• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFISIENSI KINERJA KONDENSOR TERHADAP PENGARUH TEMPERATUR DAN LAJU ALIR DI UNIT II PT INDONESIA POWER UPJP KAMOJANG LAPORAN TUGAS AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFISIENSI KINERJA KONDENSOR TERHADAP PENGARUH TEMPERATUR DAN LAJU ALIR DI UNIT II PT INDONESIA POWER UPJP KAMOJANG LAPORAN TUGAS AKHIR"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

EFISIENSI KINERJA KONDENSOR TERHADAP PENGARUH TEMPERATUR DAN LAJU ALIR DI UNIT II

PT INDONESIA POWER UPJP KAMOJANG

LAPORAN TUGAS AKHIR

Oleh

MAULANA SIDIQ NIM.15030023

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN

INDRAMAYU

2019

(2)

i

LAPORAN TUGAS AKHIR

Oleh

Maulana Sidiq NIM.15030023

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN

INDRAMAYU

2019

(3)

ii

EFISIENSI KINERJA KONDENSOR TERHADAP PENGARUH TEMPERATUR DAN LAJU ALIR DI UNIT II

PT INDONESIA POWER UPJP KAMOJANG

Nama : Maulana Sidiq

NIM : 15030023

Pembimbing : 1. Elli Prasetyo, M.Eng 2. Yully Mulyani, S.T Pembimbing Lapangan : Maman Mulyana Hakim

ABSTRAK

PT. Indonesia Power UPJP Kamojang adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan merupakan salah satu pembangkit energi listrik di Indonesia. PLTP Kamojang memiliki satu alat utama pada setiap unitnya dan yang lainnya merupakan penunjang dalam pembangkit. Salah satu penunjang yang satu paket dengan alat utama yaitu kondensor. Kondensor yang di pakai merupakan jenis Direct Contact. Kondensor berfungsi sebagai alat penukar panas yang merubah fase uap mejadi fase cair dengan cara memvakumkan kondisi operasi, karena semakin vakum di dalam kondensor, maka semakin bagus nilai efisiensinya. Feed berupa Cooling tower sebagai fluida pendingin dan Steam yang akan di kondensasi. Rata – rata suhu Cooling Tower sebesar 31,24

o

C, laju alir Cooling Tower sebesar 2,498 Kg/s, dan laju alir steam sebesar 1,1458 Kg/s. Setelah melakukan penelitian selama 5 hari di dapat rata - rata efisiensi aktual Kondensor sebesar 60,59%, Efisiensi aktual ini cukup baik dibandingkan dengan efisiensi desain yaitu sebesar 66,79%. Ada beberapa pengaruh yang menyebabkan terjadinya kenaikan dan penurunan dari efisiensi, yaitu Laju Alir dan Temperatur.

Laju alir yang semakin tinggi akan meningkatkan tekanan sistem karena volume gas semakin berkurang. Sedangkan temperatur mempengaruhi kecepatan transfer panas dari uap ke air, dengan semakin rendahnya temperatur air pendingin maka semakin meningkat efisiensi.

Kata kunci : Efisiensi, Kondensor, Laju Alir, Steam, Temperatur.

(4)
(5)
(6)
(7)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang melimpahkan segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini dengan judul “Efisiensi Kinerja Kondensor terhadap pengaruh temperature dan laju alir di Unit II PT Indoneisa Power UPJP Kamojang. Laporan tugas akhir ini diajukan penulis sebagai syarat kelulusan di Akademi Minyak Dan Gas Balongan.

Penulis sampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. H. Nahdudin Islami, M.Si selaku ketua yayasan Bina Islami.

2. Ibu Ir. Hj. Hanifah Handayani, M.T selaku direktur Akamigas Balongan.

3. Ibu Hj. Indah Dhamayanthie, M.T selaku ketua program studi Teknik Kimia.

4. Bapak Elli Prasetyo, M.Eng selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir 1.

5. Ibu Yully Mulyani, S.T selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir 2 dan selaku sekretaris program studi Teknik Kimia.

6. Bapak Maman Mulyana Hakim, S.Mn selaku pembimbing lapangan.

7. Kedua Orang tua dan teman-teman yang sudah mendukung dan senantiasa memberi doa.

Dalam penulisan laporan tugas akhir ini masih terdapat banyak kekurangan sehingga mengharapkan masukan dan saran yang membangun untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Indramayu, November 2019 Penulis

Maulana Sidiq

15030023

(8)

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

LEMBAR ORISINILITAS ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan... 2

1.2.1 Tujuan Umum ... 2

1.2.2 Tujuan Khusus ... 2

1.3 Manfaat Tugas Akhir ... 2

1.3.1 Manfaat Bagi Mahasiswa ... 2

1.3.2 Manfaat Bagi Akamigas Balongan ... 2

1.3.3 Manfaat Bagi Perusahaan ... 3

II TINJAUAN TEORI ... 3

2.1 Definisi Panas bumi ... 3

2.2 Proses PLTP ... 4

(9)

viii

2.3 Kondensor ... 6

2.4 Laju Aliran ... 7

2.5 Inventori Rumus yang Digunakan dalam Perhitungan ... 8

III METODOLOGI PELAKSANAAN ... 10

3.1 Pendahuluan ... 10

3.2 Pengambilan Data ... 10

3.3 Pengolahan Data ... 11

3.4 StudyLiteratur... 11

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 13

4.1 Sejarah Singkat Pt Indonesia Power... 13

4.2 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan…... 17

4.2.1 Visi Perusahaan ... 17

4.2.2 Misi Perusahaan ... 17

4.2.3 Tujuan Perusahaan ... 17

4.3 Motto Perusahaan… ... 18

4.4 Makna Warna dan Bentuk Logo PT Indonesia Power… ... 18

4.5 Struktur Organisasi PT Indonesia Power UPJP Kamojang… ... 19

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 25

5.1 Proses Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi ... 25

5.1.1 Proses Alir ... 25

5.2 Prinsip Kerja Kondensor Direct Contact ... 27

5.3 Spesifikasi Kondensor ... 27

5.4 Data Aktual Kondensor ... 29

(10)

ix

5.5 Pengolahan data... 29

5.51 Menghitung Energi Kondensor ( Qcd ) ... 29

5.5.2 Menghitung Energi Steam ( Qsteam ) ... 30

5.5.3 Menghitung Efisiensi Kondensor ... 31

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 36

6.1 Kesimpulan ... 36

6.2 Saran… ... 37 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(11)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pembangkit listrik tenaga panas bumi dengan kondensor permukaan7

Gambar 3.1 Diagram Alir Pelaksanaan Tugas Akhir ... 13

Gambar 4.1 Logo PT Indonesia Power ... 19

Gambar 5.1 Kondensor Direct Contact ... 28

Gambar 5.2 Flow Diagram Neraca Massa Kondensor Direct Contact ... 32

(12)

xi

Tabel 4.1. Kapasitas Pembangkit PT Indonesia Power ... 15

Tabel 4.2 Kapasitas Terpasang UPJP Kamojang ... 17

Table 5.1 Data Teknis Desain Kondensor PLTP Kamojang ... 28

Tabel 5.2 Data Aktual Kondensor... 29

Tabel 5.3 Massa Balance ... 32

Tabel 5.4 Energy Balance ... 33

Tabel 5.5 Hasil Pengolahan Data ... 33

(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Aktual PLTP Kamojang

Lampiran 2. Gambar Flow Diagram PLTP Kamojang Lampiran 3. Hasil Perhitungan Efisiensi Kondensor Lampiran 4. Perhitungan Energi Balance

Lampiran 5. Tabel SI Saturated water Heat Transfer Lampiran 6. Tabel Appendix 5

Lampiran 7. Kartu Rencana Studi Semester 6 Lampiran 8. Sertifikat

Lampiran 9. Daftar Riwayat Hidup

(14)

1 1.1 Latar Belakang

Listrik merupakan suatu energi yang sangat di butuhkan di indonesia dan merupakan salah satu energi pokok yang di gunakan untuk keperluan sehari-hari.

Salah satunya dalam pemanfaatan panas bumi yang sekarang ini semakin berkembang di indonesia.

Panas bumi merupakan suatu energi alami yang prosesnya tanpa campur tangan manusia. Dan sekarang menjadi energi yang dapat di manfaatkan oleh manusia untuk keperluan pembangkit listrik. Pembangkitan ini memanfaatkan uap panas yang di hasilkan dari proses pemanasan air di dalam bumi, yang di panaskan oleh magma dan letaknya berada di daerah dataran tinggi dan hutan- hutan pegunungan.

Dalam prosesnya ada berbagai cara yang di kembangkan, dan di jaman modern ini berkembang alat yang di gunakan untuk pemanfaatan energi ini.

Seperti kondensor yang digunakan sebagai alat penukar panas untuk menurunkan

temperatur pada uap. Uap yang di gunakan pada proses penggerakan turbin

memiliki temperature yang tinggi, maka sebelum di lakukan penginjeksian ke

dalam bumi di lakukan penurunan temperatur. Dengan mengatur temperatur dan

laju aliran di dalam kondensor, sehingga akan mempengaruhi hasil dari penurunan

temperatur uap. Penurunan temperaturuap ini berguna untuk merubah uap menjadi

cair. Oleh karena itu penulis ingin mengetehui lebih lanjut pengaruh temperatur

dan laju alir terhadap efisiensi kondensor.

(15)

2

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

1. Memenuhi kurikulum sebagai salah satu sarat kelulusan.

2. Menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan.

3. Meningkatkan keahlian dan kepekaan mahasiswa dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi didunia kerja.

1.2.2 Tujuan Khusus

1 Mengetahui Prinsip Kerja Kondensor Direct Contact di PT Indonesia Power UPJP Kamojang – Jawa Barat.

2 Menghitung Efisiensi Kinerja Kondensor Direct Contact Terhadap Pengaruh Laju Alir

3 Menghitung Efisiensi Kinerja Kondensor Direct Contact Terhadap Pengaruh Temperatur

1.3 Manfaat Tugas Akhir 1.3.1 Manfaat bagi Mahasiswa

1. Memahami prinsip kerja dari Kondensor Direct Contact.

2. Memahami Perhitungan tentang efisiensi Kondensor Direct Contact terhadap pengaruh laju alir.

3. Memahami Perhitungan tentang efisiensi Kondensor Direct Contact terhadap pengaruh temperature.

1.3.2 Manfaat bagi Akamigas Balongan

1. Meningkatkan suatu jaringan kerjasan dengan institusi tempat tugas

akhir.

(16)

2. Meningkatkan kualitas pendidikan dengan melibatkan tenaga terampil dari lapangan dalam kegiatan tugas akhir.

3. Tersusunnya kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan yang nyata di lapangan.

1.3.3 Manfaat bagi Perusahaan

1. Perusahaan mendapatkan alternatif calon karyawan yang dibutuhkan.

2. Menciptakan kerja sama yang saling menguntungkan antara perusahaan

dengan Akademi Minyak dan Gas Balongan.

(17)

4 BAB II

TINJAUAN TEORI 2.1 Panas Bumi

Energi panas bumi (Geothermal) merupakan sumber daya energi alternatif yang kompetitif karena aman terhadap lingkungan tersedia di lndonesia dalam jangka panjang. Untuk memanfaatkan potensi energi panas bumi lndonesia secara optimal diperlukan usaha peningkatan penguasaan teknologi panas bumi.

Eksplorasi dan eksploitasi sumber energi panas bumi di lndonesia saat ini masih tergantung pada negara asing yang relatif lebih maju dalam penguasaan teknologi panas bumi. Beberapa kendala masih harus diatasi untuk mengurangi hingga meniadakan ketergantungan pada negara asing dalam pengembangan pemanfaatan sumber energi lestari ini. (Sutrisno,1995 : 12).

Energi panas bumi merupakan energi terbarukan yang memiliki potensi besar dalam mengatasi krisis energi terutama kebutuhan yang terjadi saat ini.

Indonesia menyimpan potensi panas bumi terbesar yaitu 40% dari potensi dunia dan berdasarkan data dari badan geologi padaa tahun 2011, potensi panas bumi Indnesia adalah 29.308 MW. Sampai dengan saat ini baru sekitar 1.196 MW (4%) yang dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) merupakan alternatif untuk memenuhi urgensi kebutuhan listrik nasional.

2.2 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) adalah salah satu

pembangkit tenaga listrik yang ramah lingkungan. Sistem PLTP adalah sistem

(18)

pembangkit tertutup yang tidak memiliki limbah buangan seperti limbah yang timbul pada pembangkit dengan bahan bakar batubara, gas ataupun bahan bakar minyak. Kegiatan PLTP tidak menggunakan lahan yang terlalu besar sehingga tidak akan terlalu banyak melakukan penebangan terhadap pohon yang ada.

Dengan adanya PLTP pada sebuah kawasan tertentu maka kelestarian air di kawasan tersebut akan selalu terjaga karena PLTP sangat membutuhkan air tanah untuk menghasilkan uap panas. Diantara pembangkit lainnya, PLTP merupakan pembangkit dengan potensial besar yang memiliki sistem pembangkit ramah lingkungan. (Fandari, 2014 : 79).

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) pada prinsipnya sama seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), hanya pada PLTU uap dibuat di permukaan menggunakan boiler, sedangkan pada PLTP uap berasal dari reservoir panas bumi. Apabila fluida di kepala sumur berupa fasa uap, maka uap tersebut dapat dialirkan langsung ke turbin, dan kemudian turbin akan mengubah energi panas bumi menjadi energi gerak yang akan memutar generator sehingga dihasilkan energi listrik. . (Aryadi, 2012 : 2)

Apabila fluida panas bumi keluar dari kepala sumur sebagai campuran

fluida dua fasa (fasa uap dan fasa cair) maka terlebih dahulu dilakukan proses

pemisahan pada fluida. Hal ini dimungkinkan dengan melewatkan fluida ke dalam

separator, sehingga fasa uap akan terpisahkan dari fasa cairnya. Fraksi uap yang

dihasilkan dari separator inilah yang kemudian dialirkan ke turbin. (Saptadji,

Nenny Miryani. 2010 : III-5).

(19)

6

2.3 Kondensor Direct Contact

Fungsi kondenser adalah untuk menciptakan tekanan vakum (tekanan dibawah atmosfer). Proses terjadinya kondisi vakum ini adalah secara termodinamik dan bukan secara mekanik. Hal ini dimungkinkan karena setelah fluida keluar dari turbin yang sebagian besar masih berupa uap akan bercampur dengan air dingin di kondenser akan mencapai kesetimbangan masa dan energi.

Uap memiliki volume ratusan kali lipat dari air atau dapat juga dikatakan bahwa pada volume yang sama, air akan memiliki masa ratusan kali lipat dari uap.

Sehingga jika uap dalam masa tertentu mengisi seluruh ruangan dalam kondenser kemudian disemprotkan air maka uap akan menyusut volumenya karena sebagian atau seluruh uap berubah menjadi air (tergantung jumlah air yang disemprotkan) yang memiliki volume jauh lebih kecil.

Akibat penyusutan volume uap dalam kondenser tersebut akan mengakibatkan kondisi ruangan dalam kondenser menjadi vakum. Derajat kevakuman yang didapat bergantung pada kandungan gas yang tidak dapat terkondensasi, kebersihan permukaan tabung kondenser dan yang paling penting adalah temperatur kondensasi dari uap yang dipengaruhi temperatur fluida pendingin yang tersedia.

Ada dua jenis kondensor, yaitu dtrect contact or fet condenser dan surface condenser :

A. Kondensor Direct Contact

Kondensor kontak langsung (Direct Contact Condensor/Jet Condensor).

Prinsipnya mencampur uap dan air pendingin yang di sprey kan dalam satu tabung

(20)

sehingga terbentuk air kondensate dan biasanya campuran air yang terbentuk diinjeksikan lagi keperut bumi untuk menjaga kelestarian alam. Condensor jenis ini banyak digunakan pada PLTP.

B. Kondensor Permukaan (Surface Condensor).

Prinsipnya air pendingin dan uap yang didinginkan tidak dicampur , terpisah air pendingin didalam pipa-pipa (tube) pendingin sedangkan uap yang terkondensasi didalam cangkang (shell). Pada Condensor Permukaan air pendingin yang tersedia dalam jumlah besar dan diharapkan air yang masuk kedalam kondensor air yang bersih .

Proses pendinginannya terjadi pada alat penukar yang umumnya berupa Shell dan Tube. (Saptadji, Nenny Miryani. 2010 : VIII 17-18)

Gambar 2.1 Pembangkit listrik tenaga panas bumi dengan kondensor permukaan

(Saptadji, Nenny Miryani. 2010 : VIII 17-18)

(21)

8

2.4 Laju Alir

Laju aliran didefinisikan sebagai banyaknya zat yang mengalir dengan kecepatan tertentu persatuan waktu atau kg/detik. Pernyataan yang sering digunakan untuk laju aliran massa yaitu dm/dt atau biasanya dituliskan ṁ

( Basri, 2009 : 5 )

2.5 Inventory Rumus yang Digunakan Dalam Perhitungan Sesuai dengan Tahapan

A. Laju Alir Massa Cooling Tower

ṁ1 = ṁ3 - ṁ2...Persamaan 2.1 Keterangan :

ṁ1 = Laju alir massa Cooling Tower ( Kg/s ) ṁ3 = Laju alir massa kondensasi ( Kg/s ) ṁ2 = Laju alir massa Uap ( Kg/s ) (Sumber. PT Indonesia Power UPJP Kamojang) B. Beban Panas Kondensat

Q

Cd

= ṁ1 x ( H

2

– H

3

) ...Persamaan 2.2 Keterangan :

Q

Cd

= Kalor yang dilepas Kondensor (Kj/s) ṁ1 = Laju alir massa Cooling Tower (Kg/s) H

2

= Entalpi sisi keluar Kondensor (Kj/Kg) H

3

= Entalpi sisi masuk Kondensor (Kj/Kg)

( Sumber: Suarnadwipa, 2017 : 128)

(22)

C. Beban Panas Uap Sensibel

Q

Uap

= ṁ2 x Cp x ∆T ...Persamaan 2.3 Keterangan :

Q

uap

= Beban Panas Steam ( Kj/s )

ṁ2 = Laju alir massa Steam masuk kondensasi ( Kg/s ) Cp = Panas Spesifik ( Kj/Kg.

o

C )

∆T = Suhu air masuk – suhu air referensi ( Sumber: Suarnadwipa, 2017 : 128 )

D. Efisiensi Kondensor ɳ =

𝑄𝑢𝑎𝑝

𝑄𝑎𝑖𝑟

x 100% ...Persamaan 2.4 Keteranagan :

ɳ = Efisiensi

Q

air

= Heat Load Air ( Kj/s )

Q

Uap

= Heat Load uap ( Kj/s )

( Sumber: Suarnadwipa, 2017 : 128 )

(23)

10 BAB III

METODOLOGI PELAKSANAAN

Pelaksanaan tugas akhir yang dilaksanakan di PT Indonesia Power UPJP Kamojang pada tanggal 10 Juni – 10 Juli 2019. Adapun metode yang digunakan sebagai berikut :

3.1 Pendahuluan

Melakukan pengenalan lingkungan tugas akhir dan pengamatan secara sitematis mengenai hal-hal yang terjadi di lapangan, yaitu pada tanggal 10 – 13 Juni 2019.

1. Pengenalan lingkungan PLTP Kamojang.

2. Pengenalan di Control Room tentang Diagram Alir PLTP Kamojang.

3.2

Study Literatur

Mencari data sebagai dasar untuk pembanding teori dengan yang terjadi secara langsung di lapangan. Sehingga penulis mengetahui dasar-dasar dari judul yang di ambil berdasarkan teori dan lapangan.

1. Teknik Panas Bumi, ditulis oleh Nenny Saptadji. 2010 2. Penguasaan Teknik Panas Bumi, ditulis oleh Sutrisno. 1995

3. Pengembangan Energi Panas Bumi yang Berkelanjutan, ditulis oleh Aandari, Andiesta, DKK. 2014

3.3 Pengambilan Data

Pada laporan tugas akhir ini data yang di butuhkan adalah data kondensor

yang di antaranya spesifikasi desain alat, temperatur dan laju alir. Semua data di

peroleh dari data logsheet yang di ambil dari operator setiap seminggu dua kali

(24)

dan untuk spesifikasi desain alat di berikan oleh bagian mesin yang merupakan data perusahaan yang harus di jaga oleh setiap perusahaan.

1. Data Laju Alir Uap masuk Kondensor ( ṁ2 ) 2. Data Laju Alir Kondensat ( ṁ3 )

3. Data Temperatur masuk ke Kondensor dari Cooling Tower ( T

cw

) 4. Data Temperatur masuk ke Kondensor dari Turbin ( Th

in

)

5. Data Temperatur Kondensat ( T

cd

) 3.4 Pengolahan Data

Sebelum menganalisa maka perlu dilakukan perhitungan mencari nilai efisiensi dari kodensor.Dari data yang telah di peroleh penulis melakukan perhitungan dengan rumus yang di ambil dari study literature dan beberapa rumus yang di berikan oleh perusahaan. Kemudian dilakukan perhitungan pengaruh temperatur dan laju alir terhadap efisiensi kondensor. Dengan penggambaran berupa grafik, sehingga pembaca dapat dengan mudah memahami.

1. Perhitungan pengaruh Temperatur

2. Perhitungan pengaruh Laju Alir

3. Efisiensi Kondensor

(25)

12

PENDAHULUAN

PENGUMPULAN DATA

Data Laju alir :

 Debit alir

Uap Turbin

 Debit Alir

Kondensat

Data Temperatur :

 Temperatur Air

Cooling Tower

 Temperatur

Steam

 Temperatur

Kondensat

PENGOLAHAN DATA : 1. Neraca Massa

2. Neraca Energi 3. Efisiensi Kondensor

HASIL :

1. Pengaruh Laju Alir terhadap Kondensor

2. Pengaruh Temperatur Terhadap Kondensor 3. Nilai Efisiensi Kondensor

Gambar 3.1 Diagram Alir Pelaksanaan Tugas Akhir.

(26)

13 4.1 Sejarah Singkat PT. Indonesia Power

PT. Indonesia Power adalah sebuah perusahaan pembangkit tenaga listrik yang didirikan pada tanggal 3 Oktober 1995. Pada awal 1990-an, pemerintah Indonesia mempertimbangkan perlunya deregulasi pada sektor ketenaga listrikan.

Langkah kearah deregulasi tersebut diawali dengan berdirinya paiton Swasta I, yang dipertegas dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 37 Tahun 1992 tentang pemanfaatan sumber dana swasta melalui pembangkit-pembangkit listrik swasta. Kemudian pada akhir 1993, Menteri Pertambangan dan Energi (MPE) menerbitkan kerangka dasar kebijakan (Sasaran dan Kebijakan Pengembangan Sub sektor ketenagalistrikan) yang merupakan pedoman jangka panjang restrukturisasi sektor ketenagalistrikan.

Sebagai penerapan tahap awal, pada tahun 1994 PLN diubah statusnya dari Perum menjadi Persero. Setahun kemudian, tepatnya pada 3 Oktober 1995.

PT PLN (Persero) membentuk dua anak perusahaan yang bertujuan untuk

memisahkan misi sosial dan komersial yang diemban oleh BUMN (Badan Usaha

Milik Negara) tersebut. Salah satu dari anak perusahaan tersebut adalah PT

Pembangkit Tenaga Listrik Jawa-Bali I, atau lebih dikenal dengan nama PLN PJB

I. Anak perusahaan ini ditujukan untuk menjalankan usaha komersial pada bidang

pembangkit tenaga listrik dan usaha-usaha terkait.

(27)

14

Pada 3 Oktober 2000, bertepatan dengan ulang tahunnya yang kelima, Manajemen Perusahaan secara resmi mengumumkan perusahaan dengan nama PLN PJB I menjadi PT. Indonesia Power. Perubahan nama ini merupakan upaya untuk menyikapi persaingan yang semakin ketat dalam bisnis ketenaga listrikan dan sebagai persiapan untuk privatisasi perusahaan yang akan dilaksanakan pada waktu dekat. Walaupun sebagai perusahaan komersial bidang pembangkitan baru didirikan pada pertengahan 1990-an,

PT. Indonesia Power mewarisi berbagai asset berupa pembangkit dan fasilitas-fasilitas pendukungnya. Pembangkit-pembangkit tersebut memanfaatkan teknologi berbasis komputer dengan memanfaatkan beragam energi primer seperti air, batubara, panas bumi dan sebagainya.

Pembangkit-pembangkit yang dimiliki oleh PT. Indonesia Power dikelola dan dioperasikan oleh 8 (delapan) Unit Bisnis Pembangkit: Priok, Suralaya, Saguling, Kamojang, Mrica, Semarang, Perak, Grati dan Bali. Secara keseluruhan, Indonesia Power memiliki daya sebesar 8.901,5 MW. Ini merupakan daya terbesar yang dimiliki oleh sebuah perusahaan pembangkitan di Indonesia. Berikut kapasitas pembangkit dari masing-masing unit pada tahun 2014 :

Tabel 4.1 Kapasitas Pembangkitan PT. Indonesia Power

No. Unit Pembangkit Daya (MW)

1. Suralaya 3400

2. Priok 1348,08

3. Saguling 797,36

4. Kamojang 375

5. Mrica 309,74

6. Semarang 1408,93

7. Perak-Grati 864,08

8. Bali 398,31

Total Pembangkitan 8901,5

(28)

Selain 8 pembangkit yang dikelola, PT. Indonesia Power memiliki satu Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan yang melakukan pekerjaan pencegahan di lingkungan PT. Indonesia Power dan di luar PT. Indonesia Power.

Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan (UPJP) Kamojang merupakan salah satu dari delapan Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan dibawah PT. Indonesia Power yang menggunakan panas bumi sebagai energi primer. Ini merupakan unit pembangkit panas bumi terbesar di Indonesia dengan total kapasitas terpasang 375 MW.

PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan (UPJP) Kamojang adalah Badan Usaha Milik Negara dan merupakan Objek Vital Daerah (OBVITDA) yang mengelola Plant Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang terdiri dari 3 Unit yaitu Unit PLTP Kamojang, Unit PLTP Darajat dan Unit PLTP Gunung Salak.

Unit PLTP Kamojang beralamat di Desa Laksana Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung terletak di kaki Gunung Guntur gugusan Gunung Gajah. Unit PLTP Darajat beralamat di desa pada awas Kecamatan Pasir Wangi Kabupaten Garut terletak di kaki Gunung Papandayan dan Unit PLTP Gunung Salak beralamat di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor.

UPJP Kamojang mengoperasikan tujuh unit mesin pembangkit dengan

pembagian 3 unit di PLTP Kamojang, 1 unit di PLTP Darajat dan 3 Unit di PLTP

Gunung Salak. Namu, saat ini UPJP Kamojang juga megelola PLTP Ulumbu

NTT.

(29)

16

Unit 1 PLTP Kamojang beroperasi pada tanggal 22 Oktober 1982 dan diresmikan oleh Bapak Presiden Soeharto pada tanggal 7 Februari 1983.

Kemudian unit 2 beroperasi pada bulan Juli 1987. Sedangkan, unit 3 beroperasi pada bulan November 1987.

Unit PLTP Darajat mulai beroperasi pada tanggal 6 Oktober 1994 dan Unit PLTP Gunung Salak mulai beroperasi pada tanggal 12 Maret 1994 untuk unit 1. Unit 2 beroperasi pada tanggal 12 Juni 1994 dan Unit 3 pada tanggal 16 Juli 1997. Pada awalnya, PLTP Gunung Salak mampu beroperasi pada 55 MW.

Namun, seiring dengan berjalannya waktu, pada tahun 2005 kapasitas pembangkitan di PLTP Gunung Salak di upgrade menjadi 60 MW.

Tabel 4.2 Kapasitas Terpasang UPJP Kamojang

Unit Generator Kapasitas Terpasang Operasi Awal

Kamojang 1 30 MW 1982

Kamojang 2 55 MW 1987

Kamojang 3 55 MW 1987

Darajat 55 MW 1994

Gunung Salak 1 60 MW 1994

Gunung Salak 2 60 MW 1994

Gunung Salak 3 60 MW 1997

Ulumbu 1 2,5 MW 2012

Ulumbu 2 2,5 MW 2012

Ulumbu 3 2,5 MW 2014

Ulumbu 4 2,5 MW 2014

(30)

4.2 Visi, Misi dan Tujuan PT. Indonesia Power 4.2.1 Visi

“Menjadi Perusahaan Energi Terpercaya yang Tumbuh Berkelanjutan”

4.2.2 Misi

“Menyelenggarakan Bisnis Pembangkitan Listrik dan Jasa Terkait yang Bersahabat dengan Lingkungan”

4.2.3 Tujuan

1. Menciptakan mekanisme peningkatan efisiensi yang terus menerus dalam penggunaan sumber daya perusahaan.

2. Meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan dengan bertumpu pada usaha penyediaan tenaga listrik dan sarana penunjang yang berorientasi pada permintaan pasar yang berwawasan lingkungan.

3. Menciptakan kemampuan dan peluang untuk memperoleh pendanaan dari berbagai sumber yang saling menguntungkan.

4. Mengoperasikan pembangkit tenaga listrik secara kompetitif serta mencapai standar kelas dunia dalam hal keamanan, keandalan, efisiensi, maupun kelestarian lingkungan.

5. Mengembangkan budaya perusahaan yang sehat di atas saling menghargai

antar karyawan dan mitra serta mendorong terus kekokohan integritas pribadi

dan profesionalisme.

(31)

18

4.3 Motto, Paradigma dan Kompetensi Inti PT. Indonesia Power

4.3.1 Motto PT. Indonesia Power “Trust Us For Power Excellence”

4.3.2 Paradigma PT. Indonesia Power

“Hari ini lebih baik dari hari kemarin, hari esok lebih baik dari hari ini.”

4.3.3 Kompetensi Inti PT. Indonesia Power

“Operasi Pemeliharaan Pembangkit dan Pengembangan Pembangkit”

4.4 Makna Warna dan Bentuk Logo PT. Indonesia Power

Gambar 4.1 Logo PT. Indonesia Power (Sumber : PT. Indonesia Power) 4.4.1 Makna Warna pada Logo PT. Indonesia Power

a. Merah

Warna merah diaplikasikan pada kata Indonesia. Hal ini menunjukkan identitas yang kuat dan kokoh sebagai pemilik sumber daya untuk memproduksi tenaga listrik, guna dimanfaatkan di Indonesia dan juga di luar negeri.

b. Biru

Warna biru diaplikasikan pada kata power. Pada dasarnya warna

biru menggambarkan sifat pintar dan bijaksana. Dengan diaplikasikan

(32)

pada kata power, maka warna ini menunjukkan produk tenaga listrik yang dihasilkan oleh peruahaan memiliki ciri-ciri :

1. Berteknologi tinggi, 2. Efisien,

3. Aman,

4. Ramah lingkungan.

4.4.2 Makna Bentuk Logo PT. Indonesia Power

a. Kata Indonesia dan Power ditampilkan dengan jenis huruf Futura Book / Regular atau Futura Bold, yang mana font jenis ini menandakan kuat dan tegas.

b. Aplikasi bentuk kilatan petir pada huruf “O” melambangkan Tenaga Listrik yang merupakan lingkup usaha utama perusahaan.

c. Titik / Bulatan Merah (red dot) diujung kilatan petir merupakan simbol perusahaan yang telah digunakan sejak masih bernama PT. PLN PJB I.

Titik ini merupakan symbol yang digunakan disebagian besar materi komunikasi perusahaan. Dengan simbol yang kecil ini, diharapkan identitas perusahaan dapat langsung terwakili.

4.5 Struktur Organisasi PT. Indonesia Power UPJP Kamojang

Pada bagian struktur organisasi di PT. Indonesia Power UPJP Kamojang memiliki tugas pokok dalam manajemen perusahaan, yakni:

a. General Manager (GM)

Seorang GM adalah memimpin dan mengurus unit

pembangkitan sesuai dengan tujuan dan lapangan usahanya, dengan

(33)

20

berusaha meningkatkan kerja unit pembangkitan dan mempunyai tugas sebagai berikut:

1. Mengevaluasi perkembangan unit pembangkitan dan lingkungan yang mempengaruhinya serta melaksanakan identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi perusahan PLTP Kamojang.

2. Menyusun rencana strategi PLTP Kamojang untuk mencapai tujuan sesuai dengan lapangan usahanya, dengan memperhatikan strategi dan kebijaksanaan perusahaan dan memproses pengesahan Direksi.

3. Mengarahkan dan membina program-program operasi dan pemeliharaan unit pembangkitan.

4. Menetapkan standar-standar prosedur pelaksanaan meliputi operasi, pemeliharaan, logistik, anggaran keuangan, dan akuntansi dengan memperlihatkan ketentuan yang lebih tinggi.

b. Manager Engineering (Mesin, Listrik, Kontrol, dan Instrumen) Membantu GM dalam penyusunan anggaran keuangan dan akuntansi, pembinaan, pengembangan, manajemen pengelolaan lingkungan, serta melaksanakan evaluasi diri evaluasi dari realisasi dan pencapaian target kerjanya. Dengan membuat suatu analisis dan masukan kepada GM. Peranannya adalah memimpin dan mengelola bidang masing-masing untuk mencapai target dan sasaran Unit Bisnis.

c. Manager Operasi dan Pemeliharaan

(34)

Bertugas mengkoordinasikan pengelolaan operasi dan niaga Unit Pembangkitan dengan kegiatan utama antara lain:

1. Penyusunan rencana kegiatan operasional bidang operasi.

2. Penyusunan rencana operasional penggunaan uap.

3. Pengembangan sistem dan prosedur operasi.

4. Pengkoordinasian pelaksanaan operasi.

5. Pengelolaan penjualan energi.

6. Pengendalian kehandalan dan efisiensi pengoperasian.

7. Pembinaan kompetensi bidang operasi pembangkitan.

8. Penyusunan rencana kegiatan operasional bidang pemeliharaan.

9. Pengembangan sistem dan prosedur kerja.

10. Pembinaan kompetensi bidang pemeliharaan.

d. Manager Sistem Keuangan dan Administrasi

Bertugas mengkoordinasikan pengelolahan sumber daya manusia dan sistem informasi serta mengkoordinasikan pengelolahan keuangan unit bisnis pembangkitan dengan kegiatan sebagai berikut : 1. Pengembangan organisasi.

2. Perencanaan dan pengadaan pegawai.

3. Pengembangan kompetensi.

4. Administrasi kepegawaian.

5. Pengelolahan implementasi budaya perusahaan.

6. Penyusunan anggaran unit bisnis.

7. Pengelolahan keuangan.

(35)

22

8. Pengembangan sistem administrasi keuangan dan penyusunan laporan keuangan.

e. Manager Unit PLTP Gunung Salak

Bertugas mengelola kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan PLTP yang menjadi pengawasannya dengan kegiatan sebagai berikut:

1. Penyusunan rencana pengoperasian dan pemeliharaan PLTP.

2. Pengendalian pelaksanaan sistem dan prosedur operasi serta pemeliharaan.

3. Pengawasan kegiatan operasi dan pemeliharaan PLTP sesuai kebutuhan sistem.

Bagan Susunan Jabatan PLTP Kamojang

Gambar 4.2 Bagan Susunan Jabatan PLTP Kamojang (Sumber : PT. Indonesia Power UPJP Kamojang)

General Manager

Ahli Tata Kelola Pembangkit

Manager Engineering

Manager Administrasi

Manager Operasi dan Pemeliharaan

Manager Unit PLTP Gunung

Salak

PLTP Ulumbu, NTT

(36)

Bagan Susunan Jabatan Bidang Operasi dan Pemeliharaan

Gambar 4.3 Bagan Susunan Jabatan Bidang Operasi &

Pemeliharaan

(Sumber : PT. Indonesia Power UPJP Kamojang) Bagan Susunan Jabatan Bidang Engineering

Gambar 4.4 Bagan Susunan Jabatan Bidang Engineering (Sumber : PT. Indonesia Power UPJP Kamojang)

Manager Operasi & Pemeliharaan Supervisior Senior

Pemeliharaan PLTP Kamojang

Supervisor Listrik

Supervisor Mesin

Supervisor Listrik

Supervisor Mesin

Supervisor Bengkel dan

Tools

Supervisor Kontrol Instrumen

Supervisor Umum

Supervisor Kontrol Instrumen Supervisior Senior Pemeliharaan PLTP

Derajat

Manager Engineering

Ahli Madya Engineering

Supervisor Senior Perencanaan Unit

dan Kinerja

Supervisor Senior Condition Base

Maintenance

Supervisor Senior Reliability dan System Owner

Supervisor

Sistem

Informasi

(37)

24

Bagan Susunan Jabatan Bidang Administrasi

Gambar 4.5 Bagan Susunan Bidang Administrasi (Sumber : PT. Indonesia Power UPJP Kamojang)

Manager Administrasi Ahli Madya,

Budaya, GCG dan Perencanaan SDM

Supervisor Senior Kepegawaian

Supervisor Senior Pengembangan

Kompetensi

Supervisor Keuangan dan

Pajak

Supervisor Senior Humas dan Keamanan

Supervisor Senior Akuntansi dan

Anggaran

Supervisor Senior Umum

Supervisor Senior Perencanaan Pengadaan dan

Inventori

Supervisor

Senior Gudang

(38)

25

5.1 Proses Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) 5.1.1 Produksi Listrik Tenaga Panas Bumi di PT. Indonesia Power.

Proses produksi energi listrik PLTP melibatkan Uap sebagai penggerak turbin yang dipasangkan dengan Generator. uap digunakan untuk memutar turbin selanjutnya direinjeksikan kembali ke dalam perut bumi agar reservoir panas bumi tidak kehabisan uap.

1. Uap dari sumur dialirkan ke steam receiving header, yang berfungsi menampung uap dari sumur yang selanjutnya akan di suplaikan pada 3 unit.

2. Uap akan melalui flow meter sebelum uap dialirkan ke separator dan demister, kedua alat ini berfungsi untuk memisahkan zat padat, silica, dan air yang terbawa didalamnya, hasilnya didapatkan uap kering (direct dry steam).

3. Uap yang telah bersih dialirkan melalui Main Steam Valve menuju ke turbin.

Didalam turbin uap itu berfungsi untuk memutar sudu turbin yang dikopel dengan generator pada kecepatan 3000 rpm. Proses ini menghasilkan energi listrik tegangan 11,8 kV.

4. Melalui step-up transformer, arus listrik dinaikkan tegangannya hingga 150 kV. Selanjutnya disalurkan ke switch yard yang dihubungkan secara parallel dengan jaringan interkoneksi Jawa-Bali.

5. Agar turbin bekerja secara efisien, maka exhaust steam yang keluar dari

turbin harus dalam kondisi vakum 0,10 bar. Dengan mengkondensasikan uap

dalam kondensor kontak langsung yang dipasang dibawah turbin. Steam dari

(39)

26

turbin masuk sisi atas kondensor, kemudian terkondensasi sebagai akibat penyerapan panas oleh air pendingin, yang di injeksikan oleh spray nozzle.

Air hasil kondensasi itu akan menjadi air kondensat, level kondensat dijaga selalu dalam kondisi normal oleh dua buah cooling water pump.

6. Untuk mendinginkan air dipakailah suatu cooling tower, sehingga air tersebut dapat dipergunakan kembali untuk mendinginkan air kondensat.

7. Untuk menjaga kevakuman kondensor, Aliran Cooling Tower harus stabil agar kondisi proses di dalam kondensor vakum. Sistem pendinginan di PLTP Kamojang merupakan sistem pendinginan dengan sistem tertutup dari hasil kondensasi uap, dimana kelebihan kondensat yang terjadi di reinjeksikan kedalam sumur reinjeksi.

8. Prinsip penyerapan energi panas dan air disirkulasikan adalah dengan dengan mengalirkan udara pendingin secara paksa dengan arah aliran tegak lurus, menggunakan 5 fan, proses ini terjadi dalam cooling tower.

9. Sekitar 70% uap yang terkondensasi akan hilang karena penguapan dalam cooling tower, sedangkan sisanya diinjeksikan kembali kedalam reservoir.

Reinjeksi dilakukan untuk mengurangi pengaruh pencemaran lingkungan,

menjaga tekanan serta recharge water bagi reservoir. Aliran air dari reservoir

disirkulasikan kembali oleh primary pump.

(40)

5.2 Prinsip Kerja Kondensor Direct Contact

Kondensor Direct Contact adalah salah satu alat utama pada PLTP, Dimana prinsip kerja Kondensor Direct Contact tersebut akan mengubah steam bekas turbin menjadi kondensat dengan cara menspray aliran Cooling Tower agar bersentuhan langsung dengan partikel – partikel steam sehingga aliran dari Cooling Tower dapat mengikat partikel - partikel steam turbin menjadi

kondensat, untuk proses transfer panas Kondensor Direct Contact hanya menggunakan transfer panas jenis konveksi karena media panas ikut berubah fase nya.

5.3 Spesifikasi Kondensor

PT.Indonesia Power UPJP Kamojang menggunakan kondensor jenis direct contact. Kondensor Bekerja dengan cara langsung bersentuhan antara uap dan air

pendingin, Sehingga tidak menggunkan pembatas seperti pipa.

Gambar 5.1 Kondensor Direct Contact

(Sumber. PT Indonesia Power UPJP Kamojang)

(41)

28

Tabel 5.1 Data Teknis Desain Kondensor PLTP Kamojang

Desain dan kondisi operasi Data Satuan

Jumlah Set Satu (1)

Desain vacum 0,10 Bar

Jenis air pendingin Sirkulasi air

Desain temperatur air pendigin 27 ºC

Temperatur air panas 42,8 ºC

Aliran Cooling tower 11.800 m3/hr

Jumlah uap masuk 376.910 Kg/hr

Kuantitas gas panas bumi 1.855 Kg/hr

Kualitas uap 2.219 Kj/kg

Temperatur gas keluar 29 ºC

Volume internal kondensor 285 m3

Volume internal gas cooler 164 m3

Diameter nominal semprot 50 mm

Jumlah nozzel semprot 528 (42 Blind nozzel)

Minimal di perlukan kepala semprot 2 mAq

Semprotan air di saluran air masuk air pendingin 9,04 mAq Ukuran partikel padat maksimal untuk nozzel 10 mm

Jumlah nampan pendingin gas 3 stage x 2

Ukuran partikel padat maksimal untuk nampan 3 mm

Jumlah pipa masuk air pendingin 1

Ukuran 1.320,8 mm ø . D x 8mmt

Jumlah pipa masuk air panas 2

Ukuran 1.524 mm ø. D x 10 mmt

( Sumber. Indonesia Power UPJP Kamojang, Mitsubishi Heavy Industries, LTD )

(42)

5.4 Data Aktual Kondensor

Tabel 5.2 Data yang diketahui pada tanggal 10 Juni 2019 – 14 juni 2019, yaitu:

Tanggal

Th

in

(Turbin)

T

cw

(Cooling

tower)

T

cd

(Kondensat)

ṁ2 (Aliran Turbin)

ṁ3 (Aliran Hasil Kondensasi)

Tekanan

o

C

o

C

o

C Kg/s Kg/s Bar

10/6/2019 49,8 30,7 48,7 1,152 3,667 0,077

11/6/2019 50,2 31,1 49,2 1152 3,667 0,077

12/6/2019 50,9 31,7 49,7 1,147 3,667 0,077

13/6/2019 50,6 31,4 49,5 1,141 3,611 0,077

14/6/2019 50 31,3 49,4 1,138 3,611 0,077

5.5 Pengolahan Data

5.5.1 Menghitung Energy Kondensor ( Qcd ) A. Mencari Nilai Laju Alir Cooling Tower

Untuk mencari nilai laju alir Cooling Tower digunakan persamaan 2.1 : ṁ1 = ṁ3 – ṁ2

Dimana :

ṁ1 = Laju alir massa Cooling Tower ( Kg/s )

ṁ3 = Laju alir massa kondensasi ( Kg/s )

ṁ2 = Laju alir massa Uap ( Kg/s )

(43)

30

Perhitungan : ṁ1 = ṁ3 – ṁ2

ṁ1 = 3,667 Kg/s – 1,152 Kg/s ṁ1 = 2,515 Kg/s

B. Mencari Nilai Qcd

Untuk mencari nilai Qcd digunakan persamaan 2.2 : Q

Cd

= ṁ1 x ( H

2

– H

3

)

Dimana :

Q

Cd

= Kalor yang dilepas Kondensor (Kj/s) ṁ1 = Laju alir massa Cooling Tower (Kg/s)

H

2

= Entalpi sisi keluar Kondensor (Kj/Kg) (Interpolasi Tabel SI Saturated Steam Lampiran 5)

H

3

= Entalpi sisi masuk Kondensor (Kj/Kg) (Interpolasi Tabel SI Saturated Steam Lampiran 5)

Perhitungan :

Q

Cd

= ṁ1 x ( H

2

– H

3

)

Q

Cd

= 2,515 Kg/s x ( 203,906 Kj/Kg – 128,67Kj/Kg ) Q

Cd

= 189,219 Kj/s

5.5.2 Menghitung Energy Steam ( Qsteam ) A. Mencari nilai Qsteam

Untuk menghitung Qsteam digunakan persamaan 2.3 Q

Steam

= ṁ2 x Cp

air

x ∆T

Dimana :

(44)

Q

Steam

= Beban Panas Air ( Kj/s ) ṁ2 = Laju alir massa Steam ( Kg/s )

Cp = Panas Spesifik (Kj/Kg.

o

C) (Tabel Appendix 5 Lampiran 6)

∆T = Suhu air kondensasi – suhu referensi Perhitungan :

Q

Steam

= ṁ2 x Cp

air

x ∆T

Q

Steam

= 1,152 Kg/s x 4,1801 Kj/Kg.˚C x 23,7 ˚C Q

Steam

= 111,250 Kj/s

5.5.3 Menghitung Efisiensi Kondensor

Setelah di dapatkan Q

Cd

dan Q

Out

dari perhitungan di atas, maka dapat di hitung nilai Efisiensi kondensor.

A. Menghitung Efisiensi Kondensor

Untuk menghitung efisiensi kondesor digunakan persamaan 2.4 ɳ =

Qsteam

Qcd

x 100%

ɳ =

111,250 Kj/s

189,219Kj/s

x 100%

ɳ = 58,71 %

(45)

32

Gambar 5.2 Flow Diagram Neraca Massa Kondensor Direct Contact Tabel 5.3 Massa Balance

Ket Massa Masuk Massa Keluar

Liquid 2,515 Kg/s

_

Steam 1,152 Kg/s _

Kondensat _ 3,667 Kg/s

Total 3,667 Kg/s 3,667 Kg/s

Dari tabel diatas bisa dilihat bahwa untuk perhitungan dari Massa Balance di dapatkan jumlah massa yang masuk sama dengan massa yang keluar hal ini bisa diartikan balance dan massa yang masuk terkondensasi secara sempurna

KONDENSOR Air Cooling

Tower

Uap Turbin

Kondensat

ṁ1

ṁ2

ṁ3

(46)

Tabel 5.4 Energy Balance

Ket

Qin Qout

Liquid 323,203 KW _

Stream 2854,279 KW _

Kondensat _ 363,796 KW

Total 3177,428KW 363,796 KW

Q

loss

2813,686 KW

Untuk perhitungan Energi Balance ada di lampiran 4

Tabel 5.5 Hasil Pengolahan Data

Tanggal

ṁ1 Cooling

tower

Q

Cd

Q

Steam

ɳ kondensor

Kg/s Kj/s Kj/s %

10/6/2019 2,514 189,219 111,250 58,71

11/6/2019 2,514 190,280 115,831 60,79

12/6/2019 2,519 189,484 115,568 60,91

13/6/2019 2,470 186,875 114,868 61,38

14/6/2019 2,471 186,951 114,519 61,17

(47)

34

Grafik 5.1 Pengaruh Laju alir Terhadap Efisiensi

Hasil perhitungan dari tanggal 10 Juni – 14 Juni 2019 untuk rata rata efisiensi kondensor 60,59 %. kenaikan efisiensi berbanding terbalik dengan laju alir Cooling Tower. Hal ini dikarenakan semakin banyak aliran air dari Cooling Tower yang masuk akan mengurangi kevakuman pada kondensor

sehingga efisiensi kondensor akan kecil, dan apabila aliran Cooling Tower yang masuk rendah maka efisiensi Kondensor semakin tinggi. Apabila semakin rendah titik didih air maka semakin rendah tekanan, apabila kondensor semakin vakum efisiensi kondensor akan tinggi. Laju alir tidak berpengaruh signifikan, perameter yang sangat berpengaruh adalah suhu Cooling tower, hal ini bisa dilihat pada grafik 5.2.

2.35 2.36 2.37 2.38 2.39 2.4 2.41 2.42 2.43 2.44 2.45 2.46 2.47 2.48 2.49 2.5 2.51 2.52 2.53

57.000 57.500 58.000 58.500 59.000 59.500 60.000 60.500 61.000 61.500 62.000

10/6/2019 11/6/2019 12/6/2019 13/6/2020 14/6/2020

Efisiensi

Tanggal

Efisiensi Terhadap Laju Alir CT

efisiensi m1 Laju alir CT

Laju Alir CT

(48)

Grafik 5.2 Pengaruh Temperatur Terhadap Efisiensi.

Hasil perhitungan dari tanggal 10 Juni – 14 Juni 2019 untuk rata rata efisiensi kondensor 60,59 %, hal ini dikarenakan energi yang di perlukan untuk produksi sangat kecil dari energi yang disediakan, sehingga sangat membantu meningkatkan efisiensi , peningkatan dan penurunan energi yang dibutuhkan sangat berpengaruh terhadap efisiensi, semakin rendah energi yang di butuhkan maka efisiensi semakin baik, begitu juga sebaliknya.

Apabila suhu dari Cooling Tower rendah maka transfer panas untuk pendinginan steam ( Qsteam ) akan semakin cepat. Seperti persamaan 2.2 apabila suhu Cooling Tower rendah maka nilai Q

Cd

akan rendah dan efisiensi Kondensor akan tinggi

183 184 185 186 187 188 189 190 191

57.000 57.500 58.000 58.500 59.000 59.500 60.000 60.500 61.000 61.500 62.000

10/6/2019 11/6/2019 12/6/2019 13/6/2020 14/6/2020

Efisiensi

Tanggal

Efisiensi Terhadap Qkondensat

efisiensi Qcd

Qkondensat

(49)

36 BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan

Dari hasil Tugas Akhir yang telah dilakukan oleh penulis selama satu bulan di PT. Indonesia Power UPJP Kamojang dengan judul Efisiensi Kinerja Kondensor Terhadap Pengaruh Temperatur dan Laju Alir di Unit II, dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain:

1. Kondensor Direct Contact adalah salah satu alat utama pada PLTP, Dimana prinsip kerja Kondensor Direct Contact tersebut akan mengubah steam bekas turbin menjadi kondensat dengan cara menspray aliran Cooling Tower agar bersentuhan langsung dengan partikel – paertikel steam sehingga aliran dari Cooling Tower dapat mengikat partikel - partikel steam turbin menjadi kondensat. Untuk proses transfer panas Kondensor Direct Contact hanya menggunakan transfer panas jenis konveksi karena media panas ikut berubah fase nya.

2. Efisiensi Kondensor terhadap pengaruh laju alir yang didapatkan dari

hasil perhitungan selama 5 hari dari tanggal 10 Juni – 14 Juni 2019

memiliki nilai yang cukup baik, untuk rata rata efisiensi kondensor

60,59 %, Dan efisiensi desain sebesar 66,79%. Pengaruh laju alir

terhadap efisiensi Kondensor semakin banyak aliran Cooling Tower

yang masuk akan mengurangi kevakuman pada kondensor sehingga

efisiensi kondensor akan kecil. Laju alir tidak berpengaruh signifikan,

parameter yang sangat berpengaruh adalah suhu Cooling tower.

(50)

37

hasil perhitungan selama 5 hari dari tanggal 10 Juni – 14 Juni 2019 memiliki nilai yang cukup baik, untuk rata rata efisiensi kondensor 60,59%, dan efisiensi desain sebesar 66,79%. Pengaruh temperatur terhadap efisiensi kondensor dikarenakan peningkatan dan penurunan nilai temperature media pendingin ( Cooling Tower ) akan berpengaruh pada proses perpindahan panas yang terjadi, semakin rendah temperatur media pendingin ( Cooling Tower ) maka proses perpindahan panas semakin baik dan Efisiensi kondensor akan meningkat.

6.2 Saran

Dari hasil yang penulis paparkan, sedikit dapat memberi saran

untuk menaikan kualitas dari kinerja cooling tower, karna sangat

berpengaruh terhadap temperatur air pendingin kondensor.

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Aryadi, Suhendar.2012.Studi Konversi Energi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).Bandung: Unniversitas Pendidikan Indonesia (Jurnal Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bidang Fisika 03 Januari 2012).

Basri, Muhammad Hasan.2009.Efek Perubahan Laju Aliran Massa Air Pendingin Pada Kondensor Terhadap Kinerja Mesin Refrigerasi Focus 808.Palu: Universitas Tadulako (Jurnal Teknik Mesin Universitas Tadulako ).

Fandari, Andiesta,DKK.2014.Pengembangan Energi Panas Bumi yang Berkelanjutan.Bogor:Semesta Teknika.

Saptadji,Nenny.2010.Teknik Panas Bumi.Bandung:Institut Teknologi Bandung.

Smith, J.M.2001.Introduction To Chemical Engineering Thermodynamics Sixth Edition. Mc Graw Hill Companies Inc: New York

Suarnadwipa I.N, Murti Made Ricki.2017.Pengaruh Beban Pemanasan Air Terhadap Efisiensi Kondensor pada Sistem Heat Pump.Bali.Universitas Udayana.(Jurnal METTEK Teknik Mesin Universitas Udayana) Vol.3.

No.2.

Sutrisno.1995.Penguasaan Teknologi Energi Panas Bumi

Indonesia.Yogyakarta:Universitas Gadjah Mada.

(52)

LAMPIRAN

(53)

LAMPIRAN 1

(54)
(55)
(56)
(57)
(58)

LAMPIRAN 2

(59)

LAMPIRAN 3 1. Data tanggal 11 Juni 2019 :

Diketahui :

Cp

air

= 4,1801 Kj/Kg. oC Th

in

= 50,2

o

C

T

cw

= 31,1

o

C T

cd

= 49,2

o

C

∆T = 49,02

o

C - 25

o

C = 24,02

o

C

H3 = 130,338 Kj/Kg ( Interpolasi Saturated Steam Lampiran 5) H2

= 205,996Kj/Kg ( Interpolasi Saturated Steam Lampiran 5) ṁ2 = 4,15 Ton/Jam = 1,152 Kg/s

ṁ3 = 132, Ton/Jam = 3,667 Kg/s Mencari Nilai Laju Alir Cooling Tower

Untuk mencari nilai laju alir Cooling Tower digunakan persamaan 2.1 : ṁ1 = ṁ3 – ṁ2

Dimana :

ṁ1 = Laju alir massa Cooling Tower ( Kg/s ) ṁ3 = Laju alir massa kondensasi ( Kg/s ) ṁ2 = Laju alir massa Uap ( Kg/s ) Perhitungan :

ṁ1 = ṁ3 – ṁ2

ṁ1 = 3,667 Kg/s – 1,152 Kg/s

ṁ1 = 2,515 Kg/s

(60)

Mencari Nilai Qcd

Untuk mencari nilai Qcd digunakan persamaan 2.2 : Q

Cd

= ṁ1 x ( H

2

– H

3

)

Dimana :

Q

Cd

= Kalor yang dilepas Kondensor (Kj/s) ṁ1 = Laju alir massa Cooling Tower (Kg/s)

H

2

= Entalpi sisi keluar Kondensor (Kj/Kg) (Interpolasi Tabel SI Saturated Steam Lampiran 5)

H

3

= Entalpi sisi masuk Kondensor (Kj/Kg) (Interpolasi Tabel SI Saturated Steam Lampiran 5)

Perhitungan :

Q

Cd

= ṁ1 x ( H

2

– H

3

)

Q

Cd

= 2,515 Kg/s x (205,996Kj/Kg – 130,338Kj/Kg ) Q

Cd

= 190,280 Kj/s

Mencari nilai Qsteam

Untuk menghitung Qsteam digunakan persamaan 2.3 Q

Steam

= ṁ2 x Cp

air

x ∆T

Dimana :

Q

Steam

= Beban Panas Air ( Kj/s ) ṁ2 = Laju alir massa Steam ( Kg/s )

Cp = Panas Spesifik (Kj/Kg.

o

C) (Tabel Appendix 5 Lampiran 6)

∆T = Suhu air kondensasi – suhu referensi

Perhitungan :

(61)

Q

Steam

= ṁ2 x Cp

air

x ∆T

Q

Steam

= 1,152 Kg/s x 4,1801 Kj/Kg.oCx 24,02 ˚C Q

Steam

= 115,831 Kj/s

Setelah di dapatkan Q

Cd

dan Q

Steam

dari perhitungan di atas, maka dapat di hitung nilai Efisiensi kondensor.

Menghitung Efisiensi Kondensor

Untuk menghitung efisiensi kondesor digunakan persamaan 2.4 ɳ = x 100%

ɳ = x 100%

ɳ = 60,79 %

2. Data tanggal 12 Juni 2019 : Diketahui :

Cp

air

= 4,1801 Kj/Kg. oC Th

in

= 50,9

o

C

T

cw

= 31,7

o

C T

cd

= 49,07

o

C

∆T = 49,07

o

C - 25

o

C = 25,07

o

C

H3 = 132,864 Kj/Kg ( Interpolasi Saturated Steam Lampiran 5) H2

= 208,086 Kj/Kg ( Interpolasi Saturated Steam Lampiran 5) ṁ2 = 4,13 Ton/Jam = 1,147 Kg/s

ṁ3 = 13,2 Ton/Jam = 3,666 Kg/s

(62)

Mencari Nilai Laju Alir Cooling Tower

Untuk mencari nilai laju alir Cooling Tower digunakan persamaan 2.1 : ṁ1 = ṁ3 – ṁ2

Dimana :

ṁ1 = Laju alir massa Cooling Tower ( Kg/s ) ṁ3 = Laju alir massa kondensasi ( Kg/s ) ṁ2 = Laju alir massa Uap ( Kg/s ) Perhitungan :

ṁ1 = ṁ3 – ṁ2

ṁ1 = 3,667 Kg/s – 1,147 Kg/s ṁ1 = 2,519 Kg/s

Mencari Nilai Qcd

Untuk mencari nilai Qcd digunakan persamaan 2.2 : Q

Cd

= ṁ1 x ( H

2

– H

3

)

Dimana :

Q

Cd

= Kalor yang dilepas Kondensor (Kj/s) ṁ1 = Laju alir massa Cooling Tower (Kg/s)

H

2

= Entalpi sisi keluar Kondensor (Kj/Kg) (Interpolasi Tabel SI Saturated Steam Lampiran 5)

H

3

= Entalpi sisi masuk Kondensor (Kj/Kg) (Interpolasi Tabel SI Saturated Steam Lampiran 5)

Perhitungan :

Q

Cd

= ṁ1 x ( H

2

– H

3

)

(63)

Q

Cd

= 2,519 Kg/s x (208,086 Kj/Kg – 132,864 Kj/Kg ) Q

Cd

= 189,484 Kj/s

Mencari nilai Qsteam

Untuk menghitung Qsteam digunakan persamaan 2.3 Q

Steam

= ṁ2 x Cp

air

x ∆T

Dimana :

Q

Steam

= Beban Panas Air ( Kj/s ) ṁ2 = Laju alir massa Steam ( Kg/s )

Cp = Panas Spesifik (Kj/Kg.

o

C) (Tabel Appendix 5 Lampiran 4)

∆T = Suhu air kondensasi – suhu referensi Perhitungan :

Q

Steam

= ṁ2 x Cp

air

x ∆T

Q

Steam

= 1,147 Kg/s x 4,1801 Kj/Kg.oCx 24,07˚C Q

Steam

= 115,568 Kj/s

Setelah di dapatkan Q

Cd

dan Q

Steam

dari perhitungan di atas, maka dapat di hitung nilai Efisiensi kondensor.

Menghitung Efisiensi Kondensor

Untuk menghitung efisiensi kondesor digunakan persamaan 2.4 ɳ = x 100%

ɳ = x 100%

ɳ = 60,91 %

(64)

3. Data tanggal 13 Juni 2019 : Diketahui :

Cp

air

= 4,1801 Kj/Kg. oC Th

in

= 50,6

o

C

T

cw

= 31,4

o

C T

cd

= 49,05

o

C

∆T = 49,05

o

C - 25

o

C = 24,05

o

C

H3 = 131,592 Kj/Kg ( Interpolasi Saturated Steam Lampiran 5) H2

= 207,25Kj/Kg ( Interpolasi Saturated Steam Lampiran 5) ṁ2 = 4,11 Ton/Jam = 1,141 Kg/s

ṁ3 = 13 Ton/Jam = 3,611 Kg/s Mencari Nilai Laju Alir Cooling Tower

Untuk mencari nilai laju alir Cooling Tower digunakan persamaan 2.1 : ṁ1 = ṁ3 – ṁ2

Dimana :

ṁ1 = Laju alir massa Cooling Tower ( Kg/s ) ṁ3 = Laju alir massa kondensasi ( Kg/s ) ṁ2 = Laju alir massa Uap ( Kg/s ) Perhitungan :

ṁ1 = ṁ3 – ṁ2

ṁ1 = 3,611 Kg/s – 1,141 Kg/s

ṁ1 = 2,470 Kg/s

(65)

Mencari Nilai Qcd

Untuk mencari nilai Qcd digunakan persamaan 2.2 : Q

Cd

= ṁ1 x ( H

2

– H

3

)

Dimana :

Q

Cd

= Kalor yang dilepas Kondensor (Kj/s) ṁ1 = Laju alir massa Cooling Tower (Kg/s)

H

2

= Entalpi sisi keluar Kondensor (Kj/Kg) (Interpolasi Tabel SI Saturated Steam Lampiran 5)

H

3

= Entalpi sisi masuk Kondensor (Kj/Kg) (Interpolasi Tabel SI Saturated Steam Lampiran 5)

Perhitungan :

Q

Cd

= ṁ1 x ( H

2

– H

3

)

Q

Cd

= 2,470 Kg/s x (207,25Kj/Kg – 131,592 Kj/Kg ) Q

Cd

= 186,875 Kj/s

Mencari nilai Qsteam

Untuk menghitung Qsteam digunakan persamaan 2.3 Q

Steam

= ṁ2 x Cp

air

x ∆T

Dimana :

Q

Steam

= Beban Panas Air ( Kj/s ) ṁ2 = Laju alir massa Steam ( Kg/s )

Cp = Panas Spesifik (Kj/Kg.

o

C) (Tabel Appendix 5 Lampiran 6)

∆T = Suhu air kondensasi – suhu referensi

Perhitungan :

(66)

Q

Steam

= ṁ2 x Cp

air

x ∆T

Q

Steam

= 1,141 Kg/s x 4,1801 Kj/Kg.oCx 24,05˚C Q

Steam

= 14,868 Kj/s

Setelah di dapatkan Q

Cd

dan Q

Steam

dari perhitungan di atas, maka dapat di hitung nilai Efisiensi kondensor.

Menghitung Efisiensi Kondensor

Untuk menghitung efisiensi kondesor digunakan persamaan 2.4 ɳ = x 100%

ɳ = x 100%

ɳ = 61,38%

4. Data tanggal 14 Juni 2019 : Diketahui :

Cp

air

= 4,1801 Kj/Kg. oC Th

in

= 50

o

C

T

cw

= 31,3

o

C T

cd

= 49,04

o

C

∆T = 49,04

o

C - 25

o

C = 24,04

o

C

H3 = 131,174 Kj/Kg ( Interpolasi Saturated Steam Lampiran 5) H2

= 206,832 Kj/Kg ( Interpolasi Saturated Steam Lampiran 5) ṁ2 = 4,10 Ton/Jam = 1,138 Kg/s

ṁ3 = 13 Ton/Jam = 3,611 Kg/s

(67)

Mencari Nilai Laju Alir Cooling Tower

Untuk mencari nilai laju alir Cooling Tower digunakan persamaan 2.1 : ṁ1 = ṁ3 – ṁ2

Dimana :

ṁ1 = Laju alir massa Cooling Tower ( Kg/s ) ṁ3 = Laju alir massa kondensasi ( Kg/s ) ṁ2 = Laju alir massa Uap ( Kg/s ) Perhitungan :

ṁ1 = ṁ3 – ṁ2

ṁ1 = 3,611 Kg/s – 1,138 Kg/s ṁ1 = 2,471 Kg/s

Mencari Nilai Qcd

Untuk mencari nilai Qcd digunakan persamaan 2.2 : Q

Cd

= ṁ1 x ( H

2

– H

3

)

Dimana :

Q

Cd

= Kalor yang dilepas Kondensor (Kj/s) ṁ1 = Laju alir massa Cooling Tower (Kg/s)

H

2

= Entalpi sisi keluar Kondensor (Kj/Kg) (Interpolasi Tabel SI Saturated Steam Lampiran 5)

H

3

= Entalpi sisi masuk Kondensor (Kj/Kg) (Interpolasi Tabel SI Saturated Steam Lampiran 5)

Perhitungan :

Q

Cd

= ṁ1 x ( H

2

– H

3

)

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan analisis regresi mensyaratkan dipenuhinya beberapa asumsi dasar (asumsi klasik) sebelum dilakukan tahap pengujian lebih lanjut. Uji persyaratan analisis

3 : Isikan nilai sumbangan yang diberikan kepada Badan Usaha (badan usaha swasta, BUMN/D, termasuk LNP milik Badan Usaha), sesuai dengan jenis sumbangan yang diberikan. - Kol. 4 :

Penelitian dilakukan dengan pendekatan penelitian research and development (R and D). Tempat penelitian di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri

Dalam tesis ini agar tidak menyimpang dari pokok permasalahan yang ada, maka masalah perlu dibatasi yakni pada penggunaan alat berat pada Proyek Jabung Ring Dike Paket

Persentase keterlaksanaan dengan model pembelajaran PBL untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik pada materi asam basa untuk 3 pertemuan pada

Dari data Wawancara Mahasiswa Terhadap Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum juga memiliki beberapa pendapat yang berbeda beda yakni ada yang sepakat, ada yang

Pola Pengelolaan Sumber Daya Air merupakan dokumen yang digunakan sebagai pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan ( stakeholders ), serta berisikan mengenai

Dari pembahasan di atas dapat kita ambil suatu kesimpulan tentang pengertian house keeping yang merupakan salah satu bagian yang memegang peran penting dalam sebuah hotel,