PEMBENTUKAN KARAKTER BAKU (BAIK DAN KUAT) SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP DAARUT TAUHIID BOARDING SCHOOL
BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Teknologi Pendidikan
Oleh :
DINI LILIANI MIMITRAN 1009305
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Pembentukan Karakter Baku (Baik dan
Kuat) Siswa Pada Pembelajaran IPA di SMP
Daarut Tauhiid
Boarding School
Bandung
Oleh
Dini Liliani Mimitran
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Dini Liliani Mimitran 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
ABSTRAK
Dini Liliani Mimitran (1009305). Pembentukan Karakter BAKU (Baik dan Kuat) Siswa Pada Pembelajaran IPA Di SMP Daarut Tauhiid Boarding School Bandung
Skripsi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Tahun 2014
Penelitian ini memiliki tujuan khusus untuk memperoleh data mengenai perencanaan pembentukan karakter BAKU (Baik dan Kuat) siswa pada pembelajaran IPA, pelaksanaan pembentukan karakter BAKU (Baik dan Kuat) siswa pada pembelajaran IPA, evaluasi pembentukan karakter BAKU (Baik dan Kuat) siswa pada pembelajaran IPA, serta karakter BAKU (Baik dan Kuat) pada siswa kelas VIII di SMP Daarut Tauhiid Boarding School Bandung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Instrumen penelitian yang digunakan berupa angket, wawancara dan studi dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan rumus persentase. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP Daarut Tauhiid Boarding School Bandung, dan sampel yang digunakan adalah kelas VIII A - VIII F dengan total sampel 30 orang. Hasil penelitian menunjukkan pada perencanaan pembentukan karakter Baku siswa pada pembelajaran IPA yang diajarkan pada siswa kelas VIII di SMP Daarut Tauhiid Boarding School Bandung dikategorikan sedang dalam hal pembuatan RPP. Pelaksanaan pembentukan karakter Baku siswa pada pembelajaran IPA di SMP Daarut Tauhiid Boarding School Bandung secara umum sangat baik, mulai dari persiapan pembelajaran, kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran dan kegiatan akhir pembelajaran sudah sangat baik. Evaluasi pembentukan karakter BAKU siswa pada pembelajaran IPA di SMP Daarut Tauhiid Boarding School Bandung secara umum baik, tetapi masih harus diperbaiki lagi. Semua ranah diberikan penilaian (kognitif,afektif dan psikomotorik), Adapun pembentukan karakter BAKU (Baik dan Kuat) pada siswa kelas VIII di SMP Daarut Tauhiid Boarding School Bandung mengalami perubahan perilaku siswa baik di lingkungan sekolah maupun dilingkungan asrama. Terlihat siswa menjadi lebih disiplin dalam mengumpulkan tugas dan nilai tugas-tugas meningkat, prestasi akademis siswa yang semakin baik sehingga terjadi keseimbangan dalam diri individu siswa bersangkutan akademik baik dan perilakunya juga baik.
ABSTRACT
Dini Liliani Mimitran (1009305). Character formation Baku (Baik and Kuat) Students In Learning science in SMP Daarut Tauhiid Boarding School Bandung
Thesis of Department of Curriculum and Technology Education, Faculty of Education, Indonesia University of Education.
This study has the specific purpose of obtaining data about the formation of character planning Baku (Baik and Kuat) students in science learning, the implementation of character formation Baku (Baik and Kuat) students in science learning, character formation evaluation Baku (Baik and Kuat) students in learning science , as well as the character of Baku (Baik and Kuat)) on eighth grade students in SMP Daarut Tauhiid Boarding School Bandung. This study used a descriptive method with a quantitative approach. The research instrument used in the form of questionnaires, interviews and documentation studies. The data analysis techniques percentage formula. The population in this study were eighth grade students in SMP Daarut Tauhiid Boarding School Bandung, and the samples used are class VIII A – VIII F with a total sample of 30 people. The results showed the formation of character planning Baku students in learning science is taught in the eighth grade students in SMP Daarut Tauhiid Boarding School Bandung were categorized in terms of making lesson plans. Implementation Baku character formation of students in learning science in SMP Daarut Tauhiid Boarding School Bandung is generally very good, ranging from the preparation of learning, early learning activities, the core activities of learning and teaching activities of late have been very good. Evaluation Baku character formation of students in learning science in SMP Daarut Tauhiid Boarding School Bandung is generally good, but still had to be repaired again. All domains are given assessment (cognitive, affective and psychomotor), The formation of character Baku (Baik and Kuat) in the eighth grade students in SMP Daarut Tauhiid Boarding School Bandung change student behavior both within school and boarding environment. Seen students become more disciplined in collecting duties and tasks to increase values, academic achievement of students, the better so there is a balance within the individual student concerned both academic and behavior is also good.
Dini Liliani Mimitran, 2015
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah... 7
C. Tujuan Penelitian... 7
D. Manfaat Penelitian... 8
1. Manfaat Teoritis ... 8
2. Manfaat Praktis ... 8
E. Struktur Organisasi Penulisan ... 9
BAB II KAJIAN TEORI A. Pembentukan Karakter ... 10
1. Pengertian Karakter ... 10
2. Unsur dalam pembentukan karakter... 11
3. Tahap - Tahap Pembentukan Karakter……… ... 11
4. Model Pembelajaran Pendidikan Karakter... 15
5. Jenis Krakter Berdasarkan Konsep Membangun Karakter Baku (Baik dan Kuat)... 17
Dini Liliani Mimitran, 2015
2. Komponen Pembelajaran... ... 19
3. Jenis- Jenis Proses Pembelajaran Menurut Kurikulum 2013 . 23
C.Bidang Studi IPA ... 24
1. Pengertian IPA ... 24
2. Peranan IPA dalam pendidikan karakter bagi siswa SMP ... 26
3. Bidang Studi IPA SMP/MTs Menurut Kurikulum 2013 ... 27
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 30
1. Lokasi Penelitian ... 30
2. Populasi Penelitian ... 30
3. Sampel Penelitian ... 31
B. Desain Penelitian ... 32
C. Metode Penelitian... 32
D. Definisi Operasional... 33
1. Pembentukan Karakter Baku (Baik dan Kuat)………... 33
2. Pembelajaran ... 34
3. Bidang Studi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)……… . 34
E. Instrumen Penelitian... 34
F. Teknik Pengumpulan Data 1. Angket ... 35
2. Wawancara ... 36
3. Studi Dokumentasi ... 37
G. Teknik Uji Instrumen ... 37
Dini Liliani Mimitran, 2015
H. Teknik Analisis Data ... 42
1. Perhitungan Interpretasi Kualitas RPP ... 42
2. Perhitungan Dengan Teknik Persentase ... 43
I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian……… ... .. 44
1. Pembuatan Rancangan Penelitian ... .. 44
2. Pelaksanaan Penelitian ... .. 45
3. Pembuatan Laporan Penelitian ... .. 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... .. 47
1. Pembentukan Karakter Baku Siswa Di SMP Daarut Tauhiid Boarding School Bandung... .. 47
2. Pembelajaran IPA Pada Siswa Di SMP Daarut Tauhiid Boarding School Bandung ... .. 58
B. Pembahasan Hasil Penelitian……… 67
1. Perencanaan Pembentukan Karakter Baku Siswa Pada Pembelajaran IPA Di SMP Daarut Tauhiid Boarding School Bandung... 67
2. Pelaksanaan Pembentukan Karakter Baku Siswa Pada Pembelajaran IPA Di SMP Daarut Tauhiid Boarding School Bandung... 69
Dini Liliani Mimitran, 2015
Bandung... 71
4. Pembentukan Karakter Baku Pada SiswaKelas VIII
Di SMP Daarut Tauhiid Boarding School Bandung ... 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... . 75
B. Saran ... .. 76
DAFTAR PUSTAKA……… ... ... 78
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
Masa remaja merupakan masa paling sensitif dalam kehidupan manusia
yang biasanya berlangsung antara usia 12 hingga 18 tahun. Dalam masa ini
seseorang bukan lagi anak kecil dan juga belum mencapai usia baligh
sepenuhnya dan sedang melewati masa kritis kehidupan. Dengan kenyataan
sekarang ini, banyak berita tentang kriminalitas yang dilakukan oleh remaja.
Seperti maraknya tawuran yaitu perkelahian antar pelajar, dan pergaulan seks
bebas yang dapat merusak moral.
Website Okezone.com pada tanggal 14 Maret 2014 menunjukkan “Aksi
kriminal yang dilakukan oleh remaja kian meresahkan”. Kasus terbaru yaitu
kasus pembunuhan mahasiswi Universitas Bunda Mulia (UBM) Ade Sara
Angelina Suroto. Pembunuhan dilakukan oleh sepasang kekasih Ahmad Imam
Al Hafid dan Assyifa Ramadhani. Mereka tega menghabisi nyawa Ade Sara
Angelina Suroto dengan menyetrum dan disumpal koran. Tak hanya itu,
setelah meninggal Ade pun dibuang begitu saja di Tol Bintara KM 49, Bekasi
Barat, Kota Bekasi.
Hal di atas menunjukkan faktor lingkungan keluarga, pergaulan , dan
faktor tontonan dalam media televisi di era globalisasi juga dapat menjadi
faktor perilaku kedua pembunuh tersebut. Eksistensi seseorang sangat
ditentukan oleh karakter yang dimiliki. Hanya seseorang yang memiliki
karakter kuat yang mampu menjadikan dirinya sebagai seorang yang
bermartabat dan disegani oleh orang lain.
Thomas Lickona dalam Megawangi (2007:12), mengungkapkan bahwa
ini sudah ada, maka itu berarti bahwa sebuah bangsa sedang menuju jurang
kehancuran. Tanda-tanda yang dimaksud adalah :
(1) meningkatnya kekerasan dikalangan remaja, (2) penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk, (3) pengaruh peer-group yang kuat dalam tindak kekerasan, (4) meningkatnya perilaku merusak diri, seperti penggunaan narkoba, alkohol dan seks bebas. (5) semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk, (6) menurunnya etos kerja, (7) semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru, (8) rendahnya rasa tanggung jawab individu dan warga negara, (9) membudayanya ketidakjujuran, dan (10) adanya rasa saling curiga dan kebencian di antara sesama
Berdasarkan tanda-tanda yang telah disebutkan tersebut, kondisi bangsa
Indonesia saat ini sangat memprihatinkan masyarakat khususnya para orang tua
dan para guru, karena pelaku dan korbannya adalah remaja, terutama pelajar
dan mahasiswa. Bangsa Indonesia kini telah kehilangan karakter yang sudah
ada dari dahulu yang semestinya di pertahankan oleh generasi penerus bangsa.
Permasalahan mengenai karakter bangsa bukan hanya tugas dunia
pendidikan tetapi tugas bangsa secara keseluruhan. Akan tetapi, pendidikan
berperan sangat penting untuk membangun generasi yang berkarakter, sejalan
dengan yang dikatakan oleh Presiden dalam Aqib (2011:13) „mereka yang
disebut berkarakter kuat dan baik adalah perseorangan, masyarakat atau bahkan
bangsa yang memiliki akhlak , moral dan budi pekerti yang baik‟.
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 3, menyatakan:
Guna mencapai tujuan pendidikan tersebut, khususnya pendidikan karakter
pada siswa SMP dapat dilakukan melalui pembelajaran IPA. Melalui
pembelajaran IPA ini guru dapat menyisipkan nilai-nilai yang berguna dalam
menumbuhkan karakter siswa. Bisa melalui materi, proses dalam
pembelajaran, maupun alat peraga yang digunakannya. Hal yang terpenting
dalam penanaman pendidikan karakter yaitu selain melalui tahap dan proses
yang lama juga memerlukan objek-objek yang dapat mendukungnya, salah
satunya yaitu IPA.
Siswa akan mengerti dan menanamkan dengan sendirinya karakter itu
melalui proses belajar sehari-hari. Mereka dapat tumbuh menjadi siswa yang
pandai dalam hal materi sekolah sekaligus siswa yang memiliki karakter mulia
sehingga karakter dapat tumbuh dengan sendirinya melalui proses belajar
sehari-hari.
Hal ini dapat dibuktikan dengan masih adanya perilaku siswa atau remaja
yang kurang mempunyai sopan santun baik terhadap orang tuanya sendiri,
tetangga bahkan terhadap gurunya. Peran pendidikan sangat penting untuk
mendukung pembangunan agar menghasilkan insan yang berkualitas.
Pendidikan karakter ini, segala sesuatu yang dilakukan guru harus
mampu mempengaruhi karakter siswa sebagai pembentuk watak siswa, guru
harus menunjukkan keteladanan. Segala hal tentang perilaku guru hendaknya
menjadi contoh siswa, misalnya, cara guru berbicara atau menyampaikan
materi, cara guru bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya. Tujuannya
adalah membentuk pribadi anak agar menjadi manusia yang baik, warga
masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik.
Kriteria manusia, warga masyarakat dan warga negara yang baik bagi
suatu masyarakat atau bangsa secara umum didasarkan pada nilai-nilai sosial
tertentu, yang banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya itu
Indonesia adalah pendidikan nilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang
bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri serta nilai-nilai dari ajaran
agama, dalam rangka membina generasi muda.
Dewasa ini banyak pihak menuntut peningkatan intensitas dan kualitas
pelaksanaan pendidikan karakter pada lembaga pendidikan formal. Tuntutan
tersebut didasarkan pada fenomena sosial yang berkembang yakni
meningkatnya kenakalan para remaja dalam masyarakat, seperti perkelahian
masal dan berbagai kasus lainnya. Bahkan di kota-kota besar tertentu, gejala
tersebut telah sampai pada taraf yang sangat meresahkan masyarakat. Oleh
karena itu, lembaga pendidikan formal sebagai wadah resmi pembinaan
generasi muda diharapkan dapat meningkatkan peranannya dalam
pembentukan kepribadian siswa melalui peningkatan intensitas dan kualitas
pendidikan karakter.
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat ditegaskan bahwa pendidikan
karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara
sistematis untuk membantu siswa memahami nilai-nilai perilaku manusia yang
berhubungan dengan Tuhan YME, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan,
dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan
perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan
adat istiadat, yang didukung metode pembentukan karakter yang tepat dalam
pembinaan generasi muda secara islami.
Badan Penelitian dan Pengembangan, Pusat kurikulum Kementrian
Pendidikan Nasional (2010 : 9-10) terindentifikasi 18 nilai pendidikan karakter
diantaranya adalah sebagai berikut : nilai-nilai religius, jujur, toleransi,
disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komuniktif, cinta
damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan
mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia
dan warga negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa,
mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan
dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius,
menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab siswa sebagai generasi
penerus bangsa, mengembangkan kemampuan siswa menjadi manusia yang
mandiri kreatif, berwawasan kebangsaan, mengembangkan lingkungan.
Kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh
kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan
penuh kekuatan. Pencapaian tujuan tersebut akan menjadikan bangsa ini
menjadi bangsa yang kuat secara mental, moral dalam mencapai tujuan
nasional. Oleh karena itu dalam upaya pembentukan karakter individu/siswa
diperlukan kepedulian semua insan yang bertanggungjawab dalam proses
pendidikan.
Menurut Nurla Isna Annilah (2011:18), “pendidikan karakter sebenarnya
lebih menitikberatkan pada pengalaman daripada sekedar pemahaman, oleh
karena itu, melibatkan siswa dalam berbagai aktivitas positif dapat
membantunya mengenal dan mempelajari kenyataan yang dihadapi”.
Pelayanan yang baik oleh seorang guru berupa kerjasama, pendampingan, dan
pengarahan optimal yang merupakan komponen yang diberlakukan secara
nyata, sebab hal itu memberikan kesan positif bagi siswa dan mempengaruhi
cara berpikir sekaligus karakternya.
IPA merupakan ilmu yang dalam penyusunannya memerlukan proses dan
metode tertentu. Bukan sekedar dari pendapat maupun adat istiadat, melainkan
melalui metode-metode ilmiah serta saling berkaitan. Dapat disimpulkan
bahwa IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh
dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga akan terus
berkaitan dengan alam. Ruang lingkup IPA meliputi makhluk hidup, energi dan
perubahannya, bumi dan alam semesta serta proses materi dan sifat-sifatnya.
Dimana meliputi aspek Fisika, Kimia, dan Biologi.
Dari uraian di atas, mengenai pengertian pendidikan dan IPA, maka
pendidikan IPA merupakan suatu penerapan dalam pendidikan dan IPA untuk
tujuan dalam pembelajaran termasuk di SMP. Menurut Tohari (1978:3),
“pendidikan IPA merupakan usaha untuk menggunakan tingkah laku siswa hingga siswa memahami proses-proses IPA, memiliki nilai-nilai dan sikap
yang baik terhadap IPA serta menguasai materi IPA berupa fakta, konsep,
prinsip, hukum dan teori IPA”.
Jadi pendidikan IPA merupakan suatu usaha yang dilakukan secara
sadar guna untuk mengungkapkan gejala-gejala yang terdapat di alam dengan
menerapkan metode ilmiah. Disusunlah teori-teori berdasarkan kenyataan dan
fakta yang dapat dipertanggungjawabkan. Berfungsi untuk membentuk
kepribadian atau tingkah laku siswa sehingga dapat memahami proses IPA dan
dapat mengembangkannya dimasyarakat.
SMP Daarut Tauhid Bandung merupakan salah satu Boarding School
yang didirikan oleh K.H Abdullah Gymnastiar atau sering di panggil dengan
AA Gym , memiliki tujuan untuk :” mempersiapkan lulusan yang berkualitas,
cerdas, kreatif dan siap menghadapi tantangan kedepan serta memberikan
pondasi pembentukan manusia seutuhnya, yakni manusia yang beriman,
bertaqwa, berilmu pengetahuan, berteknologi, berakhlaq mulia, cerdas, sehat,
menuju ridho Allah SWT ”. SMP Daarut Tauhiid Bandung menerapkan sistem
pembelajaran pembiasaan yang di dalamnya menjelaskan tentang
membangun karakter Baku (baik dan kuat), karakter baik yaitu ikhlas, jujur
terlaksana dan tawadhu. karakter kuat yaitu disiplin, berani dan tangguh. Untuk
Penelitian yang telah dilakukan oleh Asep Awaludin Basori (2013)
mengenai pelaksanaan program mentoring agama Islam sebagai alternatif
pembentukan perilaku siswa dalam pendidikan berbasis karakter di SMP IT
Qordova Kabupaten Bandung, menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil
penelitian, “implementasi pembelajaran dalam mentoring agama Islam di SMP
IT Qordova merupakan salah satu alternatif model pendidikan karakter bagi
siswa SMP yang ditujukan untuk membentengi remaja dari pengaruh moral
yang destruktif dan membentuk perilaku siswa sesuai dengan norma-norma
yang terdapat dalam tujuan pendidikan nasional maupun dalam skala mikro
yang tertuang dalam tujuan pendidikan di satuan pendidikan khusunya di SMP
IT Qordova”
Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “PEMBENTUKAN KARAKTER BAKU (BAIK DAN
KUAT) SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP DAARUT TAUHIID
BOARDING SCHOOL BANDUNG ”.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan pada permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka
peneliti merumuskan masalah umum dalam penelitian ini adalah “Bagaimana
pembentukan karakter Baku (Baik dan Kuat) siswa pada pembelajaran IPA di
SMP Daarut Tauhid Boarding School Bandung ?”
Secara khusus, maka penelitian ini dibatasi pada sub masalah yang
didentifikasi sebagi berikut:
1. Bagaimana perencanaan pembentukan karakter Baku siswa pada
pembelajaran IPA kelas VIII di SMP Daarut Tauhiid Boarding School
2. Bagaimana pelaksanaan pembentukan karakter Baku siswa pada
pembelajaran IPA kelas VIII di SMP Daarut Tauhiid Boarding School
Bandung ?
3. Bagaimana evaluasi pembentukan karakter Baku siswa pada pembelajaran
IPA kelas VIII di SMP Daarut Tauhiid Boarding School Bandung ?
4. Bagaimana karakter Baku pada siswa kelas VIII di SMP Daarut Tauhiid
Boarding School Bandung ?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
dan menganalisis pembentukan karakter Baku siswa pada pembelajaran IPA di
SMP Daarut Tauhiid Boarding School Bandung.
Sedangkan secara khusus, tujuan penelitian ini adalah untuk :
1. Untuk mendeskripsikan perencanaan pembentukan karakter Baku siswa
pada pembelajaran IPA kelas VIII di SMP Daarut Tauhiid Boarding
School Bandung.
2. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembentukan karakter Baku siswa
pada pembelajaran IPA kelas VIII di SMP Daarut Tauhiid Boarding
School Bandung.
3. Untuk mendeskripsikan evaluasi pembentukan karakter Baku siswa pada
pembelajaran IPA kelas VIII di SMP Daarut Tauhiid Boarding School
Bandung.
4. Untuk mendeskripsikan karakter Baku pada siswa kelas VIII di SMP
Daarut Tauhiid Boarding School Bandung.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam dunia pendidikan,
khususnya bagi SMP Daarut Tauhiid Boarding School Bandung dan siswa
yang terlibat langsung dalam penelitian ini.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan
pembentukan karakter Baku siswa yang dapat memberikan dampak positif
pada pembelajaran IPA.
2. Manfaat Praktis
a. Lembaga yang diteliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif kepada
lembaga. Peneliti berharap agar hasil penelitian ini dapat dijadikan
masukan serta dapat dijadikan evaluasi yang dianggap positif untuk
perbaikan proses pembelajaran kedepannya, baik dari segi teori,
metode, dan media yang digunakan.
b. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu sumber informasi
mengenai pembentukan karakter Baku siswa pada pembelajaran IPA di
SMP Daarut Tauhiid Boarding School Bandung. Hal ini menjadi bagian
dari kawasan teknologi pendidikan, yaitu kawasan implementasi.
c. Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan wawasan
keingintahuan peneliti tentang pembentukan karakter Baku siswa pada
pembelajaran IPA. Selain itu, peneliti dapat mendapatkan pengalaman
berpikir dalam memecahkan persoalan pendidikan.
Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab sesuai
dengan pedoman penulisan karya ilmiah (2013) yang telah ditentukan oleh
UPI, yang diuraikan sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan. Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang
penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penulisan.
Bab II Kajian Teori. Bab ini berisi landasan teoritik yang mendukung data
penelitian. Dalam bab ini membahas mengenai pembentukan karakter, proses
pembelajaran, dan bidang studi IPA.
Bab III Metode Penelitian. Pada bab III ini dibahas mengenai metodologi
dari penelitian yang dilakukan. Pada bab III ini terdiri dari lokasi, populasi dan
sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional,
instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik uji instrumen, teknik
analisis data, dan prosedur atau langkah-langkah penelitian.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Pada bab IV ini terdiri dari
deskripsi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.
Bab V Kesimpulan dan Saran. Dalam bab V ini terdapat dua hal pokok
yaitu kesimpulan yang berisikan poin utama dari hasil penelitian dan juga saran
BAB III
METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini, bertempat di Sekolah Menengah Pertama
Daarut Tauhiid Boarding School Bandung, Jalam Geger Kalong Girang
Komplek Setiabudi Indah kav 25 - 26 Bandung Tel/Fax (022) 2005132.
Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Daarut Tauhiid
Boarding School Bandung, karena sekolah ini menerapkan pembiasaan
pembelajaran pembentukan karakter Baku (Baik dan Kuat), dan proses
pembelajaran bidang studi IPA yang berlangsung di SMP ini.
2. Populasi Penelitian
Sugiyono (2011:117), menyatakan bahwa “populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajarai dan
kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa/siswi kelas VIII di SMP Daarut Tauhiid Boarding School
Bandung yang berjumlah 151 orang siswa dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
KELAS JUMLAH
VIII-A 25 Siswa
VIII-B 25 Siswa
VIII-C 26 Siswa
VIII-D 25 Siswa
VIII-E 26 Siswa
JUMLAH 151 Siswa
3. Sampel Penelitian
Menurut Arifin (2011:215), mengungkapkan bahwa “sampel merupakan sebagian dari populasi yang akan diteliti atau dapat juga dikatakan bahwa
sampel adalah populasi dalam bentuk mini”.
Penentuan jumlah sampel menurut, Suharsimi, Arikunto (200:112)
adalah : “untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi”. Selanjutnya jka jumlah subyeknya besar dapat di ambil antara 10-15 % atau 20 -25% atau lebih.
Mengingat jumlah populasi besar (di atas 100), berdasarkan teori di atas
maka sampel penelitian ini digunakan 20 % dari populasi. Jadi diambil 20 %
dari 151 siswa yang hasilnya adalah 30.2 orang. Dibulatkan menjadi 30
0rang siswa dengan rincian sebagi berikut :
Tabel 3.2 Sampel Penelitian
KELAS JUMLAH
VIII-A 5 Siswa
VIII-B 5 Siswa
VIII-C 5 Siswa
VIII-D 5 Siswa
VIII-E 5 Siswa
VIII-F 5 Siswa
Penelitian ini mengambil sampel dengan teknik simple random sampling,
teknik ini pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi
setiap unsure (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono,2012:118)
Cara yang digunakan pada teknik simple random sampling penelitian ini
adalah dengan acara ordinal, yaitu mengambil anggota populasi dari atas ke
bawah (Zainal Arifin 2011:218). Caranya adalah dengan mengambil lima
orang siswa dengan mengambil lima orang siswa dengan nomor urut presensi
bilangan kelipatan angka 5, yaitu 5,10,15, dan 20.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian dalam penelitian ini hanya terdapat satu variabel, yaitu
pembentukan karakter Baku siswa pada pembelajaran IPA di SMP Daarut
Tauhiid Boarding School Bandung. Berdasarkan hal tersebut, maka desain
penelitian dirancang berdasarkan rumusun masalah penelitian, yaitu:
Variable Sub Variabel
X
Perencanaan pembentukan karakter Baku siswa pada pembelajaran IPA kelas VIII di SMP Daarut Tauhiid Boarding School Bandung.
X1
Pelaksanaan pembentukan karakter Baku siswa pada pembelajaran IPA kelas VIII di SMP Daarut Tauhiid Boarding School Bandung.
X2
Evaluasi pembentukan karakter Baku siswa pada pembelajaran IPA kelas VIII di SMP Daarut Tauhiid Boarding School Bandung.
X3
IPA kelas VIII di SMP Daarut Tauhiid Boarding School Bandung.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah yang dilakukan untuk
mencari kebenaran atau suatu fenomena yang terjadi yang diperoleh dari
data-data yang mendukung serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Metode penelitian ini merupakan pedoman yang akan menjadi acuan seorang
peneliti dalam mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, hingga
membuat kesimpulan dari data tersebut.
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran empirik tentang
pembentukan karakter Baku (Baik dan Kuat) siswa pada pembelajaran IPA
kelas VIII di SMP Daarut Tauhiid Boarding School Bandung, maka metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah meode deskritif.
Penelitian deskritif adalah penelitian yang menggambarkan suatu gejala
atau fenomena tertentu tanpa adanya rekayasa terhadap gejala tersebut.
Menurut Zainal Arifin (2011 :41 ) menyatakan bahwa,
Penelitian deskritif adlah penelitian yang diguankan utuk menggambarkan (to describe), menjelaskan , dan menjawab persoalan-peroalan tentang fenomena dan peristiwa yang terjadi saat ini, baik tentang fenomena sebgaaimna adanya maupun analisis hubungan antara berbagai variabel dalam suatu fenomena.
Jenis metode deskritif yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskritif kuantitatif yang disesuaikan dengan memusatkan pada
fenomena actual yang sedang terjadi, dan bentuk hasil penelitian yang
diperoleh berupa angka-angka yang meiliki makna. Metode ini ditujukan
untuk mengungkapkan dan memecahkan masalah dalam penelitian ini, yaitu
melihat gambaran pembentukan karakter Baku siswa pada kelas VIII di SMP
Daarut Tauhiid Boarding School Bandung.
Pada penelitian ini, agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap judul
penelitian, maka peneliti mencantumkan definisi operasional dari variabel
penelitian, yaitu :
1. Pembentukan Karakter Baku (Baik dan Kuat)
Pembentukan Karakter Baku dalam penelitian ini yang dimaksud
adalah pembentukan karakter yang sudah diterapkan di SMP Daarut
Tauhid Boarding school. Pembentukan Karakter Baku memiliki ciri
karakter masing-masing. Karakter baik memiliki tiga ciri yaitu meliputi :
ikhlas, jujur terlaksana dan tawadhu. sedangkan karakter kuat memiliki ciri
sebagai berikut : disiplin, berani dan tangguh.
2. Pembelajaran
Pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan proses
belajar mengajar meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari
perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi pembentukan karakter
Baku siswa pada pembelajaran IPA di SMP Daarut Tauhiid Boarding School
Bandung.
3. Bidang Studi IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang dimaksud dalam penelitian ini
merupakan bidang studi yang dipilih untuk melihat pembentukan karakter
siswa karena, pendidikan IPA berfungsi untuk membentuk kepribadian atau
tingkah laku siswa sehingga dapat memahami proses IPA dan dapat
mengembangkannya dimasyarakat.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket,
pedoman wawancara dan pedoman studi dokumentasi. Instrumen penelitian
diperlukan dalam penelitian. Seperti yang dikemukakan Sugiyono
(2011:148), "instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan
untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati". Secara
spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.
Angket sebagai instrumen penelitian dilakukan dengan cara
mengajukan sejumlah pertanyaan tertulis kepada responden. Dalam
penelitian ini, angket sebagai instrumen penelitian utama. Angket ini
digunakan untuk melihat pembentukan karakter Baku (Baik dan kuat)
siswa pada pembelajaran IPA di SMP Daarut Tauhiid Boarding School
Bandung. Sedangkan pedoman wawancara digunakan untuk
mengumpulkan data yang lebih mendalam lagi dengan cara melakukan
wawancara kepada guru mata pelajaran IPA di SMP Daarut Tauhiid
Boarding School Bandung. Pedoman studi dokumentasi digunakan
untuk menjaring dan memperkuat data dalam penelitian.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan oleh
peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan untuk menjawab
sebuah penelitian. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini digunakan
untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan, karena data yang
diperoleh akan dijadikan landasan dalam mengambil suatu kesimpulan.
Agar data yang dikumpulkan baik dan benar, maka instrumen pengumpulan
datanya harus baik pula
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalma penelitian ini,
sebagai berikut:
1. Angket
Dalam penelitian ini, angket sebagai instrumen penelitian utama yang
digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian melalui sejumlah
bentuk angket berstruktur dengan bentuk jawaban tertutup, yaitu angket yang
menyediakan beberapa kemungkinan jawaban dan setiap pertanyaan sudah
tersedia berbagai alternatif jawaban.
Menurut Riduwan (2012:72), bahwa:
Angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda checklist (√).
Digunakannya angket tertutup ini, responden tidak dapat memberikan
jawaban lain kecuali yang telah tersedia sebagai alternative jawaban. Skala
yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala likert.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala Likert kategori pilihan
genap, yaitu empat pilihan kategori. Menurut Sukardi (2004:147),
menyatakan bahwa “untuk menskor skala kategori Likert, jawaban diberi bobot atau disamakan dengan nilai kuantitatif 4,3,2,1 untuk empat pilihan
pernyataan positif dan 1,2,3,4 untuk pernyataan negatif”. Rentang skala Likert dalam penelitian ini:
Tabel 3.3 Rentang Skala Likert
Pernyataan Sangat
Setuju Setuju Tidak Setuju
Sangat
Langkah-langkah mengumpulkan data dengan angket dalam penelitian
ini, adalah sebagai berikut :
b. Menyusun pertanyaan dengan bentuk pertanyaan berstruktur dan jawaban
tertutup.
c. Membuat pedoman atau petunjuk cara menjawab pertanyaan, guna
memudahkan responden untuk menjawab pertanyaan.
d. Jika angket sudah tersusun baik, dilakukan uji coba lapangan agar dapat
diketahui kelamahannya.
e. Angket yang telah diujicobakan kemudian diolah untuk melihat apakah
terdapat kelemahan untuk selanjutnya direvisi, baik dari segi bahasa atau
pertanyaannya. Atau dihapus jika pertanyaan lain masih dapat mewakili
indikator yang ada.
f. Menggandakan angket sesuai banyaknya jumlah responden.
2. Wawancara
Wawancara dimaksudkan untuk melengkapi data yang belum teijawab
dari angket. Wawancara diajukan kepada responden seputar proses
pembelajaran bidang studi Ipa dalam pembentukan karakter Baku siswa di
SMP Daarut Tauhid Boarding School Bandung. Wawancara dalam
penelitian ini bersifat bebas, yaitu teijadi tanya jawab bebas antara peneliti
dan responden, namun peneliti tetap menggunakan tujuan penelitian sebagai
pedoman. Wawancara ini dilakukan langsung kepada Guru IPA di SMP
Daarut Tauhid Boarding School Bandung untuk melengkapi data
mengenai pembentukan karakter Baku dan pembelajaran IPA.
Adapun langkah-langkah teknik pengumpulan data dengan
wawancara adalah sebagai berikut :
a. Merumuskan tujuan wawancara.
b. Membuat kisi-kisi dan pedoman wawancara.
c. Menyusun pertanyaan sesuai dengan data yang
d. Melaksanakan wawancara.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi digunakan untuk menganalisis atau menjaring
data berupa dokumen tertulis lembaga atau dokumen sekolah, serta
arsip-arsip lain yang dapat melengkapi penyelesaian masalah penelitian,
seperti: RPP, dan pedoman kurikulum SMP Daarut Tauhid Boarding School
Bandung.
Studi dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan untuk melihat
gambaran proses pembelajaran bidang studi IPA dalam pembentukan
karakter Baku siswa di SMP Daarut Tauhid Boarding School Bandung dan
memperkuat data yang diperoleh.
G. Teknik Uji Instrumen
Teknik uji instrumen dilakukan untuk mengukur sejauh mana
instrumen yang digunakan dalam penelitian memiliki kualitas yang baik.
Dalam sebuah penelitian, kualitas dari sebuah instrumen penelitian
sangat mempengaruhi kualitas data hasil penelitian tersebut. Sebuah
instrumen penelitian pada umumnya mempunyai dua syarat penting, yaitu
validitas dan reliabilitas.
Pelaksanaan uji coba instrumen, peneliti menyebarkan instrumen
penelitian berupa angket kepada 30 orang responden siswa. Instrumen
yang diujicobakan adalah instrumen angket mengenai pembentukan
karakter Baku siswa pada pembelajaran IPA di SMP Daarut Tauhiid
Boarding School Bandung. Uji coba instrumen dilakukan dengan uji
validitas dan uji reliabilitas.
1. Uji Validitas
Valid dapat diartikan shahih, sehingga validitas instrumen dapat
dilakukan untuk mengukur seberapa besar kevalidan suatu instrumen. Senada
dengan Arikunto (2006:168), “validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan dan dapat menangkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini dengan menguji coba
instrumen, dimana instrumen yang telah disetujui diujicobakan kepada
sampel darimana populasi diambil. Uji validitas dilakukan dengan analisis
faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antara skor item instrumen. Adapun
rumus yang digunakan adalah rumus koefisien korelasi product moment dari
Karl Pearson, yaitu :
√
(Riduwan, 2012:98)
Keterangan :
: Koefisien korelasi
N : Jumlah responden
X : Jumlah skor item
Y : Jumlah skor total (seluruh item)
Penelitian ini, perhitungan validitas instrumen dilakukan dengan
menggunakan bantuan program Microsoft Excel 2007. Untuk mengetahui
butir item yang valid dan tidak valid dilakukan dengan cara
membandingkan nilai f hi tung dengan nilai f tabet pada taraf kepercayaan
95% atau a = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = n-2 .
Apabila nilai rhitung > ftabel maka item instrumen tersebut dinyatakan
valid, begitupun sebaliknya apabila nilai rwtung < ftabet maka item instrumen
dinyatakan tidak valid. Nilai Ttabel dari n = 30 yaitu sebesar 0,374.
30 pemyataan mengenai proses pembelajaran bidang studi IPA di SMP
Daarut Tauhiid Boarding School Bandung dan 30 pemyataan, mengenai
pembentukan karakter Baku pada siswa di SMP Daarut Tauhiid Boarding
School Bandung.
Hasil dari perhitungan uji validitas instrumen variabel yang diuji
cobakan dari 60 item pemyataan terdapat 49 item yang dinyatakan
valid dan 11 (5 mengenai proses pembelajaran IPA dan 6 mengenai
pembentukan karakter Baku pada siswa) item yang dinyatakan tidak valid.
Setiap item yang dinyatakan tidak valid dibuang, yaitu item no 2, 6, 8, 13,
dan 18 karena item yang lainnya masih dapat mewakili indikator yang ada.
Sehingga instrumen yang digunakan dalam penelitian sebanyak 30 item
pernyataan, mengenai proses pembelajaran bidang studi IPA di SMP
Daarut Tauhiid Boarding School Bandung yaitu no 1, 3, 4, 5,7, 9, 10, 11,
12, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 21,22, 23, 24, 25,26, 27,28 29, 30. Dan yang
tidak valid mengenai pembentukan karakter Baku pada siswa di SMP
Daarut Tauhiid Boarding School Bandung yaitu item no 1,3,10,12,26 dan
28 dan yang valid yaitu no 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 13, 14, 17, 18, 19, 20, 21, 22,
23, 24, 25, 27, 29, 30.
1. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah derajat konsistensi instrument yang bersangkutan
(Arifin, 2011:248). Suatu tes dapat dikatakan reliabel jika selalu memberikan
hasil yang sama bila diujikan pada kelompok yang sama dalam waktu yang
berbeda. Dalam penelitian ini, untuk menguji reliabilitas instrument
menggunakan pengujian reliabilitas internal consistency dengan rumus Croncbach’s Alpha atau Koefisien Alpha.
Peneliti menggunakan rumus Croncbach’s Alpha dikarenakan instrumen
yang digunkan dalam penelitian ini adalah angket. Seperti menurut Arikunto
yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian.”
Pengujian reliabilitas dengan internal consistency, dilakukan dengan cara
mencobakan instrument sekali saja, kemudian data diperoleh dianalisis
dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi
reliabilitas instrumen.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam mencari reliabilitas dengan
menggunakan Croncbach’s Alpha, seperti yang dikemukakan Riduwan
(2012:115) adalah sebagai berikut :
a) Mencari Varians Total
Keterangan :
: varians total
: jumlah kuadrat skor total setiap responden
: jumlah kuadrat seluruh skor total setiap responden
: jumlah responden uji coba
b) Mencari harga-harga varians setiap item
Keterangan :
: varians butir setiap varians
: jumlah kuadrat jawaban responden pada setiap varians
: jumlah kuadrat skor seluruh responden dari setiap item
c) Rumus Alpha
( ) ( )
Keterangan :
: reliabilitas instrumen
: banyaknya butir item
: jumlah varians item
: varians total
Perhitungan uji reliabilitas ini peneliti menggunakan bantuan
program IBM SPSS Statistics 16. Untuk mengetahui apakah instrumen
tersebut reliable atau tidak dilakukan dengan cara membandingkan nilai
fhitung yang diperoleh dari hasil perhitungan IBM SPSS Statistics 16
dengan nilai r1abel dari n= 30 yaitu sebesar 0,374, pada a = 0,05.
Apabila hasil fhitung > ftabel maka instrumen tersebut dapat dikatakan
reliable.
Hasil perhitungan Uji relibilitas instrumen angket mengenm proses
pembelajaran bidang studi IPA di SMP Daarut Tauhiid Boarding
School Bandung dari 30 item di dapat rhitung = 0,890. Jika nilai
fhitung dibandingkan dengan nilai ftabel dari n = 30 dan a= 0,05 yaitu
0,374, maka dapat dilihat bahwa fhitung (0,890) > ftabel (0,374). Apabila
nilai fhitung > ftabel maka instrumen dapat dinyatakan reliable. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan
dinyatakan reliable dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul
data. Hasil perhitungan uji relibilitas instrumen angket mengenai
pembentukan karakter Baku pada siswa di SMP Daarut Tauhiid
Boarding School Bandung dari 30 item di dapat fhitung = 0,877. Jika
yaitu 0,374, maka dapat dilihat bahwa fhitung (0,877) > rtabel (0,374).
Apabila nilai fhitung > ftabel maka instrumen dapat dinyatakan
reliable. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa instrumen
yang digunakan dinyatakan reliable dan dapat digunakan sebagai alat
pengumpul data.
H. Teknik Analisis Data
Teknik pengumpulan data merupakan tahapan yang paling penting dalam
penelitian, karena tahapan ini merupakan tahapan dimana peneliti
menggunakan cara tertentu untuk memperoleh data penelitian yang akan
diinterpretasikan. Untuk memperoleh data yang sesuai dengan metode
penelitian, maka dalam penelitian ini penyusunan menggunakan teknik-teknik
pengumpulan data sebagai berikut :
1. Analisis Interpretasi Kualitas RPP
Untuk mengolah RPP bidang studi IPA yang telah diteliti oleh peneliti
dan dua orang guru bidnag studi IPA, langkah yang dilakukan adalah
menganalisis RPP. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut:
skor =
Keterangan :
n : nilai yang diperoleh
N : Jumlah seluruh nilai atau nilai total (skor ideal)
Rata-rata = Jumlah seluruh data
Banyak data
Setelah nilai RPP diketahui, kemudian untuk melihat interpretasi data
tersebut diguankan kriteria Interpretasi Kulaitas RPP menurut Wardani
(2007:43) sebagai berikut:
Tabel 3.4
Kriteria Interpretasi Kualitas RPP
No Nilai Keterangan
1 96 - 100 Sangat baik
2 91 - 95 Baik
3 86 - 90 Sedang
4 81 - 85 Kurang
5 ≤ 80 Sangat kurang
(Sumber: Wardani, 2007:43)
2. Analisis Hasil Data Angket
Data yang diperoleh dalam penelitian ini bersifat kuantitatif yang didapat
dari instrument angket sehingga perlu diolah untuk proses penarikan
kesimpulan. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah teknik hitung
statistik deskriptif dan tidak menggunakan statistika inferensial karena tidak
ada hipotesis.
Penelitian ini tidak terdapat hipotesis maka tidak terdapat uji hipotesis.
Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah
adalah presentase dari data yang diperoleh.
Presentase untuk setiap kemungkinan jawaban dapat diperoleh dengan
cara membagi frekuensi yang diperoleh (fo) dengan jumlah sampel (N),
kemudian dikalikan dengan 100% atau dengan rumus sebagai berikut :
(Sudjana & Ibrahim, 2004 :129)
P : Presentase
Fo : Frekuensi yang diperoleh
N : Jumlah sampel
Setelah selesai melakukan perhitungan data, selanjutnya dirumuskan
kriteria interprestasi skornya. Adapun Kriteria Interprestasi Skor menurut
Riduwan (2012:89), sebagai berikut :
yaitu dimulai dari tahap persiapan sampai dengan tahap pembuatan laporan
penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti mengacu terhadap prosedur
penelitian yang dikemukakan oleh Arikunto (2006:22), yaitu pembuatan
rancangan penelitian, pelaksanaan penelitian dan pembuatan laporan
penelitian.
1. Pembuatan Rancangan Penelitian
a. Memilih Masalah dan Studi Pendahuluan
Peneliti memilih masalah setelah melakukan studi pendahuluan dengan
berkunjung ke SMP Daarut Tauhiid Boarding School Bandung. Dalam
studi pendahuluan, peneliti melakukan wawancara dengan wakasek
kurikulum SMP Daarut Tauhiid Boarding School Bandung, sehingga
peneliti menemukan permasalahan yang dapat dijadikan sebagai latar
belakang dan rumusan masalah penelitian.
Setelah memilih masalah, selanjutnya peneliti melakukan perumusan
masalah penelitian. Merumuskan masalah ini, dengan melakukan
perumusan judul, membuat desain penelitian sesuai dengan masalah dan
tujuan penelitian yang telah ditentukan.
c. Memilih Metode dan Pendekatan Penelitian.
Dalam tahap penyusunan rancangan penelitian, peneliti memilih metode
dan pendekatan penelitian yang akan digunakan. Adapun metode yang
digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
d. Menentukan variabel
Setelah merumuskan masalah maka akan didapat variabel dalam
penelitian. Dalam penelitian ini terdapat satu variabel, yaitu roses
pembelajaran bidang studi IPA dalam pembentukan karakter Baku pada
siswa di SMP Daarut Tauhiid Boarding School Bandung.
e. Menentukan dan menyusun instrumen yang digunakan
Instrumen yang dipakai berupa angket, pedoman wawancara, dan pedoman
studi dokumentasi. Dalam tahap ini, peneliti melakukan beberapa hal,
yaitu :
1) Menyusun kisi-kisi instrumen sebagai acuan dalam pembuatan instrumen.
2) Penyusunan angket dan pedoman wawancara
3) Melakukan uji coba angket untuk dilihat validitas dan reliabilitas dari
angket yang digunakan dalam penelitian.
4) Melakukan revisi dari angket yang telah diujicobakan.
2. Pelaksanaan Penelitian
Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data sesuai dengan rumusan dan
tujuan penelitian. Peneliti melakukan pengumpulan data dari instrumen
yang telah disebarkan kepada responden.
b. Melakukan analisis data
Data yang sudah diperoleh dari hasil uji coba instrumen kemudian data
tersebut dianalisis sesuai dengan teknik analisis data yang ditetapkan.
c. Menarik kesimpulan
Setelah semua data dianalisis, kemudian peneliti menarik kesimpulan
berdasarkan data yang telah diperoleh dan dianalisis.
3. Pembuatan Laporan Penelitian
Dalam keseluruhan penelitian ini laporan disajikan dalam bentuk tertulis
yang disusun secara rinci dan sistematis dan berdasarkan dengan kaidah-kaidah
DAFTAR PUSTAKA
Agus ,Zaenul Fitri (2012). Pendidikan Karakter berbasis Nilai & Etika Di Sekolah, Jogjakarta : AR-RUZZ MEDIA.
Arifin, Zaenal. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Baharuddin dan Wahyuni, Esa. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.
Balitbang –Puskur .(2010) . Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.Jakarta : Kementrian Pendidikan Nasional.
Budiningsih, Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Destika. (2012:4) .Peranan IPA Dalam Pendidikan Karakter Bagi Siswa SMP. [online].
Tersedia:http://kuliahipa.blogspot.com/.[5 Maret 2012].
Good, Carter V. (1959) . Dictionary Of Education. New York : Mc. Graw Hill Book Company, Inc.
Gymnastiar, Abdullah. (2013). Membangun Karakter baku (baik dan kuat ) Bandung : SMS Tauhiid Publishing.
Hamalik, Oemar. (2004). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Heriyanto, Nanang.(2013).Hakikat Karakter. [online].
Tersedia:http://kkg4alakbok.blogspot.com/.[30 April 2013].
Koesoema. Doni A, 2010, Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global, Jakarta: Grasindo.
Muhammad. (2013:11).Jenis-jenis Proses Pembelajaran Menurut Kurikulum 2013. [online].
Mu’in. Fatchul, 2011, Pendidikan Karakter (Konstruksi Teoretik dan Praktek), Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA.
Mustaqim,Wahyu. (2013). Pengaruh Penerapan Pendidikan Karakter Di Sekolah Terhadap Perilaku Akademik Siswa Kelas XI Teknik Komputer Jaringan DI SMK PIRI 1 YOGYAKARTA .Jurnal Skripsi pada fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) : Tidak Diterbitkan.
Prasetyo, Bambang dkk. (2006). Metode penleitian Kuantitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Samani. Muchlas dan Hariyanto, 2011, “Konsep dan Model” Pendidikan
Karakter, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sudjana, Nana & Ibrahim. (2004). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung : Alfabeta.
Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara.