• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembuatan Bahan Ajar Berbasis Multimedia Interaktif dengan Menggunakan Program Macromedia Flash 8 pada Materi Statistika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Pembuatan Bahan Ajar Berbasis Multimedia Interaktif dengan Menggunakan Program Macromedia Flash 8 pada Materi Statistika"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Pembuatan Bahan Ajar Berbasis Multimedia Interaktif dengan Menggunakan Program Macromedia Flash 8 pada Materi Statistika

Defina Dwi Bulan1*

Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi, Jl. Lintas Sumatera Jalan Jambi-Muaro Bulian No.Km.15, Mendalo Darat, Kec. Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi 36122

Korespondensi: *[email protected]

ABSTRACT

One of the problems found in mathematics learning is that most teachers apply expository methods in learning mathematics. So that it causes teachers to be more active than students themselves and causes boredom in learning mathematics. To overcome these problems, variations in teaching methods must be made, one of which is by developing learning models using interactive multimedia-based teaching materials as learning media that can increase understanding and increase student motivation for learning. Computers can be a solution in producing interactive multimedia-based teaching materials that help teachers deliver mathematical material. This study aims to create interactive multimedia-based teaching materials on statistical material using the Macromedia Flash 8 program and determine student responses to the benefits of their use by distributing open questionnaires. This research is a research development. This research was conducted at Yadika High School, Jambi City. The research data was obtained by distributing open questionnaires to students of XI science class at Yadika High School, Jambi City. After the questionnaire was returned, the data then analyzed using the Miles and Huberman models. The results showed that most students were more motivated and easier to understand mathematical material using interactive multimedia-based teaching materials. In addition, this interactive teaching material can provide student feedback on the material displayed. From the results of this study it is suggested that teachers use interactive multimedia-based teaching materials when delivering statistical material and other material because it can make students more motivated in learning mathematics and more easily understand the subject matter displayed.

Keywords : Learning Media, Teaching Materials, Interactive Multimedia, Macromedia Flash 8, Statistics

Terbit online pada laman web jurnal: http://jemst.ftk.uinjambi.ac.id/

Jurnal Of Education in Mathematics, Science, and Technology

ISSN: E-ISSN: 2614-1507

(2)

ABSTRAK

Salah satu permasalahan yang ditemukan dalam pembelajaran matematika adalah kebanyakan guru menerapkan metode ekspositori dalam pembelajaran matematika. Sehingga menyebabkan guru lebih berperan aktif dibandingkan siswa itu sendiri dan menimbulkan kejenuhan dalam pembelajaran matematika. Untuk mengatasi masalah tersebut, harus dilakukan variasi dalam metode mengajar yaitu salah satunya dengan mengembangkan model pembelajaran menggunakan bahan ajar berbasis multimedia interaktif sebagai media pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman dan menambah motivasi siswa untuk belajar. Komputer dapat menjadi solusi dalam menghasilkan bahan ajar berbasis multimedia interaktif yang membantu guru dalam menyampaikan materi matematika. Penelitian ini bertujuan untuk membuat bahan ajar berbasis multimedia interaktif pada materi statistika dengan menggunakan program Macromedia Flash 8 serta mengetahui tanggapan siswa terhadap manfaat penggunaannya dengan menyebarkan angket terbuka. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Penelitian ini dilakukan di SMA Yadika Kota Jambi. Data penelitian diperoleh dengan cara menyebarkan angket terbuka kepada siswa kelas XI IPA SMA Yadika Kota Jambi. Setelah angket dikembalikan, data kemudian dianalisis dengan menggunakan model Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa lebih termotivasi dan lebih mudah memahami materi matematika dengan menggunakan bahan ajar berbasis multimedia interaktif. Selain itu, bahan ajar yang bersifat interaktif ini dapat memberikan umpan balik siswa terhadap materi yang ditampilkan. Dari hasil penelitian ini disarankan agar guru menggunakan bahan ajar berbasis multimedia interaktif pada saat menyampaikan materi statistika dan materi lainnya karena dapat membuat siswa lebih termotivasi dalam belajar matematika dan lebih mudah memahami materi pelajaran yang ditampilkan.

Kata Kunci : Media Pembelajaran, Bahan Ajar, Multimedia Interaktif, Macromedia Flash 8, Statistika

PENDAHULUAN

Matematika adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Hampir seluruh ilmu pengetahuan menggunakan matematika, sehingga dapat dikatakan matematika mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru-guru sebaiknya menggunakan media pembelajaran yang sesuai dalam mengajar matematika agar tingkat pemahaman siswa menjadi lebih baik dan meningkatkan motivasi siswa untuk mengikuti pelajaran. Misalnya, pada,materi bangun ruang, guru biasanya menyediakan alat peraga bangun ruang dari karton atau kawat untuk menunjukkan unsur-unsur yang terdapat pada bangun ruang.

Pada materi statistika dalam menunjukkan suatu diagram, guru bisa menggunakan media karton

(3)

untuk alat peraga. Guru seharusnya mempunyai sikap aktif dan kreatif dalam memanfaatkan benda-benda disekitar untuk dijadikan media pembelajaran matematika sehingga menciptakan suasana belajar matematika yang menyenangkan dan menumbuhkan kreativitas siswa. Namun pada kenyataannya, guru-guru masih kurang kreatif dalam memanfaatkan benda-benda disekitarnya sebagai media pembelajaran. Guru lebih banyak menggunakan metode pengajaran yang bersifat verbal yang membuat siswa merasa bosan dan tidak tertarik mengikuti pelajaran.

Dari hasil wawancara dengan beberapa guru bidang studi matematika di SMA Yadika Kota Jambi diperoleh informasi bahwa guru lebih banyak menerapkan metode pembelajaran ekspositori dalam pembelajaran matematika di kelas. Guru lebih berperan aktif di dalam pembelajaran dibandingkan dengan siswa itu sendiri. Untuk mengatasi masalah tersebut, harus dilakukan variasi dalam metode mengajar salah satunya dengan menggunakan media pembelajaran. Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran.

Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan media. Soeharto (2003) menerangkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar mengajar pada diri siswa. Media dapat membantu pendidik dalam menyalurkan pesan. Semakin baik medianya, makin kecil distorsi/gangguannya dan makin baik pesan itu diterima oleh peserta didik.

Munadi (2008) menjelaskan media pembelajaran adalah sumber-sumber belajar selain guru sebagai penyalur atau penghubung pesan ajar yang diadakan dan diciptakan secara terencana oleh guru atau pendidik. Media yang merupakan perantara digunakan oleh guru untuk menyampaikan atau menyebarkan ide, gagasan, atau pendapat sehingga apa yang dikemukakan oleh guru dapat diterima oleh siswa. Media yang direncanakan sebagai alat bantu dalam mengajar dapat berupa media audio, media visual, dan media audio visual.

Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran dikenal dengan nama pembelajaran dengan bantuan komputer (Computer Assisted Instruction atau CAI). Pada teknik pembelajaran seperti ini, siswa diharuskan untuk memberikan respon dalam bentuk menjawab pertanyaan ataupun melakukan tugas yang diinstruksikan komputer. Keberhasilan penggunaan komputer dalam pengajaran amat tergantung kepada berbagai faktor seperti proses kognitif dan motivasi dalam belajar. Menurut Arsyad (2002), Prinsip-prinsip dalam perancangan CAI dikatakan efektif apabila (1) Tercipta suasana yang menyenangkan artinya dalam membuat proses pembelajaran

(4)

dengan bantuan komputer harus mempunyai unsur tantangan, fantasi yang dapat menarik dan menyentuh secara emosinal dan rasa ingin tahu yang dapat membangkitkan indra ingin tahu siswa dengan menggabungkan efek-efek audio dan visual serta musik dan grafik, (2) Timbulnya interaktivitas siswa artinya dalam proses pembelajaran dengan bantuan komputer siswa harus mempunyai inisiatif awal untuk tugas-tugas yang harus dikuasai oleh siswa, berperan aktif dalam setiap kegiatan selama pembelajaran berlangsung, (3) Adanya kesempatan berlatih yang memotivasi, cocok, dan tersedia feedback, artinya adanya umpan balik yang dapat dipahami, segera, dan produktif dengan mempertimbangkan setiap kesalahan selama tugas dan latihan dikerjakan oleh siswa, dan (4) Menuntun dan melatih siswa dengan lingkungan informal.

Melalui pemprograman komputer materi-materi pelajaran yang sulit disajikan, dapat divisualisasikan menjadi sebuah bahan ajar berbasis multimedia. Sehingga guru dapat menggunakan waktu secara efisien dan beban tugas dapat dikurangi serta menghasilkan produktivitas pengajaran lebih tinggi.

Bahan ajar merupakan bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Bahan ajar sangat penting artinya bagi guru maupun siswa dalam proses pembelajaran. Tanpa bahan ajar akan sulit bagi guru untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Demikian pula bagi siswa, tanpa bahan ajar akan sulit untuk menyesuaikan diri dalam belajar, apalagi jika gurunya mengajarkan materi dengan cepat dan kurang jelas.

Sa’ud (2008) menempatkan bahan ajar sebagai bagian dari unsur-unsur dinamis dalam proses belajar disamping motivasi siswa, alat bantu belajar, suasana belajar dan kondisi subjek belajar. Melalui bahan ajar tersebut, siswa dapat mempelajari hal-hal yang diperlukan dalam upaya mencapai tujuan belajar. Untuk itu, penentuan bahan ajar harus sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai apakah berupa pengetahuan, ketrampilan, sikap atau pengalaman lainnya. Guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran dapat mengembangkan bahan ajar sebagai media pembelajaran menjadi dua kelompok yaitu bahan cetak dan non cetak. Sa’ud (2008) menjelaskan bahwa bahan pembelajaran dapat dikategorikan menjadi dua kelompok yaitu bahan cetak antara lain, berupa buku, modul, paket berprogram, komik, cergam dan leaflet, sedangkan yang termasuk pada bahan ajar non cetak seperti: kaset audio, kaset video, vcd, dan film. Salah satu media yang dapat menghasilkan bahan ajar non cetak adalah media pembelajaran multimedia interaktif menggunakan bantuan komputer.

Widodo dan Jasmadi (2008) menyebutkan bahan ajar multimedia adalah media pembelajaran bagi pendidik dan peserta didik yang berbasiskan teknologi multimedia. Bahan ajar multimedia dapat dioperasikan dengan bantuan komputer yang diproyeksikan melalui video

(5)

projector didalam ruang kelas dengan guru sebagai fasilitator. Untuk sistem belajar mandiri seorang peserta didik cukup mempelajari materi dalam bentuk CD multimedia interaktif. Dalam menyiapkan bahan ajar berbasis multimedia interaktif membutuhkan berbagai program aplikasi karena bahan-bahan ajar interaktif memiliki format yang berbeda-beda, seperti pembuatan animasi dan simulasi dibutuhkan program Flash, pengolahan gambar dibutuhkan Adobe Photoshop, untuk pembuatan format pdf menggunakan Adobe Acrobat, untuk pengolahan movie dan audio dibutuhkan program MovieMaker, untuk pembuatan presentasi digunakan PowerPoint, dan untuk penyusunan presentasi interaktif dibutuhkan Macromedia Captivate yaitu program aplikasi yang digunakan untuk membuat tutorial interaktif.

Ramadianto (2008) menjelaskan software Macromedia Flash adalah sebuah program multimedia dan animasi yang keberadaannya ditujukan bagi pecinta desain dan animasi untuk berkreasi membuat aplikasi-aplikasi unik, animasi-animasi interaktif pada halaman web, film kartun animasi kartun, presentasi bisnis maupun kegiatan. Macromedia Flash sebagai program multimedia dan animasi mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan program animasi lainnya, diantaranya pengguna program Macromedia Flash dapat dengan mudah dan bebas dalam berkreasi membuat animasi dengan gerakan bebas sesuai dengan alur adegan animasi yang dikehendakinya.

Hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Arliana (2006) tentang pembuatan animasi pada materi tumbukan mata pelajaran fisika dengan menggunakan program Multimedia Builder (MMB), SWISHmax dan Real Draw Pro ternyata dapat menumbuhkan minat belajar siswa yang awalnya kurang tertarik karena sulit untuk memahami konsep yang disampaikan. Selanjutnya Putri (2008) melakukan penelitian dengan judul Perancangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer dengan Pemanfaatan Software Incomedia di Sekolah Menengah Pertama Pada Pokok Bahasan Prisma dan Limas. Penelitian tersebut menggunakan program Incomedia Website X5.Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis komputer dapat menambah semangat belajar dan mengurangi kejenuhan siswa dalam belajar sehingga materi lebih mudah dipahami.

Dengan demikian, kedudukan media sepenuhnya melayani kebutuhan belajar siswa (pola bermedia). Artinya, untuk beberapa hal media pembelajaran dapat menggantikan fungsi guru terutama sebagai sumber belajar. Salah satu media yang dapat menjalankan fungsi demikian adalah program multimedia interaktif. Multimedia interaktif dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran sebab cukup efektif meningkatkan hasil belajar peserta didik (Munadi, 2008).

METODE PENELITIAN

(6)

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D). R&D merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2006). Produk yang dikembangkan adalah media animasi menggunakan Macromedia Flash 8. Teknik pembuatan bahan ajar berbasis multimedia ini menggunakan program Macromedia Flash 8 dan didukung oleh program Autorun Pro Enterprise II serta Microsoft Visual Basic 6.0 yang memiliki beberapa tahap yaitu mempersiapkan daerah kerja Macromedia Flash 8, memulai membuat bahan ajar berbasis multimedia interaktif pada materi statistika, dan penggunaan bahan ajar berbasis multimedia interaktif dalam pembelajaran.

Untuk melihat tanggapan siswa terhadap manfaat penggunaan bahan ajar berbasis multimedia interaktif ini dilakukan penyebaran angket terbuka sebagai data pendukung. Data yang diperoleh merupakan data kualitatif dan termasuk kedalam instrumen nontes. Angket digunakan untuk melihat tanggapan siswa terhadap manfaat penggunaan bahan ajar berbasis multimedia interaktif. Penyusunan angket terbuka berdasarkan pada kriteria media pembelajaran menurut Mulyanta dan Leong (2009) dan manfaat media pembelajaran menurut Sudjana dan Rivai (Arsyad, 2007) dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kisi-Kisi Angket Terbuka

Variabel Indikator Deskriptor Item soal

Penggunaan bahan ajar berbasis

multimedia interaktif sebagai media

pembelajaran

Manfaat bahan ajar berbasis multimedia interaktif sebagai media pembelajaran

a. Menarik perhatian 1,2

b. Kejelasan Makna 3

c. Variasi Mengajar 4,5

d. Keaktifan siswa 6

Tampilan desain bahan ajar berbasis multimedia interaktif sebagai media Pembelajaran

a. Penyajian materi 7,8

b. Tingkat pemahaman siswa 9,10 c. Gambar dan simulasi 11,12

Teknik analisis data untuk angket terbuka dalam penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman. Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2006) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Kegiatan dalam analisis data mempunyai beberapa tahap yaitu :

Tahap pertama yaitu data reduction /data reduksi berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

Tahap kedua yaitu data display / penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2006) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian adalah dengan teks yang bersifat naratif.

(7)

Tahap ketiga yaitu Conclusion drawing and verification / penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh materi dalam pembelajaran matematika kelas XI IPA Semester Satu yaitu statistika, peluang, rumus trigonometri, persamaan lingkaran dan persamaan garis singgung lingkaran. Sampel dalam penelitian ini adalah materi statistika. Bahan ajar berbasis multimedia interaktif ini akan ditampilkan kepada siswa kelas XI IPA Semester Satu SMA Yadika Kota Jambi untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap manfaat penggunaannya.

Untuk membuat bahan ajar berbasis multimedia interaktif ini terlebih dahulu dilakukan pengumpulan data yang berupa materi-materi yang berkaitan dengan statistika. Materi statistika ini diperoleh dari buku pelajaran matematika untuk SMA kelas XI IPA semester satu karangan Johanes penerbit Yudhistira dan buku-buku yang relevan lainnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembuatan bahan ajar berbasis multimedia interaktif ini merupakan salah satu usaha untuk mengembangkan model pembelajaran berbasis multimedia pada mata pelajaran matematika khususnya pada materi statistika. Dalam pembuatan bahan ajar berbasis multimedia interaktif pada materi statistika ini digunakan program Macromedia Flash 8 dan didukung oleh program Autorun Pro Enterprise II serta Microsoft Visual Basic 6.0.

Dalam pembuatan bahan ajar berbasis multimedia interaktif pada materi statistika ini peneliti membuat (1) Rancangan tampilan halaman utama yang terdiri dari 11 bagian yaitu background (latar), judul, scroll text (sebagai tempat standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator), tombol materi yang disertai contoh, tombol latihan, tombol interaktif, tombol sumber, tombol biografi, tombol keluar (exit), tombol browse CD, dan nama pembuat. (2) Rancangan tampilan submenu materi (pertemuan 1, pertemuan 2 dan pertemuan 3) yang terdiri dari halaman utama submenu dan materi yang disertai contoh untuk masing-masing pertemuan. (3) Rancangan tampilan submenu latihan (pertemuan 1, pertemuan 2 dan pertemuan 3) yang terdiri dari halaman utama submenu latihan yang berisi petunjuk mengerjakan soal latihan. Setiap pertemuan terdiri dari 5 buah soal dan disertai penyelesaiannya. (4) Rancangan tampilan menu interaktif yang terdiri dari submenu interaktif diagram garis, diagram batang dan diagram lingkaran. (5) Rancangan tampilan sumber yang berisi informasi tentang buku-buku yang digunakan untuk menyiapkan materi bahan ajar berbasis multimedia interaktif dan tampilan biografi yang berisi biodata pembuat.

(8)

Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap manfaat penggunaan bahan ajar yang telah dibuat maka disebarkan angket terbuka kepada siswa kelas XI IPA SMA Yadika Kota Jambi yang berjumlah 29 orang. Kisi-kisi angket terbuka terdiri dari 2 indikator dan 7 deskriptor yaitu Manfaat bahan ajar berbasis multimedia interaktif sebagai media pembelajaran dengan deskriptor sebagai berikut: 1) Menarik perhatian, 2) Kejelasan makna, 3) Variasi mengajar, 4) Keaktifan siswa. Dan indikator berikutnya adalah tampilan desain bahan ajar berbasis multimedia interaktif sebagai media pembelajaran dengan deskriptor yaitu 1) Penyajian materi, 2) Tingkat pemahaman siswa dan 3) Gambar dan simulasi. Setelah dilakukan analisis angket dengan menggunakan model Miles dan Huberman, dapat disimpulkan jawaban untuk masing-masing pertanyaan sebagai berikut : 1. Untuk pertanyaan 1, 28 siswa menganggap bahan ajar berbasis multimedia interaktif menarik

untuk ditampilkan sedangkan 1 siswa menganggap bahan ajar berbasis multimedia interaktif kurang menarik untuk ditampilkan.

2. Untuk pertanyaan 2, 25 siswa menganggap bahan ajar berbasis multimedia interaktif tidak membuat mereka bosan selama jam pelajaran berlangsung sedangkan 4 orang menyatakan sebaliknya.

3. Untuk pertanyaan 3, 15 siswa menyatakan bahwa bahan ajar berbasis multimedia interaktif ini membuat mereka lebih mudah memahami materi yang disajikan, 14 siswa menyatakan bahwa bahan ajar berbasis multimedia interaktif ini membuat mereka susah untuk memahami materi.

4. Untuk pertanyaan 4, 22 siswa menyenangi metode mengajar dengan menggunakan multimedia sedangkan 7 siswa tidak menyenangi metode mengajar dengan menggunakan multimedia.

5. Untuk pertanyaan 5, 20 siswa merasakan perbedaan metode mengajar dan lebih menyenangi metode dengan menggunakan multimedia, 9 siswa lebih menyukai metode konvensional.

6. Untuk pertanyaan 6, 25 siswa menyatakan sering bertanya kepada guru jika ada materi yang tidak dimengerti sedangkan 4 siswa menyatakan tidak begitu sering bertanya kepada guru jika ada materi yang tidak dimengerti.

7. Untuk pertanyaan 7, 27 siswa menyatakan sajian materi yang ditampilkan menarik dan 2 siswa menyatakan sajian materi yang ditampilkan kurang menarik bagi mereka.

8. Untuk pertanyaan 8, 26 siswa menganggap sajian materi yang ditampilkan sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, 3 siswa menganggap belum semuanya sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

(9)

9. Untuk pertanyaan 9, 19 siswa merasa lebih mudah memahami materi, 10 siswa merasa tidak mudah untuk memahami materi dengan menggunakan bahan ajar berbasis multimedia interaktif ini.

10. Untuk pertanyaan 10, 25 siswa merasa lebih mengerti materi yang disajikan dengan multimedia, 4 siswa merasa lebih mengerti materi yang disajikan dengan menggunakan buku.

11. Untuk pertanyaan 11, 28 siswa merasa sangat tertarik dengan gambar dan simulasi yang ditampilkan dan 1 siswa merasa tidak tertarik dengan gambar dan simulasi yang ditampilkan.

12. Untuk pertanyaan 12, 27 siswa menganggap gambar dan simulasi yang ditampilkan sudah sesuai dengan materi yang dipelajari sedangkan 2 siswa menganggap kurang sesuai dengan materi yang dipelajari.

Berdasarkan jawaban dari semua item pertanyaan, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa menganggap bahan ajar berbasis multimedia interaktif pada materi statistika yang ditampilkan menarik minat siswa untuk belajar karena materi yang disajikan lebih mudah untuk dipahami karena disertai dengan gambar dan simulasi yang menarik.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar berbasis multimedia interaktif pada materi statistika yang telah dibuat tenyata layak dijadikan sebagai media pembelajaran karena dapat menambah motivasi siswa untuk belajar matematika dan sifatnya mudah dipahami, praktis dan mempunyai tampilan yang menarik. Dengan demikian, dalam proses pembelajaran seorang guru dapat menggunakan waktu secara efisien dan beban tugas dapat dikurangi serta menghasilkan produktivitas pengajaran yang lebih tinggi.

KESIMPULAN

Dalam pembuatan bahan ajar berbasis multimedia interaktif ini peneliti membuat rancangan tampilan program aplikasi yang dibuat dengan menggunakan Macromedia Flash 8 dan Autorun Pro Enterprise II serta Microsoft Visual Basic 6.0 sebagai program pendukungnya. Bahan ajar yang telah dibuat terdiri dari tiga kali pertemuan yaitu materi yang disertai contoh dan latihan, serta terdapat juga menu interaktif yang terdiri dari diagram garis, diagram batang dan diagram lingkaran. Dari angket penelitian tentang manfaat penggunaan bahan ajar berbasis multimedia interaktif pada materi statistika yang telah disebarkan kepada siswa kelas XI IPA SMA Yadika Kota Jambi sebanyak 29 siswa diperoleh hasil bahwa sebagian besar siswa menganggap bahan ajar berbasis multimedia interaktif pada materi statistika yang ditampilkan menarik minat siswa untuk belajar karena materi yang disajikan lebih mudah untuk dipahami karena disertai dengan gambar dan simulasi yang menarik.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Arliana. (2006). Pembuatan Animasi Komputer pada Tumbukan Sentral sebagai Media Pembelajaran. Jambi : Universitas Jambi.

Arsyad, A. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Persada.

Mulyanta, S.T., dan Leong, M. (2009). Tutorial Membangun Multimedia Interaktif Media Pembelajaran. Yogyakarta: Universitas Atmajaya Yogyakarta.

Munadi, Y. (2008). Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Ciputat: Gaung Persada.

Putri, R. (2008). Perancangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer dengan Pemanfaatan Sofware Incomedia di Sekolah Menengah Pertama pada Pokok Bahasan Prisma dan Limas.

Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Ramadianto, A. Y (2008). Membuat Gambar Vektor dan Animasi Atraktif dengan Macromedia Flash Professional 8. Bandung: Yrama Widya.

Sa’ud, S. U. (2008). Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Soeharto, K. & dkk. (2003). Teknologi Pembelajaran. Surabaya: SIC.

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Widodo, Chomsin, S. & Jasmadi. (2008). Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi.

Jakarta:Elex Media Komputindo.

Referensi

Dokumen terkait

Hal yang sama juga ditunjukkan oleh masyarakat yang selalu antusias menyaksikan setiap pertunjukan Kompang Atraksi yang menyuguhkan lebih dari sekedar keriuhan bunyi

Dari judul tersebut, maka yang menjadi permasalahan adalah bagaimana menggunakan RPP pada proses pembelajaran Quran Hadis Siswa kelas XII MAN Binamu Kabupaten

Penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan hanya untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan-bahan pustaka, tetapi dengan adanya perpustakaan sekolah diharapan murid-murid

Prastowo (2011: 77) mengemukakan bahwa pustakawan adalah tenaga kerja bidang perpustakaan yang telah memiliki pendidikan ilmu perpustakaan, baik melalui pendidikan,

Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui apakah promosi harga yang dilakukan oleh coffee store tersebut berpengaruh terhadap kualitas makanan dan pelayanan

REKSADANA • Menghimpun dana dari masyarakat pemodal • Investasi dalam Portofolio Efek • Dikelola oleh Manajer Investasi... Apa saja

Nilai koefisien regresi pendidikan luas lahan (X 5 ) yaitu -0,031 dan bertanda negatif, artinya luas lahan (X 5 ) memiliki pengaruh yang berlawanan dengan tingkat

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, hasil menunjukkan bahwa variabel price, place, promotion, people, dan process memiliki pengaruh yang