EFISIENSI KINERJA KONDENSOR TERHADAP PENGARUH TEMPERATUR DAN LAJU ALIR DI UNIT II
PT INDONESIA POWER UPJP KAMOJANG
LAPORAN TUGAS AKHIR
Oleh
MAULANA SIDIQ NIM.15030023
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN
INDRAMAYU
2019
i
LAPORAN TUGAS AKHIR
Oleh
Maulana Sidiq NIM.15030023
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN
INDRAMAYU
2019
ii
EFISIENSI KINERJA KONDENSOR TERHADAP PENGARUH TEMPERATUR DAN LAJU ALIR DI UNIT II
PT INDONESIA POWER UPJP KAMOJANG
Nama : Maulana Sidiq
NIM : 15030023
Pembimbing : 1. Elli Prasetyo, M.Eng 2. Yully Mulyani, S.T Pembimbing Lapangan : Maman Mulyana Hakim
ABSTRAK
PT. Indonesia Power UPJP Kamojang adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan merupakan salah satu pembangkit energi listrik di Indonesia. PLTP Kamojang memiliki satu alat utama pada setiap unitnya dan yang lainnya merupakan penunjang dalam pembangkit. Salah satu penunjang yang satu paket dengan alat utama yaitu kondensor. Kondensor yang di pakai merupakan jenis Direct Contact. Kondensor berfungsi sebagai alat penukar panas yang merubah fase uap mejadi fase cair dengan cara memvakumkan kondisi operasi, karena semakin vakum di dalam kondensor, maka semakin bagus nilai efisiensinya. Feed berupa Cooling tower sebagai fluida pendingin dan Steam yang akan di kondensasi. Rata – rata suhu Cooling Tower sebesar 31,24
oC, laju alir Cooling Tower sebesar 2,498 Kg/s, dan laju alir steam sebesar 1,1458 Kg/s. Setelah melakukan penelitian selama 5 hari di dapat rata - rata efisiensi aktual Kondensor sebesar 60,59%, Efisiensi aktual ini cukup baik dibandingkan dengan efisiensi desain yaitu sebesar 66,79%. Ada beberapa pengaruh yang menyebabkan terjadinya kenaikan dan penurunan dari efisiensi, yaitu Laju Alir dan Temperatur.
Laju alir yang semakin tinggi akan meningkatkan tekanan sistem karena volume gas semakin berkurang. Sedangkan temperatur mempengaruhi kecepatan transfer panas dari uap ke air, dengan semakin rendahnya temperatur air pendingin maka semakin meningkat efisiensi.
Kata kunci : Efisiensi, Kondensor, Laju Alir, Steam, Temperatur.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang melimpahkan segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini dengan judul “Efisiensi Kinerja Kondensor terhadap pengaruh temperature dan laju alir di Unit II PT Indoneisa Power UPJP Kamojang. Laporan tugas akhir ini diajukan penulis sebagai syarat kelulusan di Akademi Minyak Dan Gas Balongan.
Penulis sampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. H. Nahdudin Islami, M.Si selaku ketua yayasan Bina Islami.
2. Ibu Ir. Hj. Hanifah Handayani, M.T selaku direktur Akamigas Balongan.
3. Ibu Hj. Indah Dhamayanthie, M.T selaku ketua program studi Teknik Kimia.
4. Bapak Elli Prasetyo, M.Eng selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir 1.
5. Ibu Yully Mulyani, S.T selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir 2 dan selaku sekretaris program studi Teknik Kimia.
6. Bapak Maman Mulyana Hakim, S.Mn selaku pembimbing lapangan.
7. Kedua Orang tua dan teman-teman yang sudah mendukung dan senantiasa memberi doa.
Dalam penulisan laporan tugas akhir ini masih terdapat banyak kekurangan sehingga mengharapkan masukan dan saran yang membangun untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Indramayu, November 2019 Penulis
Maulana Sidiq
15030023
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
ABSTRAK ... ii
LEMBAR ORISINILITAS ... iii
LEMBAR PENGESAHAN ... iv
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan... 2
1.2.1 Tujuan Umum ... 2
1.2.2 Tujuan Khusus ... 2
1.3 Manfaat Tugas Akhir ... 2
1.3.1 Manfaat Bagi Mahasiswa ... 2
1.3.2 Manfaat Bagi Akamigas Balongan ... 2
1.3.3 Manfaat Bagi Perusahaan ... 3
II TINJAUAN TEORI ... 3
2.1 Definisi Panas bumi ... 3
2.2 Proses PLTP ... 4
viii
2.3 Kondensor ... 6
2.4 Laju Aliran ... 7
2.5 Inventori Rumus yang Digunakan dalam Perhitungan ... 8
III METODOLOGI PELAKSANAAN ... 10
3.1 Pendahuluan ... 10
3.2 Pengambilan Data ... 10
3.3 Pengolahan Data ... 11
3.4 StudyLiteratur... 11
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 13
4.1 Sejarah Singkat Pt Indonesia Power... 13
4.2 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan…... 17
4.2.1 Visi Perusahaan ... 17
4.2.2 Misi Perusahaan ... 17
4.2.3 Tujuan Perusahaan ... 17
4.3 Motto Perusahaan… ... 18
4.4 Makna Warna dan Bentuk Logo PT Indonesia Power… ... 18
4.5 Struktur Organisasi PT Indonesia Power UPJP Kamojang… ... 19
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 25
5.1 Proses Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi ... 25
5.1.1 Proses Alir ... 25
5.2 Prinsip Kerja Kondensor Direct Contact ... 27
5.3 Spesifikasi Kondensor ... 27
5.4 Data Aktual Kondensor ... 29
ix
5.5 Pengolahan data... 29
5.51 Menghitung Energi Kondensor ( Qcd ) ... 29
5.5.2 Menghitung Energi Steam ( Qsteam ) ... 30
5.5.3 Menghitung Efisiensi Kondensor ... 31
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 36
6.1 Kesimpulan ... 36
6.2 Saran… ... 37 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pembangkit listrik tenaga panas bumi dengan kondensor permukaan7
Gambar 3.1 Diagram Alir Pelaksanaan Tugas Akhir ... 13
Gambar 4.1 Logo PT Indonesia Power ... 19
Gambar 5.1 Kondensor Direct Contact ... 28
Gambar 5.2 Flow Diagram Neraca Massa Kondensor Direct Contact ... 32
xi
Tabel 4.1. Kapasitas Pembangkit PT Indonesia Power ... 15
Tabel 4.2 Kapasitas Terpasang UPJP Kamojang ... 17
Table 5.1 Data Teknis Desain Kondensor PLTP Kamojang ... 28
Tabel 5.2 Data Aktual Kondensor... 29
Tabel 5.3 Massa Balance ... 32
Tabel 5.4 Energy Balance ... 33
Tabel 5.5 Hasil Pengolahan Data ... 33
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Aktual PLTP Kamojang
Lampiran 2. Gambar Flow Diagram PLTP Kamojang Lampiran 3. Hasil Perhitungan Efisiensi Kondensor Lampiran 4. Perhitungan Energi Balance
Lampiran 5. Tabel SI Saturated water Heat Transfer Lampiran 6. Tabel Appendix 5
Lampiran 7. Kartu Rencana Studi Semester 6 Lampiran 8. Sertifikat
Lampiran 9. Daftar Riwayat Hidup
1 1.1 Latar Belakang
Listrik merupakan suatu energi yang sangat di butuhkan di indonesia dan merupakan salah satu energi pokok yang di gunakan untuk keperluan sehari-hari.
Salah satunya dalam pemanfaatan panas bumi yang sekarang ini semakin berkembang di indonesia.
Panas bumi merupakan suatu energi alami yang prosesnya tanpa campur tangan manusia. Dan sekarang menjadi energi yang dapat di manfaatkan oleh manusia untuk keperluan pembangkit listrik. Pembangkitan ini memanfaatkan uap panas yang di hasilkan dari proses pemanasan air di dalam bumi, yang di panaskan oleh magma dan letaknya berada di daerah dataran tinggi dan hutan- hutan pegunungan.
Dalam prosesnya ada berbagai cara yang di kembangkan, dan di jaman modern ini berkembang alat yang di gunakan untuk pemanfaatan energi ini.
Seperti kondensor yang digunakan sebagai alat penukar panas untuk menurunkan
temperatur pada uap. Uap yang di gunakan pada proses penggerakan turbin
memiliki temperature yang tinggi, maka sebelum di lakukan penginjeksian ke
dalam bumi di lakukan penurunan temperatur. Dengan mengatur temperatur dan
laju aliran di dalam kondensor, sehingga akan mempengaruhi hasil dari penurunan
temperatur uap. Penurunan temperaturuap ini berguna untuk merubah uap menjadi
cair. Oleh karena itu penulis ingin mengetehui lebih lanjut pengaruh temperatur
dan laju alir terhadap efisiensi kondensor.
2
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1. Memenuhi kurikulum sebagai salah satu sarat kelulusan.
2. Menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan.
3. Meningkatkan keahlian dan kepekaan mahasiswa dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi didunia kerja.
1.2.2 Tujuan Khusus
1 Mengetahui Prinsip Kerja Kondensor Direct Contact di PT Indonesia Power UPJP Kamojang – Jawa Barat.
2 Menghitung Efisiensi Kinerja Kondensor Direct Contact Terhadap Pengaruh Laju Alir
3 Menghitung Efisiensi Kinerja Kondensor Direct Contact Terhadap Pengaruh Temperatur
1.3 Manfaat Tugas Akhir 1.3.1 Manfaat bagi Mahasiswa
1. Memahami prinsip kerja dari Kondensor Direct Contact.
2. Memahami Perhitungan tentang efisiensi Kondensor Direct Contact terhadap pengaruh laju alir.
3. Memahami Perhitungan tentang efisiensi Kondensor Direct Contact terhadap pengaruh temperature.
1.3.2 Manfaat bagi Akamigas Balongan
1. Meningkatkan suatu jaringan kerjasan dengan institusi tempat tugas
akhir.
2. Meningkatkan kualitas pendidikan dengan melibatkan tenaga terampil dari lapangan dalam kegiatan tugas akhir.
3. Tersusunnya kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan yang nyata di lapangan.
1.3.3 Manfaat bagi Perusahaan
1. Perusahaan mendapatkan alternatif calon karyawan yang dibutuhkan.
2. Menciptakan kerja sama yang saling menguntungkan antara perusahaan
dengan Akademi Minyak dan Gas Balongan.
4 BAB II
TINJAUAN TEORI 2.1 Panas Bumi
Energi panas bumi (Geothermal) merupakan sumber daya energi alternatif yang kompetitif karena aman terhadap lingkungan tersedia di lndonesia dalam jangka panjang. Untuk memanfaatkan potensi energi panas bumi lndonesia secara optimal diperlukan usaha peningkatan penguasaan teknologi panas bumi.
Eksplorasi dan eksploitasi sumber energi panas bumi di lndonesia saat ini masih tergantung pada negara asing yang relatif lebih maju dalam penguasaan teknologi panas bumi. Beberapa kendala masih harus diatasi untuk mengurangi hingga meniadakan ketergantungan pada negara asing dalam pengembangan pemanfaatan sumber energi lestari ini. (Sutrisno,1995 : 12).
Energi panas bumi merupakan energi terbarukan yang memiliki potensi besar dalam mengatasi krisis energi terutama kebutuhan yang terjadi saat ini.
Indonesia menyimpan potensi panas bumi terbesar yaitu 40% dari potensi dunia dan berdasarkan data dari badan geologi padaa tahun 2011, potensi panas bumi Indnesia adalah 29.308 MW. Sampai dengan saat ini baru sekitar 1.196 MW (4%) yang dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) merupakan alternatif untuk memenuhi urgensi kebutuhan listrik nasional.
2.2 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) adalah salah satu
pembangkit tenaga listrik yang ramah lingkungan. Sistem PLTP adalah sistem
pembangkit tertutup yang tidak memiliki limbah buangan seperti limbah yang timbul pada pembangkit dengan bahan bakar batubara, gas ataupun bahan bakar minyak. Kegiatan PLTP tidak menggunakan lahan yang terlalu besar sehingga tidak akan terlalu banyak melakukan penebangan terhadap pohon yang ada.
Dengan adanya PLTP pada sebuah kawasan tertentu maka kelestarian air di kawasan tersebut akan selalu terjaga karena PLTP sangat membutuhkan air tanah untuk menghasilkan uap panas. Diantara pembangkit lainnya, PLTP merupakan pembangkit dengan potensial besar yang memiliki sistem pembangkit ramah lingkungan. (Fandari, 2014 : 79).
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) pada prinsipnya sama seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), hanya pada PLTU uap dibuat di permukaan menggunakan boiler, sedangkan pada PLTP uap berasal dari reservoir panas bumi. Apabila fluida di kepala sumur berupa fasa uap, maka uap tersebut dapat dialirkan langsung ke turbin, dan kemudian turbin akan mengubah energi panas bumi menjadi energi gerak yang akan memutar generator sehingga dihasilkan energi listrik. . (Aryadi, 2012 : 2)
Apabila fluida panas bumi keluar dari kepala sumur sebagai campuran
fluida dua fasa (fasa uap dan fasa cair) maka terlebih dahulu dilakukan proses
pemisahan pada fluida. Hal ini dimungkinkan dengan melewatkan fluida ke dalam
separator, sehingga fasa uap akan terpisahkan dari fasa cairnya. Fraksi uap yang
dihasilkan dari separator inilah yang kemudian dialirkan ke turbin. (Saptadji,
Nenny Miryani. 2010 : III-5).
6
2.3 Kondensor Direct Contact
Fungsi kondenser adalah untuk menciptakan tekanan vakum (tekanan dibawah atmosfer). Proses terjadinya kondisi vakum ini adalah secara termodinamik dan bukan secara mekanik. Hal ini dimungkinkan karena setelah fluida keluar dari turbin yang sebagian besar masih berupa uap akan bercampur dengan air dingin di kondenser akan mencapai kesetimbangan masa dan energi.
Uap memiliki volume ratusan kali lipat dari air atau dapat juga dikatakan bahwa pada volume yang sama, air akan memiliki masa ratusan kali lipat dari uap.
Sehingga jika uap dalam masa tertentu mengisi seluruh ruangan dalam kondenser kemudian disemprotkan air maka uap akan menyusut volumenya karena sebagian atau seluruh uap berubah menjadi air (tergantung jumlah air yang disemprotkan) yang memiliki volume jauh lebih kecil.
Akibat penyusutan volume uap dalam kondenser tersebut akan mengakibatkan kondisi ruangan dalam kondenser menjadi vakum. Derajat kevakuman yang didapat bergantung pada kandungan gas yang tidak dapat terkondensasi, kebersihan permukaan tabung kondenser dan yang paling penting adalah temperatur kondensasi dari uap yang dipengaruhi temperatur fluida pendingin yang tersedia.
Ada dua jenis kondensor, yaitu dtrect contact or fet condenser dan surface condenser :
A. Kondensor Direct Contact
Kondensor kontak langsung (Direct Contact Condensor/Jet Condensor).
Prinsipnya mencampur uap dan air pendingin yang di sprey kan dalam satu tabung
sehingga terbentuk air kondensate dan biasanya campuran air yang terbentuk diinjeksikan lagi keperut bumi untuk menjaga kelestarian alam. Condensor jenis ini banyak digunakan pada PLTP.
B. Kondensor Permukaan (Surface Condensor).
Prinsipnya air pendingin dan uap yang didinginkan tidak dicampur , terpisah air pendingin didalam pipa-pipa (tube) pendingin sedangkan uap yang terkondensasi didalam cangkang (shell). Pada Condensor Permukaan air pendingin yang tersedia dalam jumlah besar dan diharapkan air yang masuk kedalam kondensor air yang bersih .
Proses pendinginannya terjadi pada alat penukar yang umumnya berupa Shell dan Tube. (Saptadji, Nenny Miryani. 2010 : VIII 17-18)
Gambar 2.1 Pembangkit listrik tenaga panas bumi dengan kondensor permukaan
(Saptadji, Nenny Miryani. 2010 : VIII 17-18)
8
2.4 Laju Alir
Laju aliran didefinisikan sebagai banyaknya zat yang mengalir dengan kecepatan tertentu persatuan waktu atau kg/detik. Pernyataan yang sering digunakan untuk laju aliran massa yaitu dm/dt atau biasanya dituliskan ṁ
( Basri, 2009 : 5 )
2.5 Inventory Rumus yang Digunakan Dalam Perhitungan Sesuai dengan Tahapan
A. Laju Alir Massa Cooling Tower
ṁ1 = ṁ3 - ṁ2...Persamaan 2.1 Keterangan :
ṁ1 = Laju alir massa Cooling Tower ( Kg/s ) ṁ3 = Laju alir massa kondensasi ( Kg/s ) ṁ2 = Laju alir massa Uap ( Kg/s ) (Sumber. PT Indonesia Power UPJP Kamojang) B. Beban Panas Kondensat
Q
Cd= ṁ1 x ( H
2– H
3) ...Persamaan 2.2 Keterangan :
Q
Cd= Kalor yang dilepas Kondensor (Kj/s) ṁ1 = Laju alir massa Cooling Tower (Kg/s) H
2= Entalpi sisi keluar Kondensor (Kj/Kg) H
3= Entalpi sisi masuk Kondensor (Kj/Kg)
( Sumber: Suarnadwipa, 2017 : 128)
C. Beban Panas Uap Sensibel
Q
Uap= ṁ2 x Cp x ∆T ...Persamaan 2.3 Keterangan :
Q
uap= Beban Panas Steam ( Kj/s )
ṁ2 = Laju alir massa Steam masuk kondensasi ( Kg/s ) Cp = Panas Spesifik ( Kj/Kg.
oC )
∆T = Suhu air masuk – suhu air referensi ( Sumber: Suarnadwipa, 2017 : 128 )
D. Efisiensi Kondensor ɳ =
𝑄𝑢𝑎𝑝𝑄𝑎𝑖𝑟
x 100% ...Persamaan 2.4 Keteranagan :
ɳ = Efisiensi
Q
air= Heat Load Air ( Kj/s )
Q
Uap= Heat Load uap ( Kj/s )
( Sumber: Suarnadwipa, 2017 : 128 )
10 BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN
Pelaksanaan tugas akhir yang dilaksanakan di PT Indonesia Power UPJP Kamojang pada tanggal 10 Juni – 10 Juli 2019. Adapun metode yang digunakan sebagai berikut :
3.1 Pendahuluan
Melakukan pengenalan lingkungan tugas akhir dan pengamatan secara sitematis mengenai hal-hal yang terjadi di lapangan, yaitu pada tanggal 10 – 13 Juni 2019.
1. Pengenalan lingkungan PLTP Kamojang.
2. Pengenalan di Control Room tentang Diagram Alir PLTP Kamojang.
3.2
Study LiteraturMencari data sebagai dasar untuk pembanding teori dengan yang terjadi secara langsung di lapangan. Sehingga penulis mengetahui dasar-dasar dari judul yang di ambil berdasarkan teori dan lapangan.
1. Teknik Panas Bumi, ditulis oleh Nenny Saptadji. 2010 2. Penguasaan Teknik Panas Bumi, ditulis oleh Sutrisno. 1995
3. Pengembangan Energi Panas Bumi yang Berkelanjutan, ditulis oleh Aandari, Andiesta, DKK. 2014
3.3 Pengambilan Data
Pada laporan tugas akhir ini data yang di butuhkan adalah data kondensor
yang di antaranya spesifikasi desain alat, temperatur dan laju alir. Semua data di
peroleh dari data logsheet yang di ambil dari operator setiap seminggu dua kali
dan untuk spesifikasi desain alat di berikan oleh bagian mesin yang merupakan data perusahaan yang harus di jaga oleh setiap perusahaan.
1. Data Laju Alir Uap masuk Kondensor ( ṁ2 ) 2. Data Laju Alir Kondensat ( ṁ3 )
3. Data Temperatur masuk ke Kondensor dari Cooling Tower ( T
cw) 4. Data Temperatur masuk ke Kondensor dari Turbin ( Th
in)
5. Data Temperatur Kondensat ( T
cd) 3.4 Pengolahan Data
Sebelum menganalisa maka perlu dilakukan perhitungan mencari nilai efisiensi dari kodensor.Dari data yang telah di peroleh penulis melakukan perhitungan dengan rumus yang di ambil dari study literature dan beberapa rumus yang di berikan oleh perusahaan. Kemudian dilakukan perhitungan pengaruh temperatur dan laju alir terhadap efisiensi kondensor. Dengan penggambaran berupa grafik, sehingga pembaca dapat dengan mudah memahami.
1. Perhitungan pengaruh Temperatur
2. Perhitungan pengaruh Laju Alir
3. Efisiensi Kondensor
12
PENDAHULUAN
PENGUMPULAN DATA
Data Laju alir :
Debit alir
Uap Turbin
Debit Alir
Kondensat
Data Temperatur :
Temperatur Air
Cooling Tower
Temperatur
Steam
Temperatur
Kondensat
PENGOLAHAN DATA : 1. Neraca Massa
2. Neraca Energi 3. Efisiensi Kondensor
HASIL :
1. Pengaruh Laju Alir terhadap Kondensor
2. Pengaruh Temperatur Terhadap Kondensor 3. Nilai Efisiensi Kondensor
Gambar 3.1 Diagram Alir Pelaksanaan Tugas Akhir.
13 4.1 Sejarah Singkat PT. Indonesia Power
PT. Indonesia Power adalah sebuah perusahaan pembangkit tenaga listrik yang didirikan pada tanggal 3 Oktober 1995. Pada awal 1990-an, pemerintah Indonesia mempertimbangkan perlunya deregulasi pada sektor ketenaga listrikan.
Langkah kearah deregulasi tersebut diawali dengan berdirinya paiton Swasta I, yang dipertegas dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 37 Tahun 1992 tentang pemanfaatan sumber dana swasta melalui pembangkit-pembangkit listrik swasta. Kemudian pada akhir 1993, Menteri Pertambangan dan Energi (MPE) menerbitkan kerangka dasar kebijakan (Sasaran dan Kebijakan Pengembangan Sub sektor ketenagalistrikan) yang merupakan pedoman jangka panjang restrukturisasi sektor ketenagalistrikan.
Sebagai penerapan tahap awal, pada tahun 1994 PLN diubah statusnya dari Perum menjadi Persero. Setahun kemudian, tepatnya pada 3 Oktober 1995.
PT PLN (Persero) membentuk dua anak perusahaan yang bertujuan untuk
memisahkan misi sosial dan komersial yang diemban oleh BUMN (Badan Usaha
Milik Negara) tersebut. Salah satu dari anak perusahaan tersebut adalah PT
Pembangkit Tenaga Listrik Jawa-Bali I, atau lebih dikenal dengan nama PLN PJB
I. Anak perusahaan ini ditujukan untuk menjalankan usaha komersial pada bidang
pembangkit tenaga listrik dan usaha-usaha terkait.
14
Pada 3 Oktober 2000, bertepatan dengan ulang tahunnya yang kelima, Manajemen Perusahaan secara resmi mengumumkan perusahaan dengan nama PLN PJB I menjadi PT. Indonesia Power. Perubahan nama ini merupakan upaya untuk menyikapi persaingan yang semakin ketat dalam bisnis ketenaga listrikan dan sebagai persiapan untuk privatisasi perusahaan yang akan dilaksanakan pada waktu dekat. Walaupun sebagai perusahaan komersial bidang pembangkitan baru didirikan pada pertengahan 1990-an,
PT. Indonesia Power mewarisi berbagai asset berupa pembangkit dan fasilitas-fasilitas pendukungnya. Pembangkit-pembangkit tersebut memanfaatkan teknologi berbasis komputer dengan memanfaatkan beragam energi primer seperti air, batubara, panas bumi dan sebagainya.
Pembangkit-pembangkit yang dimiliki oleh PT. Indonesia Power dikelola dan dioperasikan oleh 8 (delapan) Unit Bisnis Pembangkit: Priok, Suralaya, Saguling, Kamojang, Mrica, Semarang, Perak, Grati dan Bali. Secara keseluruhan, Indonesia Power memiliki daya sebesar 8.901,5 MW. Ini merupakan daya terbesar yang dimiliki oleh sebuah perusahaan pembangkitan di Indonesia. Berikut kapasitas pembangkit dari masing-masing unit pada tahun 2014 :
Tabel 4.1 Kapasitas Pembangkitan PT. Indonesia Power
No. Unit Pembangkit Daya (MW)
1. Suralaya 3400
2. Priok 1348,08
3. Saguling 797,36
4. Kamojang 375
5. Mrica 309,74
6. Semarang 1408,93
7. Perak-Grati 864,08
8. Bali 398,31
Total Pembangkitan 8901,5
Selain 8 pembangkit yang dikelola, PT. Indonesia Power memiliki satu Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan yang melakukan pekerjaan pencegahan di lingkungan PT. Indonesia Power dan di luar PT. Indonesia Power.
Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan (UPJP) Kamojang merupakan salah satu dari delapan Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan dibawah PT. Indonesia Power yang menggunakan panas bumi sebagai energi primer. Ini merupakan unit pembangkit panas bumi terbesar di Indonesia dengan total kapasitas terpasang 375 MW.
PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan (UPJP) Kamojang adalah Badan Usaha Milik Negara dan merupakan Objek Vital Daerah (OBVITDA) yang mengelola Plant Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang terdiri dari 3 Unit yaitu Unit PLTP Kamojang, Unit PLTP Darajat dan Unit PLTP Gunung Salak.
Unit PLTP Kamojang beralamat di Desa Laksana Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung terletak di kaki Gunung Guntur gugusan Gunung Gajah. Unit PLTP Darajat beralamat di desa pada awas Kecamatan Pasir Wangi Kabupaten Garut terletak di kaki Gunung Papandayan dan Unit PLTP Gunung Salak beralamat di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor.
UPJP Kamojang mengoperasikan tujuh unit mesin pembangkit dengan
pembagian 3 unit di PLTP Kamojang, 1 unit di PLTP Darajat dan 3 Unit di PLTP
Gunung Salak. Namu, saat ini UPJP Kamojang juga megelola PLTP Ulumbu
NTT.
16
Unit 1 PLTP Kamojang beroperasi pada tanggal 22 Oktober 1982 dan diresmikan oleh Bapak Presiden Soeharto pada tanggal 7 Februari 1983.
Kemudian unit 2 beroperasi pada bulan Juli 1987. Sedangkan, unit 3 beroperasi pada bulan November 1987.
Unit PLTP Darajat mulai beroperasi pada tanggal 6 Oktober 1994 dan Unit PLTP Gunung Salak mulai beroperasi pada tanggal 12 Maret 1994 untuk unit 1. Unit 2 beroperasi pada tanggal 12 Juni 1994 dan Unit 3 pada tanggal 16 Juli 1997. Pada awalnya, PLTP Gunung Salak mampu beroperasi pada 55 MW.
Namun, seiring dengan berjalannya waktu, pada tahun 2005 kapasitas pembangkitan di PLTP Gunung Salak di upgrade menjadi 60 MW.
Tabel 4.2 Kapasitas Terpasang UPJP Kamojang
Unit Generator Kapasitas Terpasang Operasi Awal
Kamojang 1 30 MW 1982
Kamojang 2 55 MW 1987
Kamojang 3 55 MW 1987
Darajat 55 MW 1994
Gunung Salak 1 60 MW 1994
Gunung Salak 2 60 MW 1994
Gunung Salak 3 60 MW 1997
Ulumbu 1 2,5 MW 2012
Ulumbu 2 2,5 MW 2012
Ulumbu 3 2,5 MW 2014
Ulumbu 4 2,5 MW 2014
4.2 Visi, Misi dan Tujuan PT. Indonesia Power 4.2.1 Visi
“Menjadi Perusahaan Energi Terpercaya yang Tumbuh Berkelanjutan”
4.2.2 Misi
“Menyelenggarakan Bisnis Pembangkitan Listrik dan Jasa Terkait yang Bersahabat dengan Lingkungan”
4.2.3 Tujuan
1. Menciptakan mekanisme peningkatan efisiensi yang terus menerus dalam penggunaan sumber daya perusahaan.
2. Meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan dengan bertumpu pada usaha penyediaan tenaga listrik dan sarana penunjang yang berorientasi pada permintaan pasar yang berwawasan lingkungan.
3. Menciptakan kemampuan dan peluang untuk memperoleh pendanaan dari berbagai sumber yang saling menguntungkan.
4. Mengoperasikan pembangkit tenaga listrik secara kompetitif serta mencapai standar kelas dunia dalam hal keamanan, keandalan, efisiensi, maupun kelestarian lingkungan.
5. Mengembangkan budaya perusahaan yang sehat di atas saling menghargai
antar karyawan dan mitra serta mendorong terus kekokohan integritas pribadi
dan profesionalisme.
18
4.3 Motto, Paradigma dan Kompetensi Inti PT. Indonesia Power
4.3.1 Motto PT. Indonesia Power “Trust Us For Power Excellence”
4.3.2 Paradigma PT. Indonesia Power
“Hari ini lebih baik dari hari kemarin, hari esok lebih baik dari hari ini.”
4.3.3 Kompetensi Inti PT. Indonesia Power
“Operasi Pemeliharaan Pembangkit dan Pengembangan Pembangkit”
4.4 Makna Warna dan Bentuk Logo PT. Indonesia Power
Gambar 4.1 Logo PT. Indonesia Power (Sumber : PT. Indonesia Power) 4.4.1 Makna Warna pada Logo PT. Indonesia Power
a. Merah
Warna merah diaplikasikan pada kata Indonesia. Hal ini menunjukkan identitas yang kuat dan kokoh sebagai pemilik sumber daya untuk memproduksi tenaga listrik, guna dimanfaatkan di Indonesia dan juga di luar negeri.
b. Biru
Warna biru diaplikasikan pada kata power. Pada dasarnya warna
biru menggambarkan sifat pintar dan bijaksana. Dengan diaplikasikan
pada kata power, maka warna ini menunjukkan produk tenaga listrik yang dihasilkan oleh peruahaan memiliki ciri-ciri :
1. Berteknologi tinggi, 2. Efisien,
3. Aman,
4. Ramah lingkungan.
4.4.2 Makna Bentuk Logo PT. Indonesia Power
a. Kata Indonesia dan Power ditampilkan dengan jenis huruf Futura Book / Regular atau Futura Bold, yang mana font jenis ini menandakan kuat dan tegas.
b. Aplikasi bentuk kilatan petir pada huruf “O” melambangkan Tenaga Listrik yang merupakan lingkup usaha utama perusahaan.
c. Titik / Bulatan Merah (red dot) diujung kilatan petir merupakan simbol perusahaan yang telah digunakan sejak masih bernama PT. PLN PJB I.
Titik ini merupakan symbol yang digunakan disebagian besar materi komunikasi perusahaan. Dengan simbol yang kecil ini, diharapkan identitas perusahaan dapat langsung terwakili.
4.5 Struktur Organisasi PT. Indonesia Power UPJP Kamojang
Pada bagian struktur organisasi di PT. Indonesia Power UPJP Kamojang memiliki tugas pokok dalam manajemen perusahaan, yakni:
a. General Manager (GM)
Seorang GM adalah memimpin dan mengurus unit
pembangkitan sesuai dengan tujuan dan lapangan usahanya, dengan
20
berusaha meningkatkan kerja unit pembangkitan dan mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Mengevaluasi perkembangan unit pembangkitan dan lingkungan yang mempengaruhinya serta melaksanakan identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi perusahan PLTP Kamojang.
2. Menyusun rencana strategi PLTP Kamojang untuk mencapai tujuan sesuai dengan lapangan usahanya, dengan memperhatikan strategi dan kebijaksanaan perusahaan dan memproses pengesahan Direksi.
3. Mengarahkan dan membina program-program operasi dan pemeliharaan unit pembangkitan.
4. Menetapkan standar-standar prosedur pelaksanaan meliputi operasi, pemeliharaan, logistik, anggaran keuangan, dan akuntansi dengan memperlihatkan ketentuan yang lebih tinggi.
b. Manager Engineering (Mesin, Listrik, Kontrol, dan Instrumen) Membantu GM dalam penyusunan anggaran keuangan dan akuntansi, pembinaan, pengembangan, manajemen pengelolaan lingkungan, serta melaksanakan evaluasi diri evaluasi dari realisasi dan pencapaian target kerjanya. Dengan membuat suatu analisis dan masukan kepada GM. Peranannya adalah memimpin dan mengelola bidang masing-masing untuk mencapai target dan sasaran Unit Bisnis.
c. Manager Operasi dan Pemeliharaan
Bertugas mengkoordinasikan pengelolaan operasi dan niaga Unit Pembangkitan dengan kegiatan utama antara lain:
1. Penyusunan rencana kegiatan operasional bidang operasi.
2. Penyusunan rencana operasional penggunaan uap.
3. Pengembangan sistem dan prosedur operasi.
4. Pengkoordinasian pelaksanaan operasi.
5. Pengelolaan penjualan energi.
6. Pengendalian kehandalan dan efisiensi pengoperasian.
7. Pembinaan kompetensi bidang operasi pembangkitan.
8. Penyusunan rencana kegiatan operasional bidang pemeliharaan.
9. Pengembangan sistem dan prosedur kerja.
10. Pembinaan kompetensi bidang pemeliharaan.
d. Manager Sistem Keuangan dan Administrasi
Bertugas mengkoordinasikan pengelolahan sumber daya manusia dan sistem informasi serta mengkoordinasikan pengelolahan keuangan unit bisnis pembangkitan dengan kegiatan sebagai berikut : 1. Pengembangan organisasi.
2. Perencanaan dan pengadaan pegawai.
3. Pengembangan kompetensi.
4. Administrasi kepegawaian.
5. Pengelolahan implementasi budaya perusahaan.
6. Penyusunan anggaran unit bisnis.
7. Pengelolahan keuangan.
22
8. Pengembangan sistem administrasi keuangan dan penyusunan laporan keuangan.
e. Manager Unit PLTP Gunung Salak
Bertugas mengelola kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan PLTP yang menjadi pengawasannya dengan kegiatan sebagai berikut:
1. Penyusunan rencana pengoperasian dan pemeliharaan PLTP.
2. Pengendalian pelaksanaan sistem dan prosedur operasi serta pemeliharaan.
3. Pengawasan kegiatan operasi dan pemeliharaan PLTP sesuai kebutuhan sistem.
Bagan Susunan Jabatan PLTP Kamojang
Gambar 4.2 Bagan Susunan Jabatan PLTP Kamojang (Sumber : PT. Indonesia Power UPJP Kamojang)
General Manager
Ahli Tata Kelola Pembangkit
Manager Engineering
Manager Administrasi
Manager Operasi dan Pemeliharaan
Manager Unit PLTP Gunung
Salak
PLTP Ulumbu, NTT
Bagan Susunan Jabatan Bidang Operasi dan Pemeliharaan
Gambar 4.3 Bagan Susunan Jabatan Bidang Operasi &
Pemeliharaan
(Sumber : PT. Indonesia Power UPJP Kamojang) Bagan Susunan Jabatan Bidang Engineering
Gambar 4.4 Bagan Susunan Jabatan Bidang Engineering (Sumber : PT. Indonesia Power UPJP Kamojang)
Manager Operasi & Pemeliharaan Supervisior Senior
Pemeliharaan PLTP Kamojang
Supervisor Listrik
Supervisor Mesin
Supervisor Listrik
Supervisor Mesin
Supervisor Bengkel dan
Tools
Supervisor Kontrol Instrumen
Supervisor Umum
Supervisor Kontrol Instrumen Supervisior Senior Pemeliharaan PLTP
Derajat
Manager Engineering
Ahli Madya Engineering
Supervisor Senior Perencanaan Unit
dan Kinerja
Supervisor Senior Condition Base
Maintenance
Supervisor Senior Reliability dan System Owner
Supervisor
Sistem
Informasi
24
Bagan Susunan Jabatan Bidang Administrasi
Gambar 4.5 Bagan Susunan Bidang Administrasi (Sumber : PT. Indonesia Power UPJP Kamojang)
Manager Administrasi Ahli Madya,
Budaya, GCG dan Perencanaan SDM
Supervisor Senior Kepegawaian
Supervisor Senior Pengembangan
Kompetensi
Supervisor Keuangan dan
Pajak
Supervisor Senior Humas dan Keamanan
Supervisor Senior Akuntansi dan
Anggaran
Supervisor Senior Umum
Supervisor Senior Perencanaan Pengadaan dan
Inventori
Supervisor
Senior Gudang
25
5.1 Proses Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) 5.1.1 Produksi Listrik Tenaga Panas Bumi di PT. Indonesia Power.
Proses produksi energi listrik PLTP melibatkan Uap sebagai penggerak turbin yang dipasangkan dengan Generator. uap digunakan untuk memutar turbin selanjutnya direinjeksikan kembali ke dalam perut bumi agar reservoir panas bumi tidak kehabisan uap.
1. Uap dari sumur dialirkan ke steam receiving header, yang berfungsi menampung uap dari sumur yang selanjutnya akan di suplaikan pada 3 unit.
2. Uap akan melalui flow meter sebelum uap dialirkan ke separator dan demister, kedua alat ini berfungsi untuk memisahkan zat padat, silica, dan air yang terbawa didalamnya, hasilnya didapatkan uap kering (direct dry steam).
3. Uap yang telah bersih dialirkan melalui Main Steam Valve menuju ke turbin.
Didalam turbin uap itu berfungsi untuk memutar sudu turbin yang dikopel dengan generator pada kecepatan 3000 rpm. Proses ini menghasilkan energi listrik tegangan 11,8 kV.
4. Melalui step-up transformer, arus listrik dinaikkan tegangannya hingga 150 kV. Selanjutnya disalurkan ke switch yard yang dihubungkan secara parallel dengan jaringan interkoneksi Jawa-Bali.
5. Agar turbin bekerja secara efisien, maka exhaust steam yang keluar dari
turbin harus dalam kondisi vakum 0,10 bar. Dengan mengkondensasikan uap
dalam kondensor kontak langsung yang dipasang dibawah turbin. Steam dari
26
turbin masuk sisi atas kondensor, kemudian terkondensasi sebagai akibat penyerapan panas oleh air pendingin, yang di injeksikan oleh spray nozzle.
Air hasil kondensasi itu akan menjadi air kondensat, level kondensat dijaga selalu dalam kondisi normal oleh dua buah cooling water pump.
6. Untuk mendinginkan air dipakailah suatu cooling tower, sehingga air tersebut dapat dipergunakan kembali untuk mendinginkan air kondensat.
7. Untuk menjaga kevakuman kondensor, Aliran Cooling Tower harus stabil agar kondisi proses di dalam kondensor vakum. Sistem pendinginan di PLTP Kamojang merupakan sistem pendinginan dengan sistem tertutup dari hasil kondensasi uap, dimana kelebihan kondensat yang terjadi di reinjeksikan kedalam sumur reinjeksi.
8. Prinsip penyerapan energi panas dan air disirkulasikan adalah dengan dengan mengalirkan udara pendingin secara paksa dengan arah aliran tegak lurus, menggunakan 5 fan, proses ini terjadi dalam cooling tower.
9. Sekitar 70% uap yang terkondensasi akan hilang karena penguapan dalam cooling tower, sedangkan sisanya diinjeksikan kembali kedalam reservoir.
Reinjeksi dilakukan untuk mengurangi pengaruh pencemaran lingkungan,
menjaga tekanan serta recharge water bagi reservoir. Aliran air dari reservoir
disirkulasikan kembali oleh primary pump.
5.2 Prinsip Kerja Kondensor Direct Contact
Kondensor Direct Contact adalah salah satu alat utama pada PLTP, Dimana prinsip kerja Kondensor Direct Contact tersebut akan mengubah steam bekas turbin menjadi kondensat dengan cara menspray aliran Cooling Tower agar bersentuhan langsung dengan partikel – partikel steam sehingga aliran dari Cooling Tower dapat mengikat partikel - partikel steam turbin menjadi
kondensat, untuk proses transfer panas Kondensor Direct Contact hanya menggunakan transfer panas jenis konveksi karena media panas ikut berubah fase nya.
5.3 Spesifikasi Kondensor
PT.Indonesia Power UPJP Kamojang menggunakan kondensor jenis direct contact. Kondensor Bekerja dengan cara langsung bersentuhan antara uap dan air
pendingin, Sehingga tidak menggunkan pembatas seperti pipa.
Gambar 5.1 Kondensor Direct Contact
(Sumber. PT Indonesia Power UPJP Kamojang)
28
Tabel 5.1 Data Teknis Desain Kondensor PLTP Kamojang
Desain dan kondisi operasi Data Satuan
Jumlah Set Satu (1)
Desain vacum 0,10 Bar
Jenis air pendingin Sirkulasi air
Desain temperatur air pendigin 27 ºC
Temperatur air panas 42,8 ºC
Aliran Cooling tower 11.800 m3/hr
Jumlah uap masuk 376.910 Kg/hr
Kuantitas gas panas bumi 1.855 Kg/hr
Kualitas uap 2.219 Kj/kg
Temperatur gas keluar 29 ºC
Volume internal kondensor 285 m3
Volume internal gas cooler 164 m3
Diameter nominal semprot 50 mm
Jumlah nozzel semprot 528 (42 Blind nozzel)
Minimal di perlukan kepala semprot 2 mAq
Semprotan air di saluran air masuk air pendingin 9,04 mAq Ukuran partikel padat maksimal untuk nozzel 10 mm
Jumlah nampan pendingin gas 3 stage x 2
Ukuran partikel padat maksimal untuk nampan 3 mm
Jumlah pipa masuk air pendingin 1
Ukuran 1.320,8 mm ø . D x 8mmt
Jumlah pipa masuk air panas 2
Ukuran 1.524 mm ø. D x 10 mmt
( Sumber. Indonesia Power UPJP Kamojang, Mitsubishi Heavy Industries, LTD )
5.4 Data Aktual Kondensor
Tabel 5.2 Data yang diketahui pada tanggal 10 Juni 2019 – 14 juni 2019, yaitu:
Tanggal
Th
in(Turbin)
T
cw(Cooling
tower)
T
cd(Kondensat)
ṁ2 (Aliran Turbin)
ṁ3 (Aliran Hasil Kondensasi)
Tekanan
o
C
oC
oC Kg/s Kg/s Bar
10/6/2019 49,8 30,7 48,7 1,152 3,667 0,077
11/6/2019 50,2 31,1 49,2 1152 3,667 0,077
12/6/2019 50,9 31,7 49,7 1,147 3,667 0,077
13/6/2019 50,6 31,4 49,5 1,141 3,611 0,077
14/6/2019 50 31,3 49,4 1,138 3,611 0,077
5.5 Pengolahan Data
5.5.1 Menghitung Energy Kondensor ( Qcd ) A. Mencari Nilai Laju Alir Cooling Tower
Untuk mencari nilai laju alir Cooling Tower digunakan persamaan 2.1 : ṁ1 = ṁ3 – ṁ2
Dimana :
ṁ1 = Laju alir massa Cooling Tower ( Kg/s )
ṁ3 = Laju alir massa kondensasi ( Kg/s )
ṁ2 = Laju alir massa Uap ( Kg/s )
30
Perhitungan : ṁ1 = ṁ3 – ṁ2
ṁ1 = 3,667 Kg/s – 1,152 Kg/s ṁ1 = 2,515 Kg/s
B. Mencari Nilai Qcd
Untuk mencari nilai Qcd digunakan persamaan 2.2 : Q
Cd= ṁ1 x ( H
2– H
3)
Dimana :
Q
Cd= Kalor yang dilepas Kondensor (Kj/s) ṁ1 = Laju alir massa Cooling Tower (Kg/s)
H
2= Entalpi sisi keluar Kondensor (Kj/Kg) (Interpolasi Tabel SI Saturated Steam Lampiran 5)
H
3= Entalpi sisi masuk Kondensor (Kj/Kg) (Interpolasi Tabel SI Saturated Steam Lampiran 5)
Perhitungan :
Q
Cd= ṁ1 x ( H
2– H
3)
Q
Cd= 2,515 Kg/s x ( 203,906 Kj/Kg – 128,67Kj/Kg ) Q
Cd= 189,219 Kj/s
5.5.2 Menghitung Energy Steam ( Qsteam ) A. Mencari nilai Qsteam
Untuk menghitung Qsteam digunakan persamaan 2.3 Q
Steam= ṁ2 x Cp
airx ∆T
Dimana :
Q
Steam= Beban Panas Air ( Kj/s ) ṁ2 = Laju alir massa Steam ( Kg/s )
Cp = Panas Spesifik (Kj/Kg.
oC) (Tabel Appendix 5 Lampiran 6)
∆T = Suhu air kondensasi – suhu referensi Perhitungan :
Q
Steam= ṁ2 x Cp
airx ∆T
Q
Steam= 1,152 Kg/s x 4,1801 Kj/Kg.˚C x 23,7 ˚C Q
Steam= 111,250 Kj/s
5.5.3 Menghitung Efisiensi Kondensor
Setelah di dapatkan Q
Cddan Q
Outdari perhitungan di atas, maka dapat di hitung nilai Efisiensi kondensor.
A. Menghitung Efisiensi Kondensor
Untuk menghitung efisiensi kondesor digunakan persamaan 2.4 ɳ =
QsteamQcd
x 100%
ɳ =
111,250 Kj/s189,219Kj/s
x 100%
ɳ = 58,71 %
32
Gambar 5.2 Flow Diagram Neraca Massa Kondensor Direct Contact Tabel 5.3 Massa Balance
Ket Massa Masuk Massa Keluar
Liquid 2,515 Kg/s
_
Steam 1,152 Kg/s _
Kondensat _ 3,667 Kg/s
Total 3,667 Kg/s 3,667 Kg/s
Dari tabel diatas bisa dilihat bahwa untuk perhitungan dari Massa Balance di dapatkan jumlah massa yang masuk sama dengan massa yang keluar hal ini bisa diartikan balance dan massa yang masuk terkondensasi secara sempurna
KONDENSOR Air Cooling
Tower
Uap Turbin
Kondensat
ṁ1
ṁ2
ṁ3
Tabel 5.4 Energy Balance
Ket
Qin Qout
Liquid 323,203 KW _
Stream 2854,279 KW _
Kondensat _ 363,796 KW
Total 3177,428KW 363,796 KW
Q
loss2813,686 KW
Untuk perhitungan Energi Balance ada di lampiran 4
Tabel 5.5 Hasil Pengolahan Data
Tanggal
ṁ1 Cooling
tower
Q
CdQ
Steamɳ kondensor
Kg/s Kj/s Kj/s %
10/6/2019 2,514 189,219 111,250 58,71
11/6/2019 2,514 190,280 115,831 60,79
12/6/2019 2,519 189,484 115,568 60,91
13/6/2019 2,470 186,875 114,868 61,38
14/6/2019 2,471 186,951 114,519 61,17
34
Grafik 5.1 Pengaruh Laju alir Terhadap Efisiensi
Hasil perhitungan dari tanggal 10 Juni – 14 Juni 2019 untuk rata rata efisiensi kondensor 60,59 %. kenaikan efisiensi berbanding terbalik dengan laju alir Cooling Tower. Hal ini dikarenakan semakin banyak aliran air dari Cooling Tower yang masuk akan mengurangi kevakuman pada kondensor
sehingga efisiensi kondensor akan kecil, dan apabila aliran Cooling Tower yang masuk rendah maka efisiensi Kondensor semakin tinggi. Apabila semakin rendah titik didih air maka semakin rendah tekanan, apabila kondensor semakin vakum efisiensi kondensor akan tinggi. Laju alir tidak berpengaruh signifikan, perameter yang sangat berpengaruh adalah suhu Cooling tower, hal ini bisa dilihat pada grafik 5.2.
2.35 2.36 2.37 2.38 2.39 2.4 2.41 2.42 2.43 2.44 2.45 2.46 2.47 2.48 2.49 2.5 2.51 2.52 2.53
57.000 57.500 58.000 58.500 59.000 59.500 60.000 60.500 61.000 61.500 62.000
10/6/2019 11/6/2019 12/6/2019 13/6/2020 14/6/2020
Efisiensi
Tanggal
Efisiensi Terhadap Laju Alir CT
efisiensi m1 Laju alir CT
Laju Alir CT
Grafik 5.2 Pengaruh Temperatur Terhadap Efisiensi.
Hasil perhitungan dari tanggal 10 Juni – 14 Juni 2019 untuk rata rata efisiensi kondensor 60,59 %, hal ini dikarenakan energi yang di perlukan untuk produksi sangat kecil dari energi yang disediakan, sehingga sangat membantu meningkatkan efisiensi , peningkatan dan penurunan energi yang dibutuhkan sangat berpengaruh terhadap efisiensi, semakin rendah energi yang di butuhkan maka efisiensi semakin baik, begitu juga sebaliknya.
Apabila suhu dari Cooling Tower rendah maka transfer panas untuk pendinginan steam ( Qsteam ) akan semakin cepat. Seperti persamaan 2.2 apabila suhu Cooling Tower rendah maka nilai Q
Cdakan rendah dan efisiensi Kondensor akan tinggi
183 184 185 186 187 188 189 190 191
57.000 57.500 58.000 58.500 59.000 59.500 60.000 60.500 61.000 61.500 62.000
10/6/2019 11/6/2019 12/6/2019 13/6/2020 14/6/2020
Efisiensi
Tanggal
Efisiensi Terhadap Qkondensat
efisiensi Qcd
Qkondensat