• Tidak ada hasil yang ditemukan

DINAMIKA PARTAI MASYUMI DI JAWA BARAT PERIODE TAHUN 1950-1960.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DINAMIKA PARTAI MASYUMI DI JAWA BARAT PERIODE TAHUN 1950-1960."

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

Dinamika Partai Masyumi di Jawa Barat Periode Tahun 1950-1960

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Sejarah

Oleh Hani Fitriani

0806686

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

No. Daftar FPIPS : 1392/UN. 402. 3./ PL/2012

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Dinamika Partai Masyumi di

Jawa Barat Periode Tahun 1950-1960” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak

ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, November 2012 Yang membuat pernyataan,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

DINAMIKA PARTAI MASYUMI DI JAWA BARAT PERIODE TAHUN 1950-1960

Oleh Hani Fitriani

0806686

Disetujui dan disahkan oleh: Dosen Pembimbing I

Prof. Dr.H. Dadang Supardan, M.Pd NIP. 19570408 198403 1 003

Dosen Pembimbing II

Moch. Eryk Kamsori, S.Pd NIP. 19690430 199802 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah

(4)

ABSTRAK

Skripsi berjudul Dinamika Partai Masyumi di Jawa Barat Periode

Tahun 1950-1960” berisi mengenai kiprah politik Partai Masyumi di Jawa Barat.

Latar belakang mengenai kajian penelitian ini muncul sebagai bentuk ketertarikan penulis terhadap perkembangan politik Partai Masyumi di Jawa Barat yang berbeda dengan perkembangan politik Partai Masyumi di daerah lainnya. Masalah utama yang dibahas dalam skripsi ini adalah “Bagaimana Partai Masyumi menjadi partai terbesar di Jawa Barat pada periode tahun 1950-1960?”. Masalah utama tersebut kemudian dibagi menjadi tiga pertanyaan penelitian, yaitu : 1. Mengapa Partai Masyumi di Jawa Barat mendapatkan dukungan yang besar tahun 1950-1960? 2. Bagaimana kiprah Partai Masyumi di Jawa Barat pada tahun 1950-1950-1960? 3. Bagaimana kondisi politik Partai Masyumi di Jawa Barat setelah dibubarkan pada tahun 1960?.

Metode yang digunakan adalah metode historis dengan melakukan enam langkah penelitian yaitu menentukan topik, mengusut evidensi, membuat catatan penting, kritik sumber, menyusun hasil penelitian dan menyajikan hasil penelitian. Untuk pengumpulan data penulis melakukan teknik studi literatur yaitu mengkaji sumber-sumber yang relevan dengan kajian penulis dan teknik wawancara, hal tersebut dilakukan karena terbatasnya sumber tertulis yang mengkaji secara langsung permasalahan yang diteliti.

(5)

ABSTRAC

Thesis entitled “The dynamics of the Masyumi Party in West Java the period 1950-1960” contains about the progress of politic Masyumi Party in West Java. Background about analysis this research emerge as form connection writer towards development politic of Masyumi Party in West Java which differ with development politic of Masyumi Party in other area. The main problem which discuss in this thesis is “How Masyumi Party became large party in West Java to period 1950-1960 of years?” That main problem then divided became three research questions, they are: 1. Why Masyumi Party in West Java get support which big at years 1950-1960? 2. How the progress of Masyumi Party in West Java at years 1950-1960? 3. How politic condition of Masyumi Party in West Java after dismissed at years 1960?

The method which used is method historic with do six step researches they are determine topic, examine evidence, make note important, critic source, arrange product research and provide product research. For collection data of writer do ethnic study literature this is the analyze courses which relevant with analysis of writer and interview ethnic, that matter do because limit written course which analysis in a live manner the problem which careful.

(6)

vi 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 7 2.1. Masa Demokrasi Liberal di Indonesia ... 13

2.2. Partai Masyumi Tahun 1950-1960 ... 22

2.3. Teori Negara Islam ... 29

2.4. Penelitian-Penelitian Terdahulu Partai Masyumi... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Metode dan Metode Penelitian ... 46

3.2. Teknik Penelitian

3.4.2.1. Mengusut Sumber Tertulis ... 60

3.4.2.2. Mengusut Sumber Lisan ... 62

3.4.3. Membuat Catatan Penting ... 63

3.4.4. Kritik Sumber ... 64

3.4.4.1. Kritik Eksternal ... 65

3.4.4.2. Kritik Internal ... 67

(7)

BAB IV DINAMIKA PARTAI MASYUMI DI JAWA BARAT PERIODE TAHUN 1950-1960

4.1. Gambaran Umum Provinsi Jawa Barat Tahun 1950-1960

4.1.1. Letak Geografis dan Administratif Provinsi Jawa Barat…...79 4.1.2. Kondisi Sosial Masyarakat Jawa Barat………...82 4.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.2.1. Latar Belakang Banyaknya Pendukung Partai Masyumi

di Jawa Barat Tahun 1950-1960………..84 4.2.2. Kiprah Partai Masyumi di Jawa Barat Tahun 1950-1960

4.2.2.1. Periode Sebelum Pemilu Tahun 1955…..………103 4.2.2.2. Hasil Pemilu Partai Masyumi Tahun 1955………..123 4.2.2.3. Periode Sesedah Pemilu Tahun 1955 ………..129 4.2.3. Kondisi Politik Partai Masyumi di Jawa Barat Setelah dibubarkan

Tahun 1960………...137

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1. Kesimpulan ... 148 5.2. Rekomendasi ... 152 DAFTAR PUSTAKA ... 154 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(8)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada awal abad ke-20, sewaktu mulai timbul akan kesadaran dan paham kebangsaan di Indonesia, Islam menjadi salah satu katalisator dan pembuka jalan bagi nasionalisme. Islam juga menjadi dasar organisasi serikat Islam (SI) yang merupakan sutau gerakan kebangsaan yang berasaskan paham Islam yang pertama dan yang paling besar (Dengel, 2001:1). Munculnya organisasi SI ini menjadi salah satu bukti adanya respon yang besar dari rakyat terutama dari kalangan rakyat biasa terhadap suatu kesadaran nasionalisme. Pada perkembangannya nasionalisme yang berasaskan paham Islam mulai bermunculan baik dalam bidang politik, pendidikan maupun sosial.

(9)

Pasca proklamasi kemerdekaan, muncul suasana revolusi yang sedang bergejolak di Indonesia dan menimbulkan persaingan dengan berbagai kelompok paham atau ideologi diantaranya Nasionalisme dan Marxisme. Persaingan ideologi ini telah mendorong tokoh-tokoh politik dan pergerakan sosial keagamaan Islam Indonesia yang telah aktif sejak zaman penjajahan Belanda dan penjajahan Jepang untuk membentuk suatu partai yang berasaskan Islam. Partai tersebut adalah Majlis Syura Muslim Indonesia (Masyumi) yang menghimpun semua potensi kekuatan politik Islam (Samsuri, 2004: 12). Partai Masyumi yang berasaskan agama Islam memberikan warna tersendiri dalam perkembangan masyarakat dalam berpolitik pasca kemerdekaan Indonesia.

Partai Masyumi didirikan pada tanggal 7-8 November 1945 dalam kegiatan Muktamar di Yogyakarta. Muktamar ini dihadiri oleh hampir semua tokoh-tokoh organisasi Islam dari masa penjajahan Belanda sampai penjajahan Jepang. Muktamar ini memutuskan untuk mendirikan suatu majlis pemersatu umat Islam Indonesia yaitu Masyumi yang merupakan partai politik Islam satu-satunya bagi umat Islam di Indonesia (Noer, 1987: 47). Selain itu, berdirinya partai Masyumi tidak terlepas dari keluarnya maklumat 3 Nopember 1945 yang berbunyi:

(10)

3

a. Pemerintah menyukai timbulnya partai-partai politik karena adanya partai itulah dapat dipimpin kejalan yang teratur segala aliran paham yang ada dalam masyarakat.

b. Pemerintah berharap supaya partai-partai itu telah disusun sebelum dilangsungkan pemilihan anggota-anggota Badan Perwakilan Rakyat pada bulan Januari 1946 (Wildan, 1995:88).

Kehadiran Partai Masyumi ini menjadi pemersatu umat Islam pada masa awal kemerdekaan dan suatu wadah aspirasi bagi umat Islam untuk mengorganisasi kekuatan dan kiprahnya dalam bidang politik dengan tujuannya yaitu “menegakan kedaulatan Republik Indonesia dan agama

Islam,” dengan senantiasa “melaksanakan cita-cita Islam dalam urusan kenegaraan” (Samsuri, 2004:13).

(11)

dampak yang berarti terhadap Partai Masyumi pada saat itu. Berbeda dengan NU yang memiliki masa yang banyak di daerah seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur, sehingga memberikan dampak yang besar terhadap Partai Masyumi. Hal ini terbukti ketika pemilu 1955 NU berhasil mendapatkan suara yang banyak dan menjadi salah satu partai yang besar.

Di samping afiliasi oraganisasi-organisasi di atas, faktor lain yang mendorong perkembangan Partai Masyumi ialah peranan para ulama dan kiai serta ukhuwah Islamiyah yang relatif tinggi pada masa-masa sesudah revolusi. Sehingga tanpa mengetahui tujuan dan dasar perjuangan Partai Masyumi, banyak orang Islam yang mengidentikan dirinya sebagai pendukung partai ini (Noer, 1987:55). Maka dari itu, Partai Masyumi memiliki pendukung yang banyak dibandingkan dengan partai-partai yang lainnya.

Pendukung-pendukung Partai Masyumi sebagai besar berasal dari wilayah luar Jawa. Adapun di Jawa pendukung Partai Masyumi paling besar yaitu di wilayah Jawa Barat. Hal ini terlihat dari hasil pemilu tahun 1955 yang mana Partai Masyumi menjadi partai yang paling banyak memperoleh suara di Jawa Barat. Maka dengan begitu, Jawa Barat dapat disebut sebagai basis Partai Masyumi.

(12)

5

berpidato mendapat julukan “Singa Mimbar”. Melalui Partai Masyumi Isa Ashari semakin memperkuat posisinya sebagai politisi dengan menjadi pemimpin partai Masyumi wilayah Jawa Barat.

Selain menjadi basis Partai Masyumi, Jawa Barat juga menjadi basis suatu gerakan Islam radikal yaitu gerakan DI-TII yang dipimpin oleh Kartosuwiryo. Tujuan di bentuknya gerakan radikal itu yaitu untuk menciptakan suatu negara yang berdasarkan ajaran Islam. Jika dilihat dari tujuan gerakan DI-TII tersebut ternyata hampir sama dengan tujuan dari Partai Masyumi yaitu menjadikan Islam sebagai dasar negara. Adanya kesamaan tujuan tersebut menjadi peluang bagi Kartosuwiryo untuk mendapatkan dukungan untuk membentuk negara dari kalangan politisi Partai Masyumi. Namun, ketika diadakannya konferensi Cisayong yang bertujuan untuk membekukan Partai Masyumi dan membentuk pemerintahan baru di daerah Jawa Barat yaitu negara Islam Indonesia tokoh-tokoh Partai Masyumi seperti Isa Anshary, Mohammad Natsir tidak hadir dan tidak setuju dengan tujuan konferensi tersebut (Dengel, 80: 2011).

(13)

memiliki karakteristik tersendiri ditinjau dari sudut ruang dan waktu. Kedua, masih kurangnya penulisan tentang sejarah perkembangan masyarakat Jawa Barat dalam bidang politik khususnya pada periode tahun 1950-1960.

(14)

7

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan di atas terdapat beberapa permasalahan yang akan dibahas. Adapun permasalahan pokoknya adalah „Bagaimana Partai Masyumi menjadi partai terbesar di daerah Jawa Barat pada periode tahun 1950-1960?”

Untuk memudahkan dan mengarahkan dalam pembahasan, maka diajukan beberapa pertanyaan sekaligus sebagai rumusan masalah yang akan dibahas dalam penulisan ini antara lain:

1. Mengapa Partai Masyumi di Jawa Barat mendapat dukungan yang besar pada tahun 1950-1960 ?

2. Bagaimana kiprah Partai Masyumi di Jawa Barat pada tahun 1950-1960 ? 3. Bagaimana kondisi politik Partai Masyumi di Jawa Barat setelah

dibubarkan pada tahun 1960 ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan dilaksanakannya penelitian yang berjudul “Dinamika Partai Masyumi

di Jawa Barat Periode Tahun 1950-1959” ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan latar blakang banyaknya dukungan Partai Masyumi di Jawa Barat pada tahun 1950-1960.

(15)

3. Menganalisis kondisi politik Partai Masyumi di Jawa Barat setelah dibubarkan pada tahun 1960.

1.4. Penjelasan Judul

Untuk memperjelas maksud yang terkandung dalam judul skripsi “Dinamika Partai Masyumi di Jawa Barat Periode Tahun 1950-1960”, maka

penulis akan menjelaskan konsep-konsep dalam judul secara garis besar sebagai berikut :

1. Istilah Dinamika “berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 2002: 234) adalah gerakan atau kekuatan yang dimiliki sekumpulan orang dalam masyarakat yang dapat menimbulkan perubahan dalam tata hidup masyarakat yang bersangkutan.

2. Partai Masyumi adalah partai yang didirikan pada tanggal 7 dan 8 November 1945 di Yogyakarta. Partai Masyumi juga merupakan partai politik Islam satu-satunya bagi umat Islam di Indonesia pada masa itu, karena Partai Masyumi adalah partai afiliasi dari organisasi-organisasi Islam.

(16)

9

kabupaten Tasikmalaya, kabupaten Ciamis, kota Bandung, kabupaten Cirebon, kabupaten Kuningan, kabupaten Indramayu, kabupaten Majelengka, dan kota Cirebon (Lubis, et, al, 2011:312-313). Ibu kota Jawa Barat berada di Kota Bandung.

4. Kurun waktu 1950-1960 tahun 1950 dijadikan sebagai awal periodisasi karena pada tanggal 17 Agustus 1950 Indonesia kembali menjadi suatu negara kesatuan dengan sistem pemerintahan parlementer. Selain itu, orientasi tujuan Partai Masyumi mulai saat ini tidak lagi mempertahan kedaulatan republik Indonesia tetapi menjalakan ajaran dan hukum Islam baik itu perseorangan, masyarakat dan negara sesuai dengan tujuan dalam anggaran dasarnya. Sedangkan tahun 1960 dijadikan akhir periode karena pada tanggal 13 September 1960 Partai Masyumi secara resmi bubar. Bubarnya Partai Masyumi ini mengakhiri semua kegiatan politik Partai Masyumi baik itu dalam tingkat nasional maupuan di tingkat lokal termasuk juga di Jawa Barat.

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan setelah adanya penelitian ini adalah sebagai berikut :

(17)

2. Bagi Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI Bandung yaitu, memperkaya tulisan yang berkaitan dengan sejarah partai politik Islam di Indonesia. 3. Bagi pemerintah daerah Jawa Barat, memberikan perhatian agar

pemerintah dapat mendukung penulisan sejarah lokal di daerah Jawa Barat. Selain untuk menggali peristiwa-peristiwa lokal atau sejarah perkembangan masyarakat Jawa Barat dari berbagai bidang. Salah satu bidang yang penulis teliti yaitu dalam bidang politik yang secara tidak langsung dapat bermanfaat bagi perkembangan masyarakat Jawa Barat. 4. Bagi dunia pendidikan yaitu, dapat menambah pengetahuan baru

mengenai sejarah lokal khususnya mengenai peranan masyarakat Jawa Barat dalam berpolitik pada periode tahun 1950-1960 di Jawa Barat dan juga dapat dijadikan sumber bacaan dan sumber rujukan bagi para pelajar yang membacanya.

1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi disesuaikan dengan buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah yang diterbitkan oleh UPI tahun 2011. Sistematika penulisan yang dimaksud adalah:

(18)

11

tujuan penelitian, penjelsan judul, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi.

Bab II Kajian Pustaka, dalam bab ini dijelaskan secara terperinci mengenai materi-materi yang berhubungan dengan permasalahan-permasalahan penelitian. Penjelasan materi-materi tersebut adalah berupa informasi-informasi yang diperoleh dari hasil kajian pustaka. Dari hasil kajian pustaka ini dipaparkan beberapa konsep dan teori. Konsep-konsep dan teori yang dikembangkan dalam bab ini adalah konsep-konsep dan teori yang relevan dengan bahan penelitian yang dilakukan.

Bab III Metodologi Penelitian, di dalam bab ini diuraikan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian. Peneliti menguraikan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam menyelesaikan penelitian yang berisi langkah-langkah penelitian, dimulai dari persiapan sampai langkah terakhir dalam menyelesaikan penelitian ini. Pada tahap ini penulis melakukan langkah-langkah penelitian sejarah yang meliputi pemilihan topik, mengusut evidensi, membuat catatan penting, melakukan kritik sumber, menyusun hasil penelitian dan menyajikan hasil penelitian.

(19)

dan wawancara yang diuraikan dalam bentuk uraian deskriptif yang bertujuan agar semua keterangan yang diperoleh dalam bab hasil penelitian dan pembahasan ini dapat dijelaskan secara rinci. Bab ini juga ditemukan jawaban-jawaban dari permasalahan-permasalahan yang terdapat dalam rumusan masalah.

(20)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab III ini berisi mengenai langkah, prosedur atau metodologi penelitian yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan fakta yang

berkaitan dengan judul skripsi “ Dinamika Partai Masyumi di Jawa Barat

Periode Tahun 1950-1960“. Penulis mencoba untuk memaparkan

langkah-langkah yang digunakan dalam mencari sumber-sumber, cara pengolahan sumber, analisis dan cara penelitiannya.

Bagian pertama penulis akan menjelaskan pendekatan metode dan metode penelitian yang akan digunakan oleh penulis secara toeretis sebagai landasan dalam pelaksanaan penelitian. Bagian kedua akan menjelaskan teknik penelitian yang terdiri dari teknik studi kepustakaan, studi dokumentasi dan teknik wawancara. Bagian ketiga berisi tentang prosedur penelitian yang terdiri sari tahap perizinan danp proses bimbingan. Bagian keempat pelaksanaan penelitian yang dimulai dari memilih topik yang sesuai, mengusut evidensi (sumber), membuat catatan penting, kritik sumber, menyusun hasil penelitian dan menyajikan hasil penelitian.

3.1. Pendekatan Metode dan Metode Penelitian

(21)

menjadi lebih mudah dan terarah. Menurut kamus The New Lexicon Webster’s

Dictionary of the English Language dalam Sjamsudin (2007:13) metode ialah

suatu cara untuk berbuat sesuatu, suatu prosedur untuk menggerakan sesuatu, keteraturan dalam berbuat, berencana dan lain-lain, suatu susunan atau sistem yang beratur. Jadi pada dasarnya, metode ada hubungannya dengan prosedur, proses atau teknik yang sistematis dalam penelitian.

Pendekatan metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini ialah pendekatan metode kualitatif. Metode kualitatif merupakan metode yang menggunakan interpetasi deskriptif tanpa menggunakan statistik terlebih dahulu. Metode kualitatif ini juga disebut sebagai jenis penelitian yang data-data atau temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik. Menurut Bodgan dan Taylor dalam Basrowi dan Suwardi (2008:21), mendefinisikan bahwa metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Sependapat dengan definisi tersebut Kirk dan Miller (Basrowi dan suwardi, 2008:21) :

Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.

(22)

48

1. kualitatif adalah penelitian inkuir naturalistik atau alamiah.

2. Penelitian Sejauh mana tingkatan kenaturalistikannya merupakan kemampuan yang dilakukan oleh peneliti.

3. Peneliti harus mampu memberikan stimulus atau kondisi antrseden yang mampu memberikan direspons oleh informasi.

4. Penelitian harus mampu membatasi respons dari subjek (informasi) sehinggah hanya respons yang sesuai dengan tema saja yang disampaikan informan.

5. Inkuiri naturalistik, peneliti tidak perlu membentuk konsepsi-konsepsi atau pemahaman teoritik tertentu mengenai lapangan; sebaliknya, ia dapat mendekati lapangan perhatiannya dengan pikiran yang murni (grounded) dan memperkenanankan interpetasi-interpetasi muncul dari dan dipengaruhi oleh pesristiwa-peristiwa nyata, dan bukan sebaliknya.

6. Istilah naturalistik merupakan istilah yang tidak memodifikasi gejala-gejala.

Tujuan penelitian kualitatif ialah untuk mendapatkan pemahaman yang bersifat umum terhadap kenyataan sosial dari prespektif partisipan. Adapun karakter khusus yang dimiliki metode kualitatif ialah berupa mengungkap keunikan individu, kelompok, masyarakat atau organisasi tertentu dalam kehidupannya sehari-hari secara komperhensif dan rinci dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Sehingga pendekatakan kualitatif ini diharapkan mampu menghasilkan suatu uraian mendalam tentang ucapan, tulisan, atau prilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, dan suatu organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komperhensif, dan holistik (Basrowi dan Suwardi, 2008:22-23). Contoh dari penelitian tersebut ialah dapat berupa penelitian tentang kehidupan, riwayat, perlakuan seseorang, peranan organisasi, gerakan sosial, atau hubungan timbal balik.

(23)

humaniora, pendidikan, bahkan dewasa ini telah merambah dalam ilmu ekonomi dan kesehatan. Maka dengan demikian, pendekatan kualitatif dapat digunakan dalam penelitian ilmu sejarah, karena sejarah merupakan salah satu disiplin ilmu yang masuk kedalam rumpun ilmu-ilmu sosial.

Metode Penelitian yang digunakan ialah metode historis atau metode sejarah. Metode historis adalah suatu proses menguji, menjelaskan dan menganalisis (Gottschalk, 1985 : 32). Menurut Ismaun dalam bukunya pengantar ilmu sejarah (2005:28) menjelaskan :

Metode sejarah adalah seperangkat sarana/sistem yang berisi asas-asas atau norma-norma, aturan-aturan, prosedur, metode dan teknik yang harus diikuti untuk mengumpulkan segala kemungkinan saksi mata (witness) tentang suatu masa atau peristiwa, untuk mengevaluasi kesaksian (testimony) tentang saksi-saksi tersebut, untuk menyusun fakta-fakta yang telah diuji dalam hubungan-hubungan kausalnya dan akhirnya menyajikan pengetahuan yang tersusun mengenai peristiwa-peristiwa tersebut.

Dari pendapatan-pendapat tersebut, dapat ditarik kesimpulkan bahwa penggunaan metode sejarah sangat sesuai dengan masalah yang akan diteliti karena data dan fakta yang diperlukan untuk menjawab permasalahan tersebut berhubungan dengan peristiwa masa lampau. Menggunakan metode sejarah penulis dapat mengkaji keaslian sumber data sejarah, kebenaran informasi sejarah, serta bagaimana melakukan interpretasi terhadap sumber data sejarah tersebut untuk disusun sebagai cerita sejarah.

(24)

50

Sjamsuddin (2007: 14), dalam kaitannya dengan ilmu sejarah, dengan sendirinya metode sejarah adalah “bagaimana mengetahui sejarah”, sedangkan

metodologi adalah “mengetahui bagaimana mengetahui sejarah”. Sedangkan

menurut Ismaun (2005: 35), “metode ilmiah di dalam sejarah bertujuan untuk

memastikan dan memaparkan kembali fakta masa lampau berdasarkan bukti

dan data yang diperoleh sebagai peninggalan masa lampau” dengan kata lain

metode sejarah adalah “Proses menguji dan menganalisis secara kritis

rekaman dan peninggalan masa lampau.

Pada dasarnya penelitian sejarah adalah penelitian terhadap sumber-sumber sejarah, yang merupakan implementasi dari tahapan kegiatan yang tercakup dalam metode sejarah diantaranya (Sjamsuddin, 2007 : 67-187): 1. Heuristik adalah kegiatan mencari dan menemukan sumber yang

diperlukan. Berhasil tidaknya pencarian sumber, pada dasarnya tergantung dari wawasan peneliti mengenai sumber yang diperlukan dan keterampilan teknis penelusuran sumber, baik berupa sumber tulisan maupun sumber lisan.

(25)

3. Interpretasi yaitu penafsiran akan makna fakta dan hubungan antara satu fakta dengan fakta lain. Penafsiran atas fakta harus dilandasi oleh sikap objektif. Kalaupun dalam hal tertentu bersikap subjektif, harus subjektif rasional, jangan subjektif emosional. Rekonstruksi peristiwa sejarah harus menghasilkan sejarah yang benar atau mendekati kebenaran.

4. Historiografi adalah merangkaikan fakta berikut maknanya secara kronologis/diakronis dan sistematis, menjadi tulisan sejarah sebagai kisah. Kedua sifat uraian itu harus benar – benar tampak, karena kedua hal itu merupakan bagian dari ciri karya ilmiah, sekaligus ciri sejarah sebagai ilmu.

Selain itu, langkah-langkah penelitian sejarah menurut Wood Gray dalam Sjamsuddin (2007:89-90) mengemukakan ada enam langkah dalam metode historis atau sejarah sebagai berikut:

1. Memilih topik yang sesuai.

2. Mengusut semua evidensi (bukti) yang relevan dengan topik. 3. Membuat catatan tentang apa saja yang dianggap penting dan

relevan dengan topik yang ditentukan ketika penelitian sedang berlangsung (misalnya dengan menggunakan system cards); sekarang dengan adanya fotokopi, komputer, internet menjadi lebih mudah dan membuat system cards “ketinggalan jaman”.

4. Mengevaluasi secara kritis semua evidensi yang telah dikumpulkan (melalui kritik sumber).

5. Menyusun hasil-hasil penelitian (catatan fakta-fakta) ke dalam suatu pola yang benar dan berarti yaitu sistematika tertentu yang telah disiapkan sebelumnya.

(26)

52

Keenam langkah tersebut nantinya akan dijadikan acuan oleh penulis dalam melaksanakan penelitian dalam menulis skripsi yang berjudul “Dinamika Partai Masyumi di Jawa Barat peiode tahun 1950-1960”.

Penulisan skripsi ini juga menggunakan pendekatan disiplin ilmu interdisipliner. Pendekatan interdisipliner yang dimaksud adalah dengan menggunakan ilmu bantu sejarah seperti ilmu sosiologi dan politik yang masih serumpun ke dalam ilmu sosial. Penggunaan pendekatan interdisiplin atau multidimensional maksudnya ialah dalam menganalisis berbagai peristiwa atau fenomena masa lalu, sejarah menggunakan konsep-konsep dari berbagai ilmu sosial tertentu yang relevan dengan pokok kajiannya. (Ismaun, 2005 : 198). Penulis dalam Penelitian ini menekankan pada aspek sosial politik. Pendekatan sosial dan politik dianggap relevan digunakan untuk memahami Dinamika Partai Masyumi di Jawa Barat peiode tahun 1950-1960.

3.2. Teknik Penelitian

Dalam proses mengumpulkan data dan informasi mengenai penulisan skripsi tentang Dinamika Partai Masyumi di Jawa Barat. Penulis menggunakan teknik penelitian studi kepustakaan (studi litelatur), studi dokumentasi dan wawancara.

3.2.1. Studi Kepustakaan

(27)

kegiatan kunjungan ke perpustakaan-perpustakaan yang berada diwilayah Kota Bandung, seperti Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Perpustakaan Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI, Perpustakaan Dinas Sejarah TNI-AD, Perpustakaan Pemimpin Pusat Persis, Perpustakaan Muhammadiyah wilayah Jawa Barat, dan Perpustakaan Batu Api. Setelah berbagai litelatur terkumpul dan cukup relevan sebagai acuan dalam penulisan ini, maka penulis mulai mempelajari, mengkaji dan mengidentifikasi serta memilih sumber yang relevan dan dapat dipergunakan dalam penulisan.

3.2.2. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan penelitian yang dilakukan terhadap informasi yang didokumentasikan dalam arsip, baik gambar, suara tulisan, atau lain-lain bentuk rekaman biasanya dikenal dengan penelitian analisis dokumen atau analisis isi. Studi dokumentasi yang dilakukan oleh penulis yaitu ke Arsip Provinsi Jawa Barat, dan kantor-kantor organisasi Islam yang pernah bergabung dengan partai Masyumi seperti Kantor Puasat Persis, Kantor Muhammadiyan Wilayah Jawa Barat.

3.2.3. Wawancara

(28)

54

seorang responden dengan bercakap-cakap dan berhadapan muka melalui apa yang dirasakan, dipikirkan, dan diakui (Koertjaraningrat, 1993:130).

Wawancara merupakan teknik penelitian yang paling sosiologis dalam penelitian-penelitian sosial, bentuknya berasal dari komunikasi verbal antara peneliti dan narasumber. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara sebagai penggerak dan pemanfaatan informasi secara ilmiah, artinya informasi yang diperoleh penulis bener-bener valid dan menafsirkan isyarat nonverbal yang diberikan narasumber (Black dan Champion, 2009:308). Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai peranan politik Partai Masyumi di Jawa Barat periode tahun 1950-1960. Penulis berusaha mencari sumber yang dianggap kompeten untuk memberikan informasi yang diperlukan. Narasumber terdiri dari tokoh Partai Masyumi Jawa Barat dan orang-orang yang dulu pernah menjadi simpatisan partai Masyumi di Jawa Barat.

3.3. Prosedur Penelitian

3.3.1. Mengurus Perizinan

(29)

Surat keterangan penelitian tersebut nantinya akan digunakan oleh penulis ketika akan mencari data ke lembaga atau institusi sehingga dapat mempermudah dalam mengumpulkan data yang diperlukan dalam melakukan penelitian. Surat itu ditujukan kepada :

a. Kepala Kantor Pusat Persis

b. Kepala Kantor Muhammadiyah wilayah Jawa Barat c. Kepala Kantor PUI wilayah Jawa Barat

d. Kepala Kantor Arsip Daerah Jawa Barat e. Kepala KPU Daerah Jawa Barat

3.3.2 Proses Bimbingan

Bimbingan merupakan suatu kegiatan konsultasi yang dilakukan oleh penulis dengan dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II dalam menyelesaikan permasalahan dalam penelitian. Proses bimbingan dilakukan setelah penulis memperoleh SK penunjukan pembimbing pada bulan Maret 2012 dengan nomor SK 026/TPPS/JPS/PEM/2012. Berdasarkan SK tersebut, dosen pembimbing terdiri dari dua orang pembimbing yaitu Bapak Prof. Dr. H. Dadang Supardan, M.Pd, sebagai pembimbing I dan Bapak Moch. Eryk Kamsori, S.Pd, sebagai pembimbing II.

(30)

56

Penulis beranggapan bahwa kegiatan bimbingan ini sangat diperlukan untuk dapat menemukan langkah yang paling tepat dalam proses penyusunan skripsi, dengan jalan berdiskusi dan bertanya mengenai permasalahan yang sedang dikaji serta untuk mendapatkan petunjuk atau arahan mengenai penulisan skripsi maupun dalam melaksanakan proses penelitian. Setiap hasil penelitian dan penulisan diajukan pada pertemuan dengan masing-masing pembimbing dan tercatat dalam lembar frekuensi bimbingan.

3.4. Langkah-Langkah Penelitian 3.4.1. Menentukan Topik

Langkah pertama yang dilaksanakan oleh penulis untuk memulai penelitian ini adalah dengan menentukan topik yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan penulis, sebagaimana Kuntowijoyo (2003: 91) berpendapat

bahwa “Pemilihan topik sebaiknya dipilih berdasarkan kedekatan emosional

dan kedekatan intelektual”.

(31)

yang dibahas dalam konstituante tidak mendapatkan hasil yang diinginkan. Melihat masalah-masalah politik yang timbul pada masa ini maka peneliti memutuskan untuk menjadikan periode Demokrasi Liberal sebagai periode dalam penulisan skripsi.

(32)

58

Berdasarkan keingintahuan dari penulis untuk mengkajinya lebih dalam, terhadap kiprah PSII pasca kemerdekaan khususnya pada masa Demokrasi Liberal yang mengalami penurunan dengan kajian lokalitas di Jawa Barat. Adapun alasan mengambil lokalitas Jawa Barat karena disamping lokasinya mudah dijangkau oleh peneliti Jawa Barat juga merupakan salah satu wilayah yang mayoritas penduduknya beragama Islam dan taat terhadap ajarannya. Kemudian pada awalnya penulis mengajukan topik tentang Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) di Jawa Barat. Kepada Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi (TPPS) Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI. Setelah topik tersebut disetujui oleh TIM Pertimbangan Penulisan Skripsi (TPPS) Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI pada tanggal 28 Maret 2012. Topik tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan pembuatan proposal penelitian yang memuat di antaranya:

Latar belakang masalah Rumusan masalah Tujuan penelitian Manfaat penelitian

Metode dan Teknik penelitian Tinjuan pustaka

(33)

Setelah dipresentasikan dalam seminar proposal yang dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2012, tema yang diajukan mengalami perubahan secara menyeluruh. Dalam proposal penulisan mengajukan judul “Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) di Jawa Barat Pada Masa Demokrasi Liberal

(1950-1959)”. Setelah mendapat masukan dari calon pembimbing skripsi yaitu

Bapak Prof. Dr. H. Dadang Supardan, M.Pd dan Bapak Moch. Eryk Kamsori, M.Pd maka judul dirubah menjadi “Dinamika Partai Masyumi di Jawa Barat

Periode Tahun 1950-1960”.

3.4.2. Mengusut Evidensi (Sumber)

Dalam proses menyusut evidensi (heuristik), penulis berpedoman pada pendapat Helius Sjamsudin dalam bukunya metodologi Sejarah (2007:86) mengemukakan bahwa sumber sejarah itu meliputi segala sesuatu yang langsung maupun tidak langsung menceritakan tentang suatu kenyataan atau kegiatan manusia pada masa lampau. Sumber-sumber sejarah merupakan bahan-bahan mentah sejarah yang mencakup segala macam evidensi (bukti) yang telah ditinggalkan oleh manusia yang menunjukkan segala aktivitas mereka di masa lalu yang berupa kata-kata yang tertulis atau kata-kata yang diucapkan (lisan).

(34)

60

penelitian untuk diwawancarai sebagai sumber lisan. Peneliti memfokuskan pada pencarian sumber tertulis dan sumber lisan untuk digunakan dalam menjawab permasalahan yang dibahas. Untuk lebih jelasnya mengenai pencarian sumber tertulis dan sumber lisan akan dipaparkan dibawah ini:

3.4.2.1. Mengumpulkan Sumber Tertulis

Pada tahap pencarian sumber tertulis, penulis mengunjungi institusi-institusi serta toko-toko buku yang dapat memberikan sumber tertulis yang berkaitan dengan keadaan politik dan partai politik pada periode tahun 1950-1960 khususnya Partai Masyumi.

a. Perpustakaan UPI Bandung, diperpustakaan ini penulis mendapatkan sumber-sumber buku yang menunjang sebagai bahan penelitian penulis seperti mengenai pergulatan ideologi dan aliran-aliran politik Indonesia pada masa Demokrasi Liberal yang terdapat dalam buku pemikiran politik Indonesia 1945-1965. Buku selanjutnya yaitu buku yang membahas mengenai metode yang digunakan dalam penelitian seperti buku metodologi sejarah dan buku penelitian kualitatif.

b. Perpustakaan Jurusan Pendidikan Sejarah, diperpustakaan ini penulis mendapatkan sumber yang berkaitan langsung dengan bahan penelitian skripsi ini mengenai keterlibatan Persis dalam Partai Masyumi yang terdapat dalam buku sejarah perjuangan Persis 1923-1983.

(35)

terdapat dalam buku Persatuan Islam: pembaharuan Islam Indonesia abad XX dan Persis dan Politik: sejarah pemikiran dan aksi politik Persis 1923-1997.

d. Perpustakaan Kantor Muhammadiyah wilayah Jawa Barat. Di perpustakaan ini penulis mendapatkan sumber buku yang berkaitan langsung dengan dengan pembahasan skripsi ini mengenai kiprah politik Muhammadiyah dalam Partai Masyumi yang terdapat dalam buku gerakan politik Muhammadiyah dalam Masyumi.

e. Perpustakaan Dinas Sejarah TNI-AD Jawa Barat. Di perpustakaan ini penulis mendapatkan sumber buku yang berkaitan langsung dengan pembahasan skripsi ini seperti mengenai perjalanan Partai Masyumi mulai dari terbentuknya hingga dibubarkan, di buku ini juga terdapat struktur-struktur keanggotaan Partai Masyumi secara lengkap yang terdapat dalam buku Partai Islam di Pentas Nasional 1945-1965.

f. Perpustakaan Batu Api. Di perpustakaan ini penulis mendapatkan sumber buku yang berkaitan langsung dengan pembahasan skripsi ini mengenai pemilihan umum tahun 1955 dan pergulatan ideologi Islam dalam masalah kenegaraan yang diperjuangkan oleh Partai Masyumi dalam konstituante. g. Toko-toko buku, selain ke beberapa perpustakaan peneliti juga mencari

(36)

62

memberikan kontribusi seperti buku para Pengemban Amanah: Pergulatan Pemikiran Kiai dan Ulama di Jawa Barat 1900-1950, Darul Islam-NII dan Kartosuwiryo: Angan-Angan yang Gagal, dan Teori dan Analisis Politik.

Sumber tertulis yang telah didapat kemudian dibaca, dipahami dan dikaji untuk melihat kesesuaiannya dengan permasalahan penelitian. Penulis mencatat hal-hal penting yang didapat dari tiap sumber, seperti daftar pustaka dan kutipan-kutipan yang diperlukan.

3.4.2.2. Mengumpulkan Sumber Lisan

Di samping mendapatkan sumber-sumber tertulis, selanjutnya penulis mencari informasi langsung kepada orang yang berhubungan dan sejaman dengan judul penelitian untuk diwawancarai sebagai sumber lisan. Penulis mengumpulkan data berupa sumber lisan yang didapat melalui teknik wawancara. Melalui penggunaan teknik wawancara tersebut peneliti mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan untuk penulisan skripsi.

Menurut Kuntowijoyo (2003: 74), mengemukakan bahwa “teknik wawancara merupakan suatu cara untuk mendapatkan informasi secara lisan

dari narasumber sebagai pelengkap dari sumber tertulis”. Berdasarkan uraian

(37)

berjalan sesuai dengan pokok permasalahan yang dikaji. Apabila informasi yang diberikan oleh narasumber kurang jelas, maka peneliti mengajukan kembali pertanyaan yang masih terdapat dalam kerangka pertanyaan besar. Pertanyaan-pertanyaan itu diberikan dengan tujuan untuk membantu narasumber dalam mengingat kembali peristiwa sehingga informasi menjadi lebih lengkap dan akurat.

Penulis mewawancarai narasumber yang terdiri dari tiga kategori, yaitu: orang yang terlibat langsung dalam peristiwa (pelaku, pendukung, pengikut), orang yang tidak terlibat langsung tetapi menyaksikan, dan orang-orang yang tidak terlibat langsung dalam peristiwa, tetapi mendapat keterangan dari orang yang terlibat dalam peristiwa. Narasumber yang diwawancarai adalah mereka yang mengetahui keadaan dan kegiatan politik Partai Masyumi di Jawa Barat pada tahun 1950-1960. Pemilihan narasumber, penulis memprioritaskan bagi yang terlibat langsung dengan peristiwa sejarah dengan pertimbangan data yang didapatkan keasliannya dapat dipertanggungjawabkan.

3.4.3. Membuat Catatan Penting

(38)

64

dalam buku yang sudah dibaca oleh peneliti seperti ditulis poin penting dari informasi tersebut beserta judul buku dan halamannya. Kegiatan ini sangat mempermudah peneliti dalam kegiatan menyusun laporan penelitian dalam bentuk tulisan (Historiografi). Catatan-catatan ini juga akan memperkecil mempermudah peneliti untuk mengingat informasi yang sudah didapatkannya.

Sedangkan dari sumber lisan, catatan-catatan penting berupa daftar pertanyaan wawancara, jawaban dari narasumber dan poin-poin informasi penting yang didapatkan penulis selama melakukan wawancara. Hal ini dilakukan karena selama melaksanakan wawancara penulis banyak mencatat poin-poin penting dari jawaban narasumber. Kebanyakan dari narasumber dalam menyampaikan jawabannya menggunakan suara yang cepat dan terkadang tidak terlalu jelas.

3.4.4. Kritik Sumber

Setelah melakukan proses pencarian sumber (heuristik), maka langkah selanjutnya adalah melakukan kritik terhadap sumber-sumber tersebut. Kritik

menurut Sjamsudin (2007:130) adalah “kegiatan-kegiatan” analisis yang harus

(39)

dalam usaha mencari kebenaran, dimana Sejarawan seringkali dihadapkan dengan kebutuhan untuk membedakan apa yang benar dan apa yang tidak benar. Kritik tersebut secara garis besar dibagi menjadi dua, yakni kritik eksternal dan kritik internal.

3.4.4.1 Kritik Eksternal

Tahap pertama dalam melakukan kritik sumber yaitu kritik eksternal, kritik eksternal merupakan cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek luar sumber sejarah misalkan melakukan penelitian atas asli atau tidaknya sumber, berarti ini menyeleksi segi fisik dari sumber yang ditemukan. Semua autensitas ini minimal dapat diuji berdasarkan lima pertanyaan pokok seperti kapan sumber itu dibuat, dimana sumber itu dibuat, siapa yang membuatnya, dari bahan apa sumber itu dibuat dan apakah sumber itu dalam bentuk asli atau tidak. Menurut Lucey dalam Sjamsudin (2007:133) bahwa sumber sejarah dapat digunakan dengan aman, paling tidak ada sejumlah lima pertanyaan harus dijawab dengan memuaskan yaitu :

1. Siapa yang mengatakan itu?

2. Apakah dengan satu atau dengan cara lain kesaksian itu telah dirubah?

3. Apakah sebenarnya yang dimaksud oleh orang itu?

4. Apakah orang yang memberikan kesaksian itu seorang saksi mata (witness) yang kompeten, apakah ia mengetahui fakta itu?

5. Apakah saksi itu mengatakan yang sebenarnya (truth) dan memberikan kepada kita fakta yang diketahui itu?

Kritik eksternal yang dilakukan oleh penulis dalam penilitian ini terhadap sumber buku yaitu pertama, buku yang berjudul Partai-Partai Islam

(40)

66

peranan dan organisasi partai-partai Islam tersebut. Salah satu partai Islam yang paling banyak dibahas dalam buku ini adalah partai Masyumi, karena buku ini awalnya ialah sebuah tesis yang berjudul Masjumi: Its Organization,

Role and Position in Indonesia yang ditulis oleh Deliar Noer untuk mendapat

gelar M.A di Universitas Cornell. Buku karangan Deliar Noer ini dapat dikatakan buku sezaman dengan dengan permasalahan yang diteliti yaitu Partai Masyumi pada periode tahun 1950-1960, selain itu buku penulisannya mulai dilakukan pada tahun1950‟an sehingga dalam buku ini terdapat fakta-fakta yang kebenarannya dapat dipertanggung jawabkan. Sumber-sumber yang didapatkan Deliar Noer dalam menulis buku ini banyak menggunakan sumber primer seperti dokumen-dokumen notulen konstituante dari koleksi A.G.Pringgodigdo.

Kedua, Buku Pemilihan Umum 1995 di Indonesia karangan Herbert

(41)

peneliti dapatkan dari buku ini, yang awalnya data ini peneliti minta ke kantor arsip daerah Jawa Barat namun tidak tersedia. Dari data tersebut peneliti bisa melihat perolehan suara Partai Masyumi tiap-tiap kabupaten atau kota di wilayah Jawa Barat.

Di samping itu, penulis juga melakukan kritik eksternal terhadap sumber lisan dengan mempertimbangkan usia narasumber yang disesuaikan dengan tahun kajian peneliti yaitu antara tahun 1950-1960, kemudian kedudukannya pada saat itu, terutama faktor kesehatan saat diwawancarai apakah daya ingatnya masih kuat atau tidak. Proses ini dilakukan karena semua data yang diperoleh dari sumber tertulis maupun sumber lisan tingkat keberadaannya tidak sama.

Kritik eksternal terhadap nasrasumber H. Djajamiharja. Berdasarkan umur beliau 79 tahun, maka beliau pada masa tahun 1950-1960 berumur

sekitar 20 tahun‟an dengan umur tersebut beliau sudah bisa menyaksikan dan

mengalami perkembangan Partai Masyumi di Jawa Barat pada saat itu. Di samping itu, dari segi kesehatan beliau masih sehat baik itu dalam segi ingatan, pendengaran maupun ucapan. Sehingga beliau masih bisa diwawancari.

3.4.4.2. Kritik Internal

(42)

68

sumber lainnya yang sejenis. Kritik internal sumber tertulis, dilakukan peneliti dengan melihat apakah isi dari buku tersebut memberikan informasi-informasi yang dapat dipertanggung jawabkan dan dibuat berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan yang berlaku. Peneliti juga membandingkan dengan sumber satu dengan sumber yang lainnya, apakah terdapat kesamaan pendapat atau perbedaan. Setelah didapatkan persamaan dan perbedaan tersebut peneliti menilai hal-hal yang dapat dipercaya dan tidak.

Kritik internal yang dilakukan oleh peneliti adalah terhadap buku yang berjudul Persatuan Islam: Pembaharu Islam Indonesia Abad XX ditulis oleh Howard. M. Federspiel. Penulis melakukan kritik terhadap isi buku tersebut, salah satunya yaitu mengenai tentang kapan dibubarkannya anggota istimewa dalam Partai Masyumi. Kondisi politik pasca terbentuknya gerakan PRRI permesta memberikan dampak terhadap citra Partai Masyumi yang dipandang sebagai pemberontak oleh pemerintah. Mengantisipasi pembubaran Partai Masyumi oleh pemerintah, anggota-anggota luar biasa masyumi termasuk didalamnya Persis semuanya membubarkan diri dari Masyumi pada bulan Oktober tahun 1958 (Federspiel, 1996:239). Waktu pembubaran anggota luar biasa atau anggota istimewa Partai Masyumi yang dikatakan dalam buku tersebut tidak jelas dengan tanggalnya. Informasi tersebut perlu untuk ditinjau kembali Jika kita lihat pengumuman pemimpin Partai Masyumi tentang keanggotaan istimewa, yang terdapat dalam buku Sejarah Perjuangan Persis

1923-1983 yang ditulis oleh Dadan Wildan. Pengumunan pemimpin Partai

(43)

laporan ini salah satu poinnya dijelaskan bahwa pemimpin partai Masyumi telah memutuskan mengakhiri keanggotaan istimewa Partai Masyumi terhitung mulai tanggal 5 Rabiul Awal 1379/ 8 September 1959.

Selain itu, dalam buku yang berjudul Gerakan Politik Muhammadiyah

Dalam Masyumi yang ditulis oleh Syaifullah, menjelaskan juga tentang

pembubaran anggota istimewaPartai Masyumi.

… secara formal hubungan anggota istimewa Masyumi, dalam hal ini adalah Muhammadiyah, Persis, Al-Irsyad, PUI, dan Al- Ittihadiyah dengan Masyumi telah berakhir pada 8 September 1959 sebagai hasil keputusan rapat segi tiga, yaitu panitia rumusan teks penghapusan keanggotaan istimewa Masyumi, PP Masyumi, dan anggota-anggota istimewa Masyumi pada tanggal 4 September 1959 (219;1997). Berdasarkan perbandingan tiga sumber di atas, sangatlah jelas bahwa secara resmi pembubaran anggota istimewa Partai Masyumi secara resmi dikeluarkan pada tanggal 8 September 1959 bukan pada bulan Oktober 1958.

Untuk sumber lisan, kritik internal dilakukan dengan membandingkan antar hasil wawancara narasumber satu dengan narasumber yang lain (cross

checking) dengan tujuan untuk mendapatkan kecocokan dari fakta-fakta yang

(44)

70

Kritik Internal, berdasarkan hasil wawancara dengan H. Oim Abdurohim :

Antusias masyarakat Jawa Barat yang besar terhadap Partai Masyumi menjadikan mereka sulit untuk mendukung partai Islam lainnya. Sehingga ketika NU keluar dari Partai Masyumi masyarakat Jawa Barat tetap mendukung Partai Masyumi, walaupun tidak menutup kemungkinan ada sebagian masyarakat Jawa Barat yang awalnya mendukung Partai Masyumi menjadi pendukung NU. antusias ini juga tidak hanya diperlihatkan dikalangan masyarakat biasa tetapi kalangan para ulama dan kiai juga mereka mempunyai antusias yang sama untuk mendukung Partai Masyumi.

Berdasarka hasil wawancara dengan H. Mahpud “ keluarnya NU dari Partai Masyumi tidak memberikan dampak yang besar di Jawa Barat. Masyarakat muslim di Jawa Barat masih tetap setia mendukung Partai

Masyumi”.

(45)

3.4.5. Menyusun Hasil Penelitian

Kegiatan menyusun hasil penelitian ini ialah menyusun hasil penelitian atau fakta-fakta kedalam suatu pola yang benar dan berarti, yaitu sistematika tertentu. Sistematika yang digunakan dalam penulisan skripsi ini ialah menggunakan sistematika yang berlaku dalam jurusan Pendidikan Sejarah dengan menggunakan ejaan yang telah disempurnakan. Penulisan skripsi ini mengacu pada buku pedoman karya ilmiah yang dikeluarkan oleh Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) tahun 2011. Penulisan ini ditujukan sebagai salah satu tugas akhir akademis yang harus ditempuh oleh mahasiswa dalam jurusan Pendidikan Sejarah untuk menyelesaikan pendidikan tingkat sarjana. Sistematika penulisan ini dibagi menjadi lima bagian yang memuat pendahuluan, kajian pustaka, metodologi penelitian, pembahasan dan kesimpulan.

Penyusunan hasil penelitian merupakan tahapan penyusunan hal-hal yang telah penulis dapatkan kedalam bentuk penulisan skripsi. Dalam penelitian sejarah penulisan hasil penelitian dikenal dengan tahap historiografi yang berarti pelukisan sejarah, gambaran sejarah tentang peristiwa yang terjadi pada waktu yang telah lalu yang disebut sejarah (Ismaun, 2005: 28).

(46)

72

telah dikritik dan menetapkan makna dan fakta-fakta dari data-data yang saling berhubungan tersebut. Setelah kebenaran didapatkan, maka peneliti menggabungkan atau merekonstruksi fakta tersebut menjadi sebuah satu

kesatuan yang dibantu dengan “historical thingking”. Hal tersebut dilakukan

dengan memikirkan kembali masa lalu seolah-olah penulis mengalami dan menjadi pelaku pada peristiwa yang terjadi pada masa lalu, sehingga penulis dapat memperoleh gambaran tentang permasalahan yang dikaji.

Penafsiran terhadap fakta-fakta sejarah yang terdapat dalam skripsi ini, menggunakan filsafat deterministik. Menurut Romein dan Lucey dalam Sjamsuddin (2007: 163) filsafat sejarah deterministik ini menolak semua penyebab yang berdasarkan kebebasan manusia dalam menentukan dan mengambil keputusan sendiri dan menjadikan manusia sebagai “robot” yang tindakannya dipengaruhi oleh faktor-faktor luar. Tenaga-tenaga yang di luar diri manusia berasal dari dunia fisik seperti geografi, etnologi, sistem ekonomi dan sosial. Alasan peneliti menggunakan filsafat deterministik ini karena, semua peristiwa yang dibahas dalam skripsi ini dilatar belakangi oleh faktor dari luar individu manusia, yaitu kondisi sosial, dan politik yang menyebabkan manusia mengambil kebijakan dan keputusan sejarah.

(47)

semua peristiwa sejarah. Semua faktor akan saling berkaitan dan manusia tetap menjadi pemeran utama dalam sejarah tersebut. Penulis menafsirkan berbagai fakta yang berasal dari sumber tertulis. Penafsiran terhadap sumber tertulis dilakukan dengan pemikiran secara mendalam terhadap berbagai pendapat dari peneliti sebelumnya, mengenai dinamika politik Indonesia tahun 1950-1960. Dengan demikian, peneliti mendapatkan jawaban dari setiap perbedaan yang diungkapkan oleh para peneliti sebelumnya.

(48)

74

dipimpin oleh orang-orang sekuler. Keberadaan DI-TII ini oleh pemerintah dianggap sebagai pemberontak dan merupakan organisasi terlarang.

Faktor lainnya yaitu terbentuknya aliran-aliran politik yaitu dengan terbaginya partai politik dalam beberapa aliran pemikiran politik yang memberikan warna terhadap kondisi perpolitikan pada masa tahun 1950-1960. Sumber aliran pemikiran politik di Indonesia itu terbagi dalam dua sumber utama. Pertama, yang bersumber pada tradisi dan kedua, yang bersumber dari luar (aliran pemikiran barat). Kedua arus sumber utama tersebut melahirkan lima aliran pemikiran politik dalam masyarakat, yakni; komunisme, sosialisme

demokratik, nasionalisme radikal, Islam, dan Tradisionalisme Jawa. Kondisi

ini mengakibatkan kinerja pemerintah yang tidak stabil, karena persoalan-persoalan ideologi yang sulit untuk dikompromikan. Hal ini juga memberikan dampak terhadap kehidupan masyarakat yang kurang sejahtera baik itu secara ekonomi maupun pendidikan, sehingga masih banyak masyarakat yang hidup miskin dan buta huruf. Pembagian ideologi ini menjadi salah satu fatkor tidak terwujudnya suatu negara Islam yang dicita-citakan Partai Masyumi.

Berbagai penafsiran yang telah didapatkan dikaitkan menjadi beberapa fakta, disusun ke dalam sebuah skripsi. Di dalam skripsi ini tertuang berbagai hal yang telah dilakukan dan dihadapi oleh penulis dalam melakukan penelitian. Selain itu, dituangkan pula berbagai informasi yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

(49)

ini sedang disusun. Fakta baru ini memberikan informasi dan kontribusi yang penting sehingga penulisan laporan ini menjadi lebih baik lagi. Fakta baru juga dicari oleh penulis ketika merasa ada yang kurang dalam penelitian ini.

3.4.6. Menyajikan Hasil Penelitian

Hasil penelitian disajikan melalui karya tulis ilmiah dalam bentuk skripsi yang berjudul „Dinamika Partai Masyumi di Jawa Barat Periode Tahun 1950-1960”. Melalui skripsi ini penulis dapat mengkomunikasikan semua hasil penelitian yang telah diperoleh kepada para pembaca.

Skripsi ini disusun ke dalam lima bab, yang terdiri dari Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, Metodologi Penelitian, Pembahasan, dan Kesimpulan. Pembagian penyusunan kedalam lima bab ini bertujuan untuk memudahkan pemahamam terhadap karya tulis ini.

Bab I Pendahuluan, bab ini berisi mengenai latar belakang masalah yang menjelaskan kerangka pemikiran mengenai pentingnya penelitian

terhadap “Dinamika Partai Masyumi di Jawa Barat Periode Tahun

1950-1960”. Untuk memfokuskan penelitian maka bab ini dilengkapi pula dengan rumusan masalah. Bab ini juga memuat mengenai tujuan penelitian, penjelasan judul, manfaat penelitian dan juga sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka, bab ini akan mengkaji kajian Pustaka dan Kerangka Teoritis, mengemukakan penjelasan beberapa sumber kepustakaan yang menjadi rujukan serta relevan dengan permasalahan yang akan dibahas

(50)

76

Kemudian penulis akan mengemukakan penjelasan mengenai konsep-konsep yang relevan dengan tema yang akan dikaji, serta menyediakan suatu kerangka pemikiran yang mencakup berbagai konsep dan teori yang akan dipakai dalam membuat analisis.

Bab III Metodologi Penelitian, bab ini akan menjelaskan mengenai serangkaian kegiatan serta cara-cara yang ditempuh dalam melakukan penelitian untuk mendapatkan sumber yang relevan dengan masalah yang sedang dikaji oleh penulis. Diantaranya mengusut evidensi, yaitu proses pengumpulan data-data yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini. membuat catatan-catatan penting. Kritik, yaitu melakukan penilaian secara intern dan ekstern terhadap data yang telah diperoleh dalam langkah sebelumnya, untuk mendapatkan berbagai informasi yang akurat berkaitan dengan permasalahan yang dikaji. Penyusunan hasil laporan penelitian yang sesuai dengan sistematika karya ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) tahun 2011, dan tahap penyajian laporan penelitian dalam bentuk karya ilmiah skripsi.

(51)

Partai Masyumi di Jawa Barat tahun 1950-1960, dan kondisi politik Partai Masyumi di Jawa Barat setelah dibubarkan pada tahun 1960.

(52)

148

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan mengenai dinamika Partai Masyumi di Jawa Barat periode tahun 1950-1960. Maka penulis dapat menyimpulkan. Pertama, banyaknya pendukung Partai Masyumi di Jawa Barat tahun 1950-1960 karena masyarakat Jawa Barat mayoritas beragama Islam, bahka dapat dikatakan agama Islamnya kuat. Maka dengan begitu, respon terhadap Partai Masyumi sebagai partai Islam mendapat dukungan yang banyak dari masyarakat Jawa Barat. Adanya Keterlibatan para tokoh agama seperti ulama dan kiai dalam memperjuangkan Partai Masyumi menjadi pendorong masyarakat untuk mendukung Partai Masyumi. Selain itu, ada sebagian masyarakat Jawa Barat menyakini bahwa Partai Masyumi merupakan partai yang akan menyelamatkan mereka dari kesengsaraan.

(53)

Partai Masyumi berdiri dan berkembang di Jawa Barat seperti Organisasi Persatuan Islam (Persis) dan Organisasi Persatuan Umat Islam (PUI).

Kedua, Perkembangan Partai Masyumi di Jawa Barat tahun 1950-1960.

Awal tahun 1950’an kebanyakan masyarakat Jawa Barat mulia mengetahui

Masyumi sebagai Partai politik. Keberadaan Partai Masyumi sebagai partai Islam mendapatkan dukungan yang banyak dari masyarakat Jawa Barat dan menjadikan Partai Masyumi menjadi partai yang kuat dan mendominasi perpolitikan Jawa Barat. Dukungan Partai Masyumi semakin bertambah banyak ketika para pemimpin partai sering melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui kegiatan-kegiatan keagamaan.

Melihat perkembangan pendukung Partai Masyumi, lawan politik Partai Masyumi mulai melakukan ancaman-ancaman dan isu-isu politik yang menjadikan citra Partai Masyumi menjadi buruk dimata masyarakat. Seperti halnya mengidentikan Partai Masyumi dengan gerakan DI-TII. Hal ini menjadikan sebagian orang-orang yang menjadi anipati atau tidak suka dengan Partai Masyumi. Ancaman dan isu ini semakin berkembang menjelang pemilu 1955. Untuk mengatasi hal tersebut Partai Masyumi pemahaman-pemahaman kepada masyarakat dan giat melaksanakan kampanye. Sehingga dalam pemilu 1955 Partai Masyumi di Jawa Barat mendapatkan suara paling banyak.

(54)

150

jarang dilakukan lagi. Sehingga antusias masyarakat mulai berkurang. Namun hal ini tidak sepenuhnya, Partai Masyumi juga masih melakukan kegiatan seperti pengajian-pengajian bahkan mendirikan lembaga pendidikan seperti mendirikan sekolah agama.

Menjelang tahun 1959 sorotan pemerintah terhadap Partai Masyumi mulai tajam. Munculnya gerakan PRRI yang melibatkan para pemimpin-pemimpin Partai Masyumi seperti Mohammad Natsir, Burhanudin Harahap dan Sjafrudin Prawiranegara mengakibatkan munculnya citra yang buruk terhadap Partai Masyumi. Hal ini juga ditambah dengan isu adanya hubungan Partai Masyumi dengan gerakan DI-TII di Jawa Barat. Kondisi Partai Masyumi semakin buruk ketika Partai Masyumi mengambil sikap tidak mendukung pemerintahan presiden Soekarno dengan alasan masuknya PKI dalam politik pemerintahanp presiden Soekarno. Selain itu, Partai Masyumi menganggap bahwa sistem Demokrasi Terpimpin dinilai sebagai move Presiden Soekarno untuk menciptakan suatu negara kekuasaan, sebagai lawan dari negara hukum di Indonesia.

(55)

Ketiga, Kondisi politik Partai Masyumi di Jawa Barat setelah dibubarkan

tahun 1960. Bubarnya Partai Masyumi karena taktik politik pemerintah Soekarno

memperlihatkan bahwa hilangnya peranan politik Partai Masyumi ini bukan karena peranan dan pendukung Partai Masyumi yang menurun tetapi karena eksistensi Partai Masyumi diakhiri oleh Presiden Soekarno. Setelah Partai Masyumi resmi membubarkan diri, para mantan pendukung dan pemimpin Partai Masyumi merasa kebingungan tidak ada pegangang. Sehingga untuk menyalurkan aspirasi organisasinya mereka masuk kedalam organisai-organisasi Islam lain seperti NU, HMI dan bahakan di Jawa Barat ada organisasi BMAU (Badan Majelis Alim Ulama) wadah bagi para kiai dan ulama yang berada di bawah militer.

Organisasi BMAU ini bertujuan untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat Islam di Jawa Barat melalui ulama dan kiai yang anti terhadap PKI untuk mencegah kekuatan politik PKI. Salah satu cara untuk mencegah kekuatan politik PKI yaitu dengan mencegah masuknya paham komunis terhadap masyarakat di Jawa Barat. Maka dari itu, usaha Nasakomisasi di Jawa Barat tidak selancar seperti yang diharapkan oleh PKI, karena masyarakat Jawa Barat yang umumnya beragama Islam dan dulunya merupakan basis pendukung partai Masyumi sukar untuk menerima ideolog Komunis.

(56)

152

mendirikan negara Islam seperit halnya perjuangan Partai Masyumi karena mustahil bagi umat Islam untuk mendirikan negara Islam ditengah kondisi politik Indonsia yang sudah eksis dngan negara Pancasila. Maka dengan begitu, untuk kalangan masyarakat Jawa barat yang luas, mantan pendukung partai Masyumi sebelumnya lebih memilih untuk tidak berorintasi dalam bidang politik, mereka lebih memilih untuk memajukan agama Islam dan untuk bidang politik mereka mengikuti kebijakan pemerintah.

5.2. Rekomendasi

(57)
(58)

DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Buku

Abdurahman, D. (2007). Metodologi Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Aboebakar (1957). Sedjarah Hidup K. H. A. Wahid Hasyim dan Karangan

Tersiar. Jakarta: Panitia Buku Peringatan.

Basrowi, dan Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Black, J.A dan Champion, D.J. (2009). Metode dan Masalah Penelitian

Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.

Budiardjo, M. (1981). Partisipasi dan Partai Politik: Sebuah Bunga

Rampang. Jakarta: Gramedia.

---. (1993). Dasar-Dasar Ilmu Politik. PT. Gramedia Pustaka Jakarta: Utama.

Dengel, H. H. (1995). Darul Islam-NII dan Kartosuwiryo: Angan-angan

yang Gagal. Jakarta: PT. Pustaka Sinar Harapan.

Depdiknas. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Dewanto, N. (2011). Natsir: Politik Santun di antara Dua Rezim. Jakarta: Tempo.

Djamhari, S. A. (2009). Komunisme di Indonesia Jilid IV. Jakarta: Pusjar. TNI.

Federspiel. H.M. (1996). Persatuan Islam: Pembaharu Islam Indonesia

Abad XX. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Feith, H. (1999). Pemilihan Umum 1955. Jakarta: Kepustakaam Populer Gramedia.

Feith, H dan Castles, L [Eds]. (1988). Pemikiran Politik Indonesia

(59)

Gottschalk, L. terjemahan Nugroho Notosusanto). (1985). Mengerti

Sejarah. Jakarta: UI Press.

Haris, S. (1995). Demokrasi di Indonesia. PT Pustaka LP3ES Indonesia: Jakarta.

Hidajat, I. (2009). Teori-Teori Politik. Malang: Setara Perss.

Iskandar, M. (2001). Para Pengemban Amanah: Pergulatan Pemikiran

Kiai dan Ulama di Jawa Barat 1900-1950. Yogyakarta: Mata

Bangsa.

Ismaun. (2005). Sejarah Sebagai Ilmu. Bandung: Historia Utama Press. Jurdi, S. (2008). Pemikiran Politik Islam di Indonesia. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Kahin, G. M. C. (terjemahan Nin Bakdi Soemanto). (1995). Nasionalisme

dan Revolusi di Indonesia. Jakarta: UNS Press.

Kantaprawira, R. (1992). Sistem Politik Indonesia. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Kartodirdjo, S. (1987). Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi

Sejarah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Koirudin, (2005). Politik Kiai: Polemik Keterlibatan Kiai dalam Politik

Praktis. Malang: Averroes Press.

Kuntowijoyo. (2003). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.

Lubis, dkk. (2011). Sejarah Provinsi Jawa Barat Jilid II. Bandung: Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Ma’arif, A. S. (1987). Islam dan Masalah Kenegaraan. Jakarta: LP3ES. Noer, D. (1987). Partai Islam di Pentas Nasional 1945-1965. PT. Pustaka

Jakarta: Utama Grafiti.

Poesponegoro, M.D dan Notosusanto, N. (1993). Sejarah Nasional

Indonesia VI. Jakarta: Balai Pustaka.

(60)

Samsuri. (2004). Politik Islam Anti Komunis: Pergumulan Masyumi dan

PKI di Arena Demokrasi Liberal. Yogyakarta: Syafira Insania

Perss.

Sjamsuddin, H. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak. Supardan, D. (2008). Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta: Bumi Aksara. Sukamto. (1995). Kepemimpinan Kiai dalam Pesantren. Jakarta: LP3ES. Surjani, A. (1985). Masyarakat Sunda dan Problematika. Bandung:

Anggota Ikapi.

Syaifullah. (1997). Gerakan Politik Muhammadiyah dalam Masyumi. Jakarta: P.T. Pustaka Utama Garfiiti.

Turmudzi, D. (2006). Kerifan Budaya dan Politik Sunda: Menggali

Potensi Lokal mengangkat Harkat Bangsa. Bandung: Atmayaja.

UPI. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Wanda, S. (1997). KH. Halim Iskandar: dan Pengaruhnya Dalam Bidang

Studi ke-PUI-an. Bandung: Pengurus Besar Persatuan Umat

Islam (PUI).

Wildan, D. (1995). Sejarah Perjuangan Persis 1923-1983. Bandung: Gema Syahida.

B. Sumber Internet

Gambar Isa Anshary. [Online]: Tersedia:

http://www.google.co.id/#hl=id&output=search&sclient=psy-ab&q=Isa+Anshary&oq=Isa+Anshary&gs. [ 18 September 2012].

Gambar Partai Masyumi. [Online]. Tersedia: http://www.google.co.id/search?q=partai+Masyumi&html. [12 September, 2012].

(61)

Giovani, S. (tanpa tahun). Sistem kepartaian di Indonesia. [Online]. Tersedia: http://setabasri01.blogspot.com/2009/02/sistem-kepartaian-di-indonesia.html. [Rabu 27 Juni 2012].

Jabbar, U. A. (2010). Partai Masyumi. [Online]. Tersedia:

Pikiran Rakyat diterbitkan pada tanggal 23 Oktober 1950, [Online]. Tersedia: http://sejarah.kompasiana.com/2011/09/29/reinkarnasi-Saifudin. (2009). Teori Negara Islam. [Online]. Tersedia:

http://saifudinonline.blogspot.com/2009/04/teori-negara-islam.html. [23 Juli 2012].

C. Sumber Wawancara

Wawancara dengan Bapak H. Mahpud (80 tahun). Ex: Simpatisan Partai Masyumi dan saksi sejaman. Tanggal 6 Oktober 2012.

Wawancara dengan Bapak H.M. Djajamiharja, A.MM (79 tahun). Ex: Ketua Partai Masyumi di daerah kecamatan Sukaraja. Tanggal 13 Oktober 2012.

Wawancara dengan Bapak H. Mukhtar (75 tahun). Ex: Simpatisan Partai Masyumi dan saksi sejaman. Tanggal 2 Agustus 2012.

Wawancara dengan H.Oim Abdurohim (75 tahun). Ex: Simpatisan Partai Masyumi dan saksi sejaman. Tanggal 25 September 2012.

(62)

Gambar

Gambar Peta Jawa Barat. [Online]. Tersedia: http://www.gimonca.com/sejarah/mapjawa1.shtml

Referensi

Dokumen terkait

Pada buku tematik terpadu untuk siswa kelas enam, tema kesembilan adalah dengan tema “Benda-benda di sekitar kita” Pada tema kesembilan ini terdapat beberapa cerita

Hasil penelitian yang diperoleh adalah : (1) tingkat kecemasan akademik peserta didik secara umum rendah, hanya terdapat beberapa peserta didik yang meiliki kecemasan

[r]

Ayu Ida Savitri PENGGUNAAN BAHASA TUTUR DALAM STRIP KOMIK SEBAGAI SALAH SATU UPAYA PEMERTAHANAN BAHASA DAERAH. KRYPTON 1 COMMITTEE Farda Naila Salsabila PERGESERAN KATA

Pada proses observasi ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berkomunikasi siswa dalam proses pembelajaran seni tari di dalam kelas, siswa bisa menjelaskan dari

[r]

- Ruang Lingkup pembahasan dalam penyusunan Tugas Akhir Evaluasi Bendung Juwero Kabupaten Kendal Propinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut :. Rencana Kerja

Hasil pengamatan yang dilakukan di mangrove Muara Sungai Peniti, Kecamatan Segedong, Kabupaten Pontianak, ditemukan 11 jenis tumbuhan paku dari kelas Polypodiopsida