• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BK DI KELAS XI MIPA SMA NEGERI 3 PADANG ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BK DI KELAS XI MIPA SMA NEGERI 3 PADANG ABSTRACT"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Yunesya Vidara1, Fitria Kasih2, Mori Dianto2

1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

2 Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat Yunesya_v@yahoo.com

ABSTRACT

This research is motivied by the teacher who has not been maximized in using counseling guidance media. The purpose of this esearch is to know about: 1) the implementation of guidance information using counseling media with audio media. 2) The implementation of guidance information using counseling media with visual media. 3) the implementation of guidance information using counseling media with audio-visual media. This research is using descriptive qualitative method, with population is student at XI science class in SMA N 3 Padang. The sample of this research is by student. The researcher’s using purposive sampling technique to get the sample. The researcher’s using percentage technique. The result of this research is 1) the implementation of guidance information using counseling media with audio media get less good criteria. 2) The implementation of guidance information using counseling media with visual media get less good criteria. 3) The implementation of guidance information using counseling media with audio-visual media get less good criteria. From this result of the research, the researcher’s recommend to counseling teacher to be more effective of implementing of guidance information using counseling media in XI science class at SMA N 3 Padang.

Keywords: Information Service, Media Guidance and Counseling, Audio, Visual, Audio-Visual

PENDAHULUAN

Sekolah merupakan suatu sarana lembaga sosial dalam membentuk kepribadian yang matang.

Salah satu upaya dalam peningkatan sumber daya manusia yang matang adalah dengan mengikuti kegiatan pendidikan formal. Peningkatan sumber daya manusia adalah salah satu syarat untuk mencapai pembangunan. Sekolah bertujuan

untuk meningkatkan kualitas manusia baik dalam kemampuan sosial, spiritual, intelektual dan kemampuan professional karena manusia merupakan tulang punggung dalam pembangunan. Untuk itu dibutuhkan semua kerjasama aspek-aspek yang terkait dalam pembentukan peserta didik yang baik dan handal melalui lembaga pendidikan. Sekolah

1

(2)

merupakan tempat peserta didik untuk menimba ilmu dan mengembangkan keterampilan-keterampilan sehingga peserta didik ahli dalam bidangnya.

Salah satu yang berperan untuk mengembangkan potensi peserta didik yang ada di sekolah adalah Guru Bimbingan dan Konseling atau disingkat dengan panggilan Guru BK.

Menurut Hamalik (20013:2)

“Fungsi pendidikan adalah menyiapkan peserta didik”.

“Menyiapkan” diartikan bahwa peserta didik pada hakikatnya belum siap, tetapi perlu disiapkan dan sedang menyiapkan dirinya sendiri.

Hal ini menunjuk pada proses yang berlangsung sebelum peserta didik itu siap untuk terjun ke kancah kehidupan yang nyata. Penyiapan ini dikaitkan dengan kedudukan peserta didik sebagai calon warga Negara yang baik, warga bangsa dan calon pembentuk keluarga baru, serta mengembangkan tugas dan pekerjaan kelak dikemudian hari.

Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan telah terencana atau dirancang agar terjadi proses belajar, dengan tujuan untuk mengembangkan potensi yang ada

dalam diri peserta didik. Menurut Prayitno (1997:9) “Proses belajar mengajar di suatu jenjang pendidikan dilakukan oleh Guru yang terdiri dari Guru kelas, Guru bidang studi, Guru praktik dan Guru BK yang merupakan tombak pelaksanaan pendidikan di institusi yang disebut sekolah”. Keberadaan bimbingan dan konseling di sekolah pada saat ini sangat dibutuhkan, dikarenakan banyak peserta didik yang tidak mampu mengentaskan permasalahan yang dialami dalam kehidupan yang dijalaninya, baik masalah dalam belajar maupun masalah terhadap perkembangan yang sedang dijalani.

Menurut Furqon (2005:24) Guru BK merupakan seorang Guru yang berperan memberikan pengarahan dan orientasi dalam rangka belajar efektif dan menelaah peserta didik untuk menemukan kekuatan, kelemahan, kebiasaan dan kesulitan yang dihadapinya, menyajikan informasi tentang masalah pendidikan.

Dengan demikian sebelum

Guru BK memberikan pelayanan

bimbingan dan konseling, terlebih

dahulu Guru BK melakukan need

(3)

assessment untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan apa saja yang dibutuhkan peserta didik dalam rangka pengentasan masalah yang dialaminya. Bentuk layanan yang diberikan oleh Guru BK terbagi atas individual, layanan informasi.

Dimana layanan ini sangat membantu peserta didik untuk mengetahui informasi yang baru dan pemahaman lingkungan yang baru yang nantinya berguna untuk mempermudah dan

memperlancar perannya

dilingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Menurut Sukardi (2008:57)

“Layanan informasi yaitu Pelayanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan konseli memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasuki konseli, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya konseli di lingkungan yang baru. Layanan informasi ini terbagi atas beberapa bidang bimbingan yang diberikan kepada peserta didik yaitu layanan informasi bidang pribadi, sosial, belajar, karir, kehidupan berkeluarga dan beragama yang berfungsi agar peserta didik yang mendapatkan layanan informasi

ini mendapatkan pemahaman baru atau informasi baru, serta mencegah timbulnya masalah yang nantinya dialami oleh peserta didik tersebut”.

Pendapat di atas diperkuat oleh Prayitno (1997:260) yang menyatakan “Berdasarkan informasi yang diberikan individu diharapkan dapat membuat rencana-rencana dan keputusan tentang masa depannya serta bertanggung jawab atas rencana dan keputusan yang diambil”. Dalam melaksanakan layanan informasi Guru BK hendaknya memperhatikan, operasionalisasi layanan informasi terdiri dari perencanaan, pelaksanan, evaluasi, analisis hasil evaluasi, tindak lanjut dan pelaporan. Di dalam pelaksanaan layanan informasi ini dapat digunakan salah satu metode belajar yaitu dengan menggunakan media BK.

Menurut Asnawir (2002:13)

“Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi.

Kegiatan belajar mengajar dikelas

merupakan suatu dunia komunikasi

tersendiri dimana Guru atau dosen

dan peserta didik/mahasiswa, peserta

didiknya bertukar pikiran untuk

mengembangkan ide dan pengertian.

(4)

Dalam komunikasi sering timbul dan terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan efesien, antara lain disebabkan oleh adanya kecendrungan verbalisme,

ketidaksiapan peserta

didik/mahasiswa, kurangnya minat dan kegairahan, dan sebagainya.

Salah satu usaha untuk mengatasi keadaan demikian, ialah penggunaan media secara terintegrasi dalam peroes belajar mengajar, karena fungsi media dalam kegiatan tersebut disamping sebagai penyaji stimulus informasi, sikap, dan lain-lain, juga untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi”. Dalam hal-hal tertentu media juga berfungsi untuk mengatur langkah-langkah kemajuan serta untuk memberikan umpan balik.

Menurut Asnawir (2002:17)

“Sistem pendidikan yang baru menurut faktor dan kondisi yang baru pula baik yang berkenaan dengan sarana fisik maupun non fisik. Untuk itu diperlukan tenaga pengajar yang memiliki kemampuan dan kecakapan yang lebih memadai, diperlukan kinerja dan sikap yang baru, peralatan

yang lebih lengkap, dan administrasi

yang lebih teratur”. Guru hendaknya

dapat menggunakan peralatan yang

lebih ekonomis, efesien, dan mampu

dimiliki oleh sekolah serta tidak

menolak digunakannya peralatan

teknologi modern yang relevan

dengan tuntutan masyarakat dan

perkembangan zaman. Permasalahan

pokok dan cukup mendasar adalah

sejauh manakah kesiapan Guru-guru

dalam menguasai penggunaan media

pendidikan dan pengajaran di sekolah

untuk pembelajaran peserta didik

secara optimal sesuai dengan tujuan

pendidikan dan pengajaran. Media

adalah perantara atau pengantar pesan

dari pengirim kepada penerima pesan,

media apabila dipahami secara garis

besar adalah manusia, materi atau

kejadian yang membangun kondisi

yang membuat peserta didik mampu

memperoleh pengetahuan,

keterampilan, atau sikap. Dalam

pengertian ini, Guru, buku teks, dan

lingkungan sekolah merupakan

media. Secara lebih khusus,

pengertian media dalam proses

belajar mengajar cenderung diartikan,

sebagai alat-alat grafis, photografis,

atau elektronis untuk menangkap,

(5)

memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Pembelajaran bimbingan dan konseling dengan pelaksanaan layanan informasi dengan menggunakan media BK sebagai media pembelajaran merupakan salah satu usaha peneliti dalam menciptakan proses pembelajaran yang menarik, menyenangkan, dan aktif. Sehingga dalam pelaksanaan proses belajar mengajar ada interaksi yang kuat antara guru dan para peserta didik. Oleh karena itu, untuk mewujudkan proses pembelajaran yang ideal menuju pembelajaran yang mampu memberikan pola pikir kritis dari peserta didik, meningkatkan daya penalaran, serta keberanian dalam mengungkapkan pendapat secara demokratis dan ilmiah. Dibutuhkan suatu media yang tepat untuk menumbuhkan motivasi belajar peserta didik. Pembelajaran bimbingan dan konseling dengan pelaksanaan layanan informasi dengan menggunakan media BK di kelas XI MIPA SMA Negeri 3 Padang.

Berdasarkan hasil observasi selama Praktik Pengalaman

Lapangan Bimbingan dan Konseling (PPLBK) yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 3 Padang. Media BK pembelajaran bimbingan dan konseling yang masih kurang maksimal diberikan oleh Guru BK di SMA N 3 Padang, maka peneliti akan memberikan penyajian pembelajaran seperti media berupa audio, visual, audio-visual. Yang mana bertujuan untuk lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti akan mengadakan penelitian lebih lanjut tentang “Pelaksaan Layanan Informasi dengan Menggunakan Media BK di Kelas XI MIPA SMA Negeri 3 Padang”

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi permasalahannya yaitu:

1. Pelaksanaan layanan informasi dengan menggunakan media BK dilihat dari media audio?

2. Pelaksanaan layanan informasi dengan menggunakan media BK dilihat dari media visual?

3. Pelaksanaan layanan informasi

dengan menggunakan media

(6)

BK dilihat dari media audio- visual?

Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan :

1. Pelaksanaan layanan informasi dengan menggunakan media BK dilihat dari media audio?

2. Pelaksanaan layanan informasi dengan menggunakan media BK dilihat dari media visual?

3. Pelaksanaan layanan informasi dengan menggunakan media BK dilihat dari media audio- visual?

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif yaitu pendekatan yang mungkin dilakukan pencatatan dan analisa data hasil penilitian secara ilmiah dan menganalisis data menggunakan perhitungan statistik.

Menurut Yusuf (2007:83)

“Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta- fakta dan sifat populasi tertentu atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail”. Berdasarkan pendapat ahli, dapat disimpulkan bahwa

penelitian deskrptif adalah jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta- fakta dan sifat populasi tertentu atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail.

Selanjutnya menurut Yusuf (2005:181) “Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian baik berupa karakteristik, nilai-nilai jumlah maupun jenisnya dari objek yang dikategorikan dalam penelitian”.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa populasi adalah semua individu dari keseluruhan subjek yang jelas dan mempunyai ciri yang sama yang hendak dikenai dalam penelitian, populasi penelitian ini mencakup seluruh peserta didik kelas XI yang mengikuti layanan informasi tentang penggunaan media BK yang berjumlah 220 peserta didik di SMA Negeri 3 Padang.

Pengambilan sampel dalam

penelitian ini menggunakan teknik

puposive sampling. Penarikan sampel

secara puposif merupakan cara

penarikan sampel yang dilakukan

dengan memilih subyek berdasarkan

(7)

kriteria yang ditetapkan oleh peneliti (Darmadi, 2014:59). Adapun kriteria subjek yang di tetapkan peneliti yaitu peserta didik SMA Negeri 3 Padang yang pernah mendapatkan pelayanan bimbingan dan konseling dari guru BK. Jadi, sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI (sebelas), XI MIPA.1 dan XI MIPA.2, berjumlah 64 peserta didik.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Menurut Bungin (2011:132)

“Data primer adalah yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian”. Jadi sumber data yang digunakan adalah langsung keobjek penelitian yaitu peserta didik yang mendapatkan layanan informasi di SMA Negeri 3 Padang.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket Kuesioner menurut Yusuf (2005:252)

“Kuesioner adalah suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan topik tertentu diberikan kepada sekelompok individu dengan maksud untuk memperoleh data”. Selanjutnya menurut Arikunto, (2006:151)

“Kuesioner adalah sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui”.

Data yang telah diperoleh kemudian diolah dengan presentase, dengan menggunakan rumus presentase.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang

telah dilakukan dapat dideskripsikan

pelaksanaan layanan informasi

dengan menggunakan media BK

dilihat secara umum yaitu: adanya 38

orang peserta didik merasa Guru BK

cukup baik dalam memberikan

layanan informasi dengan

menggunakan media BK dilihat dari

persentase 59,38%, dan adanya 18

orang peserta didik merasa Guru BK

baik dilihat dari penggunaan media

BK dengan persentase 28,13%,

adanya 7 orang peserta merasa Guru

BK sangat baik dlihat dari

penggunaan media BK dengan

persentase 10,94%, adanya 1 orang

peserta didik merasa Guru BK kurang

baik dilihat dari penggunaan media

BK dengan persentase 1,56% dan

tidak ada peserta didik yang merasa

(8)

sangat kurang baik pada Guru BK dilihat dari penggunaan media BK.

Deskripsi hasil pengolahan data dilihat dari indikator sebagai berikut:

a. Pelaksanaan Layanan Informasi dengan Menggunakan Media BK Dilihat dari Media Audio

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, gambaran dari indikator pelaksanaan layanan informasi dengan menggunakan media BK dikelas XI MIPA SMA Negeri 3 Padang. Dilihat dari media audio dapat dikethui bahwa ada 54 orang peserta didik merasa Guru BK kurang baik dalam memberikan layanan informasi dengan menggunakan media BK dilihat dari persentase 84,40%, dan adanya 7 orang peserta didik merasa Guru BK cukup baik dilihat dari penggunaan media BK dengan persentase 10,90%, adanya 3 orang peserta didik merasa Guru BK sangat kurang baik dlihat dari penggunaan media BK dengan persentase 4,70%, dan tidak ada peserta didik yang merasa sangat baik dan baik pada Guru BK dilihat dari pelaksanaan layanan

informasi dengan menggunakan media BK.

b. Pelaksanaan Layanan Informasi dengan Menggunakan Media BK Dilihat dari Media Visual

Berdasarkan hasil penelitian

yang sudah dilakukan, gambaran

dari indikator pelaksanaan layanan

informasi dengan menggunakan

media BK dikelas XI MIPA SMA

Negeri 3 Padang. Dilihat dari

media visual dapat dikethui bahwa

ada 48 orang peserta didik merasa

Guru BK kurang baik dalam

memberikan layanan informasi

dengan menggunakan media BK

dilihat dari persentase 75,00%,

dan adanya 14 orang peserta didik

merasa Guru BK cukup baik

dilihat dari penggunaan media BK

dengan persentase 21,90%, adanya

2 orang peserta didik merasa Guru

BK sangat kurang baik dlihat dari

penggunaan media BK dengan

persentase 3,10%, dan tidak ada

peserta didik yang merasa sangat

baik dan baik pada Guru BK

dilihat dari pelaksanaan layanan

informasi dengan menggunakan

media BK

(9)

c. Pelaksanaan Layanan Informasi dengan Menggunakan Media BK Dilihat dari Media Audio-Visual

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, gambaran dari indikator pelaksanaan layanan informasi dengan menggunakan media BK dikelas XI MIPA SMA Negeri 3 Padang.

Dilihat dari media audio-visual dapat dikethui bahwa ada 46 orang peserta didik merasa Guru BK kurang baik dalam memberikan layanan informasi dengan menggunakan media BK dilihat dari persentase 71,90%, dan adanya 13 orang peserta didik merasa Guru BK cukup baik dilihat dari penggunaan media BK dengan persentase 20,30%, adanya 5 orang peserta didik merasa Guru BK sangat kurang baik dlihat dari penggunaan media BK dengan persentase 7,80%, dan tidak ada peserta didik yang merasa sangat baik dan baik pada Guru BK dilihat dari pelaksanaan layanan informasi dengan menggunakan media BK.

Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan layanan informasi dengan menggunakan media BK di kelas XI MIPA SMA Negeri 3 Padang secara umum dikategorikan kurang baik dengan rata-rata 30,6.

Sedangkan kalau dilihat dari bagian indikatornya, ada 3 indikator yaitu:

audio, visual dan audio-visual dari ketiga indikator tersebut dikategorikan kurang baik.

Berdasarkan hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan layanan informasi dengan menggunakan media BK di kelas XI MIPA SMA Negeri 3 Padang secara umum beradaa pada kategori cukup baik dengan persentase 59,38%.

Seiring dengan pendapat

Arsyad, (2005: 81) yaitu, media

disiapkan untuk memenuhi kebutuhan

belajar dan kemampuan peserta didik

agar dapat berpartisipasi aktif dalam

proses belajar mengajar. Oleh karena

itu, perlu dirancang dan

dikembangkan lingkungan

pembelajaran interaktif yang yang

dapat menjawab dan memenuhi

kebutuhan belajar perorangan dengan

(10)

menyiapkan kegiatan pembelajaran dengan media yang efektif guna menjamin terjadinya pembelajaran termasuk juga dalam pelaksanaan layanan informasi. Akan tetapi berdasarkan hasil temuan penelitian tidak ada peserta didik yang berpersepsi sangat baik dan yang berpersepsi baik hanya 7 orang peserta didik. Maka guru BK harus lebih memperhatikan lagi penggunaan media dalam pelaksanaan layanan informasi agar peserta didik dapat berpersepi baik dan sangat baik. Akan tetapi, jika guru BK tidak memperhatikan penggunaan media dalam pelaksanaan layanan informasi akan menimbulkan persepsi yang kurang baik dari peserta didik sehingga tujuan dari pelaksanaan layanan informasi juga tidak akan tercapai.

Terbentuknya pelaksanaan layanan informasi dengan menggunakan media BK yang baik didasarkan pada cara guru BK dalam memberikannya kepada peserta didik, apabila guru BK menerapkannya dengan baik pelaksanaan layanan informasi maka terbentuklah

pelaksanaan layanan informasi yang cukup baik.

Berdasarkan penjelasan di atas, guru BK lebih meningkatkan lagi pelaksanaan layanan informasi dengan menggunakan media BK, agar pelaksanaan layanan informasi dengan menggunakan media BK bisa berada di kategori baik dan sangat baik.

Berdasarkan hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan layanan informasi dengan menggunakan media BK di kelas XI MIPA SMA Negeri 3 Padang dilihat dari media audio beradaa pada kategori kurang baik dengan persentase 84,40%.

Berdasarkan pengertian tentang layanan informasi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa layanan informasi merupakan salah satu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik atau peserta layanan untuk

memperoleh pemahaman,

pengetahuan atas berbagai macam

informasi yang disampaikan oleh

guru BK atau konselor sesuai dengan

hasil need asessment yang telah

dilakukan sebelumnya. Untuk

(11)

mempermudah pelaksanaan layanan- layanan dalam bimbingan dan konseling saat ini, sudah banyak media yang dapat digunakan, termasuk penggunaan media dalam pelaksanaan layanan Informasi, seperti media BK berbasis audio.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka guru BK lebih meningkatkan lagi pelaksanaan layanan informasi dengan menggunakan media BK, agar pelaksanaan layanan informasi dengan menggunakan media BK bisa berada di kategori baik dan sangat baik.

Berdasarkan hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan layanan informasi dengan menggunakan media BK di kelas XI MIPA SMA Negeri 3 Padang dilihat dari media visual beradaa pada kategori kurang baik dengan persentase 75,00%.

Penggunaan media berbasis visual sebagai perantara dalam penyampaian pesan atau informasi oleh guru kepada peserta didik merupakan suatu hal yang dapat membantu proses dalam pelaksanaan layanan informasi.

Seiring dengan pendapat Leshin, dkk, 1992 (Arsyad, 2005:91-93) visual

dapat menumbuhkan minat peserta didik dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan peserta didik harus berinteraksi dengan visual untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan layanan informasi dengan menggunakan media BK, yang diberikan oleh guru BK harus lebih di optimalkan lagi, agar pelaksanaan layanan informasi dengan menggunakan media BK bisa berada di kategori baik dan sangat baik. Serta senang mendapakan layanan informasi yang diberikan.

Berdasarkan hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan layanan informasi dengan menggunakan media BK di kelas XI MIPA SMA Negeri 3 Padang dilihat dari media audio- visual beradaa pada kategori kurang baik dengan persentase 71,90%.

Berkaitan dengan pendapat

Leshin, dkk, 1992 (Arsyad, 2005:94-

95) tentang penggunaan media

(12)

berbasis audio-visual, yaitu: tulisan singkat, padat dan sederhana, tulis seperti menulis judul berita, pendek dan tepat, berirama dan mudah diingat,tulisan tidak harus berupa kalimat yang lengkap, hindari istilah teknis, kecuali jika istilah itu diberi batasan atau gambar, tulislah dalam kalimat aktif, usahakan setiap kalimat tidak lebih dari 15 kata, menetapkan jenis visual apa yang digunakan untuk mendukung isi pelajaran, Pikirkan bagian yang akan diperankan audio.

Audio bisa dalam bentuk diam, sound effect, suara latar belakang dan narasi.

Media BK berbasis audio-visual yang biasa digunakan oleh guru BK yaitu seperti video yang memiliki dua unsur gambar dan suara. Video yang banyak digunakan oleh guru BK, seperti video motivasi.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan layanan informasi dengan menggunakan media BK, yang diberikan oleh guru BK harus lebih di optimalkan lagi, agar pelaksanaan layanan informasi dengan menggunakan media BK berbasis audio-visual bisa berada di kategori baik dan sangat baik. Serta

senang mendapakan layanan informasi yang diberikan.

membentuk KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang dlakukan peneliti di SMA Negeri 3 Padang mengenai pelaksanaan layanan informasi dengan menggunakan media BK di kelas XI MIPA SMA Negeri 3 Padang, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan layanan informasi dengan menggunakan media BK dilihat dari media audio berada pada kategori kurang baik.

2. Pelaksanaan layanan informasi dengan menggunakan media BK dilihat dari media visual berada pada kategori kurang baik.

3. Pelaksanaan layanan informasi dengan menggunakan media BK dilihat dari media audio-visual berada pada kategori kurang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010.

Manajemen Pendidikan.

Jakarta: Rineka Cipta.

(13)

Arsyad, Azhar. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta:

Raja Grafindo Persada Arsyad, Azhar. 2013. Media

Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Asnawir. 2002. Media Pembelajaran.

Jakarta: Ciputat Pers.

Bungin, Burhan. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif.

Jakarta: Kencana.

Darmadi, Hamid. 2014. Metode Pendidikan Penelitian dan Social. Bandung: Alfabeta Furqon. 2005. Konsep Aplikasi

Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar. Bandung:

Pusat Aqabany Quraisy.

Hamalik, Oemar. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran.

Bandung: Bumi Aksara.

Nursalim, Mochamad. 2013.

Pengembangan Media

Bimbingan dan Konseling.

Jakarta: Akademi Permata.

Prayitno. 1997. Pelayanan Bimbingan dan Konseling SLTP.

Padang: FIP UNP

Sudijono, Anas. 2010. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta:

Rajawali Pers

Sukardi, Dewa K. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling.

Jakarta: Rineka Cipta.

Yusuf, A Muri. 2007. Metodologi

Penelitian. Padang: UNP

Press.

Referensi

Dokumen terkait

di Rumah Sakit Paru Kabupaten Jember, akan tetapi untuk memberikan pendidikan kepada pasien, perawat tidak memberikan pendidikan secara detail

ipsilon dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 7, bahwa pada tiap pengamatan, semua perlakuan dengan tingkat populasi nematoda yang berbeda memberikan pengaruh yang nyata

Hal ini didukung oleh pernyataan Siagian (dalam Syamsi, 1995) bahwa pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan

Penentuan nilai CMC dengan metode indeks bias diteliti dengan cara membuat larutan surfaktan natrium lauryl sulfat dengan cara menimbang natrium lauryl sulfat

Pada pasal 5 (b) sebagaimana dikutip oleh Hasbullah, menetapkan bahwa “madrasah dan pesantren yang pada hakikatnya adalah suatu alat dan sumber pendidikan dan

Peta daerah tangkapan air Waduk Rawa Pening ataupun peta DAS Tuntang, peta sebaran jenis tanah dan debit outflow Waduk diperoleh dari Dinas Sumber Daya Air Provinsi Jawa Tengah

Sudah adanya peran dari guru BK untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik tinggal kelas dengan memberikan layanan BK kepada peserta didik tinggal kelas tersebut

1) Saya mendiamkan teman yang berbicara kepada saya saat saya sedang kesulitan mengerjakan tugas.. 2) Saya membentak teman yang mengganggu saya ketika saya sedang mengerjakan