PENDAPATAN NELAYAN GILL NET DI KECAMATAN TELUK NIBUNG KOTA TANJUNG BALAI
SKRIPSI
OLEH:
ELFIRA RAHMADANI 140304010
AGRIBISNIS
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ELFIRA RAHMADANI (140304010)denganjudulskripsi“ANALISIS
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN
NELAYAN GILL NET DI KECAMATAN TELUK NIBUNG KOTA TANJUNG BALAI” Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret tahun 2018 dengan dibimbing oleh Dr.Ir. H. Hasman Hasyim, M.Sidan Rulianda P.Wibowo, SP, M.Ec, Ph.D.
Tujuan Penelitian adalah menganalisis pengaruh faktor sosial ekonomi (umur, pendidikan,jumlah tanggungan, lama bernelayan, biaya produksi, hasil tangkapan, harga ikan dan kapasitas muat kapal (GT)) terhadap pendapatan nelayan dan menganalisis tingkat pendapatan nelayan di daerah penelitian.
Metode penelitian yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dan analisis deskriptif.Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive (sengaja) karena kecamatan Teluk Nibung merupakan daerah nelayan Gill Net paling banyak. Penarikan sampel dilakukan secara purpossive sampling, jumlah sampel 40 orang. Data yang diperoleh merupakan data primer dan data sekunder..
Hasil penelitian biaya produksi, hasil tangkapan dan kapasitas muat kapal (GT) merupakan faktor yang berpengaruh nyata terhadap pendapatan nelayan Gill Net di Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjung Balai. Umur, pendidikan, jumlah tanggungan, dan lama bernelayan tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan nelayan Gill Net di Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjung Balai. Rata-rata pendapatan bersih setiap nelayan adalah sebesar Rp.1.029.315/melaut atau Rp.3.087.945/bulan (dengan catatan 3 kali melaut/ bulan).
Kata Kunci : Umur, Pendidikan, jumlah tanggungan, lama bernelayan, biaya produksi, hasil tangkapan, harga ikan, kapasitas muat kapal dan Pendapatan
ELFIRA RAHMADANI (140304010) with the title of thesis is "ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE GILL NET FISH SERVICES IN CITY SUBJECT TO TANJUNG BALAI CITY" conducted in March 2018 by Bapak Dr. Ir. H. HasmanHasyim, M.Si and Bapak Rulianda P. Wibowo, SP, M.Ec, Ph.D.
The objectives of the study were to analyze the influence of socioeconomic factors (age, education, number of dependents, length of fishery, production cost, catch, fish price and shipload capacity (GT)) to fisherman income and to analyze the income level of fishermen in the study area.
The research method used is multiple linear regression analysis and descriptive analysis. The determination of the research area is done purposively (purposely) because Teluk Nibung sub-district is the most Gill Net fishing area. Sampling done by purposive sampling, the sample size was 40 people. The data obtained are primary and secondary data.
The result of this research concludes that production cost, catch and ship loading capacity (GT) are significant factors to Gill Net fisherman's income in Teluk Nibung sub-district of Tanjung Balai Municipality. Age, education, number of dependents, and duration of fishing did not significantly affect the income of Gill Net fishermen in Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjung Balai. The average net income of each fisherman is Rp.1.029.315 / sea or Rp.3.087.945 / bulan (with a record 3 times to go to sea / month).
Keywords: Age, Education, number of dependents, length of fishing, production cost, catch, fish price, ship's loading capacity and Revenue
Penulis dilahirkan di Kota Tanjung Balai pada tanggal 24 Januari 1996 sebagai anak tunggal dari Ayahanda Rajab Panggabean dan Ibunda Elfina Manurung. Penulis telah menempuh jenjang pendidikan formal sebagai berikut:
Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis sebagai berikut :
1. Sekolah Madrasah Ibtidaiyah YMPI Tanjung Balai, lulus pada Tahun 2008.
2. Sekolah Madrasah Tsanawiyah Bina Ulama Kisaran, lulus pada Tahun 2011.
3. Sekolah Madrasah Aliyah Negeri Kota Tanjung Balai, lulus pada tahun 2014.
4. Pada Tahun 2014 diterima di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui jalu undangan (SNMPTN).
Kegiatan yang pernah diikuti penulis adalah sebagai berikut :
1. Mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Kampung Mesjid Kecamatan Talawi Kabupaten Batubara, Provinsi Sumatera Utara pada bulan juli 2017.
2. Melakukan Penelitian Skripsi Di Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjung Balai pada Tahun 2018.
3. Anggota Ikatan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (IMASEP) Fakultas Pertanian, Sumatera Utara.
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat, kesehatan dan karunia-Nya serta penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun judul skripsi ini adalah "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Gill Net di Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjung Balai". Penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pertanian di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Sebagai rasa bersyukur, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si selaku ketua komisi pembimbing yang telah membimbing serta memberikan masukan kepada penulis dari awal sampai akhir pengerjaan skripsi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
2. Bapak Rulianda P. Wibowo, SP, M.Ec, P.Hd selaku anggota ketua komisi pembimbing yang telah membimbing penulis serta memberikan masukan dari awal sampai akhir pengerjaan skripsi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
3. Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec selaku ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan Bapak Ir. Jufri, M.Si selaku sekertaris Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Ibunda Elfina Manurung SE yang selalu mendoakan penulis dan memberikan bimbingan, dukungan, perhatian, serta materi yang selalu diberikan kepada penulis dari awal masuk pendidikan formal sampai penulis menyelasaikan skripsi ini..
5. Seluruh Dosen Fakultas Pertanian khususnya Dosen Program Studi Agribisnis FP-USU yang telah membekali ilmu kepada penulis selama masa perkuliahan.
6. Seluruh pegawai di Fakultas Pertanian khususnya Program Studi Agribisnis yang telah membantu seluruh proses administrasi.
7. Seluruh responden nelayan Gill Net di Kecamatan Teluk Nibung.
8. Kepada kawan seperjuangan dari awal masuk ke program studi agribisnis yang tersayang Putri Asri Wahyu Sari, Ridha Dwi Sartika Sinaga, Amelia Natasya Pasaribu, Rika Ramadani.
9. Kepada kawan tersayang Indana Zulfa Batubara, Atika Hidayati, Diah Ramadhani Sigalingging.
10. Kepada Kawan PKL Desa Masjid Lama Ridha Dwi Sartika Sinaga, Putri Mayawi Hsb, Rio Frayogi dan M. Iqbal Fahruqi.
11. Kepada sahabat tersayang Sartina Daulay, Nurhalimah, Dessy Leonny Anggraini, Mutia Khansya , dan Wika Anugrah Efendi.
12. Seluruh teman satu stambuk AGB 2014 terkhusus AGB 1 yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Medan, Juli 2018
penulis
ABSTRAK
RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL... v
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 4
1.3. Tujuan Penelitian ... 4
1.4. Manfaat Penelitian ... 4
1.5 Keaslian Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Nelayan ... 6
2.2. Landasan Teori ... 7
2.2.1 Teori Pendapatan ... 7
2.2.2 Nelayan dan Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan ... 9
2.2.3 Faktor Sosial Ekonomi ... 10
2.3. Penelitian Terdahulu ... 13
2.4. Kerangka Pemikiran ... 16
2.5. Hipotesis Penelitian ... 18
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Daerah Penenetuan Lokasi Penelitian ... 19
3.2. Metode Pengambilan Sampel ... 20
3.3. Metode Pengumpulan Data ... 20
3.4. Metode Analisis Data ... 21
3.4. Definisi dan Batasan Operasional ... 25
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1. Deskripsi Daerah Penelitian ... 26
4.2. Karakteristik Sampel ... 30
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Uji Hipotesis 1 ... 33
5.1.1. Uji Asumsi Klasik ... 33
5.1.3. Uji Heteroskedastisitas ... 35 5.1.4. Uji Kesesuaian Model (Goodness Of Fit Test) ... 36 5.2. Hasil Tangkapan... 42 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan ... 47 6.2. Saran ... 47 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Tabel Judul Halaman 1 Produksi Ikan Menurut Asal Tangkapan dan
Kabupaten/Kota (Ton), 2016
2 2 Produksi Perikanan Menurut Asal Tangkapan Kota
Tanjung Balai (Ton)
4
3 Penelitian Terdahulu 16
4 Data Jumlah Nelayan Per Kecamatan Teluk Nibung 23 5 Luas Wilayah Setiap Kelurahan di Kecamatan Teluk
Nibung
30 6 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan
Teluk Nibung
32 7 Jumlah Penduduk Berdasarkan Golongan Umur 32 8 Jumlah Penduduk Kecamatan Teluk Nibung
Berdasarkan Mata Pencaharian
33 9 Umur Nelayan di Kecamatan Teluk Nibung 34 10 Tingkatan Pendidikan Nelayan di Kecamatan Teluk
Nbung Kota Tanjung Balai
35 11 Jumlah Tanggungan Nelayan di Kecamatan Teluk
Nibung Kota Tanjung Balai
35
12 Lama Bernelayan 36
13 Hasil Uji Normalitas Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Yaitu Umur, Pendidikan, Jumlah Tanggungan, Lama Bernelayan, Biaya Produksi, Hasil Tangkapan, Harga Ikan, dan Kapasitas muat kapal(GT) Terhadap Pendapatan Nelayan Gill Net
38
14 Hasil Uji Multikolinieritas Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Yaitu Umur, Pendidikan, Jumlah Tanggungan, Lama Bernelayan, Biaya Produksi, Hasil Tangkapan, Harga Ikan, dan Kapasitas muat kapal(GT) Terhadap Pendapatan Nelayan Gill Net
38
15 Hasil Uji Heteroskedastisitas Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Yaitu Umur, Pendidikan, Jumlah Tanggungan, Lama Bernelayan, Biaya Produksi, Hasil Tangkapan, Harga Ikan, dan Kapasitas muat kapal (GT) Terhadap Pendapatan Nelayan Gill Net
39
16 Hasil Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Yaitu Umur, Pendidikan, Jumlah Tanggungan, Lama Berenlayan, Biaya Produksi, Hasil Tangkapan, Harga
40
Ikan dan Kapasitas muat kapal (GT) Terhadap Pendapatan Nelayan Gill Net di Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjung Balai.
17 18 19
Total Penerimaan Nelayan Gill Net Per Trip di Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjung Balai
Total Biaya Operasional Per Trip di Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjung Balai
Pendapatan Bersih Nelayan Gill Net Per Trip
48 49 49
Gambar Judul Halaman
1 Skema Kerangka Pemikiran 20
Lampiran Judul
1 Karakteristik Nelayan sampel Gill Net di Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjung Bali
2 3
Penerimaan Nelayan Gill Net per trip Total Biaya operasional per trip
4 Hasil Analisis Regresi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Gill Net di Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjung Balai
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia dikenal sebagai negara maritim terbesar atau negara kepulauan terbesar di dunia. Laut dapat berfungsi sebagai sumber kehidupan, penyediaan makanan, obat-obatan, dan bahan-bahan material. Laut juga sebagai media transportasi dan komunikasi sehingga akan mempunyai kontribusi dalam perdagangan dan pertumbuhan ekonomi. Negara maritim dan negara kepulauan dikaitkan dengan wilayah laut / kelautan yang luas. Maka secara garis besar dapat ditarik kesimpulan mata pencarian penduduk Indonesia sebagian besar adalah sebagai Nelayan (Nasution, 2005).
Potensi lestari sumber dayaikan atau maximum sustainable yield (MSY) di perairan laut Indonesia sebesar 6,5 jutaton per tahun, dengan jumlah tangkapan yang diperbolehkan sebesar 5,2 jutaton/tahun (80% dari MSY). Kemudian, untuk besarnya potensi perikanan tangkap diperairan umum yang memiliki total luas sekitar 54 juta Ha, yang meliputi danau,waduk, sungai, rawa, dan genangan air lainnya, diperkirakan mencapai 0,9 juta ton ikan/tahun (Direktorat Kelautan Dan Perikanan, 2014).
Tabel 1.1 Produksi Ikan Menurut Asal Tangkapan Kabupaten/ Kota (Ton), 2016
No. Kabupaten/ Kota Laut Perairan Umum Jumlah
Kabupaten/ Regency
1 Nias 889,1 - 889,1
2 Mandailing Natal 4.575,2 - 4.575,2
3 Tapanuli Selatan 72,7 - 72,7
4 Tapanuli Tengah 39.000,0 2.001,0 41.000,1
5 Tapanuli Utara - 26,3 26,3
6 Toba Samosir - 939.9 939.9
7 Labuhanbatu 6.799,2 - 6.799,2
8 Asahan 45.492,0 2.152,2 47.644
9 Simalungun - - -
10 Dairi - 239,3 239,3
11 Karo - 38,0 38,0
12 Deli Serdang 23.548,0 318,5 23.866,5
13 Langkat 28.315,0 5,6 28.356,6
14 Nias Selatan - - -
15 Humbang Hasundutan - 149,1 149,1
16 Pakpak Bharat - - -
17 Samosir - 863,0 863,0
18 Serdang Bedagai 25.667,0 - 25.667,0
19 Batu Bara 27.810,5 - 27.810,5
20 Padang Lawas Utara - 2.317,1 2.317,1
21 Padang Lawas - 83,7 83,7
22 Labuhanbatu Selatan - 10.713,0 10.713,0
23 Labuhanbatu Utara 54,3 - 54,3
24 Nias Utara - - -
25 Nias Barat 1.959,6 - 1.959,6
Kota/ Municipolity
26 Sibolga 48.912,0 - 48.912,0
27 Tanjungbalai 34.785,8 - 34.785,8
28 Pematangsiantar - 8,4 8,4
29 Tebing Tinggi - 3,1 3,1
30 Medan 88.521,0 - 88.521,0
31 Binjai - - -
32 Padangsidimpuan - 41,5 41,5
33 Gunungsitoli 391,2 72,0 398,4
Sumatera Utara 2016 380.349,4 27.745,5 408.094,9
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara, 2016
Dari Tabel 1.1 Tanjung Balai sendiri merupakan salah satu kota yang ikut andil dalam sektor perikanan seperti di Kecamatan Teluk Nibung. Yaitu dengan hasil produksi ikan sebesar 34.785,8 pada tahun 2016. Kecamatan Teluk Nibung terletak pada 02’59’ – 03’01’ Lintang Utara dan 99’48’ Bujur Timur yang seluruh wilayahnya berada pada hamparan dataran rendah dengan kelerengan kurang dari 15% ( landai ) serta ketinggian elevasi berkisar antara 0-1 meter
diataspermukaan laut. Sungai-sungai yang melintasi wilayah kecamatan Teluk Nibung adalah Sungai Kapias dan Sungai Asahan.
Masyarakat yang mempunyai mata pencaharian dan berpenghasilan nelayan merupakan salah satu dari kelompok masyarakat yang melakukan aktivitas usaha dengan mendapat penghasilan bersumber dari kegiatan nelayan itu sendiri. Nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan pekerjaan dalam operasi penangkapan ikan dan binatang laut lainnya / tanaman air. Tingkat kesejahteraan nelayan sangat ditentukan oleh hasil tangkapan. Banyaknya hasil tangkapan menunjukkan berapa banyak pendapatan yang diperoleh oleh seorang nelayan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi suatu keluarga. Maka tingkat pemenuhan konsumsi keluarga atau kebutuhan fisik minimum sangat ditentukan oleh pendapatan yang di terima oleh seorang nelayan.
Menurut Zastrow (2000) kesejahteraan sosial adalah sebuah sistem yang meliputi program dan pelayanan yang membantu orang agar dapat memenuhi kebutuhan sosial, ekonomi, pendidikan dan kesehatan yang sangat mendasar untuk memelihara masyarakat. Sebagaimana batasan PBB, kesejahteraan sosial adalah kegiatan-kegiatan yang terorganisasi yang betujuan untuk membantu individu atau masyarakat guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya dan meningkatkan kesejahteraan selaras dengan kepentingan keluarga dan masyarakat.
Sumber : BPS Kota Tanjung Balai, 2018
Dari Tabel 1.2 produksi perikanan menurut asal tangkapan kota Tanjung Balai (Ton) maka dapat diketahui produksi perikanan menurut asal tangkapan kota Tanjung Balai bersumber dari laut mengalami penurunan pada tahun 2013 dan mengalami peningkatan kembali pada tahun seterusnya yaitu pada tahun 2011 jumlah produksi sebesar 35469,96 ton, pada tahun 2012 jumlah produksi sebesar 36708,04 ton, pada ta hun 2013 jumlah produksi sebesar 31174 ton, pada tahun 2014 jumlah produksi sebesar 32898 ton, pada tahun 2015 jumlah produksi sebesar 33127,49 ton, dan pada tahun 2016 jumlah produksi sebesar 34074 ton. Dari Tabel 1.2 dapat diketahui bahwa produksi ikan di kota Tanjung Balai berfluktuasi maka pendapatan nelayan juga berfluktuasi.
Menurut Wahyono et. al (2001) pendapatan usaha tangkap nelayan sangat berbeda dengan jenis usaha lainnya, seperti pedagang atau bahkan petani. Jika pedagang dapat mengkalkulasikan keuntungan yang diperolehnya setiap bulannya, begitu pula petani dapat memprediksi hasil panennya, maka tidak demikian dengan nelayan yang kegiatannya penuh dengan ketidakpastian (uncertainty) serta bersifat spekulatif dan fluktuatif.
Produksi Perikanan
Produksi Perikanan menurut Asal Tangkapan di Kota Tanjungbalai (Ton)
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Darat (Budidaya) 54.10 43.94 34.30 48.86 105.37 183.56 Darat (Perairan
Umum) 34.86 35.38 33.28 0 2.82 17.23
Laut 35381 36629 31106 32849.14 33019.3 33873
Jumlah 35469.96 36708.04 31174 32898 33127.49 34074
Tabel 1.2 Produksi Perikanan Menurut Asal Tangkapan Kota Tanjung Balai (Ton)
Penelitian ini ingin mengamati dan menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan dari sisi sosial ekonomi yaitu umur, pendidikan, jumlah tanggungan, lama bernelayan, biaya produksi, hasil tangkapan, harga ikan dan kapasitas muat kapal (GT) terhadap pendapatan nelayan Gill Net Kec. Teluk Nibung Kota Tanjung Balai. Dan bagaimana tingkat pendapatan nelayan Gill Net Kec. Teluk Nibung Kota Tanjung Balai.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh faktor sosial ekonomi yaitu umur, pendidikan, jumlah tanggungan, lama bernelayan, biaya produksi, hasil tangkapan, hargaikan dan kapasitas muat kapal (GT) terhadap pendapatan nelayan Gill Net di Kec.
Teluk Nibung Kota Tanjung Balai ?
2. Bagaimana tingkat pendapatan nelayan Gill Net Kec. Teluk Nibung Kota Tanjung Balai ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis pengaruh faktor social ekonomi yaitu umur, pendidikan, jumlah tanggungan, lama bernelayan, biaya produksi, hasil tangkapan, harga ikan dan kapasitas muat kapal (GT) terhadap pendapatan nelayan Gill Net Kec. Teluk Nibung Kota Tanjung Balai.
2. Untuk menganalisis tingkat pendapatan nelayan Gill Net di Kec. Teluk Nibung Kota Tanjung Balai.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Dari aspek teoritis, hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk meningkatkan pendapatan nelayan Gill lebih produktif dan efesien dan memberikan informasi atau gambaran bagaimana cara memperbaiki dari kelemahan nelayan.
2. Dari aspek informasi, hasil penelitian Net di Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjung Balai.
3. Dari aspek praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk membantu nelayan agar
4. ini dapat dijadikan sebagai referensi sumber informasi instansi dalam menentukan kebijakan harga ikan.
1.5 Keaslian Penelitian
1. Model Penelitian : Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah analisis linear berganda dan analisis
deskriptif.
2. Jumlah Sampel : Sampel dalam penelitian ini adalah 40 nelayan Gill Net di Kecamatan Teluk Nibung Kota
Tanjung Balai.
3. Waktu Penelitian : Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2018.
4. Lokasi Penelitian : Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjung Balai.
Lanjutan Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Nelayan
Nelayan adalah suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya tergantung langsung pada hasil laut, baik dengan cara melakukan penangkapan ataupun budidaya. Mereka pada umumnya tinggal di pinggir pantai, sebuah lingkungan pemukiman yang dekat dengan lokasi kegiatannya (Imron, 2003).
Ciri komunitas nelayan dapat dilihat dari berbagai segi, sebagai berikut :
a. Dari segi mata pencaharian, nelayan adalah mereka yang segala aktivitasnya berkaitan dengan lingkungan laut dan pesisir, atau mereka yang menjadikan perikanan sebagai mata pencaharian mereka.
b. Dari segi cara hidup, komunitas nelayan adalah komunitas gotong royong.
Kebutuhan gotong royong dan tolong menolong terasa sangat penting untuk mengatasi keadaan yang menuntut pengeluaran biaya besar dan pengerahan tenaga yang banyak, seperti saat berlayar, membangun rumah atau tanggul penahan gelombang di sekitar desa.
c. Dari segi keterampilan, meskipun pekerjaan nelayan adalah pekerjaan berat namun pada umumnya mereka hanya memiliki keterampilan sederhana.
Kebanyakan mereka bekerja sebagai nelayan adalah profesi yang di turunkan oleh orang tua, bukan yang dipelajari secara profesional.
d. Dari bangunan struktur sosial, komunitas nelayan terdiri atas komunitas yang heterogen dan homogen. Masyarakat yang heterogen adalah mereka yang bermukim di desa-desa yang mudah dijangkau secara transportasi darat, sedangkan komunitas yang homogen terdapat di desa-desa nelayan terpencil
Lanjutan Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu
biasanya menggunakan alat-alat tangkap ikan yang sederhana, sehingga produktivitas kecil. Sementara itu kesulitan transportasi angkutan hasil ke pasar juga akan menjadi penyebab rendahnya harga hasil laut di daerah mereka. (Sastrawidjaya, 2002).
2.2. Landasan Teori 2.2.1Teori Pendapatan
Tujuan pembangunan pertanian sebagai salah satu pembangunan ekonomi di Indonesia bertujuan memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di bidang usaha pertanian (petani, nelayan, dan peternak) dipedesaan. Hal ini dapat tercapai bila pendapatannya dapat ditingkatkan dari sumber pendapatannya baik dari pertanian maupun non pertanian (Rahim dan Hastuti, 2008).
Pendapatan merupakan balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi dalam jangka waktu tertentu. Balas jasa waktu tersebut dapat berupa sewa, upah/ gaji, bunga ataupun laba. Pendapatan pribadi dapat diartikan sebagai semua jenis pendapatan, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan sesuatu kegiatan apapun, yang diterima oleh penduduk suatu negara (Sukirno, 2004).
Tingkat pendapatan merupakan salah satu kriteria maju tidaknya suatu daerah. Bila pendapatan suatu daerah relatif rendah, dapat dikatakan bahwa kemajuan dan kesejahteraan tersebut akan rendah pula. Kelebihan dari konsumsi maka akan disimpan pada bank yang tujuannya adalah untuk berjaga-jaga apabila baik kemajuan dibidang pendidikan, produksi dan sebagainya juga mempengaruhi tingkat tabungan masyarakat. Demikian pula hanya bila pendapatan masyarakat
Lanjutan Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu
suatu daerah relatif tinggi, maka tingkat kesejahteraan dan kemajuan daerah tersebut tinggi pula.
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul akibat aktivitas normal perusahaan selama satu periode arus masuk itu mengakibatkan kenaikan modal (ekuitas) dan tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Arus masuk dimaksud adalah hasil dari penjualan produk perusahaan (Kuswadi, 2008).
Menurut Suratiyah (2015), Penerimaan adalah seluruh pendapatan yang diperoleh dari usahatani selama satu periode diperhitungkan dari hasil penjualan atau penaksiran kembali.
Dimana :
Y = Jumlah Produksi Py = Harga per kesatuan
Selisih antara pendapatan kotor usahatani dan pengeluaran total usahatani disebut pendapatan bersih usahatani (net farm income). Pendapatan bersih usahatani mengukur imbalan yang diperoleh keluarga petani dari penggunaan faktor-faktor produksi kerja, pengelolaan, dan modal milik sendiri atau modal pinjaman yang diinvestasikan ke dalam usahatani (Soekartawi dkk, 2011).
Biaya nelayan biasanya diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap (FC) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang relatif tetap jumlah dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Biaya variabel (VC) adalah biaya yang besar kecilnya
Penerimaan = Y x Py
Lanjutan Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu
dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh, contohnya biaya untuk tenaga kerja.
Pernyataan ini dapat ditulis sebagai berikut :
Dimana :
TC = Total Biaya
FC = Fixed Cost (biaya tetap) VC = Variable Cost (biaya variabel)
Menurut Ahmad dan Yana (2015), keuntungan (besar-kecil) bergantung pada besar total pendapatan (TR) dibandingkan dengan besar kecilnya total biaya (TC). Secara matematis keuntungan dapat ditulis :
Dimana :
Π = Pendapatan TR = Total penerimaan TC = Total biaya
2.2.2 Nelayan Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan
Masyarakat nelayan yang sampai saat ini masih merupakan tema yang sangat menarik untuk didiskusikan. Membicarakan nelayan hampir pasti isu yang selalu muncul adalah masyarakat yang marjinal, miskin dan menjadi sasaran eksploitasi penguasa baik secara ekonomi maupun secara politik.
Rendahnya kualitas sumber daya manusia masyarakat nelayan yang terefleksi dalam bentuk kemiskinan sangat erat kaitannya dengan faktor internal
TC = FC + VC
Π = TR - TC
Lanjutan Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu
cepat, kurang berani mengambil resiko, cepat puas dan kebiasaan lain yang tidak mengandung modernisasi. Selain itu kelemahan modal usaha dari nelayan sangat dipengaruhi oleh pola pikir nelayan itu sendiri. Faktor eksternal yang mengakibatkan kemiskinan rumah tangga nelayan lapisan bawah antara lain proses produksi didominasi oleh tokeh pemilik perahu atau modal dan sifat pemasaran produksi hanya dikuasai kelompok dalam bentuk pasar monopoli (Kusnadi, 2003).
2.2.3 Faktor Sosial Ekonomi a. Umur
Seseorang yang berumur 15 tahun keatas maka bisa disebut sebagai nelayan. Apabila seseorang dianggap nelayan yang telah berumur 15-30 tahun, diatas 30 tahun dianggap sebagai nelayan yang berpengalaman (Kusnadi, 2003).
Menurut Hasyim (2006) umur petani adalah salah satu faktor yang berkaitan erat dengan kemampuan kerja dalam melaksanakan kegiatan usahatani, umur dapat dijadikan tolak ukur dalam melihat aktivitas seseorang dalam bekerja dimana dengaan kondisi umur yang masih produktif maka kemungkinan besar seseorang dapat bekerja dengan baik dan maksimal.
b. Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pendapatan (Cahyono, 1998). Orang yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi akan memperoleh pendapatan yang lebih baik. Pendidikan menjadi wahana yang menjembatani kesenjangan antara tingkat pendidikan yang telah dicapai dengan tingkat pendidikan yang diinginkan/ dipersyaratkan untuk mencapai suatu tujuan.
Lanjutan Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu
Pendidikan dinilai sebagai sarana meningkatkan pengetahuan tentang teknologi pertanian yang baru, karena pendidikan merupakan saran belajardimana selanjutnya diperkirakan menanamkan sikap yang menguntungkan menuju praktek pertanian yang modern.Banyaknya atau lamanya sekolah/ pendidikan yang diterima seseorang akan berpengaruh terhadap kecakapannya dalam pekerjaan tertentu. Sudah tentu kecakapan tersebut akan mengakibatkan kemampuan yang lebih besar dalam menghasilkan pendapatan bagi rumah tangga (Soekartawi, 1999).
c. Jumlah Tanggungan
Menurut Hasyim (2006) jumlah tanggungan keluarga adalah salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan pendapatan untuk memenuhi kebutuhannya. Banyaknya jumlah tanggungan keluarga, akan mendorong untuk melakukan banyak kegiatan/aktivitas terutama dalam upaya mencari dan menambah pendapatan keluarga (Ginting, 2002).
Jumlah tanggungan keluarga semakin banyak (anggota keluarga) akan semakin meningkat pula beban hidup yang harus dipenuh. Jumlah angota keluarga akan mempengaruhi keputusan petani dalam berusahatani (Daniel, 2002).
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kontribusi pendapatan adalah jumlah tanggungan, jika jumlah tanggungan banyak maka beban ekonomi keluarga akan semakin berat, sehingga memacu seseorang dalam rumah tangga yang merupakan kejadian riil yang dialami oleh suami. Sifat pekerjaan yang berpengaruh pada pendapatan kepala rumah tangga adalah bersifat tidak tetap (Sudarmini, 2006).
Lanjutan Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu d. Lama Bernelayan
Pengalaman adalah seseorang yang telah menekuni pekerjaannya selama beberapa tahun, seseorang nelayan yang telah menekuni pekerjaannya 15 sampai 30 tahun, dapat dianggap nelayanyang berpengalamandan dapat dijadikan pawang (Rangkuti, 1995).
Suatu aspek yang juga menjadi akar kemiskinan nelayan adalah rendahnya pengalaman kerja. Dengan demikian,kurangnya pengalaman berdampak pada pemahaman proses penangkapan dan pemanfaatan hasil tangkapan (Arliman, 2013).
Pengalaman melaut nelayan juga memberikan dampak pada hasil tangkapan nelayan. Faktor pengalaman, menurut Foster (2001). Hal yang menentukan berpengalaman tidaknya seorang dapat dilihat dari lama waktu atau masa kerja yang ditempuh seseorang sehingga dapat memahami tugas-tugas sebuah pekerjaaan dan telah melaksanakan pekerjaan tersebut dengan baik.
e. Biaya Produksi
Adapun ada dua Modal yang dikeluarkan yaitu :
1. Modal tetap adalah modal yang dapat dipergunakan dalam berkali-kali proses produksi. Modal tetap ada yang bergerak atau muda dipindahkan, ada yang hidup maupun mati (misalnya kapal, jaring, ternak), sedangkan yang tidak dapat dipindahkan juga ada yang hidup maupun mati (misalnya bangunan, tanaman keras) (Suratiyah, 2015).
2. Modal lancar (variablecosts). Menurut Suratiyah (2015) Modal tidak tetap adalah modal yang hanya dapat digunakan dalam satu kali proses produksi saja, adalah seperti biaya bahan bakar dan biaya makan dan minum.
Lanjutan Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu
Biaya produksi atau biaya operasi, penyediaan input produksi (sarana produksi), seperti untuk memiliki perahu/kapal, alat tangkap yang digunakan, serta bahan bakar untuk perahu. Dan juga dalam prasarana pendukung nelayan dipakai untuk modal membeli es, keranjang ikan, serta perbekalan makan yang dibawa (Mulyadi, 2005). Semakin besar biaya yang dikeluarkan maka makin besar juga hasil produksi yang didapat sehingga pendapatan juga meningkat.
f. Hasil Tangkapan
Hasil tangkapan ditujukan untuk dapat meningkatkan pendapatan yang nantinya dapat memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri, sehingga perlu diimbangi dengan peningkatan dalam pengetahuan teknik maupun alokasi dana input agar mencapai output yang maksimal.
Menurut Suhartati dalam buku Teori Ekonomi Mikro (2003) menyatakan bahwa produsen dianggap akan selalu memilih tingkat output (Q) yang dapat memperoleh keuntungan total maksimum yaitu kondisi yang memaksimalkan perbedaan antara total pendapatan dan total biaya. Teori tersebut dapat diaplikasikan dalam kehidupan nelayan dimana jika dapat memilih, nelayan tentu akan memilih tingkat output yang maksimum dan terus bertambah setiap harinya.
Seperti halnya teori tentang total revenue (TR) yang dikemukakan oleh Roger (2000) yang menyatakan bahwa berbagai harga persatuan ( Unit ) kali jumlah permintaan. Inilah besarnya pendapatan yang diterima oleh penjual suatu produk yang berharga, P untuk sejumlah Q satuan yang terjual. Pendapatan marginal (marginal revenue, MR) didefinisikan sebagai besarnya perubahan pendapatan total berkaitan dengan perubahan satu-satuan jumlah penjualan. Berdasarkan teori
Lanjutan Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu
ditangkap oleh nelayan maka semakin besar potensi pendapatan yang diperoleh nelayan. Ikan diartikan sebagai unit output yang mampu menghasilkan pendapatan yang diterima nelayan sehingga semakin banyak tangkapan ikan maka semakin banyak pula potensi pendapatan yang diperoleh nelayan.
g.
Harga IkanMenurut Philip Kotler dan A.B Susanto, harga merupakan satu-satunya elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, unsur lainnya menimbulkan biaya. Harga juga merupakan salah satu bauran pemasaran yang paling fleksibel, harga dapat diubah dengan cepat, tidak seperti tampilan produk dan perjanjian distribusi.
Harga pada kondisi yang ideal adalah harga yang mampu mengalokasikan sumberdaya yang tersedia secara optimal. Harga tersebut akan memberikan kesejahteraan tertinggi bagi produsen dan konsumen (surplus total) (Sunaryo, 2001).
Harga ikan sangat dipengaruhi oleh hasil tangkapan. Hal ini sesuai dengan konsep elastisitas, biasanya elastisitas di intrepetasikan yaitu jika terjadi suatu kelangkaan terhadap suatu barang maka harga akan tinggi, dan jika terjadi panen raya maka dapat dipastikan harga akan rendah (Sunaryo, 2001).
h. Kapasitas Muat Kapal (GT)
Kapasitas muat kapal merupakan penghitungan seberapa banyak ruang yang bisa ditempati dalam suatu objek semua ruang yang terletak di bawah geladakkapal ditambah dengan volume ruangan tertutup yang terletak di atas geladak ditambah dengan isi ruangan beserta semua ruangan tertutup yang terletak di atas geladak paling atas (superstructure).
Lanjutan Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu
Hubungan fisik antara input dan output untuk suatu macam produksi dapat diungkapkan dengan menggunakan konsep fungsi produksi. Fungsi produksi menunjukkan output atau jumlah hasil produksi maksimum yang dapat dihasilkan per-satuan waktu dengan menggunakan berbagai kombinasi sumber – sumber daya yang dipakai dalam produksi (Reksoprayitno,2000).
2.3. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu dimuat untuk mengetahui bahwa suatu permasalahan sudah pernah diteliti dan sudah dipecahkan, sehingga dapat menghindari adanya penelitian yang berulang-ulang namun sebenarnya sama. Selain itu penelitian terdahulu dimuat untuk dijadikan sumber dokumen penelitian. Adapun gambaran penelitian terdahulu yang sudah dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut :
Lanjutan Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti
Judul Penelitian
Identifikasi Masalah
Metode
Analisis Kesimpulan 1 Hendra
Jambak (2002).
Faktor-Faktor Sosial Ekonomi yang
Mepengaruhi Lambatnya Kesejahteraan Nelayan
( Studi Kasus : Kecamatan Sibolga Utara, Kotamadya Sibolga ).
Apakah terdapat pengaruh tingkat pendidikan , pengalaman melaut, dan penggunaan alat tangkap ikan terhadap pendapatan nelayan.
Metode analisis regresi berganda.
Dari analisiss regresi berganda didapatkan R- Squared sebesar 0.755 berarti faktor-faktor sosial ekonomi yaitu tingkat pendidikan, pengalaman berlaut,dan jenis alat tangkap secara bersama- sama meberikan pengaruh
terhadap perubahan tingakat pendapatan nelayan (Y) sebesar 75,51 % sedangkan 24,49% lagi dijelaskan faktor diluar penduga.
Karena bernilai positif maka faktor-faktor tersebut jika mengalami kenaikan maka tingkat
pendapatan ikut naik. Untuk tingkat pendapatan nelayan diperoleh F-
hitung > F- tabel (5,897 > 3,37) pada pengujian level α 5% berarti seluruh
independen Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu
18 Lanjutan Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu
2 Prama Taufiq Yudishtira (2001)
Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Studi Kasus : Nelayan di Daerah Tingkat II Kotamadya Sibolga ).
Berapa besar pengaruh modal kerja, jam kerja, pendidikan, dan pengaruh tenaga kerja terhadap tingkat pendapatan.
Metode Analisa Regresi dan uji T
variabel secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen pada tingkat kepercayaan 95%.
Dari analisa bahwa Koefesien determinasi sebesar 0,82.
Konstanta sebesar 507156,15.
variaebel modal kerja dan variabel jam kerja
berpengaruh nyata terhadap usaha pendapatan , sedangkan variabel
pendidikan dan variabel jumlah tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan nelayan.
3 Syahriani Lewa(199 7)
Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan (Studi
Kasus :
Kabupaten Bone Sulawesi
Selatan).
Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap pendapatan nelayan di Kabupaten Bone.
Untuk mengetahui kondis kelembagaan yang ada di kabupaten
Metode Ordinary Least Square
dari hasil penelitian diperoleh bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pendapata nelayan adalah pengalaman, produksi berpengaruh nyata secara positif dan biaya dan jarak
penangkapan
Lanjutan Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu
secara negatif terhadap
pendaptan artinya peningkatan biaya akan menurukan pendapatan dan jarak
penangkapan yang jauh juga kan menurunkan pendapatan.
4 Muhamma
d Cahyadi (2016)
Pengaruh faktor sosial ekonomi terhadap
pendapatan nelayan ( Studi Kasus : Desa Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang).
Apakah ada pengaruh faktor sosial ekonomi (umur, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman, modal) terhadap pendapatan nelayan di Desa Percut Sei Tuan Kecamatan Percut Sei Tuan,
Kabupaten Deli Serdang.
Metode Analisis Pendapata n
Faktor
pengalaman dan modal merupakan faktor yang berpengaruh nyata terhadap pendapatan nelayan dan faktor umur dan jumlah
tanggungan keluarga tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan nelayan. Rata-rata pendapatan bersih nelayan sebesar Rp.724.032,41/
melaut atau Rp. 5.792.259,8/
bulan.
5 Sujarno (2008)
Analisis Faktor- Faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan (Studi
kasus :
Kabupaten Langkat )
Bagaimana pengaruh modal kerja, tenaga kerja, pengalaman, dan jarak tempuh melaut terhadap pendapatan nelayan di Kabupaten
Metode Ordinary Least Square
Berdasarkan data analisis m enunjukkan
bahwa modal kerja, julah tenaga kerja, pengalaman dan jarak tempuh melaut secara bersama
berpengaruh nyata terhadap
Lanjutan Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu
2.4 Kerangka Pemikiran
Banyak faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan, yaitu biaya bernelayan, ukuran kapal, jumlah produksi, harga ikan. Faktor sosial ekonomi yaitu dari segi umur, pendidikan, lama bernelayan, jumlah tanggungan, jumlah kapal, dan biaya produksi. Dan kebijakan pemerintah, kapal pukat harimau, jarak tempuh melaut, biaya bahan bakar, biaya tenaga kerja dan alat tangkap/ teknologi
Langkat. pendapatan
nelayan di Kabupaten
Langkat. Diantara ketiga variabel tersebut maka modal kerja memberikan pengaruh yang besar. Nilai elastisitas dari variabel modal kerja, tenaga kerja pengalaman dan jarak tempuh melaut
mempunyai nilai elastisitas kurang dari 1 (inelastic) terhadap
pendapatan nelayan di Kabupaten
Langkat, sehingga respon
pendapatan nelayan terhadap modal kerja, tenaga kerja, pengalaman dan jarak tempuh melaut sangat kecil.
Lanjutan Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu
Faktor sosial ekonomi yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah faktor sosial ekonomi yaitu umur, pendidikan, jumlah tanggungan, lama bernelayan, biaya produksi, hasil tangkapan, harga ikan dan kapasitas muat kapal (GT) terhadap pendapatan nelayan Gill Net Kec.Teluk Nibung Kota Tanjung Balai. Seluruh faktor tersebut dianalisis berpengaruhnyata terhadap pendapatan nelayan menggunakan analisis regresi linear berganda dengan metode kuadrat terkecil atau OrdinaryLeast Square(OLS).
Dari analisis regresi tersebut dapat diketahui faktor apa saja yang berpengaruh terhadap pendapatan nelayan. Selain itu, diketahui berapa besar pengaruh dari masing-masing variabel yang diteliti dan variabel mana yang paling berpengaruh terhadap pendapatan nelayan. Sehingga, dapat dirumuskan kebijakan untuk peningkatan pendapatan nelayan.
Dan juga bagaimana tingkat pendapatan nelayan Gill Net Kec. Teluk Nibung Kota Tanjung Balai dianalisis melalui analisis deskriptif.
Secara sistematis kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
NELAYAN
Lanjutan Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu
2.5 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah dan landasan teori yang dibuat, maka hipotesis daripenelitian ini adalah :
1. Terdapat pengaruh positif faktor sosial ekonomi yaitu umur, pendidikan, jumlah tanggungan, lama bernelayan, biaya produksi, hasil tangkapan, harga ikan dan kapasitas muat kapal (GT) terhadap pendapatan nelayan Gill Net Kec. Teluk Nibung Kota Tanjung Balai.
2. Tingkat pendapatan nelayan Gill Net di Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjung Balai rendah.
PENDAPATAN
=
MempengaruhiPENERIMAAN Faktor sosial
ekonomi nelayan Tingkat
Pendapatan Nelayan Gill Net
di Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjung
Balai Umur, pendidikan,
jumlah tanggungan, lama bernelayan, biaya produksi, harga
ikan, hasil tangkapan dan kapasitas muat
kapal.
Gambar 1.1. Skema Kerangka Pemikiran Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Gill Net di Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjung Balai
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penetuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ditentukan secara purposive atau secara sengaja, yaitu Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjung Balai. Adapun data jumlah nelayan perkecamatan Nelayan berdasarkan alat tangkap yang digunakan dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
Tabel 3.1. Data Jumlah Nelayan Perkecamatan Kota Tanjung Balai Tahun 2016
NO Kecamatan Alat Tangkap GT/M Jumlah
Nelayan
Total Jumlah Nelayan
1 Datuk Bandar - Pancing Rawai 5 – 10 306 1.544
- Pukat Apung (Pursein Net )
10 – 30 559
- Pursein Net (Jaring Lingkar Bertali Kerut)
200 – 100 679
2 Datuk Bandar Timur
- Penggaruk Kerang (dredges)
< 3 393 1.499
- Perahu Motor Tempel 4 – 6 m 83
- Perahu Tanpa Motor < 5 m 97
- Bolat (Perahu Motor Tempel)
> 6 m 42
- Pukat Apung (Pursein Net)
10 – 30 427
- Pursein Net (Jaring Lingkar Bertali Kerut)
20 – 100 457
3 Sei. Tualang Raso - Pukat Tuamang (payang)
5 – 10 312 1.090
- Pukat Apung (Pursein Net)
10 – 30 363
- Pursein Net (Jaring Lingkar Bertali Kerut)
20 – 100 415
4 Tanjung Balai Selatan
- Pukat Apung (Pursein Net)
10 – 30 1.120 1.543
- Pursein Net (Jaring Lingkar Bertali Kerut)
20 – 100 423
5 Tanjung Balai Utara
- Pukat Sondong > 3 608 1.412
- Pukat Apung (Pursein Net)
10 – 30 427
- Pursein Net (Jaring Lingkar Bertali Kerut)
20 – 100 377
6 Teluk Nibung - Perahu Motor Tempel 4 – 6 m 20 6.060
- Perahu Tanpa Motor < 5 11
- Gill Net (Jaring Insang)
3 – 20 2.445 - Penggaruk Kerang
(Tank Kerang)
≤ 5 616
- Pancing Cumi ≤ 3 335
- Pukat Apung (Pursein Net)
10 – 30 261
- Pursein Net (Jaring Lingkar Bertali Kerut)
20 – 100 2.372
Sumber : Dinas Perikanan Kota Tanjung Balai
Alasan memilih Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjung Balai adalah dengan pertimbangan bahwa daerah ini merupakan satu-satunya nelayan yang menggunakan alat tangkap Gill Net di Kota Tanjung Balai. Selain itu daerah ini mudah dijangkau oleh peneliti sehingga mempermudah penelitian.
3.2 Metode Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah para nelayan Gill Net di Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjung Balai. Jumlah nelayan di tempat penelitian ini adalah 2.445orang,halinidapatdilihatpadaTabel3.1. Jumlah sampel nelayan ditentukan adalah sebanyak 40 sampel. Hal ini didasari oleh pendapat Roscoe dalam Sugiyono (2011:90) ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 – 500.”
Responden sampel dipilih purposive (sengaja) yaitu wawancara yang dilakukan terhadap sampel yang dipilih dengan cara sengaja. Jumlah sampel ditentukan yakni jumlah responden keseluruhan berjumlah 40 responden.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari nelayan di Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjung Balai. Sedangkan Data sekunder diperoleh dari instansi dan dinas yang terkait dengan penelitian ini seperti Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Tanjung Balai, Kantor Camat Teluk Nibung Kota Tanjung Balai, Badan Pusat Satatistika Kota Tanjung Balai dan Badan Pusat Statistika Sumatera Utara, serta literatur- literatur yang berhubungan dengan penelitian ini.
3.4 Metode Analisis Data
Untuk membuktikan hipotesis 1, terdapat pengaruh faktor sosial ekonomi (umur, pendidikan, jumlah tanggungan, lama bernelayan, biaya produksi, hasil tangkapan, harga ikan dan kapasitas muat kapal (GT)) terhadap pendapatan nelayanGill Net di Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjung Balai dengan menggunakan regresi linear berganda, sebagai berikut :
𝒀 = 𝜷𝟎+ 𝜷𝟏𝑿𝟏+ 𝜷𝟐𝑿𝟐+ 𝜷𝟑𝑿𝟑+ 𝜷𝟒𝑿𝟒+ 𝜷𝟓𝑿𝟓+ 𝜷𝟔𝑿𝟔+ 𝜷𝟕𝑿𝟕+ 𝜷𝟖𝑿𝟖 + 𝝁
Dimana :
Y = Pendapatan β0 = Intercept
𝛽1,...,𝛽4 = Koefisien regresi X1 = Umur (Tahun) X2 = Pendidikan (tahun)
X3 = Jumlah tanggungan (Jiwa) X4 = Lama Bernelayan (hari) X5 = Biaya Produksi (Rp) X6 = Harga Ikan (Rp) X7 = Hasil Tangkapan (Ton) X8 = Kapasitas muat kapal (GT) µ = Standar Error
Pengaruh masing-masing variabel yaitu umur, pendidikan, jumlah tanggungan, lama bernelayan, biaya produksi, hasil tangkapan, harga ikan dan kapsitas muat kapal dengan kesalahan sampel yang ditolerir sebesar 5% dan melalui uji t dan uji f.
Uji Kesesuaian
- Koefisien determinasi (𝑹𝟐)
Koefisien determinasi bertujuan untuk melihat apakah variabel bebas cukup memberikan arti dalam menjelaskan variabel terikat. Dengan kata lainvariasi yang terjadi pada variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat sebesar (𝑅2).
- Uji Serempak (Uji F-Statistik)
Uji F yang dilihat dari signifikan keseluruhan variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikat, pengujian arti keseluruhan regresi serempak (over all test) yaitu suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah koefisien regresi signifikan atau tidak secara serempak.
HO : β1 = 0, artinya tidak ada pengaruh anatara variabel X dengan variabel Y.
H0 : β2 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh antara variabel X dengan variabel Y.
Berdasarkan nilai signifikansi (α = 0,05 ) Jika nilai signifikansi > α maka Ho diterima.
Jika nilai signifikansi < α maka pada H0 ditolak.
- Uji Parsial (Uji t-statistik)
Uji t untuk melihat signifikan dari masing-masing variabel bebas, uji t atau test (partial test), yaitu suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah koefisien regresi sinifikan atau tidak secara parsial (Gujarati, 2003).
Uji t digunakan untuk melihat pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan secara individu. Hipotesis yang diajukan adalah :
H0 : pengaruh variabel bebas secra individu terhadap pendapatan nelayanadalah tidak nyata.
H1 : pengaruh variabel bebas secara individu terhadap pendapatan nelayan adalah nyata.
H0 ditolak atau H1 diterima.
Berdasarkan signifikansi (α = 0,05 )
Jika nilai signifikansi > α maka H0 diterima Jika nilai signifikansi < α maka H0 ditolak.
Uji Penyimpangan Asumsi Klasik - Uji Normalitas
Sebaraan data harus dianalisis untuk melihat apakah asumsi normalitas terpenuhi sehingga data dapat diolah lebih lanjut untuk permodelan ini.
Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data atau dapat diuji dengan uji statistik.
- Uji Multikolinearitas
Untuk melihat apakah data penelitian terdapat multikolinearitas menurut Supranto (2005) istilah kolinieritas sendiri berarti hubungan linear tunggal, sedangkan kolinieritas ganda (multicollinearity) menunjukkan adanya lebih dari satu hubungan linear yang sempurna. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat ditinjau dari beberapa hal :
a. Nilai toleransi lebih kecil dari 0,1 b. Nilai VIF lebih besar dari 10 c. R2 = 1
- Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas dideteksi dengan uji Glejser. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas (Santoso, 2010).
Untuk membuktikan hipotesis 2, bagaimana tingkat pendapatan nelayan Gill Net di Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjung balai digunakan analisis deskriptif.
3.5. Defenisi Dan Batasan Operasional
Untuk memperjelas dan menghindari kesalah pahaman mengenai pengertian tentang isitilah-istilah dalam penelitian, maka dapat dibuat defenisi dan abatasan operasinal sebagai berikut :
3.5.1 Defenisi
1. Nelayan Gill Net adalah seseorang yang mata pencahariannya adalah mengambil ikan dilaut yang biasanya menggunakan mata jaring mata 200 dan mata 500.
2. Penerimaan adalah perkalian antara hasil tangkapan yang diperoleh dengan harga jual.
3. Pendapatan adalah seluruh penerimaan dikurangi biaya produksi dan dibagi dengan penerimaan tokeh dihitung dalam rupiah.
4. Umur dalam penelitian ini adalah umur nelayan sampel yang dihitung dalam tahun.
5. Pendidikan adalah berapa lama pendidikan yang diterima nelayandalam satuan tahun
7. Lama bernelayan adalah berapa hari dalam sekali trip.
8. Harga ikan dalam nilai tukar dari hasil tangkapan ikan dalam rupiah.
9. Hasil Tangkapan adalah berapa banyak jumlah ikan (kg) yang diperoleh dalam sekali trip.
10. Biaya produksi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan nelayan dalam satu trip.
11. Kapasitas muat kapal adalah volume muatan kapal.
3.5.2 Batasan Operasional
1. Daerah penelitian adalah Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjung Balai.
2. Sampel dalam penelitian adalah nakhoda/ tekong kapal Gill Net.
3. Penelitian dilakasanakan pada tahun 2018.
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1. Deskripsi Daerah Penelitian 4.1.1 Keadaan Geografi
Kecamatan Teluk Nibung adalah salah satu diantara 6 (enam) wilayah Kecamatan yang ada di Kota Tanjung Balai. Jumlah kelurahan di Kecamatan Teluk Nibung adalah 5 (lima) kelurahan dengan luas wilayah keseluruhan 1.255 Ha.Adapun masing-masing kelurahan dengan luas wilayah sebagai berikut : Tabel 4.1.Luas wilayah setiap kelurahan di Kecamatan Teluk Nibung
Sumber Data : Kantor Camat Teluk Nibung
Dari Tabel 4.1. dapat ditarik kesimpulan bahwa diantara lima kelurahan yang ada di Kecamatan Teluk Nibung , kelurahan yang memiliki wilayah terluas adalah kelurahan Pematang Pasir yaitu sebesar 420 Ha dengan proporsi 33,64 %.
Dan kelurahan yang memiliki wilayah terkecil adalah Kelurahan Perjuangan yaitu sebesar 128 Ha dengan proporsi sebesar 10,19 %.
Kecamatan Teluk Nibung terletak di sebelah Utara Kota Tanjung Balai dan merupakan salah satu Kecamatan diantara 6 Kecamatan pusat pemerintahan di Kelurahan Pematang pasir yang berjarak dengan :
- Pusat Kedudukan Kantor Walikota Tanjung Balai ± 12 Km.
- Pusat Kedudukan Ibukota Provinsi ± 201 Km.
No Nama Kelurahan Luas Wilayah Ha Proporsi
1 Perjuangan 128 Ha 10,19
2 Pematang Pasir 420 Ha 33,46
3 Sei. Merbau 136 Ha 10.83
4 Kapias Pulau Buaya 311 Ha 24,78
5 Beting Kuala Kapias 260 Ha 20,71
Jumlah 1.255 Ha 100 %
Letak geografis Kecamatan Teluk Nibung , terletak diantara : Sebelah Utara : Kecamatan Air Joman Kabupaten Asahan Sebelah Timur : Kecamatan Sei. Kepayang Kabupaten Asahan Sebelah Selatan : Kecamatan Sei. Tualang Raso Kota Tanjung Balai Sebelah Barat : Kecamatan Tanjung Balai Kabupaten Asahan
Kecamatan Teluk Nibung memiliki wilayah relatif subur. Bentuk permukaan tanahnya datar dengan ketinggian ± 0-1 meter diatas permukaan laut.
Potensi yang ada di wilayah Kecamatan Teluk Nibung antara lain : a. Sumber Daya Alam
Sumber daya alam yang paling menonjol adalah perkebunan rakyat, pengolahan sumber hasil laut yang dimanfaatkan untuk meningkatkan peningkatan Ekonomi rakyat.
b. Sumber daya manusia
Sumber daya manusia yang ada bergerak pada sektor perdagangan, perikanan, buruh dan jasa.
4.1.2 Kependudukan
Jumlah penduduk di Kecamatan Teluk Nibung adalah 42.951 jiwa yang terdiri dari berbagai suku, yaitu Melayu (22,31%), Jawa (22,59%), Batak (32,59%), China (0,67%), Minang (10,68%), Aceh (0,98%), Nias (0,80%), Madina (8,77%), Karo (0,33%) dan lainnya (0,33%). Jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Kecamatan Teluk Nibung dapat dilihat pada tabel dibawah ini .
Tabel 4.2Jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Kecamatan Teluk Nibung
No Kelurahan Jenis kelamin Jenis kelamin
Laki-laki Proporsi Perempuan Proporsi
1 Perjuangan 4.160 19 % 3.999 18 %
2 Pematang Pasir 4.737 21 % 4.466 21 %
3 Sei Merbau 3.619 16 % 3.565 16 %
4 Kapias Pulau Buaya 4.706 21 % 3.998 18 %
5 Kapias Beting Kuala
Kapias 5.226 23 % 5.107 24 %
Jumlah 21.816 100 % 21.135 100 %
Sumber : Kasi Pemerintahan Kecamatan Teluk Nibung
Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa menurut jenis kelamin yang paling banyak adalah laki-laki dari kelurahan Kapias Beting Kuala Kapias yaitu sebanyak 5.226 jiwa dan perempuan sebanyak 5.107 jiwa. Selanjutnya kelurahan pematang pasir dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 4.373 jiwa dan perempuan sebanyak 4.466 jiwa,pada peringkat keempat adalah kelurahan Kapias Pulau Buaya jumlah penduduk laki-laki sebanyak 4.706 dan perempuan sebanyak 3.998 jiwa. Dan jumlah penduduk terkecil berasal dari kelurahan Sei Merbau yaitu jumlah laki-laki sebanyak 3.619 jiwa dan jumlah perempuan sebanyak 3.565 jiwa.
Jumlah penduduk berdasarkan Golongan Umur dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.3Jumlah Penduduk Berdasarkan Golongan Umur
No Golongan Umur Jumlah jiwa Proporsi
1 0 – 5 Tahun 4.487 11 %
2 6 – 10 Tahun 3.667 9 %
3 11 -16 Tahun 3.568 8 %
4 17 – 20 Tahun 3.270 8 %
5 21 – 25 Tahun 3.172 7 %
6 26 – 30 Tahun 2.828 7 %
7 31 – 35 Tahun 3.023 6 %
8 36 – 40 Tahun 3.241 8 %
10 46 – 50 Tahun 3.292 8 %
11 51 -55 Tahun 3.070 7 %
12 56 – 59 Tahun 3.103 7 %
13 61 Tahun keatas 3.129 7 %
Jumlah 4.2951 100 %
Sumber : Kasi Pemerintahan Kecamatan Teluk Nibung
Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk dari yang terbanyak sampai terkecil berdasarkan golongan umur adalah kisaran umur 0 – 5 tahun sebesar 4.487 jiwa, golongan umur 6 – 10 tahun sebesar 3.667 jiwa, golongan umur 11 -16 tahun sebesar 3.568 jiwa, golongan umur 46 – 50 tahun sebesar 3.292 jiwa, golongan umur 17 – 20 tahun 3.270 jiwa, golongan umur 36 – 40 tahun sebesar 3.241 jiwa, golongan umur 21 – 25 tahun sebesar 3.172 jiwa, golongan umur 56 – 59 tahun sebesar 3.103 jiwa, golongan umur 60 tahun keatas sebesar 3.129 jiwa, golongan umur 41 - 45 tahun sebesar 3.101 jiwa, golongan umur 51 – 55 tahun sebesar 3.070 jiwa, golongan umur 31 – 35 tahun sebesar 3.203 jiwa dan yang terkecil adalah 26 – 30 tahun sebesar 2.828 jiwa.
Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.4Jumlah Penduduk Kecamatan Teluk Nibung Berdasarkan Mata Pencaharian
No Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Proporsi
1 PNS / Swasta 3.275 8 %
2 TNI / POLRI 130 0 %
3 Pedagang 3.625 8 %
4 Buruh dagang 1.651 4 %
5 Nelayan 6.966 16 %
6 Petani 650 1 %
7 Buruh tani 807 2 %
8 Buruh Transport 3.499 8 %
9 Penarik Becak 1.517 4 %
10 Buruh dalam lap. Pekerjaan lain 2.697 6 %
11 Belum/tidak bekerja 13.911 32 %
12 Lain-lain pekerjaan 4.583 11 %
Total 42.951 100 %
Lanjutan Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Golongan Umur
Dari Tabel 4.4 dapat dilihat mata pencaharian yang paling banyak di Kecamatan Teluk Nibung adalah belum/tidak bekerja ( 32 %) dan yang paling sedikit jenis mata pencahariannya adalah Petani ( 1 %) .
4.2. Karakteristik Sampel
Pada penelitian ini jumlah responden nelayan adalah sebesar 40 orang responden. Semua nelayan responden berasal dari Kecamatan Teluk Nibung, yang informasinya diperoleh dari nelayan di Kecamatan Teluk Nibung. Karakteristik nelayan sampel yang dimaksud adalah meliputikarakteristik sosial ekonomi yang terdiri dari umur, pendidikan, jumlah tanggungan, lama bernelayan.
4.2.1 Umur
Usia nelayan yang dijadikan responden dalam penelitian ini berkisar antara 28 – 56 tahun. Untuk selengkapnya klasifikasi usia nelayan di Kecamatan Teluk Nibung pada tabel 4.5.
Tabel 4.5Umur Nelayan di Kecamatan Teluk Nibung No Usia Nelayan Jumlah Nelayan
(Orang)
Proporsi (%)
1 28 – 35 4 10
2 36 – 43 18 18
3 44 – 51 15 15
4 ≥ 52 4 4
Jumlah 40 100
Sumber : Lampiran 2018
4.2.2 Pendidikan
Dari segi pendidikan nelayan di Kecamatan Teluk Nibung belum dikatakan tinggi. Terlihat pada tabel yang akan menyajikan sebaran tingkat pendidikan nelayan pada responden sebagai berikut. Berdasarkan tabel berikut sebagian besar nelayan tamatan SD dari total seluruh nelayan responden.