• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT INFEKSI GIGI DAN MULUT PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT INFEKSI GIGI DAN MULUT PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR."

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT INFEKSI GIGI DAN

MULUT PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY

FACTOR

Disusun Oleh :

Nama

: Rama Ashari Herlambang

NIM

: A11.2008.04329

Program Studi : Teknik Informatika

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

SEMARANG

2012

(2)

LAPORAN TUGAS AKHIR

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT INFEKSI GIGI DAN

MULUT PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY

FACTOR

Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program studi Teknik Informatika S-1 pada Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Dian Nuswantoro

Disusun Oleh :

Nama

: Rama Ashari Herlambang

NIM

: A11.2008.04329

Program Studi : Teknik Informatika

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

SEMARANG

2012

(3)

PERNYATAAN

KEASLIAN TUGAS AKHIR

Sebagai mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, yang bertanda tangan di bawah ini, saya : Nama : RAMA ASHARI HERLAMBANG

NIM : A11.2008.04329

Menyatakan bahwa karya ilmiah saya yang berjudul :

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT INFEKSI GIGI DAN

MULUT PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY

FACTOR

Merupakan karya asli saya (kecuali cuplikan dan ringkasan yang masing-masing telah saya jelaskan sumbernya dan perangkat pendukung seperti modem dll). Apabila di kemudian hari, karya saya disinyalir bukan merupakan karya asli saya, yang disertai dengan bukti-bukti yang cukup, maka saya bersedia untuk dibatalkan gelar saya beserta hak dan kewajiban yang melekat pada gelar tersebut. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Semarang

Pada Tanggal : Yang menyatakan

(4)

PERNYATAAN

PERSETUJUAN

PUBLIKASI

KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, yang bertanda tangan di bawah ini, saya : Nama : Rama Ashari Herlambang

NIM : A11.2008.04329

Demi mengembangkan Ilmu Pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Dian Nuswantoro Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT INFEKSI GIGI DAN

MULUT PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY

FACTOR

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini Universitas Dian Nuswantoro berhak untuk menyimpan, mengcopy ulang (memperbanyak), menggunakan, meengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya dan menampilkan/mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu diminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Universitas Dian Nuswantoro, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Semarang

Pada Tanggal : Yang menyatakan

(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis sehingga laporan tugas akhir dengan judul “SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA

PENYAKIT INFEKSI GIGI DAN MULUT PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR” dapat penulis selesaikan sesuai dengan rencana

karena dukungan dari berbagai pihak yang tidak ternilai besarnya. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dr.Ir. Edi Noersasongko, M.Kom, selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

2. Dr.Abdul Syukur, selaku Dekan Fasilkom.

3. Heru Agus Santoso, Dr. M.Kom selaku Ka.Progdi Teknik Informatika.

4. Setia Astuti, Ssi, M.Kom, selaku pembimbing tugas akhir yang memberikan ide penelitian, memberikan informasi referensi yang penulis butuhkan dan bimbingan yang berkaitan dengan penelitian penulis.

5. Dosen-dosen pengampu di Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika Universitas Dian Nuswantoro Semarang yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya masing-masing, sehingga penulis dapat mengimplementasikan ilmu yang telah disampaikan.

6. dr. Umi Budhiyanti, selaku pakar yang telah memberikan data-data untuk keperluan penyusunan tugas akhir ini hingga terbentuknya Sistem Pakar ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang lebih besar kepada beliau-beliau, dan pada akhirnya penulis berharap bahwa penulisan laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat dan berguna sebagaimana fungsinya.

Semarang, 12 Febuari 2013

(6)

ABSTRAK

Mulut adalah suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air. Gigi merupakan organ manusia yang terpenting. Fungsi gigi adalah sebagai alat pencernaan, organ wicara dan sebagi penampilan. Infeksi cukup sering terjadi pada gigi dan mulut seperti virus yang menyebabkan gigi busuk. Infeksi gusi dan jamur yang menyebabkan tukak berbintik putih yang merupakan ciri khas dari infeksi jamur dan banyaknya pasien yang menderita atas penyakit infeksi gigi dan mulut, dan selain itu juga tidak menutup kemungkinan aplikasi ini digunakan sebagai tambahan informasi bagi penyuluhan kesehatan. Dari masalah yang dihadapi pasien tersebut maka dibuatlah Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Gigi dan Mulut Pada Manusia. Representasi pengetahuan yang digunakan adalah production rule. Production Rule ini dikatakan sebagai implikasi dua bagian premise atau kondisi dan bagian konklusi. Apabila bagian premise dipenuhi maka bagian konklusi akan bernilai benar. Bila bagian premise tidak dipenuhi maka akan melompat ke bagian premise lain dibawahnya..Metode inferensi yang dipakai menggunakan Forward Chaining dan

Certainty Factor. Hasil yang diperoleh nantinya dapat membantu masyarakat untuk

mengetahui gejala-gejala yang mengarah pada penyakit infeksi gigi dan mulut, dan mendapatkan saran penanggulangannya.

Kalimat Kunci : Gigi dan Mulut, Sistem Pakar, Penyakit Infeksi, Production rule,

Forward chaining dan Certainty Factor

xii + 71 halaman ; 25 gambar, 19 tabel Daftar acuan : 9 (2003-2011)

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ……….…….. .. iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... v

HALAMAN UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

HALAMAN ABSTRAK ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... viii

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xi

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 3 1.3 Batasan masalah ... 3 1.4 Tujuan Penelitian ... 3 1.5 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 5

2.1 Sistem Pakar ... 5

2.1.1 Ciri-ciri Sistem Pakar ... 5

2.1.2 Keuntungan Sistem Pakar ... 6

2.1.3 Kelemahan Sistem Pakar ... 6

2.1.4 Struktur Sistem Pakar ... 7

2.1.5 Komponen Sistem Pakar ... 8

2.1.6 Klasifikasi Sistem Pakar ... 9

2.2 Certainty Factor ... 10

2.2.1 Perhitungan Certainty Factor ... 10

2.2.2 Nilai Certainty Factor ... 12

2.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Certainty Factor ... 12

2.3 Forward Chaining ... 13

2.4 Mulut dan Gigi ... 13

(8)

3.1 Jenis dan Sumber Data ... 20

3.1.1 Data Primer ... 20

3.1.2 Data Sekunder ... 20

3.2 Metode Pengumpulan Data ... 21

3.3 Metode Pengembangan Sistem ... 22

3.4 Teknik Analisis Data ... 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29

4.1 Perancangan Sistem ... 29

4.1.1 Penentuan Problematika Yang Cocok... 29

4.1.2 Pertimbangan Alternatif Pembuatan Sistem Pakar ... 30

4.2 Analisis Kebutuhan ... 30

4.3 Perancangan Sistem ... 30

4.3.1 Use Case Diagram... 31

4.3.2 Class Diagram ... 33

4.3.3 Use Case Sequence Diagram ... 34

4.3.3.1 Sequence Diagram untuk User ... 34

4.3.3.2 Sequence Diagram untuk Pakar ... 35

4.3.4 Activity Diagram ... 36

4.3.4.1 Activity Diagram untuk Mendiagnosa Penyakit ... 36

4.3.4.2 Activity Diagram untuk Certainty Factor ... 37

4.3.4.3 Activity Diagram untuk Login Admin ... 38

4.4 Representasi Pengetahuan ... 39

4.5 Desain Database ... 42

4.6 Desain Sistem ... 46

4.6.1 Halaman Menu Program User ... 46

4.6.1.1 Halaman Menu Home User ... 46

4.6.1.2 Halaman Menu Daftar Penyakit ... 47

4.6.1.3 Halaman Konsultasi Awal ... 48

4.6.1.4 Halaman Konsultasi Pertanyaan ... 49

4.6.1.5 Halaman Hasil Analisa ... 50

4.6.2 Halaman Menu Program Admin ... 51

4.6.2.1 Halaman Login Pakar ... 51

4.6.2.2 Halaman Home Pakar ... 52

(9)

4.6.2.4 Halaman Input Gejala ... 54

4.6.2.5 Halaman Input Relasi ... 55

4.6.2.6 Halaman Ubah Penyakit ... 56

4.6.2.7 Halaman Ubah Gejala ... 57

4.6.2.8 Halaman Laporan Penyakit ... 58

4.6.2.9 Halaman Laporan Gejala ... 59

4.6.2.10 Halaman Laporan Pasien ... 60

4.7 Pengujian Sistem Pakar ... 61

4.7.1 Pengujian Proses Certainty Factor ... 61

4.7.2 Rencana Pengujian ... 65

4.7.3 Kasus dan Pengujian Alpha ... 65

4.7.4 Kesimpulan Hasil Pengujian Alpha ... 71

4.8 Maintenance Sistem ... 72

BAB V PENUTUP ... 73

5.1 Kesimpulan ... 73

5.2 Saran ... 73

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Penjelasan Use Case Diagram ... 31

Tabel 4.2 Tabel Rule Base ... 39

Tabel 4.3 Tabel Penyakit ... 42

Tabel 4.4 Tabel Gejala ... 42

Tabel 4.5 Tabel Hasil Analisa ... 43

Tabel 4.6 Tabel Pakar ... 43

Tabel 4.7 Tabel Relasi ... 43

Tabel 4.8 Tabel Tmp_Penyakit ... 44

Tabel 4.9 Tabel Tmp_Gejala ... 44

Tabel 4.10 Tabel Tmp_Analisa ... 44

Tabel 4.11 Tabel Tmp_pasien ... 45

Tabel 4.12 Rencana Pengujian ... 65

Tabel 4.13 Pengujian Pengecekan Username dan Password ... 66

Tabel 4.14 Pengujian Pengolahan Data Penyakit Oleh Admin ... 67

Tabel 4.14a Pengujian Pengolahan Data Penyakit Oleh Admin ... 68

Tabel 4.15 Pengujian Pengolahan Data Gejala Oleh Admin ... 69

Tabel 4.15a Pengujian Pengolahan Data Gejala Oleh Admin ... 69

Tabel 4.15b Pengujian Pengolahan Data Gejala Oleh Admin ... 70

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Arsitektur Sistem Pakar ... 7

Gambar 2.2 Metode Forward Chaining ... 13

Gambar 3.1 Pengembangan Sistem Pakar dengan Waterfall Approach ... 22

Gambar 4.1 Use Case Diagram ... 31

Gambar 4.2 Class Diagram ... 33

Gambar 4.3 Sequence Diagram untuk User ... 34

Gambar 4.4 Sequence Diagram untuk Pakar ... 35

Gambar 4.5 Activity Diagram untuk Mendiagnosa Penyakit ... 36

Gambar 4.6 Activity Diagram untuk CF ... 37

Gambar 4.7 Activity Diagram untuk Login Admin ... 38

Gambar 4.8 Halaman User ... 42

Gambar 4.9 Halaman Daftar Penyakit ... 43

Gambar 4.10 Halaman Konsultasi Awal ... 44

Gambar 4.11 Halaman Konsultasi Pertanyaan ... 45

Gambar 4.12 Halaman Hasil Analisa ... 46

Gambar 4.13 Halaman Login Pakar ... 47

Gambar 4.14 Halaman Home Pakar ... 48

Gambar 4.15 Halaman Input Penyakit ... 49

Gambar 4.16 Halaman Input Gejala ... 50

Gambar 4.17 Halaman Input Relasi ... 51

Gambar 4.18 Halaman Ubah Penyakit ... 52

Gambar 4.19 Halaman Ubah Gejala ... 53

Gambar 4.20 Halaman Laporan Penyakit ... 54

Gambar 4.21 Halaman Laporan Gejala ... 55

Gambar 4.22 Halaman Laporan Pasien ... 56

Gambar 4.23 Pertanyaan Pertama Certainty Factor ... 58

Gambar 4.24 Pertanyaan Kedua Certainty Factor ... 59

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bidang kesehatan merupakan salah satu bidang yang menggunakan teknologi komputer. Salah satunya adalah untuk mendiagnosa penyakit gigi dan mulut yang dapat terjadi pada siapa pun. Termasuk contohnya penerapan ilmu komputer yang terdapat kedokteran yang semakin berkembang pesat, ilmu komputer dapat membantu dokter untuk menganalisa dan lain-lain. Sebenarnya sistem pakar juga di terapkan di kedokteran. Sistem pakar merupakan suatu program aplikasi komputerisasi yang berusaha menirukan proses penalaran dari seorang ahlinya dalam memecahkan masalah spesifikasi atau bisa dikatakan merupakan duplikat dari seorang pakar karena pengetahuannya disimpan didalam basis pengetahuan untuk diproses pemecahan masalah. Data yang tersimpan dalam database akan menginformasikan suatu keluhan pasien dengan akurat dan dapat menyimpulkan jenis penyakit.

Rongga mulut kita dilapisi oleh apa yang disebut dengan membrane mukosa. Mulut kamu terdiri dari beberapa bagian, ada yang disebut langit-langit lidah, dasar mulut, pipi, bibir, gigi, dan gusi. Gigi kita terdiri dari dua macam jaringan, ada jaringan keras di luarnya yaitu email dan dentin serta jaringan lunak didalamnya yaitu pulpa. Email merupakan jaringan keras pelindung gigi yang menutupi seluruh permukaan mahkota gigi. Dentin berwarna kuning dan lebih lunak dari email memiliki kemampuan untuk tumbuh. Pulpa merupakan jaringan lunak yang di dalamnya terdapat jaringan ikat, limfe, saraf, dan pembuluh darah. Fungsi gigi adalah pengunyahan, berbicara, estetik, dam menjaga kesehatan rongga mulut dan rahang. Jenis-jenis gigi terdiri dari: gigi seri, gigi taring, gigi geraham kecil, gigi geraham besar. [1]

Gigi dan mulut adalah organ-organ tubuh yang ada pada wajah. Oleh karenanya kesehatan kondisi dari keduanya sangatlah penting. Pada umumnya orang sering menyepelekan masalah kesehatan sekitar mulut, karena mungkin mereka lebih mementingkan kesehatan organ-organ tubuh yang lain. Padahal penyakit yang menyerang gigi dan mulut menimbulkan efek yang sangat berarti misalnya masalah penampilan. Bahkan berawal dari penyakit yang ada pada kedua organ inilah akan

(13)

timbul penyakit-penyakit membahayakan yang mungkin akan menyerang organ-organ tubuh yang lainnya.

Dari kebanyakan masyarakat cenderung takut untuk memeriksakan penyakit gigi dan mulutnya ke dokter gigi atau puskemas, sehingga kurangnya pengetahuan tentang penyakit infeksi gigi dan mulut, maka dibuatlah suatu sistem pakar yang nantinya berguna untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang penyakit penyakit infeksi gigi dan mulut, sistem ini dapat mengetahui gejala gejala awal serta dapat cepat menanggulangi penyakit tersebut. Sistem pakar ini dapat ditanamkan pada sistem informasi PMI atau rumah sakit setempat, dan selain itu juga tidak menutup kemungkinan aplikasi ini digunakan sebagai tambahan informasi bagi penyuluh kesehatan.

Dalam penelitian ini akan dibuat suatu sistem pakar yang nantinya akan menggunakan pendekatan dengan metode Certainty Factor. Metode certainty factor merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk mengatasi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan. Certainty Factor (CF) dapat terjadi dengan berbagai kondisi. Kelebihan metode Certainty Factor adalah cocok dipakai dalam sistem pakar untuk mengukur sesuatu apakah pasti atau tidak pasti dalam mendiagnosis penyakit sebagai salah satu contohnya. Dengan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengambil pokok bahasan tugas akhir dengan judul “SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA

PENYAKIT INFEKSI GIGI DAN MULUT PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis mengambil rumusan masalah :

Bagaimana membangun sistem pakar mendiagnosa penyakit infeksi gigi dan mulut dengan menggunakan metode certainty factor ?

1.3. Batasan Masalah

Masalah yang ditimbulkan suatu penyakit sangat luas dan beragam karena banyak sekali faktor-faktor luar dan dalam yang mempengaruhinya, agar pembahasan dalam penelitian ini lebih terarah maka penulis melakukan pembatasan seperti dibawah ini :

(14)

1. Sistem yang akan dibuat dibatasi hanya permasalahan seputar gangguan kesehatan yang berhubungan dengan infeksi gigi dan mulut pada manusia. 2. Sistem pakar ini memuat sejumlah data gejala penyakit, nama penyakit, dan

pengobatan terhadap penyakit tersebut.

3. Metode sistem pakar yang dipakai adalah certainty factor dan forward chaining.

4. Sistem ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemprograman PHP, dengan database mysql.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah membangun sistem pakar yang mampu mengidentifikasi dan saran penanggulangannya pada pasien dengan memperhatikan aturan-aturan (rule-rule), metode dan design sistem sehingga kurangnya pengetahuan masyarakat akan penyakit infeksi gigi dan mulut pada manusia dapat terbantu dengan adanya sistem pakar ini.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan tugas akhir ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak antara lain :

1. Bagi Penulis

a) Memperoleh data yang diperlukan untuk pembuatan sistem pakar untuk mengidentifikasi penyakit infeksi gigi dan mulut pada manusia dan menanggulangi penyakit tersebut.

b) Sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan pengembangan sistem, khususnya sistem pakar untuk pendukung pengambilan keputusan.

c) Menambah pengetahuan umum mengenai gejala dan cara penanggulangan penyakit infeksi gigi dan mulut pada manusia.

(15)

Laporan tugas akhir ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan akademi dalam memberikan bekal kepada mahasiswa untuk terjun ke masyarakat.

3. Bagi Pengguna Sistem

a) Mengenalkan sistem pakar kepada masyarakat dalam hal ini orang-orang yang belum mengetahui penyakit infeksi gigi dan mulut pada manusia.

b) Memperoleh informasi yang diperlukan untuk penanggulangan penyakit gigi dan mulut pada manusia.

c) Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi peneliti berikutnya yang akan membahas mengenai masalah sistem pakar.

4. Bagi PMI

a) Digunakannya sebagai penyuluhan kepada masyarakat.

b) Membantu secara dini mengenalkan penyakit infeksi gigi dan mulut kepada masyarakat

(16)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Pakar

Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengapdosi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli.

Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru kerja dari para ahli.

Jadi sistem pakar Æ kepakaran ditransfer dari seorang pakar (atau sumber kepakaran yang lain) ke komputer, pengetahuan yang ada disimpan dalam komputer, dan pengguna dapat berkonsultasi pada komputer itu untuk suatu nasehat, lalu komputer dapat mengambil inferensi (menyimpulkan, mendeduksi, dll.) seperti layaknya seorang pakar, kemudian menjelaskannya ke pengguna tersebut, bila perlu dengan alasan-alasannya.

Sistem Pakar terkadang lebih baik unjuk kerjanya daripada seorang pakar manusia. Dengan sistem pakar, orang awam pun dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit yang sebenarnya hanya dapat diselesaikan dengan bantuan para ahli. Bagi para ahli, sistem pakar juga akan membantu aktivitasnya sebagai asisten yang sangat berpengalaman. Sistem pakar dikembangkan pertama kali tahun 1960.[2]

2.1.1 Ciri-Ciri Sistem Pakar

Ciri-ciri sistem pakar adalah sebagai berikut [2]: a. Terbatas pada domain keahlian tertentu.

b. Dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak pasti.

c. Dapat menggemukan rangkaian alasan-alasan yang diberikannya dengan cara yang dapat dipahami.

d. Berdasarkan pada kaidah/rule tertentu.

e. Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap. f. Pengetahuan dan mekanisme inferensi jelas terpisah. g. Keluaranya bersifat anjuran.

h. Sistem dapat mengaktifkan kaidah secara searah yang sesuai, dituntun oleh dialog dengan pemakai.

2.1.2 Keuntungan Sistem Pakar

(17)

a. Masyarakat awam non pakar dapat memanfaatkan keahlian di dalam bidang tertentu tanpa kehadiran langsung seorang pakar.

b. Meningkatkan produktivitas kerja, yaitu bertambah efiensi pekerjaan tertentu serta memberikan hasil solusi kerja.

c. Penghematan waktu dalam menyelesaikan masalah yang kompleks.

d. Merupakan arsip yang terpercaya dari sebuah keahlian, sehingga bagi pemakai sitem pakar akan seolah-olah berkonsultasi langsung dengan sang pakar, meskipun mungkin sang pakar telah meninggal.

e. Memberikan penyederhanaan solusi untuk kasus-kasus yang kompleks dan berulang-ulang.

f. Memperluas jangkauan, dari keahlian seorang pakar. Dimana sebuah sistem pakar yang telah disahkan, akan sama saja artinya dengan seorang pakar yang tersedia dalam jumlah besar (dapat diperbanyak dengan kemampuan yang persis sama), dapat diperoleh dan dipakai di mana saja.

2.1.3 Kelemahan Sistem Pakar

Disamping memiliki beberapa keuntungan, sistem pakar juga memiliki beberapa kelemahan (Kusumadewei, 2006), antara lain :

a. Masalah dalam mendapatkan pengetahuan, dimana pengetahuan tidak selalu bisa didapatkan dengan mudah, karena kadang kala pakar dari masalah yang kita buat tidak ada dan kalaupun ada kadang-kadang pendekatan yang dimiliki oleh pakar berbeda-beda.

b. Biaya yang di perlukan untuk membuat dan memeliharanya sangat mahal. c. Sulit di kembangkan karena ketersedian pakar masih sedikit di bidangnya.

2.1.4 Struktur Sistem Pakar

Sistem pakar terdiri dari dua bagian pokok, yaitu lingkungan pengenmbangan

(Development Enviroment) dan lingkungan konsultasi (Consultasion

Environment). Lingkungan pengembangan digunakan sebagai pembangunan sistem pakar baik dari segi pembangunan komponen maupun basis pengetahuan. Lingkungan konsultasi digunakan oleh sesorang yang bukan ahli untuk berkonsultasi ( Kusrini, 2006).

(18)

Gambar 2.1 Arsitektur Sistem Pakar

2.1.5 Komponen Sistem Pakar

1. Antarmuka Pengguna (User Interface)

Antarmuka merupakan mekanisme yang digunakan oleh pengguna dan sistem pakar untuk berkomunikasi. Antarmuka menerima informasi dari pemakai dan mengubahnya ke dalam bentuk yang dapat diterima oleh sistem. Selain itu antarmuka menerima dari sistem dan menyajikannya ke dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh pemakai.

2. Basis Pengetahuan

Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk pemahaman, formulasi, dan penyelesaian masalah. Basis pengetahuan tersusun atas fakta dan kaidah. Fakta adalah informasi tentang objek, peristiwa, atau situasi. Kaidah adalah cara untuk membangkitkan suatu fakta baru dari fakta yang sudah diketahui.

(19)

Akuisisi pengetahuan adalah akumuasi, transfer, dan transformasi keahlian dalam menyelesaikan masalah dari sumber pengetahuan ke dalam program komputer. Dalam tahap ini knowledge engineer berusahan menyerap pengetahuan untuk selanjutnya ditransfer ke dalam basis pengetahuan. Pengetahuan diperoleh dari pakar, dilengkapi dengan buku, basis data, laporan penelitian, dan pengalaman pemakai.

4. Mesin/Motor Inferensi (Inference Engine)

Komponen ini mengandung mekanisme pola pikir dan peralatan yang digunakan oleh pakar dalam menyelesaikan suatu masalah. Mesin inferensi adalah program komputer yang memberikan metodologi untuk penalaran tentang informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan dalam workplace, dan untuk memformulasikan kesimpulan.

5. Workplace/Blackboard

Workplace merupakan area dari sekumpulan memori kerja (working

memory), digunakan untuk merekam kejadian yang sedang berlangsung

termasuk keputusan sementara. 6. Fasilitas Penjelasan

Fasilitas penjelasan adalah komponen tambahan yang akan meningkatkan kemampuan sistem pakar, digunakan untuk melacak respon dan memberikan penjelasan tentang kelakuan sistem pakar secara interaktif melalui pertanyaan. 7. Perbaikan Pengetahuan

Pakar memiliki kemampuan untuk menganalisis dan meningkatkan kinerjanya serta kemampuan untuk belajar dari kinerjanya. Kemampuan tersebut adalah penting dalam pembelajaran terkomputerisasi, sehingga program akan mampu menganalisis penyebab kesuksesan dan kegagalan yang dialaminya dan juga mengevaluasi apakah pengetahuan-pengetahuan yang ada masih cocok untuk digunakan di masa mendatang.

2.1.6 Klasisfikasi Sistem Pakar

Berdasarkan kegunaannya, sistem pakar diklarifikasikan menjadi : a. Diagnosis

Sistem pakar diagnosis biasanya digunakan untuk merekomendasikan obat untuk orang yang sakit, kerusakan mesin, kerusakan rangkaian elektronik, dan

(20)

sebagainya. Prinsipnya adalah menemukan apa masalah atau kerusakan yang terjadi. Sistem pakar diagnosis adalah jenis sistem pakar yang paling popular saat ini.

b. Pengajaran

Sistem pakar ini digunakan untuk mengajar, mulai dari murid SD sampai mahasiswa perguruan tinggi. Kelebihan dari sistem pakar yang digunakan untuk mengajar adalah membuat diagnose apa penyebab kekurangan dari siswa, kemudian memberikan cara untuk memperbaikinya.

c. Interpretasi

Sistem pakar interpretasi digunakan untuk menganalisa data yang tidak lengkap, tidak teratur dan data yang kontradiktif, misalnya untuk intepretasi citra. d. Prediksi

Keunggulan dari seorang seorang pakar adalah kemmampuannya memprediksi ke depan. Penggunaan sistem pakar prediksi misalnya adalah peramalan cuaca, penentuan masa tanam .

e. Perencanaan

Penggunaan sistem pakar perencanaan sangat luas, mulai dari perencanaan mesin-mesin sampai manajemen bisnis. Penggunaan sistem pakar ini akan menghemat biaya, waktu, dan material, sebab pembuatan model sudah tidak diperlukan lagi. Contoh penggunaan antara lain sistem konfigurasi komputer, tata letak sirkuit dan sebagainya.

f. Kontrol

Sistem pakar ini digunakan untuk mengontrol kegiatan yang membutuhkan presisi waktu yang tinggi. Misalnya pengontrolan pada industry-industri berteknologi tinggi.

2.2 Certainty Factor

Certainty Factor (CF) menunjukan ukuran kepastian terhadap suatu fakta atau

aturan.[2] Ada dua cara dalam mendapatkan tingkat keyakinan CF dari sebuah rule yaitu dengan Metode ‘Net Belief’ yang diusulkan oleh E.H Shortliffle dan B.G. Buchanan. Serta dengan cara mewancarai seorang pakar.

2.2.1 Perhitungan Certainty Factor

Secara umum, rule dipresentasikan dalam bentuk sebagai berkut. IF E1 AND E2 ... AND En THEN H (CF rule)

(21)

Atau

IF E1 OR E2 ... OR En THEN H (CF rule)

Di mana:

E1...En = Fakta-fakta (evidence) yang ada

H = Hipotesis atau konklusi yang dihasilkan

CF Rule = Tingkat keyakinan terjadinya hipotesis H akibat adanya fakta-fakta E1....En

a. Rule dengan evidence E ganda dan Hipotesis H tunggal IF E1 AND E2 ... AND En THEN H (CF rule) CF(H,E) = min [CF(E1),CF(E2),....,CF(En)] x CF(rule) IF E1 OR E2 ... OR En THEN H (CF rule) CF(H,E) = max [CF(E1),CF(E2),....,CF(En)] x CF(rule) Contoh 1 :

IF demam (CF=0,4) AND batuk (CF=0,2) AND mutah (CF=0,7) THEN penyakit= TBC (CF=0,3)

CF (TBC,demam batuk muntah)=min[0,4;0,2;0,7]x0,3=0,2x0,3=0,06

Artinya, jika gejala demam dan batuk dan muntah, maka tingkat kepastian terkena penyakit TBC addalah 0,06

Contoh 2 :

IF demam (CF=0,4) OR batuk (CF=0,2) OR mutah (CF=0,7) THEN penyakit=TBC (CF=0,3)

CF (TBC,demambatuk  muntah)=max[0,4;0,2;0,7]x0,3=0,7x0,3=0,21

Artinya, jika gejala demam dan batuk dan muntah, maka tingkat kepastian terkena penyakit TBC addalah 0,21

b. Rule dengan evidence E tunggal dan Hipotesis H tunggal IF E THEN H (CF rule)

CF(H,E)= CF(E)xCF(rule) Contoh 3:

IF hari ini terang (CF=0,4) THEN besok hujan (CF=0,6) CF (besok hujan, hari ini terang)= 0,4 x 0,6 = 0,24

(22)

2.2.2 Nilai Certainty Factor

Certainty Factor mempunyai 2 tipe nilai diantaranya [4]:

a. Nilai certainty factor kaidah yang nilainya melekat pada suatu kaidah/rule tertentu dan besarnya nilai diberikan oleh pakar.

b. Nilai certainty factor yang diberikan oleh pengguna untuk mewakili derajat kepastian/keyakinan atas premis (misalnya gejala, kondisi, ciri) yang dialami pengguna.

Pada implementasi sistem pakar akan terlihat nilai CF yang diberikan oleh pengguna ada pada sesi konsultasi, sehingga sistem pakar selain meminta jawaban pengguna atas pertanyaan yang diajukan juga meminta masukan certainty factor atas jawaban tersebut, sedangkan nilai CF kaidah terdapat pada suatu rule/ kaidah yang biasannya diberikan oleh pakar berdasarkan pengalamannya sehingga bersifat subyektif.

Pemberian nilai certainty factor kaidah bisa sangat bervariasi dalam arti nilai yang diberikan oleh pakar bisa berbeda-beda untuk suatu kaidah yang sama. Pakar yang satu dengan yang lain ada kemungkinan memberikan nilai certainty factor yang berbeda karena sangat bersifat subyektif.

2.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Metode Certainty Factor

Kelebihan dari metode certainty factor adalah:

1. Metode ini cocok dipakai dalam sistem pakar yang mengandung ketidakpastian. 2. Dalam sekali proses perhitungan hanya dapat mengolah 2 data saja sehingga

keakuratan data dapat terjaga.

Sedangkan kekurangan metode certainty factor adalah:

1. Pemodelan ketidakpastian yang menggunakan perhitungan metode certainty factor masih diperdebatkan.

2. Untuk data lebih dari 2 buah, harus dilakukan beberapa kali pengolahan saja.

2.3 Forward Chaining

Forward chaining adalah teknik pencarian yang dimulai dengan fakta yang diketahui, kemudian mencocokkan fakta-fakta tersebut dengan bagian IF dari rules IF-THEN[5]. Bila ada fakta yang cocok dengan bagian IF, maka rule tersebut dieksekusi. Bila sebuah rule di eksekusi, maka sebuah fakta baru (bagian THEN) ditambahkan ke dalam

(23)

database. Setiap kali pencocokan, dimulai dari rules teratas. Setiap rule hanya boleh dieksekusi sekali saja. Proses pemcocokan berhenti bila tidak ada rule yang bisa dieksekusi.

Gambar 2.2 Metode Forward Chaining

2.4 Mulut dan Gigi

Mulut adalah suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air. Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus. Mulut terdiri dari :

1. Bibir atas dan bawah 2. Gusi

3. Lidah

4. Pipi bagian dalam

5. Langit-langit yang terbagi dua yaitu di depan bagian keras karena ada tulang dan bagian belakang lunak karena tidak bertulang

6. Gigi

Gigi merupakan organ manusia yang terpenting. Tanpa gigi manusia tidak akan enak dalam mencerna makanan. Fungsi gigi adalah sebagai alat pencernaan, organ wicara dan sebagi penampilan.[6]

Infeksi cukup sering terjadi pada gigi dan mulut seperti virus yang menyebabkan gigi busuk. infeksi gusi dan jamur yang menyebabkan tukak berbintik putih yang merupakan cirri khas dari infeksi jamur.[7] Berikut adalah jenis-jenis penyakit infeksi gigi dan mulut :

1. Ginggivitis ulseratif nekrosis akut (GUNA)

Adalah peradangan destruktif yang terjadi pada gusi akibat infeksi bakteri yang berkembang akut progresif cepat.

Gejala : Observasi Kaidah A Fakta Kesimpulan 1 Observasi Kaidah B Fakta Fakta Kaidah C Kaidah D Kaidah E Kesimpulan 2 Kesimpulan 3 Kesimpulan 4

(24)

- Nyeri gusi

- Gusi bengkak merah dan berdarah

- Gingival berkaratin, gaung luka diantara gigi dan gusi - Bau Mulut

- Demam

- Pembesaran limfonodi di kepala, leher atau rahang Pencegahan/pengobatan:

- Penyingkiran inflamasi akut, disertai perawatan penyakit gingival atau prediodontal kronis yang bertumpang tindih dengan lesi GUNA maupun yang berada pada daerah lainnya di rongga mulut

- Penyingkiran sistom toksik seperti demam dan malaise

- Koreksi kondisi sistematik yang turun berperan dalam memicu maupun perkembangan perubahan pada gingiva

2. Trench Mouth

Adalah suatu infeksi gusi yang tidak menular dan terasa nyeri, menyebabkan nyeri, demam, dan kelelahan. Penyebabnya disebabkan oleh kebersihan mulut yang jelek, strees fisik maupun stress emosional, diet yang kurang dan kurang istirahat.

Gejalanya: - Nyeri gusi - Gelisah - Kelelahan - Bau mulut

- Ujung-ujung gusi yang terletak di antara dua gigi mengalami pengikisan - Gusi mudah berdarah

- Saat mengunyah dan menelan menyebabkan nyeri

- Kelenjar getah bening dibawah rahang sering kali mengalami membengkak - Demam

Pencegahan/pengobatan:

- Dilakukannya pembersihan pada jaringan gusi yang mati dan karang gigi dibuang.

- Pada saat di bersihkan akan terasa nyeri, maka akan di beri obat bius lokal. - Setelah beberapa hari pertama setelah pembersihan, penderita di haruskan

dengan larutan hidrogen peroksida ( setengah bagian hidrogen peroksida 3% di campur dengan setengah bagian air ), beberapa kali dalam sehari.

(25)

- Selama 2 minggu, penderita mengunjungi dokter gigi setiap 1-2 hari dan pembersihan berlanjut sampai terjadinya penyembuhan.

- Berhenti merokok - Mencoba mengatasi stres 3. Candidiasis Oral

Adalah infeksi pada mukosa rongga mulut yang disebabkan oleh Candida, paling sering disebabkan oleh Candida Albicans.

Gejalanya:

- Muncul bintik kuning, putih atau krem di dalam mulut dan lidah. - Lesi menyerupai keju

- Sedikit pendarahan apabila lesi tergores

- Pecah-pecah dan kemerahan pada sudut mulut (terutama pada pemakai gigi tiruan)

- Sensasi seperti terdapat kapas dalam mulut - Kehilangan selera makan

Pencegahan/pengobatan:

- Mengeliminasi fakor predisposisi.

- Optimalisasi oral hiegiene serta pemberian terapi obat kumur Chlorhexidine gluconate 0,25 % akan memberikan prognosa yang baik.

4. Abses Periodontal

Adalah gangguan pada gigi yang disebabkan oleh infeksi pada jaringan periodontal. Gejalanya:

- Pembekakan pada gusi

- Penderita di sertai oleh munculnya nanah - Sakit saat membuka mulut

- Kesulitan mengunyah makanan Pencegahan/pengobatan:

- Gejala akan hilang dalam beberapa hari.

- Namum bila sakit masih terjadi, sebaiknya periksa ke dokter gigi. 5. Glossitis

Adalah peradangan atau infeksi pada lidah yang disebabkan oleh virus atau infeksi bakteri, dan infeksi jamur.[8]

Gejalanya:

(26)

- Permukaan lidah yang halus

- Lidah berwarna sangat merah, putih

- Kesulitan mengunyah, menelan atau berbicara - Alergi pada pasta gigi atau obat kumur

- Kesulitan mengunyah, menelan dan berbicara Pencegahan/pengobatan:

- Menyikat gigi setidaknya 2 kali sehari. - Flossing sedikitnya setiap hari.

- Membersihkan lidah setelah makan.

- Pemberian kortikosteroid untuk pembengkakan dan rasa tidak nyaman di mulut.

- Obat kumur yaitu campuran setengah teh baking soda dan di campur dengan air hangat.

6. Abses Periapikal

Adalah pengumpulan nanah yang telah menyebar dari sebuah gigi ke jaringan dan sekitarnya, biasa berasal dari suatu infeksi.

Gejalanya:

- Gigi terasa sakit.

- Bila mengunyah akan menimbulkan rasa nyeri. - Demam

- Adanya pembengkalan kelenjar getah bening di leher Pencegahan/pengobatan:

- Di berikannya obat antibiotic untuk menghilangkan infeksi yaitu penisilin, Azytromicin, metronidazole, clindamicin, amoxicillin-clavulanat.

- Dengan mencabutnya pulpa yang terinfeksi dan mengeluarkan nanah. 7. Herpes Labialis

Adalah lesi/luka yang terdapat pada wajah di sekeliling bibir dan dalam satu bagian. Penyebabnya virus herpes simplex tipe 1, penyakit ini dapat menular jika kontak langsung dengan penderita.[9]

Gejalanya:

- Kesemutan pada wilayah bibir - Kehilangan selera makan - Saikit saat membuka mulut

(27)

- Kulit terkelupas

- Timbul kerak yang berlebihan

- Rasa gatal dan iritasi pada daerah bibir dan mulut - Rasa sakit nyeri pada bibir dan mulut

Pencegahan/pengobatan:

- Krem Acylovir 0,5% yang di oleskan pada daerah luka

- Gangguan kekebalan tubuh perlu dirawat dengan Acylovir sistematis.

- Kompres dingin, tempat yang sejuk dan gunakan handuk basah pada luka sebanyak tiga kali sehari selama 20 menit tiap waktunya untuk membantu mengurangi kemerahan dan bengkak.

- Kaya akan diet lisin (Minuman beragi, kacang-kacangan, susu, gandum, ikan, dan daging) dan kurangi arginin yang dapat menyebabkan herpes labialis kambuh kembali.

- Preparat topikal yang mengandung emolien dapat mengurangi kekeringan sementara dan juga fenol dan kamfer yang dapat memberikan efek dingin. Ditambah dengan beberpa hazel atau alkohol dapat mengurangi rasa terbakar selama penyembuhan.

8. Herpes Zoster

Adalah suatu infeksi yang menyebabkan erupsi kulit yang sangat nyeri berupa gelembung yang berisi cairan yang disebabkan oleh virus yang sama yang menyebabkan cacar air yaitu virus varicella-zoster.[9]

Gejalanya:

- Sakit dan bercak gatal di kulit trigeminal, vesikel unilateral, dan ulser mulut - Tubuh terasa meriang, pening, dan pegal-pegal

- Nafsu makan berkurang Pencegahan/pengobatan:

- Oleskan salep Acyclovir untuk bercak gatal

- Berikan tablet acyclovir untuk gangguan kekebalan 9. Stomatitis Angularis

Adalah peradangan pada sudut-sudut mulut yang dapat disebabkan infeksi bakteri, jamur, atau pun iritan.

Gejalanya:

- Fisur eritemotosis simetris pada kulit commisura - Bibir terasa kering

(28)

- Merintis kecil - Perih di sekitar luka Pencegahan/pengobatan:

- Hilangkan factor predisposisi sistematis - Dikurangi menjilat di area bibir

- Olesi salep anti biotic atau kortikosteroid di sekitar luka 10. Gingivostomatitis

Adalah merupakan infeksi virus herpes simplex tipe 1 (HSV-1) pada gusi dan bagian mulut lainnya, yang menimbulkan nyeri. Penyakit ini paling sering terjadi pada bayi dan anak-anak usia 1-4 tahun, tetapi dapat juga terjadi pada remaja dan orang dewasa.

Gejalanya:

- Gusi berwarna merah terang

- Banyak luka terbuka berwarna putih dan kuning - Kehilangan selera makan

- Luka kecil sekitar ( 1-5 milimeter diameter ) - Demam

- Bau mulut

Pencegahan/pengobatan:

- Menyikat gusi supaya untuk mengurangi infeksi tambahan dari bakteri mulut. - Di bersihkannya jaringan yang terinfeksi ( proses yang disebut debridement ). - Makan-makanan yang lunak, lembut dan tidak pedas.

(29)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini penelitian deskriptif, berarti dalam penelitian ini dilakukan kegiatan yang meliputi pengumpulan data, analisis data dan intepretasi hasil analisisnya. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode survei dengan menggunakan daftar pertanyaan.

2.5 Jenis dan Sumber Data

Adapun data yang dijadikan dalam bahasa penulisan laporan ini berupa : 3.1.1 Data Primer

Penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara dengan drg. Umi Budhiyanti menjabat sebagai dokter gigi PMI Kota Semarang berupa pertanyaan mengenai gejala-gejala tentang penyakit infeksi gigi dan mulut pada manusia, jenis-jenis penyakit infeksi gigi dan mulut, dan solusi penyembuhan dari penyakit infeksi gigi dan mulut.

3.1.2 Data Sekunder

Pengertian sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut. Data sekunder umumnya berupa bukti catatan atau laporan historis yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan. Data sekunder di gunakan sebagai data pelengkap teori data primer yang diperoleh dari perpustakaan dan internet yaitu berupa pengertian, konsep-konsep, definisi yang berhubungan dengan penyakit penyakit infeksi gigi dan mulut, gejala gejala penyakit infeksi gigi dan mulut beserta solusi pencegahannya.

2.6 Metode Pengumpulan Data

Sesuai dengan sumber data dan penyusunan tugas akhir ini maka dalam penulisan dan pengumpulan data penulis menggunakan beberapa metode, antara lain:

(30)

Metode pengumpulan data melalui buku-buku yang berkaitan dengan penyakit infeksi gigi dan mulut pada manusia, data tersebut diperoleh melalui buku-buku tentang penyakit infeksi gigi dan mulut pada manusia sebagai data pendukung. b. Wawancara

Wawancara (bahasa Inggris: interview) merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi di mana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai. Contoh daftar pertanyaan :

- Ada berapa jenis penyakit-penyakit infeksi gigi dan mulut ?

- Bagaimana langkah-langkah menanggulangi penyakit-penyakit infeksi gigi dan mulut ?

- Seperti apakah gejala gejala dari penyakit penyakit infeksi gigi dan mulut tersebut ?

c. Penelitian dan Mengunjungi Situs (research and site visit)

Penelitian adalah teknik yang sering digunakan berdasarkan studi terhadap aplikasi yang serupa. Kunjungan situs merupakan bentuk penelitian yang khusus, dengan menjelajahi internet dapat memperoleh informasi yang tidak terduga. Dalam hal ini penulis mencari beberapa teori yang di butuhkan dalam penyelesaian laporan tugas akhir melalui media internet. Situs-situs yang dikunjungi adalah situs yang berkaitan dengan penyakit infeksi gigi dan mulut.

2.7 Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode waterfall. Adapun tahapan dalam pengembangan sistem ini meliputi :

(31)

Gambar 3.1 : Pengembangan Sistem Dengan Waterfall Approach Sumber : Aji Supriyanto, 2007.

a. Perencanaan Sistem (System Planning)

Yang dikerjakan dalam tahapan perencanaan sistem adalah :

1. Menyadari adanya masalah. Setiap penyakit infeksi gigi dan mulut memiliki gejala gejala yang hampir sama dengan penyakit infeksi gigi dan mulut lainya.

2. Mendefinisikan masalah. Setelah menyadari adanya masalah, selanjutnya harus memahami sebab-sebab terjadinya permasalahan. 3. Menentukan tujuan sistem. Sebuah sistem pakar menentukan tujuan

sistem yang harus dipenuhi oleh sistem untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan pemakainya.

4. Mengindentifikasi kendala-kendala sistem. Pembangunan sistem yang baru belum dapat berjalan dengan sempurna, untuk itu perlu diidentifikasi kendala-kendala yang mungkin terjadi setelah diterapkannya sistem yang terbaru.

5. Membuat studi kelayakan. Studi kelayakan pada tahap perencanaan dilakukan dasar sekilas yang meliputi kelayakan teknis, operasional, ekonomis, hukum atau etika dan jadwal.

6. Mempersiapkan usulan penelitian sistem. Hal ini digunakan untuk memberikan dasar yang rinci untuk rancangan sistem baru mengenai apa yang harus dilakukan dan bagaimana sistem itu melakukannya. b. Analisis Sistem (System Analysis)

(32)

Yang dikerjakan dalam tahapan analisis sistem adalah :

1. Mengumpulkan data baik dari membaca buku, artikel, dan wawancara secara langsung dengan orang-orang yang sudah ahli dalam permasalan penyakit infeksi gigi dan mulut pada manusia.

2. Menyusun data penyakit infeksi gigi dan mulut yang telah dikumpulkan dan menganalisa data penyakit yang telah disusun. 3. Dari data penyakit infeksi gigi dan mulut pada manusia yang telah

disusun dan dianalisa kemudian dicoba untuk dirancang suatu sistem pakar untuk mendeteksi penyakit infeksi gigi dan mulut pada manusia. c. Desain Sistem (System Design)

Yang dikerjakan dalam tahapan desain sistem ini adalah :

1. Membuat data flow document yang berisi alur sistem pada objek penelitian.

2. Membuat pangakalan kaidah sesuai dengan kebutuhan sistem. 3. Membuat tabel rule base untuk menguji data yang dipakai.

4. Membuat desain UML yang berisi use case diagram, class diagram, sequence diagram dan activity diagram.

Hasil dari perancangan sistem ini berupa desain yang nantinya diterjemahkan kedalam pembuatan program yang dibuat dengan software Macromedia Dreamweaver.

d. Penerapan Sistem (System Implementation)

Yang dilakukan dalam tahapan penerapan sistem pakar ini adalah sebagai berikut :

1. Menerapkan sistem pakar pada lingkungan yang sesuai dengan objek penelitian.

2. Melakukan pengawasan terhadap pemakaian sistem pakar sehingga sistem yang diterapkan akan sesuai dengan kebutuhan user.

Hasil dari implementasi sistem ini adalah menerapkan sistem pakar pada dunia kesehatan dan bidang konsultasi pelayanan masyarakat. Bidang kesehatan dipakai pada rumah sakit. Bidang pelayanan masyarakat seperti Palang Merah Indonesia maupun tempat pelayanan yang lainnya.

(33)

Yang dilakukan dalam tahapan perawatan sistem pakar ini adalah sebagai berikut :

1. Penggunaan sistem, yaitu menggunakan sistem sesuai dengan fungsi tugasnya masing-masing untuk operasi rutin atau sehari-hari.

2. Audit sistem, yaitu melakukan pengamatan dan penelitian formal untuk menentukan seberapa baik sistem baru dapat memenuhi kriteria kinerja. Studi semacam ini disebut dengan penelaahan setelah penerapan, dan dapat dilakukan oleh seseorang dari jasa informasi atau oleh seorang auditor internal.

3. Penjagaan sistem, yaitu melakukan pemantauan atau pemeriksaan rutin sehingga sistem tetap beroperasi dengan baik. Selain itu juga menjaga kemutakhiran sistem jika sewaktu-waktu terjadi perubahan lingkungan sistem atau memodifikasi rancangan software.

4. Perbaikan sistem, yaitu melakukan perbaikan jika dalam operasi terjadi kesalahan (bugs) dalam program atau kelemahan rancangan yang tidak terdeteksi saat tahap pengujian sistem.

2.8 Teknik Analisis Data

Setelah semua data diperoleh, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap data tersebut. Peneliti melakukan analisa data yang di peroleh untuk mengidentifikasi kebutuhan, merancang sistemm dan mengimplementasikannya pada obyek penelitian.

Dalam melakukan analisis data, dilakukan tahp-tahap sebagai berikut : 1. Analisa Data

Data-data yang telah diperoleh kemudian di analisa dab di kelompokan berdasarkan jenis datanya yaitu seperti jenis data primer dan data sekunder. Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh dengan cara langsung dari sumber aslinya. Peneliti juga memerlukan wawancara kepada pakar atau ahli di bidang gigi dan mulut untuk mendapatkan data primer.

Data primer diperoleh dengan melalui wawancara terhadap pakar atau dokter mengenai jenis penyakit infeksi gigi dan mulut, gejala-gejala penyakit infeksi gigi dan mulut serta solusinya penyembuhan atau pencegahan.

Jenis data kedua adaah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung untuk mendukung penelitian. Data sekunder

(34)

tersebut diperoleh dari hasil studi pustaka yang peniliti ambil dari beberapa buku, literature, dan media internet.

2. Analisa Kebutuhan

Dari hasil penelitian yang telah di peroleh dan dikelompokan menurut jenis datanya, kemudian dianalisa lebih lanjut. Sebelum melakukan pembuatan sebuah program perangkat lunak, dilakukan suatu perancangan akan perangkat lunak tersebut, sehingga pada saat pembuatan akan semakin cepat dan terstruktur rapi karena di dalam perancangan akan dibahas tentang semua persiapan pembuatan perangkat lunak.

3. Kebutuhan Informasi

Agar sistem yang akan dibangun sesuai dengan tujuan maka perlu dilakukan indentifikasi kebutuhan informasi. Informasi yang diperlukan antara lain :

a. Informasi untuk user

- Informasi mengenai langkah-langkah atau pilihan dalam menentukan penyakit dari gejala yang di derita oleh manusia terutama pada gigi dan mulut.

- Solusi dari penyakit infeksi gigi dan mulut pada manusia

- Layanan untuk menampung gejala penyakit infeksi gigi dan mulut yang ada pada manusia yang belum pernah ada jenis penyakitnya serta solusinya. b. Informasi untuk pakar

- Informasi mengenai penyakit infeksi gigi dan mulut pada manusia berserta solusinya.

- Informasi mengenai semua keluhan user tentang gejala yang diderita manusia yang belum diketahui jenis penyakitnya serta solusinya.

4. Perancangan sistem

Setelah semua kebutuhan diindentifikasi, kemudian di lakukan perancangan sistem sebelum membangun sistem itu sendiri. Proses perancangan sistem melewati beberapa tahapan mulai dari sistem yang direncanakan sampai dengan sistem yang telah diterapkan. Dalam peracangan sistem terdapat beberapa langkah, yaitu :

1. Analisis Sistem

(35)

a. Ketika seorang pengguna memerlukan informasi dari sistem pakar ini, maka mesin inferensi akan mengajukan serangkaian pertanyaan yang harus dijawab oleh pengguna melalui suatu user-interface (antarmuka pengguna). b. Jawaban yang dikumpulkan oleh mesin inferensi kemudian dipakai untuk

menemukan informasi dar basis-basis pengetahuan informasi ini kemudian di teruskan ke pengguna (user).

c. Apabila pengguna ingin mengetahui lebih rinci tentang informasi yang di peroleh maka dapat melakukan klarifikasi melalui fasilitas penjelasan (explanation facility).

2. Desain Sistem

Yang dikerjakan dalam desain sistem ini adalah :

a. Membuat usecase yang berisi alur pada sistem pakar pada objek penelitian. b. Membuat pengkalan kaidah sesuai kebutuhan sistem.

c. Membuat table rule base untuk menguji data yang di pakai.

Hasil dari perancanga sistem ini berupa desain yang nantinya diterjemahkan ke dalam pembuatan program yang dibuat dengan PHP.

3. Implementasi Sistem

Sistem setelah dianalisis dan didesain secara rinci, maka sistem telah menuju pada tahap implementasi yang merupakan tahap meletakan sistem supaya siap untuk di operasikan.

Yang di lakukan dalam tahapan implementasi sistem pakar ini adalah :

a. Menerapkan sistem pakar pada lingkungan yang sesuai dengan objek penelitian

b. Melakukan pengawasan terhadap pemakaian sistem pakar sehingga sistem yang diterapkan akan sesuai dengan kebutuhan user.

c. User dapat menggunakan sistem pakar ini pada waktu pemerikasaan gigi dan mulut atau saat penyuluhan.

Hasil dari implementasi sistem ini adalah menerapkan sistem pakar pada dunia kedokteran atau kesehatan, dunia pendidikan maunpun bidang konsultasi pelayanan masyarakat yang bisa di terapkan di puskesmas, PMI atau rumah sakit.

(36)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Perencanaan Sistem

Dengan semakin banyaknya jenis-jenis penyakit yang di derita oleh manusia, maka di perlukan suatu langkah yang tepat untuk mengenal dan mengetahui gejala-gejala penyakit yang ada pada manusia secara cepat dan tepat. Pemanfaatan teknologi komputer yang ada sangat membantu untuk memecahkan masalah-masaah yang rumit, menyangkut banyaknya jenis-jenis penyakit gigi pada manusia. Teknologi komputer juga sangat membantu mahasiswa yang awam tentang penyakit yang terdapat pada gigi manusia dan untuk mengetahui secara cepat analisa dan pencegahan terhadap penyakit pada manusia tanpa harus menjadi seorang pakar yang ahli di dalam bidang penyakit infeksi gigi dan mulut pada manusia.

4.1.1 Penentuan Problematika Yang Cocok

Sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit infeksi gigi dan mulut pada manusia sangat layak untuk di kembangkan sampai taraf pengembangan yang lebih tinggi lagi. Hal ini disebabkan dengan semakin banyaknya data-data penyakit infeksi gigi dan mulut pada manusia semakin besar pula kebutuhan untuk mengetahui penyakit pada gigi manusia dalam waktu yang tepat dan cepat. Permasalahan mendasar yang menjadi persoalan dalam pembuatan sistem ini adalah bagaimana memasukan kepakaran dari seorang ahli dalam bidang penyakit infeksi gigi dan mulut tersebut untuk kemudian di masukkan dalam sistem komputer. Kelayakan sistem baru juga dapat diindikasikan dengan kemudahan terhadap fasilitas-fasilitas yang ada dalam sistem baru tersebut bagi para pengguna sistem.

4.1.2 Pertimbangan Alternatif Pembuatan Sistem Pakar

Dalam mempertimbangkan alternative pembuatan sistem pakar ini ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu :

a. Alternatif software yang dibutuhkan, yaitu software yang mampu mengatasi masalah dalam pengelolaa rule base sesuai dengan objek penelitian. b. Segi manfaat dalam pembuatan sistem pakar tentang penyakit infeksi bagi

(37)

menggantika peran dan fungsi dari seorang pakar penyakit pada manusia setera mampu memberikan solusi kepada pengguna maka sistem pakar tersebut layak untuk dikembangkan.

4.2. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan adalah bagaimana membuat sistem pakar yang dapat memenuhi kebutuhan si pemakai sistem atau user yang terdiri dari :

a. Membuat sistem pakar yang dapat menyimpulkan solusi atau penanganan yang di derita oleh manusia kepada user.

b. Membuat sistem pakar yang dapat memberikan solusi atau penanganan terhadap penyakit yang menyerang pada manusia.

c. Untuk pakar dapat menginput pengetahuan yang dimiliki sehingga didalam sistem pakar akuisisi pengetahuannya semakin lengkap.

4.3. Perancangan Sistem

Untuk mendapatkan gambaran mengenai sistem yang digunakan saat ini, kami melakukan analisa terhadap sistem dan memodelkannya dengan menggunakan functional modeling. Proses dan data model dari sistem dimodelkan dengan diagram

Use Case Diagram, Activity Diagram, dan Sequence Diagram.

4.3.1 Use Case Diagram

Use case merupakan form tertingi tentang suatu sistem yang memberikan

gambaran pada pihak pengguna, atau orang lain yang terlihat tentang bagaimana sistem tersebut akan bekerja. Use case diagram sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit infeksi gigi dan mulut pada manusia dapat di lihat di bawah ini :

(38)

Gambar 4.1 Use Case Diagram

Berikut ini penjelasan dari Use Case Diagram di atas :

Tabel 4.1 Penjelasan Use Case Diagram

Aktor Input Nama Use case Deskripsi Use Case

Admin User Name, Password Memasukkan gejala

Use case ini berfungsi untuk

memasukkan gejala

kemudian disimpan dalam data base.

Update gejala Use case ini berfungsi untuk

melakukan edit gejala-gejala. Masukkan data

penyakit

Use case ini berfungsi untuk

memasukkan data penyakit kemudian disimpan dalam data base.

Update data

penyakit

Use case ini berfungsi untuk

(39)

Penyakit.

Update relasi Use case ini berfungsi digunakan

untuk tambah relasi

User Input Nama, Alamat, Umur, dan Pekerjaan

Pilih gejala Use case ini berfungsi untuk

pilihan gejala-gejala

yang akan dipilih oleh pasien. Mendiagnosa

Penyakit

Use case ini berfungsi untuk

mendiagnosa penyakit.

4.3.2 Class Diagram

Paradigma pemrograman berorientasi objek adalah menggunakan konsep

class dan object sebagai dasar ketika melakukan analisis model, desain dan

implementasi sistem. Sebuah class dapat terdiri dari attributes dan methods. Class diagram membantu kita dalam visualisasi struktur kelas-kelas dari suatu sistem dan merupakan tipe diagram yang paling banyak dipakai. Class diagram memperlihatkan hubungan antar kelas dan penjelasan detail tiap-tiap kelas didalam model desain dari suatu sistem. Berikut oni adalah class diagram sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit infeksi gigi dan mulut pada manusia.

(40)

Gambar 4.2 Class Diagram

4.3.3 Use Case Sequence Diagram

4.3.3.1 Sequence diagram untuk user

Dibawah ini adalah gambar sequence diagram untuk User atau pasien dan akan dijelaskan langkah-langkah jalannya proses sequence diagram untuk User :

(41)

Gambar 4.3 Sequence Diagram untuk user

Sequence diagram berikut ini dimulai dari proses input data pasien yang selanjutnya akan mengisi sebuah form yang terdiri dari nama, alamat, umur dan pekerjaan. Setelah data masuk dan diterima, maka user akan menuju ke sebuah konsultasi. Pada saat masuk ke konsultasi user akan input data gejala, setelah input data gejala selesai di lanjutkan input data gejela selanjutnya. Setelah selesai menginputkan gejala maka akan tampil hasil analisa dari gejala yang telah di inputkan oleh user.

4.3.3.2 Sequence diagram untuk pakar

Dibawah ini adalah gambar sequence diagram untuk pakar dan akan dijelaskan langkah-langkah jalannya proses sequence diagram untuk Pakar :

(42)

Gambar 4.4 Sequence Diagram untuk pakar

Sequence diagram di atas untuk login di include oleh admin, proses yang terjadi didalamnya adalah, admin memasukkan username dan password kedalam form login. Form login akan mengecek validasi login dengan mengirimkan data ke system. Jika data valid maka admin akan masuk pada halaman utama admin. Setelah masuk, admin memasukkan gejala. Proses yang terjadi adalah admin mengisi data gejala pada form gejala setelah itu data dikirimkan ke dalam sistem untuk divalidasi jika valid maka sistem akan menyampaikan konfirmasi bahwa data gejala sudah masuk kedalam database dan setelah itu admin menyimpan data gejala pada database. Setelah itu admin mengupdate data gejala pada database.

4.3.4 Activity Diagram

4.3.4.1 Activity Diagram untuk mendiagnosa penyakit

Activity diagram ini digunakan untuk mengetahui alur caranya mendiagnosa penyakit yaitu pasien harus memilih gejala yang telah dialami apabila gejala tidak di isi, maka hasil penyakit tidak akan

(43)

muncul, apabila gejala di isi maka akan muncul suatu jenis penyakit, dan pilihan stadium selanjutnya akan melakukan proses diagnosa.

(44)

4.3.4.2 Activity Diagram untuk CF

Gambar 4.6 Activity Diagram CF

Di activity diagram ini dimulai dari sebuah konsultasi yang, bermula dari user masuk ke konsultasi. User akan mengisi daftar yang terdiri dari nama, alamat, umur dan pekerjaan. Setelah user berhasil masuk, maka user akan di berikan pertanyaan konsultasi yang terdapat pengisian yang terdiri dari input nilai kepastian. Apbila user memilih ya, maka dia akan masuk ke pengisian form selanjutnya yang diantara form tersebut terdapat nilai kepastian. Setelah user selesai menginput semua maka akan di tampilkan hasil dari input nilai kepastian dan hasil analisa penyakit.

(45)

4.3.4.3 Activity Diagram untuk login admin

Activity diagram ini di include oleh use case lainnya. Use case ini menjaga sistem supaya aman dari orang-orang yang tidak berhak mengakses data yang ada pada sistem. Dengan kata lain login menjadi kunci bisa atau tidaknya seseorang untuk memasuki sistem ini. Berikut gambar activity diagram untuk use case login admin :

Gambar 4.7 Activity Diagram untuk login admin

4.4. Representasi Pengetahuan

Representasi pengetahuan merupakan tahapan lebih lanjut setelah pengetahuan diakuisis dari pakar maupun dari sumber sumber lainya. Tujuan Representasi Pengetahuan adalah membuat suatu struktur yang dapat digunakan untuk membantu

(46)

direpresentasikan ke dalam format tertentu dan akan dihimpun ke dalam suatu basis pengetahuan.

Sedangkan rule base adalah aturan logika untuk menterjemahkan representasi pengetahuan (knowledge base) dalam bentuk kaidah-kaidah. Adapun tabel permasalahan dan analisa adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2 Tabel rule base

Penyakit Gejala

P001

Ginggivitis Ulseratif Nekrosis Akut

G001 = Bau Mulut

G002 = Gusi bengkak merah dan berdarah

G005 = Gingival berkaratin, gaung luka diantara gigi dan gusi

G006 = Pembesaran Limfonodi di kepala, leher atau rahang G007 = Demam G047 = Nyeri gusi P002 Trench Mouth G001 = Bau mulut G003 = Gelisah G004 = Kelelahan G007 = Demam

G008 = Gusi mudah berdarah

G009 = Kelenjar getah bening di bawah rahang sering kali membengkak

G010 = Mengunyah dan menelan makanan menyebabkan rasa nyeri

G024 = Ujung-ujung gusi yang terletak di antara dua gigi mengalami pengikisan

P003

Candidiasis Oral

G015 = Pecah-pecah dan kemerahan pada sudut mulut

G025 = Muncul bintik kuning , putih atau krem di dalam mulut

(47)

G028 = Sedikit pendarahan apabila lesi tergores G040 = Lesi menyerupai keju

G041 = Di dalam mulut seperti terdapat kapas G012 = Kehilangan selera makan

P004

Abses Periodental

G013 = Pembekakan pada gusi G014 = Sakit saat membuka mulut

G019 = Mengunyah akan menimbulkan rasa sakit G044 = Munculnya nanah

G045 = Susah mengunyah makanan

P005 Glossitis

G016 = Peradangan pada lidah G018 = Permukaan ludah yang halus G020 = Lidah berwarna merah dan putih G021 = Alergi pada pasta gigi dan obat kumur G023 = Kesulitan mengunyah, menelan dan berbicara

G045 = Susah mengunyah makanan

P006

Abses Periapikal

G007 = Demam

G010 = Mengunyah dan menelan makanan menyebabkan rasa nyeri

G017 = Pembekalan kelenjar getah bening di leher G022 = Gigi terasa sakit

(48)

P007

Herpes Labialis

G012 = Kehilangan selera makan G014 = Sakit saat membuka mulut G026 = Kulit terkelupas

G029 = Timbulnya kerak yang berlebihan G039 = Kesemutan pada wilayah bibir

G042 = Rasa gatal dan iritasi pada daerah bibir dan mulut

G043 = Rasa sakit dan nyeri pada bibir dan mulut G046 = luka kecil (lecet) pada bibir dan mulut

P008

Herpes Zoster

G012 = Kehilangan selera makan

G030 = Tubuh merasa meriang. Pening, dan pegal-pegal

G037= Sakit dan bercak gatal di kulit trigeminal, vesikel unilateral, dan ulser mulut.

P009

Stomatitis Angularis

G031 = Merintis kecil G032 = Bibir terasa kering G036 = Perih sekitar di luka

G038 = fisur eritemotosis simetris pada kulit commisura

G042 = Rasa gatal dan iritasi pada daerah bibir dan mulut

P010

Gingivostomatitis

G001 = Bau mulut G007 = Demam

G012 = Kehilangan selera makan

G033 = Luka kecil sekitar (1-5 milimeter diameter) G034 = Gusi berwarna merah terang

G035 = Banyak luka terbuka berwarna putih dan kuning

(49)

4.5. Desain Database

4.5.1 Desain Tabel Penyakit

Kunci Utama(*) : Kd_penyakit

Fungsi : Untuk menyimpan nama penyakit, definisi, solusi, certainty factor dan gambar.

Tabel 4.3 Tabel Database Penyakit

No Field Tipe Panjang Keteranga

1 Kd_penyakit Char 4 KU 2 Nm_penyakit Vanchar 60 - 3 Definisi Text - - 4 Solusi Text - - 5 Cf_penyakit Double - - 6 Nama_file Vanchar 100 -

Sumber : Data yang diolah

4.5.2 Desain Tabel Gejala

Kunci Utama(*) : Kd_gejala

Fungsi : Untuk menyimpan data gejala.

Tabel 4.4 Tabel Gejala

No Field Tipe Panjang Keterangan

1 Kd_gejala Char 4 KU

2 Nm_gejala Vanchar 100 -

Sumber : Data yang diolah

4.5.3 Desain Tabel Hasil Analisa

Kunci Utama(*) : Id

Fungsi : Untuk hasil analisa pada saat konsultasi.

Tabel 4.5 Hasil Analisa

No Field Tipe Panjang Keterangan

1 Id Integer 4 KU

2 Nama Vanchar 60 -

(50)

4 Alamat Vanchar 100 -

5 Pekerjaan Vanchar 60 -

6 Kd_penyakit Char 4 -

7 Noip Vanchar 60 -

8 Tanggal Datetime - -

Sumber : Data yang diolah

4.5.4 Desain Tabel Pakar

Kunci Utama(*) : -

Fungsi : Untuk data Pakar atau masuk login.

Tabel 4.6 Tabel Pakar

No Field Tipe Panjang Keterangan

1 UserID Vanchar 20 -

2 PassID Char 16 -

Sumber : Data yang diolah

4.5.5 Desain Tabel Relasi

Kunci Utama(*) : -

Fungsi : Untuk merelasikan penyakit dengan gejala-gejala penyakit.

Tabel 4.7 Tabel Relasi

No Field Tipe Panjang Keterangan

1 Kd_penyakit Char 4 -

2 Kd_gejala Char 4 -

Sumber : Data yang diolah

4.5.6 Desain Tabel Tmp_penyakit

Kunci Utama(*) : -

Fungsi : Untuk penyimpanan sementara penyakit.

Tabel 4.8 Tabel tmp_penyakit

No Field Tipe Panjang Keterangan

1 Noip Vanchar 60 -

2 Kd_penyakit Char 4 -

(51)

4.5.7 Desain Tabel Tmp_gejala

Kunci Utama(*) : -

Fungsi : Untuk penyimpanan sementara gejala.

Tabel 4.9 Tabel tmp_gejala

No Field Tipe Panjang Keterangan

1 Noip Vanchar 60 -

2 Kd_gejala Char 4 -

3 Cf_penyakit Double - -

Sumber : Data yang diolah

4.5.8 Desain Tabel Tmp_analisa

Kunci Utama(*) : -

Fungsi : Untuk penyimpanan sementara gejala.

Tabel 4.10 Tabel tmp_analisa

No Field Tipe Panjang Keterangan

1 Noip Vanchar 60 -

2 Kd_penyakit Char 4 -

3 Kd_gejala Char 4 -

Sumber : Data yang diolah

4.5.9 Desain Tabel Tmp_pasien

Kunci Utama(*) : Id

Fungsi : Untuk penyimpanan sementara daftar pasien.

Tabel 4.11 Tabel tmp_pasien

No Field Tipe Panjang Keterangan

1 Id Interger 4 KU 2 Nama Vanchar 60 - 3 Umur Integer 2 - 4 Alamat Vanchar 100 - 5 Pekerjaan Vanchar 60 - 6 Noip Vanchar 60 - 7 Tanggal datetime -

(52)

4.6. Desain Sistem

Pada bagian ini akan dijelaskan tampilan-tampilan yang ada pada Sistem Pakar Infeksi Gigi dan Mulut yang terbangun di dalam sistem tersebut.

4.6.1 Halaman Menu Program User 4.6.1.1 Halaman Menu User

Gambar 4.8 Halaman User

Pada halaman home user, berisikan tentang halaman utama atau halaman awal pada sistem. Terutama halaman utama yang digunakan oleh user, pada halaman home user ini terdapat 3 bagian yaitu bagian header yang berisi gambar logo penampang sistem pakar, menu yang berisikan link-link menuju ke halaman yang akan kita tuju, dan footer berisikan link untuk pakar masuk ke dalam halaman home pakar. Pada content halaman home menjelaskan sedikit tentang pengertian tentang gigi dan mulut.

(53)

4.6.1.2 Halaman Daftar Penyakit

Gambar 4.9 Halaman Daftar Penyakit

Halaman daftar penyakit menampilkan daftar-daftar penyakit infeksi gigi dan mulut. Setelah menampilkan semua daftarnya kita juga bisa melihat gejala-gejala yang mengakibatkan dari penyakit infeksi gigi dan mulut tersebut.

Gambar

Gambar 2.1 Arsitektur Sistem Pakar
Gambar 2.2  Metode Forward Chaining
Gambar 3.1 : Pengembangan Sistem Dengan Waterfall Approach  Sumber : Aji Supriyanto, 2007
Tabel 4.1 Penjelasan Use Case Diagram  Aktor  Input  Nama Use case  Deskripsi Use Case
+7

Referensi

Dokumen terkait

Gamers rata-rata berumur antara 20 sampai 22 tahun ke atas dan tinggal indekos di sekitar lingkungan kampus yang mendukung hipotesa penelitian mengenai interaksi sosial

Secara tegas, dinyatakan bahwa leksem yang termasuk dalam sebuah medan memiliki komponen makna bersama sebagai pembentuk satuan medan serta membedakan dari medan

dialami Responden. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara pada responden di sebelah timur, 43,82 % responden yang merasa terganggu pada saat sedang

Modjopanggoong maka perlu menghitung biaya pemesanan (Ordering Cost), Biaya penyimpanan (Carrying Cost), dan Total biaya (Total cost), Sedangkan untuk menghitung

Kegiatan yang telah dilakukan akan mengantarkan Anda untuk mempelajari fungsi permintaan dan penawaran serta harga keseimbangan pasar.. FUNGSI PERMINTAAN DAN

Sesuai dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris pengaruh struktur

Kanker dini sering kali tidak !e!#erikan keluhan spesi(ik atau !enun'ukan tanda sela!a #e#erapa tahun. U!u!n$a penderita !erasa sehat& tidak n$eri dan tidak terganggu

• Untuk mendapatkan akurasi yang lebih tinggi, diperlukan penggabungan teknologi pengolahan citra dengan NIR (Near Infra Red) untuk membangkitkan input parameternya,