan perkoperasian bagi anggota;

 Kemampuan memperjuangkan anggotanya menjadi pengurus koperasi;

 Kemampuan memanfaatkan pelayanan yang disediakan koperasi/KUD;

 Kemampuan meningkatkan kegiatan kelompok menjadi salah satu kegiatan utama koperasi/KUD;

 Kemampuan menjadikan kelompok sebagai Tempat Pelayanan Koperasi (TPK) atau Unit Usaha Otonom (UUO) koperasi/KUD;

 Kemampuan menjadikan koperasi/KUD sebagai penyedia sarana, pelaksana pengolahan atau pemasaran hasil;

 Kemampuan untuk menabung dan memperoleh pinjaman/kredit dari koperasi/KUD;

 Kemampuan untuk berperan serta memajukan koperasi/KUD.

e. Kemampuan menerapkan teknologi dan pemanfaatan informasi serta kerjasama kelompok yang dicerminkan oleh tingkat produktivitas dari usahatani para anggota kelompok, Indikator:

 Kemampuan secara teratur dan terus menerus mencari, menyampaikan, meneruskan dan memanfaatkan informasi;

(25)

10

 Kemampuan melaksanakan kerjasama antar anggota dalam pelaksanaan seluruh rencana kelompok;

 Kemampuan melakukan pencatatan dan evaluasi untuk peningkatan usahatani;

 Kemampuan meningkatkan kelestarian lingkungan;

 Kemampuan mengembangkan kader kepemimpinan dan keahlian dari anggota kelompok;

 Tingkat produktivitas usahatani seluruh anggota kelompok (dibandingkan dengan rata-rata produktivitas komoditas sejenis di daerah yang bersangkutan);

 Tingkat pendapatan usahatani seluruh anggota kelompok (dibandingkan dengan rata-rata daerah yang bersangkutan untuk satuan tertentu);

Tingkat kesejahteraan petani seluruh anggota kelompok (komposisi jumlah keluarga prasejahtera, sejahtera I, II dan III dibandingkan dengan rata-rata daerah yang bersangkutan.

2.2. Peranan Kelompok Tani

Peranan adalah sesuatu yang menjadi bagian yang terutama dalam terjadinya sesuatu hal atau peristiwa, baik itu segala sesuatu yang sifatnya positif maupun negatif. Peranan dapat diartikan mengatur perilaku seseorang dan juga peranan menyebabkan seseorang pada batas-batas tertentu, dapat meramalkan perbuatan individu lain sehingga yang bersangkutan akan dapat menyesuaikan perilakunya dengan perilaku orang-orang dalam kelompoknya. Peranan merupakan ekspektasi seseorang terhadap orang lain akan sifat-sifat pekerjaan

(26)

11 yang dilakukannya, jadi ekspektasi merupakan suatu perwujudan tanggung jawab terhadap suatu peran atau pekerjaan, dalam hal ini peranan yang ditekankan adalah tanggung jawab semua pihak yang terkait di dalam sektor pertanian, karena pertanian sebagai leading sector merupakan tulang punggung pembangunan Indonesia. (Anonim, 2003).

Menurut Mardikanto (2004), peranan kelompok tani adalah kinerja yang dilakukan dalam bentuk kelompok yang beranggotakan para petani yang ada di setiap desa, yang mengikuti kegiatan penanaman bersama antar kelompok akan tetapi tidak semua anggota kelompok tani mengikuti kegiatan tersebut. Seperti melakukan penanaman bersama antar kelompok, pembersihan irigasi, serta pemberantasan hama dan lain sebagainya. Kelompok tani sebagai wadah organisasi dan bekerja sama antar anggota mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat tani, sebab segala kegiatan dan permasalahan dalam berusaha tani dilaksanakan oleh kelompok secara bersamaan.

Ketua kelompok tani dipilih dari salah seorang petani yang dianggap memiliki pengetahuan dan wawasan luas. Kelompok tani dapat menjalankan tugas dan kewajibannya antara lain mengkoordinasikan kegiatan gotong-royong untuk pengolahan lahan anggota kelompok tani secara bergantian, mengkoordinasikan penjualan hasil produksi, dan melakukan hubungan dengan pihak penyuluh maupun dinas pertanian. Dengan adanya kelompok tani, para petani dapat bersama-sama memecahkan permasalahan antara lain berupa pemenuhan sarana produksi pertanian, teknis produksi dan pemasaran hasil. Melihat potensi tersebut,

(27)

12 maka kelompok tani perlu dibina dan diberdayakan lebih lanjut agar dapat berkembang secara optimal.

Pentingnya pembinaan petani dengan pendekatan kelompok tani merupakan salah satu syarat pelancar pembangunan pertanian adanya kegiatan petani yang tergabung dalam kelompok tani. Mengembangkan kelompok tani adalah berarti membangun keinginan, dan kepercayaan pada diri sendiri agar dapat terlibat secara aktif dalam pembangunan. Disamping itu mereka dapat bergerak secara metodis, berdayaguna, dan teroganisir. Suatu gerakan kelompok tani yang tidak teroganisir dan tidak mengikuti kerjasama menurut pola-pola yang maju, tidak akan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi petani. Beberapa keuntungan dari pembentukan kelompok tani antara lain: Semakin eratnya interaksi dalam kelompok dan semakin terbinanya kepemimpinan kelompok, terarahnya peningkatan secara cepat tentang jiwa kerjasama antar petani, semakin cepatnya proses difusi penerapan inovasi atau teknologi baru, meningkatnya orientasi pasar baik yang berkaitan dengan masukan (input) atau produk yang dihasilkannya dan dapat membantu efesiensi pembagian air irigasi serta pengawasannya oleh petani itu sendiri (Sudaryanto, 2002).

Peranan kelompok tani dapat dimainkan setiap waktu oleh pemimpin kelompok maupun oleh anggota lainnya. Pemimpin kelompok tani dengan kata lain pengurus dalam kelompok memiliki peran sebagai koordinator dimana mereka yang menjelaskan atau menunjukan hubungan antara berbagai pendapat dan saran, yang mencoba mempersatukan pendapat dan saran-saran atau mencoba mengkoordinir kegiatan anggota atau sub kelompok (Badan Pendidikan Latihan

(28)

13 Penyuluh Pertanian, 2005). (1) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), (2) Kelompok Wanita Tani, (3) Gabungan Kelompok Tani, (4) Koperasi Unit Desa (KUD), (5) Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL).

Menurut Witjaksono (2012), dijelaskan bahwa kelompok tani dapat berperan sebagai media belajar, media kerjasama, sebagai unit produksi, dan sebagai unit bisnis. Peranan merupakan seperangkat harapan yang ditujukan pada diri seseorang dan hal-hal yang seharusnya dilaksanakan. Kegiatan atau aktivitas yang berkaitan dengan status dalam masyarakat/lingkungannya disebut sebagai peranan individu/kelompok yang bersangkutan. Jadi hal-hal yang menjadi harapan terhadap diri seseorang/kelompok dan seharusnya dilaksanakan oleh orang/kelompok tersebut merupakan peran seseorang/kelompok yang bersangkutan. Sesuai Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor:

273/Kpts/OT.160/4. Kelompok Tani berperan dan berfungsi sebagai media belajar,media kerjasama, unit produksi dan unit bisnisantara anggota kelompok.

1. Media Belajar

Kelompok tani sebagai media belajar bagi petani merupakan wadah bagi setiapanggotanya untuk berinteraksi guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dalam usahatani yang lebih baik dan menguntungkan serta berperilaku lebih mandiriuntuk mencapai kehidupan yang lebih sejahtera. Dalam kelas belajar mengajar ini diarahkan agar anggota–anggota kelompok memiliki kemampuan dalam hal:

a. Menggali dan merumuskan keperluan belajar, yaitu mencari, mengetahui, dan menentukan keperluan dalam proses belajar mengajar.

(29)

14 b. Berhubungan dan bekerjasama dengan sumber informasi dan teknologi yang diperlukan dalam proses belajar mengajar, baik yang berasal dari sesama petani, instansi pembina maupun pihak–pihak lain. Hal ini merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk memenuhi keperluan belajar dengan mencari sumber–sumber informasi dan tekhnologi.

c. Menciptakan iklim lingkungan belajar yang sesuai.

d. Mempersiapkan sarana belajar yang dibutuhkan, yaitu telah tersedianya fasilitas–fasilitas yang dibutuhkan dalam proses belajar–mengajar.

e. Mengemukakan keinginan, pendapat maupun masalah yang dihadapi sesama dalam kelompok.

f. Memahami keinginan, pandapat maupun masalah yang dihadapi orang lain dalam kelompok, yaitu adanya solidaritas dan toleransi sesama pihak yang terkait dengan menghargai keinginan dan pendapat orang lain dengan mengerti maksud dan tujuannya.

g. Merumuskan kesepakatan bersama baik dalam memecahkan masalah maupununtuk melaksanakan berbagai kegiatan kelompok.

h. Menaati dan melaksanakan kesepakatan yang dihasilkan bersama, yaitu adanya kedisiplinan dalam menegakkan kesepakatan–kesepakatan yang telah diputuskan sebelumnya.

2. Media Kerjasama

Kelompok tani merupakan tempat untuk memperkuat kerjasama antara sesama petani dalam kelompok untuk menghadapi berbagai ancaman, tantangan hambatan dan gangguan. Untuk dapat mengatasi ataupun untuk menekan resiko

(30)

15 tersebut maka kelompok tani dapat menanggulangi/mengatasinya dengan cara memperkuat dan menjalin kerjasma diantara sesama petani dalam kelompok.

Untuk dapat memperkuat dan menjalin kerjasama tersebut, maka kelompok tani sebagai media kerjasama antara anggota kelompok harus meningkatkan berbagai kemampuan. Kemampuan-kemampuan yang dimaksud yaitu:

a. Menciptakan suasana saling kenal, saling percaya, dan selalu berkeinginan untuk bekerjasama.

b. Menciptakan suasana keterbukaan dalam menyatakan pendapat dan pandangan-pandangan diantara anggota untuk mencapai tujuan bersama, yaitu segala sesuatu yang menyangkut kelompok, diketahui oleh semua pihak yang terkaitdalam kelompok, tidak hanya sebatas pada orang–orang tertentu saja. Mengatur dan melaksanakan pembagian tugas/kerja diantara sesama anggota sesuai dengan kesepakatan bersama.

c. Mengembangkan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab diantara sesama anggota kelompok, yaitu menaati apa yang menjadi norma–norma kelompok, melaksanakan ketentuan–ketentuan ataupun keputusan yang telah ditetapkan oleh kelompok.

d. Merencanakan dan melaksanakan musyawarah dan pertemuan–pertemuan lainnya agar tercapai kesepakatan bersama.

e. Menaati dan melaksanakan kesepakatan yang dihasilkan bersama kelompok.

f. Melaksanakan tukar pikiran.

(31)

16 g. Bekerjasama dengan pihak–pihak penyedia kemudahan sarana produksi,

pengolahan dan pemasaran hasil.

h. Mengembangkan kader kepemimpinan di kalangan para anggota kelompok dengan jalan memberikan kesempatan kepada setiap anggota untuk mengembangkan keterampilannya dibidang tertentu sehingga berperan sebagai agen teknologi.

3. Unit Produksi

Kelompok tani merupakan satu kesatuan unit usahatani untuk mewujudkankerjasama dalam mencapai skala ekonomi yang lebih menguntungkan. Upaya peningkatan peranan kelompok tani sebagai unit produksi berorientasi kepada agribisnis dan agro industri dan hal ini dilakukan dengan peningkatan berbagai kemampuan yang merupakan tugas dan tanggung jawab kelompok, kemampuan ituantara lain sebagai berikut:

a. Mengambil keputusan dalam menentukan pola usaha tani yang menguntungkan berdasarkan teknologi terapan dan berorientasi pasar tanpa melupakan kepentingan nasional.

b. Menyusun rencana usahataniserta rencana permodalan, yaitu adanya kemampuan dalam menyusun rencana kegiatan-kegiatan kelompok tani untuk 1 tahun yang disusun berdasarkan kesepakatan kerjasama sebagai hasil musyawarah kelompok.

c. Menerapkan teknologi maju dalam usahatani sesuai rekomendasi.

Berhubungan dan bekerjasama dengan pihak–pihak penyedia saran produksi dan pemasaran hasil, yaitu adanya usaha–usaha dalam kerjasama

(32)

17 dalam penyedia sarana produksi di dalam kecepatan atau kelancaran usahatani.

d. Menaati dan melaksanakan kesepakatan yang dihasilkan bersama dalam kelompok.

e. Menganalisa dan menilai hasil usahatani yang dilaksanakan.

f. Mengatasi keadaan darurat, yaitu adanya usaha–usaha dalam menghadapi masalah dalam usahatani dengan keadaan–keadaan di luar dugaan atau di luar rencana.

g. Mengelola administrasi kelompok, yaitu adanya suatu kemampuan kelompok dalam mengelola atau mengurus suatu proses kegiatan kelompok untuk mencapai tujuan tertentu.

4. Unit Bisnis

Usahatani pada umumnya adalah kegiatan bisnis yang berorientasi pada profit, sehingga dalam hal ini kelompok tani bisa berperan sebagai agen bisnis yang bisa menggerakkan sumberdaya kolektif ( tenaga, pikiran, dan dan ) bagi kepentingan kelompok sehingga usahatani bisa lebih efisien.

2.3. Usahatani Agribisnis

Usahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tubuh tanah dan air, perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan atas tanah itu, sinar matahari, bangunan yang didirikan di atas tanah dan sebagainya. Farm, yaitu sebagai suatu tempat atau bagian dari permukaamn bumi dimana pertanian diselenggarakan oleh

(33)

18 seorang petani tertentu apakah ia seorang pemilik, penyakap ataupun manager yang digaji (Soekartawi, 2005).

Tujuan usahatani yaitu bagaimana petani dapat memperbesar hasil sehingga kehidupan seluruh keluarganya menjadi lebih baik. Untuk mencapai tujuan ini petani selalu memperhitungkan untung ruginya walau tidak secara tertulis. Dalam ilmu ekonomi dikatakan bahwa petani membandingkan antara hasil yang diharapkan akan diterima pada waktu panen (penerimaan, revenue) dengan biaya (pengorbanan, cost) yang harus dikeluarkan Mosher (Go Bang Hong, 1976).

Hasil yang diperoleh petani pada saat panen disebut produksi, dan biaya yang dikeluarkan disebut biaya produksi. Agar tujuan usahatani tercapai maka usahataninya harus produktif dan efisien. Produktif artinya usahatani itu produktifitasnya tinggi. Produktivitas secara teknis adalah perkalian antara efisiensi (usaha) dan kapasitas (tanah). Efisiensi fisik mengukur banyaknya hasil produksi (output) yang dapat diperoleh dari satu kesatuan input. Kapasitas tanah menggambarkan kemampuan tanah itu menyerap tenaga dan modal sehingga memberikan hasil produksi bruto yang sebesar-besarnya pada tingkat teknologi tertentu (Shinta, 2011).

Sedangkan agribisnis adalah suatu sistem yang utuh mulai sub-sistem penyediaan sarana produksi dan peralatan pertanian; sub-sistem usaha tani; sub- sistem pengolahan atau agroindustri dan sub-sistem pemasaran. Agar sub-sistem ini bekerja dengan baik maka diperlukan dukungan sub-sistem kelembagaan sarana dan prasarana serta sub-sistem pembinaan.

(34)

19 Agribisnis sebagai suatu sistem merupakan seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Disini dapat diartikan bahwa agribisnis terdiri dari dari berbagai sub sistem yang tergabung dalam rangkaian interaksi dan interpedensi secara reguler, serta terorganisir sebagai suatu totalitas.

2.4. Salak

Tanaman salak adalah tanaman dengan buah yang biasa di makan.

Tanaman ini sefamili dengan kelapa (Palmae), rendah, hampir tidak berbatang, tegak, berduri-duri, tinggi 1,5-5 m. Tanaman ini tumbuh baik jika ada pohon penaungnya /pelindung, cocok dengan iklim yang basah, tidak tahan genangan air, serta memerlukan tanah gembur yang banyak mengandung bahan organik. Dalam bahasa ingris disebut snake fruit sementara nama ilmiahnya adalah Salacca Edulis Reinm. Buah ini disebut snake fruit karena kulitnya yang mirip dengan sisik ular (Anonim, 2010)

Kita lazim mengatakan “makan” buah salak, buah duku, buah rambutan, dan buah manggis. Akan tetapi, pada kenyataanya bukanlah buah yang kita makan.

Buahnya sendiri malahan bagian yang kita buang sebagai kulit. Yang dengan salah kita sebut ”buah” adalah tangkai biji yang tumbuh menyelubungi biji menjadi jaringan yang tebal berdaging dan manis rasanya.Di Indonesia sebenarnya terdapat banyak sekali jenis salak. Akan tetapi,yang banyak dikenal masyarakat adalah salak pondoh yaitu jenis buah salakini kecil-kecil, ujudnya tidak menarik, tetapi memiliki daging buah yangrasanya manis dan enak karena sedikit sekali rasa sepet. Daging buahnya tipis sampai agak tebal dengan warna putih susu. Rasanya manis dan enak sejak buah masih muda sampai pada tingkat

(35)

20 menjelang masak. Bila buah sudah masak betul (masir) rasa tersebut akan sedikit berkurang. Pada umumnya salak pondoh dijual bersama tangkainya dalam tandan, tidakperbiji (Soetomo, 1990).

2.5. Kerangka Pikir

Dalam meningkatkan pengembangan usahatani salak diperlukan peranan kelompok tani yaitu sebagai kelas belajar, wadah kerjasama, dan kelompok tani dapat berperan sebagai unit produksi. Sebagai media belajar diharapkan anggota kelompok dapat saling tukar-menukar pengetahuan dan ketampilan serta pengalamannya. Di samping itu kelompok juga dapat dijadikan media bagi penyuluh atau nara sumber lainnya untuk memberikan penyuluhan atau pembinaan kepada anggota kelompok tani. Tidak semua kegiatan dapat dilakukan se cara individual sehingga diperlukan kerja sama antar anggota kelompok tani, misalnya dalam pemasaran, pengendalian hama dan penyakit, dan pengairan.

Dengan demikian kelompok bisa berperanan sebagai media kerja sama antar anggota kelompok tani. Disamping itu kelompok juga bisa memfasilitasi kegiatan produksi bagi anggota-anggotanya, mulai dari penyediaan input, proses produksi, pasca panen, sampai dengan pemasaran hasilnya.Usahatani pada umumnya adalah kegiatan kegiatan bisnis yang berorientasi pada profit, sehingga dalam hal ini kelompok tani bisa berperanan sebagai agen bisnis yang bisa menggerakkan sumberdaya kolektif (tenaga, pikiran, dan dana) bagi kepentingan kelompok sehingga pengembangan usahatani salak bisa lebih meningkat.

Adapun skema penelitian ini sebagai berikut:

(36)

21 Gambar 1. Kerangka pikir Peranan Kelompok Tani Dalam Menunjang Usahatani

Salak Di Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.

Usahatani Salak

Peranan Kelompok Tani

Menunjang Usahatani Salak

Media Kerjasama

Unit Produksi Media

Belajar

Unit Bisnis

(37)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Taulo, Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang dengan pertimbangan bahwa Desa Taulo merupakan penghasil komoditas salak terbesar di Kecamatan Alla. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 (dua) bulan, yaitui bulan April sampai bulan Juni di Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.

3.2. Teknik Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah kelompok tani di Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang yaitu sebanyak 6 kelompok tani, dengan jumlah anggota yang berbeda-beda, yaitu : kelompok 1 : 20 orang, kelompok 2 : 13 orang, kelompok 3 : 11 orang, kelompok 4 : 17 orang, kelompok 5 : 20 orang, kelompok 6 : 19 orang. Jadi jumlah populasi sebanyak 100 orang. Penarikan sampel dalam penelitian ini adalah pengambilan sampel dilakukan secara sengaja (Purposive Sampling) yaitu dipilih 2 orang dalam tiap kelompok tani dengan pertimbangan orang yang dipilih adalah petani atau anggota kelompok tani yang aktif, memiliki pengetahuan yang banyak mengenai usahatani salak dan pengalaman yang baik dalam berusahatani salak dengan jumlah keseluruhan responden adalah 12 orang (Sugiono, 2012).

3.3. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan data kuantitatif :

(38)

23 a. Data kualitatif adalah data yang diperoleh dari kelompok tani dalam bentuk informasi baik lisan maupun tertulis, yang menggambarkan situasi langsung dalam pengembangan usaha tani salak.

b. Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dari instansi pemerintah dalam bentuk angka-angka, seperti data kelompok tani

2. Sumber Data

Sumber data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder:

a. Data primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan dari responden. Data ini diperoleh dari hasil observasi dan wawancara langsung dengan responden melalui daftar pertanyaan ( kuesioner).

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi.

Periode waktu data ini berupa laporan data misalnya data produksi, laporan, catatan yang ada kaitannya dengan penelitian.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dan informasi dilaksanakan dengan teknik yaitu:

1. Observasi

Observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda.Observasi dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Pada observasi langsung dapat dilakukan dengan mengambil peran atau tak berperan. Observasi langsung yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi berperan (partisipant observation), dimana pada saat pengamatan, kehadiran peneliti diketahui oleh para pribadi yang akan

(39)

24 diamati. Pengamatan juga dilaksanakan dengan mencatat hal/kondisiyang sedang berlangsung menurut apa adanya (kondisi aslinya) (Sutopo, 2002).

2. Wawancara

Wawancara adalah proses percakapan dengan maksud untuk mengonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, motivasi, perasaan dan sebagainya yang dilakukan dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dengan orang yang diwawancarai (Bungin, 2007).

3. Dokumentasi

Teknik ini dilakukan melalui teknik pencatatan data yang diperlukan baik dari responden maupun dari istansi terkait yang ada hubungannya dengan penelitian ini.

3.5. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif kuantitatif yaitu tiap variabel yang diukur terdiri dari tiga pilihan jawaban masing-masing bernilai skor 3 bila menjawab ya, skor 2 jika menjawab kadang-kadang, dan skor 1 bila menjawab tidak, selanjutnya digunakan rumus interval masing-masing kriteria. Jawaban responden tersebut akan dikategorikan kedalam beberapa kategori menurut alternatif jawaban. Kategori jawaban tersebut akan ditemukan dengan skala interval dengan rumus (Sugiyono, 2005):

Kelas kategori :

Jawaban responden masing-masing variabel dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

(40)

25 Skor untuk kategori rendah = 1,00 - 1,66

Skor untuk kategori sedang = 1,67 – 2,33

Skor untuk kategori tinggi = 2,34 - 3,00.

3.6. Definisi Operasional

Untuk mencegah terjadinya penafsiran dalam penelitian ini maka diasumsikan bahwa definisi penelitian sebagai berikut:

1. Kelompok tani adalah kumpulan para petani salak yang ada di Desa Taulo terikat secara non formal. Peranan Kelompok Tani adalah kinerja yang dilakukan dalam bentuk kelompok yang beranggotakan para petani Desa Taulo, yang mengikuti kegiatan penanaman bersama antar kelompok akan tetapi tidak semua anggota kelompok tani mengikuti kegiatan tersebut.

2. Media belajar adalah peran kelompok tani sebagai tempat belajar para anggota kelompok tani di Desa Taulo, Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang.

3. Media kerjasama adalah tempat untuk memperkuat kerjasama diantara sesama petani dalam kelompok tani dan antar kelompok tani serta dengan pihak lain.

4. Unit produksi adalah kegiatan produksi bagi anggota-anggotanya, mulai dari penyediaan input, proses produksi, pasca panen, sampai dengan pemasaran hasilnya.

5. Unit bisnis adalah peran kelompok tani sebagai agen bisnis yang bisa menggerakkan sumberdaya kolektif (tenaga, pikiran, dandana) bagi kepentingan kelompok sehingga usahatani bisa lebih efisien.

(41)

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Luas dan Letak Geografis

Desa Taulo merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan dengan luas wilayah Desa Taulo adalah 29,06 ha. Secara Geografis Desa Taulo daerah yang berbukit-bukit dan berada di dataran tinggi dengan ketinggian 600 m di atas permukaan laut.

Kondisi tanah di Desa ini cukup subur untuk ditanami berbagai jenis tanaman, baik tanaman holtikultura maupun tanaman jangka panjang. Potensi pengairan di Desa Taulo juga cukup tersedia sehingga daerah ini dianggap sangat cocok sebagai wilayah pertanian dan perkebunan, serta dapat memberikan konstribusi pengairan untuk Desa dan Kelurahan lain yang ada disekitar Desa Taulo. Desa Taulo juga memiliki suhu udara rata-rata harian 32 ºC, curah hujan 2.520 mm dengan jumlah bulan hujan 6 bulan.

4.2 Letak Wilayah

Secara administrasi, Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang, Desa Taulo berbatasan dengan :

Sebelah Utara : Desa Salassa Sebelah Selatan : Desa Bolang Sebelah Timur : Desa Mekkala Sebelah Barat : Kelurahan Kalosi

(42)

28 Desa Taulo terbagi atas 6 dusun yaitu sebagai berikut :

1. Dusun Taulo 2. Dusun Galonggong 3. Dusun Kalaja

4. Dusun Buntu Randan 5. Dusun Limbong 6. Dusun Kou 4.3 Keadaan Penduduk

Penduduk merupakan faktor penentu terbentuknya suatu negara atau wilayah dan sekaligus sebagai modal utama suatu negara dikatakan berkembang atau maju, bahkan suksesnya pembangunan disegala bidang dalam negara tidak bisa terlepas dari peran penduduk, baik dalam bidang sosial, ekonomi, politik, budaya dan pendidikan, sekaligus sebagai faktor utama dalam pembangunan fisik maupun nonfisik. Akibat dari tingginya pertumbuhan penduduk, akan timbul persaingan diantara penduduk untuk dapat mempertahankan hidup. Oleh karena kehadiran dan peranannya sangat menentukan bagi perkembangan suatu wilayah, baik dalam skala kecil maupun besar.

Jumlah penduduk di Desa Taulo yaitu berjumlah 2.428 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 1.200 jiwa dan perempuan sebanyak 1.228 jiwa yang tersebar dalam 6 dusun dengan perincian dapat dilihat pada Tabel 1

(43)

29 Tabel 1. Jumlah Penduduk di Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang, 2016

No. Dusun

Jumlah Jiwa Total (orang)

L P

1. Taulo 203 214 417

2. Ra’pa 231 236 467

3. Kondongan 213 205 418

4. BuntuRandan 229 225 454

5 Limbong 179 197 376

6 Kou 145 151 296

Jumlah 2.428

Sumber : Kantor Desa Taulo, 2016

Tabel 1 menjelaskan bahwa jumlah penduduk terbanyak di Desa Taulo yang terbanyak di Dusun BuntuRandan yakni 454 orang, terendah di Dusun Kuo sebanyak 296 orang. Keadaan penduduk Desa Taulo terhitung mulai angka bayi sampai umur berlanjut. Keadaan penduduk Desa Taulo masih sangat potensial untuk mengembangkan satu titik usaha yang maksimal karena masih banyak didominasi oleh umur yang masih produktif, sehingga pola pikir untuk mengembangkan usaha di bidang pertanian terkhusus pada penciptaan ekonomi sampingan pada tahapan- tahapan usaha-usaha sampingan.

Suatu generasi atau yang biasa disebut sebagai kelompok usia merupakan sekelompok orang yang telah mengalami kehidupan sosial, lingkungan politik, sejarah dan ekonomi. Disebut sebagai kelompok usia karena mereka telah berbagi sejarah, perilaku dan nilai bersama yang bersifat unik. Analisis kelompok merupakan

(44)

30 suatu proses yang menggambarkan dan menjelaskan suatu sikap, nilai-nilai dan perilaku dari suatu kelompok umur serta memprediksi sikap nilai dan perilaku di masa yang akandatang Del Hawkins, dkk (2007)

Tabel 2. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang, 2016

No Kelompok Umur (Tahun) Jumlah (orang) 1.

2.

3.

4.

5.

6.

7 8.

9.

0-11 12 -21 22 -31 32 -41 42 -51 52 -61 62 -71 72 -80

˃ 80

618 458 396 335 287 192 101 28 13

Total 2.428

Sumber : Kantor Desa Taulo, 2016

Tabel 2 menjelaskan bahwa distribusi penduduk menurut kelompok umur yang ada di Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang terbagi dalam 8 kelompok umur. Kelompok umur terbanyak berada pada umur 0-11 tahun sebanyak 618 orang, terendah kelompok umur ˃ 80 tahun sebanyak 13 orang.

(45)

31 4.3.1 Keadaan Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Kemampuan seseorang di dalam berusaha maupun ikut kegiatan di lingkungan sekelilingnya sebagian ditentukan oleh tingkat pendidikannya, baik yang bersifat formal maupun informal. Tingkat pendidikan pada umumnya dapat berpengaruh terhadap pengetahuan seorang ,sampai pada tingkat pengusaha, terutama pada proses kecepatan dan ketepatan dalam pengambilan keputusan usaha. Oleh karena itu, data penduduk berdasarkan pendidikan merupakan hal yang cukup penting diketahui. Data penduduk berdasarkan pendidikan di Desa Taulo dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang, 2016

Sumber : Kantor Desa Taulo, 2016

Tabel 3 menjelaskan bahwa tingkat pendidikan responden di Desa Taulo, Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang yang terbanyak adalah penduduk dengan tingkat pendidikan SD dengan jumlah 377 orang, terendah adalah penduduk yang

No Tingkat Pendidikan Jumlah(orang)

1 2 3 4 5 6

SD SLTP SLTA D3

S1 S2

377 132 46 6 28 3

Jumlah 488

(46)

32 mengenyam pendidikan hingga Strata 2 (S2) ada 3 orang. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di wilayah ini relatif tinggi.

4.3.2 Mata Pencaharian Penduduk

Mata pencaharian penduduk Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang sebagian besar adalah petani. Namun tidak semua penduduk Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang bermata pencaharian sebagai petani karena ada juga sebagian masyarakat yang mata pencahariannya sebagai buruh tani, PNS, pengrajin industri, peternak, dan pengusahan kecil dan menengah, untuk lebih jelasnya dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Mata Pencaharian Penduduk di Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang, 2016

No Jenis Mata Pencaharian Jumlah (orang) 1

2 3 4 5 6

Petani/peternak Buruh Tani PNS

Pengrajin Industri

Pengusaha kecil dan menengah Pensiunan PNS/TNI/POLRI

870 2 27

5 9 6

Jumlah 926

Sumber : Kantor Desa TaulO, 2016

Tabel 4 menunjukkan bahwa mayoritas penduduk Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang mempunyai mata pencaharian dari sektor pertanian

(47)

33 sebanyak 870 orang, terendah penduduk dengan mata pencaharian sebagai pensiunan PNS/TNI/POLRI. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas perekonomian didominasi oleh sektor pertanian.

4.4 Sarana dan Prasarana

Sarana adalah suatu alat yang dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan, sedangkan prasarana adalah jembatan untuk menuju tingkat sarana. Aktivitas dan kegiatan suatu wilayah sangat tergantung dari sirkulasi perekonomian wilayah tersebut, oleh karena itu sarana dan prasarana sosial ekonomi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam bidang pembangunan.

Jenis sarana yang ada di Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang sebagian besar berupa sarana pendidikan,sarana kesehatan, sarana tempat ibadah,sarana pemerintahan dan sarana transportasi, dapat diketahui bahwa Petani bawang merah tidak mengalami kesulitan dalam memperoleh sarana produksi dan penjualan hasil pertanian, sarana transportasi sudah cukup tersedia. Keadaan sarana dan prasarana di Desa Taulo dapat dilihat pada Tabel 5.

(48)

34 Tabel 5. Sarana dan Prasarana di Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang,

2016

No. Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Kantor Desa TK (PAUD) TPA

SLTP SLTA SD Posyandu

Pustu (Puskesmas Pembantu) Mesjid

Roda dua (motor) Koperasi

1 3 2 0 0 2 2 2 6 417

0

Jumlah 435

Sumber : Kantor Desa Taulo, 2016

Tabel 5 menjelaskan bahwa sarana dan prasarana yang ada di Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang terbesar adalah roda dua (motor) dengan jumlah 417 unit. Sedangkan sarana dan prasarana yang paling sedikit adalah SLTP, SLTA dan koperasi dengan jumlah 0 unit.Sarana dan parasarana ini wajib menjadi perhatian pemerintah setempat untuk peningkatan kualitas kehidupan masyarakat yang ada di Desa Taulo, Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang.

(49)

35

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Identitas Responden

Kuesioner yang disebarkan dalam penelitian ini bejumlah 12 kuesioner dengan subjek penelitian adalah anggota kelompok tani di Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang. Berikut ini akan dipaparkan identitas responden secara umum menurut umur, pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, luas lahan, dan pengalaman berusahatani.

5.1.1. Umur Responden

Identitas responden yang menjadi subjek penelitian ini menurut umur ditunjukkan dalam tabel dibawah ini :

Tabel 6. Tingkat Umur Responden di Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang , 2016.

No. Umur

(Tahun) Frekuensi Persentase

(%)

1. 24-37 7 58,33

2. 38-51 4 33,33

3. 52-65 1 8,34

Jumlah 12 100 %

Sumber : Hasil olah data penelitian, 2016

Tabel 6 menunjukkan bahwa umur responden terbesar yaitu antara umur 24-37 tahun dan antara 38-51 tahun masing-masing ada 4 orang atau sekitar 33,33% dari jumlah responden. Sedangkan terendah yaitu antara umur 52-65 tahun hanyaada 1

(50)

36 orang atau sekitar 8,33%. Hal ini menunjukkan bahwa umumnya responden berada dalam kategori produktif.Sehingga diharapkan mampu menerapkan peranan kelompok tani dalam menunjangproduksi usahatani salak.Tingkat umur merupakan salah satu faktor yang menentukan bagi petani dalam peningkatan produksi usahatani salak. Pada umumnya petani yang berumur muda dan sehat mempunyai kemampuan fisik dan pola pikir yang lebih terbuka,sehingga lebih muda dan produktif itu berkisar 15-60 tahun.

5.1.2. Pendidikan Responden

Tingkat pendidikan umumnya mempengaruhi cara berfikir serta cara bertindak dalam pengambilan keputusan seseorang dalam menjalankan pekerjaannya.

Secara umum tingkat pendidikan yang lebih tinggi yang ditunjang dengan berbagai pengalaman akan dapat mempengaruhi produktifitas dan kemampuan kerja yang lebih baik yang nantinya akan mempengaruhi pula peningkatan pendapatan dalammemperoleh hidup yang layak. Pendidikanyang lebih tinggi akan mempengaruhi cara berfikir yang lebih agresif, mudah memahami dan menerima inovasi baru serta lebih terbuka dalam menerima perubahan.

Hal ini sesuai dengan pendapat patong, bahwa pendidikan pada umumnya akan mempengaruhi cara berfikir seseorang. Pendidikan yang relatif tinggi menyebabkan seseorang lebih dinamis dalam menerima teknologi baru. Semakin kooperatif petani dalam menerima dan menerapkan teknologi baru, maka secara langsung akan berpengaruh terhadap peningkatan produksi usahatani.

(51)

37 Tabel 7.Tingkat PendidikanResponden di Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten

Enrekang.

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (org) Persentase (%) 1.

2.

3.

4.

SD SMP SMA/Sederajat

S-1

3 1 6 2

25 % 8,33 %

50 % 16,67 %

Jumlah 12 100 %

Sumber :Hasil olah data penelitian, 2016

Tabel 7 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden umumnya sadar akan pendidikan, dimana 6 orang atau 50% dari total jumlah responden mempunyai tingkat pendidikan SMA, sedangkan yang tamat SD 3 orang, yang tamat SMP hanya 1 orang, dan lulusan Starata 1 sebanyak 2 orang.. Hal ini akan berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan petani dalam peningkatan produksi salak.

Jika melihat kenyataan berdasarkan Tabel 2, bahwa responden yang mempunyai tingkat pendidikan lebih tinggi mempunyai pengetahuan lebih luas dalam menerima informasi teknologi lebih cepat dibanding dengan responden yang tingkat pendidikannya rendah. Namun pendidikan formal bukan satu-satunya faktor yang menyebabkan petani tahu, mau dan mampu menerapkan teknologi, tetapi juga didukung oleh fisik, pengalaman usahatani, luas lahan dan jumlah tanggungan keluarga yang mau tidak mau akan memaksa petani responden untuk berupaya dalam meningkatkan produksi dan pendapatan ushataninya.

(52)

38 5.1.3. Jumlah Tanggungan Keluarga Responden

Jumlah tanggungan keluarga petani bertujuan untuk melihat seberapa besar tanggungan keluarga tersebut.Dalam penelitian ini jumlah tanggungan keluarga yang terdiri dari kepala keluarga, istri, anak dan tanggungan lainnya yang berstatus tinggal bersama dalam satu keluarga.Jumlah tanggungan keluargadapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Jumlah Tanggungan Keluarga Responden di Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang, 2016

No. Jumlah tangg. Keluarga (org) Jumlah (org) Persentase (%) 1.

2.

3.

4.

5.

1 2 3 4 5

3 4 1 3 1

25 % 33,34 %

8,33 % 25 % 8,33 %

Jumlah 12 100 %

Sumber :Hasil olah Data penelitian, 2016

Tabel 8 menunjukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga responden terbesar adalah 1-2 orang yaitu 7 orang atau sekitar 58,33% dari jumlah responden.

Sedangkan yang memiliki tanggungan keluarga 3-4 orang yaitu 4 orang atau sekitar 33-33%, dan yang memiliki tanggungan keluarga lebi dari 5 orang tanggungan keluarga yaitu hanya 1 orang atau sekitar 8,34%. Banyaknya jumlah anggota keluarga akan berpengaruh terhadap peningkatan produksi usahatani. Oleh karena itu, seorang petani dengan beban tanggungan keluarga yang cukup besar, akan selalu berupaya memaksimalkan kegiatan usahataninya untuk mendapatkan produksi tinggi yang berdampak pada tingkat pendapatan dan kesejahteraan keluarga. Hal ini sesuai dengan pendapat mubyanto (2005), bahwa berusahatani sebagian besar tenaga kerja

(53)

39 berasal dari keluarga petani itu sendiri atas ayah sebagai kepala keluarga, istri dan anak.Tenaga kerja yang berasal dari keluarga petani sendiri memegang peranan penting dan merupakan sumbangan keluarga pada produksi secara keseluruhan.

5.1.4. Luas Lahan Responden

Luas lahan merupakan media tumbuh bagi tanaman, tempat hewan dan manusia melakukan aktivitas kehidupannya. Luas lahan sangat mempengaruhi petani dalam mengambil keputusan dan kebijakan dalam hal penggunaan bibit, pupuk, atau obat-obatan dan peralatan. Oleh karena itu, lahan merupakan salah satu faktor penting dalam usahatani. Luas lahan petani akan mempengaruhi efisien atautidaknya suatu usahatani, karena erat hubungannya dengan biaya yang dikeluarkan danproduksi yang diterima. Semakin luas lahan dan biaya produksi yang dikeluarkan biasanya tidak seimbang denganproduksi yang diperoleh.Klasifikasi luas lahan responden dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9.Klasifikasi Luas Lahan Responden di Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang, 2016

No. Luas Lahan ( Ha) Jumlah (Org) Persentase (%)

1. 0,25-0,31 5 41,67

2. 0,32-0,38 3 25

3. 0,39-0,50 4 33,33

Jumlah 12 100 %

Sumber :Hasil olah data penelitian, 2016

Tabel 9 menunjukkan bahwa persentase responden yang memiliki luas lahan antara 0,25 0,31 Ha ada 5 orang atau sekitar 41,67% dari 12 orang responden.

Sedangkan yang memiliki luas lahan antara 0,32- 0,38 hanya ada 3 orang atau 25%

(54)

40 dari jumlah responden. Dan yang memiliki luas lahan antara 0,39 - 0,50 Ha dan 4 orang atau 33,33% dari jumlah keseluruhan responden, Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan lahan usahatani salak tergolong luas, sehingga diharapkan petani dapat memanfaatkan lahan secara optimal untuk meningkatkan produksi dan pendapatan serta kesejahteraan bagi petani tersebut. Demikian juga peranan kelompok tani dalam menunjang produksi salak dapat berkembang lebih maju sesuai harapan dan target pencapaian yang diinginkan oleh semua pihak baik petani, kelompok tani,pemerintahh maupun pengguna lainnya.

5.1.5. Pengalaman Berusahatani

Pengalaman dalam berusahatani erat kaitannya dengan tingkat keterampilan seorang petani dalam berusaha karena biasanya petani yang berpengalaman ditunjang oleh pendidikan yang cukup, akan lebih terampil dalam mengelola usahataninya.

Adapun pengalaman berusahatani responden di Desa Taulo dapat dilihat pada Tabel 1 Tabel 10.

Klasifikasi Pengalaman Berusahatani Responden di Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang, 2016.

No. Pengalaman (thn) Jumlah (org) Persentase (%)

1. 4-17 6 50

2. 18-31 4 33,33

3. 32-45 2 16.67

Jumlah 12 100

Sumber : Hasil olah data penelitian, 2016

Tabel 10 menunjukkan bahwa persentase responden yang mempunyai pengalaman berusahatani terbesar adalah antara 4-17 tahun yaitu ada 6 orang, 18-

(55)

41 31tahun sebanyak 4 orang sedangkan 32-45 tahun, hanya ada dua orang.Hal ini tentu berpengaruh dalam pengelolaan usahatani masing-masing responden khususnya dalam pencapaian hasil produksi yang lebih baik.Sesuai dengan pendapat Soekartawi (2006), bahwa pengalaman berusahatani yang cukup lama menjadikan petani lebih matang dan lebih berhati-hati, dalam mengambil keputusan terhadap usahataninya.

Kegagalan dimasa lalu dapat dijadikan pelajaran sehingga ia lebih berhati-hati dalam bertindak. Sedangkan petani yang kurang berpengalaman umumnya lebih cepat dalam mengambil keputusan karena lebih berani menanggung resiko.

5.2. Peranan Kelompok Tani

Peran merupakan salah satu aspek penting dalam hubungan sosial bermasyarakat, peran merupakan perilaku individu yang penting bagi stuktur sosial yang akhirnya akan memberikan fasilitas tertentu sesuai dengan peranantersebut.

Menurut Hugeng (2011), bahwa perempuan memiliki potensi yang besar untuk berkiprah dalam pembagunan di pedesaan. sebagian masyarakat beranggapan bahwa kaum perempuan selayaknya mengurus rumah tangga dan keluargasementara kaum pria diharapkan lebih banyak bertempat di sektor publik mengatakan bahwa peran perempuan dalam menopang kehidupan dan penghidupan keluarga semakin nyata mereka tidak sama bekerja menguruskeluarga tetapi sudah banyak yang bekerja di luar rumah sebagai pekerja di sektor normal maupun informal dari jurnal menunjukan bahwa petani perempuan juga berperan aktif dalam kegiatan usaha tani salak diketahui bahwa peran kelompok tani dalammenunjang produksi salak sudah

(56)

42 baik. Kelompok tani merupakan organisasi non formal yang terdiri darikumpulan petani yang tumbuh berdasarkan keakraban dan keserasian sertakesamaan kepentingan dalam memanfaatkan sumberdaya pertanian untuk bekerjasama meningkatkan produktivitas usahatani dan kesejahteraan anggota di Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang

5.3. Kegiatan Kelompok Tani

a. Mengaktifkan Proses Pembelajaran

Kelompok tani merupakan wadah belajar mengajar bagi anggotanya guna meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan (PSK) serta tumbuh dan berkembangnya kemandirian dalam berusahatani sehingga meningkatkan pendapatan serta kehidupan lebih sejahterah.

Kegiatan pembinaan fungsi kelompok tani sebagai wahana belajar di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang adalah dengan mengadakan pertemuan antar anggota kelompok tani yang ada di Desa Mampu untuk membicarakan berbagai permasalah yang dihadapi petani.

b. Mengarahkan Anggota Kelompok Tani

Kegiatan usahatani yang dilaksanakan oleh masing-masing anggota kelompok, secara menyeluruh harus dipandang sebagai satu kesatuan usaha yang dapat ditingkatkan untuk mencapai skala ekonomi baik dipandang dari segi kualitas, maupun kuantitas.

c. Meningkatkan Kemampuan Kerjasama Anggota Kelompok

(57)

43 Kelompok tani sebagai tempat untuk memperkuat kerjasama diantara sesama petani dalam kelompok tani dan antar kelompok tani serta pihak lain. Melalui mitra ini diharapkan usahataninya akan lebih maju dan lebih mampu menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG).Kegiataan pemberdayaan kelompok tani sebagai wahana kerjasama adalah dengan melihat dan mengamati selama penyusunan rencana ,pelaksanaan, hingga evaluasi akhir suatu kegiatan .

5.3.1. Peranan Kelompok Tani Sebagai Media Belajar

Kelompok tani sebagai media belajar merupakan salah satu dari fungsi kelompok tani yang menjadi tolak ukur dalam penelitian ini. Untuk mengetahui lebih peranan kelompok tani dalam usahatani salak di Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 11.Tanggapan Responden terhadap Peranan Kelompok Tani Sebagai Media Belajar di Desa Taulo Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang, 2016.

No. Media Belajar Rata-Rata Kategori

1. Melaksanakan pertemuan rutin dalam membahas dan mendiskusikan masalah -

masalah dalam usahatani. 1,75 Sedang

2. Mengikuti berbagai kursus-kursus atau pelatihan dalam peningkatan pengetahuan

dan keterampilan berusahatani. 2,25 Sedang

3. Mengikuti kegiatan pameran yang

bemampaat bagi petani 1,59 Rendah

Nilai Rata-Rata 1,87 Sedang

Sumber :Hasil olah data penelitian, 2016

Referensi

Dokumen terkait

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Ardimas Rahmadyo, menyatakan bahwa skripsi dengan judul : “PENGARUH PENURUNAN NILAI (IMPAIRMENT) ASET JANGKA PANJANG TERHADAP ARUS

Kinerja Ruas Jalan Utama Koridor Selatan-Utara pada Jam Sibuk. Lampiran

Tampilan Halaman Administrator Billing Web Hosting Management Complete Solution (WHMCS). Knowledgebase dan Support Ticket Dalam bisnis web hosting, menciptakan sharing knowledge

Strategi tersebut adalah sebuah mekanisme yang sistematis untuk memetakan, mengumpulkan dan mendokumentasikan dalam bentuk standar agar dokumen dan aset pengetahuan yang

Innocent Passage atau Lintas damai sebagaimana yang telah diatur dalam hukum laut internasional, khususnya dalam Konvensi Hukum Laut tahun 1982 atau UNCLOS 1982,

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna untuk para peneliti lainnya yang ingin mengetahui lebih mendalam mengenai hubungan ritel moderen dengan

Waktu docking paling lama 7 (tujuh) hari, kecuali dalam hal perbaikan besar atau kerusakan parah. Prosedur Penggeledahan Kapal. a) Dilaksanakan setelah kapal berhenti. b)

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, serta