• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STATISTIKA BERBANTUAN R (PSB-R) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN STATISTIS : Penelitian terhadap Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Sebelas April Sumedang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STATISTIKA BERBANTUAN R (PSB-R) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN STATISTIS : Penelitian terhadap Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Sebelas April Sumedang."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

(PSB-R) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN STATISTIS

(Penelitian terhadap Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Sebelas April Sumedang)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh : Yusfita Yusuf

1201092

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Oleh Yusfita Yusuf

S.Pd. STKIP Sebelas April Sumedang. 2011

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Matematika

© Yusfita Yusuf 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)
(5)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah pretes-postes control group design. Dimana pada penelitian digunakan dua kelompok, kelompok

pertama sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kedua sebagai kelompok kontrol. Semua kelompok diberikan pretes dan postes. Kelompok eksperimen memperoleh Model PSB-R. Sedangkan kelompok kontrol memperoleh pembelajaran menggunakan pembelajaran konvensional. Ilustrasi desain penelitiannya sebagai berikut:

Kelompok Pretes Perlakuan Postes

Eksperimen T1 X T2

Kontrol T1 . T2

(Sumber: Sandjaja dan Albertus, 2006)

A. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semeseter enam program studi Pendidikan Matematika STKIP Sebelas April Sumedang tahun ajaran 2013/2014. STKIP Sebelas April Sumedang merupakan salah satu perguruan tinggi swasta yang berada di Sumedang. Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Sebelas April memiliki akreditasi B.

(6)

perkuliahannya dengan model PSB-R dan satu kelas lagi sebagai kelas kontrol yang perkuliahannya secara konvensional.

Dalam penelitian ini tiap kelompok penelitian yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol akan dikelompokkan berdasarkan kemampuannya menjadi tiga kelompok yaitu, kelompok kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Pengelompokan kemampuan ini diperoleh dari nilai pada mata kuliah Statistika Dasar dan Statistika Matematika. Adapun kriteria penetapan kelompok tersebut menurut Saragih (2007) didasarkan pada rataan dan simpangan baku (SB), yakni:

Tabel III.1. Kriteria Pengelompokan Kemampuan Awal Statistis Mahasiswa

Rentang KAM Siswa

KAM  +SB Tinggi

-SB < KAM  +SB Sedang

KAM ≤ -SB Rendah

Adapun hasil pengelompokan yang dilakukan berdasarkan kriteria di atas adalah sebagai berikut.

Tabel III.2. Hasil Pengelompokan Kemampuan Awal Statistis Mahasiswa KAS Eksperimen Kontrol Jumlah

Tinggi 9 11 20

Sedang 28 26 54

Rendah 3 5 8

Seluruh 40 42 82

B. Variabel Penelitian

(7)

C. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang dimaksudkan dalam penelitian ini, maka dirasa perlu untuk memberikan definisi operasional terhadap beberapa istilah berikut:

1) Kemampuan penalaran statistis

Kemampuan penalaran statistis adalah kemampuan untuk membuat kesimpulan yang logis dari suatu masalah dengan menggunakan konsep statistis melalui tiga tahapan yaitu: komprehensi, perencanaan dan pengambilan keputusan serta evaluasi dan interpretasi. Kemampuan penalaran statistis dibagi menjadi empat level, yaitu:

a)Level Idiosyncratic: mahasiswa hanya mampu menafsirkan data yang terdapat pada soal.

b)Level Transisional: mahasiswa dapat menafsirkan data dari soal dan melakukan perencanaan dan perhitungan dengan benar dalam menyelesaikan masalah namun belum dapat membuat kesimpulan.

c)Level Kuantitatif: mahasiswa dapat menafsirkan data dari soal, melakukan perencanaan dan perhitungan serta dapat membuat kesimpulan dengan benar, namun belum bisa menganalisis dengan tepat.

d)Level Analytical: mahasiswa dapat menafsirkan data dari soal, melakukan perencanaan dan perhitungan dengan benar, membuat kesimpulan dengan benar dan menganalisis dengan tepat.

2) Program R

Program R adalah suatu software untuk menganalisis data statistik yang dikembangkan oleh Ross Ihaka dan Robert Gentleman. Program R memiliki keunggulan yaitu open source,multi platform, serbaguna dan interaktif.

3) Model PSB-R

(8)

diskusi kelas tentang hasil pekerjaan kelompok, membuat kesimpulan dan refleksi.

4) Perkuliahan konvensional

Perkuliahan konvensional adalah perkuliahan yang biasa dilakukan dosen sehari-hari. Perkuliahan ini dimulai dengan memberikan penjelasan tentang konsep atau prosedur, kemudian dosen memberikan contoh soal dan cara menyelesaikannya, dosen memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya, setelah itu mahasiswa diberi soal untuk dikerjakan sebagai latihan.

D. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua jenis instrumen, yaitu jenis tes dan non tes. Instrumen jenis tes adalah tes statistis dalam bentuk uraian dan instrumen non tes yaitu lembar observasi.

1. Tes Kemampuan Penalaran Statistis

Instrumen tes digunakan untuk mengetahui kemampuan penalaran statistis. Tes ini diberikan kepada mahasiswa sebelum dan sesudah perlakuan terhadap dua kelompok yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes diberikan sebelum perlakuan untuk mengetahui kemampuan awal penalaran statistis mahasiswa, sedangkan tujuan pemberian tes setelah perlakuan untuk mengetahui pengaruh dari pembelajaran yang dilakukan terhadap kemampuan penalaran dan peningkatan kemampuan penalaran statistis.

Soal tes untuk mengukur kemampuan penalaran statistis disusun dalam bentuk

soal uraian dan skor jawaban siswa disusun berdasarkan indikator kemampuan

penalaran statistis, yaitu kemampuan:

1) komprehensi,

2) merencanakan dan eksekusi, dan 3) evaluasi dan interpretasi

(9)

pokok bahasan, dan kemudian dilanjutkan dengan pembuatan soal-soal beserta kunci jawaban dan aturan pemberian skor untuk masing-masing butir soal. Secara lengkap kisi-kisi dan instrumen tes penalaran statistis dapat dilihat pada Lampiran B.

Bahan tes diambil dari beberapa buku statistika, yaitu: Statistical Reasoning in Psychology and Education, Statistika untuk Penelitian, dan Metoda Statistika.

Sebelum soal tes kemampuan penalaran statistis dipergunakan terlebih dahulu soal diuji validitasnya. Adapun pada penelitian ini uji validitas dilakukan dengan pendapat para ahli (judgment expert), validitas yang dinilai oleh validator adalah validitas muka (face validity) dan validitas isi (content validity).

Validitas muka disebut pula validitas bentuk soal (pertanyaan, pernyataan,

suruhan) atau validitas tampilan, yaitu keabsahan susunan kalimat atau kata-kata dalam

soal sehingga jelas pengertiannya atau tidak menimbulkan tafsiran lain (Suherman.et

al., 2003), termasuk juga kejelasan gambar dalam soal. Sedangkan validitas isi berarti

ketepatan tes tersebut ditinjau dari segi materi yang diajukan, yaitu materi (bahan) yang

dipakai sebagai tes tersebut merupakan sampel yang representatif dari pengetahuan

yang harus dikuasai, termasuk kesesuaian antara indikator dan butir soal, kesesuaian

soal dengan tingkat kemampuan mahasiswa semester VI, dan kesesuaian materi dan

tujuan yang ingin dicapai daam penelitian ini adalah kemampuan penalaran statistis.

Pada pengujian validias digunakan format penilaian yang dapat dilihat pada Lampiran C.1. Adapun hasil dari penilaian para ahli terhadap validitas tes kemampuan penalaran statistis adalah sebagai berikut.

Tabel III.3. Hasil Penilaian Para Ahli terhadap Validitas Tes KPS

No Validator Validitas No. Soal

1 2 3 4

(10)

Validitas Isi 1 1 1 1

Tabel 3.3 menunjukkan bahwa semua validator menilai instrumen tes kemampuan penalaran yang disusun telah valid beradasarkan validitas isi dan validitas muka.

Banyak ahli yang diminta pendapatnya pada penelitian ini sebanyak 5 orang, yaitu dosen pembimbing, dosen penanggungjawab Mata Kuliah (DPMK) Statistika Penelitian, dosen statistika dasar dan dosen statistika matematika Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Sebelas April Sumedang. Pendapat para ahli terdiri dari empat pilihan yaitu instrumen dapat digunakan tanpa revisi, instrumen dapat digunakan dengan revisi kecil, instrumen dapat digunakan dengan revisi besar dan instrumen tidak dapat digunakan. Berdasarkan Tabel 3.3 para ahli menilai instrumen yang disusun telah valid, namun ada komentar atau saran yang diberikan oleh ahli terhadap instrumen yang disusun. Instrumen sebelum dan setelah diperbaiki serta saran atau komentar ahli dapat dilihat pada Lampiran C.3.

Untuk memberikan penilaian yang objektif, kriteria pemberian skor untuk soal

tes kemampuan penalaran statistis berpedoman pada Structure of the Observed

Learning Outcome (SOLO) yang dikemukakan oleh Jones, et al (Martadipura, 2012)

yang kemudian diadaptasi. Kriteria pemberian skor untuk tiap butir soal dalam tes

kemampuan penalaran statistis diuraikan dalam Tabel 3.4 di bawah ini.

Tabel III.4. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Penalaran Statistis

Indikator Deskripsi Skor

Komprehensi mahasiswa hanya mampu

menafsirkan data yang terdapat pada soal.

0 ≤ skor < 20

(11)

Eksekusi dari soal dan melakukan perencanaan dan perhitungan dengan benar dalam menyelesaikan masalah namun belum dapat membuat kesimpulan.

Evaluasi dan Interpretasi mahasiswa dapat menafsirkan data dari soal, melakukan perencanaan dan perhitungan serta dapat membuat kesimpulan dengan benar, namun belum bisa menganalisis dengan tepat.

50 ≤ skor < 90

mahasiswa dapat menafsirkan data dari soal, melakukan perencanaan dan perhitungan dengan benar, membuat kesimpulan dengan benar dan menganalisis dengan tepat

90 ≤ skor ≤ 100

2. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan model PSB-R

dan aktivitas dosen selama proses perkuliahan berlangsung di kelas eksperiman.

Aktivitas dosen yang diamati adalah kemampuan dosen dalam melaksanakan model

PSB-R. Tujuannya adalah untuk dapat memberikan refleksi pada proses pembelajaran,

agar pembelajaran berikutnya dapat menjadi lebih baik daripada pembelajaran

sebelumnya. Observasi tersebut dilakukan oleh dosen penanggungjawab mata kuliah

staistika penelitian. Lembar observasi keterlaksanaan Model PSB-R dan aktivitas

dosen disajikan dalam Lampiran B.5 dan Lampiran B.6.

E. Pengembangan Bahan Ajar

(12)

sampel dependen dan pertemuan ke lima uji-t sampel saling bebas. Silabus dan modul secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran A.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melaui tes dan observasi. Tes yang digunakan ada dua, yaitu pretes dan postes. Pretes diberikan sebelum pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian dan postes diberikan setelah pembelajaran dalam penelitian selesai. Sedangkan observasi dilakukan pada setiap pertemuan.

G. Teknik Pengolahan Data

Sebelum pembelajaran dilaksanakan mahasiswa dikelompokkan berdasarkan kemampuan awal statistis menjadi tiga kelompok yaitu tinggi, sedang dan rendah. Pembagian kelompok tersebut berdasarkan rata-rata dan simpangan baku dari nilai Statistika Dasar dan Statistika Matematika.

Data yang diperoleh dari hasil tes diolah melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1. Menghitung skor yang diperoleh mahasiswa dari tes.

2. Membuat tabel skor mahasiswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

3. Menghitung peningkatan kemampuan penalaran statistis yang terjadi pada mahasiswa dengan rumus gain ternormalisasi, yaitu:

Gain ternormalisasi (g) = (Meltzer, 2002)

Hasil perhitungan gain kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi yang ditunjukkan pada Tabel 3.5.

Tabel III.5. Kriteria Indeks N-Gain Besarnya N-Gain (g) Interpretasi

g ≥ 0,7 Tinggi

0,3 ≤ g < 0,7 Sedang

g < 0,3 Rendah

(13)

4. Melakukan uji normalitas untuk mengetahui kenormalan data, baik yang diperoleh dari tes menggunakan uji Shapiro Wilk. Adapun langkah-langkah pengujian normalitas adalah :

a.Merumuskan Hipotesis

Ho : dataset berdistribusi normal H1 : dataset tidak bedistribusi normal b.Data diurutkan

c.Menghitung D dengan menggunakan rumus

Tabel III.6. Tabel Bantuan Menghitung D

No Xi

d.Data dibagi dalam dua kelompok untuk dikonversi dalam Shapiro Wilk e.Menghitung T3

T3 =

Tabel III.7. Tabel Bantuan Menghitung T3

i ai

Jumlah 54,7191

f. Menentukan peluang dengan bantuan T tabel g.Kesimpulan

Apabila semua data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji homogenitas, tetapi apabila minimal salah satu data tidak berdistribusi normal dilanjutkan dengan menggunakan uji non-parametrik. (Nugraha, E. 1993 : 39). 5. Menguji homogenitas varians data yang diperoleh dari tes menggunakan uji

(14)

Uji homogenitas antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah varians kedua kelompok sama atau berbeda. Uji statistiknya menggunakan Uji-F dengan rumus:

kecil

Nilai F yang diperoleh dengan rumus di atas, disebut dengan Fhitung, dari nilai yang diperoleh dibandingkan dengan nilai Ftabel dengan dk1 = n1 – 1 dan dk2 = n2 – 2. Jika Fhitung < Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa kedua distribusi memiliki varians yang tidak berbeda. Apabila kedua variansnya homogen dilanjutkan dengan uji t, baik untuk seluruh siswa ataupun subkeompok tinggi, sedang dan rendah. (Nugraha, E, 1993 : 39).

6. Jika sebaran data normal dan homogen, akan dilakukan uji kesamaan dua rata-rata. Uji statistik yang digunakan adalah Compare Mean Independent Samples Test.

H0: Kemampuan penalaran statistis mahasiswa yang memperoleh Model PSB-R sama dengan mahasiswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. H1: Kemampuan penalaran statistis mahasiswa yang memperoleh Model PSB-R lebih baik daripada mahasiswa yang memperoleh pembelajaran

s : simpangan baku gabungan dari dua kelompok s12 : varians sampel kelompok eksperimen

s12 : varians sampel kelompok kontrol

n1 : banyaknya data sampel pada kelompok eksperimen n2 : banyaknya data sampel pada kelompok control

(15)

7. Jika data yang diperoleh berdistribusi normal namun tidak homogen, maka data diolah menggunakan uji t’. Caranya adalah dengan menghitung nilai t’ kemudian nilai kritis t’ dengan rumus sebagai berikut.

t’ =

v1 : varians sampel kelompok eksperimen v2 : varians sampel kelompok kontrol

n1 : banyaknya data sampel pada kelompok eksperimen n2 : banyaknya data sampel pada kelompok control

: rata-rata sampel kelompok eksperimen : rata-rata sampel kelompok kontrol

1 statistik non-parametrik yaitu Wilcoxon Rank Sum Test With Continuity Correction yang merupakan pengembangan dari uji U atau Mann Whitney.

9. Setelah diketahui adanya perbedaan, maka dilakukan uji effect size untuk melihat seberapa besar pengaruh yang dari pembelajaan yang dilakukan. Menurut Olejnik dan Algina (Santoso, 2010), effect size adalah “ukuran mengenai besarnya efek suatu variabel pada variabel lain, besarnya perbedaan maupun hubungan yang bebas dari pengaruh besarnya sampel”. Perhitungan effect size independent sample T-test untuk melihat pengaruh antara

(16)

Dengan Keterangan:

= rata-rata kelas eksperimen = rata-rata kelas kontrol

= simpangan baku kelas eksperimen = simpangan baku kelas kontrol = jumlah siswa kelas eksperimen = jumlah siswa kelas kontrol

Menurut Cohen (Becker,2000) klasifikasi effect size sebagai berikut. Tabel III.8.Klasifikasi Effect Size

Ukuran efek d Cohen (d) Klasifikasi

0,8 ≤ d ≤ 2,0 besar

0,5 ≤ d < 0,8 sedang 0,2 ≤ d < 0,5

Adapun interpretasi effect size adalah sebagai berikut. Tabel III.9.Interpretasi Effect Size

d Banyak sampel pada grup kontrol yang berada dibawah rata-rata sampel pada kelompok eksperimen (%)

(17)

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini dirancang untuk memudahkan dalam pelaksanaan penelitian. Selanjutnya prosedur penelitian ini dapat dilihat dalam bentuk diagram seperti pada Gambar 3.1.

Gambar III.1. Prosedur Penelitian

Identifikasi Masalah

Penyusunan Bahan Ajar

Penyusunan Instrumen

Memvalidasi Instumen

Perbaikan Instrumen

Pelaksanaan Penelitian

Tes Awal(Pretest)

Perkuliahan dengan model PSB-R Perkuliahan dengan model konvensional

Tes Akhir (Post test)

Analisis Data

(18)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh beberapa hal yang dapat disimpulkan tentang pengaruh Model PSB-R terhadap kemampuan penalaran statistis. Adapun kesimpulan tersebut sebagai berikut.

1. Kemampuan penalaran statistis ditinjau secara keseluruhan mahasiswa yang memperoleh pembelajaran dengan Model PSB-R lebih baik daripada mahasiswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Ditinjau berdasarkan kategori KAS: kemampuan penalaran statistis mahasiswa kelompok rendah pada kelas yang memperoleh pembelajaran dengan Model PSB-R lebih baik daripada mahasiswa kelompok rendah pada kelas yang memperoleh pembelajaran konvensional, kemampuan penalaran statistis mahasiswa kelompok sedang pada kelas yang memperoleh pembelajaran dengan Model PSB-R lebih baik daripada mahasiswa kelompok sedang pada kelas yang memperoleh pembelajaran konvensional, sedangkan peningkatan kemampuan penalaran statistis pada mahasiswa kelompok tinggi mahasiswa yang memperoleh pembelajaran dengan Model PSB-R sama dengan mahasiswa kelompok tinggi pada kelas yang memperoleh pembelajaran konvensional.

(19)

sedang pada kelas yang memperoleh pembelajaran konvensional, sedangkan peningkatan kemampuan penalaran statistis pada mahasiswa kelompok tinggi mahasiswa yang memperoleh pembelajaran dengan Model PSB-R sama dengan mahasiswa kelompok tinggi pada kelas yang memperoleh pembelajaran konvensional.

3. Mahasiswa kelas eksperimen yang awalnya berada pada level idiosyncratic setelah mengikuti pembelajaran dengan model PSB-R pada umumnya meningkat menjadi level kuantitatif dan awalnya berada pada level transisional setelah mengikuti pembelajaran dengan model PSB-R pada umumnya meningkat menjadi analisis. Sedangkan mahasiswa kelas kontrol yang awalnya berada pada level idiosyncratic mencapai transisional dan yang pada awalnya berada pada level transisional setelah mengikuti konvensional meningkat menjadi kuantitatif.

B. Saran

Berdasarkan beberapa temuan yang diperoleh dari penelitian ini, maka penulis dapat mengemukakan beberapa saran berikut.

(20)

eksperimen. Sehingga dapat diketahui bahwa pembelajran dengan model SPB-R ini lebih cocok untuk mahasiswa dengan kemampuan rendah dan sedang. Oleh karena itu, sebelum melakukan pembelajaran dengan model SPB-R terlebih dahulu dosen mengetahui kemampuan awal mahasiswa. 2. Dalam menggunakan Model PSB-R ini sebaiknya dosen memperhatikan

kemampuan literasi statistis dan literasi komputer yang dimilikin mahasiswa. 3. Soal-soal dalam perkuliahan sebaiknya tidak terlalu fokus ke angka

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Arifianto, B. (2012). Pembelajaran Berbantuan Komputer atau CAI (Computer

Assisted Instruction). [Online]. Tersedia:

http://bagusarifianto26.wordpress.com. [28 September 2013].

Arsyad, A. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Baharuddin dan Makin, M. (2011). Pendidikan Humanistik. Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media.

Becker, L. (2000). Effect Size. [online]. Tersedia:

http://web.uccs.edu/lbecker/Psy590/es.htm. [15 Mei 2014]

Callingham, R. (2006). Assessing Statistical Literacy: A Question Of Interpretation?. Australia: University of New England, [online]. Tersedia:

www.Rosemary.Callingham@une.edu.au. [13 Oktober 2013]

Darmawan, D. (2012). Inovasi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Dasari, D. (2006). Kemampuan Literasi Statistis dan Implikasinya dalam

Pembelajaran. Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika. Jurusan Matematika FMIPA UNY, tanggal 26 Maret 2006. Fox, J. dan Andersen, R. (2005). Using The R Statistical Computing Environment

To Teach Social Statistics Courses. [onlie]. Tersedia:

www.unt.edu/rss/Teaching-with-R.pdf. [20 Oktober 2013].

Gal, I dan Garfield,J.B. (1997). Teaching and Assesing Statistical Reasoning. NCTM.

Garfield, J. B. (2002). The Challenge of Develoving Statistical Reasoning. Journal of Statistics Education, 10(3). [Online]. Tersedia:

www.amsat.org/publicatins/jse/v103/garfield,html . [24 September 2013].

Garfield, J. B. dan Ben-Zvi, D. (2007). Helping Students Develop Statistical Reasoning: Implementing a Statistical Reasoning Learning Environment. [Online]. [24 September 2013].

Garfield, J. B. dan Ben-Zvi, D. (2008). Preparing School Teachers To Develop Students Statistical Reasoning. [Online]. [ 24 September 2013].

Hake, R. R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. [Online]. Tersedia:

http://www.physics.indiana.edu/~sdi/Analyzingchange-Gain.pdf. [24

(22)

Heinich, R. (1996). Instructional Media and Technology for Learning. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Hidayati, et al.. (2007). Peningkatan Kualitas Pembelajaran Komputasi Statistik Melalui PerkuliahanOnline Pada Program Studi Matematika FMIPA UNY. Program Studi Matematika FMIPA UNY.

Kartika, H. (2013). Pembelajaran Matematika berbantuan Software Matlab Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis dan MinatBelajar. Tesis pada SPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Kartiko, S. W. (2012). Mengenal software “R” sebagai Datamining Tool di Linux. [online]. http://www.IlmuKomputer.com. [ 26 September 2013].

Komalasari, K. (2011). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama.

Kusumah, Y. S. (2012). Aplikasi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Matematis Siswa. Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional

Teknologi Matematika dengan tema “Pembelajaran Matematika Berbasis

Teknologi”. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas

Haluoleo, tanggal 4 Mei 2012.

Mardapi, D. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes”. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press.

Martadipura, B. A. (2010). Kajian Tentang Kemampuan Melek Statistis (Statistical Literacy), Penalaran Statistis (Statistical Reasoning), Dan Berpikir Statistis (Statistical Thinking) Guru Smp/Sma(Studi Terhadap Guru SMP/SMA yang mengikut kegiatan PPM Dosen Jurdikamat UPI di Kab. Subang dan peserta PLPG Sertifikasi Guru Guru Matematika SMP di BMI Lembang. [Online].http://www.jurnal.upi.edu.[3 maret 2013].

Martadipura, B. A. (2012).Peningkatan Kemampuan Berpikir Statistis Mahasiswa S1 Melalui Pembelajaran MEAs yang Dimodifikasi. Bandung: STKIP Siliwangi program studi Pendidikan Matematika. [Online].

http://www.jurnal-infinity.com. [14 maret 2013].

(23)

Ministry of Education Singapore. (2009).The Singapore Model Method for LearningMathematics .Singapore : Ministry of Education Singapore

Minium, et al. (1993). Statistical Reasoning in Psychology and Education. New York: John Willey and son.

Nugraha, E. (1993). Statistika Penelitian. Bandung: C.V. Permadi

Rosadi, D. (2009).Pemanfaatan Software Open Source R dalam pemodelan ARIMA. Program Studi Statistik, FMIPA UGM.

Rumsey, D. (2002). Statistical Literacy as a Goal for Introductory Statistics Courses. Journal of Statistics Education, 10(3). [Online]. Tersedia:

www.amsat.org/publicatins/jse/v10n3/rumsey2.html. [24 September 2013].

Ruseffendi, E.T. (1998). Statistik Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung Press.

Sandjaja, B. dan Albertus, H. (2006). Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Santoso, A. (2010). Studi Deskriptif Effec Size Penelitian-Penelitian di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Jurnal Penelitian Vol 14, no. 1.

Saragih, S. (2007). Mengembangkan Kemampuan Berpikir Logis Dan Komunikasi Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Pendekatan Matematika Realistik. Disertasi Doktor pada PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Siegel, Sidney. (1985). Statistika Non Parametrik untuk Ilmu - Ilmu Sosial. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. (2011). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Suhartono. (2008). Analisis Data Statistik dengan R. Surabaya: Lab. Statisik Komputasi ITS.

Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika untuk Calon Guru dan Mahasiswa Calon Guru Matematika. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI.

(24)

Sundayana, R. (2012). Pengaruh Perkuliahan Statistik Berbantuan Program MS. Excel dan SPSS dengan Model Pembelajaran Tutorial Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dan Komunikasi Matematis. Tesis pada SPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sutawidjaya, Akbar dan Afgani, Jarnawi. 2011. Pembelajaran Matematika. Universitas Terbuka.

Thalheimer, W. dan Cook, S. (2002). How to calculate effect sizes from published research: A simplified methodolog. [online]. Tersedia:

www.work-learning.com/effect_sizes.htm. [15 Mei 2014]

Ulpah, M. (2012). Meningkatkan Kemampuan Penalaran Statistis Siswa Madrasah Aliyah Melalui Pembelajaran Kontekstual. Disertasi Doktor pada SPs UPI Bandung : disertasi tidak diterbitkan.

Ulpah, M. dan Kusumah, Y. S. (2012). Meningkatkan Kemampuan Penalaran Statistis Siswa Madrasah Aliyah Melalui Pembelajaran Kontekstual. Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan

Matematika dengan tema “kontribusi Pendidikan Matematika dan Matematika

dalam Membangun Karakter Guru dan Siswa”. Jurusan Matematika FMIPA UNY, tanggal 10 November 2012.

Uno, H. B. dan Lamatenggo, N. (2011). Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Wena, M. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.

Yakir, B. (2011). Introduction to Statistical Thinking With R without Calculus. Jerusalem: The Hebrew University. [online] Tersedia: http://pluto.huji.ac.il

Gambar

Tabel III.3. Hasil Penilaian Para Ahli terhadap Validitas Tes KPS
Tabel 3.3 menunjukkan bahwa semua validator menilai instrumen tes
Tabel III.5. Kriteria Indeks N-Gain
Tabel III.6. Tabel Bantuan Menghitung D
+3

Referensi

Dokumen terkait

Biosaintropis Kajian Potensi Wisata dan Persepsi Wisatawan …Wisata Hutan 58 ( Calophyllum inophyllum L.), duwe’ atau juwet ( Syzygium cumini ) dan accem atau

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh faktor kepercayaan pada risiko yang dirasakan konsumen dalam melakukan transaksi jual-beli online , sekaligus menguji

Oleh karena itu, penulis membuat program aplikasi dengan menggunakan android, yang bermaksud untuk memperkenalkan alat-alat musik nusantara kepada generasi-generasi

Apabila ketersediaan sumber daya manusia yang memenuhi syarat kompetensi tersebut tidak ada maka Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Rokan Hulu bisa

Infants with mul- tiple risk factors may develop an exaggerated form of physiologic jaundice in which the total serum bilirubin level may rise as high as 17 mg per dL (291 µmol per

14 mahasiswa praktek pada media gamelan degung dan mahasisa lain pada media tiruan ... 15 Gambar waditra

Dari data ini dapat disimpulkan bahwa, meskipun terjadi kenaikan, tidak bisa dipungkiri masih ada sebagian masyarakat yang menilai wajar untuk memberikan uang dalam

Disconnect terjadi karena untuk menentukan cuttable width , Marker Dept langsung mengurangi 1.5 inch untuk bahan polos dan mengurangi 1 inch pada bahan garis dan kotak. Angka 1