• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perbedaan Keterlibatan Wanita Dan Pria Pedagang Sayur Mayur Dan Sumbangannya Terhadap Pendapatan Keluarga”, Studi Kasus Pusat Pasar Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Perbedaan Keterlibatan Wanita Dan Pria Pedagang Sayur Mayur Dan Sumbangannya Terhadap Pendapatan Keluarga”, Studi Kasus Pusat Pasar Kota Medan"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERBEDAAN KETERLIBATAN WANITA DAN PRIA SEBAGAI PEDAGANG SAYUR MAYUR DAN SUMBANGANNYA

TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA (Studi Kasus : Pusat Pasar Pagi Kota Medan)

SKRIPSI

Oleh:

AGUSWANTO SIHOMBING 060309015

PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISIS PERBEDAAN KETERLIBATAN WANITA DAN PRIA SEBAGAI PEDAGANG SAYUR MAYUR DAN SUMBANGANNYA

TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA (Studi Kasus : Pusat Pasar Pagi Kota Medan)

SKRIPSI

Oleh:

AGUSWANTO SIHOMBING 060309015

PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Melakukan Penelitian Di Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara.

Disetujui oleh, Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

(Ir. A. T. Hutajulu, MS)

NIP. 194606181980032001 NIP : 196011101988031003 (Ir. M. Jufri, M.Si)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

ABSTRAK

AGUSWANTO SIHOMBING (060309015), dengan judul “ANALISIS PERBEDAAN KETERLIBATAN WANITA DAN PRIA PEDAGANG SAYUR MAYUR DAN SUMBANGANNYA TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA”, Studi Kasus Pusat Pasar Kota Medan. Penelitian ini dibimbing oleh Ibu Ir. A.T. HUtajulu, MS dan Ir. M. Jufri, M.Si.

Analisis perbedaan keterlibatan wanita dan pria pedagang sayur mayur dan sumbangannya terhadap pendapatan keluarga untuk mengetahui besarnya perbedaan pendapatan antara wanita dan pria pedagang sayur serta kontribusinya terhadap pendapatan keluarga, serta bagaimana keterlibatan wanita dan pria pedagang sayur mayur dalam pengambilan keputusan di keluarganya .Daerah Penelitian ditentukan secara purposive , yaitu menentukan daerah penelitian dengan sengaja berdasarkan pada pertimbangan dan tujuan tertentu. Teknik pengambilan sampel dengan metode Stratified Random Sampling Yaitu pengambilan sampel berdasarkan strata yang telah ditentukan. Strata yang digunakan adalah besarnya modal yang digunakan. Alat ananalisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan metode scoring.

Dari hasil penelitian diperoleh adanya perbedaan pendapatan wanita dan pria pedagang sayur mayur, dimana pendapatan wanita pedagang sayur mayur adalah Rp. 27.112.816 dan pendapatan pria pedagang sayur mayur adalah Rp. 22.693.560, Dalam kontribusi pendapatan wanita pedagang sayur mayur terhadap pendapatan keluarganya adalah 90,57% dan kontribusi pendapatan pria pedagang sayur terhadap pendapatan keluarganya adalah 86,79%. Ini berarti kontribusi pendapatan wanita dan pria pedagang sayur mayur terhadap pendapatan keluarganya adalah tinggi, karena diatas 50%. Pada analisis scoring pengambilan keputusan dalam bidang perdagangan pada wanita pedagang sayur mayur adalah 36,13 dan pada pria pedagang sayur mayur adalah 9,6. Ini berarti wanita mempunyai peran lebih dominan daripada pria dalam pengambilan keputusan di usaha dagangnya.

(4)

RIWAYAT HIDUP

AGUSWANTO SIHOMBING dilahirkan di Medan pada tanggal 17 Agustus 1988, anak kedua dari empat bersaudara dari keluarga St. S. Sihombing dan Ibu A. br. Regar

Jenjang pendidikan.

Tahun 2000, menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD HKBP Padang Bulan, Medan.

Tahun 2003, menyelesaikan pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Perama di SLTP N 10 Medan.

Tahun 2006, menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA St. Petrus Medan.

Tahun 2006, melalui jalur SPMB diterima di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara , Jurusan Agribisnis Program Studi Penyuluhan Dan Komunikasi Pertanian.

Tahun 2010, mengikuit Praktek Kerja Lapangan (PKL) di desa Kentara, Kecamatan Lae Parira, Kabupaten Dairi.

(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkatdan karuniaNya penulis diberi kesempatan untuk menyelesaikan usulan penelitian yang berjudul “Keterlibatan Wanita Sebagai Pedagang Sayur Mayur Pasar Pagi dan Sumbangannya Terhadap Pendapatan Keluarga” studi kasus Pusat Pasar Kota Medan

Skripsi ini merupakan salah satu syarat pada Program studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan untuk dapat melakukan memperoleh gelar Sarjana.

Pada Kesempatan ini dengan segala ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Ir. A.T Hutajulu, MS, selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama penyelesaian skripsi ini.

2. Bapak Ir.M.Jufri, M.Si, selaku anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini dengan memberikan bimbingan dan arahannya.

3. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Salmiah MS, selaku Ketua Program studi Agribisnis beserta semua staff dan pegawai yang telah membantu hingga penulisan skripsi ini selesai.

(6)

Ibunda tercinta A br Siregar yang telah memberi dukungan baik materi maupun doa semangat dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.

5. Terima kasih banyak juga kepada teman teman stambuk 2006 SEP/PKP atas segala bantuan, dukungan, do’a, semangat dan motivasi dalam penulisan skripsi ini sampai dengan selesai.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Terima Kasih.

Medan, Desember 2011

(7)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Identifikasi Masalah ... 4

Tujuan Penelitian. ... 4

Kegunaan Penelitian ... 5

TINJAUAN PUSTAKA LANDASAN TEORI , KERANGKA PEMIKIRAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka ... 6

Peranan Tenaga Kerja Wanita dalam Rumah Tangga ... 9

Landasan Teori ... 11

Peranan Wanita dalam Curahan Tenaga Kerja, Pendapatan dan Pengambilan Keputusan ... 12

Kerangka Pemikiran ... 17

Hipotesis Penelitian ... 18

METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 19

Metode Penentuan Sampel Penelitian ... 19

Metode Pengumpulan Data ... 20

Metode Analisis Data ... 21

Defenisi dan Batasan Operasional ... 22

Defenisi ... 22

(8)

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL

Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 24

Deskripsi Lokasi Pasar………26

Karakteristik Pedagang Sayuran ... 28

Karakteristik sosial Ekonomi sampel ... 28

HASIL DAN PEMBAHASAN Aktifitas Yang Dilakukan Oleh Responden ... 32

Jenis Sayuran Yang Di Dagangkan ... 36

Modal Usaha Pedagang Sayur Mayur ... 37

Perbedaan Pendapatan Wanita Pedgang Sayur Mayur dengan Pria Pedagang Sayur Mayur ... 38

Kontribusi Pendapatan Wanita dan Pria Pedagang Sayur Mayur terhadap Pendapatan Keluarga ... 40

Keterlibatan Wanita dan Pria Sebagai Pedagang Sayur Mayur dalam pengambilan Keputusan pada Kegiatan Produktif ... 43

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 49

Saran ... 50 DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1. Metode Penentuan Sampel………..19

2. Spesifikasi Pengumpulan Data ... 20

3. ... Metode Skoring dengan Tabulasi Sederhana ... 22

4. Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan ... 25

5. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dirinci Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Perjuangan ... 26

6. Karakteristik Sosial Wanita Pedagang Sayur Mayur ... 28

7. Lamanya Aktifitas Responden Menurut Kegiatan……….….32

8. Frekuensi Responden Berdasarkan Jumlah sayur yang dijual ... 36

9. Rata-rata Modal Usaha Pedagang Sayur Mayur per Bulan Di Pusat Pasar Kota Medan ... 37

10. Rata Volume Pembelian, Penjualan, dan Marketing Loss Pedagang Per Minggu ... 38

11. Pendapatan Pedagang sayur Mayur………39

12. Rataan Pendapatan Wanita Pedagang sayur Mayur di Daerah Penelitian ... 40

13. Rataan Kontribusi Pendapatan Wanita Pedagang Sayur Mayur di Daerah Penelitian Per Bulan ... 41

14. Rataan Pendapatan Pria Pedagang sayur Mayur di Daerah Penelitian ... 42

15. Rataan Kontribusi Pendapatan Pria Pedagang Sayur Mayur di Daerah Penelitian Per Bulan ... 42

(10)

17. Keterlibatan Wanita Sebagai Pedagang Sayur Mayur dalam

Pengambilan Keputusan pada Kegiatan Produktif ... 45 18. Skoring Tingkat Keputusan Pria Pedagang

Sayur Mayur Pada Kegiatan Produktif ... 46 19. Keterlibatan Pria Sebagai Pedagang Sayur Mayur dalam

Pengambilan Keputusan pada Kegiatan Produktif ... 47 20. Skor Keterlibatan Wanita dan Pria Dalam Pengambilan

(11)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Hal

1. Skema Kerangka Pemikiran... 17

2. Pembelian Bahan Baku……… 33

3. Persiapan Barang Dagangan………. 34

4. Sortasi Barang Dagangan……….. 34

5. Kegiatan Jual beli Barang……….. 35

6. Pembersihan Lokasi Berdagang………. 35

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No

Judul

Hal

1.

Karakteristik Sosial Ekonomi Responden

Wanita Pedagang sayur Mayur……….…………. 51

2.

Karakteristik Sosial Ekonomi Responden Pria Pedagang Sayur Mayur……….………..52

3. Jumlah Pembelian dan Penjualan Barang pada Wanita Pedagang Sayur Mayur Per Minggu…..……….53

4. Lanjutan………...…54

5. Lanjutan………...55

6. Lanjutan………...56

Lanjutan ... 57

7. Jumlah Pembelian dan Penjualan Barang pada Pria Pedagang Sayur Mayur Per Minggu………58

8. Lanjutan………59

9. Lanjutan………60

10. Lanjutan………61

11. Lanjutan………...62

12. Total Penjualan, Pembelian Dan Marketing Loss Wanita Pedagang Sayur Mayur per Bulan………. 63

13. Lanjutan………...64

14. Lanjutan……….…..65

15. Lanjutan………...66

(13)

17. Total Penjualan, Pembelian Dan Marketing Loss

Pria Pedagang Sayur Mayur per Bulan………..68

18. Lanjutan………..69

19. Lanjutan………..70

20. Lanjutan………..71

21. Lanjutan……….……….72

22. Biaya PeralatanHabis Pakai Wanita Pedagang Sayur perbulan………..……… 73

23.

Biaya Peralatan Habis Pakai Pria Pedagang Sayur per Bulan …….74.

24.

Biaya Yang Dikeluarkan Wanita Pedagang sayur per Bulan…...…75

25.

Biaya Yang Dikeluarkan Pria Pedagang sayur per Bulan………...76

26.

Biaya Penyusutan Peralatan Wanita Pedagang Sayur per Bulan….77 27. Biaya Penyusutan Peralatan Pria Pedagang Sayur per Bulan…….78

28. Total Biaya pada Wanita Pedagang Sayur per Bulan ……….79

29.

Total Biaya pada Pria Pedagang Sayur per Bulan ………...80

30.

Pendapatan Wanita Pedagang sayur per Bulan ………...81

31.

Pendapatan Pria Pedagang Sayur per Bulan……….81

32.

Persentase Kontribusi Pendapatan

33.

Wanita Pedagang Sayur Di Daerah Penelitian Per Bulan………...82

34. Persentase Kontribusi Pendapatan Pria Pedagang Sayur Di Daerah Penelitian Per Bulan…………....83

35.

Analisis Skoring Tingkat Keputusan Wanita .

36.

Pedagang Sayur dihubungkan dengan Bidang Perdagangan……..84

(14)

ABSTRAK

AGUSWANTO SIHOMBING (060309015), dengan judul “ANALISIS PERBEDAAN KETERLIBATAN WANITA DAN PRIA PEDAGANG SAYUR MAYUR DAN SUMBANGANNYA TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA”, Studi Kasus Pusat Pasar Kota Medan. Penelitian ini dibimbing oleh Ibu Ir. A.T. HUtajulu, MS dan Ir. M. Jufri, M.Si.

Analisis perbedaan keterlibatan wanita dan pria pedagang sayur mayur dan sumbangannya terhadap pendapatan keluarga untuk mengetahui besarnya perbedaan pendapatan antara wanita dan pria pedagang sayur serta kontribusinya terhadap pendapatan keluarga, serta bagaimana keterlibatan wanita dan pria pedagang sayur mayur dalam pengambilan keputusan di keluarganya .Daerah Penelitian ditentukan secara purposive , yaitu menentukan daerah penelitian dengan sengaja berdasarkan pada pertimbangan dan tujuan tertentu. Teknik pengambilan sampel dengan metode Stratified Random Sampling Yaitu pengambilan sampel berdasarkan strata yang telah ditentukan. Strata yang digunakan adalah besarnya modal yang digunakan. Alat ananalisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan metode scoring.

Dari hasil penelitian diperoleh adanya perbedaan pendapatan wanita dan pria pedagang sayur mayur, dimana pendapatan wanita pedagang sayur mayur adalah Rp. 27.112.816 dan pendapatan pria pedagang sayur mayur adalah Rp. 22.693.560, Dalam kontribusi pendapatan wanita pedagang sayur mayur terhadap pendapatan keluarganya adalah 90,57% dan kontribusi pendapatan pria pedagang sayur terhadap pendapatan keluarganya adalah 86,79%. Ini berarti kontribusi pendapatan wanita dan pria pedagang sayur mayur terhadap pendapatan keluarganya adalah tinggi, karena diatas 50%. Pada analisis scoring pengambilan keputusan dalam bidang perdagangan pada wanita pedagang sayur mayur adalah 36,13 dan pada pria pedagang sayur mayur adalah 9,6. Ini berarti wanita mempunyai peran lebih dominan daripada pria dalam pengambilan keputusan di usaha dagangnya.

(15)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Konsekuensi yang tergolong agraris, sektor pertanian merupakan bidang kehidupan yang paling vital. Begitupun dengan Indonesia, sebagai salah satu negara yang membangun, dimana 60% penduduknya bermata pencaharian di sektor pertanian selalu didudukkan pada prioritas yang utama (Sastraatmaja,1991).

Peranan sektor pertanian dalam bidang pembangunan di Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Prioritas pembangunan diletakkan pada pembangunan di bidang ekonomi dan titik berat pada sektor pertanian. Pembangunan pertanian diarahkan untuk meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi pangan dan kebutuhan industri dalam negri, meningkatkan ekspor, meningkatkan pendapatan petani, memperluas kesempatan kerja dan mendorong pemerataan kesempatan kerja (Soekartawi,1993).

(16)

Sebagai penduduk Indonesia sepatutnya kita bersyukur karena alam Indonesia dapat ditanami berbagai sayuran. Sayuran tersebut tidak hanya asli Indonesia, tapi ada juga yang berasal dari luar negri. Aneka sayuran itu dapat digolongkan pada jenis sayuran komersial dan non komersial. Komersial disini berarti sayuran tersebut mempunyai banyak peminat meskipun harganya relatif rendah atau sayuran tersebut diminati kalangan tertentu dengan harga relatif rendah atau nsayuran tersebut diminati kalangan tertentu dengan harga tinggi atau mempunyai peluang bagus untuk komoditi ekspor (Hasim, 1995).

Sayuran merupakan makanan yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Komoditi ini penting karena mengandung berbagai vitamin. Selain itu , sayuran berfungsi sebagai sumber karbohidrat, protein, dan mineral penting. Kandungan serat kasarnya juga berguna mencegah penyakit kanker saluran pencernaan (Anonimous,1992).

Sayur merupakan sumber gizi dan bahan makanan pokok yang tercakup dalam 4 sehat 5 sempurna. Ini menunjukkan bahwa kebutuhan akan sayur harus dipenuhi karena tanaman ini mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan kita. Kebutuhan akan sayuran Ini tidak bisa ditawar walaupun perekonomian kita dilanda krisis ekonomi, selain itu komoditi sayur ini juga merupakan salah satu komoditi ekspor khususnya di Sumatera Utara terutama ke Singapura dan Malasya (Indriani, 1993).

(17)

berisi zat besi membuat tubuh kita kuat untuk melawan hawa dingindan berbagai penyakit infeksi (Atjung, 1988).

Tenaga kerja adalah kemampuan manusia untuk mengeluarkan usaha tiap satuan waktu guna menghasilkan barang dan jasa, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna mengahsilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (Suroto,1992)

Umumnya di pasar tradisional yang berada di dekat jalan raya,secara kasat mata dapat dilihat sepanjang jalan banyak pedagang/pengecer kaki lima yang di dominasi wanita yang menjual hasil-hasil pertanian terutama sayur-sayuran. Mereka tidak peduli dengan ketertiban lalu lintas di sekitar tempat mereka berdagang, meskipun selalu ada penggusuran dan penertiban yang dilakukan oleh polisi tetapi mereka tetap bertahan huingga bertahun-tahun.

Tenaga kerja wanita adalah wanita wanita yang mampu melaksanakan pekerjaan, baik di dalam maupun diluar hubungan kerja guna mengahsilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Era pembangunan dewasa ini nmenghendaki agar seluruh potensi nasional dapat dihimpun menjadi suatu kekuatan yang besar yang dayanya akan berhasil menggerakkan bangsa dan masyarakat Indonesia mencapai cita-citanya untuk berkembang dan maju (Sajogyo, 1983).

(18)

peran yang satu dilakukan dengan baik, yang lain terabaikan sehingga timbullah konflik peran (Sajogyo, 1983).

Identifikasi Masalah

Berdasarkan pengamatan penulis pada lokasi penelitian dan sesuai latar belakang yang ada, maka dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:

1. Berapa besar perbedaan pendapatan wanita pedagang sayur mayur dengan pria pedagang sayur mayur ?

2. Bagaimana perbedaan kontribusi pendapatan wanita dan pria pedagang sayur mayur terhadap pendapatan keluarganya ?

3. Bagaimana keterlibatan wanita dan pria sebagai pedagang sayur mayur dalam pengambilan keputusan pada kegiatan produktif?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan Identifikasi masalah yang ada maka tujuan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui berapa besar perbedaan pandapatan wanita pedagang sayur mayur dengan pria pedagang sayur mayur.

2. Untuk mengetahui kontribusi pendapatan wanita pedagang sayur mayur terhadap pendapatan keluarganya.

(19)

Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Sebagai sumber informasi bagi para wanita pedagang sayur mayur untuk mengetahui seberapa besar keterlibatan mereka baik di pasar maupun di keluarga.

2. Sebagai sumber informasi dan referensi bagi peneliti lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

(20)

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI,

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Tinjaun Pustaka

Mempelajari peranan wanita pada dasarnya adalah menganalisis tentang dua peranan dari wanita itu. Pertama, dalam posisinya sebagai ibu yang melakukan pekerjaan rumah tangga , yaitu pekerjaan produktif yang secara tidak langsung menghasilkan pendapatan, dimana pekerjaan inilah yang memungkinkan anggota keluarga lainnya untuk bekerja mencari nafkah. Kedua, pada posisinya sebagai pencari nafkah (tambahan/pokok) melakukan pekerjaaan produktif di bidang produksi yang langsung yang langsung menghasilkan pendapatan (Sajogyo, dkk, 1995).

(21)

di pasar-pasar atau merupakan tenaga kerja di pabrik sebagai tenaga kerja yang tidak terlatih (Sajogyo,1983)..

Rijal, J (1993) memberikan pandangannya tentang peranan wanita dalam penagambilan keputusan dalam kerangka pemikirannya tentang hubungan antara wanita, kebudayaan dan masyarakatnya. Ia mengatakan bahwa perbedaan terhadap sektor domestik dan sektor publik tidak terlalu sama dalam setiap masyarakat. Pada masyarakat yang ketat pembagian antara sektor domestik dan sektor publik tidak selalu sama dalam setiap masyarakat. Pada masyrakat yang ketat pembagian antara sektor domestik dan sektor publik maka wanita cenderung tidak memiliki kekuasaan untuk mengambil keputusan di dalam keluarga dan masyarakat.

Besarnya peranan wanita dilihat dari curahan tenaga kerjanya yang berkaitan erat dengan kehidupan kebudayaan serta sumberdaya pribadi wanita seperti usia, tingkat pendidikan, keterampilan, dan pengalamannya (Sajogyo,dkk, 1995).

Komponen umur memiliki korelasi terhadap aktivitas dan produktivitas seseorang. Dianggap demikian, karena komponen ini disesuaikan dengan tingkat kemandirian, ketangguhan/kekuatan fisik serta pengalamannya di dalam melakukan sebuah pekerjaan (Suadirman,2001).

(22)

Kondisi perekonomian keluarga juga sangat mempengaruhi seseorang untuk memutuskan bekerja memperoleh penghasilan tertentu. Dengan ikut sertanya anggota keluarga untuk bekerja di luar rumahnya diharapkan akan sangat membantu kondisi ekonomi keluarga yang lemah tersebut. Tingkat pendapatan rumah tangga (ekonomi keluarga) memiliki hubungan yang sangat erat dengan gerak anggota keluarga keluar dari rumah tangganya untuk mencari pekerjaan (Abustam 1982).

Pasar, sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli ataupun sebaliknya, biasanya terdapat di tempat-tempat yang strategis yakni tempat yang mudah dicapai baik oleh pihak penjual maupun pihak pembeli, tempat yang tidak jauh dari penghunian yang ada disekitarnya serta tempat yang aman dari gangguan umum (Ikram,1990).

Pasar bagi pedagang adalah tempat mereka menggantungkan hidupnya beserta keluarganya dengan kata lain pasar mempunyai peranan yang penting bagi pedagang khususnya pedagang kaki lima sejak dahulu hingga sekarang. Belum diketahui sejauh mana dan bagimana proses dan wujud peranan pasar yang akan menimbulkan suatu perubahan dibidang ekonomi pedagang (Irawan, 2008).

Perekonomian suatu wilayah, pasar-pasar dapat dibagi menjadi tiga macam dengan asumsi proses penentuan harga ditentukan oleh mekanisme pasar, yaitu antara lain pasar barang dan jasa, pasar uang dan modal, serta pasar tenaga kerja. 1. Pasar Barang dan Jasa

(23)

memproduksi produk dalam bentuk barang maupun jasa sedangkan permintaan umumnya berasal dari pemerintah dan juga sektor rumah tangga.

2. Pasar Uang dan Modal

Pasar uang dan modal adalah interaksi antara permintaan serta penawaran uang dalam arti hak penggunaan uang di mana yang membutuhkan uang adalah pihak yang rela menunda penggunaan uang untuk mendapatkan keuntungan dari dana yang dikeluarkan untuk dikelola.

3. Pasar Tenaga Kerja

Pasar tenaga kerja adalah interaksi antara permintaan dan penawaran tenaga kerja. Penawaran tenaga kerja pada perekonomian tertutup dilakukan oleh rumah tangga, sedangkan pada perekonomian terbuka penawaran tenaga kerja dapat berasal dari asing / luar negri. Permintaan tenaga kerja asalnya dari sektor pemerintah san sektor perusahaan. (Ikram, M, 1990).

Pengkajian dan kerja wanita perlu dihubungkan dengan lingkungan pada umumnya, karena peran wanita di lapangan pekerjaan sangat dipengaruhi oleh kebutuhan masing-masing. Partisipasi wanita di bidang pekerjaaan pada usah perdagangan sayur-mayur, memberikan partisipasi yang berbeda dengan pria. Pudjiwati Sajogyo ( Ihromi, 1990) mengungkapkan betapa besarnya sumbangan wanita dalam peningkatan pendapatan keluarga terutama dalam usaha perdagangan.

Peranan Tenaga Kerja Wanita dalam Rumah Tangga

(24)

mengahadapi masalah dalam hal pendapatan karenanya perlu dicari faktor-faktor apa yang berperan terhadap pendapatan perempuan rumah tangga (Ihromi, 1990) Meningkatnya peran wanita sebagai pencari nafkah keluarga dan kenyataan bahwa mereka juga berperan untuk meningkatkan kedudukan keluarga (family status production), maka bertambah pula masalah-masalah yang timbul. Kedua peran tersebut sama-sama membutuhkan waktu, tenaga dan perhatian, sehingga kalau peran yang dilakukan dengan baik, yag lain terabaikan sehingga timbullah konflik peran. Masalah ini timbul terutama bila yang bekerja adalah ibu rumah tangga yang punya anak-anak dan masih membutuhkan pengasuh fisik maupun rohaniah (Sajogyo,1983).

Salah satu faktor yang menyebabkan wanita mencari nafkah (pendapatan} adalah rumah tangga yang dikepalai wanita, yang beban ketergantungan yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan rumah tangga yang dikepalai oleh laki-laki. Lebih-lebih pada rumah tangga yang dikepalai oleh perempuan dengan anak-anak yang semuanya masih tergantung pada ibunya sehingga beban ketergantungan menjadi semakin tinggi.(Suadirman,2001).

(25)

Landasan Teori

Peranan adalah aspek dinamis dari ststus yang dimiliki oleh seseorang . Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan status yang dimilikinya, maka ia telah menjalankan peran peranannya. Peranan dapat dibagi dalam dua tipe, yaitu :

a. Pola peranan dimana digambarkan bahwa peranan wanita seluruhnya hanya dalam pekerjaan dalam rumah tangga atau pemeliharaan kebutuhan hidup semua anggota keluarga

b. Pola peranan dimana wanita mempunyai peranan dalam pekerjaan rumah tangga dan pekerjaan mencari nafkah atau disebut peran ganda (Sajogyo,1983)

Wanita sebagai warga negara maupun sebagai sumber daya insani pembangunan mempunyai hak dan kewajiban dengan kesempatan yang sama dengan pria di segala bidang. Pembangunan wanita sebagai mitra sejajar pria ditujukan untuk meningkatkan peran aktif dalam kegiatan pembangunan manusia seutuhnya. Kedudukan wanita dalam keluarga dan masyarakat serta peranannya dalam pembangunan perlu dipelihara dan terus ditingkatkan hingga dapat memberikan sumbangsih yang sebesar-besarnya bagi bangsa dan keluarga dengan memperhatikan kodrat dan martabatnya (Depdikbud, 1993).

Manfaat bekerja bagi wanita yang dikemukakan oleh Rini (2002) yaitu: 1. Mendukung ekonomi rumah tangga.

(26)

4. Pemenuhan kebutuhan sosial, berbagi perasaan, pandangan,dan solusi.

5. Peningkatan skill dan kompetensi yang disesuaikan dengan tuntutan tanggung jawab, tuntutan skill, dan kompetensi.

Dalam Ilmu Ekonomi yang dimaksud Tenaga Kerja adalah suatu alat kekuatan fisik dan otot manusia, yang tidak dapat dipisahkan dari manusia sendiri dan ditujukan pada usaha produksi. Oleh karena tenaga kerja tidak dapat dipisahkan dari manusia maka ia berkaitan erat dengan konsep penduduk. Dalam hal ini pengertian tenaga kerja adalah semua penduduk usia kerja berumur 10-65 tahun yakni penduduk yang potensial dapat bekerja memproduksikan barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka. Sedangkan angkatan kerja adalah penduduk yang berumur 10-64 tahun yang bekerja dan yang tidak bekerja, tetapi siap untuk bekerja atau yang sedang mencari pekerjaan (Abustam, 1982).

Peranan Wanita dalam Curahan Tenaga Kerja, Pendapatan dan Pengambilan Keputusan

Curahan Tenaga Kerja adalah banyaknya tenaga kerja manusia yang digunakan dalam setiap tahap kegiatan usahatani yang dihitung dalam satuan. Hari Kerja Pria (HKP) baik yang berasal dari dalam keluarga maupun dari luar keluarga. Besarnya Curahahn Tenaga Kerja ini dihitung dalam konversi:

(27)

akan mencerminkan strategi atau usaha keluarga dalam mempertahankan hidup serta kesejahteraannya.(Sajogyo,1983)

Pendapatan wanita telah menempatkan mereka pada posisi sentral perekonomian rumah tangga. Sayangnya posisi sentral ini sering tidak tampak karena nilai-nilai patriarki yang membudaya dimasyarakat. Seperti konsep bahwa kepala rumah tangga dan pencarinafkah adalah pria. Konsep ini telah membawa implikasi pada kerja produktif wanita yag selalu dipandang oleh masysrakat dan kadang-kadang oleh wanita sendiri sebagai kerja sampingan.(Ihromi,1995)

Peran Wanita pedagan sayur mayur adalah sebagai sebagai pengambil keputusan dalam keluarga, perdagangan, dan pendapatan keluarga. Pudjiwati Sajogyo,1983 mengatakan bahwa pengambilan keputusan dalam keluarga ada empat bagian yaitu:

1. Tingkat keputusan dihubungkan dengan bidang perdagangan terdiri atas penentuan besarnya modal yang digunakan , lokasi berdagang, mengatur/mempersiapkan barang dagangan , membeli sayur, cara berdagang, jenis komoditi, membersihkan tempat berdagang dan menentukan harga barang dagangan .

2. Tingkat keputusan dihubungkan dengan pengeluaran kebutuhan pokok, terdiri atas makanan, biaya pendidikan dan perawatan kesehatan

3. Tingkat keputusan dihubungkan dengan pembentukan keluarga yang terdiri atas : jumlah anak, pembagian kerja anak-anak dan pengawasan anak

(28)

Menurut Pudjiwati Sajogyo, keterlibatan wanita dalam pengambilan keputusan ada lima variasi yaitu :

1. Pengambilan keputusan oleh isteri (wanita) sendiri (IS).

2.Pengambilan keputusan bersama-sama suami isteri tetapi isteri lebih dominant (BID)

3. Pengambilan keputusan bersama atau setara (B-S).

4. Pengamblan keputusan bersama tapi suami lebih dominan (BSD). 5.Pengambilan keputusan oleh suami sendiri (SS).

Pengambilan keputusan dalam bdang produktif (usaha dagang} yaitu berkaitan dengan penetapan pasar, lokasi tempat penjualan, jenis komoditi yang akan dijual, haraga barang dagangan, dan persaingan antar pedagang.

Pendapatan rumah tangga diperoleh dari pendapatan individu dan pendapatan bersama. Pendapatan individu merupakan sejumlah penghasilan ( berupa Uang) dari masing-masing anggota keluarga baik itu suami, istri, maupun anak-anak yang bekerja pada lapangan pekerjaan tertentu. Sedangkan penghasilan bersama ( keluarga ) adalah sejumlah penghasilan yang merupakan nafkah bersama yang diperoleh tiap-tiap anggota keluarga yang mampu bekerja dan digunakan untuk kebutuhan semua anggota keluarga sesuai dengan pos-pos pengeluaran yang ada (Sajogyo, dkk, 1995)

(29)

penyusunan barang, dll. Pendapatan bersih adalah selisih total pendapatan tunai dengan total pengeluaran. Pendapatan bersih suatu usaha dinyatakan dalam bentuk jumlah rupiah. Pendapatn bersih adalah penerimaan dikurangi biaya produksi. Penerimaan adalah perkalian antara jumlah produk yang dijual dengan harga jual. Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut :

TR = Py . Y Keterangan :

TR = Total Penerimaan Py = Harga

Y = Volume yang terjual Pd = TR – TC Ket. Pd = Pendapatan (Rp) TR = Total Revenue (Rp) TC = Total Cost (Rp) (Soekartawi, 1995).

Kerangka Pemikiran

(30)

Penelitian ini dilakukan pada wanita yang menjadi pedagang sayur mayur dan juga pria yang menjadi pedagang sayur mayur. Setiap orang dalam rumah tangga mempunyai peran dalam meningkatkan pendapatan keluarganya. Bagaimana keterlibatan wanita dan pria yang pekerjaannya sama-sama pedagang sayur mayur di daerah penelitain, pendapatan yang diperoleh sebagai pedagang sayur mayur dan kontribusinya terhadap pendapatan keluarga. Pedagang sayur mayur wanita mulai bekerja pukul 00.00 – 08.00. ini dikarenakan lokasi tempat mereka berjualan adalah di sekitar pinggiran Jalan Sutomo dan Jalan Veteran yang merupakan alur lalu lintas jalan raya, sehingga waktu berjualan dibatasi oleh Dinas Pasar.

Skema Kerangka Pemikiran

Keterangan :

Pedagang Sayur Mayur

Perbedaan Pendapatan

Suami/ Anggota Keluarga

Pendapatan Wanita Pendapatan

Pria

Kontribusi Pendapatan Isteri/

Anggota Keluarga

Pendapatan Keluarga Pendapatan Keluarga

(31)

: Menyatakan Pengaruh : Menyatakan Hubungan

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Hipotesis Penelitian

Untuk Mengarahkan Penelitian sesuai dengan identifikasi masalah dan tujuan penelitian, maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

1. Ada perbedaan pendapatan wanita pedagang sayur mayur dengan pria pedagang sayur mayur.

(32)

METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penentuan Daerah Sampel

Daerah Penelitian ditentukan secara Purposive, yaitu di Pusat Pasar Kota Medan. Terpilihnya daerah tersebut karena merupakan pusat pasar yang ada di kota Medan, dan merupakan pasar yang terbesar di kota Medan. Alasan penentuan daerah penelitian ini adalah karena di pasar ini banyak terdapat wanita yang bekerja sebagai pedagang sayur-mayur.

Metode Penentuan Sampel

Metode yang digunakan dalam pengambilan Sampel adalah Metode Stratified Random Sampling yaitu pengambilan sampel dengan cara membagi populasi berdasarkan kelas atau strata besarnya modal perbulan. Jumlah populasi pedagang sayur mayur di Jalan Veteran, dan Jalan Sutomo adalah wanita 154 orang, dan pria 20 orang dengan sampel yang diambil adalah 30 orang masing-masing 15 orang wanita pedagang sayur mayur dan 15 orang pria pedagang sayur mayur. Tujuan pengambilan sampel berdasarkan besar modal yang dimiliki agar sampel terwakili dari semua populasi serta berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 1. Metode Penentuan Sampel

Strata Modal Populasi Sampel

Wanita Pria Wanita Pria

I < Rp. 50 juta 32 5 3 2

II Rp. 50 juta - Rp. 150 juta 61 10 6 11

II > Rp. 150 juta 61 5 6 2

Jumlah 154 20 15 15

(33)

Rumus Penentuan Sampel : n

S = x 30 N

Keterangan :

S : Sampel yang diambil n : Populasi

N : Jumlah Populasi (Wirarta,2006).

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan berasal dari data primer dan data sekunder. Data Primer adalah data yang diperoleh dengan pengamatan langsung dan wawancara langsung kepada pedagang dengan melalui kuesioner, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi-instansi yang terkait dengan penelitian ini.

Jenis sumber data yang kumpul dapat dilihat di Tabel : Tabel 2. Spesifikasi Pengumpulan data

No. Jenis Data Sumber Data Metode

1 Identitas Sampel Responden Wawancara (Dengan kuisoner)

2. Volume yang terjual Responden Wawancara, observasi

3 Pendapatan pedagang Responden Wawancara (Dengan kuisoner)

4 Pendapatan Keluarga Responden dan Keluarga responden

Wawancara (Dengan kuisoner)

5 Masalah dan Upaya Responden dan

Keluarga responden

(34)

Metode Analisis Data

Untuk menguji Hipotesis 1, maka digunakan analisis dengan metode deskriptif dengan tabulasi sederhana yaitu besar pendapatan wanita dibandingkan dengan besar pendapatan pria dalam persen.

Pendapatan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Pd = TR – TC

Dimana : Pd = Pendapatan

TR = Total Revenue/penerimaan TC = Total Cost/biaya

Untuk menguji hipotesis 2 dianalisis dengan metode deskriptif dengan tabulasi sederhana yaitu besar pendapatan wanita terhadap total pendapatan keluarga dimana jika

Kontribusi < 50% : Peran Rendah Kontribusi > 50% : Peran Tinggi

Pendapatan Wanita dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Pd = TR – TC

Dimana : Pd = Pendapatan

TR = Total Revenue/penerimaan TC = Total Cost/biaya

Sedangkan untuk melihat kontribusi wanita pedagang dapat dilihat dengan: Kontribusi wanita = Pendapatan wanita pedagang sayur-mayur X 100%

(35)

Untuk menjawab identifikasi masalah 3 digunakan metode deskriptif yaitu menggunakan metode scoring dengan tabulasi sederhana mengenai keterlibatan wanita dan pria dalam pengambilan keputusan dalam kegiatan produktif. Metode Scoring yang digunakan adalah :

Tabel 3. Metode Skoring dengan Tabulasi Sederhana

No. Jawaban Score

1 Suami Sendiri 1

2 Bersama Istri, Suami Dominan 2

3 Seimbang 3

4 Bersama Suami, Istri Dominan 4

(36)

Defenisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan atas pengertian dalam penelitian ini, maka diberikan beberapa defenisi dan batasan operasional.

Defenisi

1. Pasar adalah aktivitas transaksi barang dan jasa yang melibatkan produsen, konsumen dan lembaga pemasaran

2. Pedagang sayur-mayur adalah pedagang yang menjual sayur-sayuran. 3. Pendapatan keluarga adalah penerimaan yang diperoleh dari pendapatan

semua anggota keluarga.

4. Kontribusi adalah besarnya sumbangan penghasilan pendapatan wanita pedagang sayur-mayur terhadap keluarga secara individual dibanding dengan pendapatan keluarga.

Batasan Operasional

1. Penelitian dilakukan tahun 2011 di pusat pasar kota Medan (Pasar sentral)

(37)

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL

Gambaran Umum Daerah Penelitian.

Kotamadya Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia. Kota Medan adalah ibukota Propinsi Sumtera Utara yang memiliki koordinat 20.271 – 20.471 LU dan 980,351 – 980,441 BT. Dengan ketinggian 2,5M – 37,5M di atas permukaan laut dan beriklim tropis dengan suhu minimum antara 23,00C – 24,10C dan suhu maksimum 30,60C – 33,10C. Kelembaban udaranya berkisar antara 78-82%, kecepatan angin rata-rata sebesar 0,42m/sec. Kota medan yang memiliki keanekaragaman suku dan budaya ini juga merupakan salah satu barometer di bidang keamanan dan ketertiban di Indonesia. Kota Medan memiliki penduduk yang sangat banyak. Data BPS 2010 memperlihatkan bahwa jumlah penduduk Kota Medan sebesar 2.097.610 jiwa. Dengan perincian 1.036.926 jiwa laki-laki dan 1.060.684 jiwa wanita. Kota Medan memiliki 20 Kecamatan.

(38)

Tabel 4. Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2010

Kecamatan Luas (Km²) Kepadatan

Medan Tuntungan 20.68 80,942 3,914

Medan Johor 14.58 123,851 8,495

Medan Amplas 11.19 113,143 10,111

Medan Denai 9.05 141,395 15,624

Medan Area 5.52 96,544 17,490

Medan Kota 5.27 72,580 13,772

Medan Maimun 2.98 39,581 13,282

Medan Polonia 9.01 52,794 5,859

Medan Baru 5.84 39,516 6,766

Medan Selayang 12.81 98,317 7,675

Medan Sunggal 15.44 112,744 7,302

Medan Helvetia 13.16 144,257 10,962

Medan Petisah 6.82 61,749 9,054

Medan Barat 5.33 70,771 13,278

Medan Timur 7.76 108,633 13,999

Medan Perjuangan 4.09 93,328 22,819

Medan Tembung 7.99 133,579 16,718

Medan Deli 20.84 166,793 8,004

Medan Labuhan 36.67 111,173 3,032

Medan Marelan 23.82 140,414 5,895

Medan Belawan 26.25 95,506 3,638

Total 265.10 2,097,610 7,913

Sumber : BPS 2011

Penelitian dilakukan di Pasar Sentral Kecamatan Medan Perjuangan. Secara fisik kecamatan Medan Baru terletak di wilayah barat daya dengan mempunyai batas wilayah, sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kec. Medan Tembung dan Kec Medan Timur

Sebelah Selatan : Kec. Medan Area dan Kab. Karo Sebelah Barat : Kec. Medan Timur

Sebelah Timur : Kec. Medan Tembung

(39)

Tabel 5. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dirinci Menurut Kelurahan Di Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2010

Sumber : BPS 2011

Deskripsi Lokasi Pasar

Kecamatan Medan Perjuangan memiliki Pasar Tradisional yang terletak di Kelurahan Pandau Hilir , yaitu : Perusahaan Daerah Pasar Sentral tepatnya yang berada di Jalan Sutomo dan Jalan Veteran yang berada di pinggir jalan raya dimana dilakukan penelitian ini.

Pasar Sentral adalah salah satu dari 56 pasar tradisional yang ada di kota Medan. Adapun jenis barang yang dijual terdiri dari bahan-bahan pokok seperti sembako, sayur-sayuran, ikan, daging, bumbu dan rempah, barang kelontong, makanan, minuman, buah-buahan sampai pada kebutuhan sandang seperti pakaian, tas, sepatu, perhiasan, barang pecah belah, dan sebagainya.

Pada mulanya usul mendirikan pasar sentral yang dkelola pemeintah diterima dengan bulat pada sidang gementaraad pada tanggal 29 April 1929 . Pembangunan pun dilaksanakan pada tanggal 2 April 1931, namun karena krisis ekonomi pembangunan baru selesai pada tanggal 21 Desember 1932.

(40)

Pusat Pasar dibuka pertama kalinya pada 1 Maret 1933 kompleks pasar dibagi kepada empat gedung. Pada tahun-tahun awal kios-kios Pusat Pasar tidak banyak ditempati pedagang karena keadaan ekonomi1942 ongkos penyewaan kios diturunkan hingga semurah-murahnya dan jumlah pembayaran disesuaikan dengan kemampuan penyewa. Pada tahun 1971 dua dari empat bangunan pasar habis terbakar. Lalu pada tahun 1978 dua bangunan yang tersisa juga terbakar. Akibatnya para pemilik kios terpaksa menggelar dagangannya di jalanan di sekitar daerah tersebut untuk dapat tetap berjualan. Pemerintah kemudian membangun bangunan baru yang bertingkat sebagai pengganti bangunan lama yang terbakar. Pada saat yang sama, bangunan yang baru tersebut juga membuat keadaan pasar tertata dengan lebih rapi. Setelah Medan Mall dibangun pada pertengahan 1990-an, kedua bangunan tersebut (Pusat Pasar dan Medan Mall) dihubungkan sehingga pengunjung dapat berpindah bangunan dengan mudah.

Pasar Sentral merupakan salah satu pasar tradisional di kota Medan yang dikelola oleh PD. Pasar/Pajak Kota Medan, yang mana kantor PD. Pasar berada di lantai III Gedung Pasar Petisah. PD. Pajak Kota Medan didirikan dengan tujuan untuk mewujudkan dan meningkatkan pelayanan umum kepada masyarakat dengan penyediaan sarana pasar, disamping itu juga menunjang kebijaksanaan umum Pemerintah Daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

(41)

pemegang mandat yang diberikan oleh Pemerintah Kota Medan untuk melaksanakan Peraturan Daerah Kota Medan No. 8 Tahun 2001 dan Keputusan Walikota Medan No. 28 Tahun 2001.

Karakteristik Pedagang Sayuran

Pedagang disini dibedakan menjadi 2 yaitu wanita pedagang sayuran dan pria pedagang sayuran. Karakteristik pedagang sayuran dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :

1. Karakteristik Sosial : Umur, pengalaman, lokasi berdagang, jumlah tanggungan, dan pendidikan.

2. Karakteristik Ekonomi : Modal, dan Pendapatan.

Karakteristik Sosial Ekonomi Wanita dan Pria Pedagang Sayur Mayur Adapun karakteristik sosial ekonomi wanita dan pria pedagang sayuran yang menjadi responden penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 6 .

Tabel 6. Karakteristik Sosial Ekonomi Wanita dan Pria Pedagang Sayur Mayur

No Uraian

Wanita Pria

Range Rataan Range Rataan

1 Umur (Tahun) 32-60 47 34-45 39

2

Lama Berdagang

(Tahun) 5-30 20 10-20 14

3

Jumlah Tanggungan

(Jiwa) 1-6 3 2-5 3

4 Pendidikan (Tahun) 6-12 9 9-12 12

5

Lama Berumah

Tangga (Tahun) 12-35 24 10-15 12

6 Modal/bulan (Rp)

22.800.000 -

258.000.000 135.090.000

29.100.000 -

188.700.000 98.800.000 7

Pendapatan/bulan (Rp)

4.073.000 -

79.091.833 37.9532.236

963722 -

54.035.458 23,126,094

(42)

1. Umur

Umur adalah usia responden yang diukur mulai dari responden lahir sampai penelitian ini dilakukan. Usia akan mempengaruhi seseorang dalam melakukan sesuatu kegiatan. Umur rata-rata wanita sebagai sampel adalah 47 tahun dengan range 32 – 60 tahun, sementara umur rata-rata pria sampel adalah 39 tahun dengan range 34 – 45 tahun.

Artinya umur rata-rata wanita sampel lebih tinggi daripada pria sampel. Namun masih dalam usia produktif artinya pedagang sampel dari segi fisik potensinya masih kuat.

2. Lama Berdagang

Lama berdagang adalah waktu berdagang mulai dari memulai usaha dagang sampai penelitian ini dilakukan. Lama berdagang akan mempengaruhi seseorang dalam menjalankan usaha dagangnya, karena pengalaman seseorang dalam berdagang akan mempengaruhi pengambilan keputusan dalm menjalankan usaha dagangnya. Lama berdagang rata-rata wanita sampel adalah 20 tahun dengan range 5 – 30 tahun, sementara pria sampel adalah 14 tahun dengan range 10 – 20 tahun. Artinya, pengalaman berdagang wanita sampel lebih tinggi daripada pengalaman berdagang pria sampel. 3. Jumlah Tanggungan

(43)

menyimpulkan bahwa rata-rata jumlah tanggungan wanita pedagang sayur mayur adalah 3 orang (jiwa).

4. Pendidikan

Pendidikan merupakan faktor yang paling esensial dalam aspek sosial. Karena melalui pendidikan, manusia mampu menambah nilai tawarnya. Pendidikan juga mampu menempatkan manusia menjadi manusia yang sesungguhnya, karena semua ilmu pengetahuan dan informasi dapat diperoleh dari pendidikan.. Rata-rata pendidikan wanita sampel adalah 9 tahun dengan Range 6 – 12, sedangkan rata – rata pendidikan pria sampel adalah 12 tahun dengan range 9 – 12 tahun. Artinya rata – rata tingkat pendidikan pria sampel pria lebih tinggi daripada rata – rata tingkat pendidikan wanita sampel.

5. Lama Berumah Tangga

(44)

6. Modal

Modal merupakan biaya yang dikeluarkan dalam menjalankan usaha dagangnya. Modal yang besar dapat mempenagruhi pendapatan yang besar pula. Rata-rata modal wanita sampel adalah Rp. 135.090.000 dengan range Rp.22.800.000 – Rp.258.000.000 sedangkan rata-rata modal pria sampel adalah 98.800.000 dengan range Rp.29.100.000 – Rp.188.700.000. Ini berarti rata-rata modal wanita sampel lebih besar daripada rata-rata pria sampel. 7. Pendapatan

(45)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Aktifitas Yang Dilakukan Oleh Responden.

Adapun aktivitas yang dilakukan oleh responden sebagai pedagang sayur mayur antara lain : berangkat dari rumah/tempat tinggal ke lokasi usaha, membeli bahan baku, sortasi bahan baku (memilih bahan baku yang busuk ataupun yang sudah rusak atau layu), mempersiapkan/mengatur barang dagangan sebaik-baiknya, mempengaruhi perilaku konsumen agar mau membeli barang dagangan( penjualan barang dagangan ), merapikan barang dagangan apabila susunannya kurang rapi. Setelah selesai berdagang pedagang membersihkan tempat/lokasi berjualan karena laokasi berdagang berada di pinggir jalan raya. Setelah selesai membersihkan tempat berjualan pedagang pulang kerumah, apibila ada barang dagangan yang tidak laku maka barang dagangan disimpan di gudang penyimpanan untuk dijual kembali esok harinya, atau dititip kepada pedagang sayuran yang lainnya yang waktu berjualannya sampai siang ataupun sore hari. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di tabel 8.

Tabel 8. Lamanya Aktifitas Responden Menurut Kegiatan

No. Kegiatan Wanita Pria

1 Membeli Bahan Baku 23.00 - 24.00 24.00 - 01.00 2 Sortir Barang 24.00 - 01.30 01.00 - 01.30 3 Mempersiapkan Barang Dagangan 01.30 - 02.00 01.30 - 02.00 4 Lama Penjualan 02.00 - 06.30 02.00 - 05.30 5 Membersihkan Tempat Berjualan 06.30 - 07.30 05.30 - 06.30

(46)

Jenis Sayuran Yang Didagangkan.

Dalam kegiatan berdagang tersebut, responden menjual jenis sayur mayur yang beragam. Adapun jenis-jenis sayur mayur yang diperdagangkan adalah kol, sayur pahit, bunga kol, sayur putih, buncis, kentang, brokoli, terong, wortel, lobak, tomat dan cabai merah. Setiap Responden yang menjual sayur mayur bervariasi, ada responden yang menjual 1-3 jenis sayur, dan ada responden yang menjual sampai 5 jenis sayur.

Frekuensi variasi jenis sayur mayur yang dijual dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 9. Frekuensi Responden Berdasarkan Jumlah sayur yang dijual.

Jumlah Jenis Sayur

Wanita Pria Total

Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

1-3 5 16,67 10 33,33 15 50

4-5 10 33,33 5 16,67 15 50

Total 15 50 15 50 30 100

Sumber : Lampiran 3-4

(47)

Perbedaan Pendapatan Wanita Pedagang Sayur Mayur dengan Pria Pedagang Sayur Mayur

Pendapatan adalah penerimaan dikurangi dengan total biaya. Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa pendapatan wanita pedagang sayur mayur lebih besar dibandingkan dengan pendapatan pria pedagang sayur mayur. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 10 :

Tabel 10. Perbedaan Pendapatan Wanita Pedagang Sayur Mayur dengan Pria Pedagang Sayur Mayur

Uraian Total (Rp) Rataan (Rp) Range (Rp) Pendapatan Wanita

Pedagang Sayur Mayur 379,532,236 25,302,149

4.161.278 - 79.091.833 Pendapatan Pria

Pedagang Sayur Mayur 346,891,403 23,126,094 963.722 - 54.035.458

Sumber : Diolah dari Lampiran 15 dan 16

Dari tabel 10 menunjukkan bahwa perbedaan pendapatan wanita pedagang sayur mayur dengan pendapatan pria pedagang sayur mayur adalah Rp. 379,532,236 berbanding dengan Rp. 346,891,403. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan wanita pedagang sayur mayur di daerah penelitian lebih besar dari pada pendapatan pria pedagang sayur mayur yang ada di daerah penelitian.

Kontribusi Pendapatan Wanita Dan Pria Pedagang Sayur Mayur terhadap Pendapatan Keluarganya.

(48)

Tabel 11. Rataan Pendapatan Wanita Pedagang Sayur Mayur di Daerah Penelitian

No Uraian Range Rataan

1

Penerimaan

(Rp) 33.818.000 - 341.250.000 165,744,400 2

Total Biaya

(Rp) 29.656.722 - 262.158.167 140,442,251 3

Pendapatan

(Rp) 4.161.278 - 79.091.833 25,302,149

Sumber : Diolah dari lampiran 15

Formula yang digunakan untuk menghitung pendapatan pada tabel 11 adalah selisih antara penerimaan dengan total biaya. Berdasarkan tabel 11 diatas rataan penerimaan yang diperoleh wanita pedagang sayur mayur per bulan adalah Rp. 165,744,400 dengan range Rp. 33.818.000 – Rp. 341.250.000. Kemudian rataan total biaya wanita pedagang sayur mayur sebesar Rp. 140,442,251 dengan range Rp. 29.656.722 – Rp. 262.158.167. Dari penerimaan dan total biaya yang telah di analisis, maka dapat diperoleh rataan pendapatan wanita pedagang sayur mayur sebesar Rp. 25,302,149 dengan Range Rp. 4.161.278 – Rp. 79.091.833.

Untuk melihat persentase kontribusi pendapatan wanita pedagang sayur bagi keluarganya, dapat dilihat pada tabel 12.

Tabel 12. Rataan Persentase (%) Kontribusi Pendapatan Wanita Pedagang Sayur Mayur di Daerah Penelitian per Bulan

No. Uraian Range Rataan

1 Pendapatan Responden (Rp)

4.073.000 -

79.091.833 25.302.149 2 Pendapatan Anggota Keluarga (Rp)

1.000.000 -

2.500.000 1.833.333 3 Total Pendapatan Keluarga (Rp)

5.573.000 -

81.591.833 2.7135.482 4 Kontribusi Pendapatan (%) 73,08 - 96,93 90,57

Sumber : Diolah dari Lampiran 17

(49)

pendapatan anggota keluarga wanita pedagang sayur mayur sebesar Rp. 1.833.333 dengan range Rp. 1.000.000 – Rp.2.500.000 dan rataan total pendapatan keluarga wanita pedagang sayur mayur adalah Rp. 2.7135.482 dengan range Rp. 5.573.000 – Rp. 81.591.833. Formula yang digunakan untuk mengetahui persentase kontribusi pendapatan wanita pedagang sayur mayur adalah dengan membagi pendapatan wanita pedagang sayur mayur dengan total pendapatan keluarga dikali dengan seratus persen (100%). Dari hasil perhitungan tersebut maka diperoleh persentase rataan kontribusi pendapatan wanita pedagang sayur mayur sebesar 90,57 dengan Range sebesar 73,08 % - 96,93 %.

Untuk mengetahui besarnya kontribusi pendapatan pria pedagang sayur mayur terhadap pendapatan keluarganya, hal pertama yang dianalisa adalah kegiatan usaha dagang responden pria pedagang sayur mayur di daerah penelitian. Analisa ini dapat dilihat pada tabel 13.

Tabel 13. Rataan Pendapatan Pria Pedagang Sayur Mayur di Daerah Penelitian

No Uraian Range Rataan

1 Penerimaan (Rp) 4.4720.000 - 243.006.000 127.678,867 2 Total Biaya (Rp) 36.913.250 - 191.813.750 104,552,773 3 Pendapatan (Rp) 963.722 - 54.035.458 23,126,094

Sumber : Diolah Dari Lampiran 16

(50)

963.722 – Rp. 54.035.458. Untuk melihat persentase kontribusi pendapatan wanita pedagang sayur bagi keluarganya, dapat dilihat pada tabel 14.

Tabel 14. Rataan Persentase (%) Kontribusi Pendapatan Pria Pedagang Sayur Mayur di Daerah Penelitian per Bulan

No. Uraian Range Rataan

1 Pendapatan Responden (Rp) 963.722 - 54.035.458 23,126,093 2

Pendapatan Anggota Keluarga

(Rp) 500.000 - 2.500.000 1,666,667

3 Total Pendapatan Keluarga (Rp)

1.463.722 -

58.243.000 24.792.760 4 Kontribusi Pendapatan (%) 65,84 - 97,42 86.79

Sumber : Diolah Dari Lampiran 18.

Berdasarkan tabel 14, rataan pendapatan pria pedagang sayur mayur adalah Rp. 23,126,093 dengan range Rp. 963.722 – Rp. 54.035.458. Kemudian rataan pendapatan anggota keluarga pria pedagang sayur mayur sebesar Rp. 1,666,667 dengan range Rp. 500.000 – Rp.2.500.000 dan rataan total pendapatan keluarga wanita pedagang sayur mayur adalah Rp. 24.792.760 dengan range Rp. 1.463.722 – Rp. 58.243.000. Formula yang digunakan untuk mengetahui persentase kontribusi pendapatan pria pedagang sayur mayur adalah dengan membagi pendapatan pria pedagang sayur mayur dengan total pendapatan keluarga dikali dengan seratus persen (100%). Dari hasil perhitungan tersebut maka diperoleh persentase rataan kontribusi pendapatan pria pedagang sayur mayur sebesar 86.79 dengan Range sebesar 65,84 % - 97,42%.

Hal ini menyimpulkan bahwa kontribusi pendapatan wanita dan pria pedagang sayur mayur terhadap pendapatan keluarganya adalah tinggi dengan kriteria : 1. Kontribusi < 50% = Peran Rendah

(51)

Keterlibatan Wanita dan Pria sebagai Pedagang Sayur Mayur dalam Pengambilan Keputusan pada Kegiatan Produktif.

Untuk menganalis Peran Wanita pedagang sayur mayur adalah sebagai sebagai pengambil keputusan dalam keluarga, perdagangan, dan pendapatan keluarga. Pudjiwati Sajogyo,1983 mengatakan bahwa pengambilan keputusan dalam keluarga ada empat bagian yaitu:

5. Tingkat keputusan dihubungkan dengan bidang perdagangan terdiri atas penentuan besarnya modal yang digunakan , lokasi berdagang, mengatur/mempersiapkan barang dagangan , membeli sayur, cara berdagang, jenis komoditi, membersihkan tempat berdagang dan menentukan harga barang dagangan .

6. Tingkat keputusan dihubungkan dengan pengeluaran kebutuhan pokok, terdiri atas makanan, biaya pendidikan dan perawatan kesehatan

7. Tingkat keputusan dihubungkan dengan pembentukan keluarga yang terdiri atas : jumlah anak, pembagian kerja anak-anak dan pengawasan anak

8. Tingkat keputusan dalam rumah tangga dihubungkan dengan kegiatan sosial yang ada dengan kemasyarakatan terdiri atas arisan, keagamaan dan gotong royong.

(52)

Tabel 15. Skoring Tingkat Keputusan Wanita Pedagang Sayur Mayur Pada 3 Mempersiapkan

Barang Dagangan

Sumber : Diolah dari lampiran 19

Dari tabel 15 dapat disimpulkan bahwa dalam penentuan besar modal yang digunakan adalah sebanyak 3 orang (20%) yang keputusannya oleh isteri sendiri (IS) dan keputusan bersama isteri dominan (BID) adalah 7 orang (46,67%), dn Pengambilan Keputusan yang ditentuka oleh bersama suami (BS) adalah sebanyak 5 orang ( 33,3%). Sedangkan pada kegiatan penentuan Lokasi berdagang, Mempersiapkan Barang dagangan, cara berdagang, membersihkan tempat berdagang dan menentukan harga barang dagangan sepenuhnya ditentukan oleh isteri sendiri yaitu sebanyak 15 orang (100%).

(53)

Pada kegiatan pemilihan jenis komoditi yang dijual terdapat 6 orang (40 %) yang ditentukan oleh isteri sendiri (IS), dan 9 orang (60%) yang penentuan jenis komoditi yang dijual yang ditentukan oleh suami sendiri (SS).

Tabel 16. Keterlibatan Wanita sebagai Pedagang Sayur Mayur dalam Pengambilan Keputusan pada Kegiatan Produktif.

Skor pengambilan Keputusan

Range Rataan

33 – 40 36,13

Sumber : Diolah dari lampiran 19

Tabel 16 menyimpulkan bahwa rataan skore peran wanita pedagang sayur mayur dalam pengambilan keputusan pada kegiatan produktif adalah 36,13 dengan range 33 – 40. Hal ini menyimpulkan bahwa rata – rata wanita pedagang sayur mayur memiliki peranan dominan dalam pengambilan keputusan pada kegiatan produktif atau perdagangan. Oleh karena itu urusan usaha dagang sayuran dominan dikelola oleh wanita pedagang sayur mayur. Kriteria skore yang digunakan adalah sebagai berikut :

- Rataan skore Wanita Pedagang Sayur Mayur > 24 = Istri Dominan - Rataan skore Wanita Pedagang Sayur Mayur ≤ 24 = Suami Dominan

(54)

Tabel 17. Skoring Tingkat Keputusan Pria Pedagang Sayur Mayur Pada Kegiatan Produktif

No. Kegiatan Pola Keputusan

Total 3 Mempersiapkan

Barang Dagangan 7 Membersihkan

Tempat Berdagang

15

(100%) - - -

15 (100%) 8 Menentukan Harga

Barang Dagangan

15

(100%) - - -

15 (100%)

Sumber : diolah dari lampiran 20

Dari tabel 17 dapat disimpulakan bahwa pola pengambilan keputuan pada kegiatan penentuan besar modal yang digunakan yang ditentukan oleh suami sendiri (SS) adalah 5 orang (33,33%), dan 10 orang (66,67%) yang tingkat keputusannnya ditentukan oleh bersama suami dominan (BSD).

Dan pada pengambilan keputusan pada kegiatan Menentukan lokasi berdagang, mempersiapakn barang dagangan , membeli barang dagangan, penentuan jenis komoditi, membersihkan tempat berdagang, dan menentukan harga barang dagangan semua ditentukan oleh sami sendiri (SS) yaitu sebanyak 15 orang (100%).

(55)

Tabel 18. Keterlibatan Pria sebagai Pedagang Sayur Mayur dalam Pengambilan Keputusan pada Kegiatan Produktif

Skor pengambilan Keputusan

Range Rataan

37 – 40 38,40

Sumber : Diolah dari lampiran 20

Tabel 18 menyimpulkan bahwa rataan skore peran pria pedagang sayur mayur dalam pengambilan keputusan pada kegiatan produktif adalah 38,40 dengan range 37 – 40. Hal ini menyimpulkan bahwa rata – rata pria pedagang sayur mayur memiliki peranan dominan dalam pengambilan keputusan pada kegiatan produktif atau perdagangan. Oleh karena itu urusan usaha dagang sayuran dominan dikelola oleh pria pedagang sayur mayur. Kriteria skore yang digunakan adalah sebagai berikut :

(56)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Adapun Kesimpulan dari penelitian mengenai Keterlibatan Wanita sebagai Pedagang Sayur Mayur Pasar Pagi dan Sumbangannya Terhadap Pendapatan Keluarga di Pusat Pasar Kota Medan adalah sebagai berikut :

1. Perbedaan pendapatan wanita pedagang sayur mayur dengan pendapatan pria pedagang sayur mayur adalah Rp. 25,302,149 dengan range Rp. 4.161.278 - Rp.79.091.833 berbanding dengan Rp. 23,126,094 dengan range Rp. 963.722 - 54.035.458. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan wanita pedagang sayur mayur di daerah penelitian lebih besar dari pada pendapatan pria pedagang sayur mayur yang ada di daerah penelitian.

2. Dari hasil penelitian diperoleh persentase rataan kontribusi pendapatan wanita pedagang sayur mayur sebesar 90,57 % dengan range sebesar 73,08 % - 96,93 % dan persentase rataan kontribusi pendapatan wanita pedagang sayur mayur sebesar 86.79 % dengan range sebesar 65,84 % - 97,42% Hal ini menyimpulkan bahwa kontribusi pendapatan wanita pedagang sayur mayur terhadap pendapatan keluarganya adalah tinggi.

(57)

4. Rataan skore peran pria pedagang sayur mayur dalam pengambilan keputusan pada kegiatan produktif adalah 38,40 dengan Range 37 – 40. Hal ini menyimpulkan bahwa rata – rata pria pedagang sayur mayur memiliki peranan dominan dalam pengambilan keputusan pada kegiatan produktif atau perdagangan. Oleh karena itu urusan usaha dagang sayuran dominan dikelola oleh pria pedagang sayur mayur.

Saran

1. Kepada Wanita dan Pria Pedagang Sayur Mayur

Disarankan kepada para pedagang sayur mayur agar melakukan usaha dagang dengan lebih sistematis atau pencatatan usaha dagang sehingga usaha dagang sayuran dapat lebih teratur dan menguntungkan. Kemudian agar kiranya menabung sebagian dari untung per harinya.

2. Kepada Pemerintah

Agar pemerintah memperhatikan lokasi pasar yang berada di pinggir jalan demi menghindari kemacetan terutama yang berada di Jalan Sutomo. Kiranya pemerintah menyediakan lokasi pasar yang tepat bagi para pedagang.

3. Peneliti Selanjutnya

(58)

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, 1992. Pasca Panen Sayur. Swadaya. Jakarta

Abustam, M. L. 1989. Gerak Penduduk. Pembangunan Desa dan Perubahan Sosial. UI. Press. Jakarta.

Atjung, 1989. Sayuran Murah Menyehatkan. Bharatara Niaga Media. Jakarta.

Depdikbud, 1993. Garis-garis Besar Haluan Negara. (Tap MPR no. 23/MPR/1993). Jakarta.

Hasim, L. 1995. Aneka Permasalahan Tanaman Hias dan Pemecahannya. Jakarta,

Penebar Swadaya.

Hutajulu, A.T. 2004. Peranan Wanita Dalam Pembangunan. Medan, USU.

Ihromi, T. 1990. Para Ibu Yng Berperan Tunggal dan yang Berperan Ganda. Jakarta, Lembaga FE-UI.

Ikram, M. 1990. Peranan Pasar Pada Masyrakat pedesaan Daerah Bengkulu.

Indriani, Y.H. 1993. Pemilihan Tanaman Lahan Sesuai Kondisi Lingkungan Pasar. Jakarta : Penebar Swadaya

(59)

Rijal, J. 1993. Peran Serta Wanita dalam Pembangunan, dalam masyarakat dan

Manusia dalam Pembangunan. Jakarta, Pustaka Sinar Harapan.

Sajogyo, P. 1983. Peranan Wanita Dalam Perkembangan Masyrakat Desa. Jakarta. Rajawali.

Sajogyo, s. Susanto, H. S. Adiwibiwo dan N.W. Prasodjo (b). Masyrakat Perubahan

Peranan Wanita Tani Ditinjau Dari Teori Struktural Fungsional. Bandung.

Satraadmadja, E. 1993. Pernyuluhan Pertanian. Alumni. Bandung.

Soekartawi, 1996. Pembangunan Pertanian. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Suadirman, S.P. 2001. Perempuan Kepala Rumah Tangga. Jendela. Yogyakarta.

Suroto, 1992. Srategi Pembangunan dan Perencanaan Kesempatan Kerja. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.

(60)
(61)
(62)

Lampiran 3. Jumlah Dan Biaya Pembelian Barang Per Minggu Responden Wanita Pedagang Sayur.

(63)
(64)
(65)
(66)

Lampiran 4. Jumlah Dan Biaya Pembelian Barang Per Minggu Responden Pria Pedagang Sayur.

(67)
(68)
(69)

Total 17,800 12,600 12,600 10,500 6,300 188,700,000

Lampiran 5. Biaya Peralatan Habis Pakai Wanita Pedagang Sayur Mayur Per Bulan.

No.

Sampel Plastik (Rp)

Keranjang

Bambu (Rp) Tali (Rp)

Keranjang

Plastik (Rp) Total (Rp)

1 200,000 600,000 45,000 285,000 1,130,000

2 0 600,000 10,000 80,000 690,000

3 0 240,000 25,000 0 265,000

4 50,000 1,140,000 40,000 190,000 1,420,000

5 75,000 780,000 20,000 40,000 915,000

6 250,000 120,000 25,000 250,000 645,000

7 175,000 60,000 30,000 175,000 440,000

8 225,000 600,000 45,000 250,000 1,120,000

9 25,000 1,380,000 25,000 165,000 1,595,000

10 230,000 360,000 30,000 135,000 755,000

11 125,000 180,000 25,000 115,000 445,000

12 100,000 540,000 35,000 285,000 960,000

13 75,000 2,100,000 20,000 165,000 2,360,000

14 75,000 900,000 35,000 200,000 1,210,000

15 75,000 1,740,000 30,000 165,000 2,010,000 Total 1,680,000 12,540,000 440,000 2,500,000 17,160,000

(70)

Lampiran 6. Biaya Peralatan Habis Pakai Pria Pedagang Sayur Mayur Per Bulan.

No.

Sampel Plastik (Rp)

Keranjang

Bambu (Rp) Tali (Rp)

Keranjang

Plastik (Rp) Total (Rp)

1 0 180,000 45,000 120,000 345,000

2 75,000 0 25,000 150,000 225,000

3 50,000 300,000 30,000 120,000 500,000

4 25,000 600,000 30,000 150,000 805,000

5 0 0 25,000 200,000 225,000

6 75,000 150,000 20,000 35,000 280,000

7 20,000 1,800,000 35,000 35,000 1,890,000

8 35,000 600,000 35,000 20,000 690,000

9 50,000 600,000 45,000 165,000 860,000

10 30,000 420,000 25,000 70,000 545,000

11 0 60,000 20,000 165,000 245,000

12 25,000 1,200,000 30,000 80,000 1,335,000

13 0 900,000 25,000 165,000 1,090,000

14 125,000 60,000 45,000 185,000 415,000

15 75,000 360,000 35,000 145,000 615,000

Total 585,000 7,230,000 470,000 1,805,000 10,090,000

(71)

Lampiran 7. Total Iuran Wajib Wanita Pedagang Sayur Mayur.

No. Sampel

Iuran Wajib

Total (Rp) Kebersihan

(Rp)

Listrik dan Air (Rp)

Keamanan (Rp)

Pajak Bea Cukai (Rp)

1 50,000 125,000 50,000 125,000 350,000

2 50,000 125,000 50,000 125,000 350,000

3 56,000 125,000 56,000 125,000 362,000

4 50,000 125,000 50,000 125,000 350,000

5 50,000 125,000 50,000 125,000 350,000

6 48,000 125,000 48,000 125,000 346,000

7 50,000 125,000 50,000 125,000 350,000

8 52,000 125,000 52,000 125,000 354,000

9 52,000 125,000 52,000 125,000 354,000

10 50,000 125,000 50,000 125,000 350,000 11 50,000 125,000 50,000 125,000 350,000 12 52,000 125,000 52,000 125,000 354,000 13 50,000 125,000 50,000 125,000 350,000 14 52,000 125,000 52,000 125,000 354,000 15 50,000 125,000 50,000 125,000 350,000 Total 762,000 1,875,000 762,000 1,875,000 5,274,000

(72)

Lampiran 8. Total Iuran Wajib Pria Pedagang Sayur Mayur.

No. Sampel

Iuran Wajib

Total (Rp) Kebersihan

(Rp)

Listrik dan Air (Rp)

Keamanan (Rp)

Pajak Bea Cukai (Rp)

1 50,000 125,000 50,000 125,000 350,000

2 46,000 125,000 46,000 125,000 342,000

3 50,000 125,000 50,000 125,000 350,000

4 48,000 125,000 48,000 125,000 346,000

5 46,000 125,000 46,000 125,000 342,000

6 46,000 125,000 46,000 125,000 342,000

7 48,000 125,000 48,000 125,000 346,000

8 50,000 125,000 50,000 125,000 350,000

9 50,000 125,000 50,000 125,000 350,000

10 50,000 125,000 50,000 125,000 350,000 11 48,000 125,000 48,000 125,000 346,000 12 50,000 125,000 50,000 125,000 350,000 13 50,000 125,000 50,000 125,000 350,000 14 48,000 125,000 48,000 125,000 346,000 15 50,000 125,000 50,000 125,000 350,000 Total 730,000 1,875,000 730,000 1,875,000 5,210,000

(73)
(74)

Lampiran 9. Biaya Penyusutan Peralatan Wanita Pedagang Sayur Mayur.

No. Sampel

Kursi Timbangan

Total Penyusutan

(Rp) Jumlah

(unit)

Harga (Rp)

Usia Pakai (Bulan)

Penyusutan (Rp)

Jumlah (Unit)

Harga (Rp)

Usia Pakai (Bulan)

Penyusutan (Rp)

1 1 20,000 36 555.56 1 150,000 36 4,166.67 4,722.22

2 1 20,000 24 833.33 1 150,000 36 4,166.67 5,000.00

3 1 15,000 24 625.00 1 150,000 36 4,166.67 4,791.67

4 1 15,000 12 1,250.00 2 1,350,000 60 22,500.00 23,750.00 5 1 25,000 12 2,083.33 1 1,200,000 60 20,000.00 22,083.33 6 1 25,000 24 1,041.67 1 1,200,000 60 20,000.00 21,041.67 7 1 15,000 12 1,250.00 1 1,200,000 60 20,000.00 21,250.00 8 1 20,000 30 666.67 2 1,350,000 60 22,500.00 23,166.67 9 1 25,000 36 694.44 2 1,350,000 60 22,500.00 23,194.44 10 1 15,000 12 1,250.00 1 1,200,000 60 20,000.00 21,250.00 11 1 15,000 12 1,250.00 1 150,000 36 4,166.67 5,416.67 12 1 25,000 18 1,388.89 1 150,000 36 4,166.67 5,555.56 13 1 20,000 24 833.33 1 1,200,000 60 20,000.00 20,833.33 14 1 25,000 24 1,041.67 2 1,350,000 60 22,500.00 23,541.67 15 1 20,000 12 1,666.67 2 1,350,000 60 22,500.00 24,166.67

Total 300,000 312 16,431 20 13,500,000 780 233,333 249,764

Gambar

Tabel 1. Metode Penentuan Sampel
Tabel 2.  Spesifikasi Pengumpulan data
Tabel 3. Metode Skoring dengan Tabulasi Sederhana
Tabel 4. Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2010
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada umumnya sayur mayur dan buah-buahan yang masuk ke Pasar lnduk Kramat Jati beriisal dari pedagang besar yang membeli langsung dari pedagang pengumpullpetani di

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi pedagang sayur dan buah terhadap keberadaan Pasar Induk Sayur Mayur dan Buah-Buahan Kota Medan, untuk menganalisis faktor

Data Pedagang Sayur Keliling dan Pedagang Sayur Semi Menetap di sekitar Kampus Universitas Jember Tahun 2014... Rata-rata Perhitungan Pendapatan Bersih Pedagang Sayur Keliling

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada kegiatan penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa peran wanita pedagang dalam meningkatkan pendapatan keluarga

Selama sayur-sayuran tersebut berada di tangan pedagang wanita (dalam arti belum terjual), selama itu pula pedagang wanita harus menanggung resiko kerusakan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi pedagang sayur dan buah terhadap keberadaan Pasar Induk Sayur Mayur dan Buah-Buahan Kota Medan, untuk menganalisis faktor

Untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan persepsi pedagang sayur dan buah yang bersedia direlokasi ke Pasar Induk Sayur Mayur dan Buah-Buahan Kota Medan3.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi pedagang sayur dan buah yang direlokasi dari Pusat Pasar Kota Medan terhadap keberadaan Pasar Induk Sayur