• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA EKSPERIMEN SEMU DI SMK BINA PERSTASI BANGSA TAHUN AJARAN 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA EKSPERIMEN SEMU DI SMK BINA PERSTASI BANGSA TAHUN AJARAN 2012/2013."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING

DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA

(Eksperimen Semu di SMK Bina Prestasi Bangsa Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

RETNO GANDARESMI FITROH

0809453

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING

DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA

(Eksperimen Semu di SMK Bina Prestasi Bangsa Tahun Ajaran 2012/2013)

oleh

Retno Gandaresmi Fitroh

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

©Retno Gandaresmi Fitroh 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING

DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA

(Eksperimen Semu di SMK Bina Prestasi Bangsa Tahun Ajaran 2012/2013)

oleh

Retno Gandaresmi Fitroh 0809453

Disetujui dan disahkan oleh Pembimbing I,

Dr. Dadang S. Anshori, M.Si NIP 197204031999031002

Pembimbing II,

Dra. Novi Resmini, M.Pd NIP 196711031993032003

Diketahui oleh

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

Universitas Pendidikan Indonesia,

(4)

Retno Gandaresmi F , 2013

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING

DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA

(Eksperimen Semu di SMK Bina Prestasi Bangsa Tahun Ajaran 2012/2013)

0809453

Retno Gandaresmi Fitroh

Penelitian ini mengujicobakan metode pembelajaran role playing yang terdapat dalam pembelajaran berbicara. Penelitian ini berlatar belakang permasalahan pembelajaran berbicara siswa, terutama pada kompetensi dasar bercakap-cakap secara sopan dengan mitra bicara dalam konteks bekerja untuk kelas XI SMK. Terdapat tiga rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu (1) Bagaimanakah kemampuan berbicara siswa kelas XI Perhotelan SMK Bina Prestasi Bangsa sebelum menggunakan metode role playing? (2) Bagaimanakah kemampuan berbicara siswa kelas XI Perhotelan SMK Bina Prestasi Bangsa setelah menggunakan metode role playing? (3) Adakah perubahan yang signifikan pada siswa kelas XI Perhotelan SMK Bina Prestasi Bangsa antara sebelum dan sesudah menggunakan metode role playing pada pembelajaran berbicara? Sesuai dengan rumusan masalah tersebut penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui kemampuan berbicara siswa kelas XI Perhotelan SMK Bina Prestasi Bangsa sebelum dan setelah menggunakan metode role playing dan mengetahui apakah metode role playing dapat digunakan dalam pembelajaran berbicara siswa kelas XI Perhotelan SMK Bina Prestasi Bangsa.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu dengan rancangan the one group pretest and pos-test yang diujicobakan kepada siswa kelas XI SMK BPB tahun ajaran 2012/2013. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh rata-rata prates sebesar 65,93 dan rata-rata pascates 73,13. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan terhadap keterampilan berbicara siswa. Dalam pengujian hipotesis menggunakan rumus Uji-t dengan perolehan thitung

sebesar 7,99 dan nilai ttabel pada taraf signifaksi 5% diperoleh angka sebesar 2,04 dan 2,76 pada taraf signifikansi 1%. sehingga thitung > ttabel. Dengan perolehan

tersebut berarti hipotesis diterima.

(5)

This study tested the role playing learning method in speaking learning. The background of this research is taken because of so many problems of

student’s speaking skill, especially on the basic of competence of polite

conversation with talk partner in the contexs of work for the eleventh grade of SMK. There are three formulation of the problem in this study, namely (1) How is the speaking ability of eleventh grade students of SMK Bina Prestasi Bangsa before using role playing method? (2) What is the speech skill of the eleventh grade students of SMK Bina Prestasi Bangsa after using role playing method? (3) Are there significant achievements on the ability speaking of the eleventh grade students of SMK Bina Prestasi Bangsa before they have role playing method and after? According to the formulation of the problem, the research aims to know the speaking skill of the eleventh grade students of perhotelan of SMK Bina Prestasi Bangsa before they use the role playing method and after and to see whether the method can be used in speaking learning on them.

The method of research is quasy experimental with design of the one group pretest and post test which is tasted to the students of the eleventh grade of SMK Bina Prestasi Bangsa at 2012/2013. Based on the research results, obtained an average pre-test of 65.93 and an average post-test 73.13. This shows an increase in the students' speaking skills. In hypothesis testing using t-test formula with the acquisition of 7.99 and the value of Ttable on 5% significantcy level is

2,04 and 2,76 at 1% significantcy level, so obtained Tdeduction >Ttable.

(6)

DAFTAR ISI

BAB II PEMBELAJARAN BERBICARA DAN METODE ROLE PLAYING ... 11

A. Kedudukan Pembelajaran Berbicara ... 11

B. Keterampilan Berbicara ... 11

6. Bercakap-cakap secara Sopan dengan Mitra Bicara dalam Konteks Bekerja ... 15

(7)

1. Pengertian Role Playing ... 17

2. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Metode Role Playing ... 18

3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Role Playing ... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 22

1. Tabulasi Data Nilai pretes dan Pascates... 45

2. Uji Prasyarat Analisis ... 50

3. Uji Hipotesis ... 59

B. Pembahasan ... 63

1. Data Pretes ... 63

2. Data Pascates ... 70

3. Analisis Penerapan Metode Role Playing (Bermain Peran) dalam Pembelajaran Berbicara ... 78

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 80

A. Simpulan ... 80

B. Saran ... 81

(8)

DAFTAR TABEL

3.1 Desain Penelitian ...23

3.2 Daftar Siswa Kelas XI Perhotelan BPB ...26

3.3 Lembar Aktifitas Guru (pretes) ...28

3.4 Lembar Aktifitas Guru (pascates) ...30

3.5 Aspek Penilaian ...32

4.1 Skor dan Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Kelas XI Perhotelan SMK BPB Sebelum Menggunakan Metode Role Playing (Bermain Peran) ...46

4.2 Skor dan Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Kelas XI Perhotelan SMK BPB Sesudah Menggunakan Metode Role Playing (Bermain Peran) ...47

4.3 Rekapitulasi Skor Skor dan Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Kelas XI Perhotelan SMK BPB Sebelum Menggunakan Metode Role Playing (Bermain Peran) ...49

4.4 Rekapitulasi SkorSkor dan Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Kelas XI Perhotelan SMK BPB Sesudah Menggunakan Metode Role Playing (Bermain Peran) ...49

4.5 Distribusi Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Kelas XI Perhotelan SMK BPB Sebelum Menggunakan Metode Role Playing (Bermain Peran) ...51

4.6 Distribusi Nilai (setelah distadarisasikan) Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Kelas XI Perhotelan SMK BPB Sebelum Menggunakan Metode Role Playing (Bermain Peran) ...53

(9)

4.8 Distribusi Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Kelas XI Perhotelan SMK BPB Setelah Menggunakan Metode Role Playing

(Bermain Peran) ...55 4.9 Distribusi Nilai (setelah distadarisasikan) Nilai Keterampilan

Berbicara Siswa Kelas XI Perhotelan SMK BPB Setelah

Menggunakan Metode Role Playing (Bermain Peran) ...57 4.10 Penghitungan Kai Kuadrat Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Kelas

XI Perhotelan SMK BPB Setelah Menggunakan Metode Role

Playing (Bermain Peran) ...58 4.11 Nilai dan Deviasi Keterampilan Berbicara Siswa Kelas XI

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa itu sendiri terbagi menjadi empat komponen, yaitu: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara langsung. Menurut Tarigan (2005: 15) “berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan pendapat serta pikiran, gagasan dan perasaan”.

Keterampilan berbicara akan lebih baik melalui praktik dan latihan yang banyak dan rutin. Kurangnya praktik berbicara di depan umum dan cara latihan yang monoton membuat siswa menjadi kurang aktif dan terkadang merasa jemu karena kurangnya inovasi dalam pembelajaran yang dilakukan guru. Menurut Daryanto (2011: 1) “kecenderungan pembelajaran yang kurang menarik ini merupakan hal yang wajar dialami oleh guru, yang tidak memahami kebutuhan siswa tersebut, baik dalam karakteristik maupun dalam pengembangan ilmu”.

(11)

termotivasi dan selalu terangsang untuk berpikir kritis dan kreatif. Penggunaan metode ceramah membuat pembelajaran berbicara menjadi tidak aktif dikarenakan metode ceramah adalah metode pengajaran satu arah, dimana pengajar menjelaskan dan siswa mendengarkan serta mencatat. Berbeda dengan tujuan utama dari pembelajaran berbicara itu sendiri adalah mengasah dan menilai seberapa besar kemampuan berbicara siswa.

Metode pembelajaran sangat penting dalam penyampaian sebuah materi ajar karena dengan menggunakan metode yang tepat maka akan menghasilkan apa yang diharapkan. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran berbicara adalah metode role playing.

Metode role playing atau bermain peran adalah sejenis permainan gerak yang di dalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang Jill Hadfield (dalam Sharingkuliahku, 2011)

Metode role playing dalam proses pembelajaran digunakan untuk belajar tentang pengenalan perasaan dan persoalan yang dihadapi siswa serta untuk mengembangkan kemampuan menyelesaikan masalah. Metode role playing diarahkan pada pemecahan masalah yang menyangkut hubungan antarmanusia, terutama yang menyangkut kehidupan siswa dan untuk memotivasi siswa agar lebih memperhatikan materi yang sedang diajarkan.

(12)

kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi. Melalui metode role playing siswa diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk menghargai diri sendiri dan perasaan orang lain, mereka dapat belajar perilaku yang baik untuk menangani situasi yang sulit, dan mereka dapat melatih kemampuan mereka dalam memecahkan masalah.

Penggunaan metode role playing murid dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas, meskipun saat itu pembelajaran terjadi di dalam kelas. Selain itu, role playing sering kali dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivitas dimana

pembelajar membayangkan dirinya seolah-olah berada di luar kelas dan memainkan peran orang lain.

Penggunaan metode role playing membuat siswa tidak akan merasakan jemu dengan pembelajaran yang dilakukan di ruangan, karena metode yang digunakan oleh guru beragam dalam penyampaiannya. Metode role playing diharapkan mampu memotivasi siswa untuk belajar dengan memberikan sesuatu gaya penyampaian yang baru. Berdasarkan paparan tentang keterampilan berbicara dengan metode role playing menunjukkan bahwa role playing akan sangat berpengaruh terhadap keterampilan berbicara siswa.

(13)

berdasarkan hasil wawancara terhadap guru kelas XI Perhotelan SMK Bina Prestasi Bangsa, pada pembelajaran berbicara dalam konteks bekerja siswa menemukan kesulitan dengan penggunaan bahasa dan pemilihan kata atau kalimat yang baik dan sopan kepada lawan bicaranya dikarenakan kebiasaan penggunaan bahasa di lingkungannya.

Selain hasil observasi dan wawancara, penulis juga melakukan studi pustaka terhadap beberapa hasil penelitian sebelumnya. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Deristiani (2009) penelitian tersebut dilakukan terhadap satu kelas saja. Dalam penelitiannya, sebelum pembelajaran menggunakan metode role playing nilai rata-rata yang diperoleh adalah 69,06 dan mengalami peningkatan rata-rata setelah menggunakan metode role playing menjadi 76,53.

Sementara itu, Putra (2009: 92-94) melakukan penelitian dan hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa penelitian dilakukan dengan tiga siklus pada siklus I sebanyak 35% siswa aktif berbicara, siklus II 59%, dan pada siklus III kemampuan berbicara siswa meningkat menjadi 85% dan masuk dalam kategori “sangat baik”. Dari hasil tersebut dapat dikatakan metode delivery from

memory dapat meningkatkan kemampuan berbicara pada siswa.

(14)

Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan studi pustaka tersebut penulis merasa termotivasi untuk melakukan penelitian serupa guna meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Pada kurikulum SMK kelas XI semester kedua terdapat kompetensi dasar tentang bercakap-cakap secara sopan dengan mitra bicara dalam konteks bekerja, sehingga penulis memilih kelas XI sebagai sasaran penelitian. Penelitian ini lebih menekankan pada kemampuan siswa berbicara dengan baik dan sopan dengan mitra bicara menggunakan pola gilir yang tepat. Berbeda dengan penelitian sebelum-sebelumnya, dimana sebelumnya penelitian dilakukan pada materi mengemukakan pendapat, sedangkan kali ini penulis memilih materi bercakap-cakap yang harus disesuaikan dengan kebutuhan praktik siswa di lapangannya nanti, karena di sekolah kejuruan materi disesuaikan dengan jurusan masing-masing.

(15)

Metode role playing merupakan perantara pembelajaran. Metode role playing memiliki peranan yang sangat penting pada proses belajar mengajar.

Selain dapat menarik perhatian siswa, metode role playing juga dapat menyampaikan pesan yang ingin disampaikan setiap mata pelajaran secara langsung yang tidak dapat disampaikan oleh guru. Dalam penerapan pembelajaran di sekolah, guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang menarik bagi siswa dengan memanfaatkan berbagai macam metode pembelajaran dan media pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan optimal dan berorientasi pada prestasi belajar siswa.

Dalam pengajaran di lapangan, tidak banyak guru yang menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dalam proses belajar mengajar, padahal metode pembelajaran sangatlah penting guna menunjang tercapainya suatu pembelajaran. Dari hasil observasi, sedikitnya penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi dikarenakan terlalu sulitnya pelaksanaan metode pembelajaran yang lain dari pada metode ceramah dan metode pembelajaran yang lain perlu alat-alat penunjang tidak seperti metode ceramah yang hanya perlu penguasaan materi saja.

(16)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut.

1. Siswa masih mengalami kesulitan dalam keterampilan berbicara. 2. Siswa kurang pelatihan dalam keterampilan berbicara.

3. Metode pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi sehingga pembelajaran kurang efektif dan cenderung membosankan.

4. Guru masih menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran berbicara.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Keterampilan berbicara dalam pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kegiatan yang luas. Oleh sebab itu, penulis akan membatasi penelitian pada beberapa hal di bawah ini.

a. Pokok bahasan penelitian adalah bercakap-cakap secara sopan dengan mitra bicara dalam konteks bekerja.

b. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan menggunakan metode role playing.

c. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI Perhotelan SMK Bina Prestasi Bangsa tahun ajaran 2012/2013.

2. Rumusan Masalah

(17)

a. Bagaimanakah kemampuan berbicara siswa kelas XI Perhotelan SMK Bina Prestasi Bangsa sebelum menggunakan metode role playing?

b. Bagaimanakah kemampuan berbicara siswa kelas XI Perhotelan SMK Bina Prestasi Bangsa setelah menggunakan metode role playing?

c. Adakah perubahan yang signifikan pada siswa kelas XI Perhotelan SMK Bina Prestasi Bangsa antara sebelum dan sesudah menggunakan metode role playing pada pembelajaran berbicara?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penulis merumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:

1. mengetahui kemampuan berbicara siswa kelas XI Perhotelan SMK Bina Prestasi Bangsa sebelum menggunakan metode role playing;

2. mengetahui kemampuan berbicara siswa kelas XI Perhotelan SMK Bina Prestasi Bangsa setelah menggunakan metode role playing;

3. mengetahui perbedaan tingkat kemampuan berbicara siswa sebelum dan sesudah menggunakan metode role playing.

E. Manfaat Penelitian

(18)

lebih menarik dan bervariasi. Adapun manfaat praktis hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagi Guru

Penelitian ini dapat menambah referensi media pengajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran berbicara. Dengan demikian, kreatifitas guru dalam menggunakan media pembelajaran di setiap pelaksanaan pembelajaran yang pada akhirnya akan berpengaruh baik pada siswa.

2. Bagi Siswa

Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan mempermudah siswa untuk dapat memahami, serta menumbuhkan minat dan kreativitas siswa dalam pembelajaran berbicara.

F. Anggapan Dasar

Dalam penelitian ini, penulis merumuskan anggapan dasar sebagai berikut. 1. Pembelajaran bercakap-cakap secara sopan dengan mitra bicara dalam konteks bekerja merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa di kelas XI SMK.

2. Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang memerlukan kreativitas dan keberanian untuk mengungkapkannya.

(19)

G. Hipotesis

Hipotesis adalah kebenaran yang masih berada di bawah (belum tentu benar) dan baru dapat diangkat menjadi suatu kebenaran jika memang telah disertai dengan bukti-bukti (Arikunto, 2007: 45).

(20)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Mengenai pengertian metode penelitian, ada berbagai pendapat yang bermunculan di sekitar kita. Seperti diantaranya, Winaerno (Prastowo, 2011: 17), mengemukakan jika „metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, sebagai contoh untuk menguji serangkaian hipotesis dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu.‟

Menurut Arif Furchan (Prastowo, 2011: 18), „metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisi data yang diperlukan guna menjawab persoalan yang dihadapi.‟ Ini adalah rencana pemecahan bagi persoalan yang sedang diteliti. Tak satu pun metode penelitian yang ada sekarang selalu lebih baik daripada yang lain. Metode yang digunakan dalam suatu penelitian ditentukan oleh sifat persoalannya dan data yang diperlukan. Sering ada urutan logis ketika satu jenis penelitian akan mengikuti jenis penelitian yang lain.

(21)

Secara lebih praktis, Basuki (dalam Prastowo, 2011:145), menjelaskan bahwa „metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang berupaya menjawab pertanyaan “bagaimanakah bila”. Di dalamnya, penelitian memasukan unsur baru ke dalam sebuah situasi untuk mengetahui akibatnya, jika ada.‟

B. Desain Penelitian

Eksperimen yang digunakan dalam penelitian adalah eksperimen semu (quasi). Eksperimen semu (quasi) adalah eksperimen yang mendekati eksperimen sungguhan (true), yang tidak mengadakan kontrol/memanipulasikan semua variabel yang relevan m (Nazir dalam Prastowo, 2011: 151). Pemilihan metode ini disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, yaitu menguji penggunaan metode role playing (bermain peran) dalam pembelajaran berbicara di satu kelas (kelas XI Perhotelan SMK BPB).

Adapun rancangan metode eksperimen yang digunakan peneliti adalah the one group pratest and pos-test. Rancangan ini terdiri atas satu kelompok yang telah ditentukan sebelumnya.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

O1 X O2

Prates Perlakuan Postes

(22)

Keterangan: O1 : prates

X : pembelajaran dengan menggunakan metode role playing (bermain peran) terhadap siswa

O2 : postes

Penulis menggunakan metode ini karena dalam penelitian ini penulis tidak menggunakan kelas kontrol sebagai pembanding. Dalam penelitian ini, penulis hanya akan memperoleh data dari satu kelompok sampel yang telah diberi perlakuan.

Adapun langkah-langkah yang penulis tempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Memberikan prates untuk mengukur kemampuan sampel sebelum diberikan perlakuan.

2. Memberikan perlakuan kepada sampel penelitian (memberikan pembelajaran dengan metode role playing).

3. Memberikan postes sebagai langkah untuk mengetahui perkembangan kemampuan yang dimiliki sampel setelah diberi perlakuan. Perkembangan tersebut dilihat melalui perbandingan prates dan postes.

(23)

Pada penelitian ini siswa diberi perlakuan yakni berupa pembelajaran berbicara dengan menggunakan metode role playing (bermain peran).

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini meliputi populasi dan sampel siswa kelas XI SMK Bina Prestasi Bangsa Tahun Ajaran 2012/2013.

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2007: 130). Jadi, populasi adalah keseluruhan subjek yang diteliti atau seluruh gejala atau fenomena yang ada di tempat penelitian.

Berdasarkan definisi di atas, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMK Bina Prestasi Bangsa.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2007: 131). Berdasarkan pengertian tersebut, penulis menentukan sampel dengan cara Random sample. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan penulis

(24)

Tabel 3.2

Daftar siswa kelas XI perhotelan BPB Kelas

Jumlah siswa

Perempuan Laki-laki

Perhotelan 22 8

Jumlah Keseluruhan 30 rang

D. Definisi Operasional

Agar tidak menimbulkan kesalahan pemahaman dalam penelitian ini, peneliti perlu mendefinisikan beberapa konsep kunci dalam penelitian ini. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut.

1. Metode role playing merupakan cara pembelajaran yang bersifat langsung. Tujuan dari metode role playing adalah untuk merangsang siswa agar mampu berpikir dan merancang dengan didasari hasil pengamatan sebelumnya dari contoh yang mereka simak tersebut. Adapun indikator dalam penelitian ini adalah siswa mampu bercakap-cakap secara sopan dengan mitra bicara dalam konteks bekerja secara formal dan non-formal.

(25)

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2002: 236).

Adapun dalam tes ini siswa diminta untuk melakukan sebuah percakapan kelompok dengan menggunakan tema yang telah disepakati bersama. Berikut lembar kerja yang digunakan sebagai alat ukur kemampuan berbicara siswa.

Standar kompetensi

Berbicara

Berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara tingkat madia.

Kompetensi Dasar

Bercakap-cakap secara sopan dengan mitra bicara dalam konteks bekerja.

Indikator

1. Menggunakan kata atau ungkapan dalam memulai atau mengakhiri suatu pembicaraan baik formal maupun non-formal secara tepat dan efektif.

2. Menerapkan pola gilir percakapan secara aktif untuk keperluan mengajukan pertanyaan, tanggapan, pendapat, atau menyatakan penghargaan.

(26)

Tugas

Tugas kelompok!

Bentuklah kelompok yang terdiri atas tiga orang. Lalu, buatlah sebuah percakapan dengan menentukan topik percakapan sesuai tema yang diberikan oleh guru, membagi peran sesuai percakapan, dan mempraktikan percakapan tersebut di depan kelas.

1. Mengecek kesiapan siswa

2. Melakukan apersepsi dengan memotivasi siswa untuk gemar membaca

3. Mengarahkan pemahaman siswa tentang informasi bercakap-cakap dalam konteks bekerja

1 2 3 4

B. Kegiatan Inti (70 menit)

Penggalan 1 (ceramah)

1. Siswa duduk dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri atas 3 orang anggota.

2. Siswa menyimak penjelasan guru tentang apa yang harus diperhatikan dalam bercakap-cakap secara sopan dengan mitra bicara dalam konteks bekerja. 3. Siswa berdiskusi dan bekerja sama untuk

(27)

4. Siswa bekerja sama di dalam kelompoknya. Penggalan 2 (diskusi)

5. Siswa berdiskusi dengan menggunakan bahasa yang benar dan santun.

6. Siswa melakukan pengamatan dengan jujur dan bertanggung jawab terhadap objek yang telah mereka sepakati dalam kelompoknya.

7. Siswa secara mandiri mencatat yang sekiranya menurut mereka penting

8. Dalam kelompoknya siswa berdiskusi tentang catatan mereka masing-masing.

9. Siswa bekerja sama dalam kelompoknya menyusun tugas yang diberikan guru.

Penggalan 3

10. Siswa secara mandiri mengembangkan pokok-pokok yang telah mereka catat dan tugas yang telah disepakati.

11. Siswa perkelompok melakukan praktik di depan kelas secara bergiliran dan kelompok lain memberikan tanggapan.

1 2 3 4

C. Kegiatan Akhir (10 menit)

1. Siswa membuat rumusan simpulan terhadap butir-butir pembelajaran yang sudah mereka ikuti. 2. Siswa menyampaikan kesan dengan menggunakan

bahasa yang baik dan benar terhadap pembelajaran yang baru berlangsung sebagai kegiatan refleksi. 3. Guru memberikan penguatan terhadap simpulan

(28)

Tabel 3.4

1. Mengecek kesiapan siswa.

2. Melakukan apersepsi dengan memotivasi siswa untuk gemar belajar.

3. Mengarahkan pemahaman siswa tentang informasi materi sebelumnya.

1 2 3 4

B. Kegiatan Inti (70 menit)

Penggalan 1 (role playing)

1. Siswa duduk dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri atas 3 orang anggota.

2. Siswa menyimak teman mereka yang menjadi model.

3. Siswa berdiskusi dan bekerja sama untuk membahas apa yang telah mereka simak. 4. Siswa bekerja sama di dalam kelompoknya. Penggalan 2 (diskusi)

5. Siswa berdiskusi dengan menggunakan bahasa yang benar dan santun.

6. Siswa melakukan pengamatan dengan jujur dan bertanggung jawab terhadap objek yang telah mereka sepakati dalam kelompoknya.

7. Siswa secara mandiri mencatat yang sekiranya menurut mereka penting.

(29)

catatan mereka masing-masing.

9. Siswa bekerja sama dalam kelompoknya menyusun tugas yang diberikan guru.

Penggalan 3

10. Siswa secara mandiri mengembangkan pokok-pokok yang telah mereka catat dan tugas yang telah disepakati.

11. Siswa perkelompok melakukan praktek di depan kelas secara bergiliran dan kelompok lain

memberikan tanggapan.

1 2 3 4

C. Kegiatan Akhir (10 menit)

1. Siswa membuat rumusan simpulan terhadap butir-butir pembelajaran yang sudah mereka ikuti. 2. Siswa menyampaikan kesan dengan menggunakan

bahasa yang baik dan benar terhadap pembelajaran yang baru berlangsung sebagai kegiatan refleksi. 3. Guru memberikan penguatan terhadap simpulan

dan refleksi yang dilakukan oleh para siswa.

a. Tes

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes lisan. Pelaksanaan tes dilakukan dua kali yaitu sebelum (prates) dan setelah (pascates) diberikan perlakuan.

(30)

Pascates atau tes akhir dilakukan di akhir penelitian untuk mengetahui dan mengukur hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan (eksperimen) yaitu pembelajaran berbicara dengan menggunakan metode role playing (bermain peran).

b. Lembar penilaian

Tabel 3.5 Aspek Penilaian

Aspek yang Dinilai Skala Nilai Bobot Skor

1 2 3 4 5

Penggunaan Bahasa 3

Hubungan Isi dengan Topik 2

Kualitas Isi 2

Kelancaran 2

Mimik 1

Total Skor Nilai

Petunjuk Penilaian:

1) Memberikan skor untuk masing-masing komponen yang dilakukan dengan member tanda checklist () pada skala nilai yang dianggap cocok.

(31)

4 = baik 5 = sangat baik

3) Besarnya bobot ditentukan dari tingkat kepentingan yang dilakukan. Bobot dimaksudkan untuk membedakan tingkat masing-masing komponen penilaian keterampilan berbicara.

4) Niai akhir tertinggi adalah 100, sehingga rumus penghitungan nilainya adalah skor x 2 = nilai

5) Kriteria skala penilaian sebagai berikut. 1) Penggunaan bahasa

5 = penggunaan bahasa sesuai dengan ejaan yang baku dengan diksi,irama dan jeda yang tepat.

4 = ada sedikit penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan ejaan yang baku, namun dengan diksi, irama dan jeda yang tepat.

3 = terdapat banyak penggunaan bahasa yang tidak sesuai denganejaan yang baku, dan ada kekeliruan dalam penggunaan diksi, irama dan jeda.

2 = lebih banyak penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan ejaan yang baku serta adanya kekeliruan dalam penggunaan diksi, irama dan jeda. 1 = seluruh bahasa yang digunakan tidak sesuai dengan ejaan yang baku

serta keliru dalam keseluruhan penggunaan diksi, irama dan jeda. 2) Hubungan isi dengan topik

(32)

4 = ada sedikit isi percakapan yang melenceng atau tidak berkaitan secara tidak langsung.

3 = terdapat banyak isi percakapan yang melenceng atau tidak berkaitan secara tidak langsung.

2 = lebih banyak isi percakapan yang tidak sesuai.

1 = seluruh isi pendapat tidak sesuai dengan topik percakapan. 3) Kualitas Isi

5 = isi percakapan bagus, sopan, penting dan disertai data yang lengkap. 4 = isi percakapan bagus, sopan disertai data yang cukup.

3 = isi percakapan sudah cukup memadai dan sopan.

2 = isi percakapan lebih banyak tidak bermutu dan kurang sopan. 1 = isi percakapan tidak bermutu dan tidak penting dan tidak sopan. 4) Kelancaran

5 = lancar dan fasih baik dari penguasaan isi maupun bahasa.

4 = lancar dan fasih tetapi ada beberapa gangguan yang tidak berarti. 3 = sering berhenti dan berpikir.

2 = kurang lancar dan kurang fasih.

1 = sangat tidak lancar, banyak diam, dan gugup. 5) Mimik

(33)

4 = ekspresi yang ditampilkan baik sesuai dengan konteks percakapan dan serius serta tidak melupakan unsur 5S.

3 = ekspresi yang ditampilkan cukup sesuai dengan konteks percakapan dan cukup serius adanya unsur 5S meskipun tidak lengkap.

2 = ekspresi yang ditampilkan sedikit berlebihan dan tidak serius unsur 5S tidak lengkap.

1 = ekspresi yang ditampilkan terlalu berlebihan dan tidak sesuai dengan percakapan atau tanpa ekspresi sama sekali tidak adanya unsur 5S.

F. Teknik Penelitian

1. Teknik Penumpulan data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Tes keterampilan berbicara

Teknik ini dilakukan dua kali, yaitu sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Tes ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan prestasi siswa sebelum dan setelah pembelajaran berbicara dengan menggunakan metode role playing (bermain peran).

b. Teknik Perekaman

(34)

Teknik pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Mentranskrip bahasa lisan (rekaman) ke dalam bahasa tulis. b. Melakukan penskoran dan penilaian oleh guru.

c. Melakukan uji prasyarat analisis (uji normalitas nilai prates dan postes). 1) Membuat tabel distribusi frekuensi.

2) Menghitung mean (nilai rata-rata hitung).

= ��

(Sudijono, 2009: 85) Keterangan:

M = Mean

Σ fX = Jumlah dari hasil perkalian antara midpoint (nilai tengah) setiap interval dengan frekuensinya

N = Number of cases (jumlah data)

3) Menghitung deviasi standar.

SD = � fx2

Ν −

fx

Ν

2

(35)

SD = Deviasi standar i = Kelas interval Σ fx2

= Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi masing-masing interval dengan x2

Σ fx = Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi masing-masing interval dengan x.

N = Number of cases (jumlah data)

4) Menghitung dan membuat tabel distribusi frekuensi dengan interval nilai yang telah distandardisasikan.

5) Menghitung Kai Kuadrat.

Χ2 = �� − �� 2

��

(Sudijono, 2009: 379) Keterangan:

X2 = Kai Kuadrat.

fo = Frekuensi yang diobservasi.

Ft = Frekuensi teoretis

6)Menentukan derajat kebebasan.

df = r-1

(36)

Keterangan:

df = Derajat kebebasan. r = Banyak kelas interval 1 = Bilangan konstan

7) Melakukan interpretasi hasil uji normalitas. 8) Melakukan uji hipotesis (uji “t”).

a) Membuat tabel nilai tes keterampilan berbicara siswa sebelum dan sesudah dilakukan pembelajaran dengan metode role playing (bermain peran).

b) Menghitung D (difference) antara skor variabel I dan skor variabel II. D = X-Y

(Sudijono, 2009: 306) Keterangan:

D = difference X = nilai prates Y = nilai postes

c) Menjumlahkan D (difference=perbedaan) (Sudijono, 2008: 306). d) Menghitung Mean dari D (difference).

(37)

Keterangan:

MD = Mean dari D (difference).

ΣD = Jumlah seluruh selisih nilai prates dan postes.

N = Number of cases (jumlah data)

e) Menguadratkan D lalu menjumlahkannya (difference=perbedaan). f) Menghitung Deviasi Standar dari D (difference=perbedaan).

� = Σ

2

Ν − Σ

Ν

2

(Sudijono, 2009: 311) Keterangan:

SDD = Deviasi standar dari D (difference).

ΣD2

= Jumlah dari seluruh selisih nilai prates dan postes yang telah dikuadratkan ΣD = Jumlah dari seluruh selisih nilai prates dan postes

N = Number of cases (jumlah data)

g) Menghitung Standard Error dari Mean of Difference.

� = �

−1

(Sudijono, 2009: 312) Keterangan:

(38)

SDD = Deviasi standar dari D (difference).

N = Number of cases (jumlah data) 1 = Bilangan konstan

h) Menghitung to (Uji “t”).

�� =

(Sudijono, 2009: 312)

Keterangan: to= Uji “t”

MD = Mean dari D (difference).

SE MD = Standard error dari mean of difference.

i) Memberikan interpretasi terhadap to dengan prosedur sebagai berikut.

1. Menguji signifikansi to.

2. Mencari harga kritik “t” yang tercantum pada Tabel nilai “t” baik pada taraf signifikansi 5% atau 1%.

3. Melakukan pembandingan antara to dan tt. G. Persiapan Penelitian

(39)

1. Melengkapi persyaratan administrasi.

Sebelum melaksanakan penelitian penulis melengkapi persyaratan administrasi untuk memperoleh izin dari sekolah tempat dilaksanakan penelitian.

Kelengkapan administrasi yang diperlukan untuk memperoleh izin penelitian adalah:

a. Surat keterangan dari FPBS UPI. b. Surat ijin penelitian dari FPBS UPI.

c. Membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).

RPP merupakan pedoman guru dalam mengajar. Oleh karena itu, penulis membuat rencana pelaksanaan pembalajaran (RPP) terlebih dahulu agar pembelajaran berlangsung dengan baik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Selain itu, RPP yang dibuat dalam penelitian ini berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan penelitian yang mengujicobakan metode role playing (bermain peran) dalam pembelajaran berbicara.

RPP yang dibuat dalam penelitian ini tentu mencerminkan penggunaan metode role playing (bermain peran). Sebagaimana dijelaskan Hidayat (Deristiani, 2009: 31) metode pembelajaran itu meliputi pemilihan bahan, urutan bahan, penyajian bahan, dan pengulangan bahan. Oleh karena itu, berikut akan dijelaskan bagaimana proses pemilihan bahan, urutan bahan, penyajian bahan dan pengulangan bahan yang direncanakan dalam RPP.

(40)

Dalam perencaan penelitian ini peneliti menggunakan prinsip random, yaitu pemilihan bahan ditentukan oleh guru (peneliti) dan disesuaikan dengan tuntutan kurikulum serta program semester sekolah atau sesuai apa yang dirasakan penting dan sesuai dengan situasi yang dihadapi. Bahan pembelajaran berdasarkan jadwal dari program semester sekolah pada saat penelitian berlangsung adalah tentang bercakap-cakap secara sopan dengan mitra bicara dalam konteks bekerja. Materi bercakap-cakap secara sopan dengan mitra bicara tepat untuk mengukur kemampuan berbicara siswa khususnya dalam berkomunikasi.

Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam pemilihan bahan ajar baik dengan mengunakan prinsip random yaitu paling sering digunakan, paling berguna, dan paling mudah mengajarkannya. Materi bercakap-cakap yang dipilih dalam penelitian ini telah memenuhi ketiga kriteria tersebut. Ditinjau dari segi frekuensi digunakannya, proses bercakap-cakap dalam kehiduan sehari-hari merupakan hal yang selalu terjadi. Siswa SMK kelas XI dituntut mampu berbahasa setara tingkat madia (keterampilan berbahasa sudah mulai diaplikasikan dalam konteks kerja) sehingga materi ini memang penting untuk disampaikan sebagai bekal sebelum mereka melaksanakan praktik kerja industri (prakerin) di waktu nantinya. Materi ini juga cukup mudah diajarkan karena dapat dipastikan siswa selalu melakukan bercakap-cakap dengan mitra bicaranya dalam segala kegiatan tidak hanya dalam konteks bekerja.

(41)

disesuaikan dengan kondisi latar belakang pengetahuan siswa yang memang dari jurusan perhotelan, sehingga dapat dipastikan sudah memiliki pengetahuan dasar tentang hotel.

2) Urutan bahan.

Dalam pengembangan bahan ajar, bahan ajar dapat disusun dengan berbagai cara, yaitu sekuen kronologis, sekuan kausal, sekuen struktural, sekuen logis dan psikologis, sekuen spiral, dan lain-lain (Susilana dalam Deristiani, 2009:32).

Dalam mengurutkan bahan penelitian, peneliti bukan hanya mengurutkan bahan dalam RPP yang akan dilaksanakan sebagai penelitian. Akan tetapi, peneliti juga mempertimbangkan materi yang diberikan sebelum penelitian.

Penelitian dilaksanakan setelah siswa mempelajari tentang diskusi yang memberikan bekal penting kepada siswa bagaimana konsep bercakap-cakap secara sopan dengan mitra bicara dalam konteks bekerja dan praktek bercakap-cakapnya cenderung lebih mudah.

3) Penyajian bahan.

(42)

pada hari yang sudah ditentukan. Skenario role playing (bermain peran) yang dibuat pun tidak untuk dikomentari siswa. Siswa dalam pembelajaran bercakap-cakap direncanakan secara keseluruhan terlibat dalam prosesnya, adapun naskah role playing (bermain peran) yang dibuat hanya untuk mengondisikan siswa dan

mengembangkan imajinasi siswa. Oleh karena itu, naskah role playing (bermain peran) dibuat hanya untuk memberikan sebuah gambaran pada siswa. Sedangkan untuk latihan, siswa dituntut untuk membuat skenario sendiri.

(d) Pengulangan bahan.

(43)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan pada siswa kelas XI Perhotelan SMK Bina Prestasi Bangsa.

1. Kemampuan siswa dalam bercakap-cakap secara sopan dengan mitra bicara dalam konteks bekerja sebelum mendapatkan perlakuan dengan penerapan metode role playing memperoleh nilai rata-rata 65,93 yang terbagi atas 50% siswa dengan nilai cukup, 50% siswa lainnya mendapatkan niai baik dan tidak ada siswa yang mendapatkan nilai kurang atau baik sekali.

2. Kemampuan siswa dalam bercakap-cakap secara sopan dengan mitra bicara dalam konteks bekerja setelah mendapatkan perlakuan dengan penerapan metode role playing memperoleh nilai rata-rata 73,13 yang terbagi atas 20% siswa dengan nilai baik sekali, 70% siswa dengan nilai baik, 10% siswa memperoleh nilai cukup dan tidak ada siswa yang memperoleh nilai kurang. 3. Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis terhadap kelas XI Perhotelan di

SMK Bina Prestasi Bangsa diperoleh hasil sebagai berkut; thitung = 7,99 pada

(44)

dalam pembelajaran berbicara dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa khususnya bercakap-cakap secara sopan dengan mitra bicara dalam konteks bekerja secara signifikan.

B. Saran

Sesuai dengan kesimpulan di atas, penulis memberikan saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Metode role playing (bermain peran) dapat dijadikan salah satu metode pilihan dalam pembelajaran keterampilan berbicara sebagai alternatif baru bagi guru untuk meningkatkan kemampuan siswa.

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsjad, M.G. Mukti, U.S. 1993. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Asmani, J.M. 2011. Tuntunan Lengkap Metodologi Praktis Penelitia Pendidikan. Jogjakarta: Diva Press.

Aswati. 2010. Penggunaan Media Berita Dokumenter dalam Pembelajaran Berbicara Argumentasi pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi Sarjana Pendidikan FPBS UPI: Tidak diterbitkan.

Blatner, A. 2002. Role Playing In Education [Online]. Tersedia: http://www.blatner.com/adam/pdntbk/rlplayedu.htm [11 Desember 2011].

Daryanto. 2011. Media Pembelajaran. Bandung: Yrama Widya.

Departemen Pendidikan Nasional. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Deristiani, E.N. 2010. Penerapan Metode Role Playing (Bermain Peran) dalam Pembelajaran Berbicara: Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas XI SMK BPP Bandung Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi Sarjana Pendidikan FPBS UPI: Tidak diterbitkan.

Djiwandono, S. 2008. Tes bahasa Pegangan Bagi Pengajar Bahasa. Jakarta: PT. Indeks.

Gangel, K. 1986. Teaching Through Role Playing. 24 Ways To Improve

Your Teaching [Online]. Tersedia :

http://www.bible.org/page.php?page_id=2724 [11 Desember 2011].

(46)

Irman, M. Prastowo, TW. Nurdin. 2008. Bahasa Indonesia 2 Untuk SMK/MAK Semua Program Keahlian. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Me, L.W. 2006. Pembelajaran [Online].

Tersedia:http://www.learning-with-me.blogspot.com/2006/09/pembelajaran.html [ [11 Desember 2011].

Nurjanah, S.K. 2012. Penerapan Metode Total Physical Response sebagai Inovasi dalam Pembelajaran Menulis Poster (Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas VIII SMPN 3 Cililin Tahun Ajaran 2011/2012). Skripsi Sarjana Pendidikan FPBS UPI: Tidak diterbitkan.

Prastowo, A. 2011. Memahami Metode-metode penelitian Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Putra, A.A. 2009. Meningkatkan Keterampilan Berbicara dengan Metode Delivery From Memory. Skripsi Sarjana Pendidikan FPBS UPI: Tidak diterbitkan.

Sanjaya, W. 2010. Strategi pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sharingkuliahku. 2011. Pengertian Model Pembelajaran Role Playing [Online].

Tersedia:http://sharingkuliahku.wordpress.com/2011/11/21/pengert ian-model-pembelajaran-role-playing [11 Desember 2011].

Sudjana, H.D. 2010. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipantif. Bandung: Falah Production.

Sudijono, A. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta. Rajawali Pers. Tarigan, H.G. 2005. Berbicara (Sebagai suatu Keterampilan Berbahasa).

Gambar

Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.2 Daftar siswa kelas XI perhotelan BPB
Tabel 3.3 Lembar aktivitas guru
Tabel 3.4 Lembar aktivitas guru
+2

Referensi

Dokumen terkait

BAEDOWI. MAS

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA KELAS V SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia

Untuk dapat mengetahui informasi mengenai kuat sinyal radio, maka dibutuhkan suatu sistem perangkat keras pengukuran yang dilengkapi dengan perangkat lunak. Perangkat keras

[r]

[r]

Aktivitas : kegiatan yang akan dilakukan peserta adalah membantu para staff di panti wreda seperti : jalan – jalan, menyiapkan makan, dan membantu oma dalam beraktivitas..

Usaha yang menerima total uang masuk dari pemberian pelayanan-pelayanan terpilih ini kurang dari $500 dalam sebulan ia tidak diminta untuk membayar pajak pelayanan untuk bulan

Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan di kelas IV SD Negeri Panancangan 2 Kota Serang Provinsi Banten, melalui penerapan model sains teknologi