PERAN WANITA PEDAGANG SAYUR TERHADAP
PENDAPATAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
KELUARGA
(Studi kasus : Perusahaan Daerah Pasar Tradisional Pasar Sore Padang Bulan
Kecamatan Medan Baru)
SKRIPSI Oleh :
PUTRA WAHYUDA HASIBUAN 050309030
S E P / P K P
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRAK
Putra Wahyuda Hasibuan (050309030), dengan judul skripsi ”PERAN
WANITA PEDAGANG SAYUR TERHADAP PENDAPATAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA”, di Perusahaan Daerah Pasar
Tradisional Pasar Sore Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. Penelitian ini dibimbing oleh Ibu Ir. Lily Fauziah, M.Si sebagai ketua komisi pembimbing dan Bapak Ir. M. Jufri, M.Si sebagai anggota komisi pembimbing.
Banyak hal yang tidak disadari oleh masyarakat bahwa sebenarnya wanita telah memberikan kontribusi yang besar dalam urusan rumah tangga, terutama dalam hal pengelolaan keuangan keluarga. Baik seorang ibu yang bekerja ataupun yang tidak bekerja memiliki peranan yang sama di dalamnya. Pada era globalisasi ini hak kuasa penuh laki-laki atas wanita sudah tidak berlaku lagi. Khususnya di Indonesia hampir 50% penduduk Indonesia adalah wanita yang notabene 50% pembangunan di Indonesia harus dijalankan oleh wanita yang sadar akan kedudukannya. Oleh karena itu wanita bekerja tidak hannya sebagai sampingan tetapi sudah menjadi sebuah keharusan. Sebuah keadaan faktual dan aktual bahwa banyak wanita yang bekerja dibidang pertanian, industri, jasa dan perdagangan.
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas, penulis mencoba melakukan penelitian untuk melihat peran wanita pedagang sayur di dalam keluarga, terutama untuk kontribusi pendapatannya dan pengambilan keputusan dalam keluarga. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive yaitu sengaja dengan pertimbangan daerah tersebut memiliki wanita pedagang sayur (responden) lebih banyak daripada pria. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode sensus. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif, analisis regresi linier berganda dengan program pengganti SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) dan metode scoring.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa peran wanita pedagang sayur (responden) terhadap pendapatan keluarga adalah tinggi dengan rataan persentase pendapatan sebesar 51.13%. Secara bersama-sama (serempak) nilai F-hitung sebesar 9.885 lebih besar daripada F-tabel sebesar 2.70. Artinya bahwa variabel modal, lokasi berdagang, umur, jumlah tanggungan dan pendidikan formal berpengaruh nyata terhadap variabel pendapatan. Kemudian analisis scoring pengambilan keputusan menyimpulkan bahwa wanita pedagang sayur lebih dominan dalam mengambil keputusan keluarganya dengan rataan skor 61.47. Secara bersama-sama (serempak) Nilai F-hitung sebesar 8.554 lebih besar daripada nilai F-tabel sebesar 2.77, artinya bahwa variabel umur, pengalaman berkeluarga, pendapatan dan pendidikan formal berpengaruh nyata terhadap variabel pengambilan keputusan.
RIWAYAT HIDUP
PUTRA WAHYUDA HASIBUAN, lahir di Pematang Siantar pada
Tanggal 2 Juli 1987 anak pertama dari lima bersaudara dari Ayahanda Azhari
Hasibuan dan Ibunda Ita Wati Br. Pohan.
Tahun 2005 lulus dari Sekolah Menengah Umum Negeri 2 Pematang
Siantar, dan pada tahun 2005 melalui jalur Reguler SPMB (Seleksi Penerimaan
Mahasiswa Baru), diterima di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Selama masa perkuliahan penulis aktif mengikuti berbagai organisasi
kemahasiswaan, antara lain organisasi Ikatan Sosial Ekonomi Pertanian
(IMASEP), Komisi Pemilihan Umum (KPU) Fakultas Pertanian 2008 - 2010,
Kelompok Aspirasi Mahasiswa (KAM) Bersama.
Tahun 2010 penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa
Kentara, Kecamatan Lae Parira, Kabupaten Dairi, dan pada tahun 2011 penulis
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Adapun judul dari skripsi ini adalah “PERAN WANITA PEDAGANG SAYUR
TERHADAP PENDAPATAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
• Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu memberikan semangat dan motivasi
penulis untuk menyelesaikan penelitian ini dan memberikan nasehat untuk
menjadi seorang sarjana pertanian yang baik
• Ibu Ir. Lily Fauziah, M.Si selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktunya untuk membimbing dan memotivasi penulis
dalam penyelesaian skripsi ini.
• Bapak Ir. M. Jufri, M.Si selaku anggota Komisi Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk memberi pengarahan dan memotivasi penulis
dalam penyelesaian skripsi ini.
• Ibu DR. Ir. Salmiah, MS selaku Ketua Program Studi Agribisnis, FP-USU dan
Bapak DR. Ir. Satia Negara, MEc selaku Sekretaris Program Studi Agribisnis,
Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara yang telah membekali ilmu pengetahuan kepada penulis selama ini.
• Seluruh pegawai di Fakultas Pertanian khususnya pegawai Program Studi
Segala hormat dan terima kasih secara khusus penulis ucapkan kepada
para adinda yang tersayang. Annisa Azhari Hasibuan, SKep, Muhammad Reza
Fadli Hasibuan, Rizka Adinda Putri Hasibuan dan Nurul Azizi Hasibuan yang
menjadi semangat dan inspirasi saya selama ini dalam menyelesaikan penulisan
skripsi ini.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman penulis di
Program Studi Agribisnis angkatan 2005, para senior maupun alumni yang
memberi semangat dan seluruh mahasiswa Fakultas Pertanian USU khususnya
keluarga besar PEMA perjuangan. Akhir kata, penulis mengucapkan semoga
skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Juli 2011
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN... ix
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2.Identifikasi Masalah ... 4
1.3.Tujuan Penelitian ... 4
1.4. Kegunaan Penelitian ... 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka ... 6
2.2. Landasan Teori ... 9
2.3. Kerangka Pemikiran ...12
2.4. Hipotesis Penelitian ...15
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian ...16
3.2. Metode Pengambilan Sampel ...16
3.3. Metode Pengumpulan Data ...17
3.4. Metode Analisis Data ...17
3.5. Defenisi dan Batasan Operasional ...23
3.5.1. Definisi ...23
3.5.2. Batasan Operasional ...24
BAB IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL PENELITIAN 4.1. Deskripsi Daerah Penelitian ...26
4.2. Deskripsi Lokasi Pasar ...28
4.3. Karakteristik Wanita Pedagang sayuran ...29
4.3.1.2. Pengalaman Berkeluarga ...30
4.3.1.3. Pendidikan Formal ...30
4.3.1.4. Lokasi Berdagang ...31
4.3.1.5. Jumlah Tanggungan Keluarga ...31
4.3.2. Karakteristik Ekonomi ...31
4.3.2.1. Modal ...32
4.3.2.2. Pendapatan ...32
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Peran Wanita Pedagang Sayuran Terhadap Pendapatan Keluarga ....34
5.2. Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi (Umur, Modal, Lokasi, Jumlah Tanggungan dan Pendidikan Terhadap Pendapatan Responden ... 36
5.3. Peran Wanita Pedagang Sayuran Dalam Pengambilan Keputusan Keluarga ...40
5.4. Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Wanita Pedagang Sayur (Umur, Pengalaman berumah tangga, Pendapatan dan Pendidikan) terhadap Pengambilan Keputusan di dalam Keluarga ...42
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ...46
6.2. Saran ...47
6.2.1. Kepada Responden ...47
6.2.2. Kepada Pemerintah ...47
6.2.3. Kepada Peneliti Selanjutnya ...47
DAFTAR TABEL
No. Judul Hal
1. Spesifikasi Pedagang PD Pasar Tradisional Padang Bulan Tahun 2011 ... 16
2. Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2010 ...27
3. Data Kelurahan di Kecamatan Medan Baru Tahun 2010 ...28
4. Karakteristik Sosial Wanita Pedagang Sayuran di PD Pasar
Tradisional Pasar Sore Padang Bulan ...30
5. Karakteristik Ekonomi Wanita Pedagang Sayuran di PD Pasar
Tradisional Pasar Sore Padang Bulan ...31
6. Rataan Pendapatan Wanita Pedagang Sayuran di PD Pasar
Tradisional Pasar Sore Padang Bulan per Bulan ...34
7. Rataan Persentase (%) Kontribusi Pendapatan Wanita Pedagang
Sayuran di PD Pasar Tradisional Pasar Sore Padang Bulan per
Bulan ...35
8. Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi (Umur, Modal, Lokasi
Berdagang, Jumlah Tanggungan Keluarga dan Pendidikan
Formal) Terhadap Pendapatan Wanita Pedagang Sayur
Menggunakan Program SPSS ...38
9. Analisis Peran Wanita Pedagang Sayuran (responden) dalam
Pengambilan Keputusan Dalam Keluarga ...41
10. Analisis Regresi Linier Berganda Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi
(Umur, Pengalaman Berkeluarga, Pendapatan dan Pendidikan) dalam
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Hal
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Hal
1. Karakteristik Sosial Ekonomi Responden di Daerah Penelitian ...50
2. Jumlah dan Biaya Pembelian Barang per Bulan Responden di
Daerah Penelitian ...51
3. Biaya Iuran Wajib per Bulan Responden di Daerah Penelitian ...57
4. Biaya Peralatan Habis Pakai Responden per Bulan di Daerah Penelitian ....58
5. Total Biaya Responden di Daerah Penelitian per Bulan ...59
6. Pendapatan Responden di Daerah Penelitian per Bulan ...60
7. Persentase Kontribusi Pendapatan Responden di Daerah Penelitian ...61
8. Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi (Umur, Modal, Lokasi
Berdagang, Jumlah Tanggungan Keluarga dan Pendidikan Formal)
Terhadap Pendapatan Wanita Pedagang Sayur Menggunakan Program
SPSS ...62
9. Analisis Regresi Linier Berganda Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi
(Umur, Pengalaman Berkeluarga, Pendapatan dan Pendidikan Formal)
dalam Pengambilan Keputusan Keluarga ...63
10. Penerimaan Usaha Dagang Responden di Daerah Penelitian per Bulan ...64
11. Biaya Penyusutan Peralatan Responden di Daerah Penelitian ...70
12. Analisis Skoring Peran Responden dalam Pengambilan
Keputusan Keluarga ...71
ABSTRAK
Putra Wahyuda Hasibuan (050309030), dengan judul skripsi ”PERAN
WANITA PEDAGANG SAYUR TERHADAP PENDAPATAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA”, di Perusahaan Daerah Pasar
Tradisional Pasar Sore Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. Penelitian ini dibimbing oleh Ibu Ir. Lily Fauziah, M.Si sebagai ketua komisi pembimbing dan Bapak Ir. M. Jufri, M.Si sebagai anggota komisi pembimbing.
Banyak hal yang tidak disadari oleh masyarakat bahwa sebenarnya wanita telah memberikan kontribusi yang besar dalam urusan rumah tangga, terutama dalam hal pengelolaan keuangan keluarga. Baik seorang ibu yang bekerja ataupun yang tidak bekerja memiliki peranan yang sama di dalamnya. Pada era globalisasi ini hak kuasa penuh laki-laki atas wanita sudah tidak berlaku lagi. Khususnya di Indonesia hampir 50% penduduk Indonesia adalah wanita yang notabene 50% pembangunan di Indonesia harus dijalankan oleh wanita yang sadar akan kedudukannya. Oleh karena itu wanita bekerja tidak hannya sebagai sampingan tetapi sudah menjadi sebuah keharusan. Sebuah keadaan faktual dan aktual bahwa banyak wanita yang bekerja dibidang pertanian, industri, jasa dan perdagangan.
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas, penulis mencoba melakukan penelitian untuk melihat peran wanita pedagang sayur di dalam keluarga, terutama untuk kontribusi pendapatannya dan pengambilan keputusan dalam keluarga. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive yaitu sengaja dengan pertimbangan daerah tersebut memiliki wanita pedagang sayur (responden) lebih banyak daripada pria. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode sensus. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif, analisis regresi linier berganda dengan program pengganti SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) dan metode scoring.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa peran wanita pedagang sayur (responden) terhadap pendapatan keluarga adalah tinggi dengan rataan persentase pendapatan sebesar 51.13%. Secara bersama-sama (serempak) nilai F-hitung sebesar 9.885 lebih besar daripada F-tabel sebesar 2.70. Artinya bahwa variabel modal, lokasi berdagang, umur, jumlah tanggungan dan pendidikan formal berpengaruh nyata terhadap variabel pendapatan. Kemudian analisis scoring pengambilan keputusan menyimpulkan bahwa wanita pedagang sayur lebih dominan dalam mengambil keputusan keluarganya dengan rataan skor 61.47. Secara bersama-sama (serempak) Nilai F-hitung sebesar 8.554 lebih besar daripada nilai F-tabel sebesar 2.77, artinya bahwa variabel umur, pengalaman berkeluarga, pendapatan dan pendidikan formal berpengaruh nyata terhadap variabel pengambilan keputusan.
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pada umumnya berdasarkan kecenderungan masyarakat, citra seorang
wanita selalu dianggap lebih rendah daripada pria. Banyak fakta yang
memperlihatkan bahwa kebanyakan seorang wanita (istri) terlepas dari
kewajibannya, terlalu diposisikan di bawah dari kaum pria. Seharusnya wanita
dan pria memiliki kesempatan dan hak yang sama dalam kebebasan bersuara,
berpendapat dan mengaktualisasikan dirinya sehingga tercipta sebuah sinergitas
yang saling menguntungkan (Mudzhar dkk, 2001).
Setelah wanita menjadi dewasa dengan semakin menambahnya umur,
maka peran yang dijalankan dalam proses kehidupan juga bertambah. Misalnya
wanita harus bertanggung jawab dengan pekerjaan keluarga (rumah tangga) yang
diberikan kepadanya. Begitu juga ketika kita memiliki suami dan anak. Maka
perannya akan semakin bertambah, misalnya : menambah penghasilan keluarga,
berperan dalam pengambilan keputusan dalam kelurga, mengasuh anak,
memelihara rumah, mengatur keuangan keluarga dll (Wolfman, 1990).
Hasil sensus 2009 di Indonesia menunjukkan bahwa jumlah penduduk
berjenis kelamin laki-laki adalah 109.613.519 jiwa, sedangkan jumlah penduduk
berjenis kelamin wanita adalah 108.472.769 jiwa. Jika dipersentasekan hampir
50% penduduk di Indonesia adalah berjenis kelamin perempuan (BPS, 2010).
Salah satu parameter pembangunan suatu Negara dapat diukur dari
kemajuan penduduknya. Baik yang berjenis kelamin laki-laki maupun wanita.
mempunyai tingkat urgenitas yang tinggi dalam pembangunan dan diharapkan
wanita sebagai salah satu penggerak (motor) pembagunan yang dimulai dari
peningkatan pendapatan yang berimplikasi positif terhadap kualitas kelurganya.
Namun ironisnya sebagian dari perempuan di Indonesia berupaya
menutupi kekurangan kebutuhan keluarga dengan alasan penghasilan suami kecil
dan tidak menentu. Mereka juga merasa terpaksa bekerja dikarenakan suami
mendapat musibah, sakit, tertabrak, serta kecelakaan sehingga perempuan yang
berusaha (bekerja) untuk meningkatkan pendapatan keluarganya merupakan objek
yang tidak punya pilihan (Ari dkk, 2000).
Dengan kata lain masih banyak wanita di Indonesia belum menyadari
tingkat urgenitasnya. Mereka bekerja untuk menambah pendapatan keluarga
bukan karena ingin bekerja atau berkarir. Tetapi mereka bekerja karena
dipengaruhi oleh faktor-faktor keterpaksaan.
Hal di atas juga tidak terlepas dari pandangan mengenai rumah tangga
sebagai sebuah sistem yang terdiri atas : suami, istri dan anak-anak yang saling
tergantung serta terkoordinasi. Ketidakhadiran atau tidak berfunginya salah satu
bagian akan mengganggu fungsi rumah tangga itu, terutama fungsi mencari
pendapatan. Misalnya : tidak berfungsinya suami untuk mencari pendapatan akan
merangsang bagian istri dan anak-anak untuk lebih berperan dalam mencari
pendapatan keluarga (Suardiman, 2001).
Banyak wanita di Indonesia yang terlibat dalam sektor public terutama
sektor industri dan perdagangan. Membawa dampak terhadap peranan wanita
dalam kehidupan keluarga. Disatu pihak, wanita bekerja dapat berperan
Disisi lain perananya dalam urusan rumah tangga (domestik) menjadi berkurang
karena lamanya waktu yang digunakan untuk aktivitas di luar rumah
tangga(Sunaryo dan Zuriah, 2003).
Pekerjaan mencari nafkah yang sering dilakukan wanita dalam kehidupan
sehari-hari salah satunya sebagai pedagang sayur-mayur. Bekerja sebagai
pedagang sayur di pasar tradisional tidak membutuhkan modal yang besar dan
persyaratan yang khusus, sehingga banyak wanita yang menjadi pedagang kaki
lima (PKL) atau pengecer (Budiyati, 2007).
Banyak hal yang tidak disadari oleh masyarakat bahwa sebenarnya wanita
telah memberikan kontribusinya yang besar dalam urusan rumah tangga, terutama
dalam hal pengelolaan keuangan keluarga. Baik seorang ibu yang bekerja ataupun
yang tidak bekerja memiliki peranan yang sama di dalamnya. Sebuah keluarga
dimungkinkan tidak dapat mencukupi kepentingan serta kebutuhan keluarganya
apabila tidak memiliki manajemen dan pengaturan keuangan yang baik dalam
menggunakan penghasilan yang didapat. Maka dari itu, dalam hal ini peran
seorang wanita harus dapat lebih dilibatkan dan di integrasikan di dalam
pengambilan keputusan (Mudzhar dkk, 2001).
Uraian ringkas di atas merupakan salah satu alasan pentingnya diadakan
penelitian mengenai peran wanita pedagang sayur terhadap pendapatan dan
pengambilan keputusan keluarga di Kota Medan, yaitu : Pasar Tradisional Pasar
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada sub-bab latar belakang, maka dapat dirumuskan
beberapa permasalah sebagai berikut :
1. Bagaimana peran wanita pedagang sayur di daerah penelitian terhadap
pendapatan keluarga?
2. Bagaimana pengaruh faktor sosial ekonomi (umur, modal, lokasi
berdagang, jumlah tanggungan keluarga dan pendidikan formal) terhadap
pendapatan wanita pedagang sayur di daerah penelitian?
3. Bagaimana peran wanita pedagang sayur di daerah penelitian dalam
pengambilan keputusan keluarga?
4. Bagaimana pengaruh faktor sosial ekonomi wanita pedagang sayur (umur,
pengalaman berkeluarga, besar pendapatan dan pendidikan formal)
terhadap pengambilan keputusan di dalam keluarga di daerah penelitian?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah, maka tujuan penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui peran wanita pedagang sayur di daerah penelitian
terhadap pendapatan keluarga
2. Untuk mengetahui pengaruh faktor sosial ekonomi (umur, modal, lokasi
berdagang, jumlah tanggungan keluarga dan pendidikan formal) terhadap
pendapatan wanita pedagang sayur di daerah penelitian
3. Untuk mengetahui peran wanita pedagang sayur di daerah penelitian
4. Untuk mengetahui pengaruh faktor sosial ekonomi wanita pedagang sayur
(umur, pengalaman berkeluarga, besar pendapatan dan pendidikan formal)
dalam pengambilan keputusan di dalam keluarga di daerah penelitian
1.4. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini, sebagai berikut :
1. Sebagai bahan informasi bagi wanita pedagang sayur agar dapat
mengetahui perannya (kontribusi) dalam menambah pendapatan dan
pengambilan keputusan dalam keluarganya
2. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi peneliti lainnya yang
berhubungan dengan peran wanita
3. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1. Tinjauan Pustaka
Perilaku keluarga dan peran serta setiap individu anggota keluarga akan
membantu kita untuk mengerti tentang peranan wanita dalam rumah tangga
maupun di luar rumah tangga. Pada struktur masyarakat yang turut berpengaruh
peran wanita berbeda bagi setiap masyarakat (Hutajulu, 2004).
Secara normatif struktur masyarakat yang patrilineal menggambarkan
bahwa pria lah yang mempunyai kedudukan dan peranan yang menonjol dalam
keluarga dan rumah tangga (baik di dalam maupun di luar rumah tangga).
Wanita/istri didudukkan sebagai pekerja rumah tangga, dan pria/suami
didudukkan sebagai pekerja pencari nafkah. Akan tetapi sering terlihat
“kenyataan” tidak demikian halnya, bahkan banyak wanita di bidang pertanian,
dalam kegiatan ekonomi di pasar-pasar atau merupakan tenaga kerja di pabrik
sebagai tenaga kerja yang tidak terlatih (Hutajulu, 2004).
Masalah pengambilan keputusan sering terjadi pada keluarga yang terdiri
dari suami dan istri yang sama-sama memegang peranan penting dalam rumah
tangga. Profil keluarga yang lebih dominan suami menanamkan pada keluarga
dengan nilai-nilai dan sikap tradisional terhadap peran perkawinan. Pendapatan
yang lebih tinggi dari suami mengakibatkan suami mempunyai kekuatan finansial
dalam keluarga, sebaliknya jika pendapatan suami sedikit, maka istri ikut
berpartisipasi dalam pembuatan keputusan keluarga (Sutisna, 2004).
Struktur sosial masyarakat yang membagi-bagi tugas antar pria dan wanita
mendapatkan penghargaan secara ekonomi. Nilai wanita sebagai ibu adalah suatu
nilai yang sacral yang penuh dengan pengabdian. Istilah peran rangkap tiga yang
dimiliki wanita, yaitu : peran produktif (bekerja/mencari nafkah), peran
reproduktif (menyiapkan semua keperluan keluarga untuk di dalam dan di luar
rumah, keperluan suami dan anak), serta peran kemasyarakatan (arisan, gotong
royong dan pengajian) (Daulay, 2007).
Banyaknya peran yang dilakukan wanita membuat wanita itu semakin
mandiri. Peran suami sebagai pencari nafkah keluarga lambat laun bergeser
dengan banyaknya wanita yang bekerja di luar rumah tangga. Hilangnya fungsi
suami tersebut diterjemahkan sebagai kehilangan tempat bergantung pendapatan
keluarga, sedangkan kebutuhan keluarga semakin meningkat. Hal tersebut
membuat wanita harus berpartisipasi dalam peningkatan pendapatan
keluarga(Suardiman, 2001).
Wanita dari dahulu sudah bekerja, tetapi baru pada masyarakat industri
modernlah mereka itu berhak memasuki pasaran, tenaga kerja sendiri dan untuk
memperoleh pekerjaan tanpa bantuan dan perkenan para lelaki. Wanita telah
diberikan kedudukan yang tinggi dalam segala jenis pekerjaan. Banyak
kemungkinan, pada permulaan abad ini, sedikit sekali wanita bekerja kecuali
mereka terdorong oleh karena kemiskinan. Sekarang ini, lebih banyak yang
bekerja untuk menambah tingkat kehidupan keluarga atau karena mereka ingin
bekerja (Goode W, 1991).
Menurut Ihromi (1990) jumlah wanita yang memasuki sektor informal
(pedagang sayur) tersebut sangat banyak. Hal ini disebabkan oleh berbagai
mereka tidak mampu memasuki pekerjaan di sektor formal. Adapun cirri-ciri
sektor informal yang berkaitan dengan wanita yang bekerja sebagai pedagang
sayur di pasar tradisional, yaitu :
1. Pola kegiatannya tidak teratur, baik dalam arti waktu maupun modal
2. Tidak tersentuh oleh peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah
sehingga kegiatan ini dikategorikan liar
3. Modal, peralatan, perlengkapan, maupun omset biasanya kecil dan
diusahakan atas hitungan harian
4. Tidak membutuhkan keahlian dan keterampilan khusus
5. Tidak menerapkan pembukuan dan tidak menerapkan akses pada sistem
perkreditan
6. Umumnya tiap-tiap satuan usaha memperkerjakan tenaga dalam jumlah
kecil dan kalangan keluarga
7. Umumnya terjadi pada kalangan berpenghasilan rendah
Pasar bagi pedagang adalah tempat mereka menggantungkan hidupnya
beserta keluarganya dengan kata lain pasar mempunyai peranan yang penting bagi
pedagang khususnya pedagang kaki lima sejak dahulu hingga sekarang. Belum
diketahui sejauh mana dan bagaimana proses dan wujud peranan pasar yang akan
menimbulkan suatu perubahan di bidang ekonomi pedagang (Ikram, 1990).
Ruang persaingan pedagang pasar tradisional kini juga mulai terbatas. Jika
selama ini pasat tradisional dianggap unggul dalam memberikan harga relatif
lebih rendah untuk banyak komoditas, dengan fasilitas berbelanja yang lebih baik.
Keunggulan biaya rendah pedagang tradisional kini mulai terkikis. Pemberdayaan
membantu dalam mengefisienkan rantai pemasaran untuk mendapatkan barang
dagangannya (Albert, 2007).
2.2. Landasan Teori
Peranan atau peran adalah pola perilakuan yang dikaitkan dengan status
atau kedudukan. Setiap manusia yang menjadi warga suatu masyarakat senantiasa
mempunyai status atau kedudukan dan peranan. Peranan ini dapat diibaratkan
dengan peran yang ada dalam suatu sandiwara yang para pemainnya mendapatkan
tugas untuk memainkan sebagian atau seluruh bagian cerita yang menjadi tema
sandiwara tersebut (Soekanto, 1981).
Sebagai wanita yang telah menikah mempunyai peran dalam keluarga inti
sebagai istri, sebagai pengurus rumah tangga dan sebagai pencari nafkah. Pada
umumnya dirasakan sebagai tugas utama dari seorang wanita yang terkait dalam
gambaran perkawinan. Dalam tiga peran tersebut, wanita memberikan diri
sepenuhnya demi kesejatraan bagi keluarganya. Banyak wanita merasa tidak puas
dalam ketiga peran di atas dan sering keadaan ekonomi keluarganya menuntut
untuk bekerja di luar, atau mencari suatu kegiatan yang menambah penghasilan
keluarganya (Moenandar, 1985).
Peran wanita pedagang sayur adalah sebagai pengambil keputusan dalam
keluarga, perdagangan (Usaha berdagang sayuran di pasar tradisional) dan
pendapatan keluarga. Sajogyo pada tahun 1983 berpendapat bahwa pengambilan
keputusan dalam keluarga ada empat bagian, yaitu :
1. Tingkat keputusan dihubungkan dengan bidang perdagangan, terdiri atas
mengatur/mempersiapkan barang dagangan, membeli sayur, cara
berdagang, jenis komoditi, membersihkan tempat berdagang dan
menentukan harga barang dagangan
2. Tingkat keputusan dihubungkan dengan pengeluaran dalam kebutuhan
pokok, terdiri atas makanan, biaya pendidikan dan perawatan kesehatan
3. Tingkat keputusan dihubungkan dengan pembentukan keluarga yang
terdiri atas : jumlah anak, pembagian kerja anak-anak dan pengawasan
anak
4. Tingkat keputusan dalam rumah tangga dihubungkan dengan kegiatan
sosial sesuai yang ada dengan kemasyarakatan terdiri atas arisan,
keagamaan dan gotong royong
Pengambilan keputusan dalam bidang produktif (usaha dagang) yaitu
berkaitan dengan penetapan pasar, lokasi tempat berjualan, jenis komoditi yang
akan di jual, saluran pemasaran, harga, masalah penjualan, penawaran dan
persaingan antar pedagang (Syamsi, 1989).
Menurut Sajogyo (1983) beberapa pola pengambilan keputusan, yaitu :
1. Keputusan istri sendiri
2. Keputusan bersama, istri dominan
3. Keputusan setara (seimbang)
4. Keputusan bersama, suami dominan
5. Keputusan suami sendiri
Ada beberapa bentuk struktur rumah tangga yang mendorong wanita
mencari pekerjaan berupah, yaitu rumah tangga yang dikepalai oleh wanita akibat
utama, dan wanita muda belum menikah dari keluarga inti yang bekerja untuk
membantu meringankan beban keluarga. Wanita-wanita tersebut bekerja bukan
sebagai pencari nafkah utama dalam rumah tangga, tetapi mereka bekerja tidak
hanya untuk dirinya sendiri dengan harapan meringankan beban ekonomi
keluarga, meningkatkan taraf hidup, pemenuhan kebutuhan hidup, dan perbaikan
ekonomi keluarga (Suardiman, 2001).
Menurut Soekartawi (1995) pendapatan bersih adalah selisih total
pendapatan tunai dengan total pengeluaran. Pendapatan bersih suatu usaha
dinyatakan dalam bentuk jumlah rupiah. Pendapatan bersih adalah penerimaan
dikurangi biaya produksi. Penerimaan adalah perkalian antara jumlah produk yang
dijual dengan harga jual. Pernyataan ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
TR = Py x Y
Keterangan :
TR = Total Penerimaan
Py = Harga
Y = Jumlah Produk yang Terjual
Menurut Rini (2002) mamfaat bekerja bagi wanita adalah :
1. Mendukung ekonomi rumah tangga
2. Meningkatkan harga diri dan pemantapan identitas
3. Relasi positif dan sehat terhadap keluarga
4. Pemenuhan kebutuhan sosial, berbagai perasaan, pandangan dan solusi
5. Peningkatan ketrampilan dan kompentensi yang disesuaikan dengan
Sumber pendapatan yang diperoleh wanita adalah dari usaha berdagang
sayur-mayur di pasar tradisional terhadap total pendapatan keluarga. Penerimaan
dari usaha berdagang sayur-mayur tidak menentu, terkadang habis terjual dan
terkadang tidak. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pendapatan, yaitu :
modal, umur, jumlah tanggungan keluarga dan pendidikan
formal(Suardiman,2001).
2.3. Kerangka Pemikiran
Banyak hal yang tidak disadari oleh masyarakat bahwa sebenarnya wanita
telah memberikan kontribusi yang besar dalam urusan rumah tangga, terutama
dalam hal pengelolaan keuangan keluarga. Baik seorang ibu yang bekerja ataupun
yang tidak bekerja memiliki peranan yang sama di dalamnya.
Pada era globalisasi ini hak kuasa penuh laki-laki atas wanita sudah tidak
berlaku lagi. Khususnya di Indonesia hampir 50% penduduk Indonesia adalah
wanita yang notabene 50% pembangunan di Indonesia harus dijalankan oleh
wanita sadar akan kedudukannya. Hari ini wanita bekerja tidak hannya sebagai
sampingan tetapi sudah menjadi sebuah keharusan. Sebuah keadaan faktual dan
aktual bahwa banyak wanita yang bekerja dibidang pertanian, industri, jasa dan
perdagangan.
Penelitian ini dilakukan pada keluarga pedagang sayur yang terdiri dari
suami (laki-laki) dan wanita (istri). Objek yang diteliti adalah wanita (istri) yang
bekerja sebagai pedagang sayur di Pasar Tradisional Pasar Sore Padang Bulan
Kecamatan Medan Baru. Wanita pedagang sayur mempunyai peran yang sangat
mempengaruhi pendapatan wanita pedagan sayur adalah : modal, umur, jumlah
tanggungan keluarga, lokasi berdagang dan pendidikan formal.
Sebuah keluarga dimungkinkan tidak dapat mencukupi kepentingan serta
kebutuhan keluarganya apabila tidak memiliki manajamen dan pengaturan
keuangan yang baik dalam menggunakan penghasilan yang didapat. Sehingga
sebuah keluarga yang berkulitas merupakan sebuah bentuk sinergitas suami
(laki-laki) dan istri (wanita) dalam mencari pendapatan keluarga.
Hal di atas menunjukkan bahwa peran seorang wanita harus dapat lebih
dilibatkan dan diintegrasikan di dalam pengambilan keputusan. Karena wanita
juga mempunyai peran yang sama dalam membentuk keluarga yang berkualitas.
Tetapi banyak masalah yang terjadi ketika pengambilan keputusan
dilakukan dalam keluarga. Hal di atas memperlihatkan bahwa masyarakat masih
menganut budaya patrilineal yang menganggap bahwa pengambilan keputusan
hannya menjadi milik suami (laki-laki). Oleh karena itu peneliti terdorong untuk
mengetahui peran wanita pedagang sayur dalam pengambilan keputusan di tengah
kondisi yang paradoks.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan di dalam
keluarga, yaitu : umur, pengalaman berkeluarga, pendidikan formal dan besar
pendapatan untuk keluarganya.
Dari penjelasan yang singkat di atas maka dapat di buat skema kerangka
Keluarga Wanita Pedagang Sayur
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
Keterangan
Menyatakan Pengaruh
2.4. Hipotesis Penelitian
Sesuai dengan identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut :
1. Peran wanita pedagang sayur di daerah penelitian terhadap pendapatan
keluarga adalah tinggi
2. Faktor sosial ekonomi (modal, lokasi berdagang, umur, jumlah
tanggungan keluarga dan pendidikan formal) berpengaruh terhadap
pendapatan wanita pedagang sayur di daerah penelitian
3. Peran wanita pedagang sayur di daerah penelitian dalam pengambilan
keputusan keluarga adalah tinggi
4. Faktor sosial ekonomi wanita pedagang sayuran (umur, pengalaman
berkeluarga, pendidikan formal dan besar pendapatan) berpengaruh dalam
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1Metode Penentuan Daerah Penelitian
Penelitian dilakukan di Perusahaan Daerah (PD) Pasar Tradisional Pasar
Sore Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. Penentuan daerah ditentukan secara
purposive dengan pertimbangan pasar ini merupakan salah satu pasar di Kota
Medan yang memiliki tenaga kerja wanita yang bekerja sebagai pedagang sayur
lebih dominan. Pada tabel di bawah ini dapat dilihat jumlah wanita pedagang
sayur.
Tabel 1. Spesifikasi Pedagang PD Pasar Tradisional Padang Bulan Tahun 2011
No Barang Dagangan Jenis Kelamin Jumlah
Wanita Pria
1. Kelontong 98 69 167
2. Daging ayam 12 16 28
3. Sayuran 23 10 33
4. Pakaian 30 6 36
5. Buah-Buahan 57 13 70
Jumlah 220 114 334
Sumber : PD Pasar Sore Padang Bulan Tahun 2011
3.2. Metode Pengambilan Sampel
Metode yang digunakan dalam penentuan sampel adalah Metode Sensus.
Jumlah populasi pedagang sayur mayur yang ada di daerah penelitian adalah
sebanyak 23 orang dan jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 23 orang,
karena untuk penelitian yang menggunakan data statistika, ukuran sampel yang
paling minimum adalah sebanyak 30 sampel dari sebuah populasi (Wirartha,
2006). Jika populasi dibawah nilai minimum yaitu 30, maka semua populasi
3.3. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan responden
(sampel) dan dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah
dipersiapkan terlebih dahulu, sedangkan data sekunder diperoleh dari lembaga dan
instansi yang terkait dengan penelitian ini.
3.4. Metode Analisis Data
Hipotesis 1 diuji dengan metode analisis tabulasi sederhana dengan
menghitung total pendapatan dari usaha dagang wanita pedagang sayur. Analisis
ini dihitung dengan menggunakan rumus :
Keterangan :
Pd = Pendapatan (Rp)
TR = Total Revenue/Total Penerimaan (Rp)
TC = Total Cost/Total Biaya (Rp)
Untuk mengetahui besar persentase pendapatan wanita pedagang sayur di
daerah penelitian terhadap pendapatan keluarga dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
Tingkat peran wanita pedagang sayur di daerah penelitian terhadap
pendapatan keluarga dapat dilihat dengan kriteria sebagai berikut :
1. Kontribusi < 50% = Peran Rendah
2. Kontribusi ≥ 50% = Peran Tinggi
Hipotesis 2 diuji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda
(alat bantu SPSS 13), dengan model Sudjana (2002):
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +b4X4 + b5D1 + µ
Keterangan :
Y = Pendapatan Pedagang Sayur
a = Koefisien Intercept
b1,b2,b3,b4,b5 = Koefisien Regresi
X1 = Modal (Rp)
X2 = Pendidikan Formal(Tahun)
X3 = Umur (Tahun)
X4 = Jumlah Tanggungan Keluarga(Jiwa)
D1 = Lokasi Berdagang (Lokasi Strategis = 1, lain = 0)
µ = Variable lain yang tidak diteliti
Untuk mengetahui variable tersebut berpengaruh terhadap pendapatan
wanita pedagang sayur di daerah penelitian maka diuji dengan uji F, yaitu :
Dimana :
r2 = Koefisien Determinasi
n = Jumlah Sampel
k = Derajat Bebas Pembilang
Kriteria uji :
Fhitung≤ Ftabel ………... H0 diterima (H1 ditolak)
Fhitung > Ftabel ………... H0 ditolak (H1 diterima)
Secara parsial diuji dengan uji t, dengan formula :
Keterangan :
b = Parameter (i : 1,2,3,4,5)
n – k - 1 = Derajat Bebas
S2bi = Standard Error Parameter b
S2y12345 = Standard Error Estimates
Xi = Variabel Bebas (i : 1,2,3,4,5)
Kriteria Uji :
t-hit≤ t-tabel ………... H0 diterima (H1 ditolak)
Hipotesis 3 diuji dengan menggunakan metode scoring. Metode scoring
yang digunakan adalah :
SCORE JAWABAN
1 Suami Sendiri
2 Bersama Saya, Suami Dominan
3 Seimbang
4 Bersama Suami, Saya Dominan
5 Saya Sendiri
Parameter yang digunakan adalah menurut Sajagyo (1983), empat bagian
pengambilan keputusan dalam keluarga yaitu :
1. Tingkat keputusan dihubungkan dengan bidang perdagangan, terdiri atas
penentuan besarnya modal yang digunakan, lokasi berdagang,
mengatur/mempersiapkan barang dagangan, membeli sayur, cara
berdagang, jenis komoditi, membersihkan tempat berdagang dan
menentukan harga barang dagangan
2. Tingkat keputusan dihubungkan dengan pengeluaran dalam kebutuhan
pokok, terdiri atas makanan, biaya pendidikan dan perawatan kesehatan
3. Tingkat keputusan dihubungkan dengan pembentukan keluarga yang
terdiri atas : jumlah anak, pembagian kerja anak-anak dan pengawasan
anak
4. Tingkat keputusan dalam rumah tangga dihubungkan dengan kegiatan
sosial sesuai yang ada dengan kemasyarakatan terdiri atas arisan,
Hipotesis 4 diuji dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana
(alat bantu SPSS 13) dengan model Sudjana (2002), yaitu :
Y = a + b1X1 + b2X2 +b3X3 b4X4+ µ
Dimana :
Y = Pengambilan Keputusan
a = Koefisien Intercept
b1,b2,b3,b4 = Koefisien Regresi
X1 = Umur (Tahun)
X2 = Pengalaman Berkeluarga (Tahun)
X3 = Pendapatan (Rp)
X4 = Pendidikan Formal (Tahun)
µ = Variabel lain yang tidak diteliti
Untuk mengetahui variabel tersebut berpengaruh terhadapa pengambilan
keputusan di dalam keluarga wanita pedagang sayur di daerah penelitian maka
diuji dengan uji F, yaitu :
Dimana :
r2 = Koefisien Determinasi
n = Jumlah Sampel
k = Derajat Bebas Pembilang
Kriteria uji :
Fhitung≤ Ftabel ………... H0 diterima (H1 ditolak)
Fhitung > Ftabel ………... H0 ditolak (H1 diterima)
Secara parsial diuji dengan uji t, dengan formula :
Keterangan :
b = Parameter (i : 1,2,3,4)
n – k - 1 = Derajat Bebas
S2bi = Standard Error Parameter b
S2y1234 = Standard Error Estimates
Xi = Variabel Bebas (i : 1,2,3,4)
Kriteria Uji :
t-hit≤ t-tabel ………... H0 diterima (H1 ditolak)
3.5. Definisi dan Batasan Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan dalam memahami
penelitian ini, maka diberikan definisi dan batasan operasional. Adapun definisi
dan batasan operasional sebagai berikut :
3.5.1. Definisi
1. Peran wanita adalah aspek dinamis dari seorang wanita yang diberikan
oleh seseorang kepadanya
2. Keluarga pedagang adalah sebuah sistem yang terkoordinasi yang terdiri
atas suami dan istri yang melakukan kegiatan mencari pendapatan untuk
memenuhi kebutuhan sistem tersebut
3. Wanita pedagang sayur adalah seorang wanita yang telah menikah,
berjualan di pasar tradisional dan berprofesi sebagai penjual komoditi
sayuran di kegiatan usaha dagangnya
4. Faktor yang memperngaruhi pendapatan wanita pedagang sayur adalah
umur, modal, lokasi berdagang, pendidikan formal, jumlah tanggungan
keluarga.
5. Modal adalah biaya atau sejumlah uang yang dikeluarkan untuk pembelian
barang atau komoditi sayuran yang akan di perdagangkan
6. Lokasi adalah tempat dimana usaha kegiatan dagang sayuran dilakukan
7. Pengalaman adalah lama waktu yang ditempuh oleh seorang wanita
pedagang sayur dalam berkeluarga
8. Pengambilan keputusan adalah suatu proses yang berlangsung dalam satu
masalah dan pencapaian tujuan yang diharapkan ataupun merupakan
proses penentuan sikap tentang keterkaitan antara tujuan yang ingin
dicapai dan kenyataan yang ada, termasuk peluang-peluang dan
tantangan-tantangannya
9. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam keluarga
adalah Umur, pengalaman berkeluarga, pendidikan formal dan besar
pendapatan
10.Umur adalah usia yang diukur dari sejak pedagang lahir (tahun)
11.Pendidikan adalah suatu tingkat pendidikan formal yang ditempuh oleh
pedagang sayuran
12.Besar pendapatan adalah jumlah nominal penghasilan wanita pedagang
sayur yang disumbangkan untuk kebutuhan keluarganya (rupiah)
13.Perusahaan Daerah adalah sebuah perusahaan yang didirikan oleh
pemerintah daerah setempat yang bertujuan untuk optimalisasi pelayanan
sarana dan prasarana sehingga dapat meningkatkan penghasilan asli daerah
(PAD) meningkat.
3.5.2. Batasan Operasional
1. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2011
2. Sampel penelitian adalah wanita (istri) yang bekerja sebagai pedagang
sayur dengan sampel dalam penelitian ini adalah wanita pedagang sayur
yang menjual sayuran jenis Hortikultura
3. Sampel wanita pedagang sayur adalah yang memenuhi kriteria sebagai
• Wanita pedagang sayur yang berstatus ibu rumah tangga (IRT)
• Wanita pedagang sayur yang masih memiliki suami (tidak janda)
• Wanita pedagang sayur yang memiliki suami yang latar belakang
pekerjaannya bukan sebagai pedagang sayuran jenis hortikultura
4. Tempat penelitian adalah Perusahaan Daerah Pasar Tradisional Pasar Sore
BAB IV
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Daerah Penelitian
Kotamadya Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia. Kota
Medan adalah ibukota Propinsi Sumtera Utara yang memiliki koordinat 20.271–
20.471 LU dan 980,351–980,441 BT. Dengan ketinggian 2,5M–37,5M di atas
permukaan laut dan beriklim tropis dengan suhu minimum antara 23,00C–24,10C
dan suhu maksimum 30,60C–33,10C. Kelembaban udaranya berkisar antara
78-82%, kecepatan angin rata-rata sebesar 0,42m/sec. Kota medan yang memiliki
keanekaragaman suku dan budaya ini juga merupakan salah satu barometer di
bidang keamanan dan ketertiban di Indonesia. Kota Medan memiliki penduduk
yang sangat banyak. Data BPS 2010 memperlihatkan bahwa jumlah penduduk
Kota Medan sebesar 2.097.610 jiwa. Dengan 1.036.926 jiwa berjenis kelamin
laki-laki dan 1.060.684 jiwa berjenis kelamin wanita. Kota Medan memiliki 20
Kecamatan (BPS, 2011).
Persebaran penduduk di Kota Medan juga sangat padat. Menurut data BPS
2010, kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk yang paling tinggi adalah
Kecamatan Medan Perjuangan. Dengan kepadatan 22,819. Kepadatan penduduk
Tabel 2. Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Kota Medan Tahun 2010
Kecamatan Luas (Km²) Kepadatan
Medan Tuntungan 20.68 80,942 3,914
Medan Johor 14.58 123,851 8,495
Medan Helvetia 13.16 144,257 10,962
Medan Petisah 6.82 61,749 9,054
Medan Barat 5.33 70,771 13,278
Medan Timur 7.76 108,633 13,999
Medan Perjuangan 4.09 93,328 22,819
Medan Tembung 7.99 133,579 16,718
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Medan Baru Kelurahan Padang
Bulan Perusahaan Daerah Pasar Tradisional Pasar Sore Padang Bulan. Secara fisik
kecamatan Medan Baru terletak di wilayah barat daya Kota Medan dengan
dataran secara sedang 5-10 meter di atas permukaan laut, dengan mempunyai
batas wilayah, sebagai berikut :
− Sebelah Utara : Kecamatan Medan Petisah
− Sebelah Selatan : Kecamatan Medan Selayang
− Sebelah Timur : Kecamatan Medan Polonia
− Sebelah Barat : Kecamatan Medan Sunggal
Kecamatan Medan Baru terdiri dari 6 Kelurahan dan 64 lingkungan.
pembangunan, hampir 95% wilayahnya sudah terbangun. Hannya 5% wilayahnya
yang merupakan lahan kosong. Indikator utamanya adalah komplek Universitas
Sumatera Utara yang berada di Kecamatan Medan baru, sehingga dunia usaha
berkembang pesat di daerah ini, dari skala mikro, menengah dan makro.
Tabel. 3. Data Kelurahan di Kecamatan Medan Baru Tahun 2010
No Kelurahan Luas (Km2) Jumlah Lingkungan
Sumber : Kantor Kecamatan Medan Baru Tahun 2011
4.2. Deskripsi Lokasi Pasar
Kecamatan Medan Baru Memiliki Pasar Tradisional. Salah satunya berada
di Kelurahan Padang Bulan, yaitu : Perusahaan Daerah Pasar Tradisional Padang
Bulan yang notabene adalah tempat dimana dilakukan penelitian ini.
Pasar Sore Padang Bulan adalah salah satu dari 56 (Lima Puluh Enam)
pasar tradisional yang ada di kota Medan. Pada tahap awal Pasar Sore tersebut
berada ditanah yang berdataran rendah namun sekarang tanah tersebut telah
ditinggikan oleh Pemerintah Daerah (PEMDA) sejak 12 tahun yang lalu.
Pasar Sore Padang Bulan yang berada di jalan Jamin ginting terdiri dari 2
pasar, satu dimiliki oleh Pemerintah Daerah (PEMDA) sedangkan yang satu lagi
dimiliki oleh Swasta. Luas lahan sebesar 1000 m2 dan luas bangunan sebesar
800m2. Adapun jenis barang yang dijual terdiri dari bahan-bahan pokok seperti
sembako, sayur-sayuran, ikan, daging, bumbu dan rempah, barang kelontong,
makanan, minuman, buah-buahan sampai pada kebutuhan sandang seperti
Pasar Sore Padang Bulan merupakan salah satu pasar tradisional di kota
Medan yang dikelola oleh Perusahaan Daerah. Pasar/Pajak Kota Medan, yang
mana kantor PD Pasar berada di lantai III Gedung Pasar Petisah. Perusahaan
Daerah Pasar Kota Medan didirikan dengan tujuan untuk mewujudkan dan
meningkatkan pelayanan umum kepada masyarakat dengan penyediaan sarana
pasar, disamping itu juga menunjang kebijaksanaan umum Pemerintah Daerah
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah (PAD).
4.3. Karakteristik Wanita Pedagang Sayuran
Karakteristik atau bisa dikatakan ciri khas wanita pedagang sayuran
(responden) sangat bervariasi. Banyak penelitian yang telah dilakukan bahwa
karakter individu sangat berpengaruh dengan tindakan maupun pekerjaan yang
dilakukan. Adapun karakteristik yang diambil yaitu : umur, pengalaman,
pendapatan, pendidikan, modal, lokasi berdagang dan jumlah tanggungan
keluarga. Semua karakteristik di atas di bagi menjadi 2 bagian, yaitu :
1. Karakteristik Sosial : Umur, Pengalaman, Pendidikan, Lokasi Berdagang
dan Jumlah Tanggungan Keluarga
2. Karakteristik Ekonomi : Modal dan Pendapatan
4.3.1. Karakteristik Sosial
Adapun karakteristik sosial wanita pedagang sayuran yang menjadi
Tabel 4. Karakteristik Sosial Wanita Pedagang Sayuran di PD Pasar Tradisional Pasar Sore Padang Bulan
No Uraian Range Rataan Sumber : Lampiran 1, Diolah
4.3.1.1. Umur
Umur adalah usia responden yang diukur mulai dari responden lahir
sampai penelitian ini dilakukan. Pada tabel 4 memperlihatkan bahwa dengan
range 30–70 tahun maka rata-rata umur responden adalah 48 tahun. Umur 48
tahun adalah tergolong kelompok umur produktif manusia.
4.3.1.2. Pengalaman Berkeluarga
Berdasarkan tabel 4 pengalaman responden dalam berkeluarga
masing-masing responden sangat beragam dengan range 3–50 tahun. Dengan range seperti
itu rata-rata responden sudah berumah tangga selama atau 21 tahun. Dapat
disimpulkan rataan responden sudah masuk pada tahapan matang dalam berumah
tangga.
4.3.1.3. Pendidikan Formal
Pendidikan merupakan faktor yang paling esensial dalam aspek sosial.
Karena melalui pendidikan manusia mampu menambah nilai tawarnya.
Pendidikan juga mampu menempatkan manusia menjadi manusia yang
sesungguhnya, karena semua ilmu pengetahuan dan informasi dapat di peroleh
melalui pendidikan. Berdasarkan tabel 4, rata-rata pendidikan responden adalah
sebesar 9 tahun dengan range 6–16 tahun. Lama pendidikan 9 tahun setara dengan
4.3.1.4. Lokasi Berdagang
Ukuran yang digunakan dalam aspek ini adalah : Jika lokasi berdagang
berada di depan, maka diberi nilai 1. Kemudian apabila lokasi berdagang tidak
depan dengan kata lain di belakang atau di tengah pasar maka di beri nilai 0.
Berdasarkan tabel 4, dengan range 0–1 maka rataan lokasi berdagang responden
adalah 0.57 (>1). Di simpulkan bahwa sebagian besar responden (wanita
pedagang sayur) berlokasi di depan pasar.
4.3.1.5. Jumlah Tanggungan Keluarga
Jumlah tanggungan responden adalah tanggungan keluarga responden
pada saat penelitian ini dilakukan. Tabel 4 memperlihatkan bahwa dengan range
0–6 maka rataan yang diperoleh sebesar 4 jiwa. Hal ini menyimpulkan rata-rata
responden di daerah penelitian memiliki tanggungan sebesar 4 jiwa.
4.3.2. Karakteristik Ekonomi
Adapun karakteristik ekonomi wanita pedagang sayuran yang menjadi
responden penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini.
Tabel 5. Karakteristik Ekonomi Wanita Pedagang Sayuran di PD Pasar Tradisional Pasar Sore Padang Bulan
No Uraian Range Rataan
1. Modal Rp.810,000.00 – Rp.5,595,000.00 Rp.2,998,195.65
2. Pendapatan Rp.270,999.99 – Rp.2,830,972.22 Rp.1,630,890.09 Sumber : Lampiran 1, Diolah
4.3.2.1. Modal
Modal merupakan salah satu input dalam kegiatan ekonomi. Modal juga
merupakan salah satu indikator dalam menjalankan kegiatan ekonomi responden
(wanita pedagang sayuran) karena sebuah tindakan yang mustahil tanpa modal
kegiatan ekonomi tersebut adalah berdagang sayuran yang dilakukan oleh
responden. Logika sederhana yang dipahami dan digunakan dalam ilmu ekonomi
pada umumnya adalah semakin besar input maka semakin besar juga output.
Tetapi fakta lapangan menyimpulkan banyak faktor lain yang mempengaruhi
besarnya output. Jadi tidak dapat disimpulkan bahwa modal adalah indikator
utama dalam penentuan output.
Pada tabel 5 variasi modal responden sangat beragam. Range modal antara
responden sangat besar, yaitu : Rp.810,000.00–Rp.5,595,000.00. Rataan yang
diperoleh dengan range seperti itu adalah sebesar Rp.2,998,195.65.
4.3.2.2. Pendapatan
Berdasarkan tabel 5, range pendapatan responden (wanita pedagang sayur)
di perusahaan daerah pasar tradisional pasar sore padang bulan adalah sebesar
Rp.270,999.99–Rp.2,830,972.22. Dengan rataan pendapatan sebesar
Rp.1,630,890.09. Sehingga dapat disimpulkan rata-rata pendapatan wanita
pedagang sayur di daerah penelitian tersebut adalah Rp.1,630,890.09 dengan latar
belakang sosial ekonomi yang berbeda. Pendapatan dapat diperoleh dari selisih
antara penerimaan dan total biaya dalam usaha dagang responden. Rataan
pendapatan di atas lebih besar dari standar UMP (Upah Minimum Provinsi).
Hal di atas menyimpulkan sebuah keberhasilan pemerintah Kotamadya
Medan khususnya Kecamatan Medan Baru dalam program meningkatkan
pendapatan penduduk Kota Medan. Disamping itu, sebuah kebijakan yang
menjadikan Pasar Tradisional Pasar Sore Padang Bulan sebagai BUMD (Badan
Usaha Milik Daerah) atau PD (Perusahaan Daerah) merupakan kebijakan yang
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan terhadap wanita pedagang sayuran di PD Pasar
Tradisional Pasar Sore Padang Bulan. Wanita pedagang sayuran (responden)
penelitian diambil sebanyak 23 orang sebagai sampel, dengan metode sensus.
Ketika berbicara mengenai wanita maka tidak terlepas peran dan fungsi
yang diperankannya hari ini. Khususnya wanita yang telah berumah tangga
mempunyai peran yang lebih tinggi dari pada wanita yang belum berumah tangga.
Pada era globalisasi ini, banyak keluarga yang mempunyai penghasilan ekonomi
yang rendah. Sehingga kebutuhan keluarganya tidak dapat terpenuhi. Hal ini
memaksa para ibu rumah tangga yang notabene adalah wanita untuk memberikan
sumbangsihnya untuk menambah dan meningkatkan pendapatan keluarga. Hari ini
seorang wanita harus secara sadar memainkan peran gandanya, tidak hannya
menjadi ibu rumah tangga tetapi sebagai pencari nafkah.
5.1. Peran Wanita Pedagang Sayur Terhadap Pendapatan Keluarga
Untuk mengetahui besarnya peran wanita pedagang sayur terhadap
pendapatan keluarga, hal pertama yang dianalisa adalah kegiatan usaha dagang
responden. Analisa ini dapat dilihat pada tabel 6 di bawah ini.
Tabel 6. Rataan Pendapatan Wanita Pedagang Sayuran di PD Pasar Tradisional Pasar Sore Padang Bulan per Bulan
No Uraian Range Rataan
1. Penerimaan/TR (Rp) Rp.1,654,000.00 – Rp.8,625,000.00 Rp.4,983,521.74 2. Total Biaya/TC (Rp) Rp.1,383,000.01 – Rp.5,923,458.36 Rp.3,352,631.65 3. Pendapatan/Pd (Rp) Rp.270,999.99 – Rp.2,701,541.64 Rp.1,630,890.09
Sumber : Lampiran 6, diolah
Formula yang digunakan untuk menghitung pendapatan di atas adalah
Rp.4,983,521.74 dengan range Rp.1,654,000.00–Rp.8,625,000.00. Kemudian
rataan biaya usaha dagang sayuran responden sebesar Rp.3,352,631.65 dengan
range Rp.1,383,000.01–Rp.5,923,458.36. Dari penerimaan dan total biaya yang
telah dianalisis, maka dapat diperoleh rataan pendapatan responden sebesar
Rp.1,630,890.09 dengan range pendapatan Rp.270,999.99-2,701,541.64.
Dari besarnya rataan pendapatan responden yang tertera di tabel 6 sebesar
Rp.1,630,890.09, maka dapat disimpulkan pendapatan wanita pedagang sayuran
di PD pasar tradisional pasar sore padang bulan di atas UMP (Upah Minimum
Provinsi). Standar UMP (Upah Minimum Provinsi) yang berlaku adalah sebesar
Rp.1,048,000.00 per bulan.
Untuk melihat persentase kontribusi pendapatan responden bagi
keluarganya, dapat dilihat pada tabel 7 di bawah ini
Tabel 7. Rataan Persentase (%) Kontribusi Pendapatan Wanita Pedagang Sayuran di PD Pasar Tradisional Pasar Sore Padang Bulan per Bulan
No Uraian Range Rataan
1. Pendapatan Responden Rp.270,999.99 – Rp.2,701,541.64 Rp.1,630,890.09 2. Pendapatan Anggota Keluarga Rp.900,000.00 – Rp.3,000,000.00 Rp.1,417,391.30 3. Total Pendapatan Keluarga Rp.1,770,999.99 – Rp.5,276,444.45 Rp.3,048,281.40
4. Kontribusi Pendapatan 15% - 70% 51.47%
Sumber : Lampiran 7, diolah
Berdasarkan tabel 7 di atas rataan pendapatan responden adalah
Rp.1,630,809.09 dengan range Rp.270,999.99–Rp.2,701,541.64. Kemudian rataan
pendapatan anggota keluarga responden sebesar Rp.1,417,391.30 dengan range
Rp.900,000.00–3,000,000.00. Dan rataan total pendapatan keluarga responden
adalah sebesar Rp.3,048,281.40 dengan range Rp.1,770,999.99–Rp.5,276,444.45.
Dapat disimpulkan juga bahwa rataan pendapatan keluarga responden juga di atas
UMP (Upah Minimum Provinsi) sebesar Rp.1,048,000.00. Formula yang
dengan membagi pendapatan responden dengan total pendapatan keluarga
kemudian dikali dengan seratus persen (100%). Dari hasil perhitungan tersebut
maka diperoleh persentase rataan kontribusi pendapatan responden pada tabel 7
sebesar 51.47% dengan range 15%-70%. Hal ini menyimpulkan bahwa kontribusi
pendapatan responden terhadap pendapatan keluarganya adalah tinggi, dengan
kriteria :
3. Kontribusi < 50% = Peran Rendah
4. Kontribusi ≥ 50% = Peran Tinggi
5.2. Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi (Umur, Modal, Lokasi Berdagang, Jumlah Tanggungan Keluarga dan Pendidikan Formal Terhadap Pendapatan Responden (Wanita Pedagang Sayur).
Dalam penelitian ini beberapa faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi
pendapatan responden adalah :
1. Umur adalah usia yang diukur semenjak pedagang lahir sampai saat
penelitian ini dilaksanakan. Pendataan yang diperoleh bahwa umur rataan
umur responden adalah 48 tahun. Umur 48 tahun masih dikatakan umur
produktif.
2. Modal adalah biaya atau sejumlah uang yang dikeluarkan untuk pembelian
barang atau komoditi yang akan diperjual belikan (perdagangkan).
Besarnya modal ditentukan oleh responden, sesuai dengan kebutuhan
untuk menjalankan usaha dagang sayurannya setiap hari.
3. Lokasi Berdagang adalah tempat dimana responden melakukan kegiatan
4. Jumlah tanggungan Keluarga adalah tanggungan biaya keluarga responden
termasuk anak, suami dan lain-lain.
5. Pendidikan Formal adalah tingkat pendidikan formal yang telah ditempuh
oleh responden.
Untuk mengetahui apakah faktor-faktor di atas mempengaruhi pendapatan
responden secara signifikan, maka digunakan program SPSS sebagai pengganti
dari formula regresi yang telah ditentukan. Hasil pengujian dengan program SPSS
dapat dilihat pada tabel 8 di bawah ini. Tabel analisis regresi linier berganda
Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi (Umur, Modal, Lokasi Berdagang, Jumlah
Tanggungan Keluarga dan Pendidikan Formal) Terhadap Pendapatan Wanita
Pedagang Sayur. Dari tabel tersebut dapat diperoleh persamaan sebagai berikut :
Y = 1841709 + 0.217X1 + 81834.128X2 – 35893.8X3 + 15609.722X4 – 88606.4D1 + µ
Dimana :
Y = Pendapatan Wanita Pedagang Sayuran (Responden)
X1 = Modal (Rp)
X2 = Pendidikan Formal (Tahun)
X3 = Umur (Tahun)
X4 = Jumlah Tanggungan Keluarga (Jiwa)
D1 = Lokasi Berdagang (Lokasi Strategis = 1, yang lain = 0)
Tabel 8. Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi (Umur, Modal, Lokasi Berdagang, Jumlah Tanggungan Keluarga dan Pendidikan Formal) Terhadap Pendapatan Wanita Pedagang Sayur Menggunakan Program SPSS.
Variabel Koefisien Std. Error t-hitung Signifikan
Regresi
Intercept 1841709 823377.7 2.237
Modal (X1) 0.217 0.074 2.933 Nyata
Pendidikan (X2) 81834.128 34993.675 2.339 Nyata
Umur (X3) -35893.8 11950.354 -3.004 Tidak Nyata
Jumlah Tanggungan (X4) 15609.722 52445.984 0.298 Tidak Nyata
Lokasi (D1) -88606.4 167896.1 -0.528 Tidak Nyata
Sumber : Lampiran 8, diolah
Rsquare mempunyai nilai 0.765. artinya bahwa variabel bebas, yaitu : modal,
pendidikan, umur, jumlah tanggungan dan lokasi mempengaruhi variabel terikat,
yaitu : pendapatan sebesar 76.5% dan selebihnya 23.5% dijelaskan oleh variabel
lain (µ) yang tidak digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini.
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai F-hitung sebesar 11.083 lebih besar
daripada F-tabel 2.70. Dan secara serempak variabel bebas, yaitu: modal,
pendidikan formal, umur, jumlah tanggungan keluarga dan lokasi berdagang
berpengaruh secara nyata (positif) terhadap pendapatan responden dengan taraf
kepercayaan 95%.
Dalam Uji t (partial), thitung yang berpengaruh adalah modal sebesar 2.933,
pendidikan formal sebesar 2.339, umur sebesar -3.004, jumlah tanggungan
keluarga sebesar 0.298 dan lokasi berdagang sebesar -0.528. Variabel yang
mempunyai pengaruh nyata adalah modal dengan nilai thitung 2.933 lebih besar
Hal ini menyimpulkan kenaikan modal akan mempengaruhi kenaikan pendapatan
dan ketika modal turun maka akan mengakibatkan pendapatan juga menurun.
Pendidikan formal juga berpengaruh nyata terhadap pendapatan, karena semakin
tinggi tingkat pendidikannya akan semakin bertambah pengetahuan responden
untuk mengatur usaha dagang sayurannya.
Nilai thitung variabel umur adalah -3.004 atau lebih kecil daripada nilai ttabel
sebesar 2.10982. Hal ini menyimpulkan bahwa umur tidak berpengaruh nyata
terhadap pendapatan responden. Pada tingkat kepercayaan 95% menyimpulkan
bahwa semakin besar umur responden berpengaruh negatif dengan pendapatan
yang diperoleh oleh responden.
Variabel jumlah tanggungan keluarga mempunyai nilai thitung sebesar
-0.298 lebih kecil daripada ttabel sebesar 2.10982. Pada tingkat kepercayaan 95%
menyimpulkan bahwa jumlah tanggungan tidak berpengaruh nyata terhadap
pendapatan responden.
Kemudian variabel terakhir yang digunakan dalam penelitian ini adalah
variabel lokasi berdagang dengan nilai thitung sebesar -0.528 lebih kecil daripada
nilai ttabel sebesar 2.10982. Pada tingkat kepercayaan 95% hal ini menyimpulkan
bahwa lokasi berdagang tidak mempunyai pengaruh nyata terhadap pendapatan
responden. Karena pedagang sayuran (responden) yang menetap di satu lokasi
usaha akan memiliki banyak pelanggan, hal ini akan memberikan pengaruh positif
terhadap pendapatan. Semakin banyak pelanggan, semakin banyak juga
5.3. Peran Wanita Pedagang Sayuran Dalam Pengambilan Keputusan Keluarga
Masalah pengambilan keputusan sering terjadi pada keluarga yang terdiri
dari suami dan istri yang sama-sama memegang peranan penting dalam rumah
tangga. Profil keluarga yang lebih dominan suami menanamkan pada keluarga
dengan nilai-nilai dan sikap tradisional terhadap peran perkawinan. Pendapatan
yang lebih tinggi dari suami mengakibatkan suami mempunyai kekuatan finansial
dalam keluarga, sebaliknya jika pendapatan suami sedikit, maka istri ikut
berpartisipasi dalam pembuatan keputusan keluarga (Sutisna, 2004).
Untuk menganalisis peran wanita pedagang sayuran (responden) dalam
pengambilan keputusan digunakan metode skoring. Parameter yang digunakan
adalah menurut Sajagyo (1983), empat bagian pengambilan keputusan dalam
keluarga yaitu :
1. Tingkat keputusan dihubungkan dengan bidang perdagangan, terdiri atas
penentuan besarnya modal yang digunakan, lokasi berdagang,
mengatur/mempersiapkan barang dagangan, membeli sayur, cara
berdagang, jenis komoditi, membersihkan tempat berdagang dan
menentukan harga barang dagangan
2. Tingkat keputusan dihubungkan dengan pengeluaran dalam kebutuhan
pokok, terdiri atas makanan, biaya pendidikan dan perawatan kesehatan
3. Tingkat keputusan dihubungkan dengan pembentukan keluarga yang
terdiri atas : jumlah anak, pembagian kerja anak-anak dan pengawasan
4. Tingkat keputusan dalam rumah tangga dihubungkan dengan kegiatan
sosial sesuai yang ada dengan kemasyarakatan terdiri atas arisan,
keagamaan dan gotong royong
Hasil analisis peran wanita pedagang sayuran (responden) dalam pengambilan
keputusan keluarga dengan metode skoring dapat dilihat dalam tabel 9 di bawah
ini.
Tabel 9. Analisis Peran Wanita Pedagang Sayuran (Responden) dalam pengambilan keputusan dalam keluarga
Score Pengambilan Keputusan
Range Rataan
50 – 74 61.48
Sumber : Lampiran 12, diolah
Tabel 9 di atas menyimpulkan bahwa rataan skore pengambilan keputusan sebesar
61.48 dengan range 50–74. Rataan skore responden sebesar 61.48 lebih besar dari
50. Artinya rata-rata responden memiliki peran yang dominan dalam pengambilan
keputusan keluarga. Kriteria skore yang digunakan, sebagai berikut :
− Rataan skor responden > 50 = Istri (Responden) Dominan
− Rataan skor responden ≤ 50 = Suami Dominan
5.4. Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Wanita Pedagang Sayur (umur, pengalaman berkeluarga, pendapatan dan pendidikan formal) Terhadap Pengambilan Keputusan di dalam keluarga
Dalam penelitian ini beberapa faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi
pengambilan keputusan dalam keluarga, sebagai berikut :
1. Umur adalah usia yang diukur semenjak pedagang lahir sampai saat
penelitian dilaksanakan.
2. Pengalaman berkeluarga adalah lama waktu yang dijalankan/ditempuh
3. Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dan total biaya responden
dalam menjalankan usaha dagang sayuran.
4. Pendidikan formal adalah suatu tingkat pendidikan formal yang ditempuh
oleh pedagang sayuran (responden).
Untuk menganalisis pengaruh faktor sosial ekonomi (umur, pengalaman
berkeluarga, pendapatan dan pendidikan formal) digunakan metode regresi linier
berganda dan SPSS sebagai program pengganti untuk menganalisis masalah ini.
Hasil pengujian dengan program SPSS dapat dilihat pada tabel 10 di bawah ini.
Tabel analisis regresi linier berganda Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi (Umur,
Pengalaman Berkeluarga, Pendapatan dan Pendidikan Formal) dalam
pengambilan keputusan keluarga.
Tabel 10. Analisis Regresi Linier Berganda Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi (Umur, Pengalaman Berkeluarga, Pendapatan dan Pendidikan Formal) dalam pengambilan keputusan keluarga
Variabel Koefisien Std. Error t-hitung Signifikan
Regresi
Dari hasil analisis yang terdapat pada tabel 10, maka dapat dirumuskan sebuah
persamaan sebagai berikut :
Y = 48.026 – 0.009X1 + 0.072X2 +0.00000731X3 – 0.018X4 + µ
Dimana :
Y = Pengambilan Keputusan
X1 = Umur (Tahun)
X2 = Pengalaman Berkeluarga (Tahun)
X3 = Pendapatan (Rp)
X4 = Pendidikan Formal (Tahun)
µ = Variabel Lain yang Tidak Diteliti
Nilai Rsquare bernilai 0.638 atau 63.8%. Hal ini menyimpulkan bahwa
semua variabel bebas (umur, pengalaman berkeluarga, pendapatan dan pendidikan
formal) berpengaruh signifikan dalam pengambilan keputusan keluarga.
Sedangkan 36.2% dijelaskan oleh variabel yang tidak digunakan dalam penelitian
ini.
Adjusted Rsquare bernilai 0.557 atau 55.7%. Jika terjadi penambahan atau
pengurangan variabel bebas yang akan diteliti, maka dapat dilihat dari nilai
Adjusted Rsquare. Apabila terjadi kenaikan maka variabel yang ditambahkan atau
dikurangi akan memberikan pengaruh baik atau tidak (meningkat/menurun)
seiring dengan perubahan nilai Adjusted Rsquare.
Nilai F-hitung sebesar 7.918 lebih besar daripada nilai F-tabel sebesar 2.77.
Hal ini menyimpulkan bahwa secara serempak keempat variabel bebas (umur,
variabel terikat (pengambilan keputusan) secara nyata. Dengan taraf signifikansi
0.000 dan pada tingkat kepercayaan 95%.
Secara parsial nilai t-hitung variabel yang mempengaruhi adalah variabel
umur sebesar -0.064, pengalaman berkeluarga sebesar 0.672, pendapatan sebesar
3.414 dan pendidikan formal sebesar -0.041. Sementara nilai t-tabel sebesar
2.10092. Dari perolehan nilai t-hitung hanya variabel pendapatan yang mempunyai
nilai t-hitung lebih besar daripada nilai t-tabel. Hal ini menyimpulkan bahwa variabel
pendapatan mempunyai pengaruh nyata dalam pengambilan keputusan dengan
tingkat signifikansi 0.03 dan pada taraf kepercayaan 95%. Dengan kata lain
semakin besar pendapatan responden semakin besar skor pengambilan
keputusannya.
Sementara tiga variabel bebas lainnya (umur, pengalaman berkeluarga dan
pendidikan formal) mempunyai nilai t-hitung lebih kecil daripada t-tabel. Sehingga hal
ini menyimpulan ketiga variabel bebas tersebut tidak berpengaruh nyata dengan
variabel terikat (pengambilan keputusan) dengan tingkat kepercayaan 95%.
Dengan kata lain semakin lama umur responden, semakin lama responden
berkeluarga dan semakin lama responden memperoleh pendidikan formal tidak