1
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian dan Unit Analisis
Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, maka tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif yang mengacu pada rancangan strategi studi kasus deskriptif (descriptive case study). Strategi studi kasus merupakan strategi yang paling cocok untuk pertanyaan-pertanyaan ‘bagaimana’
dan ‘mengapa’ (Yin, 1997:29). Adapun unit analisis penelitian ini adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Barat di Provinsi Maluku Utara.
B. Teknik Penentuan Informan
Teknik penentuan informan menggunakan pendekatan purposive sampling, dengan kecenderungan peneliti untuk memilih informannya berdasarkan pertimbangan tertentu (Sutopo, 2006). Pertama, pimpinan SKPD merupakan Kuasa Pengguna Anggaran. Kedua,TAPD merupakan tim yang bertugas menyiapkan dan melaksanakan kebijakan Kepala Daerah dalam rangka penyusunan APBD. Ketiga,DPRD sebaagai keterwakilan masyarakat dan berperan melaksanakan fungsi anggaran. Keempat, Akademisi merupakan orang- orang yang diharapkan memiliki pemahaman memadai atas permasalahan yang ditiliti.
Oleh karena itu, informan dalam penelitian ini mencakup Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dan unsur Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
2
sebanyak 20 orang, Akademisi sebanyak 1 orang, dan unsur DPRD sebanyak 1 orang. Informan kunci terdiri dari 9 orang dari unsur SKPD dan 3 orang dari unsur DPRD.
C. Proses Pengumpulan Data 1. Kuesioner
Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada informan. Menurut Sutopo (2006), kuesioner dalam penelitian kualitatif selalu bersifat terbuka (open-ended questionnaire).Setiap pertanyaan diberikan alternatif jawabannya, pada bagian bawahnya disediakan ruang yang cukup untuk memberikan kesempatan kepada informan menulis alasan mengapa ia menjawab demikian.
2. Studi Dokumentasi
Merupakanteknik pengumpulan data dengan cara mencatat dokumen untuk menemukan beragam hal sesuai dengan kebutuhan penelitian. Dengan menggunakan pendekatan content analysis, dokumen tidak sekedar dicatat apa adanya, tetapi juga dianalisis (Neuman, 2006), sehingga peneliti berusaha menangkap makna di dalam tulisan dokumen (Yin, 2000). Dokumen yang dianalisis di dalam penelitian ini diantaranya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2011-2015, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Bupati Halmahera Barat, Dokumen APBD, serta Publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku Utara dan Kabupaten Halmahera Barat.
3
3. Wawancara Mendalam
Merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan komunikasi dengan sumber data. Wawancara dilakukan dengan pendekatan snowball sampling, dimana peneliti awalnya mewawancarai satu informan kunci, kemudian peneliti direkomendasikan untuk mewawancara informan yang berbeda (Patton, 2006). Demikian seterusnya, sehingga diharapkan dapat menggali data secara mendalam. Informan yang diwawancarai dalam penelitian ini terdiri dari 12 Informan yang mencakup Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Halmahera Barat.
4. Observasi
Merupakanteknik pengumpulan data yang bertujuan menggali sumber data yang berupa peristiwa, aktifitas, perilaku, tempat atau lokasi, dan benda serta rekaman gambar (Sutopo, 2006:75). Observasi semacam itu berperan sebagai sumber bukti lain bagi suatu studi kasus (Yin, 1997:112). Dalam penelitian ini, tidak semua dari indikator kualitas belanja daerah yang dikaji dapat diobservasi, karena waktu terjadinya peristiwa sudah berlalu. Dalam melakukan observasi, ada pengamatan yang dapat didekati secara langsung, misalnya masalah infrastruktur jalan, bangunan terminal, dan sebagainya.
Sementara secara tidak langsung, didekati melalui berita-berita media lokal.
Sebelum analisis data dilakukan, perlu diidentifikasi setiap pertanyaan penelitian yang disertai dengan daftar tentang sumber data yang digunakan untuk menjelaskan setiap pertanyaan tersebut (Yin, 1997). Adapun hubungan antara
4
pertanyaan penelitian, data yang diperlukan, dan teknik memperolehnya dapat dirangkum pada Tabel 3.1.
Tabel. 3.1. Pertanyaan Penelitian, Data yang diperlukan, dan Teknik Pengumpulan
No Pertanyaan Penelitian Data yang Diperlukan Teknik Pengumpulan
1
Bagaimanakan kesesuaian antara kinerja dan harapan terhadap kualitas belanja daerah Kabupaten Halmahera Barat
- Pandangan informan - Survei Informan
2
Bagaimanakah disiplin belanja daerah Kabupaten Halmahera Barat
- Dokumen RPJMD, RKPD, APBD dan LKPJ - Pandangan Informan
- Studi Dokumen - Wawancara
mendalam
- Survei Informan
3
Bagaimanakah ketepatan alokasi belanja daerah Kabupaten Halmahera Barat
- APBD, Ketentuan Peraturan Perundang- undangan
- Pandangan Informan - Hasil observasi
- Studi Dokumen - Wawancara
mendalam - Observasi - Survei Informan 4
Bagaimanakah ketepatan waktu penetapan ABPD Kabupaten Halamhera Barat
- Ketentuan Perundang- undangan
- Pandangan Informan
- Studi Dokumen - Wawancara
mendalam
- Survei Informan
5
Bagaimanakah efisiensi dan efektifitas belanja daerah Kabupaten Halmahera Barat
- APBD, Laporan
Keuangan Pemda,
Indikator makro sosial- ekonomi
- Pandangan Informan - Hasil observasi
- Studi Dokumen - Wawancara
mendalam - Observasi - Survei Informan
6
Bagaimanakah akuntabilitas dan transparansi dalam
pengelolaan belanja daerah
- Laporan Opini BPK - Pandangan Informan - Hasil observasi
- Studi Dokumen - Wawancara
mendalam - Observasi - Survei Informan D. Teknik Pengujian Validitas Data
Dalam penelitian deskriptif kualitatif, cara yang paling umum digunakan dalam pengembangan validitas data adalah teknik trianggulasi yang dimaksudkan sebagai perangkat pembantu bagi seorang penelitiuntuk mendapatkan data yang
5
sahih (Paton, 2006; Denzin dan Lincoln, 2009). Dalam penelitian ini, selain trianggulasi sumber data yang mencakup wawancara, dokumen, kuesioner, dan observasi, digunakan juga teknik trianggulasi dalam bentuk review informan.
Peneliti menggunakan beberapa informan kunci untuk me-review hasil dan pembahasan penelitian, sehingga diharapkan memperkuat penafsiran dan kekayaan makna dalam pembahasan yang disajikan.Teknik review informan dapat dilihat dalam Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Teknik Trianggulasi Informan1
Tafsir Data Informan 2 Data
Informan 3 Sumber : Sutopo, 2006
Tujuannya agar validitas data bisa dikembangkan melalui berbagai perspektif informan, sehingga tafsir penelitiannya menjadi lebih teruji. Dari tafsir yang dilakukan oleh beberapa informan terhadap informasi yang berhasil digali, dan bahkan sampai dengan simpulan-simpulan sementara, diharapkan terjadi pertemuan pendapat yang pada akhirnya bisa lebih memantapkan hasil akhir penelitian.
6
E. Definisi Operasional Konsep
Tabel. 3.2. Definisi Operasional Konsep
No Konsep dan
Atribut Definisi Operasional Indikator
Konsep : Kualitas belanja Daerah
Belanja yang dialokasikan
berdasarkan prioritas pembangunan daerah yang dilakukan secara efisien dan efektif, tepat waktu, transparan dan akuntabel
- Disiplin belanja terhadap prioritas pembangunan - Ketepatan alokasi belanja - Ketepatan waktu penetapan
APBD
- Efisiensi dan efektifitas - Akuntabilitas dan
transparansi Atribut :
1 Disiplin belanja daerah
Konsistensi perencanaan dan penganggaran dengan prioritas pembangunan daerah
Disiplin belanja terhadap prioritas pembangunan daerah
2 Ketepatan alokasi belanja
Meliputi ketepatan alokasi belanja modal, belanja pegawai, alokasi belanja hibah dan bantuan sosial
- Belanja modal meningkat (sekurang-kurangnya 30%) - Belanja, hibah dan bantuan
sosial tepat sasaran - Belanja pegawai <50
3 Ketepatan waktu Penetapan APBD
Sesuai dengan tahapan dan jadwal yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan
- Penetapan APBD selambat- lambatnya ditetapkan pada tanggal 31 Desember
5 Efisiensi dan efektifitas
Efisien menunjukan penggunaan masukan terendah untuk mencapai keluaran tertentu.
Efektif merupakan pencapaian hasil program dengan target yang telah ditetapkan
- Penghematan dalam penggunaan anggaran - Dampak belanja daerah
untuk kepentingan publik
4 Akuntabilitas dan Transparansi
Akuntabilitas menunjukan kewajiban mempertanggungjawabkan
pengelolaan keuangan daerah.
Transparansi merupakan prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses informasi tentang keuangan daerah
- Pengelolaan belanja daerah dapat dipertanggungjawabkan - Pengelolaan belanja daerah
dapat diakses publik
7
F. Teknik Analisis Data
Salah satu strategi umum analisis yang diajukan oleh Yin (1997) adalah strategi deskripsi kasus yang bertujuan untuk:
1. Mengidentifikasi tipe peristiwa yang dapat dikuantifikasi maupun yang tidak dapat dikuantifikasi.
2. Mengidentifikasi pola untuk menjelaskan mengapa suatu implementasi telah gagal.
Untuk itu, analisis data dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan tahapan analisis sebagai berikut:
1. Analisis Survei
Menurut Yin (1997:111), penggunaan hasil survei dalam penelitian studi kasus tak selalu perlu diambil sebagai ukuran yang sebenarnya dalam menjelaskan kasus yang diteliti, tetapi hasil survei digunakan untuk memberikan beberapa indikasi tentang kelaziman fenomena yang bersangkutan. Analisis ini didasarkan pada data hasil isian kuesioner oleh informan. Pedoman analisis diadaptasikan dari Zeithaml dan Bitner (1996, dalam Umar, 2002:446-454) dalam bidang pelayanan jasa. Ada dua informasi pokok yang dianalisis dalam kuesioner, yaitu:
a. Informasi tentang kinerja (kenyataan) dilapangan. Ditanyakan perihal indikator kualitas belanja, yang degradasi pilihannya berdasarkan skala Likert. Kuesioner yang disebarkan bersifat terbuka (open-ended
8
questionnaire), dimana pilihan atas jawaban akan disertai dengan penjelasan dari informan mengapa ia menjawab demikian
a. Informasi tentang harapan (tingkat kepentingan). Ditanyakan perihal indikator kualitas belanja, yang degradasi pilihannya berdasarkan skala Likert.Kuesioner yang disebarkan bersifat tertutup (close-ended questionnaire), dimana informan memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang telah tersedia
Data yang diperoleh kemudian dibandingkan secara kuantitatif antara tingkat kinerja dan harapan. Perbandingan ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran umum tingkat kesesuaian kinerja dan harapan terhadap kualitas belanja daerah di Kabupaten Halmahera Barat. Hasil dari analisis survei ini, kemudian diterjemahkan lebih luas bersamaan dengan pendalaman wawancara, studi dokumentasi, serta bahan observasi. Harapannya agar terjalin interaksi antar sumber data, sehingga dapat memantapkan pembahasan dan simpulan akhir penelitian.
2. Model Analisis Interaktif
Model analisis interaktif merupakan teknik analisis yang mengintegrasikan multi sumber data studi kasus, yakni data dokumentasi, observasi, wawancara serta data survei. Ada tiga komponen utama dalam analisis ini, yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan simpulan serta verifikasinya. Di saat pengumpulan data, peneliti selalu membuat reduksi data dan sajian data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
9
pokok, dan membuang yang tidak perlu. Kemudian melakukan sajian data yang berupa cerita sistematis dan logis dengan dilengkapi perabot sajian yang diperlukan, seperti matriks, gambar, dan sebagainya. Dari sajian data tersebut dilakukan penarikan simpulan dilanjutkan dengan verifikasinya. Bila simpulan dirasa kurang mantap, maka peneliti perlu kembali melakukan kegiatan pengumpulan data yang sudah terfokus untuk mencari pendukung simpulan yang telah dikembangkannya. Adapun kerangka model analisis interaktif ditunjukkan dalam Gambar 3.2.
Gambar 3.2. Model Analisis Interaktif
Sumber : Miles dan Huberman, 1984 dalam Sutopo, 2006:120 Pengumpulan
data
Sajian data Reduksi
data
Simpulan/
verifikasi