• Tidak ada hasil yang ditemukan

CHAPTER 6. INNER PRODUCT SPACE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "CHAPTER 6. INNER PRODUCT SPACE"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

CHAPTER 6.

INNER PRODUCT SPACE

• Inner Products

• Angle and Orthogonality in Inner Product Spaces

• Orthonormal Bases; Gram-Schmidt Process;

QR-Decomposition

• Best Approximation; Least Squares

• Orthogonal Matrices; Change of Basis

(2)

6.3. Basis Orthogonal Proses Gram-Schmidt;

Dekomposisi QR

(3)

Basis Orthogonal dan Orthonormal

• Suatu himpunan vektor dalam ruang hasil kali dalam disebut himpunan ortogonal jika semua pasangan vektor-vektor

yang berbeda dalam himpunan tersebut ortogonal.

• Suatu himpunan ortogonal dimana setiap vektor mempunyai norma 1 disebut orthonormal.

Dua vektor u dan v dalam suatu hasil kali dalam disebut ortogonal jika u, v = 0.

Himpunan W = { v

1

, v

2

, … , v

n

} adalah ortonormal jika:

v

i,

v

j

= <v

i

, v

j

> =

0, jika i ≠ j

1, jika i = j

(4)

Basis Orthogonal dan Orthonormal

Contoh:

• Jika u

1

= (0, 1, 0), u

2

= (1, 0, 1), u

3

= (1, 0, -1) dan R

3

mempunyai hasil kali dalam Euclidean, maka himpunan vektor- vektor S = {u

1

, u

2

, u

3

} adalah ortogonal karena :

u

1

, u

2

= u

1

, u

3

= u

2

, u

3

= 0.

u1, u2 = 0.1+1.0+0.1 = 0

u1, u3 = 0.1 + 1.0 + 0.(-1) = 0 u2, u3 = 1.1 + 0.0 + 1.(-1) = 0

(5)

Matriks Orthogonal

• Himpunan ortogonal dalam R

n 

Matriks diagonal.

Kolom-kolom matriks Q

mxn

membentuk himpunan yang ortonormal jika dan hanya jika Q

T

Q = I

n

.

Matriks A

nxn

yang kolom-kolomnya membentuk himpunan yang ortonormal disebut matriks ortogonal.

Matriks A

nxn

adalah matriks ortogonal jika dan hanya jika Q

-1

=Q

T

(atau dengan kata lain Q

T

Q=QQ

T

=I

n

)

Q-1=QT QTQ = QQT= In

(6)

Matriks Orthogonal

Tunjukkan bahwa matriks berikut merupakan matriks ortogonal:

(7)

Normalisasi Vektor tak- nol

Jika v adalah vektor tak nol dalam suatu ruang hasil kali dalam, maka mempunyai norma 1, karena;

• Proses mengalikan suatu vektor tak-nol v dengan kebalikan panjangnya untuk mendapatkan suatu vektor bernorma 1 disebut menormalkan v.

Suatu himpunan vektor-vektor yang orthogonal bisa selalu

diubah menjadi suatu himpunan ortonormal dengan

menormalkan masing-masing vektornya.

(8)

Contoh Menormalkan Vektor Tak-Nol

Jika u

1

= (0, 1, 0), u

2

= (1, 0, 1), u

3

= (1, 0, -1)

• Norma Euclidean :

Normalisasi u

1

, u

2

, and u

3

:

Himpunan S = { v

1

, v

2

, v

3

} orthonormal dimana:

1

1,

2

2,

3

2

u u u

2 ) , 1

0 2 , ( 1 2 ),

, 1 0 2 , ( 1 ),

0 , 1 , 0 (

3 3 3

2 2 2

1 1

1

u

v u u

v u u

v u

(9)

Koordinat Relatif Terhadap Basis Ortogonal

Basis Orthogonal  basis yang terdiri dari vektor- vektor orthogonal.

Ruang Hasil Kali Dalam

Basis Ortonormal  basis yang berisi vektor-vektor ortonormal

Contoh: basis standard untuk R3 dengan hasil kali dalam Euclidean : I = (1,0,0); j = (0,1,0); k = (0,0,1)

Secara umum, basis standard hasil kali dalam Euclidean R

n

:

e

1

= (1,0,0,.., n); e

2

= (0, 1,0,…,n); ….. ; e

n

= (0,0,0,…, 1)

(10)

Koordinat Relatif Terhadap Basis Ortonormal

Teorema:

Jika S= {v

1

, v

2

,… , v

n

} adalah suatu basis ortonormal untuk suatu ruang hasil kali dalam V, dan u adalah sebarang vektor dalam V, maka

u = u, v

1

v

1

+ u, v

2

v

2

+ · · · + u, v

n

v

n

u, v

1

, u, v

2

, … , u, v

n

 koordinat-koordinat dari u relatif terhadap basis

ortonormal S = {v

1

, v

2

, …, v

n

}

(u)

S

= ( u, v

1

, u, v

2

, … , u, v

n

)  vektor koordinat dari

u relatif terhadap basis ini.

(11)

Contoh

Jika v

1

= (0, 1, 0), v

2

= (-4/5, 0, 3/5), v

3

= (3/5, 0, 4/5), buktikan bahwa S = {v

1

, v

2

, v

3

} adalah suatu basis

ortonormal untuk R

3

dengan hasil kali dalam Euclidean.

Nyatakan vektor u = (1, 1, 1) sebagai kombinasi linier dari vektor-vektor dalam S dan cari vektor koordinat (u)

s

.

Jawab:

u, v

1

= 1, u, v

2

= -1/5, u, v

3

= 7/5

u = v

1

– 1/5 v

2

+ 7/5 v

3

 Vektor koordinat u relatif terhadap S

(u)

s

=( u, v

1

, u, v

2

, u, v

3

) = (1, -1/5, 7/5)

ortonormal

(12)

Basis Orthonormal

Jika S adalah suatu basis ortonormal untuk suatu ruang hasil kali dalam berdimensi –n dan jika (u)

s

= ( u

1

, u

2

, …, u

n

) dan

(v)

s

= ( v

1

, v

2

, …, v

n

) maka:

n n

n n

n

v u v

u v

u

v u

v u

v u

d

u u

u

2 2 1

1

2 2

2 2

2 1 1

2 2

2 2

1

,

) (

) (

) (

) , (

v u

v

u

u

(13)

Basis Orthonormal

Contoh:

Diketahui v

1

= (0, 1, 0), v

2

= (-4/5, 0, 3/5), v

3

= (3/5, 0, 4/5), dan S = {v

1

, v

2

, v

3

} adalah suatu basis ortonormal untuk R

3

dengan hasil kali dalam Euclidean. Vektor u = (1, 1, 1) merupakan kombinasi linier dari vektor-vektor dalam S dan vektor koordinat (u)

s

=( u, v

1

, u, v

2

,

u, v

3

) = (1, -1/5, 7/5)

Maka norma vektor u = (1,1,1) adalah :

Norma u juga bisa dihitung berdasarkan vektor koordinat

(u)

s

= (1, -1/5, 7/5)

(14)

Kombinasi Linier Vektor dalam Basis Ortogonal S

Jika S = {v

1

, v

2

, …, v

n

} adalah suatu basis ortogonal untuk suatu ruang vektor V, maka menormalkan masing-masing vektor ini menghasilkan basis ortonormal:

Jika u sebarang vektor dari V berlaku:

atau

Rumus ini menyatakan u sebagai kombinasi linier dari vektor- vektor dalam basis ortogonal S.

n

S

n

v v v

v v

v , , , '

2 2 1

1

n n n

n

v v v

u v v

v v

u v v

v v

u v

u , , ,

2 2 2

2 1

1 1

1

n n

n

v

v v v u

v v v u

v v

u u

2 2 2

2 2 2 1

1

1

, ,

, 

(15)

Orthonormal Basis

Jika S = {v

1

, v

2

, …, v

n

} adalah suatu himpunan vektor-vektor

tak nol yang ortogonal dalam suatu ruang hasil kali dalam,

maka S bebas linier

(16)

Proyeksi Ortogonal

Dalam R

2

atau R

3

dengan hasil kali dalam Euclidean, secara geometris, jika W adalah suatu garis atau bidang yang melalui titik asal, maka setiap vektor u dalam ruang tersebut dinyatakan sebagai:

u = w

1

+ w

2

dimana w

1

berada dalam W dan w

2

tegak lurus terhadap W (W ).

w

1

proyeksi ortogonal u pada W  proy

w

u

w

2

komponen u yang ortogonal terhadap W  proy

w

u

(17)

Proyeksi Ortogonal

w

1

proyeksi ortogonal u pada W  proy

w

u

w

2

komponen u yang ortogonal terhadap W  proy

w

u

Karena w

2

= u – w

1

u = proy

w

u + (u – proy

w

u)

(18)

Basis Orthonormal

Anggap W adalah suatu sub-ruang berdimensi terhingga dari suatu ruang hasil kali dalam V.

a. Jika {v

1

, …, v

r

} adalah suatu basis orthonormal untuk W dan u adalah sebarang vektor dalam V, maka

proj

w

u = u,v

1

v

1

+ u,v

2

v

2

+ + u,v

r

v

r

b. Jika {v

1

, …, v

r

} adalah suatu basis ortogonal untuk W dan u adalah sebarang vektor dalam V, maka

r r

r

v

v v v u

v v v u

v v u u

W 2 2 2

2 2 2 1

1

1

, ,

proj , 

(19)

Contoh

Jika R

3

memiliki hasil kali dalam Euclidean, dan anggap W adalah sub ruang yang terentang oleh vektor-vektor ortonormal v

1

= (0, 1, 0) dan v

2

= (-4/5, 0, 3/5) maka :

Proyeksi ortogonal u = (1, 1, 1) pada W adalah

Komponen u ortogonal terhadap W adalah:

(20)

Basis Ortogonal dan Ortonormal

Teori

Setiap ruang hasil kali dalam tak-nol berdimensi terhingga mempunyai suatu basis ortonormal.

Proses mengubah suatu basis sebarang menjadi suatu basis

ortonormal disebut Proses Gram-Schmidt

(21)

Proses Gram-Schmidt

Misal V adalah sebarang ruang hasil kali dalam tak-nol berdimensi terhingga , {u

1

, u

2

, …, u

n

} adalah sebarang basis untuk V.

Untuk menghasilkan suatu basis ortogonal {v

1

, v

2

, …, v

n

} untuk V dilakukan proses Gram Schmidt berikut:

Langkah 1:

Anggap v

1

= u

1

Langkah 2:

Hitung v

2

ortogonal v

1

dengan menghitung komponen u

2

yang ortogonal terhadap ruang

W

1

yang terentang v

1

:

(22)

Proses Gram-Schmidt

Langkah 3 :

Susun vektor v

3

yang ortogonal terhadap v

1

dan v

2

, dengan menghitung komponen u

1

yang ortogonal terhadap ruang W

2

yang terentang oleh v

1

dan v

2

.

Langkah 4:

Untuk menentukan vektor v

4

yang ortogonal terhadap v

1

, v

2

dan v

3

, hitung komponen u

4

yang ortogonal terhadap ruang W

3

yang terentang oleh v

1

, v

2

dan v

3

.

Vektor-vektor basis ortogonal  dinormalkan

basis ortonormal V

(23)

Contoh Proses Gram-Schmidt

Tinjau ruang vektor R

3

dengan hasil kali dalam Euclidean.

Terapkan proses Gram Schmidt untuk mengubah vektor-vektor basis u

1

= (1, 1, 1), u

2

= (0, 1, 1), u

3

= (0, 0, 1)

Menjadi suatu basis ortogonal {v

1

, v

2

, v

3

}; kemudian normalkan vektor basis ortogonal tersebut untuk mendapatkan suatu basis ortonormal {q

1

, q

2

, q

3

}.

Jawab :

Step 1: Anggap v

1

= u

1

v

1

= u

1

= (1, 1, 1) Step 2: Anggap v

2

= u

2

– proj

W1

u

2

.

(24)

• Step 3: Anggap v

3

= u

3

– proj

W2

u

3

.,

Jadi v

1

= (1, 1, 1), v

2

= (-2/3, 1/3, 1/3), v

3

= (0, -1/2, 1/2) membentuk suatu basis ortogonal untuk R

3

. Norma

vektor-vektor ini adalah:

Sehingga basis ortonormal untuk R

3

adalah:

u1 = (1, 1, 1), u2 = (0, 1, 1), u3 = (0,0, 1)

(25)

Dekomposisi QR

Jika A adalah suatu matriks nxn dengan vektor-vektor kolom yang bebas secara linier, maka A bisa difaktorkan sebagai :

A = QR

Q matriks m n dengan vektor-vektor kolom yang ortonormal, dimana Q

T

Q = I

R  matriks segitiga atas nxn yang dapat dibalik.

Jika Q

T

Q = I, maka : Q

T

A = Q

T

QR

Q

T

A = R = IR

(26)

Dekomposisi QR

(27)

Example : QR-Decomposition of a 3 3 Matrix Carilah dekomposisi QR dari

Jawab :

• Vektor-vektor kolom A adalah:

• Dengan menerapkan proses Gram-Scmidht dengan rangkaian normalisasi seperti contoh sebelumnya didapat:

1 0 0 1 1 0 1 1 1 A

1 2 3

1/ 3 2 / 6 0

1/ 3 , 1/ 6 , 1/ 2

1/ 3 1/ 6 1/ 2

q q q

Q

(28)

R matriks 

Dekomposisi QR dari A

:

(29)

2012/5/2 Elementary Linear Algebra 29

Change of Basis 6.5.

Orthogonal Matrices

(30)

30

Matriks-matriks Orthogonal

Definisi:

Suatu matriks bujursangkar A dengan sifat A-1 = AT Disebut sebagai matriks ortogonal, dimana;

AAT = ATA = I

(31)

Matriks-matriks Orthogonal

Matriks adalah ortogonal dimana terbukti A

T

A = 1, maka

vektor baris dan vektor kolomnya membentuk himpunan ortogonal.

Matriks adalah matriks ortogonal, karena;

AAT = ATA = I

(32)

Sifat Dasar Matriks-matriks Orthogonal

Teorema:

1. Invers dari suatu matriks ortogonal adalah ortogonal.

2. Hasil kali matriks-matriks ortogonal adalah ortogonal.

3. Jika A ortogonal, maka det(A) = 1 atau det(A) = -1 Teorema:

Untuk suatu matriks A

nxn

:

• A ortogonal

• Vektor-vektor baris dari A membentuk suatu himpunan ortonormal pada R

n

dengan hasil kali dalam Euclidean.

• Vektor-vektor kolom dari A membentuk suatu himpunan

ortonormal pada R

n

dengan hasil kali dalam Euclidean.

(33)

Matriks Orthogonal Sebagai Operator Linear

Teorema:

Jika A adalah matriks nxn, maka pernyataan berikut ekuivalen:

• A ortogonal.

• untuk semua x pada R

n

.

• Ax. Ay = x. y untuk semua x dan y pada R

n

.

(34)

Perubahan Basis

(35)

Jika S= {v

1

, v

2

,…, v

n

} adalah suatu basis untuk suatu ruang vektor V, maka setiap vektor v dalam V dapat dinyatakan sebagai suatu kombinasi linear dari vektor-vektor basis:

v = k

1

v

1

+ k

2

v

2

+… + k

n

v

n

k

1

,k

2

, …, k

n

koordinat v relatif terhadap S, dan vektor : v

s =

(k

1

, k

2

,…k

n

)  vektor koordinat v relatif terhadap S.

Matriks koordinat v relatif terhadap S.

Matriks Koordinat

Matriks koordinat v relatif terhadap S dinyatakan oleh [v]

s

adalah

matriks berukuran nx1 yang didefinisikan sebagai:

(36)

Matriks Koordinat Ortonormal

Teorema:

Jika S= {v

1

, v

2

,… , v

n

} adalah suatu basis ortonormal untuk suatu ruang hasil kali dalam V, dan u adalah sebarang vektor dalam V, maka

u = u, v

1

v

1

+ u, v

2

v

2

+ · · · + u, v

n

v

n

u, v

1

, u, v

2

, … , u, v

n

 koordinat-koordinat dari u relatif

terhadap basis ortonormal S = {v

1

, v

2

, …, v

n

}

(u)

S

= ( u, v

1

, u, v

2

, … , u, v

n

)  vektor koordinat dari u relatif terhadap basis ini.

Matriks koordinat v relatif terhadap S.

(37)

Contoh Matriks Koordinat

(38)

Masalah Perubahan Basis

Jika kita merubah basis untuk suatu ruang vektor V dari

old basis B to some new basis B’ , bagaimana matriks koordinat lama [v]B

dari

vektor v dikaitkan dengan matriks koordinat baru [v]

B’

?

(39)

Masalah Perubahan Basis

matriks koordinat lama [v]

B

matriks koordinat baru [v]

B’

Persamaan ini menyatakan bahwa matriks koordinat lama

[v]B

dihasilkan jika kita mengalikan dari kiri matriks koordinat baru

[v]

B’

dengan matriks:

(40)

Solution of the Change-of-Basis Problem

Jika kita mengubah basis untuk suatu ruang vektor V dari suatu basis lama B = ( b

1

, b

2

,…, b

n

) menjadi suatu basis B’ = ( b’

1

, b’

2

,…, b’

n

) , maka matriks koordinat lama

[v]B

dari suatu vektor v dihubungkan dengan matriks koordinat baru [v]

B’

dari suatu vektor v yang sama dengan persamaan:

Dimana kolom-kolom dari P adalah matriks –matriks koordinat dari vektor-vektor basis baru relatif terhadap basis lama, yaitu vektor- vektor kolom dari P adalah ;

Matriks P disebut matriks transisi dari B’ ke B, dinyatakan dalam

bentuk vektor-vektor kolomnya sebagai ;

(41)

Example

Consider the bases and for R2, where

(a) Find the transition matrix from B’ to B (b) Use to find [v]B if

Solution (a)

First we must find the coordinate vectors for the new basis vectors u’1 and u’2 relative to the old basis B.

Solution (b)

(42)

Jika P adalah matriks transisi dari suatu basis ortonormal ke basis ortonormal lainnya untuk suatu ruang hasil kali dalam, maka P adalah suatu matriks ortogonal, yaitu :

P

-1

= P

T

Matriks Transisi

Jika P adalah matriks transisi dari suatu basis B’ ke suatu basis B,

maka untuk setiap vektor v berlaku:

(43)

Penerapan Pada Rotasi Sumbu Koordinat

Sumbu koordinat x’ dan y’ didapat dengan merotasi sumbu xy berlawanan jarum jam terhadap titik asal dengan sudut θ.

Q

(x,y) (x’ ,y’) B = (u1, u2)

B’ = (u1’, u2’)

P = transisi dari B’ ke B.

(44)

Rotasi Sumbu Koordinat

Komponen u1’ pada basis lama:

1. cos θ 2. sin θ

Komponen u2’ pada basis lama:

1. cos (θ+ π/2) = -sin θ 2. sin (θ+ π/2) = cosθ

Didapat P matriks ortogonal

(45)

P-1 = PT

Misal sumbu sumbu tersebut dirotasikan dengan θ = π/4, maka;

Jika (x, y) = (2, -1), maka koordinat baru dari Q:

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Electronic Word of Mouth terhadap Purchase Intention dengan Information

Tombol MENU Anda dapat menghapus gambar yang sedang ditampilkan dengan [Menghapus Satu Gambar] dan menghapus semua gambar dalam kisaran tanggal yang dipilih atau memori internal

Menimbang, bahwa terhadap dalil-dalil gugatan Penggugat, kedua saksi Penggugat tersebut saling bersesuaian keterangannya pada intinya dapat mendukung

Tabel 2.4 Ringkasan Penelitian Terdahulu N o Peneliti/ Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian 1 Joko Pramono (2014) Analisis Rasio

Anda juga terkenal dengan baik tentu saja yang terbuat dari ranca upas ciwidey ada tarif bumi perkemahan ranca upas ciwidey bandung yang sangat alami dengan berbagai tarif yang

menjadi simbol yang mampu menggambarkan ekspresi dan bahasa keindahan yang ingin dihasilkan dalam seni fotografi. Air menjadi unsur penting dalam karya ini, air

Homogenitas bubuk-bubuk padatan dengan proses sol-gel dipengaruhi oleh perbandingan komposisi senyawa pembentuknya dalam larutan (keadaan sol), sehingga pada sintesa

Načelo razlike predvideva razdeljenost nekaterih primarnih socialnih dobrin v korist najbolj deprivilegiranih, tako da ne kaznuje privilegiranih zaradi izhodiščnih