• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDUAN STANDAR PENILAIAN 17 maret 09

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PANDUAN STANDAR PENILAIAN 17 maret 09"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

DAFTAR ISI

halaman

KATA

PENGANTAR ...

...

ii

DAFTAR

ISI ...

...

v

BAB I. PENDAHULUAN

... 1

A.

Latar Belakang

...

1

B.

Tujuan dan Manfaat

...

2

C.

Lingkup Standar

Penilaian ...

3

BAB II. LANDASAN PENGEMBANGAN STANDAR PENILAIAN

5

A.

Landasan Filosofis

...

5

B.

Landasan Yuridis

...

6

C. Landasan

Konseptual...

BAB III. IMPLEMENTASI STANDAR

PENILAIAN...

A. Penilaian Hasil

Belajar………...

B. Teknik

Penilaian………

C. Mekanisme dan Prosedur

Penilaian...

D. Pelaporan Hasil

Penilaian...

DAFTAR

(3)

...

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Standar Nasional Pendidikan merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 poin 17 dan PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan). Standar Nasional Pendidikan terdiri atas: (a) standar isi, (b) standar proses, (c) standar kompetensi lulusan, (d) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (e) standar sarana dan prasarana, (f) standar pengelolaan, (g) standar pembiayaan, dan (h) standar penilaian pendidikan.

Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan dan pemerintah. Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh pendidik dan satuan pendidikan merupakan penilaian internal (internal assessment), sedangkan penilaian yang diselenggarakan oleh pemerintah merupakan penilaian eksternal (external assessment). Penilaian internal adalah penilaian yang direncanakan dan dilakukan oleh pendidik pada saat proses pembelajaran berlangsung dalam rangka penjaminan mutu melalui perbaikan kualitas pembelajaran secara terus-menerus. Penilaian eksternal merupakan penilaian yang dilakukan oleh pemerintah melalui Ujian Nasional dalam rangka pengendalian mutu pendidikan nasional.

(4)

setelah mengikuti proses pembelajaran, (3) penilaian dilakukan secara keseluruhan dan berkelanjutan, (4) hasil penilaian digunakan untuk menentukan tindak lanjut, berupa perbaikan proses pembelajaran, program remedial bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan minimal, dan program pengayaan bagi peserta didik yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal lebih cepat, dan (5) penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidik menuntut penggunaan berbagai teknik penilaian yang dilakukan secara internal sehingga dapat diketahui perkembangan dan ketercapaian berbagai kompetensi dasar oleh peserta didik.

B. Tujuan dan Manfaat

Tujuan panduan teknis implementasi standar penilaian pendidikan ini sebagai acuan bagi pendidik dan satuan pendidikan dalam pengembangan dan implementasi KTSP.

C. Lingkup Standar Penilaian

Ruang lingkup panduan teknis implementasi standar penilaian pendidikan ini meliputi konsep dasar penilaian, prinsip penilaian, teknik penilaian, prosedur dan mekanisme penilaian, serta pemanfaatan dan pelaporan penilaian hasil belajar

1. Konsep dasar penilaian hasil belajar menjelaskan pengertian penilaian hasil belajar, prinsip penilaian, kegunaan penilaian, fungsi penilaian dan jenis penilaian.

2. Teknik penilaian menjelaskan berbagai macam teknik penilaian dan penggunaannya. 3. Prosedur penilaian menjelaskan penilaian oleh pendidik, penilaian oleh satuan

pendidikan dan penilaian oleh pemerintah. Mekanisme penilaian menjelaskan tahapan pelaksanaan penilaian.

(5)

BAB II

LANDASAN PENGEMBANGAN STANDAR PENILAIAN

Landasan yang perlu dibahas sebagai acuan dalam mengembangkan sistem penilaian pendidikan adalah landasan filosofis, yuridis, dan konseptual.

A. Landasan Filosofis

Penilaian merupakan bagian dari proses pendidikan yang dapat memacu dan memotivasi peserta didik untuk lebih berprestasi, meraih tingkat dan level yang setinggi-tingginya sesuai dengan potensi peserta didik. Potensi peserta didik sangat beragam sehingga sulit untuk dapat secara tepat mengakomodasi kebutuhan setiap individu peserta didik dalam proses pendidikan.

Penilaian yang dilakukan harus memiliki asas keadilan dan kesetaraan serta objektivitas yang tinggi. Keadilan dalam penilaian berarti bahwa setiap peserta didik diperlakukan sama sehingga penilaian itu tidak menguntungkan atau merugikan salah satu atau sekelompok peserta didik yang dinilai. Selain itu, penilaian harus adil dalam arti tidak membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, bahasa, dan jender.

(6)

B. Landasan Yuridis

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 57 ayat (1) menyatakan bahwa evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pasal 57 ayat (2) menyatakan evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga pendidikan, dan program pendidikan pada jalur formal dan nonformal untuk semua jenjang, satuan, dan jenis pendidikan. Pasal 58 ayat (1) menyatakan bahwa evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Pasal 58 ayat (2) menyatakan bahwa evaluasi peserta didik, satuan pendidikan, dan program pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri secara berkala, menyeluruh, transparan, dan sistemik untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan.

Pengembangan standar penilaian pendidikan sebagai salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan dilandasi secara khusus oleh PP Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan pada Bab X, pasal 63 sampai dengan pasal 72. Mulai dari bagian Umum, Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik, Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan, Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah, dan Kelulusan.

Selanjutnya, PP Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 63 ayat (1) menyatakan bahwa penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: (a) penilaian hasil belajar oleh pendidik (b) penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan (c) penilaian hasil belajar oleh pemerintah. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Penilaian hasil belajar untuk memantau proses dan hasil pembelajaran menggunakan berbagai instrumen, baik tes maupun nontes, atau penugasan yang dikembangkan sesuai dengan karateristik kompetensi setiap kelompok mata pelajaran.

Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan menilai pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran pada kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan. Penilaian ini merupakan penilaian akhir untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.

(7)

Terkait dengan pelaksanaan ujian nasional, pemerintah menugaskan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) untuk menyelenggarakan ujian nasional bekerja sama dengan instansi terkait di lingkungan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dan satuan pendidikan. Selanjutnya, PP Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 64 ayat (7) menyatakan bahwa BSNP diberi amanat untuk menerbitkan panduan penilaian untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah yaitu: (a) kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; (b) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; (c) kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; (d) kelompok mata pelajaran estetika; dan (e) kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan

C. Landasan Konseptual

Evaluasi merupakan salah satu sarana penting untuk menilai keberhasilan proses pembelajaran melalui penilaian pencapaian kompetensi yang menjadi tujuan pembelajaran. Melalui evaluasi, guru sebagai pengelola kegiatan pembelajaran dapat mengetahui kemampuan yang dimiliki peserta didik, ketepatan metode pembelajaran yang digunakan dan keberhasilan siswa dalam mencapai kompetensi sebagai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dengan informasi ini, guru dapat mengambil keputusan yang tepat, dan langkah apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam rangka peningkatan pencapaian kompetensi yang merupakan indikator penting dari mutu pendidikan. Informasi tersebut juga dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk berprestasi lebih baik. Beberapa ahli memberi pengertian yang sama tentang evaluasi dan penilaian, namun secara umum para ahli menganggap bahwa kedua hal itu berbeda. Nitko (1996) menjelaskan bahwa penilaian adalah proses untuk memperoleh informasi dengan tujuan pengambilan keputusan tentang kebijakan pendidikan, kurikulum, program pendidikan, dan kegiatan belajar siswa. Selanjutnya, Linn dan Gronlund (1995) menjelaskan bahwa penilaian merupakan suatu proses sistematik untuk menentukan seberapa jauh tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa.

Menurut Nitko (1996) evaluasi adalah proses untuk memperoleh informasi guna menimbang kebaikan kinerja siswa. Hal senada juga disampaikan oleh Tyler yang dikutip Trespeces (1993 ). Tyler (1950) mengatakan bahwa evaluasi merupakan proses pencarian informasi apakah tujuan yang telah ditentukan itu tercapai atau tidak. Selanjutnya, Djaali (2008 ) menjelaskan bahwa evaluasi dapat juga diartikan sebagai proses menilai sesuatu berdasarkan kriteria atau tujuan yang telah ditetapkan, yang selanjutnya diikuti dengan pengambilan keputusan atas objek yang dievaluasi.

(8)

menentukan keberhasilan atau kegagalan suatu program pendidikan. Hal senada dikemukakan Djaali (2008) bahwa pengertian antara penilaian dan evaluasi hampir sama; perbedanya, evaluasi dilakukan untuk menentukan keberhasilan peserta didik, program pendidikan, satuan pendidikan, dan komponen-komponen pendidikan lainnya, sedangkan penilaian lebih menekankan pada penentuan keberhasilan peserta didik. Penilaian merupakan suatu tindakan atau proses penentuan nilai sesuatu obyek. Penilaian adalah keputusan tentang nilai. Penilaian dapat dilakukan berdasarkan hasil pengukuran atau dapat dipengaruhi oleh hasil pengukuran.

Pada umumnya, sebelum melaksanakan evaluasi, evaluator terlebih dahulu melakukan pengukuran. Menurut Ebel (1972), pengukuran adalah pemberian angka pada seseorang atau sesuatu objek yang dimaksudkan untuk membedakan tingkat orang atau objek itu mengenai hal (trait) yang diukur. Sementara itu, Campbell (dalam Guilford 1954) menyatakan: measurement as the assignment of numerals to objects or events according to rules. Sama dengan Campbell, Keeves dan Masters (1999) juga mengatakan bahwa pengukuran adalah pemberian suatu angka pada objek-objek atau kejadian-kejadian menurut aturan tertentu. Senada dengan itu, Kerlinger (1986) menyatakan bahwa pengukuran adalah pemberian angka pada objek-objek atau kejadian-kejadian menurut sesuatu aturan. Nunnally (1978) juga menjelaskan bahwa pengukuran itu terdiri dari aturan-aturan untuk memberikan angka/bilangan kepada objek dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat mempresentasikan secara kuantitatif sifat-sifat objek tersebut.

Senada dengan pendapat di atas, Djaali (2009) mengemukan bahwa pengukuran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memberi angka pada sesuatu obyek ukur. Mengukur pada hakikatnya adalah pemasangan atau korespondensi satu-satu antara angka yang diberikan dan fakta yang diberi angka atau diukur. Secara konseptual, angka-angka hasil pengukuran pada dasarnya adalah kontinum yang bergerak dari suatu kutub ke kutub lain yang berlawanan, misalnya dari rendah ke tinggi yang diberi angka dari 0 sampai 100, dari negarif ke positif yang diberi angka 0 sampai 100, dari dependen dan ke independen yang juga diberi angka 0 sampai 100, dan sebagainya. Kalau evaluasi dan penilaian bersifat kualitatif maka pengukuran bersifat kuantitatif. Alat yang dipergunakan dapat berupa alat baku secara internasional, seperti meteran, timbangan, stopwatch, termometer dan sebagainya, serta dapat pula berupa alat yang dibuat dan dikembangkan sendiri dengan mengikuti proses pembakuan instrumen.

Pengukuran dapat dilakukan melalui tes dan dapat pula tidak melalui tes. Tes itu sendiri, menurut Anastasi (1976) dan Brown (1976), merupakan suatu pengukuran yang objektif dan standar terhadap sampel perilaku. Sejalan dengan ahli lainnya, Cronbach (1970) mengatakan bahwa tes adalah prosedur yang sistematis untuk mengobservasi perilaku seseorang dan mendeskripsikan perilaku itu dengan skala numerik atau sistem kategori.

(9)

1. Tes adalah prosedur yang sistematis. Maksudnya, (a) butir-butir tes disusun menurut cara dan aturan tertentu, (b) prosedur administrasi tes dan pemberian angka (scoring) pada hasilnya harus jelas dan dispesifikkan secara terinci, dan (c) setiap orang yang mengambil tes itu harus mendapat butir-butir yang dalam kondisi yang sebanding.

2. Tes berisi sampel perilaku. Artinya, (a) betapapun panjangnya suatu tes, butir-buitr yang ada di dalam tes tidak akan dapat mencakup seluruh isi materi yang mungkin ditanyakan, dan (b) kelayakan suatu tes tergantung pada sejauh mana butir-butir dalam tes itu mewakili secara representatif kawasan (domain) perilaku yang diukur.

3. Tes mengukur perilaku. Artinya, butir-butir dalam tes menghendaki agar subjek menujukkan apa yang diketahui atau apa yang telah dipelajari subjek dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan atau mengerjakan tugas-tugas yang dikehendaki oleh tes.

BAB III

IMPLEMENTASI STANDAR PENILAIAN

A. Penilaian Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar merupakan suatu kegiatan pendidikan yang terkait dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran. Untuk itu, diperlukan data sebagai informasi yang tepercaya yang menjadi dasar pengambilan keputusan. Keputusan tersebut berhubungan dengan keberhasilan peserta didik dalam mencapai suatu kompetensi. Jadi, penilaian hasil belajar merupakan salah satu pilar dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Data yang diperoleh pendidik selama pembelajaran berlangsung dapat dikumpulkan melalui prosedur dan mekanisme penilaian yang sesuai dengan kompetensi atau hasil belajar yang akan dinilai. Oleh sebab itu, penilaian hasil belajar lebih merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh pendidik untuk memberikan keputusan tentang hasil belajar peserta didik berdasarkan tahapan belajarnya. Dari proses ini, diperoleh potret/profil kemampuan peserta didik dalam mencapai sejumlah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang tercantum dalam Standar Isi (SI).

Penilaian hasil belajar merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi, pengolahan, dan penggunaan informasi, baik untuk tindak lanjut bagi perbaikan kualitas pembelajaran maupun untuk menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar dilaksanakan melalui berbagai teknik, seperti tes tertulis yang digunakan untuk mengukur aspek kognitif, tes praktik untuk mengukur aspek keterampilan, dan observasi atau pengamatan untuk menilai aspek afektif.

1.

Prinsip Penilaian

Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

(10)

b. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.

c. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender.

d. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.

e. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.

f. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.

g. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.

h. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan, bukan didasarkan pada posisi peserta didik di dalam kelompoknya.

i. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawab baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

2.

Fungsi Penilaian

Penilaian memiliki fungsi sebagai berikut.

a. Menggambarkan penguasaan peserta didik dalam pencapaian kompetensi. b. Membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah

berikutnya, menyelesaikan masalah, baik untuk perencanaan program pembelajaran, pengembangan kepribadian, maupun untuk penjurusan (sebagai bimbingan).

c. Menemukan kesulitan belajar, kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan peserta didik, dan menjadi alat diagnostik untuk membantu pendidik menentukan apakah seseorang perlu mengikuti remedial atau pengayaan.

d. Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya.

e. Mengendalikan kemajuan perkembangan peserta didik.

f. Memotivasi peserta didik untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

3.

Jenis-Jenis Penilaian

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan dan Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan, jenis penilaian adalah sebagai berikut

a.

Ulangan Harian

Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur proses pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) dalam proses pembelajaran.

b. Ulangan Tengah Semester

(11)

pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.

c. Ulangan Akhir Semester

Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester ganjil. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.

d. Ulangan Kenaikan Kelas

Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada semester tersebut.

e. Ujian Sekolah

Ujian sekolah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan. Mata pelajaran yang diujikan adalah mata pelajaran kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan dalam ujian nasional dan aspek kognitif dan/atau psikomotorik kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian yang akan diatur dalam POS Ujian Sekolah.

f. Ujian Nasional

[image:11.595.150.496.478.748.2]

Ujian Nasional adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan.

Tabel Jenis-jenis Penilaian

Penilai Jenis

Penilaian Unsur yangterlibat Ruang lingkupmateri

Pendidik Ulangan Harian (Penilaian proses akhir KD)

Pendidik KD

Pendidik (koordinasi satuan pendidikan)

Ulangan Tengah Semester (Penilaian akhir beberapa KD atau akhir sebuah SK)

Pendidik (Internal/penge ndalian mutu)

Beberapa KD atau SK

Ulangan Akhir Semester Ganjil (komprehensif, seluruh

kompetensi dalam satu semester)

(12)

Penilai Jenis Penilaian

Unsur yang terlibat

Ruang lingkup materi

Ulangan Kenaikan Kelas/ akhir semester genap

Pendidik SKL yang dipelajari pada tahun yang bersangkutan

Satuan Pendidikan

- Ujian Sekolah

- Penilaian akhir akhlak dan

kepribadian.

- Sekolah. (Internal/penge ndalian mutu).

- Rapat dewan pendidik

- Mata pelajaran kelompok iptek yang tidak diujikan dalam UN. Aspek kognitif agama dan akhlak mulia serta

kewarganegaraan dan kepribadian.

- Aspek afektif agama dan akhlak mulia serta kewarganegaraan dan kepribadian.

Pemerintah Ujian Nasional (UN)

Pemerintah Seluruh SKL Ujian Nasional

B. Teknik Penilaian

Berbagai teknik penilaian dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi kemajuan belajar peserta didik, baik yang berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar, sesuai dengan kompetensi yang harus dikuasai. Penilaian kompetensi dilakukan melalui pengukuran indikator-indikator pada setiap kompetensi dasar. Dalam penilaian hasil belajar oleh pendidik dapat digunakan berbagai teknik penilaian di antaranya adalah: tes (tes tertulis, tes lisan, tes kinerja/tes praktik), observasi dan penugasan baik perorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas rumah dan/atau proyek, produk dan portofolio, penilaian afektif.

1. Penilaian melalui TesTertulis

Penilaian secara tertulis dilakukan dengan menggunakan tes tertulis. Tes Tertulis merupakan tes di mana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal, peserta didik tidak selalu merespons dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar dan lain sebagainya.

Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu: a. tes objektif terdiri atas:

1) pilihan ganda

2) asosiasi pilihan ganda

3) dua pilihan (benar-salah, ya-tidak) 4) menjodohkan

(13)

b. tes uraian terdiri atas:

1) isian atau melengkapi

2) jawaban singkat atau pendek 3) uraian terstruktur

4) uraian bebas

5) esai

Dalam menyusun instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal berikut. a. Karakteristik mata pelajaran dan keluasan ruang lingkup materi yang akan

diujikan;

b. Materi, misalnya kesesuaian soal dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;

c. Konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas; d. Bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/kalimat yang

menimbulkan penafsiran ganda dan sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan

Contoh : Soal Uraian :

Ami dan ayahnya naik sepeda motor dengan jarak tempuh 96 km. Berangkat pukul 07.30 dan tiba pukul 09.30. Hitunglah kecepatan sepeda motor mereka per jam!

Pedoman Penskoran

Deskripsi Jawaban yang diharapkan Skor

Tidak respon 0

Lama perjalanan = waktu tiba – waktu berangkat = 09.30 – 07.30

= 2 jam

Kecepatan per jam = lama perjalananjarak × km/ jam

= 96

2 × km/jam

= 48 km/jam

Jadi kecepatan sepeda motor yang dinaiki Ami dan ayahnya adalah 48 km/jam

1

1 1

1

1

Skor maksimum 5

2. Penilaian melalui Tes Lisan

Penilaian lisan dilaksanakan melalui komunikasi tatap muka antara peserta didik dengan pendidik/penguji. Pertanyaan dan jawaban diberikan secara lisan dan spontan. Tes jenis ini memerlukan daftar pertanyaan dan pedoman pensekoran.

3. Penilaian Kinerja

(14)

Penilaian kinerja perlu mempertimbangkan hal-hal berikut

a. Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.

b. Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut. c. Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas. d. Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua

dapat diamati.

e. Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan diamati

Penilaian kinerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk menilai kemampuan berbicara peserta didik, misalnya, dilakukan pengamatan atau observasi berbicara yang beragam, seperti: diskusi dalam kelompok kecil, berpidato, bercerita, dan melakukan wawancara. Dengan demikian, gambaran kemampuan peserta didik akan lebih utuh.

Alat Penilaian Kinerja a. Daftar Cek (Check-list)

Penilaian kinerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (baik-tidak baik). Dengan menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati, baik-tidak baik. Dengan demikian, tidak terdapat nilai tengah, namun daftar cek lebih praktis digunakan mengamati subjek dalam jumlah besar.

Contoh :

Format Penilaian Pidato Bahasa Inggris Nama peserta didik: ________ Kelas: _____

No. Aspek Yang Dinilai Baik Tidak

baik 1. Organization ( Introduction, body, conclusion)

2. Content ( depth of knowledge, logic) 3. Fluency

4. Language: Pronunciation Grammar Vocabulary

5. Performance ( eye contact, facial expression, gesture)

Skor yang dicapai

Skor maksimum 7

(15)

b. Skala Penilaian (Rating Scale)

Penilaian kinerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: 1 = tidak kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 = kompeten dan 4 = sangat kompeten. Untuk memperkecil faktor subjektivitas, perlu dilakukan penilaian oleh lebih dari satu orang, agar hasil penilaian lebih objektif dan lebih akurat.

Contoh:

Format Penilaian Pidato Bahasa Inggris Nama Siswa: ________ Kelas: _____

No Aspek Yang Dinilai Nilai

1 2 3 4

1. Organization ( Introduction, body, conclusion)

2. Content ( depth of knowledge, logic) 3. Fluency

4. Language:

Pronunciation Grammar Vocabulary

5. Performance ( eye contact, facial expression, gesture) Jumlah

Skor Maksimum 28

4.Penilaian melalui Penugasan

Penugasan adalah teknik penilaian yang menuntut peserta didik melakukan kegiatan tertentu di luar kegiatan pembelajaran di kelas, yaitu dalam bentuk kegiatan terstruktur. Penugasan dapat diberikan dalam bentuk individual atau kelompok. Penugasan ada yang berupa pekerjaan rumah, proyek, produk dan portofolio

a. Pekerjaan Rumah

Pekerjaan rumah adalah tugas yang harus diselesaikan peserta didik di luar kegiatan kelas, misalnya menyelesaikan soal-soal dan melakukan latihan.

b. Penilaian Proyek

Proyek adalah suatu tugas yang melibatkan kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu dan umumnya menggunakan data lapangan.

Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan menyelidiki dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.

(16)

poster. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian.

Beberapa contoh kegiatan peserta didik dalam penilaian proyek: 1) Penelitian sederhana tentang air di rumah;

2) Penelitian sederhana tentang perkembangan harga sembako.

Contoh:

Mata Pelajaran :

Nama Proyek : Perkembangan Islam di Nusantara Alokasi Waktu : Satu Semester

Nama Siswa : ... Kelas : XI/1

No Aspek * Skor (1 – 5)**

1. Perencanaan: a. Persiapan b. Rumusan Judul 2. Pelaksanaan

a. Sistematika Penulisan b. Keakuratan Sumber Data/Informasi c. Kuantitas Sumber Data d. Analisis Data

e. Penarikan Kesimpulan 3. Laporan Proyek

a. Performans

b. Presentasi / Penguasaan Total Skor

* Aspek yang dinilai disesuaikan dengan proyek dan kondisi siswa/sekolah

** Skor diberikan kepada peserta didik tergantung dari ketepatan dan kelengkapan jawaban yang diberikan. Semakin lengkap dan tepat jawaban, semakin tinggi perolehan skor

c. Penilaian Produk

Penilaian produk adalah penilaian terhadap persiapan, proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam.

Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:

 Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.

 Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.

 Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan peserta didik sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.

Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.

1) Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan. 2) Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya

(17)

Mata Pelajaran : IPA (Kimia)

Nama Proyek : Membuat Sabun

Alokasi Waktu : 4 kali Pertemuan

Nama Siswa : ... Kelas : XI/1

No Aspek * Skor (1 – 5)**

1. Perencanaan Bahan 2. Proses Pembuatan

a. Persiapan Alat dan Bahan b. Teknik Pengolahan

c. K3 (Keamanan, Keselamatan dan Kebersihan) 3. Hasil Produk

a. Bentuk Fisik b. Inovasi Total Skor

* Aspek yang dinilai disesuaikan dengan jenis produk yang dibuat

** Skor diberikan kepada peserta didik tergantung dari ketepatan dan kelengkapan jawaban yang diberikan. Semakin lengkap dan tepat jawaban, semakin tinggi perolehan skor.

d. Penilaian Portofolio

Penilaian Portofolio adalah teknik penilaian yang dilakukan dengan cara menilai hasil karya peserta didik yang berupa kumpulan tugas, karya, prestasi akademik/non akademik, yang dikerjakan/dihasilkan peserta didik. Contoh karangan, puisi, surat, lukisan, laporan penelitian, laporan kerja kelompok, sertifikat atau tanda penghargaan yang pernah diterima oleh peserta didik. Kumpulan ini menggambarkan minat, perkembangan, prestasi dan kreativitas peserta didik pada satu periode tertentu. Portofolio penilaian bukan sekadar kumpulan hasil kerja siswa, melainkan kumpulan hasil kerja siswa dari kegiatan yang sengaja diperbuat siswa untuk menunjukkan bukti tentang kompetensi, pemahaman, dan capaian siswa terhadap kompetensi dalam mata pelajaran tertentu. Portofolio juga merupakan kumpulan informasi yang perlu diketahui oleh guru sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan langkah-langkah perbaikan pembelajaran, atau peningkatan belajar siswa.

Portofolio peserta didik untuk penilaian merupakan kumpulan produk siswa, yang berisi berbagai jenis karya seorang siswa, misalnya:

1) Hasil proyek, penyelidikan, atau praktik siswa, yang disajikan secara tertulis atau dengan penjelasan tertulis.

2) Gambar atau laporan hasil pengamatan siswa, dalam rangka melaksanakan tugas untuk mata pelajaran yang bersangkutan.

3) Analisis situasi yang berkaitan atau relevan dengan mata pelajaran yang bersangkutan.

4) Deskripsi dan diagram pemecahan suatu masalah, dalam mata pelajaran yang bersangkutan.

5) Laporan hasil penyelidikan tentang hubungan antara konsep-konsep dalam mata pelajaran atau antarmata-pelajaran.

6) Penyelesaian soal-soal terbuka.

[image:17.595.139.536.111.335.2]
(18)

8) Laporan kerja kelompok.

9) Hasil kerja siswa yang diperoleh dengan menggunakan alat rekam video, alat rekam audio, dan komputer.

10) Fotokopi surat piagam atau tanda penghargaan yang pernah diterima oleh siswa yang bersangkutan.

11) Hasil karya dalam mata pelajaran yang bersangkutan, yang tidak ditugaskan oleh guru (atas pilihan siswa sendiri, tetapi relevan dengan mata pelajaran yang bersangkutan).

12) Cerita tentang kesenangan atau ketidaksenangan siswa terhadap mata pelajaran yang bersangkutan.

13) Cerita tentang usaha siswa sendiri dalam mengatasi hambatan psikologis, atau usaha peningkatan diri, dalam mempelajari mata pelajaran yang bersangkutan.

e. Langkah-langkah Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Jelaskan kepada peserta didik maksud penugasan portofolio. 2) Jelaskan sampel-sampel portofolio yang dapat digunakan.

3) Peserta didik diharuskan mengumpulkan dan mengarsipkan portofolio. 4) Cantumkan tanggal pembuatan pada setiap evidence (bukti-bukti hasil

belajar)

5) Tentukan kriteria penilaian sampel-sampel portofolio.

6) Lakukan perbaikan terhadap portofolio yang belum sesuai dengan kriteria.

Contoh :

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Alokasi Waktu : 1 Semester

Nama Siswa : _________________ Kelas : X/1

No StandarKompetensi/ Kompetensi Dasar

Period e

Kriteria

Keterangan Tata

bahas a

Kosa kata

Kelengkapan gagasan

Sistematika penulisan

1. Menulis karangan deskriptif

30/7 10/8 dst. 2. Membuat

(19)

10/10 Dst.

Catatan:

Setiap karya siswa sesuai Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar yang masuk dalam daftar portofolio dikumpulkan dalam satu file (tempat) untuk setiap peserta didik sebagai bukti pekerjaannya. Skor untuk setiap kriteria menggunakan skala penilaian 0 - 10 atau 0 - 100. Semakin baik hasil yang terlihat dari tulisan peserta didik, semakin tinggi skor yang diberikan. Kolom keterangan diisi dengan catatan guru tentang kelemahan dan kekuatan tulisan yang dinilai.

5. Penilaian melalui Observasi atau Pengamatan

Observasi adalah teknik penilaian yang dilakukan dengan cara mencatat hasil pengamatan terhadap objek tertentu. Pelaksanaan observasi dilakukan dengan menggunakan instrumen panduan observasi yang sudah dirancang sebelumnya sesuai dengan jenis perilaku dan situasi yang akan diobservasi. Teknik penilaian observasi ini digunakan pada saat menggunakan penilaian kinerja, penilaian proyek, penilaian produk, portofolio, dan penilaian afektif.

Khusus penilaian afektif oleh pendidik untuk menilai akhlak dan kepribadian dilakukan melalui pengamatan. Pengamatan dilakukan oleh semua pendidik secara terus menerus dan hasilnya dilaporkan kepada guru agama dan guru PKn. Guru Agama dan guru PKn mengadministrasikan hasil penilaian yang dilaporkan oleh semua pendidik dan selanjutnya dilaporkan melalui rapat dewan pendidik untuk pengambilan keputusan tentang akhlak dan kepribadian peserta didik dengan ketegori sangat baik, baik, dan kurang baik.

C. Prosedur dan Mekanisme Penilaian

1. Prosedur Penilaian

a. Penilaian hasil belajar oleh pendidik

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian ini dilaksanakan dalam bentuk penugasan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas. Berbagai macam ulangan dilaksanakan dengan menggunakan teknik dan bentuk instrumen yang sesuai dengan kebutuhan.

Penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk (a) menilai pencapaian kompetensi peserta didik, (b) bahan penyusunan laporan hasil belajar, dan (c) memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian dilakukan dengan menggunakan berbagai bentuk instrumen baik tes maupun nontes atau penugasan yang dikembangkan sesuai dengan karateristik kelompok mata pelajaran.

Penilaian yang dilakukan oleh pendidik harus terencana, terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan. Dengan penilaian ini, diharapkan pendidik dapat (a) mengetahui kompetensi yang telah dicapai peserta didik, (b) meningkatkan motivasi belajar peserta didik, (c) mengantarkan peserta didik mencapai kompetensi yang telah ditentukan, (d) memperbaiki strategi pembelajaran, dan (e) meningkatkan akuntabilitas sekolah.

Ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas dilakukan oleh pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan.

(20)

Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran. Penilaian ini meliputi:

1) Penilaian akhir untuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan diputuskan melalui rapat dewan pendidik. Penilaian akhir ini digunakan sebagai salah satu persyaratan untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan dan harus mempertimbangkan hasil penilaian peserta didik oleh pendidik;

2) Ujian Sekolah dilaksanakan oleh sekolah dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional dan Prosedur Operasi Standar yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan yang ditetapkan setiap tahun pelajaran. Mata pelajaran yang diujikan melalui Ujian Sekolah adalah semua mata pelajaran pada kelompok ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak dinilai melalui Ujian Nasional dan aspek kognitif dan/atau psikomotorik untuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian. Ujian Sekolah juga merupakan salah satu persyaratan untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.

c. Penilaian hasil belajar oleh pemerintah

Penilaian hasil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilakukan dalam bentuk Ujian Nasional (UN). Pemerintah menugaskan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) untuk menyelenggarakan UN, dan dalam penyelenggaraannya BSNP bekerja sama dengan instansi terkait di lingkungan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dan satuan pendidikan.

Ujian Nasional didukung oleh sistem yang menjamin mutu kerahasiaan soal yang digunakan dan pelaksanaan yang aman, jujur, adil, dan akuntabel. Hasil UN digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk (a) pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan, (b) dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya, (c) penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan, dan (d) pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

Kriteria kelulusan UN dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri. Peserta UN memperoleh Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) yang diterbitkan oleh satuan pendidikan penyelenggara UN.

Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah setelah (a) menyelesaikan seluruh program pembelajaran, (b) memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan, (c) lulus ujian sekolah/madrasah dan (d) lulus ujian nasional.

2. Mekanisme Penilaian

Sistem penilaian meliputi kegiatan perancangan dan pelaksanaan penilaian, analisis dan tindak lanjut hasil penilaian, serta pelaporan penilaian.

(21)

a. Perencanaan Penilaian

Perencanaan penilaian mencakup penyusunan kisi-kisi yang memuat indikator dan strategi penilaian. Strategi penilaian meliputi pemilihan teknik penilaian dan bentuk instrumen penilaian.

1) Perencanaan penilaian oleh pendidik

Secara teknis kegiatan pada tahap perencanaan penilaian oleh pendidik sebagai berikut:

a) Menjelang awal tahun pelajaran, guru mata pelajaran sejenis pada satuan pendidikan (MGMP sekolah) melakukan :

(1) pengembangan indikator pencapaian KD,

(2) penyusunan rancangan penilaian (teknik dan bentuk penilaian) yang sesuai, (3) pembuatan rancangan program remedial dan pengayaan setiap KD,

(4) penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) masing-masing mata pelajaran untuk ulangan harian (setiap KD) dengan memperhatikan karakteristik peserta didik antara lain kemampuan rata-rata peserta didik/intake, dan kondisi satuan pendidikan yang meliputi daya dukung, kualifikasi dan kompetensi guru, fasilitas sarana dan prasarana, dan sebagainya.

b) Pada awal semester pendidik menginformasikan KKM ulangan harian dan silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan kriteria penilaian kepada peserta didik.

c) Pendidik mengembangkan indikator penilaian, kisi-kisi, instrumen penilaian untuk berbagai teknik penilaian baik tes, pengamatan, maupun penugasan, dan pedoman penskoran.

(2) Perencanaan penilaian oleh satuan pendidikan

Perencanaan penilaian oleh satuan pendidikan meliputi kegiatan sebagai berikut: a) Melalui rapat dewan pendidik, satuan pendidikan melakukan:

(1) pendataan KKM setiap mata pelajaran

(2) penentuan kriteria kenaikan kelas bagi satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket atau penetapan kriteria program pembelajaran untuk satuan pendidikan yang melaksanakan Sistem Kredit Semester. (3) penentuan kriteria nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak

mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan, dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik

(4) penentuan kriteria kenaikan kelas dan kelulusan ujian sekolah

Perencanaan Perencanaan Penilaian Penilaian Perencanaan Perencanaan Penilaian

Penilaian Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan PenilaianPenilaianPenilaianPenilaian Analisis Hasil Analisis Hasil Analisis Hasil Analisis Hasil PenilaianPenilaianPenilaianPenilaian

(22)

(5) koordinasi ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas

b) Membentuk tim untuk menyusun instrumen penilaian untuk ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas dan ujian sekolah yang meliputi:

(1) pengembangan kisi-kisi penulisan soal,

(2) penyusunan butir soal sesuai dengan indikator dan bentuk soal, serta mengikuti kaidah penulisan butir soal,

(3) penelaahan butir soal secara kualitatif, dilakukan oleh pendidik lain (bukan penyusun butir soal) pengampu mata pelajaran yang sama dengan mata pelajaran yang butir soalnya ditelaah,

(4) perakitan butir-butir soal menjadi perangkat tes

3) Perencanaan Penilaian oleh Pemerintah

Perencanaan penilaian oleh pemerintah meliputi kegiatan sebagai berikut: a) Mengembangkan SKL untuk mata pelajaran yang diujikan dalam UN; b) Menyusun dan menetapkan spesifikasi tes UN berdasarkan SKL; c) Mengembangkan dan memvalidasi perangkat tes UN;

d) Menentukan kriteria kelulusan UN.

b. Pelaksanaan penilaian

Pelaksanaan penilaian harus berlangsung dalam suasana kondusif, tenang dan nyaman dengan menerapkan prinsip valid, objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh, menggunakan acuan criteria, dan akuntabel.

1). Pelaksanaan penilaian oleh pendidik

Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik pada tahap ini meliputi:

a). Melaksanakan penilaian dengan menggunakan instrumen yang telah dikembangkan;

b). Memeriksa hasil pekerjaan peserta didik mengacu pada pedoman penskoran, untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik;

Hasil pekerjaan peserta didik untuk setiap penilaian dikembalikan kepada masing-masing peserta didik disertai balikan/komentar yang mendidik misalnya, mengenai kekuatan dan kelemahannya. Ini merupakan informasi yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik untuk (a) mengetahui kemajuan hasil belajarnya, (b) mengetahui kompetensi yang belum dan yang sudah dicapainya, (c) memotivasi diri untuk belajar lebih baik, dan (d) memperbaiki strategi belajarnya.

2) Pelaksanaan penilaian oleh satuan pendidikan

Pelaksanaan penilaian oleh satuan pendidikan meliputi kegiatan berikut:

a) Melaksanakan koordinasi ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas;

b) Melakukan penilaian akhir untuk mata pelajaran pada kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, estetika, dan jasmani, olahraga, dan kesehatan;

(23)

3) Pelaksanaan penilaian oleh pemerintah

Pelaksanaan penilaian oleh pemerintah merupakan kegiatan pengelolaan dan pengendalian pelaksanaan UN mengacu Permendiknas tentang Ujian Nasional dan Prosedur Operasi Standar Ujian Nasional (POS-UN) yang diterbitkan oleh BSNP.

c. Analisis hasil penilaian

1) Analisis hasil penilaian oleh pendidik

Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik pada tahap analisis adalah menganalisis hasil penilaian ulangan harian menggunakan acuan kriteria yang telah ditetapkan yaitu KKM. Analisis ini bermanfaat untuk dua tujuan, yaitu (1) untuk menentukan apakah peserta didik telah mencapai KKM dan dapat melanjutkan mengikuti pembelajaran KD berikutnya atau peserta didik belum mencapai KKM dan masih memerlukan analisis diagnostik oleh pendidik sebagai dasar bagi pemberian remedial, dan (2) untuk mendapatkan umpan balik bagi pendidik dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran.

2) Analisis hasil penilaian oleh satuan pendidikan

Kegiatan analisis hasil penilaian oleh satuan pendidikan meliputi:

a) Menentukan nilai akhir untuk setiap mata pelajaran yang diperoleh dari akumulasi nilai ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan penugasan. Bobot masing-masing penilaian ditetapkan sekolah dan dapat bervariasi antar mata pelajaran sesuai dengan karakteristik mata pelajaran b) Melalui rapat dewan pendidik, satuan pendidikan menentukan nilai akhir akhlak

dan kepribadian peserta didik (sanagt baik, baik, kurang baik) berdasarkan hasil penilaian/pengamatan guru yang dilaporkan oleh guru agama dan guru kewarganegaraan.

c) Melalui rapat dewan pendidik, satuan pendidikan menetapkan dapat tidaknya peserta didik naik kelas berdasarkan kriteria kenaikan kelas yang telah ditetapkan;

d) Menganalisis hasil ujian sekolah dengan membandingkan hasil ujian sekolah masing-masing peserta didik dengan batas kelulusan ujian sekolah yang telah ditentukan;

e) Melalui rapat dewan pendidik, satuan pendidikan menetapkan peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan sesuai dengan kriteria kelulusan yang telah ditetapkan yaitu

(1) menyelesaikan seluruh program pembelajaran.

(2) memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; kelompok mata pelajaran estetika; dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan. (3) lulus ujian sekolah/madrasah.

(4) lulus UN.

3) Analisis hasil penilaian oleh pemerintah

Kegiatan analisis hasil penilaian oleh pemerintah yaitu menganalisis hasil UN setiap satuan pendidikan untuk pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan, pembinaan, dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan.

d. Tindak lanjut hasil penilaian

Analisis hasil penilaian yang telah dilakukan perlu ditindak lanjuti. 1) Tindak lanjut oleh pendidik

Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik sebagai tindak lanjut hasil analisis meliputi: a) Pelaksanaan program remedial untuk peserta didik yang belum tuntas (nilai

ulangan harian belum mencapai KKM) dan memberikan kegiatan pengayaan bagi peserta didik yang telah tuntas lebih awal;

(24)

2) Tindak lanjut oleh satuan pendidikan

Kegiatan yang dilakukan oleh satuan pendidikan sebagai tindak lanjut hasil analisis meliputi:

a) Menyiapkan laporan hasil belajar (rapor) peserta didik;

b) Satuan pendidikan penyelenggara ujian menerbitkan ijazah bagi peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan sesuai dengan kriteria kelulusan.

3) Tindak lanjut oleh pemerintah

Tindak lanjut hasil penilaian yang dilakukan oleh pemerintah adalah: a) Membuat peta mutu satuan pendidikan berdasarkan hasil UN;

b) Menyusun peringkat hasil UN secara Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota.

e. Pelaporan hasil penilaian

Pelaporan hasil penilaian disajikan dalam bentuk profil hasil belajar peserta didik. 1) Pelaporan hasil penilaian oleh pendidik

Pada tahap pelaporan hasil penilaian, pendidik melakukan kegiatan sebagai berikut: a) Menghitung/menetapkan nilai mata pelajaran dari berbagai macam penilaian

(tugas-tugas, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester atau ulangan kenaikan kelas);

b) Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran dari setiap peserta didik pada setiap akhir semester kepada pimpinan satuan pendidikan melalui wali kelas atau wakil bidang akademik dalam bentuk satu nilai prestasi belajar sebagai cerminan kompetensi utuh mata pelajaran dan dilengkapi dengan deskripsi singkat;

c) Memberi masukan hasil penilaian akhlak peserta didik kepada guru Pendidikan Agama dan hasil penilaian kepribadian kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan sebagai informasi untuk menentukan nilai akhir semester akhlak dan kepribadian peserta didik;

2) Pelaporan hasil penilaian oleh satuan pendidikan

Kegiatan yang dilakukan oleh satuan pendidikan dalam tahap pelaporan:

a) Melaporkan hasil penilaian untuk semua mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk Laporan Hasil Belajar (rapor). Bagi orang tua laporan ini dapat dimanfaatkan untuk membantu dan memotivasi anaknya untuk belajar;

b) Melaporkan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan lengkap dengan nilai yang dicapai kepada orangtua/walinya;

c) Melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan setiap tahun kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

3) Pelaporan hasil penilaian oleh pemerintah

Pemerintah menyampaikan laporan hasil analisis UN kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

D.

Pelaporan Hasil Penilaian

(25)

Laporan (Rapor), transkrip, paspor keterampilan (Skill Passport ), ijazah, dan sertifikat Kompetensi.

1. Interpretasi Hasil Penilaian

Penilaian dilakukan untuk menentukan apakah peserta didik telah berhasil menguasai suatu kompetensi mengacu pada indikator yang telah dikembangkan. Penilaian dilakukan pada waktu pembelajaran atau setelah pembelajaran berlangsung. Penilaian pencapaian sebuah indikator dapat dijaring dengan berbagai jenis penilaian berikut ini:.

a. Ulangan Harian

Guru mendiagnosis hasil ulangan harian peserta didik sebagai dasar untuk menentukan bentuk kegiatan remedial. Kegiatan dapat berupa tatap muka dengan guru atau diberi kesempatan untuk belajar sendiri, kemudian dilakukan penilaian dengan cara: menjawab pertanyaan, membuat rangkuman pelajaran, atau mengerjakan tugas pengumpulan data. Waktu remedial diatur berdasarkan kesepakatan antara peserta didik dengan guru, dapat dilaksanakan di luar jam efektif. Remedial hanya diberikan untuk KD yang belum tuntas. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setiap Kompetensi Dasar (KD) diberikan skor 0% -100%. KKM ideal pencapaian masing-masing KD adalah lebih besar atau sama dengan 75%, tetapi sekolah dapat menetapkan KKM di bawah KKM ideal dengan catatan harus ditingkatkan secara bertahap hingga mencapai KKM ideal (misalnya: mulai dari 50%). Pertimbangan yang digunakan sekolah dalam menentukan KKM di sekolahnya adalah tingkat kemampuan akademis rata-rata peserta didik dan ketersediaan daya dukung guru serta sarana dan prasarana. Dalam setiap KD, pencapaian KKM merupakan syarat bagi peserta didik untuk melanjutkan mengikuti proses pembelajaran untuk KD berikutnya. Apabila perolehan nilai peserta didik pada satu KD masih di bawah KKM, maka peserta didik yang bersangkutan belum menuntaskan KD tersebut dan harus mengikuti remedial. Nilai ulangan harian ini tidak harus diperhitungkan dalam penentuan nilai raport.

b. Tugas, Ulangan Tengah Semester dan Ulangan Akhir Semester

Hasil ulangan tengah semester, hasil ulangan akhir semester dan nilai tugas diakumulasi menjadi satu nilai yang ditulis dalam rapot yang mencerminkan kompetensi utuh peserta didik dalam mata pelajaran yang bersangkutan. Kriteria kenaikan kelas diputuskan oleh rapat dewan guru.

2. Pelaporan Hasil Penilaian

a. Laporan Sebagai Akuntabilitas Publik

KTSP dirancang dan dilaksanakan dalam kerangka manajemen berbasis sekolah, di mana peran-serta masyarakat di bidang pendidikan tidak hanya terbatas pada dukungan dana saja, tetapi juga di bidang akademik.

(26)

sarana kerja sama antara sekolah, orang tua, dan masyarakat yang bermanfaat baik bagi kemajuan belajar peserta didik maupun pengembangan sekolah.

Pelaporan hasil belajar hendaknya:

1) Merinci hasil belajar peserta didik berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, dikaitkan dengan penilaian yang bermanfaat bagi pengembangan peserta didik. 2) Memberikan informasi yang jelas, komprehensif, dan akurat.

3) Menjamin informasi yang akurat dan tepat waktu bagi orang tua, dan secepatnya diketahui bilamana anaknya bermasalah dalam belajar.

b. Bentuk Laporan

Laporan kemajuan belajar peserta didik dapat disajikan dalam data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif disajikan dalam angka (skor), misalnya seorang peserta didik mendapat nilai 6 (enam) pada mata pelajaran matematika. Baik peserta didik maupun orang tua yang kurang memahami makna angka tersebut dapat berkonsultasi dengan guru dan melihat buku nilai. Hal ini perlu dilakukan agar orang tua dapat menindaklanjuti, apakah anaknya perlu dibantu dalam bidang aritmetika, aljabar, geometri, statistika, atau hal lain.

Agar peran serta masyarakat semakin meningkat, bentuk laporan harus disajikan dalam bentuk yang lebih komunikatif (memuat catatan guru/deskripsi), sehingga “profil” atau tingkat kemajuan belajar peserta didik mudah terbaca dan dapat dipahami oleh orang tua atau pihak yang berkepentingan (stakeholder).

Dari laporan tersebut, orangtua dapat mengidentifikasi kompetensi apa saja yang belum dikuasai anaknya. Berdasarkan laporan tersebut, orangtua/wali dapat menentukan jenis bantuan apa yang diperlukan anaknya, sedangkan di pihak anak, yang bersangkutan dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya serta aspek mana yang perlu ditingkatkan.

c. Isi Laporan

Pada umumnya orang tua menginginkan jawaban akurat atas pertanyaan berikut: 1) Bagaimana keadaan anak waktu belajar di sekolah secara akademik,

fisik, sosial dan emosional?

2) Sejauh mana anak berpartisipasi dalam kegiatan di sekolah?

3) Kemampuan/kompetensi apa yang sudah dan belum dikuasai dengan baik?

4) Apa yang harus orang tua lakukan untuk membantu dan mengembangkan anak lebih lanjut?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, informasi yang diberikan kepada orang tua hendaknya:

1) Menggunakan bahasa yang mudah dipahami.

2) Menitikberatkan kekuatan dan apa yang telah dicapai anak.

Gambar

Tabel Jenis-jenis Penilaian
Gambar atau laporan hasil pengamatan siswa, dalam rangka melaksanakan

Referensi

Dokumen terkait

peserta didik. Kumpulan ini menggambarkan minat, perkembangan, prestasi, dan kreativitas peserta didik pada satu periode tertentu. Portofolio penilaian bukan sekedar kumpulan

Penilaian Portofolio adalah penilaian melalui sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang dilakukan selama kurun waktu tertentu.

Penilaian dilakukan oleh pendidik selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran untuk menilai kesiapan, proses, dan hasil belajar peserta didik yang mengarah pada

berdasarkan urutan kegiatan secara sistematis. Fokus penilaian portofolio adalah kumpulan karya peserta didik, baik secara individu maupun kelompok, pada satu

Penilaian Portofolio adalah penilaian melalui sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang dilakukan selama kurun waktu tertentu.

Sistem penilaian portofolio, guru membuat file untuk masing-masing siswa, berisi kumpulan sistematis atas hasil prestasi belajar mereka selama mengikuti

Penilaian portofolio juga merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu