• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI BUSI

TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API

DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC

TUGAS AKHIR

Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Untuk penyelesaian studi Strata-1 Pada Prodi Teknik Mesin Fakultas Teknik

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh: ABDUL ROHMAN

20120130206

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

(2)

TUGAS AKHIR

Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Untuk penyelesaian studi Strata-1 Pada Prodi Teknik Mesin Fakultas Teknik

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh: ABDUL ROHMAN

20120130206

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

(3)

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI BUSI

TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API

DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC

TUGAS AKHIR

Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Untuk penyelesaian studi Strata-1 Pada Prodi Teknik Mesin Fakultas Teknik

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh: ABDUL ROHMAN

20120130206

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

(4)

ABSTRAK

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) menyebabkan semakin majunya pengetahuan di bidang teknologi khususnya di dunia otomotif. Salah satu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan performa mesin kendaraan bermotor yaitu dengan memperbaiki dan mengoptimalkan sistem pengapian untuk menyempurnakan kualitas pembakaran dalam suatu kinerja mesin salah satunya dengan menggunakan busi dengan kualitas yang lebih baik. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman untuk mengetahui pengaruh variasi busi terhadap karakteristik percikan bunga api dan kinerja motor 4 tak.

Metode dalam penelitian ini menggunakan eksperimen untuk mengetahui pengaruh variasi busi terhadap torsi [T], daya [Ne], dan konsumsi bahan bakar [fc] pada sepeda motor Honda Blade tahun 2011 dengan kapasitas mesin 110 cc. Untuk mencapai proses pembakaran ada satu sistem yang mempunyai peran sangat penting yaitu sistem pengapian. Sistem pengapian adalah salah satu sistem yang ada di dalam motor bensin yang menjamin agar motor dapat bekerja. Sistem pengapian ini berfungsi untuk menimbulkan bunga api dengan menggunakan koil pengapian (ignition coil) yang kemudian didistribusikan ke busi melalui kabel tegangan tinggi untuk membakar campuran bahan bakar yang sudah dikompresikan di dalam ruang bakar. Sistem pengapian harus dapat menghasilkan loncatan bunga api, saat menghasilkannya pun harus tepat, dan saat motor mengalami perubahan beban atau kecepatan, sistem pengapian harus bisa menyesuaikan sehingga motor dapat bekerja dengan sempurna.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa masing-masing jenis busi memiliki karakteristik dan warna percikan bunga api yang berbeda-beda. Untuk torsi maksimal dihasilkan dengan menggunakan busi DURATION double iridium sebesar [10.26 N.m], daya maksimal dihasilkan dengan menggunakan busi NGK platinum sebesar [9.3 HP] pada putaran mesin [7029 rpm]. konsumsi bahan bakar terbaik menggunakan busi NGK platinum dapat menurunkan konsumsi bahan bakar sebesar 0.0986 %.

(5)

The Influence of Utilizing Sparkplug Variation on Characteristics of Fire Blossom Fragment and Performance of Honda Blade 110 cc Motorbike.

Last Project : Faculty of Engineering of Muhammadiyah Yogyakarta University e-mail: abdulrohman323@gmail.com

ABSTRACT

The expansion of knowledge and technology (Science) recently causes many skills in its term more progressive especially in the automotive concern. One of the sparkplug variation on torsion [T], power [Ne], and fuel consumption [fc] on Honda Blade motor bike from the year of 2011 with 110 cc fuel capacity. To attain a burning process there is a system which has an important role namely firing system. Firing system is one of gasoline motorbike systems that ensures itself to run. Its function is to create fire blossom by using ignition coil which is then distributed to spark plug through high strains cable to burn fuel mixture that has been compressed in the burning room. Firing system must be able to produce fire blossom fragment in the right time and when the motorbike experiences both speed and load alteration, the system must be able to adjust until the motorbike can work perfectly.

The outcome of the research shows that every type of spark plug has different characterisctics and color of fire blossom. To maximum torsion is produced by using DURATION sparkplug double iridium with maximum capacity [10.26 N.m] which is produced by using NGK platinum spark plug in the amount of [9.3 HP] at machine circle [7029 rpm]. The best fuel consumption using NGK platinum spark plug can decrease its fuel consumption up to 0.0986%.

(6)

iii

„‟Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan.‟‟ (Al-Mujadillah:11)

Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu

urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada

Tuhanmulah engkau berharap.” (QS. Al-Insyirah,6-8)

„‟Barang siapa yang keluar dalam menuntut ilmu maka ia adalah seperti berperang di jalan Allah hinggang pulang‟‟ (H.R.Tirmidzi)

„‟Ilmu lebih utama daripada harta. Sebab ilmu warisan para nabi adapun harta adalah warisan Qorun, Firaun dan lainnya. Ilmu lebih utama dari harta karena ilmu itu menjaga kamu, kalau harta kamulah yang menjaganya‟‟

(Ali bin Abi Thalib)

(7)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini saya persembahkan untuk :

 Bapak dan Ibu yang tidak pernah lelah mendoakan dan terus bersabar,

,mengerti diri ini walau tanpa ucapan. Terima kasih , meski tidak sekarang

semoga Allah memberiku waktu dan kesempatan untuk menunjukan baktiku.  Adikku Arifah Royani yang slalu sabar menghadapi dan mendoakan ku slalu

memberi semangat untuk ku meski terkadang diri ini terlalu egois dan selalu member motivasi agar segera lulus dan bisa membanggakan kedua orang tua.  Untuk keluarga trimakasih kalian yang tidak pernah lelah mendoakan aku dan

memberi semangat sehingga terselesaikan nya Tugas Akhir ini dengan baik

dan lancar.

 Lismiati, (Bu Bidan) yang slalu memberi semangat meski terkadang membuat

diri ini kesal, tetapi slalu memotivasi diri ini, selalu sabar mencintai dan

menyayangi ku setulus hati. Meski dahulu pernah membuat luka dihati ku.

(8)

trimakasih selalu menyemangati dan memotivasi sehingga terselesaikan nya

Tugas Akhir ini dengan lancar.

 Untuk Yosa Wahyu Saputra yang saling memberikan semngat sehinggat

terselesaikan nya Tugas Akhir ini dengan lancar.

 Untuk Banu Setiyawan yang slalu menyenmagati dan memotivasi diri ini

sehingga terselesaikan nya Tugas Akhir ini dengan baik.

 Untuk Erlangga Bagus Riadi yang slalu memberi semangat, dan memotivasi

sehingga terselesaikan nya Tugas Akhir ini dengan lancar.

 Untuk Mas Yoganis Al ayubi trimakasih untuk pinjaman motor nya untuk

penelitian dan slalu memberi semangat sehingga terselesaikan nya Tugas

Akhir ini dengan lancar.

 Untuk Yosa W.S (Akeng), Banu S. (Ben), Erlangga B.R (Bule), Wawan H.

(Wawang), Ahmad Y.U. (Amek), Ahmad Fazfero (Ojan), Khusnul Khomsiah

( Nung ), Sholeha A.N (Ayya), terima kasih kalian slalu memberi semngat

yang terus menerus dan slalau memotivasi diri ini sehingga terselesaikan nya

Tugas Akhiri ini dengan lancar.

 Untuk Orang-orang yang pernah member semngat dan pernah singgah dihati,

trimakasih kalian semangat ku untuk jadi lebih baik, dan dapat menyelesikan

Tugas Akhir ini dengan baik dan lancar.

(9)

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaika laporan Tugas Akhir (TA)

dengan judul “ Pengaruh Penggunaan Variasi Busi Terhadap Karakteristik Percikan Bunga Api Dan Kinerja Motor Honda Bleade 110 cc ”. Laporan tugas akhir ini dibuat guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar S1 Teknik Mesin

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Dalam proses menyelesaikan laporan tugas akhir ini tak lepas juga banyaknya

dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak

langsung, itu semua sangat membantu penulis untuk menyelesaikan laporan tugas

akhir ini.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasihnya

kepada:

1. Ayah dan Ibu tercinta, Adek tercinta yang telah banyak memberikan

dorongan dan Doa untuk segera menyelesaikan Tugas Akhir.

2. Bapak Novi Caroko, S.T, M.Eng. Selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin

Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

3. Bapak Teddy Nucahyadi, S.T., M.Eng. Selaku dosen Pembimbing Tugas

Akhir atas segala petunjuk, arahan, bantuan serta motivasinya

4. Seluruh staf lab Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang

telah memberikan bantuan dan kemudahan dalam pembuatan laporan tugas

(10)

vi

7. Rekan – rekan mahasiswa yang ikut andil dalam penyusunan laporan Tugas Akhir.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Proyek Akhir ini.

Peneliti menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini masih banyak terdapat

kekurangan, sehingga sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun demi kesempurnaan laporan Tugas Akhir ini. Semoga laporan Tugas

Akhir ini dapat bermanfaat. Amiin.

Yogyakarta, Oktober 2016

Penulis,

(11)

vii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka ... 5

(12)

viii BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Diagram Alir Pengujian ... 28

3.1.1. Diagram alir pengujian percikan bunga api pada busi. 28 3.1.2. Diagram alir pengujian Torsi dan Daya. ... 30

3.1.3. Diagram Alir Pengujian Konsumsi Bahan Bakar ... 32

3.2. Tempat Penelitian... 34

3.3. Bahan Dan Alat Penelitian ... 34

3.3.1. Bahan Penelitian ... 34

3.3.2. Alat Penelitian ... 40

3.4. Persiapan Pengujian ... 44

3.5. Tahap Pengujian ... 45

3.5.1. Pengujian Percikan Bunga Api Busi……….... 45

3.5.2. Pengujian Daya dan Torsi……….... 45

3.5.3. Pengujian bahan bakar……….. 46

3.6. Skema Alat Uji... 47

3.6.1. Skema Alat Uji Daya Motor………... 47

3.7. Prinsip Kerja Alat Uji. ……… 47

3.8. Metode Pengujian……… 48

3.9. Metode Pengambilan Data………... 48

3.10.Metode Perhitungan Torsi, Daya, dan Konsumsi Bahan Bakar……….. 49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengujian Percikan Bunga Api Busi……….. 50

4.2. Hasil Pengujian Kinerja Mesin ... 52

(13)

ix

4.2.2. Daya………... 55

4.2.3. Konsumsi Bahan Bakar………. 58 4.3. Perhitungan ... 60

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan ... 62

5.2. Saran ... 63

(14)

x

Gambar 2.3. Skema Gerakan Torak 4 langkah ... 11

Gambar 2.4. Skema Gerakan Torak 2 Langkah ... 13

Gambar 2.5. Konstruksi baterai ... 15

Gambar 2.6. Sirkuit Sistem Pengapian CDI dengan Arus DC ... 16

Gambar 2.7. Koil Pengapian ... 17

Gambar 2.8. Konstruksi busi ... 18

Gambar 2.9. Busi Tipe Resistor ... 19

Gambar 2.10. Busi Tipe Elektroda Menonjol ... 19

Gambar 2.11.Busi Standar ... 20

Gambar 2.12. Busi Tipe NGK Platinum ... 21

Gambar 2.13 Busi Tipe Iridium ... 22

Gambar 2.14. Colour Temperature Chart ... 22

Gambar 2.15. Parameter Performa Mesin ... 23

Gambar 2.16. Mengukur cealah busi ... 25

Gambar 2.17. Membersihkan busi dengan sikat ... 26

Gambar 2.18. Memeriksa kumparan primer dengan multi tester... 26

Gambar 3.1. Diagram alir pengujian percikan bunga api pada busi ... 28

Gambar 3.2. Diagram Alir Pengujian Torsi dan Daya ... 30

Gambar 3.3. Diagram alir pengujian konsumsi bahan bakar……… 32

(15)

xi

Gambar 3.5.Baterai……..………. 36

Gambar 3.6. CDI ( Capacitor Discharge Ignition ………... 37

Gambar 3.7. Koil (Ignition Coil)………...……… 37

Gambar 3.8. Busi Standar DENSO U20EPR9………..……… 38

Gambar 3.9. Double iridium (DURATION 071Z)………...……… 39

Gambar 3.10. Busi platinum (NGK CPR8EAGP-9)……….……… 39

Gambar 3.11. Alat penguji percikan bunga api pada busi……… 40

Gambar 3.12. Tachometer……… 41

Gambar 3.13. Kamera casio exilim……… 41

Gambar. 3.14. Dynomometer……… 42

Gambar 3.15. Personal Computer……… 42

Gambar. 3.16. Tangki mini 250 ml……… 43

Gambar 3.17. Gelas Ukur………..……… 43

Gambar 3.18. Stopwatch……… 44

Gambar 3.19. Skema alat uji daya motor……….………. 47

Gambar 4.1. Percikan Bunga Api Busi.……… 51

Gambar 4.2.Grafik Perbandingan Torsi ... 54

Gambar 4.3.Grafik Perbandingan Daya... 57

(16)

xii

(17)

xiii

DAFTAR GRAFIK

Gambar 4.2. Grafik Perbandingan Torsi ...………. 54

Gambar 4.3. Grafik Perbandingan Daya……… 57

(18)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1. DataPengujiantorsi dandaya

2. Tabel Perbandingan Torsi dengan 3 Jenis Busi.

(19)

xv

INTISARI

Seperti kita ketahui setelah dilakukan penelitian ini, setiap masing-masing jenis busi memiliki karakteristik percikan bunga api yang berbeda-beda dan jenis busi racing dapat meningkatkan kinerja motor dan berpengaruh juga terhadap konsumsi bahan bakar minyak (BBM). Untuk jenis busi racing membutuhkan konsumsi bahan bakar yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis busi yang standar, sedangkan cadangan minyak sendiri semakin menipis. Dalam dunia otomotif jenis busi racing untuk kendaraan bermotor telah lama diterapkan. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan variasi busi terhadap karakteristik percikan bunga api dan kinerja motor Honda Blade 110 cc perlu dilakukan penelitian yang akurat.

Untuk mengetahui pengaruh variasi busi tersebut perlu dilakukan pengujian dengan menggunakan sepeda motor 4 langkah Honda Blade 110 cc. Pengujian dilakukan dengan menggunakan bahan bakar Premium. Pengujian ini untuk mencari unjuk kerja mesin 4 langkah meliputi Torsi [N.m], Daya [Hp], dan konsumsi bahan bakar [km/l]. Serta membandingkan unjuk kerja kondisi diatas.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa nilai Torsi tertinggi pada jenis busi DURATION double iridium sebesar 10.26 [N.m], nilai Daya 9.3 [Hp], dengan nilai konsumsi bahan bakar [52.28 km/l] pada saat putaran mesin 4250 s/d 6000 rpm. Sedangkan nilai torsi terendah pada jenis busi DENSO standar sebesar [9.99 N.m], nilai Daya [9.3 Hp], dengan nilai konsumsi bahan bakar [53.69 km/l] pada putaran mesin 4250 s/d 6000 rpm.

(20)
(21)

Abdul Rohman, 2016, Pengaruh Penggunaan Variasi Busi Terhadap Karakteristik Percikan Bunga Api Dan Kinerja Motor Honda Blade 110 cc.

Proyek akhir : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. e-mail: abdulrohman323@gmail.com

ABSTRAK

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) menyebabkan semakin majunya pengetahuan di bidang teknologi khususnya di dunia otomotif. Salah satu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan performa mesin kendaraan bermotor yaitu dengan memperbaiki dan mengoptimalkan sistem pengapian untuk menyempurnakan kualitas pembakaran dalam suatu kinerja mesin salah satunya dengan menggunakan busi dengan kualitas yang lebih baik. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman untuk mengetahui pengaruh variasi busi terhadap karakteristik percikan bunga api dan kinerja motor 4 tak.

Metode dalam penelitian ini menggunakan eksperimen untuk mengetahui pengaruh variasi busi terhadap torsi [T], daya [Ne], dan konsumsi bahan bakar [fc] pada sepeda motor Honda Blade tahun 2011 dengan kapasitas mesin 110 cc. Untuk mencapai proses pembakaran ada satu sistem yang mempunyai peran sangat penting yaitu sistem pengapian. Sistem pengapian adalah salah satu sistem yang ada di dalam motor bensin yang menjamin agar motor dapat bekerja. Sistem pengapian ini berfungsi untuk menimbulkan bunga api dengan menggunakan koil pengapian (ignition coil) yang kemudian didistribusikan ke busi melalui kabel tegangan tinggi untuk membakar campuran bahan bakar yang sudah dikompresikan di dalam ruang bakar. Sistem pengapian harus dapat menghasilkan loncatan bunga api, saat menghasilkannya pun harus tepat, dan saat motor mengalami perubahan beban atau kecepatan, sistem pengapian harus bisa menyesuaikan sehingga motor dapat bekerja dengan sempurna.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa masing-masing jenis busi memiliki karakteristik dan warna percikan bunga api yang berbeda-beda. Untuk torsi maksimal dihasilkan dengan menggunakan busi DURATION double iridium sebesar [10.26 N.m], daya maksimal dihasilkan dengan menggunakan busi NGK platinum sebesar [9.3 HP] pada putaran mesin [7029 rpm]. konsumsi bahan bakar terbaik menggunakan busi NGK platinum dapat menurunkan konsumsi bahan bakar sebesar 0.0986 %.

(22)

ABSTRACT

The expansion of knowledge and technology (Science) recently causes many skills in its term more progressive especially in the automotive concern. One of the efforts done to increase motorcar vehicles performances is by improving and optimizing its wrung dry system to complete the ignition quality in a machine performance which one of the ways is by using spark plug with a better quality. Therefore, it needs a comprehension to understand the influence of spark plug variation on the characteristics of fire blossom fragment and the performance of 4 (tak) motorbike.

The method of the research uses an experiment to know the effect of sparkplug variation on torsion [T], power [Ne], and fuel consumption [fc] on Honda Blade motor bike from the year of 2011 with 110 cc fuel capacity. To attain a burning process there is a system which has an important role namely firing system. Firing system is one of gasoline motorbike systems that ensures itself to run. Its function is to create fire blossom by using ignition coil which is then distributed to spark plug through high strains cable to burn fuel mixture that has been compressed in the burning room. Firing system must be able to produce fire blossom fragment in the right time and when the motorbike experiences both speed and load alteration, the system must be able to adjust until the motorbike can work perfectly.

The outcome of the research shows that every type of spark plug has different characterisctics and color of fire blossom. To maximum torsion is produced by using DURATION sparkplug double iridium with maximum capacity [10.26 N.m] which is produced by using NGK platinum spark plug in the amount of [9.3 HP] at machine circle [7029 rpm]. The best fuel consumption using NGK platinum spark plug can decrease its fuel consumption up to 0.0986%.

(23)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) menyebabkan

semakin majunya pengetahuan di bidang teknologi khususnya di dunia

otomotif. Salah satu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan performa

mesin kendaraan bermotor yaitu dengan memperbaiki dan mengoptimalkan

sistem pengapian untuk menyempurnakan kualitas pembakaran dalam suatu

kinerja mesin salah satunya dengan menggunakan busi dengan kualitas yang

lebih baik.

Dalam proses pembakaran pada motor bakar bahan bakar dan udara

tercampur dalam ruang bakar, busi digunakan sebagai alat untuk memercikkan

bunga api. Busi di dalam pembakaran bahan bakar dan udara mempunyai peranan

yang sangat penting terhadap kinerja motor bensin. Salah satu cara untuk

memperbaiki kinerja mesin adalah memperbaiki kualitas pembakaran yang terjadi

di dalam ruang bakar. Selama proses pembakaran, pada daerah yang jauh dari busi

dimungkinkan terdapat campuran bahan bakar dan udara yang belum terbakar

atau terjangkau oleh api. Api yang dihasilkan busi pada ruang pembakaran

bergerak sangat cepat tetapi temperatur di sekitar dinding ruang bakar rendah. Hal

ini mengakibatkan campuran bahan bakar dan udara di daerah yang bertemperatur

rendah tersebut gagal terbakar (quenching zone). Campuran bahan bakar yang tidak terbakar tersebut kemudian terdorong keluar oleh torak menuju ke saluran

buang.

Untuk mencapai proses pembakaran tersebut ada satu sistem yang

mempunyai peran sangat penting yaitu sistem pengapian. Sistem pengapian

adalah salah satu sistem yang ada di dalam motor bensin yang menjamin agar

motor dapat bekerja. Sistem pengapian ini berfungsi untuk menimbulkan bunga

api dengan menggunakan koil pengapian (ignition coil) yang kemudian didistribusikan ke busi melalui kabel tegangan tinggi untuk membakar campuran

(24)

harus dapat menghasilkan loncatan bunga api, saat menghasilkannya pun harus

tepat, dan saat motor mengalami perubahan beban atau kecepatan, sistem

pengapian harus bisa menyesuaikan sehingga motor dapat bekerja dengan

sempurna. Sedangkan gangguan yang sering terjadi bila pengapian tidak sesuai

antara lain, mesin sukar hidup saat mesin dalam keadaan dingin dan terjadi

ledakan dari knalpot. ( Apriaman, 2006).

1.2. Rumusan Masalah

Masalah yang akan diteliti pada tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh penggunaan variasi busi terhadap karakteristik percikan

bunga api pada motor Honda Bleade 110 cc dengan menggunakan variasi 3

jenis busi. busi setandar (DENSO U20EPR9), double iridium (DURATION 071Z), platinum (NGK CPR8EAGP-9).

2. Bagaimana perbandingan 3 jenis busi, busi standar (DENSO U20EPR9),

double iridium (DURATION 071Z), platinum (NGK CPR8EAGP-9) terhadap torsi dan daya pada motor Honda Blade 110 cc.

3. Bagaimana perbandingan konsumsi bahan bakar dengan variasi 3 jenis busi.

busi standar (DENSO U20EPR9), double iridium (DURATION 071Z), platinum (NGK CPR8EAGP-9). terhadap motor honda blade 110 cc.

4. Bagaimana memilih busi yang paling tepat untuk digunakan pada motor

Honda Blade 110 cc.

1.3. Batasan Masalah

1. Motor bensin yang digunakan dalam penelitian ini adalah motor bensin 4

langkah dengan volume silinder 110 cc dengan merk Honda Blade.

2. Pengujian menggunakan Water Brake Dynamometer untuk mengukur torsi dan daya mesin.

3. Parameter yang diamati adalah daya, torsi, dan konsumsi bahan bakar.

4. Jenis bahan bakar yang digunakan adalah premium.

5. Motor yang digunakan penelitian adalah motor yang masih standar pabrikan

(25)

3

6. Pengambilan data menggunakan Tachometer untuk mengetahui putaran mesin dalam satuan rpm.

7. Data konsumsi bahan bakar diambil berdasarkan uji jalan dengan jarak

tempuh dan kondisi jalan yang sama pada tiap pengujian

1.4. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh karakteristik percikan bunga api busi pada motor

Honda Blade 110 cc dengan divariasi 3 jenis busi yaitu busi standar (DENSO

U20EPR9), double iridium (DURATION 071Z), platinum (NGK CPR8EAGP-9).

2. Untuk mengetahui kinerja motor Honda Blade 110 cc dengan menggunakan

variasi 3 jenis busi, busi standar (DENSO U20EPR9), Double iridium (DURATION 071Z), platinum (NGK CPR8EAGP-9) terhadap torsi dan daya

pada motor Honda Blade 110 cc.

3. Untuk mengetahui perbandingan konsumsi bahan bakar dengan variasi 3

jenis busi, busi standar (DENSO U20EPR9), Double iridium (DURATION 071Z), platinum (NGK CPR8EAGP-9) pada motor Honda Blade 110 cc.

4. Untuk mengetahui penggunaan busi yang tepat digunakan pada motor Honda

Blade 110 cc.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Memperoleh data karakteristik pada masing-masing jenis busi tentang

percikan bunga api busi pada motor Honda Blade 110 cc.

2. Memperoleh data perbandingan konsumsi bahan bakar yang digunakan motor

Honda Blade 110 cc yang menggunakan bahan bakar premium.

3. Memperoleh data kinerja torsi, daya dan konsumsi bahan bakar pada motor

Honda Blade 110 cc dengan variasi 3 jenis busi.

4. Sebagai masukan bagi pemilik sepeda motor Honda Bleade 110 cc dalam

(26)

1.6. Sistimatika Penulisan

Sistematika laporan Tugas Akhir ini memuat tentang isi bab yang dapat

diuraikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN.

Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan penelitian, batasan masalah,

manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI.

Bab ini berisi tentang hasil penelitian terdahulu yang dapat diambil dari

jurnal, disertasi, tesis dan skripsi yang aktual. Selain itu juga berisi landasan teori

yang meliputi konsep-konsep yang relevan dengan permasalahan yang akan

diteliti.BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang diagram alur penelitian, alat dan bahan yang

digunakan dalam penelitian. Menjelaskan juga kendala-kendala yang dihadapi

selama penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang data hasil penelitian, analisa serta pembahasan.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran yang bisa

berguna bagi pembaca maupun peneliti selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

(27)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

Ludfianto (2013), meneliti penggunaan twin spark ignition dengan

konfigurasi berhadapan secara Horizontal pada Motor Yamaha F1ZR dua langkah

100 cc. Penelitian tersebut memperoleh hasil sebagai berikut: Torsi tertinggi untuk

pengapian standar 2 busi adalah 9,34 N.m pada putaran 6323 rpm. Daya tertinggi

untuk pengapian 2 busi standar adalah 6,24 kW pada putaran 6382 rpm. Sedangkan

Torsi tertinggi untuk pengapian racing 2 busi adalah 9,48 N.m pada putaran 6283 rpm. Daya tertinggi untuk pengapian racing 2 busi adalah 6,338 kW pada putaran 6424 rpm. Hasil analisa perbandingan antara pengapian racing dan pengapian

standar adalah sebagai berikut: Pada penggunaan pengapian racing kinerja motor uji meningkat dibanding dengan penggunaan pengapian standar. Dan Pada penggunaan

pengapian racing konsumsi bahan bakar lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan pengapian standar.

Apriaman (2006), Sistem pengapian konvensional. Penelitian tersebut

memperoleh hasil sebagai berikut: mesin sukar hidup pada saat dingin. Disebabkan

koil pengapian (ignition coil) rusak, distributor rusak, busi kurang baik, kabel

tegangan tinggi putus dan baterai lemah. Missfiring saat putaran lambat. Hal ini

disebabkan karena adanya kerusakan pada koil pengapian (ignition coil) dan terdapat

kerusakan pada distributor.

Nurdianto, (2015), Pengaruh variasi tingkat panas busi terhadap performa

mesin dan emisi gas buang sepeda motor 4 tak. Penelitian tersebut memperoleh hasil

sebagai berikut: busi sedang dapat menaikkan performa mesin dan menurunkan

emisi gas buang kendaraan, jika menggunakan busi panas dapat menyebabkan

(28)

memiliki karakteristik melepas panas yang rendah. Penggunaan busi NGK

C7HSA pada sepeda motor Honda New Supra Fit 2006 lebih baik terhadap

performa maupun emisi gas buang kendaraan yang dihasilkan sepeda motor

dibandingkan menggunakan busi Denso U22FS-U, Denso U16FS-U dan NGK

C6HSA.

Prabowo, (2005), Sistem pengapian CDI pada Honda GL PRO 1997.

Penelitian tersebut memperoleh hasil sebagai berikut: Sistem pengapian CDI pada

Honda GL Pro 1997 berfungsi untuk mengatur bunga api pada busi yang berguana

untuk membakar campuran bahan bakar dan udara dalam ruang bakar. Rangkaian

Sistem pengapian CDI pada Honda GL Pro 1997 ini beberapa komponen yang

memiliki peran sangat penting seperti: baterai, kunci kontak, koil pulsa (Pick up

coil), unit CDI, koil pengapian, dan busi. Kerusakan yang biasa terjadi pada sistem

pengapian CDI pada Honda GL Pro 1997 bunga api yang dihasilkan busi tidak baik

(kemerah-merahan dan menyebar). Cara mendeteksi kerusakan pada sistem

pengapian CDI pada Honda GL Pro 1997 dilakukan pengetesan loncatan bunga api

yang dihasilkan oleh busi. Bila busi tidak menghasilkan bunga api atau menghasilkan

bunga api tetapi kurang baik maka dapat dipastikan sistem pengapian mengalami

kerusakan. cara mengatasi kerusakannya dengan melakukan perbaikan atau

penggantian komponen yang mengalami kerusakan tersebut.

Fahrudin dkk, (2012), Penggunaan ignition booster dan variasi jenis busi terhadap torsi dan daya mesin pada Yamaha mio soul tahun 2010. Penelitian tersebut

memperoleh hasil sebagai berikut: Penggunaan Ignition Booster dapat

meningkatkan torsi pada poros roda, dibuktikan dengan pengujian menggunakan

pengapian standar diperoleh torsi maksimal sebesar 4,80 ft.lbs pada putaran

6000 rpm. Sedangkan pada pengujian dengan menggunakan Ignition Booster

diperoleh torsi maksimal sebesar 4,87 ft.lbs. Penggunaan variasi jenis busi dapat

meningkatkan torsi dan daya pada poros roda. Hal ini dibuktikan dengan

pengujian menggunakan busi standar diperoleh torsi maksimal sebesar 4,87 ft.lbs,

(29)

7

diperoleh torsi maksimal sebesar 4,97 ft.lbs pada putaran 6000 rpm. Sedangkan

untuk daya pada poros menggunakan busi standar diperoleh daya maksimal

sebesar 6,25 hp, busi platinum diperoleh daya maksimal sebesar 6,35 hp, dan

busi iridium diperoleh torsi maksimal sebesar 6,43 hp pada putaran 8000 rpm.

2.2. Dasar Teori

2.2.1. Pengertian Motor Bakar

Motor bakar adalah salah satu jenis dari mesin kalor, yaitu mesin yang

mengubah energi termal untuk melakukan kerja mekanik atau mengubah tenaga

kimia bahan bakar menjadi tenaga mekanis. Energi diperoleh dari proses

pembakaran, proses pembakaran dan juga perubahan energi tersebut dilaksanakan di

dalam mesin dan dilakukan di luar mesin.

Motor yang kita gunakan sehari-hari juga salah satu jenis motor pembakaran

dalam, yang banyak digunakan untuk menggerakan atau sebagai sumber tenaga dari

kendaraan darat, baik itu motor bensin 4 langkah atau 2 langkah. Motor bensin

menghasilkan tenaga dengan jalan membakar campuran udara dan bahan bakar di

dalam ruang bakar, sedangkan syarat agar motor bensin dapat hidup adalah adanya

bahan bakar, tekanan kompresi yang tinggi untuk memampatkan campuran udara dan

bahan bakar, dan adanya sistem pengapian yang tepat. (Apriaman, 2006).

Salah satu komponen yang mempunyai peran cukup penting dalam proses

pembakaran pada motor bensin adalah busi (spark plug). Busi ini dipasang di atas silinder pada mesin pembakaran dalam. Pada bagian tengah busi terdapat electrode

yang dihubungkan dengan kabel ke lilitan penyala ( ignition coil) di luar busi dan dengan ground pada bagian bawah busi. Busi ini berfungsi untuk menghasilkan

percikan bunga api listrik dengan menggunakan tegangan tinggi yang dihasilkan oleh

ignition coil. Bunga api tersebut kemudian digunakan untuk membakar campuran bahan bakar dan udara yang dikompresikan di dalam ruang bakar. Busi terdiri dari

beberapa bagian seperti electrode positip, electrode negatip, insulator/isolator dan

(30)

bunga api listrik adalah sekitar 10.000 volt – 20.000 volt. Sistem pengapian ini sangat berpengaruh pada tenaga atau energi yang dibangkitkan oleh mesin.

Motor bakar terbagi menjadi 2 (dua) jenis utama, yaitu motor diesel dan

motor bensin (otto). Perbedaan umum terletak pada sistem penyalaan. Perbedaan kedua motor tersebut yaitu jika motor bensin menggunakan bahan bakar bensin

(premium), sedangkan motor diesel menggunakan bahan bakar solar. Perbedaan yang

utama juga terletak dalam sistem penyalaan pada motor bensin dinyalakan oleh

loncatan bunga api listrik dari busi atau juga sering disebut juga spark ignition engine. Sedangkan pada motor diesel penyalaan terjadi karena kompresi yang tinggi di dalam silinder kemudian bahan bakar disemprotkan oleh nozzle atau juga sering disebut juga Compression Ignition Engine.

Gambar 2.1. adalah gambaran siklus udara-konstan (siklus otto). Siklus ini dapat digambarkan dengan grafik P vs V. Sifat ideal yang dipergunakan serta keterangan mengenai proses siklusnya adalah sebagai berikut:

1. Fluida kerja dianggap sebagai gas ideal dengan kalor spesifik yang konstan;

2. Langkah isap (0-1) merupakan proses tekanan konstan;

3. Langkah kompresi (1-2) ialah proses isentropik;

4. Proses pembakaran (2-3) dianggap sebagai pemasukan kalor pada volume

konstan;

5. Langkah kerja (3-4) ialah proses isentropik;

6. Proses pembuangan (4-1) dianggap sebagai proses pembuangan kalor pada

volume konstan.

7. Langkah buang (1-0) ialah proses tekanan konstan;

8. Siklus dianggap „tertutup‟; artinya siklus ini berlangsung dengan fluida kerja yang sama; atau, gas yang berada dalam silinder pada titik 1 dapat

dikeluarkan dari dalam silinder pada waktu langkah buang, tetapi pada

(31)

9

Gambar 2.2. adalah gambaran siklus udara tekanan-konstan (siklus Diesel). Pada tahun 1993 Dr. Rudolf Diesel berhasil menciptakan jenis motor bakar torak yang

kemudian terkenal dengan motor diesel. Pada mulanya jenis motor bakar tersebut

dirancang untuk memenuhi siklus diesel (ideal), yaitu seperti siklus Otto tetapi pemasukan kalornya dilakukan pada tekanan-konstan. Siklus diesel dapat

digambarkan dalam diagram P vs V seperti terlihat pada Gb.2.2. Untuk siklus ini dipergunakan pengidealan yang sama seperti siklus volume-konstan. Kecuali

mengenai pemasukan kalor sebanyak qm, pada siklus diesel dilaksanakan pada

tekanan-konstan (proses 2-3).

TMA TMB

Gambar 2.1. Diagram siklus Otto Gambar 2.2. Diagram siklus Diesel (Sumber : Arismunandar, 2002) (Sumber : Arismunandar, 2002)

Keterangan:

P = Tekanan fluida kerja, kg/ = Volume langkah torak,

V = Volume spesifik, /kg = Volume sisa,

Qm = Jumlah kalor masuk, kcal/kg TMA = Titik mati atas

(32)

2.2.2. Prinsip Kerja Motor Bakar Torak

Berdasarkan tempat pembakaran bahan bakarnya mesin kalor terbagi menjadi

2 jenis, yaitu :

1. Mesin pembakaran luar

Mesin pembakaran luar atau Eksternal Combustion Engine (ECE), adalah mesin yang proses pembakarannya dilakukan di luar mesin, sehingga diperlukan

mesin tambahan untuk melakukan pembakaran. Panas dari hasil pembakaran bahan

bakar tidak langsung diubah menjadi energi mekanis, tetapi disalurkan terlebih

dahulu melalui media penghantar kemudian diubah menjadi energi mekanis. Contoh

mesin yang menggunakan sistem ECE adalah turbin gas, boiler.

2. Mesin pembakaran dalam

Mesin pembakaran dalam atau Internal Combustion Enginge (ICE), adalah mesin yang proses pembakarannya dilakukan di dalam motor bakar, sehingga panas

dari hasil pembakaran dapat langsung diubah menjadi energi mekanis Contoh mesin

yang menggunakan sistem ICE adalah motor bakar torak.

2.3. Sistem Kerja Motor Bakar 2.3.1. Motor Bensin 4 Langkah

Motor bensin 4 (empat) langkah adalah motor yang setiap satu kali

pembakaran bahan bakar memerlukan 4 langkah dan 2 kali putaran poros engkol.

(Ludfianto 2013).

(33)

11

Gambar 2.3. Skema Gerakan Torak 4 langkah (Sumber : Arismunandar, 2002)

Prinsip kerja motor 4 langkah sebagai berikut :

Langkah Hisap :

a. Torak bergerak dari TMA ke TMB.

b. Katup masuk terbuka, katup buang tertutup.

c. Campuran bahan bakar dengan udara yang telah tercampur di dalam

karburator masuk ke dalam silinder melalui katup masuk.

d. Saat torak berada di TMB katup masuk akan tertutup.

Langkah Kompresi :

a. Torak bergerak dari TMB ke TMA.

b. Katup masuk dan katup buang kedua-duanya tertutup sehingga gas yang

telah dihisap tidak keluar pada waktu ditekan oleh torak yang

mengakibatkan tekanan gas akan naik.

c. Beberapa saat sebelum torak mencapai TMA busi mengeluarkan bunga

api listrik.

(34)

e. Akibat pembakaran bahan bakar, tekanan akan naik menjadi kira-kira tiga

kali lipat dari temperatur semula.

Langkah Kerja/ ekspansi :

a. Saat ini kedua katup masih dalam keadaan tertutup.

b. Gas terbakar dengan tekanan yang tinggi akan mengembang kemudian

menekan torak turun ke bawah dari TMA ke TMB.

c. Tenaga ini disalurkan melalui batang penggerak, selanjutnya oleh poros

engkol diubah menjadi gerak berputar (rotasi).

Langkah Buang :

a. Katup buang terbuka, katup masuk tertutup.

b. Torak bergerak dari TMB ke TMA.

c. Gas sisa hasil pembakaran terdorong oleh torak keluar melalui katup

buang ke lingkungan.

2.3.2. Motor bensin 2 langkah

Motor bensin 2 langkah adalah mesin yang proses pembakarannya dilakukan

pada satu kali putaran poros engkol yang berakibat dua kali langkah piston.

(Ludfianto 2013).

(35)

13

Gambar 2.4. Skema Gerakan Torak 2 Langkah (Sumber : Setiawan, 2015)

Prinsip kerja motor 2 langkah sebagai berikut :

Langkah Hisap :

a. Torak bergerak dari TMA ke TMB.

b. Pada saat saluran bilas masih tertutup oleh torak, di dalam bak mesin

terjadi kompresi terhadap campuran bensin dengan udara.

c. Di atas torak, gas sisa pembakaran dari hasil pembakaran sebelumnya

sudah mulai terbuang keluar saluran buang.

d. Saat saluran bilas sudah terbuka, campuran bensin dengan udara

mengalir melalui saluran bilas terus masuk ke dalam ruang bakar.

Langkah Kompresi :

a. Torak bergerak dari TMA ke TMB.

b. Rongga bilas dan rongga buang tertutup, terjadi langkah kompresi dan

setelah mencapai tekanan tinggi busi memercikkan bunga api listrik

untuk membakar campuran bensin dengan udara tersebut.

c. Pada saat yang bersamaan, di bawah (di dalam bak mesin) bahan

bakar dan udara yang baru masuk kedalam bak mesin melalui saluran

(36)

Langkah Kerja/ekspansi :

a. Torak kembali dari TMA ke TMB akibat tekanan besar yang terjadi

pada waktu pembakaran bahan bakar.

b. Saat itu torak turun sambil mengkompresi bahan bakar baru di dalam

bak mesin.

Langkah Buang :

a. Menjelang torak mencapai TMB, saluran buang terbuka dan gas sisa

pembakaran mengalir terbuang keluar.

b. Pada saat yang sama bahan bakar dan udara baru masuk ke dalam

ruang bahan bakar melalui rongga bilas.

c. Setelah mencapai TMB kembali, torak mencapai TMB untuk

mengadakan langkah sebagai pengulangan dari yang dijelaskan diatas.

2.2.3. Sistem Pengapian

Sistem pengapian adalah suatu sistem yang ada dalam setiap motor

bensin, digunakan untuk membakar campuran bahan bakar dan udara yang

ada di dalam ruang bakarnya. Pada sepeda motor urutan sistem pengapian

dapat dijelaskan menjadi beberapa tahap yaitu penyediaan dan penyimpanan

energi listrik di baterai, penghasil tegangan tinggi, menyalurkan tegangan

tinggi ke busi, dan pelepasan bunga api pada elektroda busi. Tanpa adanya

tahapan tersebut maka pembakaran dalam sebuah motor bensin tidak akan terjadi.

(Prabowo 2005).

Dalam sistem pengapian terdiri dari bagian-bagian yang penting yaitu

sebagai berikut:

1.Baterai

Baterai merupakan sumber arus bagi lampu-lampu pada kendaraan.

Selain itu baterai juga berfungsi sebagai sumber arus pada sistem pengapian.

Prinsip kerja dari baterai adalahpada saat kutup positif (timbal oksida) dan

(37)

15

akan terjadi pelepasan muatan elektron. Elektron yang bergerak dari kutub

negatif ke kutub itu akan menjadi arus listrik. (Prabowo 2005)

Gambar 2.5. Konstruksi baterai (Sumber: Apriaman, 2006)

2. CDI (Capacitor Discharge Ignition)

Sistem pengapian CDI ini terbukti lebih menguntungkan dan lebih

baik dibanding sistem pengapian konvensional (menggunakan platina). Dengan

sistem CDI, tegangan pengapian yang dihasilkan lebih besar (sekitar 40 kilo

volt) dan stabil sehingga proses pembakaran campuran bahan bakar dan udara

bisa berpeluang semakin sempurna. Prinsip kerja pengapian Capacitor DischargeIgnition (CDI) DC Baterai memberikan suplai tegangan 12 volt ke sebuah inverter (bagian dari unit CDI). Kemudian inverter akan menaikkan tegangan menjadi sekitar 350 volt. Tegangan 350 volt ini selanjutnya akan

mengisi kondensor/kapasitor. Ketika dibutuhkan percikan bunga api busi,

pick-up coilakan memberikan sinyal elektronik ke switch (saklar) S untuk menutup. Ketika saklar telah menutup, kondensor akan mengosongkan (discharge) muatannya dengan cepat melalui kumparan primaer koil pengapian, sehingga

terjadilah induksi pada kedua kumparan koil pengapian tersebut. Jalur

(38)

pertama kali dihasilkan oleh kumparan pengisian akibat putaran magnet yang

selanjutnya disearahkan dengan menggunakan kiprok (Rectifier) kemudian dihubungkan ke baterai untuk melakukan proses pengisian (Charging System). (Prabowo 2005).

Dari baterai arus ini dihubungkan ke kunci kontak, CDI unit, koil

pengapian dan ke busi. Dapat dilihat pada gambar 2.6. :

Gambar 2.6. Sirkuit Sistem Pengapian CDI dengan Arus DC (Sumber : Fahrudin dkk, 2012)

3. Koil pengapian

Koil pengapian berfungsi untuk mengubah arus yang diterima dari

CDI menjadi tegangan tinggi untuk menghasilkan loncatan bunga api listrik pada

celah busi. Arus listrik yang datang dari generator ataupun baterai akan

masuk kedalam koil. Arus ini mempunnyai tegangan sekitar 12 volt dan

oleh koil tegangan ini akan dinaikkan sampai mencapai tegangan sekitar

10.000 volt. Koil mempunyai dua kumparan yaitu kumparan primer dan

skunder yang dililitkan pada plat besi tipis yang bertumpuk. Pada gulungan

primer mempunyai kawat yang dililitkan dengan diameter 0,6 sampai 0,9 mm

denganjumlah lilitan sebanyak 200 lilitan. Sedangkan pada kumparan skunder

mempunnyai lilitan kawat dengan diameter 0,05 sampai 0,08 mm dengan jumlah

(39)

17

lilitan pada kumparan primer dan skunder maka pada kumparan skunder akan

timbul tegangan kira-kira 10.000 volt. Arus dengan tegangan tinggi ini timbul

akibat terputus-putusnya aliran arus pada kumparan primer yang

mengakibatkan tegangan induksi pada kumparan skunder. Karena hilangnya

medan magnet ini terjadi saat terputusnya arus listrik pada kumparan primer,

makadibutuhkan suatu sakelar atau pemutus arus. Dalam hal ini bisa memakai

platina (contac breaker) atau sistem CDI. (Prabowo 2005).

Gambar 2.7. Koil Pengapian (Sumber : Prabowo, 2005)

4. Busi

Busi adalah suatu alat yang dipergunakan untuk meloncatkan bunga api

listrik di dalam silinder ruang bakar. Bunga api listrik ini akan diloncatkan

dengan perbedaan tegangan 10.000 volt diantara kedua kutup elektroda dari

busi. Karena busi mengalami tekanan, temperatur tinggi dan getaran yang

sangat keras, maka busi dibuat dari bahan-bahan yang dapat mengatasi hal

tersebut. Pemakaian tipe busi untuk tiap-tiap mesin telah ditentukan oleh

pabrik pembuat mesin tersebut. Jenis busi pada umumnya dirancang menurut

keadaan panas dan temperatur didalam ruang bakar. Secara garis besar busi

dibagi menjadi tiga yaitu busi dingin, busi sedang (medium type) dan busi

(40)

Busi dingin adalah busi yang menyerap serta melepaskan panas

dengan cepat sekali. Jenis ini biasanya digunakan untuk mesin yang

temperatur dalam ruang bakarnya tinggi. Busi panas adalah busi yang

menyerap serta melepaskan panas dengan lambat. Jenis ini hanya dipakai

untuk mesin yang temperatur dalam ruang bakarnya rendah. (Prabowo 2005).

Gambar bagian-bagian dari busi dapat dilihat pada gambar 2.8. :

Gambar 2.8. Konstruksi busi (Sumber : Prabowo, 2005)

Busi mempunyai berbagai tipe sesuai dengan kebutuhan kendaraan

bermotor, beberapa tipe yang sering digunakan adalah busi diantaranya adalah :

1) Busi Tipe Resistor (Resistor Type)

Busi dengan tipe resistor merupakan busi yang dilengkapi dengan resistor

pada pada bagian dalam elektroda tengah, besar tahanan resistor yang

dipasangkan pada elektroda sebesar 5 kilo ohm. Tujuan pemasangan resistor

adalah untuk melemahkan gelombang-gelombang elektromagnet yang

ditimbulkan oleh loncatan ketika pengapian, sehingga dapat mengurangi resiko

(41)

19

Gambar 2.9. Busi Tipe Resistor (Sumber : Prabowo, 2005)

2) Busi dengan Elektroda yang Menonjol (Project Nose Type)

Busi dengan elektroda menonjol merupakan busi dengan konstruksi

elektroda dan insulator menonjol keluar. Pada busi tipe elektroda menonjol,

temperatur pada elektroda lebih cepat meningkat dibandingkan tipe busi standar

dikarenakan konstruksi elektroda dan insulator menonjol ke dalam ruang bakar,

hal ini membantu menjaga busi agar tetap bersih. Pada mesin yang mempunyai

karakter kerja pada putaran tinggi, efek pendinginan yang datang dari campuran

bahan bakar dan udara akan meningkat, sehingga dapat membantu menjaga busi

beroperasi dalam suhu kerjanya, hal ini akan mempunyai kecenderungan

meminimalisir terjadinya pre-ignition.

(42)

3) Busi Tipe Standar (Standard Type)

Busi standar pada umunya hampir digunakan pada setiap kendaraan

bermotor, busi dengan ujung elektroda menonjol lebih tinggi dari insulator

pelindung elektroda yang terbuat dari keramik. Tipe busi ini lebih tepat untuk

penggunaan sehari-hari.

Gambar 2.11. DENSO Busi Standar

4) Busi Tipe Platinum

Pada dasarnya busi tipe platinum mempunyai fungsi yang sama dengan busi pada umumnya, perbedaanya terdapat pada diameter pada elektroda. Diameter

elektroda pada busi platinum adalah 1,1 mm lebih kecil dibandingkan dengan busi

standar dengan diameter 2,5 mm. Busi platinum dilengkapi dengan lapisan

platinum pada bagian ujung elektroda dengan tujuan untuk memperpanjang usia

(43)

21

Gambar 2.12. Busi Tipe NGK Platinum

5) Busi Tipe Iridium

Busi iridium mempunyai fungsi dan tujuan yang sama dalam sistem pengapian, yaitu meneruskan tegangan tinggi dari koil yang digunakan untuk

(44)

Gambar 2.13. Busi Tipe Iridium

Pada tiap jenis busi mempunyai kemampuan tersendiri dalam

menghasilkan besar dan warna bunga api tergantung pada celah busi, jenis bahan

elektroda dan bentuk elektroda busi. Bunga api yang dihasilkan busi mempunyai

warna masing-masing dan mempunyai temperatur yang berbeda pada tiap warna

yang dihasilkan. Beberapa warna dan temperatur yang dihasilkan pada busi adalah

sebagai berikut :

(45)

23

2.2.4. Parameter Performa Mesin

Menganalisa performa mesin berfungsi untuk mengetahui nilai torsi,

nilai daya, dan nilai konsumsi bahan bakar dari mesin tersebut. (Nurdianto

2015).

Parameter performa mesin dapat dilihat dari berbagai hal diantara yang

terdapat dalam diagram sebagai berikut:

Gambar 2.15. Parameter Performa Mesin

1. Torsi

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat dynamometer, secara teori dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

T = F . b ………

[1]

Keterangan:

T = Torsi [ (kgf.m ]

F = Gaya yang diterima pada dynamometer [ kgf ]

b = Panjang lengan dynamometer [ m ]

(46)

2. Daya

Daya poros dapat dirumuskan sebagai berikut:

Dalam satuan PS:

Ne =

……… [2]

Ne =

Keterangan:

Ne = Daya poros [ PS ]

T = Torsi [ kg.m ]

N = Putaran mesin [ rpm ]

1 PS = 0,9863 hp

1 PS = 0,7355 kW

3. Konsumsi Bahan Bakar

Secara sistematik konsumsi bahan bakar dapat dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

sfc =

………..……

[3]

Keterangan:

sfc : Konsumsi bahan bakar [

mf : Massa bahan bakar [ ml ]

t : waktu yang dibutuhkan [ s ]

2.2.5. Mendeteksi dan mengatasi kerusakan sistem pengapian pada Honda Blade 110 cc.

Langkah pemeriksaan untuk mengetahui kondisi dari

komponen-komponen pada sistem pengapian Honda blade 110 cc dalam keadaan baik dan

(47)

25

1. Pemeriksaan Busi

a. Melalui percikan bunga api

Untuk memeriksa bunga api, tutup busi harus dilepas terlebih dahulu

dengan menggunakan kunci busi. Berikutnya busi dimasukkan ke tutup busi dan

ditempelkan pada kepala silinder. Untuk mengetahui percikan pada busi, staterlah

motor dalam keadaan busi masih ditempelkan pada kepala silinder. Bila percikan

api berwarna biru keputihan berarti masih baik dan bila berwarna merah atau

tidak ada bunga api maka harus diganti.

b. Celah busi

Celah busi adalah jarak antara elektroda tengah dengan elektroda massa.

Bila celah tersebut terlalu dekat kesalahan pengapian bisa terjadi dan bila

terlalu lebar bunga api tidak akan terjadi pada busi tersebut. Karena itu celah busi

harus sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan. Pada sepeda motor Honda

blade 110 cc, celah businya adalah 0,6 – 0,8 mm. Pengukuran celah busi dapat dilakukan dengan feeler gauge.

Gambar 2.16. Mengukur cealah busi (Sumber : Prabowo, 2005)

c. Membersihkan busi

Pembersihan busi dapat menggunakan alat sikat kawat halus. Karbon

dihilangkan dari dalam busi dan pembersihan harus dilakukan dengan

hati-hati agar tidak merusak elektrida busi. Bila elektroda telah aus, kikirlah

(48)

Gambar 2.17. Membersihkan busi dengan sikat (Sumber : Prabowo, 2005)

2. Pemeriksaan koil pengapian

Kondisi koil pengapian dapat dengan mudah dicek bila menggunaka

multitester. Pengecekan kumparan primer dilakukan dengan cara

menempelkan salah satu kabel tester ke terminal positif ignition coil dan

menempelkan kabel yang satunya ke bodi ignition coil. Bila jarum

menyimpang berarti kumparan primer dalam keadaan baik. Tahanan yang harus

terukur Standar adalah 0,4 – 0,6 ohm.

(49)

27

3. Pemeriksaan sambungan kabel CDI

Pemeriksaan sambungan kabel CDI dapat dilakukan dengan dengan

cara pengecekan kelonggarannya. Bila sambungan longgar, harus diperbaiki agar

dapat rapat kembali. Untuk pemeriksaan unit CDI dapat dilakukan dengan

melepas sambungan kabel CDI terlebih dahulu. Kemudian tahanan antar

terminal diukur menggunakan ohm meter. Bila tahanannya tak terhingga atau

kurang dari spesifikasi, unit CDI harus diganti.

4. Pemeriksaan Baterai

Pemeriksaan pada baterai dilakukan dengan memeriksa air baterai

tersebut, jika kurang dari garis batas minimum maka harus di lakukan pengisian

ulang, dan jika melebihi garis batas maksimum maka air baterai harus di

kuranhgi. Dan tak lupa juga mengecek apakah baterai mengalami kebocoran atau

tidak. Bila baterai mengalami kebocoran maka harus diperbaiki atau diganti

(50)

28

Proses penelitian ini dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditunjukkan

pada gambar 3.1. :

3.1.1. Diagram alir pengujian percikan bunga api pada busi

Gambar 3.1. menjelaskan proses atau langkah-langkah penelitian percikan

bunga api busi dari awal penelitian sampai akhir penelitian percikan bunga api busi.

Persiapan eksperimen :

1.Busi DENSO standar 3. Busi DURATION Double iridium

2.Busi NGK Platinum

Menghidupkan Mesin

A

B

Persiapan alat :

1.Alat uji percikan bunga api 3.Kamera

2.Tachometer

Kondisi 1 sampai dengan 3 :

Kondisi 1 : mesin standar, busi denso standar

Kondisi 2 : mesin standar, busi NGK Platinum

Kondisi 3 : mesin standar, busi DURATION

Mulai

(51)

29

Tidak

Ya

Gambar 3.1. Diagram alir pengujian percikan bunga api pada busi

A

N = 2700 rpm

Mematikan Mesin

Penggantian busi

Semua kondisi

sudah dilakukan

pengujian

Analisis dan perbandingan gambar dan

video hasil pengujian

Kesimpulan dan Saran

B

Selesa

(52)

Gambar 3.2. menjelaskan proses atau langkah-langkah pengujian torsi dan

daya dari awal penelitian sampai akhir penelitian. Proses penelitian ini dilakukan

sesuai dengan prosedur yang ditunjukkan pada diagram alir berikut :

Persiapan eksperimen :

1.Busi DENSO standar 3. Busi DURATION Double iridium

2.Busi NGK Platinum

Menghidupkan Mesin Persiapan alat : 1. Honda Blade 110 cc

2. Bahan bakar ( Premium)

A

B

Posisi transmisi gigi 1-3 Mulai

Kondisi 1 sampai dengan 3 :

Kondisi 1 : mesin standar, busi denso standar

Kondisi 2 : mesin standar, busi NGK Platinum

(53)

31

Tidak

Ya

Gambar 3.2. Diagram Alir Pengujian Torsi dan Daya

A

B

Data Output (rpm, HP, N.m, T) didapat

dari komputer pada dynometer

Mematikan Mesin

Service ringan menyeluruh

Semua busi

sudah

dilakukan

Analisis dan pengolahan data torsi dan daya

Kesimpulan dan saran

(54)

3.1.3. Diagram alir pengujian konsumsi bahan bakar

Gambar 3.3. menjelaskan proses atau langkah-langkah penelitian konsumsi

bahan bakar dari awal penelitian sampai akhir penelitian. Proses penelitian ini

dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditunjukkan pada diagram alir berikut :

Persiapan pengujian : 1. Busi DENSO standar 3. Busi NGK platinum 2. Busi double iridium 4.Bahan bakar.

Persiapan alat dan bahan :

1. Honda Blade 110 cc 3. Kunci busi

2. Gelas ukur 4. Tangki mini 250

Menghidupkan mesin

N = 4250, 5000, 6000, 7000, 8000, 9000, 9750

B Posisi gigi Transmisi 1-4

A Mulai

Kondisi 1 sampai dengan 3 :

Kondisi 1 : mesin standar, busi denso standar

Kondisi 2 : mesin standar, busi NGK Platinum

(55)

33

Tidak

Ya

Gambar 3.3. Diagram alir pengujian konsumsi bahan bakar

B

Pencatatan hasil pengujian data : Waktu dan konsumsi bahan bakar

A

Mematikan Mesin

Penggantian busi

Semua kondisi

sudah dilakukan

pengujian

Analisis dan pengolahan data torsi dan daya

Kesimpulan dan saran

(56)

Tempat penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Laboratorium Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

b. Mototech Yogyakarta, Jalan Ringroad Selatan, Banguntapan Yogyakarta.

c. Pengujian konsumsi bahan bakar di Jl. Wates,

3.3. Bahan Dan Alat Penelitian 3.3.1. Bahan Penelitian

1. Sepeda Motor

Dalam penelitian ini sempel atau bahan yang digunakan adalah mesin sepeda

motor Honda Blade 110 cc Tahun 2011 dengan nomor mesin JBB2E-121290 dan

nomor rangka MH1JBE17BK121951. Yang masih standar pabrikan dan

menggunakan bahan bakar premium. dengan speksifikasi sebagai berikut :

1). Speksifikasi Mesin

Tipe mesin : 4 langkah, SOHC

Cylinder : 1

Pendinginan : udara

Diameter x langkah : 50 x 55,6 mm

Volume langkah : 109,1 cc

Perbandingan kompresi : 9,0 : 1

Daya maksimum : 8,46 PS/ 7500 rpm

Torsi maksimum : 0.86 kgf.m / 5500 rpm

Kopling : Ganda, otomatis, sentrifugal,

tipe basah

Starter : Electric starter & kick starter

Busi :ND U20EPR9S, NGK

CPR6EA9S

(57)

35

2). Speksifikasi kelistrikan

Aki (ACCU) : Baterai 12V - 3,5 Ah (tipe MF)

Sistem pengapian : DC - CDI, Baterai

3). Kapasitas

Kapasitas tangki bahan bakar : 3,7 Liter

Kapasitas minyak pelumas mesin : 0,8 liter pada penggantian

periodik

Transmsi : 4 kecepatan rotari / bertautan

tetap

Pola pengoperan gigi : Rotari/ bertautan tetap

4). Dimensi

Panjang x lebar x tinggi : 1.855 x 709 x 1.071 mm

Jarak sumbu roda : 1.221mm

Jarak terendah ke tanah : 147 mm

Berat kosong : 96,8 kg

5). Rangka

Tipe rangka : Tulang Punggung

Tipe suspensi depan : Teleskopik

Tipe suspensi belakang : Lengan ayun dengan

shockbreaker ganda

Ukuran ban depan : 70/90 - 17 M/C 38P

Ukuran ban belakang : 80/90 - 17 M/C 44P

Rem depan : Cakram hidrolik dengan piston

tunggal

(58)

Gambar 3.4. Sepeda Motor Honda Blade 110 cc

2. Baterai

Baterai pada sepeda motor Honda Blade 110 cc Tahun 2010 merupakan

baterai original dari pabrikan sepada motor Honda dipakai sebagai sumber arus

lampu-lampu dan sistem pengapian. Apabila mesin sudah hidup tugas dari

baterai diambbil alih oleh kumparan pengisian. Mengingat pentingnya peranan

baterai tersebut , maka kondisi baterai harus selalu dijaga. Salah satunya adalah

dengan jalan mengontrol ketinggian air dalam baterai yang akan selalu berkurang

karena dipengaruhi oleh reaksi kimia di dalam baterai itu sendiri.

(59)

37

3. CDI ( Capacitor Discharge Ignition )

CDI (Capacitor Discharge Ignition), pada sepeda motor Honda Blade 110 cc Tahun 2010 merupakan CDI original dari pabrikan sepada motor Honda.

digunakan sebagai sistem pengapian.

Gambar 3.6. CDI ( Capacitor Discharge Ignition )

4. Koil (Ignition Coil)

Koil Standar Honda Blade 110 cc Tahun 2011 merupakan koil original dari

pabrikan sepeda motor Honda, dimana memiliki performa yang terbatas untuk

penggunaan harian dengan harapan dapat menunjang kenyamanan berkendara.

(60)

5.Busi (Spark Plug)

1). Busi standar (DENSO U20EPR9)

Busi standar (DENSO U20EPR9), merupakan busi yang direkomendasikan

oleh pabrikan sepeda motor Honda. Busi tipe standar mempunyai diameter elektroda

sebesar 1,5 sampai dengan 2 mm.

Gambar 3.8. Busi Standar DENSO U20EPR9

2). Busi Double iridium (DURATION 071Z)

Busi double iridium (DURATION 071Z), Busi iridium mempunyai fungsi dan tujuan yang sama dalam sistem pengapian, yaitu meneruskan arus tegangan tinggi

dari koil yang digunakan untuk memercikan bunga api busi pada langkah akhir

(61)

39

Gambar 3.9. Double iridium (DURATION 071Z)

3). Busi platinum (NGK CPR8EAGP-9)

Pada dasarnya busi tipe platinum mempunyai fungsi yang sama dengan busi pada umumnya, perbedaanya terdapat pada diameter pada elektroda. Diameter

elektroda pada busi platinum adalah 1,1 mm lebih kecil dibandingkan dengan busi

standar dengan diameter 2,5 mm. Busi platinum dilengkapi dengan lapisan platinum

pada bagian ujung elektroda dengan tujuan untuk memperpanjang usia pemakaian.

(62)

1.3.2 Alat Penelitian

1. Alat uji percikan bunga api pada busi

Alat uji percikan bunga api busi adalah alat yang digunakan untuk menguji

karakter bunga api yang dihasilkan oleh busi atau besarnya percikan bunga api yang

dihasilkan oleh busi. Alat uji percikan bunga api busi ini memiliki putaran rendah

sekitar 900 s/d 1000 rpm dan memiliki putaran maksimal 3400 rpm.

Gambar 3.11. Alat penguji percikan bunga api pada busi

1. Tachometer

Pada penelitian ini tachometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur putaran mesin uji percikan bunga api busi, guna untuk memastikan putaran

mesin uji percikan bunga api pada posisi putaran 2700 rpm pada saat pengambilan

(63)

41

Gambar 3.12. Tachometer

2. Kamera casio exilim

Digunakan untuk mengambil gambar dan video percikan bunga api pada

busi pada saat dilakukan pengujian karakteristik bunga api busi. Spesifikasi Casio

Exilim 16,1 megapixel. Casio Exilim ZR1100 datang dengan kecepatan shutter

maksimum 1 / 4000 detik , sementara minimum adalah 15 detik .mampu mencatat

1280 x 720 video pada 30 frame per detik

(64)

3. Dynometer

Dynometer, adalah alat yang digunakan untuk mengukur torsi dan daya mesin.

Gambar. 3.14. Dynomometer

4. Personal Computer (PC), berfungsi sebagai akuisi data dari Dynometer.

(65)

43

5. Tangki mini 250 ml, berfungsi untuk mengganti tangki standar agar bahan bakar

yang digunakan dapat diketahui.

Gambar. 3.16. Tangki mini 250 ml.

6. Gelas ukur atau buret, adalah alat untuk mengukur volume bahan bakar.

(66)

7. Stopwatch

Stopwatch adalah alat ukur untuk menghitung waktu pengambilan dan konsumsi bahan bakar.

Gambar 3.18. Stopwatch

3.4. Persiapan Pengujian

Persiapan awal sebelum dilakukannya penelitian yang dilakukan adalah

memeriksa alat dan mesin kendaraan yang akan diuji, agar saat pengujian data atau

hasil yang diperoleh akurat. Langkah-langkah pemeriksaan meliputi :

1. Sepeda motor

Sebelum dilakukan pengujian sepeda motor harus diperiksa terlebih

dahulu. Mesin, komponen lainnya, dan oli mesin harus dalam keadaan bagus dan

normal sesuai dengan kondisi standar. Dalam pengujian mesin harus dalam

(67)

45

2. Alat ukur

Alat ukur seperti gelas ukur, dan stopwatch, sebelum digunakan harus dipastikan dalam kondisi normal atau dapat disebut dengan kalibrasi alat.

3. Bahan bakar

Dalam pengujian ini bahan bakar diisi terlebih dahulu pada tangki atau

gelas ukur bahan bakar secukupnya yang digunakan jenis bahan bakar premium.

3.5. Tahapan Pengujian

3.5.1. Pengujian percikan bunga api busi

Pada proses pengujian dan pengambilan data percikan bunga api pada busi

langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai berikut :

1. Mempersiapkan peralatan yang digunakan dalam proses pengujian,

diantaranya charger baterai, multitester, tachometer.

2. Melakukan pemeriksaan terhadap alat pengujian sistem pengapian.

3. Menyiapkan bahan uji seperti, CDI standar, koil standar, dan 3 jenis busi.

4. Menempatkan CDI, koil, dan busi pada alat pengujian.

5. Melakukan pengujian dan pengambilan data berupa gambar dan video

percikan bunga api dengan menggunakan kamera berkecepatan tinggi.

6. Melekukan pemeriksaan ulang terhadap alat pengujian.

7. Membersihkan dan merapihkan tempat pengujian setelah selesai melakukan

pengujian.

3.5.2. Pengujian Daya dan Torsi

Proses pengujian dan pengambilan data daya dan torsi dengan

langkah-langkah berikut :

Gambar

Gambar 2.2. adalah gambaran siklus udara tekanan-konstan (siklus Diesel). Pada
Gambar 2.4. Skema Gerakan Torak 2 Langkah (Sumber : Setiawan, 2015)
Gambar 2.5. Konstruksi baterai
Gambar 2.8.  Konstruksi busi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan skenario dalam menguji sensitivitas model prediksi dapat menjadi masukan kepada masyarakat Gambar 4.8 Dinamika populasi penggerek batang padi kuning pada

Tujuan umum modul ini disusun guna mendukung pelaksanaan diklat pengembangan keprofesian berkelanjutan melalui Peningkatan Kompetensi bagi guru SD Kelas Tinggi

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 I-1 Pembangunan daerah Provinsi Kalimantan Tengah telah memasuki periode awal dari.. pelaksanaan pembangunan daerah jangka

[r]

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul

Disajikan terjemahan salah satu ayat dalam surat al- Kafirun,siswa dapat menentukan lafal ayatnya Menentukan sikap seorang da'i terhadap orang yang menolak ajakannya. Disajikan

Produktivitas ine~upalcan kekuatau untuk menghasilkau lebih ballyak barang (inaupun jasa) deligan ineltgguiiakat~ su~nber daya yalig lebil~ efesien. Hal tersebut dapat

Tujuan dari penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh masing-masing faktor pengembangan karyawan yang terdiri dari rekrutmen,