PENERAPAN PENDEKATAN STS PADA
PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN
KREATIVITAS SISWA
SKRIPSI
Sebagai bagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana (S-1)
IKHSAN KHAIRU R 1006792
Pendidikan Fisika
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pendidikan Indonesia
Penerapan Pendekatan STS Pada
Pembelajaran Fisika untuk
Meningkatkan Kreativitas Siswa
Oleh
Ikhsan Khairu Rachman
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Ikhsan Khairu Rachman 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Ikhsan Khairu Rachman, 2014
Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Kreativitas merupakan salah satu bentuk keberbakatan yang dimiliki oleh setiap orang, sehingga pendidikan berperan untuk meningkatkan kreativitas siswa. Pendekatan STS merupakan pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas siswa karena dalam tahap-tahapnya terdapat proses-proses kreatif. Tujuan utama dari penelitian ini adalah mengetahui peningkatan kreativitas siswa setelah diterapkan pendekatan STS pada pembelajaran fisika. Penelitian ini dilakukan karena pembelajaran saat ini belum menekankan pada keberbakatan kreativitas tetapi masih menekankan pada keberbakatan tingkat kecerdasan (IQ). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre-Experimental Design (nondesign) yang dipilih salah satu rancangan kuasi eksperimen, yaitu one-group pre-test post-test design. Data penelitian ini dikumpulkan melalui tes essai kreativitas untuk melihat rata-rata gain kreativitas siswa sebelum dan sesudah diberikan treatment dengan pendekatan STS. Penelitian ini menghipotesiskan bahwa tidak terdapat peningkatan kreativitas siswa setelah belajar materi fisika dengan pendekatan STS sebagai hipotesis nol (H0) dan terdapat peningkatan kreativitas siswa setelah belajar materi fisika dengan pendekatan STS sebagai hipotesis alternatif (Ha). Pengujian hipotesisnya dilakukan menggunakan uji-t pada α 0.01. Pada
penelitian ini didapat data bahwa nilai rata-rata kreativitas siswa dalam tes awal sebesar 93.28 dengan besar IPKnya 31.62% berkategori kurang kreatif dan posttest sebesar 221.28 dengan besar IPKnya 75.01% berkategori kreatif, sehingga rata-rata gainnya sebesar 128 dengan besar N-gain 0.61 berkategori sedang. Setelah dilakukan uji-T dengan nilai Thitung > Ttabel disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Thitung > Ttabel juga mempunyai arti bahwa peningkatan kreativitas siswa meningkat signifikan.
Ikhsan Khairu Rachman, 2014
Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Creativity is a form of giftedness that is owned by everyone, than education serves to enhance students' creativity. STS approach is learning to enhance students' creativity because the stages are in the creative processes. The main objective of this study was to determine the students' creativity enhancement after application of the STS approach to teaching physics. The study was conducted because the learning has not yet been emphasizing on giftedness creativity, but still insists on the level of giftedness intelligence (IQ). The method used in this study is the Pre-Experimental Design (nondesign) selected one of a quasi-experimental design, the one-group pre-test post-test design. The research data was collected through an essay test of creativity to see the average gain of the creativity of students before and after treatment with STS approach. This study hypothesized that there is an increase in the creativity of students after studying physics material with STS approach as the null hypothesis (H0) and there is an increase in the
creativity of students after studying physics material with STS approach as an alternative hypothesis (Ha). Hypothesis testing was performed using t-test at α 0.01. In this study, the data obtained that the average value of the students creativity in the tes awal of 93.28
with a GPA group of 31.62% and it’s less creative category and posttest for 221.28 with
a GPA group of 75.01% and it’s creative category, so that the average gain significantly at 128 with a N-gain of 0.61 on high category. After the T-test with a value tcount>ttable
concluded that the null hypothesis (H0) is rejected and the alternative hypothesis (Ha) is
accepted. tcount>ttable also means that the development of the creativity of students
increased significantly.
Ikhsan Khairu Rachman, 2014
Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... iError! Bookmark not defined.
LEMBAR PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.v UCAPAN TERIMAKASIH ... Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.i DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR TABEL ... iv
TABEL GAMBAR DAN DIAGRAM ... vi DAFTAR LAMPIRAN ... vii BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.
1.1.Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.2.Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.3.Batasan Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.4.Tujuan Penelitian... Error! Bookmark not defined.
1.5.Manfaat Penelitian... Error! Bookmark not defined.
1.6.Struktur Organisasi Skripsi ... Error! Bookmark not defined.
BAB II KAJIAN TEORITIS ... Error! Bookmark not defined.
2.1 Pembelajaran dengan Pendekatan STS (Science, Technology, dan
Society) ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Konstruktivisme ... Error! Bookmark not defined.
2.1.2 Pendekatan STS... Error! Bookmark not defined.
2.1.3 Fitur-Fitur STS ... Error! Bookmark not defined.
2.2 Kreativitas ... Error! Bookmark not defined.
2.2.1 Definisi Kreativitas ... Error! Bookmark not defined.
Ikhsan Khairu Rachman, 2014
Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.3 Keterkaitan Antara Pendekatan STS (Science, Technology, and
Society) dengan Kreativitas ... Error! Bookmark not defined.
BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.
3.1 Metode dan Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.2 Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.3 Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.4 Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined.
3.5 Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.6 Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.7 Teknik Pengambilan Data ... Error! Bookmark not defined.
3.8 Teknik Analisis Uji Coba Instrumen ... Error! Bookmark not defined.
3.9 Hasil Uji Coba Instrumen Tes ... Error! Bookmark not defined.
3.10Teknik Pengolahan Data ... Error! Bookmark not defined.
3.11Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .... Error! Bookmark not defined.
4.1 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
4.1.1 Keterlaksanaan Pendekatan STS . Error! Bookmark not defined.
4.1.2 Tes Awal dan Tes Akhir Kreativitas ... Error! Bookmark not
defined.
4.1.3 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
4.2 Pembahasan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
4.2.1 Keterlaksanaan Tahap-Tahap Pendekatan STSError! Bookmark
not defined.
4.2.2 Tes awal dan Tes Akhir Kreativitas ... Error! Bookmark not
defined.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.
5.1 Kesimpulan... Error! Bookmark not defined.
Ikhsan Khairu Rachman, 2014
Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Daftar Pustaka ... Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Strategi Konstruktivisme dalam Pembelajaran ... 9
Tabel 2.2. Perbandingan Pengajaran Secara Tradisional dan Pendekatan STS .... 15
Tabel 2.3. Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif ... 21
Tabel 3.1. Desain Penelitian One Group Tes awal-Postest Design ... 27
Tabel 3.2. Kategori validitas Butir Soal ... 31
Tabel 3.3. Kategori Reliabilitas Butir Soal ... 32
Tabel 3.4. Interpretasi Daya Pembeda ... 32
Tabel 3.5. Interpretasi Tingkat Kesukaran ... 33
Tabel 3.6. Rekapitulasi Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran, dan Daya Pembeda ... 34
Tabel 3.7 Interpretasi Keterlaksanaan Model ... 35
Tabel 3.8. Pemberian Skor Kreativitas ... 36
Tabel 3.9. Kategori IPK Kreativitas ... 38
Tabel 3.10. Interpretasi Nilai Gain yang Dinormalisasi (N-Gain) ... 40
Tabel 4.1. Persentase Keterlaksanaan Pendekatan STS ... 42
Tabel 4.2. Indeks Prestasi Kelompok (IPK) Kreativitas ... 46
Ikhsan Khairu Rachman, 2014
Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.4. Gain Skor Tes Kreativitas ... 47
Tabel 4.5. Gain Skor Faktor-Faktor Kreativitas... 48
Tabel 4.6. Hasil Uji Normalitas, Uji Homogenitas, dan Uji-t... 49
TABEL GAMBAR DAN DIAGRAM Gambar 4.1. Diagram Indeks Prestasi Kelompok Kreativitas ... 52
Gambar 4.2. Diagram Gain Skor Rata-Rata Tes Kreativitas ... 52
Gambar 4.3. Diagram Gain Skor Faktor-Faktor Kreativitas ... 53
Ikhsan Khairu Rachman, 2014
Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A. 1. Silabus... 52
Lampiran A. 2. RPP 1 ... 52
Lampiran A. 3. RPP 2 ... 52
Lampiran A. 4. LKS Energi Potensial ... 52
Lampiran A. 5. LKS Energi Terbarukan ... 52
Lampiran B. 1. Soal Kreativitas Studi Pendahuluan ... 52
Lampiran B. 2. Kisi-Kisi Soal Kreativitas Penelitian ... 52
Lampiran B. 3. Soal Kreativitas Penelitian ... 52
Lampiran B. 4. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pendekatan STS ... 52
Lampiran B. 5. a. Lembar Judgment Soal Kreativitas Essai ... 52
Lampiran B. 5. b. Lembar Judgment Soal Kreativitas Verbal ... 52
Ikhsan Khairu Rachman, 2014
Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lampiran C. 1. a. Validitas ... 52
Lampiran C. 1. b. Reliabilitas ... 52
Lampiran C. 1. c. Tingkat Kesukaran ... 52
Lampiran C. 1. d Daya Pembeda. ... 52
Lampiran C. 2. a. Hasil Observasi Keterlaksanaan Pendekatan STS Guru ... 52
Lampiran C. 2. b.Hasil Observasi Keterlaksanaan Pendekatan STS Siswa... 52
Lampiran C. 3. a. Hasil Tes Kreativitas Awal ... 52
Lampiran C. 3. b.Hasil Tes Kreativitas Akhir ... 52
Lampiran C. 4. a. Hasil Uji Normalitas ... 52
Lampiran C. 4. b. Hasil Uji Homogenitas ... 52
Lampiran C. 4. c. Hasil Uji-t ... 52
Lampiran C. 5. Hasil Analisis Data ... 52
Lampiran D. 1. Foto Kegiatan Penelitian... 52
Lampiran D. 2. Lembar Kesediaan Penilai Instrumen Penelitian ... 52
Lampiran D. 3. Lembar Perbaikan dari Penilai Instrumen ... 52
Lampiran D. 4. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari Sekolah ... 52
Lampiran D. 5. Lembar Hasil Observer ... 52
Ikhsan Khairu Rachman, 2014
Ikhsan Khairu Rachman, 2014
Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Ilmu pengetahuan kurang efektif jika disampaikan secara langsung dari
pendidik kepada peserta didik. Sebagaimana yang diungkapkan Trianto (2007)
bahwa IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara
umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode
ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa
ingin tahu, terbuka, jujur dan sebagainya. Ilmu pengetahuan alam (IPA)
khususnya fisika harus menjadi penyelesai masalah pada kehidupan sehari-hari
bukan sebagai penambah masalah yang dianggap sebagai mata pelajaran dengan
banyaknya rumus dan teori sehingga fisika menjadi ilmu hafalan. Collete &
Chiapetta (1994) menyatakan pendapatnya tentang sains, yaitu:
“Science should viewed as a way thinking in the pursuit of understanding
nature, as the way investigation claim about phenomena, and as a body of
knowledge that has resulted from inquiry”.
Bahwa sains harus dipandang sebagai suatu cara berpikir dalam upaya memahami
alam, sebagai suatu cara penyelidikan tentang gejala, dan sebagai suatu kumpulan
pengetahuan yang didapatkan dari proses penyelidikan. Oleh karena itu, peserta
didik harus mempunyai kemampuan berpikir dan menyelidiki langsung terhadap
gejala-gejala alam.
Kemampuan berpikir merupakan suatu karakteristik yang dianggap penting
untuk dimasukan ke dalam kurikulum sekolah. Mengajarkan kemampuan berpikir
secara eksplisit dan memadukannya dengan materi pembelajaran (kurikulum)
dapat membantu para siswa untuk menjadi pemikir yang kritis dan kreatif secara
efektif (Sutrisno: 2008). Kuswana (2011, hal. 23) juga berpendapat bahwa
kemampuan berpikir sejalan dengan wacana meningkatkan mutu pendidikan
2
Ikhsan Khairu Rachman, 2014
Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Munandar (2002, hal. 4) berpendapat bahwa tujuan pendidikan pada
umumnya adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik
untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal. Keberbakatan
tidak hanya diartikan sebagai orang yang memiliki tingkat kecerdasan (IQ) yang
tinggi melainkan juga kreativitas atau berpikir kreatif, sehingga ia dapat
mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya, sesuai dengan kebutuhan
pribadinya atau kebutuhan masyarakat. Sebagaimana penyelenggaraan pendidikan
yang tertuang dalam Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3 bertujuan untuk membangun landasan bagi
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang: (1) beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan berkepribadian
luhur; (2) berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif; (3) sehat, mandiri, dan
percaya diri; dan (4) toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan ke salah satu Sekolah Menengah
Pertama (SMP) di Bandung menggunakan instrumen tes essai kreativitas yang
menekankan pada dimensi kognitif (berpikir kreatif) dan dikategorikan
berdasarkan berpikir divergen menghasilkan rata-rata nilai 5.97 dari nilai
maksimum 13. Rata-rata nilai tersebut dimasukan dalam persamaan 3.6 sebagai
nilai indeks prestasi kelompok kreativitas sebesar 45.92% dengan kategori kurang
kreatif sesuai tabel 3.8. Nilai tersebut diperoleh dari empat aspek berpikir
divergen, diantaranya kelancaran (fluency) dengan rata-rata nilainya 0.8 dari nilai
maksimum 2, keluwesan (flexibility) rata-rata nilainya 3.26 dari nilai maksimum 6, keaslian (originality) rata-rata nilainya 0.89 dari nilai maksimum 2, dan
penguraian (elaboration) rata-rata nilainya 1.03 dari nilai maksimum 3. Rata-rata
nilai keempat aspek berfikir divergen tersebut dimasukan dalam persamaan 3.6
sebagai nilai indeks prestasi kelompok kelancaran sebesar 40% dengan kategori
kurang lancar sesuai tabel 3.8, nilai indeks prestasi kelompok keluwesan sebesar
54.33% dengan kategori kurang luwes sesuai tabel 3.8, nilai indeks prestasi
3
Ikhsan Khairu Rachman, 2014
Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan nilai indeks prestasi kelompok penguraian sebesar 34.33% dengan kategori
kurang menguraikan sesuai tabel 3.8.
Supriadi (2001, hal. 16) mengasumsikan tentang kreativitas menjadi
beberapa asumsi yang diangkat dari teori dan berbagai studi tentang kreativitas,
salah satunya adalah setiap orang memiliki kemampuan kreatif dengan tingkat
yang berbeda-beda. Tidak ada orang yang sama sekali tidak memiliki kreativitas
dan yang diperlukan adalah bagaimanakah mengembangkan atau meningkatkan
kreativitas tersebut. Devito 1971 halaman 213-216 (Supriadi, 2001, hal. 16)
mengemukakan bahwa kreativitas merupakan suatu kemampuan yang dimiliki
oleh setiap orang dengan tingkat yang berbeda-beda. Setiap orang lahir dengan
potensi kreatif, dan potensi ini dapat dikembangkan dan dipupuk. Dalam nada
yang sama, Piers 1976 halaman 268 (Supriadi, 2001, hal. 16) mengemukakan “All
individuals are creative in diverse ways and different degrees”.
Kreativitas atau berpikir kreatif tentunya tidak dengan sendirinya meningkat
atau berkembang, tetapi melewati beberapa langkah proses kreatif. Wallas 1926
(Munandar, 2002, hal. 27) menyampaikan langkah-langkah proses kreatif yang
sampai sekarang masih banyak diterapkan dalam peningkatan kreativitas meliputi
tahap persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi.
Pendekatan pembelajaran yang memiliki langkah-langkah proses kreatif
adalah pendekatan science, technology, and society (STS). Dass 1999 (Raja,
2009) mengemukakan empat langkah kegiatan kelas dalam pendekatan STS.
Keempat langkah pembelajaran tersebut adalah fase invitasi, eksplorasi,
mengusulkan penjelasan dan solusi, dan mengambil tindakan. Fase invitasi sama
dengan tahap persiapan pada proses kreatif, yaitu fase mengidentifikasi situasi
dari berbagai macam persepsi siswa atau mempersiapakan diri untuk memecahkan
masalah dengan belajar berpikir. Fase eksplorasi sama dengan tahap inkubasi dan
tahap iluminasi pada proses kreatif, yaitu kegiatan mencari dan menghimpun data/
informasi tidak dilanjutkan yang pada akhirnya timbul wawasan dan inspirasi atau
4
Ikhsan Khairu Rachman, 2014
Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pada proses kreatif, yaitu tahap ide atau kreasi baru dikomunikasikan dan
meminta solusi sebagai pengujian terhadap realitas. McCormack dan Yager 1989
(Yager, 2006, hal. 249) mengembangkan taksonomi pembelajaran IPA pada
pembelajaran dengan pendekatan STS menjadi lima domain, yaitu domain
pengetahuan, domain proses sain, domain kreativitas, domain sikap, dan domain
penerapan.
Oleh karena itu, kreativitas yang perlu diterapkan dalam kurikulum sekolah,
tetapi masih kurang dimiliki peserta didik sesuai studi pendahuluan dapat
ditingkatkan dengan fase-fase pendekatan STS. Berdasarkan hal tersebut penulis
tertarik untuk melakukan penelitian skripsi yang berjudul “Peningkatan
Kreativitas Siswa Setelah Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan STS (Science,
Technology, and Society)”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimana peningkatan kreativitas siswa setelah diterapkan pendekatan
STS pada pembelajaran fisika?
1.3. Batasan Masalah
Masalah yang dikembangkan pada penulisan ini perlu dibatasi agar lebih
terarah dan memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah-masalah yang
dikaji. Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, batasan masalahnya adalah
kreativitas didefinisikan berdasarkan salah satu dimensinya “the Four P’s of
Creativity” (Rhodes 1961 dalam Munandar, 2002: 20) yaitu produk. Kreativitas
yang diukur menekankan pada dimensi kognitif (berpikir kreatif) dan
dikategorikan berdasarkan berpikir divergen yang mencakup lima aspek (Guilford
dalam Supriadi, 2001: 7) yaitu: (1) fluency (berpikir lancar); (2) flexibility
(berpikir luwes); (3) originality (orisinalitas berpikir); (4) elaboration
5
Ikhsan Khairu Rachman, 2014
Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menilai (evaluation) tidak diukur karena terlalu tinggi buat siswa untuk membuat
patokan penilaian dan menentukan suatu pertanyaan benar, suatu rencana sehat,
atau suatu tindakan bijaksana.
1.4. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah
mendapatkan informasi tentang peningkatan kreativitas siswa setelah diterapkan
pendekatan STS (Science, Technology, and Society) pada pembelajaran fisika.
1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pengaruh
pendekatan STS (Science, Technology, and Society) terhadap kreativitas siswa.
Berdasarkan hal tersebut penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat
memberikan manfaat terutama:
1. Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian ini dapat memberi sumbangan yang sangat berharga pada
perkembangan ilmu pendidikan, terutama pada penerapan pendekatan STS untuk
meningkatkan kreativitas siswa.
2. Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk memperbaiki praktik-praktik
pembelajaran guru agar tidak hanya meningkatkan kognitif siswa melainkan
krativitas juga ditingkatkan.
3. Bagi Siswa
Meningkatkan kreativitas siswa dalam menemukan pengetahuan dan
mengembangkan wawasan melalui pembelajaran dengan pendekatan
pembelajaran yang inovatif.
4. Bagi Guru atau Calon Peneliti
Sebagai sumber informasi dan referensi dalam pengembangan penelitian
6
Ikhsan Khairu Rachman, 2014
Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Bagi Peneliti
Sebagai sarana belajar untuk mengintegrasikan pengetahuan dan
keterampilan dengan terjun langsung sehingga dapat melihat, merasakan, dan
menghayati apakah praktik-praktik pembelajaran yang dilakukan selama ini sudah
efektif dan efisien.
1.6. Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi dari penulisan skripsi ini terdiri dari pendahuluan, kajian
teoritis, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, dan kesimpulan. Bab
1 yaitu pendahuluan tentang latar belakang penelitian yang memaparkan konteks
penelitian yang dilakukan, identifikasi perumusan masalah yang memuat
identifikasi spesifik mengenai permasalahan yang akan diteliti, batasan masalah
penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian yang memberikan gambaran
mengenai nilai lebih atau kontribusi yang dapat diberikan oleh hasil peneliti yang
dilakukan, dan struktur organisasi.
Bab II adalah bagian kajian pustaka/landasan teoretis yang memberikan
konteks yang jelas terhadap topik atau permasalahan yang diangkat dalam
penelitian. Melalui kajian pustaka ditunjukkan the state of the art dari teori yang
sedang dikaji dan kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti.
Teori yang dikaji dalam penelitian ini adalah teori belajar, pendekatan science,
technology, and society (STS) dan konsep kreativitas.
Bab III tentang metode penelitian yang dilakukan, bagian ini merupakan
bagian yang bersifat prosedural, yakni bagian yang mengarahkan pembaca untuk
mengetahui bagaimana peneliti merancang alur penelitiannya dari mulai terdiri
dari desain penelitian, subjek penelitian, variabel penelitian, definisi operasional,
hipotesis penelitian, prosedur penelitian, instrument penelitian, teknik
pengumpulan data, dan analisis data.
Bab IV ini menyampaikan dua hal utama, yakni (1) temuan penelitian
7
Ikhsan Khairu Rachman, 2014
Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bentuknya sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian, dan (2)
pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah
dirumuskan sebelumnya
Bab V ini berisi simpulan, implikasi, dan rekomendasi, yang menyajikan
penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian
sekaligus mengajukan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil
Ikhsan Khairu Rachman, 2014
Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan metode
Pre-Experimental Design (nondesign). Pada penelitian ini dipilih salah satu
rancangan kuasi eksperimen, yaitu one-group pre-test post-test design. Dalam
design ini, kelompok tidak diambil secara acak atau pasangan, juga tidak ada
kelompok pembanding, tetapi diberi tes awal sebelum perlakuan, kemudian
dilanjutkan perlakuan dengan menggunakan pendekatan STS dan terakhir
diberikan tes akhir dengan menggunakan instrumen yang sama seperti pada tes
awal. Desain penelitian digambarkan pada tebel 3.1.
Tabel 3.1. Desain Penelitian One Group Tes awal-Postest Design
Tes awal Perlakuan Tes akhir
O1 X O2
(Sugiyono, 2013, hal. 111)
Keterangan:
O1 = nilai tes awal (sebelum diberi perlakuan)
O2 = nilai posttest (sesudah diberi perlakuan)
3.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa VII.4 di sekolah penelitian yang dipilih
secara sampling purposive, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu (Sugiyono, 2013, hal. 120). Pertimbangan yang diambil karena sampel
merupakan kelas yang keberbakatan intelegensinya (IQ) tinggi di sekolah tersebut
28
Ikhsan Khairu Rachman, 2014
Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.3 Variabel Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebas pada penelitian ini merupakan perlakuan pembelajaran
yang dilakukan kepada siswa untuk mengubah variabel terikat. Sedangkan
variabel terikat pada penelitian ini merupakan dampak yang diharapkan
meningkat setelah pemberian perlakuan.
Variabel bebas : Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan STS (Science,
Technology, and Society).
Variabel terikat : Peningkatan Kreativitas Siswa.
3.4 Definisi Operasional
1. Pendekatan STS (Science, Technology, and Society)
STS (Science, Technology, and Society) adalah pendekatan pembelajaran
berbasis sains yang diimplementasikan pada teknologi yang sering digunakan oleh
masyarakat. Taksonomi STS dikembangkan menjadi lima domain, salah satunya
adalah domain kreativitas. Pendekatan STS memiliki empat fase pembelajaran,
yaitu fase invitasi atau undangan atau inisiasi, eksplorasi, mengusulkan penjelasan
dan solusi, dan mengambil tindakan. Keterlaksanaan langkah pembelajaran
dengan pendekatan STS ini ditentukan dengan cara melakukan
observasi/pengamatan yang dilakukan oleh observer pada saat pembelajaran
berlangsung dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan.
2. Kreativitas
Definisi kreativitas yang diambil dalam penelitian ini penekanan pada salah
satu dimensi yaitu produk. Kreativitas diukur menggunakan tes essai kreativitas
yang mencakup empat aspek diantaranya kelancaran (fluency), keluwesan
(flexibility), keaslian (originality), dan penguraian (elaboration). Indikator
kreativitas atau kemampuan berpikir kreatif yang diukur dalam penelitian yaitu,
mengajukan banyak pertanyaan, menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada
29
Ikhsan Khairu Rachman, 2014
Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kelancaran; memberikan aneka penggunaan yang tidak lazim terhadap suatu objek
dan memberikan bermacam-macam penafsiran terhadap suatu gambar, cerita, atau
masalah untuk aspek keluwesan; memikirkan masalah-masalah atau hal yang
tidak terpikirkan orang lain dan lebih senang mensintesis dari pada menganalisis
situasi untuk aspek keaslian; dan Mengembangkan atau memperkaya gagasan
orang lain untuk aspek penguraian. Analisis data yang dicari dari skor tes
kreativitas atau kemampuan berpikir kreatif adalah peningkatannya yang
diperoleh dari analisis gain ternormalisasi.
3.5 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori yang telah dipaparkan, penulis membuat hipotesis
penelitian yang selanjutnya diuji menggunakan uji-t. Hipotesis pada penelitian ini
terdiri dari dua hipotesis, yaitu:
Hipotesis kerja (H0) : Tidak terdapat peningkatan kreativitas siswa
setelah belajar materi fisika dengan pendekatan
STS (Science, Technology, and Society).
Hipotesis alternatif (Ha) : Terdapat peningkatan kreativitas siswa setelah
belajar materi fisika dengan pendekatan STS
(Science, Technology, and Society).
3.6 Prosedur Penelitian
Langkah-langkah dalam penelitian digambarkan dalam diagram berikut ini.
30
Ikhsan Khairu Rachman, 2014
Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Diagram 3.1. Alur Penelitian
3.7 Teknik Pengambilan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan untuk
memperoleh data-data yang mendukung pencapaian tujuan penelitian. Dalam
penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan terhadap data sekunder dan
data primer.
1. Data Primer
Data primer adalah data kreativitas siswa menggunakan tes uraian
kreativitas yang mengukur aspek fluency (berpikir lancar), flexibility (berpikir luwes), originality (orisinalitas berpikir), dan elaboration (penguraian). Instrumen
Analisis data Tes Akhir Perlakuan
dengan pendekatan
STS Pengukuran
peningkatan kreativitas
siswa
31
Ikhsan Khairu Rachman, 2014
Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
untuk mengumpulkan data primer dapat dilihat pada lampiran B.3 dan data hasil
penelitian dapat dilihat pada lampiran C. 4 dan lampiran C. 5.
2. Data Sekunder
Data sekunder berupa keterlaksaan pembelajaran pendekatan STS (Science,
Technology, and Society). Data keterlaksanaan pembelajaran pendekatan STS
berupa daftar isian yang diisi oleh observer untuk mengamati secara langsung
keterlaksanaan pemebelajaran di kelas. Instrumen observasi keterlaksanaan
pembelajaran berbentuk checklist (√), artinya observer hanya memberikan tanda
checklist jika kategori yang dimaksudkan dalam format observasi terlaksana.
Selain itu, pada format observasi juga memuat keterangan supaya observer dapat
memberi penjelasan tentang keadaan yang teramati. Instrumen untuk
mengumpulkan data sekunder dapat dilihat pada lampiran B.4 dan data hasil
penelitiannya dapat dilihat pada lampiran C. 3.
3.8 Teknik Analisis Uji Coba Instrumen
Untuk mendapatkan data yang benar dan dapat menggambarkan
kemampuan subjek penelitian dengan tepat maka diperlukan alat (instrumen tes)
yang baik pula. Dalam penelitian ini, sebelum instrumen tes dipakai dalam
penelitian, instrumen tes terlebih dulu diujicobakan ke kelas yang berada di
sekolah tempat penelitian dilaksanakan. Data hasil uji coba tes kemudian
dianalisis untuk mendapatkan keterangan mengenai layak atau tidaknya instrumen
tes dipakai dalam penelitian.
Analisis uji coba instrumen meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji
kesukaran, dan uji daya pembeda sebagai berikut:
3.8.1 Validitas
Nilai validitas tes butir soal ini didapat dengan mengorelasikan skor hasil uji
coba tiap butir soal dengan skor totalnya. Nilai validitas dihitung dengan
menggunakan rumus korelasi produk momen memakai angka kasar (row score).
32
Ikhsan Khairu Rachman, 2014
Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
: Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
N : Banyaknya siswa uji coba
: Skor tiap butir soal : Skor total tiap butir soal
Interpretasi nilai dapat dikategorikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.2. Kategori Validitas Butir Soal
Koefisien validitas (rxy) Interpretasi
0.81 – 1.00 sangat tinggi
0.61 – 0.80 Tinggi
0.41 – 0.60 Sedang
0.21 – 0.40 Rendah
0.00 – 0.20 sangat rendah
(Arikunto, 2009, hal. 75)
3.8.2 Reliabilitas
Untuk menghitung koefisien reliabilitas bentuk uraian dikenal dengan rumus
Alpha, seperti dibawah ini:
: Koefisien reliabilitas : Banyak butir soal (item)
: Jumlah varians skor setiap item : Varians skor total
33
Ikhsan Khairu Rachman, 2014
Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah didapat harga koefisien reliabilitas maka harga tersebut diinterpretasikan
terhadap kategori tertentu yang terdapat pada tabel 3.3 berikut.
Tabel 3.3. Kategori Reliabilitas Butir Soal
Koefisien Reliabilitas Interpretasi
≤ 0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah
0,20 < ≤ 0,40 Derajat reliabilitas rendah
0,40 < ≤ 0,60 Derajat reliabilitas sedang
≤ 0,80 Derajat reliabilitas tinggi ≤ 1,00 Derajat reliabilitas sangat tinggi
(Arikunto, 2009, hal. 75)
3.8.3 Daya Pembeda
Untuk menghitung daya pembeda tiap item soal essai, terlebih dahulu
ditentukan skor total siswa dari siswa yang memperoleh skor tinggi ke rendah.
Kemudian ambil 27% dari kelompok atas dan 27% dari kelompok bawah.
...(3)
keterangan:
Xu = skor rata-rata (mean) kelompok tinggi XL = skor rata-rata (mean) kelompok rendah
X = Skor maksimal
Nilai daya pembeda (DP) yang diperoleh, kemudian diinterpretasikan pada
kategori berikut ini :
Tabel 3.4. Interpretasi Daya Pembeda
34
Ikhsan Khairu Rachman, 2014
Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DP ≤ 0.20 Buruk
0.20 < DP ≤ 0.40 Cukup 0.40 < DP ≤ 0.70 Baik
DP > 0.70 Baik Sekali
Arikunto (2012, hal. 232)
3.8.4 Tingkat Kesukaran (TK)
Untuk menginterpretasikan TK tiap item soal essai tiap tahap dilakukan
dengan interpretasi terhadap standar TK yaitu:
TK =
S X
...(4) dengan :
TK = Indeks tingkat kesukaran tes bentuk essai
X = Rata-rata nilai siswa perbutir soal S = Skor maksimum
Tabel 3.5. Interpretasi Tingkat Kesukaran
Nilai TK Interpretasi
TK ≤ 0.3 Sukar
0.3 < TK ≤ 0.7 Sedang
TK > 0.7 Mudah
Arikunto (2012, hal. 225)
3.9 Hasil Uji Coba Instrumen Tes
Untuk memperoleh instrument tes yang baik maka tes tersebut harus diuji
cobakan terlebih dahulu. Uji coba ini dilakukan kepada siswa SMP kelas IX di
sekolah penelitian yang telah terlebih dahulu mempelajari materi yang dijadikan
pokok bahasan dalam penelitian. Instrumen yang diuji coba berupa tes berbentuk
essai kreativitas sebanyak 27 soal.
Data primer hasil uji coba kemudian dianalisis validitasnya pada persamaan
35
Ikhsan Khairu Rachman, 2014
Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
daya pembeda pada persamaan 4. Selanjutnya hasil validitasnya diinterpretasikan
sesuai tabel 3.2, hasil reliabilitasnya diinterpretasikan sesuai tabel 3.3, hasil
tingkat kesukarannya diinterpretasikan sesuai tabel 3.4, dan hasil daya
pembedanya diinterpretasikan sesuai tabel 3.5. Analisis validitas, tingkat
kesukaran, dan daya pembeda dilakukan pada setiap butir soal, tetapi reliabitas
dilakukan pada seluruh butir soal dengan menggunakan software Microsoft Excel.
Hasil rekapitulasi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda
terdapat pada tabel 3.6 berikut.
Tabel 3.6. Rekapitulasi Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran, dan Daya Pembeda
Jenis Tes
No Soal
Validitas Reliabilitas Tingkat
Kesukaran Daya Pembeda Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori
Essai
Soal Validitas Reliabilitas
Tingkat
36
Ikhsan Khairu Rachman, 2014
Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori
Sifat-sifat yang
mempunyai validitas sebanyak 7.41% kategori tinggi, 44.44% kategori sedang,
22.22% kategori rendah, dan 25.93% kategori sangat rendah. Berdasarkan data
reliabilitas memiliki nilai reliabilitas sebesar 0.74 dengan kategori tinggi.
Berdasarkan tingkat kesukaran sebanyak 77.8% kategori sedang dan 22.22%
kategori susah. Berdasarkan daya pembeda sebanyak 3.70% kategori baik,
55.56% kategori cukup, dan 40.74% kategori jelek. Rekapitulasi tersebut menjadi
acuan untuk memperbaiki soal yang memiliki validitas kategori rendah dan sangat
rendah. Setelah dilakukan analisis perbaikan, semua soal instrumen digunakan
kembali untuk menilai kreativitas siswa.
3.10 Teknik Pengolahan Data
3.10.1 Data Hasil Observasi
Untuk mendeskripsikan hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran,
langkah-langkah yang ditempuh adalah memberikan skor 1 untuk tahapan
pembelajaran yang terlaksana dan skor 0 untuk tahapan yang tidak terlaksana,
setelah itu jumlahkan skor keterlaksanaan tahapan pembelajaran kemudian
37
Ikhsan Khairu Rachman, 2014
Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
… (5)
Untuk mengetahui kategori keterlaksanaan pendekatan pembelajaran pada
setiap pertemuan maka data hasil observasi diolah menjadi dalam bentuk
persentase dengan interpretasi yang tercantum dalam tabel 3.7.
Tabel 3.7. Interpretasi Keterlaksanaan Pembelajaran
% Kategori Keterlaksanaan
(Mulyadi dalam Raningsih, 2011)
3.10.2 Data Hasil Tes Uraian
Instrumen tes digunakan untuk memperoleh data kuantitatif berupa hasil tes
untuk mengukur kreativitas siswa. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan
membandingkan hasil tes awal dan tes akhir. Adapun langkah-langkah analisis
data tes ini adalah sebagai berikut:
1. Pemberian Skor Kreativitas
Tabel 3.8. Pemberian Skor Kreativitas
NO Aspek
KBK Jenis Tes
No
Soal Skor
1 Kelancaran
Essai 1,2,3 1. Setiap jawaban atau pertanyaan diberi
skor 1 jika berhubungan dengan energi,
baik secara langsung atau tidak
langsung Menyebutkan
nama 1,2,3,4
38
Ikhsan Khairu Rachman, 2014
Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ideasional 1,2,3,4 2. Setiap jawaban atau pertanyaan diberi
skor 0 jika berhubungan dengan energi Sifat-sifat yang
sama 1,2,3,4
Penggunaan luar 1,2,3,4
NO Aspek
KBK Jenis Tes
No
Soal Kategori
1 Kelancaran Apa akibatnya 1.2.3.4
1. Setiap jawaban atau pertanyaan diberi
skor 1 jika berhubungan dengan energi,
baik secara langsung atau tidak
langsung
2. Setiap jawaban atau pertanyaan diberi
skor 0 jika berhubungan dengan energi
2 Keluwesan
Essai 1,2,3 1. Jawaban atau pertanyaan diberi skor
berdasarkan jumlah kategori yang
berbeda yang berhubungan dengan
energi, baik secara langsung atau tidak
langsung
2. Jawaban atau pertanyaan tidak diberi
skor jika kategorinya tidak berhubungan
dengan energi Sifat-sifat yang
sama 1,2,3,4
Penggunaan luar
biasa 1,2,3,4
Apa akibatnya 1,2,3,4
3 Keaslian
Essai 1,2,3 1. Setiap jawaban atau pertanyaan diberi
skor 1 jika jawaban atau pertanyaan
diberikan oleh 10% atau lebih
responden
2. Setiap jawaban atau pertanyaan diberi
skor 2 jika jawaban atau pertanyaan Sifat-sifat yang
sama 1,2,3,4
Penggunaan luar
39
Ikhsan Khairu Rachman, 2014
Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Munro, 2004, hal. 3)
2. Menghitung Skor Rata-Rata Setiap Aspek Kreativitas
Skor yang telah diperoleh kemudian dirata-ratakan berdasarkan aspek
kreativitas.
3. Menghitung besarnya IPK
Rata-rata skor kemudian dihitung persentasenya sehingga persentase ini
dinyatakan dalam IPK (Indeks Prestasi Kelompok)
IPK =
SMI x
x 100% …(6)
dengan:
IPK = Indeks Prestasi Kelompok
X = rata-rata skor setiap aspek afektif
Apa akibatnya 1,2,3,4
diberikan oleh 5% sampai 9%
responden
3. Setiap jawaban atau pertanyaan diberi
skor 3 jika jawaban atau pertanyaan
diberikan oleh 2% sampai 4%
responden
4. Setiap jawaban atau pertanyaan diberi
skor 4 jika jawaban atau pertanyaan
diberikan kurang dari 2% responden
NO Aspek
KBK Jenis Tes
No
Soal Skor
4 Penguraian
Essai 1,2,3.3 1. Jawaban atau pertanyaan diberi skor 1
untuk setiap gagasan tambahan yang
tidak diberikan pada instruksi.
2. Gagasan tambahan bisa berupa solusi
atau kemungkinan keadaan lain yang
dipikirkan responden
40
Ikhsan Khairu Rachman, 2014
Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
SMI = skor ideal
4. Mengategorikan Indeks Prestasi Kelompok (IPK)
Setelah didapat nilai dari persamaan 6, selanjutnya dikategorikan seperti yang
disajikan pada Tabel 3.8.
Tabel 3.9. Kategori IPK
Kategori IPK Interpretasi
90,00 % – 100,00 % Sangat kreatif
75,00 % – 89, 99 % Kreatif
55,00 % - 74,99 % Cukup kreatif
31,00 % - 54,99 % Kurang kreatif
0,00 % - 30,99 % Sangat kurang kreatif
(Panggabean, 1996)
3.10.3 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan pada rata-rata skor tes akhir karena pada penelitian
ini yang dilihat adalah peningkatan kreativitas siswa sebelum dan sesudah
perlakuan. Pengujian ini dilakukan untuk menentukan uji statistik yang akan
digunakan selanjutnya. Pengujian dilakukan dengan menggunakan tes kecocokan
chi kuadrat dengan langkah-langkah sebagai berikut (Panggabean, 2001, hal. 36),
yaitu:
a. Menentukan banyak kelas (k) dengan rumus:
k = 1 + 3.3 logn
b. Menentukan panjang kelas (p) dengan rumus:
c. Menghitung z skor untuk batas kelas interval dengan menggunakan rumus:
41
Ikhsan Khairu Rachman, 2014
Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
e. Menentukan frekuensi ekspektasi (Ei) = Ei = n x l
f. Menghitung X2dengan rumus:
…(7)
g. Mengonsultasikan harga X2 dari hasil perhitungan dengan tabel chi-kuadrat:
X2hitung <X2tabel, berarti data terdistribusi normal
X2hitung >X2tabel, berarti data tidak terdistribusi normal
dengan:
n = Banyaknya sampel
= Rata-rata nilai
SD = Standar deviasi
l = Luas kelas interval
l1 = Luas daerah batas bawah
kelas interval
l2 = Luas daerah batas atas kelas
interval
Oi = Frekuensi observasi
Ei = Frekuensi ekspektasi
42
Ikhsan Khairu Rachman, 2014
Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.10.4 Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan distribusi F.
langkah-langkah yang ditempuh dalam uji homogenitas adalah sebagai berikut
(Panggabean, 2001, hal. 137), yaitu:
a. Menguji homogenitas variansi dengan rumus:
…(8)
b. Menentukan nilai F dari tabel distribusi frekuensi dengan drajat kebebasan:
c. Menentukan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F dari tabel, jika:
Fhitung <Fabel, berarti varians homogen
Fhitung >Fabel, berarti varians tidak homogen
dengan:
= variansi yang lebih besar = variansi yang lebih kecil
3.10.5 Uji Hipotesis
Uji perbedaan tes kreativitas siswa sebelum dan sesudah penerapan
pendekatan STS dilakukan dengan menggunakan uji-t. Uji-t digunakan apabila
data skor tes kreativitas sebelum dan sesudah pendekatan STS berdistribusi
normal dan memiliki variansi yang homogen. Uji-t ini dilakukan untuk
mengetahui apakah data tes kreativitas yang diperoleh sebelum dan sesudah
pendekatan STS mempunyai perbedaan yang signifikan atau tidak.
Uji-t dicari dengan mencari harga thitung dari skor tes kreativitas sebelum dan sesudah pendekatan STS dengan menggunakan rumus (Arikunto, 2006, hal. 306):
…(9)
dengan:
Md = Mean skor tes awal dan akhir
N = Jumlah siswa
43
Ikhsan Khairu Rachman, 2014
Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil yang diperoleh dikonsultasikan pada tabel distribusi t untuk tes dua ekor. Jika thitung < ttabel maka disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara skot tes kreativitas sebelum dan sesudah penerapan pendekatan
STS. Adapun cara untuk mengonsultasikan thitung dengan ttabel adalah:
a. Menentukan drajat kebebasan dk= N – 1
b. Melihat tabel distribusi t untuk tes dua ekor pada taraf signifikansi tertentu, misalnya pada taraf 0.01 atau interval kepercayaan 99%. Bila pada t yang diinginkan tidak ada maka digunakan interpolasi.
c. Bila thitung < ttabel maka disimpulkan H0 diterima, bila kesimpulan yang
diperoleh menghasilkan H0 ditolak maka terdapat perbedaan yang signifikan
antara skor tes kreativitas sebelum dan sesudah penerepan pendekatan STS.
3.11 Teknik Analisis Data
Peningkatan dalam penelitian ini hanya dibatasi pada pengertian perubahan
kreativitas siswa saat sebelum dan sesudah pembelajaran yang ditentukan
berdasarkan rata-rata gain skor yang dinormalisasi (<g>), yaitu perbandingan dari skor gain aktual dengan skor gain maksimum. Skor gain aktual yaitu skor gain
yang diperoleh siswa dari selisih skor tes awal dan tes akhir sedangkan skor gain
maksimum yaitu skor gain tertinggi yang mungkin diperoleh siswa.
Rata-rata gain yang dinormalisasi (<g>) (Hake, 1998, hal. 3) dinyatakan oleh persamaan sebagai berikut :
…(10)
keterangan:
<g>: Rata-rata gain yang dinormalisasi <Sf> : Rata-rata skor tes akhir
<Si> : Rata-rata skor tes awal
Nilai ini kemudian diinterpretasikan ke dalam klasifikasi berikut:
Tabel 3.10. Interpretasi Nilai Gain yang Dinormalisasi
44
Ikhsan Khairu Rachman, 2014
Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(g) ≥ 0.7 Tinggi
0.7> (g) ≥ 0.3 Sedang
(g) < 0.3 Rendah
Ikhsan Khairu Rachman, 2014
Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian, pengolahan, dan analisis data, peneliti
dapat menyimpulkan bahwa peningkatan kreativitas siswa setelah diterapkan
pendekatan STS pada pembelajaran fisika berkategori sedang.
5.2 Saran
Beberapa saran yang diajukan terkait dengan penelitian yang telah
dilakukan diantaranya sebagai berikut:
1. Perlu adanya referansi tambahan yang memperkuat hubungan proses kreatif
dengan tahap-tahap pembelajaran dengan pendekatan STS.
2. Sebelum melakukan penelitian terkait pendekatan STS maka peneliti harus
mempunyai pengalaman melakukan tahap-tahap pembelajaran dengan
pendekatan STS.
3. Peneliti perlu memantau kerjasama dan komunikasi antar peserta didik
59
Ikhsan Khairu Rachman, 2014
Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Daftar Pustaka
Amarin, Nidal Zaki & Ghishan Rima Issa. 2013. Learning With Technology From a Constructivist Point of View. Jordan. International Journal of Bussines, Humanities, and Technology. Vol. 3 No. 1.
Ameh, Catherine. Science Technology and Society. Nigeria. School of education.
Ayan, Jordan E. 2002. Bengkel Kreativitas: 10 Cara Menemukan Ide-Ide
Pamungkas/Jordan E. Ayan: Penerjemah, Ibnu Setiawan. Bandung.
Kaifa.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta.
PT. Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta.
Bumi Aksara.
Arikunto, S. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta. Bumi
Aksara.
Collette, Alfred T. & Chiappetta Eugene L. 1994. Science Instruction in the Middle and Secondary Schools. New York: MacMillan Publishing.
Christensen, Bo T. 2002. The Creativity Process and Reality. Institut for Statskundskab.
Dass, Pradeep M. 2005. Using a Science/Technology/ Society Approach To Prepare Reform-Oriented Science Teacher: The Case of a Secondary Science Methode Course. Issu In The Science Teacher. Appalachian State University.
Diki, diki. 2013. Creativity for Learning Biology in Higher Education. Lux: A Journal of Transdisciplinary Writing and Research from Claremont Graduate University: Vol. 3: Iss. 1, Article 3.
Fajar, A. 2009. Portofolio dalam Pembelajaran IPS. Bandung. PT Remaja
60
Ikhsan Khairu Rachman, 2014
Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Fakso, Daniel. 2001. Education and Creativity. Bowling Green State University. Creativity Research Journal: Vol. 13, Nos. 3&4, 317-327.
Hake, Richard R. 1998. Analizyng Change/Gain Score. USA: Dept. Of Physics. Indiana University.
Hadzigeorgiou, Y. at al. 2012. Thinking About Creativity in Science Education. Creativity Education, vol. 3, No. 5, 603-611.
Montuori A. 2011. Social Psychology. In: Runco MA, and Pritzker SR (eds.) Encyclopedia of Creativity, Second Edition, vol. 2, pp. 345-351 San Diego: Academic Press.
Raningsih, I. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
sebagai Upaya Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan
Prestasi Belajar Fisika SMS. Skripsi Sarjana Pada FPMIPA UPI:
Tidak diterbitkan.
Joyce, B. 2009. Model of Teaching. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Kuswana, Wowo Sunaryo. 2011. Taksonomi Berpikir. Bandung. PT Remaja
Rosdakarya.
Lunenburg, Fred C. 2011. Critical Thinking and Contstructivism Techniques for Improving Student Achievement. Sam Houston State University. National Forum Of Teacher Educational Journal. Vol. 21, No. 3.
Mai, M. Yousef. 2011. Science, technology and society (STS) issues priorities of secondary school students and physics teachers in Yemen. IETEC11. Turki.
Mansour, N. 2009. Science-Technology- Society (STS): A new paradigm in
Science Education. Bulletin of science, technology and society. 29(4),
287-297. DOI: 10.1177/0270467609336307
Menkel. Carrie. 2001. Aha? Is Creativity Possible in Legal Problem Solving and Teachable in Legal Education? 6 Harv. Negot. L. Rev. 97-144.
Munandar, U. 1987. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.
Jakarta: Gramedia.
61
Ikhsan Khairu Rachman, 2014
Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Munandar, U. 2009. Pengembangan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.
Jakarta: Gramedia.
Munro, J. 2004. Insights Into The Creativity Process Thinking Skills Models Of Creativity. Accessed in PDF Files. [online]. Tersedia: https://students.education.unimelb.edu.au/selage/pub/readings/creativi ty/UTC_Assessing__creativity_.pdf [8 Desember 2014].
Othman, Norasmah. Harinder. Poo. Noorasiah. 2012. Globalization and The Trend in Demand for Higher Education in Malaysia. International Journal Of Eduvation and Information Technology. Issue 1, Vol. 6.
Panggabean, L.P. 1996. Penelitian Pendidikan. Bandung: Jurusan Pendidikan
Fisika FPMIPA UPI Bandung.
Panggabean, L.P. 2001. Statistika Dasar. Bandung: Jurusan Pendidikan
Fisika FPMIPA UPI Bandung.
Raja, Kenneth P. 2009. Examintion of the science-technology-society with
curriculum approach. [online]. Tersedia:
http://www.cedu.niu.edu/scied/courses/ciee344/course files_king/sts_reading.htm [12 Mei 2013].
Sternberg, R. J. 2006. The Nature of Creativity. Creativity Research Journal 2006, Vol. 18, No. 1, 87–98.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung.
Supriadi, D. 1994. Kreativitas, Kebudayaan & Perkembangan Iptek.
Alfabeta. Bandung.
Supriadi, D. 2001. Kreativitas, Kebudayaan & Perkembangan Iptek.
Bandung. CV Alfabeta.
Sutrisno, J. 2008. Menggunakan Keterampilan Berpikir Untuk Meningkatkan
Mutu Pembelajaran. [online]. Tersedia:
62
Ikhsan Khairu Rachman, 2014
Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik. Jakarta. Prestasi Pustaka.
Ultanir, Emel. 2012. An Epistemological Glance At The Constructivist Approach: Constructivist Learning In Dewey, Piaget, and Mentessori. Turkey. International Journal of Instruction. Vol. 5, No.2.
Widyatiningtyas, Reviandari. 2009. Pembentukan Pengetahuan Sains,
Teknologi dan Masyarakat dalam Pandangan Pendidikan IPA.
Educare: Jurnal Pendidikan dan Budaya. [online]. Tersedia:
http://educare.e-fkipunla.net [12 Mei 2013].
Yager, R. E. 1991. The constructivist learning model: Towards real reform in
science education. Science Teacher. 58 (6), 52-57. [Online]. Tersedia:
http://books.google.co.id/books?id=LInZfhospj4C&pg=PA15&lpg=P
Yager, Robert E. 1992. The Status of Science - Technology - Society Reform. Educare: International Council of Assoclations for Science Education.
Yager, Stuart O. dkk. 2006. The Advantages of an STS Approach Over a
Typical Textbook Dominated Approach in Middle School Science.
Educare: School science and mathematics Education.
Yager, Robert E. dkk. 2007. What Result Indicate Concerning The Successes with STS Instruction. ProQuest Agriculture Journal. Vol. 16, No. 1.
63
Ikhsan Khairu Rachman, 2014
Penerapan pendekatan STS pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan kreativitas siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Yager, Robert E. dkk. 2009. A Comparison of Student Learning in STS vs
Those in Directed Inquiry Classes. Educare: Electronic Journal of
Science Education. Vol. 13, No. 2.
Yager, Robert E. dkk. 2009. Comparing Science Learning Among 4th-, 5th-,
and 6th- Grade Student: STS Versus Textbook-Based Instruction.
Western Illinois University. Journal of Elementary Science Education, Vol. 21, No. 2 (Spring 2009), pp. 15-24.