Wendy Anugrah Octavian, 2014
PERANAN MEDIA FILM PADA PROSES PEMBELAJARAN PKN DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Abstrak
Peranan Media Film Pada Proses Pembelajaran PKn Dalam Mengembangkan Semngat Nasionalisme Siswa
Penelitian ini dilatar belakangi oleh fenomena yang terjadi mengenai menurunnya semangat nasionalisme di kalangan generasi muda saat ini akibat dampak negatif globalisasi. Berdasarkan data hasil wawancara dan observasi awal penelitian dapat diketahui bahwa siswa SMA Negeri 11 Palembang mengalami penurunan semangat nasionalisme, menurunya semangat nasionalisme siswa dapat dilihat dari sikap individualistik siswa dan kurangnya perhatian siswa terhadap kondisi kelas, kemudian tidak menghargai pendapat orang lain, serta mengikuti upacara dengan tidak khidmat. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai proses perencanaan, pelaksanaan, penilaian pembelajaran PKn dengan menggunakan media film tentang nasionalisme. PKn sebagai wahana pendidikan di sekolah dapat dijadikan solusi dalam mengatasi menurunnya semangat nasionalisme siswa. Oleh sebab itu, perlu suatu pembelajaran yang inovatif dengan menerapkan media film pada proses pembelajaran PKn. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini ialah dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil temuan dalam penelitian ini ialah; 1) perencanaan yang dilakukan oleh guru sebelum melakukan pembelajaran PKn dikelas ialah mempersiapkan film yang akan ditayangkan dan menyiapkan RPP. 2) pada tahap pelaksanaan pembelajaran PKn guru memulai dengan melakukan kegiatan apersepsi pada kegiatan pendahuluan. Kemudian, pada kegiatan inti pembelajaran guru menayangkan film dengan diikuti penggunaan metode pembelajaran yang beragam, sehingga pada tahap ini terlihat keaktifan dan keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran. 3) guru menerapkan penilaian proses dan hasil. Penilaian hasil dilakukan dengan teknik tes melalui Lembar kerja Siswa (individu dan kelompok), portofolio, dan penugasan membuat drama. Penilaian proses yang dilakukan masih terbatas pada aktivitas yang terjadi dalam pembelajaran. 4) film yang digunakan untuk menciptakan pembalajaran PKn yang berkualitas ialah film dokumenter. 5) hambatan yang dialami guru pada penerapan media film ini ialah terkait dengan masalah waktu dan kelas yang tidak kondusif. 6) untuk mengatasi permasalahan tersebut guru memberikan siswa tugas untuk menonton kembali film yang telah ditayangkan di rumah secara kelompok. Rekomendasi pada penelitian ini ialah; 1) kepada pemerintah lebih memperhatikan upaya pengembangan semangat nasionalisme siswa. 2) untuk para guru hendaknya lebih meningkatkan dan mengemabngkan pembelajaran yang inovatif dengan penggunaan media dan metode pembelajaran yang beragam pada proses pembelajaran agar tercipta suasana belajar aktif, 3) untuk penelitian selanjutnya yang sejenis agar lebih memfokuskan dan melihat perkembangan semangat nasionalisme siswa di luar proses pembelajaran.
Wendy Anugrah Octavian, 2014
PERANAN MEDIA FILM PADA PROSES PEMBELAJARAN PKN DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Abstract
The Role Of Film As A Medium In The Process Of Learning Civic Education To Develop The Students' Spirit Of Nationalism
This research was conducted based on the current issues about the decrease of youths' spirit of nationalism due to the negitve impacts of globalization. The data of interview and observation showed that the students of Senior High School 11 Palembang had low spirit of nationalism. The decrease of the students' spirit of nationalism could be confirmed from the students' individualistic attitude and the students' indifferent attitude towards their classroom condition, the students' negative reaction toward others' perspective, and the students' negative attitude when they were having flag ceremony. The aims of this study were to gain the information regarding to the process of planning, implementing, and evaluating civic education learning by using film about nasionalism as a medium in learning civic education. Civic education is one of the solutions to increase the students' spirit of nationalism. Furthermore, an innovative learning, film as a learning medium for example, was needed to be implemented in learning civic education. This was a qualitative research and descriptive method was used. Interview, observation and documentation were used as the techniques in collecting the data. The results showed that; 1) at planning stage, the teacher prepared the film and lesson plan before teaching and learning activities, 2) at implementing stage, the teacher began the teaching and learning activities by conducting pre-activities. After that, the teacher played the film a long with varieties of teaching and learning methods. At this stage, the active reaction and the seriousness of the students toward the film in learning civic education could be seen. 3) the teacher evaluated the learning process and result. The evaluation was implemented through tests (both individual and group), portfolios, and drama. Evaluation process were conducted based on the activities in teaching and learning process. 4) documentary film was used to create a high quality of civic education learning. 5) the teacher faced two problems in implementing this innovative learning that were the time limitation and unconducive classroom. 6) To solve the problems, the teacher gave the students tasks to watch the film once again as a group homework. The recommendation of this research are; 1) the government should take the issue in developing students' spirit of nationalism into account. 2) The teachers should develop more innovative learning by using media and varieties methods of learning to create an active learning situation. 3) the future reserchers should be more focus on the students' spirit of nationalism development outside the learning process.
Wendy Anugrah Octavian, 2014
PERANAN MEDIA FILM PADA PROSES PEMBELAJARAN PKN DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Daftar Isi
Pernyataan... ii
Kata Pengantar... iii
Ucapan terimakasih... iv
Abstrak... vii
Daftar Isi... ix
Daftar Bagan... xi
Daftar Gambar... xii
Daftar Tabel... xiii
BAB I PENDAHULUAN... 1
A.Latar Belakang Masalah... 1
B.Identifikasi Masalah... 8
C.Rumusan Masalah... 9
D.Tujuan Penelitian... 10
E. Manfaat Penelitian... 11
F. Struktur Organisasi Tesis... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA... 14
A.Media Film... 14
1. Hakikat Media... 14
2. Kedudukan Media Dalam Proses Pembelajaran... 17
3. Kriteria Pemilihan Media... 18
4. Hakikat Film... 19
5. Fungsi dan Kegunaan Film...20
6. Jenis Film... 23
7. Media Film... 23
B.Pembelajaran PKn... 25
1. Hakikat Pembelajaran... 25
2. Pembelajaran Sebagai Proses Komunikasi... 27
3. Pedoman Umum Pembelajaran dalam Lampiran Permendikbud No 81A Tahun 2013... 29
4. Pernecanaan Pembelajaran Dalam Lampiran Permendikbud No 65 Tahun 2013... 44
5. Pelaksanaan Pembelajaran Dalam Lampiran Permendikbud No 65 Tahun 2013... 46
6. Penilaian Hasil Dan Proses Pembelajaran Dalam Lampiran Permendikbud No 65 Tahun 2013... 52
7. Penilaian Pembelajaran... 53
8. Pendidikan Kewarganegaraan... 55
9. Pembelajaran PKn... 64
C.Nasionalisme... 86
1. Makna Nasionalisme... 86
2. Peran Nasionalisme... 88
3. Nasionalisme Dunia Barat... 91
Wendy Anugrah Octavian, 2014
PERANAN MEDIA FILM PADA PROSES PEMBELAJARAN PKN DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Nasionalisme Terhadap Kebangkitan... 95
D.Penelitian Terdahulu... 101
E.Paradigma Penelitian... 102
BAB III METODE PENELITIAN... 105
A.Lokasi dan Subjek Penelitian... 105
B.Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian... 106
C.Definisi Konspetual... 107
D.Teknik Pengumpulan Data dan Analisis data... 108
BAB IV HASIL PENELITIAN... 112
A.Deskripsi Wilayah Penelitian... 112
B.Deskripsi Hasil Penelitian... 117
C.Pembahasan Hasil Penelitian... 154
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 173
A.Simpulan... 173
B.Rekomendasi... 176
1
Belanda yang sudah beberapa abad lamanya berkuasa di Indonesia. Usaha untuk
menolak kolonialisme inilah yang merupakan manifestasi dari penderitaan dan
tekanan-tekanan yang disebut nasionalisme. Sumpah Pemuda yang dideklarasikan
28 Oktober 1928, merupakan sejarah yang menjadi bukti akan tingginya
nasionalisme pemuda. Semangat nasionalisme yang dilahirkan dalam sumpah
tersebut merupakan sejarah yang menunjukkan begitu dominannya peran pemuda,
terutama dalam usaha menghapus kolonialisme. Mulai era kebangkitan nasional
tahun 1908, Sumpah Pemuda 1928, hingga kemerdekaan Republik Indonesia
1945, pemuda selalu menduduki peranan penting. Inilah sedikit bukti akan peran
nasionalisme pemuda dalam sejarah bangsa Indonesia. Kebangkitan nasionalisme
pemuda Indonesia mencapai tingkat tertinggi ialah pada saat Proklamasi yang
merupakan puncak tertinggi dari perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai
dan memperjuangkan kemerdekaan.
Dahulu makna dari nasionalisme adalah perjuangan melawan penjajah
untuk mendapatkan kemerdekaan sedangkan hakikat nasionalisme saat ini ialah
mengisi pembangunan dengan perbuatan positif. Namun, kini bangsa Indonesia
menghadapi berbagai masalah pelik berkaitan dengan penegasan ideal
nasionalisme seperti; 1) ancaman identitas bangsa termasuk gerakan disintegrasi,
2) transformasi bangsa Indonesia, 3) Penyakit bangsa Indonesia seperti yang
ditegaskan Koentjaraningrat, (dalam Supardi, 2008: 3) yakni mental-mental
tamak, feodal, tahayul, tidak amanah, bermental terjajah, korup, tidak disiplin,
suka menyepelekan, suka menerabas, riya, meremehkan mutu, tidak percaya diri,
lari dari tanggungjawab. 4) ancaman globalisasi, dan 5) terus melemahnya
kesadaran Sejarah.
Tantangan bagi nasionalisme lahir seiring dengan semakin modernnya
kehidupan manusia dimana jarak bukan lagi suatu halangan, dimana media
village. Diaspora (persebaran) globalisasi yang pesat merupakan penyebab utama
kemerosotan rasa nasionalisme (Hendrastomo, 2007:1). Pada penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan (2009) yang berjudul “Sikap Nasionalisme di kalangan siswa SMA” mendasari penelitiannya bahwa sikap Nasionalisme di kalangan
siswa selama ini masih menimbulkan berbagai opini. Opini ini menimbulkan
berbagai masalah di kalangan siswa yaitu tidak mengikuti upacara, tidak hafal
lagu-lagu Indonesia raya, tidak hafal pancasila, tidak mengibarkan bendera, tidak
saling menghormati.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan (2009) memperhatikan
bagaimana sikap nasionalisme di terapkan di sekolah menengah atas. Ada lima hal
yang mendorong penerapan sikap Nasionalisme, (1) Kesadaran untuk rela
berkorban, (2) Keberanian untuk membela kebenaran, (3) Rasa solidaritas, (4)
Saling menghormati, (5) Gigih atau ulet dan kerjasama. Dari kelima hal tersebut
secara keseluruhan sikap nasionalisme sudah tumbuh dan berkembang dalam
kepribadian siswa, walaupun pada era globalisasi dan teknologi yang semakin
mengikis sikap nasionalis yang cenderung mengutamakan kepentingan sendiri dan
keuntungan sesaat pada siswa masih memiliki sikap-sikap yang mendorong
tumbuhnya sikap nasionalisme pada dirinya.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan (2009) menunjukkan
bahwa terkikisnya rasa nasionalisme disebabkan oleh globalisasi. Oleh karena itu,
nasionalisme yang merupakan perasaan senasib dan sepenanggungan dalam
lingkup bangsa serta negara yang diwujudkan dalam bentuk kepedulian dan
kepekaan akan masalah-masalah yang dihadapi oleh bangsa, termasuk didalamnya
masalah yang berkaitan dengan rasa solidaritas sebangsa dan setanah air pada saat
ini perlu terus ditumbuh kembangkan.
Peran nasionalisme pemuda sebagai agent of change seolah mulai pudar
dan luntur. Jangankan menjadi pendorong reformasi di negara ini, mencari para
pemuda yang mengerti akan butir-butir sila dari Pancasila begitu sulit, sebuah
survei yang dilakukan oleh salah satu media terhadap pemuda yang mengerti
butir-butir Pancasila, hanya menemukan 3 dari sepuluh pemuda. Ini sungguh
selalu memperburuk keadaan Indonesia. Survei itu juga menyebutkan, tawuran
maupun kekisruhan yang terjadi di Indonesia saat ini, 75% didalangi oleh
pemuda-pemuda bangsa, (Mun’im, 2012). Saat ini tingkat perhatian para pemuda
terhadap bangsa sangatlah rendah, mereka sangat oportunis terhadap
persoalan-persoalan yang menyangkut bangsa Indonesia, dengan lebih mementingkan suku,
ras maupun kelompok tertentu. Inilah beberapa bukti bahwa nasionalisme yang
dahulu begitu tinggi, sekarang ini kian memudar dari benak para generasi bangsa.
Selain itu, semangat kebangsaan atau nasionalisme siswa di sekolah telah
menurun atau pudar. Siswa sering melanggar peraturan dan tata tertib sekolah,
datang ke sekolah dengan tidak tepat waktu, kurang peduli dengan kondisi
lingkungan kelas, siswa seakan-akan lupa dan tidak mengenang jasa para
pahlawan, nasionalisme dahulu adalah suatu tindakan yaitu berupa berjuang
melawan penjajah dengan segenap jiwa raga, namun bentuk nasionalisme saat ini
ialah mengisi pembangunan dengan cara belajar bersungguh-sungguh agar
berprestasi di sekolah, sering berbicara ketika upacara bendera serta saat guru
sedang menjelaskan pelajaran.
Menurunnya semangat nasionalisme generasi muda juga terjadi pada siswa
SMA Negeri 11 Palembang, Berdasarkan hasil wawancara awal peneliti dengan
guru bahwa sikap nasionalisme siswa kelas X MIA 3 sangatlah kurang atau telah
terkikis oleh karena dampak negatif globalisasi. Guru berkata bahwa, siswa sering
kali mengobrol ketika pelaksanaan upacara bendera dan sering tidak menghargai
dan memperdulikan antara satu sama lain. Permasalahan tersebut telah dialami
oleh siswa yang bernama Ayu dia berkata bahwa sebelum pembelajaran dengan
menggunakan fim ini mengobrol ketika upacara bendera berlangsung, namun
setelah guru menerapkan media film dalam proses pembelajaran Ayu merasa
tersentuh hatinya melihat apa yang dilakukan oleh pemeran film tersebut sehingga
Dia melakukan upacara bendera dengan baik dan tertib. Oleh sebab itu, guru
menggunakan film pada proses pembelajaran PKn guna mengembangkan
semangat nasionalisme siswa.
Masalah pudarnya semangat nasionalisme pada generasi muda khususnya
nasionalisme sangat penting dan harus dimiliki oleh setiap masyarakat khususnya
para pemuda, kurangnya semangat nasionalisme generasi muda yang merupakan
penerus bangsa ini akan berdampak pada eksistensi bangsa. Nasionalisme sebagai
karakter bangsa tetap diperlukan di era Indonesia merdeka sebagai kekuatan untuk
menjaga eksistensi, sekaligus mewujudkan taraf peradaban yang luhur, kekuatan
yang tangguh, dan mencapai negara-bangsa yang besar. Nasionalisme sebagai
karakter semakin diperlukan dalam menjaga harkat dan martabat bangsa di era
globalisasi karena gelombang “peradaban kesejagatan” ditandai oleh semakin
kaburnya batas-batas teritorial negara akibat gempuran informasi global yang
nyaris tanpa hambatan yang dihadirkan oleh jaringan teknologi informasi dan
komunikasi, (Budimansyah dan Suryadi, 2008:164).
Salah satu yang dapat dilakukan untuk mengembangkan sikap dan jiwa
nasionalisme para pemuda Indonesia melalui Pendidikan Kewarganegaraan yang
merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah yang bertujuan
untuk mengembangkan semangat nasionalisme siswa. Dalam menghadapi
globalisasi dan menatap masa depan untuk mengisi kemerdekaan, memerlukan
perjuangan non fisik sesuai bidang profesi masing-masing. Perjuangan non fisik
sesuai bidang profesi masing-masing tersebut memerlukan sarana kegiatan
pendidikan bagi setiap warga negara Indonesia pada umumnya dan siswa sebagai
calon cendikiawan pada khususnya, yaitu melalui Pendidikan Kewaranegaraan.
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) berupaya mengantarkan warganegara
Indonesia menjadi ilmuwan dan profesional yang memiliki rasa kebangsaan dan
cinta tanah air, menjadi warga negara demokratis yang berkeadaban, yang
memiliki daya saing, berdisiplin, dan berpartisipasi aktif dalam membangun
kehidupan yang damai berdasarkan sistem nilai Pancasila. PKn berupaya
menanamkan sikap kepada warga negara Indonesia umumnya dan generasi muda
bangsa khususnya agar, memiliki wawasan dan kesadaran kebangsaan dan rasa
cinta tanah air sebagai perwujudan warga negara Indonesia yang bertanggung
jawab atas kelangsungan hidup bangsa dan negara, memiliki wawasan dan
penghargaan terhadap keanekaragaman masyarakat Indonesia sehingga mampu
wawasan, kesadaran dan kecakapan dalam melaksanakan hak, kewajiban,
tanggung jawab dan peran sertanya sebagai warga negara yang cerdas, trampil dan
berkarakter, memiliki kesadaran dan penghormatan terhadap hak-hak dasar
manusia serta kewajiban dasar manusia sehingga mampu memperlakukan warga
negara secara adil dan tidak diskriminatif, berpartisipasi aktif membangun
masyarakat Indonesia yang demokratis dengan berlandaskan pada nilai dan
budaya demokrasi yang bersumber pada Pancasila, memiliki pola sikap, pola
pikir dan pola perilaku yang mendukung ketahanan nasional Indonesia serta
mampu menyesuaikan dirinya dengan tuntutan perkembangan zaman demi
kemajuan bangsa, (Darmadi, 2010).
Materi Pendidikan Kewarganegaraan sangat berkaitan dengan
peristiwa-peristiwa aktual dinamika politik dan ketatanegaraan yang sedang berubah.
Peristiwa-peristiwa tersebut seyogianya dikaitkan dengan proses pembelajaran
sesuai dengan materi pokok yang sedang dibahas. Dalam kaitan ini, media
televisi, film, tape recorder, video recorder, dan manusia sebagai model (tokoh)
sangatlah membantu keberhasilan proses pembelajaran (Sapriya, 2012:175). Oleh
sebab itu, dalam rangka mengembangkan semangat nasionalisme siswa
diperlukan suasana pembelajaran yang inovatif dan interaktif berfokus pada siswa.
Proses pembelajaran yang efektif, menyenangkan, menarik, dan bermakna
bagis siswa dipengaruhi oleh berbagai unsur antara lain guru yang memahami
secara utuh hakekat, sifat, dan karakteristik siswa, metode pembelajaran yang
berpusat pada kegiatan siswa, sarana belajar siswa yang memadai, tersedianya
berbaga isumber belajar dan media yang menarik dan mendorong siswa untuk
belajar, dan lain-lain. Secara khusus, tersedianya berbagai sumber belajar akan
mendukung terhadap penciptaan kondisi belajar siswa yang menarik dan
menyenangkan. Salah satu sumber belajar tersebut adalah media pembelajaran,
(Riyana, 2012).
Miarso sebagaimana dikutip Sapriya (2012:172) menyatakan bahwa media
adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan yang
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar.
menyampaikan informasi yang dapat didengar (audio) dan dapat dilihat (visual),
sehingga dapat mendeskripsikan prinsip, konsep, proses atau prosedur yang
bersifat abstrak dan tidak lengkap menjadi lebih jelas dan lengkap.
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, banyak jenis media yang
bisa digunakan oleh guru dalam menerangkan materi ajar kepada siswa.
Masing-masing jenis media memiliki kemampuan sendiri-sendiri dalam mengungkapkan
dan menggambarkan bahan ajar yang ingin disampaikan. Menurut Diagram Peter
Shea dalam Munir (dalam Kurniasih dan Setiawan, 2008: 69), siswa akan lebih
mudah dalam belajar dengan mendengar dan melihat sekaligus, daripada hanya
dengan melihat atau mendengar saja. Salah satu jenis media yang sesuai dengan
pendapat Peter Shea di atas adalah media audio visual, yaitu media yang
menggunakan suara dan gambar. Salah satu contoh media audio visual adalah
media pembelajaran berupa film. Pembelajaran dengan film akan lebih berhasil
daripada menggunakan media jenis audio saja atau visual saja. Hal ini karena
media film menggunakan suara dan gambar sehingga lebih menarik, dan efek
yang dihasilkan akan lebih dalam karena informasi masuk melalui dua indera
pada manusia yakni mata dan telinga. Dengan media ini pula, siswa akan merasa
bahwa mereka seolah-olah terlibat di dalam kegiatan itu sendiri, sehingga
diharapkan penggunaan media ini akan dapat meningkatkan pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran.
Pada penelitian ini media yang dimaksud ialah media film yang terapkan
oleh guru pada proses pembelajaran PKn. Film memberikan sumbangan yang
besar bagi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Film memberikan kepada
siswa pengalaman belajar dan dapat membantu menampilkan waktu berabad-abad
(film sejarah atau peristiwa bersejarah) dan tempat yang berjarak ribuan kilometer
di mana siswa dapat melihat tempat, orang, peristiwa yang tidak mungkin
dilihatnya dengan cara lain, (Sapriya, 2012:187). Menurut Diagram Peter Shea
(dalam Kurniasih dan Setiawan, 2008: 69), siswa akan lebih mudah dalam belajar
dengan mendengar dan melihat sekaligus, daripada hanya dengan melihat atau
mendengar saja. Salah satu jenis media yang sesuai dengan pendapat Peter Shea
gambar. Salah satu contoh media audio visual adalah media pembelajaran berupa
film. Pada penelitian jenis film yang akan digunakan ialah film yang berjenis
dokumenter. Pemilihan film dokumenter dimaksudkan untuk memberikan
pemahaman kepada siswa tentang bagaimana sikap nasionalisme pada saat ini.
Penerapan media film ini dimaksudkan untuk mengembangkan semangat
nasionalisme siswa, karena apa yang disuguhkan oleh film lebih mudah diingat
dan muda melekat di benak publik. Film sebagai media publik yang bersifat audio
visual, memiliki kekuatan yang besar dalam mempengaruhi khalayak atau publik.
Hasil penelitian Zahro (2012) yang berjudul “Pengaruh Media Film Perjuangan
Terhadap Sikap Nasionalisme Siswa SMA Selamat Pagi Indonesia Kota Batu”
menunjukkan bahwa: (1) Ditinjau dari aspek cinta tanah air, persatuan dan
kesatuan bangsa, rela berkorban, dan pantang menyerah sikap nasionalisme siswa
SMA Selamat Pagi Indonesia sangat baik. (2) Ada pengaruh yang ditimbulkan
dari media film perjuangan terhadap sikap nasionalisme siswa SMA Selamat Pagi
Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari test yang diberikan kepada siswa pada
saat sebelum dan sesudah diberikan perlakuan berupa pemutaran film perjuangan
yang dilakukan sebanyak tiga kali.
Mengacu pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Zahro dapat ditarik
sebuah pemahaman bahwa media film memiliki peran atau berguna dalam
mengembangkan sikap nasionalisme siswa. Penerapan media film dalam proses
pembelajaran PKn adalah salah satu cara untuk mengembangkan semangat
nasionalisme siswa. Penerepan media film dalam proses pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan
lingkungannya, membangkitkan keinginan dan minat baru, memberikan
pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak,
serta dengan penerapan penggunaan media film ini akan merespon siswa untuk
melakukan isi dari pesan atau materi yang diberikan pada proses pembelajaran di
kelas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta bermasyarakat.
Bertolak dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk melihat proses
penggunaan media film yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran PKn
yang akan pada penelitian ini ialah “Peranan Media Film Dalam Proses Pembelajaran Pkn Untuk Mengembangkan Semangat Nasionalisme Siswa”.
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan
identifikasi masalah dalam penelitian ini. Adapun identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Nasionalisme Indonesia berakar dari sistem budaya suatu kelompok
masyarakat yang saling tidak mengenal satu sama lain. Kebersamaan
mereka dalam gagasan mengenai suatu bangsa dikonstruksikan melalui
khayalan yang menjadi materi dasar nasionalisme. Di era serba modern,
serba terbuka paham nasionalisme Indonesia semakin terkikis oleh
globalisasi. Tantangan bagi nasionlisme lahir seiring dengan semakin
modernnya kehidupan manusia dimana jarak bukan lagi suatu halangan,
dimana media telekomunikasi telah menyatukan semua lapisan masyarakat
menjadi suatu global village. Dalam hal ini, globalisasi telah menjadi ujung
tombak dalam mengikis paham nasionalisme. Globalisasi telah
menimbulkan problem terhadap eksistensi negara dan bangsa.
2. Pendidikan Kewarganegaraan mengarahkan perhatian kepada kesadaran
berbangsa dan bernegara. Moral serta kesadaran berbangsa dan bernegara
dapat ditanamkan dan dikembangkan melalui pembelajaran di sekolah.
Dengan begitu pembelajaran PKn dapat diarahkan untuk membentuk siswa
menjadi warga negara Indonesia yang baik yaitu yang berakhlak mulia,
dapat diandalkan dalam bela negara dan cintah tanah air Indonesia.
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai wadah pendidikan bagi generasi
muda untuk dapat memiliki karakter yang baik masih belum dilakukan
secara inovatif oleh guru, sehingga tidak menciptakan suasana proses
pembelajaran yang kondusif.
3. Mengembangkan sikap nasionalisme siswa melalui proses pembelajaran
PKn dibutuhkan suatu pendekatan yang inovatif dalam pelaksanaannya
yaitu melalui penerapan penggunaan media. Menggunakan media dalam
perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar
sehingga dapat mengembangkan pemahaman siswa. Salah satu media yang
dapat digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam
mengembangkan sikap nasionalisme siswa ialah media film. Penerepan
media film dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan
lingkungannya, membangkitkan keinginan dan minat baru, memberikan
pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan
abstrak, serta dengan penerapan penggunaan media film ini akan merespon
siswa untuk melakukan isi dari pesan atau materi yang diberikan pada
proses pembelajaran di kelas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
serta bermasyarakat. Namun, pada kenyataannya proses pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan di kelas masih menggunakan cara
konvensional.
C.Rumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan bagian terpenting yang harus ada dalam
penulisan karya ilmiah. Oleh karena itu, sebelum melakukan penelitian harus
mengetahui terlebih dahulu permasalahan yang ada. Permasalahan yang jelas
maka proses pemecahannya akan terarah dan terfokus.
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka dapat dirumuskan
suatu rumusan permasalahan dalam penelitian ini. Adapun rumusan masalah
dalam penelitian ini ialah “Bagaimana Peranan Media Film Dalam Pembelajaran
Pkn Untuk Mengembangkan Semangat Nasionalisme Siswa? Adapun
permasalahan khusus dari penelitian ini ialah:
1. Bagaimana guru merencanakan penggunaan media film sebelum proses
pembelajaran?
2. Bagaimana guru melaksanakan pembelajaran PKn dengan menggunakan
media film tentang nasionalisme di kelas?
3. Bagaimana penilaian pembelajaran PKn dengan menggunakan media film
4. Jenis-jenis film apa saja yang digunakan oleh guru pada proses
pembelajaran di kelas untuk menciptakan suasana belajar yang berkualitas?
5. Hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi guru dalam menerapkan
penggunaan media film pada proses pembelajaran PKn?
6. Bagaimana solusi yang dilakukan guru dalam mengatasi hambatan dalam
penerapan media film pada proses pembelajaran PKn?
D.Tujuan Penelitian
Tujuan merupakan pedoman untuk merealisasikan aktivitas yang akan
dilaksanakan sehingga dapat dirumuskan secara jelas. Dalam penelitian ini pun
perlu adanya tujuan yang berfungsi sebagai acuan pokok terhadap masalah yang
akan diteliti sehingga peneliti dapat bekerja secara terarah dalam mencari data
sampai pada langkah pemecahan masalahnya. Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan tujuan khusus
pada penelitian ini yang berkaitan dengan pengembangan semangat nasionalisme siswa. Adapun tujuan khusus pada penelitian ini ialah “Untuk mengetahaui konsep dan strategi pelaksanaan penerapan media film pada proses pemeblajaran
PKn di Kelas dalam mengembangkan semangat nasionalisme siswa”.
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui bagaimana guru merencanakan penerapan media film
sebelum proses pembelajaran
2. Untuk mengetahui bagaimana guru melaksanakan pembelajaran PKn
dengan menggunakan media film tentang nasionalisme di kelas?
3. Untuk mengetahui bagaimana penilaian pembelajaran PKn dengan
menggunakan media film dalam mengembangkan semangat nasionalisme
siswa?
4. Untuk mengetahui jenis-jenis film apa saja yang digunakan oleh guru pada
proses pembelajaran di kelas untuk menciptakan suasana belajar yang
5. Untuk mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi guru dalam
menerapkan penggunaan media film pada proses pembelajaran PKn
6. Untuk mengethui bagaimana solusi yang dilakukan guru dalam mengatasi
hambatan dalam penerapan media film pada proses pembelajaran PKn
E.Manfaat Penelitian
1. Manfaat Secara Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberi konstribusi dalam
mengembangkan dan mengimplementasikan pelaksanaan pembelajaran PKn
kaitanya dalam mengembangkan sengar nasionalisme. Selain itu, penelitian ini
juga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan
pembelajaran dengan penerapan media film. Penelitian ini juga dapat dikatakan
sebagai khasanah pengetahuan baru dalam PKn sebagai program pendidikan yang
bertujuan mengemangkan sikap nasionalisme siswa.
2. Manfaat Secara Praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi berbagai pihak
dalam kaitannya dengan PKn dalam misi pembelajaran nasionalisme dengan
mengunakan media film, yaitu sebagai berikut :
a. Bagi para guru
Penelitian ini dapat membantu guru untuk melaksanakan penerapan media
film dalam mengambangkan semangat nasionalisme siswa dilihat dari aspek
perencanaan, pelaksaanaan, dan penilaian pada pembelajaran PKn. Sehingga
pembelajaran yang dilakukan dapat membantu mengembangkan semangat
nasionalisme siswa.
b. Siswa
Untuk dapat mengembangkan kembali semangat nasionalisme siswa,
sehingga dapat ikut berperan serta dalam pembangunan nasional untuk dapat
mempertahankan eksitensi bangsa.
c. Praktisi PKn
Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai referensi untuk menerapkan
pembelajaran dengan menggunakan film sebagai media dan sumber belajar
d. Pengambil kebijakan
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memprogramkan dan
memaksimalkan fungsi serta tujuan PKn sebagai suatu mata pelajaran yang
mengantar warganegara muda memiliki wawasan kebangsaan dan cinta tanah air.
F. Struktur Organisasi Tesis
1. BAB I Pendahuluan.
Pada bagian pendahuluan akan diuraikan latar belakang penelitian,
identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat atau signifikansi
penelitian.
2. BAB II Kajian Pustaka.
Pada bagian ini akan diuraikan mengenai
konsep-konsep/teori-teori/dalil-dalil/hukum-hukum/model-model/rumus-rumus utama dan turunannya dalam
bidang yang dikaji. Selanjutnya juga diuraikan mengenai penelitian terdahulu
yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan dan paradigma penelitian.
3. BAB III Metode Penelitian.
Pada bagian ini, akan diuraikan mengenai beberapa komponen, yaitu:
pendekatan dan metode penelitian yang akan digunakan, lokasi dan subjek
penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, analisis data, dan
instrumen penelitian seperti lembar observasi dan pedoman wawancara.
4. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan.
Pada bagian ini, akan diuraikan mengenai pengolahan atau analisis data
untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan
penelitian, tujuan penelitian. Selanjutnya dilakukan pembahasan atau analisis
temuan. Bagian pembahasan atau analisis temuan mendiskusikan tersebut
dikaitkan dengan dasar teoritik yang terdapat pada Bab II Kajian Pustaka.
5. BAB V Kesimpulan dan Saran.
Pada bagian ini, peneliti akan menyajikan penafsiran dan pemaknaan
peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian. Sedangkan pada bagian saran
Wendy Anugrah Octavian, 2014
PERANAN MEDIA FILM PADA PROSES PEMBELAJARAN PKN DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A.Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi pada penelitian ini adalah di SMA Negeri 11 Palembang Tahun
2014. Di sekolah ini Guru menggunakan film sebagai media maupun sumber
belajar pada pembelajaran PKn untuk mengembangkan semangat nasionalisme
siswa. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media film ini
di-laksanakan pada kelas X.
2. Subjek Penelitian
Dalam beberapa karya tulis metodologi penelitian para penulis menyebut
informan atau responden sebagai subyek penelitian (Hamidi, 2010:74). Subjek
dalam penelitian ini antara lain:
1. Guru PKn kelas SMA Negeri 11Palembang yaitu bertindak sebagai subjek
yang memberikan tindakan.
2. Kepala sekolah SMA Negeri 11 Palembang tahun 2014 sebagai subjek yang
membantu dalam memberikan izin dalam penelitian ini.
3. Siswa SMA Negeri 11 Palembang sebagai subjek penelitian yang
dikembangkan sikap nasionalisme dan patriotismenya.
4. Peneliti sebagai subjek yang bertugas merencanakan, mengumpulkan data,
menganalisis data, dan membuat kesimpulan penelitian.
Menurut Arikunto (2006:129) sumber data dalam penelitian adalah ”subyek
dari mana data diperoleh”. Data penelitian ini yang dikumpulkan berupa informasi tentang sikap nasionalisme siswa. Data penelitian ini dikumpulkan dari berbagai
sumber yang meliputi:
1. Informan atau narasumber, yaitu guru dan siswa kelas SMA Negeri
11Palembang.
2. Tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas Penelitian. Lokasinya adalah
Wendy Anugrah Octavian, 2014
PERANAN MEDIA FILM PADA PROSES PEMBELAJARAN PKN DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif.
Jenis penelitian kualitatif, penelitian kulalitatif memiliki ciri khas penyajian
datanya dalam bentuk narasi, cerita mendalam atau rinci dari para responden hasil
wawancara dan observasi. Perspektif dalam penelitian kualitatif dikemukakan
dalam sebutan perspektif emik. Pendekatan dan perspektif penelitian kualitatif
hendaknya mengemukakan pilihannya. Karena data yang dikumpulkan berupa
deskripsi, uraian detail, cerita rinci oleh para informan peneliti. Deskripsi
informasinya atau sajian datanya harus menghindari adanya evaluasi dan
interpretasi dari peneliti (Hamidi, 2010:54)
2. Metode Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan metode deskriptif analisis. Di mana
dalam prosesnya, peneliti mencoba menggambarkan keadaan yang ada di
lapangan dan mencoba melakukan analisis terhadap keadaan yang ada. Secara
harfiah, metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran
mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan
data dasar belaka. Nazir (1988:64) menjelaskan bahwa :
Penelitian deskriptif dalam arti yang luas. Penelitian deskriptif mencakup metode penelitian yang lebih luas, kerja peneliti bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi juga menerangkan hubungan, menguji hipotesa-hipotesa, membuat prediksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang dipecahkan.
Berdasarkan penjelasan yang disampaikan oleh Nazir tersebut, maka dapat
dipahami bahwa penelitian kualitatif tidak hanya sebatas menggambarkan
/menguraikan hal-hal yang terdapat di lapangan. Tetapi juga mencoba mejelaskan
hubungan, membuat suatu prediksi, dan mendapatkan makna serta implikasi dari
permasalahan yang ingin diselesaikan. Selanjutnya, dalam proses pelaksanaan
penelitian, peneliti juga akan memperhatikan kriteria-kriteria dalam penelitian
deskriptif seperti yang dikemukakan oleh Nazir (1988:72) tentang kriteria pokok
Wendy Anugrah Octavian, 2014
PERANAN MEDIA FILM PADA PROSES PEMBELAJARAN PKN DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Masalah yang dirumuskan harus patut, ada nilai ilmiah serta tidak terlalu luas.
2. Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan tegas dan tidak terlalu umum. 3. Data yang digunakan harus fakta-fakta yang terpercaya dan bukan
merupakan opini.
4. Standar yang digunakan untuk membuat perbandingan harus mempunyai validitas.
5. Harus ada deskripsi yang terang tentang tempat serta waktu penelitian dilakukan.
6. Hasil penelitian harus berisi secarra detail yang digunakan baik dalam mengumpulkan data maupun dalam menganalisa data serta studi kepustakaan yang dilakukan.
Sedangkan kriteria khususnya adalah:
1. Prinsip-prinsip ataupun data yang digunakan dinyatakan dalam nilai (value).
2. Fakta-fakta ataupun prinsip-prinsip yang digunakan adalah mengenai masalah status.
3. Sifat penelitian adalah ex post facto, karena itu tidak ada kontrol terhadap variabel, dan peneliti tidak mengadakan pengaturan atau manipulasi terhadap variabel. Variabel dilihat sebagaimana adanya.
C. Definisi Konseptual
Definisi Konseptual adalah suatu penjelasan istilah-istilah yang terdapat
dalam kata-kata kunci yang ada pada judul penelitian. Adapun istilah-istilah yang
terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Media film merupakan alat atau karya seni budaya yang digunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan
dengan atau tanpa suara.
2. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan proses pendidikan
yang terencanan secara utuh dan menyeluruh kaitannya dengan
pembentukan karakter warganegara yang cinta akan bangsa dan negara
sebagai bagian dari keimanan terhadap Allah SWT.
3. Nasionalisme adalah suatu ideologi yang meletakkan bangsa di pusat
masalahnnya den berupaya mempertinggi keberadaannya. Nasionalisme
juga dapat diartikan sebagai suatu gerakan ideologis untuk mencapai dan
Wendy Anugrah Octavian, 2014
PERANAN MEDIA FILM PADA PROSES PEMBELAJARAN PKN DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sejumlah anggotanya bertekad untuk membentuk suatu “bangsa” yang aktual “bangsa” yang potensial (Smith, 2003:10).
4. Media film yang dijadikan sebagai sarana penyampaian pesan kepada siswa
dalam proses pembelajaran PKn di kelas dimaksudkan untuk
mengembangkan sikap nasionalisme siswa. Penerapan media film ini
terlebih dahulu dilakukan perancanaan sebalum pelaksanaan pembelajaran
dilakukan. Tahap perencanaan ini dilakukanlah pemilihan jenis film apa
yang akan ditayangkan. Pelaksanaan dari proses pembelajaran PKn
dilakukan penayangan film dan pengkajian terhadap film. Untuk tahap akhir
mengevaluasi dari proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
D.Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dalam kegiatan penelitian diperlukan cara-cara
atau teknik pengumpulan data tertentu, sehingga proses penelitian dapat berjalan
lancar. Berkaitan dengan proses dengan proses pengumpulan data tersebut,
menurut Nazir (1988:211) “Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan berstandar untuk memperoleh data yang diperlukan”. Selalu ada hubungan
antara metode mengumpulkan data dengan masalah penelitian yang ingin
dipecahkan. Secara umum meode mengumpulkan data dapat dibagi atas beberapa
kelompok, yaitu:”Metode pengamatan langsung, metode dengan menggunakan
pertanyaan, metode khusus”.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat diketahui bahwa cara pengumpulan
data merupakan salah satu kegiatan utama yang harus diperhatikan dalam suatu
penelitian. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah
sebagai berikut:
a. Metode observasi. Peneliti melihat dan mendengarkan (termasuk
menggunakan tiga indera yang lain, jika terjadi) apa yang dilakukan dan dikatakan
atau diperbincangkan para responden dalam aktivitas kehidupan sehari-hari baik
sebelum, menjelang, ketika, dan sesudahnya. Aktivitas yang diamati terutama
yang berkaitan dengan konsep kunci penelitian, tanpa melakukan intervensi atau
Wendy Anugrah Octavian, 2014
PERANAN MEDIA FILM PADA PROSES PEMBELAJARAN PKN DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Metode wawancara. Wawancara merupakan suatu percakapan dengan
tujuan tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan (Moleong, 2010:186).
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengajukan
beberapa pertanyaan tidak terstrukur karena peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang disusun secara sistematis untuk mengumpulkan datanya,
sehingga sering disebut wawancara bebas. Dalam penelitian ini metode
wawancara digunakan untuk memperkuat dan memperjelas data yang diperoleh
melalui metode observasi, yaitu data mengenai sikap nasionalisme siswa SMA
Negeri 11 Palembang.
c. Dokumentasi. Berupa informasi yang berasal dari catatan penting baik
dari lembaa atau organisasi maupun dari perorangan.
2. Analisis Data
Menurut pendapat Moleong (2010:327-328) dalam penelitian, pengujian
keabsahan data penulisan dilakukan dengan cara perpanjangan pengamatan dan
triangulasi. Perpanjangan keikutsertaan peneliti akan memungkinkan peningkatan
derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. Selain itu keikutsertaan juga
dimaksudkan untuk membangun kepercayaan para subjek terhadap peneliti dan
juga kepercayaan peneliti sendiri.
Menurut Patton (1987:331) sebagaimana dikutip Moleong (1990:330)
triangulasi dilakukan dengan cara memanfaatkan metode, ini berarti peneliti
mengadakan pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa
teknik pengumpulan data dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber
data dengan metode yang sama. Penelitian ini menggunakan observasi dan
wawancara serta dokumentasiuntuk sumber data yang sama secara serempak.
Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk mengetahui validitas data
(kestabilan data). Penelitian ini menggunakan dua macam triangulasi, yang
pertama triangulasi sumber data yang berupa informasi dari guru dan siswa
tentang penerapan media yang dilakukan. Kedua triagulasi teknik atau metode
Wendy Anugrah Octavian, 2014
PERANAN MEDIA FILM PADA PROSES PEMBELAJARAN PKN DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. AnalisisData
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data model
alir. Adapun langkah-langkah teknik analisis data model alir menurut Miles dan
Huberman (1992:15-19) adalah sebagai berikut:
1) Pengumpulan data. Pengumpulan data yaitu mengumpulkan data di
lokasi penelitian dengan melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi
dengan menentukan strategi pengumpulan data yang dipandang tepat dan untuk
menentukan fokus serta pendalaman data pada proses pengumpulan data
berikutnya.
2) Reduksi data. Reduksi data yaitu sebagai proses pemilihan, pemfokusan,
pengabstrakan, transformasi data kasar yang ada di lapangan langsung, dan
diteruskan pada waktu pengumpulan data, dengan demikian reduksi data dimulai
sejak peneliti mulai memfokuskan wilayah penelitian.
3) Penyajian data. Penyajian data yaitu rakitan organisasi informasi yang
memungkinkan adanya penarikan kesimpulan saat penelitian dilakukan. Dalam
penyajian data diperoleh berbagai jenis metrik gambar, jaringan kerja, keterkaitan
kegiatan atau tabel.
4) Penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan yaitu dalam pengumpulan
data, peneliti harus mengerti dan tanggap terhadap sesuatu yang diteliti langsung
Wendy Anugrah Octavian, 2014
PERANAN MEDIA FILM PADA PROSES PEMBELAJARAN PKN DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Miles dan Huberman (1992:18) siklus analisis data model alir
dapat digambarkan dalam bentuk skema berikut ini.
Masa pengumpulan data
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
REDUKSI DATA
Antisipasi Selama Pasca
PENYAJIAN DATA
Selama Pasca =
Analisis
PENARIKAN KESIMPULAN VERIFIKASI
[image:24.595.114.508.171.369.2]Selama Pasca
Wendy Anugrah Octavian, 2014
PERANAN MEDIA FILM PADA PROSES PEMBELAJARAN PKN DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
1. Simpulan Umum
Berdasarkan dari hasil pembahasan, dapat disimpulkan bahwa peranan
penggunaan media film pada proses pembelajaran PKn dapat membantu dalam
mengembangkan semangat atau sikap nasionalisme siswa. Siswa merasa
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media film ini menyadarkan
mereka bahwa selama ini perasaan cinta meraka terhadap tanah air telah menurun
bahkan telah menghilang. Dengan penerapan media film ini pada pembelajaran
perasaan bangga dan semangat nasionalisme siswa terhadap tanah air kembali
tumbuh.
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan film sebagai media dan
sumber belajar dalam mengembangkan semangat nasionalisme siswa sebelum
pelaksaannya membutuhkan perencanaan yang baik dan juga waktu yang lama
Sebelum proses pelaksanaan pembelajaran tenaga pendidik perlu menyiapkan
sarana dan prasana yang akan dipergunakan, pada tahap perencanaan ini guru
terlebih dahulu menentukan jenis film apa yang akan digunakan pada saat proses
pembelajaran dalam mengembangkan semangat nasionalisme siswa. Pemilihan
dan penentuan film harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai, tentunya pada pelaksanaan ini juga pendidik harus mencari film tersebut.
Selanjutnya guru harus menyiapkan RRP sebelum proses pelaksanaan
pembelajaran, pada tahap ini guru telah menetukan komponen-komponen
pembelajaran yang dibuat dalam RPP.
Pembelajaran dengan penerapan media pada dasarnya bertujuan untuk
mengembangkan semangat nasionalisme siswa, pelaksanaan pembelajaran
nasionalisme dengan penerapan media film ini juga menggunakan metode
pembelajaran yang beragam. Penggunaan metode beragam ini untuk menciptakan
pembelajaran yang inovatif, beragamnya metode yang digunakan guru sangat
membantu siswa dalam menciptakan proses pembelajaran yang aktif, seperti
Wendy Anugrah Octavian, 2014
PERANAN MEDIA FILM PADA PROSES PEMBELAJARAN PKN DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
untuk berani menyampaikan gagasan dan juga dengan metode ini juga guru dapat
mengetahui pemahaman siswa tentang nasionalisme.
Penilaian pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan film sebagai media
dan sumber belajar juga harus dilakukan, penilaian dilakukan dengan cara melihat
antusiasme siswa dan juga keaktifan siswa dalam pembelajaran maupun dalam
menyampaikan pendapat pada saat diskusi atau tanya jawab... Selain itu,
dilakukan juga penilaian terhadap pemahaman siswa dengan pemberian LKS
kepada siswa baik secara individu maupun secara kelompok. Pemberian tugas
untuk membuat drama merupakan salah satu penilaian yang dilakukan guru untuk
melihat perkembangan semangat nasionalisme siswa.
2. Simpulan Khusus
1. Sebelum melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media film,
pada tahap perencanaan ini guru melakukan persiapan. Persiapan yang
dilakukan oleh guru meliputi, persiapan pemilihan jenis film yang akan
ditayangkan. jenis yang dipilih ditentukan berdasarkan tujuan
pembelajaran yang ditentukan dan juga berdasarkan tingkat perkembangan
karakteristik siswa. Persiapan selanjutnya yang dilakukan guru ialah
menyususn perencaan pemebalajaran, penyususnan pelaksanaan
pembelajaran disesuaikan dengan silabus. Perencaan pelaksanaan
pembeajaran yang disusun oleh guru menggunakan pendekatan saintifik
dengan menggunakan film sebagai media dan sumber belajar serta
menerapakan metode pembelajaran yang beragam.
2. Pelaksanaan pembelajaran nasionalisme dengan menggunakan media film
ini dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan. Setiap pertemuan kecuali
pertemuan ketiga ditampilkan film berjenis dokumenter pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Selain menampilkan film, pada saat proses
pembelajaran pertama guru melakukan tanya jawab dengan siswa dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan tanggapan
mereka terhadap film yang telah ditayangkan. Pada pertemuan kedua, guru
Wendy Anugrah Octavian, 2014
PERANAN MEDIA FILM PADA PROSES PEMBELAJARAN PKN DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terakhir, guru tidak menampilkan film melainkan melakukan drama
sebagai tindak lanjut dari pembelajaran dengan menggunakan film,
metode sandiwara ini dilakukan untuk melihat perkembangan sikap
nasionalisme siswa.
3. Tahapan penilaian yang dilakukan guru dalam pembelajaran ialah guru
memberikan tes tertulis pada siswa pada kegiatan penutup. Soal dari tes
yang diberikan oleh guru berbentuk uraian dengan lima butir pertanyaan.
Penilaian berupa tes tertulis ini dilakukan untuk menilai pemahaman siswa
terhadp materi yang telah diajarkan. Penilaian selanjutnya yang dilakukan
guru ialah menilai keatifan dan sikap siswa dalam diskusi, penilaian
dilakukan dengan cara melihat bagaimana cara siswa menyampaikan
argumennya ketika menjawab pertanyaan yang ada. Penilaian terakhir
yang dilakukan oleh guru ialah berupa melakukan penugasan kepada siswa
untuk membuat drama yang bertemakan nasionalisme.
4. Jenis film yang ditayangkan dalam pembelajaran nasionlisme ini ialah
berjenis dokumenter, guru menampilkan film dokumenter yang berjudul
“Cerita Dari Tapal Batas”. Film ini kaya akan pesan nasionalisem
didalamnya, pengabdian seorang guru dan dokter di salah satu perbatasan
antara Indonesia dan Malaysia. Perjuangan yang dilakukan oleh pemeran
film tersebut untuk memajukan pendidikan dan memberikan kesehatan
kepada masyarakat yang ada disana merupakan contoh dari perbutan yang
menunjukkan sikap nasionalisme mereka terhadap tanah air.
5. Film yang ditayangkan oleh guru memiliki durasi penayangan yang cikup
panjang, sehingga durasi waktu penayangan film yang panjang ini
merupakan salah satu hambatan yang dialami guru dalam penerapannya.
Hambatan laian yang dihadapi guru ialah kondisi kelas yang tidak
kondusif karena situasi kebisisngan yang terjadi di luar kelas seingg
membuat fokus perhatian siswa dalam menonton film tidak baik.
6. Solusi yang dilakukan oleh gru dalam mengatasi hambatan penerapan
media film yang dialaminya ialah dengan cara memberikan penugasan
Wendy Anugrah Octavian, 2014
PERANAN MEDIA FILM PADA PROSES PEMBELAJARAN PKN DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ditayangkan serta membuat intisari dari film tersebut. Penugasan ini
membantu siswa dapat memahami dan mengetahui makna dan pesan yang
terkandung dalam film tersebut.
B. Rekomendasi
Setelah proses penelitian dilakukan, peneliti memiliki saran yang akan
membantu proses penerapan pembelajaran dengan menggunakan media film.
Adapun saran yang akan peneliti sampaikan, meliputi:
1. Untuk pemerintah, hendaknya menyediakan suatu film yang mengandung
makna pendidikan sehingga akan mempermudah guru unutk
mempergunakan film tersebut karena untuk mendapatkan film tentunya
tidaklah mudah.
2. Untuk guru, hendaknya lebih menguasai lagi penggunaan media film yang
akan digunakan. Selain itu, guru juga harus menggunakan berbagai
metode untuk mendukung proses pembelajaran dengan menggunakan
media film ini sehingga akan tercipta pembelajaran yang interaktif.
3. Untuk penelitian selanjutnya, penelitian ini memberikan informasi
pelaksanaan media film pada proses pembelajaran nasionalisme kaitannya
dalam mengembangkan semangat nasionalisme siswa. Penerapan media
film dalam proses pembelajaran sangat membantu siswa dalam memahami
nasionalisme dan juga membantu mengembangkan semangat nasionalisme
siswa. Untuk itu, perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai peranan
media film pada prose pembelajaran PKn dalam mengembangkan
semangat nasionalisme siswa. Hendaknya peneliti selanjutnya tidak hanya
melihat perkembangan semangat nasionalisme siswa di kelas saja namun
juga lebih memfokuskan penelitiannya untuk melihat perkembangan
Wendy Anugrah Octavian, 2014
PERANAN MEDIA FILM PADA PROSES PEMBELAJARAN PKN DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Daftar Pustaka
Sumber Buku
Abdullah, Taufik. 2001. Nasionalisme & Sejarah, Bandung: Satya Historika.
Arif, Didik Baehaqi. Diktat Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Civic Education.Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan
Arifin, Anwar. 2011. Sistem Komunikasi Indonesia. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, A. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Anderson, Benedict. 2008. Imagined Communities (Komunitas-Komunitas Terbayang). Yogyakarta: Insist Press
Budimansyah, Dasim dan Suryadi, Karim. 2008. PKn dan Masyarakat Multikultural. Bandung: Prodi PKn Pasca Sarjana UPI.
Budimansyah, Dasim. 2012. Dimensi-Dimensi Praktek Pendidikan Karakter. 2012. Bandung: Widia Aksara Press.
Darmadi, Hamid. 2010. Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta
Hamidi. 2010. Metode Penelitian Kualitatif (Pendekatan Praktis Penulisan Proposal dan Laporan Penelitian). Malang: UMM Press
Kartodirdjo, Sartono. 1993. Pembangunan Bangsa tentang Nasionalisme, Kesadaran dan Kebudayaan Nasional. Yogyakarta: Aditya Media.
Hans, Kohn. 1984. Nasionalisme Arti dan Sejarahnya, Terj. Sumantri Mertodipuro. Jakarta: Erlangga.
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Ros-dakarya.
Nazir, Mohammad. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Wendy Anugrah Octavian, 2014
PERANAN MEDIA FILM PADA PROSES PEMBELAJARAN PKN DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Riyana, Cepi. 2012. Media Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI
Sadiman, Arief S. dkk. (2008). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa
Santosa, Ayi Budi & Encep Supriatna. 2008. Sejarah Pergerakan Nasional (Dari Budi Utomo 1908 Hingga Proklamasi Kemerdekaan 1945). Bandung: Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia
Sapriya. 2012. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Pkn). Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI.
Smith, Anthony D. 2003. Nasionalisme Teori Ideologi Sejarah. Jakarta: Erlangga
Wahab, Abdul Azis & Sapriya. 2011. Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta
Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta
Winataputra, U.S. dan Budimansyah, D. 2007. Civic Education: Konteks, Landasan, Bahan Ajar, dan Kultur Kelas, Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan SPs UPI.
Winataputra, Udin & Dasim Budimansyah. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan dalam Perspektif Internasional (Konteks, teori, dan Profil Pembelajaran). Bandung: Widya Aksara Press
Uno, Hamzah B. 2008. Profesi Kependidikan Problema, solusi dan reformasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Sumber Internet, Jurnal, Makalah, Artikel, dan Prosiding
Adisusilo, Sutarjo. 2011. Nasionalisme – Demokrasi – Civil Society. [Tersedia Online].http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Fathurrohman,% 20S.Pd.,M.Pd/NASIONALISME%20DEMOKRASI%20NASIONALISME %20%5BCompatibility%20Mode%5D.pdf. Diakses Pada Tangal 3 Mei 2014 Pukul 21:36 WIB
Wendy Anugrah Octavian, 2014
PERANAN MEDIA FILM PADA PROSES PEMBELAJARAN PKN DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Budimansyah, Dasim. 2008. Revitalisasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Praktik Belajar Kewarganegaraan (Project Citizen), Jurnal Acta Civicus, Vol.1 No.2, hlm.179-198.
Budimansyah, Dasim. 2009. Membangun Karakter Bangsa Di Tengah Arus Globalisasi Dan Gerakan Demokratisasi: Reposisi Peran Pendidikan Kewarganegaraan. Pidato Pengukuhan Dr. Dasim Budimansyah, M.Si. Sebagai Guru Besar Dalam Bidang Sosiologi Kewarganegaraacpada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan SosialUniversitas Pendidikan Indonesia14 Mei 2009. Tidak Diterbitkan
Budimansyah, Dasim. 2010. Tantangan Globalisasi Terhadap Pembinaan Wawasan Kebangsaan Dan Cinta Tanah Air Di Sekolah. ISSN 1412-565X, Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 11, No. 1, April 2010.
Dewi, Ita Mutiara. 2008. Nasionalisme Dan Kebangkitan Dalam Teropong. Mozaik Vol.3 No. 3, Juli 2008 ISSN 1907-6126.
Dewi Yuliati. 2009. Menyibak Fajar Nasionalisme Indonesia. Makalah dipresentasikan dalam Sarasehan Sejarah Regional Daerah, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, di Hotel Pondok Tingal Magelang, 23 Mei 2009.
Emi. 2012. Pengembangan Perangkat Penilaian Pembelajaran Kompetensi Tata
Busana. [Tersedia Online].
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PENGEMBANGAN%20PERANGK AT%20PENILAIAN%20PEMBELAJARAN%20KOMPETENSI%20TAT A%20BUSANA.pdf. Diakses Pada Tanggal 7 Mei 2014 Pukul 17:50 WIB.
Haryono. 2011. Kajian Konseptual Media Pembelajaran. [Tersedia Online]. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131656343/KAJIAN%20KONSEPT UAL%20MEDIA%20PEMBELAJARAN.pdf. Diakses Pada Tangal 3 Mei 2014 Pukul 21:31 WIB
Hendrastomo, Grendi. 2007. Nasionalisme Vs Globalisasi ‘Hilangnya’ Semangat Kebangsaan Dalam Peradaban Modern. Jurnal DIMENSIA, Volume I, No.
1, Maret 2007. [Tersedia Online].
http://asisbuton.files.wordpress.com/2009/02/id4-pengaruh-globalisasi-terhadap-nilai-nilai-nasionalisme.pdf. Diakses Pada Tangal 7 Mei 2014 Pukul 17:50 WIB
Wendy Anugrah Octavian, 2014
PERANAN MEDIA FILM PADA PROSES PEMBELAJARAN PKN DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kurniawan, Diyah Palupi. 2009.Sikap Nasionalisme di kalangan siswa SMA (studi kasus di SMA Negeri 1 Boyolali dan SMA Kanisius Yos Sudarso Boyolali) Tahun 2008/2009. [Tersedia Online].
Miftahuddin. 2010. Nasionalisme Indonesia: Nasionalisme Pancasila. [Tersedia Online].http://staff.uny.ac.id/system/files/penelitian/Miftahuddin,%20M.Hu m./Artikel%20Nasionalism%20Pancasila.pdf. Diakses Pada Tangal 15 Mei 2014 Pukul 10:59 WIB
Miyarso, Estu. 2011. Peran Penting Sinematografi Dalam Pendidikan Pada Era Teknologi Informasi Dan Komunikasi. [Tersedia Online].
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/lain-lain/estu-miyarso-mpd/peran%20penting%20sinematografi.pdf. Diakses Pada Tangal 4 Mei 2014 Pukul 11:49 WIB
Mun’im, Zainul. 2012. Nasionalisme Pemuda Memudar?. [Tersedia Online]
http://www.erepublik.com/en/article/nasionalisme-pemuda-memudar--1975149/1/20. Diakses Pada Tangal 3 Juni 2014 Pukul 14:32 WIB
Putra, Asep Sutisna. 2009. Pembelajaran PKn yang Efektif. [Tersedia Online]http://asepsutisna.wordpress.com/2009/08/05/pembelajaran-pkn-yang-efektif/. Diakses Pada Tanggal 20 Desember 2013 Pukul 22:00 WIB.
Putri, Intan Ika Sari Putri (2012) Peningkatan Aktivitas Belajar Dan Sikap Demokrasi Menggunakan Media Audio Visual Mata Pelajaran Pkn Pada Siswa Kelas X Sma Negeri 4 Bandar Lampung. Tesis, Universitas Lampung. http://digilib.unila.ac.id/cgi/export/eprint/358/REM_Atom/repository-eprint-358.xml.Diakses pada tanggal 21 Oktober 2013 jam 19:35
Ramdhan, Dadan F. 2010. Kriteria Pemilihan Materi Pelajaran. [Tersedia Online].http://fayyad.googlecode.com/files/KRITERIA%20PEMILIHAN% 20MATERI%20PELAJARAN.pdf. Diakses Pada Tanggal 7 Mei 2014 Pukul 17:55 WIB.
Sabayasa, Anas. 2013. Pengertian Dan Perkembangan Konsep Media, Pembelajaran, Serta Teori Belajar Yang Melandasinya. [Tersedia Online]. http://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/PTP/Konten%20Materi/91%2 0Anas%20Sabayasa/diklat%20113/modul%20217/Buku/Materi%201_Medi a%20Pembelajaran%20dan%20Pengelolaan%20Bahan%20Belajar_Pengerti an_Konsep.pdf. Diakses Pada Tanggal 17 Februari 2013 Pukul 16:33.
Wendy Anugrah Octavian, 2014
PERANAN MEDIA FILM PADA PROSES PEMBELAJARAN PKN DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sastromiharjo, Andoyo. 2008. Media Dan Sumber Pembelajaran. Bandung: Disampaikan Pada Pendidikan Dan Pelatihan Profesi Guru Sekolah Menengah Pertama.
Siddik, Muhammad. 2012. Urgensi Sumber Belajar Dalam Pendidikan. [Tersedia Online]. http://sumut.kemenag.go.id/file/file/URGEN/khvq1333968710.pdf. Diakses Pada Tanggal 7 Mei 2014 Pukul 17:46 WIB.
Sudrajat. 2013. Bahan Ajar Pendekatan Dan Metode Pembelajaran. [Tersedia Online].https://dl.dropboxusercontent.com/s/yyjb5f7r1iczd45/BAHAN%20 AJAR%20PENDEKATAN%20DAN%20METODE%20PEMBELAJARA N.rar?dl=1&token_hash=AAEEYDoXKWxJPwm1DIEZTpi3sYLgRmSlAr zwLXf9Dm3AXg&expiry=1399462811. Diakses Pada Tanggal 7 Mei 2014 Pukul 17:40 WIB.
Supardi. 2008. Sumpah Pemuda Sebagai Puncak Kesadaran Nasionalisme Indonesia (Refleksi Peran Pemuda Dalam Nasionalisme Indonesia). Disampaikan dalam acara seminar Ikatan Himpunan Mahasiswa Sejarah Indonesia (IKAHIMSI) wilayah Jawa Tengah dan DIY , Senin 27 Oktober
2008 di Yogyakarta. [Tersedia Online].
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/4.ikahimsi%20sumpah%20pemu da.pdf. Diakses Pada Tanggal 3 Juni 2014 Pukul 14:48 WIB.
Tanpa Nama. 2012. Rencana Pembelajaran Dan Metode Pembelajaran Serta Model Evaluasi Hasil Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan-
Kurikulum. [Tersedia Online].
http://baa.unas.ac.id/download/buku%20panduan/Buku-Modul-Kuliah-Kewarganegaraan.pdf. Diakses Pada Tanggal 3 Mei 2014 Pukul 21:48 WIB.
Wati, Unik Ambar. 2012. Pelaksanaan Pembelajaran Yang Kondusif Dan
Efektif. [Tersedia Online].
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PELAKSANAAN%20PEMBELAJA RAN.pdf. Diakses Pada Tanggal 7 Mei 2014 Pukul 17:48 WIB.
Yasa , I Made Sumartha. 2011. Pengembangan Alat Ukur Sikap Nasionalisme Pada Siswa Rsbi Sma Negeri 1 Gianyar Tahun Pelajaran. Jurnal Penelitian Pascasarjana Undiksha Vol 2, No 2 Tahun 2012. [Tersedia Online]. http://pasca.undiksha.ac.id/ejournal/index.php/jurnal_ep/article/download/3 76/168. Diakses Pada Tanggal 7 Mei 2014 Pukul 17:45 WIB.
Wendy Anugrah Octavian, 2014
PERANAN MEDIA FILM PADA PROSES PEMBELAJARAN PKN DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
http://eprints.undip.ac.id/19571/1/FAJAR_NASIONALISME.pdf. Diakses Pada Tanggal 10 Mei 2014 Pukul 10:15 WIB.
Zahro, Lailatuz. 2013. Pengaruh Media Film Perjuangan Terhadap Sikap Nasionalisme Siswa SMA Selamat Pagi Indonesia Kota Batu. Skripsi, Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan, Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang. http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/PPKN/article/view/26844"/. Diakses Pada Ttanggal 21 Oktober 2013 jam 19:35
Sumber Undang-Undang
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah.
Lampiran Iv Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran